BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. sepak mula diperoleh data dan hasilnya sebagai mana pada tabel I

Transkripsi

1 3 BAB IV DEKRIPI DAN PEMBAHAAN HAIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan sepak mula diperoleh data dan hasilnya sebagai mana pada tabel I TABEL I AJIAN DATA HAIL PENELITIAN NO Panjang Tungkai X 1 Kelentukan Otot Tungkai X Ketepatan epak Mula Y Ʃ X 1 = 1743 ƩX = 54 Ʃ Y = 58

2 33 4. Analisis Dan Uji tatistik Deskriptif Varibel Penelitian Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata, ( ). varian, ( ). tandar deviasi (), uji normalitas dan homogenitas data dari setiap variabel yaitu panjang tungkai ( X 1 ), kelentukan otot tungkai (X ) dan ketepatan sepak mula (Y) dapat di lihat pada tabel berikut ini. a.analisis Dan Uji tatistik Deskriptif Varibel Panjang Tungkai (X 1 ) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. esuai dengan data yang ada pada table 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 1) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (X 1 ) Rumus yang digunakan sebagai berikut Rumus : = elanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (X 1 ) = = ) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (X 1 ) Rumus Varians 1 1 n 1 1

3 34 Keterangan : 1 = Varians variabel 1 = Nilai setiap data 1 n = Rata-rata variabel = Jumlah sampel Diketahui : = dan n = 0 Data-data variabel X 1 selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. TABEL II DAFTAR PERHITUNGAN VARIAN DAN TANDAR DEVIAI VARIBEL PANJANG TUNGKAI X 1 NO Panjang Tungkai (X 1 ) ( ) ( )

4 Ʃ = 1743 Ʃ = Dengan demikian dapat dihitung varians ( 1 ) Rumus Varians = ( ) =. =. =.87 ( Varians ) (tandar Deviasi) Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data panjang tungkai =.87 dan tandar Deviasi () = 1.69 b. Analisis Dan Uji tatistik Deskriptif Varibel Kelentukan (X ) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. esuai dengan data yang ada pada tabel 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 3) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (X )

5 36 Rumus yang digunakan sebagai berikut Rumus : = elanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (X ) = =.7 4) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (X ) Rumus Varians n 1 Keterangan : = Varians variabel = Nilai setiap data = Rata-rata variabel n = Jumlah sampel Diketahui : =.7 dan n = 0 Data-data variabel X selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus TABEL III DAFTAR PERHITUNGAN VARIAN DAN TANDAR DEVIAI VARIBEL KELENTUKAN X NO kelentukan (X ) ( ) ( )

6 Ʃ = 54 Ʃ = 38. Dengan demikian dapat dihitung varians ( ) Rumus Varians = ( ) =. =. =.01 ( Varians )

7 (tandar Deviasi) Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data kelentukan otot tungkai =.01 dan tandar Deviasi () = 1.41 c. Analisis Dan Uji tatistik Deskriptif Varibel Kelentukan (Y) Untuk kebutuhan perhitungan selanjutnya. esuai dengan data yang ada pada tabel 1 di atas, maka data tersebut berbentuk data tidak berkelompok atau data tunggal. 5) Perhitungan rata-rata, data varibel panjang tungkai (Y) Rumus yang digunakan sebagai berikut Rumus : = elanjutnya dapat dihitung perhitungan rata-rata varibel panjang tungkai (Y) = = 9.1 6) Perhitungan Varians dan standar deviasi varibel panjang tungkai (Y) Rumus Varians Y Y Y n 1 Keterangan : = Varians variabel Y = Nilai setiap data

8 39 Y n = Rata-rata variabel = Jumlah sampel Diketahui : = 9.1 dan n = 0 Data-data variabel X selanjutnya disusun dalam suatu tabel untuk keperluan rumus. TABEL III DAFTAR PERHITUNGAN VARIAN DAN TANDAR DEVIAI VARIBEL KELENTUKAN Y NO kelentukan (Y ) ( ) ( ) Ʃ = 58 Ʃ = 49.8

9 40 Dengan demikian dapat dihitung varians ( ) Rumus Varians = ( ) =. =. =.6 ( Varians ) (tandar Deviasi) Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa Varians pada data ketepatan sepak mula =.6 dan tandar Deviasi () = Analisis Dan Uji normalitas Data Varibel Penelitian a. Uji normalitas data Varibel Panjang Tungkai (X 1 ) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ 1 = µ (Data berdistribusi normal)

10 41 b) H : µ 1 µ (Data tidak berdistribusi normal) ) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) Terima H : Jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) b) Tolak H : Jika L hitung > L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) 3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), (zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data. TABEL IV PERHITUNGAN UJI NORMALITA DATA VARIABEL PANJANG TUNGKAI (X 1 ) NO Panjang tungkai Zi F(zi) (zi) F(zi) - (zi) (X 1 ) ,7 0,10 0,175 0, ,7 0,10 0,175 0, ,7 0,10 0,175 0, ,7 0,10 0,175 0, ,7 0,10 0,175 0, ,7 0,10 0,175 0, ,08 0,4681 0,45 0, ,08 0,4681 0,45 0, ,08 0,4681 0,45 0, ,08 0,4681 0,45 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0, ,50 0,6915 0,7 0,0085

11 ,09 0,861 0,95 0, ,09 0,861 0,95 0, ,7 0, ,0016 4) langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X 1 Dari perhitungan pada tebel IV diperoleh nilai selisih (F(zi) - (zi)) atau L hitung (L h ) sebesar dan L tabel (Lt) = α 0.05; n = 0 ditemukan nilai sebesar Jadi L h lebih kecil dari Lt (L hitung =0.073 L tabel =0.190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data panjang tungkai berdistribusi normal. b. Uji normalitas data Varibel Kelentukan otot tungkai (X ) 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ 1 = µ (Data berdistribusi normal) b) H : µ 1 µ (Data tidak berdistribusi normal) ) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian c) Terima H : Jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) d) Tolak H : Jika L hitung > L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) 3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), (zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data.

12 43 TABEL V PERHITUNGAN UJI NORMALITA DATA VARIABEL KELENTUKAN OTOT TUNGKAI (X ) NO Kelentukan otot tungkai Zi F(zi) (zi) F(zi) - (zi) (X ) 1 1-1, ,1151 0,15 0, , ,1151 0,15 0, , ,1151 0,15 0, , ,1151 0,15 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,311 0,4 0, , ,583 0,675 0, , ,583 0,675 0, , ,583 0,675 0, , ,583 0,675 0, , ,81 0,8 0, , ,9484 0,95 0, , ,9484 0,95 0, , ,9484 0,95 0, , ,9484 0,95 0, langkah langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data X Perhitungan pada tebel V diperoleh nilai selisih (F(zi) - (zi)) atau L hitung (L h ) sebesar dan L tabel (Lt) = α 0.05; n = 0 ditemukan nilai sebesar Jadi L h lebih kecil dari Lt (L hitung = L tabel =0.190). Pada kriteria pengujian

13 44 menyatakan bahwa jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kelentukan otot tungkai berdistribusi normal. c) Uji normalitas data Varibel Kelentukan otot tungkai (Y) Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1) Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ 1 = µ (Data berdistribusi normal) b) H : µ 1 µ (Data tidak berdistribusi normal) ) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) Terima H : Jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) b) Tolak H : Jika L hitung > L tabel pada α = 0,05; n = 0 (L tabel =0,190) 3) Langkah ketiga : Menghitung Zi, F(zi), (zi) sebagai langkah dalam pengujian normalitas data. TABEL VI PERHITUNGAN UJI NORMALITA DATA VARIABEL KETEPATAN EPAK MULA (Y) NO 1 Ketepatan sepak mula (Y) Zi F(zi) (zi) F(zi) - (zi) 7 zi F(zi) s(zi) (F(zi) - s(zi))

14 45 7-1, ,0968 0,1 0, , ,0968 0,1 0, , ,0968 0,1 0, , ,483 0,35 0, , ,483 0,35 0, , ,483 0,35 0, , ,483 0,35 0, , ,483 0,35 0, , ,483 0,35 0, , ,4761 0,55 0, , ,4761 0,55 0, , ,4761 0,55 0, , ,7088 0,75 0, , ,7088 0,75 0, , ,7088 0,75 0, , ,7088 0,75 0, , ,7088 0,75 0, , ,9641 0,9 0, , ,9641 0,9-0,0641 4) langkah keempat : kesimpulan hasil pengujian normalitas data Y. Dari Perhitungan pada tebel VI diperoleh nilai selisih (F(zi) - (zi)) atau L hitung (L h ) sebesar dan L tabel (Lt) = α 0.05; n = 0 ditemukan nilai sebesar Jadi L h lebih kecil dari Lt (L hitung = L tabel =0.190). Pada kriteria pengujian menyatakan bahwa jika L hitung L tabel pada α = 0,05; n = 0, maka Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data ketepatan sepak mula berdistribusi normal.

15 Analisis dan Uji Homogenitas Data Penelitian Pengujian homogenitas data variable penelitian di lakukan dengan uji bartlett Rumus yang digunakan In B n 1 10 i Logi Pengujian normalitas data, dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors dengan lankah-langkah sebagai berikut: 1. Langkah pertama : Menentukan hipotesis pengujian a) H : µ 1 = µ (Data berasal dari populasi yang homogen) b) H : µ 1 µ (Data tidak berasal dari populasi yang homogen) Langkah kedua : Menentukan kriteria pengujian a) Terima H : Jika: hitung daftar1 k 1 ( daftar1 0,0531 = daftar0,95 =5.99) b) Tolak H : Jika: hitung daftar1 k 1 ( daftar1 0,0531 = daftar0,95 =5.99) 3) Langkah ketiga : Menghitung In B n 1 10 i Logi sebagai langkah dalam pengujian ini maka diperlukan table perhitungan statistic seperti pada table di bawah ini : Dalam perhitungan sebelumnya telah diketahui : x1 x,87,, 01 dan y, 6 ln10 =,306 adalah logaritma asli dari bilangan 10

16 47 TABEL VII DAFTAR PEGUJIAN UJI HOMOGENITE VARIAN POPULAI Varibel ke dk 1/dk I II III ,053 0,053 0,053 i,87,01.6 Log i 0,4578 0, i dk (Log ) 8,698 7, Dengan demikian dapat dihitung varians gabungan dengan rumus : n 1 n 1 n 1 x1 X1 n X1 x n X n X y y y =,5 (Varians Gabungan) = = 1,58 Berarti : Log Log = Log,5 = 0,3979

17 48 B = Harga satuan B dipertoleh dengan rumus B = ( Log ) n i 1 B = ( 0,3979) (57) B =.6803 Berdasarkan besaran-besaran statistik diatas dapat dilakukan penggujian homegenitas varians populasi dengan uji bartlett, rumus yang digunakan adalah In B n i 1 10 Logi, ,306 0,774 0,638. esuai dengan kriteria penggujian bahwa, terima hipotesis varians populasi homogen jika : hitung daftar1 k 1 dengan taraf nyata 0, 05 serta derajat kebebasan dk = k 1, maka chi kuadrat hitung diperoleh harga sebesar = 0,638. Berdasarkan daftar distribusi chi kuadrat pada 0, 05. daftar1 k 1 atau: daftar1 0,051 = daftar0,951 diperoleh harga sebesar = Lebih jelasnya dapat dilihat bahwa, : hitung lebih kecil dari daftar atau ( 0,638 < 5.99). Hal ini sesuai dengan kriteria penggujian, sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian memiliki varians populasi yang homogen.

18 Analisis Dan Uji tatistik Korelasi ederhana Analisis data untik mengetahui hubungan anata setiap variabel di lakukan dengan uji korelasi product momen atau uji r yang dilakukan dengan perhitungan P Analisis Dan Uji tatistik Korelasi varibel (X 1 ),(X ) dan (Y) tabel berikut ini TABEL VIII ANALII DAN UJI TATITIK KORELAI VARIBEL (X1),(X) DAN (Y) Correlations Panjang Tungkai (X1) Kelentukan (X) Ketepatan service (Y) Panjang Tungkai (X1) Pearson Correlation **.896 ** ig. (-tailed) um of quares and Crossproducts Covariance N Kelentukan (X) Pearson Correlation ** ** ig. (-tailed) um of quares and Crossproducts Covariance N Ketepatan service (Y) Pearson Correlation.896 ** ** 1 ig. (-tailed) um of quares and Crossproducts **. Correlation is significant at the 0.01 level (-tailed) Covariance N 0 0 0

19 50 a. Pengujian Hipotesis Pertama Langkah-langkah pengujian dapat ditulis sebagai berikut: 1) Rumusan masalah dan hipotesis penelitian. a) Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan anatara panjang tungkai (X 1 ) dengan ketepatan sepak mula (Y) b) Rumusan hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan anatara panjang tungkai (X1) dengan ketepatan sepak mula (Y) ) Hipotesis statistik yang diajukan adalah: a) H 0 : Rho = 0 (tidak ada hubungan) b) H a : Rho 0 (ada hubungan)* 3) Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis : a) Jika r hitung t tabel dan nilai signifikansi (p) > 0,01, maka H 0 diterima. b) Jika r hitung > t tabel dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H 0 ditolak. Berdasarkan pada table VIII ditemukan harga r hitung sebesar dan taraf signifikan sebesar (P)=0.000 atau r hitung > dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H 0 ditolak. Dengan demikian ada hubungan positif yang signifikan antara variabel panjang tungkai (X 1 ) dengan ketepatan sepak mula (Y) hubungan tersebut sebesar Dari hasil uji r di atas maka dapat di ketahui berapa persen kontstribusi variabel panjang tungkai (X 1 ) terhadap ketepatan sepak mula (Y) dengan menggunakan rumus koofisien determinasi. Rumus r² (0.896)² = sehingga 0.80 X 100% = 80%.

20 51 Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel panjang tungkai (X 1 ) ketepatan sepak mula (Y) sebesar 80%. elanjutnya untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberartian hubungan tersebut, dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut : t= r ² =. (, )² =,,, =,, = b. Pengujian Hipotesis kedua Langkah-langkah pengujian dapat ditulis sebagai berikut: 4) Rumusan masalah dan hipotesis penelitian. c) Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan anatara kelentukan (X ) dengan ketepatan sepak mula (Y) d) Rumusan hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan anatara kelentukan (X) dengan ketepatan sepak mula (Y) 5) Hipotesis statistik yang diajukan adalah: c) H 0 : Rho = 0 (tidak ada hubungan) d) H a : Rho 0 (ada hubungan)*

21 5 6) Dasar pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis : c) Jika r hitung t tabel dan nilai signifikansi (p) > 0,01, maka H 0 diterima. d) Jika r hitung > t tabel dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H 0 ditolak. Berdasarkan pada table VIII ditemukan harga r hitung sebesar dan taraf signifikan sebesar (P)=0.000 atau r hitung > dan nilai signifikansi (p) < 0,01, maka H 0 ditolak. Dengan demikian ada hubungan positif yang signifikan antara variabel kelentukan (X ) dengan ketepatan sepak mula (Y) hubungan tersebut sebesar Dari hasil uji r di atas maka dapat di ketahui berapa persen kontstribusi variabel kelentukan (X ) terhadap ketepatan sepak mula (Y) dengan menggunakan rumus koofisien determinasi. Rumus r² ( )² = sehingga X 100% = 77.44%. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kelentukan (X ) ketepatan sepak mula (Y) sebesar 77.44%. elanjutnya untuk dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberartian hubungan tersebut, dapat dilakukan dengan pengujian sebagai berikut t= r ² =. (, )² =,,, =,. =

22 53 c. Pengujian Hipotesis ketiga Correlations Control Variables Kelentukan (X) Ketepatan service (Y) Panjang Tungkai (X1) Ketepatan service (Y) Panjang Tungkai (X1) Correlation ignificance (- tailed)..09 df 0 17 Correlation ignificance (- tailed).09. df 17 0 R / K F = ( 1 R ) / ( N K 1 ) 501² / F = ( ) / ( 0 1 ) F = 0.501/ F =,. F = 8,55 = 8,55 X 100 %= 85, 5%

23 54 Terdapat hubungan antara panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai terhadap ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw pada atlet PPLP Provinsi Gorontalo.. Hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H 0 : ρ 1. = 0 H 1 : ρ 1. 0 Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda antara panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorrontalo diperoleh koefisien korelasi ( R ) sebesar Uji keberartian korelasi ganda pada taraf signifikan 5% diperoleh F hitung sebedar 8,55 > F tabel sebesar Hasil ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi ganda yang diperoleh adalah signifikan. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya diterima dan penelitian ini menyimpulkan bahwa atlet yang memiliki panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai akan mempunyai ketepatan sepak mula yang lebih baik. Nilai koefisien determinasi (R ) antara panjang tungkai dan kelentukan togok ke depan dengan keterampilan sepak mula sebesar Hal ini menunjukkan bahwa panjang tungkai dan kelentukan otot tungkai memberi sumbangan sebesar 85,5 persen terhadap keterampilan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo

24 Pembahasan Hasil-hasil analisis koefisien korelasi (r) dalam pengujian hipotesis, perlu dikaji lebih lanjut dengan memberikan interpretasi keterkaitan antara hasil penelitian yang dicapai dengan teori-teori yang mendasari pelaksanaan penelitian. Penjelasan ini diperlukan agar dapat diketahui kesesuaian teori-teori yang dikemukakan dengan hasil penelitian yang dicapai. Hipotesis pertama diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara panjang tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa panjang tungkai sangat diperlukan terutama saat akan melakukan sepak mula. Karena dengan tungkai yang panjang seseorang (tekong) akan mampu mengarahkan bola pada sudut-sudut lapangan lawan yang sulit dijangkau oleh lawan selain itu juga dari hasil sepakan yang dilakukan tekong memungkinkan akan keras dan tajam. Mengapa hal ini dapat terjadi dan sangat baik dilakukan oleh tekong sebab posisi net (jaring) bukan lagi sebagai rintangan yang dapat menghalangi hasil sepakan tetapi posisi dari kaki tekong dapat diangkat dan memungkinkan lebih tinggi dari net sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik. Hipotesis kedua diterima berarti ada hubungan yang signifikan antara kelentukan otot tungkai dengan ketepatan sepak mula dalam permainan sepak takraw atlet PPLP Provinsi Gorontalo Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa kelentukan otot tungkai mendukung saat melakukan sepak mula, karena tungkai dengan pusat pergerakan yang terletak pada persendian panggul ketika tungkai akan

25 56 diangkat dalam hal ini melakukan gerakan sepak mula maka terjadi gerakan fleksi. Dengan berpatokan pada pusat gerakan tersebut disekitar persendian berarti otot-otot tungkai dan sebagian otot sekitar paha menjadi lentur yang memungkinkan seseorang (tekong) akan mudah mengangkat kakinya lebih tinggi disaat sepak mula.