1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Globalisasi tidak dapat dihindari, setiap organisasi harus mampu berubah sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya (Mangundjaya 2012). Di beberapa negara, globalisasi dapat mempengaruhi perubahan menuju kearah yang lebih baik, tetapi di beberapa negara yang lain memiliki dampak yang tidak baik (Irani dan Noruzi 2011). Dinamika lingkungan organisasi global dan beragam, memaksa organisasi untuk selalu siap menghadapi tantangan karena harus terus mengikuti perubahan agar comply dengan model bisnis yang maju pesat, kemajuan teknologi, dan adanya merger dan akuisisi (Darlington 2014). Setiap negara memiliki cara untuk merespon perubahan dalam bentuk antisipasi, mitigasi, keterlibatan dan mengambil manfaat dari perubahan. Perubahan yang terjadi diharapkan berdampak signifikan terhadap kemampuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan penyebaran pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakatnya (KPMG 2014). Organisasi secara terus menerus dihadapkan pada tantangan untuk tetap kompetitif dan berhasil. Tuntutan perubahan memaksa organisasi secara teratur mengevaluasi kembali terhadap strategi, struktur, kebijakan, operasi, proses dan budaya (Shah 2009). Faktor-faktor yang mendorong perlunya dilakukan perubahan di antaranya adalah kuatnya tekanan politik, perkembangan ekonomi, kebijakan pemerintah dan sistem administrasi, kecenderungan sosial, kecenderungan demografis, perkembangan teknologi yang semakin efisien, kecenderungan organisasi dalam struktur dan skala, perkembangan pasar yang semakin kompetitif, masalah sumberdaya manusia antara pekerja dan manajer dan meningkatnya tuntutan pelanggan (Wibowo 2006). Peningkatan kesiapan untuk berubah dari karyawan dalam mengeksekusi program perubahan harus fokus pada upaya memperbaiki aspek-aspek lingkungan kerja yang berhubungan dengan persepsi karyawan atas apa yang mereka miliki dalam hal kemampuan, kompetensi dan partisipasinya (Wittenstein 2008). Kesiapan individu untuk berubah merupakan faktor penting dalam keberhasilan organisasi untuk melakukan perubahan (Madsen et al. 2005). Karyawan yang tidak siap maka tidak mampu mengikuti dan merasa kewalahan dengan perubahan organisasi yang terjadi, dimana ketidaksiapan tersebut akan berdampak negatif terhadap perusahaan. Perubahan-perubahan menuntut dilakukannya reorganisasi yang pada akhirnya mempengaruhi karyawan dalam berbagai dampak, akibatnya karyawan mulai melakukan evalusai ulang terhadap komitmen dan hubungannya dengan organisasi (Dordevic 2004). Kesiapan berubah berhubungan dengan kemampuan komponen-komponen negara yaitu pemerintah, institusi swasta dan publik, perseorangan dan masyarakat luas untuk mengantisipasi, menyiapkan, mengelola, merespon terhadap pemicu perubahan, secara proaktif mengolah peluang-peluang, tantangan dan melakukan mitigasi terhadap dampak-dampak potensial yang negatif. KPMG (2014) mengembangkan indeks kesiapan berubah berdasarkan survei ke 90 negara dan

2 2 data sekunder yang didapat dari negara-negara tersebut berupa indikator-indikator kunci untuk menyusun gambaran yang komprehensif tentang kesiapan berubah. Indeks disusun dalam tiga pilar yaitu kemampuan perusahaan, kemampuan pemerintah dan kemampuan masyarakat yang diidentifikasi sebagai dasar kemampuan suatu negara mengelola perubahan. Tabel 1 menunjukkan posisi Indonesia yang berada pada rangking ke-27 untuk kemampuan perusahaan, rangking ke-50 untuk kemampuan pemerintah dan rangking ke-40 untuk kemampuan masyarakatnya dan berada pada posisi ke-6 di kawasan ASEAN. Singapura menduduki rangking teratas dalam indeks kesiapan berubah untuk komponen perusahaan dan pemerintah, serta posisi ke-5 untuk komponen kesiapan berubah di masyarakat. Tabel 1 Peringkat indeks kesiapan berubah Tahun 2013 kawasan ASEAN No Negara Komponen Perusahaan Pemerintah Masyarakat 1 Singapura Thailand Malaysia Filipina Kamboja Indonesia Vietnam Sumber: Diolah dari KPMG (2014) Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN dari sisi jumlah penduduk, luas wilayah dan Produk Domestik Bruto (PDB), dimana luas wilayah Indonesia sebesar km 2 atau 42% dari wilayah ASEAN dan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa atau 39% dari seluruh penduduk di ASEAN serta PDB Indonesia yang mencapai USD 846 miliar atau 40.3% dari seluruh PDB di ASEAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup tinggi dan relatif stabil di kawasan ASEAN dengan pertumbuhan pada kisaran antara 6.1% sampai 6.5% (Kemenko 2013). Komunitas Ekonomi ASEAN akan menciptakan peluang besar dalam industri asuransi untuk memperluas pasarnya, meskipun tingkat persaingan akan semakin ketat, sehingga diharapkan akan dapat menciptakan iklim persaingan yang fair dan menguntungkan baik di sektor swasta maupun publik. Dalam mengantisipasi tingkat persaingan sangat diperlukan lingkungan industri bisnis yang sehat dan perlunya pengembangan kualitas dan kemampuan dari sumber daya manusia di industri perasuransian. Potensi pasar domestik yang besar sangat menarik bagi para pelaku perasuransian asing dan ASEAN untuk masuk dan menguasai pasar domestik, sehingga penguatan daya saing para pelaku industri perasuransian Indonesia, terutama perusahaan lokal menjadi penting. Tingkat edukasi masyarakat tentang pentingnya berasuransi, potensi pasar yang belum jenuh, pertumbuhan angkatan kerja, dan pertumbuhan yang signifikan di kelas menengah menjadi faktor penting pertumbuhan sektor perasuransian (Setiawan 2012). Kontribusi sektor asuransi terhadap PDB, sebagaimana dicerminkan oleh penetration ratio antara premi bruto (termasuk premi asuransi jiwa, kerugian,

3 PNS/ TNI serta asuransi tenaga kerja) terhadap PDB mengalami kenaikan dari 2.06% pada tahun 2011 menjadi 2.16% pada tahun Jika dilihat dari tingkat penetrasi asuransi jiwa dan kerugian, tingkat penetrasi di Indonesia hanya 1.77%, masih lebih rendah dari negara ASEAN lainnya yaitu Singapura (6.03%), Thailand (5.02%) dan Malaysia (4.8%), tetapi lebih tinggi dari Vietnam (1.42%) dan Filipina (1.4%). Premi bruto dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 menghasilkan insurance density (rata-rata pengeluaran tiap penduduk Indonesia untk membayar premi) sebesar USD 65.3, masih jauh lebih rendah dari Singapura sebesar USD 3,362, Malaysia USD 514.2, Thailand USD tetapi lebih tinggi dari Filipina dan Vietnam yang masing-masing sebesar USD 36 dan USD 22 (SwissRe 2013). Premi bruto industri asuransi (jiwa, umum, sosial dan PNS) pada tahun 2012 mencapai Rp triliun, meningkat 16.29% dari angka tahun sebelumnya Rp153.1 triliun dan dalam lima tahun terakhir, dengan pertumbuhan rata-rata premi bruto sekitar 18%. Kontribusi dari penghimpunan dana masyarakat Indonesia melalui pendapatan premi masih sangat kecil. Premi asuransi jiwa 2012 sebesar Rp triliun, tumbuh 12.3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 96.4 triliun. Perolehan premi tersebut didominasi oleh perusahaan patungan; PT. Prudential, PT. Manulife, PT. AXA Mandiri, PT. Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG, serta PT AIA Financial. Secara keseluruhan pangsa pasar perusahaan patungan mencapai 64.03% dari pangsa pasar di industri asuransi jiwa Indonesia (OJK 2013). Perusahaan asing sebagai perusahaan multinasional mampu mendominasi pasar asuransi regional karena telah hadir di asia pasifik dalam kurun waktu sudah cukup lama, memiliki teknologi yang canggih dengan reputasi yang solid, kuat di permodalan dan penambahan dana dan mampu mendayagunakan skala ekonomi serta memiliki banyak tenaga ahli. Keunggulan komparatif yang dimiliki perusahaan multinasional memungkinkan mereka lebih mudah melakukan penetrasi ke pasar lokal. Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 didirikan pada tanggal 12 Februari 1912, dirintis pertama kali oleh seorang guru sederhana yang saat itu sebagai Sekretaris Pengurus Besar Boedi Oetomo bernama M Ng Dwijosewojo yang bersama dua orang temannya bernama M Adimidjojo dan MKH Soebroto mendirikan semacam perusahaan asuransi bernama Onderlinge Levensverzekering Maatscappij Persatuan Goeroe-goeroe Hindia Belanda (O.L. Mij PGHB). AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan nasional, berkembang dari semangat anak bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masa kejayaan AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan besar, terkuat dan terpercaya telah berlalu dan sekarang menghadapi tingkat persaingan yang tinggi akibat perkembangan yang pesat di lingkungan eksternal. Perusahaan mengarah pada tanda-tanda dimana perusahaan menjadi konservatif serta proses pembelajaran yang tidak berjalan, terus melakukan hal yang sama secara berulang terhadap program kerja yang memberi kontribusi pada kesuksesan masa lalu, dengan kata lain perusahaan mengalami success syndrome. Perubahan budaya organisasi merupakan sesuatu yang penting untuk mendukung upaya perubahan organisasi (strategi, struktural atau proses). Upaya perubahan organisasi akan gagal jika budaya organisasi secara fundamental tidak berubah dan tetap sama dalam waktu yang lama (Darlington 2014). 3

4 4 Perusahaan terus melakukan terobosan-terobosan guna memenangkan persaingan di industri yang semakin keras dan ketat. Program transformasi di bidang keuangan dan investasi, pemasaran, operasi serta sumber daya manusia dan tata kelola perusahaan menjadi jawaban perusahaan dalam menghadapi tuntutan perubahan yang harus dilakukan untuk bisa bertahan dan memenangkan pesaingan di industri. Market share yang terus menurun dari peringkat ke-4 pada tahun 2008 menjadi peringkat ke-9 pada tahun 2014 menjadi pemicu bagi AJB Bumiputera 1912 untuk melakukan perubahan fundamental, komprehensif dan berkesinambungan. Tabel 2 menyajikan ringkasan perubahan di bidang pemasaran, pelayanan, struktur organisasi dan pengelolaan aset tetap dari kondisi saat ini menuju target perubahan yang dicanangkan dalam program transformasi dan retrukturisasi di AJB Bumiputera Persaingan dalam memperebutkan pasar dengan saluran distribusi tunggal yaitu branch system saat ini dinilai tidak efektif lagi, sehingga perlu dikembangkan saluran distribusi lain untuk memperluas pasar jangkauan dengan menambah saluran distribusi bancassurance, general agency serta melakukan revitalisasi branch system yang ada saat ini. Aspek pelayanan kepada pemegang polis yang selama ini mengandalkan agen dalam pembayaran premi dan klaim, berubah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan kerjasama dengan bank untuk menggantikan fungsi agen dalam melayani pembayaran premi dan klaim. Peningkatan nilai kekayaan dari aset tetap (fixed asset) tidak lagi mengandalkan revaluasi untuk menaikkan nilai aset tetapi melakukan pemberdayaan aset, selain untuk meningkatkan nilai aset juga mengembangkan investasi secara berkesinambungan. Untuk mencapai tujuan perubahan, struktur organisasi dilakukan perubahan dengan berorientasi pada kinerja dan pemberian remunerasi yang sesuai dengan Key Performance Indicator (KPI) masing-masing individu. Pembentukan kinerja individu didukung dengan tata nilai yang menjadi dasar pembentukan budaya organisasi yang berorientasi kinerja tinggi sesuai dengan fungsi masing-masing dalam perusahaan. Tabel 2 Perubahan dalam program transformasi perusahaan Program transformasi Kondisi saat ini Target perubahan Saluran distribusi Branch system Bancassurance, general agency, revitalisasi branch Proses pembayaran klaim Desentralisasi melalui agen Sentralisasi langsung ke pemegang polis Pembayaran premi Melalui agen Melalui bank Peningkatan nilai asset tetap Revaluasi aset Pemberdayaan aset Struktur organisasi Orientasi kebutuhan Orientasi kinerja dan remunerasi Orientasi budaya Kebersamaan Kinerja tinggi Sumber: Data diolah (2015)

5 5 Proses transformasi dan retrukturisasi membutuhkan sumberdaya dan waktu yang cukup mengingat hal ini berdampak pada adanya perubahan yang fundamental dan berkesinambungan. Hasil yang diharapkan dari program perubahan ini adalah perusahaan fokus pada core business, terciptanya daya saing yang kuat, operasional yang efektif dan efisien serta terciptaya tata nilai dan kinerja operasional dan keuangan yang lebih baik. Sikap karyawan dalam menghadapi perubahan menjadi krusial dalam keberhasilan program transformasi dan restrukturisasi. Perusahaan telah berusia satu abad lebih dan pernah mengalami masa-masa kejayaan. Dalam perkembangannya AJB Bumiputera 1912 terlena dengan perkembangan yang pesat di lingkungan eksternal dan merasa masih yang terbesar dengan brand image yang dimilikinya. Perusahaan mengarah pada tanda-tanda dimana perusahaan menjadi konservatif serta proses pembelajaran yang tidak berjalan, terus melakukan hal yang sama secara berulang terhadap program kerja yang memberi kontribusi pada kesuksesan masa lalu, dengan kata lain perusahaan mengalami success syndrome. Perubahan budaya organisasi merupakan sesuatu yang penting untuk mendukung upaya perubahan organisasi (strategi, struktural atau proses). Upaya perubahan organisasi akan gagal jika budaya organisasi secara fundamental tidak berubah dan tetap sama dalam waktu yang lama (Darlington 2014). Perilaku karyawan memiliki kecenderungan dihinggapi oleh adanya Titanic Syndrome, yaitu sindrome yang tak kelihatan namun mematikan. Sebuah sikap mental patologis yang menghinggapi para pimpinan, manajer dan anggota organisasi lainnya yang tidak percaya bahwa organisasi tempat bekerja dan bernaung setiap saat bisa tenggelam. Dampak dari Titanic Syndrome adalah tidak adanya semangat yang prima, rendahnya motivasi melakukan yang terbaik, dan sangat kurangnya etos continuous improvement. Sindrome ini melahirkan orangorang yang minimalis yang bekerja di bawah standar, apa adanya, cenderung menghindari tantangan dan hal-hal yang baru, sehinga sulit membangun budaya perusahaan yang baik dan kokoh. Guna menghilangkan sindrome ini, diperlukan budaya kinerja tinggi (high performing culture) melalui kepemimpinan yang baik dan hebat serta budaya organisasi yang kokoh dan istimewa (Smith dan Saint 1996). Perumusan Masalah Program transformasi dan restrukturisasi di AJB Bumiputera 1912 telah disusun dan sudah mulai dilaksanakan baik di kantor pusat maupun di kantor operasional. Dalam implementasinya, program tersebut membawa konsekuensi akan terjadi banyak perubahan di perusahaan. Hasil monitoring implementasi program-program perubahan menunjukkan bahwa pelaksanaan program transformasi masih belum sesuai dari yang diharapkan. Hal ini diduga disebabkan oleh rendahnya faktor kesiapan karyawan untuk berubah. Kesiapan berubah dipengaruhi oleh variabel internal maupun eksternal yang meliputi orientasi manajemen (enterpreneurial, sentralisasi), hambatan-hambatan lingkungan dan

6 6 teknologi serta inovasi dalam strategi bisnis perusahaan. Tingkat kesiapan berubah yang makin tinggi berkorelasi dengan kinerja yang lebih baik dan evaluasi keberhasilan manajemen yang lebih tinggi dalam mengatasi pemicupemicu lingkungan (Timmor dan Zif 2010). Untuk tetap bertahan dan bertumbuh di industri, perusahaan harus melakukan perubahan, salah satunya adalah perubahan budaya organisasi. Perubahan budaya organisasi akan membentuk sikap, perilaku dan kesiapan karyawan dalam menghadapi perubahan. Dalam memahami arti pentingnya budaya organisasi, maka perusahaan perlu mengetahui budaya yang berkembang saat ini di organisasi dan budaya apa yang diinginkan oleh anggota organisasi dalam mencapai tujuan organisasi (Hariandja dan Sembiring 2014). Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan berubah dibatasi pada budaya organisasi saat ini, budaya organisasi yang disukai dan komitmen organisasi. Berdasarkan latar belakang dan masalah yang dihadapi AJB Bumiputera 1912, permasalahan dalam perusahaan dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana profil persepsi budaya organisasi saat ini, budaya yang disukai, komitmen organisasi dan tingkat kesiapan berubah di lingkungan karyawan AJB Bumiputera 1912? 2. Bagaimana perubahan orientasi budaya organisasi yang digambarkan oleh perbedaan orientasi budaya saat ini dengan budaya yang disukai di lingkungan karyawan AJB Bumiputera 1912? 3. Apakah terdapat hubungan antara faktor-faktor demografis dengan budaya organisasi, komitmen organisasi dan kesiapan berubah di AJB Bumiputera 1912? 4. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi saat ini dan budaya organisasi yang disukai terhadap kesiapan berubah melalui komitmen organisasi di AJB Bumiputera 1912? 5. Bagaimana model kesiapan berubah di AJB Bumiputera 1912? Tujuan Penelitian Penelitian ini menguji hubungan antara budaya organisasi, komitmen organisasi dan kesiapan untuk berubah serta kaitannya dengan faktor-faktor demografis karyawan, dengan tujuan: 1. Menggambarkan profil budaya organisasi saat ini, budaya organisasi yang disukai, komitmen organisasi dan tingkat kesiapan berubah di AJB Bumiputera Menguji perubahan orientasi budaya organisasi berdasarkan perbedaan persepsi budaya organisasi saat ini dan orientasi budaya organisasi yang disukai di AJB Bumiputera Menganalisis hubungan antara faktor-faktor demografis dengan budaya organisasi saat ini, budaya organisasi yang disukai, komitmen organisasi dan kesiapan berubah di AJB Bumiputera 1912.

7 7 4. Menganalisis pengaruh budaya organisasi saat ini dan budaya organisasi yang disukai terhadap kesiapan berubah melalui komitmen organisasi di AJB Bumiputera Mengembangkan model kesiapan berubah di AJB Bumiputera Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan serta rekomendasi untuk: 1. Membantu manajemen dalam melakukan redesign budaya organisasi, memberi masukan dalam rangka peningkatan komitmen karyawan terhadap organisasi serta kebijakan yang harus diambil dalam memaksimalkan peran aktif karyawan dalam proses perubahan di AJB Bumiputera Memberikan kontribusi dalam dunia penelitian ilmu sosial dalam hal manajemen perubahan khususnya penelitian mengenai persepsi karyawan tentang kesiapan individu untuk berubah terkait dengan persepsi budaya organisasi dan komitmen karyawan terhadap organisasi. 2 TINJAUAN PUSTAKA Budaya Organisasi Budaya organisasi atau perusahaan adalah suatu sistem yang menyangkut tindakan yang dilakukan secara bersama, nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang dikembangkan dalam organisasi dan menjadi arahan terhadap perilaku para anggotanya (Schermerhorn et al. 2012), sedangkan Colquitt et al. (2000) mendefinisikan budaya organisasi sebagai pengetahuan sosial bersama dalam sebuah organisasi yang menyangkut aturan, norma, dan nilai-nilai yang membentuk sikap dan perilaku karyawan. Budaya merujuk pada norma perilaku dan nilai bersama diantara sekelompok orang. Norma perilaku merupakan cara bertindak yang umum atau menyebar yang ditemukan dalam satu kelompok dan terus ada karena anggota kelompok cenderung bersikap dengan pola tertentu dalam cara mengajarkan kepada anggota baru organisasi. Nilai bersama merupakan tujuan yang penting yang dimiliki bersama oleh kebanyakan orang dalam kelompokyang cenderung membentuk perilaku kelompok dan kerap kali terus bertahan seiring waktu bahkan ketika anggota kelompok berubah (Kotter 1996). Budaya organisasi adalah asumsi dasar, kerangka kerja kognitif, kepribadian organisasi dan system yang dianut serta diyakini bersama oleh setiap anggota organisasi yang bertujuan memandu tingkah laku yang dilakukan oleh anggota dan mencerminkan

8 Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda dalam hal apa yang dijual, namun sama-sama memiliki kesamaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menjual produk atau jasa sangat membutuhkan pelanggan untuk kelangsungan usaha mereka, walaupun produk dan jasa berbeda dalam hal apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh setiap elemen yang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh setiap elemen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin derasnya arus globalisasi dan moderenisasi yang ditandai dengan semakin tingginya daya saing dalam dunia industri dan bisnis, tentunya fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) Didirikan pada 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad ke 21, era globalisasi ini terjadi persaingan di berbagai sektor terutama bisnis sangat tajam. Untuk memenangkan persaingan tersebut, koperasi perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi industri perbankan nasional saat ini menunjukkan perkembangan yang positif didukung dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi yang tergolong baik. Hal

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK

DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK DAFTAR PERTANYAAN PAPARAN PUBLIK INVESTOR SUMMIT AND CAPITAL MARKET EXPO 2014 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2014 PT BANK MANDIRI PERSERO TBK Bagaimana kinerja PT Bank Mandiri Persero (Tbk) dari awal 2014 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa sekarang ini semakin ketat. Hal tersebut akan berdampak pada pelanggan, persaingan usaha dan perubahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, persaingan usaha sudah berkembang sedemikian kompleksnya sehingga upaya untuk mempertahankan daya saing sebuah barang atau jasa, menjadi bertambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebanyak 81 perusahaan asuransi umum (General Insurance) bersaing dengan ketat untuk memperebutkan pangsa pasar bisnis asuransi. (Sumber: Media Asuransi Edisi 293 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pola kehidupan manusia yang semakin maju pada saat ini akan mempengaruhi risiko yang akan terjadi pada kehidupan manusia itu sendiri. Risiko-risiko

Lebih terperinci

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI

Kontan 29/04/2016, hal.24 Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI Hasil Investasi Jatuh, Laba Tertekan EX-CC-AAJI-06-001 Produk Baru Bancassurance Kamis, 28 April 2016 14:18 Allianz Indonesia Bukukan Premi Bruto Rp 10,04 Triliun http://www.beritasatu.com/asuransi/362336-allianz-indonesia-bukukan-premi-bruto-rp-1004-triliun.html

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini industri asuransi tidak kalah jika dibandingkan dengan industri keuangan yang lain, salah satu indikatornya adalah industri asuransi tetap mencatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. industri dalam lima tahun terakhir yaitu periode , terdapat kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan jumlah pemegang polis asuransi di Indonesia tahun 2013 mencapai lebih dari 63 juta polis. Melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan sangat kompetitif seiring banyaknya kompetitor dari dalam maupun luar negeri yang masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia akan dihadapkan pada ketidakpastian di masa yang akan datang. Ketidakpastian ini sewaktu-waktu dapat memberikan keuntungan dan juga kerugian. Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau

BAB I PENDAHULUAN. sedang berlangsung dan yang akan datang, Indonesia diperkirakan akan. agar mampu memenangkan persaingan dan memperoleh profit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-xxi, para pelaku bisnis dihadapkan dengan berbagai macam tantangan sulit yang berskala global. Tantangan tersebut timbul dari proses globalisasi

Lebih terperinci

Grafik Kinerja Investasi

Grafik Kinerja Investasi Grafik Kinerja Investasi 1,600 1,400 1,300 1,200 1,100 Dec-06 Dec-07 Dec-08 Dec-09 Dec-10 Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14 IDR MONEY MARKET FUND 1,600 1,400 1,300 1,200 1,100 Dec-06 Dec-07 Dec-08 Dec-09 Dec-10

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) BumiPutera 1912 Cabang Bangkinang Asuransi Jiwa Bersama(AJB)BumiPutera 1912 adalah perusahaan asuransi jiwa nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perusahaan asuransi saat ini sangat pesat. Sampai tahun 2013 jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98 perusahaan, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan di dunia asuransi (Rahim:2013).

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang dilakukan di dunia asuransi (Rahim:2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih sangat rendah. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 248 juta jiwa, baru 18% yang mengenal asuransi dan hanya 11%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai

BAB I PENDAHULUAN. karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi diambil bukan karena ada orang yang akan meninggal, tetapi karena ada orang yang harus tetap hidup. Sekarang ini banyak orang mulai mempertimbangkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha menunjukkan terjadinya persaingan yang semakin tajam, yang diakibatkan oleh globalisasi dan deregulasi, yang dipercepat oleh perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri asuransi untuk tumbuh dan berkembang. Masih besarnya potensi. persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2014.

BAB I PENDAHULUAN. industri asuransi untuk tumbuh dan berkembang. Masih besarnya potensi. persen dari produk domestik bruto (PDB) pada 2014. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Besarnya populasi di Indonesia disertai dengan angka usia produktif yang tinggi membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Industri asuransi jiwa syariah kian berkembang di Indonesia. Perkembangan industri tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dalam 8 tahun

Lebih terperinci

Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan

Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 22 Bancassurance Masih Jadi Andalan Bisnis Indonesia 26/04/2017, Hal. 21 Premi Dua Perusahaan Tumbuh Stagnan 25/04/2017 Laba Bersih Allianz Indonesia Turun Rp2,51 Miliar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Biro Pusat Statistik, laju pertumbuhan PDB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 6,5% dari tahun 2010, laju pertumbuhan PDB pada sektor jasa mengalami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

INDUSTRI ASURANSI JIWA. Media Indonesia, 13/2, Hal 16, Manulife slumps as profit fall 62 percent

INDUSTRI ASURANSI JIWA. Media Indonesia, 13/2, Hal 16, Manulife slumps as profit fall 62 percent INDUSTRI ASURANSI JIWA Media Indonesia, 13/2, Hal 16, Manulife slumps as profit fall 62 percent Suara Pembaruan, 12/2, Hal 10, Bank Victoria dan MNC Life Jalin Kerja Sama: Beri Perlindungan untuk Deposan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri keuangan syariah yang meliputi perbankan, asuransi, pasar modal dan lainnya pada dasarnya merupakan suatu proses sejarah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang diikuti dengan semakin berkembanganya peran ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan segelintir masyarakat dari berbagai lapisan

Lebih terperinci

PRUDENTIAL INDONESIA MENUNJUKKAN KINERJA BISNIS TENGAH TAHUN 2009 YANG TANGGUH

PRUDENTIAL INDONESIA MENUNJUKKAN KINERJA BISNIS TENGAH TAHUN 2009 YANG TANGGUH SIARAN PERS Jakarta, 3 September 2009 PRUDENTIAL INDONESIA MENUNJUKKAN KINERJA BISNIS TENGAH TAHUN 2009 YANG TANGGUH Asuransi jiwa dengan premi reguler merupakan kunci dari perencanaan keuangan jangka

Lebih terperinci

Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman

Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman BERITA PERS Jakarta, 17 April, 2013 Perluas ke Asuransi Mikro, Prudential Luncurkan PRUaman PRUaman Menyediakan Asuransi Jiwa yang terjangkau, Mudah Diakses; Membuka Pintu ke Masa Depan Keuangan Yang Sehat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dan paling mendasar. Deklarasi PBB tahun 1948 dan UUD 1945 pasal 28 telah jelas menyebutkan bahwa kesehatan

Lebih terperinci

HASIL BISNIS KUARTAL PRUDENTIAL INDONESIA MEMPERTAHANKAN FONDASI KOKOH UNTUK TERUS BERTUMBUH

HASIL BISNIS KUARTAL PRUDENTIAL INDONESIA MEMPERTAHANKAN FONDASI KOKOH UNTUK TERUS BERTUMBUH SIARAN PERS Jakarta, 2 Desember 2009 HASIL BISNIS KUARTAL 3 2009 - PRUDENTIAL INDONESIA MEMPERTAHANKAN FONDASI KOKOH UNTUK TERUS BERTUMBUH Komitmen penuh untuk meningkatkan profesionalisme agen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep asuransi bermula dari sekitar tahun 2250 SM oleh bangsa Babylonia yang hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan Tigris, pada waktu itu apabila seorang pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data BAPEPAM dalam laporan keuangan tahun 2012 menurut Prabowo (2013) bahwa data sektor asuransi menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu : 87 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Peluang industri asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kecenderungan untuk menghindari atau mengalihkan risiko kepada pihak lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era sekarang, industri asuransi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti atau substitusi kerugian-kerugian besar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri asuransi dewasa ini telah menunjukkan perkembangannya yang semakin membaik. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan masyarakat, mereka tidak lagi memandang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri jasa keuangan merupakan salah satu komponen yang ada didalam sistem perekonomian Indonesia. Industri jasa keuangan terdiri dari berbagai lembaga seperti:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun

Lebih terperinci

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI Biro Riset LM FEUI Pemerintah telah menaikkan jumlah modal perusahaan asuransi melalui lalu menerbitkan PP No 39/28 tentang Perubahan Kedua Atas PP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. : Gambar 4.1 Logo Prudential Life Assurance

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. :  Gambar 4.1 Logo Prudential Life Assurance A. Identitas Perusahaan BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Nama Perusahaan Anak perusahaan di Asia Anak perusahaan di Indonesia Website : Prudential plc : Prudential Corporation Asia (PCA) : PT Prudential

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan kemajuan zaman, setiap individu perlu untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi globalisasi dibidang perekonomian seperti saat ini, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri asuransi syariah di Indonesia pada lima tahun terakhir terindikasi mengalami perlambatan pertumbuhan kinerja

Lebih terperinci

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan lagi pada situasi dimana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini suatu pertumbuhan dalam dunia usaha membutuhkan beberapa syarat yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. penyatuan dua perusahaan atau lebih menjadi satu kekuatan, pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Persaingan global membuat banyak perusahaan melakukan berbagai upaya untuk bertahan hingga menjadi pemimpin dalam sektor usaha tersebut. Merger dan akuisisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan situasi global dan lokal bagi dunia bisnis, perusahaanperusahaan dewasa ini dituntut agar lebih inovatif dan kreatif dalam bersaing agar mampu memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh bidang konstruksi pada suatu negara cukup besar. Bidang konstruksi berperan membangun struktur dan infra struktur di suatu negara. Infrastruktur yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran perbankan yang profesional semakin dibutuhkan guna mendukung kebutuhan akan finansial yang juga semakin beragam ditengah tumbuh dan berkembangnya perekonomian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM. A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional yang menunjukan hasil positif ditandai dengan peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut data Bank Dunia.

Lebih terperinci

Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI

Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI Media Indonesia 18/08/2016, hal. 26 AAJI Bantu Priwisata Danau Toba EX-CC-AAJI-06-001 Harian Kompas 18/08/2016, hal. 25 Memasyarakatkan Asuransi, Mengasuransikan Masyarakat Harian Kompas 18/08/2016, hal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di zaman sekarang asuransi memegang peranan penting dalam memberikan kepastian proteksi bagi manusia yang bersifat komersial maupun bukan komersial. Asuransi dapat memberikan

Lebih terperinci

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia www.pwc.com/id Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia November 2014 Terima kasih.. Atas partisipasi dalam survey dan kehadirannya Agenda Latar belakang Family business survey 2014 Sekilas temuan utama Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan asuransi sebagai salah satu bentuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang dijadikan indikator oleh para nasabahnya dalam menilai apakah

Lebih terperinci

Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB

Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB Sambutan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Launching Call For Paper IKNB - Asuransi & Dana Pensiun Meningkatkan Peran Statistik & Aktuaria untuk Merevitalisasi Industri Asuransi dan Dana Pensiun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kondisi bisnis percetakan mengalami persaingan yang sangat ketat (Santoso, 2012). Namun hal ini ternyata tidak menurunkan minat dan daya tarik investor terhadap industri

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

Tahun Ini Perasuransian Akan Rekrut Agen, Ini Rinciannya

Tahun Ini Perasuransian Akan Rekrut Agen, Ini Rinciannya MENGENAI AAJI Bisnis.com, 28/3, Tahun Ini Perasuransian Akan Rekrut 750.000 Agen, Ini Rinciannya http://finansial.bisnis.com/read/20160328/215/531740/tahun-ini-perasuransian-akan-rekrut- 750.000-agen-ini-rinciannya

Lebih terperinci

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016:

Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016: SIARAN PERS UNTUK DISIARKAN SEGERA Kinerja Industri Asuransi Jiwa Kuartal III-2016; Total Pendapatan Asuransi Jiwa Meningkat Pesat 78,1% Seiring Perbaikan Hasil Investasi Yang Signifikan Total pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada tahun 2016 ini Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana persaingan Industri menjadi lebih bebas sehingga perusahaan luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan asuransi muncul karena masyarakat pada umumnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan asuransi muncul karena masyarakat pada umumnya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan asuransi muncul karena masyarakat pada umumnya adalah penghindar resiko. Asuransi menguntungkan kehidupan masyarakat dengan mengurangi kekayaan yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Jabatan Pertanyaan Jawaban. Apakah dengan cara strategi. yang diterapkan Jiwasraya. pelanggan merasa puas?

LAMPIRAN WAWANCARA. Jabatan Pertanyaan Jawaban. Apakah dengan cara strategi. yang diterapkan Jiwasraya. pelanggan merasa puas? LAMPIRAN WAWANCARA Jabatan Pertanyaan Jawaban Kepala Bagian Keuangan Bagaimana strategi dalam Melayani secara prima sesuai dengan produk yang mempertahankan loyalitas kita sajikan. pelanggannya? Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank X mempertajam fokus bisnis untuk meningkatkan kinerja. Memasuki usia ke-11 pada 2009, Bank X akan mengembangkan bisnis yang memberi nilai tambah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu bisnis yang memberikan layanan jasa kepada para. pelanggannya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam insdustri

BAB I PENDAHULUAN. satu bisnis yang memberikan layanan jasa kepada para. pelanggannya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam insdustri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asuransi merupakan salah satu bidang jasa yang dilakukan dalam mengantisipasi masalah gejolak sosial dan ekonomi yang tidak pasti. Jenis perusahaan asuransi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kemajuan informasi dan teknologi yang pesat serta era globalisasi memberikan pengaruh yang besar terhadap sistem perekonomian, baik ekonomi makro maupun mikro. Di antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini setiap perusahaan dan industri bertahan di dalam perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk kategori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manufaktur merupakan sektor industri yang penting di lingkup perekonomian Indonesia, jumlah perusahaannya yang sangat besar dibagi menjadi sektor-sektor, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingginya persaingan dalam industri perbankan di Indonesia paska krisis ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun 1997 1998 menuntut pelaku industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun internasional mulai merambah

Lebih terperinci

Signature Life. Anda menginginkan skema warisan yang aman dan mantap. Kami akan memberikan Anda lebih dari itu.

Signature Life. Anda menginginkan skema warisan yang aman dan mantap. Kami akan memberikan Anda lebih dari itu. Signature Life Anda menginginkan skema warisan yang aman dan mantap. Kami akan memberikan Anda lebih dari itu. Mitra tepercaya Anda untuk mengembangkan dan melindungi warisan Anda. Sepanjang hidup, Anda

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar belakang. semakin maju semua orang cenderung untuk memikirkan dirinya dimasa depan

BAB I. A. Latar belakang. semakin maju semua orang cenderung untuk memikirkan dirinya dimasa depan BAB I A. Latar belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan informasi yang semakin maju semua orang cenderung untuk memikirkan dirinya dimasa depan dalam dunia bisnis dan industri, tentunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat suku bunga. Tingginya tingkat suku bunga seolah menjadi bayang-bayang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan perbankan yang kerap kali muncul menjadi isu krusial bagi perbankan Indonesia dan menjadi perhatian masyarakat adalah masalah tingginya tingkat

Lebih terperinci

Investing Today, Investing Tomorrow.

Investing Today, Investing Tomorrow. Investing Today, Investing Tomorrow. Keistimewaan: Kemudahan menentukan komposisi proteksi & investasi Fleksibilitas dalam bertransaksi Potensi hasil investasi yang optimal 1 Produk asuransi jiwa dari

Lebih terperinci

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44%

Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44% Investor Daily - 22/11/2016, Hal. 23 Kuartal III, Investasi Asuransi Di SBN Tumbuh 44% Harian Kontan 22/11/2016, Hal. 24 Asuransi Jiwa Belum Penuhi Investasi SUN Indopos 22/11/2016, Hal. 5 Asuransi Jiwa

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan kinerjanya. Perkembangan ilmu pengetahuan

I. PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan kinerjanya. Perkembangan ilmu pengetahuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dituntut untuk senantiasa meningkatkan produktivitas, kualitas produk yang dihasilkan, efisiensi dan yang paling penting inovasi untuk dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat jika dibandingkan dengan masa-masa lampau, teknologi dalam industri turut pula merombak kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan sebagai sekretaris yang profesional di era global memang tidak bisa dihindarkan lagi. Dunia bisnis yang semakin hari semakin ketat persaingannya, mengharuskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi.

BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi. BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis keuangan yang terjadi di Eropa dan beberapa negara Asia megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi. Namun di Indonesia industri

Lebih terperinci

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife

Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife TSX/NYSE/PSE: MFC SEHK:945 Untuk disiarkan segera Investor Indonesia Sangat Mendukung Dinaikkannya Usia Pensiun Resmi dari 55 Tahun Survei Manulife Hampir tiga perempat investor mendukung dinaikkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan baik perusahaan industri dan jasa, sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan tidak berdiri sendiri dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari semakin cepatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. sehingga dengan kondisi seperti ini hadirlah asuransi sebagai sarana jaminan,

BAB I PENDAHULAN. sehingga dengan kondisi seperti ini hadirlah asuransi sebagai sarana jaminan, BAB I PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kejadian-kejadian yang tidak pasti dalam mengiringi setiap individu untuk beraktifitas antara lain ketika seseorang individu tersebut bekerja untuk keluarganya,

Lebih terperinci

EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR

EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR Best ideas for your investments eastspring.co.id EASTSPRING INVESTMENTS ALPHA NAVIGATOR Reksa Dana Saham Eastspring Investments Alpha Navigator adalah reksa dana

Lebih terperinci