BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk memperebutkan pangsa pasar bisnis asuransi. (Sumber: Media Asuransi Edisi 293 Juni 2015) Pada tahun 2014 industri asuransi umumnya di Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan premi langsung sebesar 20% atau naik sekitar empat kali lipat dari tahun 2013, yaitu sebesar 5,02% (Sumber: Media Asuransi Edisi 281 Juni 2014 ) juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ini cukup tinggi mengingat di tahun 2014 ada pemilu yang menyebabkan banyak pelaku bisnis mengambil sikap wait and see. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 sebesar 5,01%. Namun, pertumbuhan ini di bawah target pemerintah, yaitu sebesar 5,5%. Penurunan ini terjadi karena tahun 2014 merupakan tahun politik yang menimbulkan kegaduhan politik. Ditambah dengan adanya suksesi kepemimpinan nasional, sedikit-banyak mempengaruhi perekonomian Indonesia. 1 Laporan BPS 2014 menyebutkan bahwa sektor industri yang tumbuh disebabkan oleh pemilu 2014 ini adalah industri kertas dan percetakan (7,54 %), industri tekstil dan pakaian jadi (2,85 %), transp ortasi dan telekomunikasi (1,37 %), serta hotel dan restoran (1,65%). Namun, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 turun hanya sebesar 5,01 % dari tahun 2013 sesuai dengan data yang disebutkan di atas. Secara nasional aset asuransi umum di tahun 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 22% dibanding tahun sebelumnya. Hal ini jauh dari pertumbuhan asuransi secara nasional di tahun 2014, yakni 11%. Pada tahun 2014, premi pendapatan langsung asuransi umum tercatat Rp55,17 triliun meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp46,79 triliun. Akan tetapi, pertumbuhan 1

2 premi ini juga diikuti dengan pertumbuhan klaim neto sebesar Rp15,81 triliun di tahun Selain itu, hasil underwriting menunjukkan peningkatan yang signifikan yakni sebesar 18%, yaitu Rp9,28 triliun di tahun 2014 dari Rp7,83 di tahun Hal lain yang menarik untuk diamati, yaitu kecendrungan terus meningkatnya investasi dan hasil investasi.di tahun 2013, nilai investasi asuransi umum tercatat sebesar Rp47,8 triliun naik menjadi Rp55,24 triliun di tahun 2014 atau meningkat sebesar 16%. Menariknya, peningkatan penempatan investasi ini juga menunjukkan pilihan yang menguntungkan yang ditandai oleh pertumbuhan hasil investasi sebesar 22%, yaitu dari Rp3,27 triliun di tahun 2013 menjadi Rp4,008 triliun di tahun Hasil investasi ini sekitar 43% dari hasil underwriting, sehingga menjadi penyumbang pendapatan yang lumyan. Ujungnya adalah terjadi pertumbuhan laba komprehensif sebesar 32%, yaitu dari Rp4,51 triliun di tahun 2013 menjadi Rp5,94 triliun di tahun Tabel 1.1 Pertumbuhan Asuransi Umum (dalam jutaan rupiah) No Keterangan Pertumbuhan 1 Asset 112,644,458 92,153,955 22% 2 Ekuitas 39,376,235 33,180,834 19% 3 Investasi 55,247,588 47,803,733 16% 4 Kas dan Bank 3,722,366 2,801,784 33% 5 Utang Klaim 1,624,168 1,030,571 58% 6 Cadangan Teknis 52,277,612 42,277,498 24% 7 Kewajiban 72,893,047 58,873,014 24% 8 Pendapatan Premi 55,174,140 46,799,160 18% 9 Premi Neto 25,801,966 21,349,141 21% 10 Klaim Bruto 23,523,460 18,291,820 29%

3 11 Klaim Neto 15,817,019 12,849,997 23% 12 Hasil Underwriting 9,281,068 7,836,339 18% 13 Hasil Investasi 4, ,279,762 22% 14 Jumlah Beban 7,846,240 6,712,663 17% 15 Laba Komprehensif 5,946,905 4,510,141 32% Keterangan:Diolah Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) dari neraca publikasi 81 perusahaan Satu hal yang menarik adalah di tahun 2014 terjadi pengurangan dominasi 15 perusahaan asuransi umum terbesar. Hal ini terlihat dari portofolio aset dan pendapataan premi langsung para market leader yang turun dibandingkan tahun Pada tahun 2013 dari 15 Perusahaan Asuransi Umum terbesar menguasai 69,23% turun 1,05% dari aset industri sebesar Rp63,802 triliun di tahun 2013 menjadi Rp76,807 triliun di tahun 2014 dari masing-masing total aset tahun tersebut. Penurunan juga terjadi pada portofolio pendapatan premi langsung yaitu turun 0,36% yang di tahun 2013 dari sebesar Rp26,218 triliun dari total premi langsung Rp43,459 triliun di tahun 2013 menjadi Rp30,658 triliun dari total premi langsung Rp51,125 di tahun Adapun pertumbuhan laba komprehensif di tahun 2014 mengalami penurunan 0,35% dari tahun 2013 dengan nilai total laba komprehensif 15 perusahaan terbesar dan total 81 perusahaan sebagaimana yang tercatat di tabel 1.2.

4 Tabel 1.2 Market Leader Asuransi Umum 2015 (dalam jutaan rupiah) NO NAMA PERUSAHAAN ASSETS PREMI LANGSUNG LABA (RUGI) KOMPREHENSIF PT Asuransi 11,279,069 8,038,927 3,246,315 2,880, , ,243 Jasindo 2 PT Asuransi 10,114,062 8,503,766 4,083,753 3,771,619 1,054, ,135 Astra Buana 3 PT Asuransi 8,865,513 8,759,622 2,696,662 2,305, , ,788 Central Asia 4 PT Askrindo 8,219,018 6,522,225 2,224,413 1,565, , ,717 5 PT Tugu 7,494,919 6,393,610 2,601,933 2,075, , ,310 Pratama Indonesia 6 PT Asuransi 6,442,897 5,680,830 4,021,875 3,568, , ,400 Sinar Mas 7 PT Asuransi 4,634,693 3,936,693 2,143,550 1,782, , ,208 Adira Dinamika 8 PT Asuransi 3,214,324 2,899,098 2,127,756 1,897, , ,558 Wahana Tata 9 PT Asuransi 2,861,072 2,327,869 1,370,431 1,278, , ,744 MSIG Indonesia 10 PT Asei 2,766,072 1,914, , , ,591 92,505 Reasuransi Indonesia 11 PT Asuransi 2,681,038 2,153,350 1,292,836 1,121, , ,690

5 Bina Dana Arta 12 PT Asuransi 2,188,478 1,715,274 1,004, , , ,774 Lippo General Insurance 13 PT Ace Jaya 2,112,347 1,975,933 1,103, ,824 16,725 79,283 Proteksi 14 PT Asuransi 1,979,424 1,426, , ,272 40,452-20,271 Allianz Utama Indonesia 15 PT Asuransi 1,954,088 1,554, , , ,581 84,923 Tokio Marine Indonesia Jumlah 15 76,807,014 63,802,663 30,658,183 26,218,940 4,801,493 3,653,007 Perusahaan beraset Terbesar Jumlah ,644,458 92,153,955 55,174,140 46,799,160 5,947,847 4,505,745 Perusahaan Keterangan:Diolah Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) dari neraca publikasi 81 perusahaan Berdasarkan tabel 1.2 penguasa pangsa pasar asuransi umum di tahun 2014 adalah PT Asuransi Jasindo, PT Astra Buana, dan PT Asuransi Central Asia (ACA) dengan rincian, yaitu Jasindo membukukan aset sebesar Rp11,28 triliun, Asuransi Astra Buana sebesar Rp10,11 triliun, dan ACA memiliki aset Rp8,86 triliun. Sementara itu, dilihat dari total premi langsung di tahun 2014, PT Astra Buana berada di urutan ke-1 dengan total premi langsung sebesar Rp4,083 triliun; disusul PT Asuransi Jasindo di urutan ke-2 dengan total premi langsung sebesar Rp3,246 trilun; di urutan ke-3 ada PT Asuransi Central Asia sebesar Rp2,696 triliun. Adapun dilihat dari

6 total laba komprehensif secara berurutan peringkat ke-1 sampai ke-3 sama seperti ututan total pendapatan premi langsung. Perusahaan asuransi umum mengelompokkan lini bisnis ke dalam dua kelompok utama, yaitu bisnis korporasi dan bisnis ritel. Bisnis korporasi adalah bisnis yang melakukan penutupan asuransi seperti asuransi kebakaran, asuransi pesawat dan ruang angkasa, asuransi engineering, asuransi oil & gas, asuransi kecelakaan diri, asuransi rangka kapal, asuransi aneka, asuransi pengangkutan, dan asuransi keuangan. Dapat disimpulkan bahwa bisnis asuransi korporasi adalah bisnis asuransi dengan pangsa pasar korporasi atau perusahaan yang memberikan perlindungan atas aset dan tanggung jawab hukum bagi korporasi. Adapun bisnis asuransi ritel adalah bisnis yang melakukan penutupan asuransi, seperti asuransi kecelakaan, asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, dan asuransi kebakaran. Pertumbuhan bisnis asuransi ritel pada tahun 2014 di Indonesia dikuasai oleh tiga perusahaan, yaitu PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Astra Buana dan PT Asuransi Central Asia (ACA seperti ditunjukkan tabel 1.3. Tabel 1.3 Pertumbuhan Premi Bruto Asuransi Ritel di Indonesia (dalam jutaan rupiah) Asuransi Increase/ Asuransi ACA Increase/ Asuransi Astra Increase/ Jasindo Decrease Decrease Buana Decrease Properti ,44% 45.39% 0% Pengangkutan , , ,06% % -20,56% kendaraan bermotor

7 72,82% 13.03% 15,05% Aneka ,19% 0.39% 0% Sumber: laporan Internal Perusahaan Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa asuransi properti dikuasai oleh PT Asuransi Central Asia (ACA) dengan peningkatan premi di tahun 2014 sebesar Rp atau sebesar 45,39% dari tahun sebelumnya. Premi bruto terbesar pada asuransi pengangkutan, yaitu PT Asuransi Central Asia (ACA) sebesar Rp di tahun 2014 walaupun jumlah tersebut turun 12,15% dari tahun Namun, dilihat dari tingkat pertumbuhanya yang paling unggul adalah PT Asuransi Jasindo dengan tingkat pertumbuhan sebesar 8,06% di tahun Sementara itu, asuransi kendaraan bermotor dikuasai oleh PT Asuransi Astra Buana dengan premi bruto sebesar Rp di tahun 2014 atau sebesar 15,05%. Namun, dilihat dari pertumbuhanya yang paling besar, yaitu PT Asuransi Jasindo dengan tingkat pertumbuhan sebesar 72,82%. Jika dilihat dari asuransi aneka jumlah premi bruto terbesar, yaitu pada Asuransi Central Asia sebesar Rp di tahun 2014 atau naik sebesar 0,39% dari tahun sebelumnya. Namun, jika dilihat dari tingkat pertumbuhanya paling besar yaitu PT Asuransi Jasindo sebesar 9,19% di tahun Menurut laporan OJK (2014) Pasar asuransi umum Indonesia masih besar dan menarik pada tahun Masih rendahnya tingkat penetrasi asuransi, yakni di bawah 5% tepatnya 2,14% di tahun 2014, padahal jumlah penduduknya 252 juta jiwa. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.4.

8 Tabel 1.4 Tingkat Penetrasi Asuransi Umum di Indonesia Dari jumlah penduduk di atas, sekitar 170 juta merupakan kelas menengah yang pendapatannya sedang tumbuh dan jumlahnya juga terus bertambah. 2 Hal ini dapat menjadi sebuah peluang bisnis di industri bisnis ritel pada asuransi umum di Indonesia untuk memanfaatkan 97,86% sisa penetrasi pasar dari total 252 juta penduduk di tahun 2014 yang dapat dimanfaatkan oleh PT Asuransi Jasindo untuk meperluas market share di Indonesia. Di samping itu, pertumbuhan internet di Indonesia semakin berkembang pesat, yaitu menempati peringkat keempat dalam jajaran negara dengan pertumbuhan internet global paling tinggi. Posisi pertama diduduki India, lalu Tiongkok, dan Myanmar 3. Hal ini menjadi peluang yang bagus bagi perusahaan untuk memasarkan produk ritelnya ke wilayah-wilayah Indonesia yang belum menjadi target market sebelumnya. Hal ini merupakan salah satu peluang yang baik dalam meningkatkan market share produk ritel PT Asuransi Jasindo. Ancaman dan tantangan Perusahaan Asuransi Umum PT Asuransi Jasindo, yaitu akan diberlakukanya ASEAN Economic Community (AEC) 2015 di awal tahun Pembentukan AEC akan memberikan peluang bagi negara-negara anggota ASEAN untuk memperluas cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagi investor dan wisatawan, mengurangi biaya transaksi perdagangan, serta 2 kbriseoul.kr/kbriseoul/index.php/id/ /berita-terkini/419-kelas-menengah-di-indonesiamencapai-170-juta-pada-tahun

9 memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis. 4 Hal ini menjadi ancaman bagi PT Asuransi Jasindo karena bisnis asuransi ritel masih berada pada masa pengenalan (introduction) di industri asuransi umum di Indonesia. Akan tetapi, PT Asuransi Jasindo harus dapat bersaing tidak hanya dengan kompetitor di dalam negeri melainkan juga dari negara-negara anggota Asean lainnya. Hal ini membuat PT Asuransi Jasindo semakin sulit untuk mendapatkan nasabah baru. Selain itu, ancaman muncul ketika diberlakukanya Surat Edaran Otoritas Jasa keuangan Nomor 06/D.05/2013 tentang Penetapan Tarif Premi serta Ketentuan Biaya Akuisisi Pada Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor dan Harta Benda Tahun ( Hal ini menyebabkan menurunnya besaran rate pada produk bisnis ritel Asuransi Jasindo di tahun Adapun salah satu bisnis ritel yang terpengaruh dengan peraturan Surat Edaran OJK ini, yaitu asuransi harta benda ( property Fire) yang mengalami penurunan premi bruto 10,4% dari sebelumnya Rp103,4 juta di tahun 2013 menjadi Rp92,6 juta di tahun Hal ini karena standard rate yang ditetapkan oleh OJK lebih kecil dari rate sebelumnya. Di samping itu, kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi masih kecil dan asuransi properti dikuasai oleh perbankan. Nasabah bank dialihkan oleh perusahaan perbankan untuk mengambil asuransi properti terutama Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Tabel 1.5 menunjukkan perolehan premi bruto asuransi ritel PT Asuransi Jasindo yang sudah dijelaskan di atas. 4

10 Tabel 1.5 Perolehan Premi Ritel PT. Asuransi Jasa Indonesia Rumusan Masalah Perolehan premi di tahun 2014 sebagian besar masih disumbangkan oleh premi dari sektor korporasi yang jumlahnya sebesar 74,15% sedangkan premi dari sektor ritel memberikan kontribusi sebesar 25,85%. Memperhatikan perkembangan portofolio bisnis Asuransi Jasindo, terlihat bahwa bisnis korporasi masih mendominasi. Berdasarkan Rencana Strategis Perusahaan, angka perimbangan portofolio tersebut belum mencapai sasaran yang ditargetkan, yaitu adanya keseimbangan portofolio bisnis antara segmen korporasi dan ritel (50:50) kedepanya. Adapun strategi yang sudah dilakukan perusahaan di tahun 2014 untuk bisnis ritel sebagai berikut: a) Mengoptimalkan sistem bancassurance bundling product secara menyeluruh di Bank BUMN, BUMS, dan BPD melalui pengembangan produk yang lebih kompetitif. b) Melakukan evaluasi management fee bagi pihak bank secara rutin diantaranya dengan melakukan pengembangan program insentif kantor cabang dan marketing reward berdasarkan kontribusi produksi untuk mendorong pendapatan premi. c) Berafiliasi dengan perusahaan asuransi yang merupakan anak perusahaan perbankan. d) Pengembangan sistem pelaporan IT perbankan yang lebih akurat. e) Penambahan portofolio dari existing customer dan penggarapan bisnis perbankan dan

11 leasing serta resiprokal bisnis dari anggota koasuransi Adapun strategi perusahaan secara langsung ke jenis asuransi ritelnya sebagai berikut: a) Untuk asuransi kendaraan bermotor, perusahaan mengoptimalkan bisnis dengan pihak leasing dengan melakukan inventarisasi dan pendekatan kepada perusahaan-perusahaan leasing yang mengucurkan kredit untuk pengadaan alat-alat berat. Dengan demikian, pengembangan bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor untuk segmen alat berat menjadi fokus baru perusahaan dengan tetap menjaga perkembangan bisnis dari non leasing. b) Untuk asuransi aneka, perusahaan mengembangkan bisnis asuransi PA Plus yang bersumber dari perbankan dan bisnis asuransi mikro, seperti asuransi jamin, asuransi usaha tani padi, asuransi ternak sapi, dan sebagainya. Untuk itu, perusahaan berupaya mengoptimalkan potensi-potensi daerah melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan koperasi dalam pengembangan bisnis asuransi mikro. Selain itu, Perusahaan pun mengembangkan produk asuransi-asuransi khusus, seperti Kredit Linkage BPR, asuransi PA Plus Kumpulan, dan asuransi pensiunan mengingat tingkat persaingan yang masih belum ketat. Tabel 1.3 tentang pertumbuhan premi bruto bisnis ritel 3 market leader asuransi umum di Indonesia menunjukkan bahwa PT Asuransi Jasindo belum optimal dalam penjualan produk asuransi harta benda (properti) dengan tingkat pert umbuhan penjualan sebesar 10,44% dibandingkan dengan Asuransi Central Asia (ACA) yang mengalami pert umbuhan penjualan sebesar 45,39%. Dari sisi asuransi pengangkutan perusahaan mengalami pertumbuhan 8,06% lebih baik dibandingkan Asuransi Central Asia yang mengalami penurunan sebesar 12,15% dan Asuransi Astra Buana yang mengalami penurun sebesar 20,56%. Akan tetapi, jika dilihat dari jumlah premi bruto yang dihasilkan masih jauh kalah dari kedua kompetitor utama

12 tersebut, sehingga perlu ditingkatkan lagi penjualan produknya. Jika dilihat dari strategi PT Asuransi Jasindo di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum memaksimalkan strategi penjualan produk khususnya untuk asuransi harta benda (properti) dan pengangkutan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebabkan oleh masih kurang fokusnya PT Asuransi Jasindo dalam menggarap asuransi ritel. Kebanyakan klien perusahaan adalah klien dari nasabah korporasi sehingga kurangnya pemasaran produk ke nasabah ritel yang belum pernah menjadi nasabah perusahaan. Selain itu, belum adanya subdivisi khusus di divisi ritel dan tidak adanya kantor cabang yang menangani khusus asuransi ritel menyebabkan perusahaan masih mengalami kesulitan dalam memasarkan produk ritelnya. Adapun faktor eksternal dipengaruhi oleh adanya captive market dari perusahaan satu group seperti Asuransi Astra Buana dengan Astra Credit Company (ACC) untuk produk asuransi kendaraan bermotor dan juga Asuransi Central Asia (ACA) dengan bank BCA untuk produk asuransi properti. Selain itu seperti yang disebutkan pada latar belakang mengenai penurunan premi produk asuransi properti disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat mengenai asuransi yang masih kecil 5. Hal tersebut disebabkan asuransi dianggap bukan kebutuhan utama karena pemahaman masyarakat akan klaim masih kurang. Hal ini ditunjukkan oleh tabel

13 Tabel 1.6 Ranking Dunia Berdasarkan Premi Ranking Dunia Berdasarkan Premi Negara Life Non-Life Penetrasi Density USA Jepang Inggris Perancis Jerman Korea Selatan China Taiwan India Hongkong Singapura Malaysia Thailand Indonesia Philipina Vietnam Sumber: World Insurance Outlook (2012) Tabel 1.6 di atas menunjukkan Indonesia berada di urutan ke-37 untuk asuransi jiwa dan urutan ke-44 untuk asuransi bukan jiwa dengan tingkat penetrasi di urutan ke-74 dan tingkat

14 density di urutan ke-78. Hal ini masih jauh dari negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis dan Jerman bahkan lebih rendah dari negara Asean seperti Singapura dan Malaysia. Adapun Insurance penetration rate diukur dengan persentase total premi terhadap PDB sedangkan insurance density merupakan total premium per kapita. Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis strategi bisnis ritel PT Asuransi Jasindo berdasarkan metode penelitian analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan, kemudian memberikan rekomendasi tentang strategi bersaing asuransi ritel bagi PT Asuransi Jasindo dari kesimpulan analisis SWOT. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apa strategi bersaing bisnis ritel yang tepat untuk diterapkan dimasa mendatang oleh PT Asuransi Jasindo untuk memenangkan persaingan dengan kompetitor? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Melakukan analisis internal dan eksternal PT Asuransi Jasindo untuk mengidentifikasi daya saing PT Asuransi Jasindo dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan industri asuransi umum. 2. Melakukan evaluasi terhadap strategi yang telah diterapkan oleh untuk menentukan dan mempertimbangkan alternatif strategi yang dapat digunakan dalam menghadapi persaingan yang terjadi. 3. Melakukan identifikasi usulan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi persaingan dan mencapai suatu posisi yang diinginkan perusahaan di masa mendatang. 1.5 Manfaat Penelitian Memberikan deskripsi industri asuransi umum, khususnya bisnis asuransi ritel di Indonesia yang berhubungan dengan karakteristik industri asuransi umum, tingkat keataraktifan industri

15 asuransi umum, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan industrinya, dan kondisi kompetisi yang terjadi di pasar, serta key sucess factor di industri asuransi umum. Selain itu penelitian ini dapat memberikan solusi bagi PT Asuransi Jasindo dalam menangani permasalahan yang sedang terjadi di perusahaan dari analisis mendalam mengenai strategi persaingan asuransi ritel PT Asuransi Jasa Indonesia dari analisis lingkungan eksternal di industri asuransi umum dan analisis lingkungan internal perusahaan. Adapun usulan strategi yang diberikan bagi PT Asuransi Jasindo ini yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT dan Strategi Generik sehingga timbul sebuah rekomendasi strategi bersaing masa depan untuk PT Asuransi Jasa Indonesia. 1.6 Ruang Lingkung dan Batasan Penelitian Penelitian ini terbatas pada ruang lingkup strategi bersaing asuransi umum bisnis ritel pada PT Asuransi Jasindo. Bisnis asuransi umum PT Asuransi Jasindo diharapkan menjadi penopang perolehan dan likuditas premi bagi perusahaan. Data yang akan digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah laporan keuangan lima tahun terakhir ( ) untuk analisis bisnis ritel dan laporan keuangan dua tahun terakhir ( ) untuk analisis rasio keuangan yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan strategi di masa mendatang. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibagi menjadi sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penulisan.

16 Bab II. Landasan Teori Bab Landasan Teori berisi teori-teori, gagasan maupun penelitianpenelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya dan mendukung landasan berpikir penelitian secara keseluruhan. Bab III Metode Penelitian dan Profil Perusahaan Bab ini berisi metoda penelitian yang digunakan dan ulasan singkat sejarah serta profil PT Asuransi Jasa Indonesia. Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian Dalam bab ini akan dipaparkan data, hasil pengolahan data, analisis data, dan pembahasan menyeluruh tentang strategi bisnis perusahaan yang akan diimplementasikan serta analisis lain yang terkait langsung dengan tujuan penelitian. Pembahasan mengenai hasil analisis dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan yang muncul di bagian pertanyaan atau batasan masalah. Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini memuat simpulan dari pembahasan penelitian berikut rekomendasirekomendasi yang diharapkan membawa perbaikan di perusahaan tempat penelitian dilaksanakan.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Biro Pusat Statistik, laju pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari tahun 2010, laju pertumbuhan PDB pada sektor jasa mengalami

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com W alaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 lalu hanya sebesar 5,02%, namun industri asuransi Indonesia secara umum

Lebih terperinci

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI Biro Riset LM FEUI Pemerintah telah menaikkan jumlah modal perusahaan asuransi melalui lalu menerbitkan PP No 39/28 tentang Perubahan Kedua Atas PP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah : Asuransi kerugian mempunyai sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Riwayat perjalanan sejarah berdirinya asuransi kerugian di Indonesia sama tuanya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang barang maupun jasa. Ditengah ketatnya persaingan di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis saat ini telah berubah dengan cepat seiring dengan terjadinya globalisasi yang melanda seluruh negara. Persaingan dirasakan terjadi sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung.

BAB I PENDAHULUAN. tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. pertanggungan atas resiko atau kerugian yang dialami oleh tertanggung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi merupakan sarana keuangan dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemasaran adalah suatu perpaduan dari akivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau substitusi kerugian-kerugian besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini suatu pertumbuhan dalam dunia usaha membutuhkan beberapa syarat yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil dan

Lebih terperinci

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional Halaman 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per. dan Per. Uraian Rinci an Triwulan Tahun Triwulan Tahun Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi komitmen Pemerintah untuk mengembangkan ekspor non migas nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah era baru ketika berlakunya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, akan mengubah intensitas kompetisi pada seluruh sektor industri. ASEAN Economic

Lebih terperinci

MENGENAI AAJI Kontan.co.id, 5/3, Asuransi Jiwa Raih Premi Rp 128 Triliun http://keuangan.kontan.co.id/news/asuransi-jiwa-raih-premi-rp-128-triliun Asuransi jiwa raih premi Rp 128 triliun Sabtu, 05 Maret

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme asuransi atau pertanggungan. Undang-Undang Republik Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Manusia selalu dihadapkan dengan berbagai risiko dalam kehidupan sehari-hari, seperti risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

ASURANSI UMUM & REASURANSI

ASURANSI UMUM & REASURANSI Market Update ASURANSI UMUM & REASURANSI Triwulan 3 (Jan-Sep) tahun 2017 Bidang Statistik, Riset, Analisa, TI dan Aktuaria Jakarta, November 2017 Pengantar Analisa operasional asuransi umum Triwulan 3

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan

I PENDAHULUAN. (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah merupakan usaha komersial (bisnis) di bidang pertanian (dalam arti luas) dan bidang-bidang yang berkaitan langsung dengan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagai suatunegara kepulauan, sektor maritim merupakan sektor yang signifikan bagi Indonesia, oleh sebab itu transportasi laut merupakan satu hal yang penting. Untuk mengantisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep asuransi bermula dari sekitar tahun 2250 SM oleh bangsa Babylonia yang hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan Tigris, pada waktu itu apabila seorang pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan asuransi saat ini sangat pesat. Sampai tahun 2013 jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 perusahaan, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia akan dihadapkan pada ketidakpastian di masa yang akan datang. Ketidakpastian ini sewaktu-waktu dapat memberikan keuntungan dan juga kerugian. Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Industri asuransi di Indonesia meningkat dengan pesat, terutama ditandai dengan meningkatnya Insurance Minded masyarakat Indonesia yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai salah satu entitas pelaku industri asuransi umum di Indonesia, sangat menyadari bahwa dalam melakukan kegiatan bisnisnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- DESKRIPSI PRODUK ASURANSI 1/12 -2- A. ASURANSI UMUM Bagian A.I No

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),

Lebih terperinci

Warta Ekonomi Oktober 2016, Hal. 38 Pendapatan Premi Jadi Kontributor Capaian Laba

Warta Ekonomi Oktober 2016, Hal. 38 Pendapatan Premi Jadi Kontributor Capaian Laba Warta Ekonomi Oktober 2016, Hal. 38 Pendapatan Premi Jadi Kontributor Capaian Laba Warta Ekonomi Oktober 2016, Hal. 38 Unggulkan Pendapatan Premi Warta Ekonomi Oktober 2016, Hal. 39 Terus Jaga Kinerja

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI I. UMUM Perkembangan industri perasuransian saat ini cukup pesat sehingga mendorong

Lebih terperinci

Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman

Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman BERITA PERS Jakarta, 17 April, 2013 Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman PRUaman Menyediakan Asuransi Jiwa yang terjangkau, Mudah Diakses; Membuka Pintu ke Masa Depan Keuangan Yang Sehat

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) mengumumkan peringkat perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135 perusahaan berdasarkan

Lebih terperinci

OJK DIALOGUE. 1 Februari 2016

OJK DIALOGUE. 1 Februari 2016 OJK DIALOGUE 1 Februari 2016 Perasuransian 1 Gambaran Kondisi Perasuransian 2015 Statistika Perasuransian - 1 Jiwa 50 Umum 76 Reasuransi 6 Pelaku Usaha Perasuransian Wajib 3 Keterangan: PPA: Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha asuransi dewasa ini memberikan bukti yang nyata bahwa manfaat adanya usaha asuransi tidak hanya dirasakan oleh mereka yang berhubungan langsung

Lebih terperinci

Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan

Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 21 Premi Dua Perusahaan Tumbuh Stagnan 25/04/2017 Laba Bersih Allianz Indonesia Turun Rp2,51 Miliar

Lebih terperinci

BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis

BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perkembangan Perusahaan BNI LIFE INSURANCE didirikan pada tahun 1996 yang memiliki lini bisnis meliputi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 Lampiran 7 Surat Edaran OJK Nomor.. Tanggal RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 PT. XYZ (alamat perusahaan) ¹ Tulis salah satu sesuai

Lebih terperinci

GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016

GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016 GENERAL INSURANCE OUTLOOK 2016 Provided by : The General Insurance Association of Indonesia Insurance Outlook 2016 Seminar Tuesday, 24th of November 2015 1 MARKET STRUCTURE Description 2013 2014 Sep.2015

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung

PENDAHULUAN. Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuransi merupakan kegiatan usaha dimana perusahaan menanggung kerugian yang diderita nasabahnya ketika terjadi suatu musibah baik itu kecelakan, kebakaran, dan juga segala

Lebih terperinci

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI-06-001 Produk Baru Bancassurance Kamis, 28 April 2016 14:18 Allianz Indonesia Bukukan Premi Bruto Rp 10,04 Triliun http://www.beritasatu.com/asuransi/362336-allianz-indonesia-bukukan-premi-bruto-rp-1004-triliun.html

Lebih terperinci

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DAN PERUSAHAAN ASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SEBAGIAN USAHANYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa keuangan merupakan salah satu komponen yang ada didalam sistem perekonomian Indonesia. Industri jasa keuangan terdiri dari berbagai lembaga seperti:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia dalam lima tahun terakhir, antara tahun 2008 hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan di Eropa dan Amerika,

Lebih terperinci

SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016

SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Indonesia Services

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT ASURANSI WAHANA TATA (Aswata) adalah perusahaan asuransi umum yang telah hadir melayani nasabah sejak 1964. Kini, Aswata adalah salah satu perusahaan

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015 SURABAYA, 8 OKTOBER 2015 OUTLINE PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risiko merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia. Kemungkinan manusia menghadapi kehilangan atau kerugian itu merupakan suatu risiko.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pola kehidupan manusia yang semakin maju pada saat ini akan mempengaruhi risiko yang akan terjadi pada kehidupan manusia itu sendiri. Risiko-risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir mulai dari praderegulasi sampai pascaderegulasi. Pengklasifikasian perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi.

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis keuangan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara Asia megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi. Namun di Indonesia industri

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan sangat kompetitif seiring banyaknya kompetitor dari dalam maupun luar negeri yang masuk

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak pada ketidakstabilan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. akan berdampak pada ketidakstabilan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara pastinya tidak lepas dari risiko atau suatu ketidakpastian. Apabila risiko atau ketidakpastian tersebut tidak dikendalikan, akan berdampak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah indikator Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian adalah indikator Produk Domestik Bruto (PDB). PDB pada dasarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian secara global maupun nasional di Indonesia sering mengalami ketidakstabilan. Salah satu indikator untuk melihat tingkat pertumbuhan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi industri otomotif di benua Eropa sejak tahun 2009 mengalami penurunan yang signifikan. Krisis Eropa yang terjadi pada akhir tahun 2008 ini berakibat pada penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, persaingan usaha sudah berkembang sedemikian kompleksnya sehingga upaya untuk mempertahankan daya saing sebuah barang atau jasa, menjadi bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan, manfaat dan ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/PERUSAHAAN REASURANSI/PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun...2 PT. XYZ. (alamat perusahaan) - 2 -

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/PERUSAHAAN REASURANSI/PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun...2 PT. XYZ. (alamat perusahaan) - 2 - LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.05/2014 TENTANG RENCANA KORPORASI DAN RENCANA BISNIS PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melemahnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa, mulai berimbas ke Indonesia, dengan turunnya ekspor. Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun

Lebih terperinci

ACE LIFE DAN BANK CTBC LUNCURKAN EMPAT PRODUK BANCASSURANCE

ACE LIFE DAN BANK CTBC LUNCURKAN EMPAT PRODUK BANCASSURANCE 1 Press Statement UNTUK DISIARKAN SEGERA Kontak Media: Priska Rosalina +62 21 2356 8888 priska.rosalina@acegroup.com ACE LIFE DAN BANK CTBC LUNCURKAN EMPAT PRODUK BANCASSURANCE Jakarta, 19 Juni 2014 PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di dunia. Data Badan Pusat Statistik tahun 2015 mencatat sebanyak 207,2 juta jiwa (87,18%) beragama Islam.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Globalisasi tidak dapat dihindari, setiap organisasi harus mampu berubah sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya (Mangundjaya 2012). Di beberapa negara, globalisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2015/ Triwulan I Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2015/ Triwulan I Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10710 LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2015/ Triwulan IV Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2015/ Triwulan IV Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10110 LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Dunia perbankan nasional belakangan ini menghadapi kondisi lingkungan perekonomian yang kompleks dan fluktuatif, salah satunya ancaman menyebarnya dampak negatif krisis keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu : 87 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Peluang industri asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Menghadapi masa krisis keuangan global, asuransi adalah solusi yang dapat menjadi payung untuk mengantisipasi krisis keuangan, karena dana asuransi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. ekonomi terbesar di dunia pada tahun Tujuan pemerintah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan Pemerintah Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, adalah menjadikan Indonesia

Lebih terperinci

Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Peluang Perusahaan Asuransi... Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015 Hadi Peristiwo Abstrak Asuransi adalah suatu kesediaan oleh individu maupun badan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang secara sempurna meskipun dengan menggunakan beberapa alat analisis. Hal itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang, industri asuransi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap perusahaan baik swasta maupun pemerintah. Perusahaan yang besar merupakan perusahaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi diambil bukan karena ada orang yang akan meninggal, tetapi karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai mempertimbangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dengan bank yaitu perusahaan investasi yang bergerak

Lebih terperinci

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra

Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM. Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra Jaminan Nilai Premi yang Dibayarkan INVESTRA PLATINUM Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM Investasi Optimal dengan Perlindungan Ekstra INVESTRA PLATINUM adalah perlindungan asuransi

Lebih terperinci

Public Expose PT Panin Financial Tbk. 18 Desember 2015

Public Expose PT Panin Financial Tbk. 18 Desember 2015 Public Expose PT Panin Financial Tbk 18 Desember 2015 1 Profil Perusahaan JEJAK LANGKAH Didirikan di Jakarta pada tahun 1974 Terdaftar di Bursa Efek di Indonesia pada tahun 1983 Berubah nama menjadi PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sebelum krisis tahun 1998 sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak dilirik oleh perbankan karena mereka menilai sektor ini tidak layak untuk dibiayai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu yang panjang. Dengan adanya metode seleksi dan. kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu yang panjang. Dengan adanya metode seleksi dan. kompetitif untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini setiap perusahaan terus mengalami berbagai masalah yang berkaitan dengan sumber daya manusia, salah satunya adalah minimnya kualitas dan kemampuan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

Investing Today, Investing Tomorrow.

Investing Today, Investing Tomorrow. Investing Today, Investing Tomorrow. Keistimewaan: Kemudahan menentukan komposisi proteksi & investasi Fleksibilitas dalam bertransaksi Potensi hasil investasi yang optimal 1 Produk asuransi jiwa dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang

BAB I PENDAHULUAN. target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin besar menjadi target pasar potensial bagi perusahaan - perusahaan baik perusahaan bidang keuangan maupun non keuangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekonomi global merujuk kepada ekonomi yang berdasarkan ekonomi nasional masing-masing negara yang ada di belahan dunia. Saat ini, fenomena krisis global menunjukkan

Lebih terperinci