ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri di Bogor. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Laporan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui proses budidaya, besarnya biaya dan pendapatan serta kelayakan usaha pada budidaya jamur tiram putih di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri yang beralamat di Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan PKPM dilakukan mulai tanggal 14 April Mei 2016 di P4S Cijulang Asri yang bergerak di bidang budidaya tanaman hortikultura khususnya jamur tiram. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung ke lapangan (observasi), wawancara dengan pihak yang terkait dan studi kepustakaan. Budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri dimulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Produk jamur tiram putih yang dihasilkan oleh P4S Cijulang Asri dipasarkan ke pedagang pengumpul dan langsung dengan persentase 60 % banding 40 %. Kapasitas kubung jamur tiram di P4S Cijulang Asri adalah 5000 baglog. Hasil penulisan menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp ,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp ,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp ,- dan R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. Kata Kunci : Jamur tiram putih, biaya, pendapatan 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis Pertanian BP Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Pertanian Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1

2 PENDAHULUAN a. Latar belakang Jamur tiram merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki prospek yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pada awalnya jamur diperoleh dengan cara mengambil langsung dari alam. Seiring dengan perkembangan zaman, permintaan terhadap komoditas jamur semakin meningkat. Hal ini yang menyebabkan penyediaan jamur secara alami tidak dapat lagi memenuhi permintaan. Pilihan untuk membudidayakan jamur merupakan solusi yang dapat memenuhi permintaan komoditas jamur. Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes, anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat berkhasiat sebagai antitumor serta bertindak sebagai antioksidan, antiviral, antikanker, antivirus (termasuk AIDS), antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan (Hendritomo, 2010). Peluang untuk membudidayakan jamur tiram di Indonesia masih sangat terbuka. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Diperkirakan pada tahun 2015, dengan asumsi kenaikan pasar 5% per tahun maka kebutuhan jamur untuk wilayah Indonesia akan naik menjadi ton/tahun. Padahal kemampuan petani untuk menyediakannya baru sekitar ton/tahun. Peluang ini belum termasuk permintaan terhadap produk olahan jamur tiram itu sendiri. Seperti yang diketahui, jamur tiram memiliki banyak bentuk olahan yang nilai jualnya tinggi (Piryadi, 2013). Analisis Biaya dan pendapatan merupakan faktor yang penting dalam menjalankan suatu usaha. Biaya merupakan semua pengorbanan yang dilakukan untuk suatu proses produksi. Biaya yang dikeluarkan dapat mempengaruhi tingkat pendapatan yang akan diperoleh. Sedangkan pendapatan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan produk kepada pelanggan. Salah satu sentra produksi yang melakukan budidaya jamur tiram putih adalah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. Pengembangan usahatani jamur tiram pada P4S Cijulang Asri meliputi budidaya, penanganan dan pengolahan produk, distribusi dan pemasaran hasil serta berbagai kegiatan-kegiatan lain yang mendukung. Komoditi jamur tiram ini tidak hanya dijual dalam bentuk segar, tetapi juga dalam bentuk olahan. Sebagai produsen penghasil jamur tiram tentunya P4S Cijulang Asri mempunyai gambaran yang jelas mengenai kegiatan usahanya, terutama biaya yang dikeluarkan yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diterima dari penjualan jamur tiram. Sehingga untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram maka dilakukanlah analisa biaya dan pendapatan budidaya jamur tiram. b. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan Laporan Tugas Akhir ini adalah : 1. Mengetahui proses budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri. 2. Menganalisis besar biaya dan pendapatan pada P4S Cijulang Asri dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. 3. Mengetahui kelayakan usaha budidaya jamur tiram putih pada P4S Cijulang Asri ditinjau dari analisa pendapatan atas biaya. 2

3 METODE PELAKSANAAN a. Waktu dan tempat pelaksanaan Laporan Tugas Akhir ini disusun berdasarkan pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa pada Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya Cijulang Asri beralamat di Jalan Raya Puncak, Gang Habib Umar Kampung Cijulang, Desa Kopo RT 03/05 Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Periode pelaksanaan PKPM dimulai pada tanggal 14 April 21 Mei b. Ruang lingkup Penulisan Laporan Tugas Akhir ini mencakup teknik budidaya jamur tiram putih, serta jumlah biaya yang dikeluarkan, pendapatan yang diterima, tingkat keuntungan yang diperoleh dan kelayakan usaha jamur tiram putih segar pada P4S Cijulang Asri. c. Metode pengumpulan data Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengamatan langsung ke lapangan (observasi) yaitu dengan cara melakukan kegiatan budidaya jamur tiram putih, pengamatan dan pencatatan terhadap kegiatan-kegiatan yang terjadi di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Cijulang Asri. 2. Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing lapang, ketua kelompok tani, tenaga kerja dan masyarakat sekitar tentang P4S, teknik budidaya jamur tiram putih serta pendapatan dan biaya yang dikeluarkan untuk usaha budidaya jamur tiram putih tersebut. 3. Studi kepustakaan yaitu mepelajari teori-teori dan literatur yang berkaitan dengan budidaya jamur tiram serta aspek finansial. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cijulang Asri merupakan lembaga pelatihan petani dalam bidang pertanian khususnya budidaya jamur tiram. Saat ini P4S Cijulang Asri mewadahi 5 kelompok tani yang berada di Desa Kopo yaitu Kelompok Tani Cijulang Asri, Kelompok Tani Cijulang Asri II, Kelompok Tani Krisantum, Kelompok Tani Lamelang Bada dan Kelompok Tani Berkah Alam dengan total luas lahan kelompok 67 ha. P4S Cijulang Asri didirikan oleh Bapak Basir Baesuni, S.Pd yang saat ini juga menjabat sebagai ketua P4S. Saat ini yang menjabat sebagai sekretaris P4S adalah Bapak Wahyu Wibisana dan Bapak Zainal Arifin sebagai bendahara. P4S Cijulang Asri terdiri dari enam seksi yaitu seksi pelatihan dan magang dengan penanggung jawab Bapak Busairi Muslih, seksi wanita tani dengan penanggung jawab ibu Yaneu Ariani, seksi akomodasi dan konsumsi dengan penanggung jawab Dayat Hidayat, seksi HUTBUN dan pertanian dengan penanggung jawab Uyeh, seksi taruna tani dengan penanggung jawab Muhammad Umar dan seksi HUMAS dan promosi dengan penanggung jawab Tanjudin Sumintapura. P4S Cijulang Asri membina 5 kelompok tani yang anggotanya terdiri dari 50 orang. Kelompok Tani Cijulang Asri melakukan budidaya jamur tiram putih, Kelompok Tani Krisantum melakukan budidaya krisan, Kelompok Tani Cijulang Asri II melakukan budidaya jagung manis, ubi jalar, mentimun, wortel, dan sawi. Sedangkan Kelompok Tani Lamelang Bada melakukan budidaya ubi jalar, padi dan pisang. Selanjutnya Kelompok Tani Berkah Alam melakukan budidaya kambing. Rata-rata penerimaan P4S Cijulang Asri untuk sepuluh komoditi yang dibudidayakan adalah Rp ,- per tahun. Selain itu, P4S 3

4 Cijulang Asri juga memiliki banyak asset. b. Pembahasan Kegiatan usaha budidaya jamur tiram putih yang menjadi fokus utama di P4S Cijulang Asri meliputi persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. a). Proses Produksi Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri Proses produksi di P4S Cijulang Asri pada budidaya jamur tiram dilakukan secara bertahap. Dimana satu kali proses produksi dapat menghasilkan 500 baglog. Sehingga untuk mengisi satu kubung dilakukan sebanyak 10 kali proses produksi dengan kapasitas kubung 5000 baglog. Tujuan dilakukan proses produksi bertahap ini adalah supaya panen kontinue dan panen tidak berlimpah. Jarak antara proses produksi pertama dengan proses produksi kedua adalah 4 hari. Proses produksi pembuatan jamur tiram putih terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Proses yang dilakukan terdiri dari tahap persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Uraian kegiatan yang dilakukan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut: 1. Persiapan bibit Bibit jamur tiram putih yang digunakan pada P4S Cijulang Asri merupakan bibit F3 yang berasal dari pedagang bibit yang berada di Cijulang. Bibit jamur tiram putih yang dibeli maksimal F3, belum ditumbuhi jamur, tidak terkontaminasi, tidak ditumbuhi bakal buah, berasal dari varietas unggul, miselium merata, umur optimal diatara 45 sampai 65 hari dan bibit tidak boleh terlalu tua. 2. Persiapan media tanam jamur tiram a. Pengayakan serbuk gergaji Serbuk gergaji yang digunakan untuk budidaya jamur tiram pada P4S Cijulang Asri adalah serbuk gergaji yang 4 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 berasal dari pohon albasiah. Serbuk gergaji tersebut tidak bergetah dan keras, sehingga cocok untuk menjadi media tanam bagi pertumbuhan jamur tiram putih yang akan dibudidayakan. Sebelum serbuk gergaji digunakan, maka dilakukan pengayakan terlebih dahulu. Kegiatan pengayakan ini bertujuan untuk mendapatkan serbuk gergaji yang halus. Pengayakan dilakukan dengan cara memasukkan serbuk gergaji pada alat pengayak yang kemudian diayak. Sisa serbuk gergaji yang kasar dibuang beserta sampahnya. b. Pencampuran bahan Komposisi campuran media tanam yang digunakan pada budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dalam satu kali proses produksi adalah sebagai berikut : Tabel 5. Komposisi media tanam No Nama bahan Jumlah (Kg) 1 Serbuk gergaji Dedak 25 3 Tepung jagung 3 4 Kapur (CaC03) 3 5 Gypsun (CaS04) 3 *). Menghasilkan 500 baglog Bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu untuk mendapatkan komposisi yang tepat. Setelah itu, semua bahan tersebut dicampurkan dan kemudian diberi air hingga mencapai kadar air 55 % dapat ditandai bila dikepal tidak mengeluarkan air dan bila dibuka gumpalan serbuk kayu tidak serta merta pecah. Proses pencampuran dilakukan secara manual dengan menggunakan alat seperti sekop. c. Pengomposan Setelah semua bahan pembuatan media tanam jamur tiram (baglog) dicampur, kemudian bahan dikomposkan selama satu hari. Pengomposan dilakukan dengan cara menumpuk campuran media tanam dan menutupnya secara rapat dengan menggunakan terpal. Hal ini bertujuan untuk menguraikan senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana sehingga campuran media tanam mudah dicerna jamur tiram.

5 d. Pembuatan baglog Campuran media tanam yang sudah dikomposkan selama satu hari, kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik polipropile (PP) ukuran 20 x 35 x 0,05 cm. Sebelum dimasukkan campuran media tanam tersebut diaduk terlebih dahulu karena bagian luarnya sedikit lembab sedangkan bagian dalamnya basah. Media tanam yang telah dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian ditimbang dengan berat 1,5 kg per baglog. Media yang dimasukkan dipadatkan dengan menggunakan tangan. e. Sterilisasi Media tanam yang telah dibuat kemudian disterilkan dengan cara memasukkan baglog ke dalam alat pengukus (steamer). Langkah pertama yang dilakukan dalam sterilisasi ini yaitu penyusunan baglog ke dalam alat pengukus (steamer) dengan rapi. Kegiatan ini dilakukan pada suhu 80 0 C selama 8 jam. Suhu tidak boleh lebih dari C karena dapat merusak plastik baglog, namun apabila suhu dibawah 50 0 C baglog tidak matang dengan sempurna akabitnya baglog mudah terkontaminasi. 3. Inokulasi Tahap selanjutnya yang dilakukan dalam budidaya jamur tiram adalah inokulasi. Kegiatan inokulasi dilakukan dengan cara taburan. Dimana bibit yang dibeli pada pedangang ditaburkan secara langsung pada media yang telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan inokulasi ruangan pembibitan harus disemprot terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol termasuk kaki dan tangan pelaksana untuk mematikan bibit penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman jamur. Selanjutnya, persiapkan alat dan bahan seperti mengisi spritus dan menghidupkannya. Lalu semprot alkohol pada ujung botol bibit dan spatula. Setelah itu bakar spatula dan ujung botol bibit. Kemudian buka baglog dan masukkan bibit dengan menggunakan spatula. Usahakan bibit dalam baglog tersebar secara. merata. Selanjutnya, 5 Jurnal Agrimart, Vol. 3 No. 1, September 2016 tutup baglog dengan menggunakan cincin dan kertas koran serta ikat dengan karet. Sebelum menutup baglog panaskan kertas koran dan cincin terlebih dahulu. Susun baglog yang telah diberi bibit dengan rapi. 4. Inkubasi Baglog yang sudah diinokulasi dipindahkan dari ruangan pembibitan ke rak kubung. Untuk memudahkan pengangkutan maka baglog tersebut dimasukkan dalam keranjang yang dijadikan sebagai wadah pengangkutan. Usahakan baglog tersebut tetap berdiri, supaya miselianya cepat tumbuh. Kegiatan inkubasi ini dilakukan selama satu bulan. 5. Pemeliharaan jamur tiram Pemeliharaan jamur tiram setelah inkubasi adalah pembukaan tutup baglog yang telah berumur atau bulan, penyiraman yang dilakukan setiap hari dan pengendalian hama penyakit yang menyerang tanaman jamur. 6. Panen dan Pasca panen Ciri-ciri jamur yang siap panen adalah memiliki tudung yang tipis dan terbuka. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut semua rumpun jamur tiram kemudian dimasukkan dalam keranjang dan dilakukan pembersihan dan pengemasan. Gambar 1. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung Gambar 2. Pengemasan jamur tiram yang dipasarkan secara langsung

6 b). Analisis Biaya dan Pendapatan Budidaya Jamur Tiram Putih di P4S Cijulang Asri 1. Biaya 1). Biaya Investasi Biaya invetasi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli segala keperluan yang dibutuhkan sebelum memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 di bawah ini : Tabel 6. Biaya investasi atas tanah dan bangunan budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No Komponen Biaya Investasi Luas Biaya (Rp) 1 Ruang budidaya 35 m Ruang inokulasi 6 m Ruang pengomposan 8 m Ruang sterilisasi 16 m Tanah 65 m TOTAL Tabel 7. Biaya investasi alat budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri No Jenis Alat Satuan Jumlah Alat Harga (Rp) Pembelian Alat 1 Sekop unit Terpal M Pengayak unit Ember unit Selang air M Timbangan 50 kg unit Timbangan 10 kg unit Pisau unit Box plastik unit Steamer unit Tabung gas 3 kg unit Keranjang unit Cincin bambu unit Spatula unit Hand sprayer unit Lampu busen unit Mesin vacum unit Rak budidaya M Jumlah Dari Tabel 6 dan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa, Total biaya investasi untuk budidaya jamur tiram putih adalah sebesar Rp ,-. 6 2). Biaya Budidaya Jamur Tiram Putih Menurut Widyatama (2013), Biaya adalah nilai pengorbanan sumber ekonomi yang dapat diukur dalam satuan uang untuk memperoleh barang atau jasa yang telah terjadi dan berguna untuk masa yang akan datang untuk

7 memberikan suatu manfaat yaitu peningkatan laba. Biaya dibedakan menjadi 2, yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Tetap (Fixed Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), Biaya tetap adalah biaya yang sebagai keseluruhan tidak berubah dengan perubahan volume produksi. Komponen biaya tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri adalah penyusutan aktiva tetap terjadi karena berkurangnya nilai keuangan dari aktiva tetap yang disebabkan karena adanya pemakaian aktiva tetap tersebut, biaya tenaga kerja dan sewa tanah. 1. Biaya penyusutan Berikut adalah biaya penyusutan yang dikeluarkan untuk budidaya jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) : Tabel 8. Biaya penyusutan bangunan N o Komponen Biaya Biaya Investasi Umur ekonomis (Tahun) Nilai Sisa (10%) Penyusutan / Tahun Penyusutan / Periode 1. Ruang budidaya Ruang inokulasi Ruang pengomposan Ruang sterilisasi Tabel 9. Biaya penyusutan alat N o Komponen Biaya Total Penyusutan Bangunan Biaya Investasi Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Sisa Penyusutan / Tahun Penyusutan / Periode 1. Sekop Terpal Pengayak Ember Selang air Timbangan 50 kg Timbangan 10 kg Pisau Box plastik Steamer Tabung gas 3 kg Keranjang Cincin bambu Spatula Hand sprayer Lampu busen Mesin vacum Rak budidaya Total Penyusutan Peralatan

8 Keterangan : *) alat dengan harga beli lebih dari Rp diasumsikan memiliki nilai sisa 5% dari harga beli, sedangkan alat dengan harga beli lebih dari Rp diasumsikan memiliki nilai sisa 10 % dari harga beli. 2. Biaya Tenaga Kerja Tabel 10. Biaya tenaga kerja No Tenaga kerja (TK) Total (Rp) 1. TK pria tetap TK wanita tetap TK wanita tidak tetap Total a. Biaya Variabel (Variable Cost) Menurut Patarianto dan Lartik (2012), biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya selalu berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Sesuai dengan penjelasan tersebut, yang termasuk kedalam biaya tidak tetap dalam usaha budidaya jamur tiram putih ini antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan). 1. Biaya Bahan Baku Dalam budidaya jamur tiram putih yang dilakukan pada P4S Cijulang Asri ini, biaya pembelian bahan yang digunakan untuk budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah sebagai berikut : Tabel 11. Biaya bahan baku No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 1 Serbuk gergaji Kg Dedak Kg Tepung jagung Kg Kapur (CaCo3) Kg Gypsum (CaSo4) Kg Bibit Botol Total Biaya Biaya overhead pabrik Tabel 12. Biaya overhead pabrik No Jenis Pembiayaan Satuan Jumlah Harga Biaya (Rp) (Rp) 1 Plastik PP ukuran 20 x 35 x 0,05 cm Lbr Karet Buah Tali rafia M Kertas koran 7 x 12 cm Lbr Bahan bakar (gas) tabung Alkohol 70 % L Spritus L Plastik kemasan PP 45 X 65 Lbr Plastik Vacum Lbr Listrik dan Air Transportasi Obat pengendalian hama dan penyakit Total Biaya

9 3. Total Biaya (Total Cost) Total biaya adalah hasil penjumlahan dari total biaya tidak tetap (variable cost) ditambah dengan total biaya tetap (fixed cost). Gambaran mengenai total biaya usaha budidaya jamur tiram putih dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini: Tabel 13. Total Biaya No Jenis Biaya Total (Rp) 1 Biaya Tetap - Biaya Penyusutan Alat - Biaya Tenaga Kerja Biaya Variabel - Biaya Bahan - Biaya Overhead Pabrik Jumlah ). Pendapatan Pendapatan diperoleh dari hasil perkalian panen jamur tiram putih dengan harga jual per kg. Satu baglog jamur tiram akan menghasilkan rata-rata 0,5 kg jamur tiram selama satu periode atau selama 4 bulan. Sehingga dalam satu periode 5000 baglog akan menghasilkan 2500 kg jamur tiram putih. Namun tidak semua baglog menghasilkan jamur tiram putih dalam satu hari. Rata-rata jamur tiram putih yang dipanen setiap hari adalah 5-7 kg. Jamur tiram putih hasil panen dijual secara langsung dan melalui pedagang pengumpul. Harga penjualan jamur tiram putih secara langsung yaitu Rp ,- / kg. Sedangkan jamur tiram putih yang dijual pada pedagang pengumpul harganya yaitu Rp ,- / kg. Harga yang ditawarkan pedagang pengumpul tetap, meskipun harga dipasar berubah. Perbandingan penjualan jamur tiram putih secara langsung dan melalui pedagang pengumpul adalah 60 % banding 40 %. Sehingga jamur tiram putih yang dipasarkan secara tidak langsung adalah : 60% x kg = kg. Dan jamur tiram putih yang dipasarkan secara langsung adalah : 40 % x kg = kg. Tabel 14. Pendapatan untuk budidaya jamur tiram putih No Keterangan Penjualan Jumlah Produksi Harga per Pendapatan (Rp) per periode (Kg) Kg (Rp) 1. Langsung Pedangang pengumpul Jumlah c). Analisis Rasio Penerimaan atas Biaya (R/C Ratio) 1. Keuntungan : Pendapatan = Rp Biaya = Rp Keuntungan = Rp Pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama satu periode (4 bulan) adalah Rp ,- biaya untuk satu periode adalah Rp ,- dan keuntungan Rp , Revenue/Cost Ratio : R/C ratio = Pendapatan/ periode Total Biaya/ periode = = 1,34 Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh R/C ratio sebesar 1,34. R/C ratio 1,34 ini menggambarkan bahwa dengan mengeluarkan Rp. 1 akan diperoleh pendapatan sebesar Rp. 1,34 berarti keuntungan adalah Rp. 0,34 atau 34 %. Dari nilai R/C ratio yang diperoleh yaitu sebesar 1,34 menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih yang dilakukan P4S

10 Cijulang Asri menguntungkan. Usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri dapat dikatakan efisien karena memiliki nilai rasio pendapatan atas biaya yang lebih dari satu (R/C ratio > 1) sehingga kegiatan usaha jamur tiram putih layak karena memberikan pendapatan lebih besar dari pada pengeluarannya. KESIMPULAN Piryadi. T. U Bisnis Jamur Tiram. Agromedia Pustaka, Jakarta. 122 hal. Widyatama widyatama. ac.id / xmlui/ bitstream/handle/ /3041/ Bab%202.pdf?sequence=7Diakses pada tanggal 21 Juli Berdasarkan Laporan Tugas Akhir yang dibuat, maka dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Proses budidaya jamur tiram putih yang dilakukan di P4S Cijulang Asri terdiri dari beberapa tahap mulai dari persiapan bibit, persiapan media tanam, inokulasi, inkubasi, pemeliharaan, panen dan pasca panen. 2. Biaya yang dikeluarkan dari usaha budidaya jamur tiram putih sebanyak 5000 baglog selama periode tanam (4 bulan) di P4S Cijulang Asri adalah sebesar Rp ,- sedangkan pendapatan yang diperoleh adalah Rp ,- sehingga keuntungan yang diterima yaitu sebesar Rp ,- 3. Hasil dari analisa kelayakan usaha jamur tiram putih di P4S Cijulang Asri, maka usaha ini layak untuk dijalankan karena R/C ratio yang diperoleh yaitu 1,34. DAFTAR PUSTAKA Hendritomo, H. I Jamur Konsumsi Berkhasiat Obat. Lily Publisher. Yogyakarta. Patarianto. P. dan Lartik Penggunaan Analisis Biaya Variabel Dalam Pengambilan Keputusan Produksi Pada Pt. Ptj Kantor Wilayah Sidoarjo. p-content/uploads/2013/05 /vol10- no pierre.pdf. Diakses pada tanggal 19 Juni

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM 0 Pembuatan Kumbung 0 Peralatan dalam Pembuatan Baglog 0 Pembuatan Media Tanam 0 Pencampuran 0 Pengisian Media Ke Kantong Plastik 0 Sterilisasi 0 Inokulasi Bibit 0 Perawatan

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYAJAMUR TIRAM PUTIH DI (P4S) NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYAJAMUR TIRAM PUTIH DI (P4S) NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYAJAMUR TIRAM PUTIH DI (P4S) NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Hendra Habibi 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang menempati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. ostreatus)

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur Dusun Ngaran Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dan lab. tanah Fakultas

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN DI SUSUN OLEH : NAMA : FAHDI ARDIYAN NIM : 11.11.5492 KELAS : 11-S1T1-12 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK Jamur tiram merupakan salah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru, III. BAHAN DAN METODE 3.1.Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV. Ravi Nursery, di Jl. Kubang Raya Kab. Kampar, dan di Laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) UIN Suska Riau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan CV.Wahyu Makmur Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih. CV Wahyu Makmur Sejahtera didirikan pada tahun 2005

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor dengan 5 taraf konsentrasi dengan lima kali ulangan, yaitu: Keterangan: M0 M1 M2 M3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dan Home industri jamur

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di laksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Jalan, Benteng Hilir, No. 19. Kelurahan, Bandar Khalifah. Deli Serdang. Penelitian

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Violin Febritaha Sitepu 1 Regia Indah Kemala Sari 2 RINGKASAN Jamur tiram mengandung gizi yang tinggi serta manfaatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan AprilAgustus 2013, di Rumah Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI Kelurahan

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu macam bibit F2 jamur Ganoderma sp. isolat Banyumas 1 koleksi

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan dilihat dari

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM Oleh : Masnun, S.Pt, M.Si I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya jamur tiram adalah salah satu usaha pertanian yang saat ini sangat prospektif karena beberapa faktor yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni dilaboratorium Agronomi (laboratorium jamur) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa-timur,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Budidaya Jamur Tiram Putih Berdasarkan hasil penelitian usaha budidaya jamur tiram yang dilakukan di Kecamatan Ciampea dan Ciawi, sudah cukup baik dalam penggunaan

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15

I. METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R. Soebrantas KM 15 I. METODE PENELITIAN 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni sampai Oktober 2013 di CV. Ravi Nursery Kubang Raya Kampar Riau dan di Laboratorium Patologi, Entomologi,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Dani Ramadan Hatam NIM : 11.11.5414 Kelompok : E Program Studi : S1 Jurusan : TI Dosen : Prof.Dr.M. Suyanto ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 2 faktor dan 12 perlakuan kombinasi media tumbuh dengan 3 kali ulangan dan tiap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sumatera Kebun Jamur, Budidaya Jamur, di Kecamatan Percut Sei TuanKabupaten Deli Serdang, Pemilihan lokasi di

Lebih terperinci

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH Disusun oleh : Andrianta Wibawa 07.11.1439 BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH I. PENDAHULUAN Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung Oleh Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP. A. Latar Belakang Budidaya jamur merang di dalam kumbung merupakan teknik budidaya jamur yang dilakukan secara modern dengan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal...

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal... PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR Prosedur Operasional... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... I. PEMILIHAN LOKASI A. Definisi Dan Tujuan Memilih dan menentukan lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3 No. HP 081317040503¹, 085398014496², 085242945887³ ¹Alamat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KPJI

V. GAMBARAN UMUM KPJI V. GAMBARAN UMUM KPJI 5.1 Sejarah KPJI Usaha Komunitas Petani Jamur Ikhlas (KPJI) merupakan sebuah usaha kelompok yang terdiri dari beberapa petani, yang dipimpin oleh Pak Jainal. KPJI berdiri di Desa

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Khairizal dan Sisca Vaulina Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM NASKAH PUBLIKASI A 420090101 Disusun Oleh: NUNING PURI HANDAYANI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI BAGLOG JAMUR TIRAM (Studi Kasus pada Seorang Pengusaha Baglog Jamur Tiram di Desa Margaluyu Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis) Oleh: Syam Sutarman 1, Dini Rochdiani 2, Tito

Lebih terperinci

OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK

OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK OLEH : ISNAWAN BP3K NGLEGOK 0 MEDIA TANAM JAMUR KAYU A. Persiapan 1. Bangunan a. Ruang Persiapan Merupakan tempat pembuatan media tanam, yaitu kegiatan pencampuran, pewadahan, dan sterilisasi. Dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB III REKAYASA PENURUNAN GENERASI PDA KE GENERASI BIBIT INDUK F1 3.1. Pembuatan Bibit Induk F1 Bibit induk F1 adalah hasil turunan generasi dari bibit PDA. Media yang digunakan bisa dari serbuk gergajian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman sumber daya alam di Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura merupakan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, karena adanya perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Jamur Tiram. serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Jamur Tiram Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastik yang disebut dengan baglog. Pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU

ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU ANALISIS USAHA DAN PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) STUDI KASUS DI KELURAHAN TANGKERANG TIMUR KECAMATAN TENAYAN RAYA KOTA PEKANBARU BUSINESS ANALYSIS AND MARKETING WHITE OYSTER MUSHROOM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR LAMPIRAN 70 Lampiran 1. Kuisioner Wawancara KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR Tanggal: No.

Lebih terperinci

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S.

Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN. Keywoard : Perbandingan biaya, Produksi krisan, P4S. PERBANDINGAN KEUNTUNGAN KRISAN POTONG DENGAN PEMANFAATAN SISTEM TUNAS DAN SISTEM TANAM AWAL DI P4S ASTUTI LESTARI PARONGPONG BANDUNG BARAT Rahmawati 1 Latifa Hanum 2 RINGKASAN Indonesia merupakan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Hasil Hutan Bukan Kayu Istilah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) adalah semua keanekaragaman biologi selain kayu yang digali dari hutan untuk keperluan manusia. The Expert Consultation

Lebih terperinci

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR Disampaikan Oleh: Prof. Dr. Ir. Bambang Hendro S., SU. MATERI PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR I. Potensi & Prospek Budidaya Jamur A. Keuntungan Budidaya Jamur B. Prospek dan Peluang Budidaya

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM Disusun oleh: Nama : JASMADI Nim : Kelas : S1 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA JL. Ring road utara, condongcatur, sleman yogyakarta ABSTRAK Budidaya jamur tiram memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian harus dipandang dari dua pilar utama secara terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (onfarm\agriculture/agribusiness)

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar yang terus meningkat. Menurut Trubus (2012), permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang sempurna, dan diciptakannya manusia di bumi sebagai kholifah yang seharusnya kita memperhatikan,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) E-144 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-144 Efektifitas Pertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dengan Variasi Media Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria)

Lebih terperinci

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan:

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan: LAMPIRAN Hari/Tanggal:.. MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH SERBUK GERGAJI DI KECAMATAN LEUWISADENG DAN KECAMATAN LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR Oleh Dewi Asrini Fazaria (H44080032), Mahasiswa Departemen Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnya di hutan atau kebun. Jamur dapat tumbuh dimana-mana terutama

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU DEVELOPMENT OF OYSTER MUSHROOM CULTIVATION AS PROSPECTIVE AGRIBUSINESS IN GAPOKTAN SEROJA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SB091358

TUGAS AKHIR SB091358 TUGAS AKHIR SB091358 EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI MEDIA KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) DAN SABUT KELAPA (Cocos nucifera) Oleh: Hanum Kusuma Astuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan.

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram Nama : Enggar Abdillah N NIM : 11.12.5875 Kelas : 11-S1SI-08 ABSTRAK TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

Lebih terperinci

PROSPEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) STUDI KASUS : KECAMATAN CIAMPEA DAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR IVAN WAHYU HIDAYAT E

PROSPEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) STUDI KASUS : KECAMATAN CIAMPEA DAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR IVAN WAHYU HIDAYAT E PROSPEK BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) STUDI KASUS : KECAMATAN CIAMPEA DAN CIAWI, KABUPATEN BOGOR IVAN WAHYU HIDAYAT E14104059 DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG

PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG PROSPEK CERAH BISNIS JAMUR MERANG OLEH: ADHITYA NUGROHO 10.11.3831 S1 TI 1D STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 A. ABSTRAK Banyaknya permintaan akan jamur merang dikalangan masyarakat akhir-akhir ini sedang

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log Pengolahan limbah serbuk gergaji di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng menjadi bag

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH

EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH 1 EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN VARIASI MEDIA KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) DAN SABUT KELAPA (Cocos nucifera) Hanum Kusuma Astuti, Nengah Dwianita Kuswytasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

SIMPLE TECHNIQUES FOR MAKING BAGLOG HOUSEHOLD SCALE TEKNIK SEDERHANA PEMBUATAN BAGLOG UNTUK SKALA RUMAH TANGGA

SIMPLE TECHNIQUES FOR MAKING BAGLOG HOUSEHOLD SCALE TEKNIK SEDERHANA PEMBUATAN BAGLOG UNTUK SKALA RUMAH TANGGA SIMPLE TECHNIQUES FOR MAKING BAGLOG HOUSEHOLD SCALE TEKNIK SEDERHANA PEMBUATAN BAGLOG UNTUK SKALA RUMAH TANGGA Sigit Kusmaryanto (1), Tri Wahono (2) (1) Dosen Teknok Elektro FTUB, sigitkus@ub.ac.id (2)

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. 21 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015. Tempat yang digunakan yaitu di tempat peneliti di desa Pacing, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Saat ini jamur yang sangat populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur dikenal dalam kehidupan sehari-hari sejak 3000 tahun yang lalu, telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM USAHAI b IKK JAMUR TIRAM Verena Agustini 1, Supeni Sufaati 1, Yuliana waromi 2, Dirk Runtuboi 1 1 Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih 2 Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan SILASE TANAMAN JAGUNG SEBAGAI PENGEMBANGAN SUMBER PAKAN TERNAK BAMBANG KUSHARTONO DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Pengembangan silase tanaman jagung sebagai alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan penyakit, cacat janin, kematian, bahkan. pemutusan mata rantai kehidupan suatu organisme. Limbah merupakan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan zat sisa yang dihasilkan karena pembuangan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berguna, tetapi

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU. Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini Pekbis Jurnal, Vol.9, No.1, Maret 2017 : 1-10 ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU Ermi Tety, Rachmawaty Sri Cintami dan Yusmini Program Studi Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 - Oktober 2014 di Laboratorium Hama Tumbuhan, Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram dan jamur merang termasuk dalam golongan jamur yang dapat dikonsumsi dan dapat hidup di kayu-kayu yang sudah lapuk. Jamur ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 0216-8537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1-102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 KOMBINASI MEDIA

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

BAB VI MEMBANDINGAN BIBIT TEBAR F2 MEDIA JAGUNG DENGAN MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU 6.1. Perbandingan Kualitas Bibit F2 Kualitas dari bibit tebar F2 ditentukan oleh beberapa faktor yang antara lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanianyang mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur

Lebih terperinci