BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu :

Transkripsi

1 87 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Peluang industri asuransi jiwa di indonesia setelah tahun 2012 untuk dapat tumbuh dan berkembang akan stabil dengan pendapatan premi yang berkelanjutan dimana hal ini disebabkan oleh penguatan peraturan yang mendukung indutri, peningkatan kemakmuran bagi masyarakat indonesia, penetrasi industri asuransi jiwa yang masih kurang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko. 2. Perkembangan perekonomian, sosial, politik dan kebijakan pemerintah indonesia sangat positif sepanjang tahun Hal ini diperlihatkan oleh indikator ekonomi semakin membaik seperti nilai tukar rupiah terhadap dolar, tingkat inflasi, neraca pembayaran, cadangan devisa, dan kinerja sektor riil serta suasana politik yang dapat menciptakan stabilitas dalam melakukan kegiatan perekonomian sangat berpengaruh terhadap perkembangan industri asuransi khususnya industri asuransi jiwa. 3. Dengan menggunakan analisis Five Forces Porter, faktor internal dan juga faktor eksternal menunjukkan bahwa posisi BNI Life Insurance terlihat masih efektif dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam industri asuransi jiwa.

2 88 Hal ini dibuktikan oleh beberapa hal, yaitu : a. Ancaman Pendatang Baru Jumlah total polis yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 1.5 juta peserta pemegang polis BNI Life Insurance yang menempatkan BNI Life Insurance menduduki peringkat kelima per tahun 2011 dari seluruh perusahaan asuransi jiwa swasta nasional. Dan jumlah uang pertanggungan yang dikelola oleh BNI Life Insurance sebesar 22 triliun rupiah yang menempatkan BNI Life Insurance menduduki peringkat kesebelas per tahun 2011 dari seluruh perusahaan asuransi jiwa swasta nasional. Hal ini dapat dilihat bahwa BNI Life Insurance dapat bersaing dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dalam pengelolaan resiko. b. Daya Tawar Pelanggan BNI Life Insurance berusaha memberikan pelayanan dan nilai tambah atas produk yang ditawarkannya dengan mengembangkan pelayanan seperti proses speedy claim, penambahan jam layanan pada hari kerja, mengembangkan sms gateway dan juga mengembangkan website agar memudahkan pelanggan berinteraksi dengan BNI Life. Selain itu, BNI Life berusaha untuk bertransformasi menjadi perusahaan terkemuka dengan salah satu caranya memindahkan kantor pusat bisnis di Gedung Landmark Centre JL. Jend. Sudirman, Jakarta. c. Ancaman Produk Substitusi Strategi BNI Life dalam menghadapi ancaman produk substitusi ini adalah melakukan downsizing dengan menutup beberapa produk (konvensional) yang

3 89 sudah tidak sesuai dengan tuntutan pasar, dengan tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan agar lebih efektif dan efisien sehingga dapat bersaing dengan produk substitusi yang dikeluarkan oleh pihak perbankan ataupun lembaga finansial lainnya. Jumlah total produk yang ditutup sepanjang tahun mencapai 30 produk. d. Daya Tawar Pemasok Strategi BNI Life Insurance dalam menghadapi ancaman terhadap daya tawar pemasok adalah dengan mengangkat ketua Persatuan Aktuaris Indonesia Budi T.A Tampubolon, Maitrise, MM, FSAI, AAIJ sebagai salah satu jajaran Dewan Direksi BNI Life sekaligus sebagai Aktuaris BNI Life, melakukan repricing terhadap produk-produk unggulan yang masih diminati oleh pelanggan sehingga premi menjadi lebih kompetitif, dan mengembangkan BNI Insurance School (BIS) untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM. e. Persaingan Antar Perusahaan Asuransi Tingkat rasio kepemilikan polis asuransi jiwa yang masih rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk indonesia. Maka, tingkat penetrasi asuransi jiwa yang masih rendah menunjukkan bahwa pasar asuransi jiwa masih relatif besar. BNI Life Insurance dengan segala kemampuan yang dimiliki akan memberikan nilai lebih baik dari sisi produk, pelayanan maupun after sales agar dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

4 90 4. Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa BNI Life Insurance perlu mengembangkan strategi fokus pada produk yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan cara melakukan downsizing produk dan terus melakukan evaluasi terhadap produk sehingga dapat memberikan nilai lebih kepada pelanggan. Dalam hal saluran distribusi yang merugi, maka perlu ditingkatkan kembali upaya revitalisasi dengan cara tenaga pemasar Agency BNI Life terus dibekali dengan pengetahuan perihal produk baru, peningkatan fitur atas produk yang sudah ada, perihal kondisi ekonomi dan pasar, serta pelatihan lain baik teknis maupun non-teknis seperti pendekatan dengan nasabah baru yang efektif dan pelayanan. Selain itu, perlu dikembangkannya core system aplikasi yang dapat terintegrasi sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat dan juga memberikan nilai lebih bagi pelanggan. Aplikasi yang digunakan saat ini masih bersifat partial sehingga tidak menghubungkan antar unit di internal BNI Life. BNI Life Insurance perlu mengembangkan pemasaran diluar pasar captive agar tidak terlalu tergantung pada satu sumber penghasilan dan juga sebagai antisipasi jika terjadi krisis ekonomi yang menyebabkan bank kolaps maka BNI Life dapat bertahan dengan mengandalkan alternative pasar lainnya.

5 SARAN Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini yaitu : 1. BNI Life Insurance mempunyai potensi sumber daya yang baik sehingga memiliki kekuatan dan peluang yaitu dukungan dan pasar captive dari Bank BNI yang sangat besar. Kekuatan tersebut perlu untuk terus dipelihara, diperkuat dan dioptimalkan sehingga tetap dapat unggul dibandingkan dengan pesaing. Disisi lain terdapat kelemahan yaitu masih banyaknya jumlah produk dan bervariasi sehingga perlu dicarikan terobosannya agar BNI Life dapat lebih fokus terhadap produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan 2. Peningkatan pelayanan nasabah dengan menciptakan nilai lebih dibandingkan produk kompetitor. 3. Bekerjasama dengan bank lain selain Bank BNI agar tidak terlalu tergantung pada satu pasar saja. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasikan resiko dari Bank BNI sebagai pasar captive, sehingga jika sewaktu waktu bank tersebut jatuh, BNI Life tidak ikut jatuh karena memliki pendapatan dari partner bisnis lainnya. 4. Penulis menganalisis dengan keterbatasan data yaitu mulai periode 2009 sampai tahun 2011 dimana dengan keterbatasan data tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa strategi BNI Life masih efektif untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam industri asuransi jiwa. Rekomendasi untuk penelitian berikutnya adalah akan lebih baik jika data yang digunakan bukan hanya periode tiga tahun, tapi minimal lima tahun sehingga hasilnya dapat lebih akurat dan mendalam.