BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum PT Multi Terminal Indonesia Sejarah Perusahaan PT Multi Terminal Indonesia (MTI) dari aspek legalitas dikukuhkan oleh Notaris Herdimansyah Chaidirsyah Sarjana Hukum di Jakarta pada tanggal 15 Pebruari 2002 namun secara operasional baru beroperasi pada tanggal 15 April PT MTI adalah anak perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II yang merupakan spin off dari salah satu Divisi Cabang Pelabuhan Tanjung Priok yaitu Divisi Usaha Terminal (DUT). Visi PT Multi Terminal Indonesia adalah Menjadi Perusahaan Jasa Terminal dan Logistik yang terkemuka. Misi PT Multi Terminal Indonesia adalah Menjalankan Usaha Pelayanan Jasa Terminal Container, Terminal Multipurpose dan Logistik secara professional. Komposisi kepemilikan saham PT MTI adalah 99% milik PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II dan 1% milik Koperasi Pegawai Maritim (KOPEGMAR) Tanjung Priok. Sejarah berdirinya PT MTI tidak terlepas dari sejarah pelabuhan di Indonesia yang telah mengalami beberapa kali perubahan (transformasi). Transformasi perusahaan pelabuhan secara singkat sebagai berikut: 1. Periode Pengelolaan pelabuhan umum dibedakan antara pelabuhan umum yang diusahakan dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang diusahakan dilakukan 30

2 31 oleh Perusahaan Umum (PERUM) Pelabuhan, sedangkan pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun PERUM Pelabuhan dibagi menurut wilayah menjadi PERUM Pelabuhan I s.d IV. 2. Periode Status PERUM Pelabuhan II berubah menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 57 tanggal 19 Oktober 1991, dalam periode ini kegiatan bongkar muat dilaksanakan oleh Divisi Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. 3. Periode 2002-sampai sekarang Divisi Usaha Terminal (DUT) dipisahkan (spin off) dari Cabang Pelabuhan Tanjung Priok menjadi PT Multi Terminal Indonesia yang dikukuhkan dengan Akta Pendirian Perusahaan nomor 15 oleh Notaris Herdimansyah Chaidirsyah Sarjana Hukum di Jakarta tanggal 15 Februari 2002, didasarkan pada pertimbangan mengoptimalkan potensi bisnis dan memperkuat competitive advantage sebagai service provider. Saat ini PT MTI memiliki tiga kegiatan usaha yaitu Logistik, Terminal Petikemas, dan Terminal Multipurpose. PT MTI melayani pengiriman barang dalam negeri maupun luar negeri dan juga melalui Laut dan Udara. Dalam perjalanan kegiatan usaha ini, PT MTI selalu meningkatkan kinerja agar dapat mencapai hasil kerja yang optimal demi menjaga kepuasan terhadap pelanggan.

3 Lokasi Perusahaan Lokasi Kantor Utama dari PT Multi Terminal Indonesia terletak di Jalan Pulau Payung No.1 Tanjung Priok, Jakarta Utara 14310, Indonesia. Gambar 3.1 Lokasi PT Multi Terminal Indonesia Ruang Lingkup Usaha dan Fasilitas Perusahaan Logistik merupakan usaha untuk mengatur arus barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar. Sebagai Terminal Operator dan service provider PT Multi Terminal Indonesia berupaya untuk mengembangkan cakupan pelayanan dan penetrasi pasar tidak saja penyediaan fasilitas Terminal Petikemas, dan Terminal Multi Purpose tetapi juga penyediaan fasilitas untuk kegiatan Logistik untuk menangani kegiatan impor, custom clearance, konsolidasi dan distribusi barang, storaging dan project cargo.

4 33 Saat ini kegiatan usaha logistik PT Multi Terminal Indonesia dikelompokkan ke dalam 7 kegiatan usaha yaitu: a. Overbrengen Pemindahan lokasi penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban kepabeanannya dari suatu gudang atau lapangan penumpukan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) tertentu ke suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu atau TPS lainnya yang berada dalam satu wilayah pengawasan Kantor Pabean. b. Custom Clearance and Brokerage Penyusunan dokumen dan/atau pengiriman elektronik, perhitungan (dan biasanya pembayaran) atas nama klien dari pajak, bea dan cukai, dan komunikasi memfasilitasi antara importir dan pejabat-pejabat pemerintah. c. Lift On/ Lift Off Menaikkan dan menurunkan container dari atau ke atas kapal. d. Receiving/Delivery Penerimaan dan pengiriman barang melalui gudang penyimpanan dan lapangan penumpukan. e. Stripping Proses pengeluaran barang dari dalam container. f. Storage Penyimpanan barang di gudang tertutup. g. Open Storage Penyimpanan container di lapangan terbuka.

5 34 a) Fasilitas Divisi Logistik Tabel 3.1 Fasilitas Divisi Logistik PT Multi Terminal Indonesia No Fasilitas Luas (M 2 ) Kapasitas (cbm) 1 Gudang CDC Banda 10,796,61 26,000 2 Lapangan 215X 20,484,64 2,900 b) Peralatan Divisi Logistik Tabel 3.2 Peralatan Divisi Logistik PT Multi Terminal Indonesia No Nama Alat Kapasitas (Ton) Jumlah 1. Forklift Diesel Kapasitas Forklift Diesel Kapasitas 2, Forklift Diesel Kapasitas 3, Forklift Diesel Kapasitas Forklift Diesel Kapasitas Forklift Battery 2, Reach Truck Head Truck Reach Stacker 45 6

6 Organisasi Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT Multi Terminal Indonesia

7 36 Organisasi merupakan wadah atau suatu tempat dimana kegiatan organisasi dan manajemen dilakukan, organisasi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu yang telah ditetapkan sebelumnya oleh organisasi, dalam organisasi adalah suatu pembagian tugas dan pelimpahan, wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Struktur organisasi PT Multi Terminal Indonesia terlihat pada gambar Tugas dan Tanggung Jawab a. Direktur Utama Merupakan pimpinan tertinggi dari perusahaan yang memimpin dan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas baik operasional maupun manajemen dan berusaha untuk memajukan bisnis ke arah pencapaian tujuan perusahaan. Dalam pelaksanaan organisasi ini PT MTI untuk melakukan koordinasi setiap pekan untuk menyelaraskan setiap unit kerja dalam rangka pencapaian kerja sesuai dengan rencana kerja perusahaan. Koordinasi ini dipimpin oleh direktur untuk memfokuskan kerja setiap unit kerja, serta memberikan pertimbangan terhadap usulan serta menetapkan aturan-aturan dalam organisasi dan mengarahkan organisasi menuju visi, misi dan strategi-strategi baik jangka panjang maupun jangka pendek. b. Direktur Operasi Merupakan direktur dalam bagian operasi yang memberikan kebijakan-kebijakan dan keputusan yang terkait dengan operasi

8 37 perusahaan. Memastikan semua program berjalan dengan efisien, memastikan dan memonitor operasional berjalan secara efektif, mengontrol operasi sehari-hari dari departemen operation, serta mengadakan pelatihan atau konseling untuk karyawan perusahaan. c. Direktur Administrasi dan Keuangan Merupakan direktur dalam bagian administrasi dan keuangan, yang memberikan kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan yang terkait dengan administrasi dan keuangan baik yang bersifat jangka panjang ataupun jangka pendek serta mengatur segala aktivitas keuangan yang terjadi di dalam perusahaan dan bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. d. Kepala Satuan Pengawasan Intern Tugas: 1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan pengendalian pelaksanaan: i. penyusunan program kerja pemeriksaan rutin pada semua aspek pengelolaan perusahaan diseluruh jajaran organisasi, ii. penyusunan program kerja pemeriksaan khusus pada aspek tertentu pada pengelola perusahaan, iii. pemeriksaan rutin dan pemeriksaan khusus secara berkala/periodic,

9 38 iv. bertindak sebagai counter part dengan pemeriksa eksternal, v. penyusunan program kerja manajemen mutu. 2. Laporan hasil pemeriksaan: i. mengendalikan pelaksanaan penyusunan laporan hasil rutin dan lapran hasil pemeriksaan khusus, ii. bertanggung jawab terhadap materi laporan hasil pemeriksaan rutin maupun khusus, iii. mengendalikan pelaksanaan penyusunan laporan hasil pemeriksaan mutu. 3. Tindakan lanjut hasil pemeriksaan: i. mengendalikan penyusunan arahan tindak lanjut hasil pemeriksaan, ii. bersama-sama dengan fungsional melakukan monitoring pelaksanaan tindak lanjut. Tanggung Jawab 1. Menetapkan program kerja bidang satuan pengawasa intern. 2. Menetapkan Program kerja bidang manajemen mutu. 3. Menetapkan metode kerja yang sesuai pada unit kerjanya guna melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. 4. Mendapatkan data/informasi dan melaksanakan opname terhadap asset perusahaan dari semua level manajemen dalam rangka tugas pengawasan.

10 39 e. Corporate Secretary Tugas: 1. Hubungan masyarakat: Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang hubungan masyarakat. 2. Hubungan antar lembaga: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang hubungan antar lembaga. 3. Tata usaha direksi: Merencanakan, mengkoordinaskan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang tata usaha direksi. 4. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan: i. pengelolaan promosi dan publikasi untuk pembentukan, menjaga dan meningkatkan citra perusahaan, ii. pelaksanaan pengelolahan good corporate governance, iii. pengelolaan website dan media internal perusahaan. Tanggung Jawab: 1. Menyusun program kerja bidang corporate secretary. 2. Melaksanakan metode kerja yang sesuai pada unit kerjanya guna melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien

11 40 f. Manager Terminal Petikemas Tugasnya: 1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan: i. Perencanaan dan penerimaan kapal masuk di dermaga petikemas melalui kegiatan: - penjadwalan dan lama sandar kapal, - pelaksanaan identifikasi kapal, - pengklasifikasi berat kapal, tujuan kapal, isi kapal, dan no. dermaga kapal, - perencanaan bongkar muat petikemas. ii. Melakukan koordinasi bersandarnya kapal, kesiapan lapangan, dan pelayanan gate dengan kegiatan utama meliputi: - penjadwalan closing time 6 jam - pelaksanaan bongkar muat petikemas dari dan ke kapal - pelaksanaan bongkar muat petikemas dari kapal iii. Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap dokumen impor barang yang ada pada petikemas iv. Mengkoordinasikan dan mengawasi penerbitan dokumen/kartu mengenai barang dan petikemas yang keluar dan masuk.

12 41 Tanggung jawab: 1. Mengembangkan, menerapkan, dan menilai efektifitas serta memberikan usulan perbaikan system dan prosedur pelayanan terminal peti kemas 2. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang pelayanan bongkar muat petikemas dilingkungan terminal petikemas 3. Menetapkan dan menandatangani hal hal sebagai berikut: a. Pemberitahuan pindah lokasi barang impor dalam pengawasan bea dan cukai (form A.11). b. Permohonan pemberitahuan OVBX. c. Laporan bulanan TPS (Tempat Penimbunan Sementara) d. Permohonan tenaga kerja bongkar muat (TKBM) e. Pelaksanaan korespondensi dengan pihak pelayaran, meliputi: - pengaturan, penerapan serta dispensasi perpanjangan closing time - persetujuan early stacking petikemas - pemberitahuan rencana pengerukan alur dan kolom dermaga - stevedore protest note 4. Mengatur dan menerapkan windows kapal di terminal petikemas regional harbour 5. Menerapkan sanksi kepada pekerja yang berada di bawah divisi terminal petikemas

13 42 g. Manager Logistik Tugas: 1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan pergudangan dan lapangan penumpukan ekpor/impor dan antar pulau, yang meliputi: a. Pelayanan trucking b. Pelayanan stripping (mengeluarkan barang dari dalam container) c. Pelayanan penumpukan barang di dalam gudang atau lapangan penumpukan d. Pelayanan receiving (penerimaan barang di gudang) e. Pelayanan delivery (penyerahan barang dari gudang dan lapangan lapangan penumpukan) f. Pelayanan overbrengen (pemindahan petikemas impor dari terminal petikemas ke lapangan penumpukan) Tanggung jawab 1. Mengembangkan, menerapkan, memantau, menilai efektifitas serta merumuskan usulan perubahan sistem dan prosedur bidang logistik 2. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan bidang logistik 3. Memberikan tugas kepada para asisten manager, supervisor, dan staff dibawah koordinasinya 4. Menandatangani surat penawaran jasa logistik

14 43 5. Memberi sanksi kepada petugas yang berada dibawah divisi logistik apabila melakukan perbuatan melanggar ketentuan dan peraturan perusahaan 6. Membuat laporan bulanan kepada direksi dan instansi terkait 7. Mengajukan persetujuan tarif yang telah dinegosiasikan kepada direksi 8. Mengajukan permintaan uang muka 9. Mengajukan permintaan kas kecil 10. Mengajukan quotation (surat penawaran harga) yang ada di lingkungan logistik 11. Mengajukan permohonan lembur 12. Mengajukan penggunaan tenaga kerja harian lepas 13. Mengajukan perbaikan fasilitas 14. Memberikan penilaian kinerja bawahannya h. Manager Keuangan Tugas: 1. Anggaran: Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang anggaran 2. Akutansi biaya dan analisis keuangan: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang akutansi biaya, analisis keuangan dan investasi

15 44 3. Analisis dan evaluasi SBU: Mengkoordinasi dan mengendalikan SBU 4. Akutansi umum: Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan akutansi keuangan dan pelaporan keuangan 5. Perpajakan: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang akutansi perpajakan 6. Pengelolaan kas: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang pengelolaan kas perusahaan, surat berharga dan tata usaha keuangan 7. Hutang piutang: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan hutang piutang 8. Pengelolaan aset: Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang pengelolaan asset perusahaan dan asuransi Tanggung jawab 1. Menyusun program kerja bidang anggaran, akuntansi dan perpajakan serta perbendaharaan 2. Melaksanakan metode kerja yang sesuai pada unit kerjanya guna melaksanakan tugas secara efektif dan efisien 3. Menandatangani jurnal kas keluar (JKK), jurnal kas masuk (JJM) dan bukti jurnal lainnya 4. Menyetujui pengeluaran uang makan dan jumlah tertentu

16 45 5. Menyetujui transfer (pemindah bukuan) dana melalui kas online (cash management system) 6. Menetapkan surat keputusan penghentian pembayaran (SKPP) penghasilan/gaji 7. Menyetujui pengeluaran dana melalui kas kecil i. Manager Personalia dan Umum Tugas: 1. Menetapkan strategi, kebijakan bidang personalia dan umum secara coorporate yang secara berkala dipantau dan diukur efektifitas pelaksanaannya 2. Merencanakan kebutuhan dan memproses pengadaan pekerjaan sesuai prosedur yang berlaku agar diperoleh pekerja yang sesuai dengan persyaratan 3. Mengevaluasi usulan mutasi, rotasi dan promosi pekerja dalam rangka pembinaan sesuai ketentuan yang berlaku. 4. Mengelola sistem manajemen kinerja pekerja agar prosesnya terlaksana sesuai jadwal waktu yang ditentukan. 5. Menyusun kebutuhan dan menyelenggarakan pelatihan bagi pekerja untuk meningkatkan kemampuan pekerja. 6. Menganalisa dan mengevaluasi kegiatan yang berhubungan dengan hubungan industrial. 7. Melaksanakan kegiatan perawatan pekerja dan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan.

17 46 8. Memproses kasus-kasus pekerja yang terjadi untuk penyesuaian. 9. Memproses penyediaan sarana dan prasarana perkantoran yang sesuai dengan kebutuhan. 10. Membina hubungan baik dengan instansi pemerintahan dan aparat keamanan setempat agar tercipta kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas. 11. Memantau dan memutahirkan struktur organisasi beserta kelengkapannya sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tanggung Jawab: 1. Menerbitkan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala pekerja kelas jabatan 7 (tujuh) sampai dengan kelas jabatan 10 (sepuluh). 2. Memberitahukan kutipan surat keputusan tentang mutasi pekerja kelas jabatan 7 (tujuh) sampai dengan kelas jabatan 10 (sepuluh). 3. Memberitahukan cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti besar karena alasan penting untuk pekerja kelas jabatan 7 (tujuh) sampai dengan kelas jabatan 10 (sepuluh). 4. Memberitahukan pemberian/pencabutan tunjangan keluarga bagi pekerja. 5. Menandatangani surat pemberian sanksi kepada pekerja yang berada di bawah divisi personalia dan umum. 6. Memberitahukan kepada pekerja yang telah mencapai batas usia pensiun.

18 47 7. Memberitahukan kenaikan/penurunan penghasilan periode pekerja. 8. Menganalisis dan mengusulkan pemutahiran struktur organisasi dan pemutahirannya. j. Manager Pemasaran dan Pengembangan Usaha Tugas: 1. Menetapkan strategi, kebijakan bidang pemasaran dan pengembangan usaha secara coorporate. 2. Menganalisis dan merencanakan pemasaran core business dan mencari peluang serta menetapkan strategi pemasaran. 3. Menyusun dan merencanakan tarif jasa terminal, pergudangan, lapangan, properti perusahaan dan sharing dengan mitra usaha. 4. Menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dan mitra usaha atau pelangggan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan sehingga perusahaan akan tumbuh dan berkembang. 5. Merencanakan dan mengusulkan konsep sistem informasi pemasaran pengembangan usaha sesuai kebutuhan yang akan menunjang program kerja pemasaran dan pengembangan usaha. 6. Mengawasi pelaksanaan program evaluasi kinerja maupun performasi perusahaan.

19 48 7. Menyusun rencana jangka panjang perusahaan (RJPP), rencana strategis perusahaan, action plan, optimalisasi perusahaan dan revitalisasi. 8. Membuat kajian bisnis/studi kelayakan atas rencana usaha dan investasi. 9. Membuat konsep manajemen resiko atas rencana usaha dan investasi. 10. Membuat analisis portfolio atas segmen-segmen usaha. 11. Membangun brand image perusahaan. 12. Melaksanakan perikatan kerja sama dengan pihak lain dengan prinsip menguntungkan perusahaan. 13. Membuat dan menyusun key performance indicators (KPI). Tanggung Jawab: 1. Membuat dan menandatangani surat pemberitahuan/surat penawaran kepada mitra usaha. 2. Membuat dan menandatangani undangan rapat/pertemuan dengan mitra usaha. 3. Membuat dan menandatangani surat penolakan kerjasama penggunaan fasilitas dan peralatan. 4. Membuat dan menadatangani surat evaliasi dan analisa produksi dan pendapatan masing-masing SBU secara berkala (triwulan). 5. Membuat dan menadatangani kajian bisnis/studi kelayakan atas rencana usaha dan investasi.

20 49 6. Membuat dan menadatangani manajemen resiko atas rencana usaha dan investasi. 7. Membuat dan menandatangani key performance indicators (KPI). k. Manager Teknik Tugas: 1. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang perancangan dan pengembangan fasilitas pelabuhan. 2. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang pengendalian proyek fasilitas pelabuhan. 3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang pemeliharaan fasilitas dan pengerukan. 4. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang survey dan teknik lingkungan pengerukan. 5. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan penyusunan dan peninjauan ulang master plan perusahaan. 6. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan pengkajian usulan kebutuhan investasi fasilitas perusahaan.

21 50 7. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja alat bongkar muat. 8. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan program kerja bidang teknik mesin dan logistik. Tanggung Jawab: 1. Menyusun program kerja teknik. 2. Melaksanakan metode kerja yang sesuai pada unit kerjanya guna melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. l. Manager Sistem Informasi dan Pengadaan Tugas: 1. Membuat rencana sistem informasi dan pengadaan. 2. Mendesign, mengembangkan dan menggunakan sistem informasi dan pengadaan perusahaan secara optimal. 3. Mengelola infrastruktur yang mendukung sistem informasi dan pengadaan. 4. Menerapkan keamanan pada jaringan data pada sistem informasi dan pengadaan perusahaan. 5. Mengelola perawatan perangkat sistem informasi (hardware, software dan jaringan). 6. Mwngimplementasikan teknologi baru secara selektif sesuai kebutuhan. 7. Melakukan program kerja bidang pengadaan barang dan jasa baik teknik maupun non teknik.

22 51 8. Melaksanakan program kerja bidang administrasi sistem informasi dan pengadaan barang dan jasa. Tanggung Jawab: 1. Menyusun anggaran biaya, spesifikasi teknik, jadwal dan pelaksanaan pekerjaan sistem informasi dan pengadaan serta mendukung kegiatan operasional perusahaan. 2. Mengusulkan penambahan/pengurangan tenaga kerja kontrak dan harian bidang sistem informasi dan pengadaan. 3. Mengembangkan, menerapkan, menilai efektifitas serta membuat usulan perbaikan sispro sistem informasi dan pengadaan. 4. Mengembalikan pelaksanaan kegiatan pengembangan pemeliharaan dan pengoperasian sistem informasi dan pelaksanaan pengadaan. 5. Mengajukan usulan pengadaan barang/jasa yang terkait dengan sistem informasi dan pengadaan. 3.3 Prosedur yang Sedang Berjalan di Divisi Logistik Berdasarkan survey dan wawancara yang telah dilakukan ke PT Multi Terminal Indonesia, penulis memperoleh temuan rangkaian kegiatan proses bisnis yang ada di perusahaan. Sebelum melakukan kegiatan Pemindahan Lokasi Penimbunan (PLP), ada beberapa syarat yaitu Container yang akan dipindahkan belum mempunyai Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dari Bea Cukai,

23 52 Yard Occupacy Rate (YOR) dari TPS Asal sudah di atas 85% dan juga container yang berada di TPS asal sudah di atas 7 hari. Prosedur dan bisnis proses yang sedang berjalan terdapat pada lampiran 1 (L1-L18). 3.4 Identifikasi Masalah PT Multi Terminal Indonesia Melalui studi dokumen perusahaan serta wawancara dengan pihak executive yang terdapat pada lampiran 2 (L19-L22) maka diperoleh masalah yang perlu diperbaiki terhadap sistem yang telah berjalan di PT Multi Terminal Indonesia yang terkait dengan laporan bagi pihak executive. Permasalahan tersebut antara lain: 1. Eksekutif tidak dapat mengetahui perkiraan pemakaian ruang penumpukan di masa yang akan datang dan juga tidak bisa mengoptimalkan pemakaian lapangan dan gudang. 2. Anggaran peremajaan kendaraan tidak sesuai dengan jumlah kendaraan yang perlu diremajakan. 3. Meningkatnya potensi customer untuk pindah ke kompetitor lain yang lebih agresif. 3.5 Analisis di PT Multi Terminal Indonesia Analisis Pemodelan REA Model REA terdiri dari 3 entitas yaitu resources, events dan agents. Dengan adanya model REA ini berfungsi untuk menjelaskan model dari proses bisnis yang terjadi di kegiatan logistik PT Multi Terminal Indonesia. Sebelum membuat diagram REA, langkah yang

24 53 dilakukan adalah membuat identifikasi resources, events dan agents yang bisa dilihat di tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Identifikasi Events, Resources dan Agents Resources Events Agents Container Menerima permohonan PLP Bagian administrasi Customer Container Mengambil container di TPS asal Sopir Truck Container Meletakkan container di lapangan Petugas lapangan Reach Stacker Lapangan Container Mengeluarkan barang dari TKBM Barang container Barang Meletakkan barang di gudang TKBM Gudang Petugas gudang Forklift Uang Menerima pembayaran Kasir Customer Barang Mengeluarkan barang dari gudang TKBM Forklift atau container dari lapangan Petugas gudang Container Petugas lapangan Reach Stacker Setelah mengetahui resources, events dan agentsnya, dilanjutkan dengan menentukan hubungan dan kardinalitas antar entitas sehingga dapat digambarkan dalam diagram REA berikut ini:

25 Gambar 3.3 Diagram REA Kegiatan Overbreengen PT Multi Terminal Indonesia 54

26 55 Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP) dimulai dari customer yang mengajukan permohonan PLP untuk container mereka yang berada di Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Bagian administrasi akan menginputkan permohonan PLP customer. Setelah pengecekan YOR yang masih mencukupi, dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu pengambilan container dengan menggunakan truck. Sopir menuju TPS asal dengan membawa Delivery Order (DO) atas PLP yang diajukan. Truck tiba di Lapangan untuk meletakkan container dengan menggunakan reach staker oleh petugas lapangan. Untuk LCL (Less Than Container Loaded), barang dikeluarkan terlebih dahulu dari container oleh TKBM kemudian meletakkan barang tersebut ke dalam gudang dengan menggunakan forklift dipandu oleh petugas gudang. Customer yang akan melakukan pengambilan container maupun barang mereka harus melakukan pembayaran terlebih dahulu, kasir akan menerima pembayaran mereka dan membuatkan invoice. Selanjutnya, berbekal invoice di tangan, customer menuju gudang atau lapangan dimana barang atau container mereka disimpan, menyerahkan bukti ke petugas, tkbm akan membantu mengeluarkan barang di gudang dan petugas lapangan akan membantu mengeluarkan container di lapangan menggunakan reach stacker. Penjelasan ini bisa dilihat menggunakan rich picture yang terdapat di gambar 3.4 sebagai berikut:

27 56 Gambar 3.4 Rich Picture Kegiatan Overbreengen PT Multi Terminal Indonesia Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) Analisis SWOT, yaitu teknik analisis perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths atau kekuatan, Weaknesses atau kelemahan, Opportunities atau peluang, dan Threats atau ancaman yang ada dalam suatu proyek atau bisnis. Didalamnya termasuk menspesifikasi objektif dari bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor-faktor internal (strength, weakness) dan eksternal (opportunity, threat) yang menguntungkan dan tidak menguntungkan untuk mencapai objektif PT Multi Terminal Indonesia. Analisis SWOT PT Multi Terminal Indonesia adalah sebagai berikut:

28 57 1. Strength: a. Memiliki lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang luas. b. Lokasi lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang sangat strategis dengan sistem cluster 1 pintu yang terintegrai dengan terminal sendiri. c. Memiliki fasilitas dan peralatan untuk kegiatan pemindahan ke lokasi penumpukan dan penyimpanan yang memadai. d. Mempunyai pelanggan yang loyal. 2. Weakness: a. Sistem keamanan di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan belum teroptimalisasi. b. Penentuan peletakkan barang di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan masih dilakukan secara manual. c. Banyak kendaraan yang telah melewati umur ekonomis pemakaian. 3. Opportunity: a. Permintaan jasa penyimpanan dan penumpukan barang yang terus meningkat. b. Keterbatasan container yard di lokasi TPS asal.

29 58 c. Peraturan baru dari Pelindo II terkait waktu penumpukkan container di TPS asal berubah dari 10 hari menjadi 7 hari. 4. Threat a. Banyaknya pesaing yang sangat agresif dalam industri logistik. b. Pengawasan TKBM yang tidak berada dibawah kendali MTI secara langsung. c. Proyek pembangunan pemerintah daerah yaitu perluasan wilayah JICT untuk kegiatan penumpukan Matrik SWOT Dari hasil analisis diatas, dapat dirumuskan strategi bisnis PT Multi Terminal Indonesia. Strategi-strategi tersebut merupakan kombinasi dari faktor internal dengan faktor eksternal PT Multi Terminal Indonesia, yaitu: 1. SO (Strength Opportunity): - Mengoptimalkan lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan dengan memanfaatkan lahan yang ada. - Mengefisiensikan penggunaan peralatan dalam kegiatan pemindahan lokasi penumpukan. 2. WO (Weakness-Opportunity): - Mengendalikan pelaksanaan kegiatan logistik terkait keamanan di gudang penyimpanan.

30 59 - Merencanakan container yard dan penyimpanan barang di gudang secara komputerisasi. 3. ST (Strength-Threat): - Mengendalikan pelaksanaan dan produktifitas kegiatan pemindahan lokasi penumpukan oleh TKBM di gudang. - Memelihara dan menjaga baik hubungan dengan pelanggan yang sudah ada. 4. WT (Weakness-Threat): - Merencanakan penambahan fasilitas keamanan gudang penyimpanan dan lapangan penumpukan. - Merencanakan pembagian lokasi untuk peletakan barang di gudang penyimpanan berdasarkan jenis dan sifat barang. - Merencanakan perbaikan dan peremajaan fasilitas serta peralatan (kendaraan, alat mekanik) yang mendukung kegiatan logistik.

31 60 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Internal OPPORTUNITY: O.1 Permintaan jasa penyimpanan dan penumpukan barang yang terus meningkat O.2 Keterbatasan container yard di lokasi TPS asal O.3 Peraturan baru dari Pelindo II terkait waktu penumpukkan container di TPS asal berubah dari 10 hari menjadi 7 hari THREAT: T.1 Banyaknya pesaing yang sangat agresif dalam industri logistik T.2 Pengawasan TKBM yang tidak berada dibawah kendali MTI secara langsung T.3 Proyek pembangunan pemerintah daerah yaitu perluasan wilayah JICT untuk kegiatan penumpukan STRENGTH: S.1 Memiliki lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang luas S.2 Lokasi lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan yang sangat strategis dengan sistem cluster 1 pintu yang terintegrai dengan terminal sendiri S.3 Memiliki fasilitas dan peralatan untuk kegiatan pemindahan ke lokasi penumpukan dan penyimpanan yang memadai S.4 Mempunyai pelanggan yang loyal SO - Mengoptimalkan lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan dengan memanfaatkan lahan yang ada (S1, S2, O1, O2, O3) - Mengefisiensikan penggunaan peralatan dalam kegiatan pemindahan lokasi penumpukan (S3, O1) - Menetapkan tarif yang kompetitif (S4, O1) ST - Mengendalikan pelaksanaan dan produktifitas kegiatan pemindahan lokasi penumpukan oleh TKBM di gudang (S1, T2) - Memelihara pelanggan yang sudah ada (S4, T3) WEAKNESS: W.1 Sistem keamanan di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan belum teroptimalisasi W.2 Penentuan peletakkan barang di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan masih dilakukan secara manual W.3 Banyak kendaraan yang telah melewati umur ekonomis pemakaian WO - Mengendalikan pelaksanaan kegiatan logistik terkait keamanan di gudang penyimpanan (W1, O1) - Merencanakan container yard dan penyimpanan barang di gudang secara komputerisasi (W2, O2, O3) WT - Merencanakan penambahan fasilitas keamanan gudang penyimpanan dan lapangan penumpukan (W1, T2) - Merencanakan pembagian lokasi untuk peletakan barang di gudang penyimpanan berdasarkan jenis dan sifat barang (W2, T1, T3) - Merencanakan perbaikan dan peremajaan fasilitas serta peralatan (kendaraan, alat mekanik) yang mendukung kegiatan logistik (W3, T1) Gambar 3.5 Matrik SWOT Logistik PT Multi Terminal Indonesia

32 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Eksternal (EFAS) Analisis ini didasarkan pada usaha untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman secara bersamaan. Berdasarkan dari data faktor internal dan eksternal, dilakukan pembobotan dari setiap faktor internal dan eksternal untuk mendapatkan skor pembobotan. Penghitungan skor pembobotan ini dilakukan untuk mengetahui fokus strategi dari PT Multi Terminal Indonesia melalui penempatan perusahaan pada kuadran SWOT. Tabel 3.4 Pembobotan Lingkungan Internal PT Multi Terminal Indonesia Faktor-faktor lingkungan internal Bobot Rating ( 1 4 ) Skor (Bobot x Peringkat) Strength Memiliki lapangan dan gudang 0,20 3 0,60 yang luas Lokasi lapangan dan gudang yang 0,10 4 0,40 sangat strategis dengan sistem cluster (1 pintu) Memiliki fasilitas peralatan untuk 0,20 4 0,80 kegiatan pemindahan lokasi penumpukan yang memadai Memiliki pelanggan yang loyal 0,10 4 0,40 Sub Total Strength 0, Weakness Sistem keamanan di lapangan dan 0,15 2 0,30

33 62 Faktor-faktor lingkungan internal Bobot Rating ( 1 4 ) Skor (Bobot x Peringkat) gudang belum optimal Penentuan peletakkan barang 0,10 3 0,30 masih dilakukan secara manual Banyak kendaraan yang telah 0,15 2 0,30 melewati umur ekonomis pemakaian Sub Total Weaknesses 40 0,90 Total Tabel 3.5 Pembobotan Lingkungan Eksternal PT Multi Terminal Indonesia Faktor-faktor lingkungan eksternal Bobot Peringkat ( 0 4 ) Skor (Bobot x Peringkat) Opportunity Permintaan jasa penyimpanan dan penumpukan barang yang meningkat Keterbatasan container yard di lokasi TPS asal Peraturan baru dari Pelindo II terkait waktu penumpukan container di TPS asal berubah dari 10 hari menjadi 7 hari Sub Total Opportunity Threat Pesaing yang agresif dalam industri logistic Pengawasan TKBM yang tida

34 63 Faktor-faktor lingkungan eksternal Bobot Peringkat ( 0 4 ) Skor (Bobot x Peringkat) berada dibawah kendali MTI Proyek pembangunan pemerintah daerah yaitu perluasan wilayah JICT untuk kegiatan penumpukan Sub Total Threats Total Diagram Analisis SWOT Dari hasil pembobotan lingkungan internal dan eksternal PT Multi Terminal Indonesia, didapatkan skor pembobotan sebagai berikut : a. Faktor Strength (Kekuatan) = 2.20; b. Faktor Weaknesses (Kelemahan) = 0.90; c. Faktor Opportunity (Peluang) = 2.10; d. Faktor Threat (Ancaman) = 1.20; Skor pembobotan ini akan digambarkan dalam diagram SWOT yang terdiri dari empat kuadran, dimana letak PT Multi Terminal Indonesia didapat berdasarkan koordinat perpotongan antara faktor internal dengan eksternal perusahaan, yaitu : a. Internal = ( ) = 1.10 b. Eksternal = (2.10 1,20) = 0.90

35 64 Didapat koordinat PT Multi Terminal Indonesia di (1.10; 0.90). Berdasarkan pemetaan diagram SWOT, PT Multi Terminal Indonesia berada di kuadran I. Hal ini berarti, fokus pengembangan strategi PT Multi Terminal Indonesia adalah strategi SO (Strength Opportunity). Strategi ini akan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Gambar 3.6 Diagram Analisis SWOT

36 Kebutuhan Informasi Strategis Berdasarkan Subyek Data Subjek data merupakan sekumpulan data yang dapat digunakan untuk menampilkan informasi yang diperlukan bagi pihak eksekutif. Subyek data pada PT Multi Terminal Indonesia dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 3.6 Kebutuhan Informasi Strategis Berdasarkan Subyek Data Strategi Mengoptimalkan lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan dengan memanfaatkan lahan yang ada Mengefisiensikan penggunaan peralatan dalam kegiatan pemindahan lokasi penumpukan Menetapkan tarif yang kompetitif Informasi Strategis Subyek Data Variabel Sarana Gudang Lapangan Barang Barang Container Container Kendaraan Truck Forklift Staff TKBM Customer Customer Kompetitor Kompetitor 3.6 Solusi Pemecahan Masalah PT Multi Terminal Indonesia Setelah mengidentifikasikan permasalahan-permasalahan yang didapat, maka solusi pemecahan masalah dari PT MTI yaitu: 1. Menyediakan informasi shed occupancy ratio (sor) dan yard occupancy ratio (yor) di batas aman, warning dan maksimum dari lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan berbanding dengan pemakaian lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan berdasarkan kapasitas, sifat container, dan jenis

37 66 barang. Menyediakan informasi perkiraan pemakaian ruang penumpukan di masa yang akan datang. 2. Menyediakan informasi umur kendaraan berbanding dengan standar umur ekonomis kendaraan sehingga dapat merencanakan proses peremajaan peralatan. 3. Memberikan rewards kepada customer agar hubungan baik dengan customer tetap terjaga. 4. Menyediakan informasi tentang fasilitas yang dimiliki oleh kompetitor, sehingga dapat membuat strategi terkait dengan penambahan fasilitas dan peralatan. 3.7 Usulan Informasi Eksekutif dan Tampilan Layar 1. Informasi Pemakaian Ruang Penumpukan Menampilkan data pemakaian ruang penumpukan di lapangan penumpukan maupun gudang penyimpanan. Laporan ini berguna untuk: a. Membandingkan antara kapasitas dan pemakaian lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan dengan status shed occupancy ratio (sor) dan yard occupancy ratio (yor) aman, warning dan maksimum. b. Menampilkan perkiraan pemakaian gudang dan lapangan penumpukan di masa yang akan datang. c. Membandingkan barang yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan

38 67 d. Membandingkan jenis barang yang ada di gudang penyimpanan 2. Informasi Aging Aset Menampilkan informasi tentang umur kendaraan berbanding dengan standar umur ekonomis kendaraan. 3. Informasi Top Customer Menampilkan data customer yang mempunyai loyalitas tinggi berdasarkan pemakaian ruang penumpukan di gudang penyimpanan dan lapangan penumpukan. Selain itu, menampilkan informasi 5 (lima) negara pengekspor barang terbesar. 4. Informasi Kompetitor Menampilkan data tentang kompetitor terkait fasilitas yang dimiliki oleh kompetitor. 3.8 Matriks Masalah, Solusi dan Usulan Informasi Eksekutif Setelah mengetahui masalah yang dihadapi oleh eksekutif di PT Multi Terminal Indonesia, kemudian membuat solusi pemecahan masalah serta usulan informasi bagi eksekutif, gambar 3.5 menampilkan hubungan antara masalah, solusi serta usulan informasi yang bisa dilihat di bawah ini.

39 68 No Masalah Solusi Usulan Informasi 1 Eksekutif tidak dapat mengetahui Menyediakan informasi shed occupancy Informasi Pemakaian Ruang Penumpukan. perkiraan pemakaian ruang ratio (sor) dan yard occupancy ratio Menampilkan data pemakaian ruang penumpukan di penumpukan di masa yang akan (yor) di batas aman, warning dan lapangan penumpukan maupun gudang penyimpanan. datang dan juga tidak bisa maksimum dari lapangan penumpukan Laporan ini berguna untuk: mengoptimalkan pemakaian dan gudang penyimpanan berbanding a. Membandingkan antara kapasitas dan pemakaian lapangan dan gudang. dengan pemakaian lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan berdasarkan lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan dengan status shed occupancy ratio (sor) dan yard kapasitas, sifat container, dan jenis occupancy ratio (yor) aman, warning dan barang. Menyediakan informasi perkiraan maksimum. pemakaian ruang penumpukan di masa yang akan datang. b. Menampilkan perkiraan pemakaian gudang dan lapangan penumpukan di masa yang akan datang. c. Membandingkan barang yang berbahaya dengan yang tidak berbahaya di lapangan penumpukan dan gudang penyimpanan. d. Membandingkan jenis barang yang ada di gudang penyimpanan. 2 Anggaran peremajaan kendaraan Perlu merencanakan anggaran Informasi Aging Aset. tidak sesuai dengan jumlah peremajaan dan perbaikan kendaraan Menampilkan informasi tentang umur kendaraan

40 69 No Masalah Solusi Usulan Informasi kendaraan yang perlu diremajakan. yang didukung dengan perkiraan berbanding dengan standar umur ekonomis kendaraan. kebutuhan biaya. 3 Meningkatnya potensi customer Memberikan rewards kepada customer Informasi Top Customer untuk pindah ke kompetitor lain yang lebih agresif. agar hubungan baik dengan customer tetap terjaga. Menampilkan data customer yang mempunyai loyalitas tinggi berdasarkan pemakaian ruang penumpukan. Menyediakan informasi tentang fasilitas yang dimiliki oleh kompetitor, sehingga dapat membuat strategi terkait dengan penambahan fasilitas dan peralatan Informasi Kompetitor. Menampilkan data tentang kompetitor terkait fasilitas yang dimiliki oleh kompetitor. Gambar 3.7 Matriks Masalah, Solusi, Usulan Informasi Eksekutif

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A.

LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. L1 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 BISNIS PROSES KEGIATAN LOGISTIK A. Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan ke Lapangan 215x L2 L3 L4 Bisnis Proses Kegiatan Pemindahan Lokasi Penumpukan (PLP)

Lebih terperinci

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan 73 7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT Pendahuluan Selama ini jalur pengiriman kontainer dari Indonesia ke luar negeri diarahkan ke Pelabuhan Singapura atau Port

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.213, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pabean. Kawasan. Penimbunan Sementara. Tempat. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PMK.04/2015 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT

Lebih terperinci

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Executive Information System Menurut O Brien (2005:6), sistem informasi adalah kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P-26/BC/2007 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM

Lebih terperinci

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )

BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) yang berlokasi

Lebih terperinci

2 METODOLOGI PENELITIAN

2 METODOLOGI PENELITIAN 11 2 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2013 di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Singapura (Port of Singapore Authority).

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 28/BC/2013 TENTANG TATALAKSANA PINDAH LOKASI PENIMBUNAN BARANG IMPOR YANG BELUM DISELESAIKAN KEWAJIBAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT GHINA ANUGERAH LESTARI merupakan salah satu perusahaan jasa transportasi (Freight Forwarder) di Jakarta yang melayani jasa pengiriman barang

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) selanjutnya disingkat Pelindo IV merupakan bagian dari transformasi sebuah perusahaan yang dimiliki pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan penulis tentang prosedur pelaksanaan administrasi bongkar dan muat petikemas dengan sistem alih kapal (transshipment)

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang

BAB III OBJEK PENELITIAN Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya. PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Tinjauan Tentang PT. Lentera Buana Jaya 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Lentera Buana Jaya PT. Lentera Buana Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang Freight Forwarder yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar maupun kecil. Kondisi tersebut menyebabkan sektor transportasi memiliki peranan yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002

KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002 KEPUTUSAN DIREKSI (Persero) PELABUHAN INDONESIA II NOMOR HK.56/2/25/PI.II-02 TANGGAL 28 JUNI 2002 TENTANG TARIF PELAYANAN JASA PETIKEMAS PADA TERMINAL PETIKEMAS DI LINGKUNGAN PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar dan satu-satunya yang dua per tiga atau 63 persen wilayah tutorialnya berupa parairan. Indonesia juga memiliki

Lebih terperinci

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama)

Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Depo Petikemas Pengawasan Pabean (DP3) (Oleh : Syaiful Anwar / Widyaiswara Utama) Ringkasan Depo Peti Kemas Pengawasan Pabean (DP3) adalah salah satu bentuk Fasilitas Lembaga Kepabeanan yang berfungsi

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: IMPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN

BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Pelabuhan Indonesia Pemerintah telah mengembangkan kawasan pelabuhan di Indonesia sejak tahun 1960. PERUM Pelabuhan dibagi menjadi 4 wilayah operasi yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN. AHU AH Tahun Kantor pusat perusahaan ini bertempat di

BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN. AHU AH Tahun Kantor pusat perusahaan ini bertempat di BAB 3 ANALISIS YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Zima Trans Logistic ini mendapat pengesahan akta dengan nomor AHU-100559.AH.01.01 Tahun 2008. Kantor pusat perusahaan ini bertempat di Komplek

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 232/PMK. 04/2009 TENTANG KAWASAN PELAYANAN PABEAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA)

STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) STUDI PENGURANGAN DWELLING TIME PETIKEMAS IMPOR DENGAN PENDEKATAN SIMULASI (STUDI KASUS : TERMINAL PETIKEMAS SURABAYA) Fajar Prasetya Rizkikurniadi, Murdjito Program Studi Transportasi Laut Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Bahan Pemaparan PT Prima Indonesia Logistik pada Rapat Kerja RKAP PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2016 Medan, 3 September 2015

Bahan Pemaparan PT Prima Indonesia Logistik pada Rapat Kerja RKAP PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2016 Medan, 3 September 2015 Bahan Pemaparan PT Prima Indonesia Logistik pada Rapat Kerja RKAP PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) 2016 Medan, 3 September 2015 SEJARAH PT PRIMA INDONESIA LOGISTIK Sampai dengan tahun 2005 : merupakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN 1. Faktor eksternal perusahaan PT. Mitra Andalan Trans Anugerah adalah sebagai berikut. Peluang PT. Mitra Andalan Trans Anugerah meliputi: meningkatnya jumlah dan

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat PT. Itochu Logistics Indonesia Itochu Logistics Indonesia dibentuk pada tahun 2002, menyediakan solusi logistik sepenuhnya untuk pelanggan dan mengurus

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan P.T. Mitra Mulya Sejati adalah perusahaan bergerak di bidang jasa EMKL(Expedisi Muatan Kapal Laut) maupun PPJK (Penguasa Pengurusan Jasa Kepabeanan)

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS 5.1. Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan strategi, dan kebijakan perusahaan.

Lebih terperinci

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan.

1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 7 anak perusahaan. 1 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Kantor Pusat yang berkantor di Surabaya, mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT Intan Pertiwi Industri PT Intan Pertiwi Industri merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri kawat las kobe atau welding

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1899, 2015 Keuangan. Kepabeanan. Mitra Utama. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.04/2015 TENTANG MITRA UTAMA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City,

BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN. PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, BAB 3 OBJEK/DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang diusahakan (komersial) dan pelabuhan umum yang tidak diusahakan. Pengelolaan pelabuhan umum yang tidak diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan peningkatan yang significan tiap tahunnya, hal ini nyata dilihat sejak digulirnya konsep otonomi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik jumlahnya maupun macamnya. Usaha-usaha dalam pembangunan sarana angkutan laut yang dilakukan sampai

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan No.1429, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Belawan. Tanjung Priuk. Tanjung Perak. Makassar. Long Stay. Pemindahan Barang. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Mitra Sinergi merupakan salah satu bentuk perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan pipa dan bahan bangunan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti

BAB III OBJEK PENELITIAN. perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi dan penyimpanan peti BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat PT Global Terminal Marunda yang selanjutnya disebut PT GTM merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa transportasi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek penelitian yang akan diteliti adalah penerapan pengakuan pendapatan kontrak dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Tinjauan Umum. 1. Sejarah Perusahaan. PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan BAB IV PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Perusahaan PT Puninar Jaya didirikan pada tahun 1969 sebagai perusahaan Customs Brokerage. Puninar membantu pelanggan clearance cargo mereka untuk kegiatan

Lebih terperinci

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN

BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN BAB II PT. MITRA JAYA BAHARI BELAWAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan PT. Mitra Jaya Bahari Belawan berdiri pada tahun 1997 bergerak dalam bidang jasa pengangkutan cargo dan container dengan pimpinan Bapak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan jasa pelayanan bongkar dan muat peti kemas yang terletak di wilayah Pelabuhan Tanjung

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK. Kuliah Manajemen TL

PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK. Kuliah Manajemen TL PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK Kuliah Manajemen TL Fungsi, Proses dan Sistematika Perencanaan Fungsi Perencanaan : - Sarana komunikasi - Dasar pengaturan alokasi sumber daya - Alat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam bidang usaha logistik baik di dunia maupun di Indonesia sudah semakin ketat. Saat ini dapat dikatakan bahwa industri logistik sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Deskripsi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga luas wilayahnya terdiri dari wilayah perairan dan terletak pada

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2013

Paparan Publik Tahunan PT ICTSI JASA PRIMA Tbk Tahun 2013 Paparan Publik Tahunan Tahun 2013 Selasa, 17 Desember 2013 Meeting Room 2 PT ICTSI Jasa Prima Tbk Graha Kirana Lt.7, Suite 701, Jl. Yos Sudarso 88, Jakarta Utara 17/12/2013 1 GAMBARAN UMUM PERSEROAN 17/12/2013

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia dari sudut pandang geografis terletak di daerah katulistiwa, terletak diantara dua samudra (Hindia dan Pasifik) dan dua benua (Asia dan Australia),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian dalam setiap perilaku bisnis. Seiring dengan dinamika zaman, perspektif bisnis pun

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. JALA ANUGERAH SEJATImerupakan perusahaan jasa angkutan yang dibentuk sesuai dengan Akte Notaris Rohana Frieta, SH No. 5, di Jakarta. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Panca Lima Mandiri beralamat di Jl. D.I. Panjaitan Kav 5 7 2 nd Floor, Patria Park Building. No. 06, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 98 BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Faktor Internal Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajer umum dan manajer pemasaran dari PT Samudera Perdana Transpotama (PT SPT) dan dengan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2001 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 56/BC/2012 TENTANG UJICOBA PENERAPAN SISTEM PINTU OTOMATIS TEMPAT

Lebih terperinci

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi

BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT. jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi BAB II BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SUMBAGUT A. Sejarah Ringkas Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik In No.1817, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bongkar Muat. Barang. Kapal. Penyelenggaraan. Pengusahaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara kepaulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau mencapai 17.508 pulau dan dengan bentangan laut yang sangat panjang yaitu 94.166

Lebih terperinci

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Sistem transportasi merupakan salah satu bagian penting bagi suatu pembangunan negara. Transportasi menjadi salah satu sektor pendukung kemajuan sistem logistik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN: EKSPOR MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Raya, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17530, Jawa Barat, Indonesia Telp (62-21) 2908 2908, Fax (62-21) 2908

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayaran memiliki peran penting dalam perdagangan antar negara saat ini. Kemampuan kapal-kapal besar yang mampu mengangkut barang dalam jumlah besar dengan biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 30/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BARANG IMPOR

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT

PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PANDUAN TEKNIS PELANGGAN IMPORT MELALUI CIKARANG DRY PORT PT. CIKARANG INLAND PORT Jl. Dry Port Utama, Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi 17550, Jawa Barat, Indonesia Telp (62 21) 2908 2908, Fax (62 21) 2908

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum laporan Tugas Akhir yang penulis kerjakan, telah banyak penelitian terdahulu yang memiliki pembahasan yang sama mengenai ekspor dan impor, hal ini

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGELOLA TAMAN PINTAR PADA DINAS PENDIDIKAN WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di BAB I PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai peranan dalam menunjang pembangunan Indonesia. Transaksi antar negara-negara di dunia akan menciptakan kerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, perdagangan lokal maupun internasional mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Setiap negara memiliki kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH BAB III DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI A. SEJARAH Sejarah PT PELINDO III (Persero) terbagi menjadi beberapa fase penting.perseroan pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci