ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET"

Transkripsi

1 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET Rizaldy Tallo, Nanik Linawati, Gesti Memarista Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya Abstrak--Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan faktor demografi yang berhubungan dengan profil risiko investor dan juga keputusan investor dalam alokasi jenis aset yang di investasikan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang berada di wilayah kota surabaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini adalah menemukan beberapa variabel demografi berhubungan langsung dengan profil risiko dan alokasi aset investor, namun ada beberapa variable yang tidak memiliki hubungan signifikan dengan profil risiko dan alokasi aset investor. Serta adanya hubungan signifikan antara profil risiko investor dengan keputusan investor dalam mengalokasi aset. Kata kunci : Demografi Investor, Profil Risiko, Alokasi Aset Investor. Rizaldy Tallo: Thesis. Analysis of Demographic Factors Relationship With Risk Profile, And Investors In Asset Allocation Decision. Abstract---This study aimed to examine the relationship of demographic factors associated with the risk profile of investors and investor decisions in the allocation of assets that they invest. The number of observation were 100 respondents who were domiciled in Surabaya. This research is descriptive analysis using a quantitative approach. The conclusion of this study is found to some demographic variables that are directly related to the risk profile and asset allocation investors, but there are some variables that do not have a relationship with the risk profile and asset allocation investors. As well as the relationship between the investor's risk profile with investors' decisions in allocating assets. Keywords: demographic investors, porfil risk, asset allocation investors. 1. PENDAHULUAN Perkembangan investasi di Indonesia sekarang sudah sangat maju. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sektor investasi di Indonesia. Banyak investor yang berinvestasi dalam berbagai jenis produk investasi sebagai jaminan masa depan. Selain itu, investasi juga dianggap sebagai solusi alternatif pembiayaan jangka panjang dan secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap pembangunan di Indonesia. Keputusan investor dalam memilih suatu jenis investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor penting yaitu profil risiko investor. Setiap investor mempunyai profil risiko yang berbeda-beda ada yang risk aggresive, risk moderate,dan risk conservative. Dengan demikian, investor akan mempunyai preferensi memilih jenis produk yang berbeda-beda ketika mengambil keputusan berinvestasi. Menurut Sunariyah (2000), investor dapat berinvestasi pada dua jenis investasi. yaitu pada aset riil dan aset keuangan. Aset riil merupakan aset yang dapat lebih terukur dan dilihat secara langsung oleh investor, namun dalam pengembalian imbal hasil masih lebih kecil daripada investasi jenis aset keuangan. Aset keuangan adalah jenis investasi yang pengalokasian dananya pada produk pasar modal dan pasar uang seperti deposito, reksadana, obligasi, dan saham. Dimana hasil yang didapatkan juga lebih besar dari aset riil. Sehingga Investor yang risk conservative biasanya akan berinvestasi pada pasar uang, pasar modal seperti aset keuangan yakni deposito, reksadana, reksadana terbagi menjadi empat jenis yaitu reksadana saham, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksdana pasar uang, serta aset riil. Hal ini disebabkan aset-aset tersebut mempunyai risiko yang relatif kecil. Sedangkan, investor yang risk aggressive akan berinvestasi pada aset keuangan yang bersifat jangka panjang seperti saham, karena saham merupakan aset yang lebih berisiko tinggi. Investasi berkaitan dengan faktor demografi antara lain faktor demografi agama, usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan (Cahyadi, 2006). Faktor faktor demografi terkait dengan sikap investor dalam menentukan jenis aset yang dipilih. investor yang dipilih. Salah satu faktor demografi, yaitu agama.investor yang beragama Kristen dan Katolik cenderung lebih rasional dalam berinvestasi pada jenis aset riil dan aset keuangan. Sedangkan islam cenderung lebih konservatife dalam berinvestasi. Hasil wawancara dengan informan yang merupakan seorang investor, mendapatkan hasil bahwa dalam berinvestasi investor tidak terlalu peduli akan faktor-faktor demografi seperti agama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Mereka lebih mengutamakan apa yang mereka dapatkan dan inginkan pada masa depan dapat terwujud. daripada memikirkan apa yang akan terjadi saat ini. Namun demikian ini tidak terjadi pada semua

2 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) investor yang saya temui dan wawancara. Ada beberapa yang sangat teliti dalam menentukan jenis aset yang mereka pilih, karena mereka juga mempertimbangkan faktor-faktor demografi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan adanya faktor demografi sikap investor dalam menentukan aset investasi yang dipilih. Agama masing-masing investor berhubungan dengan pemilihan jenis investasi. Investor beragama Islam lebih cenderung ke arah risk conservative atau menghindari risiko. Sedangkan investor yang beragama Kristen dan Katolik cenderung lebih moderate dalam menghadapi risiko. tentu saja agama dalam ini menjadi faktor yang turut menentukan sikap investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Menurut Robb dan Woodyard (2010), investor yang berusia relatif muda cenderung akan lebih berani dalam mengambil investasi yang lebih berisiko. Produk yang dipilih oleh investor yang berusia muda cenderung ke arah yang risk aggressive seperti saham dan reksadana saham, lalu pada usia yang semakin tua, investor akan memilih produk investasi yang kurang berisiko seperti obligasi, reksadana (reksadana campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang) dan deposito Fisher (2010). Jenis kelamin yang berbeda antara pria dan wanita, memiliki perbedaan sikap dalam memilih produk investasi. Jain dan Mandot (2012), menyatakan bahwa pria lebih berani dalam mengambil produk investasi yang berisiko tinggi, karena tingkat percaya diri pria yang lebih tinggi. Sedangkan, wanita akan memilih produk investasi yang memiliki risiko kecil karena wanita memiliki sikap yang cenderung risk conservative. Status perkawinan juga berhubungan dengan pemilihan produk investasi. Investor yang belum menikah berani menanggung risiko yang tinggi. Sedangkan investor yang sudah menikah cenderung lebih memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah karena investor harus memikirkan konsekuensi pasangannya dan anak-anak. Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu (Grebel & Lytton, (1998), yang menyatakan status perkawinan seseorang akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sedangkan pria dan wanita yang berpendidikan sama atau setara, akan berbeda dalam hal pemilihan jenis produk investasi. Sedangkan Barber & Odean, (2001), menyatakan bahwa faktor pekerjaan investor berhubungan dengan pilihan investasi yang dipilih. Pendapatan juga seringkali menjadi faktor penting dalam keputusan seseorang untuk melakukan investasi baik pada aset riil dan aset keuangan. Biasanya seseorang mau melakukan investasi apabila sudah memiliki pendapatan yang tinggi dengan kata lain sudah memiliki free cash flow yang besar. Larkin (2014), menyebutkan bahwa investor yang memiliki pendapatan lebih tinggi, cenderung akan memilih alternatif jenis investasi yang lebih beresiko dan memberikan potensi keuntungan yang lebih besar, yaitu sebagai contoh cenderung lebih menyukai saham dibanding deposito atau obligasi. Selain itu investor juga cenderung menanamkan dana lebih besar pada instrumen pasar modal, terutama saham. Berdasarkan permasalahan dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan faktor demografi, profil risiko investor, dan pemilihan jenis investasi. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini menguji hubungan faktor demografi yang terdiri dari agama, usia, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Selain itu, penelitian ini menggunakan analisa cross tab, uji chi square, dan analisa korespondensi. Sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel demografi yang sama tanpa variabel agama serta menguji hubungan faktor demografi dengan profil risiko dan pemilihan jenis investasi, tanpa menggunakan analisa korespondensi. Peneliti menambahkan variabel agama di dalamnya karena peneliti merasa faktor agama dalam penelitan ini juga penting Sampel penelitian yakni semua investor yang berdomisili di Surabaya. Hal ini disebabkan karena Surabaya merupakan salah satu kota terbesar kedua yang berada di Indonesia. Selain itu, investor dapat memilih banyak pilihan jenis investasi yang bervariasi. Selanjutnya, investor dapat secara langsung memilih investasi seperti apa yang paling cocok dengan harapan reponden. 2. TEORI PENUNJANG Sunariyah (2000), menyatakan investasi adalah suatu kerelaan melepaskan uang atau dana pada saat sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Puspitaningtyas dan Kurniawan (2012), investasi sebagai suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai investasi. Tujuan investor melakukan kegiatan investasi ialah untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) yang diterima di masa depan. Sunariyah (2000), secara umum jenis investasi itu terbagi menjadi 2 kelompok diantaranya yaitu : 1. Investasi aset riil (real asset) Investasi aset riil merupakan investasi yang terukur dan berwujud atau dapat dilihat secara langsung misalnya tanah, rumah, emas, dan sebagainya. Risiko untuk investasi pada aset riil lebih kecil karena jenis nya riil, namun dalam pengembalian hasil investasi, lebih kecil daripada investasi jenis aset keuangan. 2. Investasi aset keuangan (financial asset) Investasi aset keuangan seperti deposito, reksadana, obligasi, dan saham. Investasi jenis ini memiliki risiko yang lebih tinggi daripada investasi riil, karena investor hanya akan mendapatkan bukti surat seperti sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang saham. Tipe investor berbeda-beda satu dengan yang lain, menurut Sembel (2013); Fred, Weston, Copeland (2011) yaitu : 1. Risk aggressive, investor tipe ini adalah investor yang berani dalam mengambil risiko dalam investasi dengan tujuan untuk mendapatkan return yang tinggi. 2. Risk Moderate, tipe investor yang berani mengambil risiko sebanding dengan return yang di dapatkan. Semakin besar risiko yang diambil semakin besar return yang diharapkan, dan sebaliknya semakin kecil risiko yang diambil semakin kecil return yang di harapkan.

3 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) Risk conservative, tipe investor yang enggan untuk mengambil sebuah risiko dalam investasi atau cenderung menghindar dari sebuah risiko. Demografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu demos, artinya rakyat atau penduduk dan graphien artinya mencitra, menulis, melukis, atau gambaran tentang penduduk pada suatu negara atau wilayah. Istilah demografi pertama kali digunakan oleh Guillard (1885). Menurut Bogue (1973), demografi adalah kependudukan atau ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Faktor demografi terdiri dari usia, jenis kelamin, status, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan faktor demografi sebagai berikut yaitu : a. Agama Menurut Leon dan Pfeifer (2003), agama merupakan faktor penentu sebuah keluarga untuk mengambil risiko dalam berinvestasi. Dengan nilai nilai ajaran yang relevan dengan norma-norma agama serta dapat mengendalikan seluruh penilaian dalam tingkat toleransi terhadap risiko. Selain itu, juga ditemukan bahwa faktor agama yang berbeda berhubungan dengan profil risiko dan juga pemilihan jenis investasi. Orang yang bergama Islam Katolik dan Kristen kurang bertoleransi memiliki risiko berinvestasi cenderung rendah (Leon dan Pfeifer 2003). b. Jenis Kelamin Barber dan Odean (2001) menjelaskan bahwa pria lebih berani terhadap resiko yang akan dihadapi dibanding wanita, hal ini dikarenakan tingkat kepercayaan diri pria lebih tinggi daripada wanita. c. Usia Menurut Grebel dan Lytton (1998) usia yang lebih muda akan lebih berani mengambil risiko dalam investasi dibanding usia yang tidak produktif atau sudah tua, yang tidak berani mengambil risko dalam berinvestasi. d. Status Pernikahan Menurut Grabel dan Lytton (1998), orang yang sudah menikah memiliki rasa tanggung jawab kepada keluarga serta enggan untuk mengambil risiko, dibandingkan individu yang belum menikah cenderung merasa bebas dan tidak memiliki tanggung jawab, sehingga lebih berani mengambil risiko. e. Pendidikan Bhandari dan Deaves (2006) menyebutkan toleransi risiko juga memiliki hubungan dengan jenjang pendidikan seseorang. Orang yang berani mengambil risiko (risk aggressive) bisa dikatakan berpendidikan tinggi karena memiliki pengetahuan yang luas dan mampu menghitung risiko yang dihadapi. f. Pekerjaan Barnewall (1987), mengemukakan bahwa kelompok pekerjaan tertentu, seperti: eksekutif perusahaan, pengacara, dokter lebih menghindari resiko (risk averter) dalam berinvestasi. g. Pendapatan Barber dan Odean (2001), Schooley and Worden (1999), menemukan bahwa investor yang memiliki pendapatan lebih tinggi cenderung memiliki portofolio yang lebih berfluktuatif atau memiliki risiko lebih besar. Profil Risiko Investor: 1. Risk aggressive 2. Risk Moderate 3. Risk conservative Kerangka Berpikir Faktor Demografi 1. Agama 2. Usia 3. Jenis kelamin 4. Status perkawinan 5. Pendidikan 6. Pekerjaan 7. Pendapatan Keputusan Investor Dalam Alokasi Aset utama : 1. Asset rill (rumah,emas, tanah) 2. Asset finansial (saham,deposit, reksadana campuran, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, reksadana saham) Gambar 1. Kerangka Berpikir Hipotesis penelitian : 1. Faktor demografi investor mempunyai hubungan signifikan dengan profil risiko. 2. Faktor demografi investor mempunyai hubungan signifikan dengan keputusan investor dalam menentukan alokasi aset produktif. 3. Profil risiko mempunyai hubungan signifikan dengan keputusan investor dalam menentukan alokasi asset. 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulannya. Sedangkan, jika ditinjau dari jenis data yang diambil, penelitian ini merupakan primary research, yaitu penelitian dengan menggunakan data primer atau data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari para investor di Surabaya yang dipilih sebagai responden penelitian. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Karena pengambilan sampel dilakukan secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Artinya dengan sengaja mengambil sampel tertentu sesuai persyaratan atau kriteria sampel. Kriteria dalam

4 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang sudah berkerja dan telah memiliki investasi pada dua jenis aset, baik salah satu dari aset riil atau aset keuangan, atau pun memiliki kedua jenis investasi tersebut. Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa korespondensi dan chi-square. Untuk melihat ada tidaknya hubungan signifikan antara variabel demografi dengan profil risiko dan alokasi aset investor. Kriteria pengujian dengan melihat nilai signifikasi (α) Chi Square yaitu jika < 0.05 maka Ho ditolak, dan jika > 0.05 maka Ho diterima. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Korespondensi dan uji Chi Square Tabel 1 Variabel Demografi Dan Profil Risiko Hubungan Demografi Chi Inertia dengan Profil Risiko Square (Sig.) Agama * Profil Risiko Tidak signifikan Usia * Profil Risiko Tidak Jenis Kelamin * Profil Risiko Status perkawinan * Profil Tidak Risiko Pendidikan * Profil Risiko Tidak Pekerjaan * Profil Risiko Pendapatan * Profil Risiko Tabel 1 diatas menunjukan signifikansi Chi-Square yang dihasilkan pada hubungan antara variabel demografi dengan profil risiko diperoleh hasil Jenis Kelamin dan Profil Risiko; Pekerjaan dan Profil Risiko; serta Pendapatan dan Profil Risiko memiliki hubungan yang signifikan. Sementara Agama dan Profil Risiko; Usia dan Profil Risiko; Status Perkawinan dan profil Risiko; Pendidikan dan Profil Risiko tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berikut ini pembahasan untuk variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko. Tabel 2. Variabel Dmografi Dan Alokasi Aset Hubungan Demografi Chi Inertia dengan Alokasi aset utama atau tidak Square (Sig) Agama * Alokasi Aset Tidak signifikan Usia * Alokasi Aset Jenis Kelamin * Alokasi Aset Tidak Siginifikan Status perkawinan * Tidak Alokasi Aset Pendidikan * Alokasi Tidak Aset Pekerjaan * Alokasi Aset Tidak Pendapatan * Alokasi Tidak Aset Tabel 2 diatas menunjukan bahwa signifikansi Chi- Square yang dihasilkan pada hubungan antara variabel demografi dengan alokasi aset diperoleh hasil variabel usia dan alokasi aset memiliki hubungan yang signifikan. Sedangkan variabel agama dan alokasi aset; jenis kelamin dan alokasi aset; status perkawinan dan alokasi aset; pendidikan dan alokasi aset; pekerjaan dan alokasi aset; pendapatan dan alokasi aset tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berikut pembahasan mengenai variabel yang memiliki hubungan yang singnifikan dengan alokasi aset. Tabel 3 Profil Risiko Dan Alokasi Aset Hubungan Profil Chi Inertia Risiko Dengan Alokasi Aset square (sig) Profil risiko * alokasi asset Tabel 3 menunjukan bahwa dari hasil uji chi square menghasilkan nilai artinya profil risiko memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset dimana inertia sebesar atau 52.4% mengindikasikan variabel profil risiko mampu menjelaskan dengan baik mengenai alokasi aset. Sementara, koefisien Inertia sebesar 0,542 memberikan gambaran bahwa variabel profil risiko dapat menjelaskan variasi pada variasi alokasi aset sebesar 54,2%. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel pendapatan cukup maksimal untuk menjelaskan variasi pada variabel profil risiko. B. Analisa dan pembahasan Pada hasil pengujian menjelaskan bahwa hubungan yang signifikan terjadi pada variabel demografi seperti jenis kelamin dengan profil risiko dimana dari hasil responden pria dan wanita jelas menunjukan bahwa pria lebih berani mengambil risiko dalam berinvestasi atau risk moderate sebesar sebesar atau (71,45%). dan cenderung ke arah risk aggressive, Menurut Fisher (2010) dikarenakan pria lebih percaya diri karena return yang tinggi. Sedangkan wanita lebih memilih jalur yang aman dan terjamin dikarenakan tingkat percaya diri wanita yang lebih rendah dari pria yaitu sebesar atau (62,2%) responden memilih cenderung risk conservative. pernyataan ini juga sesuai dengan penelitian Edward, dan Prakash (2007). Pada pengujian yang sama pula menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan pada variabel jenis pekerjaan yang dimiliki investor dengan profil risiko ini menunjukan bahwa investor yang memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil lebih cenderung ke arah risk conservative yaitu sebesar atau (81,8%). Dimana jenis investasi yang dpilih tidak memiliki risiko yang tinggi. Sedangkan pada investor yang memilki jenis pekerjaan sebagai seorang profesional seperti; dokter, pengacara, cenderung memiliki profil risiko yang risk moderate yaitu sebesar atau (90,9%). atau pada jenis investasi yang tidak terlalu berisiko tinggi, namun ada beberapa profesional yang juga memilih berinvestasi pada jenis aset yang risk aggressive yaitu sebesar atau (9,15%). karena mereka merasa telah memiliki pengetahuan kemampuan finansial

5 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) yang cukup tinggi, sedangkan orang yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta lebih cenderung ke arah risk aggressive yaitu sebesar atau (19,1%) berinvestasi pada jenis aset yang memiliki risiko tinggi dengan harapan bahwa akan mendapatkan hasil yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk membuka usaha sendiri karena mereka merasa bahwa jaminan di masa depan dari perusahaan tidak akan menjamin penuh, ini sesuai dengan penelitian Barnewall (1987). Hasil pengujian juga membuktikan bahwa adanya hubungan variabel pendapatan atau cash in flow yang diperoleh investor dengan profil risiko investor. Investor yang memiliki pendapatan rata-rata dibawah Rp. 10 juta cenderung memiliko profil risiko yang risk conservative yaitu sebesar atau (48,6%). Ini menunjukan investor yang berpendapatan rendah cenderung akan menghindari risiko dalam berinvestasi. Sedangkan investor yang memiliki pendapatan rata-rata Rp juta paling banyak memiliki profil risiko yang risk moderate yaitu sebesar atau (61,6%), investor pada kelompok ini lebih cenderung berani dalam mengambil sebuah risiko dalam berinvestasi namun ada juga yang berani dalam mengambil risiko dalam berinvestasi dimana mereka berani memilih aset saham dalam berinvestasi karena merasa memiliki cukup dana untuk berinvestasi sehingga mereka tidak ragu dalam mengambil risiko yang tinggi dalam berinvestasi, temuan ini sesuai dengan penelitian Dwi Yusuf Bakhtiar (2008). Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukan bahwa variabel usia memiliki hubungan positif signifikan dengan keputusan investor dalam alokasi aset. Dimana investor yang berusia tahun atau sebesar (22%) responden atau investor ini memiliki aset utama rumah dan sebesar (12.2%) responden atau investor memilih saham sebagai alokasi aset mereka. Ini disebabkan karena pada range usia tersebut merupakan usia produktif dari investor untuk berinvestasi pada berbagai jenis aset investasi yang ada untuk mendapatkan return atau imbas hasil yang tinggi dan sebanyak-banyaknya untuk kehidupan mereka di masa depan. Namun pada usia tahun berupa tanah sebesar 0.33 (33%), rumah sebesar (23.3%), deposito (26,7%). Ini menunjukan bahwa pada range usia tersebut adalah usia kematangan dari responden atau investor untuk mendapatkan hasil dari investasi mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian Grebel dan Lytton (1998). Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan juga menjelaskan bagaimana profil risiko investor yang memiliki hubungan dengan keputusan investor dalam mengalokasi asetnya dimana menunjukan bahwa investor yang memiliki profil risiko risk conservative akan cenderung memilih aset tanah dan rumah dan emas sebagai aset terbesar yang dimilikinya dimana tanah, rumah dan emas merupakan jenis aset riil yang hampir tidak memiliki risiko. Kemudian investor yang memiliki profil risiko yang risk moderate cenderung memilih aset-aset seperti ; deposito, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan juga reksadana campuran ini menggambarkan bahwa orang yang risk moderate lebih merasa nyaman dalam berinvestasi pada jenis aset yang tidak terlalu berisiko namun tetap mendapatkan imbas hasil yang lumayan tinggi. Sedangkan investor yang memiliki profil risiko yang risk aggressive cenderung akan memilih saham untuk berinvestasi, karena pada tipe investor yang risk aggressive akan lebih mengutamakan return atau imbal hasil yang tinggi dalam berinvestasi sebagai kompensasi risiko tinggi yang akan dihadapinya. Sehingga mereka akan selalu berinvestasi pada aset-aset berisiko tinggi atau jenis investasi yang aktif seperti saham. 5. KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini maka kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel demografi jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko investor. 2. Variabel demografi agama, usia, status perkawinan, pendidikan, tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan profil risiko investor. 3. Variabel demografi seperti usia memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset 4. Variabel demografi seperti agama, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan alokasi aset. 5. Variabel profil risiko investor memiliko hubungan yang signifikan dengan alokasi aset. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat memberikan saran kepada : Peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa perlu untuk menambah jumlah responden dan juga memperluas area penyebaran kuisioner di tempat pembinaan rohani agama tertentu, tempat ibadah, sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal dan juga bervariasi. Selain itu juga dapat menambah variabel penelitian demografi seperti letak geografis dan suku.. DAFTAR PUSTAKA Altesa. M Diktat manajemen investasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas negeri Yogyakarta. Anggraini. (2010). Analisis Korespondensi Hubungan Antara Kondisi Sekolah, Tenaga Pengajar dan Sarana Belajar Terhadap Prestasi Sekolah. Cahyadi. S. M Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Perilaku Investor dan Jenis Investasi.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya. Campel. J. Y. Dan Viciera. L. M Strategic Asset Allocation. Portofolio Choice For Long Term Investors. Barnewall, M.M Psychological Characteristics of the Individual Investor. Dalam W. Droms, ed., Asset

6 FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) Allocation for the Individual Investor. Charlottesville, VA : The Institute of Chartered FinancialAnalyse. Bhandari. G. And Deaves. R The Demographic Of Overconfidences : The Journal Of Behavioral Finance.Vol. 7. 1, Barber, B. and Odean Terrance Boys Will Be Boys : Gender, Overconvidence, And Common Stock Investment. The Quarterly Journal of Economics : BPS.Kotasurabaya. e/6_statis Fisher, J.P (2010). Gender Differences in Personal Saving Behaviors: Journal of Financial Counseling and Planning Volume 21. Sanusi. S. R. (2010). Beberapa uji validitas dan Realibilitas pada beberapa instrumen penelitian. Sunariyah. (2000). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.Yogyakarta. Santoso dan Tjiptono. 2004, Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Sriyati Analisis pengaruh karakteristik Usia, Rencana Investasi, dan Pengtahuan investasi terhadap Perilaku Investasi Pada Wanita Bekerja. Jakarta. Bhandari. G. And Deaves. R The Demographic Of Overconfidences : The Journal Of Behavioral Finance.Vol. 7. 1, Grable. J.E. and Lytton. R. H Investor Risk Tolerance : Testing The Efficacy Of Demographics As Differentiating And Classifying Factors. Hibbert, Laurence, and Prakash Are Women More Risk-Aggressive Than Men? (online) ( 20 November 2009) Jain. D. And Mandot. E Impact of Demographic factors on invesment decision of investors in rajasthan, Journal of Arts, Science & Commerce, E-ISSN , ISSN Leon. A. K. and Pfeifer. C Religious Activity, Risk Taking Preferences, and Financial Behaviour: Empirical Evidence from German Survey Data. Lease, Ronald C., Wilbur Lewellen, and Gary G. Schlarbaum The Individual Investor: Attributes and Attitudes. The Journal of Finance: Marie, Edward, and Prakash Are Women More Risk-Averse Than Men? (online) ( 20 November Maleong. L.J metodologi penelitian kualitatif. Edisi revisi. Massah. S. E Risk Aversion And Islamic Finance : An Experimental Approach. International Journal Of Information Technology And Business Management. Sharpe Investasi, Jilid 1, Edisi ke-6, PT. Indeks Kelompok Gramedia. Santoso. S SPSS Statistik Parametric. Cetak ke-2 : Jakarta. PT. Elex Media Computindo. Sekaran, Uma, Research Methods For Business Buku 1, Edisi ke-4,salemba Empat. Jakarta.

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini yang menguji perbedaan risk perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan risk propensity maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang :

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan dari hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan : Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen Oleh

Lebih terperinci

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 47-52 47 Berdasarkan Herwono Indra Saputra dan Njo Anastasia Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang terdahulu. Peneliti menggunakan rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan jawaban atas perumusan masalah dan pembuktian hipotesis penelitian dari hasil pengujian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi masa kini merupakan salah satu fungsi menejemen keuangan bagi seorang individu atau organisasi. Dimana masyarakat sekarang ini sudah jarang menabung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

Lebih terperinci

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH.

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH. KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh : PUTRI MAYANK SARI 2011210259 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga

Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 71 Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia di zaman yang sekarang merupakan sesorang yang tidak akan pernah puas dengan hasil yang diperoleh maupun yang didapatnya. Bisa dibuktikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa acuan mengenai pengambilan keputusan terhadap investasi yang dipengaruhi oleh faktor demografi maupun psikologis oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013)

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 30-35 30 Faktor Demografi, Economic Factors dan Behavioral Motivation Dalam Pertimbangan Keputusan Investasi Di Surabaya Melisa Kusumawati Program Manajemen Keuangan, Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sumarwan (2014) memberikan pengertian bahwa perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sumarwan (2014) memberikan pengertian bahwa perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2014) memberikan pengertian bahwa perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Literasi keuangan tidak berpengaruh terhadap pemilihan investasi wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya

Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 33-37 33 Pengaruh Risk Tolerance dan Personality Traits Terhadap Pemilihan Portofolio Investor di Surabaya Michelle Feodora Gunawan, Nanik Linawati dan Gesti Memarista Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal yang dilakukan oleh pemilik modal atau investor dengan harapan akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi menurut Jogiyanto (2000:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi semakin berkembang di dunia ini. Semakin berkembangnya ekonomi dunia, pengetahuan akan perekonomian sangat dibutuhkan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor ABSTRAK Financial Behavior adalah suatu perilaku yang ditunjukan seseorang apabila orang tersebut dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskannya untuk mempertaruhkan sejumlah uang. Keputusan seorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi.

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi. 1. Al

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah wadah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai financial assets

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi ABSTRAK Sudut pandang individu dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya variabel demografi dan kenyamanan individu dalam mengambil risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di dunia dewasa ini menuntut masyarakat agar cermat dalam membelanjakan uangnya. Dalam hal ini masyarakat cenderung membelanjakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap perilaku investor, pengaruh karakteristik psychographic terhadap jenis

BAB V PENUTUP. terhadap perilaku investor, pengaruh karakteristik psychographic terhadap jenis BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik psychographic terhadap perilaku investor, pengaruh karakteristik psychographic terhadap jenis investasi yang dipilih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

GENDER DAN RISIKO PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

GENDER DAN RISIKO PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice GENDER DAN RISIKO PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN 78 Nadia Heriani, Amelia Setiawan Nadia Heriani 1,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : financial literacy, personal finance, student, qualitative descriptive

ABSTRACT. Keywords : financial literacy, personal finance, student, qualitative descriptive ABSTRACT The aim of this study is to determine the Level of Financial Literacy of noneconomics students at Maranatha Christian University Bandung, the students who do not get Financial Management course,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu : 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengambilan keputusan adalah suatu proses kognitif yang tidak tergesa-gesa terdiri dari rangkaian tahapan yang dapat dianalisa, diperhalus, dan dipadukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ini terdiri dari interaksi sosial, kontrol diri, dan kompetensi investor dengan

BAB V PENUTUP. ini terdiri dari interaksi sosial, kontrol diri, dan kompetensi investor dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji dua faktor psikologis yaitu interaksi sosial dan kontrol diri serta faktor kompetensi investor terhadap perilaku perdagangan saham investor.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA Indah Pratiwi Indahpratiwi_233@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7-12 Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7-12 Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi Riyan Ariadi, Mariana Ing Malelak, dan Dewi Astuti Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Defenisi Investasi Dan Jenisnya Menurut Sunariyah (2011:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya tujuan setiap orang bekerja adalah memperoleh pendapatan yang kemudian digunakan untuk kebutuhan hidupnya. Misalnya digunakan untuk membeli makanan, minuman,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterima (actual return) dalam suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterima (actual return) dalam suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Risiko dan Toleransi Risiko Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Risiko Menurut Jones (2004 : 142) risiko adalah kemungkinan pendapatan yang diterima (actual return)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut penjelasan mengenai beberapa penelitian terdahulu sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut penjelasan mengenai beberapa penelitian terdahulu sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut penjelasan mengenai beberapa penelitian terdahulu sebagai sumber rujukan dalam meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi financial literacy dan risk

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya 60 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan pada investor di Surabaya. Dari hasil analisis data baik analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1.1 Karakteristik Demografi Online Investor Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi pada saat ini mendorong seseorang untuk lebih berpikir kedepan dan melakukan bagaimana cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya

Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya FINESTA Vol.,., (04) 40-45 40 Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya Cindy Marcha Pongtuluran dan Nanik Linawati Program Manajemen, Program

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dana pensiun merupakan salah satu pilihan dalam memberikan jaminan kesejahteraan kepada para pekerja atau karyawan. Jaminan tersebut salah satunya berupa jaminan pensiun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang telah memperoleh penghasilan atau telah memiliki dana harus bijak

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang telah memperoleh penghasilan atau telah memiliki dana harus bijak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu pada era modern ini apapun pekerjaan atau profesinya, sudah saatnya mulai melakukan investasi sedini mungkin. Dengan kata lain, individu yang telah

Lebih terperinci

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 19-23 19 Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial Yopie Kurnia Erista Halim dan Dewi Astuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association of South East

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang penjabaran hasil dari penelitian dan pembuktian hipotesis. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal,

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Mery Citra Sondari

Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Mery Citra Sondari Prosiding SNaPP2015Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN2089-3590 EISSN 2303-2472 PERSEPSI TERHADAP INVESTASI DAN INTENSI BERINVESTASI (SURVEY PADA PEAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH DAERAH TINGKAT II DI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio

Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Pengukuran Kinerja Portfolio Black-Litterman menggunakan Metode Sharpe Ratio S-7 Fitri Amanah 1 1 Alumni Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam memilih portofolio optimal. Ada tiga konsep dasar yang

Lebih terperinci

Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread

Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread 58 Halim Santoso dan Nanik Linawati Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh perilaku investor telah dilakukan oleh : 1. Zarah Puspitaningtyas (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul Relevansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada keuangan traditional finance atau standard finance mengungkapkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada keuangan traditional finance atau standard finance mengungkapkan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Behavioral Finance 2.1.1 Awal Behavioral Finance Pada keuangan traditional finance atau standard finance mengungkapkan mengenai efficient-market hypothesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id).

BAB I PENDAHULUAN. akan datang (Setiawan, 2016). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh. tabungan emas dan lain-lain (banyumaskab.bps.go.id). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan pada saat sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang (Setiawan,

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Salah satu jalan untuk memperolehnya yakni dengan melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian yang semakin berkembang pesat membuat masyarakat berpikir untuk memperoleh pendapatan di luar gaji yang mereka dapat dari bekerja. Salah satu jalan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manajemen kekayaan merupakan bagian dari ilmu keuangan yang sangat berguna bagi setiap orang dalam mengembangkan, proteksi aset kekayaan, dan dapat dinikmati hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Literacy 2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy Perkembangan industri jasa keuangan semakin meningkat dan semakin kompleks sehingga mengubah kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Progam Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada lembaga Keuskupan Agung Palembang. Persisnya, objek penelitian terkait dengan pengelolaan kekayaan yang sudah dan sedang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English

II. LANDASAN TEORI. Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi (Investement) menurut The Amarican Heritage Dictionaryof The English Languange, adalah kata benda yang berrati invest. Kata invest sendiri mempunyai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN Christian Mulydi Program Manajemen, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Menentukan Expected Return Optimal Berdasarkan Bobot Dana yang dialokasikan Kepada Aset yang Beresiko dari Suatu Portofolio Menggunakan Fungsi Utility Determine Expected

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. (Tandelilin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: reksadana konvensional, reksadana syariah, metode Sharpe, metode Treynor, metode Jensen. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: reksadana konvensional, reksadana syariah, metode Sharpe, metode Treynor, metode Jensen. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang berada di Indonesia. Reksadana memiliki kelebihan dimana investor yang tidak memiliki dana yang cukup besar dapat berinvestasi di reksadana.

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Konsumsi Kebutuhan Inflasi Apa sih alasan berinvestasi Peningkatan Nilai Kekayaan Keinginan Ketidakpastian masa depan Penanaman uang dengan harapan : 1. Mendapat hasil, dan 2.

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. Tumpal Manik, M.Si. Website : http//:tumpalmanik.com

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. Tumpal Manik, M.Si.    Website : http//:tumpalmanik.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO Tumpal Manik, M.Si Email : tmanyk@yahoo.com tmanik@umrah.ac.id Website : http//:tumpalmanik.com 1 BAB I PENGERTIAN INVESTASI Materi Bab I : 1. Definisi Investasi 2. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di masa datang, dengan cara menyisihkan dananya yang digunakan untuk berinvestasi. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang ditawarkan baik itu investasi pada aset-aset finansial (financial asset) atau investasi pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Portofolio adalah gabungan atau kombinasi dari berbagai instrumen atau aset investasi yang disusun untuk mencapai tujuan investasi investor. Selain itu, kombinasi berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Aset

Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Aset FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 7-11 7 Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Alvina Setiawan Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring

Lebih terperinci

INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA

INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA Mursidah Nurfadillah STIE Muhammadiyah Samarinda ABSTRACT Invesment basically aim to get the advantage, but in itself invesment do not be quit of the happening

Lebih terperinci

Badriyah et al., Pengaruh Pengembangan Karir, Penilaian Prestasi Kerja dan...

Badriyah et al., Pengaruh Pengembangan Karir, Penilaian Prestasi Kerja dan... 1 Pengaruh Pengembangan Karir, Penilaian Pretasi Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia Pada RSUD Dr. Soebandi Jember (The Affects of Career Development, Work Achievement Appraisal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Risiko adalah bagian dari kehidupan. Menghindari semua resiko akan mengakibatkan tidak ada prestasi, tidak ada kemajuan dan tidak ada imbalan. The Institute

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dulunya tidak bisa dilakukan ketika masih menjadi karyawan. Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dulunya tidak bisa dilakukan ketika masih menjadi karyawan. Setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masa pensiun merupakan masa ketika seseorang seharusnya bisa menikmati apa yang dulunya tidak bisa dilakukan ketika masih menjadi karyawan. Setiap orang menginginkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN Oleh : Dedi Setia Ardi

ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN Oleh : Dedi Setia Ardi ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN 2012-2014 Oleh : Dedi Setia Ardi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

Pengaruh Financial Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Konsumtif

Pengaruh Financial Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Konsumtif FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 58-62 58 Pengaruh Financial Literacy dan Faktor Sosiodemografi Terhadap Perilaku Konsumtif Felicia Claresta Harli, Nanik Linawati, Gesti Memarista Program Manajemen Keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aktiva riil (real

BAB I PENGANTAR. 1.1.Latar Belakang. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aktiva riil (real BAB I PENGANTAR 1.1.Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dalam bentuk investasi pada aktiva riil (real assets) atau investasi pada aktiva keuangan (financial assets). Contoh dari investasi pada aktiva

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN: RASIO AKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KINERJA KEUANGAN: RASIO AKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING JDA Vol. 1, No. 1, Maret 2009, pp. 1-5 ISSN 2085-4277 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jda Magdalena Nany Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Surakarta, Indonesia Sandra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan suatu industri. Sumber dana dapat diperoleh suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan suatu industri. Sumber dana dapat diperoleh suatu industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan dana merupakan salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri. Sumber dana dapat diperoleh suatu industri dengan cara menjual saham kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jaman era globalisasi yang modern ini investasi merupakan kegiatan positif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jaman era globalisasi yang modern ini investasi merupakan kegiatan positif 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaman era globalisasi yang modern ini investasi merupakan kegiatan positif untuk mendapatkan keuntungan dimasa mendatang. Pebisnis memerlukan pasar modal untuk memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci