Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga"

Transkripsi

1 FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) Variabel Demografi Wanita Bekerja di Surabaya Dalam Pemilihan Jenis Investasi Keluarga Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya Abstrak Meningkatnya jumlah tenaga kerja wanita di Surabaya, berdampak kepada meningkatnya kesejahteraan keluarga wanita bekerja, sehingga keluarga wanita tersebut dapat memiliki dana lebih untuk dialokasikan ke dalam investasi, hal ini tidak lepas dari meningkatnya pendidikan wanita dan diikuti tingkat pendapatan yang baik juga. Selain itu pengambilan keputusan keluarga tidak hanya menjadi wewenang suami tetapi istri juga mempunyai peran dalam pengambilan keputusan keluarga. Melalui penelitian ini ingin diketahui apakah ada hubungan antara faktor demografi wanita bekerja di Surabaya seperti usia, pendidikan, dan pendapatan terhadap pemilihan jenis investasi keluarga. Wanita bekerja yang dijadikan sampel berjumlah 31 responden dengan kriteria memiliki usia minimal 21 tahun, melakukan investasi, dan sudah berkeluarga. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa crosstabulation dan chisquare. Berdasarkan hasil penelitian, ada 1 variabel yang mempunyai hubungan dengan pemilihan jenis investasi keluarga, yaitu usia. Sedangkan variabel pendidikan dan pendapatan tidak memiliki hubungan dengan pemilihan jenis investasi keluarga. Kata Kunci Wanita Bekerja, Investasi Keluarga, Variabel Demografi Abstract The increasing of the number of female workers in Surabaya impact the increasing of the women working family s welfare, so her family have more funds to be allocated to the investment. This is not out of the rising female education and income levels are well attended too. Besides the family decisionmaking authority not only on the husband but the wife also has a role in family decision. Through this research we want to know whether there is a relationship between demographic factors such as ages, education, and income of women working in Surabaya in the selection of the family s investment types. Number of respondents sample in this research is 31. Criteria of the sample are minimum 21 years old, family investment decision maker, and married women. This research used crosstabulation and chisquare to analyze datas. Based on the result, the one variable have a relationship with the family investment decisions women working in Surabaya is age. While education and income variables of the women had not relation with the selection of the type of family investments. Keywords Working women, Family Investment, Demographic Variables 1. PENDAHULUAN Fenomena peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi di kota Surabaya. Hal ini ditunjukan oleh data dinas tenaga kerja provinsi (Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2010) yang mencatat pada tahun 2010 jumlah pencari kerja di Surabaya adalah untuk pria dan untuk wanita. Sedangkan pada tahun 2011 terjadi peningkatan pencari kerja pria sebesar menjadi dan peningkatan pencari kerja wanita sebesar menjadi Dari jumlah pencari kerja tersebut penempatan tenaga kerja wanita lebih besar dibandingkan dengan penempatan tenaga kerja pria, dari total pencari kerja wanita 62,3% yang mendapat pekerjaan sedangkan 28,5% dari total pencari tenaga kerja pria yang mendapat pekerjaan. Semakin banyak tenaga kerja wanita yang terserap dapat diidentifikasikan semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia untuk wanita. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita perlu di imbangi dengan kualitas pendidikan tenaga kerja tersebut. Hal ini juga ditunjukan dengan perkembangan jumlah wanita bekerja juga berbanding lurus dengan tingkat pendidikan wanita sebab tuntutan kualitas pekerja wanita menjadi salah satu syarat yang perlu dipertimbangkan. Banyak perusahaan mulai menerapkan syarat minimum pendidikan S1 dalam rekruitmen tenaga kerjanya ini terlihat dari penyerapan tenaga kerja lulusan S1 universitas yang lebih banyak diserap dibandingkan dengan lulusan SMA. Menurut survei angkatan kerja nasional tingkat pengangguran lulusan universitas pada tahun 2011 hanya lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pengangguran lulusan SMA yang mencapai (Provinsi Jawa Timur Dalam Angka, 2010). Menurut data Badan Pusat Statistik Jawa Timur jumlah wanita yang menyelesaikan jenjang pendidikan S1 meningkat menjadi 5,55% di tahun 2011 dari kondisi tahun 2010 yaitu 5,36%. Semakin banyak tenaga kerja wanita juga turut mendukung peningkatan pendapatan keluarga, karena pendapatan keluarga yang dulunya hanya berasal dari suami sekarang terbantu dengan pendapatan dari istri. Wanita yang bekerja akan memberikan kontribusi kepada peningkatan pendapatan keluarga, sehingga hal ini dapat mendorong keluarga untuk melakukan investasi (Mincer, 1974). Menurut Utaminingsih (2010) ada lima bentuk pengambilan keputusan dalam keluarga, yaitu keputusan yang semata-mata dibuat oleh suami. Kedua, keputusan yang semata-mata dibuat oleh istri. Ketiga, keputusan dibuat oleh istri dan suami tetapi dikuasai oleh istri. Keempat, keputusan dibuat oleh istri g3dan suami tetapi dikuasai oleh suami. Kelima, keputusan yang dibuat oleh istri dan suami. Menurut Scanzoni (1979) dan Utaminingsih (2010) salah satu pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu keputusan untuk berinvestasi. Menurut Scanzony (1979) terdapat 2 pandangan dalam pengambilan keputusan investasi keluarga yaitu pandangan traditional dan pandangan modern. Dalam pandangan tradisional suami lebih memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan, tetapi berbeda dengan pandangan modern yang menjelaskan bahwa istri dan suami memiliki pengaruh yang sama besar dalam pengambilan jenis investasi. Menurut Lewellen, Lease, dan Schlarbaum (1977) variabel demografi dapat mempengaruhi pemilihan jenis investasi keluarga di wilayah NewYork pada Desember tahun Variabel demografi tersebut seperti usia, pendidikan, dan pendapatan. Di dalam penelitian tersebut Lewellen, Lease dan Schlarbaum melihat hubungan antara

2 FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) demografi terhadap pola investasi di instrumen saham dengan responden pria dan wanita. Dalam penelitian tersebut usia wanita dibagi menjadi 4 kategori yaitu dibawah 45 tahun, tahun, tahun, dan di atas 65 tahun. Semakin tua usia wanita tersebut maka semakin kurang peduli terhadap hasil investasi di saham. Selain itu usia merupakan variabel dominan demografi dalam pengambilan jenis investasi. Variabel pendidikan di dalam penelitian tersebut adalah pengetahuan responden dalam instrumensaham, jika responden mengerti cara menganalisa saham secara fundamental maupun technical maka responden tersebut lebih sering berinvestasi saham. Variabel selanjutnya adalah pendapatan, dalam penelitian tersebut pendapatan keluarga terbagi menjadi 4 kategori yaitu family income di bawah $15.000, $ , $ $ dan diatas $ pertahun. Semakin tinggi pendapatan keluarga bekerja maka akan semakin sering juga melakukan investasi di saham. Penelitian tentang faktor demografi terhadap pengambilan jenis investasi keluarga juga pernah dilakukan oleh Lutfi (2009). Penelitian tersebut dilakukan di kota Surabaya Menurut penelitian dari Lutfi (2009) yang dilakukan di Kota Surabaya tersebut variabel demografi meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, dan pendapatan keluarga dengan responden pria dan wanita. Investor wanita di Surabaya secara umum cenderung masih konservatif dikarenakan responden dalam penelitian tersebut lebih banyak memilih instrumen deposito daripada pilihan saham dan aset riil. Sebanyak 64% responden wanita memilih investasi di instrumen deposito, 20% memiliki investasi di saham dan 16% yang memilih investasi di aset riil. Usia dalam penelitian tersebut membagi menjadi 3 kategori dibawah 25 tahun, tahun dan diatas 40 tahun. Semakin tua usia responden maka pilihan investasinya juga akan mengarah kepada instrumen investasi yang berisiko rendah. Di dalam penelitian tersebut 66,7% responden yang berusia di bawah 25 tahun memilih investasi di saham dan 33,3% memiliki investasi di aset riil. Hal ini berbanding terbalik dengan responden yang berusia di atas 40 tahun, sebanyak 60% dari total responden memilih berinvestasi di deposito dan hanya 12,5% yang memilih investasi di saham. Variabel selanjutnya adalah pendidikan, pendidikan juga berpengaruh dalam pemilihan investasi seseorang, semakin tinggi jenjang pendidikan formal individu maka akan semakin tinggi juga toleransi terhadap resiko dalam berinvestasi. Pendidikan formal dalam penelitian tersebut dibagi mulai dari SLTA, SMA, Diploma, S1, dan S2. Begitu juga dengan variabel pendapatan, semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan semakin tinggi juga toleransi resiko yang dimiliki. Dalam penelitian tersebut responden wanita dan pria dengan pendapatan di atas 30 juta rupiah per bulan memilih saham sebagai instrument investasinya. Berbanding terbalik dengan responden dengan tingkat pendapatan di bawah 10 juta rupiah yang cenderung memilih deposito sebagai pilihan. Menurut Green dan Cunningham (1970) istri yang memiliki kontribusi dalam pendapatan keluarga memiliki pengaruh dalam pengambilan jenis investasi keluarga karena istri memiliki peran dalam pembiayaan keuangan keluarga. Menurut Scanzoni (1977), istri yang memiliki kontribusi dalam pendapatan rumah tangga, memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan istri yang tidak memiliki kontribusi dalam pendapatan rumah tangga. Menurut Fong dan Kon (2004) keputusan finansial sendiri juga terdiri dari keputusan dalam berinvestasi dan keputusan dalam pendanaan. 2. TEORI PENUNJANG Investasi adalah suatu tindakan membeli asset saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Bodie, Kane dan Marcus, 2003). Dalam berinvestasi investor tidak dapat memprediksi dengan pasti tingkat keuntungan yang akan diperolehnya di masa depan, semakin tinggi risiko investasi seseorang maka semakin tinggi juga peluang mendapatkan return yang tinggi juga. Hal ini menjadi dasar dalam ilmu investasi high risk high return. Menurut Tandelilin (2010), ada beberapa alasan seseorang melakukan investasi, yaitu mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang berdasarkan hasil return yang dihadapkan. Mengurangi tekanan inflasi, karena dengan melakukan investasi jumlah uang yang beredar dipindahkan ke instrument-instrument investasi. Dorongan untuk menghemat pajak, karena dengan berinvestasi jumlah pendapatan kita yang dikenakan pajak semakin sedikit. Terdapat dua jenis investasi yaitu real asset dan finansial asset (Bodie, Kane dan Marcus, 2003). Real asset adalah asset yang dapat dirasakan dan disentuh secara fisik, contohnya pembelian emas, tanah, bangunan, dan mesin. Finansial asset adalah asset yang tidak dapat dirasakan dan disentuh secara fisik, contohnya pembelian obligasi dan pembelian saham suatu perusahaan. Investasi di sektor ini dilakukan pada aktiva yang bisa terlihat (tangible asset) dan dapat diukur secara jelas, misalnya investasi dengan membeli tanah, emas dan bangunan. Selain itu pembangunan pabrik, pembukaan lahan serta pertambangan juga termasuk dapat dikategorikan dalam investasi di real asset. Menurut Senduk (2004) adalah hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada di.dalamnya sehingga menjadi sebuah asset. Keuntungan dalam berinvestasi di bidang properti dapat memperoleh income dengan cara menyewakan properti atau menjual properti yang dimiliki dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan saat membeli. Dalam penelitian ini properti terdiri atas tanah dan bangunan. Menurut Senduk (2004) emas adalah komoditi berharga yang dapat diterima di belahan dunia mana pun. Menurut Kusnandar (2010) investasi emas terbagi menjadi 3 macam, investasi emas dalam bentuk perhiasaan, dalam bentuk koin dan dalam bentuk emas batangan, selain itu kenaikan harga emas selama tahun mencapai 400%, sehingga emas banyak dijadikan pilihan investasi. Menurut Tandelilin (2010), yang termasuk dalam finansial asset adalah deposito, obligasi dan saham. Bagi investor yang memiliki pengetahuan investasi dan memiliki keberanian dalam menanggung resiko, aktivitas investasi mereka juga bisa mencakup investasi pada finansial asset lainnya yang lebih kompleks seperti warrants, option, dan futures. Menurut Siamat (2004), deposito merupakan instrument keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Kelebihan dari deposito adalah suku bunga yang lebih tinggi dari tabungan. Kekurangan dari deposito adalah tidak selikuid otabungan dikarenakan tidak dapat diambil sewaktu-waktu dan jika memang ingin di ambil maka akan dikenakan penalti.

3 FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) Menurut (Bodie, Kane dan Marcus, 2003) obligasi adalah penerbitan surat hutang yang dilakukan oleh pihak penerbit dengan memberikan interest atau yang biasa disebutkupon. Jadi obligasi adalah instrument hutang yang berisi janji pihak penerbit untuk membayarkan sejumlah dana kepada pemilik obligasi padasss saat jatuh tempo dan membayar bunga sesuai dengan periode pembayaran kuponnya. Menurut Bodie, Kane dan Marcus (2003) saham merupakan bukti presentase kepemilikan seseorang di dalam suatu perusahaan, yang periode kepemilikannya bisa dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Jika investor memiliki saham mayoritas di suatu perusahaan maka investor bisa memperoleh hak memilihdalam mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan. Saham di kategorikan ke dalam 2 jenis, yaitu common stock dan preferred stock. Perbedaan kedua jenis saham di atas adalah preferred stock mendapatkan pembagian income setiap tahunnya, berbeda dengan pemegang commonstock yang tidak mendapatkan kepastian dalam pembagian income setiap tahunnya. Lewellen, Lease dan Schlarboum (1977), menyatakan bahwa dalam berinvestasi seorang investor akan dipengaruhi oleh variabel usia, pendidikan dan pendapatan. Dalam penelitian ini range usia yang digunakan adalah tahun, tahun, tahun, dan di atas 54 tahun. Range ini mengacu kepada penelitian yang dilakukan oleh Lewellen, Lease dan Scharbaun (1977). Menurut penelitian Lewellen, Lease dan Scharbaun (1977) bahwa ada hubungan antara pemilihan jenis investasi seseorang dengan usia. Semakin tua usia investor maka investor cenderung memilih investasi rendah resiko. Menurut Zhong dan Xiao (1995) terdapat hubungan signifikan antara usia dan pengambilan keputusan dalam investasi keluaraga. Evans (2004) menyatakan bahwa investor dengan usia dibawah 30 tahun memiliki toleransi risiko lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang berusia di atas 30 tahun. Yoo (1994) semakin tua usia seseorang maka lebih senang berinvestasi di obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah, penelitian tersebut mengelompok usia berdasarkan range usia dari usia tahun, tahun, dan tahun. Semakin tua usia mereka maka pilihan investasi mereka adalah investasi yang beresiko rendah. Menurut Lewellen, Lease & Schlarbaum (1977), individu dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih tertarik dengan investasi pasar modal, dikarenakan mereka memiliki tingkat pengertian risiko yang lebih tinggi. Bhandari dan Deaves (2005), seorang individu dengan pendidikan yang tinggi akan memiliki toleransi risiko yang tinggi juga. Teori ini sama de ngan teori dari Lewellen, Lease & Schlarbaum (1977) yaitu tingkat pendidikan dalam investasi memiliki hubungan dengan tingkat toleransi risiko, semakin rendah pendidikan maka semakin rendah juga dengan toleransi risiko yang di miliki. Menurut Lutfi (2009) individu yang memiliki pendapatan di atas 30 juta perbulan cenderung memilih investasi saham. Berbeda dengan responden dengan pendapatan 10 juta perbulan lebih banyak yang berinvestasi di deposito dan emas. Penelitian ini menggunakan range pendapatan yang sama dengan range pendapatan dalam penelitian Lutfi (2009) yaitu di bawah 10 juta, 10 juta 20 juta, 21 juta 30 juta, dan di atas 30 juta rupiah. Variabel Demografi 1. Usia 2. Pendidikan 3. Pendapatan Gambar 1. Kerangka Berpikir Pemilihan Jenis Investasi Keluarga Hipotesa Penelitian: 1. Terdapat hubungan antara variabel umur wanita bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi keluarga. 2. Terdapat hubungan antaravariabel pendidikan wanita bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi keluarga. 3. Terdapat hubungan antara variabel pendapatan wanita bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi keluarga. 3. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif berusaha menjelaskan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa jauh data-data bervariasi dan sebagainya (Santoso, 2003). Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Sampel dari penelitian ini adalah Wanita bekerja yang sudah berkeluarga. Keluarga wanita tersebut pernah melakukan investasi emas, properti, deposito, saham, dan obligasi.keputusan jenis investasi keluarga ditentukan oleh istri, wanita berusia minimal 21 tahun Wanita dengan tingkat pendidikan minimal S1. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan uji crosstabulation dan uji chi-square. Dasar pengambilan keputusan: jika p-value <alpha (0,05)(lebih kecil dari alpha), maka tolak H0, jika p- value >alpha (0,05) (lebih besar dari alpha), maka terima H0. 4. ANALISA DANPEMBAHASAN Pada penelitian ini karakteristik responden wanita yang digunakan usia, pendidikan formal terakhir, dan pendapatan tiap bulan. Karakteristik tersebut disajikan pada tabel-tabel di bawah ini: Table 1. Usia Usia Jumlah Koresponden Presentase tahun 10 32, tahun tahun 6 19,4 di atas ,4 Berdasarkan dari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa responden yang berusia tahun berjumlah 10 orang (32,3%), responden yang berusia tahun berjumlah 9 orang (29%), responden yang berusia tahun berjumlah 6 orang (19,4%), dan terakhir responden yang berusia diatas 54 tahun berjumlah 6 orang (19,4%).

