BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
|
|
- Teguh Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari DPU bahwa daerah tersebut tergolong sebagai pemukiman kumuh. Lokasinya seperti yang tertera pada gambar 4.1: Keterangan: Gambar 4.1 Peta Lokasi Daerah Survei : Deliniasi SK Kawasan Kumuh : Perubahan Deliniasi Hasil SKS 30
2 31 Keterangan: Gambar 4.2 Peta Lokasi Permukiman Kumuh di Karanganyar : Lokasi kawasan kumuh Dari Kantor Kecamatan Karanganyar diperoleh jumlah penduduk untuk masingmasing RT 01,02,03 pada tahun Tabel 4.1 menjelaskan rincian jumlah kepala keluarga yang ada pada wilayah yang diteliti. Tabel 4.1 Data Jumlah Kepala Keluarga Tahun 2015 RW RT Jumlah KK lama Datang KK baru Pindah Jumlah KK VIII VIII VIII
3 32 Menentukan ukuran sampel berdasarkan dari teori Gay dan Diehl dimana Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka diambil sampel minimumnya adalah 10% dari populasi. Sehingga jumlah sampel yang diteliti sebanyak 15 KK yang terdiri dari: RT 01 = 54 X 10% = 5,4 KK 5 KK RT 02 = 46 X 10% = 4,6 KK 5 KK RT 03 = 40 X 10% = 4 KK 5 KK (disamakan jumlah KK per RT) Kondisi Sanitasi 1. Data saluran drainase Dari survei yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil pengamatan sebagai berikut: a. Saluran air hujan: Kondisi material pembuatan salurannya terbuat dari pasangan batu. Pada daerah survei, saluran air hujan dan saluran pembuangan grey water menjadi satu saluran kemudian dialirkan langsung ke got sehingga salurannya sebaiknya terbuat dari pasangan batu karena tidak akan terjadi peresapan ketanah yang akan menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah di wilayah sekitar. Gambar 4.3 Kondisi Saluran Air Hujan
4 33 b. Saluran got: Kondisi fisik got di Karanganyar material saluran yang terbuat dari pasangan batu kali dengan dimensi got yaitu 40 cm x 50 cm, namun saluran got di Desa Karanganyar banyak digunakan warga sebagai tempat pembuangan limbah grey water dan air hujan sehingga pada musim kemarau menimbulkan bau tidak sedap karena genangan dari limbah grey water yang tidak dapat tersalurkan ke sungai, sedangkan pada saat musim hujan, saluran got tidak dapat menampung air hujan dikarenakan aliran pada saluran tersumbat sampah dan tidak dapat mengalir lancar ke sungai, hal ini menyebabkan air meluap ke jalan dan rumah warga sehingga terjadi banjir. Gambar 4.4 Kondisi Got c. Sungai: Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, terdapat dua sungai yang melintasi kawasan tersebut. Sungai yang digunakan sebagai tempat pembuangan air limbah RT I berbeda dengan yang digunakan RT II dan
5 34 III. Kondisi kedua sungai berdasarkan hasil pengamatan adalah sebagai berikut: 1) Kondisi sungai RT I Kondisi fisik sungai di RT I material yang digunakan dalam pembuatannya berupa tanah. Dimensi sungai berkisar antara 5-6 m sehingga sungai pada RT 1 termasuk dalam kategori sungai sedang. Terdapat sampah di sungai namun jumlahnya sedikit sehingga tidak menyebabkan penyumbatan dan mengganggu aliran sungai. Tidak terdapat bau yang tidak sedap di sungai tersebut karena penduduk RT I mengolah limbah terlebih dahulu sebelum di buang di sungai tersebut. Sungai tersebut digunakan untuk tempat pembuangan air limbah di lokasi tersebut. Gambar 4.5 Kondisi Sungai RT I
6 35 2) Kondisi sungai RT II dan RT III Kondisi fisik sungai di RT II dan RT III material yang digunakan dalam pembuatannya adalah pasangan batu kali yang masih bagus dan layak untuk digunakan. Dimensi sungai tersebut (LebarxDalam) 150 cm x 100 cm termasuk dalam kondisi sungai kecil. Terdapat banyak sampah di sungai tersebut. Sehingga pada saat musim hujan sering terjadi banjir akibat terjadi penyumbatan di beberapa titik. Terdapat bau yang tidak sedap yang ditimbulkan karena kebanyakan penduduk RT II dan RT III membuang limbah domestik black water dan grey water tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sehingga air menjadi keruh dan berbau. Gambar 4.6 Kondisi Sungai RT II dan RT III 2. Pada tabel 4.2 berisi tentang kondisi fasilitas BAB. a. Jenis kloset: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A1
7 36 didefinisikan sebagai kloset duduk. B1 didefinisikan sebagai kloset jenis leher angsa yang dapat mecegah bau dan serangga keluar dari pipa buangan ke peralatan tersebut. C1 didefinisikan sebagai kakus yang dapat menimbulkan bau tidak sedap serta dapat mengundang serangga. D1 didefinisikan tanpa kloset. b. Jenis septic tank: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A2 didefinisikan sebagai septic tank yang terbuat dari beton sehingga tidak akan terjadi pencemaran tanah karena dapat mencegah terjadinya peresapan pada tanah sekitar. B2 didefinisikan sebagai septic tank yang terbuat dari batu bata dimana masih terdapat adanya sedikit peresapan ke tanah melalui celah batu bata yang dapat berpotensi mencemari tanah sekitar. C2 didefinisikan sebagai septic tank yang berupa tanah dimana akan terjadi interaksi langsung dengan tanah sehingga akibat dari pencemarannya akan semakin besar. D2 didefinisikan tidak memiliki septic tank, dimana tinja langsung dibuang ke aliran sungai tanpa proses pengolahan yang dapat berakibat pada pencemaran sungai. c. Jenis peresapan: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A4,B4,C4,D4 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A4 didefinisikan sebagai peresapan yang terbuat dari ijuk yang tidak berpotensi mencemari tanah karena ijuk merupakan penahan untuk daerah resapan yang baik. B4 didefinisikan sebagai peresapan yang terbuat dari batu kali, dimana masih dapat berpotensi mencemari tanah karena penahan untuk daerah resapan kurang baik, hal ini dikarenakan resapan masih dapat menembus celah celah batu kali. C4 didefinisikan sebagai peresapan yang langsung menuju tanah yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar karena tingkat pencemaran tanah yang besar. D4 didefinisikan tidak ada peresapan karna tidak adanya sepictank. d. Jarak septic tank ke sumur:
8 37 Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A6,B6,C6,D6 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur diatas 10 meter, jarak tersebut dikategorikan sangat aman. B6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur antara 7 10 meter, jarak tersebut dikategorikan aman. C6 didefinisikan sebagai jarak septic tank ke sumur dibawah 7 meter, jarak tersebut dikategorikan tidak aman. D6 didefinisikan tidak memiliki septic tank sehingga tidak ada jarak antara septic tank ke sumur.
9 38 Tabel 4.2 Penyajian Kondisi Fasilitas BAB Kondisi Fasilitas BAB No Nama Jenis Kloset Ada Septic tank Tidak Jenis Jenis Peresapan Jarak ke Sumur Dibuang ke? A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 A4 B4 C4 A6 B6 C6 1 Sutanto V V V V 2 Wijiastuti V V V V 3 Waginem V V V V 4 Hardi V V V V 5 Marinem V V V V 6 Jinah V V V V 7 Sunardi V V V V 8 Sugiyo V V V V 9 Sumarni V V V V
10 39 Lanjutan Tabel 4.2 Penyajian Kondisi Fasilitas BAB Kondisi Fasilitas BAB No Nama Jenis Kloset Septic tank Ada Tidak Jenis Jenis Peresapan Jarak ke sumur Dibuang ke? A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 A4 B4 C4 A6 B6 C6 D 10 Sujardi V V V V 11 Daljiman V V V V 12 Sumiyem V sungai 13 Poniyati V sungai 14 Lamdari V sungai 15 Ida V V V V
11 40 3. Pada tabel 4.3 yang berisi tentang penyaluran air limbah & pengadaan air bersih. a. Jumlah pemakai: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1. A1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 1-3 orang yang termasuk dalam kategori sedikit. B1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 4-6 orang yang termasuk dalam kategori agak banyak. C1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut antara 6-10 orang yang termasuk dalam kategori banyak. A1 didefinisikan bahwa jumlah pemakai dalam rumah tersebut lebih dari 10 orang yang termasuk dalam kategori sangat banyak. b. Kondisi PAM: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2. A2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong sangat baik karena tidak ada kendala apapun dari pemakai. B2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong baik karena ada kendala kecil dari pemakai seperti air mati namun frekuensinya sedikit. C2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong buruk karena ada kendala dari pemakai seperti air mati namun frekuensinya agak banyak. D2 didefinisikan bahwa kondisi PAM tergolong sangat buruk karena ada banyak kendala c. Sistem pembuangan air limbah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A3,B3,C3,D3. A3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank kedap air seperti beton dan grey water dibuang ke sungai. B3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank kedap air sedangkan grey water di buang ke got yang dapat menyebabkan timbulnya bau tidak sedap. C3 didefinisikan untuk black water dibuang ke septic tank tidak kedap air sehingga bisa mencemari tanah sekitar, sedangkan grey water dibuang ke got. D3 didefinisikan untuk black water dibuang kesungai karena tidak ada fasilitas septic tank dirumah sedangkan grey water dibuang ke got yang dapat menimbulkan bau tidak sedap.
12 41 Tabel 4.3 Penyajian Data Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih No Nama Jumlah Pemakai Kondisi PAM Sistem Pembuangan Air Limbah A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 D2 A3 B3 C3 D3 1 Sutanto V V V 2 Wijiastuti V V V 3 Waginem V V V 4 Hardi V V V 5 Marinem V V V 6 Jinah V V V 7 Sunardi V V V 8 Sugiyo V V V 9 Sumarni V V V 10 Sujardi V V V 11 Daljiman V V V 12 Sumiyem V V V 13 Poniyati V V V 14 Lamdari V V V 15 Ida V V V
13 42 4. Pada tabel 4.4 yang berisi tentang data penanganan sampah a. Wadah sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A1,B1,C1,D1 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A1 didefinisikan wadah sampah yang sudah dibedakan antara organik, anoraganik, dan logam. B1 didefinisikan wadah sampah yang sudah dibedakan antara organik dan anoraganik. C1 didefinisikan wadah sampah yang belum dibedakan antara organik dan anoraganik. D1 didefinisikan belum ada wadah sampah, hanya menggunakan plastik untuk wadah sampah. b. Pengangkutan sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A2,B2,C2,D2 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A2 didefinisikan pengangkutan sampah setiap hari. B2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 5 6 kali seminggu. C2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 3 4 kali seminggu. D2 didefinisikan pengangkutan sampah antara 1 2 kali seminggu. c. Sampah kering dan basah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A3,B3,C3,D3 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A3 didefinisikan sampah kering dan basah sudah dimasukkan sesuai wadah sampah yang telah disediakan terpisah. B3 didefinisikan sampah kering dan basah dimasukkan tidak sesuai dengan wadah sampah yang telah disediakan terpisah. C3 didefinisikan sampah kering dan basah digabung dalam satu wadah sampah tanpa pemisahan. D3 didefinisikan sampah kering dan basah digabung namun tidak dibuang pada wadah sampah yang telah disediakan. d. Guna sampah dipisah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A4,B4,C4,D4 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A4 didefinisikan sampah dipisah untuk didaur ulang dan dijual. B4
14 43 didefinisikan sampah dipisah untuk digunakan lagi bagi kebutuhan pribadi. C4 didefinisikan sampah dipisah untuk dijual ke pemulung. D4 didefinisikan sampah dipisah untuk kegunaan lain seperti untuk makanan hewan peliharaan. e. Paham bank sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A5,B5,C5,D5 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A5 didefinisikan sudah paham tentang bank sampah dan sudah diterapkan. B5 didefinisikan sudah paham tentang bank sampah namun belum diterapkan pada kehidupan sehari-hari. C5 didefinisikan belum paham tentang bank sampah namun sudah mendapat penjelasan tentang bank sampah. D5 didefinisikan belum paham tentang bank sampah dan belum pernah mendapat penjelasan tentang bank sampah. f. Usaha mengurangi sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A6,B6,C6,D6 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A6 didefinisikan sudah ada usaha mengurangi sampah secara rutin. B6 didefinisikan sudah ada usaha mengurangi sampah namun belum maksimal. C6 didefinisikan pernah ada usaha mengurangi sampah namun sekarang tidak berjalan lagi. D6 didefinisikan belum ada usaha mengurangi sampah. g. Tempat pembuangan sampah: Dibagi dalam 4 kategori yang dibuat variabel berupa A7,B7,C7,D7 dan masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda-beda. A7 didefinisikan bahwa sampah dibuang kedepan rumah agar diangkut truk sampah. B7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke halaman rumah. C7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke got. D7 didefinisikan bahwa sampah dibuang ke sungai..
