Panduan membaca dan menganalisis Hasil Try Out ( TO ) Ners Juli 2013
|
|
- Sucianty Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Panduan membaca dan menganalisis Hasil Try Out ( TO ) Ners Juli 2013 Selamat dan terima kasih banyak atas dukungan institusi dalam mensukseskan pelaksanaan try out ners Juli Dukungan tersebut diharapkan terus meningkat dimasa yang akan datang. Data hasil TO tidak sekedar menampilkan perolehan nilai peserta apakah itu lebih tinggi atau lebih rendah dari rata-rata nasional namun juga memberikan gambaran proses pembelajaran yang lebih detail dari institusi bersangkutan. Try out uji kompetensi akan memberikan manfaat bagi perkembangan institusi melalui perbaikan institusi yang lebih spesifik yang berasal dari analisis hasil try out. Hasil analisis try out uji kompetensi memberikan gambaran sederhana dari keberadaan institusi mulai dari keberadaan staf (kuantitas dan kualifikasi staf), proses pembelajaran dengan akademik atmosfernya sampai pada ketersediaan fasilitas penunjang baik laboratorium klinik, kampus maupun perpustakaan. Tujuan try out uji kompetensi ; Pertama, sebagai alat benchmarking institusi pendidikan ners Indonesia dimana hasil uji kompetensi yang berskala nasional dapat digunakan untuk menilai kelebihan dan kekurangan dari setiap institusi peserta. Kedua, untuk menyusun strategi belajar yang lebih baik dan menurunkan kecemasan saat menghadapi ujian sehingga mahasiswa memiliki kepercayaan diri yang lebih baik saat uji kompetensi yang sesungguhnya. Setiap institusi mendapatkan laporan hasil try out berupa laporan hasil capaian institusi dan peserta. Agar laporan tersebut memberikan manfaat dan makna dalam perbaikan perlu dilakukan analisis dan diintepretasikan secara lebih objektif dengan proses pembelajaran dan semua unsur pendukungnya. Untuk itu perlu ada rapat koordinasi untuk menterjemahkan hasil tersebut dan dijadikan bahan serta pertimbangan perubahan strategi dalam perbaikan di masa datang. Berikut beberapa ilustrasi dalam menganalisis hasil dan implikasinya serta hal-hal yang mungkin dapat diperbaiki. 1.Analisis hasil TO dengan data laporan per institusi. Bentuk laporan adalah sebagai berikut : Kode soal Juml pesrta Rata-rata SD Nilai tertinggi Nilai terendah Nama Institut , Data Statistik Nasional ,2 7,2 66,1 20 Penjelasan sebagai berikut : 1. Kode soal : menunjukan soal yang dijawab oleh peserta. Dalam TO kali ini ada 3 set soal. Kode 1 adalah set soal 1, kode soal 2 menunjukan set soal 2 dan kode soal 3 menunjukan set soal 3. Dalam contoh di atas yang dijawab oleh peserta insitusi adalah kode soal Jumlah Peserta menjawab soal ini dari insititusi sebanyak 12 orang diantara 1322 peserta secara nasional. 3. Nilai rata-rata 12 peserta insitusi adalah 47,5 dengan SD 7,1 sementara rata-rata nasional adalah 47,2 dengan SD 7,2. Angka ini menunjukan kemampuan dari 12 peserta institusi sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional dimana standar deviasinya juga tidak terlalu jauh berbeda. Standar deviasi dalam menunjukan nilai simpangan peserta penjawab institusi atau nasional sebesar yang ditunjukan diatas ( institusi adalah 7.1 dan nasional
2 7,2) Semakin kecil standar deviasi dari peserta institusi semakin baik yang berarti bahwa insitusi tersebut telah mampu meningkatkan kemampuan peserta didiknya secara merata apalagi besaran nilai yang diperoleh semua berada di atas nilai rata-rata nasional. 4. Nilai tertinggi dan terendah institusi perlu diperhatikan. Nilai tertinggi menunjukan kemampuan jawab benar institusi yang tertinggi, dalam contoh diatas adalah nilai tertingginya adalah 58,3 sementara nilai tertinggi nasional adalah 66,1. Berarti nilai tertinggi tidak dipegang oleh institusi ini dengan kata lain ada pada peserta institusi lain. 5. Nilai terendah institusi dalam contoh ini adalah 35,5 dan terendah nasional adalah 20. Berarti nilai terendah bukan pada institusi ini. Namun yang penting diperhatikan pada nilai terendah ini adalah apakah nilai terendah institusi berada dibawah nilai rata-rata nasional atau lebih tinggi. Nilai terendah institusi yang berada dibawah nilai rata-rata nasional kemungkinan peserta institusi tersebut tidak lulus ( nilai rata-rata nasional biasanya menjadi acuan dalam menentukan kelulusan). Berapa jumlah peserta institusi yang bernilai lebih rendah dari nilai rata-rata nasional tidak dapat dilihat pada laporan ini.untuk mengetahui hal ini perlu dilihat secara manual dari laporan per peserta per institusi ( peserta dengan nilai lebih rendah dari rata-rata nasional berisiko tidak lulus, bila dilakukan standar setting. Yang aman adalah bila nilai terendah institusi berada diatas nilai rata-rata nasional yang berarti kemungkinan semua peserta dari institusi tersebut lulus. 6. Standar Deviasi juga menunjukan kemampuan institusi pada pengelolaan mahasiswa dalam proses belajar. Standar deviasi yang semakin rendah berarti bahwa kemampuan institusi semakin baik dalam pengelolaan proses belajar tentu dengan syarat besaran nilai seluruhnya berada di atas rata-rata nasional. Nilai tertinggi hanya satu orang pada institusi tidak berarti apa apa jika yang lainnya semuanya berada dibawah nilai rata-rata nasional. Atau berarti anak tersebut memang mempunyai kemampuan yang istimewa bukan karena kemampuan institusi dalam mendorong kemampuan peserta didik pada proses belajar mengajar namun lebih menunjukan pada kemampuan individual peserta. di institusi tersebut. 2. Laporan per tinjauan Blue print ners terdiri dari 7 tinjauan yaitu kompetensi, ranah(kognitif, afektif dan prosedural knowledge), keilmuan, proses keperawatan, upaya kesehatan, kebutuhan dasar manusia dan organ. Tinjauan menggambarkan cara bagaimana kompetensi dapat dicapai dalam proses belajar. Soal dalam setiap tinjauan sesuai dengan persentasi yang telah ditentukan. Kemampuan peserta menjawab benar dari seluruh soal yang disediakan mencerminkan kemampuan peserta dan sekaligus institusi dalam menterjemahkan pada proses belajar sehingga peserta didik mempunyai kemampuan sesuai aspek yang diinginkan. Semakin tinggi kemampuan jawab peserta institusi pada tinjauan itu semakin besar kemampuan institusi itu dalam menjalankan kurikulum. Begitu sebaliknya. Dengan demikian maka institusi perlu melihat secara lengkap dan detail tentang perolehan peserta institusinya. Buat analisanya dan berdasarkan hal tersebut dilakukan perbaikan secara lebih spesifik.
3 Tinjauan 1 : Kompetensi Tampilan hasil sebagai berikut : NO Tinjauan 1 rata2 benar rata2 benar Jumlah soal institusi nasional 1 Etik, legal,dan peka budaya 7,4 8, Asuhan dan manejemen asuhan 77,4 75, Pengembangan professional 1,0 0,8 3 Intepretasi Hasil Rata-rata kemampuan menjawab peserta institusi dibanding nasional dalam aspek etik lebih rendah yang menunjukan bahwa kemungkinan penekanan proses pembelajaran pada aspek ini kurang. Namun jika dilihat secara keseluruhan kemampuan jawab seluruh peserta kurang dari 50 %. (8,4 dari 20 soal) Banyak hal mungkin menjadi penyebab diantaranya adalah pemahaman dan penekanan dosen dalam proses pembelajaran masih rendah, sks masih rendah atau pembelajaran belum menyentuh substansi praktis yang berkelanjutan. Dalam praktek klinik, substansi etik belum terstimulus atau mendapat perhatian secara proporsional baik dalam proses pembelajaran akademik, klinik maupun dalam sistem penilaian. Dampaknya, mahasiswa kurang menyadari pentingnya hal ini. Rata-rata kemampuan peserta institusi dibanding rata-rata nasional pada aspek Asuhan dan manejemen asuhan sedikit lebih tinggi. Ini menunjukan bahwa arah proses pembelajaran klinik sudah sesuai. Namun dilihat dari jumlah soal yang disediakan kemampuan menyelesaikan soal masih jauh dari yang diharapkan (kurang dari 50%). Dari sisi mana kemungkinan munculnya kelemahan ini dapat ditelusuri pada tinjauan-tinjauan berikutnya, misalnya dari bidang keilmuan seperti KMB, Anak, maternitas, gerontik dsb. Rata-rata kemampuan peserta institusi dibanding nasional sedikit lebih tinggi pada aspek Pengembangan professional. Namun demikian secara keseluruhan baik institusi ataupun nasional masih kurang dari 50 persen. Ini berarti bahwa secara institusi di seluruh Indonesia belum memberikan perhatian pada aspek ini. Banyak hal yang perlu di cermati. Mungkin yang paling mendasar yang perlu di pertanyakan adalah apakah sudah mampu menterjemahkan apa itu pengembangan profesional? Apakah ada SKS proporsional yang membahas hal tersebut? Dan sebagainya. Tinjauan 2 : Ranah kognitif, Afektif dan prosedural Knowlegde Tampilan Hasil sebagai berikut : No Tinjauan 2 Benar rata2 Benar rata2 Jumlah Soal institusi Nasional 1 Kognitif 68,3 66, Prosedural Knowledge 11,5 12, Afektif Knowledge 5,8 6,6 16
4 Intepretasi Hasil Rata-rata kemampuan menjawab peserta institusi dibanding nasional dalam aspek kognitif lebih tinggi yang menunjukan bahwa kemungkinan penekanan proses pembelajaran pada aspek ini sudah baik. Namun jika dilihat secara keseluruhan kemampuan jawab seluruh peserta termasuk rendah karena kurang dari kurang dari 50 %. Perlu banyak pembenahan mulai dari SDM, proses dan upaya evaluasi. Rata-rata kemampuan peserta institusi dibanding nasional pada aspek prosedural dan afektif knowledge lebih rendah dari nasional. Ini berarti bagian ini tidak mendapat perhatian yang baik. Mungkin dosen hanya banyak menekan aspek pengetahuan saja tidak mendapatkan kesempatan yang cukup untuk praktek klinik dan masalah masah terkait afektif. Perlu peningkatan atau perbaikan pada aspek laboratorium, dan praktek klinik. Pada praktek klinik harusnya dibarengi dengan evaluasi aspek sikap dan perilaku secara proporsional dan profesional. Walau hal ini juga bukan hanya terjadi pada institusi ini tapi juga secara nasional. Terbukti kemampuan jawab nasional masih rendah (dibawah 50 %). Kurang role model klinik, lahan praktek, kesempatan belajar klinik, bimbingan klinik yang professional memberi kontribusi terhadap hasil ini. Tinjauan 3 : Bidang Keilmuan Tampilan hasil sebagai berikut : No Tinjauan 3R Benar rata2 Benar rata2 Jumlah institusi Nasional Soal 1 KMB 29,4 28, MATERNITAS 7, ANAK 10,7 9, JIWA 9,8 10, KELUARGA 7,8 8, GERONTIK 3,9 3,8 9 7 MANEJEMEN 4,9 4, GADAR 7,0 6, KOMUNITAS 4,8 5,0 9 Intepretasi Hasil Kemampaun institusi yang lebih besar dari rata-rata nasional adalah pada mata ajar : KMB, Anak, Gerontik, manejemen dan Gadamentara lainnya kemampuannya sedikit lebih rendah dari rata-rata nasional. Karena perbedaannya tidak terlalu signifikan maka sulit untuk mencari penyebabnya. Namun demikian secara keseluruhan kemampuan jawab peserta secara nasional jauh lebih rendah dari apa yang diharapkan yakni lebih dari 60 %. Sebagai gambaran diatas
5 kemampuan dalam bidang KMB sudah cukup baik. Mungkin dapat di evaluasi apakah kurikulum KMBnya memang sudah benar benar mendapatkan porsi yang baik. Bagaimana dengan kemampuan dan kualifikasi staf pengajarkan dalam menjalannkan proses belajar mengajarnya? Bagaimana kualitas proses pengajarannya, Apakah memang belum mendapatkan porsi yang sesuai, kualifikasi staf kurang baik, atmosfer pengajaran kurang baik dan bahkan kita mungkin bisa memperhatikan sampai pada bagaimana dedikasi pengajaran staf,kemampuan staf dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagaimana dengan Tinjauan lain? Dengan cara berfikir yang sama maka dapat disimpulkan bahwa laporan hasil TO ini dapat di gunakan sebagai bahan untuk mengkoreksi secara internal. Mulai dari proporsi atau bobot dari setiap mata ajar dalam kurikulum. Ketersediaan staf pengajar yang memiliki kualifikasi dan kemampuan yang baik dalam bidangnya masing-masing, termasuk kemampuan dalam pengembangan soft skillnya. Ketersediaan lahan praktik dan penunjang laboratorium. Mari kita teliti dimana kelemahan itu berada dan dimana hal-hal yang sudah baik juga berada. Analisis Hasil TO secara lebih tajam dan terarah akan memberikan data tentang kemampuan institusi baik secara mandiri maupun jika dibandingkan dengan kemampuan institusi secara nasional. Kami sangat berharap data ini dapat dianalisis secara lebih mendalam sehingga berguna dalam perbaikan proses pembelajaran dimasa datang. Apa yang menjadi sasaran utama proses uji kompetensi atau TO ini yakni menjadi memicu perbaikan proses belajar mahasiswa akan menjadi kenyataan. Pada akhirnya proses ini akan membantu meningkatkan kemampuan institusi dan dan meningkatkan mutu lulusan ners dimasa yang akan datang. Jakarta, 31 Agustus 2013 Ketua Panitia TO Ners ttd Made Kariasa
Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta
Emiliana Tarigan Staf Pengajar STIK Sint Carolus Jakarta Disampaikan pada : Tantangan Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan: Antara Keselamatan Pasien, Biaya dan Efisiensi Surabaya, 29 Agustus 2007 Institusi
Lebih terperinciKOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI
K N U K P KOMITE NASIONAL UJI KOMPETENSI PERAWAT PPNI Uji Kompetensi Bagian dari credentialing Penapisan seseorang disebut profesional oleh komunitas profesi berdasarkan standar profesi Credentialing professional
Lebih terperinciI Made Kariasa, SKp.,MM.,Mkep.,Sp.KMB.,PG.Cert
I Made Kariasa, SKp.,MM.,Mkep.,Sp.KMB.,PG.Cert Persiapan uji kompetensi Manejemen soal Manejemen ujian Analisis soal Standard setting untuk menentukan kelulusan Workflow of Item Bank Administration Item
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pendidikan Ners menghasilkan perawat ilmuwan (Sarjana Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesional, serta akuntabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan sejak dahulu telah berkembang. Perkembangan informasi itu dipengaruhi oleh kebutuhan kognitif manusia yang erat kaitannya
Lebih terperinciREFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN
REFLEKSI PENYELENGGARAAN KURIKULUM DIII KEPERAWATAN Disampaikan Pada Kegiatan Rapat Kerja Regional AIPVIKI Jawa Timur Surabaya, 28 Pebruari 2018 Di STIKES Hang Tuah Surabaya PROFIL LULUSAN DIPLOMA III
Lebih terperinci2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses belajar merupakan proses dimana terjadinya perubahan perilaku pada seseorang dalam hal pengetahuan, sikap atau keterampilan, proses belajar tersebut
Lebih terperinciLAPORAN UMPAN BALIK WISUDAWAN ANGKATAN IV PRODI PENDIDIKAN NERS
LAPORAN UMPAN BALIK WISUDAWAN ANGKATAN IV PRODI PENDIDIKAN NERS PUSAT JAMINAN MUTU SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN 216 LAPORAN UMPAN BALIK KEPUASAN WISUDAWAN ANGKATAN IV PRODI PENDIDIKAN
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N A N M U T U Standar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada
BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada mayoritas responden memiliki skor motivasi 67-100 % dengan kategori motivasi tinggi yaitu dengan persentase
Lebih terperinciSISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT
TINJAUAN PUSTAKA SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT Rika Endah Nurhidayah.* ABSTRAK Sistem pengembangan karir perawat sampai saat ini masih belum jelas. Hal ini ada hubungannya dengan bervariasinya jenjang
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG NOMOR 9 Tahun 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciDasar Pengembangan Kurikulum Inti
PENGEMBANGAN KURIKULUM D-III KEPERAWATAN 2014 Anas Tamsuri Task Force Kurikulum AIPDiKI Jatim Dasar Pengembangan Kurikulum Inti 1 Regulasi UU No. 12 / 2012 tentang Pendidikan Tinggi Paragraf 2 : Kurikulum
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL
MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Minat a. Pengertian Minat Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu (Poerwadarminta, 2006). Minat merupakan sifat yang relatif
Lebih terperinciSinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH
Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH PEMBANGUNAN KEPERAWATAN DI INDONESIA Periode 2015-2020 Apa Yg Hendak Dituju 2 Tujuan Utama Profesi
Lebih terperinciSTANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA
STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA PENYUSUN Bidang DIKLAT Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA Sekretariat: Jl. Jaya Mandala Raya
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: 1. Perencanaan Program pada Pengembangan
Lebih terperinciKUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI Questionnare Monitoring and Evaluation Learning Process Study Program
Program Studi : Ketua Prodi : Fakultas : Dekan : Periode Monev : Tgl/Bulan/Tahun : Beri tanda silang (X) pada kotak yang disediakan dan atau diisi sesuai permintaan. A. Kurikulum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan. proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Tinggi S1 Keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang di sebut profesional (Nursalam, 2007). Pendidikan keperawatan
Lebih terperinciKODE/NOMOR STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)
2.4 Penjaminan Mutu Jelaskan penjaminan mutu pada program studi yang mencakup informasi tentang kebijakan, sistem dokumentasi, dan tindak lanjut atas laporan pelaksanaannya. KEBIJAKAN Pengelolaan mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1851 seorang
Lebih terperinciPANDUAN AINEC RESEARCH AWARD 2012
PANDUAN AINEC RESEARCH AWARD 2012 ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA THE ASSOCIATION OF INDONESIAN NURSE EDUCATION CENTER Secretary Office: Faculty of Nursing - University of Indonesia B Building
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Rekayasa Pertambangan
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Doktor Rekayasa Pertambangan Fakultas : Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciSTANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI. Standar 3 Kompetensi Lulusan
STANDAR AKADEMIK STIKES RS BAPTIS KEDIRI Standar 3 Kompetensi Lulusan 0 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Prakata... iii Pendahuluan... iv A. Ruang Lingkup... 1 B. Acuan... 3 C. Istilah dan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan yang berkualitas akan mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007). Perawat merupakan salah satu
Lebih terperinciINDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK
AIPNI HPEQ-DIKTI Makasar 13-14 Maret 2010 8/20/2012 INDONESIA 1 INDONESIA NATIONAL NURSES ASSOCIATIONS COMPETENCIES FRAMEWORK PRAKTIK PROFESSIONAL, ETIS, LEGAL, PEKA BUDAYA KERANGKA KERJA KOMPETENSI PERAWAT
Lebih terperinciKEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Nomor 129/SK/R/V/2013 Tentang PEDOMAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Nomor 129/SK/R/V/2013 Tentang PEDOMAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM REKTOR UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Menimbang : a. Bahwa Statuta
Lebih terperinciCATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS
CATATAN MONEV WORKSHOP SINKORNISASI BLUE PRINT UJI KOMPETENSI PERAWAT LULUSAN JENJANG DIPLOMA III DAN NERS Jakarta, 4-5 Mei 2012 Catatan Umum Kegiatan : Acara yang dijadwalkan untuk dimulai pada pukul
Lebih terperinciPendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan
1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural
Lebih terperinciKURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA
KURIKULUM MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI UNIVERSITAS SURABAYA MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI A. IDENTITAS PROGRAM STUDI Program Magister Psikologi Profesi Universitas Surabaya didirikan tahun 2004. Pendirian Program
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar. metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik baik untuk mencapai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar Metode merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut kamus Purwadarminta (1976), secara
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PBP PROFESI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PBP PROFESI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PBP PROFESI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan
1 KONSEP PENDIDIKAN Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan perubahan perilaku ke arah yang lebih
Lebih terperinciINSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR
Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian pesat. Perkembangan ini memberi dampak berupa perubahan sifat pelayanan keperawatan dari
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PBP PROFESI
MANUAL PROSEDUR PELAKSANAAN PBP PROFESI PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2010 All Rights Reserved Manual Prosedur PELAKSANAAN PBP PROFESI PROGRAM
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM
RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,
Lebih terperinciDirektorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional
LAPORAN WORKSHOP NASIONAL PANEL EXPERT NERS TAHAP 2 Komponen 2- Health Professional Education Quality (HPEQ Project) Hotel Novotel Bandung, 9-10 November 2011 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 08 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat diploma. Pemikiran dasar jenjang pendidikan ini adalah untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Kebidanan merupakan salah satu unit pelaksana teknis dibidang pendidikan kesehatan, diharapkan mampu mencetak lulusan yang kompeten dan dapat membantu
Lebih terperinciDokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah A. Rahmat Dimyati, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian akhir disertasi ini mengemukakan dua hal, yakni kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian. A. Kesimpulan Kesimpulan
Lebih terperinciPROSEDUR VERIFIKASI SOAL UJIAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR VERIFIKASI SOAL UJIAN NO. DOKUMEN : POB-GIZ-S1-005 REVISI : 00 NO. SALINAN : Bogor, 09 Februari 2015 Dekan, Dr. Arif Satria NIP.
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Remaja merupakan generasi penerus bangsa. Remaja memiliki tugas untuk melaksanakan pembangunan dalam upaya meningkatkan kualitas dari suatu bangsa. Kualitas bangsa dapat diukur
Lebih terperinciIsi Praktika/Praktik klinik/ kom.
5.1.2.2 Tuliskan substansi praktika/praktik klinik/komunitas yang mandiri ataupun yang merupakan bagian dari mata kuliah tertentu, dengan mengikuti format di bawah ini: Nama Isi Praktika/Praktik klinik/
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden. a. Jenis Kelamin dan Usia. Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Responden a. Jenis Kelamin dan Usia Berdasarkan rekapitulasi data, sebagian besar responden kelompok intervensi maupun kelompok kontrol berjenis kelamin
Lebih terperinciKEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM
KEPUTUSAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 37/SK/K01-SA/2006 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KURIKULUM SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang : a. Bahwa pasal 35 ayat (1) butir (c)
Lebih terperinci1 M O D U L 1 R E G U L A S I D A N K E S E L A R A S A N K U R I K U L U M
1 ACHMAD RIDWAN- Pusat Pengembangan Sumberdaya Akademik UNJ 1 M O D U L 1 R E G U L A S I D A N K E S E L A R A S A N K U R I K U L U M 2 Lihat definisi capaian pembelajaran pada Perpres No. 8 Tahun 2012
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian mengenai implementasi program SKS di SMAN 3 Bandung secara umum disimpulkan sudah berjalan cukup sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dari Badan Standar
Lebih terperinciDOKUMENTASI KEPERAWATN
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: DOKUMENTASI KEPERAWATN Tim: M. Hasan Azhari, S.Kep., Ns., M.Biomed Weni Apriyani, S.Kep., Ns AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM II/SWJ PALEMBANG TAHUN 2016/2017
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN DAN PROGRAM
BAB IV KEBIJAKAN DAN PROGRAM 4.1 Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat 4.1.1 Sasaran 1 Meningkatnya mutu pendidikan di jurusan Gizi, terakreditasi tertinggi sesuai dengan standar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan kurikulum pendidikan Sarjana Keperawatan atau Ners yang lebih berorientasi pada Kurikulum Berbasis Kompetesi (KBK) tentu memberikan implikasi pada berbagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta pemanfaatannya secara optimal
180 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut berikut: 1. Ketersediaan sarana dan prasarana serta pemanfaatannya
Lebih terperinciPROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU
5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes STANDAR ADALAH : Ukuran atau parameter yang digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kualitas yang telah disepakati dan mampu dicapai dengan ukuran
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciLampiran I. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara
Lampiran I Instrumen Penelitian Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian IMPLEMENTASI STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN TERHADAP PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN DI AKADEMI KEPERAWATAN SURYA NUSANTARA
Lebih terperinciPEDOMAN SISTEM SELEKSI, PEREKRUTAN, PENEMPATAN, PENGEMBANGAN, RETENSI, DAN PEMBERHENTIAN DOSEN
PEDOMAN SISTEM SELEKSI, PEREKRUTAN, PENEMPATAN, PENGEMBANGAN, RETENSI, DAN PEMBERHENTIAN DOSEN PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG - 2012 1 SUMBER
Lebih terperinciSarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi
Sarjana Terapan Keperawatan dan Profesi Ners Sarjana Terapan Kebidanan Lanjut Profesi Bidan Sarjana Terapan Keperawatan Gigi Sarjana Terapan Gizi SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM ALIH JENJANG
Lebih terperinciPANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN
PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat
Lebih terperinci2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.
COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses
Lebih terperinciDirektorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
LAPORAN PELATIHAN NASIONAL ITEM DEVELOPMENT DAN ITEM REVIEW UJI KOMPETENSI PERAWAT DIPLOMA III Gelombang 1 Proyek HPEQ Bandung, 1-2 Juni 2012 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal
Lebih terperinciPENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT
PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 Skor AIPT Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 Status AIPT Rentang Skor
Lebih terperinciPENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90
PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 26/02/2018 1 Skor AIPT 2 Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 1 Status AIPT 3
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN PBM
MANUAL PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN PBM PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Universitas Brawijaya, 2010 All Rights Reserved MANUAL PROSEDUR EVALUASI PELAKSANAAN PBM PROGRAM
Lebih terperinciRANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN
APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN
GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN 1. Nama Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik Kode Mata Kuliah : WAT 3.12 Jumlah SKS Koordinator Mata Ajar Nama Dosen : 2 SKS (T=1, K=1) : Niken Andalasari, S.Kep., Ns : Niken
Lebih terperinciAUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI
AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizkika Fitri, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan segala potensi yang dimilikinya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mudah terserap oleh dunia
Lebih terperinciPancasila. Agama. Materi ajar (v)
Agama Pancasila B.Indonesia Kewarganegaraan Teori survei Komunikasi Praktek Pro Etika Profsi SKRIPSI Contoh MATA KULIAH PADA KURIKULUM SAAT INI SEMESTER ll SEMESTER Vlll Pengetahuan Sikap Ketrampilan khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif
Lebih terperinciNERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP
NERS SPESIALIS, LEVEL BERAPA? PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (NERS SPESIALIS) LEVEL 8 KKNI SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA TRACER STUDY
0 MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA TRACER STUDY JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2010 1 MANUAL PROSEDUR DAN INSTRUKSI KERJA TRACER STUDY JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan (Anxiety) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkumpulan Lee Seng Ie berdiri pada tanggal 28 Desember 1924 yang berarti Perkumpulan akan kasih pertolongan pada orang sakit. Perkumpulan ini mendirikan
Lebih terperinciKode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April
Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi Doktor Teknik Sipil Fakultas: Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung Kode Dokumen
Lebih terperinciKOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF (KKS)
KOMPETENSI AN KEENANGAN STAF (KKS) PEENCANAAN Standar KKS 1 Pimpinan rumah sakit menetapkan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit. Maksud dan Tujuan KKS 1 : Lihat SNAS 1 Elemen Penilaian KKS 1 Telusur
Lebih terperinciA. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji
Lebih terperinciSTANDAR SUASAN AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR SUASAN AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 10 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa negara menjamin hak setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang, intinya di dalam pendidikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang komplek dengan tujuan akhir terjadi perubahan perilaku pada diri seseorang, intinya di dalam pendidikan keperawatan membutuhkan
Lebih terperinciBAB I VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, SASARAN. 1.1 Visi Menjadi institusi pendidikan di bidang Gizi Kesehatan yang bermutu internasional.
BAB I VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, SASARAN 1.1 Visi Menjadi institusi pendidikan di bidang Gizi Kesehatan yang bermutu internasional. 1.2 Misi 1.2.1 Menyelenggarakan pendidikan di bidang gizi kesehatan yang
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinciTUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK. Oleh. Lidya wati NIM
TUGAS PENGEMBANGAN DAN PENGENALAN MAHASISWA BARU ESSAI KAMPUS PSIK Oleh Lidya wati NIM 152310101290 PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN UNVERSITAS JEMBER 2015 ESSAI KAMPUS PSIK Kampus PSIK ( Program Study Ilmu
Lebih terperinciANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 5, No. 1, April 2016 40 ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER BIDANG BOGA (Penelitian Terbatas
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan keperawatan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang kompeten dan berstandar nasional maupun internasional (Nurhadi,
Lebih terperinciMANUAL MUTU PENGEMBANGAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
MM SPMI Hal : 1/7 1 Judul MANUAL MUTU PENGEMBANGAN STANDAR SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI MM 04 SUMEDANG 2016 MM SPMI Hal : 2/7 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang, usaha ini tentu sangat dipengaruhi oleh manusia yang berkualitas, karenanya
Lebih terperinciBAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU
BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI USU A. Sejarah Singkat 1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi lahir di luar kota Medan atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam kehidupan, terlebih di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang dengan pesat
Lebih terperinciPROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )
PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF ) No Elemen Penilaian 1 Standar KKS 1 1 Ada penetapan perencanaan kebutuhan staf rumah sakit yang berdasar atas perencanaan strategis dan perencanaan
Lebih terperinciIMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN M. Syaom Barliana Universitas Pendidikan Indonesia L A T A R B E L A K A N G Peningkatan kualitas
Lebih terperinciPROSEDUR VERIFIKASI SOAL UJIAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROSEDUR VERIFIKASI SOAL UJIAN NO. DOKUMEN : POB-IKK-S1-05 REVISI : 00 NO. SALINAN : Bogor, 09 Februari 2015 Dekan Fakultas Ekologi Manusia
Lebih terperinci