4 FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) Tabel 2. Pendidikan Pendidikan Jumlah Koresponden Presentase S ,3 S2 7 22,6 S3 5 16,1 Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S1 berjumlah 19 orang (61,3%), responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S2 berjumlah 7 orang (25%), dan responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir S3 berjumlah 5 orang (16,1%). Tabel 3. Pendapatan Pendapatan/bulan Jumlah Koresponden Presentase di bawah 10 juta Rupiah 12 38,7 10juta-20 juta Rupiah 5 16,1 21juta-30 juta Rupiah 11 35,5 di atas 30 juta Rupiah 3 9,7 Dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan perbulan di bawah 10 juta rupiahberjumlah 12 orang (38,7%), responden yang memiliki pendapatan perbulan 10 juta sampai dengan 20 juta rupiahberjumlah 5 orang (16,1%), responden yang memiliki pendapatan perbulan 21 juta sampai dengan 30 juta rupiah berjumlah 11 orang (35,5%), dan responden yang memiliki pendapatan perbulan di atas 30 juta rupiah berjumlah 3 orang (9,7%), Analisa Crosstab Tabel 4. Usia TerhadapJenis Investasi Dari hasil crosstab di atas dapat dilihat bahwa bedasarkan usia, responden yang berusia tahun yang telah berinvestasi di emas berjumlah delapan orang, yang berinvestasi di properti berjumlah dua orang. Responden yang berusia tahun yang memiliki investasi emas berjumlah tiga orang, yang berinvestasi di properti adalah enam orang, tidak ada responden yang berinvestasi di saham. Responden yang berusia tahun yang telah berinvestasi di emas adalah dua orang, yang berinvestasi di properti adalah satu orang, yang telah berinvestasi di saham berjumlah tiga orang, dan tidak ada yang berinvestasi di obligasi dan deposito. Responden yang berusia di atas 54 tahun yang ingin invetasi di emas berjumlah satu orang, yang telah berinvestasi di saham berjumlah dua orang, yang telah berinvestasi di obligasi berjumlah dua orang, dan yang telah berinvestasi di deposito berjumlah satu orang. Tabel 5. Pendidikan Terhadap Terhadap Jenis Investasi Dari hasil crosstab pada tabel 5 dapat dilihat bahwa bedasarkan pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan S1, paling banyak berinvestasi pada emas sebanyak 7 orang. Pada responden dengan tingkat pendidikan S2 paling banyak berinvestasi pada emas, yaitu 5 orang sedangkan responden dengan tingkat pendidikan S3 paling banyak berinvestasi di properti, Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi pendidikan formal seorang wanita belum tentu memiliki tingkat toleransi risiko yang tinggi juga. Tabel 6. Pendapatan Terhadap pemilihan jenis Investasi Hasil crosstab di atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pendapatan perbulan di baw ah 10 juta Rupiah yang telah berinvestasi di Emas adalah 7 orang. Responden yang memiliki pendapatan perbulan 10 juta 20 juta Rupiah yang telah berinvestasi di properti berjumlah 2 orang, di emas 2 orang,dan 1 orang yang berinvestasi di obligasi. Responden yang memiliki pendapatan perbulan 21 juta 30 juta Rupiah paling banyak berinvestasi di emas berjumlah 5 orang. Dan terakhir responden yang memiliki pendapatan perbulan lebih dari 30 juta Rupiah paling banyak berinvetasi di propertim deposito dan saham. Analisa uji Chi-Square Pada bagian ini akan ditunjukkan penggunaan hipotesis uji Chi-Square dengan melihat nilai signifikansinya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima dan sebaliknya. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS 20 untuk masing-masing variabel, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 7 Tabel Chi-Square Demografi dan Pemilihan Jenis Invetasi Variabel Demografi Chi-Square <0,05 Usia*Investasi H 0 Ditolak Pendidikan * Investasi H 0 Diterima Pendapatan*Investasi H 0 Diterima Dari hasil uji chi-square di atas dapat disimpulkan bahwa variabel usia memiliki hubungan dalam pemilihan jenis investasi keluarga. Variabel pendidikan dan pendapatan memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak memiliki hubungan dengan pemilihan jenis investasi keluarga. Hipotesis H 0: Tidak terdapat hubungan signifikan antara faktor demografi (usia,pendidikan, dan pendapatan) wanita bekerja dalampemilihan jenis investasi keluarga wanita bekerja di Surabaya H 1: Terdapat hubungan signifikan antara faktor demografi (usia,pendidikan, dan pendapatan) wanita bekerja

5 FINESTA Vol. 2, No. 1, (2014) dalampemilihan jenis investasi keluarga wanita bekerja di Surabaya 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengolahan data kuisioner yang telah dibagikan kepada 31 orang responden untuk mengetahui hubungan faktor demografi wanita bekerja di Surabaya dalam pemilihan jenis investasi keluarga, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.. Terdapat hubungan signifikan antara variabel usia terhadap jenis investasi keluarga wanita bekerja di Surabaya 2. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel tingkat pendidikan terhadap jenis investasi keluarga wanita bekerja di Surabaya 3. Tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel pendapatan terhadap jenis investasi keluarga wanita bekerja di Surabaya Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya: Peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel selain variabel demografi seperti psikologi investor dan risk behavior.dapat menggunakan variabel lain seperti tingkat pengetahuan investor terhadapat instrument investasi. Memasukan pertanyaan tambahan mengenai sumber dana yang di gunakan untuk berinvestasi.dapat menyertakan faktor demografi suami dalam penelitian DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Jawa Timur (2010), perkembangan ekonomi Kota Surabaya. 1 Desember 2013 Badana Pusat Statistik Jawa Timur, Jawa Timur Dalam Angka, 2010 Barber, B., & Odean, T. (2001). Boys Will Be Boys : Gender, Overconvidence, and Common Stock Investment. The Quarterly Journalof Economics. Bhandari, G. and Deaves, R The Demographics of Overconfidence. The Journal of Behavioral Finance. Vol. 7 No.1:5 11 Bodie, Z., A. Kane and A.J. Marcus Investment sixth edition. Cooper, D. R., Emory, William, C Metode penelitian bisnis. Jakarta: Erlangga. Dwi Yusuf Bakhtiar Hubungan Antara Karakteristik Demografi, Perilaku Pemodal, Jenis Investasi, dan Besarnya Dana yang Diinvestasikan. Skripsi Sarjana. STIE Perbanas Surabaya Evans, Jeffrey Wealthy Investor Attitudes, Expectations, and Behaviors toward Risk and Returns, Journal of Wealth Management Fong.W.M dan Koh.B, Personal financial planning, Singapore: Prentice Hall Indriantoro dan Bambang Supomo Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Kieso,E.D, Weygandt, J.J, dan Warfield Accounting, Volume 1, IFRS Edition, 2nd Edition Financial Kusnandar, R Cara Cerdas Berkebun Emas. Jakarta: Transmedia Lewellen, Wilbur, Ronald C Lease and Gary G. Schlarbaum Pattern of Investment Strategy and Behavior among Individual Investors. TheJournal of Business : Lutfi, 2009, the relationship between Investment decision in Surabaya demographic factors and McInish,T. H., Ramaswani, S.N.& Srivastava, R.K Do more risk-averse investor have lower net worth an income Riley, W., and K.V. Chow Asset Allocation and Individual Risk Aversion. Finansial Analysts Journal, Vol. 48, No. 6 : Riley (1992) Individual Asset Allocation and Indicators Of Perceived Client Risk Tolerance Santoso, Singgih Mengatasi berbagai masalah statistic dengan SPSS Scanzoni, K changing sex roles and directions in family decision making, Journal of consumer Research, Vol. 3, December, pp. 185 Schooley, D. K. & Worden,D.D Risk difference in home ownership and home equity among preretirement-aged households. Sekaran, Uma, Research Methods For Business Buku 1, Edisi ke-4, Salemba Empat. Jakarta. Senduk, Safir Mencari Pendapatan Tambahan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan ( Edisi ke empat ed.). Jakarta: Lembaga penerbit fakultas ekonomi Indonesia Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung. Pusat Bahasa Depdiknas. Sugiyono Metode Penelitian administrasi (11 th ed). Bandung: Alfabeta. Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius Utaminingsih, Alifiulahtin Sosiologi Keluarga. Malang:FISIP UB Yoo, Peter S., 1994, Age Distributons and Returns of Finansial Assets, Federal Reserve Bank of St. Louis working paper B Zhong, L. dan Xiao, J. 1995, Determinants of family bond and stock holding. Financial Counseling and Planning Green, R.T. dan Cunningham, I.C.M Employment Status, Feminim Role Perception and Family Purchasing Decision. Journal of Business Reseacrh Hoetomo Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Mitra Pelajar

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini yang menguji perbedaan risk perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan risk propensity maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang :

BAB V PENUTUP. Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di. berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi seseorang : BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan dari hasil pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan : Adanya pengaruh faktor demografi terhadap pemilihan jenis investasi di pasar modal.

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH

PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DI PASAR MODAL BERDASARKAN PERSPEKTIF DEMOGRAFI ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian kali ini tidak mengabaikan tentang adanya penelitian yang terdahulu. Peneliti menggunakan rujukan dari beberapa penelitian sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET

ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 73 78 73 ANALISA HUBUNGAN FAKTOR DEMOGRAFI, PROFIL RISIKO, DAN KEPUTUSAN INVESTOR DALAM ALOKASI ASET Rizaldy Tallo, Nanik Linawati, Gesti Memarista Program Manajemen, Program

Lebih terperinci

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013)

FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 30-35 30 Faktor Demografi, Economic Factors dan Behavioral Motivation Dalam Pertimbangan Keputusan Investasi Di Surabaya Melisa Kusumawati Program Manajemen Keuangan, Program

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier

BAB V PENUTUP. pengujian dengan menggunakan teknik analisis Chi-Square dan Regresi Linier BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan jawaban atas perumusan masalah dan pembuktian hipotesis penelitian dari hasil pengujian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi masa kini merupakan salah satu fungsi menejemen keuangan bagi seorang individu atau organisasi. Dimana masyarakat sekarang ini sudah jarang menabung

Lebih terperinci

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH.

KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH. KOLABORASI RISET DOSEN DAN MAHASISWA PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Oleh : PUTRI MAYANK SARI 2011210259 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak perusahaan yang memanfaatkan pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era

BAB I PENDAHULUAN. dirinya lebih baik dari sebelumnya. Karena di zaman yang semakin maju dan era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia di zaman yang sekarang merupakan sesorang yang tidak akan pernah puas dengan hasil yang diperoleh maupun yang didapatnya. Bisa dibuktikan

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. Tumpal Manik, M.Si. Website : http//:tumpalmanik.com

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. Tumpal Manik, M.Si.    Website : http//:tumpalmanik.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO Tumpal Manik, M.Si Email : tmanyk@yahoo.com tmanik@umrah.ac.id Website : http//:tumpalmanik.com 1 BAB I PENGERTIAN INVESTASI Materi Bab I : 1. Definisi Investasi 2. Tujuan

Lebih terperinci

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko

Jenis Investasi Berdasarkan Profil Risiko FINESTA Vol. 1, No. 2, (2013) 47-52 47 Berdasarkan Herwono Indra Saputra dan Njo Anastasia Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7-12 Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi

FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 7-12 Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi Analisa Hubungan Financial Literacy dan Demografi Dengan Investasi, Saving dan Konsumsi Riyan Ariadi, Mariana Ing Malelak, dan Dewi Astuti Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PENENTUAN JENIS INVESTASI DENGAN ANALISA EKONOMI TEKNIK DAN FORECASTING

PENENTUAN JENIS INVESTASI DENGAN ANALISA EKONOMI TEKNIK DAN FORECASTING PENENTUAN JENIS INVESTASI DENGAN ANALISA EKONOMI TEKNIK DAN FORECASTING Hendy Tannady 1, Riky Mulyadi 2 dan Ricky Cahyadi 3 Abstrak: Banyak orang yang salah mengambil langkah dalam melakukan suatu investasi,

Lebih terperinci

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH PENGARUH OVERCONFIDENCE DAN RISK TOLERANCE TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Progam Pendidikan Strata Satu Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor riil seperti rumah, tanah dan lainnya. Perkembangan perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Jogiyanto (2009:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dahulu kita mengenal jenis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan

BAB V PENUTUP. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal, dan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang penjabaran hasil dari penelitian dan pembuktian hipotesis. 1. Literasi keuangan, locus of control internal, locus of control eksternal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return

BAB I PENDAHULUAN. return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik. kesimpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uji signifikansi dari hipotesis yang diajukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Literasi keuangan tidak berpengaruh terhadap pemilihan investasi wanita

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI

ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI ANALISIS PERBANDINGAN KARAKTERISTIK INVESTOR INDIVIDU PADA ASPEK DEMOGRAFI TERHADAP INVESTASI EMAS DAN PROPERTI (Studi Kasus pada Masyarakat Mampang Prapatan) DIESHATRIA MAULIDA 210000052 PRODI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 2.2.1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika kita amati, pada umumnya masyarakat menengah keatas menyimpan sebagian pendapatannya secara periodik atau bahkan telah memiliki akumulasi pendapatan, diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa acuan mengenai pengambilan keputusan terhadap investasi yang dipengaruhi oleh faktor demografi maupun psikologis oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya

BAB V PENUTUP. penelitian ini dapat diterima. Implikasi dari hasil ini adalah tingginya 60 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan mengenai penelitian yang telah dilakukan pada investor di Surabaya. Dari hasil analisis data baik analisis deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Tempat di mana terjadinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk

BAB V PENUTUP. ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor ekternal yang meliputi interaksi sosial dan penasihat keuangan terhadap risk propensity, serta risk propensity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelum adanya penelitian ini, penelitian tersebut berkaitan dengan literasi keuangan, efikasi keuangan

Lebih terperinci

Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread

Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread 58 Halim Santoso dan Nanik Linawati Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan merupakan bagian dari Association of South East

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya

Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya FINESTA Vol.,., (04) 40-45 40 Hubungan Faktor Demografi dengan Perencanaan Keuangan Masyarakat Toraja Perantauan Di Kota Surabaya Cindy Marcha Pongtuluran dan Nanik Linawati Program Manajemen, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Aset

Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Aset FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 7-11 7 Perencanaan Keuangan Keluarga Bapak Andy Christian dengan Pengoptimalisasian Alvina Setiawan Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA PENGARUH DEMOGRAFI TERHADAP TOLERANSI RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA PEGAWAI AKADEMIK FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UKSW SALATIGA) Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : 212006064 KERTAS

Lebih terperinci

INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA

INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA INVESTASI PADA PASAR MODAL DAN RISIKONYA Mursidah Nurfadillah STIE Muhammadiyah Samarinda ABSTRACT Invesment basically aim to get the advantage, but in itself invesment do not be quit of the happening

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi

ABSTRAK. Kata kunci: usia, jenis kelamin, pekerjaan, risk tolerance, keputusan investasi ABSTRAK Sudut pandang individu dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya variabel demografi dan kenyamanan individu dalam mengambil risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain, yaitu : 1. Penelitian Dewi Ayu Wulandari dan Rr. Iramani (2014)

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI DAN FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA REKSADANA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Strata Satu

Lebih terperinci

Meet 2. Definisi & Pengertian

Meet 2. Definisi & Pengertian Meet 2 Definisi & Pengertian Donald E. Fischer & Ronald J. Jordan (Security Analysis and Portofolio Management) : An Investment is a commitment of funds made in the expectation of some positive rate of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi.

BAB II LANDASAN TEORI. topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik mengenai literasi keuangan, status pekerjaan dan pemilihan investasi. 1. Al

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Manajemen kekayaan merupakan bagian dari ilmu keuangan yang sangat berguna bagi setiap orang dalam mengembangkan, proteksi aset kekayaan, dan dapat dinikmati hingga

Lebih terperinci

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial

Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial FINESTA Vol. 3, No. 1, (2015) 19-23 19 Financial Stressors, Financial Behavior, Risk Tolerance, Financial Solvency, Financial Knowledge, dan Kepuasan Finansial Yopie Kurnia Erista Halim dan Dewi Astuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang berusaha mendapatkan penghasilan yang lebih saat ini dan di masa datang, dengan cara menyisihkan dananya yang digunakan untuk berinvestasi. Investasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang mana dari penghasilan tersebut dapat digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak globalisasi pada saat ini mendorong seseorang untuk lebih berpikir kedepan dan melakukan bagaimana cara untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik di masa

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati

PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA. Prijati PENGARUH FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP JENIS INVESTASI DAN PERILAKU INVESTOR PASAR MODAL SURABAYA Indah Pratiwi Indahpratiwi_233@yahoo.com Prijati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Financial Literacy 2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy Ilmu keuangan merupakan sebuah ilmu yang dinamis dan prakteknya melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1. Variabel leverage operasi

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: optimal portfolio, Markowitz, Expected Return, risk level, risk lover, risk averse. vii

ABSTRACT. Keywords: optimal portfolio, Markowitz, Expected Return, risk level, risk lover, risk averse. vii ABSTRACT In the investment world, we know about high risk, high return. The higher of return that investor get, the higher level of the risk. To minimize the risk of investing in stock, investors can make

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Financial behavior, investasi, rasionalitas investor ABSTRAK Financial Behavior adalah suatu perilaku yang ditunjukan seseorang apabila orang tersebut dihadapkan pada suatu pilihan yang mengharuskannya untuk mempertaruhkan sejumlah uang. Keputusan seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio, Return on

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio, Return on BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Current Ratio, Return on Asset, Return on Equity, Earning per Share, dan Debt to Equity Ratio terhadap return saham pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi menurut Jogiyanto (2000:5) adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya. Penelitian terdahulu tersebut antara lain: 1. Penelitian Iramani (2011) Penelitian ini mengambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan ekonomi semakin berkembang di dunia ini. Semakin berkembangnya ekonomi dunia, pengetahuan akan perekonomian sangat dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan ini, kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: 1. Dalam penelitian ini, terdapat 14 perusahaan dari 38 perusahaan sektor infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

MANAJEMEN INVESTASI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA. SUTIA BUDI E: - W: sutiabudi.wordpress.

MANAJEMEN INVESTASI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA. SUTIA BUDI E: - W: sutiabudi.wordpress. MANAJEMEN INVESTASI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA SUTIA BUDI E: sutia_budy@yahoo.com - sutiabudi19@gmail.com W: sutiabudi.wordpress.com INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan dalam berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI ANALISIS MODEL APT PADA SAHAM SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH SWY LASTRI M. PURBA 080501128 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terdapat perbedaan dividen payout ratio perusahaan yang melakukan dan tidak

BAB V PENUTUP. terdapat perbedaan dividen payout ratio perusahaan yang melakukan dan tidak BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah terdapat perbedaan dividen payout ratio perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan manipulasi aktivitas riil,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis statistik, analisis data dan pembahasan, maka ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Variabel dividend per share, ukuran perusahaan, earning

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province ABSTRACT NENDEN BUDIARTI. The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province. Under supervision of RINA OKTAVIANI and RATNA WINANDI. 2Education is one of human capital investment,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di dunia dewasa ini menuntut masyarakat agar cermat dalam membelanjakan uangnya. Dalam hal ini masyarakat cenderung membelanjakan

Lebih terperinci

Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat tanda bukti

Salah satu jenis aset yang bisa dijadikan alternatif investasi selain saham dalam pasar modal adalah obligasi. Obligasi adalah surat tanda bukti ABSTRAK Rizqi Khairin Nisa. 2015. SKRIPSI. Judul: Faktor Keuangan Dan Non Keuangan Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Dan Sukuk (Analisis Komparatif Pada Peringkat Obligasi dan Sukuk Yang Terdaftar Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : financial literacy, personal finance, student, qualitative descriptive

ABSTRACT. Keywords : financial literacy, personal finance, student, qualitative descriptive ABSTRACT The aim of this study is to determine the Level of Financial Literacy of noneconomics students at Maranatha Christian University Bandung, the students who do not get Financial Management course,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah

BAB V PENUTUP. 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Artinya adalah

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Konsumsi Kebutuhan Inflasi Apa sih alasan berinvestasi Peningkatan Nilai Kekayaan Keinginan Ketidakpastian masa depan Penanaman uang dengan harapan : 1. Mendapat hasil, dan 2.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Elliot B. And J. Elliot Financial Accounting and Reporting, Prentice Hall, Gorsport.

DAFTAR PUSTAKA. Elliot B. And J. Elliot Financial Accounting and Reporting, Prentice Hall, Gorsport. DAFTAR PUSTAKA Elliot B. And J. Elliot. 2007. Financial Accounting and Reporting, Prentice Hall, Gorsport. Dahlan Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA

PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA PERBANDINGAN METODE VARIANCE COVARIANCE DAN HISTORICAL SIMULATION UNTUK MENGUKUR RISIKO INVESTASI REKSA DANA SKRIPSI Oleh: BAYU HERYADI WICAKSONO NIM. 24010210120035 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk melakukan investasi, terutama yang telah berkeluarga. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. berkeinginan untuk melakukan investasi, terutama yang telah berkeluarga. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan era globalisasi saat ini membuat perekonomian di Indonesia sangat berkembang pesat, banyak masyarakat yang ingin memperoleh pendapatan diluar dari gaji

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B

KARYA ILMIAH. Disusun Oleh : MAR ATUS SHOLIHAH B ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA KARYA ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan yang berisikan jawaban atas perumusan masalah dan pembuktian hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil pengujian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. makro (Suku Bunga) dan faktor fundamental perusahaan (Current Ratio, Debt to

BAB V PENUTUP. makro (Suku Bunga) dan faktor fundamental perusahaan (Current Ratio, Debt to BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi makro (Suku Bunga) dan faktor fundamental perusahaan (Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi di Indonesia merupakan salah satu cara yang banyak diminati masyarakat dalam memperoleh keuntungan dana guna memenuhi kebutuhan di masa yang akan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA BAPAK DINHO PADA TABUNGAN DAN REKSA DANA

PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA BAPAK DINHO PADA TABUNGAN DAN REKSA DANA FINESTA Vol. 1, No. 1, (2013) 98-102 98 PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA BAPAK DINHO PADA TABUNGAN DAN REKSA DANA Aditya Pratama Program Manajemen, Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

ABSTRACT. The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies

ABSTRACT. The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies ABSTRACT The Effect Of Economic Value Added And Market Value Added To The Stock Returns Of Manufacturing Companies EVA and MVA is a new method that can be used to calculate the company's financial performance.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya setiap individu dalam jenjang waktu masa hidupnya relatif senantiasa berusaha untuk mencapai suatu titik atau tujuan, dimana pada titik tersebut individu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi sasaran adalah perusahaan sektor tekstil dan garmen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat Imbal Hasil (Return) Dalam melakukan segala hal, kita selalu dihadapkan pada risiko (risk). Objek penelitian tesis ini adalah NAB pada sebuah reksadana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia banyak menjadi sorotan dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil.padahal perkembangan ekonomi itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengelola keuangan yang dimiliki. Terlebih lagi dengan seseorang yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya perekonomian Indonesia saat ini menyebabkan masyarakat mulai berfikir untuk mendapatkan atau memperoleh pendapatan diluar dari gaji yang dihasilkan.

Lebih terperinci

Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada. dalam genggaman tangan beberapa orang, namun. informasi di tangan orang banyak- John Naisbitt

Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada. dalam genggaman tangan beberapa orang, namun. informasi di tangan orang banyak- John Naisbitt BAB 1 SMART INVESTING : DONT PUT YOUR EGGS IN ONE BASKET Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan beberapa orang, namun informasi di tangan orang banyak- John Naisbitt (Pemimpin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan, sebagaimana manusia, pada mulanya adalah kecil, berkembang dan akhirnya menjadi besar. Proses dari berkembang untuk menjadi besar apalagi sukses

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penyampaian rumor dengan framing yang berbeda dapat mempengaruhi

BAB V PENUTUP. 1. Penyampaian rumor dengan framing yang berbeda dapat mempengaruhi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mencari bukti bahwa rumor dengan framing positif dan negatif mempengaruhi pengambilan keputusan investasi dan perilaku overconfidence investor.

Lebih terperinci