SKRIPSI OLEH LAILA NURHASANAH SIREGAR AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI OLEH LAILA NURHASANAH SIREGAR AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009"

Transkripsi

1 ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN DODOL SALAK DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel) SKRIPSI OLEH LAILA NURHASANAH SIREGAR AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN DODOL SALAK DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel) SKRIPSI OLEH LAILA NURHASANAH SIREGAR AGRIBISNIS Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapat Gelar Sarjana di Pertanian Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing Ketua Anggota Dr. Ir. Salmiah, MS M. Mozart B. Darus. M,Sc NIP NIP DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 RINGKASAN Laila Nurhasanah Siregar ( ) dengan judul skripsi ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN DODOL SALAK DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN (Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel). Penulisan skripsi ini dibimbing oleh Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS dan Bapak H.M. Mozart B. Darus, M.Sc. Sebagai buah asli Indonesia, salak mempunyai prospek cukup cerah, masyarakat Indonesia menyukai buah ini sehingga konsumsi salak untuk pasaran lokal cukup tinggi. Bahkan meskipun dalam volume yang masih relatif kecil, buah tropis ini sudah menembus pasar luar negeri. Oleh pemerintah, salak ditetapkan sebagai salah satu komoditas yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan nilai ekspornya. Pengembangan usaha industri dodol dengan skala usaha kecil menengah memiliki prospek yang cukup baik, mengingat potensi pasarnya sangat mendukung. Selain itu, proses pembuatan dodol buah pada dasarnya tidak terlalu sulit dan memiliki nilai ekonomis yang cukup menggiurkan. Karena itulah maka timbul ide untuk mengolah salak ini agar punya nilai jual dan bisa bertahan dipasaran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ketersediaan bahan penunjang dalam proses pengolahan dodol salak didaerah penelitian berupa tepung ketan, gula pasir dan kelapa mencukupi. Industri kecil pengolahan dodol ini menguntungkan dan juga layak dikembangkan karena prospek kedepannya menguntungkan untuk dikembangkan. Kata kunci : Industri Pengolahan, Kelayakan, Prospek

4 RIWAYAT HIDUP LAILA NURHASANAH SIREGAR, dilahirkan di Medan pada tanggal 24 Februari 1986 dari ayahanda Drs. H. Sjawaluddin Siregar, AK dan ibunda Hj. Fátima Harahap, BA. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di TK Aziddin tahun 1993, SD Negeri Medan tahun1999, SMP Negeri 12 Medan tahun 2002 dan SMA Negeri 8 Medan tahun Pada tahun 2005 penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan, antara lain Badan Kenaziran Mushola (BKM) Al-Mukhlisin FP USU, Forum Silaturahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian (FSMM-SEP). Pada bulan Mei 2009 penulis melaksanakan penelitian skripsi di Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan. Kemudian pada bulan Juni 2009 melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Desa Pardomuan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara.

5 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, hidayah dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik. Skripsi ini berjudul ANALISIS FINANSIAL INDUSTRI PENGOLAHAN DODOL SALAK DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN (Studi Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapsel). Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, MS selaku Sekretaris Departemen SEP, FP, USU dan Ketua Komisi Pembimbing 2. Bapak M. Mozar B. Darus, M,Sc. selaku Anggota Komisi Pembimbing. 3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP selaku Ketua Departemen SEP, FP, USU 4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen SEP, FP, USU 5. Bapak Gulma Mendrofa selaku pemilik dari Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina 6. Seluruh Pegawai di Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina 7. Seluruh instansi yang terkait dengan penelitian yang telah membantu penulis dalam memperoleh data data yang diperlukan

6 Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada Ayahanda Drs. H. Sjawaluddin Siregar, AK dan ibunda Hj. Fátima Harahap, BA atas motivasi, casi sayang dan dukungan baik secara moril maupun materil yang diberikan kepada penulis selama menjalani kuliah, serta bang Dedi Aladdin Nur Siregar, ST, kak Khairati Siregar, S.Kep dan adik penulis Anggi Syafitri Siregar yang telah turut membantu dan menyemangati dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada teman teman penulis di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian stambuk 2005 khususnya Sari, Cici, Purname, Merlin, Sry, Purwati, Maya dan Liana yang telah banyak membantu, memberi semangat dan memotiasi penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin. Medan, Desember 2009 Penulis

7 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Identifikasi Masalah... 5 Tujuan Penelitian... 5 Kegunaan Penelitian... 6 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 7 Tinjauan Pustaka... 7 Tinjauan Teknologi...10 Tinjauan Ekonomi...11 Landasan Teori Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Pengambilan Sampel Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi Batasan Operasional DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PENGUSAHA SAMPEL...33 Deskripsi Daerah Penelitian 33 Luas dan Letak Geografis..33 Tata Guna Tanah 34 Jenis Bangunan...34 Keadaan Penduduk.35 Sarana dan Prasarana..38 Karakteristik Sampel 38 HASIL DAN PEMBAHASAN 41 Proses Pengolahan Dodol Salak..41

8 Pembahasan.46 Ketersediaan Bahan Penunjang Pada Industri Pembuatan Dodol Salak.46 Keuntungan Pada Industri Pembuatan Dodol Salak...47 Analisis Kelayakan Usaha Pada Industri Pembuatan Dodol Salak...48 Strategi Pengembangan Prospek Pengolahan Dodol Salak 49 KESIMPULAN DAN SARAN 60 Kesimpulan.60 Saran 61 Saran Kepada Pemerintah...61 Saran Kepada Pengolah..61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL No. Judul Hal 1. Matriks SWOT Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Parsalakan Tahun Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Parsalakan Tahun Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Parsalakan Tahun Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Parsalakan Tahun Sarana dan Prasarana Desa Parsalakan Tahun Penjualan Produk Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina Analisis Usaha Industri Kecil Pengolahan Dodol Salak Ketersediaan, Konsumsi Tepung Ketan dan Gula Pasir Kabupaten Tapsel dan Kebutuhan Industri Kecil Agrina Terhadap Tepung Ketan dan Gula Pasir Tahun Penerimaan, Biaya dan Keuntungan Pada Industri Pembuatan Dodol Salak di Daerah Penelitian Responden Tahun Keuntungan, Net B/C dan IRR Matriks Evaluasi Faktor Internal Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Penentuan Strategi dengan Matriks SWOT... 56

10 DAFTAR GAMBAR No. Judul Hal 1. Skema Kerangka Pemikiran Matriks Posisi Analisis SWOT Struktur Organisasi Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina Proses Pengolahan Dodol Salak. 44

11 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul 1. Luas Area dan Jumlah Produksi Salak per Kecamatan Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara 2. Jenis Produk, Jumlah Produksi per Bulan dan Jumlah Pekerja Koperasi AGRINA 3. Perkiraan Biaya Pembangunan Gedung dan Peralatan (Investasi) 4. Biaya Penyusutan Gedung Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 5. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Pengolahan Dodol Salak 6. Biaya Bahan Baku Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 7. Biaya Bahan Penunjang Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan, Per Tahun 8. Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan, Per Tahun Biaya Tenaga Kerja Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan, Per Tahun Biaya Bahan Bakar Usaha Pengolahan Dodol Salak 11. Bahan Pembungkus Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan, Per Tahun 12. Biaya Listrik dan Air Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 13. Biaya Tidak Tetap Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 14. Biaya Tetap Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun

12 15. Biaya Produksi Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 16. Total Penerimaan Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 17. Biaya Produksi, Penerimaan, Keuntungan Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 18. Nilai Net B/C dan IRR Usaha Pengolahan Dodol Salak Per Hari, Per Bulan dan Per Tahun 19. Pembobotan Faktor Internal 20. Pembobotan Faktor Eksternal

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya pertanian di Indonesia merupakan salah satu keunggulan yang secara sadar telah dijadikan salah satu pilar pembangunan dalam bentuk agroindustri, baik pada orde baru, reformasi dan saat ini. Pertanian akan mampu menjadi penyelamat bila dilihat sebagai sebuah system yang terkait dengan industri dan jasa. Jika pertanian hanya berhenti sebagai aktivitas budidaya ( on farm agribusiness ) nilai tambahnya kecil. Nilai tambah pertanian dapat ditingkatkan melalui kegiatan hilir ( off farm agribusiness ), berupa agroindustri dan jasa berbasis pertanian( Mangunwidjaja dan Illah, 2005 ). Salah satu produk pertanian yang bisa ditingkatkan nilai tambahnya adalah buah salak. Hasil olahan salak misalnya dodol salak. Menurut Tim Penulis Penebar Swadaya (1992) konsumsi salak untuk pasaran local tercatat sangat tinggi sebab rakyat Indonesia yang jumlahnya ratusan juta jiwa umumnya menggemari buah salak. Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri sudah sejak lama dikenal sebagai penghasil buah salak di Sumatera Utara dengan tingkat produksi ton/tahun (dapat dilihat pada lampiran 1). Dari data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UKM Kab. Tapsel Sumatera Utara (2008) diketahui bahwa sejak tahun 1999, Menteri Pertanian RI telah menetapkan varietas lokal salak Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi Salak

14 Merah dan Salak Putih, sebagai dua varietas salak nasional, melengkapi 6 varietas salak unggulan yang ditetapkan di Indonesia. Sebagai buah asli Indonesia, salak mempunyai prospek cukup cerah, masyarakat Indonesia menyukai buah ini sehingga konsumsi salak untuk pasaran lokal cukup tinggi. Bahkan meskipun dalam volume yang masih relatif kecil, buah tropis ini sudah menembus pasar luar negeri. Oleh pemerintah, salak ditetapkan sebagai salah satu komoditas yang mendapat prioritas untuk ditingkatkan nilai ekspornya (Yustina dan Farry, 1993). Jenis buah salak yang terdapat di daerah Tapanuli Selatan ini sangat variatif. Ditinjau dari produtivitasnya, daerah sentra penghasil buah salak terdapat di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Angkola Barat, Angkola Selatan, Angkola Timur, Marancar dan Sayur Matinggi. Kecamatan Angkola Barat merupakan daerah yang memiliki luas area tanaman salak terbesar dan jumlah produksi salak terbanyak dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Tapanuli Selatan (dapat dilihat pada lampiran 1). Buah salak akan tersedia sepanjang tahun dalam jumlah maupun mutu yang sesuai dengan permintaan konsumen. Ini berarti pula suatu usaha agar tidak terjadi panen buah salak secara serempak yang mengakibatkan harga buah salak menjadi rendah (Soetomo, 2001). Menurut Naibaho((b) (2009) karena harga buah salak tidak pernah stabil atau menjadi rendah di pasaran hingga sering membuat para petani menjadi bingung dan bahkan buah salak kebanggaan Kota Padangsidempuan ini tidak laku dijual. Bahkan, sering buah salak tidak jadi dipanen si pemiliknya karena tingginya biaya operasional dan distribusi dari lahan perkebunan hingga di pasar dan tidak sebanding dengan nilai jualnya yang sangat rendah. Maka muncullah strategi dari para kelompok

15 tani untuk mengolah buah salak menjadi bahan produksi yang dapat dijual dengan sistem kemasan. Sehingga jangkauan pemasarannya bisa lebih luas lagi, tidak hanya masyarakat Tapanuli bagian Selatan saja dan tidak hanya menjual buah yang di panen dari kebun, tetapi sudah bisa diekspor baik dengan kemasan dan olahan yang baru ke seluruh daerah di Indonesia bahkan hingga ke luar negeri. Untuk pasar luar negeri, kriteria standar mutu buah ditentukan negara pengimpornya. Maka buah buahan yang tidak memenuhi standar mutu tersebut dapat dimanfaatkan menjadi dodol. Pengolahan buah buahan menjadi dodol merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang daya simpan buah dan menekan kehilangan pascapanen pada buah buahan. Pengembangan usaha industri dodol dengan skala usaha kecil menengah memiliki prospek yang cukup baik, mengingat potensi pasarnya sangat mendukung. Selain itu, proses pembuatan dodol buah pada dasarnya tidak terlalu sulit dan memiliki nilai ekonomis yang cukup menggiurkan (Satuhu dan Sunarmani, 2004). Di Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri sudah ada industri kecil pengolahan buah salak yang menjadi berbagai produk turunan seperti dodol salak dan berbagai produk turunan lainnya. Industri kecil pengolahan buah salak ini sangat tertarik untuk meneliti buah salak karena menurut penelitian Mardiah pada skripsi dan penelitian dari Laboratorium IPB Bogor bahwa buah salak dapat menjadi makanan diet pengganti nasi karena zat yang terkandung dalam 100 mg buah salak dapat menggantikan fungsi nasi dalam tubuh manusia karena kandungan gizinya yang cukup lengkap. Selain itu buah salak segar dan salak olahan bermanfaat untuk menurunkan kolesterol, kadar gula dalam darah, mempertahankan kelembaban kulit, memperkuat struktur tulang dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit (antibodi).

16 Pengolahan buah salak ini bertujuan agar daya tahannya lebih lama dan awet. Selama ini untuk buah salak segar biasanya hanya bisa bertahan dan dapat disimpan selama kira-kira 1-7 hari saja. Tim Ahli Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina membuktikan salak olahannya bisa bertahan sampai delapan bulanan lebih. Menurut mereka, pada saat musim panen raya/panen besar di Tapanuli Selatan, biasanya harga salak di pasaran akan lebih murah, hingga para petani banyak yang rugi. Karena itulah maka timbul ide untuk mengolah salak ini agar punya nilai jual dan bisa bertahan dipasaran. Melalui penelitian oleh Tim Ahli Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina, telah ditemukan beberapa produk unggulan yang terbuat dari buah salak yaitu nagogo drink, sirup salak, madu salak, kurma salak, dodol salak dan keripik salak. Produk unggulan prioritas peringkat pertama adalah dodol salak dan kurma salak dengan jumlah produksi/bulan sebesar kotak Namun dari jumlah pekerja, produk dodol salak lebih banyak menggunakan tenaga kerja yaitu sebanyak 16 orang (dapat dilihat pada lampiran 2). Selain itu terpilihnya dodol salak sebagai produk unggulan diantara keenam produk unggulan Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina karena dodol memiliki keunggulan seperti dodol salak merupakan makanan tradisional yang cukup populer di beberapa daerah Indonesia dan memiliki rasa yang khas dan enak. Rasa dan aroma dodol salak yang dihasilkan akan sama dengan buah aslinya yaitu tergantung pada varietas salak yang digunakan (Satuhu dan Sunarmani, 2004). Berdasarkan keunggulan keunggulan yang dimiliki dodol salak tersebut, maka diperlukan suatu analisis untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Industri Kecil

17 Pengolah Buah Salak Agrina layak dikembangkan secara finansial dan bagaimana prospek pengembangannya Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana ketersediaan bahan penunjang untuk usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian? 2. Apakah usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian menguntungkan? 3. Apakah usaha industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian layak dikembangkan secara finansial? 4. Bagaimana prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasi ketersediaan bahan penunjang untuk industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian. 2. Untuk mengidentifikasi keuntungan yang diperoleh dalam industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian. 3. Untuk mengidentifikasi kelayakan dikembangkannya industri kecil pengolahan dodol salak secara finansial.

18 4. Untuk mengidentifikasi prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Sebagai bahan informasi bagi pengusaha pengolahan dodol salak untuk meningkatkan usahanya supaya lebih efisien. 2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan usaha pengolahan dodol salak. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Oleh karena itu, bila kita bertanam salak berarti kita melestarikan dan meningkatkan produksi negeri sendiri. Tanaman salak termasuk golongan tanaman berumah dua (dioecus), artinya jenis tanaman yang membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah dari bunga betinanya. Dengan kata lain, setiap tanaman memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman berkelamin satu (unisexualis) (Soetomo, 2001). Nama dagang internasional untuk buah asli Indonesia ini tergolong unik, snake fruit. Julukan ini diberikan pada buah salak mungkin karena kulit buahnya yang tersusun seperti sisik ular (Redaksi Agromedia, 2007). Tanaman salak dapat ditanam di daerah dataran rendah mulai dari tanah ngarai, daerah pesisir dan tepi pantai sampai ke dataran tinggi dilereng lereng bukit atau pegunungan sampai pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Di Indonesia terdapat banyak sekali jenis salak. Akan tetapi, yang banyak dikenal masyarakat diantaranya adalah : 1. Salak pondoh

20 Jenis buah salak ini kecil kecil. Ujudnya tidak menarik, tetapi memiliki daging buah yang rasanya manis dan enak karena sedikit sekali rasa sepet. Daging buahnya tipis sampai agak tebal dengan warna putih susu. Rasanya manis dan enak sejak buah masih muda sampai pada tingkat menjelang masak. Bila buah sudah masak betul (masir) rasa tersebut akan sedikit berkurang. 2. Salak bali Jenis buah salak ini besarnya sedang, dalam waktu lima bulan saja buah sudah masak. Buah yang masak berwarna merah cokelat. Daging buah yang masak rasanya manis. 3. Salak condet Salak ini berasal dari daerah cagar budaya Condet, Jakarta Timur dan identik dengan masyarakat betawi. Aroma salak ini paling harum dan tajam dibandingkan dengan salak jenis lain. Daging buahnya tebal, maser, kesat, tak berair, dan berwarna putih kekuningan. Rasanya bervariasi, dari kurang manis sampai manis. 4. Salak padang sidempuan Salak padang sidempuan berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Kulit buah salak ini berwarna hitam kecokelatan dan bersisik besar. Ciri khas utama salak ini adalah daging buahnya yang berwarna kuning tua berserabut merah. Rasa daging buahnya manis bercampur asam dan pada buah yang sudah tua rasa sepatnya hampir tidak ada. 5. Salak gading Jenis buahnya kecil kecil dengan warna kulit kuning gading mengkilat. Daging buahnya berwarna putih kekuningan. Rasanya manis dan enak bila sudah masak. Daun salak gading lebih bersih dan agak kekuningan. 6. Salak gula pasir

21 Salak gula pasir merupakan salah satu kultivar dari salak bali. Kelebihan salak ini adalah rasa daging buahnya yang sangat manis. Saking manisnya hingga mendekati kemanisan gula sehingga dinamakan salak gula pasir. 7. Salak manonjaya Salak ini berasal dari daerah Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kulit buah salak ini termasuk yang paling tebal dibandingkan dengan jenis salak lainnya (Redaksi Agromedia, 2007) Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan yang cepat. Penggunaan teknologi akan mengubah input menjadi output yang diinginkan (Gumbira, dkk, 2001). Dalam lingkup industri pengolahan hasil pertanian, teknologi ditujukan untuk meningkat nilai tambah suatu komoditas. Semakin tinggi nilai produk olahan diharapkan devisa yang diterima oleh negara juga meningkat, serta keuntungan yang diperoleh oleh para pelaku industri pengolahan juga relatif tinggi ( Mangunwidjaja dan Illah, 2005 ). Banyaknya produksi buah, terutama salak, memerlukan suatu industri yang dapat mengolah buah tersebut dalam bentuk yang awet. Pabrik pengolahan dalam bentuk terpadu, artinya pabrik tersebut mampu megolah buah berbagai jenis dengan berbagai bentuk produk akan sangat tepat bagi pengembangan ekonomi Daerah (Anonim (a), 2009). Melalui penelitian oleh Tim Ahli Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina, telah menemukan beberapa produk unggulan yang terbuat dari buah salak, diantaranya

22 dodol salak, keripik salak, kurma salak, madu salak, sirup salak, nagogo drink, natabo salak, agar agar salak, bakso salak dan bakwan salak (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UKM Kab. Tapsel Sumatera Utara, 2008). Teknologi yang digunakan dalam pengolahan salak menjadi dodol salak masih merupakan teknologi yang semi mekanis. Karena lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan alat dan mesin peralatan yang canggih. Industri kecil pengolahan dodol salak ini bernama Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina, memiliki 31 orang tenaga kerja Tinjauan Ekonomi Sektor pertanian sebetulnya mempunyai kaitan erat dengan sektor industri. Karena sektor pertanian menghasilkan bahan mentah yang pada gilirannya harus diolah oleh industri menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dan sebaliknya sektor industri diharapkan mampu menghasilkan sendiri berbagai macam sarana produksi yang sangat diperlukan oleh industri pengolah pertanian, meliputi usaha yang mengolah bahan baku menjadi komoditi yang secara ekonomi menambah tinggi nilainya (Karmadi, 2003). Salak termasuk jenis buah yang diprioritaskan pemerintah Indonesia sebagai komoditi yang hendak ditingkatkan ekspornya bersama jenis buah buah lain seperti alpokat, durian, mangga, rambutan, dan lain lain (Tim Penulis Penebar Swadaya, 1992). Kota Padangsidimpuan yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) lebih dikenal dengan sebutan kota salak. Wajar, karena kota ini merupakan gudang nya buah salak yang cukup dikenal di tanah air khususnya Propinsi Sumatera Utara. Itu karena salak dari kota ini memiliki rasa khas tersendiri dibanding kota penghasil salak lain.

23 Alasan itu pula, Menteri Pertanian beberapa tahun lalu melepas buah berasa sepat dan manis ini sebagai salah satu komoditas unggulan asli Sumatera Utara (Naibaho (a), 2009). Areal produksi salak terdapat di Kecamatan PSP Barat, PSP Timur dan Siais. Luas pertanaman salak Ha dengan produksi ton / tahun. Areal pengembangan salak masih tersedia Ha. Demikian pula pertumbuhan luas tanam dan produksi masih positif yang berarti bahwa potensi dan kecenderungannya terus meningkat. Disamping itu permintaan buah segar cenderung konstan. Sehingga pengolahan buah salak sangat diperlukan (Anonim (a), 2009). Beranjak dari latar belakang yang digambarkan di atas, maka Dinas Perindustrian Pedagangan dan Koperasi/UKM Kab. Tapanuli Selatan, sejak tahun 2006 sampai pada saat ini terus berupaya meningkatkan pengolahan buah salak ini menjadi produk yang dapat meningkatkan nilai tambah, baik dalam membuka lapangan kerja baru, diservikasi buah salak, maupun membangun sentra produksi yang disesuaikan dengan potensi daerah masing masing (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UKM Kab. Tapsel Sumut, 2008). Dengan didirikannya Sentra Workshop Salak Agrina di Jl. Psp-Sibolga Km.12 Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab. Tapanuli Selatan ini, diharapkan dapat menjadi motor untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk yang bahan bakunya dari buah salak. Sehingga kedepan terciptalah produk produk unggulan yang dapat dipasarkan di dalam negeri maupun internasional, demi untuk menggairahkan ekonomi masyarakat petani salak khususnya di Kec. Angkola Barat dan umumnya di

24 Kabupaten Tapanuli Selatan (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UKM Kab. Tapsel Sumatera Utara, 2008) Landasan Teori Pembangunan pertanian berwawasan agroindustri dilaksanakan dengan memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga seluruh masyarakat dapat berpartisipasi didalamnya dan memperoleh manfaat yang nyata. Salah satu usaha pemerintah dalam mengembangkan agroindustri adalah dengan menggalakkan program diversifikasi pengolahan yang disebut juga dengan diversifikasi vertikal. Diversifikasi pengolahan produk diarahkan agar dapat menciptakan keterkaitan antara sektor pertanian dan industri, sehingga mampu menumbuhkan kegiatan ekonomi di daerah-daerah (Anonim (b), 2009). Usaha pengolahan hasil akan memberikan beberapa keuntungan antara lain : 1. Mengurangi kerugian ekonomi akibat kerusakan hasil pertanian 2. Meningkatkan nilai ekonomi hasil pertanian 3. Memperpanjang masa ketersediaan hasil pertanian baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahan 4. Meningkatkan keanekaragaman produk pertanian 5. Mempermudah penyimpanan dan pengangkutan (Muzhar, 1994). Komponen pengolahan hasil pertanian menjadi penting karena pertimbangan sebagai berikut : 1. Meningkatkan Nilai Tambah

25 Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses. Kegiatan petani hanya dilakukan oleh petani yang mempunyai fasilitas pengolahan (pengupasan, pengirisan, tempat penyimpanan, keterampilan mengolah hasil, mesin pengolah, dan lain-lain). Sedangkan bagi pengusaha ini menjadikan kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri 2. Kualitas Hasil Salah satu tujuan dari pengolahan hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan keinginan konsumen menjadi terpenuhi. 3. Penyerapan Tenaga Kerja Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap. Komoditi pertanian tertentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja yang relatif besar pada kegiatan pengolahan 4. Meningkatkan keterampilan Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan keterampilan secara kumulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil penerimaan usahatani yang lebih besar 5. Peningkatan Pendapatan Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil yang lebih

26 baik yang harganya tinggi dan juga akhirnya akan mendatangkan total penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar (Soekartawi (a), 1999). Dalam menjalankan suatu usaha dibutuhkan biaya. Biaya ialah pengorbananpengorbanan yang mutlak harus diadakan atau harus dikeluarkan agar dapat diperoleh suatu hasil. Untuk menghasilkan suatu barang atau jasa tentu ada bahan baku, tenaga kerja dan jenis pengorbanan lain yang tidak dapat dihindarkan. Tanpa adanya pengorbanan-pengorbanan tersebut tidak akan dapat diperoleh suatu hasil (Wasis, 1992). Biaya dalam suatu usaha dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (fixed cost) didefenisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun terjadi perubahan volume produksi yang diperoleh. Jadi, besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Disisi lain biaya tidak tetap (variable cost) didefenisikan sebagai biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi (b), 1995). Dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost) dapat diperoleh penerimaan dan pendapatan suatu usaha. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual. Sedangkan keuntungan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya produksi dalam satu kali periode produksi (Samuelson, 2001). Perhitungan Benefit dan biaya proyek pada dasarnya dapat dilakukan melalui 2 pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung dalam proyek. Suatu perhitungan dikatakan perhitungan privat atau analisis finansial, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah individu atau pengusaha. Dalam hal ini yang dihitung sebagai benefit adalah apa yang diperoleh orang-orang atau badan-badan

