PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua"

Transkripsi

1 PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua Jumat, 27 Februari 2015 Abstrak Perkembangan teknologi, serta dinamika sosial, ekonomi, budaya yang terjadi di masyarakat, menyebabkan terjadinya perubahan terhadap tuntutan pelayanan publik yang semakin professional dan semakin kompleks. Tuntutan profesionalisme pegawai negeri sipil tersebut pada dasarnya merupakan tantangan dan sekaligus menjadi motivator bagi pegawai negeri sipil untuk terus berupaya meningkatkan kepuasan pelanggannya, sekaligus mendorong untuk meningkatkan kreatifitas dalam melaksanakan tugas dan tangungjawab sesuai bidang tugasnya masing-masing. Selain itu profesionalisme pegawai negeri sipil tersebut pada akhirnya akan meningkatkan citra sekaligus kepervayaan masyarakat terhadap eksistensi lembaga pemerintah. Oleh karena itu untuk menjawab kebutuhan perubahan pelayanan dan profesionalisme aparatur dalam melayani tersebut oleh pemerintah telah diatur tentang penilaian prestasi kerja bagi pegawai negeri sipil yang lebih obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Widyaiswara yang merupakan salah satu profesi pada jabatan fungsional pegawai negeri sipil wajib melaksanakan ketentuan tersebut, bahkan akan dikenakan sanksi apabila tidak menyusun rencana kerja atau target kerja maupun capaian kinerja yang berada pada tingkat 50% ke bawah. Akan tetapi capaian kinerja yang rendah dan penerapan sanksi tegas, akan menjadi sulit untuk dilaksanakan, apabila pemberdayaan widyaiswara tidak sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditetapkan bersama antara widyaiwara yang bersangkutan dengan pejabat penilai (atasan langsungnya). Kata Kunci : Penilaian Prestasi Kinerja, Widyaiswara, dan sanksi A. Pendahuluan Reformasi Birokrasi yang diarahkan pada terciptanya birokrasi yang bersih dan melayani ditandai dengan terwujudnya sosok abdi negara dan abdi masyarakat yang profesional dalam bidang tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Untuk dapat mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang professional tersebut ditempuh melalui 9 program percepatan reformasi birokrasi yaitu : penetapan standar kompetensi jabatan, peningkatan kemampuan PNS berbasis kompetensi, sistem nasional diklat berbasis kompetensi, penegakan etika dan disiplin PNS, sertifikasi kompetensi PNS, mutasi dan rotasi sesuai kompetensi secara periodik, pengukuran kinerja individu, penguatan jabatan fungsional melalui penambahan Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 1

2 jumlah jabatan fungsional, penetapan pola karier jabatan fungsional, peningkatan kemampuan jabatan fungsional, dan peningkatan tunjangan jabatan fungsional ( Sebagai salah satu bentuk pembinaan PNS untuk mengembangkan kompetensinya dalam rangka perwujudan sosok aparatur yang professional, adalah dengan pembekalan ilmu pengetahuan, wawasan, serta sikap dan perilaku melalui sistem pendidikan dan pelatihan (diklat) berbasiskan kompetensi. Oleh karenanya seluruh unsur yang mepunyai keterkaitan dengan sistem diklat dimaksud saat ini sedang dibenahi untuk mewujudkan penyelenggaraan diklat yang berbasis kompetensi tersebut. Salah satu unsur yang mempunyai peran sentral terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat adalah profesionalisme widyaiswara. Dalam pedoman penyelenggaraan diklat baik pada diklat prajabatan maupun diklat kepemimpinan, untuk mengetahui tingkat kinerja widyaiswara selalu terdapat evaluasi atau penilaian pada proses belajar mengajar tersebut yang dilaksanakan oleh peserta diklat maupun oleh tim evaluator yang dibentuk oleh panitia penyelenggara, selain evaluasi terhadap peserta dan penyelenggara itu sendiri, Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil yang pada akhirnya akan meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi organisasi pemerintah, dilakukan dengan mengatur sistem penilaian kinerja sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Widyaiswara yang juga merupakan PNS, mau tidak mau harus mengikuti perubahan sistem dalam manajemen sumberdaya manusia, utamanya dalam mengelola kinerjanya. Dalam sistem diklat evaluasi terhadap kinerja widyaiswara dilaksanakan pada setiap yang bersangkutan melaksanakan kegiatan tatap muka di depan kelas, baik evaluasi yang dilaksanakan secara individu maupun secara tim, dan hasil evaluasi tersebut biasanya dapat segera diketahui pada akhir proses penyelenggaraan diklat. Sedangkan pada ketentuan yang diatur dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 1 tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, penilaian kinerja widyaiswara didasarkan pada rencana kerja atau target kerja yang disusun dalam Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada awal tahun. Dokumen hasil penilaian kinerja inilah yang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan bagi karier widyaiswara yang bersangkutan dalam menekuni profesinya. Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 2

3 B. Penilaian Kinerjra PNS Landasan hukum yang utama dalam penilaian kinerja PNS adalah Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 1 tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Selain itu karena di dalam ketentuan yang diatur dalam peraturan sebagaimana tersebut di atas berkaitan dengan sanksi baik berkenaan dengan capaian prestasi kinerja maupun ketidak-taatan terhadap penyampaian sasaran kerja pegawai, maka dalam pelaksanaannya berhubungan juga dengan peraturan pemerintah nomor 53 tahun tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, serta peraturan lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai yang diatur secara tersendiri di daerah. Sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil bahwa penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkan sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu unsur perilaku kerja yang mempengaruhi prestasi kerja yang dievaluasi relevan dan berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam jenjang jabatan setiap Pegawai Negeri sipil yang dinilai. Pentingnya penilaian prestasi kerja PNS nampak pada tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS yaitu untuk menjamin objektivitas dalam proses pembinaan PNS, dimana dalam pelaksanaannya didasarkan pada sistem prestasi kerja dan sistem karier dengan titik berat pada pengelolaan sistem prestasi kerja. Karena pembinaan dimaksud pada akhirnya berkenaan dengan masa depan PNS yang bersangkutan dalam meniti kariernya sebagai pelayan masyarakat, maka dalam dalam penilian prestasi kerja PNS mendasarkan pada prinsip obyektif, terukur, akuntabel, partisipasi, dan transparan. Prinsip obyektifitas, dimaksudkan bahwa dalam penilian kinerja sesuai dengan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh penilaian subjektif pribadi dari pejabat penilai. Oleh kareanya dalam penilain ini bagi pejabat penilai wajib mempunyai data yang akurat. Untuk prinsip terukur dalam penilaian prestasi kerja pegawai dimaksudkan bahwa dalam penilaian prestasi kerja dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat diketahui seberapa besar nilai prestasi kinerja yang dapat dicapai pada suatu tahun, sehingga menjadi umpan balik bagi PNS yang bersangkutan untuk melakukan pembenahan diri agar pada masa berikutnya Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 3

4 dapat bekerja lebih baik lagi. Sedangkan prinsip akuntabel dalam penilaian prestasi kerja dimaksudkan bahwa hasil penilaian kinerja harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pejabat yang berwenang. Karena pada dasarnya penilaian prestasi kerja bermula dari kontrak kinerja yang telah disepakati dan ditandatangani bersama antara pejabat yang melaksanakan kinerja (pegawai yang dinilai) dengan pejabat penilai (atasan langsungny) pada awal tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja (Renja) SKPD masiang-masing. Oleh karenanya apapun hasilnya dari penilaian atas pelaksanaan kontrak kinerja dimaksud harus dipertanggungjawabkan dengan segala konsekuensinya sesuai ketentuan yang berlaku. Prinsip partisipasi dalam penilaian penilaian kinerja, dimaksudkan adanya keterlibatan secara langsung dari pegawai yang dinilai dengan pejabat penilaia. Dimana pejabat yang dinilai berdasarkan target kinerja yang telah ditetapkan menunjukkan bukti-bukti kinerjanya pada tahun yang bersangkutan untuk dinilai bersama seberapa besar tingkat capaiannya. Sedangkan prinsip transparansi dalam penilaian prestasi kerja dimaksudkan bahwa, tidak ada yang ditutup-tutupi dalam proses penilaian tersebut, sehingga baik pegawai yang dinilai maupun pejabat penilai dapat menyimak fakta, catatan dan dokumen lainnya sebagai landasan untuk melakukan penilaian tersebut. Penilaian prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam 1 (satu) tahun yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling lama akhir Januari tahun berikutnya. Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur :sasaran kerja pegawai (SKP) dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen); dan perilaku kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh persen). Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan penilaian prestasi kerja tersebut, pada bulan Januari tahun berkenaan, setiap PNS wajib menyusun SKP yang merupakan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS, hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pasal 5 ayat (5) Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun Selain itu SKP yang disusun harus juga sesuai dengan Renja SKPD masing-masing. Karena SKP merupakan rencana kerja atau target kerja maka dalam penyusunan target tersebut harus : 1. jelas, dimana kegiatan yang dilakukan harus dapat diuraikan secara jelas 2. Dapat diukur, yaitu kegiatan yang dilakukan harus dapat diukur secara kuantitas dalam bentuk angka seperti jumlah satuan, jumlah hasil, dan lainlain maupun secara kualitas seperti hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan kepada masyarakat memuaskan. dan lain-lain. Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 4

5 3. Relevan, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan lingkup tugas jabatan masing-masing. 4. Dapat dicapai, dimana kegiatan yang ditakukan harrs disesuaikan dengan kemampuan PNS. 5. Memiliki target waktu, dimana kegiatan yang dilakukan harus dapat ditentukan waktunya. Adapun unsur yang memegang peranan penting dalam penilaian SKP adalah : aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya. Sedangkan untuk aspek perilaku meliputi : orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama, dan kepemimpinan. (untuk widyaiswara tidak dinilai unsur kepemimpinan, karena hanya untuk pejabat struktural saja). C. Sanksi Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS, ditegaskan bahwa bagi PNS yang tidak menyusun SKP akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan tentang disiplin PNS. Apabila capaian SKP pada akhir tahun hanya 25% sampai dengan 50%, maka kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan sangsi berupa hukuman sedang, sebagaimana diatur dalam pasal 9 angka 12 Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS, dengan jenis hukuman berupa: 1. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun; 2. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan 3. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Akan tetapi, apabila capaian SKP pada akhir tahun kurang dari 25%, maka sanksi yang akan diterima oleh PNS yang bersangkutan adalah hukuman berat, yaitu berupa : 1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun; 2. Pemindahan dalam rangka penurunan pangkat setingkat lebih rendah; 3. Pembebasan dari jabatan; 4. Pembehentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan 5. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam pasal 10 angka 10 Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS. Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 5

6 D. Tugas Pokok Widyaiswara Sebagaimana dimaklumi bahwa tugas widyaiswara sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Badan Kepegawain Negara nomor 1 tahun 2010 dan 2 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya, ditegaskan dalam pasal 1 angka 4 bahwa tugas pokok widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga diklat pemerintah masing-masing. Jenjang jabatan Widyaiswara sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (3) ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit setelah mendapatkan rekomendasi dari Instansi Pembina. Untuk peolehan jumlah angka kredit tersebut ditentukan oleh unsur utama dan unsur penunjang, dimana dalam lampiran dari peraturan bersama tersebut disebutkan lebih lanjut tentang unsur, sub unsur, dan kegiatan widyaiswara yang dapat dinilai angka kreditnya yaitu : Unsur Sub Unsur Kegiatan A Utama 1. Pendidikan a. Pendidikan sekolah yang terakreditasi dan memperoleh gelar/ijasah b. Diklat dan memperoleh STTPP 2. Pengembangan dan Pelaksanaan Diklat a. Penganalisisan Kebutuhan Diklat b. Penyusunan Kurikulum Diklat c. Penyusunan Bahan Diklat d. Pelaksanaan Tatap Muka e. Pemeriksaan Jawaban Ujian Diklat f. Pembimbingan Peserta Diklat pada diklat struktural g. Pengelolaan Program Diklat h. Pengevaluasian Program Diklat 3. Pengembangan Profesi a. Pembuatan Karya Tulis Ilmiah b. Penerjemahan/penyaduran buku & bahan ilmiah lainnya selain buku c. Pembuatan Peraturan/panduan d. Pelaksanaan Orasi Ilmiah Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 6

7 B Penunjang 1. Penunjang Tugas Widyaiswara a. Peran serta dalam seminar/loka karya b. Keanggotaan dalam organisasi Profesi c. Keanggotaan dalam tim penilai jabfung widyaiswara d. Pembimbingan kepada widyais wara di bawahnya e. Perolehan gelar kesarjanaan yang tidak sesuai spesialisasinya f. Perolehan piagam kehormatan/ tanda jasa Untuk meningkatkan kualitas widyaiswara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, maka sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara tentang pedoman penyelenggaraan diklat prajabatan bagi calon PNS golongan III (nomor 38 tahun 2014), diklat prajabatan golongan I dan II (nomor 39 tahun 2014), diklat kepemimpinan tingkat III (nomor 12 tahun 2013), dan diklat kepemimpinan tingkat IV (nomor 13 tahun 2013), maka kinerja widyaiswara dalam melaksanakan dikjartih dievaluasi oleh peserta yang meliputi komponen : sistematika penyajian, kemampuan menyajikan, ketepatan waktu dan kehadiran, penggunaan metode dan sarana diklat, sikap dan perilaku, cara menjawab pertanyaan dari peserta, penggunaan bahasa, pemberian motivasi kepada peserta, keraapihan berpakaian, kerjasama antar widyaiswara (dalam tim). Sedangkan evaluasi terhadap widyaiswara yang dilaksanakan oleh tim evaluator meliputi komponen : pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi substantif. E. Pembahasan Sasaran kerja pegawai yang disusun oleh widyaiswara dan telah mendapatkan persetujuan dari pejabat penilai (atasan langsung), yang merupakan rencana kerja atau target kinerja yang akan dihasilkan oleh widyaiswara yang bersangkutan selama satu tahun berkenaan, idealnya disusun pada awal tahun anggaran, yaitu pada bulan Januari, dan wajib direalisasikan oleh widyaiwara yang bersangkutan selama perjalanan waktu satu tahun tersebut. Keberhasilan widyaiswara mencapai prestasi kerja selama satu tahun tersebut akan dapat diketahui dari hasil evaluasi kinerja yang dilaksanakan pada akhir bulan Desember tahun berkenaan atau selambat-lambatnya adalah pada akhir bulan Januari tahun berikutnya. Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 7

8 Di atas telah dijelaskan bahwa apabila PNS sampai pada akhir tahun hanya mampu merealisasikan capain SKP pada tingkat 25% sampai dengan 50%, maka kepada pegawai yang bersangkutan akan diberikan sangsi berupa : penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun, penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun, dan penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Hal ini sangat menarik, karena untuk jabatan fungsional widyaiswara, SKP ini akan menjadi motivasi bagi yang bersangkutan untuk meningkatkan kinerjanya guna meningkatkan perolehan angka kredit yang pada akhirnya bermanfaat bagi yang bersangkutan untuk kenaikan pangkat maupun kenaikan jabatan sesuai ketentuan yang berlaku. Akan tetapi sebaliknya, apabila ternyata capaian SKP sangat rendah dan berpeluang untuk dijatuhi sanksi seperti di atas, maka yang perlu dicermati adalah, apakah widyaiswara yang bersangkutan memang tidak mampu melaksanakan tugas sehingga tidak mampu merealisasikan target kinerja yang sudah ditetapkan oleh atasan langsung selaku pejabat penilai, atau karena memang widyaiswara yang bersangkutan tidak diberdayakan secara optimal sehingga kesempatan untuk merealisasikan target kinerja tersebut memang tertutup. Apabila pemberdayaan telah berjalan dengan baik, kesempatan untuk menggali dan mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh widyaiswara yang bersangkutan telah dibuka secara luas, tetapi implementasi pada kegiatan yang direncakakan oleh widyaiswara yang bersangkutan, misalnya dikjartih pada suatu diklat tertentu, ternyata tidak dapat berjalan dengan baik sehingga hasil evaluasi peserta maupun panitia penyelenggara berada pada nilai bawah rata-rata, maka pemberian sanksi sesuai ketentuan yang berlaku dapat dipertimbangkan. Akan tetapi apabila pemberdayaan widyaiswara kurang berjalan secara seimbang, sehingga kesempatan pada satu kegiatan widyaiswara, misalnya pada pelaksanaan dikjartih juga kurang, maka dampaknya adalah tidak tercapainya target kinerja pada SKP yang telah ditetapkan. Untuk dimaklumi, bahwa apabila seorang widyaiswara telah diberikan target untuk satu mata diklat pada diklat tertentu, maka yang bersangkutan telah mempunyai 4 (empat) target kegiatan dalam SKP, yaitu : menyusun bahan ajar, menyusun bahan tayang, menyusun GBPP/SAP, dan melaksanakan tatap muka. Oleh karena itu, apabila ternyata widyaiwara yang bersangkutan tidak diberikan penugasan pada mata diklat tersebut, maka dengan sendirinya terdapat 4 (empat) komponen target kinerja tidak dapat direalisasikan, Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 8

9 baik secara kuantitas, kualitas, waktu maupun biaya (bila ada biaya). Dampaknya adalah, penilaian kinerja dari unsur SKP yang bobotny mencapai 60%, menjadi semakin rendah juga. Konsekuensi logis dari capaian kinerja yang rendah tersebut adalah kemungkinan diterapkannya sanksi sebagaimana telah dijelaskan di atas. Pertanyaannya adalah, apakah cukup adil bila capaian kinerja yang rendah tersebut diberikan sanksi berupa hukuman sedang (bila capaian SKPnya antara 25% sampai 50%) atau hukuman berat (untuk capaian SKP-nya dibawah 25%), padahal keadaan tersebut bukan karena ketidakmampuan yang bersangkutan untuk merealisasikan target kinerja, akan tetapi karena tidak diberdayakannya yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas pokoknya selaku widyaiswara sebagaimana ditetapkan dalam target kinerja pada SKP-nya. Selain itu untuk melakukan evaluasi kinerja bagi widyaiswara khususnya berkenaan dengan kualitas (khusus untuk tatap muka), maka hasil evaluasi widyaiswara yang berasal dari peserta serta evaluator wajib diperhitungkan dengan seksama, dan hal ini tentunya tidaklah mudah dilaksanakan, karena selama ini hasil penilaian widyaiswara khususnya untuk penyelenggaraan diklat di kabupaten/kota tidak disampaikan secara tertib kepada Badan Diklat Provinsi Papua maupun kepada widyaiswara yang bersangkutan. Hal berikutnya yang menjadi penting adalah waktu penyusunan SKP itu sendiri. Di atas telah dijelaskan bahwa idealnya penyusunan SKP adalah pada awal tahun anggaran setelah renja SKPD telah ditetapkan. Untuk tahun 2015 masih dapat dimaklumi, karena baru pertama kali diberlakukannya sistem penilaian kinerja yang baru, maka penyusunan SKP dilaksanakan pada akhir tahun, bersamaan dengan penyusunan evaluasi kinerja, inipun disadari karena masih belum optimalnya pelaksanaan sosialisasai bagi seluruh pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua. Dan dengan demikian dapat dipastikan bahwa capaian kinerja dari unsur SKP, untuk tahun 2014 rata-rata diatas 80%. Hal ini karena penilaian sasaran kinerjanya tinggal disesuaikan dengan target kinerja yang disusun secara bersamaan tersebut. Untuk tahun 2015, SKP bagi widyaiswara dari data yang berhasil dihimpun baik widyaiswara pada Badan Diklat Provinsi Papua, Badan Diklat Kota Jayapura, Balai Pelatihan Pertanian Provinsi Papua, Balai Pelatihan Kesehatan, dan Badan Diklat Kabupaten Biak Numfor, sampai dengan akhir bulan Frebruari 2015 ini, belum seluruhnya menyusun SKP Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 9

10 tahun 2015, diperkirakan mencapai 95%, hal inipun masih dengan alasan yang sama yaitu masih belum meratanya pelaksanaan sosialisasi. F. Penutup 1. Simpulan Widyaiswara sebagai pejabat fungsional yang mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan melatih PNS pada lembaga penyelenggara diklat pemerintah, mempunyai peranan yang sangat penting untuk peningkatan profesionalisme aparatur. Oleh karena itu kinerja widyaiswara wajib dinilai dan dipertanggungjawabkan kepada atasan langsung sebagaimana telah ditandatanginya SKP sebagai kontrak kinerja, dalam rangka pembinaann widyaiswara yang bersangkutan. Penyusunan dan penilaian kinerja widyaiswara harus dilakukan secara akurat dan obyektif, sehingga penerapan sanksi apabila capaian kinerjanya rendah dapat diterapkan secara konsekuen. 2. Rekomendasi a. Penyusunan SKP tetap dilaksanakan pada awal tahun anggaran, dengan berpedoman pada renja SKPD yang telah ditetapkan sebagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun yang direncanakan; b. Komitmen pimpinan lembaga penyelenggara diklat untuk terus dikembangkan agar pemberdayaan widyaiswara lebih optimal, sehingga target kinerja yang telah disusun dan ditetapkan dalam SKP dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya; c. Pembinaan berkelanjutan bagi widyaiswara yang belum baik capaian kinerjanya meskipun pemberdayaan telah dioptimalkan; d. Penyelenggara diklat di kabupaten dan kota yang bekerjasama dengan Badan Diklat Provinsi Papua diwajibkan untuk menyampaikan hasil evaluasi widyaiswara kepada Badan Diklat Provinsi Papua dan kepada widyaiswara yang bersangkutan, sebagai bahan untuk menyusun evaluasi kinerja; G. Referensi : Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, Penilaian Prestasi Kerja PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011, Undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatus Sipil Negara; Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 10

