BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
|
|
- Sri Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Pesawat merupakan sarana transportasi yang memiliki arti yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan pertahanan, terutama menyadari bahwa Indonesia menjadi negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit untuk menembus tanpa sarana transportasi yang memadai. Dari kondisi tersebut, muncul pemikiran bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia berada di posisi untuk memiliki industri maritim dan penerbangan. Hal ini telah menyebabkan lahirnya industri pesawat terbang di Indonesia. (indonesian-aerospace.com, 2011) Sejarah Perusahaan Aktivitas kedirgantaraan di Indonesia dimulai tahun 1946 dengan dibentuknya Biro Rencana dan Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara di Madiun, yang kemudian dipusatkan di Andir, Bandung. Tahun 1953, kegiatan tersebut mendapat wadah baru dengan nama Seksi Percobaan yang pada tahun 1957 berubah menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang. Tahun 1962, Sub Depot ini ditingkatkan menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) yang kemudian berubah menjadi Komando Pelaksanaan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP) yang pada tahun 1966 digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR). 1
2 2 Tercatat dalam sejarah, pesawat pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama RI-X hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200. Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik. Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP (Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi tantangan zaman serta dipacu percepatannya. Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh. Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat yaitu 20 tahun. Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi Begin at the End and End at the Beginning IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai design pesawat terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117, BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N
3 3 Perjalanan sejarah IPTN kemudian memasuki masa-masa sulit manakala krisis moneter yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 ternyata meluas ke arah krisis multi dimensi yang meliputi bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum, akhlak dan hankam. Dampaknya pada kehidupan masyarakat Indonesia sangat besar, tidak terkecuali bagi kelangsungan IPTN. Dampak krisis tersebut memaksa pemerintah menyurutkan dukungan secara politis dan mengurangi suntikan dana yang sebelumnya merupakan sendi tempat IPTN bergantung. Hal inilah yang tidak diantisipasi oleh IPTN, diperparah lagi dengan kondisi internal IPTN yang secara finansial dan menejerial kurang mandiri. Di tengah mulai memburuknya kondisi IPTN, Presiden RI, KH. Abdurrahman Wahid pada tanggal 24 Agustus 2000 meresmikan perubahan nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk memberi nafas dan paradigma baru bagi perusahaan. Meski persoalan yang timbul pun semakin rumit dan kompleks, hal ini disebabkan volume bisnis jauh lebih kecil dari sumber daya yang tersedia, pengaruh SP-FKK sangat besar dalam pengelolaan perusahaan, budaya organisasi tidak sehat, Direksi tidak berfungsi sebagaimana mestinya, ketidakadaan modal kerja, beban gaji melebihi kemampuan serta beban hutang yang masih besar (SLA & RDI). Upaya penyelamatan PT DI akhirnya dilakukan didasarkan atas beberapa fakta bahwa PT DI adalah aset nasional, industri strategis yang mendukung kepentingan nasional dan memiliki kemampuan kedirgantaraan. (indonesianaerospace.com, 2011) 3
4 4 Gambar 1.1. Logo PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com) Saat ini, PT. Dirgantara Indonesia sedang membuat proyek pesawat terbang N219. N219 adalah generasi baru pesawat multi guna, yang sedang dirancang untuk memiliki kapasitas 19 penumpang dengan penampang kabin terbesar di kelasnya, dengan mesin yang efisien, avionic suite, tiga siklus landing gear, pintu kargo lebar untuk kemampuan peran multi dan konfigurasi perubahan cepat. (indonesianaerospace.com, 2011) Pembuatan pesawat N219 telah mencapai tahap pembuatan part dan pemasangan bagian bagian inti pesawat. Semoga pesawat ini bisa selesai sesuai secepatnya dan menjadi pesawat kebanggaan bangsa Indonesia. 4
5 5 Gambar 1.2. Pesawat N219 (Sumber : indonesian-aerospace.com) Lokasi Perusahaan PT DIRGANTARA INDONESIA (Persero) Jl. Pajajaran No. 154 Bandung 40174, Indonesia Phone : Phone : Fax : pub-rel@indonesian-aerospace.com Website : VISI DAN MISI PERUSAHAAN a. Visi : Untuk menjadi perusahaan kelas dunia dirgantara berbasis teknologi tinggi dan daya saing biaya di pasar global b. Misi: Sebagai pusat kompetensi di industri kedirgantaraan untuk kedua misi komersial dan militer, serta untuk aplikasi non kedirgantaraan. 5
6 6 Sebagai pemain utama dalam industri global. yang memiliki aliansi strategis dengan Aerospace Industries kelas dunia. Biaya bisnis yang kompetitif. Memberikan biaya produk dan jasa yang kompetitif BIDANG USAHA PERUSAHAAN PT. Dirgantara Indonesia adalah salah satu perusahaan kedirgantaraan di Asia dengan kompetensi inti dalam desain pesawat dan pengembangan, manufaktur struktur pesawat, perakitan pesawat, dan jasa perawatan pesawat untuk sipil dan militer serta pesawat menengah Produk a. Aircraft Full Development : N250 N2130 N219 b. Aircraft Joint Development and Production: CN235 Sipil CN235 Militer CN235 Maritim c. Aircraft under license Production : NC212 d. Helicopter under license Production : NBELL-412 HP/SP medium twin helicopter Super Puma NAS-332 heavy helicopter NBO-105 CB/CBS light twin helicopter e. Subcontract Program : Boeing B737, B757, B767 Lockhead F16 Airbus A330, A340, A380 6
7 Jasa Engineering work packages; design, development. Testing. Manufacturing subcontracts. Aircraft Maintenance Repair and Overhaul (MRO). Engine Maintenance Repair and Overhaul (MRO). Aircraft Industrial Tooling & Equipment Manufacturing 1.4. STRUKTUR ORGANISASI Gambar 1.3. Komisionaris dan Direksi PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com) 7
8 8 Gambar 1.4. Struktur Organisasi PT. Dirgantara Indonesia (Sumber : indonesian-aerospace.com) 8
9 9 Struktur organisasi PT. Dirgantara Indonesia ini merupakan struktur organisasi fungsional dimana pembagian pembagian devisi berdasarkan pada fungsi dari masing masing devisi yang ada pada perusahaan. Uraian Jabatan Adapun tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut: 1. Departemen Quality Control / Jaminan Mutu a. Bertanggungjawab atas pelaksanaan dan pengawasan terhadap sistem prosedur pengendalian mutu mulai dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. b. Bertanggungjawab terhadap pengecekan dan pengawasan kualitas bahan baku yang akan dipakai, dan hasil produksi yang dihasilkan (barang jadi). c. Bertanggungjawab atas kualitas bahan baku dan produk jadi yang dihasilkan. 2. Departemen Urusan Umum dan Akuntansi a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahasn dana, yang meliputi penerimaan, penggunaan, pertanggungjawaban administrasi, pengendalian dan pengawasan. b. Menyusun program kerja jangka pendek dan jangka panjang yang meliputi penerimaan dan penanggungan dana serta pertanggungjawaban administrasi yang sesuai dengan neraca kerja perusahaan. c. Menyusun dan menyimpan laporan keuangan yang meliputi neraca, laba-rugi, cash flow, dan laporan-laporan keuangan lainnya. 3. Departemen Rekayasa a. Lisensi Aircraft. b. Membuat dan bertanggungjawab dalam pembuatan bagian-bagian pesawat yang terdiri atas badan pesawat, pintu pesawat, dan sayap pesawat. 4. Devisi Asisten Direktur Bidang Produk Milter a. Mengatur dan menetapkan produk miter yang akan dipakai. b. Mengatur dan menetapkan jenis produk militer yang dipakai. 9
10 10 5. Divisi Sales and Marketing Aircraft Integration a. Mengatur dan menetapkan strategi pemasaran yang baik untuk memasarkan produksinya baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. b. Mempelajari keadaan pasar dalam rangka melaksanakan produksinya. c. Menyusun dan mempertahankan kontrak dengan Customer dan membuat special produk sesuai permintaan. d. Mengusahakan untuk meningkatkan penjualan yang ada serta menjalankan kebijaksanaan dalam penjualan. 6. Devisi Operation Aircraft Integration a. Membuat dan merancang bangun pesawat terbang. b. Melaksanakan rancangan yang telah dibuat. 7. Devisi Logistic and Costumer Support a. Menetapkan kebijakan pelaksanaan pengolahan perrsedian yang meliputi pembelian, penerimaan, pengeluaran, pertangungjawaban administraasi, pengendalian serta pengawasan persediaan. b. Menetapkan metode untuk penanganan, keamanan penyimpanan, mencegah kerusakan persedian bahan baku dan menjamin kesesuaian kulaitas bahan baku yang diterima supplier. c. Bertanggungjawab atas technical support, technical publication, and costomer training. 10
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan Pada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang di Indonesia, baru terwujud ssetelah proklamasi kemerdekaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah PT. Dirgantara Indonesia (Persero) PT. Dirgantara Indonesia (DI) (nama bahasa Inggris: Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri pesawat terbang yang pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PT. DIRGANTARA INDONESIA (persero)
BAB II TINJAUAN UMUM PT. DIRGANTARA INDONESIA (persero) 2.1 Sejarah PT.dirgantara Indonesia PT Dirgantara Indonesia (persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Kegiatan penelitian dan percobaan terbang di Bumi Nusantara ini dimulai hanya satu tahun setelah Penerbangan Pesawat udara pertama dilakukan oleh persaudaraan
Lebih terperinciTINJAUAN PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero)
BAB II TINJAUAN PT. DIRGANTARA INDONESIA (Persero) 2.1 Sejarah PT.dirgantara Indonesia PT Dirgantara Indonesia (persero) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetisi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia penulis memperoleh data dan mengetahui pelaksanaan perencanaan pajak pasal 21 atas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT. Dirgantara Indonesia Pada tahun 1976 merupakan era baru bagi bangsa Indonesia karena dengan dikeluarakanya peraturan Pemerintah No. 12 tanggal 5
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Dirgantara Indonesia (Persero) PT Dirgantara Indonesia adalah industri pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. Latar Belakang Berdirinya PT. Dirgantara Indonesia
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Latar Belakang Berdirinya PT. Dirgantara Indonesia Pesawat terbang merupakan alat transportasi yang memegang peran penting didalam bidang transportasi,
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pada Zaman modern ini alat transportasi sangatlah penting, baik untuk mengangkut barang ataupun manusia. Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha. wadah apa perusahaan didirikan. Ini berhubungan dengan produksi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepercayaan kepada Prof. Dr. Ing. BJ Habibie untuk menghimpun segala potensi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Melalui PP No. 12 tanggal 5 April 1976 pemerintah memberikan kepercayaan kepada Prof. Dr. Ing. BJ Habibie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia adalah satu satunya industri yang memproduksi pesawat terbang di Indonesia. Pada awalnya didirikan pada tanggal 26 April 1976 dengan nama PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 Yang saya Hormati. : 1. Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2. Jajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kerja Praktek. Dalam era globalisasi saat ini pemanfaatan berbagai macam aplikasi suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja Praktek Dalam era globalisasi saat ini pemanfaatan berbagai macam aplikasi suatu perangkat lunak (software) sangat banyak digunakan oleh berbagai macam perusahaan
Lebih terperinciDengan visi, misi dan tujuan tersebut, secara bertahap semua program studi di UNSURYA akan berbasis pada industri penerbangan.
atau UNSURYA adalah universitas swasta, yang berawal dari Institut Teknologi Dirgantara (ITD) yang didirikan pada tahun 1988. Pada tahun 1989, ITD berubah menjadi Sekolah TinggiTeknologi Dirgantara (STTD).
Lebih terperinciTidak dipungkiri lagi, bahwa pasar persaingan dalam negri dipenuhi oleh
2 Tidak dipungkiri lagi, bahwa pasar persaingan dalam negri dipenuhi oleh konsumen-konsumen yang sensitive terhadap harga dan kualitas. Produk dengan harga murah dan kualitas baik adalah produk yang paling
Lebih terperinciPROFIL DIRGANTARA INDONESIA
BAB I PROFIL DIRGANTARA INDONESIA 1.1 Sejarah Dirgantara Indonesia PT Dirgantara didirikan pada tahun 1976, merupakan salah satu perusahaan penerbangan yang memiliki kompetensi utama dalam merancang pesawat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia, perusahaan publik, bank dan BUMN wajib memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, perusahaan publik, bank dan BUMN wajib memiliki unit audit internal untuk membantu memastikan sistem pengendalian intern di perusahaan.
Lebih terperinciPERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014
PERANCANGAN PRODUK Chapter 3 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 29/09/2014 Perancangan Produk -
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PESAWAT TEMPUR IF-X
Final Draft Menunggu Paraf KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN PESAWAT TEMPUR IF-X DENGAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 707 TAHUN 2012
MENTERI KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 707 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN YANG DAPAT DIDUDUKI OLEH TENAGA KERJA ASING PADA KATEGORI TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN GOLONGAN POKOK ANGKUTAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, transportasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu transportasi darat, udara dan laut.
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini banyak industri yang mengalami perkembangan salah satunya adalah PT DI (Dirgantara Indonesia). Perusahaan ini merupakan satu-satunya badan usaha milik negara
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
16 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Garuda Indonesia adalah sebuah perusahaan milik negara Republik Indonesia. Garuda Indonesia berkantor pusat di Jakarta,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili; Jajaran Pengurus Indonesian Aircraft
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang menentukan keberhasilan perusahaan, untuk mencapai tujuannya. Kini dunia sedang menghadapi era
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT. DIRGANTARA INDONESIA. PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) adalah industri dirgantara ( aerospace
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT. DIRGANTARA INDONESIA PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) adalah industri dirgantara ( aerospace industry) satu-satunya di Indonesia. Perusahaan ini dimliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia usaha jauh berkembang dengan pesat baik dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Batas-batas geografis Kota Sorong adalah: 1. sebelah barat : Selat Dampir,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sorong adalah salah satu dari 11 Daerah Tingkat II di Provinsi Papua Barat. Kota Sorong terletak di Semenanjung Kepala Burung pulau Papua. Secara geografis kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan dan kelangsungan kegiatan suatu industri, sangat dipengaruhi oleh tenaga kerja yang dimilliki. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang
Lebih terperinci2017, No personel ahli perawatan harus memiliki sertifikat kelulusan pelatihan pesawat udara tingkat dasar (basic aircraft training graduation
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1384, 2017 KEMENHUB. Organisasi Pusat Pelatihan Perawatan Pesawat Udara. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 147. Pencabutan. MENTERI PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Apabila seseorang atau sekelompok orang ingin mendirikan perusahaan, ada dua hal yang perlu diputuskan, yaitu dalam bidang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. yang ikut melahirkan PT. Dirgantara Indonesia, tanggal 23 Agustus 1976 dengan
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT. Dirgantara Indonesia Didasari kebutuhan untuk melayani diri sendiri transportasi udara yang mampu menghubungkan semua titik di Negara kepulauan ini,
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
45 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. GMF Aero Asia PT. GMF Aero Asia (Garuda Maintenance Facility) merupakan anak perusahaan dari
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Mengenai Industri Perusahaan Sukhoi Sukhoi (dalam bahasa Rusia:Сухой) adalah perusahaan perancang pesawat tempur militer Rusia. Perusahaan ini didirikan oleh Pavel Sukhoi pada
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Umum PT. Indopelita Aircraft Service adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri penerbangan yang ada di Indonesia. PT. Indopelita Aircraft Services adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap sistem membutuhkan kegiatan perawatan agar kegiatan operasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, begitupun dengan pesawat terbang. Perawatan merupakan kegiatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis
26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT Dirgantara Indonesia merupakan salah satu perusahaan dirgantara di Asia Tenggara. Hingga saat ini banyak negara-negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, Inggris dan Spanyol yang membeli kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PT DI didirikan dengan tujuan untuk melakukan usaha di bidang perhubungan, komunikasi, pertahanan dan keamanan dalam bentuk industri dan perdagangan produk dan jasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang memiliki prospek untuk berkembang dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia kedirgantaraan sudah mengalami kemajuan yang amat pesat. Selain di bidang pesawat komersil yang ditandai bermunculannya maskapaimaskapai penerbangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Komatsu Marketing and Support Indonesia (PT. KMSI) didirikan pada tanggal 1 July 2005 sebagai perusahaan modal asing sebesar $ 5.000.000
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT. DIRGANTARA INDONESIA. PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) adalah industri dirgantara ( aerospace
BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH PERUSAHAAN PT. DIRGANTARA INDONESIA PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) adalah industri dirgantara ( aerospace industry) satu-satunya di Indonesia. Perusahaan ini dimliki oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri manufaktur pesawat terbang semakin berkembang, baik pesawat untuk penumpang maupun barang. Hal ini mendasari pelanggan mengharapkan produk yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal penerbangan, pilot telah merasakan dan menggunakan ground effect tanpa mengetahui penyebab terbentuknya efek tersebut. Sebagai contoh pada perang dunia ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegunaannya dalam suatu produk agar tercipta harga pokok produksi yang efektif.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhitungan harga pokok produksi tidak terlepas dari masalah biaya, karena harga pokok merupakan kumpulan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian
Lebih terperinciBandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Beiakang PT. Dirgantara Indonesia ( Dulu PT. IPTN ) yang berlokasi di Bandung, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha produk dan jasa kedirgantaraan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang ini juga diiimbangi dengan tingkat persaingan yang tinggi pula.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dunia usaha di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat. Dimana dengan semakin banyaknya jenis kebutuhan manusia, maka semakin banyak pula bermunculan peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bisnis penerbangan khususnya untuk penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), terjadi persaingan bisnis yang cukup signifikan. Untuk di Indonesia
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. MUSEUM KEDIRGANTARAAN NASIONAL DI BANDUNG Penekenan Desain : Ekspresi Arsitektur Hightech
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM KEDIRGANTARAAN NASIONAL DI BANDUNG Penekenan Desain : Ekspresi Arsitektur Hightech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBABBI PENDAHULUAN. 1.1 LatarBBelakangBMasalah
BABBI PENDAHULUAN 1.1 LatarBBelakangBMasalah Semakin berkembangnya dunia usaha pada saat ini, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,
BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Mandala Airlines didirikan pada tanggal 17 April 1969 saat negara kita baru saja membenahi kondisi perekonomian yang cukup pelik,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT Rysban Jaya Agung berdiri di awal tahun 2010 dan telah berkembang dengan baik. Peredaran usaha yang dilakukan oleh PT Rysban
Lebih terperinci4 BAB IV PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA
4 BAB IV PENGUMPULAN dan PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah Umum dan Perkembangan Perusahaan Pada awalnya untuk merencanakan serta membuat pesawat terbang di Indonesia, baru terwujud setelah
Lebih terperinciLampiran Nomor 1 : Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia URAIAN UMUM PERUSAHAAN
Lampiran Nomor 1 : Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia URAIAN UMUM PERUSAHAAN A. PT. DIRGANTARA INDONESIA 1) Masa perintis PT. Dirgantara Indonesia Lima faktor utama yang mendukung berdirinya PT. Dirgantara
Lebih terperinciAnalisa Kasus PHK. Ditinjau dari Teori Egoisme Kelompok. PT Dirgantara Indonesia. Oleh: Kelompok 2 (Karet / Hevea Braziliensis)
Analisa Kasus PHK PT Dirgantara Indonesia Ditinjau dari Teori Egoisme Kelompok Oleh: Kelompok 2 (Karet / Hevea Braziliensis) ARIE WIBOWO IRAWAN (P056110763.40E) BASUKI RAHMANTO (P056110803.40E) MOCHAMAD
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menuju lokasi yang sangat jauh. Khususnya transportasi udara saat ini banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini alat transportasi masa mengalami pergeseran dari masa ke masa, manusia pada saat ini dapat menjangkau lokasi yang mereka inginkan sekalipun menuju
Lebih terperinci2017, No Safety Regulations Part 65) Sertifikasi Ahli Perawatan Pesawat Udara (Licensing of Aircraft Maintenance Engineer) Edisi 1 Amandemen
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1211, 2017 KEMENHUB. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 65. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 75 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada hasil penelitian, akan dibahas mengenai gambaran umum perusahaan, sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Tanabe Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dibidang farmasi yang dalam perjalanan waktu banyak mengalami
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.
BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia bisnis menuntut agar setiap perusahaan yang bergerak di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia bisnis menuntut agar setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun non manufaktur untuk berlomba-lomba menciptakan suasana
Lebih terperinciBAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I. tahun Sejak era itu, kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia dimulai.
BAB II PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING OPERATION REGION I 2.1 Sejarah Ringkas Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu competitive advantage bagi suatu organisasi adalah memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu competitive advantage bagi suatu organisasi adalah memiliki sumber daya manusia dengan kinerja yang baik. Sumber daya manusia dengan kualitas
Lebih terperinciAPOTEKER. 2) Mencapai Komitmen Sales Yg Disepakati Dg Atasan Supaya Mencapai Growth 24 yang Positif,
Wanita S1 Farmasi (Profesi) Max Umur 35 Tahun Menguasai CPOB PT. PHAROS INDONESIA APOTEKER : 1) Memberikan Konsultasi Kepada Customer Tentang Produk Kesehatan: Obat, Vitamin/ Suplemen, Alat Kesehatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang meningkat membuat permintaan akan pelayanan
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Sinar Rejeki Lasindounggul merupakan perkembangan dari Sinar Rejeki yang didirikan pada tanggal 30 agustus 1982. Sinar Rejeki pada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Berawal dari sebuah perkumpulan IT, timbullah sebuah ide untuk
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Berawal dari sebuah perkumpulan IT, timbullah sebuah ide untuk membangun sebuah perusahaan yang berjalan dibidang IT, dari menyewa sebuah bangunan
Lebih terperinciAi Rosita Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Pos Indonesia Bandung
Perancangan Sistem Informasi Supply Chain Management (Pengadaan Barang) Bengkel Perawatan dan Penjualan suku cadang Pesawat Studi kasus: Bengkel perawatan Pesawat Ai Rosita Jurusan Teknik Informatika,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak pulau sehingga masih banyak daerah-daerah terpencil dan tertinggal yang belum merasakan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PROFIL PERUSAHAAN
BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1 Sejarah Singkat Sumber yang dipergunakan untuk membuat profil PT PINDAD adalah www.pindad.com dan www.wikipedia.org. Dengan menggunakan kedua website tersebut sebagai sumber,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelahiran industri Strategis di Indonesia dimulai sejak ditetapkannya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelahiran industri Strategis di Indonesia dimulai sejak ditetapkannya Keputusan Presiden nomor 59 tahun 1983 yang merupakan tonggak awal cita-cita bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hairul Azhar, 2014 kajian kapasitas terminal penumpang dan apron bandar udara h.as. hanandjoeddintanjungpandan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Belitung yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai potensi sumber daya alam yang potensial baik di laut maupun di darat. Di antaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Ternate merupakan salah satu kota di Propinsi Maluku Utara yang memiliki prospek untuk berkembang lebih besar dibanding kota-kota lain di Propinsi Maluku Utara.
Lebih terperincimempengaruhi eksistensi maskapai penerbangan di Indonesia pada umumnya, karena setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis dituntut untuk memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum dan Objek Observasi Setiap manusia di dunia memiliki kebutuhan dan keinginan dalam usaha untuk mempertahankan hidup, namun sering kali manusia tidak suka memperhatikan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN
34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan dan penjelasan mengenai apa yang menjadi masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Bab ini juga
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D)
RAHASIA INDEPTH - R&D 2015 (K1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D) Perhatian : 1. Tujuan survei ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangun, pengembangan dan manufacturing pesawat terbang. Embrio perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia (PERSERO) merupakan salah satu perusahaan penerbangan di Asia yang berpengalaman dan berkompetensi dalam rancang bangun, pengembangan dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2001 TENTANG
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2001 TENTANG PENYESUAIAN GAJI POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 1997 KE DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 26 TAHUN
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Nusantara Buana Air yang beralamat di Jl. Dr. Saharjo No 123 EF Tebet
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MAINTENANCE REPAIR AND OVERHOUL INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 20 April 2016 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili;
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERUSAHAAN
IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. sejarah, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari
BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Tempat yang dijadikan penulis sebagai objek penelitian yakni sebuah bidang jasa procurement untuk pemesanan material pembuatan pesawat. Untuk melihat lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang tugas akhir, identifikasi tugas akhir, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir berdasarkan maslah yang timbul dari latar belakang, lingkup tugas
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM PT. PAL INDONESIA(Persero) Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di sektor Industri Maritim
BAB II GAMBARAN UMUM PT. PAL INDONESIA(Persero) 2.1 Sejarah Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di sektor Industri Maritim maka dalam hal ini pemerintah membuka perusahaan galangan kapal yaitu PT. PAL
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.403, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHAN. Pengamanan. Wilayah Perbatasan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PENGAMANAN WILAYAH
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5343 PERTAHANAN. Industri. Kelembagaan. Penyelenggaraan. Pengelolaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 183) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinci