PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KREATIVITAS MAHASISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KREATIVITAS MAHASISWA"

Transkripsi

1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ALFA 2011 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERHADAP KREATIVITAS MAHASISWA Naniek Sulistya Wardani Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas Kristen Satya Wacana naniek_sw@yahoo.com PENDAHULUAN Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (Undang-Undang Sisdiknas Bab III Pasal 4 Ayat 4). Pencapaian tujuan pendidikan dilaksanakan melalui proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas (rombongan belajar) dengan menekankan pada pengembangan kreativitas belajar peserta didik. Kreativitas belajar sangat diperlukan bagi peserta didik sebagai modal untuk menghadapi tantangan berat dalam kehidupan masyarakat global yang selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, perkuliahan Kajian IPS, mengantarkan mahasiswa untuk mampu menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan dari materi Kajian IPS yang mendukung pembelajaran IPS SD/MI. Pencapaian tujuan perkuliahan tersebut, menuntut dosen mendesain perkuliahan dengan meningkatkan kreativitas mahasiswa. Sebagai bekal bagi mahasiswa untuk meningkatkan kreativitas, dalam Undang- Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 5 dinyatakan bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Untuk itu, mahasiswa dalam perkuliahan perlu didorong untuk belajar menyukai membaca literatur, menulis laporan atau hasil pengamatan dan berhitung untuk melakukan analisis. Desain pembelajaran yang dilakukan dalam perkuliahan yang dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa adalah model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Model pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran exposition atau ekspositori yang menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik dalam bentuk jadi dan peserta didik dituntut untuk menguasai bahan tersebut tidak dapat mendorong kreativitas belajar mahasiswa. Strategi 1

2 ini sering disebut sebagai strategi ekspositori (Sanjaya, 2007). Kondisi ini diperkuat oleh kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Dimyati (2001) yang menyatakan bahwa, pembelajaran mahasiswa di Indonesia kurang menonjolkan kemampuan 3m (membaca, menulis, memikir), o (observasi), dan 3e2t (ekspresi estetis, etis, epistemis, teknologis, teologis). Di sisi lain pengamatan Semiawan (1999) dalam Ali Muhtadi (TT) menyatakan bahwa telah terjadi formalisasi proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dosen menjadi aktor utama di kelasnya yang memiliki fungsi terutama menyajikan, menjelaskan, menganalisis dan mempertanggungjawabkan body of material kuliah. Mahasiswa mengikuti secara pasif dan menghafalkan bahan kuliah untuk direproduksi saat ujian. Pada saat ini terjadi perubahan paradigma pendidikan yakni dari paradigma behavioristik ke paradigma konstruktivistik. Dalam paradigma konstruktivistik menekankan terjadinya belajar (learning) pada diri mahasiswa, yakni mahasiswa membangun pengalamannya ke dalam konsep (teori). Dosen memberi konsepsi yang menantang, agar mahasiswa dapat meningkatkan terjadinya belajar pada dirinya. Gustone dalam Lim Wasliman dkk, 2005 menyatakan bahwa dalam pandangan konstruktivisme, tiap individu secara idiosinkratik membangun maknanya sendiri apabila menerima stimulus. Hal ini dapat dijelaskan bahwa, ketika dosen memberikan pertanyaan-pertanyaan yang riil seperti apakah sumberdaya alam mempengaruhi jenis mata pencaharian penduduk disekitarnya, maka mahasiswa akan menemukan konsep sumberdaya alam dan mata pencaharian. Dengan ditemukan dua konsep ini, maka mahasiswa akan mengkonstruksi dua konsep itu menjadi generalisasi seperti ada hubungan antara sumberdaya alam dan jenis mata pencaharian penduduk, atau mahasiswa dapat mengkonstruksi dengan adanya sumberdaya alam akan mempengaruhi jenis mata pencaharian penduduk. Jadi pengetahuan itu dibangun dalam pikiran mahasiswa. Untuk itu kreativitas masiswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar tersebut. Perkuliahan perlu didesain dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Berdasarkan pengamatan perkuliahan Kajian IPS SD mahasiswa PGSD FKIP UKSW Kelas 2009 E Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 ditemukan beberapa fenomena antara lain bahwa mahasiswa peserta kuliah adalah mahasiswa angkatan pertama dan semester 2. Dalam pembelajaran Kajian IPS, dosen telah menekankan kepada pembelajaran berbasis mahasiswa. Aktivitas yang sering dilakukan adalah diskusi kelompok dan dipresentasikan di dalam kelas. Dalam diskusi kelompok yang terdiri dari 5 mahasiswa, rata-rata 40 % mahasiswa saja yang aktif dalam kelompoknya. Keaktifan ini ditunjukkan oleh banyaknya pendapat yang dikemukakan untuk menjawab tema yang diberikan. Dalam diskusi kelas, hanya 20 % dari 40 mahasiswa saja yang berani mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan serta mempertahankan pendapatnya. Hasil pengukuran setiap aktivitas dan kreativitas mahasiswa tidak pernah dilakukan. Ada hasil pengukuran diskusi kelompok secara menyeluruh dan per kelompok yang besarnya skor diperoleh rata-rata 71. Pengukuran setiap aktivitas mahasiswa baik melalui pengetahuan, sikap dan ketrampilan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui besarnya kreativitas mahasiswa, yang selanjutnya untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pendidikan. Untuk itu model pembelajaran yang didesain berpusat pada mahasiswa seperti model pembelajaran kooperatif tipe TPS perlu dilakukan untuk meningkatkan kreativitas belajar mahasiswa. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk berkontribusi memecahkan persoalanpersoalan di atas, dengan melakukan penelitian yang permasalahan nya dirumuskan sebagai berikut: apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS terhadap kreativitas mahasiswa dalam mata kuliah Kajian IPS SD. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS Pembelajaran koopratif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Menurut teori motivasi, bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan saat mahasiswa melakukan kegiatan merupakan motivasi dalam pembelajaran kooperatif. Struktur tujuan kooperatif menciptakan suatu situasi bahwa tujuan pribadi dapat tercapai hanya apabila kelompok itu berhasil. Sebelum pembelajaran kooperatif diterapkan, mahasiswa perlu mengetahui keterampilan-keterampilan kooperatif yang akan 2

