SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR. Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR. Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2."

Transkripsi

1 SALURAN DISTRIBUSI LABU ZUCCHINI DI PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PEDESAAN SWADAYA(P4S) AGROFARM CIANJUR Kanna Sidiqon 1 Hidayat Raflis 2 Abstrak Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem agribisnis karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan iklim yang mendukung. Beragam trend di dunia bisnis hortikultura seperti salah satu trend saat ini yang sedang berkembang di dunia hortikultura adalah trend sayuran Jepang dan Korea. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen khusunya P4S Agrofarm Cianjur. Adapun Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah : Mengetahui kegiatan produksi labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur mulai dari persiapan lahan sampai panen. dan Mengetahui saluran distribusi labu zucchini yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur. Metode yang dilakukan yaitu metode pengumpulan data dengan observasi, dan wawancara untuk memperoleh data primer dan sekunder. Proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dimualai dari persiapan bahan tanaman dan penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan susulan, perlindungan tanaman, pemangkasan, panen dan pasca panen. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, serta pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyulaman, pengairan dan penjarangan tanaman. Penyiangan dan penggemburan tanah dilakukan pada umur tanaman 2 dan 4 minggu setelah tanam, jenis pemupukan yang digunakan yaitu Urea, TSP, dan KCL. Saluran distribusi yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung (tingkat nol) menjual labu zucchini dengan ke restaurant dengan rata-rata kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 40% dari total penjualan. Saluran distribusi tidak langsung (tingkat 1) menjual labu zucchini ke supermarket dengan rata-rata 15-18kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 60% dari total penjualan Keyword : Produksi, Saluran Distribusi, Labu Zucchini 1. Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2. Staff pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

2 PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sistem agribisnis karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dengan iklim yang mendukung. Salah satu bukti kekayaan alam Indonesia adalah daratan dengan luas Ha yang terbentang dari Sabang sampai Merauke (Badan Pusat Statistik, 2009). Kekayaan sumber daya yang dimiliki hampir tak terbatas sehingga dapat menghasilkan produk-produk agribisnis yang beragam. Setiap subsektor agribisnis yang saling mendukung, dari hulu sampai hilir pun sangat potensial dikembangkan guna menjaga keberlangsungan pertanian Indonesia. Salah satu produk yang saat ini yang menjadi trend baru dalam bisnis sayuran adalah sayuran Jepang dan Korea. Peluang pasar untuk sayuran Jepang dan Korea terbuka lebar seiring dengan bermunculan restaurant Jepang dan Korea. Namun, jumlah petani yang menanam sayuran Jepang dan Korea tersebut masih sedikit. Hal ini disebabkan oleh masih relatif mahalnya harga bibit sayuran Jepang dan Korea tersebut, dan masih terbatasnya yang dimiliki oleh petani (Astari,2011). Petani swadaya yang bergabung di dalam P4S Agrofarm Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur berusaha untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan cara bekerjasama dengan supermarket di beberapa kota besar yang ada di Indonesia, seperti K-Mart di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Agar produk dapat sampai dengan cepat dan tidak rusak di supermarket maka perlu diperhatikan faktor distribusi. Distribusi merupakan bagian penting dalam proses penyampaian produk dari P4S Agrofarm Cianjur atau produsen kepada konsumen akhir. Namun upaya yang dilakukan P4S Agrofarm Cianjur tidak jarang mengalami hambatan di bidang pendistribusian unit seperti keterlambatan pengiriman labu zucchini dari P4S 2 Agrofarm Cianjur ke supermarket, kurangnya kelengkapan jenis labu zucchini yang dikirim oleh P4S Agrofarm Cianjur, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, P4S Agrofarm Cianjur perlu mengantisipasi masalah yang terjadi agar tidak kehilangan konsumen. Keputusan dalam menentukan saluran distribusi yang dipilih merupakan salah satu keputusan penting yang harus diambil oleh produsen khusunya P4S Agrofarm Cianjur. Disamping itu pemilihan saluran distribusi juga bertujuan untuk menjaga kelancaran distribusi sebuah produk sehingga produk tersebut selalu tersedia saat dibutuhkan dan dapat peroleh dengan mudah serta dekat dengan konsumen. Maka pemilihan saluran pemasaran yang tepat sangatlah penting untuk menjaga kelancaran distribusi barang. Berdasarkan hal diatas maka akan dilihat bagaimana saluran distribusi labu zucchini yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dan alasan atau keunggulan dari saluran distribusi yang dipilih oleh P4S Agrofarm Cianjur tersebut. Tujuan Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah : Mengetahui kegiatan produksi labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur mulai dari persiapan lahan sampai panen. Mengetahui saluran distribusi labu zucchini yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur. METODE PELAKSANAAN Waktu Dan Tempat Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 2,5 bulan yaitu mulai dari tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2016, yang bertempat di P4S Agrofarm Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini tepatnya di Kampung Jl. Raya Cipanas Cianjur KM 5 Cigombong, Desa Ciherang, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

3 Alat-alat Penanganan Budi Daya cangkul garu (sisir). gembor. pisau cutter. Alat-alat Penanganan Pascapanen timbangan elektrik. alat wrapping. plastic wrapping (plastik film). stearofom Bahan P4S Agrofarm Cianjur dalam memenuhi bahan baku khususnya caisim, melakukan kegiatan produksi labu zuuchini sendiri dan membelinya dari pemasok. Biasanya yang dibeli dari pemasok adalah labu zuuchini yang berukuran besar untuk dipasarkan ke restoran. Sedangkan untuk supermarket, labu zuuchini dipanen di lahan sendiri. Bahan lain yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen labu zuuchini adalah plastik dan koran. Ruang Lingkup Kegiatan yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari 2 jenis kegiatan yaitu kegiatan budidaya dan kegiatan pendistribusian labu zuuchini. kegiatan budidaya dilakukan di lahan milik perusahaan yaitu di Desa Cigombong dan di Desa Tunggilis. Ada beberapa kelompok kegiatan dalam proses budidaya yang dilakukan yaitu pembersihan lahan, persiapan lahan (pembuatan bedengan, pemupukan dasar), penanaman, pemeliharaan (penyiangan, pemupukan, penanganan hama dan penyakit), panen dan penanganan pascapanen (sortasi, grading dan pengemasan). Selanjutnya adalah kegiatan pendistribusian. Kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan setiap hari. Hal ini terjadi karena permintaan labu zuuchini selalu ada setiap harinya. Lokasi pemasaran labu zuuchini adalah di restoran dan supermarket yang ada di Jakarta, Tangerang, Cibubur dan sebagainya. Kegiatan ini dimulai pada 3 jam WIB sampai selesai. Hal ini dilakukan agar kegiatan pendistribusian tidak terjebak oleh macet. Data dan Sumber Data Data primer merupakan referensi utama yang diperoleh dari observasi langsung di lapangan dan juga hasil dari wawancara dengan pihak perusahaan, karyawan dan masyarakat sekitar. Data primer yang dikumpulkan antara lain : a. Data tentang tahapan proses produksi tanaman labu zucchini b. Data tentang gambaran mengenai kegiatan saluran pendistribusin labu zuuchini di P4S Agrofarm Cianjur. Data sekunder merupakan data yang didapat dari literatur baik buku, internet, jurnal, contoh tugas akhir dan berbagai sumber lainnya yang sesuai judul laporan dan praktek yang dilakukan, guna menunjang, menguatkan dan mendukung isi laporan ini Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : a) Observasi langsung ke lapangan yaitu dengan cara melakukan kegiatan budidaya dan pendistribusian secara langsung, pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di P4S Agrofarm b) Wawancara yaitu pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab atau diskusi dengan pimpinan, pembimbing lapang, karyawan dan masyarakat sekitar. c) Studi pustaka, mempelajari teori-teori dari literatur dan referensi yang berkaitan dengan aspek produksi serta finansial budidaya labu zucchini menggunakan mulsa plastik hitam perak. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah P4S Agrofarm Cianjur Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) merupakan lembaga swadaya masyarakat yang ideal untuk meningkatkan pengetahuan,