27 swasta yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut. Sebaliknya, perhitungan dikatakan perhitungan sosial atau analisa ekonomi, bila yang berkepentingan langsung dalam benefit dan biaya proyek adalah pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini yang dihitung adalah seluruh benefit yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai hasil dari proyek dan semua biaya yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati benefit dan siapa yang mengorbankan sumber-sumber tersebut (Gray, dkk, 2002). Menurut Sofyan (2004) analisis finansial merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak layak dijalankan dilihat dari aspek finansial atau keuangan. Analisis finansial lebih memusatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik usaha sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit motive. Sasaran utama dari analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha yang diharapkan oleh investor selaku penyandang dana dan usaha. Dalam rangka mencari suatu ukuran yang menyeluruh sebagai dasar persekutuan atau penolakan atau pengurutan suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam cara yang dinamakan investmen criteria atau kriteria investasi. Ada tiga macam kriteria investasi yang umum dikenal, antara lain : Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost (Net B/C). Net B/C merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif (+) (total NPV) dengan net benefit yang telah di discount negatif (-) (total biaya investasi). Dikatakan suatu usaha layak untuk dikembangkan secara finansial jika nilai Net B/C lebih besar dari satu dan jika lebih kecil dari satu berarti usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial. Sedangkan untuk menentukan besarnya nilai IRR

28 harus dihitung nilai NPV 1 dan nilai NPV 2 dengan cara coba coba dengan menggunakan tingkat suku bunga tertentu. Jika NPV pada percobaan pertama (NPV 1 ) positif, maka untuk percobaan kedua pilih nilai suku bunga yang lebih tinggi sedemikian rupa supaya menghasilkan NPV yang mendekati nol (sebaliknya bila NPV pada percobaan yang pertama negatif, kita harus memilih suku bunga kedua yang lebih rendah sedemikian rupa supaya menghasilkan NPV yang mendekati nol). Jika ternyata nilai dari IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku maka usaha tersebut layak. untuk dikembangkan secara finansial dan sebaliknya jika IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku maka usaha tersebut tidak layak untuk dikembangkan secara finansial. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih ini dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan, dalam artian semua penerimaan dan pengeluaran perusahaan diestimasi sedemikian rupa sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan dating. Untuk menganalisis prospek suatu perusahaan akan digunakan pendekatan yaitu analisis SWOT. SWOT adalah akronim untuk Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (Peluang), Threats (ancaman). Analisis SWOT berisi evaluasi faktor internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahannya dan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman. Hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran sasaran organisasi selama 3-5 tahun ke

29 depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder (Situmorang dan Dilham, 2007) Kerangka Pemikiran Industri pengolahan dodol salak merupakan salah satu jenis industri dengan memanfaatkan salak sebagai bahan baku utamanya, dimana salak tersebut akan diolah sesuai dengan kebutuhan untuk dijual secara komersial. Usaha industri kecil pengolahan dodol salak yang dilakukan pengusaha di daerah penelitian masih tergolong pengolahan yang bersifat sederhana dengan bahan baku yang diperoleh dari desa sekitar industri pengolahan tersebut. Komoditi salak adalah komoditi yang dapat dinikmati dalam bentuk segar, namun dengan harga kecil dan mudah rusak sehingga kurang menguntungkan bagi petaninya. Oleh karena itu perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut untuk menolong para petaninya karena produk olahan salak ini dapat menerobos pasar baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. Dalam proses produksi industri pengolahan salak tidak lepas dari biaya produksi. Biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha antara lain biaya bahan baku, bahan penunjang, biaya tenaga kerja, biaya penyusutan dari peralatan yang digunakan dan biaya pengemasan. Proses produksi ini menghasilkan output yaitu salak olahan. Hasil penjualan output tersebut merupakan penerimaan yang diperoleh oleh industri pengolahan salak tersebut. Dengan diketahuinya biaya dan penerimaan yang diperoleh maka dapat diketahui keuntungan dengan menghitung selisih antara penerimaan dan pengeluaran (biaya) dari industri pengolahan salak tersebut.

30 Untuk menilai kelayakan suatu usaha dapat digunakan analisis finansial. Analisis finansial merupakan pemeriksaan yang dilihat dari sudut orang yang menanam modal untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan usaha yang telah dijalankan sehingga mampu berkembang dan berdiri sendiri secara finansial. Dengan analisis finansial ini, pengusaha dalam hal ini pengusaha industri pengolah salak dapat membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan keuntungan usahanya. Dengan mengetahui keuntungan yang diperoleh maka dapat disimpulkan industri pengolahan salak ini layak atau tidak layak untuk dikembangkan secara finansial. Setelah ternyata diketahui industri pengolahan salak tersebut layak untuk dikembangkan secara finansial maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya untuk mengembangkan usaha tersebut. Tetapi jika ternyata usaha pengolahan salak tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial maka pengusaha industri pengolah salak juga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk membuatnya menjadi layak dan mengembangkannya. Setelah diketahui kelayakannya dapat juga dilihat posisi industri pengolah salak berada dimana sehingga dapat dilihat prospek pengembangan kedepannya.

31 Industri Kecil Dodol Salak Produksi Output Harga Jual Penerimaan Keuntungan Total Biaya Produksi -Bahan Baku -Bahan Penunjang -Tenaga Kerja -Penyusutan -Pengemasan Kelayakan Pengembangan Secara Finansial Layak Tidak Layak

32 Prospek Pengembangan Keterangan : : Ada hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan landasan teori yang telah disusun, maka diajukan beberapa hipotesis yang akan diuji sebagai berikut : 1. Ketersediaan bahan penunjang untuk industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian tercukupi 2. Industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian menguntungkan 3. Industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian layak dikembangkan secara finansial 4. Prospek pengembangan industri kecil pengolahan dodol salak di daerah penelitian menguntungkan untuk dikembangkan

33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian Penentuan daerah penelitian dilakukan studi kasus yaitu mempelajari secara mendalam mengenai keadaan kehidupan sekarang dengan latar belakangnya secara mendalam hanya pada satu unit sosial (Ginting, 2006). Lokasi penelitian terpilih yaitu di Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan. Penilaian daerah tersebut untuk kecamatan Angkola Barat dikarenakan daerah tersebut merupakan salah satu sentra produksi salak yang terbanyak dari keseluruhan Kabupaten Tapanuli Selatan selain itu di daerah penelitian terdapat satu industri kecil pengolahan dodol salak Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Adapun yang dijadikan pertimbangan dalam pengambilan sampel adalah sampel merupakan satu

34 satunya pembuat dodol salak di daerah penelitian. Dalam hal ini sampel adalah Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait seperti Dinas Pertanian Propinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Selatan, Dinas Pertanian Tapanuli Selatan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara serta literatur yang berhubungan dengan penelitian ini Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah (1) ketersediaan bahan penunjang pada industri pengolahan dodol salak di daerah penelitian dianalisis secara deskriptif. Dengan kriteria : Jika ketersediaan > konsumsi maka ketersediaan tercukupi (Hipotesis diterima) Jika ketersediaan < konsumsi maka ketersediaan tercukupi (Hipotesis ditolak) Untuk identifikasi masalah (2) keuntungan industri pengolahan dodol salak dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : π = TR TC

35 Keterangan : π TR TC = Keuntungan usaha dodol salak (Rp) = Total Revenue (Total Penerimaan) dodol salak (Rp) = Total Cost (Total Biaya) dodol salak (Rp) Kriteria yang dipakai adalah : Bila TR > TC maka industri pengolahan dodol salak tersebut menguntungkan (Hipotesis diterima) Bila TR < TC maka industri pengolahan dodol salak tersebut tidak menguntungkan (Hipotesis ditolak) (Soekartawi (b), 1995). Dalam hal ini diperlukan perhitungan dari total penerimaan yang diterima dan total biaya yang dikeluarkan. Total penerimaan industri pengolahan dodol salak dapat dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = Y.Py Keterangan : TR Y Py = Total Revenue (Total Penerimaan) penjualan dodol salak (Rp) = Produksi yang diperoleh dalam pembuatan dodol salak (Kg) = Harga jual dodol salak (Rp/Kg) Dan untuk menganalisis biaya industri pengolahan dodol salak digunakan rumus : Keterangan : TC = FC + VC TC FC VC = Total Cost (Total Biaya) pengolahan dodol salak (Rp) = Fix Cost (Biaya Tetap) pengolahan dodol salak (Rp) = Variable Cost (Biaya Variabel) pengolahan dodol salak (Rp)

36 Untuk identifikasi masalah (3) dianalisis dengan menggunakan analisis kelayakan yaitu Net B/C dan IRR, yaitu : Keterangan : Net B/C B t C t i t n : Net Benefit Cost Ratio : Benefit sosial kotor usaha pada waktu t : Cost sosial kotor sehubungan dengan usaha pada waktu t : Tingkat suku bunga yang berlaku : Jangka waktu usaha pengolahan dodol salak : Umur ekonomis usaha Kriteria yang dipakai adalah : Bila Net B/C > 1 maka usaha tersebut layak dikembangkan secara finansial (Hipotesis diterima) Bila Net B/C < 1 maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial (Hipotesis ditolak) Nilai IRR dihitung dengan rumus : Keterangan : IRR : Internal Rate Return NPV 1 : Net Present Value yang pertama (+) NPV 2 : Net Present Value yang kedua (-)

37 i 1 : Tingkat bunga yang pertama i 2 : Tingkat bunga yang kedua Kriteria yang dipakai adalah : Bila IRR > i maka usaha tersebut layak dikembangkan secara finansial (Hipotesis diterima) Bila IRR < i maka usaha tersebut tidak layak dikembangkan secara finansial (Hipotesis ditolak) ( Gray,dkk, 2002). Untuk identifikasi masalah (4) dianalisis dengan menggunakan matrik SWOT. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 1997). Menurut Situmorang dan Dilham (2007) dalam membuat analisis SWOT dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Persiapan : Menyamakan Pemahaman (Persepsi) a. Perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya organisasi dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi yang realistis dalam mewujudkan visi dan misinya. b. Mengumpulkan jenis dan kualitas data dan informasi yang internal dan eksternal yang diperlukan c. Menyamakan langkah langkah (prosedur) dalam melakukan analisis eksternal dan internal

38 2. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal a. Internal Faktor (Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan) b.eksternal Faktor (Identifikasi Peluang dan Ancaman) c. Melakukan Pembobotan Faktor faktor yang dimonitoring berikut hasil monitoring dimasukkan ke dalam lembar kerja dengan langkah langkah sebagai berikut : Identifikasi faktor faktor kunci internal yang merupakan kekuatan beri tanda K dan kelemahan beri tanda L pada kolom sifat. Faktor faktor kunci eksternal yang merupakan peluang beri tanda P dan ancaman beri tanda A pada kolom sifat. Beri bobot untuk setiap faktor dari 0,00 sampai 1,00 pada kolom bobot. Untuk mempermudah pembobotan, beri nilai 1 sampai 4 pada kolom nilai, 1 = tidak penting; 2 = agak penting; 3 = penting; dan 4 = sangat penting. Setelah diberi nilai, nilai tersebut dijumlah dan bobot untuk suatu factor kunci internal adalah nilai yang dibagi dengan jumlah nilai semua faktor. Berikan peringkat 1,2 dan 3 untuk faktor kunci internal yang merupakan kekuatan utama/mayor(peringkat 3), kekuatan minor utama (peringkat 2) dan kekuatan minor tidak utama (peringkat 1). Sedangkan untuk kelemahan yang utama/mayor (peringkat 1), kelemahan minor utama (peringkat 2), dan kelemahan minor tidak utama (peringkat 3). Begitu juga dengan faktor kunci eksternal, yang merupakan peluang 1 = besar, 2 = sedang, dan 3 = kecil, sedangkan untuk kelemahan 1 = kecil, 2 = sedang, dan 3 = besar. 3. Membuat Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) dan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

39 Hasil identifikasi faktor faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI) untuk diberi skor : bobot dikali rating. Skor faktor faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan masing masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Sedangkan hasil identifikasi faktor faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksterna (EFE) untuk diberi skor : bobot dikalikan rating. Skor faktor faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman masing masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. 4. Membuat Matriks Posisi Perusahaan Hasil analisis pada tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Faktor Internal dipetakan pada Matriks Posisis Organisasi dengan cara sebagai berikut : a. Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan, sedangkan sumbu vertikal (y) menunjukkan peluang dan ancaman. b.posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut : Kalau peluang lebih besar dari ancaman maka nilai y>0 dan sebaliknya ancaman lebih besar dari peluang maka nilai y<0. Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x>0 dan sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka nilai x<0. EKSTERNAL FAKTOR y (+) Kuadran III: Kuadran I: I N T E R N A L F

40 strategi turn around strategi agresif x (-) x (+) Kuadran IV: strategi defensive Kuadran II: strategi diversivikasi (-) y Gambar 2. Matriks Posisi Analisis SWOT Kuadran I Posisi yang sangat menguntungkan untuk dikembangkan Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal Seyogianya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif Kuadran II Posisi dapat dikembangkan Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai keunggulan sumber daya Perusahaan perusahaan pada posisi ini dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang Dilakukan melalui penggunaan strategi diversivikasi produk atau pasar Kuadran III Posisi dapat dikembangkan

41 Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber dayanya lemah, karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala kendala internal perusahaan Kuadran IV Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan dan tidak dapat dikembangkan Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan Strategi yang diambil: defensif, penciutan atau likuidasi Dengan kriteria : Jika hipotesis yang diajukan benar maka hipótesis tersebut diterima Jika hipotesis yang diajukan salah maka hipótesis tersebut ditolak (Situmorang dan Dilham, 2007). Matrik ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat set alternatif strategis, yaitu : a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar besarnya. b. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO

42 Strategi ini memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Matriks ini dapat menghasilkan empat set alternatif strategis. Tabel 1. Matriks SWOT Internal Eksternal OPPORTUNITIES (O) 1. Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal TREATS (T) 2. Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal (Rangkuti, 1997). STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal STRATEGI SO STRATEGI ST WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal STRATEGI WO STRATEGI WT 3.5. Defenisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : Defenisi 1. Industri Kecil (menurut Departemen Perindustrian) adalah suatu usaha/kegiatan pengolahan bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi barang jadi yang mempunyai aset lebih kecil dari Rp 200 juta diluar tanah dan bangunan, omset tahunan lebih kecil dari Rp 1 milyar, dimiliki oleh orang Indonesia independen, boleh berbadan hukum atau tidak. 2. Produksi adalah nilai produksi yang benar-benar dihasilkan dan yang diperoleh dari kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha

43 3. Harga jual adalah biaya total ditambah atau dikurangi untung atau rugi yang dinyatakan dalam rupiah 4. Penerimaan adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual 5. Analisis Finansial adalah suatu studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak dijalankan dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya atau yang berkepentingan langsung dalam kegiatan investasi tersebut (bersifat individual) dan tidak memperhatikan dampak atau efeknya dalam perekonomian secara lebih luas (makro) 6. Total biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi seperti biaya bahan baku, biaya bahan penunjang, biaya tenaga kerja dan biaya penyusutan dan biaya pengemasan yang dikeluarkan pengusaha sampai produk siap untuk dipasarkan 7. Bahan Baku adalah segala sesuatu atau bahan bahan dasar yang dipakai untuk memulai suatu produksi yang akan menghasilkan suatu produk yang baru 8. Bahan penunjang adalah segala sesuatu atau bahan-bahan tambahan yang dipakai bersamaan dengan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk yang baru 9. Tenaga kerja adalah orang-orang yang bekerja dalam suatu industri 10. Penyusutan adalah biaya yang dibebankan pada konsumen melalui perhitungan harga pokok produksi 11. Pengemasan adalah perlakuan terakhir yang dilakukan setelah selesai proses produksi 12. Keuntungan adalah total penerimaan yang diperoleh pengusaha setelah dikurangi total biaya dalam satuan Rp/ton per tahun

44 13. Layak adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat, baik manfaat finansial maupun manfaat sosial 14. Tidak layak adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan tidak memberikan manfaat, baik manfaat finansial maupun manfaat sosial 15. Prospek pengembangan adalah kesempatan untuk mengembangkan usaha dan memperkenalkan produk pertanian ke masyarakat luas, baik di dalalm negeri maupun luar negeri. 16. Industri pengolahan salak adalah suatu industri yang mengolah buah salak segar dengan teknologi tertentu sehingga menjadi produk olahan yang dinamakan dodol salak 17. Dodol salak adalah makanan ringan yang memiliki rasa manis dengan sedikit masam yang terbuat dari salak 18. Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah strategi pengembangan dengan menganalisis faktor faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. 19. Strategi pengembangan adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengembangkan usaha dan memperkenalkan produk pertanian ke masyarakat luas, baik di dalalm negeri maupun luar negeri Batasan Operasional 1. Sampel adalah pemilik dari industri pengolahan yang terletak di daerah penelitian. 2. Salak olahan yang diteliti adalah dodol salak. 3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2009.

45 4. Tempat penelitian di Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina di Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN Deskripsi Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan dan yang menjadi daerah penelitian adalah Desa Parsalakan. Berikut deskripsi daerah penelitian Desa Parsalakan Luas dan Letak Geografis Desa Parsalakan berada di Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 3200 Ha. Jarak Desa Parsalakan dengan Kecamatan Angkola Barat (ibukota kecamatan) adalah 9 km, jarak ke

46 Kabupaten Tapanuli Selatan (ibukota kabupaten) adalah 8 km dan jarak ke ibukota propinsi Sumatera Utara (Medan) adalah 460 km. Secara administrasi Desa Parsalakan mempunyai batas batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paya Tobotan Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Aek Latong Siamporik Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Paya Pusat Aek Nabara Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sawah Sialogo Keadaan Penduduk Penduduk di Desa Parsalakan pada tahun 2009 berjumlah 2524 jiwa atau 540 kepala keluarga. Terdiri dari berbagai suku yaitu suku Batak, Jawa, Minang, Nias dan Melayu. Sementara jumlah suku yang terbanyak adalah suku Batak. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk perempuan sebanyak 1264 jiwa (50,07 %) dari total penduduk sebanyak 2524 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 1260 jiwa (49.92 %). Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan ini dibedakan menjadi 2 bagian berdasarkan kelompok umurnya yaitu dewasa dan anak-anak. Jumlah penduduk perempuan dewasa sebanyak 912 jiwa (36.13 %) dan jumlah penduduk perempuan anakanak sebanyak 352 jiwa (13.94 %). Sedangkan jumlah penduduk laki-laki dewasa berjumlah 540 jiwa (21.39 %) dan penduduk laki-laki anak-anak berjumlah 720 jiwa (28.52 %). Berikut distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Parsalakan : Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Parsalakan, Tahun 2008 Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Persentase (%) Dewasa Laki-laki Perempuan

47 Anak-anak Laki-laki Perempuan Total Sumber : Kantor Kepala Desa Parsalakan, 2008 Dilihat dari kelompok umur ternyata kelompok umur usia poduktif di Desa Parsalakan cukup besar. Berikut gambaran jumlah penduduk menurut kelompok umur di Desa Parsalakan : Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Parsalakan Tahun 2008 Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) > 25 Tahun Tahun Tahun Tahun Total Sumber : Kantor Kepala Desa Parsalakan, 2008 Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur yang mempunyai jumlah paling besar adalah kelompok umur 25 tahun ke atas yaitu 1158 (45.87 %) dari total 2524 jiwa penduduk. Dan jumlah yang paling sedikit berada pada kelompok umur 1-5 tahun yaitu sebesar 41 jiwa (1.62 %). Sedangkan umur tahun berjumlah 474 jiwa (18.77 %), umur 5-17 tahun berjumlah 851 jiwa (33.71 %). Berdasarkan jumlah penduduk menurut agama, penduduk di Desa Parsalakan seluruhnya memeluk agama Islam yaitu sebanyak 2524 jiwa. Berdasarkan tingkat pendidikan, rata-rata penduduk di Desa Parsalakan ini hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Sekolah Dasar (SD). Namun demikian, tidak sedikit pula penduduk yang dapat menyelesaikan pendidikannya hingga SLTA bahkan sarjana. Secara keseluruhan perhatian penduduk setempat terhadap tingkat pendidikan sudah cukup baik dilihat dari telah banyaknya penduduk yang menyelesaikan

48 pendidikan dasar 9 tahun dan telah ada penduduk yang menempuh jenjang pendidikan hingga sarjana. Berikut distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Parsalakan : Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Pendidikan di Desa Parsalakan Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%) Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA Diploma Sarjana Total Sumber : Kantor Kepala Desa Parsalakan, 2008 Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebesar 1067 jiwa (42.95 %) dan tingkat pendidikan yang paling sedikit jumlahnya adalah diploma yang berjumlah 8 jiwa (0.32 %). Sedangkan penduduk yang tidak tamat SD sebesar 397 jiwa (15.98 %), tamat SLTP 571 jiwa (22.98 %), dan sarjana sebanyak 13 jiwa (0.52 %). Untuk mata pencaharian, pada tahun 2009 penduduk di Desa Parsalakan banyak yang berprofesi sebagai buruh, pedagang, wiraswasta, dan petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi penduduk menurut mata pencaharian berikut ini : Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Parsalakan Tahun 2008 Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Petani Pegawai Negeri Pedagang Karyawan Buruh Wiraswasta Jasa Total Sumber : Kantor Kepala Desa Parsalakan, 2008

49 Dari Tabel 5 di atas diketahui bahwa selain bermata pencaharian sebagai buruh, pedagang, wiraswasta dan petani, ada juga penduduk yang bermata pencaharian sebagai pegawai negeri, karyawan dan jasa. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani menempati posisi yang paling banyak jumlahnya yaitu sebesar 824 jiwa (67.32 %), pegawai negeri 164 jiwa (13.39 %), pedagang 137 jiwa (11.19 %), karyawan 30 jiwa (2.45 %), buruh 33 jiwa (2.69 %), wiraswasta dan jasa memiliki jumlah yang sama yaitu 18 jiwa (1.47 %) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang ada di suatu desa sangat dibutuhkan demi perkembangan desa tersebut. Di Desa Parsalakan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan penduduk, seperti sarana ibadah, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain telah tersedia. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini : Tabel 6. Sarana dan Prasarana Desa Parsalakan Tahun 2008 No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit) 1 Sarana Ibadah Mesjid 18 2 Sarana Kesehatan Posyandu 5 3 Pendidikan SD 2 4 Ekonomi Kios/ Warung Kantor Kepala Desa 1 6 Sarana Olah Raga Lapangan Bulu Tangkis 2 7 Jalan Dusun Jalan Desa Jalan Protokol Jalan Kabupaten Sumber : Kantor Kepala Desa Parsalakan,

50 4. 2. Karakteristik Sampel Karakteristik Industri Secara Umum Sampel pada penelitian ini adalah industri pengolahan dodol salak yang bernama Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina. Industri ini berdiri pada 25 September 2007, namun baru aktif pada tahun Industri ini tergolong ke dalam industri kecil karena sesuai dengan penggolongan jenis industri menurut Departemen Perindustrian. Dikatakan industri kecil jika suatu industri memiliki aset lebih kecil dari Rp 200 juta diluar tanah dan bangunan, omset tahunan lebih kecil dari Rp 1 milyar dan dimiliki oleh orang Indonesia independen. Industri ini merupakan sebuah industri yang bergerak dalam bidang pengolahan makanan dan minuman yang terbuat dari buah salak, dimana proses produksi dilakukan sebanyak lima kali dalam seminggu. Hasil dari pengolahan tersebut adalah nagogo drink, sirup salak, madu salak, kurma salak, dodol salak dan kripik salak. Namun dari berbagai produk tersebut yang paling diminati oleh konsumen adalah dodol salak karena rasanya yang khas dan tahan lama sehingga sangat cocok dijadikan panganan cemilan dan oleholeh. Hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah penjualan dibawah ini : Tabel 7. Penjualan Produk Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina 2008 Jenis Produk Jumlah Konsumsi Nagogo Drink botol Sirup Salak botol Madu Salak botol Kurma Salak kotak Dodol Salak kotak Keripik Salak kotak Sumber : Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina, 2008

51 Maksud dan tujuan didirikannya Showroom dan Workshop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina adalah sebagai pusat pemasaran produksi industri kecil, pusat produksi yang memenuhi standar pasar, pusat pelayanan teknis dan pusat penelitian bagi yang berkeinginan dalam pengembangan produk buah salak serta sebagai alternatif tujuan wisata. Susunan struktur organisasi dari Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina dapat dilihat pada bagan berikut ini : General Manager Divisi Penelitian dan Pengembangan Man. Produksi Man. Logistik Man. Keuangan dan Pemasaran Man. Human Resources Development Ass. Man. Produksi Staf Logistik Staf HRD

52 Ass. Man. Prod Dodol Salak Ass. Man. Prod Kurma Salak dan Keripik Talas Staf Penjualan Staf Keuangan Staf Promosi Ass. Man. Prod. Minuman Salak Ass. Man. Teknisi Ass. Man. Quality Control Gambar 3. Struktur Organisasi Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina Dari gambar diatas diketahui kedudukan tertinggi di Showroom dan Work Shop Sentra Industri Kecil Pengolahan Buah Salak Agrina adalah General Manajer sebagai pengambil keputusan atas kelangsungan keseluruhan bagian di Agrina. Dibawahnya terdapat Divisi Penelitian dan Pengembangan yang bertugas melakukan penelitian sehingga akan didapat produk yang memiliki kualitas yang lebih baik lagi, serta mampu membuat inovasi terbaru dari produk yang dihasilkan. Dibawah General Manajer terdapat beberapa manajer, yaitu Manajer Produksi, Logistik, Keuangan dan Pemasaran dan Human Resources Development (HRD). Tugas dari Manajer Produksi adalah bertanggung jawab dalam perencanaan produksi untuk

53 keseluruhan produk, sedangkan pertanggungjawaban untuk masing masing produk yang dihasilkan merupakan tugas dari Asisten Manajer dari masing masing produk. Tugas untuk Manajer Logistik adalah pengelolaan ketersediaan bahan baku dan alat penunjang proses produksi, koordinasi ke unit unit penyediaan bahan baku serta membuat laporan pembukuan per hari, bulan dan tahun yang dibantu oleh staf logistik. Untuk Manajer Keuangan dan Pemasaran bertugas membuat pembukuan yang berisi semua pengeluaran dan penerimaan selama produksi, merencanakan peluang pasar serta strategi pemasaran (promosi, analisis pasar dan minat konsumen) dan menentukan harga jual produk. Tugas tugas tersebut dibantu oleh beberapa staf yaitu staf penjualan, staf keuangan dan staf promosi. Untuk urusan mengenai administrasi kantor, absen, surat, laporan, inventaris kantor, mengkoordinasi hubungan hubungan dengan sentra lain serta evaluasi kinerja karyawan merupakan tugas dari Manajer HRD yang dibantu oleh staf HRD. Adapan proses atau tahapan kerja dari pengolahan dodol salak di daerah penelitian adalah sebagai berikut : Salak dikupas dari kulit luarnya setelah terkumpul salak dicuci bersih. Kemudian dan dipisahkan daging dengan bijinya. Setelah dipisahkan daging salak direbus hingga lunak kemudian ditiriskan. Setelah tiris, daging salak digiling hingga halus. Sementara itu santan kental dan tepung ketan dimasak di dalam wajan besar setelah mendidih mendidih masukkan daging salak yang telah digiling halus.aduk terus, bila sudah terlihat setengah matang masukkan gula pasir dan diaduk terus sampai matang. Proses pematangan ini memakan waktu kurang lebih 3 jam. Ciri-ciri kematangannya adalah: lengket di wajan

54 dan kadar air tidak ada lagi. Setelah matang, diangkat dari wajan dan diletakkan pada cetakan yang telah disediakan, dan didiamkan kurang lebih satu hari. Setelah proses tersebut selesai maka selanjutnya dibuat potongan potongan kecil dan siap dikemas dan dipasarkan. Untuk lebih jelasnya secara skematis dapat dijelaskan pada gambar 4 di bawah ini : 1. Pengupasan Salak 2. Pencucian Salak 3. Pemisahan Daging Salak dan Biji

55 4. Perebusan Daging Salak 5. Penirisan Daging Salak 6. Penggilingan Daging Salak

56 7. Pemasakan Tepung Ketan dan Santan 8. Penambahan Adonan Daging Salak

57 9. Penambahan Gula Pasir 10. Dodol Salak 11. Pengemasan dan Pengepakan 12. Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak (Salacca Edulis Reinw) termasuk kelompok tanaman palmae yang tumbuh berumpun, umumnya tumbuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 DAMPAK INDUSTRI PENGOLAHAN SALAK TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA BAGI PETANI SEKITAR (Studi kasus : Desa Parsalakan, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan) SKRIPSI OLEH

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN SALAK. (Studi Kasus : Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN SALAK. (Studi Kasus : Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN SALAK (Studi Kasus : Industri Kecil Pengolah Buah Salak Agrina) SKRIPSI OLEH: AFRIDA AMALIA SIREGAR 070304008 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN M E D A N 2012

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK (Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab.Tapanuli Selatan) SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK (Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab.Tapanuli Selatan) SKRIPSI STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SALAK (Kasus : Desa Parsalakan, Kec. Angkola Barat, Kab.Tapanuli Selatan) SKRIPSI Oleh : ARNOL SITOMPUL 090304025 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS VALUE ADDED USAHA PENGALENGAN IKAN CUNANG RENANG (Muarenesox talabon) DI KOTA TANJUNG BALAI SKRIPSI OLEH MAYA AGUSTINA TANJUNG 050304066 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI STUDI KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DODOL PULUT (Studi Kasus: Desa Paya Perupuk, Kec. Tanjung Pura, Kab. Langkat) SKRIPSI OLEH : M. ADI KURNIAWAN NASUTION 100304081 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR SEP/AGRIBISNIS

SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR SEP/AGRIBISNIS ANALISIS SISTEM PEMASARAN SALAK (Studi Kasus : Kecamatan Padangsidempuan Hutaimbaru, Kota Padangsidempuan) SKRIPSI OLEH: ERWINA SIREGAR 030304019 SEP/AGRIBISNIS DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIZKY RIDHANI RANGKUTI SEP / AGRIBISNIS

SKRIPSI. Oleh : RIZKY RIDHANI RANGKUTI SEP / AGRIBISNIS ANALISIS PENDAPATAN, KESEMPATAN KERJA DAN NILAI TAMBAH PADA INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ASIN ( Studi kasus : Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara) SKRIPSI Oleh : RIZKY RIDHANI

Lebih terperinci

USAHATANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK VERTIKULTUR DI KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN

USAHATANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK VERTIKULTUR DI KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN USAHATANI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK VERTIKULTUR DI KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN Studi Kasus : Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan SKRIPSI OLEH : NUR MEITY UTARY 080304067 PROGRAM

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH TEBU DI PABRIK GULA SEI SEMAYANG PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II SKRIPSI Oleh : RURI UTHAMI 070304033 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

Lebih terperinci

S K R I P S I OLEH : MUSLAINY DALIMUNTHE SEP-AGRIBISNIS

S K R I P S I OLEH : MUSLAINY DALIMUNTHE SEP-AGRIBISNIS ANALISIS USAHATANI DAN USAHA PENGOLAHAN SUKUN (Artocarpus altilis P.) DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Bantan, Kecamatan Dolok Masihul dan Desa Bengkel, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten

Lebih terperinci

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA DODOL PEPAYA (Carica papaya L.) PADA HOME INDUSTRI DUA SAUDARA DESA TEBAT MONOK KECAMATAN KEPAHIANG KABUPATEN KEPAHIANG

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA DODOL PEPAYA (Carica papaya L.) PADA HOME INDUSTRI DUA SAUDARA DESA TEBAT MONOK KECAMATAN KEPAHIANG KABUPATEN KEPAHIANG PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA DODOL PEPAYA (Carica papaya L.) PADA HOME INDUSTRI DUA SAUDARA DESA TEBAT MONOK KECAMATAN KEPAHIANG KABUPATEN KEPAHIANG BUSINESS DEVELOPMENT PROSPECT OF PAPAYA (Carica papaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Studi kelayakan yang juga sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISIS PENDAPATAN ANYAMAN PANDAN DAN SUMBANGANNYA TERHADAP TOTAL PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus: Desa Pantai Cermin Kanan, Kec. Pantai Cermin, Kab.SerdangBedagai) SKRIPSI OLEH EVA MIRANDA LUBIS 060304037

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG ANALISIS USAHATANI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI LYANA HAPNI 050304044 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 2 ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN AGRIBISNIS

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN AGRIBISNIS ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN TENAGA KERJA DI PTP NUSANTARA IV UNIT KEBUN SIDAMANIK SKRIPSI OLEH FITRI SYAHRAINI HASIBUAN 060304067 AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KARET RAKYAT DI KECAMATAN WAMPU, KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI OLEH : ULPAN AFFANDI 060304058 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : 1 Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI. Oleh : 1 Universitas Sumatera Utara ANALISIS PERBANDINGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOPDIT) DENGAN KOPERASI UNIT DESA (KUD) DI KABUPATEN KARO ( Studi Kasus : Kopdit UNAM dan KUD Sada Kata ) SKRIPSI Oleh : ALFINE TAMPUBOLON SEP/AGRIBISNIS 030304051

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kopi Arabika Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi,

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KOPI ARABIKA DESA SITINJO INDUK KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI SKRIPSI

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KOPI ARABIKA DESA SITINJO INDUK KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI SKRIPSI STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KOPI ARABIKA DESA SITINJO INDUK KECAMATAN SITINJO KABUPATEN DAIRI SKRIPSI Oleh: M. ABD. HAKIM 070304013 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN PADA BERBAGAI JENIS PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) ( Studi Kasus: Desa Kaban, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo) SKRIPSI WIRDHA RIANDIKA 050304037

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS BERAS ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH : SRI ARIANI SAFITRI 090304038 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : AMINAH NUR M.L 090304067 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian 35 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Timur, khususnya di PPP Labuhan. Penelitian ini difokuskan pada PPP Labuhan karena pelabuhan perikanan tersebut

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PACKING HOUSE KOMODITI HORTIKULTURA DI DESA SIBORAS KECAMATAN PEMATANG SILIMAHUTA KABUPATEN SIMALUNGUN

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PACKING HOUSE KOMODITI HORTIKULTURA DI DESA SIBORAS KECAMATAN PEMATANG SILIMAHUTA KABUPATEN SIMALUNGUN STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN PACKING HOUSE KOMODITI HORTIKULTURA DI DESA SIBORAS KECAMATAN PEMATANG SILIMAHUTA KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI OLEH : FIKA HARINI SINAGA 090304117 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman tropis, namun demikian tetap mampu beradaptasi dan tumbuh baik di daerah subtropis. Di Indonesia, tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EKONOMIS PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG (Studi kasus : Perusahaan orientasi ekspor dan orientasi lokal)

ANALISIS EFISIENSI EKONOMIS PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG (Studi kasus : Perusahaan orientasi ekspor dan orientasi lokal) ANALISIS EFISIENSI EKONOMIS PRODUKSI MINYAK GORENG PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG (Studi kasus : Perusahaan orientasi ekspor dan orientasi lokal) SKRIPSI Oleh : FAISAL HAKIM 050304047 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL DI KOTA MEDAN (Kasus :Pasar tradisional Sei Kambing Kec. Medan Helvetia, Pajak Pagi Pasar Lima Padang Bulan Kec. Medan Baru Kota Medan) SKRIPSI OLEH : EKO ARISTON

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE ADDED TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA USAHA PENGUPASAN BAWANG MERAH DI KOTA MEDAN SKRIPSI HENDRICK FIRMANDO NADAPDAP

ANALISIS VALUE ADDED TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA USAHA PENGUPASAN BAWANG MERAH DI KOTA MEDAN SKRIPSI HENDRICK FIRMANDO NADAPDAP ANALISIS VALUE ADDED TINGKAT PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA USAHA PENGUPASAN BAWANG MERAH DI KOTA MEDAN SKRIPSI HENDRICK FIRMANDO NADAPDAP 080304003 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM ( Mesona Palustris ) DI KOTA MEDAN SKRIPSI

STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM ( Mesona Palustris ) DI KOTA MEDAN SKRIPSI STRATEGI PEMASARAN CINCAU HITAM ( Mesona Palustris ) DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : NUR AIDAH NASUTION 090304135 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 JUDUL NAMA

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA MEDAN SKRIPSI

STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA MEDAN SKRIPSI STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : DIAN UTAMI RANGKUTI 090304146 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 JUDUL NAMA : STRATEGI

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang

PENDAHULUAN. Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan. keterbatasan sumberdaya dalam melihat prospek usaha/proyek yang PENDAHULUAN Latar Belakang Peranan studi kelayakan dan analisis proyek dalam kegiatan pembangunan cukup besar dalam mengadakan penilaian terhadap kegiatan usaha/proyek yang akan dilaksanakan. Demikian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI DODOL DURIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI DODOL DURIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI DODOL DURIAN DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus: Kec. Perbaungan, Kab. Serdang Bedagai) SKRIPSI OLEH: HARDILLA BAYU 090304145 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SKRIPSI DAVID HISMANTA DEPARI AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annum L.) TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo) SKRIPSI DAVID HISMANTA

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN

ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI DI KOTA MEDAN SKRIPSI DIONICA PUTRI TAMPUBOLON 090304032 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS PERMINTAAN

Lebih terperinci

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG SKRIPSI BUDI GUNAWAN SIREGAR

ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG SKRIPSI BUDI GUNAWAN SIREGAR ANALISIS INTEGRASI VERTIKAL PADA PERUSAHAAN MINYAK GORENG SKRIPSI Oleh : BUDI GUNAWAN SIREGAR 050304050 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN, 2010 1 ANALISIS INTEGRASI

Lebih terperinci

ALIH FUNGSI LAHAN TEBU MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN TANDEM SKRIPSI

ALIH FUNGSI LAHAN TEBU MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN TANDEM SKRIPSI ALIH FUNGSI LAHAN TEBU MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II UNIT KEBUN TANDEM SKRIPSI OLEH: RIZLIANI APRIANITA HSB 060304019 AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

ANALISA POSISI TAWAR PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISA POSISI TAWAR PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISA POSISI TAWAR PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN LABUHAN BATU DAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI SURYA HARIYADI BATUBARA 050304071 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bali tidak hanya dikenal dari sektor pariwisata juga dikenal dari sektor pertanian. Pertanian merupakan kegiatan menanami tanah dengan tanaman yang nantinya menghasilkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : PURNAMA SARI SEP-AGRIBISNIS

SKRIPSI. Oleh : PURNAMA SARI SEP-AGRIBISNIS PENGARUH PREMI PANEN TERHADAP KINERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PANEN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV,Unit Kebun Pabatu dan Unit Kebun Bah Jambi) SKRIPSI Oleh : PURNAMA SARI 050304021

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU RAKYAT DI KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU RAKYAT DI KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI SKRIPSI ANALISIS USAHATANI TEMBAKAU RAKYAT DI KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI SKRIPSI OLEH : ERNA KRISTINA SIAHAAN 040304064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP CEMARA VOLUME 1 NOMOR 1 NOPEMBER 015 ISSN: 087-484 ANALISIS EFISIENSI USAHATANI PISANG DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA DI KABUPATEN SUMENEP Fatmawati 1, dan Henny Dianawati 1 Fakultas Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI DAGING AYAM KAMPUNG DI KOTA MEDAN (Studi Kasus : Pasar Sambas, Medan) SKRIPSI BIMA OSKAR SAPUTRA HUTAGALUNG 080304052 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian pengembangan perikanan pelagis di Kabupaten Bangka Selatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Oktober 2009 hingga Maret 2010. Pengambilan data dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mayoritas penduduk di negara berkembang adalah petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman kopi rakyat sebagian besar merupakan tanaman tua, tanaman semaian dari bibit tanaman lokal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 31 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013 di kelompok pembudidaya Padasuka Koi Desa Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mampu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil

PENDAHULUAN. Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahap awal pembangunan, ekspor setiap negara didominasi oleh hasil hasil pertanian. Tetapi permintaan komoditas pertanian cenderung menurun dan diganti oleh produk olahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN DAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PETANI KOPI ARABIKA DI KECAMATAN BANDAR KABUPATEN BENER MERIAH SKRIPSI OLEH: ISABELA K. BANGUN 060304002/AGRIBISNIS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN AGRIBISNIS UDANG Studi Kasus : Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN AGRIBISNIS UDANG Studi Kasus : Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN AGRIBISNIS UDANG Studi Kasus : Desa Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai SKRIPSI TRY SANJAYA 100304036 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI OLEH SUCI NOLA ASHARI A14302009 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH PADA MIE IRIS UBI HASIL OLAHAN UBI KAYU SKRIPSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH PADA MIE IRIS UBI HASIL OLAHAN UBI KAYU SKRIPSI ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH PADA MIE IRIS UBI HASIL OLAHAN UBI KAYU (Studi Kasus: Desa Pegajahan, Kec. Pegajahan, Kab. Serdang Bedagai) SKRIPSI ANGGRA WIRAHADI 100304014 AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus: Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) SKRIPSI

ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus: Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) SKRIPSI ANALISIS USAHATANI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN KOPRA (Studi Kasus: Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan) SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD ALVIZA 090304007 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA PESERTA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA GUDANG GARAM, KEC. BINTANG BAYU, KAB. SERDANG BEDAGAI SKRIPSI

ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA PESERTA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA GUDANG GARAM, KEC. BINTANG BAYU, KAB. SERDANG BEDAGAI SKRIPSI ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA PESERTA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA GUDANG GARAM, KEC. BINTANG BAYU, KAB. SERDANG BEDAGAI SKRIPSI Oleh : FEBI OKTARINA SORAYA LIDA 060304048 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dimana sebagian besar penduduknya bekerja dalam bidang pertanian. Keadaan usaha tani penduduk pada umumnya masih

Lebih terperinci

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data 4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Pengambilan data di lapangan dipusatkan di PPN Brondong dan pusat pemerintahan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA PISANG BARANGAN TUJUAN PASAR DOMESTIK (Kasus: Hasil Produksi Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang)

ANALISIS TATANIAGA PISANG BARANGAN TUJUAN PASAR DOMESTIK (Kasus: Hasil Produksi Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang) ANALISIS TATANIAGA PISANG BARANGAN TUJUAN PASAR DOMESTIK (Kasus: Hasil Produksi Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deli Serdang) SKRIPSI OLEH: LIA ANGGREINI NASUTION 100304073 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang devisa,

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI DODOL DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI SKRIPSI DESY ARISANDY 090304024 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik pupuk organik PT Agrindo Surya Graha yang berlokasi di jalan PLTP Angkrong, Kampung Sunda Wenang, RT 25/ Rw 11,

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT Karina Shafira*), Lily Fauzia **), Iskandarini ***) *) Alumni Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Rumpun Ilmu: 181/Sosial Ekonomi Pertanian EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KOPI ARABIKA DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI KETINGGIAN SEDANG Oleh: ATI KUSMIATI,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus : Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara)

ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus : Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara) ANALISIS USAHATANI BAWANG MERAH (Studi Kasus : Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horisan Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara) SKRIPSI RONAL SINAGA 060304011 AGRIBISNIS PROGRAM STUDI

Lebih terperinci