BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akhir-akhir ini, pertumbuhan pariwisata di dunia mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Kegiatan pariwisata diperkirakan akan terus naik hingga tahun Menurut UN-WTO, selama periode 2005 hingga periode 2012 pertumbuhan wisatawan perwilayah tertinggi adalah di wilayah ASEAN dengan pertumbuhan 8,3 persen atau diatas pertumbuhan pariwisata global sebesar 3,6 persen. 1 (Kompas.com; 2014) tahun 2013 sektor pariwisata di Indonesia meraih kunjungan wisatawan atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. Kegiatan wisatawan mancanegara di wilayah global maupun regional dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Tercatat pada tahun 2006 penduduk dunia mencapai angka 6,5 miliar jiwa. Badan kepedudukan PBB mencatat pada oktober 2012 penduduk dunia mencapai 7 miliar jiwa. Dari angka tersebut (2005) negara-negara yang memiliki penduduk paling banyak yaitu China dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Pada peringkat kedua negara yang memiliki penduduk terbanyak adalah India dengan populasi penduduk sebanyak jiwa. Pada peringkat ketiga yaitu Amerika dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa. Sedangkan pada peringkat 1 I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Makin Cerah, dalam posting terakhir 4 Februari 2015, diakses pada 7 April

2 keempat yaitu Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak jiwa. 2 Dengan meningkatnya jumlah penduduk, tentu akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas transportasi semakin tinggi. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun, tingkat ekonomi juga mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. World Economic Outlook Update yang diterbitkan IMF (International Monetary Fund) pada Selasa 20 Januari 2015 memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 3,5 persen pada tahun 2015 dan 3,7 persen pada Selain itu, pertumbuhan ekonomi di Negara-negara maju juga mengalami kenaikan yaitu menurut IMF World Economic Outlook 2015 proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara-negara maju adalah 2,4 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun 2016, sedangkan menurut World Bank Global Economic Prospect 2015 pertumbuhan ekonomi di Negara maju sebesar 2,2 persen pada tahun 2015 dan 2,4 persen pada tahun Untuk Indonesia sendiri (Indonesia Economic Quartly 2014), pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan naik sebesar 5,2 persen. Dengan tumbuhnya tingkat ekonomi masyarakat dunia maupun regional akan mempengaruhi tingkat permintaan mobilitas yang akan semakin tinggi. Semakin meningkatnya pertumbuhan masyarakat akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan akan sektor pariwisata juga akan meningkat. Sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan 2 Anonim, Penduduk, dalam posting terakhir 6 Oktober 2014, diakses pada 7 April Demis Rizky Gosta, Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF: Proyeksi Global 2015 Diturunkan dari 3,8% ke 3,5%, dalam posting terakhir 20 Januari 2015, diakses pada 7 April

3 pariwisata, masyarakat akan lebih memilih alat trasnportasi yang memberikan kenyamanan, keamanan, efisien waktu dan dapat menjangkau seluruh bagian wilayah dunia. Dalam hal ini alat transportasi yang mendukung meningkatnya permintaan masyarakat akan pariwisata adalah transportasi udara. Selain kenyamanan dan keamanan, mode transportasi udara juga sangat menghemat waktu tempuh perjalanan. Dengan semakin banyaknya permintaan akan mode transaportasi udara mendorong semakin banyak penerbangan langsung. Semakin banyak penerbangan langsung akan mendorong meningkatknya kunjungan wisatwan, hal ini karena lebih dari 65 persen wisatawan yang datang ke Indonesia menggunakan transportasi udara. 4 Salah satu wujud dari pengembangan transportasi udara yaitu maskapaimaskapai penerbangan memberikan pelayanan yang aman, nyaman serta efisien bagi masyarakat. Perwujudan dalam memberikan pelayanan yang aman, nyaman, serta efisien adalah dengan meningkatkan kualitas dan keamanan pada pesawat yang digunakan. Dalam upaya ini, diperlukan industri khusus yang mampu menangani berbagai kondisi pesawat dari berbagai maskapai didunia. Industri tersebut adalah industri MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul). Industri MRO merupakan industri yang menjalankan bisnisnya dalam bidang perawatan dan perbaikan pesawat. Industri MRO menangani semua jenis perbaikan dan perawatan untuk berbagai tipe pesawat terbang yang beroperasi. 4 I Made Asdhiana, Tahun 2014 Sektor Pariwisata Semakin Cerah, dalam posting terakhir 4 Februari 2014, diakses pada 7 April

4 Di Indonesia, salah satu indutri MRO yang menjalankan bisnisnya dibidang ini adalah PT GMF Aeroasia. PT Garuda Maintenance Fasility Aeroasia (PT GMF Aeroasia) merupakan industri MRO pertama dan terbesar di Indonesia. PT GMF Aeroasia awalnya merupakan bagian dari unit kerja teknik Garuda Indonesia, yaitu sebagai unit kerja teknik dari PT Garuda Indonesia, unit kerja teknik bertugas untuk merawat serta memperbaiki semua armada dari Garuda Indonesia. Pada tahun 2002, PT GMF Aeroasia telah resmi lepas dari Garuda Indonesia dan menjadi salah satu anak peruahaan dari PT Garuda Indonesia. Komposisi saham yang terdapat di PT GMF Aeroasia yaitu 99% dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dan 1% dimiliki oleh Aerowisata. Sebagai salah datu anak perusahaan dari Garuda Indonesia, tentunya PT GMF Aeroasia harus memberikan yang terbaik dalam melayani perawatan dan perbaikan armada Garuda Indonesia. Selain itu, hal ini juga menjadi target pasar yang menguntungkan bagi PT GMF- Aeroasia karena memperoleh pendapatan tetap dari Garuda Indonesia. Gambar 1.1 Penampakan Pesawat Tipe AIRBUS A320 4

5 Beberapa isu menunjukan bahwa permintaan pasar pesawat tipe AIRBUS A320 diprediksikan akan semakin naik dari tahun ketahun. AIRBUS A320 merupakan salah satu pesawat passenger yang diproduksi oleh perusahaan pesawat terbang AIRBUS Corporate. AIRBUS A320 adalah tipe pesawat terbang yang digolongkan kedalam narrow aircraft (pesawat berbadan kecil). Penggolongan ini didasarkan pada jumlah aisle yang ada dalam pesawat serta jumlah kursi yang dapat ditampung dalam cabin pesawat. Aisle merupakan jalan kecil dalam pesawat yang memisahkan antara kelompok baris sisi kanan dan sisi kiri. AIRBUS A320 memiliki satu aisle (single aisle) dan dapat memuat 150 hingga 180 penumpang. Gambar 1.2 Penampakan Isi Dalam Single Aisle AIRBUS A320 Kelas Ekonomi Gambar 1.3 Penampakan Isi Dalam Single Aisle AIRBUS A320 Kelas Bisnis-Ekonomi 5

6 Pada badan pesawat, tidak terlepas dari bagian penting yaitu roda pesawaat. Roda pada pesawat disebut dengan istilah landing gear. Landing gear merupakan roda pesawat terbang yang digunakan untuk mendarat dan lepas landas. Landing gear pada AIRBUS A320 terdapat 3 (tiga) landing gear yaitu satu nose landing gear dan dua main landing gear. Nose landing gear terletak pada bagian depan pesawat. Nose landing gear bertugas untuk mengarahkan arah pesawat saat berada didarat. Gambar 1.4 Penampakan Posisi Nose Landing Gear dan Main Landing Gear Pada Pesawat AIRBUS A320 Main landing gear adalah roda pesawat yang berada dibagian tengah pesawat, tepatnya berada pada diantara sayap kanan dan sayap kiri pesawat. Main landing gear bertugas untuk menopang pesawat pertama kali menyentuh tanah saat mendarat. Main landing gear memiliki peran yang lebih berat karena pada saat pesawat menyentuh tanah pertama kali setelah terbang, main landing gear menopang keseluruhan berat pesawat. Sehingga main landing gear berukuran lebih besar dibandingkan dengan nose landing gear. 6

7 Dalam bidang industri MRO ini, perawatan dan perbaikan untuk pesawat terdapat banyak jenis dan istilah yang digunakan, salah satunya adalah overhaul. Overhaul merupakan istilah yang digunakan dalam industri MRO untuk menunjukan perbaikan dan perawatan yang dilakukan berupa perawatan dan perbaikan yang menyeluruh yang mengharuskan bagian yang dilakukan overhaul dibongkar hingga kebagian terkecil. Overhaul adalah salah satu perawatan dan perbaikan terberat yang dilakukan pada sebuah pesawat. Overhaul ini dilakukan pada bagian pesawat salah satunya adalah landing gear (roda pesawat). Salah satu perusahaan yang dapat melakukan kegiatan overhaul ini adalah PT GMF Aeroasia. Proses pelaksanaan overhaul bisa dibilang cukup rumit. Hal ini dikarenakan banyaknya bagian landing gear yang perlu untuk dilakukan perawatan dan perbaikan yang mana setiap bagian memungkinkan untuk dilakukan perlakuan yang berbeda-beda. Pada awalnya, PT GMF Aeroasia hanya memiliki kemampuan repacking dan servicing dalam kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 (selanjutnya disebut level 1). Pada level satu ini, PT GMF melayani servicing landing gear yaitu hanya membongkar bagian-bagian landing gear. Bagian-bagian landing gear tersebut dibersihkan dari residu yang menempel, kemudian oursourcing kepada pihak ketiga. Setelah bagian-bagian landing gear telah selesai dikerjakan oleh pihak ketiga, PT GMF Aeroasia merakit kembali dan pemasangan kembali. Setelah dua tahun berjalan, PT GMF Aeroasia meningkatkan kemampuan ovehaul landing gear AIRBUS A320. Pada level 2, PT GMF Aeroasia berkemampuan untuk memperbaiki dan merawat sebagian bagian- 7

8 bagian minor (bagian kecil) dari landing gear. Dilevel ini, bagian mayor landing gear dioursourcing ke pada pihak ketiga. Pada level 2 ini, PT GMF Aeroasia belum memiliki kemampuan dan peralatan yang mendukung untuk memperbaiki bagian mayor dan beberapa bagian minor, salah satunya adalah recapmium (melapisis kembali logam pelapis landing gear). Tahap ini dirasa kurang memberikan pendapatan yang optimal bagi perusahaan. Sehingga PT GMF Aeroasia menginginkan untuk menjadi level tiga atau full in house overhaul capability (overhaul landing gear perawatan dan perbaikan penuh) sehingga hanya untuk bagian mayor saja yang di outsourcing pada pihak ketiga untuk melakukan ovehaul bagian-bagian mayor landing gear. Saat ini, kemampuan PT GMF Aeroasia dalam memperbaiki dan merawat landing gear (overhaul) sedikit meningkat. Perusahaan menaruh kemampuan overhaul landing gear saat ini di level 2,5. Pada level 2,5 ini, PT GMF Aeroasia telah dapat meningkatkan kapabilitasnya untuk memperbaiki dan merawat (overhaul) sebagian besar bagian mayor yang pada level 2 masih outsourcing kepada pihak ketiga. Dengan keadaan tersebut, PT GMF Aeroasia berupaya untuk meningkatkan kemampuannya dalam kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320. Kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dibedakan menjadi dua berdasarkan fasilitas pelayanan yang diberikan, yaitu overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan tanpa fasilitas spare dan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. Overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare merupakan pelayanan overhaul dimana PT GMF Aeroasia tidak 8

9 menyediakan spare bagi konsumen, sedangkan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare yaitu pelayanan overhaul landing gear dimana PT GMF Aeroasia menyediakan shipset spare yang nantinya akan menjadi milik konsumen (didedikasikan khusus bagi konsumen apabila sewaktu-waktu terjadi perbaikan maupun perawatan diluar jadwal yang telah ditentukan). Di Indonesia, salah satu maskapai pengguna pesawat AIRBUS A320 adalah Citilink. Citilink itu sendiri merupakan salah satu anak perusahaan dari Garuda Indonesia. Dengan adanya hubungan ini, tentu saja akan sangat menguntungkan bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar tersebut. Citilink memilki 33 fleet AIRBUS A320. Di Indonseia sendiri masih belum ada yang bisa menangani pelayanan overhaul landing gear untuk pesawat tipe AIRBUS A320 sehingga ini menjadi peluang bagi PT GMF Aeroasia untuk mengambil pasar ini. Dalam hal ini yang perlu disoroti adalah kegiatan overhaul lanidng gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare karena PT GMF Aeroasia akan mempertimbangkan melakukan kesepakatan dengan pihak Citilink untuk memberikan pelayanan overhaul lanidng gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. Fasilitas tersebut perlu untuk dipertimbangkan apakah akan memberikan keuntungan atau kerugian, serta bagaimana jadwal yang paling optimal untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 ini yang akan mengasilkan pendapatan paling optimal. Sehingga dari latar belakang tersebut diatas maka dijadikan suatu penulisan yang perlu untuk dikaji dengan judul Skema Jadwal Kegiatan Overhaul Landing Gear AIRBUS AIRBUS A320 untuk Menghasilkan Keuntungan yang Optimal Bagi PT GMF Aeroasia 9

10 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka PT GMF perlu langkah nyata untuk meningkatkan kepuasan konsumen. Upaya tersebut diwujudkan dalam meningkatkan kemampuannya dalam hal penanganan overhaul landing gear AIRBUS A320. Rumusan masalah pada tugas akhir ini adalah bagaimana skema jadwal yang harus dilakukan agar kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan dengan fasilitas spare dapat menghasilkan pendapatan yang optimal? 1.3 Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah yang akan diangkat dalam penulisan ini, penulisan dibatasi dengan batasan masalah dan asumsi yang digunakan sebagai berikut: Batasan Masalah a. Menghitung kelayakan investasi peningkatan kemampuan overhaul event landing gear AIRBUS A320 dilakukan pada skenario overhaul dengan menggunakan spare part dan tanpa spare part. b. Kemampuan maksimal kapasitas yang dimiliki adalah 4 kali kegiatan overhaul per tahun. c. Jangka waktu investasi selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu dari tahun 2015 hingga

11 1.3.2 Asumsi-asumsi Dalam menyusun tugas akhir ini selain dibatasi dengan beberapa poin yang telah disampaikan sebelumnya, juga terdapat asumsi-asumsi yang telah ditetapkan oleh perusahaan yang harus digunakan dalam menyusun tugas akhir ini. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut: a. Kapasitas spare yang akan di investasikan adalah sebanyak 1 (satu) shipshet landing gear. b. Kemampuan kapasitas penuh sebanyak 4 kali kegiatan overhaul per tahun c. Masa life cycle untuk Main Landing gear selama flight cycle dan Nose Landing gear selama flight cycle. d. Investasi yang dikeluarkan adalah pembelian landing gear seharga USD $ dan pengadaan tool and equipment sebesar USD $ ,13. e. Metode depresiasi yang digunakan dalah metode garis lurus, yaitu besaran depresiasi sama setiap tahunnya. f. Depresiasi landing gear selama 5 tahun dengan nilai sisa 37,8% dari harga beli. g. Depresiasi tool and equipment selama 5 tahun dengan depresiasi pertahun 10% dari harga beli, tanpa nilai sisa. 11

12 h. Availibility fee yang akan dikenakan untuk kesepakatan pengadaan shipset landing gear antara PT GMF Aeroasia dan konsumen sebesar 1,7% i. Turn Around Time (TAT) atau lama waktu pengerjaan overhaul per kegiatannya selama kurang lebih 90 hari. j. Rent agreement atau biaya sewa shipset landing gear yang disewa PT GMF Aeroasia kepada pihak ketiga sebesar USD $8.000 per bulan. k. Handling fee yang dikenakan per shipment dari vendore dan ke vendore sebesar USD $ l. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas penyediaan spare yaitu USD $ ,78. m. Pendapatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare yaitu USD $ ,78. n. Eskalasi harga sebesar 3,00%. o. Kurs dolar pada rupiah diasusmsikan sebesar Rp p. Struktur modal untuk pembelian shipset landing gear AIRBUS A320 adalah 75% pinjaman pada pihak ketiga dan 25% modal sendiri. q. Interest rate untuk pinjaman modal sebesar 7,50%. r. Keuntungan minimum yang harus terpenuhi adalah sebesar USD $ untuk kegiatan overhaul landing gear AIRBUS A320 tanpa fasilitas spare dan sebesar USD $ untuk overhaul landing gear AIRBUS A320 dengan fasilitas spare. 12

13 1.4 Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Penulisan Tugas Akhir ini ditujukan sebagai salah satu syarat wajib bagi mahasiswa untuk meraih gelar Ahli Madya dari Program Diploma Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada tahun Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ditujuh dalam penulisan tugas akhir ini adalah menghitung dan menentukan skema jadwal overhaul yang dapat menghasilkan keuntungan paling optimal dari kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing gear AIRBUS A Manfaat Penulisan Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain: 1. Bagi Mahasiswa a. Tugas akhir dapat memberikan pengetahuan baru bagi mahasiswa mengenai industri MRO (maintenance, repair, and overhaul) yang masih belum banyak yang mengenal industri ini. b. Sebagai referensi bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah didapat kedalam perhitungan riil industri. 13

14 2. Bagi PT GMF Aeroasia a. Sebagai gambaran keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh dalam kegiatan investasi peningkatan kemampuan overhaul landing gear AIRBUS A320. b. Menjadi bahan referensi atau dasar pertimbangan untuk kegiatan investasi yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. 3. Bagi Pembaca a. Memberikan pengetahuan baru mengenai industri MRO dan perusahaan yang berjalan dalam bisnis ini. b. Memberikan informasi dan pembelajaran mengenai aplikasi teori yang didapatkan kedalam perhitungan praktik. 1.6 Kerangka Pemikiran Parameter kelayakan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah net present value, payback period, dan intern rate of return. Parameter ini merupakan parameter yang umum digunakan untuk menghitung keuntungan dan kelayakan suatu kegiatan investasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Dengan menggunakan parameter ini, data yang telah dikumpulkan diolah yang sebelumnya disusun ikhtisar laba rugi dan arus kasnya, dihitung dan akan menghasilkan nilai kelayakan dan besar keuntungan yang akan diperoleh. Jika digambarkan dalam bagan sistematis, kerangka pemikiran akan terlihat sebagai berikut: 14

15 Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran Net Present Value Data yang telah diperoleh Ikhitisar Laba Rugi dan Arus Kas Payback Period Skema Jadwal yang Menghasilkan Keuntungan Paling Optimal IRR 1.7 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang pengangkatan topik tugas akhir, tujuan yang akan dicapai dalam pembahasan tugas akhir, batasanbatasan masalah yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisikan tentang landasan teori yang akan digunakan sebagai dasar pembahasan dan menghitung masalah yang diangkat pada tugas akhir. Landasan teori termasuk didalamnya yaitu rumus dan tujuan dari NPV (Net Present Value), IRR (interest rate of return), Paybackperiod, serta data-data yang digunakan. 15

16 BAB III : Menghitung dan Pembahasan Bab ini mencangkup penghitungan dan pengolahan data yang diperoleh, menghitung hasil yang telah diperoleh, dan memberikan opsi pemecahan masalah. BAB IV : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penulisan tugas akhir yang telah dilakukan. 16

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11

DAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR BAGAN...

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN KE GARUDA MAINTENANCE FACILITY (GMF) AEROASIA JAKARTA, 04 MARET 2016 Yang saya Hormati. : 1. Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia 2. Jajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan dan penjelasan mengenai apa yang menjadi masalah untuk dipecahkan dalam penelitian ini. Bab ini juga

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KONFERENSI AVIATION MRO INDONESIA (AMROI) JAKARTA, 12 Mei 2015 Yang terhormat. : Saudara Menteri Perhubungan, atau yang mewakili; Jajaran Pengurus Indonesian Aircraft

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini perkembangan transportasi udara mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini dapat terlihat dengan semakin bertambahnya maskapai penerbangan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen terhadap tahun 2008, terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya

BAB I PENDAHULUAN. Apakah Anda puas dengan hasil investasi perusahaan Anda pada inovasi? Persentase responden yang menjawab ya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kebanyakan perusahaan, investasi dalam inovasi mengikuti siklus boom-bust. Survei tahunan yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Industri mengkonfirmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan menunjukkan korelasi yang sebanding dengan output perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri di era global saat ini meningkat sangat pesat. Persaingan ini timbul sebagai salah satu konsekuensi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan membuat perkembangan indsutri penerbangan semakin membaik juga. Daya beli yang meningkat membuat permintaan akan pelayanan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM :

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR : MUAMMAL IRZAD NPM : STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA TOKO BIN AGIL DI JALAN RAYA CONDET, JAKARTA TIMUR NAMA : MUAMMAL IRZAD NPM : 14212737 JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : BUDI UTAMI, SE., MM Latar Belakang Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang penelitian Industri penerbangan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung relatif

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masroulina, 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kontribusi sektor pariwisata pada Pendapatan Domestik Bruto dunia sebesar 9,5 % (World Travel and Tourism Council, 2014:1). Pariwisata merupakan bentuk nyata

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL BUDGETING PADA CV. SURYA SEJAHTERA BERSAMA Nama : Restia Arenisca Wulandari NPM : 26212149 Kelas : 3EB27 Jurusan : S1 Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perikanan merupakan kegiatan terorganisir yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan serta lingkungannya, mulai dari pra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan instrument-instrument kelayakan investasi menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI,

ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI, ANALISA KELAYAKAN RUMAH KOST DI DAERAH KAMPUS HENDRAJAYA 9521042 PEMBIMBING : SONNY SITI SONDARI, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Peranan pihak swasta

Lebih terperinci

RINGKASAN TANYA JAWAB. PAPARAN PUBLIK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK Cengkareng, 2 April 2014

RINGKASAN TANYA JAWAB. PAPARAN PUBLIK PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) TBK Cengkareng, 2 April 2014 1 Gatot Majalah Angkasa (i) Dari indicator operasional; aircraft utilization stagnan, frekuensi naik tapi SLF dan Yield turun, apa artinya? (ii) Dengan kondisi indicator tersebut, mengapa Perseroan tetap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN WIRAUSAHA

ANALISIS KELAYAKAN WIRAUSAHA ANALISIS KELAYAKAN WIRAUSAHA Tahapan Analisis... Tahap penemuan ide Tahap formulasi tujuan Tahap analisis Tahap keputusan Tahap Penemuan Ide Memunculkan ide usaha dari... Hobi atau kesukaan Keahlian yang

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94, Bandung Telp: (022)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa pendanaan..., Aries Irawan Dony P. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan data dari Intercontinental Marketing Services (IMS), yang dirilis pada bulan Oktober 2008 oleh IMS Health, pertumbuhan pasar farmasi global pada tahun

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan dapat mengunakan. Analisis finansial. Adapun kriteria kriteria penilaian investasi yang dapat digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, meskipun perkembangannya tidak sepesat dibandingkan dengan negara tetangga Thailand.

Lebih terperinci

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA Florence Kartika Panditasiwi Universitas Katolik Parahyangan Jln. Ciumbuleuit 94 Bandung 40141 Tlp. (022)

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia dan selalu berkembang. Bahkan komunikasi telah menjadi terbentuknya suatu masyarakat yang terintegrasi

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO TERPAL PADA UD TEGUH INDAH : MUHAMMAD FADLI NPM :

STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO TERPAL PADA UD TEGUH INDAH : MUHAMMAD FADLI NPM : STUDI KELAYAKAN BISNIS PEMBUKAAN CABANG BARU TOKO TERPAL PADA UD TEGUH INDAH NAMA : MUHAMMAD FADLI NPM : 14212922 DOSEN PEMBIMBING : Irfan Ardiansyah, SE., MM Latar Belakang Salah satu contoh usaha kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 LATAR BELAKANG Pesawat terbang merupakan moda transportasi yang sudah banyak digunakan orang, persaingan antar maskapai penerbangan pun membuat suasana persaingan bisnis semakin

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia.

Bab I. Pendahuluan UKDW. Usaha Milik Negara (BUMN) untuk go public. Salah satu perusahaan BUMN. yang melakukan go public adalah Garuda Indonesia. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 8 tanggal 4 Maret 1975 dan memperoleh status badan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Penelitian merupakan suatu rangkaian proses yang saling terkait secara sistematis, setiap tahap merupakan bagian menentukan tahap berikutnya

Lebih terperinci

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. 021 31930108 9 marketing@cdmione.com P T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA () dikenal luas oleh kalangan bisnis nasional dan internasional sebagai perusahaan konsultan yang banyak mengeluarkan studi kelayakan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi investasi perluasan usaha Toko Gallery Cellular di Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi sumber daya yang melimpah, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, iklim yang bersahabat, dan potensi lahan yang besar. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah

BAB I PENDAHULUAN. Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selain sektor penggerak ekonomi yang lain, sektor pariwisata telah menjadi sumber pendapatan daerah yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Mitra Computa Asia dalam pendistribusian produk

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET. Nama : SUKMIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS INVESTASI USAHA PADA WARNET KHARISMA DOT NET Nama : SUKMIATI NPM : 26210727 Kelas : 3 EB 18 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi telah menempatkan internet menjadi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis

BAB I PENDAHULUAN. The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang The International Air Transport Association (IATA) (2012) merilis perkiraan lalu lintas di industri penerbangan yang menunjukkan harapan akan menyambut sekitar 3,6

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi*

A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah Bangunan Peralatan Produksi Biaya Praoperasi* A Modal investasi Jumlah (Rp) 1 Tanah 150.000.000 2 Bangunan 150.000.000 3 Peralatan Produksi 1.916.100.000 4 Biaya Praoperasi* 35.700.000 B Jumlah Modal Kerja 1 Biaya bahan baku 7.194.196.807 2 Biaya

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Operasi merupakan bagian dari organisasi dalam menciptakan dan mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik secara tersirat atau tidak

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA PENYEWAAN SOUND SYSTEM ECHO PRODUCTIONS DI RAWA LUMBU BEKASI Nama : Felika Tabita NPM : 13213396 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Riskayanto

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan

BAB V RENCANA AKSI. Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Untuk merealisasikan seluruh rencana yang telah dirancang, kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan terdiri dari tiga tahap dengan waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA

BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR 3.2 PENGUMPULAN DATA BAB 3 METODOLOGI 3.1 LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS AKHIR Analisis yang dilakukan dalam studi ini merupakan gabungan antara studi kelayakan dengan simulasi operasi atau analisis komputasi menggunakan perangkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL

KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL KEPUTUSAN INVESTASI DAN PENGANGGARAN MODAL Ari Darmawan, Dr. S.AB, M.AB Email: aridarmawan_fia@ub.ac.id A. PENDAHULUAN B. METODE PENILAIAN INVESTASI - Accounting Rate of Return - Payback Period - Net Present

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE. STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA DISTRO F&D COUNTER CULTURE Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : 19210393 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam Penelitian ini penulis akan meneliti kelayakan pembukaan kantor cabang PT Trust Line Marine dalam bidang Keagenan kapal dan perluasan bisnisnya

Lebih terperinci

021 31930108 9 marketing@cdmione.com P erkembangan sektor pariwisata di Bali dalam lima tahun terakhir sangat luar biasa. Indikasinya adalah meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuju lokasi yang sangat jauh. Khususnya transportasi udara saat ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. menuju lokasi yang sangat jauh. Khususnya transportasi udara saat ini banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini alat transportasi masa mengalami pergeseran dari masa ke masa, manusia pada saat ini dapat menjangkau lokasi yang mereka inginkan sekalipun menuju

Lebih terperinci

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR

ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR ANALISA STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENDIRIAN USAHA BUNGA RAMPAI CLUB DI PERUMNAS KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Rachman Hidayah NPM : 25210496 Fakultas/ Jurusan : Ekonomi/ Akuntansi Pembimbing : Sudarsono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

BAB I PENDAHULUAN. hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Garmen merupakan industri yang menghasilkan pakaian jadi. Berbagai jenis hasil produksi dari industri garmen,seperti celana, kemeja, jaket dan sweater.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata khususnya di Indonesia semakin meningkat pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari sarana infrastruktur yang semakin tertata rapi sehingga

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN Indonesia mengandalkan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pembangunan yang saat ini telah memberikan sumbangan dalam meningkatkan pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam negeri biasa sering dikenal sebagai kurs atau nilai tukar. Menurut Bergen, nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang ingin dicapai oleh berbagai perusahaan umumnya dapat dikatakan sama atau hampir sama, hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan suatu penelitian, diperlukan suatu desain penelitian yang didalamnya memuat proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang sistematis, terorganisasi

Lebih terperinci