FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013)"

Transkripsi

1 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) Faktor Demografi, Economic Factors dan Behavioral Motivation Dalam Pertimbangan Keputusan Investasi Di Surabaya Melisa Kusumawati Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya Abstrak Penelitian ini menganalis faktor yang paling mendominasi dalam pertimbangan keputusan investasi serta mengetahui faktor demografi dengan faktor behavioral motivations dan economic factors dalam pertimbangan keputusan investasi di Surabaya. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi investor ketika berinvestasi di pasar saham. Penelitian ini menggunakan teknik analisa faktor konfirmatori untuk mengetahui faktor yang paling mendominasi dalam pertimbangan keputusan investasi, variabel yang digunakan economic factors dan behavioral motivations. Selanjutnya, analisa crosstab dan chi square digunakan untuk mengetahui faktor demografi dengan economic factors dan faktor behavioral motivation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor personal financial needs merupakan faktor yang paling dipertimbangkan dalam keputusan investasi dan terdapat antara usia, pendidikan, dan pendapatan dengan faktor self image atau firm image coincidence. Kata Kunci investasi, economic factors dan behavioral motivations Abstract This study analyzes the most dominating factor in the consideration of investment decisions and determines the relationship of demographic factors with behavioral motivations and economic factors into consideration factors of investment decision. The result is expected to be a reference for investor when investing in the stock market. This study uses confirmatory factor analysis techniques to determine the most dominating factor in the consideration of the investment decision, the variables used economic factors and behavioral motivations. Furthermore, crosstab and chi square analysis are used to determine the relationship of demographic factors with economic factors and behavioral motivations. The results of this study indicate that the personal financial needs is the most considered factor in investment decisions. In addition, there is a relationship between age, education, and income with self-image or firm image coincidence factor. Keyword: investment, economic factors, and behavioral motivations 1. PENDAHULUAN PERKEMBANGAN dunia usaha yang kompetitif membutuhkan keikutsertaan para pelaku usaha untuk lebih aktif dalam menarik investor sehingga perusahaan harus mempersiapkan strategi untuk bertahan di dalam persaingan misalnya melalui investasi. Investasi di Indonesia saat ini demikian pesat ditandai dengan peningkatan jumlah investor di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah investor saham sebayak dari Juli 2009 sampai Oktober 2011 (Warsito, 2011). Adanya perkembangan investasi, menunjukkan perilaku keuangan berperan dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini berarti bahwa terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keuangan. Christanti & Mahastanti (2011) menyatakan bahwa faktor ecomonic dan behavioral motivation menjadi pertimbangan investor sebelum berinvestasi. Economic factors yang digunakan dalam penelitian adalah neutral information, accounting information, dan classic. Faktor behavioral motivations yang digunakan adalah self image atau firm image coincidence, social relevan, advocate recommendation, dan personal financial needs. Selain itu, Lewellen, Lease dan Schlarboum (1977), menyatakan bahwa faktor demografi juga ber dengan keputusan investasi. Berikut ini adalah beberapa hasil bukti empiris penelitian sebelumnya. mengenai faktor demografi, economic factors, dan behavioral motivations dalam pertimbangan keputusan investasi. Studi yang dilakukan oleh Barber & Odean (2001) memberikan bukti empiris bahwa pria lebih berani menanggung risiko dalam berinvestasi. Christanti & Mahastanti (2011) menggambarkan faktor demografi dengan economic factors dan behavioral motivations. Investor usia tahun mempertimbangkan semua economic factors dan behavioral motivations sebelum berinvestasi. Hal ini dikarenakan investor pada usia tersebut masih tergolong pemula di pasar modal. Investor wanita lebih banyak mempertimbangkan banyak faktor daripada pria. Investor dengan tingkat pendidikan S1 pun masih banyak mempertimbangkan semua faktor. Jangka waktu investasi 1-3 tahun paling banyak mempertimbangkan banyak factor sebelum berinvestasi. Menurut Ranganathan (2004) menyatakan bahwa investor yang sudah menikah cenderung menghindari risiko sehingga mempertimbangkan hampir semua faktor sebelum berinvestasi. Naggy & Obenberger (1994) menyatakan bahwa faktor yang paling dipertimbangkan investor sebelum berinvestasi adalah economic factor (neutral information dan accounting information) sehingga dalam berinvestasi, investor paling mempertimbangkan informasi mengenai ekonomi dan keuangan perusahaan dan cenderung kurang mempertimbangkan faktor lainnya. Berdasarkan permasalahan yang diuraikan diatas, maka peneliti ingin menguji apakah faktor yang paling mendominasi dalam pertimbangan keputusan investasi serta apakah ada faktor demografi dengan economic factors dan behavioral motivations dalam pertimbangan keputusan investasi. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi investor sebelum berinvestasi saham. 2. TEORI PENUNJANG Menurut Bodie, Kane & Marcus (2003), investasi adalah komitmen untuk mengikatkan aset di masa sekarang untuk mendapatkan return di masa datang dengan

2 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) mengkompensasikan pengorbanan yang telah dilakukan investor. Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu real asset dan financial asset. Dalam berinvestasi, investor memerlukan informasi-informasi yang merupakan faktorfaktor penting sebagai dasar keputusan investasi. Dimana sikap investor dalam melakukan investasi untuk memaksimalkan kekayaan investor dengan cara menghindari risiko (economic factors) dan keputusan investasi berdasarkan psikologi investor (behavioral motivations). Berdasarkan klasifikasi Nagy & Obenberger (1994), economic factors meliputi neutral information, accounting information, dan classic. Sedangkan behavioral motivations meliputi self image atau firm image coincidence, social relevance, advocate recommendation, dan personal financial needs. 1. merupakan informasi yang didapat sebelum investor mengambil tindakan dalam berinvestasi. Informasi ini mencakup informasi dari media tentang keuangan maupun keadaan ekonomi yang ber dengan kegiatan investasi. Misalnya, kondisi ekonomi global, informasi indikator ekonomi (PDB, inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain), dan informasi media mengenai investasi saham (Nagy & Obenberger, 1994). 2. yaitu informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Misalnya, informasi track record kinerja perusahaan, informasi laporan keuangan perusahaan keseluruhan, informasi pertumbuhan pendapatan perusahaan, informasi pertumbuhan laba perusahaan, dan harga saham perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994). 3.Classic merupakan kemampuan investor dalam mengambil tindakan investasi berdasarkan informasi yang telah didapat. Hal ini meliputi, membeli saham dengan harga kurang dari atau sama dengan open price, membeli saham yang memiliki nilai undervalue, membeli saham yang membagikan dividen kas, membeli saham yang membagi dividen saham, dan membeli saham untuk memperkecil risiko keuangan (Nagy & Obenberger, 1994). 4. atau Firm Image Coincidence merupakan penilaian terhadap perusahaan yang menerbitkan saham, meliputi informasi tentang reputasi perusahaan, posisi perusahaan pada industri yaitu termasuk market leader atau market follower, new comers, perkiraan produk perusahaan, dan mengetahui etika-etika perusahaan (Nagy & Obenberger, 1994). 5. merupakan informasi tentang posisi saham perusahaan di bursa saham dan tanggung jawab sosial perusahaan, yang meliputi informasi posisi saham dalam saham-saham yang terdaftar pada bursa saham, jenis investasi yang beroperasi di area lokal, jenis investasi yang beroperasi di area internasional, dan bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan (Nagy & Obenberger, 1994). 6. Advocate Recommendation merupakan rekomendasi yang berasal dari pihak-pihak lain mengenai investasi. Toral (2002) menyatakan bahwa investor dalam pemilihan investasi memerlukan tenaga profesional sehingga tidak ada kecemasan dalam memilih investasi di saat keadaan pasar sedang lesu, informasi tersebut meliputi rekomendasi dari teman dan pendapat dari keluarga (Nagy & Obenberger, 1994). 7. jenis merupakan pengalaman investor dalam melihat nilai investasi dan perhitungan pada pengeluaran, yang meliputi informasi tentang target hasil dari investasi untuk memenuhi keuangan pribadi, estimasi dana untuk investasi, keinginan diversifikasi dengan membeli saham beda sektor, melihat kembali kinerja portofolio saham yang dimiliki di masa yang lalu, melihat alternatif investasi lain selain yang telah dimiliki dengan melakukan perbandingan alternatif investasi selain saham (Nagy & Obenberger, 1994). Selain itu, terdapat faktor demografi yang ber dengan pertimbangan keputusan investasi. Jika dilihat dari faktor demografi, terdapat variabel usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, pendapatan, dan lama investasi. Evan (2004), mengemukakan bahwa investor usia muda (dibawah 30 tahun) lebih berani mengambil risiko. Lundeberg, Fox, dan Puncochar (1994), menunjukkan bahwa meskipun pengetahuan investasi yang dimiliki pria dan wanita sama, namun pria lebih cenderung toleransi terhadap risiko. Schooley & Worden (1999) yang mengemukakan bahwa investor yang sudah menikah memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap risiko sehingga lebih mempertimbangkan faktor-faktor dalam keputusan investasi. Bhandari & Deaves (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga toleransi terhadap risiko. Christanti & Mahastanti (2011) yang mengemukakan bahwa investor yang paling banyak mempertimbangkan semua faktor adalah investor yang telah berinvestasi selama 1-3 tahun. William (2007), menyatakan bahwa dalam melakukan investasi, investor mempertimbangkan perilaku perusahaan terhadap lingkungan dan sosial sekitar. Selain itu, hasil penelitian Hoffman, Eije, dan Jager (2006) menunjukkan bahwa investor kurang melakukan interaksi dengan investor lain. Epstein (1994), meneliti permintaan untuk informasi sosial dengan investor individu. Hasil menunjukkan laporan tahunan menjadi bahan pertimbangan yang penting bagi pemegang saham perusahaan. Hasilnya juga menunjukkan permintaan yang kuat untuk informasi tentang keselamatan dan kualitas produk, dan tentang kegiatan lingkungan perusahaan. Lebih lanjut, mayoritas pemegang saham perusahaan yang disurvei juga ingin untuk melaporkan etika perusahaan, karyawan, dan keterlibatan masyarakat. Kutan & Aksoy (2003) menyatakan bahwa informasi publik mengenai inflasi dan suku bunga memiliki peran penting dalam menentukan investasi. Selain itu, Merikas (2008) meneliti faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi pemilihan ekuitas serta perilaku investor di Bursa Efek Athena dengan melakukan survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor informasi akuntansi memiliki tingkat signifikan tertinggi. Hal ini berarti informasi akuntansi sangat berpengaruh terhadap perilaku investor. Gordon (1959), menyatakan bahwa dividen dapat meningkatkan kesejahteraan investor saham. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nagy & Obenberger (1994) menyatakan bahwa faktor yang paling dipertimbangkan investor dalam keputusan investasi adalah neutral information dan accounting information. Hipotesa penelitian : H1: Terdapat faktor yang paling mendominasi dalam pertimbangan keputusan investasi. : Terdapat faktor demografi dengan faktorfaktor pertimbangan dalam keputusan investasi.

3 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah jenis penelitian kuantitatif dengan teknik analisa deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah investor saham di Surabaya. Sampel yang diambil merupakan nonprobability sample (sampel tidak acak) menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria investor saham berdomisili di Surabaya. Bedasarkan rumus penarikan sampel, maka kuisioner akan diolah sebanyak 100. Metode Penelitian Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa faktor konfirmatori, crosstab, chi square. Dalam penelitian ini, analisa faktor konfirmatori digunakan untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan dalam mempertimbangkan keputusan investasi. Kriteria pengujian berdasarkan loading factor. Jika loading factor > 0,5 maka faktor dapat dipertimbangkan. Semakin tinggi loading factor semakin dipertimbangkan faktor tersebut. Uji cross tab dan chi square untuk melihat ada tidaknya faktor demografi dengan faktor-faktor pertimbangan keputusan investasi. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Profil Responden Tabel 1 Profil Responden Frek Demografi Kategori uens i Usia Jenis Kelamin Status Pendidikan Lama Investasi Saham Pendapatan Dalam 1 Tahun Prosen tase tahun 27 27% tahun 22 22% tahun 12 12% tahun 20 20% tahun 9 9% > 65 tahun 10 10% Pria 61 61% Wanita 39 39% Menikah 54 54% Belum menikah 46 46% < SMA 1 1% SMA 27 27% Diploma (D1/D2/D3) 3 3% Sarjana S % Pasca Sarjana (S2 atau S3) 7 7% < 1 tahun 31 31% 1-3 tahun 39 39% 4-6 tahun 23 23% > 6 tahun 7 7% < Rp % Rp Rp % Rp Rp % > Rp % Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi bahwa dari segi usia mayoritas responden adalah investor berusia 17 hingga 25 tahun (27%). Dari segi jenis kelamin mayoritas responden adalah investor pria (61%). Dari segi pendidikan mayoritas responden adalah investor berpendidikan Sarjana S1 (62%). Dari segi lama investasi saham mayoritas responden adalah investor yang telah berinvestasi selama 1 hingga 3 tahun (39%). Dari segi pendapatan dalam 1 tahun mayoritas responden adalah investor yang dalam 1 tahun mempunyai pendapatan kurang dari 50 juta (43%). Analisa Faktor Konfirmatori Suatu indikator dikatakan dapat membentuk variabel penelitian jika memiliki loading factor > 0,5. Dari confirmatory model awal dihasilkan nilai loading factor tiap indikator sebagai berikut: Tabel 2 Nilai Loading Factor Model Awal Variabel Classic Advocate Recommendation Indikator Loading Factor Ne 1 0,812 Nilai Kritis 0,5 Ne 2 0,593 0,5 Ne 3 0,524 0,5 Ac 1 0,597 0,5 Ac 2 0,677 0,5 Ac 3 0,848 0,5 Ac 4 0,88 0,5 Ac 5 0,575 0,5 Cl 1 0,757 0,5 Cl 2 0,565 0,5 Cl 3 0,554 0,5 Cl 4 0,569 0,5 Cl 5 0,563 0,5 Se 1 0,552 0,5 Se 2 0,743 0,5 Se 3 0,587 0,5 Se 4 0,421 0,5 So 1 0,617 0,5 So 2 0,622 0,5 So 3 0,303 0,5 So 4 0,618 0,5 Ad 1 0,639 0,5 Ad 2 0,822 0,5 Ad 3 0,562 0,5 Pe 1 0,663 0,5 Pe 2 0,771 0,5 Pe 3 0,371 0,5 Pe 4 0,631 0,5 Pe 5 0,32 0,5 Berdasarkan tabel 2 diatas, diketahui bahwa pada variabel neutral information, accounting information, classic, dan advocate recommendation, semua indikator memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,5. Hasil ini memberikan konfirmasi bahwa semua indikator pada keempat variabel tersebut dapat membentuk masing-masing variabelnya, sehingga keseluruhan indikator digunakan dalam proses analisis lebih lanjut. Pada variabel self image terdapat satu indikator yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0,5 yaitu Se 4. Pada

4 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) variabel social relevan terdapat satu indikator yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0,5 yaitu So 3. Pada variabel personal financial needs terdapat dua indikator yang memiliki nilai loading factor kurang dari 0,5 yaitu Pe 3 dan Pe 5. Hasil ini memberikan konfirmasi bahwa indikator Se 4, So 3, Pe 3 dan Pe 5 harus direduksi dan tidak digunakan dalam proses analisis lebih lanjut. Tabel 3 Nilai Loading Factor Model Tereduksi Variabel Classic Advocate Recommendation Indikator Loading Factor Ne 1 0,833 Nilai Kritis 0,5 Ne 2 0,57 0,5 Ne 3 0,532 0,5 Ac 1 0,601 0,5 Ac 2 0,678 0,5 Ac 3 0,846 0,5 Ac 4 0,88 0,5 Ac 5 0,575 0,5 Cl 1 0,756 0,5 Cl 2 0,565 0,5 Cl 3 0,554 0,5 Cl 4 0,569 0,5 Cl 5 0,565 0,5 Se 1 0,629 0,5 Se 2 0,678 0,5 Se 3 0,564 0,5 So 1 0,594 0,5 So 2 0,66 0,5 So 4 0,593 0,5 Ad 1 0,647 0,5 Ad 2 0,814 0,5 Ad 3 0,56 0,5 Pe 1 0,598 0,5 Pe 2 0,686 0,5 Pe 4 0,716 0,5 Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa semua indikator memiliki nilai loading factor lebih besar dari 0,5. Hasil ini memberikan konfirmasi bahwa indikator-indikator pada tabel 3 merupakan indikator pembentuk variabel neutral information, accounting information, classic, self image, social relevan, advocate recommendation dan personal financial needs. Tabel 4 Nilai Standardized Regression Weight Faktor SRW Keputusan Investasi 0,679 Keputusan Investasi 0,528 Classic Keputusan Investasi 0,165 Keputusan Investasi 0,820 Keputusan Investasi 0,622 Advocate Recommendation Keputusan Investasi 0,379 Keputusan Investasi 0,929 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa faktor classic dan advocate recommendation tidak menjadi pertimbangan dalam keputusan investasi saham di Surabaya karena kedua faktor tersebut memiliki nilai standardized regression weight < 0,5. Berdasarkan hasil yang diambil dari kesimpulan diatas menunjukkan bahwa faktor personal financial needs merupakan faktor yang paling dominan dalam pertimbangan keputusan investasi di Surabaya karena memiliki nilai Standardized Regression Weight paling besar. Analisa Crosstab dan Chi Square Uji Crosstab dan Chi Square dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat antara faktor demografi dengan faktor-faktor dalam pertimbangan keputusan investasi. Faktor demografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendapatan, pendidikan, dan lama isnvestasi. Berikut adalah rangkuman hasil uji crosstab dan chi square pada faktor demografi Tabel 5 Uji Crosstab dan Chi Square Pada Faktor Demografi dengan Faktor-Faktor Pertimbangan Keputusan Investasi Variabel Kategori Hasil Interpretasi Tidak Usia menolak Ada Jenis Kelamin Status Pernikahan Tidak Pendidikan menolak Ada Lama Investasi

5 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) Pendapatan Tidak menolak Ada Berdasarkan Tabel 5 hanya faktor usia, pendidikan, dan pendapatan yang ber dengan pertimbangan faktorfaktor dalam berinvestasi. Pada faktor usia, semakin muda usia investor, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan Epstein (2004) yang menyatakan bahwa investor saham mempertimbangkan reputasi perusahaan penerbit saham sebelum berinvestasi. Pada pendidikan, semakin tinggi jenjang pendidikan investor, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image perusahaan. Selanjutnya, pada faktor pendapatan, semakin besar pendapatan investor, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image. Berdasarkan hasil output diatas menunjukkan bahwa faktor personal financial needs merupakan faktor yang paling mendominasi, dilihat dari nilai loading faktor terbesar 0,929. Dengan demikian, membuktikan bahwa sebelum berinvestasi saham, investor saham di Surabaya mengestimasi target hasil dari investasi saham agar dapat memenuhi kebutuhan pribadi investor dan investor juga mengestimasikan dana yang digunakan untuk berinvestasi saham. Selain itu, berdasarkan hasil output standardized regression weight menunjukkan bahwa faktor classic dan faktor advocate recommendation tidak termasuk dalam faktor-faktor yang dipertimbangkan investor saham di Surabaya sebelum berinvestasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai standardized regression weight pada advocate recommendation dan classic memiliki nilai loading factor kurang dari 0,5, yaitu masing-masing sebesar 0,379 dan 0,165. Hasil tersebut, membuktikan bahwa sebelum berinvestasi saham, investor saham di Surabaya kurang memperhitungkan rekomendasi dari pihak lain dan kurang mempertimbangkan kemampuan investor dalam mengambil tindakan berdasarkan informasi yang sudah ada. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Hoffman, Eijie, dan Jager (2006), menyatakan bahwa pengalaman pribadi cukup untuk membuat keputusan investasi yang benar sehingga tidak terlalu mempertimbangkan pendapat pihak lain. Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Miller dan Scholer (1978) yang menghasilkan bahwa dividen tidak relevan terhadap kesejahteraan investor saham. Hal ini menyebabkan informasi dividen yang sudah ada tidak begitu menjadi pertimbangan investor saham di Surabaya. Pengujian statistik menunjukan bahwa ada sebagian faktor demografi yang mempunyai dengan faktor-faktor pertimbangan dalam keputusan investasi. Faktor usia yang mempunyai yang kuat dengan faktor self image atau firm-image coincidence. Hal ini dibuktikan dengan hasil chi square antara usia dengan self image yang kurang dari 0,5, yaitu 0,047. Semakin muda usia investor saham di Surabaya, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image atau firm-image coincidence, ditunjukkan dengan prosentase jawaban responden yang semakin sangat setuju. Investor di Surabaya cenderung mempertimbangkan informasi mengenai perusahaan penerbit saham secara keseluruhan. Penelitian ini sejalan dengan Epstein (2004) yang menyatakan bahwa investor saham mempertimbangkan reputasi perusahaan penerbit saham sebelum berinvestasi. Sedangkan faktor-faktor pertimbangan lainnya tidak mempunyai yang signifikan dengan usia. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun usia investor saham di Surabaya mempunyai pertimbangan yang sama terhadap faktor-faktor selain self image atau firm-image coincidence. Faktor jenis kelamin tidak memiliki dengan faktor-faktor pertimbangan dalam keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa investor saham di Surabaya baik pria dan wanita mempunyai pertimbangan yang sama terhadap faktor-faktor pertimbangan keputusan investasi. Faktor status pernikahan tidak memiliki yang signifikan dengan faktor-faktor dalam pertimbangan keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa investor saham di Surabaya baik yang menikah maupun belum menikah mempunyai pertimbangan yang sama terhadap faktor-faktor pertimbangan keputusan investasi. Selanjutnya, faktor pendidikan mempunyai yang kuat dengan faktor self image atau firm-image coincidence, hal ini dibuktikan dengan hasil chi square antara pendidikan dengan self image yang kurang dari 0,5, yaitu 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan investor saham di Surabaya, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image atau firm-image coincidence. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Bhandari dan Deaves (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga toleransi terhadap risiko. Faktor lama investasi tidak memiliki yang signifikan dengan faktor-faktor pertimbangan keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun lama investor telah berinvestasi, mempunyai pertimbangan yang sama terhadap faktor-faktor pertimbangan dalam keputusan investasi. Hasil dari pendapatan membuktikan bahwa terdapat yang signifikan antara jumlah pendapatan 1 tahun dengan faktor self image atau firm-image coincidence, hal ini dibuktikan dengan hasil chi square antara pendapatan dengan self image yang kurang dari 0,5, yaitu 0,009. Hal ini berarti bahwa semakin besar pendapatan, maka semakin besar pertimbangannya terhadap faktor self image atau firmimage coincidence. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kuisioner yang telah dibagikan kepada 100 responden maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Hipotesa pertama yang menyatakan terdapat faktor yang dominan dalam pertimbangan keputusan investasi saham di Surabaya, yaitu faktor personal financial needs.

6 FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) Hipotesa kedua yang menyatakan terdapat antara faktor demografi dengan pertimbangan dalam keputusan investasi, diterima karena berdasarkan hasil diketahui bahwa faktor usia, pendidikan, dan pendapatan ber dengan pertimbangan dalam keputusan investasi. Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang seharusnya secara logika mempunyai, tetapi setelah di analisa mempunyai hasil yang tidak signifikan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut mengenai perilaku investor karena melihat perkembangan investor di Indonesia yang semakin meningkat. Selain itu dapat juga dilakukan pengambilan sampel dari lain wilayah atau ditentukan faktor-faktor lain (seperti faktor bias kognitif perilaku investor dalam berinvestasi) yang dapat dapat menjadi pertimbangan keputusan investasi saham. Schooley, D., & Worden, D. (1999). Investor's Asset Allocations versus Life-Cycle Funds. Analysis Journal, 48, Toral, Al. (2002). Other ways to Score Investment Points. Pure Fundamentalist Warsito, Ito. (2011). Dirut BEI: Minat Investasi di Pasar Modal Meningkat. Retrived Mei 7, 2013, from William, D. (2007). Some Determinants of The ly Responsible Investment Decision : A Cross Country. The Journal Behavioral Finance, 8, DAFTAR PUSTAKA Barber, B., & Odean, T. (2001). Boys Will Be Boys : Gender,Overconvidence, and Common Stock Investment. The Quarterly Journal of Economics, Bhandari, G. a. (2005). The Demographics of Overconfidence. The Journal of Behavioral Finance, 7, Bodie, Z., Kane, A., & Markus, A. (1999). Investments (3th Edition ed). New York: McGraw-Hill. Christanti, N. & Mahastanti, L. A. (2011). Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, vol 4. Evans, J. (2004). Wealthy Investor Attitudes, Expectations, and Behaviors toward Risk and Returns. Journal of Wealth Management, Gordon, M. (1959), Dividends, Earnings and Stock Prices, Review of Economics and Statistics. Hoffmann, A., Eijie, J. & Jager, W. (2006). Individual Investors and Conformity Behavior. (Working Paper) Kutan. A. M., & Aksoy, T. (2003). Public information arrival and the Fisher effect in Emerging Markets: Evidence from stock and bond Markets in Turkey. The Journal of Services Research Vol. 23 No. 3, Lewellen, W., Lease, R. C., & Schlarbaum, G. G. (1977). Pattern of Investment Strategy and Behavior among Individual Investors. The Journal of Business, Lundeberg, M. A., Paul, W. F. & Judith, P. (1994). Highly Confident but Wrong : Gender Differences and Similarities in Confiende Judgements. The Journal of Education Psychology, LXXXVI, Merikas, A. A., Merikas, A. G., Vozikis, G. S, Prasad, D. (2008). Economic Factors and Individual Investor Behavioral : The Case Of The Greek Stock. The Journal of Applied Business Research, Vol. 20, No.4. Nagy. A., & Obenberger, W. (1994). Factors Influencing Individual Investor Behavior. Analysts Journal, Ranganathan, K. (2004). A Study of Fund Selection Behavior of Individual Investor Towards Mutual Funds. Madurai Komaraj University

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini yang menguji perbedaan risk perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan risk propensity maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang :

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan dari hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan : Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang terdahulu. Peneliti menggunakan rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN INVESTOR DALAM MELAKUKAN INVESTASI

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN INVESTOR DALAM MELAKUKAN INVESTASI FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN INVESTOR DALAM MELAKUKAN INVESTASI Natalia Christanti (ze2c_nath_shagygirl@yahoo.co.id) Linda Ariany Mahastanti (Linda.ariany@staff.uksw.edu) Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan jawaban atas perumusan masalah dan pembuktian hipotesis penelitian dari hasil pengujian dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pemerintahan tersebut membangun bangsanya. Pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pemerintahan tersebut membangun bangsanya. Pembangunan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator utama keberhasilan suatu pemerintahan, adalah keberhasilan pemerintahan tersebut membangun bangsanya. Pembangunan bangsa sendiri, akan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga

Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) 71-75 71 Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 73 78 73 ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET Rizaldy Tallo, Nanik Linawati, Gesti Memarista Program Manajemen, Program

Lebih terperinci

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH.

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH. KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh : PUTRI MAYANK SARI 2011210259 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 47-52 47 Berdasarkan Herwono Indra Saputra dan Njo Anastasia Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi masa kini merupakan salah satu fungsi menejemen keuangan bagi seorang individu atau organisasi. Dimana masyarakat sekarang ini sudah jarang menabung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekuitas (saham), instrument derivative, maupun instrument lainnya. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. ekuitas (saham), instrument derivative, maupun instrument lainnya. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada aset produktif dengan harapan mendapatkan pertumbuhan modal (capital growth) dalam jangka waktu tertentu.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang penjabaran hasil dari penelitian dan pembuktian hipotesis. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa acuan mengenai pengambilan keputusan terhadap investasi yang dipengaruhi oleh faktor demografi maupun psikologis oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Defenisi Investasi Dan Jenisnya Menurut Sunariyah (2011:4) investasi adalah penanaman modal untuk satu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang telah memperoleh penghasilan atau telah memiliki dana harus bijak

BAB 1 PENDAHULUAN. individu yang telah memperoleh penghasilan atau telah memiliki dana harus bijak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu pada era modern ini apapun pekerjaan atau profesinya, sudah saatnya mulai melakukan investasi sedini mungkin. Dengan kata lain, individu yang telah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA Indah Pratiwi Indahpratiwi_233@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan penting bahwa TFM merupakan sebuah asset pricing model yang valid dan dapat diaplikasikan untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi semakin berkembang di dunia ini. Semakin berkembangnya ekonomi dunia, pengetahuan akan perekonomian sangat dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB6 PENUTUP. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum

BAB6 PENUTUP. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum BAB6 PENUTUP BAB6 PENUTUP Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ditemukan return momentum berdasarkan winner portfolio pada pasar saham di Indonesia. Return momentum juga tidak ditemukan pada jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dunia. Secara lebih luas, teknologi mendukung aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal tidak dilakukan dengan cara bertemu langsung antara penjual BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal pada hakikatnya memiliki sifat yang sama dengan pasar barang atau pasar tradisional pada umumnya. Karena dalam pasar modal terdapat kegiatan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Pertemuan ke - : 1 : The Role and Environment of Managerial Finance. Indikator Uraian Materi Perkuliahan Metode dan Media Buku The Role and Environment 1. dapat menjelaskan 1. Finance and Business a,b,e,g,h

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian keuangan dan juga teori keuangan biasanya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu investasi (investment), sering juga disebut teori pasar modal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor ABSTRAK Financial Behavior adalah suatu perilaku yang ditunjukan seseorang apabila orang tersebut dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskannya untuk mempertaruhkan sejumlah uang. Keputusan seorang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk propensity, serta risk propensity

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI (Studi Kasus pada Masyarakat Mampang Prapatan) DIESHATRIA MAULIDA 210000052 PRODI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Literasi keuangan tidak berpengaruh terhadap pemilihan investasi wanita

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDUAL (ECONOMIC PERSPECTIVE) TERHADAP KINERJA BISNIS PADA UMKM DI SURABAYA PADA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN Christian Mulydi Program Manajemen, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK PERBEDAAN RETURN-SESUAIAN RISIKO ANTARA VALUE STOCK DAN GROWTH STOCK DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK PERBEDAAN RETURN-SESUAIAN RISIKO ANTARA VALUE STOCK DAN GROWTH STOCK DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK PERBEDAAN RETURN-SESUAIAN RISIKO ANTARA VALUE STOCK DAN GROWTH STOCK DI BURSA EFEK INDONESIA Para akademisi menemukan bukti bahwa terdapat fenomena value premium di berbagai Negara. Value premium

Lebih terperinci

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA PENGARUH DEMOGRAFI TERHADAP TOLERANSI RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA PEGAWAI AKADEMIK FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UKSW SALATIGA) Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : 212006064 KERTAS

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara teoritis pasar modal (capital market) didefinisikan sebagai perdagangan instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 1.1 SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan penggunaan hutang yang semakin minimal untuk menghindari konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih. Pasar modal di Indonesia ada dua jenis yaitu berbasis syariah dan

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang dan mendorong perusahaan-perusahaan untuk lebih. Pasar modal di Indonesia ada dua jenis yaitu berbasis syariah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana untuk bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan intrumen investasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah salah satu alternatif sumber dana eksternal bagi perusahaan, dan juga sebagai salah satu alternatif investasi bagi para investor. Pasar

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH LABA DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP IMBAL HASIL INVESTASI : STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDEKS PEFINDO 25

ABSTRAK ANALISIS PENGARUH LABA DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP IMBAL HASIL INVESTASI : STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDEKS PEFINDO 25 ABSTRAK ANALISIS PENGARUH LABA DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP IMBAL HASIL INVESTASI : STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDEKS PEFINDO 25 Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : rasio leverage, market size, return saham. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : rasio leverage, market size, return saham. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Investor melakukan investasi dengan harapan memperoleh return di masa mendatang, tetapi return tersebut seringkali tidak dapat diprediksi secara tepat karena selalu ada risiko di setiap investasi.

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Penelitian ini menguji underpricing dengan sampel sebanyak 111

BAB 6 PENUTUP. Penelitian ini menguji underpricing dengan sampel sebanyak 111 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji underpricing dengan sampel sebanyak 111 perusahaan yang melakukan initial public offerings di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2000-2008. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan

BAB I PENDAHULUAN. hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara selalu bergerak mengikuti suatu siklus dan hampir semua perusahaan dipengaruhi oleh siklus seperti masa ekspansi dan resesi yang akan merubah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penyampaian rumor dengan framing yang berbeda dapat mempengaruhi

BAB V PENUTUP. 1. Penyampaian rumor dengan framing yang berbeda dapat mempengaruhi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti bahwa rumor dengan framing positif dan negatif mempengaruhi pengambilan keputusan investasi dan perilaku overconfidence investor.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu : 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1.1 Karakteristik Demografi Online Investor Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pajak berpengaruh secara positif signifikan terhadap keputusan

Lebih terperinci

MODEL PERILAKU INVESTOR KOTA MEDAN BERDASARKAN STRATEGI PEMASARAN

MODEL PERILAKU INVESTOR KOTA MEDAN BERDASARKAN STRATEGI PEMASARAN Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan ISSN 1411-0393 Akreditasi No. 80/DIKTI/Kep/2012 MODEL PERILAKU INVESTOR KOTA MEDAN BERDASARKAN STRATEGI PEMASARAN Arlina Nurbaity Lubis arlinalubis@yahoo.com Isfenti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah wadah alternatif bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan penanaman modal (investasi), dalam pasar modal tersedia berbagai financial assets

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAH 7 SIMP ULAN DAN SARAN

BAH 7 SIMP ULAN DAN SARAN BAH 7 SIMP ULAN DAN SARAN BAB7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Berdasarkan anal isis dan pel11bahasan perlllasalahan yang terdapat pada bab sebelulllnya, dapat dial11bil kesilllplilan sebagai berikllt:

Lebih terperinci

PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN (STUDI KASUS PADA BURSA EFEK INDONESIA) TAHUN

PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN (STUDI KASUS PADA BURSA EFEK INDONESIA) TAHUN PENGARUH ANALISIS FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP IMBAL HASIL SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN (STUDI KASUS PADA BURSA EFEK INDONESIA) TAHUN 2011-2014 Lie Welly, Mohamad Heykal Binus University, Jln. Kebon

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH SWY LASTRI M. PURBA 080501128 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Lebih terperinci

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya

Pengaruh Literasi Keuangan dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-12 Pengaruh Literasi dan Persyaratan Kredit terhadap Akses Kredit Formal pada UMKM di Surabaya Oktavianti, V., Hakim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari krisis kredit perumahan (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara global.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi ABSTRAK Sudut pandang individu dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya variabel demografi dan kenyamanan individu dalam mengambil risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang kian pesat saat ini menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan harus berjuang untuk tetap bertahan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik, analisis data dan pembahasan, maka ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Variabel dividend per share, ukuran perusahaan, earning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pengelolaan keuangan yang harus dilakukan sebaik mungkin (Asri, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan, baik yang sudah besar ataupun yang masih kecil, memerlukan pengelolaan keuangan korporasi yang baik agar tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini dan di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.4, No.1 April 2017 Page 236 PENGARUH HARI LIBUR AKHIR TAHUN TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA BANK SWASTA DENGAN NILAI KAPITALISASI TERBESAR MENURUT BURSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berinvestasi saham, investor selalu dihadapkan dalam tiga keadaan, yaitu menjual saham, membeli saham, maupun menahan saham. Dengan membeli saham suatu perusahaan,

Lebih terperinci

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan

A. Expected Return. 1. Perhitungan expected return investasi tahunan 1 Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah : Manajemen Investasi Dikompilasi oleh : Nila Firdausi Nuzula, PhD Program Studi : Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya RETURNS Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market overreaction dan pengaruh firm size dan likuiditas terhadap fenomena price reversal pada indeks sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari analisis data serta pembahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Struktur modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, artinya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kedudukan pasar modal di suatu negara merupakan salah satu tempat alokasi dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 45 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menyimpulkan bahwa selama periode penelitian yaitu Juni 2014 Mei 2015, pada saat analis sekuritas dari Trimegah mengeluarkan rekomendasi buy,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

Lebih terperinci

Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Pertimbangan Cost and Benefit Kartu Kredit

Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Pertimbangan Cost and Benefit Kartu Kredit FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 79-84 79 Analisa Faktor yang Berhubungan dengan Pertimbangan and Benefit Kartu Kredit Marselina Gunawan, Nanik Linawati Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha untuk memobilisasi dana masyarakat untuk kegiatan investasi selain melalui dunia perbankan dapat ditempuh melalui jalur pasar modal. Pasar modal memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita berinvestasi pada saham yang dapat memberikan penghasilan (return) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia semakin lama semakin berkembang. Hal ini sejalan dengan berkembangnya pendapatan per kapita, seperti yang dapat dilihat di Tabel 1.1 berikut

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak membawa perubahan, kemajuan teknologi dan perkembangan dunia usaha dalam memasuki pasar bebas mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana bisa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: faktor demografi, literasi keuangan, mahasiswa, analisis deskriptif, analisis chi square. vii. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Kata kunci: faktor demografi, literasi keuangan, mahasiswa, analisis deskriptif, analisis chi square. vii. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat literasi keuangan dan pengaruh faktor demografi terhadap literasi keuangan mahasiswa program studi manajemen konsentrasi keuangan Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia PENGARUH RETURN SAHAM DAN LABA AKUNTANSI TERHADAP RISIKO SISTEMATIK (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Financial statements analysis, accounting analysis, and financial statements. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT The purpose of this study is to analyze financial statements of PT. Timah Tbk. relates to making an investment decisions. Financial statements analysis is important to provides information about

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis 2.1.1. Return Saham Investasi merupakan komitmen penempatan sejumlah dana untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, motivasi utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan pasar modal Indonesia semakin pesat, terlihat dari semakin banyak kalangan masyarakat mulai tertarik untuk berinvestasi saham. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh setiap individu dalam hal ini khususnya bagi individu pada penelitian ini yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh setiap individu dalam hal ini khususnya bagi individu pada penelitian ini yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberhasilan setiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kemampuan mereka mengatur berbagai hal secara baik, sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

Pemetaan Potensi Ekonomi, Produk Unggulan Dan Kebijakan Investasi Daerah Terhadap Pola Investasi Di Daerah

Pemetaan Potensi Ekonomi, Produk Unggulan Dan Kebijakan Investasi Daerah Terhadap Pola Investasi Di Daerah Pemetaan Potensi Ekonomi, Produk Unggulan Dan Kebijakan Investasi Daerah Terhadap Pola Investasi Di Daerah Sodik 1,*, Wahju Wulandari 2,, Dharmayanti Prihandini 2 1 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung,

John Henry Wijaya. Universitas Widyatama, Bandung, PENGARUH KEBIJAKAN MODAL KERJA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010-2014 (Studi Kasus Pada PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT Jasa Marga (persero) Tbk,

Lebih terperinci

Ratih Paramitasari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta ABSTRACT

Ratih Paramitasari Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka UPBJJ Surakarta ABSTRACT PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN RISIKO TIDAK SISTEMATIS TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM DALAM RANGKA PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM LQ-45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN SINGLE INDEX MODEL PERIODE

Lebih terperinci