ANALISA TEKNIS DAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN PANGKALAN BUN KOTA WARINGIN LAMA KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT
|
|
- Agus Bambang Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 C-1-1 ANALISA TEKNIS DAN EKONOMI RENCANA PEMBANGUNAN JALAN PANGKALAN BUN KOTA WARINGIN LAMA KABUPATEN KOTA WARINGIN BARAT Ober Gultom, Rianto B. Adihardjo, Christiono Utomo Laboratorium Manajemen Konstruksi Teknik Sipil FTSP ITS Gedung Teknik Sipil Lt.1 telp ABSTRAK Latar belakang pemikiran perlunya dilaksanakan pembangunan jalan Pangkalan Bun Kotawaringin Lama diantaranya adalah untuk memperpendek jarak tempuh, sehingga akses dari Pangkalan Bun ke Kota Waringin Lama sebagai bagian dari Wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat tidak perlu memutar melalui kabupaten Lamandau dan Sukamara (eksisting). Sehingga dapat memudahkan akses dan menjadikan Kotawaringin Lama sebagai transit menuju kabupaten baru (hasil pemekaran) yaitu Lamandau dan Sukamara serta Propinsi Kalimantan Barat. Rencana pembangunan jalan Pangkalan Bun Kotawaringin Lama dilakukan analisa terhadap aspek teknis dan ekonomis (berupa BCR, IRR dan NPV). Aspek teknis meninjau trase jalan yang diusulkan baik geometrik, alinyemen, maupun routenya dan selanjutnya memperkirakan LHR yang akan masuk menuju jalan baru. Sedangkan aspek ekonomi meninjau biaya yang dikeluarkan seperti biaya pengadaan tanah, biaya konstruksi dan pemeliharaan serta biaya pengembangan perkebunan kelapa sawit dan pertanian padi sawah. Manfaat yang diperoleh adalah penghematan BOK, penghematan nilai waktu kendaraan, penghematan harga sembako, retribusi perkebunan dan pertanian. Pengurangan manfaat terjadi akibat berkurangnya pemanfaatan jalur lama (darat dan sungai). Ada 3 (tiga) alternatif yang digunakan dalam perhitungan analisa ekonomi, yakni investasi fisik dilakukan dalam satu tahun, investasi fisik yang dilakukan secara bertahap selama 5 (lima) tahun dan investasi fisik yang dilakukan bertahap berdasarkan besarnya prediksi LHR pada tahun rencana ke-10 dan ke-20. Berdasarkan hasil analisa ekonomi yang dilakukan terhadap ketiga alternatif tersebut, semuanya memberikan gambaran bahwa rencana pembangunan jalan tersebut menguntungkan dari sisi teknis dan ekonomis. Guna menentukan pilihan yang paling ekonomis maka dilakukan analisa biaya manfaat incremental yang pada akhirnya memilih alternatif ekonomi dengan investasi fisik yang dilakukan sekaligus pada tahun 2004, dengan tingkat suku bunga 15% menghasilkan NPV = Rp , BCR = 1,81 dan IRR = 40,24%. Analisa sensitifitas menghasilkan batas feasibel masing-masing LHR = 58%, Manfaat = 68% dan pengurangan manfaat = 68%. Kata kunci : Analisa teknis, analisa ekonomi, pembangunan jalan dengan Benefit Cost Ratio
2 C-1-2 Pendahuluan Berdasarkan UU No.5 tahun 2002 Kabupaten Kotawaringin Barat dimekarkan menjadi 3 (tiga) Kabup aten Baru, yaitu Kabupaten Lamandau, Sukamara dan Kotawaringin Barat. Kondisi transportasi darat masih sangat terbatas peranannya bila ditinjau dari koneksitas jaringan jalan dalam perwilayahan. Berdasarkan kondisi perjalanan eksisting jarak tempuh dari Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama adalah 180Km, dengan route perjalanan memutar yaitu Pangkalan Bun - Simpang Runtu - Nanga Bulik ( Ibukota Kabupaten Lamandau ) - Kecamatan Balai Riam-Kotawaringin Lama. Sedangkan rencana pembangunan jalan baru Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama hanya berjarak 35Km, dengan route perjalanan Pangkalan Bun langsung menuju Kotawaringin Lama. Bila dilihat dari selisih jarak antara kondisi eksisting dengan rencana pembangunan jalan yang baru tersebut diatas terdapat perbedaan jarak tempuh yang cukup berarti. Salah satu konsekuensi dalam rencana pembangunan jalan dimaksud adalah keharusan membangun 2 (dua) buah jembatan dengan bentang yang cukup panjang untuk sungai Arut (Pangkalan Bun) dan sungai Lamandau (Kotawaringin Lama) dengan alokasi biaya yang cukup besar. Berdasarkan data hasil prastudi yang dilakukan oleh konsultan CV. Tata Multi Cipta Pusat Palangka Raya Tahun 2003, rencana jembatan dimaksud adalah menggunakan konstruksi rangka baja masing-masing dengan bentang 140m untuk sungai Arut (Pangkalan Bun) dengan tipe C dan bentang 200m untuk sungai Lamandau. Kedua sungai (Arut dan Lamandau) tersebut berhubungan dan dapat diakses melalui angkutan sungai seperti speed boat dengan aktifitas yang cukup tinggi, bahkan transportasi melalui sungai ini lebih tinggi dibandingkan lewat darat mengingat kondisi jalan darat yang masih belum baik kondisinya serta selisih jarak dan biaya yang cukup tinggi. Untuk itu perlu dilakukan studi kelayakan yang menganalisa nilai dan besar manfaat dari pembangunan jalan tersebut dengan metode Benefit Cost Ratio. Metode Penelitian Tabel 1. Metode penelitian No Biaya / Manfaat Elemen Biaya Analisa 1 Cost/Biaya 1. Pembebasan Tanah 2. Konstruksi Jalan dan Jembatan 3. Perencanaan dan Pengawasan 4. Pemeliharaan Rutin 5. Pemeliharaan Berkala 6. Penggarapan Perkebunan 7. Penggarapan Pertanian Σ Biaya x Discount Factor (15%) Benefit Cost Ratio (B/C) = 2 Benefit/Manfaat 3 Disbenefit/Pengura ngan Manfaat 1. PBB Permukiman 2. PBB Perkebunan 3. PPN+Retribusi Perkebunan 4. PBB Pertanian 5. PPN+Retribusi Pertanian Pengurangan Manfaat Jalur Lama (Darat dan Sungai) Σ Manfaat = (Manfaat pengurangan manfaat) x Discount Factor (15%) Manfaat Biaya
3 C-1-3 Analisa Teknis Kendaraan Rencana Berdasarkan hasil survey lapangan dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2004 terhadap jaringan jalan eksisting yang berpengaruh terhadap penggunaan jalan baru tersebut diperoleh data LHR sebanyak buah kendaraan berat, buah kendaraan ringan dan buah sepeda motor. Volume Lalu-Lintas Harian Rata-Rata (LHR) Berdasarkan hasil survey LHR yang dilaksanakan pada pertengahan tahun 2004 dan data eksisting tahun 2000 sampai dengan 2004 diperoleh LHR rata-rata untuk tahun 2000 berjumlah , tahun 2001 berjumlah , tahun 2002 berjumlah , tahun 2003 berjumlah dan tahun 2004 (hasil survey) berjumlah Dengan analisa regresi dapat diperkirakan bahwa sampai dengan akhir tahun rencana (2024) berjumlah Kapasitas jalan Berdasarkan jumlah prediksi LHR sampai akhir rencana (2024) berjumlah , dan kapasitas sebenarnya berjumlah LHR/hari sehingga dapat ditentukan derajat kejenuhan (DS) dengan perhitungan sebagai berikut : Q (arus lalu lintas tahun 2024) = LHR/hari C (kapasitas sesungguhnya) = LHR/hari DS = / = 0,24<1 (Tidak terdapat permasalahan kapasitas sampai akhir tahun rencana 2024) Analisa Biaya Biaya pembebasan tanah (20 x x Rp.4.000) Rp ,- Biaya pembangunan fisik (konstruksi jalan dan jembatan) untuk Rangka Rp ,- Baja Sungai Arut, Rangka Baja Sungai Lamandau dan Box Culvert Biaya perencanaan (Rp , -) dan pengawasan (Rp. Rp , ,-) Biaya pemeliharaan rutin per tahun (Rp ,-) dan berkala Rp ,- per lima tahun (Rp ) Biaya pengembangan perkebunan kelapa sawit seluas Ha yang Rp ,- digarap selama 5 tahun (2500 Ha per tahun) dengan biaya sebesar Rp ,- Biaya pengembangan pertanian padi sawah seluas Ha yang Rp ,- digarap selama 2 tahun. Biaya pembebasan tanah/ha Rp dan biaya penanaman/pupuk dll per hektar Rp (kenaikan 10% per tahun) Analisa Manfaat Manfaat Langsung PBB Kawasan pemukiman jalan baru Rencana guna lahan disepanjang pembangunan jalan Pangkalan Bun- Kotawaringin Lama sepanjang 35Km, selebar 200m ( 100m kanan dan 100m kiri) diperuntukan guna lahan permukiman sehingga merupakan objek PBB yang akan dipungut pemerintah setiap tahunnya ( Pusat, Daerah Tk. I dan Pemerintah Daerah Tk.II). Berdasarkan klasifikasi dan besarnya NJOP permukaan bumi berupa tanah tahun 2004 berdasarkan Kepmen Keu. RI. No.KEP-176WPJ.13/BD.05/2003 Tanggal 19 Desember 2003, kawasan tersebut bernilai jual Rp.4.000,-/M2. Nilai
4 C-1-4 PBB atas tanah (0,5%x20%xRp m 2 xrp 4.000,- = Rp % dari hasil tersebut merupakan bagian untuk Pemerintah Pusat, sedangkan sisanya untuk Pemerintah Daerah TK. I dan II. Sehingga Pemda Tk.II mendapat 80% dari nilai sisa tersebut = Rp PBB Perkebunan Kelapa Sawit Rencana pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit dengan luas areal keseluruhan M2, Sedangkan berdasarkan klasifikasi dan besarnya NJOP permukaan bumi berupa tanah tahun 2004 berdasarkan Kepmen Keu. RI. No.KEP-176WPJ.13/BD.05/2003 Tanggal 19 Desember 2003, kawasan tersebut bernilai jual Rp.2.000,-/M2. Nilai PBB atas tanah (0,5%x20%x m 2 xrp = Rp ,-. 10% dari hasil tersebut merupakan bagian untuk Pemerintah Pusat, sedangkan sisanya untuk Pemerintah Daerah TK. I dan II. Sehingga Pemda Tk.II mendapat 80% dari nilai sisa tersebut = Rp PPN dan Retribusi Perkebunan Kelapa Sawit Perhitungan PPN berdasarkan besar biaya pengembangan perkebunan kelapa sawit sebesar Rp ,-, sehingga besar PPN 10% = Rp ,- PBB Pertanian Padi Sawah Rencana pengembangan sektor pertanian dengan luas areal keseluruhan M2, berdasarkan klasifikasi dan besarnya NJOP permukaan bumi berupa tanah tahun 2004 berdasarkan Kepmen Keu. RI. No.KEP- 176WPJ.13/BD.05/2003 Tanggal 19 Desember 2003, kawasan tersebut bernilai jual Rp.1.500,-/M2. Nilai PBB atas tanah (0,5%x20%x m 2 xrp = Rp ,-. 10% dari hasil tersebut merupakan bagian untuk Pemerintah Pusat, sedangkan sisanya untuk Pemerintah Daerah TK. I dan II. Sehingga Pemda Tk.II mendapat 80% dari nilai sisa tersebut = Rp PPN dan Retribusi Pertanian Padi Sawah Perhitungan PPN berdasarkan hasil pertanian padi sawah sebesar Rp ,-, sehingga besar PPN 10% = Rp ,- Manfaat Tak Langsung Penghematan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) Biaya operasional kendaraan terdiri dari biaya gerak (konsumsi bahan bakar, konsumsi oli mesin, pemakaian ban, biaya pemeliharaan onderdil kendaraan dan pekerjanya, biaya awak kendaraan umum dan depresiasi kendaraan) dan biaya tetap (biaya akibat bunga, biaya asuransi). Untuk analisa ekonomi ini yang dibahas hanya konsumsi bahan bakar dan Biaya Operasi Kendaraan saja. Dengan formula C = a + b/v + cv + d IRI + e IRI² (MKJI, 1977) maka nilai biaya operasi kendaraan untuk jalan lama = 316 Rp/Km dan untuk jalan baru = 261Rp/km. Jadi Penghematan BOKxsmp/hari/2arahx360harix35Km = 55 x x 365x35 = Rp/Tahun.
5 C-1-5 Penghematan Nilai Waktu Berdasarkan kondisi dan tingkatannya Kabupaten Kotawaringin Barat termasuk dalah zona medium dengan nilai waktu penumpang Rp.235 perhari. Kabupaten Kotawaringin Barat dianggap zona medium, nilai penghematan waktu kendaraan truck merupakan penjumlahan antara nilai waktu komoditas terangkut per jam dan nilai waktu awak kendaraan. Jam kerja efektif dalah satu hari dianggap selama 7 jam. LHR (kendaraan ringan) = hari/2 arah ; nilai waktu = 2.961,00Rp/hari LHR (kendaraan berat) = 3.032/hari/2 arah ; nilai waktu = Rp/hari LHR (sepeda motor) Penghematan waktu = 7.579/hari/2 arah ; nilai waktu = 1.233,75 Rp/hari = (Jarak Lama/Kec.Lama)-(Jarak Baru/Kec.Baru) = (180/24)-(35/33) = 6,44jam Total penghematan waktu selama setahun = (LHRxPengh waktuxnilai waktu)x360 = ,- Rp/Thn. Total nilai waktu dalam setahun per KM = Rp/Thn. Penghematan Harga Sembako Berdasarkan data penduduk Balai Riam, Sukamara dan Kotawaringin Lama pada tahun 2000 berjumlah jiwa, tahun 2004 berjumlah dan tahun 2005 berjumlah 8,210. Berdasarkan hasil survey terhadap terhadap besarnya selisih harga sembako antara Pangkalan Bun dengan Kotawaringin Lama dan sekitarnya adalah sebesar Rp Jenis sembako dalam hal ini adalah beras, ikan asin, minyak goreng, gula pasir dan garam. Asumsi kebutuhan sembako rata-rata per tahun per jiwa = 174 kg. Sehingga jumlah pengurangan harga sembako rata-rata per tahun = jiwa x Rp ,- = Rp ,-. Analisa Pengurangan Manfaat Pengurangan manfaat terjadi sebagai akibat dilaksanakannya pembangunan jalan baru yang lebih pendek jarak tempuhnya serta efisien dari segi waktu dan biaya. Hal ini tentunya akan mengurangai aktivitas masyarakat untuk jalur lama darat dan sungai. Umumnya jenis usaha masyarakat pada jalur lama darat adalah usaha warung makan dan warung sembako dan pengusaha taksi jenis speed boat. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kotawaringin Barat untuk tahun 2004 jumlah taksi speed boat dan warung/kelontongan masing-masing 314 dan 617 buah. Dengan analisa regresi didapatkan jumlah taksi speed boat dan warung/kelontongan tahun 2024 masing-masing 339 dan 667 buah. Dari hasil survei terhadap besarnya penghasilan pengusaha taksi speed boat dan warung makan/sembako masing-masing Rp perhari dan Rp perhari. Pengurangan manfaat untuk tahun 2005 = (339x365xRp ) + (667x365xRp ) = Rp ,- Tabel 2. Besar nilai manfaat pembangunan jalan baru Pangkalan Bun Kotawaringin Lama 2005 (Rp) 2015 (Rp) 2024 (Rp) PBB kawasan pemukiman PBB Perkebunan Kelapa Sawit PBB Pertanian Padi Sawah
6 C (Rp) 2015 (Rp) 2024 (Rp) Penghematan BOK Penghematan Nilai Waktu Pengurangan harga sembako Pengurangan manfaat jalur lama Perhitungan NPV, BCR dan IRR Diasumsikan jalan mulai beroperasi pada tahun 2004, sedangkan nilai manfaatnya akan dirasakan pada tahun berikutnya, maka dapat diketahui sebagai berikut : Biaya Pembebasan tanah = Rp ,- Biaya Jalan dan Jembatan = Rp ,- Biaya Perencanaan Pengawasan = Rp ,- Jumlah biaya = Rp ,- Nilai manfaat pada tahun 2004 Nilai manfaat yang dihasilkan untuk tahun 2004 masih belum ada (nol) Jumlah Manfaat = Rp. 0,00 Maka nilai sekarang (present value) untuk biaya dengan I =15% diperoleh nilai negatif Rp ,- Sedangkan nilai manfaat yang diperoleh adalah: Tahun 2005 biaya (cost) yang dikeluarkan adalah : Biaya pemeliharaan rutin = Rp ,- Biaya Perkebunan = Rp ,- Biaya Pertanian = Rp ,- Total Biaya yang dikeluarkan = Rp ,- Manfaat (benefit) yang diperoleh adalah : Manfaat Langsung Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kawasan permukiman Jalan Baru = Rp ,- PBB Perkebunan Kelapa Sawit = Rp ,- PPN dan Retribusi Perkebunan Kelapa Sawit = Rp ,- PBB Pertanian Padi Sawah = Rp ,- PPN+Retribusi Pertanian Padi Sawah = Rp ,- Manfaat Tak Langsung Manfaat Penghematan BOK = Rp ,- Manfaat Nilai Waktu = Rp ,- Manfaat Penghematan Harga Sembako = Rp ,- Total Manfaat sebesar = Rp ,- Nilai pengurangan manfaat (disbenefit) yang terjadi adalah : Pengurangan manfaat angkutan darat dan sungai = Rp ,- Selanjutnya diperoleh nilai sekarang untuk tingkat suku bunga 15%: Biaya (Cost): i = 15% ; diperoleh nilai 0,870 x Rp ,- = Rp ,-
7 C-1-7 Manfaat (Benefit): i = 15% ; diperoleh nilai 0,870 x Rp ,- = Rp ,- Dengan perhitungan yang sama sampai pada tahun 2024 maka diperoleh total nilai sekarang sebesar : Biaya (Cost): i = 15% ; Total nilai sekarang ( ) = Rp ,- Manfaat (Benefit) : i = 15% ; Total nilai sekarang ( ) = Rp ,- Dengan nilai Net Present Value (NPV) adalah : i = 15% ; NPV = ,- (positif) BCR = 1,81 IRR = 40,24% Analisa Ekonomi Investasi Bertahap Alternatif lain dalam melaksanakan perhitungan analisa ekonomi dalam penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan investasi fisik seperti pembangunan jalan dan jembatan rangka baja dilaksanakan secara bertahap selama 5(lima) tahun Perhitungan analisa ekonomi dengan menggunakan investasi fisik menjadi beberapa tahap akan berpengaruh terhadap nilai NPV, BCR, dan IRR yang dihasilkan bila dibandingkan dengan perhitungan sebelumnya, dengan tahapan sebagai berikut : 1) Tahun 2004 investasi yang dilaksanakan adalah pembebasan tanah, 2) Tahap I, yaitu tahun 2005 investasi fisik yang dilaksanakan adalah Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sungai Arut (Pangkalan Bun) Sungai Lamandau (Kotawaringin Lama) serta biaya perencanaan dan pengawasannya. 3) Tahap II, yaitu tahun 2006 investasi yang dilaksanakan adalah pembangunan jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama dengan item pekerjaan LPB dan LPA sepanjang 18Km dan biaya pengawasannya. 4) Tahap III, yaitu tahun 2007 investasi yang dilaksanakan adalah lanjutan pembangunan jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama item pekerjaan LPB dan LPA sepanjang 17Km dan biaya pengawasannya. 5) Tahap IV, yaitu tahun 2008 investasi yang dilaksanakan adalah Lapis Permukaan sepanjang sepanjang 18Km dan biaya pengawasannya. 6) Tahap V, yaitu tahun 2009 investasi yang dilaksanakan adalah lanjutan pekerjaan lapis permukaan 17Km (selesai) dan biaya pengawasannya. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan seperti analisa sebelumnya, didapatkan hasil bahwa melakukan investasi bertahap merekomendasikan suatu keputusan, proyek tersebut diterima dan menguntungkan dengan tingkat suku bunga 15% hasil perhitungannya adalah Net Present Value (NPV) = (positif) nilai Benefit Cost Ratio (BCR)= 1,53 (>1), Internal Rate of Return (IRR) =36,27%. Analisa Ekonomi Berdasarkan LHR Tahun Rencana (ke-10 dan ke-20) Pada analisa ini investasi pembangunan jalan dilaksanakan sesuai dengan besarnya jumlah prediksi LHR sampai dengan tahun ke-10 (2014). Selanjutnya untuk
8 C-1-8 melayani jumlah LHR dari tahun ke-11 sampai dengan akhir tahun rencana (2024), akan dilakukan pelebaran jalan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Prediksi LHR sampai tahun ke-10 (2014) berjumlah , sehingga berdasarkan ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) dimensi jalan yang dipilih adalah 2 lajur terbagi dengan Dalam hal ini untuk pekerjaan pondasi dengan lebar 7m dan pengaspalan permukaan jalan 4,5m. Sedangkan untuk melayani jumlah pengguna jalan berdasarkan LHR prediksi dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 berjumlah , akan dilakukan pelebaran sehingga jalan tersebut bertambah lebar menjadi 7m, dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut : 1) Tahun 2004 investasi yang dilaksanakan adalah pembebasan tanah, 2) Tahap I, tahun 2005 investasi fisik yang dilaksanakan adalah Pembangunan Jembatan Rangka Baja Sungai Arut (Pangkalan Bun) Sungai Lamandau (Kotawaringin Lama) serta biaya perencanaan dan pengawasannya. 3) Tahap II, tahun 2006 (pembangunan jalan Pangkalan Bun -Kotawaringin Lama dengan item pekerjaan LPB dan LPA sepanjang 18Km dan biaya pengawasannya). 4) Tahap III, tahun 2007 (lanjutan pembangunan jala n Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama item pekerjaan LPB dan LPA sepanjang 17Km dan biaya pengawasannya). 5) Tahap IV, tahun 2008 (Lapis Permukaan sepanjang sepanjang 18Km dan biaya pengawasannya). 6) Tahap V, tahun 2009 (pekerjaan lapis permukaan 17Km dan biaya pengawasannya). 7) Tahap VI, tahun 2014 adalah pelebaran jalan sepanjang 18 Km dengan biaya perencanaan dan pengawasannya. 8) Tahap VII, tahun 2015 (lanjutan pekerjaan pelebaran jalan sepanjang 18 Km). Berdasarkan hasil perhitungan seperti pada analisa yang lain, maka melakukan investasi berdasarkan hasil prediksi LHR tahun rencana ke-10 dan ke-20, diperoleh rekomendasi yang dapat diterima dan menguntungkan untuk proyek pembangunan jalan Pangkalan Bun Kotawaringin Lama, pada tingkat suku bunga 15% hasil perhitungannya adalah Net Present Value (NPV) = (positif) nilai Benefit Cost Ratio (BCR)= 1,23 (>1), Internal Rate of Return (IRR) =26,33%. Rasio Manfaat Biaya Inkremental Dengan menggunakan ratio B/C incremental untuk pemilihan alternatif, maka pemilihan proyek tersebut akan konsisten dengan hasil kriteria Present Worth-nya. Tabel 3. Investasi Awal, Manfaat dan Total Biaya Hasil Analisa Ekonomi Hasil Analisa A1 A2 A3 I B C Rasio Manfaat Biaya 1,81 1,53 1,23 Sumber : Hasil Perhitungan Penyusun Keterangan : A1 Investasi Tahun ke-10 dan 20, A2 Investasi 5 (lima) Tahun dan A3 Investasi Tahun 1 (satu)tahun
9 C-1-9 Sebelum menentukan rasio manfaat biaya inkremental, terlebih dahulu diurutkan berdasarkan besarnya biaya seperti Tabel 4. Tabel 4. Urutan Akumulasi Biaya Hasil Analisa A2 A3 A Sumber : Hasil Perhitungan Penyusun Setelah dilakukan beberapa langkah tersebut di atas selanjutnya dilakukan perhitungan dengan melakukan perbandingan sebagai berikut : a. Perbandingan pertama A2 dengan A1 adalah sebagai berikut : BC (i) 1-2= b. Perbandingan pertama A2 dengan A3 adalah sebagai berikut : BC (i) 3-2= Rp Rp (Rp Rp )+(Rp Rp ) = -1,78 < 1 Karena nilai rasio lebih kecil dari 1, maka yang dipilih adalah A2 Rp Rp (Rp Rp )+(Rp Rp ) = 1,36 > 1 Berdasarkan hasil perbandingan kedua tersebut diatas diperoleh nilai rasio > 1, maka yang terpilih adalah hasil analisa ekonomi A3 (Investasi satu tahun). Analisis Sensitifitas Berdasarkan hasil perhitungan rasio manfaat biaya inkremental dan yang terpilih adalah A3, maka yang dilakukan analisa sensitifitas adalah analisa ekonomi A3. Analisa dilakukan terhadap LHR, Manfaat dan Pengurangan Manfaat dimana masing-masing dilakukan penurunan prosenstase menjadi 90 %, 85%, 80%, 75%,. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat nilai IRR untuk masing-masing variabel seperti Tabel 5. Tabel 5. Hasil Analisa Sensitifitas IRR Prosentase 90% 80% 70% 65% LHR 37,10 32,40 31,20 9,00 Manfaat 36,76 31,19 20,85 - Pengurangan Manfaat 39,56 34,68 20,22 - Sumber : Hasil Perhitungan Penyusun Tabel 6. Batas Feasibel LHR, Manfaat dan Pengurangan manfaat LHR Manfaat Pengurangan Manfaat Prosentase (%) 58 Feasibel 68 Feasibel 66 Feasibel Sumber : Hasil Analisa Penyusun
10 C-1-10 Evaluasi Resiko Pembangunan Identifikasi resiko terhadap rencana pembangunan jalan Pangkalan Bun- Kotawaringin Lama terdapat 4 (empat) item, yakni : Keuangan (inflasi), Perencanaan (LHR), Pengembangan Perkebunan dan Pertanian dan Retribusi. Resiko-resiko tersebut bakan berdampak pada pelaksanaan pembangunan jalan. Realitanya bisa bermacammacam, antara lain : kesalahan dalam pembangunan infrastruktur jembatan. Manfaat dari pengembangan pertanian dan perkebunan yang tidak sesuai rencana, dll. Tingkat resiko bisa dikatakan menengah. Untuk itu perlu diidentifikasikan dengan tujuan dapat dicarikan solusi penanganannya, seperti yang diuraikan pada tabel 7 dan 8. Kesimpulan Setelah dilakukan analisa benefit cost ratio, diperoleh rekomendasi yang dapat dipertimbangkan untuk diteruskan terhadap rencana pembangunan jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama ditinjau dari Aspek Teknis dan Aspek Ekonomis. Berikut kesimpulan untuk aspek teknis dan aspek ekonomi. Aspek Teknis a) Berdasarkan Fungsi dan pelayanan jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama adalah menghubungkan kota Pangkalan Bun sebagai Orde II dan Kotawaringin sebagai Orde, serta jumlah LHR yang akan melewati jalan tersebut sampai akhir tahun rencana 2024 berjumlah LHR/Hari berdasarkan ketentuan Ditjen Bina Marga, 1997 klasifikasi jalan tersebut adalah kolektor sekunder dengan dimensi/penampang melintang jalan yang diusulkan adalah 2 (dua) lajur dengan ukuran lajur 2x@3,5m=7m, bahu jalan 2x@2m=4m sehingga jumlah lebar jalan adalah 11m. b) Berdasarkan prediksi jumlah LHR sampai dengan akhir tahun rencana 2024 sebesar LHR/Hari sedangkan berdasarkan ketentuan Manual Kapasitas Jalan Indonesi (MKJI), 1996 kapasitas sesungguhnya sebesar LHR/Hari, sehingga kapasitas kejenuhan (DS) = / =0,24 < 1. Dengan demikian sampai akhir Tahun Rencana 2024 tidak terdapat permasalahan terhadap kapasitas jalan sesuai dengan standard penampang jalan yang diusulkan. Aspek Ekonomi 1. Berdasarkan Analisa Biaya Manfaat Inkremental, maka yang terpilih adalah analisa ekonomi dengan investasi dilakukan dalah satu tahun, pada tingkat suku bunga 15% dengan nilai : a. Net Present Value (NPV) = b. Benefit Cost Ratio (BCR)= 1,81 c. Internal Rate Return (IRR) = 40,24 2. Sedangkan hasil analisa sensitifitas masing-masing untuk nilai IRR feasibel menghasilkan LHR 58%, Manfaat 60% dan Pengurangan Manfaat 56%.
11 C-1-11 DAFTAR PUSTAKA Adler, Hans A. (1982), Evaluasi Ekonomi Proyek-Proyek Pengangkutan, Jakarta, UI- Press Bina Marga (1983), Manual Pemeliharaan Jalan, Perawatan Jalan, 1A, Jakarta, Direktorat Bina Marga CTC (1994), Kabupaten Roads Economic Evaluations Model (KREEM), Vehicle Operating Cost, Minsitry of Public Work, Directorat General of Highways Departemen Pekerjaan Umum (1970), Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Marga Djamin (1993), Perencanaan dan Analisa Proyek, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Guritno (1993), Ekonomi Publik Edisi 3, Yogyakarta, BPFE-Yogyakarta Jasa Marga (1996), Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK), Bandung, LAPI- ITB, Laporan Kemajuan Studi Karmawan (1976), Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta, Dasar-Dasar Feasibility Study Jalan Raya Kodoatie (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Yogyakarta, Penerbit Pustaka Belajar Kepmen RI (2003), Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak, Jakarta, Departemen Keuangan Republik Indonesia Sukirman (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung, Penerbit Nova SWEROAD (!997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta, Bekerjasama dengan PT. Bina Karya (Persero) Warpandi (!984), Analisis Kota dan Daerah, Bandung, ITB Bandung
12 C-1-12 No Tabel 7. Identifikasi Resiko Sumber Resiko 1 Inflasi keuangan (Cost) 2 Perencanaan (LHR) Kejadian Resiko Bunga >15% terjadi pada umur bangunan 0-20 Thn Desain Struktur Jalan Tipe Resiko Spekulatif Murni Dampak Putus Kontrak Penurunan (Pondasi jalan) Impact Area Waktu Biaya Kualitas Organisasi 20 Thn 10%=30 Milyar Tidak Tepat Pemda 1 Thn Rp x10% =Rp Rp.15 Milyar Tidak Tepat Kontraktor 3 Pembangunan Struktur Jalan dan Jembatan Murni Penurunan (Pondasi jalan) 1 Thn Rp x10% =Rp Rp.15 Milyar Tidak Tepat Kontraktor 4 Pengembangan Perkebunan & Pertanian Dilakukan 70% Murni Rugi 20 Thn Rp x30% =Rp Rp.22 Milyar Tidak Tepat Pemda 5 Retribusi Tidak Cukup Murni Rugi 10 Thn Rp x30% =Rp Rp.16 Milyar Tidak epat Pemda Sumber : Hasil Analisa Penyusun No 1 Cost (Inflasi Tabel 8. Tabel Penanganan Resiko Perioritas Resiko Mengatasinya Yang Disukai Pengamanan Jumlah -Asuransikan -Kontrak Tetap (Fixed Cost Dlm Rupiah) Keuangan) 3 Pembangunan -Pilih Kontraktor yang berkemampuan tinggi -Jasa Margakan 3 Pengembangan Perkebunan & Pertanian -Kontak dg Investor yang sudah ada/pasti -Kemudahan kemudahan pelayanan ditingkatkan 4 Retribusi Jaminan dibukanya perkebunan/pertanian seluas Ha Diasuransikan ke negara luar yang benefit Pilih Kontraktor yang memiliki kemampuan tinggi Kontak dg investor yang yang dipastikan ada Buka kebun segera 30%x30Milyar =9Milyar Jaminan selama 20Thn sebesar 5%x Kontrak Tanah dibebaskan selama 30Thn Bebaskan tanah Yang Menanga ni Waktu Pengendalian 9Milyar Dinas PU Dianggarkan Pemda Tiap Thn 15Milyar Dinas PU Kontrak Dibuat 22Milyar Pemda Kesepakatan dituangkan dalam Kontrak 16Milyar Pemda 20 Thn Dibuatkan kontrak Total Dana Resiko Sumber : Hasil Analisa Penyusun 62Milyar
ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN PALANGKA RAYA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH
C-4-1 ANALISA INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN PALANGKA RAYA BUNTOK KABUPATEN BARITO SELATAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH Sangkurun Alex, Christiono Utomo, Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi
Lebih terperinciAPLIKASI BENEFIT COST RATIO PADA STUDI ALTERNATIF INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN MARABAHAN- MARGASARI KALIMANTAN SELATAN
C-6-1 APLIKASI BENEFIT COST RATIO PADA STUDI ALTERNATIF INVESTASI PEMBANGUNAN JALAN MARABAHAN- MARGASARI KALIMANTAN SELATAN Wahyuni, Christiono Utomo, Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi
Lebih terperinciKata kunci: Aspek teknis dan ekonomis, analisa ekonomi teknik, dan batu bara.
PEMILIHAN ALTERNATIF PENINGKATAN JALAN KUALA KAPUAS MENUJU LUNGKUH LAYANG DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMIS Noverman, Rianto B. Adihardjo, Christiono Utomo Lab Manajemen Konstruksi Teknik Sipil FTSP
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian ini akan disampaikan bagan alir dimana dalam bagan alir ini menjelaskan tahapan penelitian yang dilakukan dan langkah-langkah apa saja yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Studi Pendahuluan. Rumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Pengumpulan Data. Analisis Data
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai tujuan yang hendak dicapai, maka konsep rancangan penelitian secara skematis ditunjukkan Gambar 3.1 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Rumusan Masalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian mencakup keseluruhan langkah pelaksanaan penelitian dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah kerja
Lebih terperinciAnalisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda
Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL PASURUAN Oleh : CITTO PACAMA FAJRINIA 3109100071 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu sektor penting bagi perkembangan perekonomian wilayah dan kehidupan masyarakat. Adanya pertumbuhan dan perkembangan aktivitas di suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah 1.4 Tujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya memiliki daya tarik dari banyak sisi. Posisi Surabaya yang strategis dikawasan Indonesia Timur semakin menjadikan Surabaya Menarik bagi berbagai kalangan.
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN
ANALISIS EKONOMI DAN KINERJA JALAN PADA PROYEK PENINGKATAN RUAS JALAN SOLO - SRAGEN Novia Endhianata, Retno Indriyani Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
Lebih terperinciTabel 6.17 Nilai Waktu saat Forecasting
29 Untuk perhitungan sepeda motor (MC), angkutan umum menggunakan perbandingan seperti pada perhitungan BOK karena belum ada studinya. Sehingga nilai waktunya digunakan dengan kendaraan pribadi. Kemudian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PRASYARAT GELAR... ii. LEMBAR PERSETUJUAN... iii. PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv. UCAPAN TERIMAKASIH...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v ABSTRAK... vii ABSTRACK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciAnalisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung
Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2015 Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung TAUPIK HIDAYAT¹,
Lebih terperinciFEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN Muslim Hamidi, Anak Agung Gde Kartika, ST,
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.
BAB IV DESKRIPSI DATA 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl. Gatot Subroto Timur melewati ruas-ruas jalan dengan volume
Lebih terperinciRISKI RAMADHAN
STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN RUAS JALAN DIATAS BOX CULVERT DI DAERAH BANYU URIP- BENOWODARI SEGI LALU LINTAS DAN EKONOMI JALAN RAYA RISKI RAMADHAN 3106.100.061 Latar Belakang Pembangunan ruas jalan didaerah
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN Djoko Susilo 1 dan Christiono Utomo Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: 1) djokoyysusilo@yahoo.com
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNGAN FLYOVER MELINTANG REL KERETA API Risdiyanto Dosen Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG. Oleh : Giscal Dwi Sagita
TUGAS AKHIR ANALISA MANFAAT BIAYA PEMBANGUNAN JALAN ARTERI RAYA SIRING-PORONG Oleh : Giscal Dwi Sagita 3108.100.641 Dosen Pembimbing : I Putu Artama Wiguna, Ir.MT.PhD Christiono Utomo, ST.MT.PhD LATAR
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Umum Pengumpulan data pada tesis ini diambil dari instansi terkait serta dari laporan-laporan terdahulu yang semuanya itu akan berhubungan serta menunjang pelaporan tesis pada
Lebih terperinciKata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas
SWASTANISASI PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN MENGGUNAKAN ANALISA TEKNIS DAN FINANSIAL (Studi Kasus Proyek Pembangunan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kapuas) Astati Novianti, Retno Indryani,
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG
KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG Adhi Muhtadi dan Sapto Budi Wasono Staf Pengajar Prodi S1 Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder
III - 1 BAB III METODOLOGI Persiapan Mulai Studi Pustaka Pengamatan Pendahuluan Identifikasi Masalah Alternatif Pendekatan Masalah Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder T Data Cukup Y Analisa Jalan
Lebih terperinciSTUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS
Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL
1 STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL KRIAN - GEMPOL Wisnu Arif Hergayasa, Cahya Buana, ST., MT., Istiar, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinci3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA
BAB III METODOLOGI 3.1 GARIS BESAR LANGKAH KERJA Tahap kegiatan ini adalah sebelum kita memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciStudi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya
E64 Studi Kelayakan Pembangunan Flyover Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan Ekonomi Jalan Raya Nanang Firmansyah dan Istiar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI. Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari ( )
ANALISIS KELAYAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER PASAR KEMBANG DARI SEGI EKONOMI Disusun oleh: Wahyu Kartika Sari (3103 100 006) Latar Belakang Kota Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri dan pendidikan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciPERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH
PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH Prance Abel Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Tel. 031-5939925, Fax 031-5939510
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis
Lebih terperincilayak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Analisis kelayakan investasi proyek jalan tol pada dasaraya adalah mencoba mengkaji ulang suatu rencana penanaman sejumlah uang dengan memperhatikan manfaat yang dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Infrastruktur Menurut Grigg, 19888 infrastruktur merupakan sistem fisik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Infrastruktur
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Untuk menganalisa lalu lintas pada ruas jalan Ir. H. Djuanda (Dago) diperlukan data lalu lintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini akan dibahas hasil
Lebih terperinciALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL
ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax
Lebih terperinciKata kunci : Jalan tol Gempol-Pasuruan, analisa kelayakan, Analisa ekonomi,analisa finansial
ANALSS KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PASURUAN Citto Pacama Fajrinia, Hera Widiyastuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, nstitut Teknologi Sepuluh Nopember (TS) Jl. Arief
Lebih terperinciKELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK
Kelayakan Ekonomi Bendungan Jragung Kabupaten Demak (Kusumaningtyas dkk.) KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK Ari Ayu Kusumaningtyas 1, Pratikso 2, Soedarsono 2 1 Mahasiswa Program Pasca
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST))
ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST)) Abdul Latief 1, Sutjipto Tantyonimpuno 2, Supani 3 1 Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP - ITS 2,
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI DARI RENCANA JALAN TOL YOGYAKARTA - KLATEN DENGAN METODE RASIO MANFAAT BIAYA
ANALISIS EKONOMI DARI RENCANA JALAN TOL YOGYAKARTA - KLATEN DENGAN METODE RASIO MANFAAT BIAYA HARRY LIMABRATA NRP : 9721028 NIRM : 41077011970263 Pembimbing : V. HARTANTO, Ir., M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Pasar mempunyai daya tarik yang besar bagi masyarakat, karena kebutuhan hidup sehari hari akan dipenuhi di sini. Begitu besar bangkitan yang sanggup ditimbulkannya sehingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Raya Jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Lebih terperinciKAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)
KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B) Dede Sarwono Program Studi Teknik Sipi, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl.K.H. sholeh Iskandar
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA
Restu RiaRestiana 1), Teddy Ariyadi 2), Siti Mayuni 2) Abstrak Pada pertemuan dua jalan arteri primer diharapkan tidak terjadi hambatan arus lalu lintas, dimana kendaraan dapat bergerak bebas. Jalan Soekarno-Hatta
Lebih terperinciEVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG
EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciDesa Kunir. Desa Karanggayam. Lokasi 4 Desa Kaliwungu. Lokasi 3 Desa Purwokerto. Jalan Nasional III. Desa Ngunut Lokasi 2. Lokasi 1.
P E M E R I N T A H K A B U P A T E N B L I T A R B A D A N P E R E N C A N A A N P E M B A N G U N A N D A E R A H J a l a n S e m e r u N o m o r 4 0 T e l p. ( 0 3 4 2 ) 8 0 8 1 6 5 F a x. ( 0 3 4 2
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG KECAMATAN RONGKOP KABUPATEN GUNUNGKIDUL Dewi Handayani Dosen
Lebih terperinciMETODOLOGI. Kata Kunci--Perkerasan Lentur, CTB, Analisa dan Evaluasi Ekonomi. I. PENDAHULUAN
Analisa Perbandingan Konstruksi Perkerasan Lentur Menggunakan Untreated Based dan Cement Treated Based Pada Ruas Jalan Ketapang-Bts. Kab. Pamekasan Ditinjau dari Segi Ekonomi Reza Cahyo Wicaksono, Ir Hera
Lebih terperinciAditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT SURABAYA (STUDI KASUS JL.KERTAJAYA INDAH S/D JL.KERTAJAYA) Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR
MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR Sutardi, Hera Widyastuti, dan Budi Rahardjo Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP, ITS. Email
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, khususnya di Ibukota Jakarta ini semakin membuat kebutuhan transportasi meningkat yang dikarenakan
Lebih terperinciStudi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN 2337-3539 (2301-9271 Printed) E-16 Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK
ANALISIS KINERJA JALAN KOMYOS SUDARSO PONTIANAK U. Winda Dwi Septia 1) Abstrak Jalan-jalan yang ada di Kota Pontianak merupakan salah satu sarana perhubungan bagi distribusi arus lalu lintas, baik angkutan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen
Lebih terperinciKAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG
MEDIA ILMIAH TEKNIK SIPIL Volume 5 Nomor 1 Desember 2016 Hal. 1-8 KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG Fitri Wulandari (1), Nirwana Puspasari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan
Lebih terperinciStudi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Dalam Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Studi Kelayakan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Dalam Kota Surabaya Muchammad Maulana Faridli, A.A. Gde Kartika, ST, MSc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciKAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG
KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG Arbillah Saleh, Moh. Prima Sudarmo, Harnen Sulistio, M. Zainul Arifin Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciANALISIS MANFAAT DAN BIAYA DALAM PENENTUAN PRIORITAS PENINGKATAN RUAS JALAN NASIONAL (STUDI KASUS : DI WILAYAH UTARA PROPINSI BANTEN)
1 ANALSS MANFAAT DAN BAYA DALAM PENENTUAN PRORTAS PENNGKATAN RUAS JALAN NASONAL (STUD KASUS : D WLAYAH UTARA PROPNS BANTEN) Temmy Saputra¹, Hary Agus Rahardjo², Dwi Dinariana³ ¹Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciSTUDY KELAYAKAN JALAN AKSES JEMBATAN BARU PLOSO DI KABUPATEN JOMBANG - JAWA TIMUR. I Made Avadhuta Austinov Mahagana
STUDY KELAYAKAN JALAN AKSES JEMBATAN BARU PLOSO DI KABUPATEN JOMBANG - JAWA TIMUR I Made Avadhuta Austinov Mahagana 3108100059 Dosen Pembimbing Cahya Buana, ST, MT LATAR BELAKANG Saat ini jumlah kendaraan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh
Lebih terperinciKAJIAN EKONOMI KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN KONSTRUKSI PERKERASAN KAKU (STUDI KASUS JALAN RAYA PKT.EBL-02 TOHPATI - KUSAMBA)
KAJIAN EKONOMI KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR DAN KONSTRUKSI PERKERASAN KAKU (STUDI KASUS JALAN RAYA PKT.EBL-02 TOHPATI - KUSAMBA) Hevie Tri Hary Astuti 1, I G. A. Adnyana Putera 2, I G. Putu Suparsa 3 Abstrak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan batasan penelitian Penelitian ini berlokasi di proyek perintis TIR Transmigrasi Jawai di Dusun Kalangbahu Desa Jawai Laut Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas Kalimantan
Lebih terperinciTESIS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA A.A. ASTRI DEWI
TESIS A.A. ASTRI DEWI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS A.A ASTRI DEWI NIM 1091561021 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciRENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS
RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ;
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini, tahapan analisis yang dilakukan adalah:
BAB V ANALISIS DATA V.1. Pendahuluan Berdasarkan data yang diperoleh dari data sekunder (data dari feasibility study jalan tol Solo Kertosono) dan data primer yang berupa pendapat dari responden, kemudian
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 2007 STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIMPANG KALI PENTUNG NGLANGGERAN - PUTAT KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Lebih terperinciPENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA
PENGARUH PEMBANGUNAN PALANGKARAYA MALL (PALMA) TERHADAP KINERJA LALU LINTAS DI BUNDARAN BESAR PALANGKARAYA Fransisco HRHB 1) Alderina 2) ABSTRAKSI Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh pengembangan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR
EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR Riyadi Suhandi, Budi Arief, Andi Rahmah 3 ABSTAK Penerapan jalur Sistem Satu Arah (SSA pada ruas jalan yang melingkari Istana Kepresidenan
Lebih terperinci18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2
ANALISIS PROYEK/INVESTASI Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1 PROYEK ADALAH SUATU RANGKAIAN KEGIATAN YANG MENGGUNAKAN SEJUMLAH SUMBER DAYA UNTU MEMPEROLEH SUATU MANFAAT (BENEFIT). MEMERLUKAN BIAYA (COST),
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO
MAKALAH STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR TIMUR MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO ARIEF ISTIYAWAN NRP 3106 100 528 Dosen Pembimbing ANAK AGUNG Gde KARTIKA, ST, MSc ISTIAR, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
II - 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tarif Tol Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Menurut UU No.38 2004 tentang Jalan, tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Umum Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam konektifitas suatu daerah, sehingga kegiatan distribusi barang dan jasa dapat dilakukan secara
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. merupakan jalur utama perekonomian Jawa Bali Nusa Tenggara. Seiring
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kondisi Jalan Eksisting Saat Ini Ruas Jalan eksisting Tabanan Antosari merupakan jalur utama yang menghubungkan wilayah Bali Barat dengan wilayah Bali Timur dan juga merupakan jalur
Lebih terperinciPengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki
Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail: risnars@polban.ac.id
Lebih terperinciALTERNATIF INVESTASI BERDASARKAN RATE OF RETURN PADA LAHAN EX-BIOSKOP PANALA KOTA PALANGKARAYA
ALTERNATIF INVESTASI BERDASARKAN RATE OF RETURN PADA LAHAN EX-BIOSKOP PANALA KOTA PALANGKARAYA Ferry Margo Santosa, Retno Indryani, Retna Hapsari Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciAnalisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Apartemen Guna Wangsa Di Kawasan Menur Surabaya
Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Apartemen Guna Wangsa Di Kawasan Menur Surabaya Ir. Rachmad Basuki, MS. Indah Puji Lestari Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciEVALUASI PERUBAHAN SEGMEN JALUR KERETA API BANGIL- SURABAYA SEBAGAI DAMPAK LUAPAN LUMPUR DI PORONG. Rofi Budi Hamduwibawa ( )
EVALUASI PERUBAHAN SEGMEN JALUR KERETA API BANGIL- SURABAYA SEBAGAI DAMPAK LUAPAN LUMPUR DI PORONG Rofi Budi Hamduwibawa (3107 206 002) Latar Belakang Peranan Surabaya sebagai pusat kegiatan nasional Kemungkinan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Lokasi Studi ini berada di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang. Jalan Kawi mempunyai panjang jalan dengan total 925 m dan mempunyai dua jenis tipe jalan terlihat digambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KONDISI UMUM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAMPUS IPB DRAMAGA Penyelenggaraan kegiatan pendidikan di kampus IPB Dramaga tidak bisa terlaksana tanpa adanya air bersih. Saat ini pemenuhan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG) Andi Syaiful Amal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ.Muhammadiyah Malang Kampus III Jl. Tlogomas
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol. Besarnya tarif tol tidak boleh melebihi 70 % nilai BKBOK yang merupakan selisih antara BOK
Lebih terperinci