4 keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usaha tani yang berorientasi agribisnis. P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur mendapatkan Sertifikasi Prima tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat, dengan Nomor Registrasi GAP II.52 dan Nomor Sertifikasi : 32/ II /2011. Perintis dan pengurus P4S Agrofarm Cianjur memiliki pengetahuan dan pengalaman dibidang pengelolaan agribisnis, sehingga mampu menjadi agen of change dalam pembangunan agribisnis di pedasaan. Model kegiatan pelatihan yang disampaikan oleh para fasilitator P4S Agrofarm Cianjur berorientasi kepada pendekatan bisnis yang nyata dan dinamis dengan perkembangan teknologi, baik tangible (mindset) maupun intangible (mekanisasi). Perkembangan kegiatan P4S dari tahun 2009 sampai sekarang semakin pesat, baik peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan berasal dari BBPPSDMP Kementerian Pertanian RI, PPMKP Ciawi, BBPP Lembang, BPAPK Cinagara, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. Dalam rangka peningkatan kualitas pelatihan sumber daya manusia pertanian di perdesaan yang berbasis usaha agribisnis, (P4S) Agrofarm Cianjur merupakan suatu tempat yang sangat ideal untuk berlatih para petani dari mulai kegiatan budidaya, panen, pasca panen, dan pemasaran hasil, serta manajemen pertanian. Pengembangan keterampilan SDM pertanian di P4S Agrofarm Cianjur dalam rangka meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan mutu dan kualitas hasil produk pertanian yang dapat bersaing di pasar, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk dan pada 4 gilirannya dapat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan petani. Visi dan Misi P4S Agrofarm Cianjur Visi : Peduli dan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan kemampuan usaha petani agar tercapai perubahan kehidupan petani yang lebih baik, terampil, cerdas, sehat dan lebih sejahtera serta berakhlakul karimah. Misi : 1. Memfasilitasi petani di bidang informasi, komunikasi dan konsultasi bidang agribisnis 2. Menyelenggarakan pelatihan dan mediasi bidang agribisnis 3. Membangun sistem kerja sama dan pola usaha tani dengan orientasi pasar yang jelas dan terarah. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu aset yang paling utama dalam suatu usaha agribisnis, karena sumber daya manusia adalah penggerak dalam operasional perusahaan. Sumber daya manusia yang ada di P4S Agrofarm Cianjur untuk unit kerja berjumlah 12 orang tenaga kerja tetap, dengan pembagian yakni 6 orang untuk pekerja lapangan atau bagian kebun, 4 orang pada bagian penanganan pasca panen, 1 orang pada bagian distribusi, dan 1 orang pada bagian administrasi. Deskripsi Kegiatan Bisnis Perusahaan Deskripsi Jasa Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur bergerak dalam bidang jasa pelatihan, penyuluhan pertanian dan budidaya tanaman hortikultura sampai dengan kegiatan pemasaran hasil produksi. Kegiatan bisnis perusahaan dalam bidang jasa adalah dalam bentuk pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian. Produk dalam bidang jasa ini bersifat flaksibel. Apabila ada konsumen yang menginginkan pelatihan dan topik yang diinginkan, maka P4S Agrofarm Cianjur dapat

