BAB 3 PROJECT PREPARATION. yang mulai beroperasi secara komersial tahun sehingga tidak dapat dihindari dan bahkan harus dihadapi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PROJECT PREPARATION. yang mulai beroperasi secara komersial tahun sehingga tidak dapat dihindari dan bahkan harus dihadapi."

Transkripsi

1 60 BAB 3 PROJECT PREPARATION 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan PT. Krakatau Steel (Persero) adalah satu-satunya industri baja terpadu di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang berlokasi di Cilegon. PT. Krakatau Steel merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mulai beroperasi secara komersial tahun Saat ini PT. Krakatau Steel mengidentifikasi bahwa terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persaingan bisnis, yaitu teknologi, pasar terbuka dan privatisasi. Pasar terbuka dan privatisasi sedang terjadi dan akan terus terjadi, sehingga tidak dapat dihindari dan bahkan harus dihadapi. Dalam mewujudkan pencapaian visi perusahaan perlu didukung oleh teknologi informasi yang handal. Untuk itu PT. Krakatau Steel selalu melaksanakan penyempurnaan berkesinambungan terhadap peralatan dan sistem yang ada, serta membuat perencanaan teknologi informasi yang berjalan searah dengan perencanaan bisnis perusahaan. Perencanaan ini menekankan pada perbaikan proses bisnis perusahaan secara menyeluruh dan integrasi sistem informasi melalui penerapan Enterprise Resource Planning (ERP). PT. Krakatau Steel telah memutuskan untuk menggunakan perangkat lunak SAP. Pada awalnya, PT. Krakatau Steel menerapkan SAP R/2 dengan modul Material Management dan Plant Maintenance pada tahun 1996, dan

2 61 saat ini PT. Krakatau Steel memutuskan untuk melakukan implementasi SAP R/ Latar Belakang Perusahaan PT. Krakatau Steel didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970, bertepatan dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No.35 tahun 1970 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Krakatau Steel. Pembangunan industri baja ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan proyek baja Trikora, yakni untuk Pabrik Kawat Baja, Pabrik Baja Tulangan dan Pabrik Baja Profil. Pabrik-pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun Pada tahun 1979 dilangsungkan peresmian penggunaan fasilitasfasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons dengan kapasitas 1,5 juta ton/tahun, Pabrik Billet Baja dengan kapasitas ton/tahun, Pabrik Batang Kawat dengan kapasitas ton/tahun serta fasilitas infrastruktur berupa Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap 400 MW, Pusat Penjernihan Air, Pelabuhan Cigading serta sistem telekomunikasi. Pada tahun 1983 diresmikan beroperasinya Pabrik Slab Baja dan Pabrik Baja Lembaran Panas. Pada tahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin yang merupakan pabrik baja perusahaan patungan yang berada di kawasan industri Cilegon bergabung menjadi unit produksi

3 62 PT. Krakatau Steel, melengkapi pabrik-pabrik baja lain yang telah ada Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi dari PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut : Visi PT. Krakatau Steel Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia. Misi PT. Krakatau Steel Menyediakan produk baja bermutu dan jasa terkait bagi kemakmuran bangsa Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi PT. Krakatau Steel bersifat fungsional. Struktur ini telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan dan misi yang diembannya. Dalam struktur organisasi PT. Krakatau Steel, jabatan Direktur Utama tidak termasuk dalam struktur kepegawaian, karena diangkat langsung oleh Menteri Perindustrian. Direktur Utama sebagai pimpinan PT. Krakatau Steel membawahi 6 Direktur Pelaksana yang juga masing-masing membawahi direktoratnya, yang antara lain: 1. Direktur Perencanaan dan Teknologi

4 63 2. Direktur Produksi 3. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum 4. Direktur Keuangan 5. Direktur Pemasaran 6. Direktur Logistik Direktur Logistik yang membawahi Direktorat Logistik bertanggung jawab atas kegiatan pembelian, khususnya pada Subdirektorat Pembelian. Adapun struktur organisasinya digambarkan dalam bagan berikut : Gambar 3.1 Struktur Organisasi Logistik

5 64 Gambar 3.2 Struktur Organisasi pada Subdirektorat Pembelian Setiap jabatan pada Logistik memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Direktur Logistik Direktur Logistik bertanggung jawab atas pengesahan dokumen-dokumen seperti Purchase Requisition, Harga Perkiraan Standar/Owner Estimate (HPS/OE), Purchase Order pada tingkat Direktorat. 2. General Manager Pembelian General Manager Pembelian bertanggung jawab atas pengesahan dokumen-dokumen seperti Purchase Requisition, HPS/OE, Purchase Order pada tingkat Subdirektorat. 3. Manager

6 65 Manager bertugas mengepalai divisi-divisi yang ada pada PT. Krakatau Steel. Secara umum bertanggung jawab atas pengesahaan dokumen tertentu seperti Purchase Requisition, HPS/OE, Purchase Order pada tingkat divisi. Adapun tanggung jawab masing-masing Manager sesuai divisinya ialah : a. Manager Divisi Procurement Sparepart Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis sparepart. b. Manager Divisi Raw Material and Operation Supply Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis Raw Material dan Operation Supply. c. Manager Divisi Procurement Service Bertanggung jawab atas seluruh Procurement jenis Service. 4. Superintendent Superintendent bertanggung jawab dalam mengesahkan dokumen tertentu seperti Purchase Requisition, HPS/OE, Purchase Order pada tingkat departemen. Adapun tanggung jawab Superintendent pada masing-masing departemen: a. Superintendent Procurement Sparepart Elektrik Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis sparepart elektrik.

7 66 b. Superintendent Procurement Sparepart Mekanik Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis sparepart mekanik. c. Superintendent Procurement Raw Material Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis Raw Material d. Superintendent Procurement Operation Supply Bertanggung jawab atas seluruh purchasing material jenis Operation Supply. e. Superintendent Procurement Service Perawatan Bertanggung jawab atas seluruh Procurement jenis Service Perawatan. f. Superintendent Procurement Service Non Perawatan Bertanggung jawab atas seluruh Procurement jenis Service non perawatan. 5. Buyer Buyer merupakan pihak yang bertanggung jawab memutuskan pembelian setingkat user Proses Bisnis Purchasing (Lokal) Material Permintaan Pembelian Permintaan pembelian merupakan proses meminta pembelian material yang dibutuhkan oleh karyawan departemen yang bersangkutan. Sebelum melakukan permintaan pembelian, karyawan

8 67 departemen meminta material dengan membuat reservasi ke gudang. Bagian Gudang akan mengecek ketersediaan material yang diajukan menggunakan sistem SAP, jika tersedia maka material langsung dikirimkan, jika tidak tersedia maka Bagian Gudang akan memberikan konfirmasi ketidaktersediaan material via telepon. Setelah menerima konfirmasi tersebut, karyawan departemen membuat dokumen reservasi yang memuat keterangan mengenai permintaan material seperti tanggal permintaan, material, spesifikasi, serta kuantitas material yang dibutuhkan. Reservasi ini ditujukan ke Bagian Perencanaan. Pembuatan dokumen reservasi dilakukan diluar sistem SAP. Setiap periode tertentu akan dibuatkan laporan reservasi. Reservasi yang masuk dievaluasi apakah permintaan atas material tersebut memang diperlukan, dan apakah sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika reservasi dinyatakan tidak disetujui maka akan di evaluasi lebih lanjut oleh Bagian perencanaan. Jika disetujui maka langsung dibuatkan Purchase Requisition (PR). PR ini wajib dibuat karena setiap pembelian yang dilakukan harus berdasarkan kebutuhan, dan setiap kebutuhan harus dicatat melalui PR yang diproses dengan sistem SAP. PR berisi material, spesifikasi material, tanggal pengiriman, pihak yang meminta pembelian, rincian material yang ingin dibeli, dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Setiap periode tertentu akan dibuat laporan PR dengan menggunakan sistem SAP. Pada PT. Krakatau Steel, setiap permintaan pembelian harus

9 68 disertakan dengan harga perkiraan atas pembelian material tersebut. Harga ini dikenal dengan istilah HPS/OE (Harga Perkiraan Sendiri/Owner Estimate). Sebelum melakukan pembuatan PR harus dicek terlebih dahulu apakah HPS/OE ada atau tidak. Jika ada maka HPS/OE langsung dicantumkan, tetapi jika tidak maka HPS/OE akan dibuat untuk material tersebut oleh Bagian Evaluator HPS/OE. Harga Perkiraan Sendiri/Owner Estimate (HPS/OE) HPS/OE merupakan batas maksimal dari harga pembelian. Perhitungan HPS/OE bersumber dari : Harga pemerintah (harga yang ditentukan pemerintah) Harga pasar (harga dari pabrik, agen, trading) Ekskalasi (perhitungan sendiri dengan melihat dari ketetapan pemerintah, kondisi pasar, dan lain-lain) Estimate engineering (penentuan harga berdasarkan harga dari komponen-komponennya) Anggaran (baik anggaran yang sudah ditetapkan dan juga harga-harga sebelumnya) Penentuan HPS/OE ini dijalankan apabila terjadi : Material yang diminta belum pernah dibeli sehingga belum diketahui harganya. Harga dari material tersebut sudah diketahui tetapi masa validitasnya telah berakhir.