3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ALFA 2011 digunakan bekerja dalam tim. Model pembelajaran ini sejalan dengan salah satu prinsip CTL, yaitu learning community. Salah satu tipenya adalah tipe TPS. Tipe TPS singkatan dari think (berpikir), pair (berpasangan) dan share (berbagi). Tipe pembelajaran ini termasuk model pembelajaran kooperatif yakni pembelajaran yang menekankan bentuk kerjasama atau interaksi antar mahasiswa, mahasiswa dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, mahasiswa dosen. Dalam TPS ada interaksi antar mahasiswa baik secara berpasangan maupun dalam diskusi kelas. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan Tipe Think-Pair-Share menurut Paket TOT Nasional ALFHE DBE 2 tahun 2010 mengikuti langkah-langkah berikut ini: Dosen mengajukan suatu pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian meminta mahasiswa untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Mahasiswa tidak diperkenankan berbicara dengan mahasiswa lain pada tahap ini. Dosen meminta mahasiswa berpasangan dengan mahasiswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Dosen meminta kepada pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka diskusikan. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia selalu memberi jawaban terhadap gejala kehidupan yang muncul. Jawaban manusia ini merupakan kreativitas. Dengan demikian, setiap manusia tidak pernah berhenti berkreativitas. Kreativitas belajar mahasiswa perlu dikembangkan melalui proses perkuliahan. Menurut Hawadi, 2001 dalam Antonius Atosokhi dkk, 2005 menyatakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Wujud kreativitas dapat dicirikan secara aptitude maupun non aptitude. Ciri kreativitas dalam bentuk aptitude menurut Utami Munandar (1999) adalah: 1. Ketrampilan berfikir lancar yaitu mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan; memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal; selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Perilaku mahasiswa mengajukan pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, dapat dengan cepat melihat kekurangan pada suatu obyek atau situasi. 2. Ketrampilan berfikir luwes yaitu menghasilkan gagasan, jawaban atau pertanyaan yang bervariasi; dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; mencari banyak alternatif; mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran. Perilaku mahasiswa memberikan bermacam-macam interpretasi terhadap suatu gambar, ceritera atau masalah; menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda. 3. Ketrampilan berfikir rasional yaitu mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik; memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasikombinasi yang tidak lazim dari unsur-unsur. Perilaku mahasiswa setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru. 4. Ketrampilan mengelaborasi yaitu mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; memerinci detil-detil suatu obyek, gagasan atau situasi sehingga lebih menarik. Perilaku mahasiswa mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan gagasan orang lain, menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh 5. Ketrampilan menilai yaitu menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka, tidak hanya mencetuskan ide tetapi juga melaksanakannya. Perilaku mahasiswa memberikan pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapatnya sendiri mengenai suatu hal, menganalisis masalah dengan kritis dengan menanyakan mengapa, mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun ciri kreativitas dalam bentuk non aptitude menurut Utami Munandar (1999) adalah: 3

4 1. Rasa ingin tahu yaitu selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan, selalu memperhatikan orang, obyek dan situasi. Perilaku mahasiswa mempertanyakan segala sesuatu, senang menjajaki buku-buku, peta-peta, gambar-gambar; menggunakan semua panca inderanya untuk mengenal. 2. Bersifat imajinatif yaitu mampu memperagakan hal-hal yang belum pernah terjadi, menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan dan kenyataan. Perilaku mahasiswa memikirkan hal-hal yang belum pernah terjadi, memikirkan bagaimana jika melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan orang lain, meramalkan apa yang akan dikatakan dan dilakukan orang lain. 3. Merasa tertantang oleh kemajuan yaitu terdorong untuk mengatasi masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi yang rumit, lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit. Perilaku mahasiswa menggunakan gagasan atau masalah yang sulit, tertatang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya, melibatkan diri pada tugas-tgas majemuk. 4. Sifat berani mengambil resiko yaitu berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik, tidak menjadi ragu-ragu karena ketidak jelasan. Perilaku mahasiswa berani mempertahankan gagasan atau pendapatnya; bersedia mengakui kesalahannya; berani menerima tugas yang sulit; berani mengemukakan pertanyaan. 5. Sifat menghargai yaitu dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup, menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang. Perilaku mahasiswa menghargai hak-hak sendiri dan orang lai; menghargai diri sendiri dan prestasi sendiri, menghargai makna orang lain. Kerangka berfikir dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kreativitas mahasiswa, akan diukur melalui kreativitas yang bercirikan aptitude yakni: 1. Ketrampilan berfikir lancar diukur dengan pertanyaan yang diajukan dan menjawab pertanyaan, dalam hal ini merumuskan masalah tentang tema interaksi manusia dan alam (IMA) 2. Ketrampilan berfikir luwes diukur dengan konsep yang ditemukan dalam tema IMA 3. Ketrampilan berfikir rasional diukur dengan penyelesaian masalah tema IMA 4. Ketrampilan mengelaborasi diukur dengan mengembangkan gagasan orang lain dalam mengumpulkan data melalui diskusi kelompok terkait tema IMA 5. Ketrampilan menilai diukur dengan alasan penyelesaian masalah IMA Jadi kreativitas diukur melalui pertanyaan yang diajukan (merumuskan masalah), jawaban atas pertanyaan (penentuan konsep), penyelesaian masalah dan penjelasannya. Pelaksanaan pengukuran kreativitas dilakukan secara rutin dengan diskusi kelompok dan dilakukan dalam model pembelajaran TPS. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada seluruh mahasiswa PGSD FKIP UKSW kelas 2009 E yang berjumlah 41 mahasiswa semester II Tahun 2009/2010 sebagai subyek penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain penelitian menggunakan one group pre test post test design artinya penelitian ini menggunakan satu kelompok yang diukur sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah perlakuan (post test). dengan gambar berikut ini. Table 1 Desain Penelitian Eksperimen Semu Sebelum Perlakuan Sesudah O1 X O2 Keterangan : O1 : Kondisi sebelum pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS O2 : Kondisi setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS X : Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TPS 4

5 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ALFA 2011 Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen semu terdiri dari 3 langkah yakni 1) memberikan penilaian kreativitas awal sebelum perlakuan diberikan, 2) memberikan perlakuan model pembelajara TPS kepada subyek penelitian, dan 3) memberikan penilaian kreativitas melalui perlakuan yang diberikan. Variabel penelitian adalah model pembelajaran TPS dan kreativitas belajar. Model pembelajaran TPS adalah pembelajaran yang dilakukan dengan sintaksnya mahasiswa berpikir sendiri untuk menjawab pertanyaan dari dosen, kemudian jawaban yang telah ditemukan didiskusikan dengan pasangannya, dan selanjutnya hasil diskusi dengan pasangannya disampaikan kepada teman sekelas. Sedangkan kreativitas mahasiswa adalah besarnya skor yang diperoleh dari skor pertanyaan yang diajukan (merumuskan masalah), skor jawaban atas pertanyaan (konsep yang ditemukan), skor penyelesaian masalah dan skor deskripsi penyelesaian masalah. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Observasi dipergunakan untuk melakukan pengukuran kreativitas baik sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan. Instrumen data berupa lembar observasi. Jenis lembar observasi berupa rubrik penilaian kreativitas yang terdiri dari pengukuran rumusan masalah, penentuan konsep, pemecahan masalah, dan deskripsi dengan tema interaksi manusia dan alam. Adapun kisi-kisi rubrik penilaian disajikan melalui tabel 2. Tabel 2 Kisi-kisi Pengukuran Kreativitas No Materi Indikator Item Pertanyaan 1 Interaksi Manusia dan Alam Merumuskan masalah 1,2,3 Menentukan konsep 4,5,6 Pemecahan masalah 7,8,9 Deskripsi pemecahan masalah 10,11,12 Uji coba instrumen penelitian. Sebelum instrumen penelitian dipergunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba dengan menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil validitas instrumen disajikan melalui tabel 3 Tabel 3 Hasil Uji validitas Instrumen Kreativitas Item-Total Statistics Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted VAR , ,339 -,197,637 VAR , ,594,460,521 VAR , ,789,496,530 VAR , ,028,226,589 VAR , ,560,310,566 VAR , ,148,249,579 VAR , ,624,068,619 VAR , ,149 -,155,627 VAR , ,024,168,597 VAR , ,349,594,509 VAR , ,124,356,555 VAR , ,351,348,558 Kriteria penentuan validitas instrumen mendasarkan pada Singgih Santoso (2003) yang menyatakan bahwa item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item total correlation 0,1. Dengan demikian hasil uji validitas dari 12 instrumen, ada satu instrumen yang tidak valid yakni instrumen no. 7 tentang dapat memecahkan masalah, nomor ini didrop. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan oleh Cronbach s Alpha sebesar 0,599. Menurut Wardani Naniek Sulistya (2012), Alpha sebesar 0,599 artinya reliabilitas instrumen cukup 5

6 reliabel, sehingga semua instrumen dapat dipergunakan. Hal ini didukung dengan kriteria indeks reliabilitas yang ditunjukkan melalui tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Rentang Indeks Reliabilitas No Indeks Interpretasi 1 0,80 1,00 Sangat reliabel 2 0,60 0,80 Reliabel 3 0,40 0,60 Cukup reliabel 4 0,20 0,40 Agak reliabel 5 < 0,20 Kurang reliabel Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis beda rerata kreativitas belajar mahasiswa (uji t) dengan bantuan SPSS Window s version 19,0 dan taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Uji t ini dipergunakan untuk mengetahui perbedaan kreativitas mahasiswa sebelum dan sesudah perlakuan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengukuran Kreativitas Belajar Mahasiswa Sebelum Perlakuan Kreativitas belajar mahasiswa S1 PGSD FKIP UKSW kelas 2009 C pada semester 2 tahun 2009/2010 sebelum ada perlakuan pembelajaran TPS, ditunjukkan melalui tabulasi silang seperti dalam tabel 5 berikut ini. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar Mahasiswa Sebelum Perlakuan Skor Kriteria Frekuensi Persentase 30 Rendah 8 19, Sedang 24 58,54 41 Tinggi 9 21,95 Jumlah Dari hasil pengukuran kreativitas belajar mahasiswa sebelum diberi perlakuan dengan mendasarkan pada tabel 5, menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa terbagi dalam 3 kriteria kreativitas yakni rendah sebesar 19,51%, kreativitas sedang sebesar 58,54 % dan tinggi sebesar 21,95 %. Adanya kreativitas yang sedang dan tinggi mencapai lebih dari 80 % adalah sesuatu yang wajar. Hal ini konsisten dengan hasil observasi awal, bahwa pembelajaran di kelas telah sering dilakukan dengan diskusi kelompok. Dengan demikian diskusi kelompok dapat mendorong kreativitas belajar mahasiswa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wardani Naniek Sulistya (2011) yang menyimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas belajar. Secara statistik skor pengukuran kreativitas belajar mahasiswa secara detil disajikan melalui tabel 6 di bawah ini. Sebelum Perlakuan (Eksperimen) Tabel 6 Deskripsi Statistik Kreativitas Belajar Mahasiswa Sebelum Perlakuan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statisti Valid N (listwise) 41 c Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic 41 24,00 48,00 35,8712 1, ,

7 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ALFA 2011 Skor kreativitas minimal mencapai 24 dengan kriteria rendah dan skor maksimal 48 dengan kriteria tinggi. Adapun nilai rata-rata mencapai 35,87. Mendasarkan data ini, menunjukkan bahwa masih ada mahasiswa yang kreativitasnya rendah. Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar Mahasiswa Sesudah Perlakuan Skor Kriteria Frekuensi Persentase Sedang 33 80,49 41 Tinggi 8 19,51 Jumlah Dari tabel 7 menunjukkan bahwa kreativitas mahasiswa sesudah diberi perlakuan terbagi dalam 2 kriteria kreativitas yakni kreativitas sedang sebesar 80,49 % dan tinggi sebesar 19,51 %. Ini berarti mahasiswa tidak ada yang berkreativitas rendah. Artinya adanya perlakuan dapat menggeser tingkat kreativitas menjadi meningkat. Hal ini disebabkan model TPS mendorong aktivitas mahasiswa untuk kreatif sesuai dengan sintaksnya. Secara statistik skor pengukuran kreativitas belajar mahasiswa sesudah perlakuan secara detil disajikan melalui tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Deskripsi Statistik Kreativitas Belajar Mahasiswa Sesudah Perlakuan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Sesudah perlakuan 41 38,40 48,00 39,8517, ,23509 Valid N (listwise) 41 Dari tabel 8 nampak bahwa perlakuan dapat menaikkan skor minimal dari 24 menjadi 38,4 dan menaikkan rata-rata dari 35,87 menjadi 39,85. Secara detil dijelaskan melalui gambar 1 di bawah ini Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Sesudah Perlakuan Sebelum Perlakuan Gambar 1 Perbandingan Skor Kreativitas Sebelum dan Sesudah Perlakuan Perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah perlakuan yang ditunjukkan melalui tabel 6 dan 8 yakni dari 35,87 menjadi 39,85. Perbedaan rata-rata sebesar 3,98 7

8 menunjukkan adanya peningkatan kreativitas mahasiswa, karena adanya perlakuan yang berupa aktivitas dalam proses pembelajaran yakni melalui aktivitas berfikir sendiri, berdiskusi dengan pasangan dan berbagi ke kelas, mendorong mahasiswa untuk berfikir secara kreatif. Perbedaan rata-rata ini juga dibuktikan melalui uji t seperti dalam tabel 9 di halaman berikutnya. Dari tabel 9, t hitung sebesar -3,233 dengan probabilitas signifikansi 0,002 < 0,05 berarti Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan skor kreativitas belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran TPS. Tabel 9 Hasil Uji t Sebelum dan Sesudah Perlakuan Paired Samples Test Pair 1 Sebelum Sesudah Perlakuan Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Error Difference Sig. (2- Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed) -3, , , , , ,233 40,002 KESIMPULAN Mendasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada pengaruh model pembelajaran TPS terhadap kreativitas belajar mahasiswa tentang tema interaksi manusia dan alam. Hal ini ditunjukkan oleh adanya: 1. Perbedaan skor rata-rata kreativitas belajar mahasiswa sebelum dan sesudah perlakuan yakni sebesar 3,98 yakni dari rata-rata 35,87 menjadi 39,85. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata skor kreativitas yang signifikan. 2. Hasil uji t menunjukkan t hitung sebesar -3,233 dengan probabilitas signifikansi 0,002 < 0,05 berarti Ha diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara skor kreativitas belajar mahasiswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan penggunaan model pembelajaran TPS. Mendasarkan pada hasil penelitian, maka disarankan kepada para dosen untuk mengembangkan model pembelajaran dalam kelasnya masing-masing dengan berfokus pada mahasiswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Ali Muhtadi. TT. Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok untuk Meningkatkan Kualitas Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Dalam Prosiding Seminar International PPS UPI Bandung. [2] Anonim Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi (ALIHE) Paket TOT Nasional ALFHE Decentralized Basic Education 2 USAID. [3] Antonius Atosokhi dkk Character Building I. Jakarta: Gramedia [4] Gagne, R.M The Condition of Learning. New York: Holt, R and W. [5] Munandar, Utami Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. [6] Sanjaya, W Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. [7] Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: [8] Wardani Naniek Sulistya Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa dalam Pembelajaran IPS SD Melalui Diskusi Kelompok. Dalam Jurnal Widya Sari Vol 13 No. 1 Januari Salatiga: Widya Sari Press. [9] Wardani Naniek Sulistya Asesmen Pembelajaran SD. BBM. Salatiga: Widya Sari. [10] Wasliman Lim dan Somantri Numan Portofolio dalam Pelajaran IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya. 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, jenis penelitian True- Eksperimental dengan design Pre test- Post test Control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Progam Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Mulyoharjo dan SD Negeri 5 Mulyoharjo Jepara Kecamatan Jepara Semester 2 Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah % 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Todanan 01 Blora yang menjadi subjek penelitian ini adalah 1 SD paralel. Terdapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,

Lebih terperinci

Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Hp ABSTRAK

Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana   Hp ABSTRAK PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN IPS BERBASIS PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGLO CILONGOK TAHUN 011/01 Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 2 Salatiga yang berlokasi di Jendral Sudirman 111B Salatiga Kecamatan Tingkir Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Gendongan 02 yang berjumlah 37 siswa yang menjadi kelas eksperimen. Jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N Salaman 1 yang terletak di dusun Kauman desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. SD N

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII G dan VIII H SMP NEGERI 3 SALATIGA tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan komunikasi interpersonal melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel

Lebih terperinci

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Daftar Lampiran Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Contoh Item Skala Kecemasan Komunikasi LAMPIRAN 1

Lebih terperinci

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan Program Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

Daftar Kuesioner. I. Pengantar Daftar Kuesioner PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350 IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Naniek Sulistya Wardani 1 1 Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Gedangan 01 yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas 4 SDN

Lebih terperinci

Validitas & Reliabilitas (Sert)

Validitas & Reliabilitas (Sert) Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek Penelitian Jumlah murid yang ada di SDN Sidorejo Lor 07 Kecamatan Sidomulti Kabupaten Semarang mulai dari kelas I sampai kelas VI adalah sebanyak 265 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek dan Pelaksanaan Peneltian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA

LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA LAMPIRAN 92 LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA 93 PENGANTAR Kepada : Yth. Siswa SMP Negeri 1 Mungkid Dengan hormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah saya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Eksperimen Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa

Lebih terperinci

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK

Bambang S. Sulasmono Program Studi S1 PPKn FKIP Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRAK PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI I PABELAN KECAMATAN PABELAN KAB. SEMARANG

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lembar observasi (pretest)

LAMPIRAN. Lembar observasi (pretest) LAMPIRAN Lampiran 1 Nama Observer : Nama Siswa : Tanggal : Lembar observasi (pretest) Indikator Penjelasan Item ada tidak Skor Peserta Sudah berada di ekstrakurikuler lapangan pukul futsal datang dan 15.00

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional. 126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data hasil belajar, normalitas data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Cintaraja Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Terdapat beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Randublatung kabupaten Blora. Pada gugus ini terdapat 8 SD imbas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experiment desain Non-Equivalent Control

Lebih terperinci

Lama Usaha (tahun) Pendidikan

Lama Usaha (tahun) Pendidikan LAMPIRAN 1 PROFIL RESPONDEN No Alamat Jenis Kelamin (L/P) Pendidikan Lama Usaha (tahun) Lama Kredit (tahun) Jenis Usaha 1 Kel. Maligas L SMP 11 10 Toko Sembako 2 Kel. Maligas L SMP 10 9 Usaha Tahu Tempe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Setdjonegoro yang merupakan gugus yang terdapat di Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo. Adapun

Lebih terperinci

KUISIONER. Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Joglo Manis Ponorogo).

KUISIONER. Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Rumah Makan Joglo Manis Ponorogo). LAMPIRAN Lampran 1 KUISIONER Dengan hormat, Saya mahasiswi Universitas Muhammadiyah Ponorogo sedang mengerjakan penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Dampak Pemberian Kompensasi Tidak Langsung Terhadap

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika. 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya.

Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika. 6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya. 77 Lampiran Kisi-Kisi Soal Pretest Matematika Standar Kompetensi 6.Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar Indikator Item Soal 6. Menjelaskan arti pecahan dan urutannya. Menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri I Tleter Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Subyek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam Bab IV ini berisi tentang analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata posttest, deskripsi data amatan, normalitas data amatan,

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Leny Hartati leny_hartati@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Jumlah Kelas SMP Negeri 1 Bawen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bawen yang terletak sangat strategis karena berada di tepi jalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah Dasar Negeri Gendongan Kecamatan Tingkir. Subyek penelitian ini meliputi siswa kelas IV SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo sebagai kelas eksperimen dan SD Negeri Karangtengah 01 sebagai kelas

Lebih terperinci

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) 80 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded a 0,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga yang merupakan salah satu SD di Gugus Sidomukti dengan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DIPADU METODE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DIPADU METODE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DIPADU METODE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK Desi Dwi Retnani, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012 dan dilakukan secara bertahap. Adapun tahap-tahapnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TK Lab Satya Wacana Salatiga, yang terletak di samping SD Kristen Satya Wacana (SD Lab) Salatiga. Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Siswa Penelitian

Lampiran 1. Daftar Siswa Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Siswa Penelitian Daftar Siswa Kelas Uji Coba Instrumen Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol No Kode Nama No Kode Nama 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11

Lebih terperinci

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis.

Jamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis. KAJIAN PERUBAHAN PENGETAHUAN PENYELIA MITRA TANI SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS PENUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG Jamhari Hadipurwanta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitiaan 3.1.1 Jenis Penelitiaan Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

Nonequivalent Control Group Design

Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan tipe Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS 5 SD NEGERI TUNTANG 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gugus Simbar Jaya kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo. Adapun yang dijadikan sebagai objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Bringin yang beralamatkan Jalan Diponegoro 116 Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian jenis pre eksperimental, dimana subyek penelitiannya hanya satu subyek penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 7 Salatiga, SMP Negeri 7 adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Salatiga yang terletak dijalan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan metode pembelajaran make a match dengan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP SIKAP PADA MATEMATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS SISWA IX SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA Caesar Listya Mahendra; Kriswandani; Erlina Prihatnani Email

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif 76 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif atau tidaknya Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 88 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN 1. Penyajian dan Analisis Data A. Penyajian data tentang hasil evaluasi siswa ketika menggunakan media flash dan evaluasi secara tulis. Table 4.1 Hasil nilai siswa saat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TEMATIK DAN EVALUASINYA DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS RENDAH

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TEMATIK DAN EVALUASINYA DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS RENDAH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) TEMATIK DAN EVALUASINYA DALAM KURIKULUM 2013 SISWA KELAS RENDAH Naniek Sulistya Wardani S1-Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Pre-Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Pre-Experimental 117 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Pre-Experimental Design. Desain ini belum merupakan eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan dua subyek penelitian yaitu pertama sebagai kelompok eksperimen atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan

Lebih terperinci

Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN. Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan

Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN. Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan Lampiran 1. KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu yang terhormat, Pertanyaan yang ada dalam kuesioner ini hanya semata-mata untuk keperluan pengumpulan data dalam rangka penulisan tesis yang berjudul: ANALISIS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN DESIMAL SISWA KELAS V SDN BLIMBING KECAMATAN MOJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi, Pekantoran dan Pemasaran, dan 3 jurusan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi, Pekantoran dan Pemasaran, dan 3 jurusan di 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di Jl Nakula Sadewa 1/3 Kembangarum,

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA. No Pernyataan Pilihan Jawaban

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA. No Pernyataan Pilihan Jawaban LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SKALA KECERDASAN EMOSI SEBELUM UJI COBA No Pernyataan Pilihan Jawaban 1. Saya tahu alasan yang membuat saya sedih 2. Saya tidak tahu mengapa temanteman menjauhi saya 3. Prestasi yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V di SD Negeri Sumberejo 01 yang berjumlah 21 orang dengan rincian 12 orang putra

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 8 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 254 siswa yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di 2 tempat, yaitu SD Negeri Giyono dan SD Negeri Gunung Gempol. Subyek penelitian mengambil siswa kelas 2 di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Randublatung terdiri dari 6 Gugus di antaranya Gugus Diponegoro, Gugus Gajah Mada, Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMP N 10 Salatiga yaitu kelas VII D dan kelas VII E. Kelas VIID diberi perlakuan model pembelajaran

Lebih terperinci

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas

Pembahasan. 4.1 Uji Validitas BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu adalah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat nyata, dimana pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk

BAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk 85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2011: 72) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

Lebih terperinci