5 memenuhi permintaan tersebut jika pembahasannya masih dalam ruang lingkup pertanian. Deskripsi Pelanggan P4S Agrofarm Cianjur memiliki 2 jenis pelanggan yakni pelanggan untuk produk jasa dan pelanggan untuk produk barang. Pelanggan Untuk Produk Jasa Pelanggan untuk produk jasa adalah peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan yang pernah mengikuti pelatihan di P4S Agrofarm Cianjur adalah peserta pelatihan dari BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian RI, PPMKP (Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian) Ciawi, BBPP (Balai Besar Pelatihan Pertanian) Lembang, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. Deskripsi Pemasok Bahan Baku Pemasok bahan baku P4S Agrofarm Cianjur dikelompokan ke dalam 2 jenis pemasok bahan baku yaitu pemasok bahan baku untuk produk jasa dan pemasok bahan baku untuk produk barang. Pemasok bahan baku untuk produk barang juga terbagi menjadi dua, yaitu pemasok bahan baku untuk sayuran yang dibudidayakan sendiri dan sayuran yang didatangkan dari pasar tradisional. Pemasok bahan baku jasa Pemasok bahan baku untuk jasa adalah pihak eksternal perusahaan yang turut membantu dalam kegiatan yang diadakan oleh P4S Agrofarm Cianjur seperti pemateri dari Dinas Pertanian Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, dosen Universitas Surya Kencana dan yang berasal dari balai-balai pelatihan pertanian seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Deskripsi Kegiatan Pemasaran 5 Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah kegiatan promosi produk seperti kegiatan pameran, bazar dengan tujuan agar produk yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur diketahui oleh konsumen karena produk P4S Agrofarm memiliki kemasan untuk menjaga mutu sayuran. Kegiatan Produksi Labu Zucchini di P4S Agrofarm Cianjur Kegiatan budidaya labu zucchini di P4S Agrofarm Cianjur adalah sebagai berikut : Pertama dilakukan pemerataan tanah pada dinding-dinding tebing lahan dimana tanah tersebut berfungsi sebagai penutup drainase bekas tanaman tomat dan mentimun jepang. Selanjutnya dilakukan penggemburan tanah dengan menggunakan hand tractor dan dibuat bedengan dengan tinggi 10 cm, lebar 100 cm, dan panjang bedengan yang berbedabeda untuk budidaya labu zucchini. Selanjutnya diberi pupuk kandang feses ayam yang telah dicampur dengan kotoran sapi di atas permukaan bedengan secara merata lalu tutup permukaan bedengan dengan tanah. Diberikan pupuk dasar pada permukaan bedengan dimana pupuk dasar yang diberikan yaitu campuran dari pupuk ZA, pupuk phonska, pupuk SP36, dan siputox. Pupuk dasar yang diberikan untuk 100 cm panjang lahan adalah 250 gram lalu tutup dengan tanah. Tata cara persiapan lahan sistem MPHP adalah (Rukmana, 1998) : 1. Mengolah tanah sedalam 30 cm - 40 cm hingga gembur dengan cangkul atau bajak, lalu keringanginkan selama kurang lebih 14 hari. 2. Mengolah tanah kedua kalinya sambil membentuk bedengan bedengan selebar 120 cm, tinggi 30 cm - 40 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan (maksimum 12 m), dan jarak antar bedengan 60 cm - 70 cm.

6 3. Menyebarkan pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2, lalu campurkan secara merata dengan lapisan tanah atas. 4. Menyebarkan pupuk anorganik berupa campuran pupuk urea 500 kg/ha + TSP 300 kg/ha + KCL 300 kg/ha secara merata pada permukaan bedengan. Pupuk tersebut dicampur secara merata dengan lapisan tanah atas. 5. Menyiram tanah bedengan dengan air bersih hingga cukup basah agar pupuk larut ke dalam tanah. 6. Pemasangan MPHP dilakukan oleh dua orang, masing-masing pada posisi di ujung bedengan. Mulsa plastik yang berwarna hitam menutup permukaan tanah bedengan. 7. Membiarkan bedengan bermulsa plastik (kering anginkan) selama 3-5 hari agar unsur hara larut dan tidak toksis bagi bibit labu zucchini yang segera akan ditanam. Membuat lubang tanam dengan jarak 70 cm x 60 cm. Alat pelubang MPHP dapat berupa kaleng bekas susu bergagang yang diberi bara arang. Bedengan bermulsa plastik siap ditanami bibit labu zucchini Kegiatan pengolahan lahan dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur berbeda, dimana pada literatur tanah yang telah digemburkan lalu dikering-anginkan selama kurang lebih 14 hari dan setelah semua pupuk diberikan pada bedengan kemudian bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak, dikeringanginkan kembali selama 3-5 hari. Namun, di P4S Agrofarm Cianjur tidak melakukan pemberian waktu tenggang disebabkan penanaman diusahakan sebelum musim penghujan. Agar setelah penanaman selesai tanaman yang baru ditanam disiram langsung dengan air hujan. Akibat dari tidak dilakukan waktu penjarangan yaitu suhu tanah di dalam mulsa masih sangat panas karena belum terjadi pembuangan gas-gas yang dapat merugikan tanaman setelah ditanam. 6 Untuk jarak tanam labu zucchini pada literatur yaitu 70 cm x 60 cm sedangkan di P4S Agrofarm Cianjur hanya dengan panjang 100 cm. Hal tersebut disebabkan tanaman labu zucchini di tanaman dilahan sempit. Penanaman yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur yaitu penanaman secara langsung ke lahan yang menggunakan mulsa plastik hitam perak. Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu melakukan penugalan untuk membuat lubang tanam agar mempermudah saat penanaman. Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, yakni saat udara tidak terlalu panas atau sinar matahari tidak terlalu terik. Untuk mengurangi terjadinya penguapan dan untuk menghindari stress pada tanaman. Untuk sistem tanam benih labu zucchini yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur berbeda dengan pendapat para ahli. Dimana menurut para ahli jika menggunakan mulsa plastik hitam perak sebaiknya benih disemai terlebih dahulu sebelum ditanam ke lahan sedangkan P4S Agrofarm Cianjur langsung menanam benih ke lahan padahal sistem persiapan lahan di P4S Agrofarm Cianjur menggunakan mulsa plastik hitam perak. Alasan P4S Agrofarm Cianjur tidak menyemai benih labu zucchini dikarenakan jika benih labu zucchini disemai tentunya juga akan dilakukan penyulaman dan dikarenakan benih labu zucchini berukuran besar sehingga memerlukan tempat penyemaian yang besar pula. Saluran Distribusi Labu Zucchini di P4S Agrofarm Cianjur Dalam Memasarkan Labu Zuuchini Terdapat dua jenis saluran distribusi labu zucchini yang digunakan di P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan saluran distribusi tidak langsung. 1. Saluran distribusi langsung Saluran distribusi langsung juga dikenal dengan saluran distribusi

7 tingkat nol, dimana produk berupa labu zucchini dipasarkan oleh produsen kepada konsumen dengan tanpa adanya perantara. Saat ini pemasaran secara langsung masih dilakukan namun penjualan secara langsung bersifat pesanan. Labu zucchini diperoleh konsumen diambil sendiri oleh pemesan atau bisa diantar langsung ke alamat pemesan. Jumlah labu zucchini yang dipasarkan secara langsung tidak tetap dan tidak dilakukan setiap hari. Persentase penjualan labu zucchini secara langsung adalah sekitar 40% dari total penjualan labu zucchini dalam satu hari, dengan rata-rata penjualan kg dari total produksi 30 kg/hari. Konsumen yang memesan labu zucchini kebanyakan adalah pihak restaurant, dimana dalam pemesanan yang dilakukan pihak produsen langsung mengantar labu zucchini ke konsumen (pihak restaurant) dan masyarakat sekitar membeli labu zucchini secara langsung ketempat produksi untuk kebutuhan konsumsi. Adanya pemasaran labu zucchini secara langsung dilakukan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dan memenuhi permintaan konsumen. Untuk pemasaran labu zucchini secara langsung, labu zucchini dikemas menggunakan plastik bening PE (Poly ethylene). Labu zucchini dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp / kg. Berikut gambar dari saluran distribusi langsung yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur : A. Saluran Tingkat Nol P4S Agrofarm Cianjur bertindak sebagai produsen dimana produsen dapat langsung mendistribusikan labu zuuchini kepada konsumen melalui salesman sehingga konsumen hanya menunggu pesanan labu zucchini sampai ke tempat lokasi. P4S Agrofarm Cianjur saat ini mempunyai 5 pelanggan tetap (Reustaurant) yang saling bekerja sama, diantaranya yaitu restoran Amaro yang 7 beralamat di Cibubur, restoran Gang San yang beralamat di Bekasi-Jawa Barat, restoran Golden Country yang beralamat di Senayan-Jakarta, restoran Ya Rae Hyang yang beralamat di Senopati- Jakarta, dan restoran Ya Rae Hyang yang beralamat di Kelapa Gading-Jakarta. 2. Saluran distribusi tidak langsung Saluran distribusi secara tidak langsung yang digunakan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah saluran distribusi tingkat 1. Dimana, dalam memasarkan labu zucchini terdapat satu perantara sebelum labu zucchini tersebut diterima oleh konsumen akhir. P4S Agrofarm Cianjur saat ini menggunakan perantara yaitu supermarket untuk memasarkan sebagian besar produksi labu zucchini (60%). Saat ini labu zucchini telah banyak dikenal oleh masyarakat dan diminati. Meningkatnya minat masyarakat tersebut tentunya juga meningkatkan permintaan terhadap labu zucchini tersebut. Peningkatan permintaan labu zucchini. Sehingga petani labu zucchini perlu memikirkan cara untuk mengurangi resiko tersebut. Salah satunya adalah melalui pemilihan saluran distribusi yaitu melalui pedagang perantara yaitu supermarket. Pedagang perantara juga membantu dalam pencarian konsumen, kegiatan promosi, penyediaan informasi dalam penyortiran terhadap labu zucchini yang telah dikemas sebelumnya. Persentase penjualan labu zucchini secara langsung adalah sekitar 60% dari total penjualan labu zucchini dalam satu hari, dengan rata-rata penjualan kg dari total produksi 30 kg/hari. Untuk pemasaran labu zucchini secara tidak langsung, labu zucchini dikemas menggunakan plastik film ( wrapping). labu zucchini dikemas dengan berat 0,5 kg per kemasan dan dijual dengan harga Rp / kg. Berikut gambar dari saluran distribusi tidak langsung yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur : 1. Saluran Tingkat Satu