10 69 HPS/OE yang dihasilkan nantinya akan disetujui oleh pihak yang berwenang. HPS/OE yang telah disetujui memiliki validitas sampai dengan satu tahun. Sehingga ketika ada permintaan pembelian material yang sama dalam kurun waktu satu tahun itu, tidak perlu lagi menjalankan perhitungan HPS/OE cukup diambil dari HPS/OE yang telah ada. Nilai dari HPS/OE akan disertakan ke dalam PR. PR baru bisa disetujui apabila sudah tercantum HPS/OE yang valid sesuai tanggal yang berlaku. Baik persetujuan HPS/OE dan juga persetujuan PR, dilakukan secara bertingkat dari tingkatan manajemen terendah sampai dengan direktur, berdasarkan besarnya permintaan pembelian. Jika material yang diminta tersebut telah memiliki HPS/OE (telah pernah dibeli sebelumnya) maka HPS/OE-nya dapat diambil dari Purchasing Info Record (PIR). Jika belum memiliki HPS/OE maka Bagian Evaluator HPS/OE akan menentukan HPS/OE berdasarkan sumber-sumber HPS/OE yang ada. Pemrosesan HPS/OE ini dilakukan diluar sistem SAP. Setelah itu Bagian Evaluator HPS/OE mengeluarkan dokumen HPS/OE untuk material tersebut. HPS/OE yang tertera pada pada dokumen akan dicantumkan didalam PR. Setiap periode tertentu akan dibuatkan laporan HPS/OE diluar sistem SAP. Pembuatan PR selain dari dokumen Reservasi juga dapat bersumber dari Contract yang telah dibuat dengan vendor tertentu. Untuk pembuatan PR yang berasal dari Contract Bagian Perencanaan akan melakukan melakukan Adopt Contract, sehingga keterangan mengenai

11 70 material, spesifikasi material, vendor, dan kesepakatan pengiriman telah dapat diperoleh. Contract Pembuatan PR selain dari dokumen reservasi dapat juga bersumber dari Contract. Contract merupakan perjanjian pembelian material tertentu dengan suatu vendor dalam jangka waktu yang telah disepakati. Jadi untuk pembelian material jenis tertentu PT. Krakatau Steel dapat langsung membuat PR melalui Contract yang telah dibuat. Contract berisikan keterangan mengenai kesepakatan pembelian seperti material, spesifikasi material, vendor, jangka waktu berlaku Contract, kesepakatan pengiriman dan sebagainya. PR yang telah dikeluarkan akan memasuki proses persetujuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang seperti Superintendent, Manajer, dan Direktur secara manual (dengan menandatangani dokumen PR sebagai tanda disetujui). Proses persetujuan ini dilakukan bertingkat sesuai dengan nilai dari PR. Semakin tinggi nilai PR maka semakin tinggi tingkatan persetujuannya. Hal ini ditujukan untuk mengurangi penyelewengan permintaan-permintaan pembelian yang diluar kebutuhan dan kemampuan perusahaan. PR dapat saja dipertimbangkan kembali oleh pihak-pihak yang berwenang apabila dinilai masih belum sesuai dengan kebutuhan ataupun anggaran. Akan dilakukan Change PR atas perubahan PR yang terjadi. PR dapat juga ditolak, apabila dinyatakan benar-benar tidak sesuai

12 71 dengan kebutuhan ataupun angaran yang tersedia. PR yang ditolak ini akan melalaui proses Cancel PR oleh Bagian perencanaan menggunakan sistem SAP. Selanjutnya Bagian Perencanaan akan melakukan konfirmasi penolakan PR pada karyawan departemen. Karyawan Departemen meninjau kembali Reservasi untuk PR tersebut. Jika Reservasi tersebut dinilai tidak layak diajukan kembali maka reservasi akan dibatalkan. Jika masih layak diajukan kembali maka dibuat reservasi baru berdasarkan reservasi lama tersebut. PR yang telah disetujui akan diteruskan ke proses permintaan dan pemilihan vendor. Bagian Perencanaan akan melakukan pembuatan laporan PR secara berkala menggunakan sistem SAP, biasanya setiap sebulan sekali, ataupun ketika pihak manajerial meminta laporan PR.

13 Gambar 3.3 Flowchart Permintaan Pembelian 72

14 Permintaan Penawaran dan Pemilihan Vendor Permintaan Penawaran merupakan proses untuk menentukan vendor untuk pembelian material-material yang diminta pada permintaan pembelian. Proses ini tidak dilakukan pada pembelian yang terikat kontrak ataupun pemilihan vendor dengan penunjukan langsung. Tetapi hanya pada proses pembelian dengan penawaran tender. Di dalam PR yang telah disetujui terdapat rincian material dengan komoditinya, dan juga HPS/OE. Untuk menentukan kepada siapa pembelian ini ditujukan, PT. Krakatau Steel akan memberikan tawaran kepada vendor yang terdaftar dalam DPT (Daftar Peserta Tender). Proses penentuan DPT dapat diuraikan sebagai berikut: Untuk dapat mengikuti tender, vendor harus datang ke PT. Krakatau Steel dan mendaftar sebagai rekanan PT. Krakatau Steel. Proses Pendaftaran rekanan PT. Krakatau Steel ditangani oleh Bagian Vendor Management. Pendaftaran sebagai rekanan PT. Krakatau Steel harus dilengkapi dengan surat-surat pendukung seperti surat izin usaha, sertifikat komoditi dan sebagainya. Bagian Vendor Management akan melakukan pengecekan kelengkapan vendor seperti keabsahan dokumen, kredibilitas vendor, jika telah sesuai maka didaftar ke dalam sistem SAP serta akan dikeluarkan Tanda Daftar Rekanan untuk vendor tersebut. Selanjutnya Bagian Vendor Management akan mendaftar komoditi-komoditi milik vendor. Jika

15 74 tidak sesuai maka dilakukan konfirmasi penolakan kepada vendor yang bersangkutan via telepon. Pada periode tertentu akan dibuatkan laporan vendor dengan menggunakan sistem SAP. Ketika ada permintaan pembelian, dilakukan pencocokan antara komoditi dari material yang dibeli yang ada pada PR dengan komoditi yang dimiliki vendor. Komoditi akan dicek diluar sistem SAP kemudian akan dibandingkan dengan PR. Vendor-vendor yang memiliki komoditi sesuai akan masuk ke dalam DPT (Daftar Peserta Tender) yang dibuat oleh Bagian Pembelian. Ada kasus-kasus tertentu di mana status vendor diblok karena alasan tertentu, sehingga vendor tersebut dinilai tidak layak untuk masuk ke dalam DPT. Untuk dapat masuk ke dalam DPT, dinilai dari : Kesesuaian komoditi yang dimiliki vendor dengan material yang akan dibeli. Kinerja dari vendor yang dinilai dengan menggunakan Passing Grade. Validitas dokumen vendor atau masa berlaku dokumendokumen yang dimiliki vendor. Diblok atau tidaknya status vendor. Status vendor yang diblok harus disertai alasan (Block Reason), seperti : Claim atas vendor karena kualitas material yang tidak baik, pembatalan PO oleh vendor, pemalsuan dokumen, material tidak original,

16 75 pemalsuan sertifikat manufaktur, performa yang tidak baik, ataupun validitas dokumen-dokumen vendor. Bagian yang mengelola DPT adalah Bagian Vendor Management, dan hanya Bagian tersebut yang mengetahui vendor mana saja yang diblok. Bagian Pembelian hanya menerima daftar vendor yang sudah tertera dalam DPT, untuk mengurangi subjektivitas dalam pembelian. DPT yang dikeluarkan harus mendapatkan persetujuan dari pihak-pihak yang berwenang seperti Superintendent, Manager, dan Direktur. Persetujuan DPT dilakukan secara bertingkat. Jika DPT tidak disetujui maka akan dilakukan peninjauan ulang oleh Bagian pembelian seperti penggantian beberapa vendor yang dinilai tidak kompeten untuk menjadi peserta tender. DPT yang telah disetujui akan dibuatkan laporanya di luar sistem SAP. Setelah DPT disetujui maka Request For Quotation (RFQ) sebagai permintaan penawaran akan dibuat melalui sistem SAP. PT. Krakatau Steel akan mendistribusikan RFQ yang berisi rincian spesifikasi material, jumlah, aturan pengiriman, dan batas waktu pengumpulan tawaran kepada vendor-vendor pada Daftar Peserta Tender (DPT). RFQ ini akan didistribusikan melalui pos atau fax kepada vendor oleh Bagian Vendor Management. Selanjutnya, vendor akan mengirimkan Quotation (tawaran) yang berisi spesifikasi material, harga, jumlah yang disanggupi vendor, aturan pengiriman, aturan pembayaran, dan informasi lainnya

17 76 ke PT. Krakatau Steel yang pertama kali akan diterima oleh Bagian Vendor Management untuk kemudian diteruskan ke Bagian Pembelian. Quotation yang telah diterima sesuai dengan RFQ akan dimasukan ke sistem SAP. Quotation yang telah dianggap sesuai akan diseleksi lebih lanjut melalui proses Comparison Of Quotation (COQ) dalam sistem SAP untuk memilih maksimal 10 vendor terbaik yang layak untuk mengikuti tender. Bagian Pembelian akan membuat Surat Undangan Tender (SUT) untuk 10 vendor terbaik yang akan dikirimkan oleh Bagian Vendor Management. SUT berisikan undangan untuk menghadiri proses tender pada waktu dan tempat yang telah ditentukan oleh Bagian Pembelian. Proses tender pada PT. Krakatau Steel dilakukan dengan Online Bidding yaitu proses dimana vendor-vendor yang diundang dikumpulkan dalam suatu ruangan dan melakukan penawaran (Bidding) menggunakan system yang khusus dirancang untuk Bidding. Proses Online Bidding terdiri atas maksimal tiga kali proses Bidding untuk menemukan pemenang tender. Setiap Bidding yang dilakukan dibatasi dalam waktu tertentu. Bidding dimulai dengan pemasukan harga tawaran ke dalam sistem oleh perwakilan vendor, kemudian setelah waktu Bidding habis, sistem otomatis akan mengevaluasi nominal harga tawaran tender dan diurutkan dari harga terendah (ranking pertama) ke yang tertinggi, hasilnya akan ditampilkan di layar utama tanpa menampilkan nama pemilik harga

18 77 tersebut. Hal ini memicu perwakilan tender lainnya untuk memasukan harga terendah agar harganya tampil sebagai ranking pertama yang berarti harga pemenang tender. Setelah didapat pemenang Bidding, maka dilakukan peng-update-an harga hasil Bidding ke dalam Quotation awal dengan cara memasukan harga tersebut ke sistem SAP. Selanjutnya dilakukan proses COQ lagi untuk membandingkan peserta tender tidak hanya dari sisi harga seperti pada proses Online Bidding tetapi juga dari sisi Service, kualitas material yang ditawarkan. Pada proses COQ ini, disertakan nilai HPS/OE sebagai pembanding dengan cara memasukan HPS/OE kedalam proses COQ. Sebelumnya dilakukan proses pengecekan HPS/OE diluar sistem SAP. Apabila pernah terjadi pembelian atas material tersebut maka HPS/OE dapat diambil dari Purchasing Info Record (PIR) tetapi jika belum pernah maka diambil dari database HPS/OE. Dari hasil COQ ini dipilih satu vendor dengan Quotation terbaik. Vendor hasil COQ dibandingkan dengan vendor pemenang Bidding, dipilih yang memiliki harga, Service, kualitas yang terbaik sebagai pemenang tender utama. Apabila harga terendah pemenang tender utama masih diatas HPS/OE maka dilakukan proses negosiasi. Beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi : Bila negosiasi dengan pemenang pertama tidak berhasil, maka akan dilakukan negosiasi dengan pemenang kedua. Bila negosiasi dengan pemenang kedua tidak berhasil, maka akan dilakukan negosiasi dengan pemenang ketiga.

19 78 Bila negosiasi dengan pemenang ketiga tidak berhasil, maka akan dilakukan proses retender. Bila dari hasil retender tidak berhasil mendapatkan harga yang sama dengan atau di bawah nilai HPS/OE, maka harus ditinjau kembali nilai HPS/OE yang mungkin terlalu rendah. Atau dapat juga langsung dilakukan pengesahan apabila harga yang ditawarkan sama atau lebih rendah dari HPS/OE. Setelah diperoleh vendor yang akan diajak kerja sama, maka PT. Krakatau Steel akan mempertimbangkan apakah vendor tersebut layak untuk dikontrak sebagai vendor tetap, khusus untuk pembelian material yang tertera dalam Quotationnya. Jika layak maka akan dibuatkan Contract yang dibuat dalam sistem SAP. Contract berisikan perjanjian pembelian material serta syarat-syarat pembeliannya yang berlaku dalam jangka waktu tertentu. Jika tidak layak untuk dikontrak, maka akan dibuatkan perjanjian pembelian berupa Memorandum Of Understanding (MOU) yang berisikan kesepakatan pembelian material, spesifikasi, harga dan syarat-syarat pembelian dengan vendor untuk kebutuhan kali itu saja. Perjanjian pembelian ini selanjutnya akan digunakan sebagai dasar dalam pemrosesan pembelian.

20 Gambar 3.4 Flowchart Permintaan Penawaran dan Pemilihan Vendor 79

21 Pemrosesan Pembelian Transaksi pembelian pada PT. Krakatau Steel mengeluarkan Purchase Order (PO) sebagai bukti pembelian, yang pemrosesanya dilakukan oleh Bagian Pembelian dan diproses menggunakan sistem SAP. PO dapat diproses berdasarkan PR, Contract, Scheduling agreement dan sebagainya. Bagian Pembelian akan melakukan proses Adopt atas salah satu dokumen tersebut jika pembelian didasarkan atas salah satunya. Contract dengan vendor disimpan dalam suatu transaksi yang disebut Source Of Supply, yang berisi material, vendor, kontrak, dan masa berlaku kontrak (validitas). PO merupakan perjanjian resmi atas transaksi pembelian antara PT. Krakatau Steel dengan vendor. PO berisi vendor yang dipilih, material, jumlah, harga, tanggal pengiriman, kondisi pembelian dan lain-lain. PO yang telah dibuat akan melalui proses persetujuan yang dilakukan oleh pihak-pihak berwenang seperti Superintendent, Manajer, dan Direktur. Persetujuan ini dilakukan secara bertingkat tergantung dari nilai PO. Semakin besar nilai PO maka semakin tinggi tingkatan persetujuannya. Jika disetujui maka Bagian Vendor Management akan mengirimkan PO tersebut ke vendor. Jika tidak disetujui maka akan dilakukan evaluasi PO. Pada evaluasi ini akan dipertimbangkan apakah isi PO baik dari material, vendor, syarat pembelian masih ada yang tidak sesuai dengan budget dan kondisi perusahaan. Jika hasil

22 81 evaluasi ini adalah PO masih mungkin untuk diteruskan maka akan dilakukan perubahan isi PO (Change PO) dan akan diajukan ulang ke proses persetujuan. Jika sebaliknya, maka PO akan dibatalkan (Cancel PO). Perubahan maupun pembatalan PO dilakukan melalui sistem SAP. Dengan adanya perubahan ataupun pembatalan PO maka akan dikeluarkan memo dinas oleh Bagian Pembelian yang ditujukan untuk karyawan departemen sebagai pemberitahuan perubahan PO. PO yang telah disetujui akan langsung dikirimkan ke vendor oleh Bagian Vendor Management. Pada periode tertentu akan dibuatkan laporan PO (Laporan Pembelian) dengan menggunakan sistem SAP. Setelah PO dikirimkan ke vendor, akan terus dilakukan pengawasan terhadap PO (PO Monitoring) dan diawasi apakah tanggal pengiriman sudah jatuh tempo atau belum. Bagian Pembelian dapat membuat Reminder kepada vendor melalui sistem SAP, apabila sudah mendekati tanggal pengiriman yang telah ditentukan. Reminder ini akan dikirimkan kepada vendor oleh Bagian Vendor Management. Dan kemudian vendor dapat saja mengkonfirmasi Reminder tersebut pada Bagian Vendor Management. Jika konfirmasinya berisikan permohonan untuk memperpanjang tanggal delivery maka akan dilakukan negosiasi tanggal dengan vendor tersebut. Permohonan perpanjangan tanggal delivery yang disetujui akan berdampak pada pengubahan PO. Bagian Pembelian akan mengeluarkan Amandemen PO untuk vendor sebagai bukti

23 82 konfirmasi sah dan Memo Dinas untuk karyawan departemen yang meminta pembelian sebagai pemberitahuan atas perubahan tanggal yang terjadi. Sedangkan untuk permohonan perpanjangan tanggal delivery yang tidak disetujui akan dilakukan pembatalan PO. Atas hal ini Bagian Pembelian akan mengeluarkan Surat Batal Purchase Order (SBPO) untuk vendor dan Memo Dinas untuk karyawan departemen yang meminta pembelian sebagai pemberitahuan atas pembatalan yang terjadi. Ketika Vendor memberikan konfirmasi bahwa material siap dikirim maka PT. Krakatau Steel tinggal menunggu proses penerimaan material pada tangal yang ditentukan. Pengubahan PO setelah PO dikirim ke vendor PO yang telah dibuat dan dikirimkan dapat saja diubah karena alasan tertentu dan tentunya perubahan ini disepakati oleh vendor dan PT. Krakatau Steel. Perubahan PO ini dapat berupa perubahan kuantitas dikarenakan kebutuhan, perubahan tanggal Delivery ataupun perubahan aturan pembelian dikarenakan kondisi perusahaan. Pembatalan PO setelah PO dikirim ke vendor Selain dapat diubah PO yang telah dibuat dan dikirimkan dapat juga dibatalkan oleh vendor maupun oleh PT. Krakatau Steel. PO yang dibatalkan oleh PT. Krakatau Steel berdasarkan salah satu keadaan sebagai berikut :

24 83 Apabila vendor tidak dapat mengirim material dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Apabila material yang dikirimkan selalu tidak lulus inspeksi (reject). Apabila jumlah material yang dikirimkan tidak lengkap. Pembatalan PO dapat dilakukan per-item atau seluruhnya, dan harus disertai alasan. Apabila pembatalan PO dilakukan oleh pihak vendor, maka setelah pembatalan PO tersebut disetujui, status vendor akan diblok sampai vendor membayar pinalti atas pembatalan tersebut. Sedangkan pembatalan PO yang dilakukan oleh PT. Krakatau Steel, tidak akan merubah status apapun dari vendor, dan tidak ada pembebanan pinalti kepada vendor.

25 Gambar 3.5 Flowchart Pemrosesan Pembelian 84

26 Penerimaan Material dan Pengajuan Claim Vendor akan mengirimkan material sesuai dengan waktu yang telah disepakati dengan dilengkapi Delivery Note. Material yang datang, pertama kali diterima dan ditempatkan di suatu area yang disebut Holding Area. Pada saat penerimaan material tersebut dilakukan Good Receipt yang menandakan bahwa material telah diterima, tetapi belum mempengaruhi jumlah stok material. Proses penerimaan material ini akan menghasilkan GR yang akan digunakan untuk proses selanjutnya, yaitu pemeriksaan material secara fisik. Pemeriksaan material secara fisik dilakukan oleh Bagian Quality Control. Pada pengecekan fisik akan diperiksa kesesuaian material yang diterima dengan material yang dipesan pada PO, baik dari segi spesifikasi dan juga jumlahnya. Selain itu juga dilakukan pengecekan pada kondisi fisik material. Ada beberapa kondisi hasil pengecekan : Jumlah material yang diterima lebih banyak daripada jumlah pada PO. Apabila masih dalam toleransi, maka material akan diterima dan akan dibuatkan PO baru atas kelebihan material, tetapi sebelumnya harus dibuatkan PR dan disetujui oleh yang berwenang. Tetapi apabila di luar batas toleransi maka kelebihan material akan ditolak. Jumlah material yang diterima lebih sedikit daripada jumlah pada PO. Material akan diterima, dan PO akan diubah.

27 86 Apabila spesifikasi dan kualitas material yang diterima tidak sesuai dengan yang ada pada PO, maka material tidak dapat diterima. Apabila spesifikasi dan kualitas material yang diterima sesuai dengan PO, maka material akan diterima. Apabila material yang diterima memiliki spesifikasi dan jumlah yang tidak sesuai dengan PO, atau kondisi fisik material tidak baik, maka akan dilakukan pengembalian atas material yang tidak sesuai tersebut ke vendor, dengan dilampirkan Catatan Pengembalian Material (CPB). Apabila material yang diterima memiliki spesifikasi dan jumlah yang sesuai dengan PO, serta kondisi fisik material tersebut baik, maka selanjutnya akan dilakukan penerimaan material hasil inspeksi fisik dengan melampirkan GR yang tadi serta Delivery Note dari vendor yang telah dicap. Material yang lolos pemeriksaan (inspeksi) fisik, selanjutnya akan dilakukan inspeksi kualitas (mutu) yang dilakukan oleh Bagian Quality Control. Jika hasil inspeksi kualitas menyatakan bahwa kualitas material buruk, maka akan dilakukan pengembalian (Retur) kepada vendor dengan melampirkan RRN (Rejection Report Note). Jika hasil inspeksi kualitas menyatakan bahwa kualitas material baik, maka akan dibuatkan RIR (Receiving Inspection

28 87 Report). Berdasarkan RIR tersebut, akan dilakukan Good Receipt yang akan menambah jumlah stok material di gudang. Setiap periode tertentu akan dibuatkan laporan GR (Laporan Penerimaan Material) dengan menggunakan sistem SAP. Setelah proses penerimaan material selesai, dilakukan pemindahan material (Transfer Posting) ke gudang pelayanan dan material siap dipakai. Ketika material tersebut dipakai dan ternyata kondisi material rusak (tidak baik), maka karyawan akan melakukan konfirmasi untuk Claim ke Bagian Administrasi Claim. Pengajuan Claim diawali dengan pra-claim yang merupakan pemberitahuan kepada vendor untuk permohonan klarifikasi atas kualitas material yang tidak baik. Apabila vendor tidak memberikan klarifikasi atau hasil klarifikasi menunjukkan bahwa kesalahan memang terletak pada vendor, maka PT. Krakatau Steel akan secara resmi mengajukan Claim. Claim yang diajukan kepada vendor dapat juga dikarenakan faktor lain, antara lain : Claim atas keterlambatan pengiriman material. Claim atas kesalahan spesifikasi material yang dikirim. Claim atas ketidaksesuain jumlah. Claim atas kualitas material yang tidak baik. Claim atas pembatalan PO oleh vendor. Claim atas harga yang terlalu mahal dan lain-lain.

29 88 Setelah Claim diajukan, akan dilakukan negosiasi dengan pihak vendor untuk menentukan kesepakatan selanjutnya apakah vendor harus mengganti material atau uang. Jika hasil kesepakatan adalah vendor harus mengganti uang atau melakukan pemotongan atas tagihan (yang belum dibayar), maka akan dibuatkan Surat Kesepakatan Claim (SKC) yang menunjukkan besarnya nilai yang harus diganti oleh vendor. Jika hasil kesepakatan berupa penggantian material, maka Bagian Administrasi Claim melakukan konfirmasi ke Bagian Gudang untuk mengembalikan material ke vendor. Setelah vendor mengirim material ganti, Bagian Gudang akan melakukan konfirmasi kepada Bagian Administrasi Claim atas penerimaan material ganti tersebut. Dan status Claim vendor akan ditutup (Close). Pada periode tertentu akan dibuatkan laporan Claim yang diproses diluar sistem SAP. Setiap periode tertentu, akan dibuat Laporan Penerimaan Material dan juga Laporan Claim

30 Gambar 3.6 Flowchart Penerimaan Material dan Pengajuan Claim 89

31 Verifikasi Tagihan Vendor akan mengirimkan tagihan atas pembelian material tersebut. Bagian Keuangan akan mencocokkan besarnya tagihan dengan : PO, untuk mengetahui kesepakatan harga atas material yang dibeli. GR, pada saat penerimaan material setelah inspeksi kualitas untuk mengetahui jumlah material yang diterima. Surat Kesepakatan Claim untuk mengetahui besarnya potongan tagihan atas kesepakatan Claim. Jika besarnya tagihan sudah sesuai, maka akan dibuatkan Invoice melalui proses Invoice Verification. Selanjutnya akan dilakukan pengecekan dan persetujuan Invoice oleh Bagian yang lebih tinggi. Jika ketika dicek ternyata ditemukan ada kesalahan, maka Invoice akan di-pending sampai disetujui. Jika Invoice telah disetujui, Invoice tersebut akan diteruskan ke proses selanjutnya, yaitu proses pembayaran. Setiap periode tertentu akan dibuatkan Laporan Tagihan yang telah diverifikasi.

32 Gambar 3.7 Flowchart Verifikasi Tagihan 91

33 Proyek SAP pada PT. Krakatau Steel (Trust) Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peran teknologi informasi dalam mengintegrasikan proses bisnisnya dan meningkatkan budaya perusahaan, serta mengintegrasikan sistem informasinya, PT. Krakatau Steel telah memutuskan untuk menggunakan perangkat lunak SAP sebagai alatnya. Proyek implementasi SAP R/3 pada PT. Krakatau Steel dinamakan Proyek Trust. Dimaksudkan agar seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini memiliki keyakinan penuh bahwa proyek implementasi SAP ini dapat berjalan dengan sukses dan membawa perubahan bagi PT. Krakatau Steel ke arah yang lebih baik lagi. Gambar 3.8 Logo Proyek Implementasi SAP pada PT. Krakatau Steel Misi dari proyek Trust ini adalah terciptanya sistem informasi korporat yang terintegrasi dengan menggunakan sistem SAP serta penyempurnaan proses bisnis melalui streamlining, penggunaan "Best-practice" dan meningkatkan compliance yang mengarah kepada efisiensi dan sinkronisasi strategi bisnis (Operational Excellence). Dengan tercapainya Operational Excellence melalui sistem SAP, PT. Krakatau Steel diharapkan beroperasi seperti mekanisme yang terintegrasi. SAP akan memberikan transparansi dan kemudahan dalam memberikan informasi kepada pimpinan di PT. Krakatau Steel dalam pengambilan keputusan. Operational

34 93 Excellence akan menjadikan dasar perkembangan masa depan PT. Krakatau Steel untuk menjadi pemain kelas dunia dalam industri besi baja (Steel Industry) Tujuan dan Manfaat Proyek SAP Tujuan keseluruhan proyek ini adalah untuk melakukan tranformasi bisnis dan merasionalkan berbagai sistem informasi yang saat ini digunakan menjadi solusi terintegrasi dengan menggunakan sistem SAP. Secara umum tujuan proyek di antaranya adalah: Menyempurnakan proses bisnis perusahaan yang mengakomodasi bestpractice secara optimal dalam sistem SAP untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengambilan keputusan manajemen PT. Krakatau Steel sebagai perusahaan baja kelas dunia. Mendapatkan pengendalian keuangan dan sistem pengelolan kas serta sistem pengendalian manajemen yang lebih baik. Memperbaiki kualitas modal kerja melalui perbaikan perputaran persediaan dan percepatan cash-to-cash cycle. Menghasilkan pelaporan yang standar, cepat, tepat, akurat, dengan adanya peningkatan kualitas penyediaan data yang menjamin integritas, konsistensi, dan transparansi informasi. Memberikan kemudahan untuk mengidentifikasi profitabilitas penjualan produk yang lebih detail dan akurat. Memperoleh keselarasan yang lebih tinggi antara penjualan dan produksi untuk meningkatkan Corporate Service level.

35 94 Menyediakan sistem yang aman dan andal yang juga mudah untuk dioperasikan dan dipelihara/dirawat. Mendorong program perubahan budaya perusahaan, salah satunya dengan menerapkan sistem pengukuran kinerja yang lebih baik dan efektif. Manfaat utama yang diharapkan dari proyek ini adalah sebagai berikut: Mendukung lingkungan bisnis yang fleksibel, berkembang, dan responsif. Menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah seperti data entry ganda. Mengadopsi best-practice secara optimal. Proses tutup buku pada akhir bulan dan akhir tahun lebih mudah dan cepat. Meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Menurunkan biaya-biaya administratif, meningkatkan kemampuan karyawan dalam aktivitas analisis bukan pada masalah-masalah transaksional, serta memberikan fokus pada penyediaan informasi saat ini dan analisis untuk masa yang akan datang berdasarkan rekonsiliasi dan pelaporan data historis. Memberikan solusi terintegrasi atas kelemahan sistem saat ini. Memberikan streamline processes dan mengurangi pemborosan. Mendukung sharing informasi dan akses. Menyediakan Interface yang sederhana dan mudah digunakan. Pengelolaan persediaan yang lebih baik.

36 Sasaran Implementasi SAP Modul Material Management Modul Material Management merupakan salah satu modul pada SAP R/3 yang diimplementasikan oleh PT. Krakatau Steel untuk menangani proses pengadaan dan pengelolaan material (termasuk jasa) serta pergerakannya, baik untuk Incoming Material (Procure) maupun Material Production. Tujuan dari implementasi SAP R/3 Modul Material Management pada PT. Krakatau Steel antara lain: a. Meminimalisir stok persediaan. b. Meminimalisir leadtime proses pengadaan. c. Mendapatkan vendor yang tepat. d. Memperoleh harga yang kompetitif. e. Memperoleh material dengan kualitas yang baik yang sesuai dengan permintaan. f. Memudahkan pemantauan dan analisa pengadaan. Dalam Modul Material Management yang diimplementasi oleh PT. Krakatau Steel terdapat tiga bagian yang berperan penting bagi proses bisnis logistik, yaitu : 1. MRP (Material Requirement Planning) Material Requirement Planning yang diterapkan pada PT. Krakatau Steel bertujuan untuk : Mengurangi kesalahan planning dengan menggunakan otomatisasi perencanaan pembuatan permintaan pembelian

37 96 Meningkatkan Turn Over (perputaran material). Mengurangi biaya persediaan. Mengurangi kebutuhan darurat. 2. Batch Management Batch Management yang diterapkan pada PT. Krakatau Steel bertujuan untuk : Memudahkan proses tracking. Memudahkan aktivitas kerja penyimpanan dan pengeluaran material. Memudahkan analisa kondisi stok material. 3. Inspection Method Inspection Method yang diterapkan pada PT. Krakatau Steel bertujuan untuk : Mengurangi kesalahan pemerikasaan material. Memperoleh material dengan kualitas yang baik Ruang Lingkup Implementasi Ruang Lingkup Organisasi dan Geografis Proyek implementasi SAP pada PT. Krakatau Steel mencakup: Kantor PT. Krakatau Steel yang berlokasi di Gedung Wisma Baja, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Kantor dan pabrik PT. Krakatau Steel di Cilegon.

38 97 Kantor perwakilan dan cabang PT. Krakatau Steel di seluruh Indonesia Ruang Lingkup Fungsional Secara fungsional, proyek implementasi SAP ini mencakup : Sales & Distribution Material Management Plant Maintenance Project System Production Planning Quality Management Finance and Controlling Human Resource Ruang Lingkup Modul Material Management Ruang lingkup dalam implementasi SAP Modul Material Management pada PT. Krakatau Steel yaitu: a. Master Data Material (klasifikasi dan kodefikasi). Vendor (Comodity dan Evaluation). Pruchasing Info Record (Standard Price dan Evaluation). b. Proses Perolehan (Procurement Process). Permintaan awal / Initiative Requisition (Reservasi).

39 98 Perencanaan (MRP dan Purchase Requisition). Pembelian (Outline Agreement dan Purchase Order). Invoice Verification. c. Inventory Management Perpindahan material (Goods Receipt, Proses Inspeksi, Transfer Posting, Goods Issue). Physical Inventory Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek implementasi SAP pada PT. Krakatau Steel digambarkan dalam diagram di bawah ini :

40 99 Gambar 3.9 Struktur Organisasi Proyek SAP Masing-masing level pada organisasi proyek SAP PT. Krakatau Steel ini memiliki tanggung jawab dan wewenang antara lain : 1. Steering Committee Steering Committee merupakan tingkat hierarki tertinggi dalam organisasi proyek implementasi SAP pada PT. Krakatau Steel, memiliki tugas dan kewenangan sebagai berikut : Tugas yang dimiliki Steering Comittee antara lain :

41 100 a. Mempertanggungjawabkan penyelesaian proyek Implementasi ERP/SAP dan stabilisasinya. b. Menyelesaikan masalah implementasi dan stabilisasi ERP pada tingkat perusahaan. c. Memberikan sumber daya yang diperlukan. d. Memonitor perkembangan implementasi, stabilisasi dan dampak Implementasi ERP/SAP di perusahaan. e. Mendorong dan memacu implementasi dan stabilisasi. f. Menyelesaikan konflik antar Business Process Owners. g. Menunjuk salah seorang anggota Steering Committee sebagai Director-in-charge, sekaligus menjadi Project Sponsor. Kewenangan yang dimiliki Steering Committee antara lain : a. Memberikan keputusan akhir tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengimplementasian ERP, termasuk di dalamnya keputusan tentang desain proses bisnis, organisasi, dan sumber daya. b. Menyetujui anggaran dan realisasinya yang diajukan oleh Project Chairman. 2. Project Sponsor Tugas yang dimiliki Project Sponsor antara lain : a. Membantu penyelesaian masalah implementasi dan stabilisasi ERP pada tingkat perusahaan.

42 101 b. Mewakili Steering Committee dalam memonitor progress implementasi, stabilisasi dan dampak Implementasi ERP di perusahaan. c. Memfasilitasi penyediaan sumber daya yang diperlukan. d. Memfasilitasi upaya dalam mendorong dan memacu implementasi dan stabilisasi. e. Mewakili Steering Committee dalam menyelesaikan konflik antar Business Process Owners. Kewenangan yang dimiliki Project Sponsor antara lain : a. Menentukan dan menyetujui prioritas dan lingkup implementasi. b. Memberikan keputusan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengimplementasian ERP, termasuk di dalamnya keputusan tentang desain proses bisnis, organisasi, dan sumber daya. c. Memberikan keputusan tentang anggaran dan realisasinya yang diajukan oleh Project Chairman. 3. Project Chairman Tugas dari Project Chairman antara lain : a. Menunjuk, mengusulkan, dan mengganti anggota tim Pelaksana Penerapan ERP sehingga tim dapat berjalan sebagaimana mestinya. b. Mengendalikan waktu, biaya, sumber daya, lingkup, dan kualitas, serta pelaksanaan proyek sesuai rencana.

43 102 c. Mengelola serta menyelesaikan masalah inter dan antar tim Fungsional, RICEF, Technical Support, Quality Assurance, Administration, Integration, dan Change Management dalam Implementasi ERP/SAP. d. Menjadi penghubung utama (liaison) antara Steering Committee, Business process Owners, dan Konsultan, termasuk di dalamnya memfasilitasi penyelesaian konflik e. Mengelola kegiatan operasional proyek sehari-hari secara langsung dan melaporkan status proyek kepada Steering Committee. f. Menjadi penghubung (liaison) antara tim dengan Project Sponsor, Business process Owners dan konsultan Kewenangan yang dimiliki oleh Project Chairman antara lain : a. Menentukan strategi implementasi, perencanaan dan jadwal proyek, anggaran proyek, dan rencana kerja proyek. b. Mensosialisasikan Business process Blueprint dan konfigurasi perangkat lunak sistem. c. Menentukan jadwal penyiapan perangkat keras dan infrastruktur teknologi informasi lainnya terkait dengan Implementasi ERP/SAP bersama unit kerja terkait. d. Menyetujui penggunaan tenaga ahli untuk membantu penyelesaian proyek. e. Menyetujui pelaksanaan pemenuhan kompetensi bagi anggota tim sesuai kebutuhan.

44 Co-Project Chairman Tugas yang dimiliki Co-Project Chairman antara lain : a. Melakukan evaluasi kinerja anggota tim Pelaksana Penerapan ERP sehingga tim dapat berjalan sebagaimana mestinya. b. Membantu Project Chairman dalam mengendalikan waktu, biaya, sumber daya, lingkup, dan kualitas, serta pelaksanaan proyek sesuai rencana. c. Mengelola serta menyelesaikan masalah inter dan antar tim Fungsional, RICEF, dan Technical Support dalam Implementasi ERP/SAP. d. Menjadi penghubung (liaison) antara tim Pelaksana Penerapan ERP, dan Konsultan, termasuk di dalamnya memfasilitasi penyelesaian konflik Kewenangan yang dimiliki Co-Project Chairman yaitu mewakili Project Chairman apabila Project Chairman berhalangan hadir dalam suatu aktivitas. 5. Quality Assurance Team Tugas dari Quality Assurance Team, antara lain : a. Mengevaluasi pencapaian dan kualitas proyek Implementasi ERP/SAP pada setiap milestone, dengan memperhatikan rencana proyek, metodologi, dan tools yang digunakan.

45 104 b. Membuat standar kualitas data, transaksi, otorisasi, dan kinerja fungsional permodul dan terintegrasi, teknikal, dokumentasi, dan metodologi. c. Mengevaluasi kelengkapan dan kualitas pelaksanaan dan dokumentasi proyek. d. Memeriksa kompliansi sistem ERP dengan aplikasi lain, standar, prosedur, dan data yang ada di PT. Krakatau Steel. e. Menyampaikan temuan dan rekomendasi pada setiap milestone dan akhir proyek kepada Project Chairman. f. Melakukan User Acceptance Test bersama user. Kewenangan yang dimiliki oleh Quality Assurance Team antara lain : a. Menentukan standar kualitas data, transaksi, otorisasi, dan kinerja fungsional per modul dan terintegrasi, teknikal, dokumentasi, dan metodologi. b. Menentukan kelayakan User Acceptance Test bersama user. c. Menentukan kelayakan pelaksanaan dan dokumentasi proyek. 6. Project Management Office Team Tugas dari Project Management Office Team antara lain : a. Menyiapkan standar dan mekanisme pelaksanaan proyek. b. Menyiapkan jadwal, melakukan pemantauan dan pengendalian proyek. c. Menyusun laporan manajemen proyek secara mingguan dan bulanan.

46 105 d. Menyiapkan pemenuhan logistik, akomodasi, peralatan, dan ruangan untuk tim. e. Menyusun usulan anggaran operasional tim kepada Project Chairman. f. Melakukan aktifitas administrasi untuk keperluan kerja tim, termasuk menyiapkan kegiatan rapat, notulensi dan distribusi surat. g. Menyiapkan dan memonitor dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi penyelesaian proyek, termasuk dokumen yang berkaitan dengan pemenuhan kewajiban tim terhadap pihak lain. h. Melakukan project document house keeping (hardcopy dan softcopy). i. Melakukan pengaturan dengan pihak-pihak lain untuk kelancaran tugas tim. j. Mengendalikan Petty Cash. 7. Change Management Team Tugas dari Change Management Team antara lain : a. Menyusun perencanaan dan strategi penerapan change management dalam rangka pengelolaan perubahan secara efektif. b. Menyusun usulan anggaran proyek untuk kegiatan change management kepada Project Chairman. c. Mengidentifikasi change agent dan membuat mekanisme mobilisasi jaringannya.

47 106 d. Mendorong terjadinya perubahan, aktif dalam dalam penyusunan proses bisnis, memonitor dan mengidentifikasi potensi konflik dalam penyusunan proses bisnis dan mengkoordinasikan dengan Business Process Owners dan struktural. e. Merekomendasikan perubahan proses bisnis pada unit-unit kerja yang memerlukannya dan infrastruktur perubahan kepada unit kerja terkait. f. Secara intensif melaksanakan proses sponsorship, komunikasi, sosialisasi, dan transformasi yang terstruktur diselaraskan dengan program budaya perusahaan. g. Mengantisipasi dan mengelola resiko kegagalan proyek dan dampak perubahan proses bisnis dan Implementasi ERP/SAP. h. Menyusun kurikulum pelatihan, menyusun kebutuhan perlengkapan pelatihan, dan mengkoordinasikan alih pengetahuan dan pengembangan kemampuan kepada user. i. Merekomendasikan program pasca Implementasi ERP/SAP, termasuk fungsi ERP Core Competence Center dan Support Desk. Kewenangan yang dimiliki Change Management Team antara lain : a. Menetapkan strategi penerapan change management. b. Menetapkan anggaran untuk aktifitas change management. 8. Integration Team Tugas dari Integration Team antara lain :

48 107 a. Menjaga agar proses-proses bisnis yang akan diimplementasikan selaras dengan kebutuhan bisnis perusahaan dengan aktif terlibat dalam penyusunan Business process Blueprint. b. Memberikan masukan baik diminta maupun tidak diminta kepada tim Proyek, untuk menjaga jalannya implementasi agar sesuai dengan kebutuhan transformasi bisnis, dan sinergis dengan program transformasi perusahaan lainnya, seperti budaya perusahaan, Sistem Manajemen Krakatau Steel, Restrukturisasi Organisasi, dan Business process Reengineering. c. Menjamin bahwa arsitektur informasi ERP selaras dengan arsitektur informasi yang terdapat pada Master Plan teknologi informasi, baik pada sistem informasi bisnis maupun sistem otomasi proses. d. Membuat Integration Testing Scenario bersama Functional Team dan konsultan. e. Berkoordinasi dengan MES Team untuk memastikan Interface antar SAP R/3 dengan MES dan PCS sesuai dengan kebutuhan bisnis proses perusahaan. Kewenangan yang dimiliki Integration Team antara lain : a. Menetapkan strategi dan scenario Unit testing, Integration Testing dan User Acceptance Test. b. Menyetujui Blueprint proses bisnis dan Report, Form, Interface, serta Enhancement.

49 108 c. Menyetujui Unit Testing, Integration Testing dan User Acceptance Test (Proses Bisnis, Data dan Transaksi). 9. Functional Team Tugas dari Functional Team antara lain : a. Mengidentifikasi kebutuhan proses bisnis dan menyusun To Be Vision pada area bisnisnya, serta mengenali dampaknya. b. Mengendalikan lingkup, kualitas, dan pelaksanaan proyek pada areanya. c. Melakukan pemetaan dari spesifikasi detil desain dari Business Blue print menjadi fungsionalitas yang ada di SAP R/3 dan melakukan pengembangan konfigurasi detil terhadap perangkat lunak SAP R/3. d. Membuat testing scenario bersama konsultan. e. Membuat definisi, membuat prosedur testing, dan melaksanakan testing pada master file dan konfigurasi tabel. f. Membuat Authorization Matrix dan Authorization Profile. g. Merancang, menyusun, dan melakukan testing terhadap Form, Report, perangkat lunak Interface, dan Enhancement, serta penambahan lain terhadap SAP R/3 standar. h. Menyusun dokumen yang dikustomisasi dan users manual serta memberikan pelatihan kepada user. Functional Team pada proyek implementasi SAP PT. Krakatau Steel terbagi atas :

50 109 Sales and Distribution Merupakan tim yang bertanggung jawab dalam implementasi Modul Sales and Distribution (SD), yang bertujuan untuk membantu meningkatkan efisiensi kegiatan operasional berkaitan dengan proses pemenuhan pesanan pelanggan, dari proses penjualan, pengiriman material, sampai penagihan pada PT. Krakatau Steel. Production Planning and Quality Management Merupakan tim yang bertanggung jawab dalam implementasi Modul Production Planning (PP) dan Quality Management (QM). Modul Production Planning (PP) bertujuan untuk membantu proses perencanaan dan pengendalian dari kegiatan produksi pada PT. Krakatau Steel. Modul Quality Management (QM), yang untuk membantu pemeriksaan kualitas proses-proses di keseluruhan rantai logistik pada PT. Krakatau Steel. Material Management Merupakan tim yang betanggung jawab dalam implementasi modul Material Management (MM), yang bertujuan untuk membantu menjalankan proses pengadaan material atau jasa (Procurement) dan pengelolaan persediaan.

51 110 Pada Modul Material Management, terdapat Team Leader dan Team Member, yang susunannya digambarkan melalui bagan berikut ini : Gambar Tim Proyek pada Modul Material Management Pada Modul Material Management terdapat Consultant Leader dan Team yang berasal dari eksternal PT. Krakatau Steel, bertugas untuk memberikan arahan dan saran dalam implementasi SAP/R3 Modul Material Management. Selain itu, PT. Krakatau Steel Team Leader dan Team berasal dari internal PT. Krakatau Steel yang bertugas untuk memberikan informasi proses bisnis secara rinci kepada konsultan. Plant Maintenance Merupakan tim yang bertanggung jawab dalam implementasi Modul Plant Maintenance (PM), yang bertujuan untuk membantu proses administrasi dan perbaikan sistem secara teknis.

52 111 Finance, Controlling, Project System, and Asset Management Merupakan tim yang bertanggung jawab dalam implementasi Modul Financial Accounting dan Controlling (FICO), Project System (PS), dan Asset Management (AM). Modul Financial Accounting (FI) mencakup Standard Accounting Cash Management (Treasury), General Ledger, dan konsolidasi untuk tujuan Financial Reporting pada PT. Krakatau Steel. Sedangkan Modul Controlling (CO) mencakup Cost Accounting, mulai dari Cost Center Accounting, Cost Element Accounting dan analisa profitabilitas pada PT. Krakatu Steel. Modul Project System (PS) bertujuan untuk mengintegrasikan keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian proyek SAP R/3 pada PT. Krakatau Steel. Modul Asset Management (AM) membantu pengelolaan atas keseluruhan fixed assets, meliputi proses asset accounting tradisional dan technical assets management, sampai ke investment controlling. Human Resources Mengintegrasikan proses-proses HR mulai dari aplikasi pendaftaran, administrasi pegawai, management waktu, pembiayaan untuk perjalanan dinas sampai ke proses pembayaran gaji. 10. Technical Support Team Tugas yang dimiliki Technical Support Team antara lain :

53 112 a. Menyiapkan perangkat keras, jaringan, sistem, dan perangkat lunak SAP R/3, serta perangkat lunak lain, baik server maupun client, yang diperlukan oleh tim maupun production environment yang diperlukan oleh user. b. Mengelola dan melakukan instalasi, perawatan (monitoring, tuning, dan trouble shooting), dan upgrade perangkat lunak SAP R/3 (sebagai System Administrator) c. Melakukan pekerjaan konfigurasi, tuning, backup, recovery, dan security serta growth management dari sistem database ERP (sebagai Database Administrator) d. Melaksanakan perencanaan, instalasi, perawatan, dan keamanan jaringan yang menghubungkan semua server, client, dan perangkat lainnya (sebagai Hardware & Network Administrator) e. Melakukan instalasi, upgrade, backup, recovery, tuning, monitoring, dan keamanan dari sistem operasi SAP (sebagai BASIS). f. Membuat standar dan prosedur administrasi user dan mengelola security dan otorisasi penggunaan SAP (sebagai Authorization Administrator) g. Merekomendasikan program pasca Implementasi ERP/SAP dalam bidang teknis, termasuk fungsi help desk support. 11. Report, Interface, Conversion, Enhancement, and Form (RICEF) Team Tugas yang dimiliki RICEF Team antara lain :

54 113 a. Mengembangkan form, Report, perangkat lunak Interface, dan Enhancement, serta penambahan lain terhadap SAP R/3 standar yang tidak disediakan oleh fungsionalitas standar SAP R/3. b. Mengembangkan dan melakukan testing pada program Interface, konversi, dan Enhancement. c. Bersama dengan Business process Owner menetapkan lingkup data yang akan dikonversikan. d. Membersihkan, melengkapi, dan memberikan data dalam format dan waktu yang telah disepakati. e. Memvalidasi data yang telah diberikan sebelum dan sesudah dikonversikan ke SAP R/3. f. Melakukan upload data yang telah bersih. 12. Manufacturing Execution (MES) Team a. Bekerjasama dengan tim RICEF untuk menetapkan standar Interface antara SAP R/3 dengan PCS dan MES. b. Bekerjasama dengan tim RICEF menetapkan batasan battery limit antara SAP dengan MES c. Bekerjasama dengan tim RICEF untuk menetapkan standar Interface antara SAP R/3 dengan PCS dan MES.Mengembangkan dan melakukan testing pada program Interface, konversi, dan Enhancement.

55 114 d. Bersama dengan Business process Owner menetapkan lingkup data yang akan dikonversikan. e. Membersihkan, melengkapi, dan memberikan data dalam format dan waktu yang telah disepakati. f. Memvalidasi data yang telah diberikan sebelum dan sesudah dikonversikan ke SAP R/3. g. Melakukan upload data yang telah bersih. 13. Business process Owner Tugas yang dimiliki Business process Owner antara lain : a. Memberikan masukan dan konfirmasi dalam penyusunan Business process Blueprint kepada tim. b. Menunjuk personil yang menguasai proses bisnis dari unit bisnis terkait untuk bekerja bersama tim sepanjang diperlukan oleh tim. c. Memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan tim. d. Bekerja sama dengan tim Change Management dalam menjamin kesiapan implementasi sistem dalam hal organisasi dan personil (termasuk di dalamnya pelatihan) unit bisnis bersangkutan. e. Bekerja sama dengan tim Technical Support dan Data Conversion dalam menjamin kesiapan infrastruktur dan data pada unit bisnis bersangkutan, termasuk mengalokasikan sumber daya untuk penyusunan data dan data cleansing.

56 115 Kewenangan yang dimiliki Business process Owner antara lain : a. Menyetujui desain proses bisnis dan Report, Form, Interface, serta Enhancement. b. Menentukan lingkup data yang akan dikonversi c. Menyetujui User Acceptance Test (Proses Bisnis, Data dan Transaksi) pada area fungsionalnya d. Menyetujui Otorisasi Business process Blueprint Tahap-tahap Implementasi Implementasi SAP Modul Material Management terbagi atas tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Persiapan Proyek. Perencanaan awal proyek, meliputi menentukan ruang lingkup proyek, serta menyusun organisasi proyek. Menyusun prosedur proyek dan jadwal proyek. Mengadakan pelatihan untuk tim proyek. Melakukan kick-off meeting. Melaksanakan aktivitas team building. Merencanakan kebutuhan teknis, mencakup identifikasi kebutuhan teknis dan menyediakan hardware yang diperlukan. Manajemen kualitas dari tahap Project Preparation.

57 116 b. Business Blueprint. Mendefinisikan proses bisnis, struktur organisasi bisnis, serta mengintegrasikan proses bisnis yang ada. Melakukan review terhadap proses bisnis yang ada, serta mengidentifikasi kebutuhan atas penambahan program ABAP. Merancanakan kondisi lingkungan di mana sistem akan dikembangkan, seperti perencanaan instalasi hardware, sistem SAP, software dan jaringan-jaringan yang diperlukan. Manajemen kualitas dari tahap Business Blueprint. c. Realisasi. Melakukan konfigurasi atas pengaturan awal, struktur organisasi, serta validasi-validasi lainnya. Membangun lingkungan di mana sistem akan dikembangkan, seperti melakukan instalasi hardware, sistem SAP, melakukan pengaturan atas master record, dan membangun keamanan sistem. Memastikan bahwa lingkungan untuk pengembangan sistem telah siap digunakan. Merancang pelatihan untuk end user, yaitu menganalisa strategi pelatihan bagi end user dan mendefinisikan kebutuhan dari lingkungan SAP Training. RICEF (Report, Interface, Conversion, Enhancement, and Form) mencakup konversi program, mengembangakan Interface program

58 117 aplikasi, mengembangkan Enhancement, membuat laporan, serta membuat form yang diperlukan. Merencanakan batasan peran user (autorisasi). Melakukan batasan hak akses user (autorisasi). Membuat materi pelatihan untuk end user. Melakukan pengujian integrasi. Menjalankan manajemen kualitas dari tahap realisasi. d. Persiapan Akhir. Mengembangkan perencanaan pengujian sistem. Melaksanakan pelatihan Pre-GoLive bagi end user. Melaksanakan pengujian sistem secara teknikal dan performance. Mempersiapkan cut over serta menentukan kesiapan dari sistem. Mempersiapkan pendukung sistem, seperti help desk. Melakukan cut over dan persetujuan akhir untuk Go Live. Manajemen kualitas untuk tahap Final Preparation. e. Go Live dan Support. Menyediakan dukungan terhadap sistem, validasi atas proses bisnis nyata, serta pengawasan atas transaksi-transaksi yang terjadi. Menjalankan manajemen KPI (Key Performance Indicator).

59 118 Penutupan proyek, mencakup review atas keuntungan bisnis, merangkum perubahan proses bisnis, serta menyelesaikan kegiatan manajemen perubahan Jadwal Proyek Implementasi berikut : Rincian kegiatan dan durasi dari tahapan implementasi, sebagai Tabel 3.1 Jadwal Proyek Implementasi Duration Activity (days) Project Preparation 49 Initial Project Planning 30 Project Procedures 12 Create Training Plans 49 Project Kickoff 1 Conduct Team Building Activity 1 Technical Requirements Planning 8 Quality Management Project Preparation Phase 2 Business Blueprint 68 Business process Definition 58 Business Blueprint Review 8

60 119 Establish Development System Environment 12 Quality Management Business Blueprint Phase 2 Realization 86 Configuration and Confirmation 63 Establish Quality Assurance Environment 7 Establish Production Environment 3 Design Training Plans 10 RICEF 65 Initiate User Roles and Authorization Project 4 Establish User Role and Authorization Concept 9 Create Training Materials 43 Final Integration Test 22 Quality Management Realization Phase 2 Final Preparation 41 Develop System Test Plans 4 Deliver End User Training 25 Conduct System Tests 34 Refine Cutover 1

61 120 Refine Production Support Plan 2 Cutover 11 Quality Management Final Preparation Phase 2 Go Live and Support 40 Production Support 40 Ongoing KPI Management 2 Project End 2 Akumulasi Durasi 283 Gambar yang menjelaskan jadwal proyek (gantt chart) atas implementasi SAP Modul Material Management dilampirkan pada halaman lampiran Arsitektur Teknologi SAP System Landscape Krakatau Steel menggunakan Three-system Landscape dalam sistem mereka untuk proyek Trust ini. Penentuan Three-system landscape yang digunakan :

62 121 Tabel 3.2 Deskripsi System Landscape Nama Deskripsi DEV Development QAS Quality Assurance PRD Production Penetuan client pada PT. Krakatau Steel berdasarkan System Landscape : Tabel 3.3 Client berdasarkan System Landscape System DEV QAS PRD 100 Master/Golden Client 200 QA Client 310 Production Client Client 101 Local Client 210 Testing Client 102 Interface Client

63 Development System Semua pengerjaan kustomisasi dan pengembangan dilakukan di dalam pengembangan sistem. Setelah pengembangan telah diuji cobakan, maka dapat ditransfer ke Quality Assurance System untuk pengujian integrasi sistem. Pengembangan lingkungan SAP mempunyai sistem sebagai berikut : Client 100 : Master / Golden Client Client ini adalah sumber client untuk semua perubahan di dalam proyek Trust. Perubahan ini termasuk pengembangan program, dan konfigurasi sistem. Client 101 : Local Client Para pengembang sistem dapat menggunakan client ini untuk menguji pengaturan kustomisasi dan workbench development. Di dalam client ini, para developer dapat membuat aplikasi pengujian data untuk melakukan serangakaian pengujian nyata (real) dari sistem yang telah dibangun untuk menemukan error ataupun bug. Client 102 : Interface Client Para pengembang sistem dapat menggunakan client ini untuk melakukan pengujian terhadap pengaturan kustomisasi dan workbench development atas Interface (tampilan).

64 Quality Assurance System SAP QA Environment meliputi client sebagai berikut : Client 200 : Training Client Sistem pelatihan akan digunakan untuk mendukung usaha dalam pelatihan banyak end user pada sistem. Client 210 : Test / UAT (User Acceptance Test) Client Integrasi dan User Acceptance Test dijalankan di dalam TEST/UAT client Production System Production System meliputi Client 310 : Production Client yang akan digunakan untuk semua aktivitas produksi end user. End user akan masuk ke dalam sistem untuk mengoperasikan pekerjaan sehari-hari. Sistem ini berisikan data yang sesungguhnya, dimana proses bisnis yang nyata terjadi Sandbox System Sandbox System yaitu Client 900: Sandbox Client yang terisolasi, dimana setiap perubahan yang dibuat di dalam sandbox tidak akan pernah mengalir ke implementation landscape. Sandbox Client adalah sistem yang digunakan untuk percobaan, mengerjakan R&D

65 124 (Research and Development) dan mengambil pengetahuan karena dapat membuat segalanya dan melakukan eksperimen di dalam sistem ini tanpa mempengaruhi sistem pada client lainya. Penggunaan sistem ini ditunjukkan untuk melakukan analisis permulaan dan dapat digunakan juga untuk rancangan prototipe Transport System Gambar 3.11 SAP Transport System Tahap pengembangan program dan konfigurasi sistem dilakukan di Master/ Golden Client (Client 100). Setelah pengaturan kustomisasi dan program telah siap, maka akan dipindahkan ke Local Client (Client 101). Di dalam Local Client akan dilakukan pengujian. Bila terdapat bug ataupun error yang muncul, akan dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi pada akhir abad ke-20 telah membawa suatu paradigma baru bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Berbeda dengan pandangan para

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BISNIS Enterprise Resources Planning (ERP) Sebagai Proses Otomatisasi Pengolaaan Informasi Pada Perusahaan Oleh : DASRI (09.11.3367) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Enterprise Resources Planning

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E */** SAP (System Application and Product in data processing ) Pertemuan 6 PENGENALAN SAP SAP is Systems, Applications, Products in Data processing Founded in 1972 by 5

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan

BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP. 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan 96 BAB 4 HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAP 4.1 Analisis Kesesuaian Sistem dengan Kebutuhan Perusahaan Untuk menganalisa kesesuaian sistem dengan kebutuhan perusahaan digunakan metode analisa Fit/Gap. Analisa

Lebih terperinci

MODUL ERP (I) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dukungan Modul ERP Idealnya ERP Menyediakan dukungan terhadap Fungsi penjualan Fungsi pengadaan persediaan material, pengadaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan? Nama Perusahaan Dilengkapi oleh Jabatan : PT. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK : PROCUREMENT & HUMAN RESOURCES : MANAGER & STAFF FUNGSI PEMBELIAN A. Umum Ya Tidak Ket. 1 Apakah struktur organisasi telah

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSINESS ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Nama : Ryan Yuli NIM : 09.11.2638 Kelas : 09-S1T1-02 Program Studi : E-Bisnis Jurusan : Teknik Informatika Dosen Pengampu : M. Suyanto, Prof.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Implementasi sistem ERP (Enterprise Resources Planning) merupakan teknologi informasi yang memiliki peranan penting dan berinteraksi dengan sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu cat dan aneka furniture. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi produk. Ada dua jenis produk yang didistribusikan, yaitu

Lebih terperinci

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas

Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Prosedur Pemesanan dan Pembelian Persediaan Barang PT. Bondor Indonesia (bagian 1) Diagram Alir Aktivitas Penanggung Requestor membuat purchase request untuk material yang diperlukan, kemudian diserahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan data

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi pesatnya kemajuan teknologi informasi saat ini berdampak langsung terhadap semakin ketatnya persaingan usaha. Maka diperlukan suatu sistem informasi yang

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Pembelian Pada PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 1. Kebijakan Sistem Pembelian Kebijakan sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Arpeni Pratama

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 06 ERP: SCM SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SCM adalah satu rangkaian bisnis demand dan supply yang melibatkan perusahaan dengan mitra kerjanya. Kelancaran proses dalam supply chain

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dikutip dari artikel Need of ERP System in manufacturing firms, perusahaan manufaktur merupakan salah satu industri skala besar yang mengalami perkembangan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB 3 DESKRIPSI UMUM BAB 3 DESKRIPSI UMUM 3.1 Sejarah dan Latar Belakang perusahaan PT. ABC merupakan perusahaan importir yang didirikan oleh empat bersaudara keluarga Sutjiadi pada tahun 1997. Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi dan informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan menguasai teknologi dan informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Organisasi PT PANCAYASA PRIMATANGGUH berdiri pada awal tahun 1990 oleh Budi Arifandi, Yohanes Kaliman dan Soegiarto Simon. PT PANCAYASA

Lebih terperinci

MODUL ERP (II) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Manajemen Material Pre Purchasing : mendukung siklus penawaran (tender), pengelolaan kontrak dan tingkat penerimaan pelayanan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN BAB 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka dapat disimpulkan, yaitu: a. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi e-procurement di PT. Pos Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X )

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Media Informatika Vol.13 No.2 (2014) PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN PROSES BISNIS DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus : Perusahaan Benang Polyester X ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT PADA PROSES PURCHASING LOKAL (MATERIAL) PT. KRAKATAU STEEL SKRIPSI.

PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT PADA PROSES PURCHASING LOKAL (MATERIAL) PT. KRAKATAU STEEL SKRIPSI. PERENCANAAN IMPLEMENTASI SISTEM ERP BERBASIS SAP MODUL MATERIAL MANAGEMENT PADA PROSES PURCHASING LOKAL (MATERIAL) PT. KRAKATAU STEEL SKRIPSI Oleh Mudita Ferdiana 1000835543 Sony Ignatius 1000869310 Lucya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

5 IMPLEMENTATION STRATEGIES

5 IMPLEMENTATION STRATEGIES LECTURE NOTES Week 5 IMPLEMENTATION STRATEGIES LEARNING OUTCOMES LO3: analyze to make decision problem solving in enterprise systems Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa mampu : Memahami

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi sudah semakin pesat. Segala sesuatu kebutuhan manusia sudah dapat dikomputerisasikan menjadi teknologi yang dapat mempermudah segala

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM

BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM BAB IV EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. BERNOFARM IV. 1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT. Bernofarm. PT. Bernofarm merupakan

Lebih terperinci

Proposed Document MBT. Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX

Proposed Document MBT. Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX Proposed Document Purchasing and Fixed Asset Management PT XXX 1.PENAWARAN TEKNIS...3 1.PENAWARAN TEKNIS...3 1.1 Kebutuhan Khusus PT XXX...3 1.2 Modul Modul...5 1.3 Arsitektur Teknis...7 RENCANA IMPLEMENTASI...9

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis

Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis Bab IV Hasil Kerja Praktek Dan Analisis 1.1 Hasil Praktek Kerja Sistem Penjualan Kredit di PT Purinusa Ekapersada menggunakan SAP (System Application Product) dari Jerman. Tujuan dari perusahaan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di indonesia. BUMN yang didirikan pada tahun 1971, PT Krakatau Steel adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Teknologi Informasi untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi sebuah tuntutan. Penerapan Teknologi diharapkan menjadi sebuah

Lebih terperinci

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER

BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER BAB IV GLOBAL PURCHASE ORDER 4.1 Arsitektur Bisnis Arsitektur Bisnis pada aplikasi Global Purchase Order (GPO) ini digambarkan melalui beberapa komponen yang tercantum pada bab ini dan bab sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan BAB IV PEMBAHASAN Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan keekonomisan suatu perusahaan. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Dunlopillo Indonesia PT. Dunlopillo Indonesia merupakan perusahaan manufaktur. Perusahaan ini bergerak di bidang industri pembuatan kasur Latex. Bahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut ini adalah informasi tentang perusahaan dan sistem yang berjalan di dalamnya : 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. XYZ adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Teori Penunjang Proyek Akhir Di dalam melaksanakan Proyek Akhir di PT Pertamina (Persero) Aviation Region III kita mempunyai bekal ilmu yang di dapat dari perkuliahan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu elemen perusahaan yang sangat penting adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM dari suatu perusahaan sangat mempengaruhi cara kerja dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahliannya serta tuntutan akan penggunaaan teknologi di segala bidang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan keahliannya serta tuntutan akan penggunaaan teknologi di segala bidang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi dan mempersiapkan persaingan bebas. Manusia sebagai sumber daya yang paling vital sangat diharapkan kemampuan dan keahliannya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Panca Lima Mandiri beralamat di Jl. D.I. Panjaitan Kav 5 7 2 nd Floor, Patria Park Building. No. 06, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV AALISA DA PEMBAHASA 4.1 Proses yang sedang berjalan 4.1.1 Gambaran umum proses yang sedang berjalan Untuk merancang sistem baru yang lebih baik, perlu dilakukan anlisa proses-proses yang sudah berjalan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi. Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Penerapan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Pembelian pada PT Pondok Pujian Sejahtera Pada bab III dijelaskan tentang praktek sistem informasi akuntansi

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bagian ini menjelaskan hasil analisis terhadap jawaban teknik dari obseravasi, wawancara dan teknik pengumpulan data arsipakan di uraikan mengenai pembahasannya. Responden dalam

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 50 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Prisma Global Solusi yang didirikan pada tanggal 23 Oktober 2002 dan berlokasi di Bussiness Park

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo

BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo BAB 3 ANALISA SISTEM INVENTORI PERUSAHAAN 3.1 Analisa Sistem Berjalan 3.1.1 Sejarah Perusahaan P.T Berkat Jaya Komputindo P.T Berkat Jaya Komputindo pertama kali didirikan pada tanggal 5 Januari 1999,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gambaran Umum Pokok pembahasan pada tesis ini hanya akan difokuskan dalam rangka mengetahui bagaimana Janssen Cilag Indonesia dapat mencapai titik optimum di dalam manajemen persediaannya

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Evaluasi atas sistem akuntansi dimulai pada saat perusahaan mengalami kekurangan bahan baku untuk produksi saat produksi berlangsung. Selain itu evaluasi juga dilakukan pada

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Red Army Watches Indonesia (PT. RAW Indonesia) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang retail yang mengelola butik jam tangan bernama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. layanan pengelolaan limbah. PT PPLi beralamat di Jalan Raya Narogong, Desa BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLi) adalah sebuah perusahaan industri Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1994 yang pada awalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini dilakukan di supply chain division tvone. TvOne merupakan sebuah televisi swasta nasional dan berproduksi sebagai perusahaan jasa dimana perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi BAB AALISIS SISTEM YAG SEDAG BERJALA. Sejarah Organisasi PT Indonusa System Integrator Prima adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang sistem integrator, yang menyediakan solusi-solusi bagi pelanggannya.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Profile Perusahaan PT. Tatalogam Lestari, yang berproduksi pertama kali pada tahun 1994, adalah produsen genteng metal terbesar di Indonesia dan sudah mampu berbicara

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III.1. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.. Sejarah Singkat PT Kurnia Mulia Citra Lestari PT Kurnia Mulia Citra Lestari adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan akta notaris no.67 dihadapan Emmy Halim.SH,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN. A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN PADA PT HERFINTA FARM AND PLANTATION MEDAN A. Pengertian Persediaan dan Jenis Persediaan Berikut beberapa defenisi persediaan menurut beberapa ahli : Persediaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Pada PT.Modern Putra Indonesia. Berikut ini sistem penjualan perusahaan yang akan dibahas oleh penulis adalah mengenai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak di Jl. BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Prima Rezeki Pertiwi adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang produksi genteng metal dan batu bata. Dengan pabrik yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Dynaplast Plant Cikarang 3 adalah plant terbaru dari Dynaplast Group di mana semua investasi mesin dan bangunan masih baru dan belum diset dengan sempurna karena

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PT. TIRTAKENCAN A TATAWARN A YANG BERJALAN 3.1. Profil Perusahaan PT. Tirtakencana Tatawarna adalah perusahaan yang bergerak dalam distribusi

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan CV.Yakin adalah perusahaan yang berorientasi pada produksi es batangan (balok) dengan kapasitas produksi kurang lebih 800

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Perusahaan ini bergerak di bidang pendistribusian produk Healthcaare berupa

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. Perusahaan ini bergerak di bidang pendistribusian produk Healthcaare berupa BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah PT. MEDIHOP PT. MEDIHOP didirikan oleh Dra. Wawan Lukman, MBA pada tahun 2004, yang bertempat di Jl. Garuda No. 79, Jakarta 10610, Indonesia. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan industri dunia yang mencapai sekitar 5% pertumbuhan tiap tahunnya (www.indexmundi.com) menunjukkan bahwa industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang konstruksi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. INTERGASTRA nusantara kurang lebih telah berdiri selama 23 tahun, didirikan di Jakarta pada 5 November 1983 oleh sekumpulan orang yang telah

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan 4.1.1 Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri Penulis mempunyai kriteria tersendiri untuk menilai unsur pengendalian internal dalam perusahaan. Kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan industri secara global membuat persaingan industri semakin meningkat. Setiap perusahaan harus mengatur strategi dan mengelola perusahaan dengan efektif dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Proses Bisnis Pengadaan Barang Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas bagaimana PT.A didalam melakukan proses pengadaan barang. Didalam melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4 FASE PERENCANAAN MPSI sesi 4 PERENCANAAN PROYEK BAGIAN DARI MANAJEMEN PROYEK Pembagian Pengalokasian penjadwalan (schedulling) Pekerjaan dalam lingkup proyek PEOPLE 4+1 P PRODUCT PROCESS PROJECT Sistem

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PEMBELIAN, PEMBAYARAN, PENERIMAAN BARANG, DAN PRODUKSI TERHADAP KETERSEDIAAN BAHAN BAKU (STUDI KASUS PADA PT. LUNA NEGRA) Jakarta, 2 Agustus 2015

Lebih terperinci