BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PROFIL PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Umum PT. Indopelita Aircraft Service adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri penerbangan yang ada di Indonesia. PT. Indopelita Aircraft Services adalah adalah salah satu perusahaan maintenance terbesar yang ada di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam industri jasa. Sejarah berdirinya PT. Indopelita Aircraft Service yaitu sebuah perusahaan yang didirikan oleh PT. Pelita Air Service sedangkan Pelita Air Service adalah anak buah dari perusahaan dari pertamina. PT. Indopelita Aircraft Services didirikan atas dasar semakin tingginya teknologi di zaman globalisasi ini dan sedikitnya perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian pesawat terbang. Banyak sekali alasan-alasan mengapa perusahaan ini didirikan, salahsatunya adalah untuk mengimbangi teknologi dan perkembangan bauk secara perekonomian atau sector teknologi dalan menghadapi persaingan dunia pada zaman modern saat ini. 10

2 Berdirimya PT. Indopelita Aircraft Services berdasarkan akte notaris pada tanggal 24 november 1987 dan disahkan dalam surat keputusan menteri kehakiman republic Indonesia pada tanggal 6 september PT. Indopelita Aircraft Services bergerak dalam bidang jasa pemeliharaan pesawat terbang tingkat berat (heavy maintenance) pesawat terbang. Pemeliharaan ini untuk beberapa jenis pesawat dari jenis pesawat bersayap tetap (fix wing) sampai pesawat terbang bersayap berputar (rotary wing). Di perusahaan sendiri juga menangani pesawat terbang tempur hal ini lah yang membuat perusahaan jauh lebih unggul dari perusahaan maintenance lainnya. Dengan berdirinya PT. Indopelita Aircraft Services yang menjadi perusahaan maintenance atau bengkel pesawat maka akan mengurangi konsumen dari pesawatpesawat Indonesia yang bergantung pada perusahaan yang ada diluar negeri. Karena fasilitas-fasilitas di perusahaan mampu mengimbangi dan bahkan melebihi yang ada di perusahaan luar negeri. Perusahaan sendiri mempunyai maksud lain dengan alasan bergerak di bidang sektor perindustrian jasa untuk perkembangan negara, seperti: a. Mempercepat alih teknologi penerbangan b. Meringankan pengeluaran biaya untuk pemeliharaan pesawat terbang atau perbaikan bagi perusahaan penerbangan nasional c. Meningkatakan Swasembada pemeliharaan pesawat terbang ayng merupakan salah satu program pemerintah untuk ketahanan nasional PT. Indopelita Aircraft Services melakukan banyak pemeliharaan-pemeliharaan pada pesawat. Banyak sekali pesawat-pesawat yang sudah pernah masuk dan dilakukan 11

3 aktivitas maintenance di dalam hangar. Berikut adalah pesawat terbang sayap tetap (fixed wing) seperti: a. Fokker F-28, Fokker F-50. Fokker F-100 b. Boeing B-737 c. Aviastar d. Starfast e. RJ-85 Adapun helicopter (rotary wing), seperti: a. Bell 142 EP b. Bell PK-PUJ, Bell PK-PUY Diatas adalah pesawat bersayap tetap (fixed wing) dan pesawat bersayap berputar (rotary wing) dari Indonesia. Perusahaan sendiri juga sering sekali didatangi oleh pesawat-pesawat dari luar negeri, biasanya pesawat dari luar negeri yang sering dating ke perusahaan adalah pesawat dari negara Singapore, Myanmar dan Philipina. Dari sini lah membuat tingkat teknologi Indonesia tidak kalah saing dari teknologi luar negeri.perusahaan mewakili Indonesia untuk menunjukan kepada dunia modern bahwa Indonesia mampu menyaingi globalisasi secara general. Perusahaan mengharapkan perusahaan lainnya yang bergerak di sektor masingmasing mampu membawa nama harum bagi bangsa Indonesia meskipun di bidang 12

4 teknologi kita masih tertinggal namun bukan lah suatu hal yang tidak mungkin kita masih mampu mengimbangi teknologi dari luar negeri. 13