15 44 Tabel 4.4 Penyajian Data Penanganan Sampah No Nama Ada Wadah Sampah? Pengangkutan Sampah Tiap? Sampah Kering&Basah Jika Dipisah, Untuk Apa? Paham Tentang Bank Sampah? Usaha Mengurangi Sampah? Tempat Pembuangan Sampah A1 B1 C1 D1 A2 B2 C2 D2 A3 B3 C3 D3 A4 B4 C4 D4 A5 B5 C5 D5 A6 B6 C6 D6 A7 B7 C7 D7 1 Sutanto V V V V V V V 2 Wijiastuti V V V V V V V 3 Waginem V V V V V V V 4 Hardi V V V V V V V 5 Marinem V V V V V V V 6 Jinah V V V V V V V 7 Sunardi V V V V V V V 8 Sugiyo V V V V V V V 9 Sumarni V V V V V V V 10 Sujardi V V V V V V V 11 Daljiman V V V V V V V 12 Sumiyem V V V V V V V 13 Poniyati V V V V V V V 14 Lamdari V V V V V V V 15 Ida V V V V V V V
16 Analisis Data Menurut analisis yang telah dilakukan peneliti, maka untuk menentukan kekumuhan suatu wilayah dibagi dalam 5 kategori, yaitu: 1. Jika persentase jawaban terbesar antara 0-20%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sangat kumuh. 2. Jika persentase jawaban terbesar antara 21-40%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk kumuh. 3. Jika persentase jawaban terbesar antara 41-60%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sedang. 4. Jika persentase jawaban terbesar antara 61-80%, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk bersih. 5. Jika persentase jawaban terbesar antara %, maka dikatakan wilayah tersebut termasuk sangat bersih Kondisi Sanitasi 1. Pada tabel 4.2 yang berisi tentang kondisi fasilitas BAB dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Jenis kloset: A6: 1 orang (6,7%) B6: 11 orang (73,3%) C6: 0 orang (0%) D6: 3 orang (20%) b. Jenis septic tank: A7: 7 orang (46,7%) B7: 5 orang (33,3%) C7: 0 orang (0%) D7: 3 orang (20%) c. Jenis peresapan: A9: 3 orang (20%)
17 46 B9: 0 orang (0%) C9: 9 orang (60%) D9: 3 orang (20%) d. Jarak septic tank ke sumur: A11: 6 orang (73,3%) B11: 6 orang (6,7%) C11: 0 orang (0%) D11: 3 orang (20%) Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Kondisi Fasilitas BAB Pertanyaan A B C D JUMLAH Presentase (%) 28,3 36, Pada tabel 4.5 didapatkan hasil berupa jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 36,7%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang kumuh ditinjau dari aspek kondisi fasilitas BAB.
18 47 PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 35,00% Jawaban A+B 65,00% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.7 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Kondisi Fasilitas BAB 2. Pada tabel 4.3 yang berisi tentang data penyaluran air limbah & pengadaan air bersih dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Jumlah pemakai: A1: 2 orang (13,3%) B1: 13 orang (86,7%) C1: 0 orang (0%) D1: 0 orang (0%) b. Kondisi PAM: A2: 0 orang (0%) B2: 8 orang (53,3%) C2:7 orang (46,7%) D2: 0 orang (0%) c. Sistem pembuangan air limbah: A2: 0 orang (0%) B2: 8 orang (53,3%) C2: 4 orang (26,7%) D2: 3 orang (20%)
19 48 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih Pertanyaan A B C D JUMLAH Presentase (%) 4,4 64,4 24,4 6,8 Pada tabel 4.6 didapatkan hasil berupa jumlah pemilih pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 64,4%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang bersih ditinjau dari aspek penyaluran air limbah & pengadaan air bersih. PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 31,20% Jawaban A+B 68,80% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.8 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Penyaluran Air Limbah & Pengadaan Air Bersih 3. Pada tabel 4.4 yang berisi tentang penanganan sampah dengan jumlah responden pada setiap pilihan a. Wadah sampah: A1: 0 orang (0%)
20 49 B1: 3 orang (20%) C1: 10 orang (66,7%) D1: 2 orang (13,3%) b. Pengangkutan sampah: A2: 2 orang (13,3%) B2: 4 orang (26,7%) C2: 9 orang (60%) D2: 0 orang (0%) c. Sampah kering dan basah: A3: 0 orang (0%) B3: 4 orang (26,7%) C3: 11 orang (73,3%) D3: 0 orang (0%) d. Guna sampah dipisah: A4: 1 orang (6,7%) B4: 0 orang (0%) C4: 14 orang (93,3%) D4: 0 orang (0%) e. Paham bank sampah: A5: 0 orang (0%) B5: 9 orang (60%) C5: 6 orang (40%) D5: 0 orang (0%) f. Usaha mengurangi sampah: A6: 0 orang (0%) B6: 0 orang (0%) C6: 8 orang (53,3%) D6: 7 orang (46,7%) g. Tempat pembuangan sampah: A7: 9 orang (60%) B7: 3 orang (20%)
21 50 C7: 0 orang (0%) D7: 3 orang (20%) Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Jumlah Responden pada Data Penanganan Sampah Pertanyaan A B C D JUMLAH Presentase (%) 11,43 24,76 52,38 11,43 Pada tabel 4.7 didapatkan hasil berupa jumlah responden pada masing-masing pilihan jawaban, dimana presentase terbesar adalah 52,38%. Hal ini menunjukkan bahwa daerah tersebut termasuk daerah yang kumuh sedang ditinjau dari aspek penanganan sampah. PRESENTASE JAWABAN RESPONDEN Jawaban C+D 63,81% Jawaban A+B 36,19% Jawaban A+B Jawaban C+D Gambar 4.9 Diagram Jawaban Responden pada Aspek Penanganan Sampah
22 Jumlah Responden 51 Dari analisis yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek fasilitas BAB masuk pada kategori wilayah yang kumuh. 2. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek penyaluran air limbah dan pengadaan air bersih masuk pada kategori wilayah yang bersih. 3. Daerah yang diteliti ditinjau dari aspek penanganan sampah masuk pada kategori wilayah yang kumuh sedang. Rekapitulasi Jawaban Responden Data Fasilitas BAB Data Penyaluran Air Limbah&Pengadaan Air Bersih Data Penanganan Sampah 0 Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Pilihan Jawaban Gambar 4.10 Diagram Jumlah Jawaban Responden Pada Tiap Kategori d. Pada gambar 4.10 dijelaskan tentang jumlah jawaban pada tiap kategori dimana: a. Total jawaban A sebanyak 31 (14,76%) b. Total jawaban B sebanyak 77 (36,67%) c. Total jawaban C sebanyak 75 (35,71%) d. Total jawaban D sebanyak 27 (12,86%)
23 52 Jadi presentase terbesar adalah 36,67%. Maka, sesuai ketentuan yang sudah disepakati, di RT 01,02,03 Karanganyar, Kecamatan Karanganyar termasuk daerah yang kumuh. 4.3 Pembahasan Menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No.829/Menkes/SK/VII/ 1999 meliputi parameter permukiman yang baik sebagai berikut: 1. Lokasi a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya. b. Tidak terletak pada daerah bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah atau bekas tambang. c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan. 2. Prasarana dan sarana lingkungan a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan. b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor penyakit. c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata. d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang memenuhi persyaratan kesehatan. e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi persyaratan kesehatan. f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat kesehatan.
24 53 3. Penghijauan pepohonan Untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan,keindahan dan kelestarian alam. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, maka di dapatkan hasil: 1. Lokasi: pemukiman warga berada pada dataran rendah dan berada pada bantaran sungai sehingga termasuk dalam daerah yang rawan bencana, menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 menyatakan bahwa parameter rumah yang baik adalah tidak terletak pada daerah rawan bencana. Gambar 4.11 Rumah Tidak Terletak di Bantaran Sungai 2. Prasarana dan sarana lingkungan: a. Aksesbilitas (jalan lingkungan): kawasan permukiman sudah terlayani jaringan jalan lingkungan yang memadai serta kondisi jaringan jalan memiliki kualitas yang baik.
25 54 Gambar 4.12 Kondisi Jalan Lingkungan b. Drainase lingkungan: kondisi drainasenya seperti got, sungai, dan saluran air hujan terbuat dari pasangan batu yang dapat mencegah peresapan limbah berbahaya kedalam tanah namun masih terdapat banyak sampah di got dan sungai. Gambar 4.13 Kondisi Saluran Air Hujan
26 55 Gambar 4.14 Kondisi Got Gambar 4.15 Kondisi Sungai c. Pelayanan air minum/baku: lokasi permukiman sudah terlayani jaringan air bersih/baku perpipaan atau non perpipaan terlindungi yang layak. Warga disana sebagian besar mengandalkan sumur dan PAM untuk kebutuhan sehari-hari.
27 56 Gambar 4.16 Kondisi PAM Gambar 4.17 Kondisi Sumur d. Pembuangan air limbah: lokasi permukiman ada yang belum memiliki akses jamban, saluran pembuangan air limbah rumah tangga tercampur dengan saluran air hujan, rumah warga ada yang memiliki fasilitas MCK yang kurang layak.
28 57 Gambar 4.18 Kondisi Tempat Cuci Gambar 4.19 Kondisi Kamar Mandi dan Fasilitas BAB e. Pengangkutan sampah : sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA kurang lebih 3-5 kali seminggu
29 58 Gambar 4.20 Kondisi Sebelum Pengangkutan Sampah Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai hasil survei serta didasarkan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman, maka RT 01,02,03 RW VIII Desa Karanganyar, Kecamatan Karanganyar termasuk kedalam daerah yang kumuh.
3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS
3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS 3.3.1. Analisis Kedudukan Kawasan A. Analisis Kedudukan Kawasan Kawasan prioritas yaitu RW 1 (Dusun Pintu Air, Dusun Nagawiru, Dusun Kalilangkap Barat, dan Dusun Kalilangkap
Lebih terperinciNo. Kriteria Ya Tidak Keterangan 1 Terdapat kloset didalam atau diluar. Kloset bisa rumah.
Lampiran 1 Lembar Observasi Penelitian Gambaran Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lolowua Kecamatan Hiliserangkai Kabupaten Nias Sumatera UtaraTahun 2014 Nama : Umur : Jenis
Lebih terperinciATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN
ATURAN BERSAMA PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (RTPLP) KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN YANG DISEPAKATI
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO 1 LEMBAR PENGESAHAN Aturan Bersama Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kedungsarimulyo telah dirumuskan secara partisipatif melalui siklus Perencanaan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran
RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciLAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciTL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3
TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT
Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan
Lebih terperinciSOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN
SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN Oleh: Rachmat Mulyana P 062030031 E-mail : rachmatm2003@yahoo.com Abstrak Banjir dan menurunnya permukaan air tanah banyak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Indonesia Sehat 2010 yang dicanangkan Departemen Kesehatan pada tahun 1998 yang lalu memiliki tujuan-tujuan mulia, salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui
Lebih terperinciB. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan
Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciL a p o r a n S t u d i E H R A K a b. T T U Hal. 1
Bab I PENDAHULUAN Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) atau Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/kota yang bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya
Lebih terperinci- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 0000 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciB. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA
B. SUBSTANSI ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan Rumah yang tidak mendapat akses menuju jalan utama lingkungan maupun jalan penghubung
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I
PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...
Lebih terperinciKRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 02/PRT/M/2016 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH
Lebih terperinci1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi
K ondisi permukiman kumuh di Kabupaten Banyuwangi secara umum barada pada kawasan pesisir. Pada umumnya tingkat kepadatan bangunan dapat diklasifikasikan ke dalam kepadatan sedang. Kawasan permukiman kumuh
Lebih terperinciBAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE
BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE 4.1. Konsep Dasar Rumah susun sederhana sewa di Kalurahan Pandean Lamper ini direncanakan untuk masyarakat berpenghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di alam ini tidak dapat berlangsung, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Tubuh manusia sebagian
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciPEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI
PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI 1. PENDAHULUAN Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung Situ Rawa Badung merupakan salah satu situ DKI Jakarta yang terbentuk secara alami. Semula luas Situ Rawa Badung mencapai 5 Ha, namun
Lebih terperinciEVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA
EVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna
Lebih terperinciTL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)
TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1) Penempatan Pengolahan Air Limbah 1. Pengolahan sistem terpusat (off site) 2. Pengolahan sistem di tempat
Lebih terperinciTata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan
Pt T-22-2000-C PETUNJUK TEKNIS Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH 1 KATA PENGANTAR Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi
II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI DAN PEDAMPINGAN UNTUK MENGATASI MASALAH SANITASI PADA PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG SANGER, SARIO MANADO
IDENTIFIKASI DAN PEDAMPINGAN UNTUK MENGATASI MASALAH SANITASI PADA PEMUKIMAN KUMUH DI KAMPUNG SANGER, SARIO MANADO Herawaty Riogilang Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi hera28115@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciSarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
Lebih terperinciDesa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi
DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Program/Kegiatan Peningkatan IPLT Tririh Lor Mengingat makin banyaknya pemukiman pada wilayah-wilayah perkotaan seperti Cilacap kota, Kroya, Majenang, Maos yang berpotensi menjadi
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, sehingga keberadaan air dalam jumlah yang cukup mutlak diperlukan untuk menjaga keberlangsungan hidup
Lebih terperinciPANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
2014 PANDUAN KEGIATAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH Direktorat Pengembangan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum PANDUAN QUICK COUNT IDENTIFIKASI KAWASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari banjir, polusi udara, longsor, hingga kurangnya air bersih. Berbagai
Lebih terperinciPEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK
PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK Masykur Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email : masykur@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016
Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Explanatory Recearch atau penelitian penjelasan yaitu menjelaskan adanya hubungan
Lebih terperinciBAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan
Lebih terperinciKAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN
Spectra Nomor 11 Volume VI Januari 008: 8-1 KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN Ibnu Hidayat P.J. Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian
Lebih terperinciBertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan
Bertindak tepat untuk sehat dengan menjaga lingkungan dan kebersihan Menanam dan merawat pohon Mengelola sampah dengan benar Mulai dari diri sendiri menjaga kebersihan untuk hidup sehat 1 Perubahan Iklim,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kesejahteraan tercermin dari kualitas lingkungan dan rumah yang dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek berikut: jaringan
Lebih terperinciPROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur
Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Terciptanya Masyarakat Mandani disegala Bidang Misi Pada tahun 2016 masyarakat sei Bilah hidup Makmur Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 133 Ha
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH 2.1 Letak Geografis dan Jumlah Penduduk Tenggarong merupakan salah satu Kecamatan dari 15 Kecamatan yang ada diwilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, dengan luas wilayah 398,10
Lebih terperinciVisi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016
Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM Visi Membangun masyarakat yang Madani Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016 Keberadaan BKM dan Lingkungan Luas Wilayah : 157 Ha Jumlah Lingkungan : 4
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini di laksanakan pada 28 April sampai 5 Mei 2013 di Desa Tabumela. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Sanitasi Lingkungan wilayah pesisir danau Limboto
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tambora yang merupakan salah satu dari dari 8 kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Dengan luas
Lebih terperinciPEMBUATAN JAMBAN KELUARGA
MODUL: PEMBUATAN JAMBAN KELUARGA I. DESKRIPSI SINGKAT J amban atau kakus merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara kesehatan dengan membuat
Lebih terperinciGambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013
Summary Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 Merliyanti Ismail 811 409 043 Jurusan kesehatan masyarakat Fakultas
Lebih terperinciPENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN
PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN Oleh : Akhmad Nasikhudin 3606100004 PRODI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Rumusan Masalah
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan. Parameter rumah yang dinilai
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan
Lebih terperinciFIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)
FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI) Sanitation Ladder atau tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan masyarakat, dari sarana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan sumberdaya air sangat terkait dengan sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan kebutuhan air bersih adalah
Lebih terperinciLingkungan Permukiman
8 Lingkungan Permukiman Lingkungan permukiman adalah lingkungan buatan, bukan lingkungan alami. Lingkungan permukiman merupakan salah satu komponen pembentuk perkampungan / kota. Secara garis besar, lingkungan
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN LEMBAH NYIUR KAIRAGI MAS
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI PERUMAHAN LEMBAH NYIUR KAIRAGI MAS Mentari Ngodu 1, Sonny Tilaar²,&Fella Warouw 3 1 Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan
Lebih terperinciTabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI
Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah
Lebih terperinciDeskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah
Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciSUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE
SUPLEMEN TATACARA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE 1. PERLUNYA PEMUTAKHIRAN DATA BASELINE Pendataan baseline merupakan data base yang sekarang sudah dimiliki namun pada waktu penyusunan data baseline ini berdasarkan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN
SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN Nama SKPD : DINAS PUHUBKOMINFO Jenis Data :Pemerintahan Tahun : 2016 PEKERJAAN UMUM Nama Nilai Satuan Ketersediaan Sumber Data 1 2 3 4 5 A. Panjang
Lebih terperinciPerkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan
Perkiraan dan Referensi Harga Satuan Perencanaan No Bidang kategori 1 Pemerintahan Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran Pemeliharaan Hydrant Pembangunan Hydrant Kering Pemeliharaan pertitik
Lebih terperinciKATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN
KATA PENGANTAR Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengamanatkan bahwa RTRW Kabupaten harus menyesuaikan dengan Undang-undang tersebut paling lambat 3 tahun setelah diberlakukan.
Lebih terperinciKLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN
KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: Sistem pembuangan air kotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan
Lebih terperinciBerapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp
LAMPIRAN 1 LEMBAR PERTANYAAN ANALISIS PENILAIAN RUMAH SEHAT DAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN PADA BALITA DI DESA SIHONONGAN KECAMATAN PARANGINAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2016 I. Identitas
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI
BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran
K-13 Kelas X Geografi MITIGASI BENCANA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami banjir. 2. Memahami gelombang pasang.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan yakni mengakibatkan kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan semakin meningkat. Jika
Lebih terperinciPOHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV
POHON KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG TAHUN 2017 ESELON II ESELON III ESELON IV INPUT (Rp) SASARAN STRATEGIS (SARGIS) IK SARGIS SASARAN PROGRAM IK PROGRAM SASARAN KEGIATAN IK KEGIATAN Meningkatnya
Lebih terperinciKONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN
KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT KONDISI SANITASI DI KAWASAN KUMUH Permukiman Kumuh adalah
Lebih terperinciBAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan
Lebih terperinciruo tar qtu -a Gt i* n c L (E(u xro & o (} td fem T'E cl l- as ff o, ; tj o- Y {,/r} fuffi :s it -, I {} stl (} ra -{t .ts, -{J -6 o, ={E F E 'ci
h ril { fs (, c A, L {t, - t: g tr J 'ci c {E s (t D - I ē G.E G R. 6 q 6 tar G b s -, I c L 5r $ C,I,r-, ff, ; -{t & )c fit {* f'r fin re rft A, (\ Crk (E(u.ts, -{J.t, bs tj - qtu Y {,/r} fuffi -a Gt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Faktor penyebab masalah krisis air dan pencemaran tanah serta air khususnya di Jakarta diakibatkan oleh tingkah laku manusia yang tidak bersahabat dengan alam. Pemanasan
Lebih terperinciBAB V HASIL. Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang
BAB V HASIL 5.1. Gambaran Umum Wilayah 5.1.1. Geografi Kelurahan Bidara Cina merupakan salah satu dari delapan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Jatinegara. Berdasarkan data Kelurahan Bidara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.
Lebih terperinciINSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang
Lebih terperinciCHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN
CHECK LIST SANITASI PEMUKIMAN NO VARIABEL YANG DI AMATI YA TIDAK KETERANGAN Lokasi 1. Tidak terletak pada daerah bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau tambang. 2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana
Lebih terperinciLAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT
LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT AIR LIMBAH Analisa SWOT sub sektor air limbah domestik Lingkungan Mendukung (+), O Internal Lemah (-) W Internal Kuat (+) S Diversifikasi Terpusat (+2, -5) Lingkungan tidak
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT
LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan
Lebih terperinciRingkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016
Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciINVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas perkenannya, telah Kami sepakati Dokumen Aturan Bersama (AB) mengenai Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kalimango,pada Tahun 2013. Dokumen
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Lingkungan Masyarakat Sub Pokok Bahasan : SPAL yang memenuhi standar kesehatan. Sasaran : Waktu : Tempat : I. A. Tujuan Instruksi Umum Setelah mengikuti
Lebih terperinciINDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat
INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT Tatanan : 1 Kawasan Permukiman, Sarana & Prasarana Sehat Tahun 217 1. Kawasan Permukiman Sarana & Prasarana Sehat (59) 59 UDARA BERSIH Adanya program udara
Lebih terperinci