8 P4S Agrofarm Cianjur sebagai produsen yang dapat mendistribusikan secara langsung labu zucchini kepada konsumen, produsen juga bekerja sama dengan perantara resmi yang sudah menjalin kerjasama untuk membantu P4S Agrofarm Cianjur dalam menjangkau pasar yang lebih luas. Sehingga konsumen yang berada di beberapa daerah yang jauh dari P4S Agrofarm Cianjur dapat mendatangi perantara (supermarket) yang ada di sekitar daerah tempat tinggalnya. Distribusi yang diterapkan P4S Agrofarm Cianjur adalah saluran tingkat satu yakni melalui perantara karena adanya keterbatasan dari P4S Agrofarm Cianjur untuk lebih dekat dengan konsumen. Dengan diangkatnya perantara sebagai perpanjangan tangan P4S Agrofarm Cianjur tentunya konsumen yang berada di perkotaan akan jauh lebih mudah dijangkau karena keberadaaan perantara sampai ke area kabupaten dan kota di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Kemampuan manajerial P4S Agrofarm Cianjur yang sudah baik menjadi modal utama dalam pemilihan saluran distribusi terutama pemilihan saluran distribusi tingkat satu, dimana pihak manajemen mampu untuk memanajemen P4S Agrofarm Cianjur dan perantara (supermarket) yang menjadi anak perantara yang berfungsi sebagai penghubung dari P4S Agrofarm Cianjur kepada konsumen akhir. Pemilihan saluran distribusi P4S Agrofarm Cianjur melalui beberapa pertimbangan, meliputi: fungsi saluran distribusi, bentuk-bentuk saluran distribusi, karakteristik produk, karakteristik perantara, karakteristik pelanggan. Selain itu juga mempertimbangkan pasar dari produk yang akan didistribusikan perusahaan tersebut. Salah satu yang dipertimbangkan oleh perusahaan sesuai pada teori yang ada, anggota-anggota dalam saluran pemasaran melaksanakan beberapa fungsi utama dan berpartisipasi dalam arus pemasaran berikut menurut Thamrin dan Tantri (2012) : 8 1. Informasi: pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan potensial dan pelanggan saat ini, pesaing, dan pelaku dan kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran. 2. Promosi: pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif mengenai penawaran yang dirancang untuk menarik pelanggan. 3. Negosiasi: usaha untuk mencapai persetujuan akhir mengenai harga dan syarat-syarat lain sehingga kepemilikan dapat dipengaruhi. 4. Pesanan: komunikasi ke belakang yang bermaksud mengadakan pembelian oleh anggota saluran pemasaran kepada produsen. 5. Pendanaan: penerimaan dan pengalokasian dana yang dibutuhkan untuk penyediaan persediaan pada tingkat saluran pemasaran yang berbeda. 6. Pengambilan risiko: asumsi risiko yang terkait dengan pelaksanaan kerja saluran pemasaran. 7. Kepemilikan fisik: gerakan penyimpanan dan pemindahan produk fisik mulai dari bahan mentah hingga produk jadi ke pelanggan. 8. Pembayaran: pembeli yang membayar melalui bank dan lembaga keuangan lainnya kepada penjual. 9. Kepemilikan: pengalihan kepemilikan dari satu organisasi atau individu kepada organisasi atau individu lainnya. P4S Agrofarm Cianjur memiliki staff/pegawai yang bertugas untuk mengumpulkan informasi pemasaran, contohnya menilai produk pesaing seperti teknologi apa yang diterapkan pada penanaman labu zuuchini, juga mengumpulkan informasi mengenai kepuasan pelanggan dari pesaing. Fungsi promosi yang dilakukan P4S Agrofarm Cianjur adalah meneruskan pengenalan produk labu zucchini yang dikeluarkan perusahaan dan siap di pasarkan. Kemampuan P4S Agrofarm Cianjur untuk mengimplementasikan dan mengevaluasi juga diperlukan demi

9 keuntungan jangka panjang. Agar supermarket-supermarket bisa bekerja optimal, P4S Agrofarm Cianjur melakukan pelatihan-pelatihan untuk menjaga pelayanan dan sebagai bentuk pengikatan kerjasama dengan perantara (supermarket) yang telah dipilih. Sehingga perantara bisa memberikan pelayanan yang sama dengan P4S Agrofarm Cianjur dan tidak membuat kesenjangan pelayanan yang akan diterima konsumen. KESIMPULAN Proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur dimualai dari persiapan bahan tanaman dan penyemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, penyiangan dan penggemburan tanah, pemupukan susulan, perlindungan tanaman, pemangkasan, panen dan pasca panen. Tahap awal sebelum dilakukannya proses produksi yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur terletak pada persiapan bahan (bibit) yang baik dan tanah yang subur serta dilakukan penyemaian selama 2-5 hari. Penanaman dilakukan pada awal mjusim hujan, serta pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyulaman, pengairan dan penjarangan tanaman. Penyiangan dan penggemburan tanah dilakukan pada umur tanaman 2 dan 4 minggu setelah tanam, jenis pemupukan yang digunakan yaitu Urea, TSP, dan KCL. Perlindungan dan pemangkasan tanaman dilakukan setelah 25 hari pertumbuhan dan panen dan pasca panen dilakukan pada umur tanaman hari. Saluran distribusi yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur yaitu saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung (tingkat nol) menjual labu zucchini dengan ke restaurant dengan rata-rata kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 40% dari total penjualan. Saluran distribusi tidak langsung (tingkat 1) menjual labu zucchini ke supermarket dengan rata-rata 15-18kg dari total produksi 30kg/hari dengan persentase 60% dari total penjualan. DAFTAR PUSTAKA Basu Swastha, dan Irawan Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Keempat, Yogyakarta, Liberty. Fandy, T Strategi Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gamedia. Imdad, Heri Purwanto dan Abdjad Asih Nawangsih Sayuran Jepang. Jakarta: Penebar Swadaya. Keegan J. Warren, manjemen Pemasaran Global, Jakarta : PT. Indeks Gramedia. Kotler, Philip dan Gray Armstrong. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Keduabelas. Jilid 1. :Erlangga. Jakarta. Permono. A.D, 2008, saluran distribusi dalam upaya peningkatan penjualan, /2008/03/ Saluran distribusi dalam upaya peningkatan penjualan.pdf (10 mei 2016) Rukmana, Rahmat Budidaya Labu Zucchini. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Wardjito Pengaruh Penggunaan Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Zucchini (Cucurbita pepo L.). Balai Penelitian Tanaman Sayuran Bandung. Lembang. Jurnal Holrtikultura. 9

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2

IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT. Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Nurhasana 1 Latifa Hanum 2 ABSTRAK Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi

Lebih terperinci

PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT

PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT PENJADWALAN PRODUKSI LOBAK PANJANG (Raphanus Sativus L) UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PASAR DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Windy Rahmika Putri 1 Sri Nofianti 2 ABSTRAK Penjadwalan produksi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2

Lebih terperinci

Rumondang Lubis 1 Ibu Siska Fitrianti 2 ABSTRAK. Key word : horenso dan selada,penerapan sistem tumpangsari, keuntungan

Rumondang Lubis 1 Ibu Siska Fitrianti 2 ABSTRAK. Key word : horenso dan selada,penerapan sistem tumpangsari, keuntungan PENINGKATAN KEUNTUNGAN DENGAN PENERAPAN SISTEM TUMPANG SARI PADA TANAMAN HORENSO (Spinaceaoleracie L) DAN SELADA (Lactuca sativa L.) DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Rumondang Lubis 1 Ibu Siska Fitrianti

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PERBANDINGAN HASIL BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG SECARA HIDROPONIK DAN KONVENSIONAL (Kevin Marta Wijaya 10712020) PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO DIP4S AGROFARM CIANJUR. Gusti Maya Sari 1 Raeza Firsta Wisra 2

ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO DIP4S AGROFARM CIANJUR. Gusti Maya Sari 1 Raeza Firsta Wisra 2 ANALISIS KEUNTUNGAN DENGAN MENERAPKAN PENANGANAN PASCA PANEN PADA TANAMAN HORENSO DIP4S AGROFARM CIANJUR Gusti Maya Sari 1 Raeza Firsta Wisra 2 RINGKASAN Bayam berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Di

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian, Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 17 BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Karangtaji Rt 02 Rw 04 Kecamatan Karangpandan Kabupaten

Lebih terperinci

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut Penyusun I Wayan Suastika

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, dari bulan Oktober 2011 sampai dengan April 2012. 3.2

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT Jurnal AgroPet Vol. 10 Nomor 1 Juni 2013 ISSN: 1693-9158 PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT Oleh: Endang Sri Dewi.HS. 1) RINGKASAN Peningkatan kebutuhan tomat

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI

PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 39 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Budidaya tanaman pare ini dilakukan dari mulai pengolahan lahan manual dengan menggunakan cangkul, kemudian pembuatan bedengan menjadi 18 bedengan yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiayah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan salama dua bulan April

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek TEKNIK PENGKAJIAN TUMPANG SARI BAWANG MERAH DAN CABAI MERAH SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN HAMA TIKUS Budiono 1 Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek yang cukup baik untuk meningkatkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar 1 III. METODE PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung mulai bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012. 1.2

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO) Menanam tomat dalam pot atau polybag dapat menjadi salah satu solusi pemanfaatan lahan sempit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini jenis penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian serta adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Penelitian ini dimulai pada Bulan April 2012 sampai

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun 12 BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan September - November 2016 di Kebun Percobaan Margahayu, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang, yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Lembang, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari bulan September hingga November 2016.

Lebih terperinci

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun

Buletin IKATAN Vol. 3 No. 2 Tahun PENGARUH UMUR SIMPAN BIBIT BAWANG MERAH VARIETAS SUPER PHILIP DAN RUBARU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN Yuti Giamerti dan Tian Mulyaqin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa tengah, dengan ketinggian tempat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah) 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dan Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu produk pertanian hortikultura yang banyak diusahakan oleh petani. Hal ini dikarenakan cabai merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomi dan

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium 14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium Benih dan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012. 3.2 Bahan dan alat Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO. Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2

MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO. Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2 MANAJEMEN PRODUKSI SAYUR KACANG PANJANG PADA STA BALIAK MAYANG UNIT LKM-A PINCURAN BONJO Mira Embun Dini 1 Hidayat Raflis 2 Abstrak Manajemen dalam kegiatan produksi berkaitan dengan pengelolaan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Pilangrejo, Rt 02 / Rw 08, Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah.

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row

Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row Teknologi Budidaya Tumpangsari Ubi Kayu - Kacang Tanah dengan Sistem Double Row PENDAHULUAN Ubi kayu dapat ditanam sebagai tanaman tunggal (monokultur), sebagai tanaman pagar, maupun bersama tanaman lain

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- 22 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat- Tongkoh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dengan jenis tanah Andosol, ketinggian tempat

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah

Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Peluang Usaha Budidaya Cabe Merah NAMA : HERRY WICOYO NIM : 11.12.5939 KELAS : 11-SI-SI-08 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT

Lebih terperinci

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK Ida Bagus Aribawa dan I Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - November 2016. Tempat penelitian adalah Lahan Percoban Fakulas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci