C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB A. PENDAHULUAN - Konsep Ekonomi - Konsep Sumber Daya B. EKONOMI MANAJERIAL - Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya - Prinsip-prinsip ekonomi manajerial C. TEORI PERUSAHAAN D. PENGUKURAN LABA - Pengukuran Profitabilitas Perusahaan - Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan MODUL 1 Modul 1 ini membahas gambaran mengenai ekonomi manajerial yang merupakan penerapan teori ekonomi yang berguna bagi manajer perusahaan di dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami dan menjelaskan pengertian, Sifat dan ruang lingkup ekonomi manajerial. 2. Memahami dan menjelaskan teori perusahaan. 3. Memahami dan menjelaskan peranan bisnis dalam masyarakat 4. Memahami dan menjelaskan sifat dan teori laba. A. PENDAHULUAN Teori ekonomi pada dasarnya bisa diaplikasikan pada dunia bisnis. Salah satu teori ekonomi yang dapat diaplikasikan pada dunia bisnis adalah teori ekonomi mikro. Penerapan teori ekonomi mikro pada dunia bisnis dikenal sebagai ekonomi manajerial, atau juga dikenal sebagai ekonomi mikro terapan. Ekonomi manajerial menerapkan teori ekonomi mikro dengan tujuan untuk membantu manajer perusahaan atau pelaku bisnis di dalam mengambil keputusan. Sebelum memahami lebih lanjut mengenai ekonomi manajerial, dipahami terlebih dahulu mengenai konsep ekonomi terlebih dahulu. PENDAHULUAN

2 Konsep Ekonomi Ekonomi dapat didefinisikan suatu ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat untuk memilih untuk menggunakan sumber dayanya yang terbatas untuk dapat memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat. Pada ilmu ekonomi, diasumsikan bahwa kebutuhan individu dan masyarakat adalah tidak terbatas, akan tetapi pada sisi yang lain individu dan masyarakat memiliki sumber daya yang terbatas. Adanya kondisi seperti ini, maka individu dan masyarakat dituntut untuk dapat memilih kebutuhan yang akan dipenuhi. Adanya sumber daya yang terbatas, individu dan masyarakat tidak bisa memenuhi semua kebutuhannya, sehingga mereka harus dapat memilih kebutuhan mana yang paling diprioritaskan. Sebagai contoh, jika Florencia hanya memiliki uang sebesar Rp , dan Florencia memiliki dua kebutuhan, yaitu: a) membayarkan SPP, dan b) membeli baju. Dari kedua kebutuhan tersebut, Florencia memutuskan untuk memenuhi kebutuhan yang paling diprioritaskan yaitu kebutuhan untuk membayar SPP. Jika uang tersebut untuk memenuhi kebutuhan untuk membayarkan sebesar Rp , maka kita tidak dapat untuk memenuhi kebutuhan yang lain, atau dengan kata lain terjadi interaksi hubungan saling menggantikan (trade-off) dari kedua kebutuhan tersebut. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka dapat diketahui dua kata kunci dalam ilmu ekonomi, antara lain: 1. Kelangkaan, yaitu suatu kondisi dimana sumber daya yang dimiliki oleh individu dan masyarakat tidak dapat untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. 2. Pilihan, yaitu keputusan yang diambil oleh individu dan masyarakat untuk menentukan pilihan kebutuhan mana yang diprioritaskan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa untuk menentukan pilihan kebutuhan, pada umumnya terjadi interaksi hubungan saling menggantikan (trade-off) dari kedua kebutuhan tersebut. Adanya hubungan trade-off di antara kedua kebutuhan tersebut, individu dan masyarakat akan dihadapkan pada biaya kesempatan (opportunity cost). Biaya kesempatan merupakan biaya yang timbul karenak individu dan masyarakat hanya memilih salah satu kebutuhan saja. Jika mengacu pada contoh sebelumnya, maka Florencia akan menanggung biaya kesempatan sebesar Rp karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk membeli baju. Konsep Sumber Daya Sebelumnya telah dijelaskan mengenai kelangkaan sumber daya dan mengharuskan individu dan masyarakat untuk mengambil pilihan untuk memilih kebutuhan yang diprioritaskan, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai jenis sumber daya yang ada di sekitar kita. Secara umum, terdapat dua jenis sumber daya, yaitu: 1. Sumber daya yang terbatas, merupakan sumber daya memerlukan suatu pengorbanan untuk memperolehnya, sehingga sumber daya ini dapat dikategorikan sebagai barang ekonomi (barang yang memiliki nilai uang). Contoh dari sumber daya yang terbatas, antara lain: tanah, tenaga kerja, modal, ketrampilan, dsb). 2. Sumber daya yang tidak terbatas, merupakan sumber daya yang tidak memerlukan suatu pengorbanan untuk memperolehnya, sehingga sumber daya ini dapat dikategorikan sebagai barang bebas (barang yang tidak memiliki nilai uang). Contoh dari sumber daya yang tidak terbatas, antara lain: air, udara. Konsep sumber yang tidak terbatas untuk saat ini, sifatnya adalah relatif, tergantung pada lokasi sumber daya tersebut berada. Jika sumber daya tersebut berada di daerah pedesaan, maka dapat dikatakan sebagai sumber daya yang 2

3 tidak terbatas. Sebaliknya, jika sumber daya tersebut berada di daerah perkotaan, maka sumber daya tersebut tidak dapat dikatakan sebagai sumber daya yang tidak terbatas. Dasar argumentasinya adalah adanya pencemaran udara dan air yang dilakukan oleh industri, telah menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan bagi industri untuk mengolah limbah yang dapat mencemari udara dan air. Biaya untuk mengolah limbah tersebut oleh industri pada akhirnya akan dibebankan kepada masyarakat. Jadi di daerah perkotaan, kita secara tidak langsung mengeluarkan biaya untuk dapat menggunakan air dan udara. B. EKONOMI MANAJERIAL Hubungan Ekonomi Managerial Dengan Ilmu Ekonomi Lainnya Sebelumnya telah dijelaskan mengenai tidak seimbangnya jumlah sumber daya yang dimiliki individu dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, telah memaksa mereka untuk menentukan pilihan prioritas di dalam memenuhi kebutuhannya. Untuk memahami mengenai konsep kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choice), pada umumnya dikaitkan dengan ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Walaupun demikian, ilmu ekonomi mikro memiliki hubungan yang lebih dekat dengan ekonomi manajerial dibandingkan dibandingkan dengan ilmu ekonomi makro. Ilmu ekonomi mikro merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi individu, sedangkan ilmu ekonomi makro merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi secara nasional. Ilmu ekonomi mikro berbeda dengan ekonomi manajerial. Pada dasarnya ekonomi manajerial merupakan kolaborasi antara ekonomi mikro dan metode kuantitatif dengan tujuan untuk mendapat solusi optimal. Optimisasi sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan merupakan fokus dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, ekonomi manajerial dapat juga memfokuskan pada proses pengambilan keputusan untuk menentukan penggunaan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan secara optimal. Berikut ini akan dijelaskan mengenai alur dari peran ekonomi manajerial dalam proses pengambilan keputusan. Teori Ekonomi Permasalahan Keputusan Manajemen Ekonomi Manajerial Solusi yang optimal Metode Kuantitatif Gambar 1. Alur Dari Peran Ekonomi Manajerial Dalam Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Webster (2003) 3

4 Prinsip-prinsip Ekonomi Manajerial Terdapat dua prinsip utama dalam ekonomi manajerial, antara lain: 1. Prinsip deskripsi Ekonomi manajerial akan memberikan intepretasi atas suatu fenomena yang diobservasi dan pada akhirnya dinyatakan dalam teori mengenai hubungan sebab akibat dari suatu fenomena tersebut. 2. Prinsip pemberian petunjuk Ekonomi manajerial akan memberikan prediksi mengenai suatu keputusan manajerial yang telah diambil. Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari ekonomi manajerial, antara lain: 1. Bagi organisasi Organisasi akan dapat mengetahui metode yang paling efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 2. Bagi manajer perusahaan Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ekonomi manajerial bertujuan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Pihak yang berkepentingan terhadap proses pengambilan keputusan adalah manajer perusahaan. Berikut ini beberapa manfaat ekonomi manajerial bagi manajer perusahaan, yaitu: a. Memberikan kerangka kerja bagi manajer perusahaan untuk mengevaluasi apakah manajer perusahaan telah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien untuk memproduksi produk perusahaan dengan biaya yang paling rendah. b. Membantu manajer perusahaan untuk merespon perubahan-perubahan ekonomi yang dimungkinkan akan berdampak pada kinerja perusahaan. C. TEORI PERUSAHAAN Setelah kita memahami konsep ekonomi manajerial, berikut ini akan dijelaskan mengenai teori perusahaan. Konsep ekonomi manajerial berkaitan erat dengan teori perusahaan, dikarenakan teori perusahaan mempelajari perilaku perusahaan yang akan bermanfaat di dalam proses pembuatan keputusan. Pada umumnya, manajer perusahaan diberikan tanggung-jawab oleh pemilik perusahaan (pemegang saham perusahaan) supaya dapat meningkatkan dan mempertahankan nilai perusahaan. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap nilai perusahaan, dikarenakan terkait dengan tingkat kesejahteraan yang akan dinikmati oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan, maka semakin tinggi kesejahteraan yang akan dinikmati oleh perusahaan, dan begitu pula sebaliknya. Terkait dengan ekonomi manajerial, tujuan ekonomi manajerial adalah untuk membantu manajer perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk memaksimalkan nilai perusahaan, perusahaan dapat menetapkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba yang diperoleh perusahaan. Upaya untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan cara memaksimalkan jumlah penjualan perusahaan dan berusaha untuk meminimalkan biaya produksi perusahaan. Tujuan jangka panjang perusahaan, biasanya memasukkan unsur ketidakpastian di masa mendatang. Pada umumnya ketidakpastian di masa mendatang di pandang sebagai suatu risiko. Secara garis besar, risiko dapat dikategorikan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang dihadapi oleh semua perusahaan (contoh: inflasi, tingkat suku bunga, tingkat nilai tukar valuta asing), sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tingkatannya berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain (contoh: risiko kebangkrutan). Adanya risiko, maka tujuan 4

5 perusahaan dalam waktu jangka panjang tidak semata-mata untuk memaksimalkan laba perusahaan, akan tetapi bergeser pada upaya untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Berdasarkan pada argumentasi inilah, tujuan perusahaan menjadi memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Penjelasan sebelum telah memfokuskan pada pentingnya peranan ekonomi manajerial untuk meningkatkan nilai perusahaan. Untuk menghitung nilai perusahaan, dapat digunakan metode Present Value, yaitu seberapa besar nilai uang pada saat ini berdasarkan nilai uang dalam jumlah tertentu di masa mendatang. Rumus untuk menghitung Present Value, adalah sebagai berikut: Present Value = Future Value (1 + -n i) Keterangan: Present Value Future Value i n : nilai uang di masa sekarang : nilai uang di masa mendatang : tingkat suku bunga : periode waktu Untuk memperjelas aplikasi dari rumus tersebut, maka berikut ini akan dijelaskan mengenai aplikasi Present Value. Contoh 1.1 Diketahui : Nilai investasi pada PT Florencia untuk 5 tahun yang akan datang diperkirakan sebesar Rp Pada saat yang sama, tingkat suku bunga sebesar 9%. Hitung : Present Value dari nilai investasi PT Florencia pada saat ini. Pembahasan: Present Value = Future Value x (1 + i) -n = Rp x (1 + 0,09) -5 = Rp x (1,09) -5 = Rp x 0, = Rp ,863 Intepretasi dari hasil perhitungan di atas adalah jika PT Florencia menginginkan nilai investasi untuk lima tahun yang akan datang sebesar Rp , dengan tingkat suku bunga sebesar 9%, maka kebutuhan investasi yang diperlukan oleh PT Florencia untuk saat sekarang adalah sebesar Rp ,863. Berdasarkan pada penjelasan di atas, maka teori perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Perusahaan hanya dipandang sebagai suatu aktivitas produksi yang mengolah input menjadi output (barang maupun jasa). 2. Tujuan perusahaan diasumsikan hanya untuk memaksimalkan laba perusahaan. Kedua hal ini telah menimbulkan kritik yaitu perusahaan tidak hanya semata-mata merupakan aktivitas yang mengolah input menjadi output dengan tujuan perusahaan dapat memaksimalkan laba. Pada kenyataannya perusahaan merupakan sekumpulan aktivitas yang kompleks dan perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk mendapatkan laba dikarenakan oleh beberapa keterbatasan atau kendala. Beberapa keterbatasan yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan untuk mendapat laba, antara lain: 1. Perusahaan yang modern pada umumnya pemilik perusahaan tidak mengoperasionalkan perusahaannya sendiri, akan tetapi dikelola oleh pihak lain 5

6 yaitu manajer perusahaan. Terdapat beberapa konsekuensi dari kondisi ini, antara lain: a. Pemilik perusahaan (prinsipal) pada umumnya mendelegasikan wewenangnya kepada manajer (agen) untuk menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari. Pada prakteknya, hal ini menimbulkan konflik kepentingan antara manajer perusahaan dan pemiliki perusahaan. Kondisi ini terjadi dikarenakan manajer perusahaan dan pemiliki perusahaan berusaha untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan dan hal ini telah sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Pada sisi yang lain, manajer perusahaan juga termotivasi untuk meningkatkan kesejahteraannya dikarenakan tingkat kesejahteraan menajer perusahaan tergantung tingkat prestasi yang dicapainya. Semakin tinggi prestasi yang dicapai oleh manajer perusahaan, maka semakin tinggi tingkat kesejahteraan yang diterima oleh manajer perusahaan. Untuk mencapai proses tersebut, pada umumnya manajer perusahaan bertindak tidak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Sebagai contoh, perbedaan kepentingan antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan terjadi pada saat proses pembagian laba perusahaan. Pemilik perusahaan lebih cenderung menginginkan laba tersebut didistribusikan kepada mereka dalam bentuk dividen. Pada sisi yang lain, manajer perusahaan lebih cenderung untuk menggunakan laba tersebut di investasikan kembali kepada perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasinya. Perbedaan kepentingan antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan dikenal sebagai permasalahan agensi (agency problem). Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemilik perusahaan berusaha untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku manajer perusahaan supaya tindakannya sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan. Tindakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku manajer perusahaan, telah menimbulkan konsekuensi timbulnya biaya yang ditanggung oleh pemilik perusahaan dan biaya tersebut dikenal sebagai biaya agensi (agency cost). Semakin tinggi biaya agensi yang dikeluarkan perusahaan, maka mengindikasikan perusahaan telah terjadi perbedaan kepentingan yang tinggi antara manajer perusahaan dan pemilik perusahaan, dan begitu sebaliknya. Adanya biaya agensi tersebut, maka konsekuensinya adalah: 1) Perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk memperoleh laba. 2) Jika perusahaan tidak dapat untuk memaksimalkan untuk memperoleh laba, maka pemilik perusahaan juga akan tidak dapat memaksimalkan kesejahteraannya, seperti halnya tujuan awal dari perusahaan yaitu memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan. b. Menurut pandangan neoclassical, suatu perusahaan dapat memaksimumkan labanya jika perusahaan tersebut mampu untuk meminimumkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk pada level tertentu. Pandangan neoclassical ini dikenal sebagai transaction cost theory. Sebagai contoh, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa upaya pemilik perusahaan untuk mensejajarkan kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajer perusahaan, telah menimbulkan biaya agensi. Adanya biaya agensi tersebut telah menyebabkan perusahaan tidak dapat meminimumkan biaya yang dikeluarkannya. 2. Teknologi yang digunakan oleh perusahaan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat memaksimalkan labanya. Semakin kompleks (canggih) tingkat teknologi yang digunakan, maka perusahaan tersebut dimungkinkan akan dapat memaksimalkan laba perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan rokok yang menggunakan mesin pembuat rokok secara 6

7 otomatis, akan cenderung mendapatkan laba yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan teknologi tersebut dalam proses produksinya. Argumentasi yang mendasarinya adalah perusahaan rokok yang menggunakan mesin, akan dapat menghasilkan produk yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menggunakan mesin. Pada sisi yang lain, perusahaan rokok yang menggunakan mesin akan relatif dapat meminimumkan biaya produksinya dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan teknologi mesin. 3. Kelangkaan sumber daya dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan. Pada umumnya perusahaan menghadapi permasalahan: a) terbatasnya input produksi seperti bahan mentah, b) terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, c) terbatasnya keuangan perusahaan, dan lain-lain, akan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Jika perusahaan tidak dapat mengatasi permasalahanpermasalahan tersebut, maka perusahaan tersebut tidak pernah dapat untuk dapat memaksimalkan laba perusahaan. 4. Peraturan hukum dan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah juga akan berpotensi sebagai hambatan perusahaan untuk dapat memaksimalkan labanya. Beberapa contoh peraturan hukum dan regulasi yang menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan labanya, antara lain: a. Peraturan yang mengatur standar minimum upah pekerja, b. Peraturan yang mengatur standar keselamatan pekerja c. Peraturan yang mengatur standar emisi polusi d. Peraturan yang mengatur penetapan harga yang fair (peraturan anti perdagangan monopoli), e. Dsb. D. PENGUKURAN LABA Sub pokok bahasan sebelumnya telah memfokuskan membahas upaya untuk memaksimalkan laba sebagai tujuan perusahaan, dan pada bagian berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai macam konsep laba beserta dengan metode pengukurannya. Untuk memperdalam konsep laba, berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai konsep laba, yaitu: 1. Laba akuntansi (accounting profit) Laba akuntansi didefinisikan sebagai residu dari pendapatan penjualan yang dikurangi oleh biaya eksplisit (biaya produksi atau biaya operasi). Secara matematis laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Akuntansi = Pendapatan penjualan (TR) Biaya produksi eksplisit (TC) 2. Laba ekonomi (economic profit) Laba ekonomi didefinisikan sebagai laba akuntansi yang dikurangi oleh biaya implisit (biaya non kas dan biaya penggunaan input yang dimiliki oleh pemilik perusahaan). Secara matematis laba ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba Ekonomi = Pendapatan penjualan (TR) Biaya produksi eksplisit Biaya produksi implisit 3. Laba pada tingkat pengembalian normal (normal rate of return) Laba pada tingkat pengembalian normal didefinisikan sebagai laba dengan tingkat pengembalian yang mempertimbangkan tingkat pengembalian modal dan risiko. Laba pada tingkat pengembalian normal pada suatu tingkat tertentu digunakan untuk menarik investor untuk menanamkan modalnya pada 7

8 perusahaan. Pada umumnya laba pada tingkat pengembalian normal di atas tingkat suku bunga bank. Contoh 1.2 Diketahui: Florencia merupakan pemilik Toko Bunga di Kota Batu. Pendapatan Florencia setiap tahunnya sebesar Rp o dan total biaya eksplisitnya sebesar Rp Total biaya eksplisit tersebut sudah termasuk biaya gaji Florencia yaitu sebesar Rp selama satu tahun. Pada saat yang sama, Florencia mendapat penawaran pekerjaan sebagai manajer swalayan di Kota Batu dengan gaji per tahunnya sebesar Rp Hitung: 1. Berapa biaya kesempatan dari Florencia jika sebagai pemilik Toko Bunga dan sebagai manajer swalayan. 2. Berapa laba akuntansi yang diterima oleh Florencia 3. Berapa laba ekonomi yang diterima oleh Florencia Pembahasan: 1. Biaya kesempatan yang dihadapi oleh Florencia adalah sebesar Rp jika Florencia memutuskan menerima tawaran sebagai manajer swalayan. 2. Laba akuntansi = Total Pendapatan Penjualan Total Biaya Eksplisit = Rp Rp = Rp Laba ekonomi = Total Pendapatan Penjualan Total Biaya Eksplisit - Total Biaya Implisit = Rp Rp Rp = - Rp Pengukuran Profitabilitas Perusahaan Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan, antara lain: 1. Net Profit Margin Rumus yang digunakan untuk mengukur Net Profit Margin Net Profit Margin = Penjualan 2. Gross Profit Margin Gross Profit Margin = Laba Kotor Penjualan 3. Return on Equity Return on Equity = Modal Sendiri 4. Return on Assets Return on Assets = Total Aktiva 8

9 Contoh 1.3 Diketahui: Neraca PT Florencia Per 31 Desember 2012 Aktiva Aktiva lancar Kas Piutang Persediaan Aktiva tetap Bangunan kantor Tanah Jumlah aktiva Pasiva Hutang Hutang jangka pendek Hutang jangkan panjang Modal Jumlah pasiva Laporan Laba-rugi PT Florencia Per 31 Desember 2012 Penjualan Beban pokok penjualan Laba kotor Beban usaha Laba usaha Beban bunga Laba sebelum pajak Beban pajak Laba setelah pajak dan bunga Hitung: 1. Net Profit Margin 2. Gross Profit Margin 3. Return on Equity 4. Return on Assets Pembahasan: 1. Net Profit Margin Rumus yang digunakan untuk mengukur Net Profit Margin Net Profit Margin = Penjualan Net Profit Margin = = 0, Gross Profit Margin Laba Kotor Gross Profit Margin = Penjualan Gross Profit Margin = = 0,

10 3. Return on Equity Return on Equity = Modal Sendiri Return on Equity = = 0, Return on Assets Return on Assets = Total Aktiva Return on Assets = = 0, Perbedaan Profitabilitas Dari Berbagai Perusahaan Setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba yang berbeda-beda. Ada perusahaan yang dapat menghasilkan laba dalam jumlah tinggi pada suatu periode, dan pada sisi yang lain juga terdapat perusahaan yang tidak dapat menghasilkan laba dalam jumlah tinggi atau bahkan tidak mampu menghasilkan laba. Kenapa hal ini bisa terjadi?. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan profitabilitas antar perusahaan, antara lain: 1. Frictional Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan adanya perubahan yang tidak terantisipasi pada perubahan kondisi permintaan dan biaya. 2. Monopoly Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan adanya hambatan-hambatan bagi perusahaan lain untuk memasuki suatu industri. Perusahaan yang memiliki tingkat persaingan yang rendah akan cenderung untuk memiliki laba yang tinggi. 3. Innovation Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan perusahaan tersebut mampu untuk menciptakan inovasi-inovasi atau telah berhasil menciptakan pasar baru. Perusahaan-perusahaan yang berhasil menciptakan inovasi-inovasi baru, menyebabkan perusahaan tersebut relatif memiliki tingkat persaingan yang rendah dikarenakan perusahaan-perusahaan belum bisa bersaing di pasar. 4. Compensatory Theory of Economic Profits Suatu perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi dikarenakan perusahaan tersebut mampu untuk melakukan efisiensi dalam kegiatan operasional seharihari. Semakin tinggi tingkat efisiensi suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dimungkinkan akan dapat menghasilkan laba yang tinggi. REFERENSI Arsyad, Lincolin Ekonomi Manajerial. BPFE Webster, Thomas J Managerial Economics. Elsevier 10

11 PROPAGASI 1. Sebutkan definisi mengenai ekonomi manajerial. 2. Bagaimana keterkaitan ekonomi manajerial dengan ilmu ekonomi lainnya. 3. Sebutkan dan jelaskan mengapa laba yang diperoleh. 4. Sebutkan dan jelaskan indikator pengukuran profitabilitas perusahaan. 11

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL

PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL PENDAHULUAN EKONOMI MANAJERIAL 1. Pengertian dan ruang lingkup ekonomi manajerial. 2. Hubungan ekonomi manajerial dengan ilmu yang lain. 3. Teori perusahaan. 4. Laba. 2 SIFAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

MANAGERIAL ECONOMICS. Referensi :

MANAGERIAL ECONOMICS. Referensi : MANAGERIAL ECONOMICS Referensi : Pasar (Kebutuhan Manusia) APA.. ITU... Managerial Economics? Ekonomi Manajerial mengarah pada aplikasi TEORI EKONOMI dan merupakan alat bantu dalam ilmu PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Manajemen Modal Kerja

Manajemen Modal Kerja Development Manajemen Modal Kerja Oleh: Evada El Ummah Khoiro, S.AB., M.AB. Analysis Concept Testing Memahami pengertian modal kerja, Memahami bentuk-bentuk modal kerja, Memahami permasalahanpermasalahan

Lebih terperinci

Masalah Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja:

Masalah Keputusan Manajemen timbul dalam organisasi apa saja: Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien Masalah

Lebih terperinci

Economic Managerial; Introduction. Mohammad Arief

Economic Managerial; Introduction. Mohammad Arief Economic Managerial; Introduction Mohammad Arief Bisnis Masalah-masalah Ekonomi Barang apakah yang akan diproduksi dan berapa banyak. Bagaimana caranya barang tersebut diproduksi. Untuk siapa barang diproduksi

Lebih terperinci

EKONOMIKA MANAJERIAL

EKONOMIKA MANAJERIAL EKONOMIKA MANAJERIAL I.1. EKONOMIKA MANAJERIAL : APLIKASI TEORI EKONOMI DAN METODE METODE PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGUJI SEBERAPA JAUH SUATU ORGANISASI DAPAT MEREALISASI TUJUANNYA SECARA LEBIH EFISIEN.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Insider Ownership merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan. Dalam perusahaan sering kita dengar istilah principle dan agency. Seringkali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dengan cara menaikkan nilai perusahaan. Awalnya suatu perusahaan menggunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi.

ANALISIS PERILAKU PRODUKSI ANALISIS PERILAKU PRODUKSI. produksi. ANALISIS PERILAKU PRODUKSI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. FUNGSI PRODUKSI C. FUNGSI PRODUKSI SATU INPUT SATU OUTPUT - Karakteristik fungsi produk satu input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan aktivitas pendanaan merupakan bagian paling penting untuk kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting dengan banyak pihak,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan persaingan semakin meningkat. Umumnya manajemen tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba

Lebih terperinci

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange

D. OPTIMISASI EKONOMI DENGAN KENDALA - Optimisasi dengan metode substitusi - Optimisasi dengan metode pengali lagrange OPTIMISASI EKONOMI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. TEKNIK OPTIMISASI EKONOMI C. OPTIMISASI EKONOMI TANPA KENDALA - Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan go public sering terjadi masalah keagenan yang ditunjukkan dari adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham. Manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, perusahaan melakukan pengembangan usaha untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam. Akan tetapi, dalam praktiknya dunia usaha mengalami

Lebih terperinci

monopolistik - Pasar oligopoli

monopolistik - Pasar oligopoli STRUKTUR PASAR Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. STRUKTUR PASAR - Pasar persaingan sempurna - Pasar monopoli - Pasar persaingan monopolistik - Pasar oligopoli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan tambahan modal, sedangkan bagi investor dengan membeli saham dan menanamkan modalnya di suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

9/3/2008. Ilmu Pengambilan Keputusan. konsep ekonomi. Optimal Solution. ekonomi. Manajerial. manajerial. Masalah-Masalah. Keputusan Manajerial

9/3/2008. Ilmu Pengambilan Keputusan. konsep ekonomi. Optimal Solution. ekonomi. Manajerial. manajerial. Masalah-Masalah. Keputusan Manajerial STAF PENGAJAR RUANG LINGKUP EKONOMI MANAJERIAL SAP I DR. FERDINAND D. SARAGIH, MA DR. CHANDRA WIJAYA, MSI, MM DRS. GUIDO BENNY SUNARDI, ME DRA. FIBRIA INDRIATI, MSI DRS. SATRIO BUDI, MSI SIFAT DAN RUANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kebijakan Hutang Pada dasarnya kebijakan hutang perusahaan merupakan tindakan manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia, akan membawa dampak yang besar dan luas terhadap perubahan struktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi perekonomian yang baik dapat menyebabkan timbulnya persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau bursa efek merupakan suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Hal ini dikarenakan bahwa pasar modal memiliki daya tarik. Pertama,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian. Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Biaya Kualitas Menurut Carter dan Usry (2006:198) menyatakan bahwa pengertian biaya kualitas adalah sebagai berikut : Biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut Muhammad (2004:4) perusahaan didirikan dengan berbagai tujuan pokok yaitu memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan semakin meningkatkan

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB

MODUL ANALISIS BIAYA PRODUKSI ANALISIS BIAYA PRODUKSI. Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB ANALISIS BIAYA PRODUKSI Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. KONSEP BIAYA PRODUKSI C. BIAYA PRODUKSI JANGKA PENDEK - Biaya total - Biaya rata-rata - Biaya marjinal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Pendirian sebuah perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal berkaitan dengan bagaimana modal dialokasikan dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, yaitu dengan cara menentukan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan tingkat pengembalian (rate of return) yang diharapkan. menjadi tempat kegiatan investasinya. Kemampuan perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan industri sektor properti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan untuk memaksimumkan laba guna menaikkan nilai perusahaan. Pada awalnya, perusahaan menggunakan tipe manajemen tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur di sebuah negara juga dapat mencerminkan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN C. SIKAP TERHADAP RISIKO D. LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN C. SIKAP TERHADAP RISIKO D. LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. KETIDAKPASTIAN, PROBABILITAS DAN NILAI HARAPAN - Probabilitas objektif - Probabilitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh aliran kas bebas, kepemilikan manajerial dan struktur aset terhadap kebijakan hutang membutuhkan beberapa kajian teori : 1. Agency

Lebih terperinci

Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial

Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup. Ekonomi Manajerial. Ekonomi Manajerial Bab 1: Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Pokok Bahasan Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial Teori Perusahaan Sifat dan Fungsi Laba Etika Bisnis Kerangka Kerja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan mempunyai perhatian besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan dunia usaha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang semakin pesat mengakibatkan dunia usaha menghadapi permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis, khususnya dalam hal manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat berkembang dalam mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubahubah serta bersaing untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE 2005-2013 Disusun Oleh : Nama : Fera Aristiyani NPM : 20207459 Kelas : 4EB05

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HERO SUPERMARKET TBK DENGAN MENGGUNAKAN RATIO PROFITABILITAS DAN ECONOMIC VALUE ADDED NAMA : FITRI SABRINA NPM : 22210840 DOSEN PEMBIMBING : Dr. Dwi Asih Haryanti, SE.,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

: AYU ASTREA NINGSIH B.

: AYU ASTREA NINGSIH B. ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, DAN AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODE 2002-2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi ini banyak perusahaan yang telah berdiri baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor manufaktur. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Keagenan Teori keagenan menggambarkan perusahaan sebagai titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen perusahaan sebagai agent.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di era modern ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan kemajuan yang pesat, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal

BAB I PENDAHULUAN. Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ekonom telah lama berbicara mengenai modal (capital), khususnya modal ekonomi atau finansial (financial capital). Modal finansial adalah sejumlah uang yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta I. Pendahuluan 1. Fungsi Manajemen Keuangan 1.1. Keputusan Alokasi Dana Keputusan alokasi dana meliputi: investasi jangka pendek (kas, piutang, persediaan dan efek atau short term investment) maupun keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minimal yang harus dikeluarkan perusahaan atas pengembalian terhadap investor

BAB I PENDAHULUAN. minimal yang harus dikeluarkan perusahaan atas pengembalian terhadap investor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan membutuhkan modal untuk mengoperasikan suatu perusahaan. Perusahaan menerbitkan saham untuk memenuhi kebutuhan operasi. Investor mengharapkan imbalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam suatu proses pengambilan keputusan pendanaan, seorang manajer keuangan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber pendanaan yang akan dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal

BAB I PENDAHULUAN. Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah. mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama setengah abad terakhir, sektor Consumer Goods telah mencapai pertumbuhan yang signifikan dari segi pendapatan dan imbal hasil pemegang saham. Peningkatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan usaha dalam kegiatan perekonomian di Indonesia semakin ketat pada masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang menganut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG MASALAH Pihak-pihak yang mendukung perusahaan diantaranya adalah principal dan free agent. Principal adalah pemegang saham dan free agent adalah manajemen yang mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks. menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi lingkungan dapat cepat sekali

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks. menjawab kebutuhan masyarakat, tetapi lingkungan dapat cepat sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan perkembangan tingkat permintaan yang kompleks mengakibatkan timbulnya berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperoleh dana, baik dari dalam maupun luar negeri dimana terjadi alokasi dana dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mensejahterakan pemilik perusahaan. Menurut Jansen (2001) dalam Yulia, dkk

BAB I PENDAHULUAN. mensejahterakan pemilik perusahaan. Menurut Jansen (2001) dalam Yulia, dkk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu entitas yang memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Salah satu dari tujuan tersebut adalah memaksimalkan nilai pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Struktur Modal a. Agency Theory Pearce dan Robinson (2009), mendefinisikan bahwa teori keagenan merupakan sekelompok gagasan mengenai pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan. Perusahaan dalam melakukan kegiatan investasi baik dalam bentuk investasi modal kerja atau aktiva tetap jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Didalam suatu perekonomian Indonesia di kenal tiga kelompok badan usaha yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pribadi manajer. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pribadi manajer. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukkan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan kenyataannya seringkali menghadapi masalah karena tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modal sangat dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Modal sangat dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal sangat dibutuhkan perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan oprasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan dan mampu untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan inti dari keberhasilan suatu perusahaan. Manajer

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara dan menimbulkan persaingan ketat antara perusahaan. Persaingan bisnis di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan dividen menjadi masalah menarik karena akan memenuhi harapan investor, disisi lain kebijakan tersebut mengharuskan perusahaan mempertimbangkan kelangsungan

Lebih terperinci

TEORI PERUSAHAAN. Oleh: Khoridah Umami Vega Vickya ( ) Rircky Bakhrul Ulum ( )

TEORI PERUSAHAAN. Oleh: Khoridah Umami Vega Vickya ( ) Rircky Bakhrul Ulum ( ) TEORI PERUSAHAAN Oleh: Khoridah Umami Vega Vickya (131500164) Rircky Bakhrul Ulum (131500166) PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA 2015 DAFTAR ISI 1 HALAMAN JUDUL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, jasa maupun dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

Modul laporan keuangan

Modul laporan keuangan Modul ke: Modul laporan keuangan Laporan keuangan perusahaan Neraca, laporan rugi/laba, perubahan modal, dan laporan aliran kas. Fakultas Ekonomi dan bisnis Yuhasril,SE,ME. Program Studi Manajemen LAPORAN

Lebih terperinci