5 2.2 BAGAN ORGANISASI Project Manager Technical Delegate Quality RII Inspector Planner/ Tech/ F. Logistik Engineering Material Support Cabin Interior, Fuselage & Cargo APU, Engine & Wing Aircond, Tail & Landing Gear Avionic Painting NDT Composite Sheet GSE Gambar 2.2 Bagan Organisasi di PT. Indopelita Aircraft Services 14

6 2.3 VISI DAN MISI PERUSAHAAN Visi perusahaan adalah PT. Indopelita Aircraft Services sebagai pusat pemeliharaan pesawat terbang terlengkap di Indonesia dengan standar kualitas internasional Misi perusahaan adalah mampu memelihara pesawat terbang secara efisien dengan mutu yang tinggi serta memenuhi ketepatan waktu dan kepuasaan pelanggan 2.4 JOBDESK Berikut adalah tugas-tugas dari masing-masing dari pejabat yang ada di PT. Indopelita Aircraft Services: a. Project Manager : Sebagai kepala dari perusahaan atau direktur yang memimpin sebuah project untuk maintenance pesawat yang ada di perusahaan. b. Technical Report : Sebagai divisi dimana mengatur segala hal tentang maintenance mengenai laporan aktivitas yang berlangsung dalam menangani pesawat. c. Delegate Quality Inspector : Sebagai divisi yang menginspeksi segala aktivitas yang terjadi dalam maintenance pesawat terbang dan juga mengawasi segala aktivitas yang berlangsung serta menginspeksi part-part atau komponen terpasang dengan baik dan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat yang baik sehingga dapat berjalan dengan semestinya. d. RII Inspector : Sebagai badan pengawas dibawah bagian Delegate Quality Inspector yang bertugas menginspeksi sumber daya yang ada diperusahaan baik sumber daya 15

7 manusia maupun sumber daya alat atau fasilitas sebagai penunjang jalannya aktivitas sehingga berjalan dengan sangat baik. e. Engineering : Sebagai badan yang mengatur bagian-bagian mesin pada pesawat dan merancang segala sesuatu tentang aktivitas maintenance sampai mengukur sumber daya, fasilitas dan manhours dari aktivitas yang ada. f. Planner/Technical/Final Report : Sebagai divisi yang mengatur dan merancang segala aktivitas apa saja yang ada dalam kegiatan maintenance serta bertugas dalam membuat, mengawasi, dan mengaudit report akhir atau final report dari suatu kegiatan maintenance g. Logistik : Sebagai divisi yang mengatur dan memanajemen part-part atau komponen apa saja yang tersedia di perusahaan h. Material Support : Sebagai divisi yang menyediakan part-part atau komponen apabila bahan yang dibutuhkan tidak ada di perusahaan dan juga mengatur re-stock part-part atau komponen dari fixed wing maupun rotary wing i. Cabin interior, Fuselage & Cargo : Sebagai divisi khusus yang focus maintenance pada bagian cabin interior, fuselage dan cargo j. APU, Engine,Wing : Sebagai divisi yang khusus maintenance pada bagian APU, engine dan wing k. Airconditioner, Tail & Landing gear : Sebagai divisi yang khusus maintenance pada bagian Air conditioner, tail & landing gear 16

8 l. Avionic : Sebagai divisi yang khusus maintenance pada bagian listrik atau generator atau sumber daya tenaga listrik pada pesawat terbang maupun helicopter m. Painting : Sebagai divisi yang mengatur segala desain interior atau eksterior dari pesawat n. NDT, Composite, Sheet metal, GSE : Sebagai divisi yang mengatur bagian-bagian fisik luar pesawat dari komposisi bahan pada bagian luar pesawat, bahan metal sebagai bahan utama pada bagian luar pesawat. 2.5 JENIS KEGIATAN Banyak sekali aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan dalam maintenance fixed wing dan rotary wing. Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang ada di PT. Indopelita Aircraft Services: 1. Stripping Striping adalah sebuah kegiatan atau aktivitas untuk mengetahui dimana letak korosi dan crack (retak) pada bagian-bagian pesawat. Khususnya pada bagian body luar pesawat. Kegiatan ini mengerok cat pada bagian pesawat yang kemudian menggunakan sinar ultraviolet untuk mengetahui bagian yang korosi dan retak kemudian part dan panel-panel pada bagian pesawat diganti dengan yang baru. 17

9 2. Balancing Balancing adalah sebuah kegiatan atau aktivitas untuk menimbang keseimbangan sebuah pesawat. Dimana mengatur keseimbangan pada saat pesawat take off, terbang dan sampai saat landing. 3. Overhaul Overhaul adalah sebuah kegiatan atau aktivitas dimana menurunkan segala partpart dan komponen komponen pesawat. Ini biasanya termasuk dalam paket heavy maintenance 4. Maintenance Maintenance adalah sebuah kegiatan pemeliharaan berkala yang diterapkan untuk pesawat khususnya pada bagian-bagian yang memiliki nilai kerusakan kritis paling tinggi. 5. Recycling Recycling adalah sebuah kegiatan yang mendaur ulang atau recycle dari partpart atau komponen yang ada dipesawat sehingga life service nya kembali menjadi seperti semula meski sudah pernah dipakai dan sudah pernah di instal sebelumnya di pesawat. 6. Test Drive Test drive adalah sebuah kegiatan test drive yang diterapkan pada pesawat yang biasanya dilakukan pada pesawat yang sudah selesai di maintenance sebagai uji coba 18

10 akhir apakah sudah layak maintenance yang sudah dilakukan atau belum dan masih ada yang harus dilakukan atau additional task yang harus dilakukan. 2.6 MANAGEMENT SYSTEM PT. Indopelita Aircraft Services Management Systems Engineering Service Setelah berkecimpung dan berpengalaman dalam hal maintenance pesawat terbang dalam dunia pemeliharaan pesawat, para engineer semaksimal mungkin berusaha memberikan pelayanan dengan analisis kritis dalam kemampuan pemeliharaan pesawat dan menerapkan program-program yang paling efektif serta efisien yang diaplikasikan dan di install pada pesawat Dari semua ini PT. Indopelita Aircraft Services menjadi tempat yang paling baik dalam hal maintenance pesawat terbang baik fixed wing maupun rotary wing. PT. Indopelita Aircraft Services juga menawarkan untuk membantu para costumers dalam memperbaiki perlengkapan pesawat, optimalisasi sumber perawatan, mengurangi biaya operasional dan meminimalisasi waktu pengerjaan serta mengatur atau memanajemen man power atau sumber daya manusia dalam mengerjakannya. Base Maintenance PT. Indopelita Aircfraft Services menyediakan pelayanan dalam bentuk Base Maintenance. Disini segala part-part atau komponen yang ada di pesawat bisa di recycle ulang atau dikondisikan seperti semula life service nya sama dengan nol meskipun partpart atau komponen tersebut sudah pernah dipakai. Disini juga memiliki banyak sekali kegiatan seperti mengkonstruksi ulang struktur bagian-bagian dari part atau komponen pada pesawat, pemeliharaan heavy maintenance. Dari semua ini lah yang membuat PT. 19

11 Indopelita Aircraft Services sebagai perusahaan pemeliharaan yang termasuk kategori baik dalam menangani berbagai macam jenis part atau komponen yang fail atau membutuhkan sebuah pemeliharaan. 1. Engine Maintenance Salah satu komponen utama yang membutuhkan perhatian yang eksekutif adalah engine atau mesin pesawat. Karena itulah mesin atau engine menjadi salah satu fokus utama yang memiliki pelayanan yang paling baik dari banyak jenis maintenance yang ada di PT. Indopellita Aircraft Services. Perusahaan juga memiliki sebuah kesadaran akan hal yang sangat penting ini oleh karena itu perusahaan menerapkan banyak sekali program yang modern dalam hal menangani mesin pesawat terbang seperti mengatur turbulensi, kemampuan dan keandalan mesin, kapasitas dari mesin, dll. 2. Avionic Maintenance Avionic adalah sebuah istilah yang berhubungan dengan arus listrik pada pesawat. Biasanya ini mengenai generator atau pembangkit tenaga yang mengatur arus listrik pada pesawat. Jenis arus listrik pada pesawat tertmasuk dalam golongan arus listrik besar. 3. Cabin Interior, Fuselage & Cargo Salah satu bagian yang kecil namun sangat diperlukan perhatian dalam hal pemeliharaan bagian pesawat. Disini adalah bagian yang memelihara bagian kabin dan kargo. karena pada umumnya disini terdapat banyak sekali komponen-komponen yang sangat kecil dan harus perlu diteliti secara khusus. 20

12 4. APU, Engine & Wing Maintenance PT. Indopelita Aircraft Services memiliki banyak sekali pegawai-pegawai yang berpengalaman atau ahli dalam bidang pemeliharaan pesawat karena pada maintenance ini adalah sebuah pekerjaan yang biasa tetapi diperlukan perhatian yang sangat khusus karena dari sini menentukan baik atau buruk nya pesawat terbang. Disini mengatur tentang APU, engine dan wing berjalan dengan semestinya agar tidak ada sama sekali gangguan ketika pesawat hendak take-off, landing maupun saat terbang. 5. Aircond, Tail and Landing Gear Maintenane PT. Indopelita Aircraft Services memperhatikan pola udara dan ekor dar pesawat terbang yang memiliki korelasi agar pesawat dapat terbang dengan baik. Disini perusahaan melakukan aktivitas pemeliharaan dengan dilakukan test pergerakan ekor sayap dan mengatur segala landing gear pada pesawat yaitu roda pada pesawat terbang yang dilakukan aktivitas pemeliharaan pada roda, poros roda, engsel roda dan lain sebagainya yang berhubungan dengan landing gear. 6. Painting Maintenance PT. Indopelita Aircraft Services memiliki program aktivitas painting maintenance dimana memelihara segala bagian-bagian pesawat tentang NDT, Sheet, GSE dan composite. Disini mengatur tentang pemeliharaan bagian-bagian struktur pesawat, komponen-komponen pesawat mengenai bagian-bagian pesawat mengenai crashing, corotion dan crack. 21

13 2.7 JENIS-JENIS PESAWAT Berikut adalah jenis-jenis pesawat yang sudah pernah masuk pemeliharaan di PT. Indopelita Aircraft Services: Fokker F-100 Fokker F-100 (paling baru) merupakan pesawat komersial buatan Fokker yang ditujukan untuk menggantikan Fellowship. Pesawat ini dilengkapi dengan dua mesin turbo fan daripada mesin Rolls-Royce Spey yang dipakai pada Fokker F-28. Pesawat ini lebih panjang 5,92 M dibanding dengan Fokker F (F 28 yang paling besar. Karena itu meningkatkan kapasitas dari 85 menjadi 109. Pesawat ini sangat popular pada tahun 1980 an karena belum memiliki pesaing dan memilik biaya pemeliharaan yang murah namun setelah diperkenalkannya BOEING 737 dan AIRBUS A-319, penjualan pesawat ini serta keuntungan perusahaan Fokker menjadi terganggu. Fokker F-100 diproduksi dari tahun 1986 sampai tahun 1997 (dimana pada tahun itu Fokker menyatakan bangkrut ) dan sebanyak 283 unit telah dibuat pada agustus 2006, ada 229 Fokker F-100 yang tersisa yang dipakai oleh 47 maskapai di seluruh dunia. 22

14 Gambar Pesawat Fokker Boeing Boeing company adalah sebuah perusahaan pembuat pesawat dan aero angkasa, bermarkas di Chicago,Illinois, dengan fasilitas produksi terbesarnya di Everertt, Washington dekat Seattle. Boeing juga merupakan kontraktor pertahanan dari Dow Jones Industrial Average. Boeing merupakan pesawat penumpang pesawat komersial, peswat militer, persenjataan dan bahkan system luar angkasa. Gambar Pesawat Boeing 23

15 2.7.3Aviastar Aviastar didirikan pada tanggal 12 juni 2000 dan sepenuhnya dioperasikan oleh pilot aktif dan insinyur dengan pengalaman signifikan dan pengetahuan industry penerbangan Indonesia. Aviastar didukung oleh tim manajemen terlatih yang terdiri dari pilot berpengalaman, insinyur dan orang-orang yang professional yang berdedikasi untuk Archie. Aviastar memmiliki 4 buah engine yang mendukung pesawat ini untuk dapat terbang dengan baik Gambar Pesawat Aviastar RJ-85 Pesawat RJ-85 adalah salah satu jenis pesawat yang dimiliki oleh Indonesia. Pesawat ini bukanlah pesawat yang digunakan untuk umum. Pesawat ini dipunyai oleh SEKNEG (Sekretariat Negara) yang digunakan untuk Presiden. Namun pesawat ini 24

16 lebiuh sering digunakan oleh ibu negara. Pesawat ini memiliki 4 engine yang baik yang mampu membawa pesawat terbang dengan memiliki tingat kestabilan pada saat terbang Gambar Pesawat RJ Helikopter Bell Helikopter adalah pesawat jenis sayap berputar (rotary wing). Bell adalah sebuah helicopter serbaguna yang diproduksi oleh Bell Helicopter Textron. Helikopter ini sering sekali digunakan untuk keperluan pengangkutan orang. Helicopter ini memiliki ruang penyimpanan yang cukup luas dan memiliki ruang kemudi yang tidak sempit. Helicopter jenis Bell banyak sekali digunakan pada zaman sekarang ini. Gambar Helikopter Bell 25

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT TransNusa Aviation Mandiri biasa disingkat menjadi TransNusa merupakan maskapai penerbangan domestik di Indonesia yang menyediakan layanan transportasi udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang sudah banyak digunakan orang, persaingan antar maskapai penerbangan pun membuat suasana persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umumnya pesawat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu sayap tetap (fix wing) dan sayap putar (rotary wing). Pada sayap putar pesawat tersebut dirancang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari

Lebih terperinci

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang

Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi perusahaan merupakan suatu bagan yang memperlihatkan adanya suatu hubungan kerja diantara setiap bagian, serta menggambarkan hubungan tanggung jawab

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012 MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 707 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN GOLONGAN POKOK ANGKUTAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. Arista Pratama Jaya merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan swasta yang sedang berkembang. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang

Lebih terperinci

Desain pesawat masa depan

Desain pesawat masa depan Desain pesawat masa depan Flying Wing = Sayap Terbang? Itu memang terjemahan bebasnya. Dan arti yang sebenarnya memang tidak terlalu jauh berbeda. Flying Wing sebenarnya merupakan istilah untuk desain

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 Yang saya Hormati. : 1. Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2. Jajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau UAS (Unmanned Aircraft System) merupakan salah satu teknologi kedirgantaraan yang saat ini sedang berkembang dengan pesat.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Dirgantara Indonesia Pada tahun 1976 merupakan era baru bagi bangsa Indonesia karena dengan dikeluarakanya peraturan Pemerintah No. 12 tanggal 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perawatan CPCP Boeing B737-900ER Perawatan CPCP (Corossion Preventive Control Program) merupakan kegiatan perawatan Non-routine yang mana pelaksanaan nya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan juga merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah. Kota dengan julukan Kota Lumpia ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut akan membentuk suatu keunggulan dari suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan penerbangan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Pada saat ini persaingan di dunia penerbangan pun semakin ketat dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, transportasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat, udara dan laut.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN NOMOR : 551/MPP/Kep/10/1999 TENTANG BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN

PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN PERTEMUAN KE - 1 PENGENALAN 1. Tujuan Perencanaan Sistem Bandara (Airport System), adalah : a. Untuk memenuhi kebutuhan penerbangan masa kini dan mendatang dalam mengembangkan pola pertumbuhan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dari semua produk yang dimiliki. Dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dari semua produk yang dimiliki. Dengan upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini semua perusahaan dituntut untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kualitas dari semua produk yang dimiliki. Dengan upaya demikian,maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula.

BAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dunia usaha di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat. Dimana dengan semakin banyaknya jenis kebutuhan manusia, maka semakin banyak pula bermunculan peluang

Lebih terperinci

VISI FILOSOFI MEMBERIKAN YANG LEBIH DALAM JASA PELAYANAN TEPAT WAKTU, AMAN, DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF. MOTO PT.

VISI FILOSOFI MEMBERIKAN YANG LEBIH DALAM JASA PELAYANAN TEPAT WAKTU, AMAN, DENGAN HARGA YANG KOMPETITIF. MOTO PT. Sekilas Sejarah PT. CAHAYA BOKOR EMAS (CBE) adalah perusahaan swasta Nasional yang bergerak dibisnis jasa pengiriman barang domestik ( Domestic Cargo services ). Kiprah kami dimulai tahun 2013 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pesawat merupakan sarana transportasi yang memiliki arti yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan pertahanan, terutama menyadari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau biasa disebut pesawat tanpa awak saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia. Penggunaan UAV dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap sistem membutuhkan kegiatan perawatan agar kegiatan operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, begitupun dengan pesawat terbang. Perawatan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia penulis memperoleh data dan mengetahui pelaksanaan perencanaan pajak pasal 21 atas

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi Sistem Manajemen K3 pada PT.Merpati terbagi menjadi tiga aspek yaitu keselamatan penerbangan (safety), keselamatan gedung (security), dan total quality management

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Industri jasa perawatan dan perbaikan mesin gas turbin merupakan industri yang terus akan tumbuh dan berkembang di Indonesia. Pertumbuhan industri ini disebabkan

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36))

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36)) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umunya pesawat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu sayap tetap (fix wing) dan sayap putar (rotary wing). Pada sayap putar pesawat tersebut dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Di awal perkembangan kegiatan industri di Indonesia yang semakin pesat, kebutuhan akan sarana transportasi yang dapat dengan cepat dan tepat,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indoturbine terbentuk pada tanggal 6 Juni 1973, bersamaan dengan dimulainya eksplorasi minyak dan gas bawah laut di Indonesia. Dimulai sebagai

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PROPOSAL KERJA PRAKTEK 1 PROPOSAL KERJA PRAKTEK I. JUDUL KERJA PRAKTEK Kegiatan ini dinamakan Kerja Praktek di PT. GMF Aeroasia II. LATAR BELAKANG Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana tuntutan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP)

BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP) BAB II PROFIL UMUM BALAI KALIBRASI FASILITAS PENERBANGAN (BKFP) 2.1. Latar Belakang Balai Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BFKP) Sejak diwujudkannya Flingt Inspection Unit atau satuan udara kalibrasi tumbuh

Lebih terperinci

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubung

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubung No.93, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Batas Usia Pesawat Udara. Kegiatan Angkutan Udara Niaga. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 155 TAHUN 2016 TENTANG BATAS USIA

Lebih terperinci

BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN

BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN BAB III. EVALUASI DATA KEANDALAN 3.1 PENDAHULUAN Pada Bab ini dievaluasi data keandalan APU. Evaluasi yang dilakukan adalah melihat kecenderungan laporan kegagalan APU, pengoperasian APU dan pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan akan terus bertambah tiap tahunnya. Dalam perkembangannya, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan akan terus bertambah tiap tahunnya. Dalam perkembangannya, perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah perusahaan di Indonesia sangat banyak dan akan terus bertambah tiap tahunnya. Dalam perkembangannya, perusahaan

Lebih terperinci

2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN

2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2. BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan GMF AeroAsia merupakan Subsidiary dari Perusahaan Garuda Indonesia. GMF AeroAsia sebelumnya merupakan bagian dari Strategic Bussiness of Garuda Indonesia

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MOTOR DAN RANGKA PESAWAT Standar Guru (SKG) Guru Mata 1 2 3 4 5 6 Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III. 1 Objek Penelitian III. 1. 1. Sejarah Singkat Garuda Indonesia didirikan pada tanggal 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Pesawat pertama yang dimiliki

Lebih terperinci

EXPOSITION PERUSAHAAN MANUAL (CEM)

EXPOSITION PERUSAHAAN MANUAL (CEM) 1-4 Pengenalan dan Struktur Perusahaan Pameran Pedoman 1-4,1 Pendahuluan The Sumatra Air Airlines Perusahaan Pameran Pedoman diciptakan dengan persyaratan AC 120-92 SMS untuk secara akurat menunjukkan

Lebih terperinci

No. Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sumber Belajar. Teori

No. Kompetensi Dasar Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sumber Belajar. Teori Mata Kuliah : Rangka Pesawat Terbang Bobot : 7 SKS (3 Teori dan 4 Praktek) Standar Kompetensi : Para lulusan dapat memahami dan menjelaskan Rangka Pesawat Udara Teori 1. Mampu memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR SUPPORT SENJATA ROKET FFAR MK INCH PADA PESAWAT HELIKOPTER BELL 412

ANALISA STRUKTUR SUPPORT SENJATA ROKET FFAR MK INCH PADA PESAWAT HELIKOPTER BELL 412 ANALISA STRUKTUR SUPPORT SENJATA ROKET FFAR MK 402.75 INCH PADA PESAWAT HELIKOPTER BELL 412 Adi Kurnia Yusuf, ST Mahasiswa Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili; Jajaran Pengurus Indonesian Aircraft

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Profil Umum PT. Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A

ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A ANALISIS TERJADINYA APU AUTO SHUTDOWN Di PESAWAT AIRBUS A320-200 Abyan Fadhil 1, H. Abu Bakar, MSAE 2 Program Studi Teknik Penerbangan Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI APU (Auxiliary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sumber daya manusia yang handal diperlukan dukungan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sumber daya manusia yang handal diperlukan dukungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling penting bagi sebuah perusahaan agar mereka dapat memenuhi tujuan dan misi perusahaan. Oleh karena itu penting sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan dan kelangsungan kegiatan suatu industri, sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja yang dimilliki. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan Pada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang di Indonesia, baru terwujud ssetelah proklamasi kemerdekaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan maupun industri dalam melakukan aktivitas kerja untuk mencapai tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu :

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. kertas, dimana dapat diklarifikasikan dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu : BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Suparma (SPM) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kertas. Produksi kertas tersebut telah menghasilkan berbagai jenis

Lebih terperinci

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011

Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Posted by jjwidiasta in Airport Planning and Engineering. Standar dan regulasi terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perusahaan penerbangan adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang angkutan udara yang mengangkut penumpang, barang, pos, dan kegiatan keudaraan lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara salah satunya ditandai dengan meratanya distribusi kebutuhan sandang, pangan dan papan melalui berbagai macam moda transportasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Kegiatan penelitian dan percobaan terbang di Bumi Nusantara ini dimulai hanya satu tahun setelah Penerbangan Pesawat udara pertama dilakukan oleh persaudaraan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil

BAB V ANALISIS HASIL. Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Dalam proses pengolahan

Lebih terperinci

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi Perekonomian Jambi yang mampu tumbuh sebesar 5,89% pada tahun 2006 merupakan prestasi tersendiri. Pada awal tahun bekerjanya mesin ekonomi

Lebih terperinci

ABSTRAK Analisis Kualitas Pelayanan PT Garuda Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Penumpang Sektor Semarang.

ABSTRAK Analisis Kualitas Pelayanan PT Garuda Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Penumpang Sektor Semarang. ABSTRAK Semakin banyaknya perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia baik itu perusahaan domestik maupun perusahaan mancanegara tentunya akan membuat persaingan semakin ketat untuk memperebutkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persoalan kualitas dalam dunia bisnis kini sepertinya sudah menjadi harga yang harus dibayar oleh perusahaan agar tetap survive dalam bisnisnya. Apabila dahulu,

Lebih terperinci

Variabel-variabel Pesawat

Variabel-variabel Pesawat Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University Impact of Aircraft Characteristics on Airport Design Nursyamsu Hidayat, Ph.D. Variabel-variabel Pesawat Berat (weight) diperlukan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sekawan Eka Sejati (SES) adalah perusahaan nasional dengan jalur utama bisnis sebagai berikut: OCTG, alat pengeboran, inspeksi BHA dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ground Support Equipment (GSE) atau Pelayanan Pesawat Udara di Darat merupakan kegiatan penangganan pesawat udara untuk dioperasikan dan setelah beroperasi

Lebih terperinci

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen

2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1211, 2017 KEMENHUB. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 65. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 75 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.716, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara Niaga. Keterlambatan Penerbangan. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus

BAB 1 PENDAHULUAN. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, iklim bisnis secara global memanas demikian cepat. Denyut persaingan meningkat, seiring lonjakan nilai perdagangan dan arus perpindahan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pandang manajemen ada beberapa persyaratan agar suatu tujuan perusahan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi di dunia mengalami peningkatan yang signifikan. Sumber daya manusia merupakan hal yang terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akhir-akhir ini, pertumbuhan pariwisata di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan terus naik hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Alat transportasi adalah kebutuhan yang sangat penting dalam menjalankan aktifitas kehidupan manusia. Dengan demikian perkembangan alat transportasi dari waktu ke waktu

Lebih terperinci

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation

2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1384, 2017 KEMENHUB. Organisasi Pusat Pelatihan Perawatan Pesawat Udara. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 147. Pencabutan. MENTERI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki

mempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI PERATURAN KETUA KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI NOMOR: SK/KETUA/041/XII/KNKT 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat baling-baling penggerak. 1.2. Latar Belakang Pesawat terbang tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT INDONESIA TRANSPORT & INFRASTRUCTURE TBK. JAKARTA, 26 APRIL 2018

PAPARAN PUBLIK PT INDONESIA TRANSPORT & INFRASTRUCTURE TBK. JAKARTA, 26 APRIL 2018 PAPARAN PUBLIK PT INDONESIA TRANSPORT & INFRASTRUCTURE TBK. JAKARTA, 26 APRIL 2018 DISCLAIMER A MEMBER OF MNC GROUP 2 AGENDA SEKILAS PERSEROAN PENERBANGAN PELABUHAN BATUBARA LAPORAN KEUANGAN A MEMBER OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A320-200 PK-AXU Adhit Gyta Prasditya 1, Ir. Herry Hartopo., MT 2 Program Studi Rangka Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT. sebagai pemegang saham. Sejak 1972, aktivitas bisnis TIKI hanya menjangkau kota

BAB II GAMBARAN UMUM PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT. sebagai pemegang saham. Sejak 1972, aktivitas bisnis TIKI hanya menjangkau kota BAB II GAMBARAN UMUM PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT A. Sejarah Perusahaan PT. TIKI yang bernama resmi Citra Van Titipan Kilat berdiri pada tanggal 1 September 1970 oleh Soeprapto dan Ny Nuraini Soeprapto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT DI didirikan dengan tujuan untuk melakukan usaha di bidang perhubungan, komunikasi, pertahanan dan keamanan dalam bentuk industri dan perdagangan produk dan jasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tuntutan perkembangan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di tahun-tahun mendatang muncul suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap Badan Usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, banyak terjadi persaingan di dunia industri dan usaha untuk mengembangkan industri besar yang menggunakan alat berat, salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pesawat terbang tidak hanya mengarah pada aspek keselamatan tetapi juga pada segi kepraktisan dan efisiensi. Teknologi pada pesawat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II 35 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Bandara Radin Inten II Bandar Udara Radin Inten II adalah bandara berkelas umum yang penerbangannya hanya domestik. Bandara ini terletak di kecamatan Natar,

Lebih terperinci

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR

BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR BAB 9. ENGINE dan LANDING GEAR 9.1. PEMILIHAN ENGINE ENGINE Fungsi utama engine adalah memberikan gaya dorong. Aircraft engine dibagi menjadi dua tipe, yaitu piston engine dan jet engine. Keduanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan yang terjadi di dunia bisnis telah memasuki perdagangan bebas dimana pesaing asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya, setiap perusahaan selalu melibatkan lingkungan di sekitarnya baik di dalam maupun di luar perusahaan. Peran lingkungan sekitar sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan dan pengendalian persediaan adalah unsur yang sangat penting bagi suatu perusahaan industri. Tanpa adanya persediaan yang cukup maka dapat menghambat

Lebih terperinci

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY

HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY HAK PENUMPANG JIKA PESAWAT DELAY www.m.tempo.com Maskapai penerbangan Lion Air kembali dilanda masalah keterlambatan alias delay. Setelah mengalami keterlambatan hingga 25 jam di Bandara Soekarno-Hatta,

Lebih terperinci

GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang GAYA ANGKAT PESAWAT Untuk mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang 1. Pendahuluan Pesawat terbang modern sudah menggunakan mesin jet, namun prinsip terbangnya masih menggunakan ilmu gaya udara seperti

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1865, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Bandar Udara. Operasi Iraguler. Penaganan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 190 TAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN PENANGANAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum Perusahaan CV. Oki Suganda Kabupaten Rokan Hilir merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten Rokan Hilir didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN & METODE PENGUMPULAN DATA. PT Grant Artha Dison merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN & METODE PENGUMPULAN DATA. PT Grant Artha Dison merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang 1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN & METODE PENGUMPULAN DATA 3.1 Profil Perusahaan PT Grant Artha Dison merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa rekondisi,jual beli, dan sewa alat berat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

2015, No Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM

2015, No Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014; 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.831, 2015 KEMENHUB. Kepemilikan. Penguasaan. Pesawat Udara. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci