BAB IV USAHA BUDIDAYA BENIH IKAN DI KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN (KAJIAN SOSIAL-EKONOMI)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV USAHA BUDIDAYA BENIH IKAN DI KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN (KAJIAN SOSIAL-EKONOMI)"

Transkripsi

1 48 BAB IV USAHA BUDIDAYA BENIH IKAN DI KECAMATAN BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN (KAJIAN SOSIAL-EKONOMI) 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Bojongpicung Salah satu wilayah sentral pengembangan usaha budidaya benih ikan di Kabupaten Cianjur adalah wilayah Kecamatan Bojongpicung. Oleh karena itu, penulis membahas tentang gambaran umum wilayah Kecamatan Bojongpicung untuk memahami keterkaitannya dengan keberadaan usaha usaha budidaya benih ikan yang berkembang di daerah tersebut. Gambaran umum Kecamatan Bojongpicung akan di paparkan dalam dua subjudul, yaitu keadaan geografis dan administratif, serta keadaan demografis yang meliputi jumlah penduduk dan keadaan sosial ekonomi masyarakatnya Keadaan Geografis dan Administratif Kabupaten Cianjur berada di tengah Propinsi Jawa Barat tepatnya terletak di antara Bujur Timur dan Lintang Selatan. Dari segi transportasi dan komunikasi, letak geografis Kabupaten Cianjur cukup strategis. Kota Cianjur di lintasi jaringan jalan antar kota-kota besar, seperti Bandung, Bogor dan Jakarta. Jarak dari Cianjur ke ibu kota Propinsi Jawa Barat yaitu Bandung sekitar 65 Km sedangkan jarak dari Cianjur ke ibu kota Negara yaitu Jakarta sekitar 120 Km. Luas wilayah Kabupaten Cianjur adalah Hektar (BPS Kabupaten Cianjur, 2002:1).

2 49 Keadaan alam daerah Kabupaten Cianjur terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian sekitar meter diatas permukaan laut dan terendah sekitar 7 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan data statistik tahun , jumlah kecamatan, kelurahan, dan desa di Kabupaten Cianjur dalam kurun waktu penelitian penulis tidak mengalami perubahan. Secara geografis Kabupaten Cianjur di bedakan dalam tiga wilayah pembangunan yakni wilayah utara, tengah dan wilayah selatan, untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut: 1. Wilayah Utara, merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian meter, sebagaian besar merupakan daerah dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang dipergunakan untuk areal perkebunan dan pesawahan. Daerah ini meliputi lima belas Kecamatan yaitu Cianjur, Cilaku, Warungkondang, Gekbrong, Cibeber, Karang Tengah, Sukaluyu, Ciranjang, Bojong Picung, Mande, Cikalongkulon, Cugenang, Sukaresmi, Cipanas dan Pacet. 2. Wilayah Tengah, merupakan daerah yang berbukit-bukit kecil dikelilingi dengan keadaan struktur tanahnya labil sehingga sering terjadi tanah longsor dan daerah ini pun merupakan daerah gempa bumi, dataran lainnya terdiri dari areal perkebunan dan pesawahan. Daerah ini meliputi sembilan Kecamatan yaitu Sukanagara, Takokak, Campaka, Campaka Mulya, Tanggeung, Pagelaran, Leles, Cijati dan Kadupandak. 3. Wilayah Selatan, merupakan dataran rendah akan tetapi terdapat banyak bukit- bukit kecil yang diselingi oleh pegunungan yang melebar sampai kedaerah pantai samudra Indonesia, seperti halnya daerah Cianjur bagian

3 50 Tengah, bagian selatan pun tanahnya labil dan sering terjadi longsor dan merupakan daerah gempa bumi, di daerah ini terdapat pula areal untuk perkebunan dan persawahan namun tidak begitu luas. Daerah ini meliputi enam kecamatan yaitu Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun, Naringgul dan Cikadu. (BPS Kabupaten Cianjur, 2002:1-2) Secara administratif Kabupaten Cianjur mempunyai batas-batas wilayah yaitu disebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta, sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupatean Garut (BPS Kabupaten Cianjur, 2002:1). Kabupaten Cianjur memiliki potensi lahan untuk pengembangan bidang perikanan dan peternakan. Untuk sektor perikanan di Kabupaten Cianjur tersebar di berbagai Kecamatan diantaranya untuk budidaya ikan air tawar secara umum terdapat di Kolam Jaring Apung (KJA) dan Kecamatan Karang tengah, Cugenang, Bojongpicung, Sukaluyu dan Warungkondang. Sedangkan untuk perikanan laut dan payau terdapat di Kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Sindangbarang, Agrabinta dan Cidaun (Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Cianjur,2003:ii). Berkaitan dengan kajian penulis melakukan penelitian tentang budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung. Untuk lebih jelasnya letak Kecamatan Bojongpicung dapat dilihat pada peta Kabupaten Cianjur yang diberi tanda warna hijau sebagai berikut:

4 51 Peta 4.1 Peta Kabupaten Cianjur Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Cianjur. (2005). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur.

5 52 Berkaitan dengan kajian yang diambil, penulis melakukan penelitian mengenai budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung. Luas wilayah Kecamatan Bojongpicung adalah ,265 Ha yang terdiri dari tanah darat Ha, tanah kas desa Ha, tanah perkebunan 380 Ha, dan tanah wakaf Ha. Berdasarkan kurun waktu yang dikaji yaitu dari tahun , Kecamatan Bojongpicung masih terdiri 16 Desa/Kelurahan yaitu Desa Bojongpicung, Cibarengkok, Cihea, Cikondang, Haurwangi, Hegarmanah, Jati, Jatisari, Kemang, Kertasari, Mekarwangi, Neglasari, Ramasari, Sukajaya, Sukarama, Sukaratu (Diolah dari data Kantor Kecamatan Bojongpicung, Tanpa Tahun). Suhu minimum rata- rata Kecamatan Bojongpicung adalah 19 C dan suhu maksimum adalah 30 C. Sedangkan curah hujan di Kecamatan Bojongpicung adalah 100 mm/thn. Sejalan dengan kebijakan yang berhubungan dengan wilayah administratif dan kependudukan, sejak tahun 2008 pembagian wilayah administratif Kecamatan Bojongpicung mengalami beberapa perubahan. Tahun 2008 jumlah desa di Kecamatan Bojongpicung berubah menjadi 11 desa dari 16 desa. Desa Haur Wangi mengalami pemekaran menjadi Kecamatan. Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Bojongpicung yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciranjang sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cibeber, serta sebalah timur berbatasan dengan Kecamatan Haur Wangi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta Kecamatan Bojongpicung sebagai berikut:

6 53 Peta 4.2 Peta Kecamatan Bojongpicung Sumber: Diolah dari Data Kantor Kecamatan Bojongpicung. (2008:Tanpa Halaman).Peta Wilayah Kecamatan Bojongpicung Tahun Bojongpicung: Kantor Kecamatan Bojongpicung.