11 Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 1 tahun 2013 tentang ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Nasional nomor 1 tahun 2010 dan nomor 2 tahun 2010 tentang Petunjuak Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya; Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 12 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negarai Nomor 21 tahun 2014 ; Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 22 tahun 2014; Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomor 38 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Calon PNS golongan III; Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara nomot 39 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan Calon PNS golongan I dan II; Sumaryono, Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Papua Halaman - 11

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02 TAHUN 2011 TENTANG SASARAN KERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.621, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Sasaran Kerja. Penilaian. Evaluasi. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-18.KP.05.02

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi No.1115, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Widyaiswara. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Penilaian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS LOGO PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS Berdasarkan PP 46 Tahun 201No. 1 Perka BKN No. 1 Tahun 2013 PROGRAM PERCEPATAN REFORMASI BIROKASI MENUJU BIROKRASI YANG BERSIH DAN PROFESIONAL HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.406, 2012 KEMENTERIAN SOSIAL. Penilaian. Prestasi Kerja. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PRESTASI

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2013 Created by aba subagja Penataan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) OLEH AKHMAD DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN SELURUH PEJABAT ESELON III DAN IV UNHAS GEDUNG IPTEKS 14 SEPTEMBER

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. UMUM 2013, No.121 4 A. UMUM LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 3A TAHUN 2016 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI LOMBOK BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh : PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011) Oleh : Biro Organisasi dan Kepegawaian Disampaikan pada Pembinaan SDM Aparatur Biro Organisasi dan Kepegawaian Kemtan,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PELELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 6/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SASARAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor 4 Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR 2013, No.1242 4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR PEDOMAN

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1500, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Penambahan. Pengurangan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan.

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan. Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1340, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Desain Industri. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA - 1 - SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

Lebih terperinci

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS Oleh : Akhyadi Wakil Sekretaris Pengadilan Agama Maros Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya Aturan Baru, Pengganti DP3 PNS. Kalau tulisan sebelumnya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1504, 2014 BPKP. Pendidikan dan Pelatihan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011 penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011 Perkenalan Tego Sudarto, S.E., M.M. Analis Kompetensi & Kualifikasi Ketenagaan Kopertis Wilayah V Jenjang Jabatan dan Pangkat Dosen No Jenjang Jabatan Jenjang Pangkat/

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG PEMBERIAN, PENAMBAHAN, DAN PENGURANGAN TUNJANGAN KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA C:\Users\nanta.f.com\Desktop\upload SKP\PANDUAN PENYUSUNAN 0_letter.doc I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN 2015 2015 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS ADMINISTRASI DASAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah

I. PENDAHULUAN. menuju kepada masyarakat yang beorientasi kerja, yang memandang kerja adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

2016, No Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1537, 2016 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penilai Pemerintah. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18

Lebih terperinci

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012 Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2012 file : Penilaian Prestasi Kerja PNS-ANRI-12-03-2012 PENILAIAN PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 7 Tahun 2005 NOMOR : 17 Tahun 2005 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA

Lebih terperinci

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011 PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011 Oleh: Wakil Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Disampaikan dalam rangka Peningkatan Kapasitas dan Motivasi

Lebih terperinci

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III

MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III MODUL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAJABATAN GOLONGAN III Drs. M. Jani Ladi Drs. Emma Rahmawiati, M.Si Drs. Wahyu Hadi KSH, MM Lembaga Administrasi Negara - Republik Indonesia 2006 Hak Cipta Pada : Lembaga

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1142, 2017 KEMENAKER. Pemberian Tunjangan Kinerja. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2017 1 APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Dr. Ambar Rukmini UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU Daftar Penilaian Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 21 BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011 Dalam kenyataan sehari-hari, instansi-instansi pemerintahan sesungguhnya hanya mengharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang

1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang MAHKAMAH AGUNG RI 1. UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2. PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 3.

Lebih terperinci

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. 2. Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

- 5 - k. memfasilitasi

- 5 - k. memfasilitasi - 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH HUKUM DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN SECARA ONLINE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.725, 2015 KEMENKEU. Jabatan Fungsional Analisis Keuangan. Pusat. Daerah. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/PMK.07/2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam Berita

Lebih terperinci

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB Sekretariat Jenderal DPR RI 15 April 2014 Setyanta Nugraha Karo Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN 10/22/2013 Karo Analisa APBN 1 PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PANDUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PANDUAN Penilaian Prestasi Kerja Dosen dan Tenaga Kependidikan UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Dipersiapkan Oleh: BIRO PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA (BP-SDM) A. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Setiap organisasi profesi memiliki cara untuk menjaga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN Dra. Nadimah, MBA. ASISTEN DEPUTI STANDARISASI JABATAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja

BAB IV PENUTUP (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan penulis di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil analisis penilaian prestasi kerja pegawai di Badan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN PENGENAAN SANKSI BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN TENTANG PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR... TAHUN 2015 2015 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS ADMINISTRASI DASAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan No.409, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Polisi Pamong Praja. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI

PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI PARADIGMA BARU PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Dr. Ambar Rukmini UNIVERSITAS WIDYA MATARAM YOGYAKARTA PARADIGMA LAMA Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PARADIGMA BARU Sasaran Kerja Pegawai (SKP)

Lebih terperinci

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Perjanjian kinerja atau yang pada beberapa waktu lalu disebut dengan Penetapak kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KONSEP/DRAFT (I) RAPAT TGL 22 DES 2016 MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KARIER LULUSAN INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... - 1 - Menimbang PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH NARKOBA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.

Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. Rusman R. Manik swamandiri.wordpress. Berdasarkan PP Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Rusman R. Manik swamandiri.wordpress.com 081 668 9361 Apakah saya PNS yang BERKINERJA? Tergantung Nilai Prestasi

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2017 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Penguji Perangkat Telekomunikasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PERKA BKN NO 1 TAHUN 2013 BIRO KEPEGAWAIAN, SETJEN KEMDIKBUD 2013 I. Dasar Hukum 1. UU Nomor 43 Tahun 1999 jo UU no 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA I. PENDAHULUAN A. UMUM. Berdasarkan pasal ayat () Undang-undang Nomor Tahun 999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 97, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, dinyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag.

Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag. Tutorial Singkat Tentang Sasaran Kerja Pegawai (SKP) Untuk Jabatan Fungsional Tertentu Guru Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag. I. Dasar Penyusunan Tutorial dan Dasar Pelaksanaan SKP Bagi Guru. A. Peraturan

Lebih terperinci

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP

TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP TELAAH KRITIS ATAS PENGATURAN ANGKA KREDIT PEMELIHARAAN BAGI WIDYAISWARA DAN KONSEKUENSINYA Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Widyaiswara madya golongan IV/c yang sudah melewati

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SKP DALAM MEMBANGUN KINERJA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI Oleh Ikhwan,S.Sos.,MM (Pustakawan Madya UNRAM)

IMPLEMENTASI SKP DALAM MEMBANGUN KINERJA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI Oleh Ikhwan,S.Sos.,MM (Pustakawan Madya UNRAM) IMPLEMENTASI SKP DALAM MEMBANGUN KINERJA PUSTAKAWAN PERGURUAN TINGGI Oleh Ikhwan,S.Sos.,MM (Pustakawan Madya UNRAM) PENDAHULUAN Tuntutan peningkatan kualitas kinerja pustakawan berdasarkan system karier

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Pangkalpinang, April 2014 POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BUKITTINGGI,

Lebih terperinci

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013

Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013 Oleh: Drs. S. Kuspriyomurdono, M. Si Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013 file : Penilaian Prestasi Kerja PNS-Medan-31-01-2013 PENILAIAN PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memandang kerja adalah sesuatu yang mulia. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai kedudukan semakin penting pada keadaan masyarakat yang selalu dinamis, terlebih lagi kondisi saat ini sedang berada atau sedang menuju

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

Lebih terperinci

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang

2015, No e. bahwa berdasarkan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertahanan tentang BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1847, 2015 KEMENHAN. Pegawai. Diklat. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1797, 2014 KEMENPAN RB. Pranata Laboratorium Kemetrelogian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1307, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Pemeriksa Merk. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BIRO KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 Trisno Zuardi - 2013 A. Latar Belakang Untuk mewujudkan pembinaan PNS berdasarkan sistem

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.201, 2017 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Asisten Penguji Perangkat Telekomunikasi. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci