VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.1 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan Analisis lingkungan eksternal perusahaan berkaitan dengan keadaan luar perusahaan yang berpengaruh terhadap kegiatan di perusahaan. Identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal sangat dibutuhkan karena merupakan keadaan yang tidak dapat dikendalikan secara langsung. Faktorfaktor eksternal teridentifikasikan menggambarkan peluang dan ancaman yang dihadap oleh perusahaan yaitu kebijakan pemerintah, ekonomi, sosial, budaya, demografi, dan teknologi, serta kompetitif diantaranya ancaman masuknya pendatang baru, persaingan antar peusahaan sejenis, ancaman produk pengganti. Kekuatan tawar - menawar pembeli dan kekuatan tawar-menawar pemasok Ekonomi Aspek ekonomi merupakan faktor yang berkaitan dengan sistem ekonomi suatu perusahaan beroperasi. Kondisi perekonomian suatu daerah dapat mempengaruhi suatu kinerja perusahaan yang sedang atau berjalan. Kondisi perekonomian Indonesia secara menyeluruh dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal tersebut diketahui dari impor jamur di Indonesia tahun yang ada pada tabel 2. Perkembangan volume impor jamur pada tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan. Hanya saja pada tahun 2006 smpai 2007 sempat mengalami penurunan dari ton menjadi ton. Namun, pada tahun 2008 sampai 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 peningkatan impor jamur menjadi ton, kemudian tahun 2008 menjadi ton dan tahun 2010 menjadi ton. Hal tersebut menjadi peluang bagi industri jamur untuk mengembangkan usahanya Kebijakan Pemerintah dan Hukum Kebijakan pemerintah dan hukum terdiri dari peraturan pemerintah, undang-undang, kebijakan pemerintah dan lembaga pemerintahan. Segala 55

2 kegiatan politik dan hukum dapat mempengaruhi situasi usaha yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa mengikuti aturanaturan dari penentu kebijakan dunia usaha dalam hal ini lembaga pemerintahan yang menangani sistem usaha di wilayah setempat. Kebijakan pemerintah untuk mengembangan usaha mikro, kecil seera menengah (UMKM) serta koperasi semakin memperlihatkan kemajuan yang cukup baik. Program-program pemerintah mulai banyak dikeluarkan untuk membantu mengatasi permasalahan keterbatasan modal bagi UMKM serta koperasi. Program atau kebijakan pemerintah yang dapat dimanfaatkan oleh CV.Wahyu Makmur Sejahtera yaitu memberikan bantuan modal kepada UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Tujuan dari KUR adalah a) untuk mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM, b) untuk meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan koperasi dan c) untuk penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja. KUR dapat diperoleh melalu beberapa bank seperti BNI, BRI. BTN. Bukopin, Syariah dan Mandiri. Kebijakan pemerintah yang mampu mempengaruhi perkembangan usaha di Indonesia yaitu adanya perdagangan bebas. Semakin banyaknya produk luar negeri yang masuk ke Indonesia dapat memicu terjadinya persaingan yang sangat kuat. Jika hal tersebut terjadi tentu sangat mempengaruhi harga-harga produk lokal. Harga produk lokal dapat jatuh dibawah harga yang telah ditetapkan. Untuk produk jamur tiram sendiri kini telah bersaing dengan negara-negara lain seperti Cina dan Eropa, sehingga hal ini menjadi ancaman bagi produsen jamur tiram di Indonesia. Pemerintah telah membuat rintisan bagi pengembangan usaha jamur nyang diharapkan dapat mendukung keberlangsungan usaha budidaya jamur tiram putih. Salah satunya dengan keberadaan kedua Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor serta Lembaga sosial Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) : 1) Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor sebagai lembaga pemerintah yang mendukung perkembangan usaha jamur tiram putih khususnya di Kabupaten Bogor. Dinas Pertanian dan Kehutanan selalu 56

3 memantau perkembangan usaha jamur tiram putih di Kabupaten Bogor. Menurut bagian Kehutanan, jamur tiram putih masuk ke dalam bagian kehutanan karena merupakan salah satu komoditi yang tumbuh melalui serbuk kayu. Sampai sejauh ini, Dinas Pertanian dan Kehutanan selalu rutin mendata usaha jamur tiram putih serta mengadakan penyuluhan mengenai perkembangan usaha jamur tiram putih. 2) Lembaga asosiasi, yaitu Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI) sebagai asosiasi bagi para pengusaha jamur sehingga dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mendukung unit-unit usaha (pengusahaan) jamur melalui program-program standarisasi produk. Pengembangan manajemen dan organisasi kelompok tani, dan perluasan jaringan kerja dan pemasaran. Kedua lembaga tersebut diharapkan dapat membentuk suatu jaringan kerja dan usaha yang sinergi antara penyediaan, kegiatan produksi, pemasaran dan manajemen serta organisasi Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan Bentuk sosial dan budaya yang diterapkan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah dengan melakukan perekrutan karyawan dari daerah sekitar lokasi perusahaan. Hal tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di lokasi perusahaan. Perekrutan karyawan untuk usaha jamur tiram putih ini dapat dikatakan mudah karena tidaklah memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Rata-rata tingkat pendidikan tenaga kerja yaitu SMP. Sebelum mulai bekerja, para karyawan terlebih dahulu diberi pelatihan dan pembinaan singkat oleh pemilik perusahaan. Faktor utama yang menjadi pertimbangan perusahaan sebelum mempekerjakan karyawan adalah orang tersebut memiliki kemauan yang keras untuk bekerja, kerja keras, jujur, loyal dan bertanggung jawab. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya berimplikasi kepada peningkatan jumlah konsumsi makanan. Namun, saat ini semakin meningkatnya aktivitas perkotaan menyebabkan masyarakat tidak memiliki waktu untuk memasak makanan sendiri. Hal tersebut berimbas kepada makanan siap saji atau fast food yang dijadikan suatu alternatif makanan untuk 57

4 dikonsumsi. Padahal sudah banyak diketahui bahwa dengan mengkonsumsi makanan yang praktis tersebut tanpa memikirkan gizi dapat memicu timbulnya penyakit seperti jantung, tekanan darah tinggi dan kanker. Dampak dari keadaan tersebut membuat masyarakat semakin sadar akan pola hidup sehat. Salah satu cara untuk melakukan perubahan pola hidup sehat tersebut yaitu dengan cara mengkonsumsi makanan sehat yang saat ini lebih dikenal dengan back to nature. Makanan yang baik dikonsumsi tersebut salah satunya adalah sayuran yaitu jamur tiram putih. Jamur tiram putih saat ini sudah mulai banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki gizi dan manfaat yang baik untuk kesehatan. Jamur yang merupakan komoditi pertanian dimana dalam proses produksinya tidak menggunakan pestisida dan pupuk buatan akan dapat ditawarkan kepada masyarakat sebagai makanan sehat dan menyehatkan karena selain jamur memiliki kandungan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh juga memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit (Wira, 2011). Semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi sayuran menjadi peluang bagi perkembangan komoditas jamur tiram putih. Dapat dilihat pada tabel berikut mengenai perkembangan penduduk Kota Bogor yang semakin meningkat tiap tahunnya. Tabel 16. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan (%) , ,45 Sumber : BPS Kota Bogor (2012) Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Bogor mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2008 jumlah penduduk Kota Bogor sebanyak jiwa mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar 0,42 persen menjadi jiwa. Kemudian di tahun 2010 kembali mengalami peningkatan sebesar 0,45 persen menjadi jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasar jamur. Hal tersebut tentunya dapat dijadikan sebagai peluang yang baik untuk industri jamur di Indonesia. 58

5 Kondisi demografi dan lingkungan usaha budidaya jamur tiram ini dapat dikatakan sudah cukup ideal. Namun, pemanasan global yang belakangan ini semakin marak terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang sangat ekstrem. Kondisi iklim yang terkadang tidak menentu mengakibatkan hal tersebut menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha CV Wahyu Makmur Sejahtera. Selain itu, perkembangan hama dan penyakit dalam usaha jamur tiram putih ini selalu mengancam pertumbuhan jamur tiram putih ini sendiri. Hama dan penyakit yang menyerang pertumbuhan jamur tirm putih ini banyak disebabkan karena proses sterilisasi yang kurang sempurna. Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan baglog yang terkontaminasi oleh penyakit dengan baglog yang sehat. Hal ini dilakukan untuk menghindari baglog lain yang terserang penyakit yang sama Teknologi Teknologi sangat mempengaruhi jalannya suatu usaha yang sedang dijalankan. Penggunaan teknologi yang semakin canggih dapat membantu memperlancar suatu usaha. Maka dari itu, perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan teknologi setiap waktunya. Penerapan teknologi yang baru akan mempengaruhi perencanaan perusahaan pada produk baru atau perbaikan produk lama sehingga meningkatkan penjualan atau pemasaran. CV Wahyu Makmur Sejahtera saat ini sudah menerapkan teknologi semi modern. Modal yang masih terbatas menjadi hambatan perusahaan untuk mengembangkan usahanya menggunakan peralatan yang lebih modern. Namun, hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera karena sejauh ini perusahaan masih mampu untuk memproduksi bibit, baglog serta jamur tiram putih dengan baik. Teknologi yang diterapkan perusahaan saat ini adalah dengan menggunakan dua alat sterilisasi dengan menggunakan pembakaran dari tabung gas berukuran 3,5 kg. Disamping itu, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sangat penting untuk menunjang berjalan suatu usaha. Teknologi telepon genggam dan internet dapat digunakan perusahaan agar mempermudah akses informasi 59

6 mengenai jamur tiram putih serta membantu memperluasan pasar melalui kegiatan promosi. Alat informasi seperti telepon genggam dapat digunakan untuk mempermudah transaksi antara pengusaha, pemasok serta konsumen. Kegiatan promosi yang dilakukan CV Wahyu Makmur Sejahtera masih diterapkan secara sederhana yaitu melalui mulut ke mulut Kompetitif Dalam menjalankan setiap usaha tidak pernah terlepas dari persaingan. Persaingan yang ada di dunia usaha seharusnya dapat memberikan kekuatan bagi suatu usaha untuk dapat bersaing secara sehat dan kuat. Selama menjalankan usahanya, CV Wahyu Makmur Sejahtera tidaklah terlepas dari pesaing Persaingan antar Perusahaan Sejenis Dalam persaingan usaha pada umumnya hal yang diperebutkan adalah posisi suatu perusahaan dalam pangsa pasar, penguasaan saluran distribusi dan lainnya. Dari sekian banyak usaha jamur tiram putih yang dijalankan, terbagi dalam berbagai macam skala usaha. Besar kecilnya skala usaha tergantung dengan ketersediaan modal yang dimiliki. Apabila ketersediaan modal yang dimiliki cukup maka perusahaan pesaing dapat meningkatkan kapasitas produksinya serta memperluas wilayah pasar yang dituju. Menurut Pengelola CV Wahyu Makmur Sejahtera terdapat delapan perusahaan jamur tiram putih yang berada di satu lokasi yaitu Desa Pandan Asri Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Perusahaan-perusahaan berdiri dengan bermacam-macam karakter mulai dari luas area, jumlah bangunan, kapasitas, pasar yang dituju dan modal yang digunakan. Namun, dari pesaing tersebut banyak yang menjual jamur tiram putih ke pasar-pasar wilayah Bogor. Adanya persaingan usaha sejenis dapat menjadi ancaman bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera. 60

7 Ancaman Masuknya Pesaing Baru Masuknya pesaing baru dapat menjadi ancaman dalam suatu usaha yang sedang dijalankan. Saat ini prospek usaha yang baik dan masih terbuka luas membuat para pengusaha semakin tertarik untuk masuk ke dalam industri usaha jamur tiram putih, baik berskala kecil, menengah maupun besar. Dalam memulai usaha jamur tiram putih sebenarnya tidaklah harus memerlukan dana investasi yang besar. Hal tersebut akan bergantung dengan skala usaha yang akan dijalankan. Selain itu, proses produksinya masih bersifat sederhana dan tidak selalu membutuhkan teknologi canggih menjadi alasan pada pesaing baru untuk memulai usaha jamur tiram putih. Produk yang dihasilkan oleh para pengusaha jamur tiram putih pun sebagian besar mengalami karakteristik dan jenis produk yang hampir sama yaitu jamur tiram putih segar Potensi Pengembangan Produk Subtitusi Produk subtitusi adalah produk pengganti atau produk yang bisa menggantikan. Produk pengganti yang dimaksud adalah suatu produk yang memiliki kemampuan untuk menggantikan fungsi dari suatu produk. Produk subtitusi dari jamur tiram putih adalah produk yang memiliki bentuk fisik, fungsi serta kandungan yang sama atau hampir sama. Dari fungsinya jamur tiram putih memiliki fungsi sebagai bahan pangan sayuran. Ada beberapa jenis jamur yang dapat menjadi produk subtitusi yaitu jamur kancing, jamur shitake dan jamur merang. Dibandingkan dengan jenis jamur lain, jamur tiram putih lebih mudah untuk di produksi dan murah sehingga harga jualnya pun lebih murah. Adapun produk subtitusi dari kelompok sayuran yang dihadapi oleh jamur tiram putih seperti bayam, kangkung dan lainnya. Meskipun terdapat produk subtitusi daru kelompok sayuran, jamur tiram putih memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi seperti protein, serat, lemak dan kalori Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok menjadi peran utama dalam keberlangsungan suatu usaha. Perusahaan melakukan kerjasama dengan pemasok tetap dalam memasok 61

8 bahan baku utama seperti serbuk gergaji, dedak, kapur, tepung jagung, dan molase. Serbuk gergaji diperoleh dari tempat penggerajian di wilayah Bogor. Kapur dan gypsum diperoleh dengan membeli ditoko kimia. Molase didapatkan dari pelanggan yang berada di Kota Semarang. Perusahaan selalu berusaha menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok, hal ini bertujuan agar bahan baku untuk proses produksi tetap tersedia dan harga lebih rendah Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Pembeli jamur tiram putih CV.Wahyu Makmur Sejahtera berada di wilayah Bogor dan Jakarta. Para pembeli biasanya datang perusahaan untuk mengambil jamur tiram putih. Perusahaan tidak pernah mendistribusikan produknya kepada para pembeli, sehingga para pembeli lah yang mengambil langsung ke perusahaan. Hal tersebut tentunya memberikan keuntungan bagi perusahaan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk transportasi. Pembelian jamur tiram putih biasanya menggunakan sistem pemesanan terlebih dahulu kepada perusahaan jumlah jamur tiram putih yang akan dibeli. Dapat dilihat pada Tabel 17 data pembeli atau pelanggan CV Wahyu Makmur Sejahtera. Tabel 17. Data Pelanggan CV Wahyu Makmur Sejahtera Tahun 2012 No Nama Lokasi 1 Bapak Alex Leuwiliang 2 Bapak Mulyadi Jakarta 3 Bapak Mardiyas Darmaga 4 Ibu Susi Gadog 5 Bapak Rafik Jakarta 6 Bapak Agus Ciapus 7 Bapak Khoer Cimahpar 8 Bapak Abdullah Jakarta 9 Bapak Dodi Lawang Gintung 10 Ibu Eni Katulampa Sumber : CV.Wahyu Makmur Sejahtera (2012) 6.2 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan Analisis internal perusahaan dilakukan untuk mengindetifikasikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini mencakup bidang operasi atau produksi, manajemen, keuangan dan pemasaran. 62

9 6.2.1 Operasi atau Produksi Produk yang dihasilkan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah jamur tiram putih segar. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan yaitu bibit jamur tiram putih, baglog siap panen, dan jamur tiram putih segar. Produksi bibit jamur tiram dan baglog dilakukan sesuai dengan pesanan, namun sisanya dapat digunakan untuk keperluan internal perusahaan. Rata-rata produksi jamur tiram putih segar perharinya yaitu kg. Peralatan produksi yang digunakan masih tergolong semi modern, karena dalam sterilisasi baglog jamur belum menggunakan autoclave modern. Perusahaan ini hanya menggunakan dua buah alat steamer dengan kapasitas sampai baglog persatu steamer sterilisasi. Sedangkan untuk pembakarannya menggunakan tabung gas ukuran 3,5 kg Manajemen Manajemen perusahaan CV.Wahyu Makmur Sejahtera menghadapi beberapa kendala yang dihadapi dalam mengatur manajemen perusahaan. Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam manajemen perusahaan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Fungsi-fungsi tersebut sangat penting dalam menjalankan kegiatan agar semua aktivitas dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. 1) Perencanaan (Planning) Perencanaan dalam CV Wahyu Makmur Sejahtera dimulai dari perekrutan karyawan, perencanaan kebutuhan input sarana produksi, hingga produksi yang akan diperoleh pada saat panen. Para karyawan direkrut berasal dari masyarakat sekitar perusahaan dimana hal tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan yaitu untuk membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Penempatan posisi karyawan tidak berdasarkan pendidikan, knowledge, ataupun skill. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi. Input produksi diambil dari daerah sekitar Bogor Barat dan Bogor selatan. Adapun mengenai produksi jamur, perusahaan merencanakan untuk terus 63

10 meningkatkan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan jamur tiram putih dipasar dan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. 2) Pengorganisasian (Organazing) Pemilik perusahaan berperan sebagai direktur yang memegang kekuasaan dan mengambil keputusan yang akan diambil oleh perusahaan. Pemilik perusahaan dibantu oleh Ibu Pipoh, yang bertugas sebagai pengelola usaha. Ibu pipoh bertugas dibidang keuangan, pemasaran, administrasi, dan produksi. Kualitas dan kuantitas SDM masih sepenuhnya dikontrol oleh pemimpin perusahaan. Adanya jabatan rangkap dalam organisasi (bidang produksi, keuangan, administrasi dan pemasaran) dapat menjadi kendala dalam memusatkan perhatian pada satu aspek dari tugas yang dijalankannya. 3) Pelaksanaan (Actuating) Dari seluruh kegiatan perusahaan yang telah terlaksana, semua diharapkan dapat berjalan sesuai prosedur yang ada di perusahaan. Pengelolaan meliputi kegiatan dalam memimpin, memberi petunjuk, memberi instruksi dan memotivasi karyawan. Untuk fungsi penggerakan ini sepenuhnya dilakukan oleh Pemimpin perusahaan dan pengelola. 4) Pengawasan (Controlling) Pengawasan yang dilakukan perusahaan selama ini adalah pengawasan terhadap hasil produksi, baik dalam ketepatan waktu, serta kualitas. Pengawasan juga dilakukan terhadap kinerja karyawan. Pengawasan juga dilakukan perusahaan mulai dari pasokan input, proses produksi, perawatan, pemanenan dan pemasaran. Pengawasan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memastikan berlangsungnya kegiatan perusahaan agar sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Pengawasan meliputi pencegahan dan penanggulangan. Pencegahan dilakukan agar tidak adanya faktor-faktor yang dapat menghambat kegiatan, misalnya terganggunya pasokan input, kesalahan proses produksi, dan lain-lain. Sedangkan pencegahan dilakukan pada saat perusahaan menemukan adanya gangguan dalam kegiatan operasionalnya sehingga diperlukan tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya pada saat panen ternyata hasil tidak sesuai dengan rencana karena adanya serangan hama dan penyakit, maka secara ekonomis perusahaan 64

11 mengalami kerugian. Kemudian perusahaan mengambil tindakan berupa perbaikan dalam proses kegiatan budidaya dan pemeliharaan jamur tiram putih di kumbung produksi Keuangan Keuangan merupakan hal yang penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Apabila keuangan dalam suatu perusahaan dapat diatur dengan baik tentunya dapat memberikan hasil yang baik pula. Tujuan dari pengaturan keuangan yang baik untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Dalam mendirikan usahanya, CV Wahyu Makmur Sejahtera menggunakan modal pribadi. Namun, modal yang berasal dari milik pribadi saja menjadi suatu keterbatasan untuk pengembangan usaha karena modal yang dibutuhkan relatif cukup besar untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pelanggan serta untuk melakukan kegiatan promosi yang lebih intensif. Modal awal mendiri Usaha budidaya jamur tiram ini dimulai dengan modal investasi sebesar Rp Sistem laporan keuangannya dilakukan secara sederhana dengan mencatat jumlah investasi yang digunakan serta jumlah pemasukan perusahaan yang diperoleh Pemasaran Untuk menganalisis faktor pemasaran yang dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera, digunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) atau yang lebih dikenal dengan 4P (Product, Price, Place, dan Promotion). Analisis yang lebih jelas mengenai bauran pemasaran, dapat dilihat pada uraian di bawah ini: 1) Produk (Product) Produk yang dihasilkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera terdiri dari bibit jamur tiram putih (F2), baglog siap panen, dan jamur tiram putih segar. Bibit jamur tiram yang dihasilkan perusahaan yaitu bibit jamur F2, sebelumnya perusahaan membeli bibit jamur starter (F1) kemudian diturunkan menjadi bibit F2. Sebelumnya perusahaan sempat memproduksi kultur jaringan (F0) dan bibit starter (F1) namun hal tersebut tidak berjalan lama karena sering 65

12 terjadi kegagalan dalam produksinya. Sampai saat ini perusahaan hanya memproduksi bibit jamur F2 untuk digunakan sendiri dan untuk dijual jika ada pesanan. Selain bibit jamur tiram F2, perusahaan juga menjual baglog siap panen. Penjualan baglog hanya dilakukan jika ada pesanan, karena perusahaan lebih mengutamakan kebutuhan baglog untuk kegiatan budidaya perusahaan yaitu sebanyak baglog. Saat ini perusahaan mendapatkan pesanan sebanyak baglog setiap bulannya. Selain baglog siap panen dan bibit jamur, produk utama dari perusahaan yaitu jamur tiram putih segar. Jamur tiram perusahaan merupakan jamur dengan kualitas yang baik. Jamur dijual kepada pedagang besar yang setiap hari mengambil ke perusahaan. Perusahaan tidak mengantar sendiri jamur tiram yang akan dijual dengan alasan biaya transportasi yang lebih mahal. 2) Harga (Price) Penetapan harga yang dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera meliputi harga jamur tiram, bibit jamur F2, dan baglog siap panen. Penentuan harga ditetapkan berdasarkan biaya produksi dan harga yang berlaku dipasar. Untuk harga jamur tiram, perusahaan menetapkan harga sebesar Rp per kg. Untuk harga baglog siap panen Rp per baglog, sedangkan untuk harga bibit jamur Rp per botol. 3) Distribusi (Place) Perusahaan memiliki lokasi yang strategis, tidak jauh dari jalan raya, dan didukung oleh sarana transportasi yang memadai. Perusahaan memiliki beberapa saluran distribusi. Jamur tiram putih segar dipasarkan ke pedagang besar dan pedagang pengecer untuk dijual kembali ke pasar yang berada diwilayah Jabodetabek, seperti Pasar Jatiwaringin, Pasar Minggu, Pasar Induk Tanggerang, Pasar Bogor, Pasar Anyar, dan lainnya. Para pembeli seperti pedagang besar setiap hari mengangkut sendiri barang pesanannya. Selain pedagang besar dan pedagang eceran, konsumen rumah tangga juga diperbolehkan langsung membeli ke perusahaan. Bibit jamur F2 dan baglog siap panen dipasarkan ke pengusaha atau sesama petani jamur lainnya. 66

13 4) Promosi (Promotion) Promosi dilakukan agar citra dan produk perusahaan dapat dikenal oleh masyarakat dan calon konsumen. Kegiatan ini merupakan salah satu faktor terpenting dalam perusahaan guna memperoleh laba yang maksimal bagi perusahaan. Namun setelah perusahaan semakin berkembang, informasi tentang keberadaan usaha ini menyebar melalui lembaga institusional atau organisasi, misalnya melalui mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapang dan kunjungan ke perusahaan, rekan bisnis dan petani jamur lainnya. 6.3 Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal CV Wahyu Makmur Sejahtera maka diperoleh faktor strategis internal perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut : 1) Produk berkualitas Produk jamur tiram putih segar yang dihasilkan CV Wahyu Makmur Sejahtera termasuk memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari warna jamur tiram putih yang putih dan bersih. Sedangkan untuk jamur tiram putih yang kurang baik yaitu berwarna kekuning kuningan. Menurut hasil wawancara dengan perusahaan, jamur tiram putih segar memiliki harga jual Rp per kg. 2) Lokasi tempat usaha yang strategis Lokasi CV Wahyu Makmur Sejahtera termasuk ke dalam kategori strategis karena lokasi perusahaan dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk dilalui akses transportasi. Jarak dari jalan raya menuju lokasi perusahaan hanya berjarak sekitar 300 meter. Hal tersebut memberikan kemudahan para pelanggan untuk menjangkau lokasi perusahaan. 3) Memproduksi dan menjual baglog dan bibit jamur tiram putih CV Wahyu Makmur Sejahtera sudah dapat memproduksi dan menjual baglog dan bibit jamur tiram putih sendiri. Namun, penjualan baglog dan 67

14 bibit jamur tiram putih ini akan dijual jika ada pemesanan saja dan sisanya digunakan untuk proses budidaya jamur tiram putih di perusahaan. 4) Komunikasi terjalin dengan baik antara pemilik dan karyawan Suasana kerja di CV Wahyu Makmur Sejahtera lebih bersifat kekeluargaan sehingga kondisi saat kerja tidak terlalu kaku. Selain itu, pemilik pun terkadang ikut terjun ke dalam proses produksi sambil mengontrol proses produksi tersebut. Komunikasi yang terjalin antara pemilik dan karyawan. 5) Memiliki badan hukum Perusahaan ini telah memiliki badan hukum sehingga hal tersebut dapat dijadikan kekuatan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera. Dengan status perusahaan yang sudah berbadan hukum, tentunya dapat mempermudah perusahaan untuk dikenal oleh masyarakat. Selain itu, perusahaan pun dapat memperoleh kebijakan dari pemerintah karena telah berbadan hukum. 6) Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok CV Wahyu Makmur Sejahtera memiliki hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku. Pemasok bahan baku tersebut sudah menjadi langganan tetap perusahaan karena sudah berlangganan sejak lama. CV Wahyu Makmur Sejahtera selalu berusaha agar hubungan dengan pemasok dapat terjalin dengan baik hal tersebut bertujuan agar bahan baku untuk proses produksi tetap tersedia. Sedangkan faktor-faktor strategis internal perusahaan yang menjadi kelemahan bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut : 1) Kapasitas produksi belum optimal CV Wahyu Makmur Sejahtera belum mampu memenuhi permintaan pelanggan setiap harinya. Hal tersebut terkait dengan kapasitas produksi yang masih terbatas. CV Wahyu Makmur Sejahtera hanya mampu memproduksi kg perhari. Sedangkan permintaan mencapai 250 kg perhari bahkan terkadang mampu mencapai 350 kg perhari. Maka dari itu, perusahaan masih harus meningkatkan kapasitas produksi agar mampu memenuhi permintaan yang ada. 68

15 2) Teknologi yang digunakan semi modern Teknologi yang digunakan perusahaan masih tergolong semi modern. Saat ini perusahaan masih menggunakan dua buah alat sterilisasi. Hal tersebut membuat suhu hanya dapat diatur dengan ukuran waktu lamanya sterilisasi yaitu enam jam. Pembakaran menggunakan tabung gas 3,5 kg. 3) Promosi yang dilakukan masih sederhana Promosi yang dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera masih tergolong sederhana yaitu dari mulut ke mulut. Sampai saat ini perusahaan masih belom terlalu gencar melakukan kegiatan promosi dikarenakan perusahaan tidak melakukan kegiatan promosi melalui internet. Kegiatan promosi yang kurang gencar ini dapat membuat perusahaan sulit untuk mengembangkan usahanya dalam hal memperkenalkan produk ke pasar yang lebih luas. 4) Keterbatasan Modal Kondisi keuangan CV Wahyu Makmur Sejahtera masih terbatas karena modal yang digunakan adalah milik pribadi. Hal tersebut berpengaruh terhadap keterbatasan modal dalam menjalankan usahanya. Selain itu, dapat menjadi kendala perusahaan dalam pengembangan usaha jamur tiram putih. 5) Sistem administrasi dan pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana Pencatatan keuangan yang ada di CV Wahyu Makmur Sejahtera masih termasuk sederhana. Pencatatan yang dilakukan belum menggunakan sistem akutansi yang terperinci. Sejauh ini pencatatan yang dilakukan masih sebatas penulisan jumlah pemasukan dari hasil penjualan. 6) Rangkap jabatan Sistem manajemen dalam CV Wahyu Makmur Sejahtera masih terdapat rangkap jabatan. Dimana pengelola menjabat sebagai bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian proses produksi. Akibat terjadinya rangkap jabatan tersebut membuat beberapa pekerjaan yang dilakukan menjadi kurang efektif. Sedangkan setiap jabatan yang seharusnya ada sudah memiliki fungsi dan tujuan masing-masing, sehingga pekerjan dapat dilakukan menjadi lebih efektif. 69

16 6.4 Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Berdasarkan identifikasi analisis lingkungan eksternal dan internal CV Wahyu Makmur Sejahtera maka diperoleh faktor strategis eksternal perusahaan yang berupa peluang dan ancaman perusahaan. Adapun faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut : 1) Pertumbuhan perekonomian yang positif Pertumbuhan perekonomian dapat dilihat dari nilai PDB Hortikultura yang semakin meningkat dari tahun 2007 hingga Dengan terjadinya peningkatan pertumbuhan PDB tersebut, maka dapat memberikan prospek baik untuk kegiatan pertanian dan khususnya sayuran jamur tiram putih. Selain itu perkembangan volume impor jamur pada tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan. Hal tersebut menjadi peluang bagi industri jamur untuk mengembangkan usahanya.jamur tiram putih yang saat ini mulai banyak diminati oleh masyarakat dapat dijadikan salah satu produk unggulan sayuran yang dapat meningkatkan pendapatan pemerintah. 2) Konsep back to nature dan tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan Kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat semakin baik. Saat ini masyarakat mulai menyadari betapa pentingnya kesehatan. Salah satu cara untuk memperhatikan pola hidup sehat yaitu melalui konsep back to nature. Konsep ini mengajarkan masyarakat untuk lebih baik mengkonsumsi sayuran karena sayuran memiliki gizi yang baik bagi tubuh. Salah satu sayuran yang baik untuk dikonsumsi adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih yang dikonsumsi manusia dapat dijadikan bermacam-macam jenis makanan olahan seperti keripik jamur, sop jamur, sate jamur dan lain-lain. Diharapkan dengan kesadaran masyarakat yang semakin baik tersebut dapat dijadikan peluang perusahaan untuk terus mengembangkan usaha jamur tiram putih. 3) Adanya peran pemerintah serta lembaga yang dapat mendukung usaha jamur tiram putih 70

17 Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi diharapkan mampu untuk mengatasi masalah permodalan yang dihadapi CV.Wahyu Makmur Sejahtera. Pemberian bantuan modal kepada UMKM melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan tersebut. Selain itu, saat ini pemerintah sudah membuat suatu pendekatan kelembagaan bagi pengusaha jamur tiram putih yang diharapkan dapat mendukung usahanya. Adapun lembaga yang dapat mendukung usaha jamur tiram putih yaitu Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI). Selain itu peran pemerintah seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor pun diharapkan dapat menunjang seluruh usaha jamur tiram agar menjadi lebih maju lagi. 4) Sistem teknologi dan informasi semakin berkembang Perkembangan teknologi dalam kegiatan budidaya jamur tiram putih semakin berkembang. Salah satu teknologi yang saat ini semakin dikenal oleh usaha jamur tiram putih adalah penggunaan autoklaf. Diharapkan dengan kemajuan teknologi tersebut dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi agar mendapatkan hasil yang maksimal. Disamping itu, perkembangan teknologi berupa informasi dan komunikasi dapat mempermudah perusahaan untuk kegiatan promosi. Sedangkan faktor faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah sebagai berikut : 1) Kondisi iklim dan cuaca tidak menentu serta serangan hama dan penyakit Kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur tiram putih. Usaha budidaya jamur tiram putih sangat bergantung kepada kondisi iklim dan cuaca. Kondisi seperti itu mengharuskan perusahaan untuk menyiapkan perencanaan yang lebih matang untuk menghadapi keadaan tersebut. Hama dan penyakit merupakan suatu ancaman dalam menjalankan usaha budidaya jamur tiram putih. Serangan hama dan penyakit masih mengancam proses pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Sampai saat ini CV Wahyu Makmur Sejahtera masih belum mampu mengatasi keseluruhan baglog yang 71

18 terkena serangan hama dan penyakit. Sejauh ini beberapa tindakan yang dilakukan masih terbilang sederhana, yaitu dengan memisahkan baglog yang sehat dengan baglog yang terkontaminasi hama dan penyakit. Apabila baglog yang sudah terkontaminasi sangat tinggi makan dilakukan tindakan lebih yaitu dengan melakukan penyemprotan ruangan kumbung dengan formalin dan alkohol. 2) Kebijakan mengenai perdagangan bebas Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan bebas yang mudah masuk ke Indonesia dapat memicu persaingan yang sangat ketat. Produk produk yang bebas masuk ke Indonesia dapat mempengaruhi harga produk lokal. Produk jamur tiram putih lokal kini telah bersaing dengan produk dari negara negara lain seperti Cina dan Eropa. Hal tersebut tentu dapat menjadi ancaman bagi pengusaha jamur tiram putih di Indonesia. 3) Persaingan usaha sejenis Persaingan usaha sejenis merupakan suatu ancaman bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera. Di Desa Pandan Asri lokasi perusahaan berdiri terdapat delapan usaha sejenis yaitu jamur tiram putih. Selain di dekat lokasi perusahaan masih banyak usaha sejenis yang berdiri baik di Kota maupun Kabupaten Bogor. Khususnya untuk di Desa Panda Asri beberapa usaha tersebut memiliki skala usaha yang lebih besar dibandingkan CV Wahyu Makmur Sejahtera. Selain itu, pasar yang dituju sama sama berada di wilayah Bogor dan Jakarta. 4) Ancaman pendatang baru Masuknya pendatang baru ke dalam usaha jamur tiram putih dapat dikategorikan sedang karena untuk menjalankan usaha jamur tiram putih tidaklah teknologi yang canggih. Selain itu, prospek dari usaha yang baik dan masih terbuka luas dapat membuat pendatang baru dengan mudah masuk ke dalam industri usaha jamur tiram putih. Usaha jamur tiram putih dapat dilakukan dalama skala usaha kecil, menegah maupun besar sehingga dapat menjadi peluang bagi para pendatang baru. Hal tersebut tentunya dapat menjadi ancaman bagi CV Wahyu Makmur Sejahtera. 72

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sangat luas dan juga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Komoditas pertanian merupakan bagian dari sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perusahaan Jamur NAD terdiri dari dua unit bisnis yaitu usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman sumber daya alam di Indonesia dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian telah memberikan peranan yang besar dalam perekonomian Indonesia melalui penyediaan pangan, bahan baku produksi, perolehan devisa negara dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di Indonesia untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan serta permintaan masyarakat. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komoditas sayuran yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah jamur konsumsi (edible mushroom). Jamur konsumsi saat ini menjadi salah satu sayuran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR

BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR BAURAN PEMASARAN PADA USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S NUSA INDAH KABUPATEN BOGOR Violin Febritaha Sitepu 1 Regia Indah Kemala Sari 2 RINGKASAN Jamur tiram mengandung gizi yang tinggi serta manfaatnya

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM Karya Ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah LINGKUNGAN BISNIS Disusun Oleh : Nama : Danang Pari Yudhono NIM : 11.12.6017 Kelas

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area

I. PENDAHULUAN. negara agraris yang sangat kaya dengan hasil bumi, baik yang dilakukan di area 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, jika dilihat dari sudut belahan bumi Indonesia bagian manapun juga. Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di Indonesia pada saat ini cukup pesat, hal tersebut dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang semakin berkembang. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bisnis di Indonesia sangat didukung dengan potensi alam Indonesia yang menyediakan berbagai sumber daya yang dapat diolah menjadi produk-produk bermutu tinggi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan CV.Wahyu Makmur Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak pada usaha budidaya jamur tiram putih. CV Wahyu Makmur Sejahtera didirikan pada tahun 2005

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang) 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah penduduk dan adanya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging ayam ras (broiler) secara nasional cenderung

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL USAHA TANAMAN HIAS POT PADA USAHA CATLYA DECORATION DI P4S ASTUTI LESTARI KABUPATEN BANDUNG BARAT Fani Mutiara Putri 1 Riva Hendriani 2 RINGKASAN Tanaman hias

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR Kartika Senjarini & Kosala Dwidja Purnomo Abstract Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup padat, penanganan permasalahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, PDB komoditi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Subsidi Menurut Kamus Lengkap Ekonomi Collins (1997) dalam Manaf (2000), subsidi adalah cadangan keuangan dan sumber-sumber daya lainnya untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang melimpah serta didukung dengan kondisi lingkungan, iklim, dan cuaca yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian

I. PENDAHULUAN. menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang menempati posisi penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia, khususnya tanaman

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram

Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram Usaha Kuliner Lingkungan Bisnis Keripik Jamur Tiram Shofriya Alfiyani 11.12.5556 S1.SI.03 STMIK AMIKOM YOGYAKART ABSTRAK Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang hidup di kayu mudah dibudidayakan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya pada bidang usaha. Indonesia sedang melakukan terobosan baru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di segala bidang agar mengubah dari Negara berkembang menjadi Negara maju, salah satunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap daerah memiliki potensi sumber daya yang berbeda, baik alam maupun manusia. Hal ini dapat mengakibatkan adanya hubungan atau keterkaitan antara daerah satu dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Pada Tahun (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang luas dan sebagian besar penduduknya adalah petani. Hal ini menyebabkan pertanian merupakan menjadi tulang punggung dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sampai saat ini masih memegang peranan penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan nasional sangat penting karena sektor ini mampu menyerap sumber daya yang paling besar dan memanfaatkan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditi hortikultura yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi nilai ekonomi, kandungan nutrisi yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia No: 02/M/Kp/ II/2000 tercantum bahwa pembangunan nasional akan berhasil jika didukung oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, yakni salah satu penghasil komoditas pertanian berupa padi. Komoditas padi dikonsumsi dalam bentuk beras menjadi nasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinankemungkinan yang akan muncul di masa mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tren produksi buah-buahan semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini disebabkan terjadinya kenaikan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tampak pada

Lebih terperinci

EVALUASI SALURAN DISTRIBUSI DALAM USAHA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN DAN LABA PADA CV. ITA DI SURAKARTA SKRIPSI

EVALUASI SALURAN DISTRIBUSI DALAM USAHA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN DAN LABA PADA CV. ITA DI SURAKARTA SKRIPSI EVALUASI SALURAN DISTRIBUSI DALAM USAHA PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN DAN LABA PADA CV. ITA DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian ke depan. Globalisasi dan liberasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara

BAB I PENDAHULUAN. bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH 5.1. Sejarah dan Perkembangan P4S Nusa Indah Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa Indah adalah sebuah pusat pelatihan usaha jamur tiram dan tanaman hias

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Analisis Aspek Non Finansial Analisis aspek aspek non finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha jamur tiram putih di Desa Tugu Selatan dilihat dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia sangat penting untuk mengonsumsi protein yang berasal dari hewani maupun nabati. Protein dapat diperoleh dari susu, kedelai, ikan, kacang polong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dunia pertanian mengalami lompatan yang sangat berarti, dari pertanian tradisional menuju pertanian modern. Menurut Trisno (1994), ada dua pertanian yaitu pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu komoditas hortikultura yang penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan manusia, karena di dalam sayuran mengandung berbagai sumber vitamin,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA SIMPANAN SUKARELA (SIRELA) DI BMT HARAPAN UMAT KCP SLEKO PATI A. Analisis Strategi Pemasaran untuk Meningkatkan Keunggulan

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut data BPS (2010), jumlah penduduk yang bekerja di sektor

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI 7.1 Analisis Lingkungan Perusahaan Hasil analisis lingkungan perusahaan dilakukan melalui pengamatan di lapangan dan wawancara secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk tanpa memperhatikan tingkat sosial. Komoditas ini berprospek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan hal tersebut banyak bermunculan

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan lima kali

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci