BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan adalah"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan sebagai bahan pedoman dalam penelitian ini dianggap sebagai landasan teori. Sehubungan arah penelitian yang fokus pada variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan adalah teori tentang, produksi, tenaga kerja, modal, dan teori efisiensi Teori Produksi Produksi adalah tempat kegiatan yang menimbulkan tambahan manfaat/penciptaan faedah baru. Secara luas Produksi adalah suatu proses yang menciptakan/memperbesar nilai suatu barang. Sedangkan menurut (Adiningsih,1999). Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang terus bertambah. Input terdiri dari barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Dalam ekonomi diambil pula asumsi dasar mengenai sifat dan fungsi produksi yaitu fungsi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada hukum The Law of diminishing return hukum ini menyatakan bahwa apabila satu macam input ditambah penggunaannya sedangkan input-input yang lain tetap, maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan tadi mula-mula menarik, tetapi 14

2 kemudian seterusnya akan mengalami penurunan apabila input tersebut terus ditambah (Boediono. 1982). Menurut (Rahardja,2001), Produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu Produksi Total (total product). Produksi Marginal (Marginal Product) dan Produksi Rata-rata (Average Product). Produk total (Total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi. Produksi marginal (Marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan faktor produksi dan rata-rata (Average Product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. Setiap proses produksi memiliki landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu produksi yang menunjukan hubungan antara output dan input. Fungsi produksi dapat diartikan sebagai fungsi matematis yang menyatakan bahwa berapa jumlah suatu masukan dalam jumlah unit tertentu. Sedangkan menurut Sukirno (1996), fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara infut sumber daya perusahaan (faktor-faktor produksi) dan keluarnya output yang berupa barang dan jasa per unit waktu yang dirumuskan sebagai berikut: A= F (K,L,R,T)... (2.1) Keterangan : A = Barang yang diproduksikan K = Kapital/Modal L = Labour/tenaga kerja R = Resources/Alam T = Teknologi 15

3 Para peneliti terfokus mengendalikan fungsi produksi dengan konsep yang lazim dengan fungsi produksi Cobb Douglas. Secara umum formulasinya adalah : Q = A. K a.l b... (2.2) Keterangan : Q = output A = Konstanta K = Kuantitas jasa modal L = Kuantitas tenaga kerja a = Koefisien Modal b = Koefisien tenaga kerja Menurut Soekartawi (2003), bahwa ada tiga alasan utama mengapa fungsi produksi Cobb-Douglas lebih sering digunakan. 1) Alasan yang pertama, penyelesaian yang lebih mudah dibandingkan dengan fungsi produksi yang lain. 2) Alasan yang kedua, hasil pendugaan garis melalui fungsi produksi Cobb- Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas. 3) Alasan ketiga, besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran return to scale. Menurut Gujarati (1999), dapat dinyatakan dalam bentuk logaritma sebagai berikut : LnQ = InA + a In K + b In L... (2.3) a dan b menunjukan elastisitas output capital dan elastisitas output tenaga kerja. Fungsi produksi Cobb-Douglas ini sangat popular dalam penyelidikan empiris karena 16

4 kedua parameter a dan b digunakan untuk mengukur pengembalian terhadap skala (return to scale) yaitu dengan mengamati penjumlahan a dan b Nicholson (2001) Konsep Tenaga Kerja Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Menurut Simanjuntak (1990). Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : 1) Pengangguran adalah orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. 2) Setengah pengangguran adalah mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja dan pendapatan. Setengah pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Setengah pengangguran kentara (visible underemployed) yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu. b. Setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployed) yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatan rendah. Bekerja penuh adalah keadaan dimana bekerja sesuai dengan jam kerja yaitu 35 jam seminggu dan pendapatan serta produktivitas kerjanya tinggi. Menurut Simanjuntak (1990) tenaga kerja (man power) mengandung dua pengertian. 1). Tenaga kerja mengandung pengertian usaha kerja/jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi, dalam hal ini tenaga kerja mencerminkan kualitas 17

5 usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. 2). Tenaga kerja mencakup orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa/usaha kerja, mampu bekerja bararti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Struktur pekerja menurut lapangan usaha secara makro merupakan gambaran karakteristik perekonomian suatu daerah ditinjau dari sisi produksi jumlah penduduk yang besar dan apabila dapat dibina serta dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif akan dapat menjadi modal yang sangat bagus dan menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Besarnya jumlah penduduk usia kerja merupakan pembangunan usia kerja. Apabila kualitas sumber daya manusianya sangat tinggi, maka modal pembangunan relevan, tetapi kualitasnya rendah, karena penduduk tersebut lebih merupakan beban pembangunan. Kesempatan kerja seperti yang selama ini dikumpulkan oleh BPS baik melalui sensus penduduk maupun survey penduduk adalah menyangkut kesempatan kerja yang telah terisi, jadi menyangkut mereka yang telah bekerja dan ini juga disebut sebagai pekerja (Marheni,2004) Hubungan Jumlah Tenaga Kerja Dengan Produksi Samuelson (1994) menyatakan apabila masyarakat menginginkan lebih banyak barang/jasa maka akan semakin banyak jumlah tenaga kerja yang akan 18

6 dikerjakan. Sesuai dengan hukum The law of diminishing return setiap tambahan pekerjaan baru akan semakin sedikit pada titik tertentu memberikan output tambahan artinya penggunaan tenaga kerja mempunyai titik maksimal untuk memaksimalkan dalam menghasilkan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah. Jadi jumlah tenaga kerja juga akan sangat berpengaruh terhadap produksi kerajinaan ukiran kayu. Jika jumlah tenaga kerja meningkat maka produksi kerajinan ukiran kayu meningkat begitu pula sebaliknya. Selain itu juga diupayakan peningkatan jumlah produksi yang lebih efisien, jadi antara jumlah tenaga kerja dengan produksi kerajinan ukiran kayu memiliki hubungan yang positif Pengertian Modal Modal adalah objek-objek material yang digunakan untuk memproduksi kekayaan atau penyelenggaraan jasa-jasa ekonomi.menurut kamus besar Bahasa Indonesia. Modal merupakan faktor produksi yang khusus. Modal (barang modal) merupakan faktor produksi yang merupakan input sekaligus output dari suatu perekonomian (Paul A Samuelson & William D.Nordhaus,1994) semua barang modal fisik sangat penting bagi kehidupan perekonomian manapun, baik itu perekonomian pasar, komando maupun campuran, dalam sebuah perrekonomian pasar, modal pada umumnya milik pribadi/swasta, dan pendapatan modal jatuh ke tangan individu. Menurut Dewi (2006), Modal merupakan Aktiva/kekayaan yang dipergunakan oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan / aktivitas sehari-hari yang selalu berputar 19

7 pada periode tertentu. Berdasarkan jenisnya modal dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1) Modal primer yaitu Modal minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya. 2) Modal normal,yaitu jumlah modal yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Modal Variabel Yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada perubahan keadaan. Modal ini dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : a. Modal musiman yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena flukturasi musim. b. Modal siklis yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena flukturasi konjungtur. c. Modal darurat yaitu jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat/mendadak yang tidak dapat diketahui terlebih dahulu. Barang-barang investasi/modal terdiri atas peralatan yang sangat berguna dalam proses produksi tersebut meliputi mesin, alat-alat besar, gedung instansi pabrik alat angkut yang dibuat oleh manusia yang dipergunakan dalam berproduksi. Pembuatan peralatan modal lazim disebut investasi/akumulasi modal. Dalam operasi suatu perusahaan baik itu perusahaan kecil, sedang, dan besar maka modal mutlak diperlukan, sudah tentu besar kecilnya modal sangat tergantung dari sekala masing- 20

8 masing perusahaan pengalokasian modal kedalam masing-masing kegiatan dalam perusahaan yang diatur dengan sebaik-baiknya guna mencapai tingkat efisiensi Pengertian Industri Suatu pendapat mengatakan bahwa Industri itu adalah pabrik yang setiap hari banyak mengeluarkan kepulan asap dari cerobang-cerobong asap yang tinggi atau pabrik besar yang berdiri megah. Pabrik-pabrik itu menggunakan mesin-mesin dan tenaga manusia yang banyak dalam memproduksi produk yang ingin dihasilkan, atau industri merupakan kegiatan yang mengubah bentuk baik secara mekanis atau kimiawi dari bahan-bahan organik atau non organic, berupa bahan mentah atau bahan setengah jadi sehingga menjadi produk yang lebih tinggi mutunya. Proses perubahan bentuk itu dilakukan di pabrik-pabrik atau dirumah tangga dengan menggunakan mesin atau alat yang digerakan oleh mesin penggerak dimana hasilnya dapat dijual atau dipakai sendiri dan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam teori industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri meliputi semua kegiatan produksi yang bertujuan meningkatkan mutu barang dan jasa. Berdasarkan bagian-bagiannya industri nasional dapat dikelompokkan menjadi : a) Kelompok industi dasar atau industri hulu, meliputi industri kimia dasar seperti industri mesin, logam dasar elektronik. b) Kelompok industri menengah atau hilir dan sering disebut aneka industri. c) Kelompok industri kecil 21

9 Badan Pusat Statistik memberi batasan dengan apa yang dimaksud industri yang biasanya didahului dengan perkataan perusahaan/usaha perusahaan atau industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk menghasilkan barang dan jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu yang mempunyai suatu administrasi tertentu mengenai produk dan struktur biaya serta ada seseorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut. Yang menjadi ciri utama dari industri adalah modal yang dimilikinya tidak lebih kecil dari dua ratus ribu rupiah BPS (2005) Menurut Kanwil Departemen Perindustrian Provinsi Bali (1997) industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai lebih tinggi dalam penggunaannya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Menurut Jendral Industri Kecil, industri adalah serangkaian kegiatan usaha ekonomi dalam masyarakat yang meliputi pengelolaan, pengerjaan, pengubahan, perbaikan bahan dan barang baik organis maupun non organis sehingga barang yang dipergunakan lebih bermanfaat Pengertian industri kecil Industri kecil merupakan bagian dari UKM sehingga definisi yang digunakan bervariasi mengenai pengertian industri kecil yang disesuaikan menurut konteks dan tujuan penggunaannnya, tetapi biasanya didasarkan pada ukuran jumlah tenaga kerja, omzet penjualan, nilai aset atau stuktur kepemilikan. Perlu disadari bahwa definisi 22

10 UKM (usaha kecil menengah) pada dasaranya merupakan suatu instrumen administrasi atau birokrasi dan tidak harus merefleksikan realitas pasar, prilaku organisasi atau pandangan perusahaan tentang dirinya, dalam konteks promosi yang di biayai pemerintah untuk usaha kecil. Perlunya UKM terutama untuk penetapan alokasi, tindakan seperti pemberian kredit bersubsidi, perlakuan istimewa perpajakan terhadap UKM memang harus dibatasi dengan cara tertentu agar tidak sampai pemerintah akhirnya mendukung semua populasi dunia usaha. Klasifikasi industri kecil, berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masingmasing instansi/lembaga yang terkait dengan industri kecil. Asian development Bank dalam hasil penelitiannya di berbagai negara mengklasifiklasikan populasi dunia usaha sebagai bagian dari proses mempersiapkan statistik ekonomi, administrasi sistem perpajakan dan sebagai dasar untuk memberikan dukungan dan promosi khusus (bagi usaha kecil). Walaupun telah diupayakan selama sepuluh tahun, tidak ada rumusan definisi global yang berlaku untuk usaha mikro kecil dan menengah, kebanyakan negara memberikan definisi yang berbeda, dengan berbagai variasi yang penting antara satu sama lain negara maupun di dalam negara itu sendiri. Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman, tembakau) industri sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi dan barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penerbitan, barang-barang karet, plastik, dll) Disperindag Provinsi Bali, (2005). 23

11 Dalam pasal 5 Undang-undang No.5 Tahun 1995, termuat lima buah kriteria agar suatu usaha dapat dikategorikan sebagai usaha kecil yaitu : 1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp tidak termasuk tanah dan bangunan. 2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp ) Berdiri sendiri tidak dikuasai baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah dan besar. 4) Bentuk usaha perorangan, badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Kriteria industri menurut SK menteri Perindustrian No. 254/MPP/1997 pasal 1 adalah suatu badan usaha/industri dimana investasinya untuk peralatan dan peralatan mesin adalah Rp tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha dan investasinya Rp dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang dan pemiliknya Warga Negara Indonesia. Jadi berdasarkan batasan yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan pengertian industri kecil adalah suatu perusahaan atau badan usaha yang memproduksi barang dengan memperkerjakan tenaga kerja tidak lebih dari 20 orang dengan modal yang relatif kecil dan pemiliknya adalah Warga Negara Indonesia. 24

12 2.1.6 Upaya pengembangan industri Di Indonesia sekarang ini seolah-olah memiliki pemikiran-pemikiran dalam kaitannya dalam upaya memantapkan keberadaan sektor industri Lincolin Arsyad (1997) ketiga kelompok pemikiran itu antara lain : 1) Pengembangan sektor industri hendaknya diarahkan kepada yang memiliki keunggulan komparatif (comparatif advantage), pemikiran seperti ini boleh dikatakan diwakili oleh kalangan ekonomis-akademis. 2) Konsep delapan wahana transportasi teknologi dan industri yang dikemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi yang pada dasarnya memprioritaskan pembangunan industri-industri hulu secara serentak (simultan). 3) Konsep keterkaitan antar industri, khususnya keterkaitan hulu hilir. Konsep ini merupakan konsep dari Menteri perindustrian. Pembangunan industri merupakan bagian dari serangkaian pelaksanaan dalam mencapai sarana pembangunan jangka panjang yang bertujuan membangun industri, sehingga indonesia mampu tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri. Menurut departemen perindustrian, industri nasional dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : a) Industri dasar yang meliputi industri mesin dan logam dasar (IMLD) dan sekelompok industri kimia dasar (IKD), yang termasuk IMLD antara lain: industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan bermotor dan lain-lain. Yang termasuk IKD antar lain : industri pengolahan kayu dan karet alam, industri batu bara. Ditinjau dari misinya industri dasar 25

13 memiliki misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi membantu penjualan struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi tepat guna yang digunakan adalah teknologi maju teruji dan padat karya, namun dapat mendorong penyerapan tenaga kerja. b) Industri kecil meliputi pangan (makanan, minuman, tembakau) industri sedang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (kertas, percetakan,penerbit, barang-barang karet, plastik dan lain-lain), industri galian bukan logam, industri logam (mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dari logam dan lain sebagainya) kelompok industri kecil memiliki misi melaksanakan pemerataan sederhana dan padat karya, mengembangkan industri kecil ini diharapkan dapat menambah kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar dalam negeri dan luar negeri (eksport). c) Industri hilir yaitu kelompok aneka industri meliputi industri yang mengolah hasil pertambangan, industri yang mengolah sumber daya pertanian. Kelompok aneka industri ini mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atau teknologi maju. 26

14 2.1.7 Pengertian kerajinan Menurut Soeroto (1983), kerajinan adalah suatu usaha produktif di sektor non pertanian baik berupa mata pencaharian pokok maupun sampingan. Usaha kerajinan sebagai kegiatan produktif non pertanian tumbuh atas dasar dorongan naluri manusia untuk memiliki barang dan alat yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Penduduk Pulau Bali dikenal sangat kreatif apapun yang dihasilkan sebagai kerajinan tangan dapat dijual dan laku. Daerah seni yang dimiliki masyarakat Bali telah mengalir pada hasil kerajinan tangannya. Menurut Bappeda Kota Denpasar (2001) kerajinan tangan terkenal antara lain : a. Seni ukir kayu dalam berbagai bentuk warna b. Seni ukir batu padas dan batu-batu lainnya c. Alat-alat perhiasan dari ukiran kayu d. Hiasan dinding e. Pernak-pernik lainya Selanjutnya Hasil usaha kerajinan menurut S.K Menteri Perindustrian No. 261/M/SK/1989 tanggal 20 september 1989 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan surat keterangan mengenai asal barang kerajinan (Kanwil Departemen Perindustrian, 1989), disebutkan bahwa semua barang dapat dikatakan sebagai hasil kerajinan apabila cara pengerjaannya : 1) Dibuat sepenuhnya dengan tangan. 2) Dikerjakan dengan alat yang dipegang dengan tangan seperti pahat dan palu. 27

15 3) Dikerjakan dengan mesin yang dikerjakan dengan pedal, papan putaran, tembikan yang digerakan dengan kaki. 4) Dikerjakan dengan alat penggerak mesin tetapi cara kerjanya masih dipegang dengan tangan seperti bor listrik. 5) Dikerjakan dengan salah satu atau beberapa kombinasi di proses yang diatas Efisiensi penggunaan faktor produksi Dalam usaha kerajinan ukiran kayu Tingka Efisiensi merupakan faktor penting yang harus diperhitungkan karena menyangkut masalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh pengerajin. Efisiensi dalam produksi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan faktor produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan produksi yang sebesar-besarnya. Dengan mengalikan koefisien produksi dengan ratarata output dan juga dengan harganya, kemudian membaginya dengan rata-rata penggunaan masing-masing faktor produksi yang dikali dengan harganya, maka akan dapat dicari efisiensi ekonomis (Suyana 2008). Yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Ef = β ȲH Y XH Xi... (2.4) Keterangan : Ef = Efisiensi ekonomis β = Koefisien variabel Ȳ= Rata-rata output 28

16 Hy=Harga output X = rata rata input HXi = harga input Doll dan Orazem (1978) mengatakan bahwa ada tiga konsep efisiensi yaitu efisiensi teknis (technical efficiency), efisiensi harga (price efficiency) dan efisiensi ekonomi (efficiency economy). 1. Penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis bila penggunaan satu satuan faktor memproduksi dalam jumlah tertentu dapat menghasilkan produksi telah digunakan seminimum mungkin untuk dapat menghasilkan tingkat output tertentu. 2. Penggunaan faktor produksi dikatakan telah efisien harga, bila memiliki Marginal Value Product (MVP) sama dengan satu-satuan harga faktor produksi yang digunakan. Pada saat yang sama dapat memperoleh keuntungan yang maksimum. 3. Efisiensi ekonomis terjadi bila produksi mencapai tingkat efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga. Oleh karena itu, suatu proses produksi dikatakan mencapai efisiensi ekonomis bila telah dicapai efisiensi teknis dan efisiensi harga. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini sedikitnya mengacu pada penelitian-penelitan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi dasar yang kuat untuk penyajian materi, baik dari 29

17 segi pemilihan variaabel maupun konsep umum yang dipakai. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mahayana (2009) mengenai skala ekonomis dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dalam usaha tani di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, dengan alat analisis regresi dengan model double log yang diestimasi dengan model Cobb-Douglas. Skala ekonomi yang diukur dari jumlah koefisien regresi masing-masing input dengan harga input dengan hasil penelitian bahwa skala ekonomi ushatani padi sawah di Desa Sudaji adalah increasing return to scale sedangkan tingkat efisiensinya dari penggunaan faktorfaktor produksi tidak efisien persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis efisiensi penggunaak faktor produksi, sedangkan perbedaanya pada penelitian ini tidak menggunakan analisis skala ekonomi dan perbedaan mendasar terletak pada obyek penelitiannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Triwahyuni (2009) dengan judul Tingkat efisiensi penggunaan Faktor produksi pada industri kerajinan genteng di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Analisis yang digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model fungsi produksi Cobb- Douglas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba tidak efisien, hasil produksi dari penggunaan faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba berada pada skala yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil produksi genteng terhadap penggunaan faktor- 30

18 faktor produksi bahan baku dan tenaga kerja pada industri genteng di desa Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung adalah elastis. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi Cobb-Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebasnya dan obyek penelitiannya. Penelitian lain yang dilakukan oleh Soetiarso (1995) dengan judul Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Pada Usahatani Bawang Merah di Pecet, Bandung. Analisis yang digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk daun harus dikurangi, hasil produksi dari penggunaan pupuk TPS,Insektisida dan fungisida berada pada skala yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil produksi bawang merah terhadap penggunaan produksi pupuk kandang, pupuk TPS, insektisida, dan fungisida adalah elastis. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi Cobb-Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebasnya dan obyek penelitiannya. Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalinda, dkk (1995) dengan judul Tingkat efisiensi penggunaan Faktor produksi dalam Usahatani Kubis di Tingkat Petani. Analisis yang digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas, hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk ZA dan KCI tidak efisien, hasil produksi dari penggunaan pupuk ZA dan KCI 31

19 pada usahatani kubis berada pada skala yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil usahatani kubis terhadap penggunaan pupuk ZA dan KCI adalah elastis. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi Cobb-Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada perhitungan efisiensi pada penelitian Nurmalinda dkk menggunakan pendekatan keuntungan yang maksimal, sedangkan pada penelitian ini penggunakan pendekatan marjinal. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sahara dkk (2005) dengan judul Efisiensi Produksi Sistem Usahatani Padi Pada Lahan Sawah Irigasi Teknis. Analisis yang digunakan adalah linear berganda yang diformulasikan dengan model fungsi produksi Cobb-Douglas, dan perhitungan efisiensi penggunakan metode pendekatan marjinal. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa luas panen, pestisida dan tenaga kerja kurang maksimal,sehingga masih bisa ditambah untuk menghasilkan produksi yang lebih maksimal. hasil produksi dari penggunaan faktor produksi luas lahan, pestisida dan tenaga kerja terhadap produksi padi berada pada skala yang semakin meningkat Incresing return to scale dan elastisitas hasil produksi padi terhadap penggunaan faktor-faktor produksi padi adalah elastis, sedangkan penggunakan pupuk SP-36 justru bersifat inelastis dan skalanya menunjukkan decreasing return to scale, sehingga penggunaan pupuk SP-36 harus dikurangi. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teknik analisis linear berganda dengan model produksi 32

20 Cobb-Douglas, sedangkan perbedaanya terletak pada variabel bebasnya dan obyek penelitiannya. 2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : 1) Faktor produksi Modal dan Tenaga Kerja secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai produksi industri ukiran kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. 2) Faktor dominan yang mempengaruhi produksi industri ukiran kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung adalah modal. 3) Tingkat Efisiensi penggunaan faktor produksi modal dan tenaga kerja pada industri ukiran kayu di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung adalah efisien. 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. variabel yang dianalisis, maka dalam penelitian ini teori-teori yang digunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Teori-teori yang digunakan sebagai bahan pedoman dalam penelitian ini dianggap sebagai landasan teori. Sehubungan arah penelitian yang fokus

Lebih terperinci

metode penulisan, serta sistematika penyajian.

metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Produksi 2.1.1.1 Pengertian Produksi Produksi adalah salah satu dari kegiatan ekonomi suatu perusahaan, sebab tanpa adanya proses produksi maka tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Industri Pengertian Industri menurut UU No 5 Tahun 1984 dapat didefinisikan sebagai berikut : Industri adalah kegiatan ekonomi yang merubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Produksi 1. Pengertian Produksi Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah. Menurut Ahman (2004:116),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri kecil adalah bagian dari UKM (Usaha Kecil dan Menengah),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Industri kecil adalah bagian dari UKM (Usaha Kecil dan Menengah), 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Industri Kecil Industri kecil adalah bagian dari UKM (Usaha Kecil dan Menengah), sehingga pengklasifikasiannyapun sesuai dengan pengklasifikasian UKM. Klasifikasi industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Fungsi Produksi Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi terhadap jumlah output yang dihasilkan. Kegiatan produksi bertujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Budidaya Padi Konvensional Menurut Muhajir dan Nazaruddin (2003) Sistem budidaya padi secara konvensional di dahului dengan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar hidup suatu bangsa dalam jangka panjang tergantung pada kemampuan bangsa dalam menggapai tingkat produktivitas yang tinggi dan berkesinambungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang optimasi penggunaan input produksi telah dilakukan oleh beberapa peneliti pada komoditas lain, seperti pada tanaman bawang merah dan kubis.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis berisi teori dan konsep kajian ilmu yang akan digunakan dalam penelitian. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Produksi Produksi merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa inggris to produce yang artinya menghasilkan. Produksi adalah proses dimana input diubah menjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Industri Secara mikro industri didefinisikan sebagai kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Industri Konsep industri menjelaskan mengenai ruang lingkup industri semua kegiatan produksi yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA ANALISIS PERKEMBANGAN INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA Oleh : Azwar Harahap Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI

PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI PRODUKTIVITAS DAN ELASTISITAS KESEMPATAN KERJA SEKTOR INDUSTRI Muhammad Hasan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar Email : hasdiansa@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 26 A. Metode Penelitian 1. Sasaran Penelitian BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Sasaran penelitian adalah para petani berstatus pemilik maupun penyewa yang mengusahakan tanaman padi semi organik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha logam mempunyai peranan strategis pada struktur perekonomian nasional terutama dalam menunjang industri penghasil komponen, industriindustri pengerjaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi atau memproduksi menurut Putong (2002) adalah menambah kegunaan (nilai-nilai guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal yang berdasar pada teori yang digunakan dalam penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR 4.1. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami pertumbuhan yang signifikan. Data dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia, tanaman jagung sudah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu, didatangkan oleh orang Portugis dan Spanyol. Daerah sentrum produksi jagung di Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori produksi Menurut Pindyck and Rubinfeld (1999), produksi adalah perubahan dari dua atau lebih input (sumberdaya) menjadi satu atau lebih output. Dalam kaitannya dengan pertanian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang.

II. TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama. Sedangkan menurut. Alwi (2005) profil adalah pandangan mengenai seseorang. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Ada berbagai pendapat dari para ahli tentang hakikat profil. Profil menurut Mulyani (1983) adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri seseorang atau kelompok

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama pengerjaan tugas akhir serta saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian lanjutan. 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tugas

Lebih terperinci

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO) IRIO memiliki kemampuan untuk melakukan beberapa analisa. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan ekonomi nasional karena memiliki kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai

. II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai . II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, para peneliti telah melakukan berbagai penelitian tentang analisis produksi sehingga akan sangat membantu dalam mencermati masalah

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS KEBUTUHAN INVESTASI BIDANG USAHA UNGGULAN BERBAHAN BAKU PERTANIAN DALAM SUBSEKTOR INDUSTRI MAKANAN DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA OLEH MUHAMMAD MARDIANTO 07114042 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA & RUMUSAN HIPOTESIS. Produktivitas menurut Suprihanto dalam Haryani (2002:97), merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA & RUMUSAN HIPOTESIS. Produktivitas menurut Suprihanto dalam Haryani (2002:97), merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA & RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Produktivitas Produktivitas menurut Suprihanto dalam Haryani (2002:97), merupakan kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Usahatani Usahatani didefinisikan sebagai satuan organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur lahan yang mewakili

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup teori produksi, konsep efisiensi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN

TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN TINJAUAN TEORI EKONOMI PRODUKSI PERTANIAN Prinsip-Prinsip Efisiensi Usahatani Usahatani ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah saat ini tidak lain bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini diwujudkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini akan diawali dengan uraian pengkajian beberapa teori yang berhubungan dan berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Kajian teori dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Produksi Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani tomat dan faktor-faktor produksi yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Produksi padi Produksi padi merupakan salah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan secara teratur

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menurut Arikunto (2010: 161) objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Hal ini karena objek penelitian

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan alur berfikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota Malang. Pemilihan obyek penelitian di Kota Malang adalah dengan pertimbangan bahwa Kota Malang

Lebih terperinci

INDUSTRI KERAJINAN GEDEG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN WAKTU LUANG PETANI DI DESA KUBU KABUPATEN BANGLI. I Ketut Arnawa 1 * dan Dian Tariningsih 1)

INDUSTRI KERAJINAN GEDEG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN WAKTU LUANG PETANI DI DESA KUBU KABUPATEN BANGLI. I Ketut Arnawa 1 * dan Dian Tariningsih 1) INDUSTRI KERAJINAN GEDEG SEBAGAI ALTERNATIF PEMANFAATAN WAKTU LUANG PETANI DI DESA KUBU KABUPATEN BANGLI I Ketut Arnawa 1 * dan Dian Tariningsih 1) 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pendapatan Usahatani Suratiyah (2006), mengatakan bahwa usahatani sebagai ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan A. Peneliti Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Penelitian oleh Pamasu dkk, (2013) dengan judul Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah Lokal Palu di Desa Oloboju Kecamatan Sigi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Produksi Mencerminkan Tingkat Pendapatan Produksi adalah upaya atau kegiatan untuk menambah nilai pada suatu barang. Arah kegiatan ditujukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Herawati (2008) menyimpulkan bahwa bersama-bersama produksi modal, bahan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini berisi tentang perkembangan oleokimia dan faktor apa saja yang memengaruhi produksi olekomian tersebut. Perkembangan ekspor oleokimia akan

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah petani garam yang memproduksi garam di Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Penilitian ini menggunakan sampel sebanyak 75 petani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendapatan Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan, III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur berfikir dalam menjalankan penelitian. Penelitian ini mencakup fungsi produksi dan elastisitas,

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Industri 1. Pengertian Industri Menurut Sukirno (2008), industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan ekonomi yang tergolong dalam sektor sekunder. Industri merupakan suatu

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SEKTOR INDUSTRI DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BANTUL. Elsa Noerjanah.

KEMAMPUAN SEKTOR INDUSTRI DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BANTUL. Elsa Noerjanah. KEMAMPUAN SEKTOR INDUSTRI DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN BANTUL Elsa Noerjanah Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia e-mail : 14313091@students.uii.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dikerjakan oleh konsumen terdapat komoditi itu. Iswandono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Produksi Produksi diartikan sebagai atau penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Industri Istilah industri diartikan secra sempit dan luas. Dalam arti sempit industri merupakan kumpulan perusahaan yang memiliki kesejenisan dalam produksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tingkat Produksi Kedelai Peluang peningkatan produksi kedelai di dalam negeri masih terbuka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produksi Produksi adalah menciptakan, menghasilkan, dan membuat. Kegiatan produksi tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan yang memungkinkan dilakukannya proses

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 31/05/21/Th.VIII, 1 Mei 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN I TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Fungsi Produksi Produksi adalah kegiatan menghasilkan barang dan jasa, adapun sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi Produksi merupakan serangkaian proses dalam penggunaan berbagai input yang ada guna menghasilkan output tertentu. Produksi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan acuan alur pikir dalam melakukan penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG

ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG ANALISA FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI TEKNIK PADA USAHATANI JAGUNG Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com ABSTRAK Komoditas jagung (Zea mays)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 NO. 32/05/33 TH. XI, 2 MEI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I TAHUN 2017 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan I tahun 2017 Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN 7 IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan : ANALISIS POTENSI EKONOMI DESA Waktu : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit). Tujuan : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 NO. 11/02/33 TH. XI, 1 FEBRUARI 2017 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2016 Pertumbuhan (q to q) produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan IV tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 54/08/21/Th. VIII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN II TAHUN 2013 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi

2. TINJAUAN PUSTAKA. Keterangan : KV = risiko produksi padi σ y. = standar deviasi = rata rata produksi 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Risiko Produktivitas Setiap aktivitas manusia selalu mengandung risiko karena ada keterbatasan dalam memprediksi hal yang akan terjadi di masa yang akan datang. Kejadian yang memiliki

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Ekonomi 3.1.1. Fungsi Produksi Dalam proses produksi terkandung hubungan antara tingkat penggunaan faktor-faktor produksi dengan produk atau hasil yang akan diperoleh.

Lebih terperinci

INDUSTRI.

INDUSTRI. INDUSTRI INDUSTRI Istilah industri mempunyai 2 arti: Himpunan perusahaan2 sejenis Suatu sektor ekonomi yg didalamnya terdapat kegiatan produktif yg mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau ½ jadi.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian survai dan menggunakan kuesioner. Kuesioner ini akan dijadikan instrumen pengambilan data primer yang berisi

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Teori Tinjauan teori merupakan penjabaran dari teori-teori yang terkait dengan variabel-variabel penelitian yang diperoleh dari sumber tertulis yang dipakai

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

BAB II URAIAN TEORITIS. pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk

KERANGKA PEMIKIRAN. diduga disebabkan oleh rendahnya tingkat kepemilikan modal petani untuk 43 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual yang dibangun pada penelitian ini didasari adanya anggapan bahwa rendahnya produktivitas yang dicapai petani tomat dan kentang diduga

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 13/02/21/Th. VII, 1 Februari 2012 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO KECIL TRIWULAN IV TAHUN 2011 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur

Lebih terperinci

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI 6.1 Analisis Fungsi Produksi Hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat dijelaskan ke dalam fungsi produksi. Kondisi di lapangan menunjukkan

Lebih terperinci

Analisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun Tinuk Watiningsih F BAB I PENDAHULUAN

Analisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun Tinuk Watiningsih F BAB I PENDAHULUAN Analisis usaha produksi kerajinan gerabah di kabupaten Bantul tahun 2002 Tinuk Watiningsih F 0198016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam struktur perekonomian nasional terdapat berbagai macam

Lebih terperinci