SISTEM PERINGKASAN DOKUMEN BERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER MERI MARLINA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PERINGKASAN DOKUMEN BERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER MERI MARLINA"

Transkripsi

1 SISTEM PERINGKASAN DOKUMEN BERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER MERI MARLINA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

2 SISTEM PERINGKASAN DOKUMEN BERITA BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK BINER MERI MARLINA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

3 ABSTRACT MERI MARLINA. Text Feature Weighting for Summarization of Document Bahasa Indonesia Using binary logistic regression. Under direction of JULIO ADISANTOSO. This thesis aims to perform text feature weighting for summarization of document bahasa Indonesia using binary logistic regression. There are ten text features, i.e., sentence position (f1), positive keywords in sentence (f2), negative keywords in sentence (f3), sentence centrality (f4), sentence resemblance to the title (f5), sentence inclusion of name entity (f6), sentence inclusion of numerical data (f7), sentence relative length (f8), bushy path of the node (f9), and summation of similarities for each node (f10). Ten of these features will be used as an independent variable in the calculation of the binary logistic regression. To denote that the sentence is not included in the summary we use an output value of 0, an output value of 1, otherwise. To evaluate the text summarization, we use N-Gram with compressin rate 30%. Research results show that the accuracy of this method is 42.84%. Keywords: text summarization, binary logistic regression, text features

4 Judul Skripsi Nama NRP : Sistem Peringkasan Dokumen Berita Bahasa Indonesia Menggunakan MetodeRegresi Logistik Biner : Meri Marlina : G Menyetujui: Pembimbing Ir. Julio Adisantoso, M.Kom NIP Mengetahui: Ketua Departemen Ilmu Komputer Dr. Ir. Agus Buono, M.Si, M.Kom NIP Tanggal Lulus :

5 KATA PENGANTAR Alhamdulilahirobbil alamin, segala puji bagi Allah subhanahu wata ala atas segala limpahan rahmat serta karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penelitian ini, yaitu: 1 Orang tua tercinta, ayahanda Supriatna, ibunda Dedeh, dan kakak yang saya sayangi Deasy, atas doa, kasih sayang, dukungan, serta motivasi kepada penulis untuk penyelesaian penelitian ini. 2 Bapak Ir. Julio Adisantoso, M.Kom selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah memberi banyak ide, saran, bantuan, serta dukungan sampai selesainya penelitian ini. 3 Rekan-rekan seperjuangan di Ilmu Komputer IPB angkatan 45 atas segala kebersamaan, bantuan, dukungan, serta kenangan bagi penulis selama menjalani masa studi. Semoga kita bisa berjumpa kembali kelak sebagai orang-orang sukses. 4 Rekan-rekan satu bimbingan, Susi Handayani, Anita, Putri Dewi P, Fania Rahmania, Alfa Nugraha P, Rizky Utama, Meriska Defriani, dan Hafizhia Dhikrul A,yang telah bersama berjuang dalam mengerjakan tugas akhir mengenai Temu Kembali Informasi. 5 Senior dan sahabat, Tiara Mitra Lia, Ryanti Octaviani S, Annisa Anastasia, Anita, Cut Malisa I, Niken Eka, Wangi Saraswati, Doni Suhartono, dan Ahmad Rivai yang telah menjadi mitra dan bantuannya selama penyelesaikan tugas akhir ini. 6 Seluruh staf Departemen Ilmu Komputer IPB yang telah banyak membantu baik selama penelitian maupun perkuliahan. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat baik sekarang maupun di masa mendatang. Bogor, September 2012 Meri Marlina

6 RIWAYAT HIDUP Meri Marlina dilahirkan di Karawang pada tanggal 20 Mei Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Supriatna dan Dedeh Endang Ratnawati. Pada tahun 2008, penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas 1 Cikampek. Penulis mengikuti tes SNMPTN pada tahun 2008 dan diterima di Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama aktif menjadi mahasiswa, penulis menjadi salah satu pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer (Himalkom) pada tahun Selama mengikuti perkuliahan penulis menjadi asisten praktikum untuk Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak di Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor. Penulis juga melakukan praktik kerja lapang di Kantor Kominfo Bogor pada tahun 2011.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 1 Ruang Lingkup Penelitian... 1 METODE PENELITIAN Pengumpulan Dokumen Teks... 1 Tahap Pelatihan... 2 Tahap Pengujian... 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Data Korpus... 6 Format Dokumen... 6 Implementasi Sistem... 6 Pemodelan Regresi Logistik Biner... 7 Pengujian Menggunakan N-gram... 8 Hasil Perbandingan dengan Algoritme Genetika... 8 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan... 9 Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... 9 LAMPIRAN v

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Contoh paragraf, pemisahan kalimat dan case folding Hasil akurasi menggunakan algoritme genetika... 8 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Peringkasan teks otomatis Ilustrasi kemiripan antar-kalimat Ilustrasi koneksi antar-kalimat Kurva logistik (Kleinbaum & Klein 2010) Contoh code pembacaan dokumen DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Diagram alir algoritma genetika sederhana (Kusumadewi 2003) Format dokumen pada tahap pelatihan dan pengujian Antarmuka sistem peringkasan teks Contoh nilai nilai fitur untuk setiap kalimat dalam satu dokumen Tabel model persamaan regresi logistik biner Contoh dokumen berita 34.txt Antarmuka hasil sistem dokumen berita 34.txt Hasil pengujian antara hasil peringkasan manual dan hasil peringkasan sistem menggunakan N-gram vi

9 Latar Belakang PENDAHULUAN Pada saat ini, arus informasi dari internet berkembang dengan sangat cepat dan akan terus bertambah. Pertambahan arus informasi ini berbanding lurus dengan pertambahan dokumen di internet. Sebagai contoh, dokumen berita akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya peristiwa-peristiwa penting mengenai suatu kejadian. Berita merupakan suatu informasi yang penting dan terbaru tentang suatu kejadian secara berkala. Banyaknya isi dari dokumen berita di internet membuat sebagian orang kurang tertarik untuk membaca dokumen berita tersebut. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki waktu yang berbeda dan terbatas sehingga sebagian orang cenderung tidak membaca dokumen berita tersebut. Membaca merupakan suatu proses kegiatan fisik dan mental yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah informasi baru, namun membaca dan memahami isi suatu dokumen yang sangat banyak membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, ringkasan dokumen menjadi hal yang penting karena terbatasnya waktu yang dimiliki setiap orang. Namun, meringkas dokumen secara manual oleh manusia membutuhkan waktu dan biaya yang besar bila dokumen memiliki kalimat yang cukup banyak sehingga dibutuhkan suatu sistem ringkasan secara otomatis yang dapat meminimalisir waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk meringkas suatu dokumen (Aristoteles 2011). Menurut Manning et al. (2008), peringkasan teks adalah proses penyaringan informasi yang paling penting dari suatu sumber (atau beberapa sumber) untuk menghasilkan dokumen yang ringkas untuk pengguna. Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang peringkasan teks, antara lain Fattah dan Ren (2008) yang menghitung sepuluh pembobotan fitur untuk setiap kalimat dalam suatu dokumen menggunakan algoritme genetika dan regresi matematika. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Aristoteles (2011) yang membuat pembobotan fitur pada peringkasan teks bahasa Indonesia menggunakan algoritme genetika dengan melibatkan kalimat semantik pada pembobotan fitur. Permasalahan dari peringkasan teks adalah menentukan pembobotan dari setiap kalimat. Pada penelitian Aristoteles (2011), penggunaan algoritme genetika memiliki perhitungan yang rumit dan waktu komputasi yang cukup lama dalam menghasilkan suatu ringkasan dokumen sehingga dibutuhkan metode yang dapat mempersingkat waktu komputasi tersebut, yaitu dengan menggunakan metode regresi logistik biner. Pada kasus-kasus penelitian dengan tujuan mengetahui hubungan antara suatu peubah dependent berupa data kategorik dan peubah independent berupa data numerik, analisis regresi linear standar tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu, salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah regresi logistik biner. Regresi logistik biner merupakan salah satu alat statistik yang digunakan untuk menganalisis beberapa faktor dengan sebuah variabel yang bersifat biner. Pada peringkasan dokumen secara otomatis, kalimat-kalimat yang terpilih menjadi hasil ringkasan merupakan kalimat yang dianggap penting. Penting atau tidaknya suatu kalimat tergantung pada nilai peluang dari hasil perhitungan beberapa fitur. Oleh karena itu, penelitian ini menelaah peringkasan teks dengan membuat pembobotan fitur menggunakan metode regresi logistik biner. Hasil dari penelitian akan dibandingkan dengan hasil penelitian dari Aristoteles (2011) yang meneliti tentang pembobotan fitur pada peringkasan teks bahasa Indonesia menggunakan algoritme genetika. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah menentukan pembobotan fitur menggunakan regresi logistik biner pada peringkasan teks. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada peringkasan dokumen berita dengan dokumen yang digunakan berjenis teks bahasa Indonesia, tema dokumen yang digunakan adalah berita nasional, diasumsikan bahwa semua kalimat dalam sebuah dokumen adalah benar, dan dokumen yang digunakan adalah dokumen berjenis teks. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap pengumpulan dokumen, tahap pelatihan, dan tahap pengujian. Diagram alur proses dapat dilihat pada Gambar 1. Pengumpulan Dokumen Teks Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 dokumen untuk tahap

10 2 pelatihan dan 50 dokumen untuk tahap pengujian. Pada tahap pengujian, 50 dokumen diringkas secara manual, tujuannya untuk membandingkan ringkasan manual dengan hasil ringkasan sistem. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen yang berasal dari dokumen berita online harian Kompas yang didapat dari korpus penelitian Ridha (2002). Tahap Pelatihan Tahap pelatihan yang dilakukan ialah: pembobotan fitur teks dan perhitungan skor menggunakan regresi logistik biner. I Pengumpulan dokumen 150 dokumen berita II Tahap pelatihan 100 dokumen Fitur teks Perhitungan koefisien (regresi logistik biner) Implementasi Model Hasil ringkasan sistem 50 dokumen Evaluasi N-Gram III Tahap pengujian Ringkasan manual Gambar 1 Peringkasan teks otomatis. Tahap pembobotan fitur dilakukan untuk mendapatkan nilai bobot tertinggi dari suatu kalimat. Bobot yang memiliki nilai tinggi akan dimasukkan dalam peringkasan. Fitur teks merupakan suatu proses perhitungan fitur-fitur untuk mendapatkan bobot sehingga dapat diketahui kalimat yang masuk dalam ringkasan dan tidak masuk ringkasan. Menurut Fattah dan Ren (2008), terdapat sepuluh fitur teks yang dapat dihitung untuk setiap kalimat dari sebuah dokumen. Fitur teks tersebut yaitu: 1 Posisi Kalimat (f 1 ) Posisi kalimat adalah kalimat pertama yang paling penting dari sebuah paragraf. Berikut ini adalah contoh fitur teks posisi kalimat pada sebuah dokumen. Jakarta, Kompas - Komisi Penyelidik Pelanggaran Hak Asasi Manusia (KPP HAM) Trisakti dan Semanggi I-II tetap akan membuat kesimpulan dan menyampaikan rekomendasi mengenai hasil penyelidikannya, meskipun perwira TNI/Polri tidak mau memenuhi panggilan KPP HAM. Namun, demikian, panggilan kedua terhadap sejumlah perwira TNI/Polri telah dilayangkan kepada mereka. Hal itu dikatakan Ketua KPP HAM Albert Hasibuan kepada Kompas di Jakarta akhir pekan lalu. Hasibuan masih mengharapkan perwira TNI/Polri itu memenuhi panggilan KPP HAM. "Tapi, kalau mereka menolak, ya sudah. Kita akan tetap membuat kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan keterangan saksi-saksi lain yang telah kita dengar. Rekomendasi itu tentunya akan merugikan mereka sendiri," ujarnya. Misal terdapat tiga kalimat dalam satu paragraf. Kalimat pertama diberi bobot 3/3, kalimat kedua 2/3 dan kalimat ketiga 1/3. Kalimat terakhir tidak begitu penting sehingga diberi bobot 0. 2 Positive Keyword (f 2 ) Positive keyword adalah suatu kata yang sering muncul dalam suatu dokumen (peringkasan). P(keyword i )= dengan s(e) adalah jumlah kata dalam suatu kalimat yang mengandung keyword dan s(k) adalah jumlah kata dalam kalimat lain yang mengandung keyword, dengan keyword merupakan banyaknya kata yang muncul dalam suatu kalimat. 3 Negative Keyword (f 3 ) Kalimat negatif merupakan kalimat yang jarang muncul dalam suatu dokumen (peringkasan). P(keyword i )=

11 3 dengan s(n) adalah jumlah kata dalam suatu kalimat yang mengandung keyword dan s(k) adalah jumlah kata dalam kalimat lain yang mengandung keyword, dengan keyword merupakan kata yang jarang muncul dalam suatu kalimat. 4 Kemiripan Antar-Kalimat (f 4 ) Kemiripan antar-kalimat merupakan kalimat yang memiliki kata yang sama dengan kata dalam kalimat lain. Skor fitur teks kemiripan antar-kalimat dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Score(s)= dengan s(n) adalah keyword dalam s keyword dalam antar kalimat dan s(u) adalah keyword dalam s keyword dalam antar kalimat dengan s adalah kalimat dalam dokumen dan keyword merupakan banyaknya kata yang mirip dalam suatu kalimat. Berikut adalah contoh penerapan kemiripan antarkalimat: 1 Saya sedang mengerjakan skripsi 2 Saya pergi dengan teman 3 Saya sedang mengerjakan skripsi dengan teman Kalimat 1 Kalimat 2 Sedang mengerjakan skripsi Saya Kalimat3 dengan teman pergi Gambar 2 Ilustrasi kemiripan antar-kalimat. Berdasarkan ketiga kalimat tersebut, skor kalimat pertama adalah 4/7, skor kalimat kedua adalah 3/7, dan skor kalimat ketiga adalah 6/7. Kalimat pertama memiliki empat kata yang sama dengan kalimat ketiga, yaitu kata saya, sedang, mengerjakan, skripsi. Kalimat kedua memiliki tiga kata yang sama dengan kalimat ketiga, yaitu kata saya, dengan, teman. Kalimat ketiga memiliki enam kata yang sama dengan kalimat pertama dan kedua, yaitu kata saya, sedang, mengerjakan, skripsi, dengan, teman. Berdasarkan ketiga kalimat tersebut, maka perhitungan skor fitur teks kemiripan antar-kalimat diilustrasikan pada Gambar 2. 5 Kalimat yang Menyerupai Judul Dokumen (f 5 ) Kalimat yang menyerupai judul kalimat adalah kata yang muncul dalam kalimat sama dengan kata yang ada dalam judul dokumen. Berikut ini merupakan contoh penerapan kemiripan kalimat yang menyerupai judul dokumen yaitu : Judul dokumen : Skripsi Saya 1 Saya sedang mengerjakan skripsi 2 Saya pergi dengan teman 3 Saya sedang mengerjakan skripsi dengan teman Berdasarkan contoh tersebut, skor kalimat pertama adalah skor kalimat kedua adalah, dan skor kalimat ketiga adalah 2/6. Kalimat pertama memiliki dua kata yang sama dengan judul dokumen yaitu saya, skripsi. Kalimat kedua memiliki satu kata yang sama dengan judul dokumen yaitu saya. Kalimat ketiga memiliki dua kata yang sama dengan judul dokumen yaitu saya, skripsi. Skor fitur teks kalimat yang menyerupai judul dokumen dapat dihitung menggunakan rumus berikut: Score(s)= dengan s(n) adalah keyword dalam s keyword dalam judul dan s(u) adalah keyword dalam s keyword dalam judul dengan asumsi s adalah kalimat dalam suatu dokumen. 6 Kalimat yang Mengandung Nama Entity (f 6 ) Kalimat yang mengandung nama entity merupakan sebuah kumpulan kata yang memiliki makna atau nama sebuah institusi, nama orang, dan nama pulau. Berikut adalah ilustrasi kalimat dalam dokumen yang mengandung nama entity: Jakarta, Kompas - Mantan anggota DPR Bambang Warih Kusumo mengatakan, penahanan mantan Mensesneg Akbar Tandjung tidak memenuhi fatsoen politik. Penahanan itu juga menyimpang dari Undang- Undang (UU) Nomor 8/1987 tentang Protokol. Seharusnya, sebelum menahan Akbar Tandjung, Presiden Megawati Soekarnoputri meminta fatwa Mahkamah Agung (MA) atau mempersilakan DPR melepaskan Akbar Tandjung sebagai Ketua DPR. Berdasarkan contoh teks dokumen tersebut, kalimat yang mengandung nama

12 4 entity terdapat pada kalimat pertama dan kalimat ketiga sehingga skor untuk kalimat pertama adalah 2/14 dan skor kalimat ketiga adalah 3/14. Perhitungan fitur teks kalimat yang mengandung nama entity adalah sebagai berikut: Score(s)= dengan s(e) adalah nama entity dalam kalimat dan s(k) adalah panjang kalimat. 7 Kalimat yang Mengandung Data Numerik (f 7 ) Pada pemeringkasan teks, data numerik dipertimbangkan karena kalimat yang berisi data numerik merupakan kalimat yang penting. Berikut ini merupakan ilustrasi kalimat dalam dokumen yang mengandung data numerik: Berapa sebenarnya APBD-nya? Tahun 2001 Rp 234,25 milyar, untuk tahun 2002 direncanakan naik Rp 6,3 milyar. Dari jumlah itu, alokasi dana kesehatan dan kesejahteraan sosial Rp 2,927 milyar, sebagian besar digunakan untuk pemberantasan penyakit menular malaria. Menurut catatan Jaringan Kajian dan Advokasi Kebijakan Publik, Yogyakarta Corruption Watch dan Dinamika Kulon Progo, jumlah keluarga miskin di kabupaten itu keluarga, diasumsikan mereka terdiri dari lima jiwa, jumlah orang miskin jiwa."dengan anggaran kesehatan Rp 2,927 milyar, masing-masing keluarga miskin hanya akan menikmati Rp per tahun, sangat timpang dibanding anggaran tunjangan kesehatan anggota DPRD Kulon Progo yang mencapai Rp 3,9 juta per tahun," katanya. Berdasarkan contoh teks dokumen tersebut, kalimat yang mengandung data numerik terdapat pada kalimat ketiga sehingga skor untuk kalimat ketiga adalah 2/25 sedangkan skor untuk kalimat yang lainnya adalah 0 karena tidak ada kalimat yang mengandung data numerik. Perhitungan fitur teks kalimat yang mengandung data numerik adalah sebagai berikut: Score (s)= dengan s(a) adalah banyaknya kata numerik dan s(p) adalah banyaknya kata dalam kalimat. 8 Panjang Kalimat (f 8 ) Panjang kalimat dihitung berdasarkan jumlah kata dalam kalimat dibagi dengan panjang dokumen. Perhitungan fitur teks panjang kalimat adalah sebagai berikut: Score (s)= dengan s(k) adalah banyaknya kata dalam suatu kalimat dan s(p) adalah banyaknya kata dalam dokumen. 9 Koneksi Antar-Kalimat (f 9 ) Koneksi antar-kalimat dihitung berdasarkan jumlah kata dalam suatu kalimat dengan kata yang sama disetiap kalimat dalam dokumen sehingga kata-kata tersebut terkoneksi atau terhubung satu sama lain. Berikut adalah contoh penerapan koneksi antar-kalimat: 1 Saya sedang mengerjakan skripsi 2 Saya pergi dengan teman 3 Saya sedang mengerjakan skripsi dengan teman Kalimat 1 Sedang mengerjakan skripsi Saya Kalimat3 dengan teman Kalimat 2 pergi Gambar 3 Ilustrasi koneksi antar-kalimat. Berdasarkan Gambar 3, skor untuk kalimat pertama ialah 5. Kalimat pertama memiliki kata yang sama dengan kalimat kedua dan ketiga, yaitu saya sehingga jumlah skor adalah 2 dan memiliki kata yang sama dengan kalimat ketiga, yaitu sedang, mengerjakan, dan skripsi sehingga jumlah skor adalah 3. Penelitian ini menggunakan normalisasi agar skor nilai pada tiap kalimat dalam jangkauan 0 dan 1. Perhitungan fitur teks koneksi antarkalimat adalah sebagai berikut: Score(s)=#jumlah koneksi antar-kalimat 10 Penjumlahan Bobot Koneksi Antar- Kalimat (f 10 ) Fitur ini berfungsi menjumlahkan kata dalam suatu kalimat dengan kata yang sama dari kalimat lain dalam suatu dokumen. Masih menggunakan ilustrasi pada Gambar 3. Berdasarkan ilustrasi tersebut, skor untuk

13 5 kalimat pertama adalah 4. Seluruh kata dalam kalimat pertama ada di kalimat lain dalam dokumen tersebut dan memiliki jumlah kata 4, yaitu saya, sedang, mengerjakan, dan skripsi. Perhitungan fitur teks penjumlahan bobot koneksi antar-kalimat adalah sebagai berikut: Score (s)= koneksi antar-kalimat Pemodelan Regresi Logistik Biner Regresi matematika adalah model yang baik untuk memperkirakan teks bobot fitur. Dalam model ini fungsi matematika dapat berhubungan dari output ke input (Fattah dan Ren 2008). Regresi logistik biner merupakan model yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent yang bersifat dua kategori atau lebih. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), metode regresi logistik adalah suatu metode analisis statistika yang mendeskripsikan hubungan antara peubah respon yang memiliki dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas berskala kategori. Regresi logistik biner telah banyak digunakan secara luas sebagai salah satu alat analisis pemodelan ketika variabel responsnya bersifat biner. Istilah biner ini merujuk pada penggunaan dua buah bilangan 0 dan 1 untuk menggantikan kategori pada variabel respon. Pada penelitian ini, variabel respons atau variabel terikat (dependent variable) terdiri atas dua kategori, yaitu y=1 yang menyatakan kalimat masuk ke dalam ringkasan dan Y=0 yang menyatakan kalimat tidak masuk dalam ringkasan untuk tahap pelatihan. Pada penelitian ini diasumsikan tidak adanya asumsi-asumsi yang ada pada regresi. Menurut Hosmer dan Lemeshow (2000), model regresi logistik adalah: = i i untuk mempermudah menaksir parameter regresi, maka (x) ditransformasikan dengan menggunakan transformasi logit berikut: g(x)=ln( - )= + i dengan nilai adalah nilai konstanta regresi, merupakan nilai dugaan koefisien regresi, dan x i merupakan nilai-nilai fitur. Persamaan tersebut bertujuan menduga parameter yang belum diketahui, yaitu parameter Perbandingan Algoritme Genetika dan Regresi Logistik Biner Agoritme genetika atau genetic algorithm adalah algoritme pencarian heuristic yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Keberagaman pada evolusi biologis adalah variasi dari kromosom antar individu organisme. Variasi kromosom ini akan memengaruhi laju reproduksi dan tingkat kemampuan organisme untuk tetap hidup (Kusumadewi 2003). Algoritme genetika beroperasi pada populasi yang potensial memberikan solusi dengan prinsip survival of the fittest untuk menghasilkan baik dan semakin baik lagi sebagai perkiraan solusi. Diagram alir algoritme sederhana dapat dilihat pada Lampiran 1. Diagram alir ini terdiri atas beberapa bagian yaitu: populasi awal, evaluasi fitness, seleksi individu, pindah silang (crossover), mutasi (mutation), dan populasi baru. Teknik pencarian dilakukan sekaligus atas jumlah solusi yang mungkin yang dikenal dengan istilah populasi. Individu yang terdapat dalam satu populasi disebut dengan istilah kromosom. Populasi awal dibangun secara acak, sedangkan populasi berikutnya merupakan hasil evolusi kromosom-kromosom melalui iterasi yang disebut dengan istilah generasi. Menurut Kusumadewi (2003), pada setiap generasi, kromosom akan melalui proses evaluasi dengan menggunakan alat ukur yang disebut dengan fungsi fitness. Nilai fitnesss dari suatu kromosom akan menunjukkan kualitas kromosom dalam populasi tersebut. Generasi berikutnya dikenal dengan istilah anak (offspring) terbentuk dari gabungan dua kromosom generasi sekarang yang bertindak sebagai induk (parent) dengan menggunakan operator penyilangan (crossover). Suatu kromosom dapat juga dimodifikasi dengan menggunakan operator mutasi. Populasi generasi baru dibentuk dengan cara menyeleksi nilai fitness dari kromosom induk dan nilai fitness dari kromosom anak (offspring), serta menolak kromosom-kromosom lain sehingga ukuran populasi konstan. Menurut Kleinbaum dan Klein (2010), regresi logistik merupakan pendekatan model matematika yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara beberapa variabel prediktor x terhadap variabel respons yang bersifat biner y Kurva logistik dapat dilihat pada Gambar 4. Kurva logistik digambarkan dalam bentuk S sigmoid dengan nilai z berkisar antara -

14 6 sampai dengan dan nilai f(z) bergerak dari 0 sampai 1. Nilai z merupakan jumlah dari persamaan linear atau z =β 0 β 1 X 1 β 2 X 2 β k X k. Kurva pada Gambar 4 menunjukkan jika nilai z semakin mendekati - maka nilai f(z) akan bergerak mendekati nilai 0 dan jika nilai z mendekati maka nilai f z bergerak mendekati nilai 1. Gambar 4 Kurva logistik (Kleinbaum & Klein, 2010). Tahap Pengujian Tahap pengujian menggunakan 50 dokumen berita berbahasa Indonesia (dokumen yang digunakan untuk pengujian berbeda dengan dokumen yang digunakan pada tahap pelatihan). Dokumen ini kemudian diringkas secara manual. Tujuannya ialah untuk membandingkan ringkasan manual dengan hasil ringkasan sistem. Pengujian Menggunakan Metode N-gram Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode N-gram. N-gram secara umum adalah, Dice = X merupakan banyaknya kalimat yang dihasilkan sistem, Y merupakan banyaknya kalimat yang diringkas secara manual. Pengujian yang dilakukan untuk membandingkan antara hasil ringkasan secara manual dengan hasil ringkasan sistem. Lingkungan Pengembangan Lingkungan pengembangan yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat lunak yang digunakan antara lain: Sistem operasi Windows 7 Ultimate. Microsoft Office SPSS 17. PHP & Perl sebagai bahasa pemrograman. XAMPP version sebagai web server. Notepad++. Perangkat keras yang digunakan antara lain: Prosesor intel Dual Core T GHz. RAM 1 GB. Harddisk 160 GB. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Korpus Penelitian ini menggunakan korpus berita nasional berbahasa Indonesia dari tanggal 11 Maret 2002 sampai 11 April Korpus berita tersebut berasal dari berita online harian Kompas yang didapat dari korpus penelitian Ridha (2002). Dokumen yang digunakan pada tahap pelatihan sebanyak 100 dokumen yang dengan batas pemampatan (compression rate) sebesar 30% dan berasal dari penelitian yang telah dilakukan Aristoteles (2011). Dokumen yang digunakan pada tahap pengujian sebanyak 50 dokumen dan ringkas secara manual yang berasal dari dokumen penelitian Aristoteles (2011). Format Dokumen Format dokumen pada penelitian ini menggunakan jenis dokumen yang bertipe teks dan memiliki format XML sederhana. Contoh format dokumen dapat dilihat pada Lampiran 2. Implementasi Sistem Antarmuka sistem peringkasan dokumen dapat dilihat pada Lampiran 3. Terdapat dua bentuk ringkasan dalam suatu dokumen yaitu ekstraksi dan abstraksi. Ekstraksi adalah suatu ringkasan yang berasal dari kalimat kalimat paling penting dari suatu dokumen. Abstraksi adalah mengambil intisari dari suatu teks dokumen yang berasal dari kalimat kalimat baru (Jezek dan Steinberger 2008). Penelitian ini menggunakan teknik ekstraksi dalam membuat suatu ringkasan sehingga dibutuhkan pemotongan kalimat yang baik. Langkah-langkah dalam implementasi sistem ini adalah pembacaan dokumen, pemotongan kalimat, case folding, pemisahan kata dan filtering kata. Langkah awal adalah code yang berfungsi untuk pembacaan dokumen. Code untuk pembacaan dokumen dapat dilihat di Gambar 5. Langkah selanjutnya adalah pemisahan kalimat. Menurut Aristoteles (2011), Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu arti dan pola intonasi akhir yang diakhiri dengan suatu tanda

15 7 berhenti. Berikut merupakan bentuk pemotongan kalimat dalam penelitian ini: Batas kalimat setelah tanda baca seperti.?! Batas kalimat sesudah tanda petik, bukan setelah titik Dapat mengenali singkatan seperti Hana, S. Kom. main:{ open (IN,">C:/xampp/htdocs/OS/tes.txt") die "FILE tidak bisa dibuka...$!\n"; while(<$file>) { print IN $_; } Gambar 5 Contoh code pembacaan dokumen. Case folding berfungsi untuk menyeragamkan kata yang bermakna sama namun memiliki tulisan yang berbeda. Proses case folding adalah mengubah huruf besar menjadi kecil dalam suatu kalimat. Pemisahan kata berguna untuk memotong kalimat menjadi kata-kata dengan ciri antar kata adalah whitespace (spasi, tab, dan newline). Contoh Case folding dapat dilihat pada Tabel 1. Filtering kata adalah memisahkan katakata yang dibutuhkan dengan kata-kata yang tidak bermakna (stopword) sehingga dapat mengurangi kompleksitas perhitungan dari fitur teks. Contoh kata stopword adalah yang, di, pada, dengan, dan lain-lain. Penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman Perl dan format data yang digunakan berjenis teks XML. Pemodelan Regresi Logistik Biner Penelitian ini menggunakan data hasil dari perhitungan penelitian Aristoteles (2011) dengan CR 30% karena memiliki F-measure paling besar dibandingkan dengan CR 10% dan 20% yaitu sebesar 4.81%. Data yang didapat dari penelitian Aristoteles (2011) berupa data.txt. Data tersebut dikonversi ke Microsoft Excel agar mudah untuk mendapatkan persamaan regresi logistik biner. Contoh data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Diasumsikan dalam satu tabel tersebut merupakan jumlah seluruh kalimat dalam korpus, dengan S adalah kalimat, x adalah pembobotan fitur, dan y merupakan variabel respons (dependent) yang bernilai 0 dan 1. Tabel 1 Contoh paragraf, pemisahan kalimat dan case folding Jakarta, Kompas Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin hingga saat ini belum mendapat informasi dan otoritas untuk menyampaikan mengenai pergantian pimpinan atas TNI. Ia mengaku, justru mendapat informasi mengenai perpanjangan masa dinas Jenderal Endriartono Sutarto dari berita media massa. Pemotongan Kalimat Jakarta, Kompas Kepala Pusat Penerangan (Puspen) TNI Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin hingga saat ini belum mendapat informasi dan otoritas untuk menyampaikan mengenai pergantian pimpinan atas TNI. Ia mengaku, justru mendapat informasi mengenai perpanjangan masa dinas Jenderal Endriartono Sutarto dari berita media massa. Case Folding jakarta, kompas kepala pusat penerangan (puspen) tni mayjen sjafrie sjamsoeddin hingga saat ini belum mendapat informasi dan otoritas untuk menyampaikan mengenai pergantian pimpinan atas tni. ia mengaku, justru mendapat informasi mengenai perpanjangan masa dinas jenderal endriartono sutarto dari berita media massa. Penelitian ini menggunakan variabel respons yang terdiri atas dua kategori, yaitu y=1 yang menyatakan kalimat masuk ke dalam ringkasan dan y=0 yang menyatakan kalimat tidak masuk dalam ringkasan. Nilai y=1 didapat dari peringkasan secara manual yang telah dilakukan pada penelitian Aristoteles (2011). Nilai dari variabel dependent ini untuk mengkategorikan suatu kalimat masuk atau tidaknya dalam suatu ringkasan dalam tahap pelatihan. Peringkasan manual ini dapat menentukan kalimat mana yang masuk dalam peringkasan dan kalimat mana yang tidak masuk dalam ringkasan untuk dilakukan perbandingan pada

16 8 tahap pengujian dengan hasil ringkasan sistem. Dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17, data yang telah dikonversi ke Microsoft Excel disalin ke SPSS 17 untuk mendapatkan persamaan regresi logistik biner. Dalam proses pemodelan regresi logistik, data yang telah dikonversi ke Microsoft Excel disalin dan diproses dengan menggunakan SPSS 17 untuk menghasilkan persamaan regresi logistik biner. Hasil output SPSS 17 pemodelan regresi logistik dapat dilihat dalam Lampiran 5. Persamaan regresi logistik biner yang telah dihasilkan oleh SPSS dimasukkan ke dalam sistem. Pemodelan regresi logistik menghasilkan persamaan sebagai berikut: ln( - )= x x x x x x x x x 10 Dimisalkan dokumen berita yang akan diringkas adalah dokumen yang berada di dalam korpus penelitian didalam direktori korpus_bener dengan nama file 34.txt, dokumen dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil ringkasan dari dokumen 34.txt dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil ringkasan pada penelitian ini menggunakan menggunakan compression rate sebesar 30%. Artinya hasil ringkasan sebuah dokumen terdiri atas 30% isi dokumen tersebut. Pengujian Menggunakan N-gram Tahap pengujian menggunakan 50 dokumen berita berbahasa Indonesia (dokumen yang digunakan untuk pengujian berbeda dengan dokumen yang digunakan pada tahap pelatihan). Dalam tahap pengujian ini ringkasan manual dibutuhkan sebagai perbandingan antara hasil ringkasan sistem dengan hasil ringkasan yang telah dilakukan oleh penelitian Aristoteles (2011). Pengujian dalam penelitian ini menggunakan metode N-gram. Metode N-gram menilai ketepatan dari peringkasan dokumen dengan cara membandingkan apakah kalimat hasil peringkasan sistem yang telah dihasilkan sama dengan peringkasan manual. N-gram secara umum adalah: Dice = x merupakan banyaknya kalimat yang dihasilkan sistem dan y merupakan banyaknya kalimat yang diringkas secara manual. Pemodelan regresi logistik biner menghasilkan akurasi sebesar 42.84% dari perhitungan menggunakan metode N-gram. Dalam penelitian ini terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya akurasi yaitu ringkasan manual yang subjektif, jumlah dokumen yang sedikit, dan jenis dokumen yang digunakan. Perhitungan hasil pengujian antara hasil peringkasan manual dan hasil peringkasan sistem menggunakan n-gram dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil Perbandingan dengan Algoritme Genetika Hasil penelitian Aristoteles (2011) yang dapat dilihat pada Tabel 2 Hasil akurasi pada penelitian Aristoteles (2011) menggunakan empat fitur teks pada tahap pengujian meningkat 5.28% dibandingkan dengan menggunakan dua fitur teks. Namun, perbedaan tingkat akurasi dengan menggunakan enam fitur teks, delapan fitur teks, dan sebelas fitur teks adalah sebesar 1%. Oleh karena itu, penggunaan empat fitur teks (f5, f4, f2, f11) pada tahap pengujian dapat merepresentasikan hasil akurasi dari sebelas fitur teks. Nilai akurasi menggunakan algoritme genetika adalah 45.91%. Tabel 2 Hasil akurasi menggunakan algoritme genetika No. Bobot Akurasi 1 w 5, w 4 2 w 5, w 4, w 2, w % w 5, w 4, w 2, w 11, w 7, w 6 w 5, w 4, w 2, w 11, w 7, w 6, w 10, w 9 w 5, w 4, w 2, w 11, w 7, w 6, w 10, w 9, w 1, w 8, w % 47.12% 47.20% 47.63% Rata-rata 45.91% Hasil akurasi pengujian pemodelan regresi logistik biner menggunakan metode N-gram ialah sebesar 42.84%. Hasil dari penelitian peringkasan menggunakan metode regresi logistik tidak menghasilkan akurasi yang lebih baik dari algoritme genetika. Hal ini dikarenakan model yang telah dihasilkan tidak sesuai dengan analisis regresi logistik. Analisis regresi logistik tersebut terdiri atas uji kelayakan model dan uji parameter model. Uji kelayakan model digunakan untuk mengetahui nilai perbedaan antara data dengan nilai yang dihasilkan sistem. Hasil analisis uji kelayakan

17 9 model dapat dilihat dalam Lampiran 5 pada tabel Hosmer dan Lemeshow (2000) terdapat nilai sig 0,006. Nilai sig 0,006 menunjukkan bahwa hasil prediksi model tidak sesuai dengan hasil observasi. Uji parameter model digunakan untuk mengetahui manakah variabel independent yang memiliki pengaruh nyata terhadap variabel dependent. Hasil analisis uji parameter model dapat dilihat pada Lampiran 5 bagian tabel variables in the equation. Dapat dilihat bahwa pada kolom sig (significant). terdapat nilai- nilai sig di atas 0,05. Artinya variabel independent tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap variabel independent. Persamaan yang telah didapat dalam penelitian ini tidak sesuai dengan analisis regresi logistik. Namun, parameter yang tidak signifikan tersebut tetap dimasukkan dalam persamaan untuk mengetahui hubungan antarvariabel independent terhadap variabel dependent yang bersifat biner. Persamaan regresi yang telah didapat dari penelitian ini digunakan untuk melihat kinerja dari metode regresi logistik. Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: regresi logistik biner dapat digunakan untuk peringkasan dokumen selama model yang dihasilkan sesuai dengan analisis regresi logistik biner dan model yang dihasilkan sesuai dengan data. penelitian ini menghasilkan akurasi sebesar 42.84%. penelitian ini tidak menghasilkan akurasi yang lebih baik dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan algoritme genetika, yaitu sebesar 45.91%. Saran Terdapat saran setelah dilakukan penelitian peringkasan teks bahasa Indonesia menggunaakan regresi logistik biner yaitu, dalam membuat peringkasan teks menggunakan metode yang lain yang lebih sederhana dan menghasilkan akurasi lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Aristoteles Pembobotan fitur pada peringkasan teks bahasa Indonesia menggunakan algoritme genetika [tesis]. Bogor: sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Fattah MA, Ren F Automatic text summarization. Di dalam: Proceeding of World Academic of Science, Engineering and Technology; Feb hlm Hosmer D, Lemeshow S Applied Logistic Regression. Ed ke-2. Columbus: A Wiley-Interscience Publ. Jezek K, Steinberger J Automatic text summarization (The state of the art 2007 and new challenges). Di dalam: Znalosti 2008; Bratislave, Feb hlm Kleinbaum D, Klein M Logistic Regressiom, Ed ke-3. New York: Springer. Kusumadewi Sri Artificial Intelligence. Yogyakarta: Graha Ilmu. Manning CD, Raghavan P, Schutze H Introduction to Information Retrieval. Cambridge: Cambridge University Press. Ridha A Pengindeksan otomatis dengan istilah tunggal untuk dokumen berbahasa Indonesia [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

18 LAMPIRAN

19 11 Lampiran 1 Diagram alir algoritme genetika sederhana (Kusumadewi 2003). Bangkitkan populasi awal Evaluasi fungsi tujuan Apakah kriteria optimasi Individuindividu terbaik Mulai Bangkitkan populasi awal Seleksi Hasil Crossover Mutasi

20 Lampiran 2 Format dokumen pada tahap pelatihan dan pengujian 12

21 Lampiran 3 Antarmuka sistem peringkasan teks 13

22 14 Lampiran 4 Contoh nilai nilai fitur untuk setiap kalimat dalam satu dokumen s\x x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 Y s s s s s s s s s s s s

23 15 Lampiran 5 Tabel model persamaan regresi logistik biner Hosmer and Lemeshow Test Chi-square df Sig Variables in the equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) x x x x x x x x x Constant

24 Lampiran 6 Contoh dokumen berita 34.txt 16

25 Lampiran 7 Antarmuka hasil sistem dokumen berita 34.txt 17

26 18 Lampiran 8 Hasil pengujian antara hasil peringkasan manual dan hasil peringkasan sistem menggunakan N-gram Dok. Sistem Manual S Hasil N-gram Dok. Sistem Manual S Hasil N-gram Ke- M Ke- M hasil n-gram

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia

Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Penerapan Algoritma Genetika pada Peringkasan Teks Dokumen Bahasa Indonesia Aristoteles Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung aristoteles@unila.ac.id Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah meringkas

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA DENGAN PEMILIHAN FITUR C4.5 DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES SEPTIANDI WIBOWO

PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA DENGAN PEMILIHAN FITUR C4.5 DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES SEPTIANDI WIBOWO PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA DENGAN PEMILIHAN FITUR C4.5 DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES SEPTIANDI WIBOWO DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEMBOBOTAN FITUR PADA PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA ARISTOTELES

PEMBOBOTAN FITUR PADA PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA ARISTOTELES PEMBOBOTAN FITUR PADA PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA ARISTOTELES SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Korpus Data korpus berisi berita-berita nasional berbahasa Indonesia dari tanggal 11 Maret 2002 sampai 11 April 2002. Berita tersebut berasal dari berita online harian

Lebih terperinci

PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN FITUR KALIMAT YOZI SUKMATUL AHDA

PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN FITUR KALIMAT YOZI SUKMATUL AHDA PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN PEMBOBOTAN FITUR KALIMAT YOZI SUKMATUL AHDA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian awal dalam bidang automatic text summarization dimulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian awal dalam bidang automatic text summarization dimulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian awal dalam bidang automatic text summarization dimulai dengan pembuatan metode term frequency oleh Luhn pada tahun 1958. Metode ini berasumsi bahwa frekuensi kata di

Lebih terperinci

PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY R. AHMAD SOMADI GERBAWANI

PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY R. AHMAD SOMADI GERBAWANI PERINGKASAN DOKUMEN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY R. AHMAD SOMADI GERBAWANI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berita pada media massa online bertambah banyak setiap waktu karena selalu ada sesuatu yang patut untuk diberitakan kepada khalayak. Hal ini membuat pembaca harus menyiapkan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan melalui empat tahap utama, dimana tahap pertama adalah proses pengumpulan dokumen teks yang akan digunakan data training dan data testing. Kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan informasi yang semakin banyak menjadikan ringkasan sebagai kebutuhan yang sangat penting (Mulyana, 2010). Menurut (Hovy, 2001) Ringkasan merupakan teks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca adalah salah satu aktifitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan intisari dari sebuah teks, misalnya teks berita. Untuk mendapatkan intisari dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK

KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK KLASIFIKASI PELANGGAN DENGAN ALGORITME POHON KEPUTUSAN DAN PELUANG PELANGGAN YANG MERESPONS PENAWARAN DENGAN REGRESI LOGISTIK YUANDRI TRISAPUTRA & OKTARINA SAFAR NIDA (SIAP 16) Pendahuluan Latar Belakang

Lebih terperinci

Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika

Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6481 1 Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika Zulkifli 1, Agung Toto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Algoritma Genetika Algoritma genetika merupakan metode pencarian yang disesuaikan dengan proses genetika dari organisme-organisme biologi yang berdasarkan pada teori evolusi

Lebih terperinci

Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika

Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika 1 Pembobotan Fitur Ekstraksi Pada Peringkasan Teks Bahasa Indonesia Menggunakan Algoritma Genetika Zulkifli 1, Agung Toto Wibowo 2, Gia Septiana 3 123 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap pengumpulan data Data awal dalam penelitian ini adalah dokumen berupa artikel teks berita online dalam bahasa Indonesia yang dikumpulkan secara acak dari portal

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

PERINGKASAN TEKS OTOMATIS DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN ALGORITMA GENETIKA LEMBAR JUDUL KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK SKRIPSI

PERINGKASAN TEKS OTOMATIS DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN ALGORITMA GENETIKA LEMBAR JUDUL KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK SKRIPSI PERINGKASAN TEKS OTOMATIS DOKUMEN BAHASA INDONESIA DENGAN ALGORITMA GENETIKA LEMBAR JUDUL KOMPETENSI REKAYASA PERANGKAT LUNAK SKRIPSI LUH GEDE PUTRI SUARDANI NIM. 1208605018 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5

Crossover Probability = 0.5 Mutation Probability = 0.1 Stall Generation = 5 oleh pengguna sistem adalah node awal dan node tujuan pengguna. Lingkungan Pengembangan Sistem Implementasi Algoritme Genetika dalam bentuk web client menggunakan bahasa pemrograman PHP dan DBMS MySQL.

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Informasi, Information Retreival, Ant Colony Optimization, Graph, Fitur dokumen. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Informasi, Information Retreival, Ant Colony Optimization, Graph, Fitur dokumen. vii ABSTRAK Untuk mendapatkan sebuah informasi pada saat ini sangatlah mudah. Dengan adanya internet orang dengan mudah untuk berbagi informasi. Informasi yang dibagikan biasanya dalam bentuk dokumen, artikel,

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 5, No. 03(2016), hal 265 274. ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR Abdul Azis, Bayu Prihandono, Ilhamsyah INTISARI Optimasi

Lebih terperinci

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika Nia Kurnia Mawaddah Wayan Firdaus Mahmudy, (wayanfm@ub.ac.id) Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Brawijaya, Malang 65145 Abstrak Penjadwalan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK (SHORTEST PATH) SKRIPSI RION SIBORO 060803025 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN 3.1 GAMBARAN UMUM PROSES SEGMENTASI DOKUMEN

BAB 3 PERANCANGAN 3.1 GAMBARAN UMUM PROSES SEGMENTASI DOKUMEN 28 BAB 3 PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan percobaan pada penelitian segmentasi dokumen ini. Pembahasan akan dimulai dengan penjelasan mengenai gambaran umum proses segmentasi

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK Usulan Skripsi S-1 Jurusan Matematika Diajukan oleh 1. Novandry Widyastuti M0105013 2. Astika Ratnawati M0105025 3. Rahma Nur Cahyani

Lebih terperinci

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Mike Susmikanti Pusat Pengembangan Informatika Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional Kawasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab kajian pustaka berikut ini akan dibahas beberapa materi yang meliputi graf, permasalahan optimasi, model matematika dari objek wisata di Yogyakarta, dan algoritma genetika

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN

KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer KONSEP ALGORITMA GENETIK BINER UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN JADWAL KEGIATAN PERKULIAHAN (Binary Genetic Algorithm Concept to Optimize Course Timetabling) Iwan Aang Soenandi

Lebih terperinci

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN Optimasi Penjadwalan Mata Kuliah Dengan Algoritma Genetika Andysah Putera Utama Siahaan Universitas Pembangunan Pancabudi Jl. Gatot Subroto Km. 4,5, Medan, Sumatra Utara, Indonesia andiesiahaan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakan, komputer hanya difungsikan sebagai alat hitung saja. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka peran komputer semakin mendominasi kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kata Pengertian kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti. Dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan

Lebih terperinci

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI )

OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) OTOMASI PENJADWALAN KEGIATAN PRKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA ( STUDI KASUS STIKI ) Siska Diatinari Andarawarih 1) 1) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial

Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Algoritma Genetika dan Penerapannya dalam Mencari Akar Persamaan Polinomial Muhammad Abdy* 1, Maya Sari Wahyuni* 2, Nur Ilmi* 3 1,2,3 Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar e-mail: * 1 m.abdy@unm.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii BERITA ACARA DEMO SOFTWARE TUGAS AKHIR... iv SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR...v ABSTRAK.....vi

Lebih terperinci

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN Studi Pustaka Pembentukan Data

8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Perumusan Masalah METODE PENELITIAN  Studi Pustaka Pembentukan Data Gambar 4 Proses Swap Mutation. 8. Evaluasi Solusi dan Kriteria Berhenti Proses evaluasi solusi ini akan mengevaluasi setiap populasi dengan menghitung nilai fitness setiap kromosom sampai terpenuhi kriteria

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini meliputi: 1. Tahapan awal penelitian a. Menentukan kebutuhan data yang dibutuhkan. b. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan. c. Mempersiapkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN Input Data Perdagangan Saham Penelitian ini menggunakan data perdagangan saham tahun 2007 sampai 2008. 08. Saham perusahaan yang digunakan adalah saham PT. Bayu Buana Tbk dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENERAPAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK TERHADAP TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PEMBUATAN KARTU KELUARGA (STUDI KASUS: DI KECAMATAN MEDAN BELAWAN) SKRIPSI CHAIRUNNISA 120823008 DEPARTEMEN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Penjadwalan kegiatan belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan biasanya merupakan salah satu pekerjaan yang tidak mudah dan menyita waktu. Pada lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan

BAB III PEMBAHASAN. untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan BAB III PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibuat sistem peringkasan teks. Sistem ini bertujuan untuk menampilkan ringkasan dari teks yang dimasukkan pengguna. Ringkasan yang ditampilkan adalah kalimat-kalimat

Lebih terperinci

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL Jurnal Matematika UNAND Vol. 3 No. 1 Hal. 98 106 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL YOSI PUTRI, NARWEN

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika

Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Perancangan Dan Pembuatan Aplikasi Rekomendasi Jadwal Perkuliahan Pada Institut Informatika Indonesia Memanfaatkan Algoritma Genetika Hermawan Andika, S.Kom., M.Kom. Jurusan Teknik Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN berikut. Tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai Indentifikasi Masalah Merumuskan Masalah Study Literatur Perancangan : 1. Flat Teks 2. Database

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENGEMBANGAN APLIKASI PENJADWALAN KULIAH SEMESTER I MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Bagus Priambodo Program Studi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana e- mail : bagus.priambodo@mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Perusahaan Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan pengadaan suku cadang computer. Dalam bidang tersebut diharuskan berbadan hukum PD,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Praproses

HASIL DAN PEMBAHASAN. Praproses 5 4 MySQL sebagai database. 5 Mozilla Firefox sebagai web browser. 6 Microsoft Excel untuk perhitungan hasil penelitian dan pembuatan grafik. Perangkat keras: 1 Prosesor Intel Core i3. 2 RAM 2 GB. 3 Harddisk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian, untuk memperlancar proses penelitian maka desain penelitian

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bagan alir seperti pada Gambar 8. Gambar 8 Diagram Alir Penelitian Pengumpulan Data

Lebih terperinci

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY

MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY MAKALAH REGRESI LOGISTIK DAN REGRESI DENGAN VARIABLE DUMMY KELOMPOK : Karlina Siti Faresha 135020200111071 Rezky Ridhowati 135020200111074 Pahriyatul Ummah 135020201111002 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. 5 Mulai HASIL DAN PEMBAHASAN Kromosom P = rand [0,1] Ya P < Pm R = random Gen(r) dimutasi Selesai Tidak Gambar 7 Diagram alur proses mutasi. Hasil populasi baru yang terbentuk akan dievaluasi kembali dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta tidak merupakan

Lebih terperinci

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle Kun Siwi Trilestari [1], Ade Andri Hendriadi [2] Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbanga Karawang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. sim(, )=

HASIL DAN PEMBAHASAN. sim(, )= 4 untuk dianggap relevan dengan istilah-istilah kueri tertentu dibandingkan dokumendokumen yang lebih pendek. Sehinggavektor dokumen perlu dinormalisasi. Ukuran kesamaan antara kueri Q dan dokumen D i

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Sarjana Strata 1 Teknik Informatika

Lebih terperinci

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 2, (2017) 28 Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika Andreas Christian

Lebih terperinci

PERINGKASAN TEKS BERITA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN TERM FREQUENCY INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (TF-IDF) SKRIPSI DANDUNG TRI SETIAWAN

PERINGKASAN TEKS BERITA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN TERM FREQUENCY INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (TF-IDF) SKRIPSI DANDUNG TRI SETIAWAN PERINGKASAN TEKS BERITA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN TERM FREQUENCY INVERSE DOCUMENT FREQUENCY (TF-IDF) SKRIPSI DANDUNG TRI SETIAWAN 071402054 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMASI JADWAL MATA KULIAH PADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMASI JADWAL MATA KULIAH PADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK OPTIMASI JADWAL MATA KULIAH PADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SKRIPSI RURY HANDAYANI 061401018 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pembuatan tugas akhir. Adapun tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA Kartina Diah KW1), Mardhiah Fadhli2), Charly Sutanto3) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1 Rumbai-Pekanbaru-Riau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masalah penjadwalan secara umum adalah aktivitas penugasan yang berhubungan dengan sejumlah constraint, sejumlah kejadian yang dapat terjadi pada suatu

Lebih terperinci

ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROSES PELAYANAN PEMBUATAN SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) DI SATLANTAS POLRES TAPANULI SELATAN SKRIPSI

ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROSES PELAYANAN PEMBUATAN SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) DI SATLANTAS POLRES TAPANULI SELATAN SKRIPSI ANALISA TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PROSES PELAYANAN PEMBUATAN SIM (SURAT IZIN MENGEMUDI) DI SATLANTAS POLRES TAPANULI SELATAN SKRIPSI LISNA ASTRIA 110823003 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

TESIS PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PERINGKAS DOKUMEN DARI BANYAK SUMBER BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SENTENCE SCORING DENGAN METODE TF-IDF

TESIS PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PERINGKAS DOKUMEN DARI BANYAK SUMBER BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SENTENCE SCORING DENGAN METODE TF-IDF TESIS PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PERINGKAS DOKUMEN DARI BANYAK SUMBER BERBASIS WEB MENGGUNAKAN SENTENCE SCORING DENGAN METODE TF-IDF FABIANUS HENDY EVAN No. Mhs.: 125301915/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER

Lebih terperinci

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH

MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 (Hal. 24 37) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MODEL REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK MENENTUKAN FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DI SULAWESI

Lebih terperinci

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Generator Jadwal Perkuliahan Menggunakan Algoritma Genetika Zainal Akbar 1), Muh. Fajri Raharjo 2), Eddy Tungadi 3) CAIR, Politeknik Negeri Ujung Pandang Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10, Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perhitungan recall-precision. ) adalah peluang kata i dalam dokumen setelah q j. p( i q j

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Perhitungan recall-precision. ) adalah peluang kata i dalam dokumen setelah q j. p( i q j 3 p( i j ) adalah peluang kata i dalam dokumen setelah j diketahui (Adisantoso 1996). Hitung Relevansi Kata Pada tahap ini, dilakukan proses perhitungan setiap kata yang dinilai relevan dan tidak relevan

Lebih terperinci

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika Wayan Firdaus Mahmudy (wayanfm@ub.ac.id) Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK

ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK ANALISIS FAKTOR RESIKO PENYAKIT RADANG PARU-PARU DENGAN METODE REGRESI LOGISTIK SKRIPSI SEVENTINA SIAHAAN 110823042 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN)

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN) IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH TRAVELING SALESMAN PROBLEM (STUDI KASUS: SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA MEDAN) DRAFT SKRIPSI RAJO PANANGIAN HARAHAP 111421045 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan skema umum penelitian yang dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan

Lebih terperinci

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag.

Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. Zbigniew M., Genetic Alg. + Data Structures = Evolution Program, Springler-verlag. 12/11/2009 1 Ditemukan oleh Holland pada tahun 1975. Didasari oleh fenomena evolusi darwin. 4 kondisi yg mempengaruhi

Lebih terperinci

PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE SENTENCE SCORING DAN DECISION TREE

PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE SENTENCE SCORING DAN DECISION TREE TESIS PERINGKASAN TEKS BAHASA INDONESIA SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN METODE SENTENCE SCORING DAN DECISION TREE PERIANTU MARHENDRI SABUNA No. Mhs.: 155302367/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan

Lebih terperinci

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Vivine Nurcahyawati 2 1 STMIK STIKOM Indonesia, 2 STMIK STIKOM

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. (TI-Math), serta Teknik Informatika dan Statistika (TI-Stat) dan pemilihan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Pada penelitian ini data dikumpulkan dari populasi mahasiswa BINUS University jurusan Teknik Informatika (TI), Teknik Informatika dan Matematika (TI-Math),

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI

PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI PENGKAJIAN KEAKURATAN TWOSTEP CLUSTER DALAM MENENTUKAN BANYAKNYA GEROMBOL POPULASI KUDSIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN. Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL PENELITIAN Pada bab 4 ini akan dijelaskan hasil rancangan sistem aplikasi optimizer, yaitu implementasi sistem tersebut dan juga evaluasi dari implementasi sistem untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembaca ingin mendapatkan rangkuman suatu artikel dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pembaca ingin mendapatkan rangkuman suatu artikel dengan cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam media internet artikel merupakan suatu kebutuhan dan pengetahuan. Pada umumnya pembaca ingin mendapatkan rangkuman suatu artikel dengan cepat tanpa membaca

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

1 BAB III METODE PENELITIAN

1 BAB III METODE PENELITIAN 30 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Observasi dan Wawancara Pengumpulan data : 1. Data dosen, matakuliah, ruangan, waktu, dan rombel dari PGSD 2. Jadwal yang terdahulu,

Lebih terperinci

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex...

3.2.3 Resiko, Keuntungan dan Kerugian Forex Metode Prediksi dalam Forex MetaTrader 4 sebagai Platform Trading dalam Forex... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN... iv HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR PERSAMAAN... xv DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Lama Pada sistem peringkasan dokumen sebelumnya sistem sudah bisa dijalankan namun masih adanya kekurangan pada sistem tersebut yaitu penginputan dokumen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2]

BAB II DASAR TEORI Crawler Definisi Focused Crawler dengan Algoritma Genetik [2] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas teori mengenai focused crawler dengan algoritma genetik, text mining, vector space model, dan generalized vector space model. 2.1. Focused Crawler 2.1.1. Definisi

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN TEMU KEMBALI INFORMASI KOM431

KONTRAK PERKULIAHAN TEMU KEMBALI INFORMASI KOM431 KONTRAK PERKULIAHAN TEMU KEMBALI INFORMASI KOM431 KOORDINATOR MATA AJARAN TEMU KEMBALI INFORMASI DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR TAHUN 2011/2012 KONTRAK PERKULIAHAN Nama Matakuliah :

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelahiran di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di Kabupaten Brebes dengan Pendekatan Regresi Logistik Biner Roni Guntara 1), Safa at Yulianto 2) 1,2 Akademi Statistika (AIS) Muhammadiyah Semarang roniguntara@gmail.com

Lebih terperinci