7 54 Berdasarkan posisi geografis sebagaimana yang telah digambarkan dalam peta, wilayah Kecamatan Bojongpicung merupakan daerah yang potensial untuk mengembangkan budidaya perikanan khususnya budidaya pembenihan ikan, karena berada pada ketinggian m dpl (BPS Kabupaten Cianjur, 1991:1). Potensi wilayah yang berada pada ketinggian tersebut cocok untuk mengembangkan budidaya benih ikan karena berada dibawah 1000 m dpl. Benih ikan dapat tumbuh dengan baik, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara m dpl (Sendjaja, 2002:30-31) karena jika tempat pemeliharaan ikan di daerah dataran tinggi atau daerah yang ketinggiannya lebih dari m dpl, kurang baik karena suhu air dan udara lebih dingin. Akibatnya, untuk beberapa jenis ikan tertentu laju pertumbuhannya menjadi terhambat. Sumber air untuk budidaya benih ikan yang berkembang di Kecamatan Bojongpicung berasal dari Irigasi Cihea Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Keadaan Penduduk Penduduk merupakan salah satu penggerak dalam roda perekonomian di suatu wilayah. Selain itu penduduk menjadi faktor penting yang turut menentukan perubahan kebudayaan. Penduduk yang berasal atau menetap di suatu daerah umumnya memiliki keinginan untuk memajukan daerah tempat tinggalnya. Penduduk dalam hal ini yaitu masyarakat Kecamatan Bojongpicung mulai menyesuaikan dengan perekonomian dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka jumlah penduduk dapat mempengaruhi kehidupan perekonomian suatu wilayah karena penduduk merupakan sumber daya manusia sebagai faktor

8 55 pembangunan. Adapun perkembangan penduduk Kecamatan Bojongpicung dari tahun adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongpicung Tahun Tahun Penduduk Jumlah Laki laki Perempuan Jiwa Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Cianjur. ( ). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur. Berdasarkan data penduduk pada tabel di atas, selama enam belas tahun kajian penulis dari tahun , perubahan yang terjadi di Kecamatan Bojongpicung adalah proses bertambah dan berkurangnya penduduk yang terjadi secara normal. Pada tahun 1991 jumlah penduduk Kecamatan Bojongpicung meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, hal tersebut diakibatkan karena angka kelahiran yang tinggi dan migrasi penduduk ke Kecamatan Bojongpicung. Namun pada tahun 1992 dan 1993 penduduk di Kecamatan Bojongpicung berkurang, hal ini tidak bisa terlepas dari adanya angka

9 56 pertumbuhan dan angka kematian karena manusia bersifat dinamis. Selain itu berkurangnya penduduk pada tahun tersebut karena minimnya lapangan pekerjaan yang terdapat di wilayah tersebut. Adanya usaha budidaya benih ikan yang sudah mulai berkembang di daerah tersebut sebagai alternatif usaha baru belum mampu menarik minat masyarakat untuk tinggal dan mengembangkannya di tanah kelahiran mereka. Sehingga banyak warga di Kecamatan Bojongpicung mencari pekerjaan ke kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta sebagai buruh pabrik, bahkan tidak sedikit pula warga yang bekerja sebagai TKI di negara-negara timur tengah, Malaysia dan Brunai Darussalam. Selanjutnya pada tahun 1994 jumlah penduduk Kecamatan Bojongpicung kembali meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 1995, 1996 penduduk di Kecamatan Bojongpicung terus mengalami kenaikan. Dan pada tahun 1997 penduduk kecamatan Bojongpicung mengalami kenaikan jumlah penduduk yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya, diakibatkan karena terjadinya migrasi penduduk ke wilayah Kecamatan Bojongpicung. Salah satuya yaitu setelah adanya krisis yang melanda Indonesia. Banyak warga Cianjur yang bekerja di kota-kota Besar seperti Bandung dan Jakarta yang terkena PHK kembali lagi ke Kecamatan Bojongpicung, untuk memulai usaha baru di tanah kelahiran mereka. Salah satu alternatif usaha yang sudah mulai berkembang di Kecamatan Bojongpicung adalah usaha budidaya benih ikan air tawar. Sejalan dengan pesatnya perkembangan usaha budidaya benih ikan sebagai usaha alternatif yang dinilai mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di

10 57 Kecamatan Bojongpicung. Mulai tahun penduduk Kacamatan Bojongpicung terus mengalami peningkatan, selain karena meningkatnya angka kelahiran diperkirakan juga karena adanya peningkatan migrasi penduduk ke wilayah tersebut Mata Pencaharian Kabupaten Cianjur sebagai daerah agraris pembangunananya bertumpu pada sektor pertanian. Sehingga lapangan pekerjaan utama penduduk Kabupaten Cianjur berada pada sektor pertanian. Salah satu daerah lumbung padi di Kabupaten Cianjur adalah Kecamatan Bojongpicung. Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Bojongpicung sudah berprofesi sebagai petani, sejak jaman kolonial Belanda, yaitu setelah dibangunnya irigasi Cihea tahun 1885 yang menyediakan pengairan yang baik untuk perkembangan pertanian di daerah tersebut. Keberadaan irigasi Cihea telah mampu merubah wilayah Bojongpicung menjadi daerah pesawahan yang subur dan tempat perumahan yang nyaman. Hal itu terbukti dengan terlaksananya tiga kali panen dalam setahun. Wilayah yang subur serta ditunjang keadaan daerah perumahan yang nyaman, telah mampu menarik warga dari daerah lain untuk bermigrasi ke wilayah tersebut. Walaupun di tahun-tahun awal keberadaannya, irigasi tersebut sempat merugikan penduduk Cianjur khususnya wilayah Bojongpicung yang merupakan bagian dari daerah irigasi Cihea, yakni adanya wabah malaria. Wabah ini timbul karena saluran pengairan di seputar irigasi Cihea kurang di pelihara dengan baik. Akibatnya muncul rawa-rawa yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk malaria (Dienaputra, 2004:137).

11 58 Selama bertahun-tahun masyarakat di Kecamatan Bojongpicung ditunjang dengan pengairan yang baik dari irigasi Cihea, mereka menekuni usaha pertanian kemudian sekitar tahun 1990 secara bertahap masyarakat mulai beralih menekuni usaha baru yaitu usaha pembenihan ikan. Setelah berkembangnya usaha pembesaran ikan dengan teknik Jaring Apung (KJA) di bendungan bendungan besar di Jawa Barat serta pemeliharaan ikan di kolam air deras yang dilakukan masyarakat di daerah lain seperti di Saguling dan Cirata mendorong sebagian dari petani di daerah setempat merubah lahan pesawahan menjadi kolam ikan untuk menyediakan pasokan benih ikan ke daerah tersebut. Pasokan benih ikan sebelum dikirim ke usaha pembesaran dikirim dahulu ke petani pendeder di Bandung. Usaha budidaya benih yang berkembang di wilayah kecamatan Bojongpicung, kemudian dijadikan alternatif usaha baru. Pada awalnya warga mengembangkan usaha ini sebagai usaha sampingan selain bertani padi. Namun usaha ini diperkirakan cukup memberikan keuntungan ekonomi. Sehingga secara bertahap oleh sebagian petani mulai dibudidayakan secara intensif dan dijadikan usaha pokok menggantikan usaha bertani padi. Sebagian besar masyarakat Kecamatan Bojongpicung sebelum adanya usaha budidaya benih ikan bermata pencaharian sebagai petani padi, yang jumlahnya mencapai 60-70% dari jumlah seluruh masyarakat yang ada. Sedangkan sisanya memiliki mata pencaharian bervariasi diantaranya sebagai pedagang, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, dan lainnya. Untuk lebih jelasnya, presentase mata pencaharian penduduk Bojongpicung dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

12 59 Tabel 4.2 Presentase Mata Pencaharian Kecamatan Bojongpicung Tahun Mata Tahun Pencaharian Pertanian % % % Perdagangan 13,60 % 18,33 % 18,42 % Pegawai Negeri 9,40 % 10,48 % 10,36 % Lapangan lainnya 6,77 % 5,2 % 8,23 % Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Cianjur. (1990, 2005, 2006). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur, dan Hasil Wawancara dengan H. Dili dan Lili Sadikin, Sekitar bulan Juni-Juli. Berdasarkan data pada tabel di atas, persentase masyarakat di Kecamatan Bojongpicung yang bekerja pada sektor pertanian secara umum dari tahun menurun hal tersebut diakibatkan karena banyaknya lahan sawah yang dijadikan perumahan penduduk. Berkaitan dengan usaha budidaya benih ikan presentase masyarakat Kecamatan Bojongpicung yang bekerja di lapangan pertanian, dalam arti luas termasuk di dalamnya sektor perikanan, tidak mengalami perubahan berarti. Namun, apabila lapangan pertanian dipisahkan dengan perikanan maka akan terlihat adanya perubahan terutama setelah berkembangnya usaha budidaya benih ikan. Karena banyak petani padi yang kemudian beralih ke usaha budidaya benih ikan. Masyarakat Kecamatan Bojongpicung yang terlibat dalam usaha perikanan sebelum adanya usaha budidaya benih ikan jumlahnya masih sangat sedikit. Usaha perikanan tersebut belum berkembang karena hanya dibudidayakan secara alami dan terbatas hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan keluarga saja. Namun sekitar tahun 1990 mulai usaha budidaya benih ikan mulai dilakukan secara intensif, bahkan pada perkembangannnya dijadikan usaha pokok keluarga

13 60 selain bertani padi. Perincian tentang perkembangan jumlah petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung dari tahun dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Petani Pembenih Ikan Air Tawar di Kecamatan Bojongpicung Tahun Tahun Jumlah Rumah Tangga Petani Pembenihan Ikan Sumber: Diolah dari Data Dinas Perikanan Kabupaten Cianjur. Dalam data BPS Kabupten Cianjur. Cianjur Dalam Angka.( ). Cianjur: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga petani ikan air tawar sejak tahun mengalami peningkatan dan penurunan secara normal. Pada tahun 1990 yang merupakan tahun awal dimulainya budidaya benih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung, jumlah rumah tangga petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung sudah tercatat sebanyak 9

14 61 orang keadaan tersebut tetap bertahan hingga tahun 1991 yang jumlahnya tetap yaitu 9 orang. Hal ini diakibatkan karena pada saat itu masyarakat masih beradaptasi dengan teknologi baru yang berkembang dalam bidang perikanan. Jumlah ini kemudian mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya usaha Budidaya Benih Ikan. Pada tahun 1993 jumlah rumah tangga petani pembenih ikan air tawar meningkat lagi menjadi 13 orang, jumlah tersebut tetap bertahan hingga tahun Selanjutnya pada tahun 1998 jumlah rumah tangga petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 1997 sebanyak 69 orang, sehingga jumlah rumah tangga petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung pada tahun 1998 mencapai 82 orang. Jumlah tersebut terus bertahan hingga tahun Pada tahun 2003 jumlah petani ikan mengalami peningkatan sebanyak 3 orang menjadi 85 orang. Hingga tahun 2005 jumlah rumah tangga petani pembenih ikan masih bertahan sebanyak 85 orang. Pada tahun 2005 dinggap sebagai puncak dari perkembangan jumlah rumah tangga petani pembenih ikan di Kecamatan Bojongpicung, karena banyaknya jumlah masyarakat yang menekuni usaha tersebut. Kemudian jumlah rumah tangga petani pembenih ikan mengalami penurunan lagi pada tahun 2006 sebanyak 21 orang menjadi 64 orang. Jumlah rumah tangga petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung selama kurun waktu dari tahun berkurang dan bertambah jumlahnya secara normal. Namun selama kurun waktu tersebut jumlah rumah tangga petani pembenihan ikan air tawar terus mengalami peningkatan secara bertahap,

15 62 dibandingkan pada tahun awal perintisannya yang hanya berjumlah 9 orang, sedangkan pada tahun 2006 jumlah rumah tangga petani pembenih ikan sudah mencapai 64 orang. Usaha Budidaya benih Ikan yang tergolong kegiatan budidaya ikan intensif ini dinilai telah mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. Meskipun selama kurun waktu tahun , banyak petani yang beralih usaha untuk menggeluti usaha budidaya benih ikan, namun disisi lain banyak juga petani di Kecamatan Bojongpicung yang masih tetap bertahan sebagai petani padi Tingkat Pendidikan Perkembangan suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh jumlah penduduk dan mata pencaharian yang ada tetapi juga oleh bidang pendidikan. Tingkat pendidikan suatu daerah sangat berpengaruh terhadap perkembangan daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena pembangunan di suatu daerah banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Kualitas sumber daya manusia tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang dimiliki. Dengan pendidikan manusia mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia agar lebih mengetahui dan mendalami segala aspek kehidupan sehingga akan menunjang pembangunan (Soekanto, 2005: 10). Tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari gambaran umum pendidikan pada tingkat Kabupaten Cianjur. Kabupaten Cianjur menurut Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi Jawa Barat tercatat sebagai Kabupaten dengan Angka Partisipasi Sekolah terendah kedua di Provinsi Jawa Barat setelah Kabupaten Tasikmalaya. Terutama dalam Angka Partisipasi Sekolah

16 63 SLTP dan SLTA untuk usia tahun dan tahun (BPS Provinsi Jawa Barat, 2006). Untuk mengatasi rendahnya partisipasi sekolah di Kabupaten Cianjur, maka pemerintah daerah bersama dengan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten melakukan upaya-upaya peningkatan partisipasi sekolah melalui penyelenggaraan program-program pendidikan kesetaraan seperti paket B dan C. Program ini adalah program pendidikan berbasis keterampilan dan life skill untuk menyiapkan lulusan-lulusannya mampu berperan dalam kegiatan perekonomian daerah. Program pendidikan kesetaraan, salah satunya difokuskan di pesantrenpesantren salafiyah di Kabupaten Cianjur. Mengingat banyaknya santri pesantren salafiyah yang tidak mengikuti pendidikan formal dan mendapatkan ijazah formal yang dikeluarkan baik oleh Diknas ataupun Depag. Hal ini dikarenakan kecenderungan pesantren salafiyah yang sangat memegang tradisi sehingga menjadikan mereka tertutup dan resistance terhadap modernisasi, termasuk terhadap pendidikan non-agama. Diawali dengan program kerjasama misalnya berternak ayam antara Diknas dengan pihak pesantren, akhirnya pesantren mau membuka diri untuk program-program lainnya. Setelah melihat keberhasilan program tersebut. Hingga saat ini sudah lebih dari 100 pesantren yang mau menerima Diknas dan menyelenggarakan program kesetaraan di pesantren. Perkembangan tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Bojongpicung pun tidak jauh berbeda dengan perkembangan pendidikan di tingkat Kabupaten Cianjur. Banyak warga usia sekolah di Kecamatan Bojongpicung yang mengenyam pendidikan di pesantren. Pada tahun 2005 di

17 64 Kecamatan Bojongpicung terdapat 74 pesantren dengan 240 ustadz dan 4328 orang santri yang tersebar diseluruh desa. Pada tahun 2005 jumlah pesantren mengalami penurunan menjadi 69 pesantren, dengan jumlah ustadz sebanyak 257 dan santri sebanyak 4126 orang. (BPS Kabupaten Cianjur, 2008:51). Jumlah sekolah dan murid di Kecamatan Bojongpicung dari tahun , untuk tingkat SD hingga SMA berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur berkurang dan bertambah jumlahnya. Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah sekolah dan murid di Kecamatan Bojong Picung tahun dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Perkembangan Jumlah Sekolah dan Murid di Kecamatan Bojongpicung Tahun Tahun Tingkat SD Tingkat SMP Tingkat SMA Unit Sekolah Jumlah Murid Unit Sekolah Jumlah Murid Unit Sekolah Jumlah Murid Sumber: Diolah dari Data BPS Kabupaten Cianjur. ( ). Kabupaten Cianjur dalam Angka. Cianjur: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur.

18 65 Pada tabel diatas terlihat bahwa jumlah sekolah dan murid SD dan SMP dari tahun di Kecamatan Bojongpicung mengalami peningkatan yang signifikan. Akan tetapi, jumlah murid pada tingkat SMA mengalami penurunan. Pada tahun 1994 jumlah murid tingkat SD berkurang meskipun jumlah sekolahnya tetap, sedangkan untuk jumlah murid SMP dan SMA mengalami peningkatan. Selanjutnya terjadi penurunan jumlah murid lagi pada tahun , pada tingkat SD sedangkan pada tingkat SMP mengalami peningkatan. Pada tahun 1998 jumlah murid tingkat SD meningkat, berbeda dengan jumlah murid SMP dan SMA yang menurun. Namun jumlah siswa SD dan SMP kembali meningkat pada tahun Pada tahun 2004 selain jumlah siswa yang meningkat jumlah sekolah untuk tingkat SLTP di Kecamatan Bojongpicung juga meningkat dari 4 sekolah menjadi 7 sekolah. Namun jumlah sekolah untuk tingkat SMA mengalami penurunan dari dua sekolah menjadi satu sekolah hal tersebut diakibatkan karena jumlah murid SMA mengalami penurunan sehingga pemerintah mengadakan merger sebagai upaya efesiensi biaya operasional sekolah. Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa pada kurun waktu sebagian besar masyarakat Kecamatan Bojongpicung sudah mampu mengenyam pendidikan minimal sampai jenjang pendidikan sekolah dasar (SD), bahkan tidak sedikit pula masyarakat yang telah mampu menempuh pendidikan hingga tingkat SMA. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan pemerintah terutama sekolah-sekolah untuk tingkat pendidikan dasar. Namun, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan

19 66 masih kurang, hal ini terlihat dari masih sedikitnya jumlah lembaga pendidikan untuk tingkat SMP dan SMA di Kecamatan Bojongpicung. Kondisi tersebut berbeda dengan dengan jumlah SD yang cukup banyak. Penurunan jumlah murid SMP maupun SMA, dikarenakan jumlah murid yang melanjutkan dari tingkat SD ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sedikit jumlahnya sehingga pemerintah mengambil tindakan untuk melakukan merger sebagai upaya efesiensi biaya operasional sekolah. Kurangnya kesadaran akan pendidikan di masyarakat ini dipengaruhi oleh faktor tingkat kesejahteraan keluarga yang masih rendah. Para orang tua hanya mampu menyekolahkan anak-anak mereka sampai SD atau SMP saja. Hanya sedikit dari mereka yang mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, angapan sebagian masyarakat setempat bahwa dengan hanya mampu membaca dan menghitung dirasakan sudah cukup untuk modal mendapatkan pekerjaan atau membantu orang tua untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh mayoritas penduduk Kabupaten Cianjur, termasuk Kecamatan Bojongpicung sangat berpengaruh terhadap kesempatan kerja yang akan dimasuki oleh mereka. Mengingat jenjang pendidikan yang banyak ditempuh oleh masyarakat adalah sebatas SD-SMP, maka kesempatan kerja pun terbatas pada pekerjaan yang tidak memerlukan kualifikasi tingkat pendidikan yang khusus. Salah satu pekerjaan yang tidak memerlukan kualifikasi pendidikan khusus adalah sebagai petani baik petani padi maupun petani pembenih ikan. Hal penting yang diperlukan dalam pekerjaan

20 67 usaha bertani padi dan usaha bertani ikan adalah kesabaran, kerja keras dan kedisiplinan untuk memelihara ikan maupun menanam padi seperti keterampilan memberi pakan ikan atau mengolah sawah yang dapat diperoleh melalui proses pendidikan non-formal yaitu dengan belajar kepada warga lain yang telah lebih dahulu menggeluti usaha tersebut bahkan teknik mengelola sawah mereka peroleh secara turun temurun dari orang tua atau generasi terdahulu. 4.2 Perkembangan Awal usaha Budidaya Benih Ikan di Kecamatan Bojongpicung Awal Usaha Budidaya Benih Ikan di Kecamatan Bojongpicung Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari berkembangnya budidaya perikanan air tawar di Propinsi Jawa Barat sebagai salah satu sentra budidaya ikan air tawar di Indonesia. Dalam subsistem pola intensifikasi budidaya ikan secara umum terdiri dari subsistem yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan yakni diantaranya adalah subsistem pembenihan, subsistem pendederan, subsistem pembesaran dan dan subsistem pemasaran. Berkembangnya usaha pembesaran ikan dengan teknik Jaring Apung (KJA) di bendungan-bendungan besar di Jawa Barat seperti Cirata dan Saguling, serta pemeliharaan ikan di kolam air deras yang dilakukan masyarakat di wilayah lain di Propinsi Jawa Barat. Mendorong munculnya peluang usaha baru bagi masyarakat di sekitar irigasi Cihea, Kecamatan Bojongpicung yaitu mengembangkan usaha budidaya benih ikan. Hal tersebut dalam budidaya perikanan secara umum merupakan keterkaitan antara subsistem pembenihan, subsistem pendederan dan subsistem pembesaran.

21 68 Masyarakat di sekitar irigasi Cihea memanfaatkan pontensi pengairan yang baik untuk mengembangkan budidaya benih ikan di lahan sawah milik mereka. Secara bertahap sebagian petani di daerah tersebut mulai mengubah lahan sawahnya menjadi kolam pembenihan. Setelah dilakukan uji coba oleh petani pendeder ikan dari Bandung yang membudidayakan ikan hasil pembenihan dari daerah Kecamatan Bojongpcung. Kualitas benih ikannya lebih baik dibandingkan kualitas benih dari daerah lain. Sehingga salah satu warga dari desa Jati sekitar tahun 1990 yaitu Bapak Nunung mulai mengembangkan usaha budidaya benih ikan tersebut secara intensif. Melihat keberhasilan Bapak Nunung dari desa Jati dalam usaha budidaya benih ikan tersebut mulai diikuti oleh warga lainnya. Perintis usaha budidaya benih ikan lainnya adalah Bapak Agus Soleh dari desa Jati. Bapak Agus mengembangkan usaha budidaya benih ikan setelah mempelajari tekniknya dari buku dan penyuluhan penyuluhan (Hasil Wawancara dengan Herman dan Agus Soleh, Juni-Juli 2009). Pada awalnya sekitar tahun 1979, beberapa petani di Kecamatan Bojongpicung sudah mengembangkan budidaya perikanan hingga subsistem pembesaran (Hasil wawancara dengan Ule Sulaeman, 18 Juli 2009) bahkan secara turun temurun dari generasi terdahulu sebagian masyarakat di Kecamatan Bojongpicung juga sudah mengembangkan budidaya ikan untuk konsumsi dan mereka pun telah mampu mengusai teknik memijahkan ikan mas dengan baik. Pada tahun 1990 setelah dikembangkan usaha pembenihan oleh Bapak Nunung dan Agus Soleh, dan pada perkembangannya usaha tersebut dinilai

22 69 menguntungkan sehingga mulai diikuti oleh masyarakat di Kecamatan Bojongpicung (Hasil Wawancara dengan Herman dan Agus Soleh, Juni-Juli 2009). Berkembangnya usaha pembenihan ini ditunjang juga oleh berkembangnya subsistem usaha pendederan ikan air tawar di Bandung, Subang dan Sukabumi serta subsistem usaha pembesaran ikan dengan teknik Kolam Jaring Apung di bendungan bendungan besar di Jawa Barat, terutama Saguling dan Cirata. Usaha subsistem pembesaran ikan di bendungan bendungan tersebut memerlukan pasokan budidaya benih ikan yang dikembangkan di kolam darat. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh petani yang berada disekitar irigasi Cihea untuk mengembangkan subsistem usaha pembenihan ikan. Usaha budidaya benih ikan banyak diminati warga di Kecamatan Bojongpicung karena tingkat perputaran dananya relatif cepat dibandingkan dengan subusaha lain dalam budidaya perikanan, misalnya usaha pembesaran. Usaha pembenihan ikan air tawar ini juga hanya berlangsung dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dalam jangka waktu 15 hari pelaku usaha ini sudah dapat menikmati hasil usahanya yaitu berupa benih yang siap di panen (Amri dan Sihombing, 2007:6) dan tidak memerlukan modal yang relatif banyak, apalagi jika segala pekerjaan dapat dilakukan secara gotong royong dengan anggota keluarga lainnya, karena para petani mungkin lebih suka memenuhi kebutuhannya dengan kekuatan sendiri atau dengan bantuan sanak saudara dan sesama warga desa yang dapat diandalkan (Scott, 1976: 42-43). Selain itu usaha budidaya benih ikan ini juga memiliki

23 70 jaringan pemasaran yang cukup luas. Salah satu keberhasilan dalam usaha ini adalah mengetahui jalur pemasarannya dengan baik. Usaha budidaya benih ikan yang berkembang di Kecamatan Bojongpicung, awalnya mulai dirintis di desa Jati. Perintis usaha budidaya benih ikan ini awalnya adalah anak anak muda, yang berani mengambil resiko dengan membuka usaha baru. Salah satu perintis usaha budidaya benih ikan ini pada tahun 1990 adalah Bapak Nunung dan Agus Soleh. Pengetahun yang mereka dapatkan tentang budidaya benih ikan ini berasal dari penyuluhan penyuluhan dinas perikanan dan buku. Dalam rangka meningkatkan kesejahtraan hidup mereka berupaya sendiri mencari dan mencoba inovasi baru Irigasi Cihea Sebagai Sumber Air Usaha Budidaya Benih Ikan di Kecamatan Bojongpicung Air adalah faktor yang penting dalam usaha budidaya benih ikan. Kualitas air yang baik akan mendukung pertumbuhan dan kesehatan ikan. Oleh karena itu, air yang akan digunakan untuk pembenihan harus diketahui jelas kualitas dan sumbernya. Tidak semua air cocok dan baik untuk budidaya pembenihan ikan. Beberapa sumber air yang dianjurkan untuk pembenihan adalah air yang berasal dari mata air, sumur, sungai, saluran irigasi, dan danau. Benih ikan yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara m dpl (Sendjaja, 2002:30-31) karena jika tempat pemeliharaan ikan didaerah dataran tinggi atau daerah yang ketinggiannya lebih dari m dpl, kurang baik karena suhu air dan udara lebih dingin. Akibatnya, untuk beberapa jenis ikan tertentu laju pertumbuhannya menjadi terhambat.

24 71 Persyaratan lokasi untuk budidaya benih ikan sesuai dengan posisi wilayah Kecamatan Bojongpicung yang berada pada ketinggian m dpl. Sehingga kualitas benih ikan yang dihasilkan dari wilayah Kecamatan Bojongpicung lebih baik dibandingkan benih ikan yang dihasilkan dari daerah lain (Hasil Wawancara Dengan Herman, 16 Juni 2009). Kualitas air untuk pemeliharaan benih ikan harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, serta minyak/limbah pabrik. Berkaitan dengan hal tersebut sumber air yang digunakan warga Kecamatan Bojongpicung untuk usaha pembenihan ikan berasal dari irigasi Cihea yang masih jernih dan belum tercemar oleh limbah, karena tidak adanya industri besar yang berkembang di daerah tersebut. Selain itu air yang berasal dari saluran irigasi mempunyai tingkat kesuburan yang sangat tinggi karena banyak mengandung kutu air atau jasad renik yang merupakan pakan alami larva ikan. Mengingat pentingnya keberadaan irigasi Cihea bagi usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung. Penulis merasa perlu memaparkan tentang irigasi Cihea untuk memahami keterkaitannnya dengan usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung. Daerah irigasi Cihea berada di Kabupaten Cianjur, tepatnya meliputi areal sawah teknis di Kecamatan Bojongpicung dan Kecamatan Ciranjang. Berdasarkan nota penjelasan irigasi Cihea dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan Kabupaten Cianjur. Daerah irigasi Cihea merupakan Daerah Irigasi tertua di Indonesia. Pada awalnya daerah irigasi Cihea ini merupakan rawa rawa tidak produktif dan sumber penyakit malaria. Pada tahun 1879 sampai dengan

25 72 tahun 1884, pemerintah kolonial Belanda saat itu melakukan survey dan perencanaan untuk merubah daerah tersebut agar menjadi produktif dan bebas malaria, maka pada tahun 1885 dipersiapkan pelaksanaan proyek untuk membangun irigasi. Pelaksanaan fisik dilakukan antara tahun 1886 sampai dengan tahun 1898, berupa pembuatan bendungan utara, saluran induk, saluran sekunder dan bangunan bangunan pelengkapnya, sedangkan jaringan tersier dibuat antara tahun Sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 1914, daerah irigasi Cihea telah berfungsi secara keseluruhan. (Dinas PSDA, Tanpa Tahun:1-2) Menurut Reiza D. Dienaputra (2004:137) bahwa pembangunan sarana irigasi Cihea telah berhasil mengubah Cianjur menjadi daerah penghasil beras di Priangan. Sampai akhir dasawarsa kedua abad ke-20, irigasi Cihea masih menjadi satu-satunya sistem pengairan yang relatif sangat baik untuk seluruh Keresidenan Priangan, walaupun di tahun-tahun awal keberadaannya, irigasi tersebut sempat merugikan penduduk Cianjur, yakni adanya wabah malaria. Wabah ini timbul karena saluran pengairan di seputar irigasi Cihea kurang dipelihara dengan baik. Akibatnya muncul rawa-rawa yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk malaria. Irigasi Cihea mengairi sebanyak 25 Desa di dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Ciranjang yang memiliki 12 desa tetapi hanya 11 desa yang termasuk daerah irigasi dan Kecamatan Bojongpicung yang memiliki 16 desa dan hanya 14 desa yang termasuk daerah irigasi. Kecamatan Bojongpicung adalah lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis, karena merupakan daerah yang terkena dampak yang besar dari adanya irigasi Cihea. Saluran induk dari irigasi Cihea banyak melalui desa-desa di wilayah Kecamatan Bojongpicung bahkan sebagian

26 73 besar daerah Irigasi Cihea terdapat di Kecamatan Bojongpicung yaitu meliputi 14 desa dari 16 desa. Sehingga sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat berada dalam usaha pertanian yang sangat bergantung dengan adanya irigasi Cihea sebagai sumber pengairannya. Adanya pengairan yang baik dari irigasi Cihea mampu membuat daerah Bojongpicung menjadi daerah yang subur. Hal tersebut terbukti karena masyarakat setempat dapat melakukan panen tiga kali dalam setahun, dengan pola tanam yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu padipadi-palawija. Setelah ditemukannya inovasi baru dalam bidang perikanan, salah satunya adalah usaha pembesaran ikan dengan sistem kolam jaring apung (KJA) yang berkembang di bendungan-bendungan besar di Jawa Barat. Kondisi tersebut telah mendorong aktivitas masyarakat disekitar daerah irigasi Cihea khususnya di daerah Kecamatan Bojongpicung untuk mengembangkan subsistem usaha baru di bidang perikanan yaitu subsistem usaha pembenihan ikan. Secara bertahap petani di daerah setempat mulai mengubah sawah mereka menjadi kolam pembenihan ikan. Keberadaaan irigasi Cihea di Kecamatan Bojongpicung menyediakan kualitas air yang baik untuk budidaya benih ikan. Air sebagai media hidup ikan adalah faktor yang sangat penting dalam budidaya benih ikan. Sumber air dalam usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung berasal dari irigasi Cihea yang mengalir ke daerah persawahan milik warga. Aliran air dari irigasi Cihea yang masih jernih dan belum mengalami pencemaran berat karena tidak adanya aktivitas industri dengan skala besar yang berkembang di daerah tersebut,

27 74 sehingga kualitas airnya masih terjaga dan cocok untuk mengembangkan budidaya benih ikan. Para petani di Kecamatan Bojongpicung kemudian memanfaatkan potensi tersebut untuk mengembangkan usaha budidaya benih ikan air tawar sebagai alternatif usaha baru Proses Adaptasi Masyarakat Kecamatan Bojongpicung Terhadap Teknologi Baru Masyarakat di Kecamatan Bojongpicung seperti yang telah dipaparkan sudah berprofesi sebagai petani padi sejak jaman kolonial Belanda, sehingga sebagian besar kemampuan masyarakat setempat hanya terbatas pada mengolah lahan pesawahan saja. Berkembangnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung, menyebabkan masyarakat yang menekuni usaha tersebut harus mempelajari teknik baru yaitu teknik dalam membudidayakan benih ikan air tawar, terutama ikan mas yang paling dominan di budidayakan. Masyarakat di Kecamatan Bojongpicung yang tertarik dengan usaha budidaya benih ikan ini harus mampu mempelajari dan beradaptasi dengan teknologi dan inovasi baru yang berkembang dalam budidaya perikanan air tawar, khususnya teknik dalam budidaya benih ikan air tawar. Selain karena lingkungan tempat mata pencaharian mereka berubah dari sawah menjadi kolam pembenihan ikan. Metode atau cara mengolah lahan mata pencaharian mereka pun berbeda. Mereka harus senantiasa mencari inovasi baru untuk dapat bersaing dan mempertahankan usaha tersebut. Pengusaha benih ikan di wilayah kecamatan Bojongpicung seiring dengan berkembangnya usaha tersebut dinilai telah menguasai teknik budidaya dengan baik dan sesuai dengan arahan dari Dinas

28 75 Perikanan dan Peternakan Kabupaten Cianjur. Teknik budidaya benih ikan yang dikembangkan masyarakat diperoleh dari berbagai sumber antara lain tukar menukar pengalaman dengan sesama pengusaha benih ikan, dari buku-buku dan pengalaman dari sekolah perikanan, serta penyuluhan dari Balai Benih Ikan Air Tawar (Hasil Wawancara dengan Herman, Agus Soleh, Dedi Rusmayadi, Ule Sulaeman, dan Deden Rustandi, Sekitar Bulan Juni-Juli 2009). Agar dapat bertahan dalam mengelola usaha budidaya benih ikan dengan baik para petani padi harus dapat mempelajari teknik mengolah budidaya benih ikan, diantaranya adalah pengelolaan kolam ikan, pengairan untuk kolam, pemilihan bibit ikan, pemijahan induk, pemberian pakan, pengumpulan hasil panen, distribusi dan pemasaran. Sebelum menggeluti usaha budidaya benih ikan para petani di Kecamatan Bojongpicung umumnya melaksanakan pekerjaan sehari hari di lahan pertaniannya (sawah) diantaranya adalah mengolah tanah, membentuk larikan-larikan, mengairi tanah yang diolahnya, menanami dengan tanaman yang dipilih (dengan pola tanam di sekitar daerah irigasi Cihea adalah padi-padi-palawija), memelihara tanah dan tanaman sehingga tanaman dapat menghasilkan, melakukan panen, menyimpan hasil panen untuk konsumsi atau menjualnya. Proses adaptasi masyarakat Kecamatan Bojongpicung terhadap teknologi baru berlangsung secara bertahap. Sebagian besar masyarakat yang mengembangkan usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojong Picung mendapatkan pengetahuan tentang teknik usaha tersebut mencontoh dari pelaku usaha budidaya benih ikan yang lebih dahulu menekuni usaha tersebut.

29 76 Perubahan atau pergeseran mata pencaharian masyarakat di Kecamatan Bojongpicung dari petani padi menjadi petani ikan terutama terjadi pada masyarakat yang memiliki kemampuan modal usaha, lahan perswahan yang luas, penguasan kemampuan yang aplikatif, motivasi, keuletan serta keberanian bertindak. Hal ini disebabkan bahwa usaha budidaya benih ikan merupakan usaha intensif sehingga memerlukan lahan yang cukup luas yaitu sekitar m². Agar benih ikan tumbuh dengan baik, tidak padat benih karena jika kolam ikan terlalu kecil maka benih ikan banyak yang mati karena kolam ikan yang terlalu sempit. Ukuran kolam tersebut juga dianggap cukup efektif karena sangat mudah dalam pengelolaannya. Jarang petani melakukan usaha pembenihan di kolam yang terlalu luas, karena akan menyulitkan pemeliharaan dan pengawasan (Khairuman, 2002:38). Pembudidaya benih ikan juga harus memiliki motivasi untuk berusaha terus serta sifat ulet dalam memelihara ikan agar hasilnya maksimal. Selain itu, yang terpenting adalah keberanian bertindak untuk mengusahakan budidaya benih ikan air tawar yang tergolong usaha baru dan siap menerima resiko kegagalan dan kerugian usaha. Berkembangnya usaha budidaya benih ikan membuat masyarakat di Kecamatan Bojongpicung memasuki bidang ekonomi baru yang berbeda dengan sebelumnya, sehingga proses adaptasi mengharuskan mereka untuk mengikutinya. Mereka harus bersaing untuk menciptakan inovasi inovasi baru dalam bidang perikanan yang berkembang di daerah tersebut. Hal tersebut dilakukan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup. Adanya usaha tersebut sebagai alternatif usaha yang baru dinilai dapat meningkatakan kesejahtraan keluarga.

30 77 Usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung setiap tahun mengalami peningkatan. Peningkatan usaha tersebut didukung oleh beberapa faktor diantaranya adalah sumber daya manusia baik pengusaha maupun pekerja, adanya potensi pengairan yang baik untuk usaha budidaya benih ikan tersebut serta secara ekonomis usaha tersebut dinilai menguntungkan. Selain itu, usaha ini juga memberikan kesempatan kerja sepanjang tahun kepada keluarga dan penduduk setempat. Usaha budidaya benih ikan ini pada perkembangnnya banyak diminati masyarakat di kecamatan Bojongpicung. Hal itu terbukti dengan banyaknya para petani yang mengubah lahan sawahnya menjadi kolam ikan. Usaha ini sangat fleksibel karena jika usaha budidaya benih ikan dianggap tidak menguntungkan lagi, maka masyarakat setempat biasanya mengubah kembali kolam ikannya menjadi sawah untuk ditanami padi (Hasil Wawancara dengan Engkas Syahrudin, 15 Juni 2009). Sehingga untuk dapat mempertahankan usahanya masyarakat harus terus melakukan inovasi dalam budidaya benih ikan ini, karena pada tahun tahun awal munculnya usaha ini pemerintah belum memberikan perhatian khusus terhadap usaha ini. Masyarakat mulai mencari sendiri inovasi inovasi baru dalam teknik mengelola benih ikan berdasarkan pengalamannya dalam usaha budidaya benih ikan tersebut. Misalnya Herman sebagai salah satu pengusaha benih ikan di desa Cibarengkok, Kecamatan Bojongpicung yang mulai menekuni usaha budidaya benih ikan ini sejak tahun Dia mendapatkan pengetahuan tentang usaha

31 78 budidaya benih ikan ini dari pengusaha benih ikan lainnya di desa Jati yang terlebih dahulu menekuni usah tersebut. Salah satu inovasi yang diupayakan Herman adalah dalam hal pemijahan (mengawinkan induk ikan) dia melakukan pemijahan induk ikan secara alami dengan menggunakan hapa (kantung yang terbuat dari kain trikot atau nilon untuk menampung ikan). Sebelum dilakukan pemijahan, biasanya dia mengeringkan kolam terlebih dahulu selam tiga hari. Dalam melakukan persiapan kolam untuk pembenihan miliknya yang mencapai luas 100 tumbak atau 1400 m² dengan cara mengeringkan kolam tersebut dalam jangka waktu 3-4 hari jika cuaca cukup panas, tetapi jika musim hujan, pengeringan akan memakan waktu lebih lama. Setelah kering kolam harus dipupuk terutama oleh pupuk kandang untuk menumbuhkan pakan alami yang sangat dibutuhkan oleh benih ikan. Pemakaian pupuk untuk menumbuhkan pakan alami ini berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani pembenih umumnya berbeda dalam jumlah atau takarannya karena disesuaikan dengan luas kolam pembenihan dan tingkat kesuburan tanah kolam pembenihan. Adapun yang digunakan Herman adalah pupuk urea sebanyak 10 Kg, Tries sebanyak 7 Kg, pupuk kandang sebanyak 10 Kg, telur sebanyak 1 Kg dan pakan berupa pelet tepung sebanyak 3 Kg. Dalam pemakaian induk untuk dipijahkan oleh setiap petani pembenih ikan pun berbeda tergantung pada kualitas induk ikan tersebut. Herman biasanya menggunakan induk untuk pemijahan sekitar 4 atau 5 kali (Hasil Wawancara Dengan Herman, 16 Juni 2009).

32 79 Upaya yang berbeda dalam masalah persiapan kolam dilakukan oleh Bapak Deden Rustandi dengan luas kolam 90 tumbak atau sekitar 1260 m², setelah kolam untuk pembenihan dikeringkan selama 3-4 hari jika cuaca panas, dilakukan pemupukan untuk menumbuhkan pakan alami yaitu pupuk kandang sebanyak 10 Kg, pupuk organik sebanyak 10 Kg, dan telur ikan sebanyak 1 Kg untuk menangulangi hama dia menggunakan obat kimia pembasmi hama benih ikan. Dia biasanya menggunakan induk untuk pemijahan sekitar 4 atau 5 kali agar hasil benih ikannya lebih berkualitas (Hasil Wawancara Dengan Deden Rustandi, 16 Juni 2009). Biasanya secara umum para petani pembenih ikan air tawar di Kecamatan Bojongpicung memakai induk untuk dipijahkan selama 4-5 kali, namun ada juga petani yang menggunakan induk untuk pemijahan sampai 10 kali agar lebih ekonomis karena kualitas induk ikan yang baik. 4.3 Kondisi Usaha Budidaya Benih Ikan di Kecamatan Bojongpicung Tahun Dalam usaha pembenihan ikan ada yang berdiri sendiri, yaitu pola usaha yang ditujukan semata- mata untuk menghasilkan benih ikan. Selain itu, terdapat pula usaha pembenihan yang selain dibarengi usaha pendederan, juga sekaligus usaha pembesaran. Pola usaha yang demikian disebut sebagai usaha terpadu dalam rangka menghasilkan ikan sampai ukuran konsumsi (Amri dan Sihombing, 2007:7). Usaha pembenihan yang berkembang di Kecamatan Bojongpicung selama kurun waktu kajian penulis merupakan usaha pembenihan yang berdiri sendiri yaitu usaha yang ditujukan untuk menghasilkan benih ikan, tidak dikembangkan

33 80 hingga usaha pembesaran karena kurangnya pakan alami di daerah tersebut (Hasil Wawancara dengan Herman, 16 Juni 2009). Meskipun pada awalnya sekitar tahun 1979 bahkan secara turun temurun dari generasi sebelumnya usaha perikanan di Kecamatan Bojongpicung dikembangkan sampai ukuran ikan konsumsi. Namun pemasarannya masih terbatas hanya untuk memenuhi konsumsi ikan keluarga dan masyarakat setempat. Kurangnya potensi pakan alami ikan di daerah tersebut mengakibatkan waktu pemeliharaan ikan sampai ukuran konsumsi relatif lebih lama dan dinilai kurang menguntungkan sehingga budidaya pembesaran ikan kurang dikembangkan masyarakat untuk usaha dan hanya sebatas sampingan saja selain bertani padi. Pada tahun 1990 di Kecamatan Bojongpicung mulai berkembang budidaya pembenihan ikan air tawar secara intensif yang ditunjang oleh meningkatnya usaha pembesaran ikan kolam jaring apung di bendunganbendungan besar di Jawa Barat. Kemudian masyarakat setempat secara bertahap mulai ikut mengembangkan usaha pembenihan ikan dengan mengubah sawahnya menjadi kolam pembenihan ikan (Hasil Wawancara Dengan Herman, 16 Juni 2009). Usaha pembenihan ini banyak diminati karena tingkat perputaran dananya relatif cepat dibandingkan dengan sub usaha lainnya dalam budidaya perikanan air tawar. Usaha pembenihan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu dalam jangka waktu 15 hari petani pembenih ikan air tawar sudah dapat memanen benih ikan tersebut. Dengan demikian modal usaha yang ditanam para pelaku usaha pembenihan ikan, akan cepat kembali dan selanjutnya mereka tinggal mendapatkan keuntungan. Dalam kegiatan budidaya perikanan, kegiatan

34 81 pembenihan merupakan kegiatan pokok dan dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari kegiatan lainnya dalam budidaya perikanan secara umum. Tanpa kegiatan pembenihan, kegiatan yang lainnya dalam budidaya ikan tidak akan dapat berjalan (Amri dan Sihombing, 2007:6). Walaupun usaha di Kecamatan Bojongpicung usaha ini tergolong sebagai usaha ekonomi baru, namun masyarakat di Kecamatan Bojongpicung terus berupaya untuk menyesuaikannya. Proses penyesuaian dengan teknologi baru tersebut memerlukan waktu yang relatif lama, tetapi masyarakat senantiasa terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara bertahap masyarakat setempat yang menekuni usaha tersebut dan berhasil terus mengembangkan usahanya dengan memperluas area kolam pembenihannya, dengan cara mengubah sawah menjadi kolam pembenihan ikan air tawar serta melakukan usaha pembenihan secara produktif agar hasil yang diperoleh meningkat. Penambahan luas kolam pembenihan tidak selalu diiringi dengan jumlah petani pembenih ikan, karena beberapa pengusaha benih ikan yang sudah berhasil dapat terus memperluas lahan pembenihannya, sehingga tidak terjadi penambahan jumlah petani pembenih ikan tetapi terjadi peningkatan jumlah pekerja pada budidaya benih ikan tersebut. Adapun perkembangan luas area kolam pembenihan ikan air tawar dan jumlah rumah tangga petani pembenih ikan di Kecamatan Bojongpicung untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

35 82 Tabel 4.5 Perkembangan Luas Area Pembenihan dan Jumlah Rumah Tangga Petani Pembenihan Ikan di Kecamatan Bojongpicung Tahun Tahun Luas kolam Pembenihan Jumlah Rumah Tangga Petani Pembenihan Ikan ,33 Ha ,33 Ha Ha ,62 Ha ,62 Ha ,62 Ha ,62 Ha ,62 Ha ,63 Ha ,63 Ha ,63 Ha ,63 Ha Ha ,50 Ha ,50 Ha ,50 Ha ,50 Ha 64 Sumber: Kantor Statistik Kabupaten Cianjur. Dinas Perikanan Kabupaten Cianjur Dalam Angka.( ).Cianjur:Badan Pusat Satistik Kabupaten Cianjur dan Hasil Wawancara Dengan Agus Soleh, Herman, Dedi Rusamayadi, Deden Rustandi dan Ule Sulaeman, Sekitar bulan Juni Juli Dilihat dari tabel di atas luas usaha kolam pembenihan ikan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun-tahun awal, yaitu tahun 1990 masyarakat masih dalam tahap adaptasi sehingga jumlah luas area usaha pembenihan ikan dan jumlah petaninya masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Pada tahun luas area pembenihan tetap yaitu 1,33 Ha. Dengan jumlah petani 9 orang, adanya usaha budidaya benih ikan juga mulai berkembang mulai menyerap tenaga kerja baik pekerja tetap maupun pekerja tidak tetap pada usaha budidaya benih ikan tersebut. Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak terlepas dari berkembangnya budidaya perikanan air tawar di Propinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur 69 BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kecamatan Warung Kondang Kabupaten Cianjur Kecamatan Warungkondang secara administratif terletak di Kabupaten Cianjur Propinsi Jawa Barat. Secara geografis,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar km 2 dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Cianjur memiliki luas wilayah sebesar km 2 dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Deskripsi Wilayah Deskripsi mengenai karakteristik Wilayah Utara Kabupaten Cianjur dikelompokkan dalam beberapa aspek, yaitu (1) keadaan geografi, (2) pertanian,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Wilayah Administrasi Kabupaten Cianjur mempunyai luas wilayah daratan 3.646,72 km2, secara geografis terletak di antara garis 6.036 8-7.030 18 LS serta di antara 106.046

Lebih terperinci

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan

BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN. Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Pemerintah Kabupaten Cianjur 1 Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan BUKU STATISTIK PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jl. Selamet Riyadi No. 8 Telp. (0263) 261293 Jl. Arif Rahman Hakim No. 26 Telp.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR

KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR BUPATI CIANJUR KEPUTUSAN BUPATI CIANJUR NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG BESARNYA UANG PERSEDIAAN (UP) BAGI ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011 BUPATI CIANJUR, Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN

VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN 93 VI. PUSAT PERTUMBUHAN DAN PENYEBARAN FASILITAS PELAYANAN WILAYAH CIANJUR SELATAN Wilayah yang berperan sebagai pusat pertumbuhan merupakan wilayah yang menjadi pusat pemukiman, pelayanan, industri,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kemampuan dalam menanggulangi bencana alam sangat diperlukan untuk bertahan hidup di wilayah yang rawan bencana. Kemampuan ini harus dimiliki oleh setiap individu

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak 282.964 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Cianjur Tahun 2013 sebanyak 65 Perusahaan Jumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut: Bulan kering (BK): Bulan dengan C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan prioritas pada pembangunan sektor pertanian, karena sektor pertanian di Indonesia sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis dan relatif subur. Atas alasan demikian Indonesia memiliki kekayaan flora yang melimpah juga beraneka ragam.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Cianjur. Luas wilayah Kabupaten Cianjur hektar dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di objek lokasi Wiasata Pantai Sereg yang terletak di Kampung Panglayungan, Desa Saganten, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih

BAB 1 PENDAHULUAN. global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usaha perikanan budidaya dinilai tetap prospektif di tengah krisis keuangan global saat ini. Sektor ini bahkan berpeluang mengurangi dampak krisis karena masih berpotensi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur

Lampiran 1. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur 64 Lampiran. Penyebaran Fasilitas Pelayanan (Skalogram) di Kabupaten Cianjur Fasilitas Pendidikan Fasilitas Kesehatan P.Keliling P.Keliling No. Nama Kecamatan Desa TK SD SLTP SMA SMK RA MI MTs MA RS Puskesmas

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Fisik Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak dan Luas Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak antara 6 0 21-7 0 25 Lintang Selatan dan 106 0 42-107 0 33 Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian

V. GAMBARAN UMUM Gambaran Lokasi Penelitian V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Lokasi Penelitian 5.1.1. Letak dan Keadaan Alam Kecamatan Babelan adalah kecamatan yang terletak di bagian utara Kebupaten Bekasi yang mempunyai garis pantai sepanjang 1,5

Lebih terperinci

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET

VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET 47 6.1. Aspek Biofisik 6.1.1. Daya Dukung Lahan VI. DAYA DUKUNG WILAYAH UNTUK PERKEBUNAN KARET Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Cianjur tahun 2010, kondisi aktual pertanaman karet

Lebih terperinci

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Letak Geografis dan Luas Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis

Lebih terperinci

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan 122 Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan IV.1 Kondisi/Status Luas Lahan Sawah dan Perubahannya Lahan pertanian secara umum terdiri atas lahan kering (non sawah)

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015 Cianjur, 21 Agustus 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Periahal : Pemberitahuan

Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015 Cianjur, 21 Agustus 2015 Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Periahal : Pemberitahuan PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH Jalan Raya Bandung KM 2 Sadewata Cianjur Telp/Fax. (0263) 265295 e-mail : bkd@cianjurkab.go.id Nomor : 800/ 571 / BKPPD/2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL

SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL 1 SASARAN PROGRAM BIDANG SOSIAL a. Membangun 22 Jenis Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial (PMKS) b. Mengoptimalkan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial ( PSKS) GOAL ( TUJUAN UMUM ) MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi ekonomi yang cukup besar dengan berbagai sektor. Salah satu sektor yang menunjang pembangunan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari negara yang menjadi produsen utama akuakultur dunia. Sampai tahun 2009, Indonesia menempati urutan keempat terbesar sebagai produsen

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Secara geografis letak Kabupaten Bandung berada pada 6,41' - 7,19' Lintang Selatan dan diantara 107 22' - 108 5' Bujur Timur dengan ketinggian 500m-1.800m dpl

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Petir, sebelah Selatan berbatasan dengan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 47 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak geografis, topografi, dan pertanian Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 1950

BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG BUPATI CIANJUR, Undang-Undang Nomor 14 Tahun Tahun 1950 BUPATI CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 8 TAHUN 2OL6 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN CIANJUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIANJUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Desa Cikalong merupakan salah satu dari 13 desa di dalam wilayah Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat yang terletak di

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci