BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Performance Appraisal. penilaian prestasi kerja. Parameter yang digunakan adalah goal setting

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pelaksanaan Performance Appraisal. penilaian prestasi kerja. Parameter yang digunakan adalah goal setting"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Performance Appraisal 1. Pelaksanaan Performance Appraisal Performance Apparaisal adalah rangkaian sistem pengelolaan kinerja karyawan dalam kurun waktu 1 tahun atau dengan kata lain performance appraisal disebut juga sebagai evaluasi kerja karyawan atau penilaian prestasi kerja. Parameter yang digunakan adalah goal setting yang dibuat setiap awal tahun. Unsur-unsur yang digunakan dalam mengukur pencapaian sasaran kerja karywan atau goal setting adalah; 1. Realisasi business plan, baik aspek kuantitatif maupun kualitatif dalam break down divisional sampai dengan tingkat individu. 2. Pencapaian sasaran mutu divisi dan sasaran fungsi individu dalam job desc. 3. Spesial assignment diluar main job yang bersangkutan. Berikut adalah aplikasi performance appraisal yang dilaksanakan di PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang yaitu: 1. Secara umum digunakan sebagai salah satu dasar untuk menentukan prosentasi kenaikan gai dan menentukan besarnya prosentase TAT (Tunjangan Akhir Tahun) yang diberikan dan kenaikan grade. 2. Selain itu performance appraisal dapat digunakan sebagai sarana promosi setelah sebelumnya dilakukan assessment oleh Divisi HRD. 43

2 3. Performance appraisal dilakukan kepada karyawan tetap dan minimal per 31 Des sudah bekerja 1 tahun. 4. Karyawan yang per 31 Des tidak sedang dalam status SP 3 atau sedang menjalani skorsing. 5. Perfomance appraisal dilakukan oleh atasan masing-masing dengan melalui form yang ada dan ditandatangani oleh penilai (atasan), atasan penilai dan yang dinilai (karyawan). 6. Proses PCTP / komite untuk menentukan hasil penilaian dari masingmasing atasan / divisi, melalui komite PCTP inilah hasil-hasil penilaian di diskusikan dna memungkinkan terjadi perubahan atas hasil penilaian oleh atasan masing-masing. 7. Hasil komite PCTP menentukan terhadap perubahan kenaikan grade karyawan termasuk gaji dan TAT ( BS, B, C dan K ), c Contoh : Hasil PA BS maka untuk perolehan gradenya menjadi naik 2 sub grade. 8. Bagi karyawan yang 3 tahun berturut-turut mendapat nilai C, maka karyawan tersebut tidak perform atau tidak lagi cocok berada dalam organisai. Maka kepada yang bersangkutan akan dikenakan BHK, demikian juta dengan karyawan yang 2 tahun berturut-turut mendapat nilai K. Oleh karena itu hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan penilaian kinerja karyawan adalah : 44

3 a. Pendistribusian Form Penilaian Pada PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang form penilaian didapat dari divisi sumber daya manusia ( HRD ) yang berada dikantor pusat. Biasanya form-form tersebut didistribusikan dua atau tiga bulan sebelum pelaksanaan penilaian. Hal ini dimaksudkan agar orang yang melakukan penilaian tidak merasa terburu-buru untuk memberikan penilaian pada orang yang akan dinilainya sehingga penilaian yang akan diberikan menjadi tidak akurat. b. Menentukan kriteria karyawan yang akan dinilai Adapun karyawan yang berhak untuk dinilai pada tahun berjalan adalah sebagai berikut : 1. Karyawan yang pada tanggal 31 Desember tahun berjalan telah memiliki masa kerja 12 bulan secara berturut-turut. 2. Karyawan yang pada tanggal 31 Desember tahun berjalan telah berstatus sebagai karyawan Tetap. 3. Karyawan yang pada tanggal 31 Desember tahun berjalan tidak sedang dalam status SP 3 dan atau sedang menjalani masa skorsing. 4. Bagi karyawan yang pada saat dilakukan proses penilaian tahun berjalan memiliki masa kerja dilebih dari satu divisi karena mutasi atau rotasi, maka pemimpin terakhir yang berhak untuk 45

4 melakukan penilaian, sedangkan pemimpin sebelumnya wajib menyampaikan past performance data pada saat yang bersangkutan menjadi sub ordinatenya. c. Menentukan siapa orang yang akan ditunjuk untuk melakukan penilaian. Pada penilaian yang dilaksanakan di PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang penunjukkan seseorang untuk melakukan penilaian, yang terpenting adalah ia merupakan orang yang langsung berinteraksi dengan karyawan yang akan dinilai dan mempunyai pengaruh yang kuat dalam aktivitas karyawan yang dibawahinya sehari-hari. Dalam hal ini orang yang dimaksud adalah atasan langsung dari karyawan yang dinilai.. Hal ini dilakukan karena penentuan penilaian ini erat hubungannya dengan persoalan hasil penilaian obyektif atau tidak. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang penilai menurut Dr. T. Hani Handoko, M. BA dalam bukunya Manajemen Personalia (1997:101), adalah sebagai berikut: 1. Penilai harus jujur, adil, obyektif dan mempunyai pengetahuan mendalam tentang unsur-unsur yang akan dinilai supaya penilaiannya sesuai dengan realita atau fakta yang ada. 2. Penilai hendaknya mendasarkan penilaiannya atas benar atau salah ( right or wrong), baik atau buruk terhadap unsur-unsur yang dinilai sehingga hasil penilaiannya jujur, adil, dan obyektif. 46

5 3. Penilai harus mengetahui secara jelas uraian pekerjaan dari setiap karyawan yang akan dinilainya supaya hasil penilaiannya dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. 4. Penilai harus mempunyai wewenang penuh, supaya mereka dapat melakukan tugasnya dengan baik. 5. Penilai harus beragama, beriman supaya penilaian jujur dan adil. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebaiknya penentuan seorang penilai tidak hanya didasarkan pada posisi orang tersebut dalam hubungan dengan karyawan, namum perlu diperhatikan juga hal-hal yang terdapat dalam kutipan di atas mengenai syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang penilai, sehingga dengan demikian perusahaan diharapkan akan menemukan seorang penilai yang handal dan juga dapat dipertanggungjawabkan. d. Waktu Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Adapun pelaksanaan penilaian kinerja karyawan pada PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang dilaksanakan satu tahun sekali yaitu pada bulan Desember. Jangka waktu penilaian mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Penetapan waktu ini sudah dikatakan cukup baku dan dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dengan periode yang sama. 47

6 e. Tingkat Efektivitas Penilaian Untuk menjaga tingkat efektivitas dalam pelaksanaan penilaian PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang menugaskan departemen Industrial Relation untuk melakukan pengawasan, agar penilaian berlangsung secara sistematis penilai dituntut harus lebih teliti dan konsisten serta adil dan terpercaya. f. Tempat Diolahnya Hasil Penilaian Adapun tempat diolahnya hasil dari pada penilaian ini adalah pada divisi IR & GA yang ditugaskan untuk mengumpulkan form penilaian serta membuat rekap atas nilai-nilai yang sudah diberikan atasan pada saat melalukan penilaian, yang nantinya akan ditampilkan pada saat proses selanjutnya. g. Sifat Penilaian Pada pelaksanaan penilaian kinerja karyawan PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang menggunakan dua sifat penilaian yang memang sudah seharusnya. Dua sifat penilaian tersebut antara lain adalah: 1. Penilaian yang bersifat terbuka Yaitu suatu bentuk penilaian yang dalam hal ini baik antara penilai maupun karyawan yang dinilai sama-sama boleh mengetahui tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan program penilaian kinerja karyawan. Oleh karena itu, disini tidak ada hal-hal yang sifatnya rahasia karena semua menyangkut kinerja karyawan. 48

7 2. Penilaian yang bersifat tertutup (rahasia) Dalam hal ini hanya pihak yang berhak untuk mengetahui tentang halhal yang berkaitan dengan penilaian kinerja karyawan. Penilaian disini dilakukan secara diam-diam, biasanya dilakukan setiap hari, dan pada akhir periode akan dilakukan suatu evaluasi terhadap penilaian ini. Dan hanya karyawan yang bersangkutan yang diperbolehkan untuk mengetahuinya. Oleh karena itu dalam menghadapi sifat penilaian yang demikian, penilai dituntut untuk lebih jeli dan berhati-hati dalam melaksanakannya. Oleh karena hal ini menyangkut kepribadian dan tingkah laku karyawan sehari-hari dalam menjalankan rutinitasnya. Hal pokok lainnya yang juga mendapat perhatian besar dari perusahaan adalah : a. Unsur-unsur penilaian Pada PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang telah ditetapkan faktor yang akan dinilai dalam proses pelaksanaan penilaian kinerja karyawan. Unsur-unsur tersebut adalah: 1. Kejujuran Penilai menilai tindakan dari karyawan yang dinilainya apakah selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan terutama jujur terhadap dirinya sendiri. Selalu adil dalam mengimplementasikan hak-hak dan kewajibannya sebagai karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 49

8 2. Ketrampilan interpersonal Penilai menilai kemampuan membangun dan mengembangkan hubungan antar manusia secara baik, khususnya dengan sesama karyawan dan lingkungan organisasi agar tercipta nuansa yang konstruktif, dinamis serta terbangunya team work yang baik. Mampu beradaptasi dengan baik dengan seluruh lapisan karyawan di dalam perusahaan (vertical atau pun horizontal). Mampu berpikir dan menerima secara positif untuk setiap kebijakkan yang ditentukan untuk kemudian menanggapinya /mengkomunikasikannya secara konstruktif. 3. Komunikasi Penilai menilai penggunaan komunikasi sebagai sarana pencapain produktifitas kerja dengan pengarahan, saran-saran dan konseling yang baik dan sebagai juga sebagai sarana dalam pencapaian sasaran kerja yang optimal. 4. Kematangan emosional Penilai menilai pengendalian diri dalam situasi dan persoalan apapun dengan cara yang matang/dewasa, rasional, logis dan adil. Mampu menilai diri secara objektif dan menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta berperilaku dan berpenampilan sesuai.. 50

9 5. Keuletan Penilai menilai kemampuan menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas, pantang menyerah dengan kesulitan dan tantangan serta memiliki keyakinan yang sangat tinggi untuk sebuah keberhasilan. 6. Motif berprestasi Penilai menilai keinginan untuk berprestasi dan mengerjakan suatu pekerjaan dengan sebaik mungkin, sangat energic untuk memiliki dorongan yang kuat untuk mencapai tujuan dan sasarannya, selalu mengimplementasikan tindakan-tindakan nyata yang sangat berpengaruh pada perubahan kearah yang lebih baik. 7. Tanggung jawab Penilai menilai dari penyelesaian tugas baik yang tertera pada job description maupun tugas-tugas khusus secara cepat, tepat dan tuntas. 8. Inovasi Penilai menilai kemampuan berpikir dan mendesain serta mengimplementasikan cara kerja yang baru untuk mencapai hasil kerja yang produktif, efektif dan efisien. Selalu memperbaiki sistematika kerja agar jalur komunikasi suatu pekerjaan, dokumen serta laporan kerja lebih termonitor dan terukur. Selalu berpikir tentanh kebutuhan dan kehidupan organisasi perusahaan secara utuh. 51

10 9. Pengetahuan & ketrampilan kerja Penilai menilai kemampuan selalu meningkatkan kemampuan dan kedewasaan dengan cara menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan demi pencapaian hasil kerja yang optimal serta selalu mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sebesar-besarnya demi kemajuan perusahaan. 10. Sistematika kerja Penilai menilai usaha untuk bekerja secara sistematis, terukur, efektif dan efisien dengan selalu menjalankan proses kerja sesuai dengan pola atau system yang telah disepakati. 11. Ketelitian Penilai menilai hasil kerja yang dilakukan apakah pernah dilakukan koreksi yang berarti atas hasil kerja dan selalu berusaha bekerja secara tepat waktu namun tetap memperhatikan akurasi dan selalu bekerja berdasarkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang tinggi. 12. Kerjasama Penilai menilai kemampuannya untuk bekerja sama dalam bekerja dengan seluruh anggota tim. Sedangkan untuk level Dept Head sampai dengan General Manager ditambahkan beberapa kriteria penilaian yaitu: 52

11 1. leadership Penilai menilai penerapan cara-cara kerja yang sistematis terukur, terkontrol bagi seluruh bawahan yang ada dibawah tanggung jawabnya. Selalu melakukan pembinaan dan pengembangan bawahan agar menjadi kompetan dan siap menerima delegasi secara berjenjang. Mampu melakukan pengukuran atas produktifitas tim yang dipimpinnya. 2. Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan Penilai menilai kemampuan untuk selalu memberikan jalan keluar dan keputusan yang obyektif dan tepat guna bagi semua persoalan dan pekerjaan yang dihapai oleh bawahan. Selalu mendorong dan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang dimiliki. Selalu mengambil keputusan yang mampu mengakomodir semua pihak dengan berlandaskan pada efektivitas dan efisiensi. 3. Memotivasi dan mengembangkan bawahan Penilai menilai pemikiran untuk selalu tampil dan satu langkah di depan agar dapat menjadi insiparator dan motivator bagi bawahan. Selalu menciptakan pengembangan dan variasi pekerjaan bagi bawahan agar selalu menentang dna memotivasi. Selalu mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan bagi bawahan agar mencapai tingkat kematangan yang diharapkan. 53

12 b. Menentukan Standar Penilaian Standar penilaian disini berarti sebagai tolak ukur yang akan dipergunakan untuk mengukur kinerja karyawan. Dalam penilain ini penulis mencatat bahwa standar penilaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan dibedakan atas dua hal yaitu: 1) Standar penilaian yang dapat ditetapkan alat ukurnya atau standarnya. Misalnya standar kuantitas, standar kualitas, standar biaya, standar waktu dan lain-lain. Hal ini akan terlihat jelas pada form penilaian karyawan yang berada pada divisi produksi, sepeti yang tercantum dalam pencapaian sasaran kerja yang telah ditetapkan pada awal tahun. 2) Standar penilaian yang tidak dapat ditetapkan alat ukurnya. Misalnya standar perilaku, kesetiaan, partisipasi karyawan terhadap perusahaan. c. Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Adapun sistem penilaian kinerja karyawan yang telah ditetapkan diperusahaan adalah dengan menggunakan metode langsung. Dimana pejabat penilai melakukan evaluasi terhadap hasil kerja karyawan penilaian dinyatakan dengan sebutan dan 54

13 2. Prosedur Pelaksanaan Penilaian Kinerja Karyawan Dalam melaksanakan program penilaian kinerja karyawan di PT. Gema Graha Sarana Tbk Factory Tangerang memiliki tahapantahapan atau prosedur didalam pelaksanaannya. Prosedur pelaksanaannya itu adalah sebagai berikut: a. Formulir yang telah didistribusikan oleh divisi HRD kemudian didistribusikan kembali kepada masing-masing pimpinan divisi oleh divisi Industrial Relation (sebagai perwakilan dari divisi HRD untuk setiap pabrik masing-masing unit bisnis). b. Atasan langsung sebagai penilai mulai mengisi form penilaian tersebut sesuai dengan petunjuk pengisian. c. Pemeriksaan form PA olah atasan penilai. Setelah atasan dan bawahan setuju terhadap penilaian yang dilakukan, form PA tersebut kemudian diperiksa kembali oleh atasan dari penilai. Pada proses ini atasan penilai juga dapat memberikan masukan terhadap nilai-nilai yang diberikan penilai kepada bawahannya. Selain itu setelah tadi penilai menyusun program pengembangan karyawan, penilai menyerahkan program tersebut kepada atasannya selaku pemeriksa untuk mendapatkan persetujuan atas rekomendasi program pengembangan karyawan yang direncanakan. b. Pelaksanaan PCTP (Personnel Committee Tingkat Pertama). Setelah seluruh pimpinan Divisi / departemen menyelesaikan pengisian form Performance Appraisal dan telah ditandatangani oleh 55

14 kedua belah pihak baik atasan maupun bawahan. Maka form tersebut kemudian dikumpulkan kepada Divisi Industrial Relation (IR) sebagai perwakilan HRD di setiap pabrik. Oleh Divisi IR form-form tersebut di rekap yang nantinya rekap dari seluruh hasil penilaian tersebut akan dibahas kembali dalam suatu pertemuan. Pertemuan ini disebut dengan PCTP (Personnel Committee Tingkat Pertama) dan dihadiri oleh seluruh pimpinan divisi. Keputusan personnel committee tingkat pertama adalah keputusan yang diambil untuk karyawan sampai dengan level Kasie. Sedangkan untuk level Kadep keatas tidak lagi melalui PCTP tapi langsung dibawa pada personnel committee pusat. Proses ini merupakan pembahasan mengenai penilaian atau lebih merupakan pengujian terhadap penilaian yang sudah diberikan atasan kepada bawahannya oleh pimpinan divisi lain yang saling memiliki hubungan keterkaitan dalam pekerjaan.. Personnel committee tingkat pertama merupakan lembaga personnel committee di tingkat bisnis unit yang beranggotakan sebagai berikut: Ketua, adalah pimpinan tertinggi bisnis unit. Biasanya dipegang oleh GM Factory. Sekretaris, adalah HRD / IR Anggota sponsor, adalah penilai dan atasan penilai. Anggota independent, adalah pimpinan divisi / departemen lain yang tidak terkait langsung dengan karyawan yang dinilai. Pada PCTP ini, seluruh anggota komite berhak untuk 56

15 mempertanyakan mengenai penilaian yang diberikan atasan kepada bawahannya. Bisa saja nilai yang sudah diberikan oleh atasan berubah karena menurut suara terbanyak dalam komite nilai tersebut tidak layak diberikan kepada bawahannya. Perubahannya bisa meningkat jadi lebih baik atau bahkan malah turun. Sekretaris committee membubuhkan tanda X atas pilihan yang tersedia berdasarkan keputusan rapat personnel committee tingkat pertama dan menuliskan catatan dari hasil rapat tersebut pada kolom yang tersedia. Setelah diperoleh keputusan, ketua dan sekretaris committee membubuhkan tanda tangan sebagai pengukuhan atas keputusan yang dibuat. c. Distribusi SK PA Setelah hasil keputusan telah ditandatangani, kemudian dikirim ke sekretaris committee tingkat pusat (HRD) untuk ditindaklanjuti. Tindak lanjut yang dilakukan adalah pembuatan surat keputusan atas hasil penilaian masing-masing karyawan. Kemudian surat-surat keputusan tersebut didistribusikan kembali ke pabrik untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan. 57

16 B. Analisis implementasi Performance Appraisal. 1. Pengimplementasian performance appraisal sebagai salah satu parameter dalam pengembangan dan perencanaan sumber daya manusia pada PT. Gema Graha Sarana Tbk Factory Tangerang. Sarana yang digunakan oleh perusahaan dalam memberikan penilaian karyawannya adalah dengan menggunakan form yang disebut sebagai form PA, dimana form tersebut terdiri dari kolom-kolom yang harus diisi oleh atasan sebagai penilai. Adapun isi form tersebut adalah sebagai berikut ini: 1) Kolom sasaran kerja (bagian A) Atasan menuliskan poin-poin commitment target goal setting yang telah dituliskan pada form commitment target goal setting diawal tahun di halaman. 2) Kolom pencapaian sasaran kerja (bagian B) kemudian mengisi pencapaian sasaran kerja yang terealisasi. untuk nilai yang diberikan pada kolom bagian B harus diisi dengan ketentuan sebagai berikut: Apabila pencapaian sasaran kerja (goal setting) dapat dicapai/terealisir 100 % atau lebih, maka nilai yang diberikan adalah: 10 (sepuluh). Apabila pencapaian sasaran kerja (goal setting) dapat dicapai/terealisir 80 % s/d 99 %, maka nilai yang diberikan adalah: 8 (delapan). 58

17 Apabila pencapaian sasaran kerja (goal setting) dapat dicapai/terealisir 65 % s/d 79 %, maka nilai yang diberikan adalah: 6 (enam). Apabila pencapaian sasaran kerja (goal setting) dapat dicapai/terealisir kurang dari 65 %, maka nilai yang diberikan adalah: 4 (empat). 3) Kolom pencapaian kualitas kerja (bagian C) Berisi presentasi pencapaian dan penjelasan atas pencapaian kualitas kerja pada commitment target goal setting. 4) Kolom pencapaian kuantitas kerja (bagian D) Berisi presentase pencapaian dan penjelasan atas pencapaian kuantitas kerja pada commitment target goal setting. 5) Setelah atasan menuliskan hal-hal tersebut diatas, kemudian atasan mengisi lembar berikutnya yang berisi 4 aspek penilaian dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : Goal Setting Penilai memindahkan nilai yang telah diberikan pada halaman sebelumnya meliputi pencapaian sasaran kerja, kualitas kerja, dan kuantitas kerja. Kepribadian Pada aspek ini atasan memberikan penilaian mengenai kejujuran, ketrampilan interpersonal, komunikasi, 59

18 kematangan emosional, keuletan, dan motif berprestasi dari karyawan yang dinilainya. Sikap dan Cara Kerja Untuk aspek berikut ini atasan memberikan penilaian mengenai tanggung jawab, inovasi, pengetahuan dan ketrampilan kerja, sistematika kerja, ketelitian, dan kerjasama atas diri karyawan. Implementasi Kepemimpinan Untuk aspek ini hanya diberlakukan bagi level kadep keatas. Sedangkan untuk level dibawahnya hanya diberlakukan tiga aspek sebelumnya saja. Catatan Kondite Biasanya catatan kondite dapat memberikan tambahan atau pengurangan nilai total penilaian dari karyawan. Yang dimaksud dengan tambahan disini bukan menambah jumlah total nilai yang didapat karyawan tetapi lebih merupakan nilai plus karyawan pada saat proses PCTP. Sedangkan pengurangan justru akan berdampak langsung terhadap total nilai khususnya bagi karyawan yang pernah alpa atau bahkan pernah mendapatkan surat teguran dan surat peringatan. 6) Setelah semua nilai dimasukkan atasan juga memberikan total nilai dan bobot dari penilaian tersebut. 60

19 7) Kemudian yang selanjutnya juga diisi oleh atasan adalah ranking penilaian umum. Ranking penilaian umum diberikan setelah mengurangkan total nilai dengan catatan kondite yang mengacu pada parameter yang ada. Dan dalam hal ini penilai membubuhkan pilihan dengan memberikan tanda X pada kotak yang telah tersedia. 8) Setelah itu penilai memindahkan pilihan atas ranking penilaian umum ke kolom hasil penilaian umum dengan memberikan tanda X pada kotak yang telah tersedia. 9) Setelah semua kolom terisi, penilai menandatangani form tersebut sebelum dilakukan prosedur selanjutnya. 10) Mengacu pada ranking penilaian umum yang telah dihasilan pada halaman sebelumnya. Maka penilai memberikan rekomendasi dengan memberikan tanda X pada kotak didepan pernyataan rekomendasi, untuk selanjutnya membubuhkan identitas dan tanda tangan pada kolom yang tersedia. Hasil rekomendasi ini dibawa oleh penilai kepada pemeriksa yang wajib memberikan penjelasan dan membubuhkan tanda tangan apabila tidak setuju atas penilaian yang diberikan oleh penilai beserta rekomendasi yang diberikan. 61

20 11) Untuk form program pengembangan karyawan, terdapat beberapa kolom yang perlu diisi oleh penilai dengan ketentuan sebagai berikut: Pada kolom kekuatan, penilai menuliskan point-point tentang kepribadian dan sikap kerja yang mendukung karyawan tersebut untuk mencapai prestasi kerja. Pada kolom kelemahan, penilai menuliskan point-point tentang kepribadian dan sikap kerja yang dapat menghambat karyawan tersebut untuk berprestasi. Langkah perbaikan dan peningkatan, merupakan saran/rekomendasi untuk perbaikan dalam upaya meminimalisasi kelemahan dan memaksimalisasi kelebihan yang dimiliki. Rencana pengembangan karier pada Divisi/Dept dalam bisnis unit yang sama. Penilai merencanakan peningkatan jabata, divisi/dept dimana karyawan akan ditempatkan, dan tahun rencana tersebut akan direalisasikan ( jika dianggap perlu). Rencana mutasi jabatan. Penilai membubuhkan tanda X pada kolom pilihan ada atau tidak ada. Jika penilai memilih jawaban ada, maka perlu dituliskan divisi/dept tempat karyawan tersebut akan dimutasikan, tanggal efektif pelaksanaan mutasi beserta alas an mutasi tersebut. 62

21 Prestasi khusus yang dicapai selama tahun penilaian. Penilai membubuhkan tanda X pada pilihan yang sesuai dan memberikan penjelasan / deskripsi atas pilihan tersebut. Program pengembangan karyawan satu tahun mendatang (pendidikan dan latihan). Berdasarkan penilaian atas ranking penilaian umum, dan setelah mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan serta rencana pengembangan karyawan, maka penilai perlu memberikan rekomendasi jenis pelatihan atau pendidikan yang perlu ditempuh oleh karyawan yang dinilai untuk merealisasikan career path planningnya. Pada akhir form terdapat kolom persetujuan personnel committee tingkat pertama ( PCTP ) sehubungan dengan rekomendasi pada point sebelumnya. c. Pembahasan penilaian secara tatap muka antara atasan sebagai penilai dengan yang dinilai. Setelah atasan mengisi form, atasan memanggil bawahannya untuk dilakukan pembahasan mengenai penilaian yang telah diberikan untuk bawahannya. Pada tahapan ini, apabila bawahan merasa tidak setuju dengan nilai yang diberikan, yang bersangkutan dapat memberikan pembelaan terhadap dirinya dan kemudian hal tersebut dituliskan pada kolom yang telah disediakan.manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan 63

22 diri pada manusia sebagai pengelola organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan unsur yang teramat penting bagi perkembangan perusahaan, keberadaannya bukan hanya sebagai asset utama, namum sebagai mitra perusahaan yang ikut menentukan arah, misi dan tujuan perusahaan dengan karyanya, bakatnya, kreatifitasnya serta semangat kerja yang dimilikinya. Dari definisi diatas dijelaskan bahwa mengelola sumber daya manusia merupakan pokok dalam mengelola organisasi bukan sumber daya yang lain. Hal ini berhubungan dengan usahanya memberikan tujuan kerja yang efektif bagi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasikan dan memelihara karyawan dalam jumlah dan tipe yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu di dalam form Performance Appraisal terdapat kolom rencana pengembangan karyawan yang akan diisi oleh atasan masing-masing yang menginginkan bawahannya untuk dapat mengembangkan potensi yang ada di dirinya. Sesuai dengan fungsi manajemen sumber daya manusia pada fungsi manajerial yaitu pada perencanaan. Maka, sebelum dilakukan proses promosi, mutasi atau rotasi para atasan harus terlebih dulu membuat rencana promosi, mutasi atau rotasi yang nantinya akan direalisasikan pada tahun mendatang. Misal atasan mempromosikan bawahannya. Untuk dapat dipromosikan, 64

23 ada 2 (dua) proses yang harus dilalui oleh karyawan tersebut yaitu proses pengaktingan dan debriefing. Sebelum dilakukan proses debriefing itu, karyawan yang akan dipromosikan diaktingkan selama beberapa waktu yang ditentukan biasanya 3 (tiga) atau 6 (enam) bulan. Setelah itu karyawan tersebut memasuki proses debriefing dan diharuskan menyiapkan materi yang akan dipresentasikan mengenai pekerjaannya dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengembangkan kariernya. Selain promosi, ada juga atasan yang ingin agar bawahannya lebih berkembang dengan memutasi atau merotasi karyawan tersebut. sama seperti proses promosi, karyawan yang akan dimutasi atau rotasi terlebih dulu dibuatkan surat kesepakatan mutasi atau rotasi yang ditanda tangani oleh atasan yang terdahulu dan atasan yang baru. Kemudian atas dasar surat kesepakatan tersebut oleh Divisi IR dibuatkan Surat Keputusan mutasi atau rotasi. Selain itu fungsi operasional pada fase pengembangan (development), yang merupakan usaha peningkatan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dan baik. Memberikan dorongan pada jajaran pimpinan untuk dapat mengembangkan karyawannya dengan memberikan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan. Hal ini dilakukan mengingat semakin berkembangnya teknologi dan makin kompleksnya tugas-tugas manajemen. 65

24 C. Pelaksanaan Performance Appraisal Pelaksanaan performance appraisal di PT. Gema Graha Sarana, Tbk Factory Tangerang dilaksanakan setiap akhir tahun dengan periode penilaian dari Januari tahun berjalan sampai dengan Desember tahun berjalan. D. Analisis umpan balik Umpan balik yang dapat diberikan setelah terjadi penilaian kinerja dan pelaksanaan pelatihan ini apabila dilihat dari : a. Sisi karyawan : 1. Karyawan lebih termotivasi untuk dapat terus berprestasi sehingga dapat memberikan suatu nilai tambah bagi perusahaan yang nantinya juga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. 2. Karyawan mendapatkan tambahan pengetahuan dari pelatihan pelatihan yang telah diberikan oleh perusahaan. Sehingga karyawan dapat meningkatkan kemampuan agar bekerja lebih baik lagi. 3. Karyawan dapat mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga untuk kedepannya bisa di perbaiki. b. Sisi manajemen (perusahaan) 1. Manajemen (perusahaan) dapat menempatkan karyawan- 66

25 karyawannya pada posisi yang tepat sehingga dapat mengurangi turn over karyawan. 2. Manajemen (perusahaan) dapat mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan karyawan, yang ada di dalam organisasinya. Karena dengan memiliki karyawan-karyawan yang berkompeten besar kemungkinan perusahaan akan semakin berkembang. 67

BAB I PENDAHULUAN. notabene berarti mitra kerja organisasi atau perusahaan. Perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. notabene berarti mitra kerja organisasi atau perusahaan. Perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi kadangkala masih dianggap sebagai salah satu faktor produksi dan bukan sebagai asset yang notabene berarti

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu perusahaan, sehingga tenaga kerja yang ada perlu dipelihara dan dikembangkan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Perencanaan Pengembangan Karier BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Perencanaan Pengembangan Karier Mathis dan Jackson (dalam Naliebrata, 2007) mendefinisi kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika L1 Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika No Pertanyaan. Ya 1 Apakah perusahaan memiliki petunjuk pelaksanaan mengenai: a. tata tertib dikomuni- b. disiplin kasikan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah Sumber Daya Manusia. Dan apabila Sumber Daya Manusia itu diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Manajemen Pada masa sekarang ini, manajemen bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita. Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian dan Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Karyawan merupakan unsur yang penting dalam suatu perusahaan, sehingga harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS JABATAN MODUL PERKULIAHAN. Contoh Latihan Penyusunan Analisis Jabatan (2) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 14

ANALISIS JABATAN MODUL PERKULIAHAN. Contoh Latihan Penyusunan Analisis Jabatan (2) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 14 MODUL PERKULIAHAN ANALISIS JABATAN Contoh Latihan Penyusunan (2) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOGI PSIKOLOGI 14 MK Abstract Petunjuk Penggunaan Template Modul Standar untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat

BAB I PENDAHULUAN. 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) didasarkan pada Pasal 177 UU No. 34 tahun 2004 yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan,

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua Jumat, 27 Februari 2015 Abstrak Perkembangan teknologi, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manusia dengan segala kelebihan dan kelemahan tidak dapat terlepas dari kehidupan berkelompok dengan manusia lain, karena manusia adalah makhluk sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang mempunyai pikiran dan perasaan yang membedakannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam organisasi karena manusia inilah yang mampu menggerakkan seluruh komponen yang berada dalam organisasi.

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU

MANAJEMEN KINERJA. Paradigma Baru Dalam Memanajemeni. Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU MANAJEMEN KINERJA Oleh: Rojuaniah Dosen FE - UIEU rojuaniah@indonusa.ac.id ABSTRAK Saat ini perusahaan menghadapi banyak tantangan dari lingkungan. Perubahanperubahan terjadi begitu cepat dan kadangkadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini kita dituntut untuk dapat menyesuaikan kehidupan dengan kondisi yang ada. Perubahan dan kemajuan teknologi dari waktu ke waktu di berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen (management) merupakan bahan baku dan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini melibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bidang masing-masing jabatan. Pekerjaan (job) terdiri dari sekelompok tugas yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembagian Kerja 2.1.1 Pengertian Pembagian Kerja Tugas merupakan suatu kewajiban dalam pekerjaan yang telah ditentukan dalam organisasi untuk melaksanakan pekerjaan yang telah

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 5 SI SDM Subsistem Manajemen Tenaga Kerja Keahlian / Kompetensi. Suksesi. Relokasi / Rotasi. Keahlian / Kompetensi Susanto (2003) mendefinisikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI

FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI AIR MINUM INDONESIA (LSP AMI) FORM APL-02 ASESMEN MANDIRI AHLI MANAJEMEN AIR MINUM TINGKAT UTAMA NAMA PESERTA NAMA ASESOR FR-APL-02 ASESMEN MANDIRI : CLUSTER AHLI MANAJEMEN

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A

SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajad Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh IFAH KIRANA RUSMAN A HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI DENGAN PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR PELAYANAN DAN PENGAWASAN BEA DAN CUKAI TIPE A3 SURAKARTA SKRIPSI Disusun guna memenuhi sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada

I. PENDAHULUAN. standar kinerja yang harus dicapai serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada I. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara akademis dan praktis, batasan penelitian serta model operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perencanaan tenaga kerja adalah proses penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang menjadi dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM 2013, No.121 4 A. UMUM LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen Personalia Pengertian Manajemen Personalia telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli manajemen baik dari dalam maupun luar negeri. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya

Lebih terperinci

Job Analysis (Analisis Jabatan)

Job Analysis (Analisis Jabatan) Job Analysis (Analisis Jabatan) BAB I ANALISA JABATAN 1.1. Pengantar Ini tentunya kembali dari organisasi sendiri. Organisasi mempunyai alasan, mengapa harus ada, untuk apa diadakan, dan sasaran apa yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prosedur 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Perencanaan Karir Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:369). Karir adalah

Lebih terperinci

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN Nelson: Peranan Promosi Jabatan dalam Usaha Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan pada 138 PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen telah digunakan sejak dulu, berasal dari Bahasa Inggris To Manage, yang berarti memimpin mengatur, menjelaskan atau mengelola suatu aktivitas

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 448/P/SK/HT/2010

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 448/P/SK/HT/2010 PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 8/P/SK/HT/00 TENTANG TATA CARA PENILAIAN KINERJA DAN PEMBERIAN INSENTIF KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

Lebih terperinci

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA FORMULIR PENILAIAN PRAKTIK KERJA UJIAN PROFESI AKUNTAN PUBLIK PROFESSIONAL RECOGNITION PROGRAM FOR CERTIFIED PROFESSIONAL AUDITOR OF INDONESIA INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA Ujian Profesi Akuntan Publik

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- -----BAB I ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ---- ----

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2000:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Career Planning MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA 1 1 Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai

Lebih terperinci

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR. Oleh :

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR. Oleh : PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR Oleh : HUSNA PURNAMA Dosen Tetap Pada Fakultas Ekonomi USBRJ ABSTRAK Perusahaan CV. Probolinggo

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab 5, maka diperoleh kesimpulan : 1. Pada pengolahan data awal, diperoleh total nilai untuk

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Hotel Santika Premiere Semarang dimiliki dan dikelola oleh PT. Grahawita Santika yang berkantor pusat di Jl. Melawai VII / 7 Kebayoran Baru Jakarta. PT. Grahawita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk karyawan untuk berfikir, bersikap dan berperilaku. Budaya organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Budaya dapat membantu organisasi agar dapat terus bertahan dengan menyediakan standar yang tepat. Secara tidak langsung budaya organisasi dapat membentuk

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN KATA PENGANTAR

PEDOMAN EVALUASI KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN KATA PENGANTAR PEDOMAN EVALUASI KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Salah satu asset yang paling berharga bagi perusahaan adalah sumber daya manusia, apabila sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin

BAB I PEDAHULUAN. Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin 1 BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin meningkatkan kinerja bagi para pegawainya. Program perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan

BAB I PENGANTAR. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta pelayanan publik yang baik, efisien, efektif dan berkualitas menuntut kehadiran sumber daya manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

Lampiran 1 Core Value HIDUP BERKAH LPP Graha Wisata Semarang

Lampiran 1 Core Value HIDUP BERKAH LPP Graha Wisata Semarang Lampiran 1 Core Value HIDUP BERKAH LPP Graha Wisata Semarang 1. High Performance (berkinerja tinggi) Bekerja dan melayani dengan baik saja tidak cukup bagi kami. Kami bekerja dengan predikat yang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan perlu dikelola dan didayagunakan secara produktif. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan ilmu pengetahuan secara pesat membuat perusahaan semakin mudah dalam melakukan aktivitas perusahaan. Dampak

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor 4 Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi BAB IV PEMBAHASAN Ruang lingkup audit operasional atas fungsi SDM pada PT FUI meliputi penyelengaraan seluruh fungsi dan aktivitas manajemen SDM. Tujuan audit operasional ini adalah untuk menilai tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Suatu perusahaan atau organisasi dibentuk dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, dan tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Remunerasi Menurut Panggabean (2004:75), remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja

Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja 33 Manajemen Sumber Daya Manusia: Manajemen Kinerja Agung Satiya Putrajati PENDAHULUAN P erusahaan dimanapun berada pastilah membutuhkan suatu manajemen dalam menjalankan aktivitas bisnis yang dijalankan.

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki era globalisasi, kebutuhan mutlak akan sumber daya manusia yang tangguh tidak dapat dipungkiri dalam menghadapi abad baru ini, organisasi atau perusahaan akan

Lebih terperinci

PIAGAM INTERNAL AUDIT

PIAGAM INTERNAL AUDIT PIAGAM INTERNAL AUDIT PT INTILAND DEVELOPMENT TBK. 1 dari 8 INTERNAL AUDIT 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Piagam Audit Internal merupakan dokumen penegasan komitmen Direksi dan Komisaris serta

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diungkapkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin

Gambar 4.5 Diagram Alir Penilaian Kinerja Mesin 112 Mulai Pemilihan indikator penilaian kinerja mesin Pengumpulan data indikator penilaian kinerja mesin 1. Allocated Downtime 2. Accident Lost Time Penentuan bobot dan interval penilaian kinerja mesin

Lebih terperinci

Halaman Langkah-langkah Proses Penilaian Prestasi Kerja Sumber-sumber Penilaian Hambatan dalam Proses Penilaian

Halaman Langkah-langkah Proses Penilaian Prestasi Kerja Sumber-sumber Penilaian Hambatan dalam Proses Penilaian ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, setiap perusahaan ditantang untuk memiliki SDM yang memiliki kinerja yang tinggi. Dengan memiliki karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi maka perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh perkembangan lingkungan strategis telah melanda sendisendi kehidupan bangsa dan negara Indonesia termasuk di dalam lingkungan Departemen Pertahanan

Lebih terperinci

RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ)

RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) RPSEP-32 IMPLIKASI FAKTOR SOSIAL DAN EKONOMI DALAM PENINGKATAN PRESTASI KERJA STAF EDUKATIF PADA PENDIDIKAN JARAK JAUH (PJJ) Risnashari risnashari@ut.ac.id Abstrak Konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati

BAB II URAIAN TEORITIS. Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati BAB II URAIAN TEORITIS I. Penelitian Terdahulu Peneliti terdahulu Musyayyadah (2006) dengan skripsi berjudul Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Pegawai terhadap Kebijakan Promosi pada Kantor Bupati Deli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini komunikasi merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan bersosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 97, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI

BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI BAB IV PERUSAHAAN SEBAGAI OBYEK MODEL KOMPETENSI 4.1 Gambaran Umum kondisi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Didirikan sebagai bank komersial dengan nama PT Bank Internasional Indonesia pada tahun 1959,

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset berharga yang perlu dipertahankan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia menjadi penentu keefektifan suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan, baik yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan, baik yang bergerak dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang produksi, perdagangan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang semakin lama semakin cepat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar tetap bertahan dan berkembang. Pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan baik itu berupa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terutama untuk level supervisor pada divisi sales. regional manager dan tiga sebagai supervisor. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini penulis menguraikan beberapa kesimpulan yang merupakan inti dari seluruh pembahasan. Kemudian berdasarkan kesimpulan itu pula, penulis mencoba mengemukakan beberapa

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, teknologi dan ilmu pengetahuan sangat berpengaruh pada pola kehidupan manusia untuk secara terus menerus mengembangkan diri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalamsuatu perusahaan, sehingga tenaga kerja

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan berharap dan berusaha untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan berharap dan berusaha untuk tetap dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi atau perusahaan berharap dan berusaha untuk tetap dapat bertahan hidup dan berdiri kokoh dengan segala tantangan yang muncul. Baik itu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur peraturan dilakukan melalui proses dan dilakukan berdasarkan urutan dan

Lebih terperinci