BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Perawatan CPCP Boeing B ER Perawatan CPCP (Corossion Preventive Control Program) merupakan kegiatan perawatan Non-routine yang mana pelaksanaan nya dilakukan berdasarkan interval yang sudah ditetapkan biasanya berdasarkan hari atau kalender. Secara garis besar data-data yang akan menjadi sumber analisis diperoleh dari beberapa divisi yang ada diperusahaan, yaitu divisi PPC, divisi engneering dan divisi Aircraft maintenance. Data tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Divisi PPC (Production Planning and Control) Divisi PPC (Production Planning and Control) ini penulis memperoleh data berupa TAT atau di sebut juga Turn Around Time atau dapat diartikan sebagai alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan proyek yang dilaksanakan. Turn Around Time (TAT) pada dasarnya adalah perkiraan waktu yang ditetapkan berdasarkan pembagian-pembagian pekerjaan yang dilakukan pada proses perawatan pesawat. Data ini sangat dibutuhkan penulis sebagai tolak ukur waktu pekerjaan yang akan dianalisis. Disamping data 41

2 42 TAT dari divisi PPC sebagai perencana proyek didapat juga data jumlah personil yang akan melakukan proses perawatan pesawat. Adapun dibawah ini adalah data TAT dan jumlah pekerja yang didapat oleh penulis dari pihak perusahaan dalam proyek CPCP (corrosion preventive control program) pada pesawat Boeing B ER. Tabel 4.1 Data TAT dan Jumlah Tenaga Kerja TAT (Turn Around Time) Jumlah Tenaga Kerja 36 hari 16 orang 2. Divisi Engineering Divisi engineering merupakan divisi yang mendukung proses perawatan pesawat dengan melakukan standart teknik dan menyediakan publikasi teknik, serta melakukan penelitian terhadap komponen yang premature untuk menetapkan perbaikan lebih lanjut. Dari divisi engineering penulis mendapat data berupa taskcard pekerjaan serta besar manhaour pada setiap kegiatan perawatan pesawat. Berikut ini data taskcard pekerjaan CPCP (Corrosion Preventive Control Program) inpection Boeing B ER yang dapat dilihat pada Lampiran 1 (Data Taskcard pekerjaan Proyek CPCP). Dari data yang terlampir tersebut merupakan rangkaian data yang berisi pekerjaan perawatan CPCP dengan Total keseluruhan Manhour CPCP Inspection sebesar : 2136,8 M/H Dalam pengerjaan perawatan CPCP di atas perusahaan selaku AMO (Approved Maintenance Organization) yang melakukan proses pengerjaan perawatan akan berpedoman kepada MPD (Maintenance Planing Data). MPD ini merupakan salah satu aircraft document yang diterbitkan oleh manufaktur

3 43 pesawat yang bertujuan sebagai dokumen rencana perawatan pesawat yang didalam nya berisi pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dilakukan tergantung dari jenis perawatan pesawat yang akan dilakukan, didalamnya juga berisi lengkap tentang informasi zona-zona pesawat yang bertujuan untuk mempermudah mekanik dalam mencari tempat (zona) pada pesawat dalam melakukan kegiatan perawatan pesawat. MPD akan menjadi dokumen pedoman dalam membuat taskcard pekerjaan yang akan diberikan pada setiap mekanik. 3. Divisi Aircraft Maintenance Divisi Aircraft Maintenance penulis memperoleh data berupa pembagian section kerja dipesawat. Yang mana pembagian ini akan menjadi dasar pembagian tiap personil. Adapun section kerja yang ada di PT.BAT ditentukan sebagai berikut : a. Fuselage and Interior b. Wing and landing gear c. Tail and engine Khusus pada perawatan CPCP pembagian tenaga kerja hanya section Fuselage and Interior, Wing, landing gear, Tail dan engine. Pembagian dibagi hanya 3. Adapun pembagian tenaga kerja pada proyek CPCP Boeing B ER adalah sebagai berikut :

4 44 Tabel 4.2 Distribusi Tenaga Kerja Proyek CPCP Boeing B ER Fuselage & Interior Wing & Landing gear Tail & Engine 6 orang 5 orang 5 orang Di atas adalah tabel dimana jumlah yang sudah ditentukan sebanyak 16 orang di distribusikan berdasarkan section yang sudah di tentukan, pembagian tenaga kerja di atas sudah ditentukan oleh perusahaan itu sendiri. 4.2 Analisis Data Perawatan CPCP Setelah memperoleh data-data yang diperlukan langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis data yang diperoleh. Langkah awal dalam memproses data menjadi suatu jaringan kerja dan memproses analisis CPM, terlebih dahulu kita harus mengkaji data terlebih dahulu untuk menyesuaikan dengan metode yang akan diterapkan. Pengkajian data tersebut meliputi indentifikasi pekerjaan, pembagian zona pekerjaan, serta pengurutan pekerjaan yang akan dilakukan. Cara pengkajian tersebut diambil oleh penulis agar dapat membuat data yang lebih terurut dan berupaya untuk mendapatkan proses pekerjaan yang lebih optimal. Pertama data pekerjaan perawatan CPCP akan di urutkan atau di identifikasi berdasarkan beberapa kategori yaitu berdasarkan zona pesawat dan diurutkan berdasarkan Taskcard pekerjaan. Cara mengurutkan berdasarkan kategori tersebut merupakan inisiatif penulis dalam upaya untuk mendapatkan proses perawatan yang optimal.

5 Identifikasi Berdasarkan Zona Pesawat Dalam tahap mengidentifikasi kegiatan perawatan pesawat CPCP, tahap pertama penulis akan mengelompokan kegiatan perawatan pesawat berdasarkan zona pesawat, mengelompokan berdasarkan zona pesawat ini dimaksudkan untuk menentukan pekerjaan yang dapat dilakukan secara paralell atau secara countinue. Zona pesawat adalah suatu bagian pesawat yang mana setiap zona diberi kode. Pemberian kode tersebut dapat berupa angka atau huruf tergantung yang diberikan oleh setiap masing-masing manufaktur pesawat. Untuk Boeing B ER secara garis besar dibagi menjadi 8 bagian yang diantaranya adalah : 1. Zona 1-00, Lower Half of the Fuselage 2. Zona 2-00, Upper Half of the Fuselage 3. Zona 3-00, Empennage and Body Section 4. Zona 4-00, Power Plants and Nacelle Struts 5. Zona 5-00, Left Wing 6. Zona 6-00, Right Wing 7. Zona 7-00, Landing Gears 8. Zona 8-00, Passanger and Cargo Compartment Pada pengkodean zona angka pertama memperlihatkan zona lalu diikuti tanda strip lalu diikuti angka setelahnya biasanya dikuti dengan satu atau dua digit angka yang menunjukan area. Contohnya zona 1-2 menunjukan zona Lower Half of the Fuselage dan area the right side of control cabin. Zona pesawat ini terbagi dan dapat dilihat secara detail pada MPD (maintenance planning data) setiap jenis pesawat masing-masing. Khusus bagi Boeing B ER yang sedang melakukan perawatan CPCP, zona pesawat hanya terbagi menjadi 5 zona yang terdiri dari : Zona 1-00, Zona 2-00, Zona 3-00,

6 46 Zona 4-00 dan Zona Dengan pembagian tenaga kerja yang hampir sama seperti sebelumnya, pembagian tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.3 Distribusi Tenaga Kerja Perzona Pesawat Zona 1 Zona 2 & Zona 4 Zona 3 & Zona 7 6 orang 5 orang 5 orang Dalam mengelompokan perzona pesawat penulis mengelompokan nya dengan melihat setiap pekerjaan pada taskcard, yang mana dalam taskcard tersebut terdapat rician zona. Pada satu taskcard pekerjaan mungkin akan dijumpai lebih dari satu zona pekerjaan dipesawat, Dalam langkah pengelompokannya cukup dengan mengidentifikasi dan menguraikan kelompok zona tersebut, kemudian kita merinci setiap taskcard menjadi zona-zona yang sudah di tentukan dan mengekompokannya, dan tidak lupa untuk tetap membagi besar manhour berdasarkan banyak nya zona pada satu taskcard. Data pekerjaan CPCP yang sudah diurutkan berdasarkan zona pesawat dapat dilihat di Lampiran 2 (Tabel Urutan Berdasarkan Zona Pesawat Terbang). Setelah dikelompokan berdasarkan zona pesawat maka didapat data yang mana pada perawatan CPCP Boeing B ER ini terdapat 5 zona dengan rincian sebagi berikut : 1. Zona 1, dengan total manhour sebesar 1273,2 M/h 2. Zona 2, dengan total manhour sebesar 181,3 M/h 3. Zona 3, dengan total manhour sebesar 163,3 M/h 4. Zona 4, dengan total manhour sebesar 201,1 M/h 5. Zona 7, dengan total manhour sebesar 317,9 M/h

7 Identifikasi Berdasarkan Taskcard Pekerjaan Setelah mengelompokan kegiatan pekerjaan perawatan berdasarkan zona pesawat maka setelah itu akan dikelompokan lagi berdasarkan taskcard pekerjaan. Taskcard itu sendiri merupakan lembar pekerjaan yang didalam nya berisikan deskripsi pekerjaan yang harus dikerjakan oleh seorang mekanik. Pada identifikasi Taskcard pekerjaan perawatan CPCP pesawat penulis akan mengelompokan berdasarkan taskcard yang dibuat oleh pihak perusahaan, yang mana taskcard ini dibuat oleh divisi enginnering dan diberikan kepada seluruh mekanik yang akan mengerjakan pekerjaan perawatan pesawat. Dalam pembuatan taskcard CPCP yang dibuat oleh pihak perusahaan akan berpedoman pada taskcard refrence yang merupakan acauan pembuatan taskcard yang dikeluarkan oleh pihak manufaktur disini adalah Boeing B ER. Adapun tujuan dari pengelompokan berdasarkan taskcard pekerjaan ini adalah bertujuan untuk menetukan urutan pekerjaan perawatan CPCP. Pengelompokan berdasarkan taskcard pekerjaan dapat dilhat di Lampiran 3 (Tabel Urutan Berdasarkan Taskcard Pekerjaan) Analisis Beban Kerja Setelah melakukan pengelompokan data berdasarkan zona pesawat dan berdasarkan taskcard, setelah itu melakukan analisa beban kerja pada tenaga kerja yang melakukan kegiatan perawatan CPCP inspection. Beban kerja dapat diartikan sebagai kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan pekerjaan yang di bebankan. Dalam melakukan analisis, penulis akan memakai ukuran kemampuan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan perawatan dalam satu hari. Analisis beban kerja dapat dilihat pada jam kerja standar yang ditetapkan

8 48 perusahan, PT.BAT mempunyai jam kerja standar selama kurang lebih 8 jam, tetapi disini penulis akan melakukan analisis dengan melakukan survei langsung terhadap tenaga kerja dengan point pencatatan standart yang sudah ditetapkan perusahaan dimulai dari masuk, coffe break, istirahat, hingga jam pulang, dengan itu dalam pengambilan data jam tenaga kerja dibatasi hanya pencatatan pada point yang ditentukan kan untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel yang akan disajikan dibawah ini. Pencatatan secara langsung dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung jam kerja dilapangan. Berikut adalah hasil survei rata-rata jam kerja tenaga kerja PT.BAT, adalah sebagai berikut : No Nama Masuk Coffe Break Tabel 4.4 Jam Kerja Rata-rata Pekerja Mulai kembali Istirahat Mulai kembali Pulang Standar Jam Kerja Jam kerja actual 1 M. Afif 07:53 10:08 10:28 11:56 13:10 17:02 8 7:35 2 Bagus P. 07:56 10:09 10:24 11:50 13:17 17:08 8 7:30 3 Reza S. 07:55 10:11 10:36 11:48 13:12 17:14 8 7:30 4 M. Hilda D. 07:55 10:05 10:19 11:50 13:09 17:04 8 7:36 5 C. A. Kurnianto 07:41 10:05 10:26 11:54 13:13 17:07 8 7:46 6 Andi M. 07:41 10:10 10:32 11:59 13:12 17:05 8 7:49 7 Andi F. 07:33 10:03 10:34 11:55 13:18 17:06 8 7:39 8 Suvanri S. 07:43 10:02 10:38 11:49 13:10 17:08 8 7:28 9 Rozi D. H. 07:37 10:09 10:27 11:48 13:14 17:12 8 7:51 10 Ricosnal S. 07:41 10:05 10:24 11:55 13:18 17:24 8 8:01 11 Dyan P. 07:23 10:12 10:31 11:50 13:11 17:13 8 8:10 12 Resto A. 07:37 10:03 10:18 11:52 13:12 17:08 8 7:56 13 Luki 7:35 10:06 10:19 11:50 13:12 17:17 8 8:07 14 Deri 7:42 10:06 10:20 11:55 13:04 17:15 8 8:10 15 Reymond A. 7:22 10:11 10:23 11:58 13:11 17:12 8 8:25 16 Bayu A. 7:54 10:03 10:15 11:52 13:02 17:02 8 7:46 Rata-rata jam kerja 7:49

9 49 Dari tabel di atas, terlihat besaran jam yang dapat dilakukan oleh setiap pekerja. Jam kerja setiap orang di jumlah dan di bagi banyak orang yang akan didapat jam rata-rata. Jam rata-rata pekerja didapat sebesar 7 jam perhari. 7 jam ini yang digunakan sebagai patokan beban kerja yang dapat dilakukan pekerja sehari, yang mana nantinya dapat memperkirakan berapa banyak taskcard yang dapat diselesaikan dalam satu hari dengan membagi manhour taskcard dengan jam beban kerja sehari. Setelah melakukan identifikasi data dan pengelompokan baik berdasarkan zona pesawat maupun berdasarkan taskcard serta menganalisis jam beban kerja tenaga kerja. Berdasarkan analisis dan identifikasi data, terlihat ada perubahan yang terjadi. Perubahan terjadi pada waktu pekerjaan atau dapat disebut TAT yang berubah menjadi lebih berkurang. Berkurang nya waktu pekerjaan tersebut berarti pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien atau dapat dikatakan lebih optimal.

10 Jaringan Kerja Proses Kegiatan CPCP Boeing B ER Setelah melakukan tahap mengidentifikasi data yang membuat data menjadi lebih terurut, maka dapat dibuat sebuah jaringan kerja pada setiap kegiatan proses CPCP yang dilakukan. Jaringan kerja dibuat berdasarkan metode CPM agar dapat dilakukan perhitungan CPM dan menentukan jalur kritisnya pada kegiatan perawatan CPCP yang sedang dilaksanakan. Dalam membuat jaringan kerja pada kegiatan CPCP akan dilakukan pengkodean pada setiap event ataupun proses kegiatan. Pemberian kode tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam mengenali proses kegiatan dalam sebuah jaringan kerja. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada Lampiran 4 (Tabel Pengkodean Jaringan Kerja Kegiatan CPCP). Setelah melakukan kode pada setiap masing-masing kegiatan maka dapat langsung dibuat jaringan kerja yang mana jaringan kerja kegiatan CPCP Boeing ER dapat dilihat pada Gambar 4.1.

11 51 Gambar 4.1 Jaringan Kerja Proses Perawatan CPCP Boeing ER

12 Analisa CPM (Jalur kritis) Pada Kegiatan CPCP Boeing B ER Analisa CPM ini adalah cara untuk mengalisa jalur kritis serta rangkaian kurun waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan. Jaringan kerja yang sudah dibuat sebelumnya akan dianalisa berdasarkan perhitungan yang akan dihitung dengan metode CPM mulai dari perhitungan maju hingga perhitungan mundur serta menghitung total float (waktu tenggang) dalam kegiatan perawatan CPCP yang akan dianalisa. Pertama-tama kita akan menghitung dan mengidentifikasi jalur kritis pada jaringan kerja. Jalur kritis adalah jalur yang memiliki rangkaian komponenkomponen kegiatan, dengan total jumlah waktu terlama, jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Jalur kritis ini sangat penting karena pada jalur ini terdapat kegiatan-kegiatan proyek yang bila pelaksanaan nya terlambat maka akan mempengaruhi keterlambat an rencana proyek secara keseluruhan. Pada jaringan kerja kegiatan CPCP yang terlihat pada gambar 4.3 terlihat ada beberapa jalur kegiatan yang terdiri dari : 1. Jalur 1 =A1+B1+C1+D1+E1+F1+G1+H1+I1+J1+K1+L1+M1+N1+O1 +P1+Q1+R1+S1+T1+U1 2. Jalur 2 = A2+B2+C2+D2+E2+A4+B4+C4+D4+E5 3. Jalur 3 = A3+B3+C3+D3+A5+B5+C5+D5+E5+F5 Jalur yang tertera di atas merupakan rangkaian jalur-jalur yang ada pada kegiatan proyek perawatan CPCP, terlihat terdapat tiga jalur terdapat pada kegiatan proyek yang sedang dilakukan, untuk menentukan jalur kritis dari

13 53 kegiatan proyek CPCP maka harus menghitung setiap kurun waktu yang terdapat pada setiap jalur : 1. Jalur 1 = A1+B1+C1+D1+E1+F1+G1+H1+I1+J1+K1+L1+M1+N1 +O1+P1+Q1+R1+S1+T1 = = 30 hari 2. Jalur 2 = A2+B2+C2+D2+E2+A4+B4+C4+D4+E5 = = 11 hari 3. Jalur 3 = A3+B3+C3+D3+A5+B5+C5+D5+E5+F5 = = 14 hari Setelah melakukan perhitungan di atas didapat hasil bahwa pada jalur 1 didapat hasil penyelesaian kegiatan sebesar 30 hari, pada jalur 2 didapat hasil penyelesaian sebesar 11 hari, dan pada jalur 3 didapat hasil sebesar 14 hari. Setelah mendapat semua hasil dari semua jalur maka dapat mengetahui jalur kritis kegiatan pada jaringan kerja, yang mana jalur kritis pada jaringan kerja proyek kegiatan perawatan CPCP ini terdapat pada jalur 1. Jalur 1 menjadi jalur kritis karena merupakan jalur terpanjang dan menjadi kurun waktu berakhirnya proyek. Untuk melakukan analisa secara detail akan dilakukan perhitungan lebih lanjut yang lebih dikenal dengan perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation), yang bertujuan untuk mengidentifikasi waktu mulai dan waktu selesai untuk setiap kegiatan pada jaringan kerja.

14 54 A. Perhitungan Maju (forward computation) Perhitungan maju (forward computation) pada metode CPM bertujuan untuk mencari nilai dari (EF) yaitu waktu selesai paling awal suatu kegiatan perawatan pada jaringan kerja. Perhitungan maju menggunakan persamaan (2.2) : EF = ES + D Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 1 : A1 EF = = 1 B1 EF = = 2 C1 EF = = 3 D1 EF = = 4 E1 EF = = 6 F1 EF = = 8 G1 EF = = 10 H1 EF = = 12 I1 EF = = 13 J1 EF = = 15 K1 EF = = 17 L1 EF = = 18 M1 EF = = 19 N1 EF = = 20 O1 EF = = 22 P1 EF = = 23 Q1 EF = = 24 R1 EF = = 26 S1 EF = = 27 T1 EF = = 28 U1 EF = = 30 Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 2 : A2 EF = = 1 B2 EF = = 2

15 55 C2 EF = = 3 D2 EF = = 4 E2 EF = = 5 A4 EF = = 6 B4 EF = = 7 C4 EF = = 9 D4 EF = = 10 E4 EF = = 11 Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 3 : A3 EF = = 1 B3 EF = = 3 C3 EF = = 4 D3 EF = = 5 A5 EF = = 6 B5 EF = = 10 C5 EF = = 11 D5 EF = = 12 E5 EF = = 13 F5 EF = = 14 Tabel perhitungan maju dapat dilihat pada Lampiran 5 (Tabel Perhitungan Maju). B. Perhitungan Mundur (backward computation) Perhitungan mundur (backward computation) pada metode CPM bertujuan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir kita masih dapat memulai masing-masing kegiatan (LS), tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju. Perhitungan mundur menggunakan persamaan (2.3) : LS = LF - D

16 56 Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 1 : U1 LS = 30-2 = 28 T1 LS = 28 1 = 27 S1 LS = 27 1 = 26 R1 LS = 26 2 = 24 Q1 LS = 24 1 = 23 P1 LS = 23 1 = 22 O1 LS = 22 2 = 20 N1 LS = 20 1 = 19 M1 LS = 19 1 = 18 L1 LS = 18 1 = 17 K1 LS = 17 2 = 15 J1 LS = 15 2 = 13 I1 LS = 13 1 = 12 H1 LS = 12 2 = 10 G1 LS = 10 2 = 8 F1 LS = 8 2 = 6 E1 LS = 6 2 = 4 D1 LS = 4 1 = 3 C1 LS = 3 1 = 2 B1 LS = 2 1 = 1 A1 LS = 1 1 = 0 Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 2 : E4 LS = 30-1 = 29 D4 LS = 29 1 = 28 C4 LS = 28 2 = 26 B4 LS = 26 1 = 25 A4 LS = 25 1 = 24 E2 LS = 24 1 = 23 D2 LS = 23 1 = 22 C2 LS = 22 1 = 21

17 57 B2 LS = 21 1 = 20 A2 LS = 20 1 = 19 Perhitungan setiap kegiatan pada Jalur 3 : F5 LS = 30 1 = 29 E5 LS = 29 1 = 28 D5 LS = 28 1 = 27 C5 LS = 27 1 = 26 B5 LS = 26 4 = 22 A5 LS = 22 1 = 21 D3 LS = 21 1 = 20 C3 LS = 20 1 = 19 B3 LS = 19 2 = 17 A3 LS = 17 1 = 16 Tabel perhitungan mundur dapat dilihat pada Lampiran 6 (Tabel Perhitungan Mundur). Setelah menghitung setiap kegiatan pada setiap jalur jaringan kerja maka akan didapat besar dari EF, ES, LS,LF pada setiap masing-masing kegiatan yang mana dapat dilihat pada tabel lampiran 5 dan lampiran 6. Setelah mengetahui itu semua maka dapat dibuat sebuah jaringan kerja yang baru beserta besar EF, ES, LS,LF pada setiap masing-masing kegiatan perawatan. Jaringan kerja CPM dapat dilihat pada Gambar 4.2.

18 58 Gambar 4.2 Jaringan Kerja CPM Proses Perawatan CPCP Boeing B ER

19 59 C. Identifikasi Float Total Float mempunyai arti sebagai waktu tenggang. pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek, arti penting dari float total adalah menunjukan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Perhitungan total float menggunakan persamaan (2.4) : TF = LF EF atau TF = LS ES Perhitungan float total pada kegiatan jalur 1 : A1 TF = 1 1 = 0 B1 TF = 2 2 = 0 C1 TF = 3 3 = 0 D1 TF = 4 4 = 0 E1 TF = 6 6 = 0 F1 TF = 8 8 = 0 G1 TF = = 0 H1 TF = = 0 I1 TF = = 0 J1 TF = = 0 K1 TF = = 0 L1 TF = = 0 M1 TF = = 0 N1 TF = = 0 O1 TF = = 0 P1 TF = = 0 Q1 TF = = 0 R1 TF = = 0 S1 TF = = 0 T1 TF = = 0 U1 TF = = 0

20 60 Perhitungan float total pada kegiatan jalur 2 : A2 TF = 20 1 = 19 B2 TF = 21 2 = 19 C2 TF = 22 3 = 19 D2 TF = 23 4 = 19 E2 TF = 24 5 = 19 A4 TF = 25 6 = 19 B4 TF = 26 7 = 19 C4 TF = 28 9 = 19 D4 TF = = 19 E4 TF = = 19 Perhitungan float total pada kegiatan jalur 3 : A3 TF = 17 1 = 16 B3 TF = 19 3 = 16 C3 TF = 20 4 = 16 D3 TF = 21 5 = 16 A5 TF = 22 6 = 16 B5 TF = = 16 C5 TF = = 16 D5 TF = = 16 E5 TF = = 16 F5 TF = = 16 Tabel perhitungan identifikasi float dapat dilihat pada Lampiran 7 (Tabel Identifikasi Float). Setelah dilakukan perhitungan di atas dapat dilihat pada jalur 1 terdapat total float sebesar 0 hari pada setiap kegiatan. Pada jalur 2 terdapat total float sebesar 19 hari pada setiap kegiatan, yang mana berarti pada jalur 2 mempunyai total float atau tenggang 19 hari. Pada jalur 3 terdapat total float sebesar 16 hari pada setiap kegiatan, yang berarti pada jalur 3 mempunyai total float atau tenggang sebesar 16 hari.

21 61 Dengan begitu maka pada jalur 2 dan 3 terdapat float atau waktu tenggang sebesar 19 dan 16 hari. Disini penulis akan memanfaatkan float untuk melakukan metode crushing time untuk mengoptimalkan proses proyek perawatan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang ini peningkatan jasa penerbangan mengalami peningkatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekarang ini peningkatan jasa penerbangan mengalami peningkatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini peningkatan jasa penerbangan mengalami peningkatan yang cukup signifikan, peningkatan tersebut tidak lepas dari meningkatnya mobilitas setiap orang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Perawatan Pesawat Terbang Pada dasarnya perihal perawatan pesawat merupakan hal yang rumit dan komplek. Perawatan pesawat terbang menyangkut banyak aspek yang harus

Lebih terperinci

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur. Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis Halaman 1 dari Pertemuan ke - 10 10.1 Terminologi dan Perhitungan Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal beberapa terminologi dan rumus-rumus perhitungan sebagai

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah atau cara-cara yang berurutan yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan dipergunakan untuk membuktikan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME Syamsir, Andi Pawennari, Nadzirah Ikasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya jumlah pesawat yang digunakan. Peningkatan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pesawat terbang sudah menjadi salah satu mode transportasi yang digemari banyak orang. Semakin banyak permintaan berbanding lurus dengan meningkatnya

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tahapan tahapan yang menjabarkan secara rinci dan harus ditetapkan sebelum melakukan pemecahan masalah yang ada. Tujuannya agar penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 31 Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : Jenis Data Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2004, p.146) data primer merupakan sumber data penelitian

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PROSES PERAKITAN PESAWAT TANPA AWAK DENGAN METODA CRITICAL PATH METHODS (CPM)

OPTIMALISASI PROSES PERAKITAN PESAWAT TANPA AWAK DENGAN METODA CRITICAL PATH METHODS (CPM) OPTIMALISASI PROSES PERAKITAN PESAWAT TANPA AWAK DENGAN METODA CRITICAL PATH METHODS (CPM) Dendi Adi Saputra M, Eka Satria, Gusman Arif Pandy Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawatan IGTE & Power Services GMF Aeroasia berdiri sejak tahun 2011, merupakan perusahaan mandiri dan merupakan anak perusahaan dari PT GMF Aeroasia yang bergerak

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS Chandra Karnadi NRP : 9421016 NIRM : 41077011940269 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD Anthonius Boro Adimuntja NRP: 0321067 Pembimbing: Ir. Maksum Tanubrata, MT ABSTRAK Salah satu komponen dari perencanaan suatu proyek

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU I. DIAGRAM JARING / CRITICAL PATH METHODE (CPM) A. PENDAHULUAN Diagram jaring atau Network Planning atau Critical Path Methode (CPM) adalah salah satu metode yang digunakann

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini hadir di Indonesia sejak tahun 1972 yang di kenal dengan nama Chubb Indonesia yang menjadi vioneer dalam industry fire

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam membuat laporan hasil pekerjaan proyek, data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan dan wawancara dengan site manager proyek. Pedoman

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program

Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program Jurnal Penelitian Sains Volume 16 Nomor 2(A) April 2013 Optimalisasi Pelaksanaan Proyek Pembangunan Persinyalan Elektrik di Stasiun Kertapati dengan Penerapan Metode Crash Program Nyimas Syarifah Khodijah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

Seminar Nasional Inovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017 TEKNIK PENJADWLAN PRODUKSI GRAPPLE FOR EXCAVATOR D313 PART ATTACMENT FOR TRAKINDO DENGAN METODE CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PT. ARKHA JAYANTI PERSADA Selma Intan Praditya Sari Himawan 1), Niken Parwati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi ABSTRAK : Dengan meningkatnya perkembangan proyek konstruksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penjadwalan Proyek Suatu proyek yang akan dilaksanakan harus terjadwal terlebih dahulu, sehingga kita dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN Parasian Sihombing NRP : 0221071 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul Pembangunan ekonomi negara tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan pembangunan, salah satunya pembangungan-pembangunan perumahan oleh para perusahaan

Lebih terperinci

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Perencanaan Penjadwalan 3.1.1 Umum Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

BAR CHART METHOD NETWORK ANALYSIS

BAR CHART METHOD NETWORK ANALYSIS PENJADWALAN PROYEK P e n g u k u r a n M a s a P e k e r j a a n P r o y e k BAR CHART METHOD NETWORK ANALYSIS RIO Wirawan SULIT MEMBAWA NI MAT Kita mahfum bahwa perjalanan ini tak mudah. Cepat atau lambat

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENJADWALAN PROYEK Pengukuran Masa Pekerjaan Proyek

PENJADWALAN PROYEK Pengukuran Masa Pekerjaan Proyek PENJDWLN PROYEK Pengukuran Masa Pekerjaan Proyek BR CHRT METHOD NETWORK NLYSIS Wiratmoko Yuwono SPESIKSI WKTU PEKERJN PROYEK (PENJDWLN PROYEK) 1. Kapan proyek berakhir 2. Bagaimana urutan rangkaian pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada bab ini penulis ingin menguraikan tentang segala sesuatu yang bersifat penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010 Giri Dhamma Wijaya 1, Felix Marsiano 2, Sentosa Limanto 3 ABSTRAK : Pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi,

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADUALAN PROYEK

TEKNIK PENJADUALAN PROYEK 12 TEKNIK PENJDULN PROYEK PERT (Program Evaluation and Review Techique). PERT dikembangkan pada sekitar tahun 1950 oleh Navy Special Project Office, bekerja sama dengan ooz, llen dan Hamilton yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Menurut Soeharto (2002) : Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil pengumpulan data pada proyek pembuatan truk tipe OF 2528 C yang akan dijadikan sebagai penelitian pada skripsi ini. Adapun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui idividu-individu dan sumber daya organisasi lainnya. Sebuah proses

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL Ivan Pratama Setiadi 1, Andi 2 ABSTRAK: Ada sebuah metode penjadwalan baru yang dikembangkan tahun

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Lebih terperinci

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 3(2015), hal 237 242. PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Lebih terperinci

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III Sumber: Ir. Faisol AM., MS II. FLOAT 2.1 Pengertian Float Float atau slack adalah waktu tenggang (waktu penundaan) yang dimiliki suatu kegiatan non kritis untuk dimulai

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010 MNJEMEN OPERSIONL LNJUTN 2008 NNI SUTRNI 2010. 1 PM/PERT. Konsep Dasar, Tujuan, dan Peran Strategis PM/PERT Teknik evaluasi dan ulasan program (cukup dikenal sebagai program evaluation and review techique

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM

MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN OPERASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.SI. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN PENGERTIAN PENGORGANISASIAN PROYEK PENJADWALAN PROYEK PERCEPATAN DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan BABII LANDASAN TEORI 2.1Pengertian Manajemen Proyek 2.1.1 Definisi Manajemen 1. Menurut George R Terry Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan (planning),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM) Pertemuan ke-7 Dosen: Ir. Bambang Herumanta, M.T. / Suwardo, S.T., M.T., Ph.D. UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proyek Proyek merupakan aplikasi pengetahuan,keahlian, alat, dan teknik untuk aktifitas proyek guna memenuhi atau melampau kebutuhan yang diharapkan stakeholder dari proyek

Lebih terperinci

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan Blok Pada Kapal Tanker LTDW Di PT. Daya Radar Utama Unit Lamongan

Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan Blok Pada Kapal Tanker LTDW Di PT. Daya Radar Utama Unit Lamongan Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Untuk Pembangunan Blok Pada Kapal Tanker 17500 LTDW Di PT. Daya Radar Utama Unit Lamongan Frizka Safitri 1, Aang Wahidin 2, Ruddianto 3 Program Studi Teknik Desain Dan Manufaktur,Jurusan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Auxiliary Power Unit (APU) merupakan engine turbin gas cadangan yang terletak pada bagian ekor (tail section) pesawat. APU berfungsi sebagai penghasil cadangan daya

Lebih terperinci

Waktu Proyek Atau Penjadwalan Proyek

Waktu Proyek Atau Penjadwalan Proyek Waktu Proyek tau Penjadwalan Proyek Pengukuran Waktu Pekerjaan Proyek M U H M M D T U F I Q SULIT MEMBW NI MT Kita mahfum bahwa perjalanan ini tak mudah. Cepat atau lambat kita akan melintasi daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri manufacture maupun jasa, aktivitas perencanaan dan penjadwalan berjalan dengan baik dan lancar merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh

Lebih terperinci

Jurnal E-Journal Studia Manajemen

Jurnal E-Journal Studia Manajemen Jurnal E-Journal Studia Manajemen ISSN 27-912X Vol.1 No. Analisis Penjadwalan Proyek Terhadap Waktu Penyelesaian Proyek Pada Wisma Koperasi Sugri di Rangkasbitung Bambang P. Purwoko*, Siti Aminah**, Jauhar

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015 ANALISIS KEUNTUNGAN KONTRAKTOR AKIBAT VARIASI SISTEM PEMBAYARAN DAN JADWAL PELAKSANAAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT Ricky Martua Sihombing NRP : 0521053 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Puninar Mse Indonesia sejak Juli Desember 2015, penulis tertarik melakukan penelitian di PT Puninar Mse Indonesia

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pertemuan V Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian

Lebih terperinci