SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG."

Transkripsi

1 SALURAN DISTRIBUSI PRODUK SUSU SAPI MURNI DI PETERNAKAN SAPI PERAH KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG Eldi Hidayat 1 Regia Indah Kemala Sari 2 Abstrak Hijau adalah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi perah dengan menghasilkan produk yaitu susu sapi murni. Dalam memasarkan produknya Hijau menerapkan dua saluran distribusi yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan perusahaan, karena menjadi unsur penggerak produk yang dihasilkan perusahaan menuju konsumen. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah (1) Mengetahui saluran distribusi yang diterapkan Hijau dalam memasarkan produk susu sapi murni, (2) Mengetahui permasalahan dalam saluran distribusi yang diterapkan Hijau dalam memasarkan produk susu sapi murni. Ruang lingkup meliputi saluran distribusi (langsung dan tidak langsung) dengan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi pustaka. Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam melakukan proses pemasaran susu sapi murni melalui saluran distribusi langsung yaitu konsumen sendiri secara langsung mengunjungi tempat produksi dan pemasaran melalui toko/outlet berupa Lapau Susu Kallaine. Pemasaran melalui saluran distribusi tidak langsung menggunakan jasa dari pedagang pengecer. Penerapan distribusi ini digunakan agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen, sehingga kebutuhan konsumen akan susu sapi murni cepat terpenuhi. Keywords : Saluran distribusi, susu sapi murni, Hijau 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pertanian NBP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2. Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

2 a. Latar Belakang PENDAHULUAN Usaha dan pengembangan peternakan saat ini menunjukkan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian di Indonesia. Salah satu usaha yang potensial untuk dikembangkan dalam bidang peternakan adalah usaha ternak perah. Ternak perah merupakan ternak yang mempunyai fungsi prinsip sebagai penghasil susu. Salah satu jenis dari ternak perah yang ada adalah sapi perah. Menurut Syarif dan Harianto (2011) sapi perah merupakan hewan ternak terpenting dan andalan sebagai sumber daging, susu, dan kulit karna mampu menutupi kebutuhan 45-55% daging, 95% susu, dan 85% kebutuhan kulit dunia. Sapi perah merupakan ternak penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya dan sangat besar kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan konsumsi bagi manusia. Lebih lanjut Syarif dan Harianto (2011), menambahkan bahwa konsumsi susu sapi segar cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan gaya hidup masyarakat yang mulai beralih ke pola hidup sehat. Sapi perah sebagai penghasil susu segar dan dipelihara khusus untuk diambil produksi susunya karena susu merupakan bahan makanan yang mempunyai kandungan gizi cukup seperti protein, lemak, karbohidrat yang seimbang, serta mengandung banyak vitamin dan mineral. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2013) diketahui bahwa konsumsi susu nasional mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, dimana pada tahun 2012 konsumsi susu nasional sebesar 3,1 juta ton meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 2011 sebanyak 2,9 juta ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Dengan meningkatnya konsumsi susu segar, otomatis akan menumbuhkan dan membesarkan usaha 2 Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017 peternakan sapi perah. Sehingga hal demikian juga membuka peluang usaha terutama bagi wilayah - wilayah yang potensial sebagai usaha peternakan sapi perah di Indonesia. Salah satu wilayah yang saat ini dalam pengembangan peternakan sapi perah adalah wilayah Sumatera Barat. Kota Padang Panjang merupakan salah satu daerah sentra pengembangan ternak sapi perah di propinsi Sumatera Barat. Lebih lanjut menurut data BPS pada tahun 2015 diketahui jumlah populasi sapi perah di kota Padang Panjang mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2015 yaitu dari 343 ekor menjadi 406 ekor, untuk produksi susu sapi di kota Padang Panjang yaitu liter. Berdasarkan peningkatan jumlah populasi ternak sapi perah tersebut mengindikasikan bahwa terdapat potensi dalam pengembangan usaha sapi perah di kota Padang Panjang. Makmur Hijau, yang terletak di daerah Kebun Sikolos, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi perah dengan produk yaitu susu sapi murni, yoghurt, ice cream, dan susu pasteurisasi. Dalam memasarkan produknya Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau menerapkan dua saluran distribusi yaitu saluran distribusi langsung dengan produk yaitu susu sapi murni dan produk olahan seperti ice cream, yoghurt, susu pasteurisasi dan saluran distribusi tidak langsung untuk produk susu sapi murni. Saluran distribusi langsung dilakukan dengan memasarkan dari produsen ke konsumen, sedangkan saluran tidak langsung dilakukan dari produsen ke pedagang pengecer. Saluran distribusi adalah lembaga lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan / menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Distributor distributor bekerja secara aktif untuk mengusahakan perpindahan bukan hanya

3 secara fisik tetapi dalam arti agar barang barang dapat dibeli oleh konsumen. Saluran distribusi merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan perusahaan, karena menjadi unsur penggerak produk yang dihasilkan perusahaan menuju konsumen. Adanya saluran distribusi yang baik maka penyebaran produk serta jangkauan ke daerah pemasaran semakin luas. Semakin baiknya saluran distribusi yang digunakan oleh produsen terhadap konsumen, maka akan semakin banyak konsumen yang dapat direbut (Kotler, 2007). Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat Laporan Tugas Akhir dengan judul yaitu Saluran Distribusi Produk Susu Sapi Murni di Peternakan Sapi Perah Hijau Padang Panjang. b. Tujuan 1. Mengetahui saluran distribusi yang diterapkan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam memasarkan produk susu sapi murni. 2. Mengetahui permasalahan dalam saluran distribusi yang diterapkan Makmur Hijau dalam memasarkan produk susu sapi murni. METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan kegiatan PKPM pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2016 dengan tempat pelaksanaan di Peternakan Sapi Perah Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau, Jl. Anas Karim No. 024, Kebun Sikolos, Kec. Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang, Propinsi Sumatera Barat. 3 Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017 b. Ruang Lingkup Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini penulis membatasi pembahasan pada usaha dari salah satu anggota Hijau yaitu bapak Rafles. Untuk pembahasan selanjutnya Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau yang dimaksut dalam laporan ini ditujukan pada usaha yang dijalankan oleh bapak Rafles. Adapun ruang lingkup yang dibahas mengenai saluran distribusi susu sapi murni (langsung dan tidak langsung) yang dihasilkan oleh usaha Peternakan Sapi Perah Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau. c. Data dan Sumber Data Data yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui terjun langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara terhadap pimpinan perusahaan atau pembimbing lapang dan karyawan KTT. Lembah Makmur Hijau dalam memasarkan atau pendistribusian susu sapi murni yang dilakukan, serta mengenai sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, dan tenaga kerja. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Padang Panjang mengenai jumlah produksi susu sapi, serta studi literatur dari berbagai sumber seperti perpustakaan, internet, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan topik yang diangkat dalam Laporan Tugas Akhir ini. d. Teknik Pengumpulan Data Langkah langkah yang ditempuh untuk teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : 1. Pengamatan (observasi) Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan operasional perusahaan yang

4 berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan Magang Perusahaan guna memperoleh informasi dan pengalaman langsung. 2. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden yang dimaksud dalam kegiatan Magang Perusahaan ini adalah direktur/pemilik, bagian administrasi perusahaan dan karyawan kandang. 3. Studi pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan cara memanfaatkan data pustaka yang tersedia misalnya buku, jurnal dan majalah ilmiah. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Usaha peternakan sapi yang didirikan oleh bapak Rafles berdiri pada tahun 2007 beralamat di Jalan Anas Karim No. 024 Kebun Sikolos, Kec. Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang. Pada awalnya usaha ini mengusahakan sapi potong sebanyak 8 ekor sapi, akan tetapi seiring berjalannya waktu usaha sapi potong ini mengalami banyak kendala, hingga akhirnya bapak Rafles memutuskan untuk berhenti mengembangkan usaha sapi potong. Setelah berhenti dari usaha sapi potong, bapak Rafles berkunjung ketempat sahabatnya di Jawa Barat. Pada waktu itu, bapak Rafles berbincang dengan sahabatnya membahas tentang usaha sapi perah. Bapak Rafles tertarik dengan cerita sahabatnya tersebut, dan ingin mengembangkan usaha sapi perah di Padang Panjang. Pada tahun 2008 bapak Rafles beralih usaha dari peternakan sapi potong menjadi peternakan sapi perah dan pada tahun tersebut bapak Rafles bergabung kedalam kelompok tani yang bernama Hijau. Pada tahun 2008 Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau beranggotakan 24 orang. Pada tahun tersebut, Makmur Hijau mendapat bantuan sapi perah dari Dinas Pertanian sebanyak 42 ekor sapi, (28 ekor sapi dari pusat dan 14 ekor sapi dari daerah). Dari ke-42 ekor sapi tersebut, pemilik mendapat bagian sebanyak 2 ekor sapi perah. Seiring berjalannya waktu, ada kendala yang terjadi dalam Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau tersebut yaitu beberapa anggota kelompok tani mengalami masalah dalam teknis budidaya, sapi perah yang dimiliki terkena penyakit hingga ada yang mati dan sebagian dari anggota kelompok ada yang menjual sapi, hingga saat ini tersisa 2 orang anggota yang masih menggeluti bidang usaha sapi perah ini termasuk salah satunya bapak Rafles. Pada bulan November tahun 2011 bapak Rafles memutuskan untuk mulai mengembangkan usaha sapi perah dengan menambah produk berupa susu olahan. Bapak Rafles mulai mengurus legalitas usaha seperti SIUP dan SITU. Tujuan dari pengurusan legalitas perusahaan tersebut yaitu supaya produk yang dihasilkan sesuai dengan standar dari pemerintah dan mempunyai daya saing di pasaran. Sekarang usaha yang dijalankan oleh pemilik, selain memasarkan susu sapi murni, pemilik juga memproduksi jenis olahan susu seperti :yoghurt, ice cream (rasa coklat, vanila, dan strawberry), susu pasteurisasi murni, dan susu pasteurisasi perisa (rasa melon, coklat, mocca, vanila, pisang ambon, strawberry, dan anggur). Usaha Bapak Rafles telah berhasil mendapatkan Piagam Penghargaan dari Dinas Pertanian dalam acara Anugerah Produk Pertanian Berdaya Saing 2013 dengan kategori Inovasi Produk Peternakan dan Manajemen Bisnis Peternakan. Selain itu, usaha Bapak 4

5 Rafles juga mendapatkan Sertifikat dari Universitas Andalas Padang, Provinsi Sumatera Barat tahun 2012 dalam rangka Fieldtrip Mahasiswa Jurusan Pangan ke Kallaine Cafe. 2. Deskripsi Kegiatan Bisnis a) Deskripsi Produksi Makmur Hijau merupakan sebuah usaha yang bergerak pada bidang peternakan sapi perah dengan menghasilkan produk utama yaitu susu sapi murni. Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau juga memproduksi berbagai jenis susu olahan seperti :yoghurt, ice cream (rasa coklat, vanila, dan strawberry), susu pasteurisasi murni, dan susu pasteurisasi perisa (rasa melon, coklat, mocca, vanila, pisang ambon, strawberry, dan anggur). Namun untuk produk olahan yang dilakukan oleh Hijau hanya optimal pada waktu-waktu tertentu seperti pada saat bulan puasa dan diwaktu produksi susu sapi melimpah. Makmur Hijau memiliki sapi sebanyak 22 ekor, dimana sapi dewasa atau yang diperah sebanyak 10 ekor, sapi bunting 2 ekor, sapi dara 6 ekor, dan pedet 4 ekor. Dapat menghasilkan susu dalam sehari rata-rata 110 liter. a. Pemerahan susu sapi Sebelum melakukan kegiatan pemerahan susu sapi, dilakukan persiapan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk proses pemerahan adalah sebagai berikut : Selang air Kain kecil Ember berukuran 5 liter Ember susu Milk can Saringan Sapi perah Prosedur pemerahan yang dilakukan di Makmur Hijau adalah : 1) Sebelum melakukan pemerahan, baik pada pagi maupun sore hari, sapi dimandikan terlebih dahulu. 2) Sebelum diperah, bagi sapi yang tidak tenang saat diperah, maka ekor sapi diikatkan ke kakinya agar tidak mengenai pemerah atau susu. 3) Setelah itu, ambingnya dilap dengan kain bersih yang sudah dicelupkan ke dalam air bersih. 4) Selanjutnya puting susu sapi yang akan diperah dioleskan mentega agar puting susu tidak lecet saat diperah. Selain ambing, tangan pemerah juga sebaiknya dicuci menggunakan air bersih sebelum melakukan pemerahan. 5) Susu perahan pertama hingga ketiga dibuang untuk membuang bakteri yang terdapat pada saluran puting. 6) Pemerahan dilakukan hingga air susu di dalam ambing habis dengan menggunakan ember susu sebagai wadah untuk menampungnya. 7) Setelah ember susu penuh atau proses pemerahan selesai dilakukan kemudian susu dipindahkan kedalam milk can dengan melakukan penyaringan sekaligus. 8) Setelah pemerahan selesai, ambing dicuci bersih dan dilap menggunakan kain dan hasil pemerahan susu dibawa ke rumah. b. Pengemasan susu sapi Setelah hasil pemerahan susu selesai dikumpulkan maka dilakukan pengemasan susu sapi. Pengemasan untuk susu sapi yang dilakukan pada usaha peternakan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau yaitu menggunakan kemasan plastik. Prosedur pengemasan susu sapi yang dilakukan pada Makmur Hijau adalah sebagai berikut : 1) Persiapan alat dan bahan 2) Susu yang di dalam milk can disaring dan dipindahkan ke dalam teko literan ukuran 5 Liter 3) Kemudian dimasukkan kedam kantong plastik yang berukuran (5 Liter) dan diikat dengan kuat dengan menggunakan karet gelang. 5

6 4) Setelah selesai dikemas, lalu disusun rapi di dalam freezer dan dilakukan perhitungan hasil susu. b) Deskripsi Produk Susu sapi murni yang dihasilkan pada peternakan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau merupakan susu sapi yang diperoleh dari hasil perahan secara higienis dengan kondisi sapi yang selalu terjaga kesehatannya sehingga susu yang dihasilkan merupakan susu yang berkualitas tinggi. Berikut ini adalah berbagai produk yang dihasilkan oleh Hijau yaitu: 1. Susu sapi murni 2. Susu pasteurisasi murni 3. Susu pasteurisasi perisa 4. Yoghurt 5. Ice cream c) Deskripsi Pelanggan Pelanggan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau terdiri dari 2 jenis yaitu pelanggan tetap dan pelanggan tidak tetap. Pelanggan Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau sebagai berikut: 1. Pelanggan Tetap Pelanggan tetap merupakan bentuk kerjasama Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dengan pedagang pengecer yang tersebar pada beberapa daerah seperti Bukit Tinggi, Padang, Pekan Baru, dan Batusangkar. 2. Pelanggan Tidak Tetap Pelanggan tidak tetap Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau adalah konsumen yang langsung membeli ke tempat produksi yang merupakan masyarakat sekitar dan pengunjung yang datang untuk membeli berbagai produk olahan susu pada outlet berupa Lapau Susu Kallaine yang berada di depan sate Mak Syukur, Silaing Kota Padang Panjang. d) Deskripsi pemasok Bahan Baku Bahan baku dalam kegiatan budidaya sapi perah pada usaha peternakan Hijau yaitu kebutuhan akan pakan sapi berupa hijauan, ampas tahu, ubi kayu, dan konsentrat. Bahan pakan berupa hijauan diperoleh dari petani yang berada di sekitar lokasi perusahaan, hijauan diperoleh dengan cara membeli dengan harga Rp ,-/ ikat dan dengan berat ± 30 kg/ikat. Bahan pakan berupa ampas tahu diperoleh dari pabrik tahu milik saudara bapak Rafles yang berada di sebelah perusahaan, apabila pasokan ampas tahu mengalami kekurangan maka di pasok dari Padang. Dalam memenuhi kebutuhan ubi kayu Makmur Hijau memperoleh dari pemasok yang berasal dari daerah Pasaman dan Pariaman. Disamping itu untuk bahan baku dalam pembuatan konsentrat Hijau memasok dari toko pertanian yang berada di sekitar Padang Panjang dan Payakumbuh. e) Deskripsi kegiatan Pemasaran Kemajuaan sebuah perusahaan tergantung kemampuan perusahaan itu sendiri untuk menghasilkan produk berkualitas dan cara pemasaran produk yang dihasilkan. Pemasaran Susu sapi murni pada Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau meliputi pemasaran langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung yang dilakukan oleh Hijau adalah dengan memasarkan langsung kepada masyarakat sekitar dan pemasaran tidak langsung yang dilakukan adalah dengan cara bekerja sama dengan pedagang pengecer yang berada di berbagai daerah seperti Padang, Pekan Baru, Bukit Tinggi, dan Batusangkar. 6

7 b. Analisis Tentang Saluran Distribusi Produk Susu Sapi Murni di Peternakan Sapi Perah Makmur Hijau Kebun Sikolos Padang Panjang Makmur Hijau dalam memasarkan produk yang dihasilkan yaitu susu sapi murni menggunakan saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung dengan menggunakan perantara pengecer. Penerapan distribusi ini digunakan agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen, sehingga kebutuhan konsumen akan susu sapi murni cepat terpenuhi. Faktor lainnya yang menjadi alasan perusahaan dalam memilih alternatif saluran distribusi ini adalah karena daya tahan dan sifat produk yang mudah rusak. Alternatif saluran distribusi yang digunakan oleh Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam memasarkan produk susu sapi murni sebagai berikut : a. Saluran distribusi langsung Pada saluran distribusi langsung produsen memasarkan secara langsung produknya kepada konsumen tanpa melalui peran perantara. Distribusi langsung yang diterapkan oleh Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam melakukan proses pemasaran susu sapi murni melalui dua cara yaitu konsumen sendiri secara langsung mengunjungi tempat produksi dan pemasaran melalui toko/outlet berupa Lapau Susu Kallaine yang berada di depan sate Mak Syukur, Silaing Kota Padang Panjang. Pemasaran susu sapi murni yang dilakukan pada tempat produksi di daerah Kebun Sikolos Kecamatan Padang Panjang Barat dikemas dengan menggunakan plastik berukuran 5 liter dengan jumlah sesuai permintaan konsumen. Susu sapi dijual dengan harga Rp ,-/ liter. Konsumen langsung melakukan transaksi pembelian dan melakukan pembayaran secara tunai. 7 Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017 Untuk pemasaran yang dilakukan pada toko/outlet Lapau Susu Kallaine, susu sapi murni disajikan menggunakan gelas berukuran 420 ml dengan harga Rp ,-/gelas. Selain itu, alternatif saluran distribusi langsung juga dilakukan dengan sistem pesanan (delivery order) untuk konsumen yang berada disekitar wilayah Padang Panjang melalui via telepon dan media sosial berupa facebook dari konsumen. Sistem ini memberikan kemudahan dimana konsumen yang menginginkan produk tidak harus datang langsung ketempat produksi. Menurut Asri dan Marwan (2000), saluran distribusi langsung merupakan suatu cara penyampaian barang ke tangan konsumen akhir yang membutuhkan, dilakukan sendiri / secara menyeluruh oleh produsen barang tersebut tanpa melalui pihak lain sebagai perantara. Jadi dalam proses distribusi produsen melakukan transaksi langsung dengan konsumen. Adapun kelebihan dan kelemahan dalam penerapan saluran distribusi langsung ini sebagai berikut : Kelebihan: 1. Tanggap dalam mengatasi keluhan atau pelayanan konsumen. 2. Adanya interaksi langsung yang dapat mengakrabkan hubungan antara produsen dan konsumen. 3. Pengetahuan tentang kendala dilapangan dapat diketahui lebih dini. 4. Pembuatan daftar toko-toko yang potensial lebih mudah. 5. Mengetahui cara pemasaran pesaing secara langsung. Kelemahan: 1. Kendala waktu 2. Tidak efisien 3. Menciptakan persaingan antar pemilik usaha dan salesmannya. Adanya pemasaran susu sapi murni secara langsung dilakukan oleh Hijau adalah untuk mempertahankan konsumen yang telah ada, melalui pemasaran secara langsung Kelompok

8 Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dapat mempromosikan dan memasarkan susu sapi murni dengan lebih cepat. Keuntungan adanya pemasaran secara langsung adalah konsumen dapat memperoleh susu sapi murni dengan kualitas bagus karena dapat langsung menerima susu sapi yang baru siap di perah. b. Saluran distribusi tidak langsung Saluran distribusi tidak langsung merupakan saluran distribusi bertingkat dimana produsen menggunakan satu atau lebih peran perantara dalam memasarkan produknya ke konsumen. Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam melakukan pemasaran susu sapi murni melalui saluran distribusi tidak langsung menggunakan saluran tingkat 1. Hijau menggunakan jasa pedagang pengecer dalam memasarkan barang ke konsumennya. Pengecer (retailer) membeli produk perusahaan untuk kemudian dijual kembali. Pemasaran produk susu sapi murni pada Makmur Hijau yaitu melalui pedagang pengecer yang tersebar pada beberapa daerah. Untuk pedagang pengecer dari daerah Bukit Tinggi yaitu La manta Fresh Milk dilakukan dengan cara pengiriman menggunakan sepeda motor yang diantar oleh salah satu tenaga kerja. Pengiriman susu sapi murni dilakukan setelah adanya pesanan dengan pembayaran secara tunai pada saat susu sapi murni sampai di tempat dan dikenakan biaya tambahan transportasi sebesar Rp ,-. Sementara pendistribusian susu sapi murni untuk pedagang pengecer Lapau Susu Anto dilakukan dengan cara pedagang tersebut mendatangi langsung tempat produksi. Bagi pedagang pengecer dari daerah lain seperti Padang, Pekanbaru, dan Batusangkar dilakukan dengan cara pengiriman. Biaya pengiriman atau ongkos kirim ditanggung oleh pengecer yang memesan produk dengan dikenakan tarif sesuai jarak tempuh yang dituju hingga sampai ke tangan pengecer. Pengiriman susu sapi murni kepada pedagang pengecer setelah dilakukan pembayaran secara tunai melalui transfer lewat rekening perusahaan. Susu sapi murni yang dipasarkan pada saluran tidak langsung dikemas menggunakan kantong plastik berukuran 5 liter, harga jual susu sapi murni yang dipasarkan kepada pedagang pengecer adalah Rp ,-/ liter. Saluran distribusi susu sapi murni secara tidak langsung yang dilakukan oleh Makmur Hijau lebih besar dibandingkan saluran distribusi secara langsung dikarenakan beberapa pertimbangan : 1. Jumlah produksi Jumlah produksi susu sapi murni yang dihasilkan oleh kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau relatif besar yaitu rata-rata menghasilkan 110 liter/hari. Susu sapi murni bersifat mudah terkontaminasi dan cepat rusak apabila tidak segera dipasarkan. Hal inilah yang menyebabkan kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau memilih alternatif saluran distribusi tidak langsung karena pedagang pengecer memesan produk dalam jumlah yang besar. Sehingga pemasaran produk akan lebih optimal. 2. Harga jual Dalam pemasaran susu sapi murni yang dilakukan pada Kelompok Tani Ternak Lembah Makur Hijau harga jual yaitu Rp ,-/ liter untuk saluran tidak langsung, sedangkan untuk saluran langsung yaitu Rp ,-/ liter dan Rp ,-/ kemasan cup atau gelas berukuran 420 ml.. Hal inilah yang membuat Kelompok Tani Ternak Lembah Makur Hijau memasarkan susu sapi murni pada saluran tidak langsung dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan saluran distribusi langsung. Dengan pemasaran secara tidak langsung pendapatan terhadap penjualan produk lebih besar dibandingkan pemasaran secara langsung. 8

9 Menurut Asri dan Marwan (2000) saluran distribusi tidak langsung menggunakan jasa perantara / middlemen sebagai fihak yang menjembatani hubungan antara produsen dan konsumen akhir. Distribusi tidak langsung dilakukan produsen dengan menyalurkan produknya melalui perantara yang kemudian disalurkan kepada konsumen akhir. Adapun kelebihan dan kelemahan dalam penerapan saluran distribusi tidak langsung ini sebagai berikut : Kelebihan: 1. Mengurangi tugas produsen dalam rangka mencapai konsumen langsung produsen cukup menyampaikan nota order kepada salesmannya. 2. Perantara seperti pengecer besar juga dapat dipakai sebagai sarana modal karena harus membayar secara kontan. 3. Membantu perusahaan dalam mempresentasikan kualitas produk baru. 4. Membantu perusahaan untuk mencapai para retail kecil. 5. Membantu memberi masukan guna pemantapan perusahaan. Kelemahan: 1. Harga produk relatif mahal. 2. Tidak adanya kepastian waktu pengiriman bila melalui salesman. 3. Perusahaan tidak mengetahui keluhan konsumen dengan cepat. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa distribusi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan. Saluran distribusi merupakan unsur penggerak produk yang dihasilkan perusahaan menuju konsumen. Tanpa adanya distribusi produsen akan kesulitan dalam memasarkan produknya dan konsumen pun akan bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya. Selain itu dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh pasar dan menunjang terhadap hasil penjualan demi kelangsungan hidup suatu perusahaan. 9 Jurnal Agrimart Vol. 04 No. 01, Maret 2017 c. Kendala-kendala yang dihadapi oleh Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam mendistribusikan produknya Proses pendistribusian produk susu sapi murni yang dilakukan oleh Hijau masih menemui beberapa kendala, sehingga pelaksanaan distribusi produk ke konsumen menjadi kurang optimal. Adapun kendala yang dihadapi pada pendistribusian produk susu sapi murni yaitu sebagai berikut: 1. Saluran distribusi langsung a. Kendala pada tempat penyimpanan (freezer) susu sapi murni adalah terbatasnya kapasitas tempat penyimpanan. Jika susu yang tersedia dalam freezer berisikan 20 kemasan plastik ukuran 5 liter jika ditumpuk berlebihan akan dapat mengakibatkan rusaknya kemasan susu sapi murni. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam menangani kendala ini adalah dengan menambah tempat penyimpanan atau memilih alternatif tempat penyimpanan dengan kapasitas yang lebih besar. b. Kendala ketersediaan produk susu sapi murni di toko/outlet pemasaran adalah kurangnya ketersediaan produk susu sapi murni secara terus menerus. Hal ini disebabkan jumlah produksi susu sapi murni yang masih sedikit, sehingga menyebabkan kurangnya kepercayaan konsumen untuk membeli di toko/outlet pemasaran. 2. Saluran distribusi tidak langsung a. Kendala ketepatan waktu pengiriman yaitu susu sapi murni yang dikirim dengan menggunakan jasa travel mempunyai Lead Time atau waktu tunggu. Hal ini dikarenakan travel yang mendistribusikan produk susu sapi murni tidak dapat dengan cepat sampai ke tangan konsumen,

10 karena travel mempunyai sewaan yang harus diantar ke tempat lain terlebih dahulu. Sehingga terjadi keterlambatan produk pesanan sampai ke tangan konsumen. b. Kendala lain yang ditemui dalam pendistribusian produk adalah masalah armada yang digunakan. Armada tersebut mengalami gangguan teknis karena sesuatu hal misalnya ban kempes dan kecelakaan. Kendala-kendala tersebut menyebabkan terlambatnya produk pesanan sampai ke tujuan. KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan kegiatan PKPM yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam pendistribusian susu sapi murni oleh Makmur Hijau dilakukan dengan 2 cara yaitu: a. Saluran langsung, yaitu produsen menjual secara langsung produknya kepada konsumen tanpa melalui perantara. Distribusi langsung yang terjadi pada Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau dalam melakukan proses pembeliannya yaitu melalui via telfon, facebook, dan konsumen sendiri yang langsung mengunjungi ketempat produksi. b. Saluran tidak langsung, produsen menggunakan jasa pedagang pengecer dalam memasarkan susu sapi murni ke konsumennya. Distribusi tidak langsung yang terjadi pada Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau yaitu melalui pedagang pengecer yang tersebar pada beberapa daerah seperti; Batusangkar, Bukit Tinggi, Padang, dan Pekanbaru. 2. Dalam melakukan pendistribusian produk oleh Kelompok Tani Ternak Lembah Makmur Hijau masih menemui beberapa kendala sehingga distribusi produk ke konsumen menjadi kurang optimal. Adapun 10 kendala yang dihadapi pada saluran pemasaran secara langsung yaitu pada tempat penyimpanan susu sapi murni, dan ketersediaan produk secara terus menerus di toko/outlet pemasaran, sedangkan kendala yang dihadapi pada saluran pemasaran secara tidak langsung yaitu ketepatan waktu pengiriman produk pesanan sampai ke pemesan dan armada pengiriman. DAFTAR PUSTAKA Asri, dan Marwan, Marketing. Edisi kedelapan. BPFE, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Padang Panjang Padang Panjang dalam angka Badan Pusat Statistik, Padang Panjang. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Perkembangan konsumsi susu nasional google.com/ search?q=konsumsi +susu +nasional +2013&ie=utf-8&oe= utf -8#q=konsumsi+susu + nasional pdf. Di download pada tanggal 20 Juli Kotler. P Dasar-dasar pemasaran Jilid 1. PT Penhalliindo, Jakarta Syarif. E. K dan H. Bagus Buku pintar beternak dan bisnis sapi perah. Agro media pustaka, Jakarta. Hal. 150.

BAURAN PRODUK SUSU SAPI PERAH PADA KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG

BAURAN PRODUK SUSU SAPI PERAH PADA KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG BAURAN PRODUK SUSU SAPI PERAH PADA KELOMPOK TANI TERNAK LEMBAH MAKMUR HIJAU PADANG PANJANG Randi Putra 1 Riva Hendriani 2 ABSTRAK Susu yang dihasilkan oleh sapi perah merupakan salah satu sumber protein

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR

MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR MANAJEMEN PENYIMPANAN SUSU KAMBING MURNI DI PT. BONCAH UTAMA KABUPATEN TANAH DATAR Wiwi Nesla Sari 1 Indria Ukrita 2 Abstrak Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik.

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PADA USAHA KAMBING PERAH PT. BONCAH UTAMA DI KECAMATAN TANJUNG BARU KABUPATEN TANAH DATAR Witri Yuliana 1 Regia Indah Kemala Sari 2 Abstrak Ternak perah adalah ternak yang

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

Wawancara dengan Informan Kunci. 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? percontohan pertanian terpadu

Wawancara dengan Informan Kunci. 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? percontohan pertanian terpadu Lampiran 1 : Foto Lampiran 2 : hasil Wawancara Wawancara dengan Informan Kunci 1. Sejak kapan perusahaan ini berdiri? Sejak Tahun 2006 2. Bagaimana sejarah berdirinya perusahaan ini? Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris, dengan jumlah penduduk sebagian besar bermata pencaharian di bidang pertanian, sedangkan kegiatan pertanian itu sendiri meliputi pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya menghasilkan satu atau lebih komoditi. Salah satu contoh koperasi primer yang memproduksi komoditi pertanian adalah koperasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

BAB I. PENDAHULUAN.  [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di Indonesia. Subsektor peternakan sebagai bagian dari pertanian dalam arti luas merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Susu Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin lainnya (Suwito dan Andriani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein hewani yang tergolong mudah dipelihara dan sudah dikenal luas oleh masyarakat. Kambing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun

I PENDAHULUAN. tabungan untuk keperluan di masa depan. Jumlah populasi kerbau pada Tahun I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerbau merupakan salah satu ternak yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Kerbau sangat bermanfaat bagi petani di Indonesia yaitu sebagai tenaga kerja untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada

BAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerbau merupakan ternak yang dipelihara di pedesaan untuk pengolahan lahan pertanian dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging, susu, kulit dan pupuk. Di Sumatera

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA SUSU KAMBING PT. BONCAH UTAMA KENAGARIAN BARULAK KABUPATEN TANAH DATAR

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA SUSU KAMBING PT. BONCAH UTAMA KENAGARIAN BARULAK KABUPATEN TANAH DATAR Jurnal Agrimart Vol 04 No. 02, September 2017 IDENTIFIKASI LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA SUSU KAMBING PT. BONCAH UTAMA KENAGARIAN BARULAK KABUPATEN TANAH DATAR Ferawati 1 Regia Indah Kemala Sari,

Lebih terperinci

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah

Alat Pemerahan Peralatan dalam pemerahan maupun alat penampungan susu harus terbuat dari bahan yang anti karat, tahan lama, dan mudah dibersihkan. Bah TEKNIK PEMERAHAN DAN PENANGANAN SUSU SAPIPERAH G. Suheri Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor PENDAHULUAN Perkembangan dalam pemeliharaan sapi perah pada akhir-akhir ini cukup pesat dibandingkan tahun-tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan terhadap konsumsi pangan akan terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

IV. ANALISIS DAN SINTESIS

IV. ANALISIS DAN SINTESIS IV. ANALISIS DAN SINTESIS 4.1. Analisis Masalah 4.1.1. Industri Pengolahan Susu (IPS) Industri Pengolahan Susu (IPS) merupakan asosiasi produsen susu besar di Indonesia, terdiri atas PT Nestle Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan alami yang mempunyai nilai gizi tinggi dan telah lama dimanfaatkan sebagai sumber protein yang cukup penting bagi manusia. Pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga permintaan susu semakin meningkat pula. Untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan usaha sapi perah dilakukan untuk memenuhi gizi masyarakat dan mengurangi tingkat ketergantungan nasional terhadap impor susu. Usaha susu di Indonesia sudah

Lebih terperinci

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis 3.1.1 Manajemen Usaha Ternak Saragih (1998) menyatakan susu merupakan produk asal ternak yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kandungan yang ada didalamnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi

I. PENDAHULUAN. sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PRODUK PADA PENGOLAHAN SUSU KAMBING UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DI PT. BONCAH UTAMA

PENERAPAN STRATEGI PRODUK PADA PENGOLAHAN SUSU KAMBING UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DI PT. BONCAH UTAMA PENERAPAN STRATEGI PRODUK PADA PENGOLAHAN SUSU KAMBING UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN DI PT. BONCAH UTAMA Ranti Kumala Sari 1 Indria Ukrita 2 ABSTRAK Strategi produk merupakan satu diantara empat bauran

Lebih terperinci

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah 30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Milkfood Barokah Milkfood Barokah merupakan usaha mikro yang memiliki kegiatan usaha memproduksi minuman susu olahan. Milkfood Barokah

Lebih terperinci

MARKETING MIX OF GOAL MILK ON PT.BONCAH UTAMA, DISTRICT TANAH DATAR

MARKETING MIX OF GOAL MILK ON PT.BONCAH UTAMA, DISTRICT TANAH DATAR MARKETING MIX OF GOAL MILK ON PT.BONCAH UTAMA, DISTRICT TANAH DATAR Ade Gustiani 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRACT PT. BONCAH UTAMA is the best goat breeding business in West Sumatra and designated as Training

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Swasembada susu nasional saat ini masih sulit tercapai, hal ini terlihat lebih dari 75

BAB I PENDAHULUAN. Swasembada susu nasional saat ini masih sulit tercapai, hal ini terlihat lebih dari 75 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Swasembada susu nasional saat ini masih sulit tercapai, hal ini terlihat lebih dari 75 persen pasokan susu di penjuru nusantara didominasi oleh peternak asing, dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat Riadi Fesa Muttaqin Mohamad Jafar Sidiq Ria Putri Rahmadani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( ) Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( 08307144033 ) PROGRAM STUDI KIMIA JURDIK KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGATAHUAN

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu manusia telah menggunakan susu sebagai bahan pangan. Manusia mengambil susu dari hewan yang memiliki kelenjar susu seperti sapi, kuda dan domba. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar

BAB I PENDAHULUAN. dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Susu merupakan minuman dengan kandungan protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang tinggi dan sangat penting bagi manusia, baik dalam bentuk segar maupun yang sudah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor peternakan merupakan salah satu pilar dalam pembangunan agribisnis di Indonesia yang masih memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Komoditi peternakan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar

Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun

I. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sumber produksi daging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian berbasis peternakan merupakan bagian pembangunan nasional yang sangat penting, karena salah satu tujuan pembangunan peternakan adalah meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Indonesia mempunyai kekayaan pertanian yang berlimpah, baik jenis maupun macamnya. Salah satu hasil pertaniannya adalah buah-buahan. Komoditi hortikultura khususnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi sapi perah yang sedikit, produktivitas dan kualitas susu sapi yang rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat Jenderal Peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang berperan menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, dan telur yang mengandung zat gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Pengembangan UKM

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Pengembangan UKM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian nasional sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan ekonomi nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WAWASAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA USAHA (KKU) DI KELOMPOK TANI PERMATA IBU PADANG PANJANG

PENGEMBANGAN WAWASAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA USAHA (KKU) DI KELOMPOK TANI PERMATA IBU PADANG PANJANG PENGEMBANGAN WAWASAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI KULIAH KERJA USAHA (KKU) DI KELOMPOK TANI PERMATA IBU PADANG PANJANG Oleh Salam Ningsih Aritonang, Arief dan Elly Roza Fak. Peternakan Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein berupa susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting bagi kesehatan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah

PENDAHULUAN. Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari usaha peternakan sapi potong (beef cattle) adalah menghasilkan karkas dengan bobot yang tinggi (kuantitas), kualitas karkas yang bagus dan daging yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal.  [20 Pebruari 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dengan kondisi daratan yang subur dan iklim yang menguntungkan. Pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian penduduk dan berkontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis yang sangat mendukung, usaha peternakan di Indonesia dapat berkembang pesat. Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang

BAB I PENDAHULUAN. maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah nasional menghadapi tantangan dari negara-negara maju dalam produk susu, hal ini terlihat akan pemenuhan susu dalam negeri yang saat ini masih

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Analisis mengenai aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar dari produk yoghurt Dafarm baik dari sisi permintaan, penawaran serta harga

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG. P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar

EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG. P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar Sihombing, P.S.A., dkk. Efisiensi Pemasaran Susu... EFISIENSI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI CV. CITA NASIONAL KABUPATEN SEMARANG P. S.A. Sihombing, T. Ekowati, W. Sumekar Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di beberapa daerah di Indonesia telah memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Setiap perusahaan didirikan pasti erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agroindustri adalah pengolahan hasil pertanian dan merupakan bagian dari enam subsistem agribisnis yaitu subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usaha tani,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor peternakan merupakan salah satu kegiatan pembangunan yang menjadi skala prioritas karena dapat memenuhi kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia Subsektor peternakan merupakan salah satu sumber pertumbuhan baru khususnya bagi sektor pertanian dan perekonomian nasional pada umumnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan

I. PENDAHULUAN. Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman. yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar bebas bukan saja merupakan peluang namun juga ancaman yang harus dihadapi oleh industri yang berkeinginan untuk terus maju dan berkembang. Pasar senantiasa merupakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI

MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH MELALUI OLAHAN MAKANAN BERBASIS SUSU DI KABUPATEN BOYOLALI Wahyuningsih1, Isti Pudjihastuti2), Fahmi Arifan3) Program Studi D III Teknik Kimia Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina (RRC), India, dan Amerika Serikat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Subsektor pertanian terdiri dari sektor tanaman pangan, sektor perkebunan, sektor kehutanan, sektor perikanan dan sektor peternakan. Sektor peternakan sebagai salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak ayam broiler merupakan komoditi ternak yang mempunyai prospek sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia, salah satunya di daerah Sumatera Barat. Apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komoditi susu di masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber energi. dan protein potensial yang berasal dari hewani.

BAB I PENDAHULUAN. komoditi susu di masyarakat sangat dibutuhkan sebagai salah satu sumber energi. dan protein potensial yang berasal dari hewani. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu sebagai salah satu produk hasil pertanian merupakan bahan pangan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Susu juga disebut sebagai bahan makanan yang hampir

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data pada penelitian ini maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Sumber daya alam tersebut merupakan faktor utama untuk tumbuh kembangnya sektor pertanian

Lebih terperinci

STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM

STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM STRATEGI DISTRIBUSI PEMASARAN PAKAN AYAM Muhammad Fachrie Goffar 1), Cholid Fatih 2), M. Zaini 2) 1 Mahasiswa D3 Program Studi Agribisnis, 2 Dosen Program StudiAgribisinis, Politeknik Negeri Lampung Jl.

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN. Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pembahasan Hasil Penelitian 4.1.1 Aspek Keuangan Analisis kelayakan finansial atau analisis aspek keuangan usaha perlu dilakukan untuk membantu dalam mengembangkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas peternakan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Hal ini didukung oleh karakteristik produk yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia. Kondisi ini

Lebih terperinci

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET

1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 DATA PENELITIAN HASIL WAWANCARA PROFIL INDUSTRI RUMAHAN TAHU PAK FAIZIN DI DESA DUET 1. Siapa pemilik INDUSTRI RUMAHAN TAHU didesa Duet? Bapak Faizin 2. Sejak kapan berdirinya

Lebih terperinci

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK

IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK IV. MACAM DAN SUMBER PANGAN ASAL TERNAK Pada umumnya sumber pangan asal ternak dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) macam, yaitu berupa daging (terdiri dari berbagai spesies hewan yang lazim dimanfaatkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

Lebih terperinci

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1

Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji. Breed (jumlah sel somatis/ml) No Kuartir IPB-1 LAMPIRAN 25 26 Lampiran 1 Hasil Pengujian sampel susu menggunakan metode Breed dan uji mastitis IPB-1 No Kuartir IPB-1 Breed (jumlah sel somatis/ml) 1 Kanan depan 1+ 400 000 2 kanan belakang - 440 000

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Violin Febritaha Sitepu 1 Regia Indah Kemala Sari 2 RINGKASAN Jamur tiram mengandung gizi yang tinggi serta manfaatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting pada negara berkembang seperti di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian ini sangat berpengaruh untuk pembangunan negara. Hal ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan kepemilikan rata-rata 2-3 ekor sapi. Biasanya sapi potong banyak

I. PENDAHULUAN. dengan kepemilikan rata-rata 2-3 ekor sapi. Biasanya sapi potong banyak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peternakan sapi potong masih dalam bentuk skala rumah tangga dengan kepemilikan rata-rata 2-3 ekor sapi. Biasanya sapi potong banyak dibudidayakan di daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan peternakan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian yang memiliki peranan penting dalam kegiatan ekonomi Indonesia. Salah satu tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat kearah protein hewani telah meningkatkan kebutuhan akan daging sapi. Program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditas hasil ternak yang sangat bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging. Ayam

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Barat memiliki potensi cukup besar di bidang perkebunan, karena didukung oleh lahan yang cukup luas dan iklim yang sesuai untuk komoditi perkebunan. Beberapa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Susu yang mempunyai kandungan gizi lengkap baik dari protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin tinggi ini harus diperhatikan ketersediaannya di sebuah negara demi

Lebih terperinci

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan T. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya pendapatan disertai dengan semakin baiknya pendidikan masyarakat telah mendorong peningkatan dan perbaikan mutu kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas penting dalam bisnis ikan air tawar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salmonella merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit yang disebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging sapi merupakan salah satu komoditas pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk memenuhi kebutuhan protein hewani sekaligus sebagai komoditas pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan peranan sangat besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani dan berbagai keperluan industri. Protein

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci