BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN. bergerak di bidang jasa Freight Forwarder dan berdiri pada tanggal 26

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN. bergerak di bidang jasa Freight Forwarder dan berdiri pada tanggal 26"

Transkripsi

1 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan PT Internusa Hasta Buana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa Freight Forwarder dan berdiri pada tanggal 26 September 1990 oleh Bpk. Iskandar Zulkarnain yang berpusat di Jakarta. Perusahaan yang memiliki slogan Tumbuh dan Peduli pada awalnya menempati sebagian dari lantai tiga kantor milik PT Harta Hariman yang mengageni perusahaan pelayaran Taiwan Yang Ming Line. Dua tahun kemudian, Harta Hariman memindahkan kantor dan menawari Internusa untuk membeli gedung tersebut yang beralamat di Jl. RE Martadinata, Tanjung Priok. Gedung tersebut terus dipertahankan meskipun kantor pusat pada saat ini telah pindah ke Atrium Senen. Kantor lama tersebut tetap digunakan sebagai kantor operasional. Perusahaan ini pada dasarnya bergerak pada jasa pengiriman dan penerimaan barang ekspor impor melalui transportasi darat, laut, atau udara. Internusa mengawali usahanya dengan membuka layanan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) yang bermodalkan kemampuan menangani kargo serta kepercayaan para eksportir yang menjadi pelanggannya. Lima 42

2 belas tahun setelah berdiri, PT Internusa Hasta Buana memiliki 13 cabang di seluruh Indonesia mulai Jakarta, Bandung, Cikarang, Cirebon, Medan, Semarang, Jepara, Solo, Surabaya, Denpasar, hingga Mataram di Lombok. PT Internusa Hasta Buana juga tidak lagi menjadi perusahaan tunggal, melainkan telah mengembangkan beberapa perusahaan yang berkaitan dengan forwarding Laut, Udara, Logistik, Perusahaan Bongkar Muat, Pelayaran, dan MIS. Diantaranya adalah PT Internusa Cargo, PT Internusa Intan Segara, PT Internusa Mitra Sedaya, PT FPS Indonesia, PT Interlogistic, PT Gesa Air, PT Airfast dan di Sertifikasi System Management pada PT Intra Asia Internasional yang mendapat lisensi dari WQA (Worldwide Quality Assurance) UK sebagai regional office di Asia dengan akreditasi dari UKAS (United Kingdom Acreditation Service). Sementara jaringan antar negara mencakup 108 negara dan lebih dari 300 pelabuhan dunia di bawah bendera Famous Pacific Shipping (FPS) Group. Internusa Hasta Buana adalah salah satu dari pendiri group tersebut. Pada tanggal management membuka sub branch Semarang guna memperkuat jaringan serta untuk membuka pangsa pasar yang baru, hal tersebut juga bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi para eksportir maupun importir di daerah Jawa Tengah khususnya dalam pengurusan barang untuk ekspor atau impor. Dimana pengurusan ekspor impor banyak sekali aturan-aturan atau prosedur yang harus dipenuhi oleh para eksportir maupun importir. Disinilah fungsi dari perusahaan ini untuk memberikan 43

3 pelayanan jasa dalam pengiriman barang baik ekspor atau impor. Kantor branch semarang beralamat di Jl. Madukoro blok E21 nomor, Pekantoran Semarang Indah. 2. Mengenal FPS (Famous Pasific Shipping) Indonesia PT FPS Indonesia, sister company dari PT Internusa Hasta Buana didirikan secara resmi pada tanggal 29 Maret Sejak hari pertama dari peluncuran resminya, PT FPS Indonesia anak perusahaan PT Internusa Hasta Buana, adalah mengambil alih pengiriman barang dan operasi logistik, terutama berfokus pada pemasaran jasa angkutan laut group forwarding. Sebagai perusahaan baru PT FPS Indonesia yang dipimpin oleh Hendratmo sebagai Direktur dan Izkandar Zulkarnain sebagai Chairman Staff dari PT Internusa Hasta Buana akan di pindahkan ke kantor baru, dan dua kantor itu akan digabungkan. Mengomentari perubahan ini, Izkandar Zulkarnaen berkata, merestrukrisasi operasi kami di Indonesia adalah langkah penting untuk mengklarifikasi layanan kami untuk pelanggan. PT FPS Indonesia diluncurkan pada 30 April 2006 di Jakarta yang bertepatan dengan ulangtahun PT Internusa Hasta Buana ke-15. Acara tersebut dihadiri lebih dari 1000 orang, termasuk para pemegang saham dan perwakilan perusahaan dari Singapura, Malaysia, China, Filipina, 44

4 Jepang, Australia, dan Selandia Baru. Berikut keunggulan yang dimiliki oleh FPS Indonesia : a. Komitmen Yang Berkualitas Quality-based-operation telah diterapkan pada perusahaan yang disinkronkan dengan pencapaian sertifikasi ISO 9001:2008. Hal tersebut merupakan kebutuhan untuk memberikan tingkat pelayanan tertinggi dalam tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan menjaga peningkatan agar tetap stabil. Dengan ini, semua ketidaksesuaian terhadap semua aspek dalam perusahaan akan dihilangkan secara preventif. Poin terkuat FPS Indonesia adalah memiliki sertifikat ISO 9001:2008 sebagai wujud komitmen berkualitas yang merupakan bagian dari filosofi perusahaan. FPS Indonesia dikelola oleh staff ahli yang berdedikasi, dan berpengalaman. Dokumentasi lengkap dan memahami kebutuhan pengiriman kargo. Memiliki jaringan di seluruh dunia di lebih dari 108 negara, 300 pelabuhan di bawah bendera FPS Group. FPS Indonesia adalah salah satu Pendiri dan Anggota dari Famous Pasific Shipping (FPS) Group Bisnis-bisnis yang berhubungan : 1) PT FPS Movers 2) PT HIS Multi Engineering 3) PT Ultrafilter Indonesia 45

5 4) Saham dalam FPS Group 5) Gudang-gudang FPS di Singapura 6) Kantor FPS di New York dan Los Angelos b. Multimoda Trasnport Sistem pengiriman yang cepat akhir-akhir ini menjadi pertimbangan dalam pengiriman cargo. FPS Indonesia menyediakan baik transportasi darat-laut (yang selanjutnya disebut transportasi multi-moda) untuk mengakomodasi kebutuhan, disukung oleh lebih dari 30 staff yang berpengalaman dalam pengiriman melalui laut. c. Komunikasi dan Teknologi Track and Trace FPS memberikan informasi proses transportasi melalui berbagai komunikasi yang menghubungkan anggota FPS dengan klien, yaitu melalui , EDI, skype, fax dll, untuk melacak laporan pengiriman klien. Jadi mereka bisa tahu jumlah pengiriman, tujuan dan si penerima statusnya secara rinci. d. Konsoliadasi Jasa Dengan Distribusi Global Perusahaan menyediakan jasa konsolidasi untuk berbagai tujuan di liam benua. Jasa konsol langsung ini memungkinkan kargo pelanggan diantar dengan aman dan cepat. e. Gudang/ Warehouse FPS Indonesia juga menyediakan jasa penyimpanan untuk mengakomodasi kebutuhan manajemen distribusi impor. Dengan banyak pengalaman, proses-proses termasuk penyimpanan, gudang, 46

6 menjaga stok, member label dan distribusi, jasa FPS juga dapat diperhitungkan. 3. Produk Jasa Yang Ditawarkan Jasa yang ditawarkan oleh PT Internusa Hasta Bauna bertujuan untuk memudahkan customer dalam kegiatan ekspor maupun impor dan pembuatan dokumen yang dibutuhkan. Berikut ini adalah jasa yang diberikan PT Internusa Hasta Buana : a. Sea Freight Service PT Internusa Hasta Buana melayani operasional ekspor atau impor melalui laut untuk Full Container Load (FCL) maupun Less Container Load (LCL) dan melayani booking bermacam-macam container untuk berbagai komoditi ekspor. b. Air Freight Service PT Internusa Hasta Buana juga melayani ekspor-impor melalui udara. Menyediakan berbagai akomodasi yang bekerja sama dengan berbagai macam maskapai penerbangan. c. Domestic Cargo dalam negeri. Melayani berbagai jasa pengangkutan antar kota/propinsi 47

7 d. EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) Custom Clearance Adalah pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut melalui kapal atau pengurusan dokumen dan muatan yang berasal dari kapal. Untuk pengurusan ini, EMKL mendapat kuasa secara tertulis dari pemilik untuk mengurus barangnya. Di pelabuhan muat, EMKL akan membantu pemilik barang membukukan muatan pada agen pelayaran, mengurus dokumen dnegan Bea Cukai dan instansi yang terkait lainnya dan membawa barang dari gudang pemilik barang ke gudang di dalam pelabuhan. EMKL bergerak sesuai SK Menhub No. KM 82/AL 3Q5/PHB-85. Di pelabuhan bongkar, EMKL membantu pemilik barang mengurus pemasukkan barang dengan Bea Cukai, menerima muatan di pelayaran dan membawa barang dari pelabuhan ke gudang pemilik barang. 4. Bentuk dan Struktur Organisasi Struktur organisasi yang diterapkan pada PT Internusa Hasta Buana berbentuk organisasi garis atau line, pada bentuk ini tugas dan wewenang mengalir dari atas kebawah. Sedangkan tanggug jawab bergerak dari bawah ke atas. Keuntunagn yang diperoleh dari bentuk organisasi ini adalah adanya kesatuan perintah, pengawasan lebih efektif dan koordinasi akan mudah dijalankan. Jadi, dalam hal ini pemilik perusahaan memegang kekuasaan dan tanggung jawab terhadap pengambilan keputusan. 48

8 Branch Manager Accounting Sales Manager Customer Service Operasional Kasir Collect Payment Adm Kantor Adm Umum Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Internusa Hasta Buana Semarang Sumber data : PT Internusa Hasta Buana Semarang Adapun masing-masing bagian mempunyai tugas sebagai berikut : 1. Branch Manager Branch manager mempunyai fungsi utama jabatan untuk menjamin keberadaan, kelancaran dan kesinambungan kegiatan kantor cabang termasuk pengembangan nnya di masa mendatang yang mengangkut seluruh kegiatan baik marketing, operasional maupun administrative. Bertugas untuk bertanggung jawab 49

9 atas rencana strategis, rencana kerja dan budget kantor cabang. Bertanggung jawab atas kelancaran seluruh aktivitas cabang yang menyangkut hubungan kerja dengan kantor pusat dan sebaliknya, memastikan kebijakan yang telah ditetapkan untuk cabang dijalankan dengan konsekuen, membuat laporan kinerja cabang secara periodic, dan menjalin hubungan dengan pihak eksternal untuk kelancaran aktivitas cabang. 2. Sales Marketing Mengatur, mengkoordinasikan dan melakukan aktivitas marketing untuk seluruh jasa yang ditawarkan kepada pelanggan atau calon pelanggan. 3. Customer Service Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan kecepatan respons, dan menangani proses dokumen termasuk mengecek kelengkapan sampai dokumen siap diserahkan kepada consignee (penerima barang). 4. Bagian Administrasi Kantor, Umum, dan Kasir Melakukan penerimaan dan pengeluaran pembayaran termasuk memverifikasi dan mengecek keabsahannya sebelum dilakukan transaksi serta mencatatnya dalam buku atau catatan kas, menjalankan administrasi perusahaan untuk mendukung operasi, berinteraksi dengan customer sebaik mungkin, dan menjawab semua permasalahan yang timbul dari kegiatan pengiriman barang yang telah ditinjau oleh pelanggan, baik dalam maupun luar negeri. 50

10 5. Collect Payment Membuat invoice penagihan, membuat dan melaporkan posisi tagihan (accounts receivable/ar) serta laporan pajak-pajak bulanan. 6. Accounting Melakukan proses akuntansi sejak input data sampai pada penyajian laporan keuangan baik laporan keuangan standard maupun laporan keuangan khusus (sesuai kebutuhan). 7. Operasional Melakukan pekerjaan operasional meliputi pekerjaan ekspor, impor, local dan domestic. Dan bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan impor, yaitu : a. Membuat pemberitahuan impor barang (PIB) b. Melaksanakan proses custom clearance di Bea Cukai pelabuhan c. Melakukan pembayaran Bea masuk dan pajak-pajak impor di Bank d. Pelaksanaan stripping barang di CFS e. Pengeluaran barang dan pengurusan trucking 51

11 B. Pembahasan 1. Proses Penangan Custom Clearance Pada PT Internusa Hasta Buana Semarang PT Internusa Hasta Buana Semarang adalah perusahaan jasa yang bertindak sebagai kuasa importir dalam melakukan semua kegiatan ekspor dan impor. Selain itu PT Internusa Hasta Buana Semarang juga bertindak sebagai PPJK, menyediakan trucking serta gudang untuk tempat penimbunan sementara. Penanganan custom clearance yang dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang umumnya sama seperti perusahaan freight forwarding lainnya. Namun PT Internsua Hasta Buana Semarang memiliki cara-cara khusus agar proses custom clearance bisa berjalan lancar, misalnya selalu menyiapkan semua dokumen yang diperlukan dengan benar dan lengkap, mengutamakan ketelitian di dalam setiap melakukan pekerjaan, serta bekerja tanpa mengenal waktu dan selalu kompak. Hal-hal tersebut dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang sebagai landasan dalam melakukan setiap pekerjaan terutama dalam penanganan custom clearance sehingga setiap proses penanganan custom clearance dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk lebih jelasnya proses penangan custom clearance pada PT Internusa Nusa Hasta Buana Semarang dapat dilihat gambar di bawah ini: 52

12 Importir (PT Aman Indah Makmur) Issuing Bank 1 Freight Forwarder (PT Internusa Hasta Buana Semarang) Pelayaran SPPB + Penjaluran Bea Cukai Gudang Importir 9 Pelabuhan/Gate 8 Green Line Red line Yellow Line Gambar 3.2 Proses Penanganan Custom Clearance Impor Sumber: PT Internusa Hasta Buana Seamarang Keterangan : 1. Importir yaitu PT Aman Indah Makmur memberikan mandat kepada PT Internusa Hasta Buana Semarang untuk mengurus custom impornya. Setelah kontrak telah disepakati oleh kedua belah pihak maka, importir bertugas untuk melengkapi semua dokumen yang berkaitan dengan impornya seperti, Bill of Lading, Invoice, Packing List, serta Surat Kuasa pengambilan D/O yang ditunjukkan kepada freight forwarder sebagai pihak yang dipercaya oleh 53

13 importir untuk melakukan pengeluaran barang. Importir memberikan dokumen-dokumen tersebut kepada PT Internusa Hasta Buana Semarang. 2. Setelah dokumen diterima, PT Internusa Hasta Buana membuat draft PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dengan benar dan membuat SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak) yang kemudian di kirim ke importir untuk di confirm OK. Jika sudah confirm OK, PT Internusa Hasta Buana Semarang bertugas untuk melakukan pembayaran ke pihak bank. Kemudian SSPCP yang telah di validasi oleh bank di kembalikan. 3. PT Internusa Hasta Buana Semarang mensubmit dokumen impor dan bukti pembayaran melalui EDI (Elektronic Data Intercharge) kepada pihak Bea Cukai. 4. Pihak bank online ke Bea Cukai, memberikan laporan bahwa pajak impor atas nama importir tersebut telah dibayarkan. Sistem komputerisasi Bea Cukai bekerja menerima dan mengolah hasil transfer data dari pihak freight forwarder dan hasil transfer data dari bank. 5. Setelah sesuai (matching) antara data yang ditransfer oleh PT Internusa Hasta Buana Semarang dan data yang ditransfer oleh bank maka terbitlah SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang) yang dikeluarkan oleh Bea Cukai. Petugas Bea Cukai juga akan memberikan informasi apakah kargo dalam kategori green line, red line atau yang lainnya. Jika masuk dalam kategori green line pada saat pemeriksaan dokumen sampai lengkap biasanya membutuhkan waktu 3-4 hari untuk barang bisa keluar. Jika masuk dalam kategori red line, maka pihak Bea Cukai akan memeriksa dari mulai 54

14 kelengkapan dokumen, fisik barang, sampai kesesuaian harga dalam nilai invoice dengan taksiran harga Bea Cukai. Untuk kategori red line, dikarenakan adanya pemeriksaan fisik barang hal ini membutuhkan waktu biasanya sampai 1 minggu. Dalam kategori red line, jika pemeriksaan telah dilakukan secara menyeluruh baru kemudian SPPB dapat dikeluarkan. 6. Dengan Bill Of Lading yang asli dan surat kuasa dari PT Aman Indah Makmur, maka Delivery Order dapat diambil di pelayaran. 7. PT Internusa Hasta Buana membawa dokumen-dokumen yang dibutuhkan ke pelabuhan. Apabila container masih berada di daerah seaway, maka hanya memerlukan Delivery Order dan SPPB. Namun jika container telah berada di dalam gudang, maka memerlukan dokumen seperti DO, Manifest, Copy B/L, Copy PIB, dan SPPB yang asli. Setelah menyerahkan dokumen tersebut maka akan mendapatkan SP2 (Surat Penyerahan Peti Kemas) yang berguna untuk custom clearance container dan juga berguna sebagai surat jalan untuk FCL (Full Container Load). Namun jika itu LCL (Less Container Load) maka tidak memerlukan SP2 untuk custom clearance nya melainkan hanya akan mendapatkan surat jalan untuk barang tersebut dapat keluar dari area pelabuhan. 8. Bea Cukai yang ada dipelabuhan menyetujui untuk melakukan pengeluaran barang dari area pelabuhan untuk keluar gate dan memberikan surat jalan untuk truck maupun trailer setelah dokumen lengkap dan layak menurut bea cukai. 55

15 9. Setelah mendaptakan surat jalan, maka trucking maupun trailer yang ditunjuk oleh pihak freight forwarder dapat mengantarkan barang impor tersebut kepada importir. Biasanya PT Aman Indah Makmur langsung meminta PT Internusa Hasta Buana untuk mengantarkan barang-barang impor tersebut ke gudang importir. Setelah barang tersebut sampai ke gudang importir, maka tugas PT Internusa Nusa Hasta Buana Semarang adalah menyerahkan dokumendokumen tersebut kepada pihak Bea Cukai. Adapun dokumen-dokummen yang wajib diserahkan kepada pihak Bea Cukai adalah : a. Bill Of L ading yang asli (Original maupun Copy Non Negotiable) b. Invoice yang asli c. Packing List yang asli d. Asuransi yang asli e. NPWP (copy) f. API (copy) g. SKT (Surat Keterangan Terdaftar), copy h. PIB (3 rangkap original) i. SSPCP (lembar ke 3 yang original) j. Bukti pembayaran bank (boleh menggunakan yang asli maupun copy). Berdasarkan gambar dan penjelasan diatas, maka PT Aman Indah Makmur sudah dapat menggunakan barang impor setelah proses custom 56

16 clearance dilakukan oleh PT Internusa Hasta Buana selaku freight forwarder. Adakalanya proses custom clearance memakan waktu yang panjang dikarenakan adanya penjaluran yang dilakukan oleh pihak Bea dan Cukai. Untuk sertiap importir baru akan selalu dimasukkan kedalam penjaluran merah karena sesuai dengan prosedur Direktorat Jendral Bea dan Cukai. Namun sebagai freight forwarder, PT Internusa Hasta Buana berupaya agar customer yang ditanganinya selalu mendapatkan respon jalur hijau sesuai dengan ekspektsi importir dengan mentaati peraturan bea dan cukai, melakukan proses custom clearance sesuai prosedur dan melengkapi dokumen yang dibutuhkan oleh bea dan cukai. 2. Jenis Dokumen Impor & Pergerakannya Dalam Proses Custom Clearance Dalam kegiatan impor peran dokumen sangatlah penting, jika salah satu dokumen tidak lengkap atau tidak ada, maka barang impor tersebut tidak dapat dikeluarkan dari wilayah pabean sampai dokumen dapat dilengkapi atau diperbaiki jika terdapat kesalahan dalam isi dokumen tersebut. Dokumen impor adalah dokumen yang diperlukan oleh pihakpihak yang terlibat dalam perdagangan internasional baik eksportir, importir, perbankan, pelayaran, maupun instansi lainnya untuk melakukan 57

17 kegiatan ekspor dan impor barang dari suatu negara ke negara lain (Amir M.S, 2002). Dokumen impor secara umum diketahui sebagai surat-surat atau berkas-berkas yang dibutuhkan dalam kelancaran proses pengeluaran barang impor tersebut. Berikut beberapa dokumen impor yang merupakan dokumen penting dan pergerakannya dalam melakukan proses custom clearance, dibagi menjadi 2 yaitu: a. Dokumen yang diterima dari eksportir: 1) Bill Of Lading memiliki peran yang penting. Keberadaan bill of lading menjadi syarat utama dalam melakukan proses custom clearance, karena berfungsi dalam setiap kegiatan sebelum maupun setelah custom clearance. Bill of lading berguna dalam menghitung ETD (Estimated Time Departure) dan ETA (Estimated Time Arrived) yang dilakukan oleh PT Internusa Hasta Buana Semarang hingga barang impor sampai di pelabuhan tujuan. Sehingga PT Internusa Hasta Buana Semarang dapat memperkirakan kedatangan kapal dan mempersiapkan waktu untuk proses custom clearance sehingga tidak memakan waktu yang terlalu lama. Jadi untuk setiap kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang memerlukan bill of 58

18 lading guna memperlancar proses custom clearance yang dilakukan. 2) Commercial Invoice sebagai dokumen utama yang dibuat oleh eksportir dan memiliki peran dalam custom clearance yang dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang untuk memastikan bahwa eksportir dan importir telah melakukan transaksi jua beli dan telah disepakati oleh kedua pihak. Didalam commercial invoice juga terdapat perhitungan pembayaran yang akan dilakukan oleh PT Aman Indah Makmur yang hubungannya ada pada pembuatan PIB dan SSPCP yang dilakukan oleh PT Internusa Hasta Buana Semarang. 3) Packing list dibutuhkan pada saat custom clearance karena packing list berguna untuk memastikan ukuran, jumlah, dan jenis barang yang ada didalam container total keseluruhannya sama dengan barang yang tertera pada faktur perdagangan. Sehingga bea dan cukai tidak memiliki keraguan akan keaslian barang impor PT Aman Indah Makmur. 4) Delivery Order (DO) sangat berguna untuk proses custom clearance karena DO digunakan sebagai keterangan secara tertulis mengenai kesanggupan pelayaran mengangkut barang ekspor ke pelabuhan tujuan. DO juga menjadi dokumen yang menyatakan bahwa eksportir telah memesan ruang dalam kapal untuk barangnya yang akan dikirimkan ke importir di negara tujuan. 59

19 b. Dokumen yang dibuat oleh importir: 1) PIB (Pemberitahuan Impor Barang) merupakan dokumen yang penting dimata DJBC karena dokumen tersebut digunakan untuk melaporkan bahwa aka nada barang impor yang masuk ke wilayah pabean Indonesia. Dalam PIB tertera perhitungan bea masuk yang berguna untuk mengetahui besarnya bea masuk yang dikenakan untuk barang impor PT Aman Indah Makmur dalam proses custom clearance. Didalam PIB juga teretra nomer Harmonize System ( HS ) yang berguna untuk spesifikasi jenis barang yang diimpor. 2) SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak) merupakan dokumen yang menjadi bukti pembayaran bea masuk PT Aman Indah Makmur dan bukti penerimaan negara atas pembayaran barang impor yang diterbitkan oleh Bea Cukai. Tanpa SSPCP maka proses custom clearance tidak akan berjalan. 3) Surat Kuasa importir menyatakan bahwa semua proses custom clearance yang dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang diketahui oleh importir dan importir memberi kuasa kepada PT Internusa Hasta Buana Semarang untuk melaukan proses custom clearance. Surat kuasa digunakan untuk menebus Delivery Order dan pengajuan pemberitahuan pabean pada kantor pelayanan bea cukai yang bersangkutan atas barang impor. 4) Maifest merupakan dokumen yang memberitahukan kedatangan kapal, tanggal dan jam kapal tiba di pelabuhan. Sehingga 60

20 memudahkan PT Internusa Hasta Buana Semarang untuk melakukan proses custom clearance agar barang impor tidak terlalu lama berada di pelabuhan. Manifest sangat penting karena sebagai bukti bahwa barang impor yang dikirim merupakan milik importir. Apalagi jika barang impor tersebut merupakan Less Container Load. 5) SPPB (Surat Pemberitahuan Pengeluaran Barang) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh DJBC. Dokumen tersebut menyatakan bahwa DJBC telah menyetujui untuk melakukan proses custom clearance terhadap barang impor milik PT Aman Indah Makmur. SPPB berguna sekali untuk barang impor karena dengan SPPB barang impor telah dapat melewati gate dan diantar ke gudang importir. 6) Surat Jalan merupakan surat yang dikeluarkan oleh pihak freight forwarder sebagai bukti bahwa barang telah diterima dan telah dimuat oleh sopir truk yang akan mengantar barang ketempat tujuan yang disepakati sebelumnya. Biasanya tempat tujuannya adalah gudang importir. Surat jalan juga menjadi bukti kesanggupan supir untuk mengantarkan barang ketempat tujuan dengan waktu yang ditentukan. 7) Polis Asuransi merupakan surat bukti pertanggungan yang dikeluarkan maskapi asuransi atas permintaan eksportir maupun 61

21 importir untuk menjamin keselamatan barang yang dikirim dari aneka bencana dan kerusakan, dengan membayar premi. Dokumen-dokumen tersebut memiliki peran yang penting, jika tidak terdapat salah satu dari dokumen tersebut diatas maka Direktorat Jendral Bea dan Cukai tidak akan memberikan ijin untuk proses custom clearance barang impor. Didalam proses custom clearance selain memerlukan dokumen impor juga memerlukan peranan pihak-pihak yang terkait di dalam pengeluaran barang. Pihak-pihak tersebut adalah freight forwarder yaitu PT Internusa Hasta Buana Semarang yang berperan dalam penangan custom clearance barang impor hingga ke gudang importir, Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabenan (dalam hal ini adalah PT Internusa Hasta Buana Semarang yang berfungsi sebagai PPJK) berperan dalam melakukan system komputerisasi dengan pihak Bea dan Cukai, Perusahaan Pelayaran, peranan mereka sangat penting dalam proses custom clearance. 3. Hambatan-Hambatan di Dalam Proses Custom Clearance PT. Internusa Hasta Buana Semarang adalah perusahaan freight forwarder yang salah satu jasa yang ditawarkan adalah custom clearance, hubungannya yaitu dengan Bea dan Cukai. Tidak sedikit dari berbagai importir khususnya di daerah Jawa Tengah yang memakai jasa PT Internusa Hasta Buana Semarang untuk mengurusi proses custom barang impornya, karena selain cepat perusahaan ini juga menawarkan tarif yang 62

22 tidak mahal untuk setiap ordernya sehingga banyak importir yang tertarik untuk memakai jasa mereka. Namun bukan berarti juga PT Internusa Hasta Buana Semarang tidak memiliki masalah didalam proses perkembangannya. Tentunya ada berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan ini, dan dijadikan pengalaman untuk perusahaan ini agar semakin dewasa serta bertambah besar dan kuat. Adapun beberapa permasalahan yang dihadapi oleh PT Internusa Hasta Buana Semarang dalam menangani proses custom clearance, diantaranya : 1. Kekurangan Dokumen Didalam proses custom clearance yang dilakukan PT Internusa Hasta Buana Semarang, diperlukan dokumen-dokumen untuk pengeluaran barang. Namun terkadang importir tidak melengkapi dokumen yang diperlukan oleh bea cukai saat memberikan dokumen asli terhadap freight forwarder. Alasannya terkadang karena dokumen yang dikirim eksportir belum lengkap ataupun karena dokumen tersebut terdapat kesalahan dalam pengisiannya sehingga memerlukan koreksi. Untuk itu ini akan menjadi masalah oleh bea cukai karena dokumen asli sangat diperlukan untuk proses pengeluaran barang. Hal ini juga menyebabkan pengeluaran barang terhambat dan memakan 63

23 banyak waktu. Sedangkan dari pihak importir mengiginkan barang sampai ke gudang importir segera. Peranan PT Internusa Hasta Buana Semarang sangatlah penting, selaku pihak yang bertugas mengurus pengeluaran barang, freight forwarder harus meneliti bahwa dokumen-dokumen yang dibutuhkan bea cukai tersedia lengkap sehingga pada saat proses custom clearance tidak terjadi permasalahan yang dapat menghambat jalannya proses pengeluaran barang. 2. Data Yang Tidak Sesuai Seringkali pada saat proses custom clearance, PT Internusa Hasta Buana Semarang hambatan. Hambatan tersebut umumnya ditimbulkan sendiri oleh importir, ketidaksesuaian data biasanya terjadi karena data yang menunjang barang untuk dilakukannya custom clearance terdapat perbedaan. Perbedaan yang dialami dalam proses custom clearance umumnya adalah pada alamat importir di NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) yang berbeda. Kemungkinan nomor tersebut berbeda karena gudang maupun kantor importir berpindah tempat. Disini menjadi tugas PT Internusa Hasta Buana Semarang sebagai perantara untuk memberitahukan perbedaan yang terjadi entah karena kesalahan penulisan atau hal-hal yang sebelumnya belum dikonfirmasi kepada pihak freight forwarder. Apabila terjadi kesalahan penulisan baik itu tanggal invoice, jenis barang, maupun 64

24 nomer harmonized system yang berbeda, PT Internusa Hasta Buana Semarang perlu memberitahukan sebelumnya kepada importir untuk melakukan koreksi sebelum dokumen sampai ke pihak bea cukai. 3. Correction SPPB Dari serangkaian permasalah diatas dapat ditangani dengan mudah dan cepat apabila belum menghadap pihak bea dan cukai, namun apabila permasalahan tersebut diatas diketahui terlebih dahulu oleh pihak bea dan cukai maka SPPB belum bisa didapatkan karena perlu dikoreksi. SPPB tidak akan dikeluarkan sampai data-data yang ada pada dokumen-dokumen impor sama dan benar-benar akurat. Jika terjadi permasalahan tersebut diatas maka, bea dan cukai meminta untuk dilakukan koreksi terhadap data yang berbeda. Pada saat itulah PT Internusa Hasta Buana Semarang bertugas untuk menjadi perantara dalam membenarkan data-data yang berbeda. PT Internusa Hasta Buana Semarang perlu memberitahukan kepada importir tentang kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga importir tidak akan menuntut kepada freight forwarder untuk segera mengirimkan barang ke gudang importir. Jika kesalahan-kesalahan tersebut telah diperbaiki maka dokumen diserahkan kembali ke bea dan cukai, jika telah benar semua SPPB dapat dikeluarkan. 4. Redress Manifest Kesalahan yang umum seperti bill of lading yang berbeda, tanggal invoice,nomer invoice, tempat penimbunan barang, nomer 65

25 harmonized system, maupun alamat importir yang berbeda dapat dilakukan correction SPPB. Namun apabila yang terjadi adalah data tidak sesuai dengan dokumen fisik yang ditransfer, maupun barang impor tidak sesuai dengan dokumen fisik, maka bea dan cukai akan meminta importir untuk melakukan redress manifest. Redress manifest dilakukan karena kesalahan terlalu parah, untuk itu PT Internusa Hasta Buana Semarang selaku freight forwarder memberitahukan kepada importir mengenai redress manifest tersebut dan mengarahkan importir dalam membuat redress manifest. Dalam melakukan redress manifest importir perlu mencantumkan beberapa diantaranya yaitu Surat Permohonan Redress Manifest yang dibuat oleh importir, beserta harus dilampirkannya bill of lading, invoice, packing list, PIB, dan manifest yang benar. Adapun mengenai isi surat permohonan redress yaitu mengenai importir, alamat, jenis barang, jumlah barang serta berat barang dan juga importir harus melampirkan SPPB yang tidak sesuai dengan manifest. Setelah redress manifest yang dibuat oleh importir siap untuk diserahkan kepada bea cukai, maka tugas PT Internusa Hasta Buana Semarang adalah menyerahkan dokumen tersebut kepada bea cukai. Proses ini akan memakan waktu 2-3 hari. 5. Claim Terhadap Barang Yang Mengalami Kerusakan Didalam pengurusan custom clearance, tidak semua konsumen perusahaan PT Internusa Hasta Buana Semarang merasa puas terhadap 66

26 pelayanan perusahaan. Ada juga beberapa diantaranya merasa bahwa pelayanan yang diberikan oleh perusahaan freight forwarder ini tidak sesuai dengan kontrak antara konsumen dengan perusahaan. Karena itu konsumen menuntut kompensasi finasial. Permintaan kompensasi finansial tersebut dilakukan karena konsumen mengalami kerugian terhadap barang impornya. Klaim biasanya disebabkan karena kerusakan fisik dari barang impor yang dikirim, kehilangan sebagian barang impor, keterlambatan barang impor, maupun rusaknya kemasan barang impor. Setelah barang impor sampai di pelabuhan maka tanggung jawab pelayaran beralih kepada pihak freight forwarder. Pada saat seperti ini maka PT Internusa Hasta Buana Semarang memiliki tugas untuk menjaga barang agar tetap utuh atau dalam keadaan baik seperti saat muat trucking. Namun kerusakan mungkin saja terjadi karena PT Internusa Hasta Buana Semarang tidak mungkin sepenuhnya dapat mengawasi jalannya barang impor diperjalanan. Kecelakaan tersebut mungkin saja terjadi pada saat barang impor dimuat ke truck (stuffing), barang yang dimuat jatuh ke tanah dan membuat barang impor rusak, maupun pada saat perjalan ke gudang importir. Setiap perusahaan jasa freight forwarder yang masih tetap bertahan dalam dunia bisnis kepabeanan dan jasa transportasi ini dikarenakan kemampuan yang ada didalam menghadapi kendala perusahaan. Dari penangan terhadap kendala-kendala yang timbul 67

27 diperusahaan maka konsumen yang sudah ada dapat menilai baik dan bahkan akan menarik pelanggan yang baru dari kredibelitas perusahaan yang terlihat semakin menonjol. Untuk masalah claim, tentunya PT Internusa Hasta Buana Semarang tidak langsung saja mengabulkan claim yang diajukan oleh customer yang merasa dirugikan. Melainkan akan melakukan investigasi terlebih dahulu tentang kerugian yang diterima oleh konsumen. Apalagi jika tidak adanya bukti yang diberikan oleh customer, maka perusahaan akan menolak claim dari importir. Dalam mengatasi claim, perusahaan akan melakukan negosiasi antara freight forwarder dengan customer yang mengajukan claim. Akan tetapi, sebelum negosiasi tentunya customer harus mengikuti prosedur klaim dari perusahaan. Penelusuran akan dilakukan mulai dari pihak yang paling akhir menangani barang sampai ke pihak yang paling awal menangani barang tersebut. Namun jika yang terjadi adalah kesalahan pada saat stuffing barang ke truck maka sebagai freight forwarder yang mengawasi stuffing, PT Internusa Hasta Buana Semarang harus bertanggung jawab. Apabila kerusakan tersebut membuat barang berubah bentuk, maka freight forwarder sebagai principal akan membantu importir mengajukan klaim terhadap pihak asuransi. Sehingga asuransi menjadi sangat penting peranannya disini. Dalam mengajukan klaim terhadap pihak asuransi, importir yang diwakili oleh PT Internusa Hasta Buana 68

28 Semarang menyerahkan beberapa diantaranya yaitu berita acara dari gudang, foto barang, dan surat klaim dari importir. Dokumen pendukung tersebut akan menjadi acuan pihak asuransi dalam menangani kalim sesuai dengan nilai barang yang diasuransikan importir. Akan tetapi jika yang terjadi adalah kemasan barang rusak maupun basah akibat terkena hujan, maka PT Internusa Hasta Buana Semarang akan mengganti sesuai dengan kesepakatan antara importir dengan freight forwarder. 69

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mitra Kargo Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan pengurusan atas kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada PT.SAMUDERA INDONESIA cabang bandung Jawa Barat penulis ditempatkan di bagian pemasaran dan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll.

BAB 4 PENUTUP Prosedur Pelaporan Pajak Impor Barang Di PT. Lintas Niaga Jaya. sampai dengan clearance documenct. Seperti B/L, PIB, dll. 45 BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan Pembahasan mengenai Prosedur Pelaporan Pajak Impor barang pada PT. Lintas Niaga Jaya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 4.1.1. Prosedur Pelaporan Pajak

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. FREIGHT SOLUTION INDONUSA merupakan suatu perusahaan Jasa PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak di bidang Jasa Pengangkutan Barang atau disebut

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang

LAMPIRAN. Hasil Wawancara 1. Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS. 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang L1 LAMPIRAN Hasil Wawancara 1 Dengan: Sandi Kurniawan Jabatan: Manajer Operasional PT. BARUGA CARGOTRANS Tanggal: 24 September 2012 1. PT. BARUGA CARGOTRANS perusahaan yang bergerak di bidang apa? dan

Lebih terperinci

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor 1. Jelaskan tiga dokumen yang diperlukan untuk mengurus pengiriman sebelum melaksanakan ekspor! a. Delivery Order (DO), yaitu surat dari perusahaan pelayaran sebagai jawaban dari shipping instruction b.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Bahtera Satria Adidaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengurusan jasa kepabeanan yang juga sudah mulai

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB III DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mitra Kargo Indonesia merupakan salah satu forwarder besar di wilayah Semarang yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan Customs Brokerage. Puninar membantu pelanggan clearance cargo mereka untuk kegiatan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Riwayat Perusahaan PT. Mega Segara merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi di Jakarta Utara yang bergerak di bidang jasa pengiriman

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DISKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 2.1.1.Sejarah Singkat Perusahaan PT. DMR adalah salah satu dari anak perusahaan PT. SSU. PT. SSU adalah perusahaan yang bergerak dibidang

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan freight forwarding adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Sebagai penyedia jasa logistik pihak ketiga (third party logistics),freight

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara

Lebih terperinci

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS Nama : Dinda Ningrum Gusliyati NPM : 52213554 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Sri Murtiasih LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Efisiensi 2.1.1 Pengertian Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu,

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-02/BC/2016 TENTANG TATA LAKSANA PENGELUARAN BARANG IMPOR DARI KAWASAN PABEAN UNTUK DITIMBUN DI PUSAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x L2 L3 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP)

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. yang menjadi bahasan permasalahan dalam penulisan skripsi ini. BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Tinjauan Singkat Perusahaan Dalam tinjauan singkat perusahaan ini penulis menjelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan uraian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari daerah pabean, dimana barang yang dimaksud terdiri dari barang dalam negeri (daerah pabean), barang

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor Sekilas Tentang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Memberikan sedikit gambaran tentang Bea dan Cukai Indonesia di bawah Kementerian Keuangan RI Macam- macam Pemberitahuan Pabean Dalam rangka melayani pengurusan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat PT Satrya Perkasa Esthetika Film merupakan salah satu importir film-film Hollywood tertua di Indonesia yang melakukan impor

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional sangat memerlukan adanya transportasi khususnya dibidang ekspor karena dapat memperlancar pengiriman barang sampai negara tujuan, barang-barang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Inti Duta Dwitama Transindo adalah perusahaan yang dapat memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pemajakan PPh Pasal 23 atas Transaksi Pemakaian Jasa Trucking Selama Ini Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) adalah perusahaan yang bergerak dalam pengurusan

Lebih terperinci

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Proses Perdagangan Luar Negeri, Mahasiswa akan dapat menjelaskan proses perdagangan

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi DOKUMEN EKSPOR IMPOR Hertiana Ikasari, SE, MSi Dokumen yang dibutuhkan dalam perdagangan Internasional bervariasi tergantung pada jenis transaksi, ketentuan atau peraturan negara pengimpor dan pengekspor,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut (Mardiasmo; 2011) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Pada mulanya kegiatan Transportasi Laut dengan menggunakan moda petikemas sangat tinggi permintaannya, terlebih lagi moda Petikemas di Indonesia yang sangat pesat perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data hasil observasi lapangan dan cara pengolahan data yang dilakukan oleh penulis. Secara garis besar, pengumpulan dan pengolahan data pada bab ini

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS * Siti Dwi Lazuardi, **Firmanto Hadi. *Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ** Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan Transportasi Laut - Teknik Perkapalan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rangka impor flexytank dari perusahaan Qingdao Tongshuai Vehicle. Negara Atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. rangka impor flexytank dari perusahaan Qingdao Tongshuai Vehicle. Negara Atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah penulis melakukan praktik kerja di PT. Surya Putra Sentosa (PT. SPS) dengan meninjau perhitungan dan penyetoran Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai, dan

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-35310/PP/M.V/19/2011 Jenis Pajak : Bea Masuk; Tahun Pajak : 2009; Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi 23 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.Sejarah singkat Perusahaan PT Dafa Mulia sebagai objek pembahasan bergerak dibidang Ekspedisi Muatan Kapal Laut/Udara (EMKL/U), forwarder, Pengusaha Pengurusan Jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri atas beribu pulau sepanjang garis khatulistiwa, berada di antara 2 (dua) benua dan

Lebih terperinci

PROSEDUR IMPOR DRUM SALTED HEAD PIECES PADA PT. SEGARAMAS SENAPUTERA SEMARANG

PROSEDUR IMPOR DRUM SALTED HEAD PIECES PADA PT. SEGARAMAS SENAPUTERA SEMARANG PROSEDUR IMPOR DRUM SALTED HEAD PIECES PADA PT. SEGARAMAS SENAPUTERA SEMARANG Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Studi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peraturan perudang-undangan yang berlaku (Tandjung, 2011: 379).

BAB II LANDASAN TEORI. peraturan perudang-undangan yang berlaku (Tandjung, 2011: 379). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Impor Impor adalah kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Transaksi impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar negeri ke dalam daerah

Lebih terperinci

PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE

PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE PANDANGAN DWELLING TIME BERDASARKAN PRE-CLEARANCE, CUSTOMS CLEARANCE DAN POST CLEARANCE Oleh: Rudy Sangian Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Dwelling time masih menjadi permasalahan yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengirim barang (shipper) mengirimkan dokumen "Shipping Instruction" (SI)

BAB I PENDAHULUAN. pengirim barang (shipper) mengirimkan dokumen Shipping Instruction (SI) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Tresnamuda Sejati atau TMS merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang shipping yang didirikan pada tahun 1986 oleh Bapak David V. Lengkong bersama

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan, memperbaiki, atau menyempurnakan sebuah sistem. Hal-hal

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengembangkan, memperbaiki, atau menyempurnakan sebuah sistem. Hal-hal BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan tahap yang mendasar dalam pengembangan sistem. Tahap analisis sistem ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan Pada tahun 1995, sebuah perusahaan dengan fokus usaha di bidang Freight Forwarding yang beralamat di JL.Yos Sudarso Kav.89 Boulevard

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

Nomor : /PLP/200.. Tanggal : Lampiran : Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP

Nomor : /PLP/200.. Tanggal : Lampiran : Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP Nomor : /PLP/200.. Tanggal : Lampiran : Hal : Permohonan Pindah Lokasi Penimbunan Barang Impor FORMAT SURAT PERMOHONAN PLP Yth. Kepala Seksi Administrasi Manifest Lampiran I Dengan ini kami mengajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan perdagangan internasonal tidak lepas dari ancaman risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan internasional harus memikirkan tentang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 69 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3. Perkembangan Perusahaan 3.. Sejarah Perusahaan PT Samudera Perdana Transpotama didirikan pada tahun 998, Pada awal berdirinya perusahaan memiliki modal disetor awal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Samudera Indonesia Tbk PT. Samudera Indonesia Tbk. Adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo

Lebih terperinci

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April L1 Lampiran 1 Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra

Lebih terperinci

JANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN

JANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN JANJI LAYANAN PADA KPPBC TMP B KUALANAMU NO. JENIS LAYANAN JANJI LAYANAN KETERANGAN 1 2 3 4 1. SEKSI PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN 1. Pengawasan Pembongkaran Barang Impor dari Sarana Pengangkut Udara di Kawasan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011 Jenis Pajak : Bea Masuk Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah tentang penetapan Nilai

Lebih terperinci

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011

-1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 -1- KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER-5 /BC/2011 TENTANG TATA LAKSANA PEMBERITAHUAN MANIFES KEDATANGAN SARANA

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

PATRANS CARGO PATRANS CARGO

PATRANS CARGO PATRANS CARGO FREIGHT FORWADING, LAND TRUCKING, AIR CARGO SERVICE PT. PELITA ABADI TRANS Profil PT. PELITA ABADI TRANS didirikan pada tanggal, 20 April 2012 dengan nama PT. PELITA ABADI TRANS sesuai dengan akte notaris

Lebih terperinci

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi

Lebih terperinci

PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI

PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI PERUBAHAN KETENTUAN MANIFES LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat waktu penyampaian Inward Manifest yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Oprasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Oprasional Manajemen Oprasional adalah serangkaian aktivitas untuk menciptakan nilai dalam bentuk barang dan jasa melalui transformasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari dokumen perusahaan dan tinjauan lapangan dan wawancara langsung dengan para sumber di lapangan. Adapun

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PT. MITRA ATLANTIK NUSANTARA SEMARANG MELALUI LAUT SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Hukum

TANGGUNG JAWAB PT. MITRA ATLANTIK NUSANTARA SEMARANG MELALUI LAUT SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Hukum TANGGUNG JAWAB PT. MITRA ATLANTIK NUSANTARA SEMARANG SEBAGAI FREIGHT FORWARDER DALAM PENGIRIMAN BARANG MELALUI LAUT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Hukum Guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT. Dewata Freight International merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang layanan jasa logistik, distribusi domestik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari hobi Bapak Arifin berolahraga, lalu muncul ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang begerak pada bidang penjualan peralatan olahraga, yang

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN :

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-45/BC/2001 TANGGAL 31 JULI 2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PABEAN BARANG EKSPOR YANG MENDAPAT KEMUDAHAN EKSPOR Menimbang : DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Kekhususan Jual Beli Perusahaan JUAL BELI DAGANG Suatu perjanjian jual beli sebagai perbuatan perusahaan yakni perbuatan pedagang / pengusaha lainnya yang berdasarkan jabatannya melakukan perjanjian jual beli Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 10/BC/2017 TENTANG TATA LAKSANA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG KE DAN DARI PUSAT LOGISTIK BERIKAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.332, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pemberitahuan. Pabean. Kawasan. Perdagangan Bebas. Pelabuhan Bebas. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48/PMK.04/2012

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan P.T. Mitra Mulya Sejati adalah perusahaan bergerak di bidang jasa EMKL(Expedisi Muatan Kapal Laut) maupun PPJK (Penguasa Pengurusan Jasa Kepabeanan)

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI No. Dokumen : P - OPS - 4 Tanggal terbit : 0 september 205 Revisi : 00 Halaman 2 dari 8 VII.. Penerimaan di Gudang Konsolidasi Penanggung Jawab Alur Proses Uraian Proses Target Pengguna Jasa Mengajukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELESAIAN IMPOR BARANG KIRIMAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh

BAB V PENUTUP. pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Adanya blokir atau penolakan oleh sistem satelit Kepabeanan terhadap pengiriman data online disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh pada tertundanya pengiriman barang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1899, 2015 Keuangan. Kepabeanan. Mitra Utama. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.04/2015 TENTANG MITRA UTAMA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast. Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional yang semakin meningkat dengan adanya kegiatan perdagangan pasar bebas ASEAN (Assosiation of Southeast Asian Nation) dalam skema MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG

P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG P - 08/BC/2009 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P-42/BC/2008 TENTANG Contributed by Administrator Monday, 30 March 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.04/2017 Direktorat Teknis Kepabeanan LATAR BELAKANG 1. Mengurangi dwelling time di pelabuhan, khususnya jangka waktu untuk pre-customs clearance 2. Mempercepat

Lebih terperinci

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK

JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK Halaman : 1 dari 9 (RKS) JASA ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM SULFATE) DARI PELABUHAN TANJUNG PRIOK KE GUDANG PT. PUPUK KUJANG - CIKAMPEK LOKASI : CIKAMPEK-KARAWANG, INDONESIA 0 JASA, ANGKUTAN PUPUK ZA (AMMONIUM

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website :

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017 Website : PELAKSANAAN PENGURUSAN DOKUMEN TENTANG IMPOR BARANG TERKAIT DENGAN DWELLINGTIME DI PELABUHAN PANJANG BANDAR LAMPUNG Akhwan Caesar Sanjaya*, Rinitami Njatrijani, Hendro Saptono, Program Studi S1 Ilmu Hukum,

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 24 /BC/2007 TENTANG MITRA UTAMA DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang :

Lebih terperinci

TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR

TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-07/BC/2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR TATAKERJA PENGAWASAN PEMBONGKARAN DAN PENIMBUNAN BARANG IMPOR

Lebih terperinci