STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU - LINTAS
|
|
- Hadi Kusumo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 STUDI PENANGANAN JALAN RUAS BUNDER LEGUNDI AKIBAT PEKEMBANGAN LALU LINTAS Hery Wiriantoro Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya ABSTRAK Kondisi eksisting jalan Bunder Legundi masih sampit dengan lebar jalan bervariasi antara 46 meter sehingga perlu peningkatan kapasitas menjadi 7 meter dan struktur jalan untuk mengantisipasi perkembangan volume lalulintas yang lewat. Perkembangan lalu lintas yang lewat menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi yaitu dari Lalu Lintas Harian Rata rata pada awal umur rencana sebesar ,48 meningkat pada Lalu Lintas Harian Rata rata pada akhir umur rencana (tahun kelima) sebesar ,94 (meningkat sebesar 36,05% ). Sedangkan kapasitas jalan sebesar smp/jam. Penanganan peningkatan memerlukan pelebaran jalan selebar 1 meter pada Km sampai Km dan pelebaran jalan selebar 2 meter pada Km sampai Km sekaligus dengan melakukan perkerasan baru dengan tebal perkerasan rata rata 4 cm. Program pembiayaan penanganan ( pemeliharaan rutin dan peningkatan) dilakukan secara bertahap dengan membutuhkan waktu relatif lama (16 tahun ), mengingat anggaran dari APBD Propinsi setiap tahunnya relatif kecil ( Rp. 3 Milyar sampai Rp. 4 Milyar). Kata Kunci: Pemeliharaan jalan, peningkatan kapasitas dan struktur perkerasan jalan PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan sektor industri dan agraris sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi, peran wilayah Kabupaten/Kota dan transportasi khususnya prasarana jalan akan semakin besar. Dalam rangka memperlancar mekanisme pemasaran produkproduk tersebut diatas ke pusatpusat perdagangan di dalam wilayah Surabaya, perkembangan pembangunan prasarana dan sarana ekonomi antar daerah perkotaan dan daerah perdesaan perlu di dorong guna meningkatkan akses ekonomi wilayah. Dari keterkaitan tersebut, struktur jaringan jalan di wilayah Gerbangkertosusia pembagiannya didasarkan pada keterkaitan fungsi pusatpusat pengembangan dan tingkat kebutuhan pelayanan wilayah. Yang menjadi permasalahan perlunya penanganan jalan Bunder Legundi adalah : Bagaimana tingkat pelayanan jalan berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan yang terjadi pada ruas jalan BunderLegundi? Bagaimana perkembangan lalulintas ditinjau dari aspek teknis pada ruas jalan BunderLegundi? Bagaimana rencana penanganan fisik ruas jalan BunderLegundi, mengingat kondisinya bergelombang dan banyak keretakan? Bagaimana menentukan prioritas penanganan ruas jalan BunderLegundi?
2 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Maksud Dan Tujuan Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka tujuan dari studi ini adalah untuk : 1. Menganalisa tingkat pelayanan jalan yang berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan sesungguhnya dari kendaraan berat pada arus lalulintas di ruas jalan BunderLegundi. 2. Mengetahui perkembangan lalulintas ditinjau dari aspek teknis pada ruas jalan BunderLegundi. 3. Mengetahui rencana penanganan ruas jalan BunderLegundi baik dengan pemeliharaan rutin, berkala dan peningkatan. 4. Mendapatkan prioritas penanganan ruas jalan BunderLegundi. Batasan Maslah Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka diperlukan adanya batasan batasan penelitian akan lebih terarah yaitu : 1. Jenis kendaraan yang ditinjau adalah kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda motor dan kendaraan tidak bermotor. 2. Lokasi penelitian pada ruas jalan BunderLegundi sepanjang kurang lebih 25 km. 3. Analisa tingkat pelayanan jalan yang berkaitan dengan kapasitas, derajat kejenuhan dan kecepatan hanya menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Penggunaan MKJI disebabkan karena MKJI merupakan hasil penelitian diseluruh Indonesia sehingga MKJI dianggap mampu mewakili kondisi yang ada dilokasi penelitian. 4. Survey lalu lintas dilakukan hanya pada jamjam sibuk atau jam puncak yaitu pagi hari dan sore hari. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui tahapantahapan seperti terlihat pada gambar diagram alir berikut ini : Permasalahan Pelaksanaan Survey dan Pengumpulan data Data Primer data volume lalulintas data geometric jalan Data Sekunder data lalulintas data jaringan jalan Pengolahan Data Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Gambar 1. Diagram Alir Penelitian ISBN : X E32
3 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Lokasi Studi Studi ini mengambil lokasi di ruas Jalan BunderLegundi, dimana arus lalu lintas pada ruas tersebut padat dengan lebar jalan pada ruas tersebut mengalami penyempitan yang menuju ke arah Bunder. Lalulintas yang melewati pada ruas tersebut sebagian besar adalah mobil penumpang, angkutan umum, truk, dan sepeda motor. Dilihat dari jumlah lalu lintas yang melewati ruas jalan ini mempunyai frekuensi kepadatan lalu lintas lintasan yang cukup tinggi. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat dari survey langsung dilapangan yang meliputi data volume lalu lintas. Data volume lalu lintas adalah data yang dibutuhkan untuk diolah menjadi variabel derajat kejenuhan lalu lintas. Data sekunder yang digunakan adalah data kondisi jalan, volume lalu lintas, jaringan jalan dan potensi wilayah. HASIL PENELITIAN Ruas jalan yang ditinjau adalah ruas jalan BunderLegundi sepanjang 25,5 Km. Data yang diperoleh tentang ruas jalan tersebut adalah sebagai berikut : Nama ruas jalan : BunderLegundi (link 169) Klasifikasi/Status : Jalan Propinsi Lokasi ruas jalan : SidoarjoGresik Panjang jalan : 25,5 Km Lebar perkerasan : 4,9 5,5 m Lokasi studi : SidoarjoGresik a. Kondisi Perkerasan Kondisi eksisting perkerasan jalan BunderLegundi dapat ditabelkan sebagai berikut; Tabel 1. Kondisi Perkerasan Jalan BunderLegundi No Nama Ruas Kilometer (Km) Kondisi Perkerasan Jalan 1 BunderLegundi Km Km 01 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 2 BunderLegundi Km Km 02 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 3 BunderLegundi Km Km 03 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 4 BunderLegundi Km Km 04 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 5 BunderLegundi Km Km 05 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 6 BunderLegundi Km Km 06 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 7 BunderLegundi Km Km 07 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 8 BunderLegundi Km Km 08 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 9 BunderLegundi Km Km 09 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik 10 BunderLegundi Km Km 10 + Beraspal dengan lebar 7 m, kondisi baik ISBN : X E33
4 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 No Nama Ruas Kilometer (Km) Kondisi Perkerasan Jalan 11 BunderLegundi Km Km 11 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak/berlubang 12 BunderLegundi Km Km 12 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak/berlubang 13 BunderLegundi Km Km 13 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak/berlubang dan sebagian amblas 14 BunderLegundi Km Km 14 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak/berlubang dan sebagian amblas 15 BunderLegundi Km Km 15 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak 16 BunderLegundi Km Km 16 + Beraspal dengan lebar 56 m, kondisi retakretak 17 BunderLegundi Km Km 17 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi retakretak 18 BunderLegundi Km Km 18 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi retakretak/berlubang dan sebagian amblas 19 BunderLegundi Km Km 19 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi retakretak/berlubang 20 BunderLegundi Km Km 20 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi retakretak 21 BunderLegundi Km Km 21 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi retakretak 22 BunderLegundi Km Km 22 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi baik 23 BunderLegundi Km Km 23 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi baik 24 BunderLegundi Km Km 24 + Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi baik 25 BunderLegundi Km Km Beraspal dengan lebar 45 m, kondisi baik b. Rute Jalan Rencana Perencanaan penanganan jalan BunderLegundi di daerah dataran melalui daerah pertambahan. Penentuan rute tersebut sesuai dengan status jalan BunderLegundi sebagai Jalan Propinsi. Tujuan utama penanganan Jalan BunderLegundi adalah untuk memperlancar transportasi disamping untuk pengembangan daerah yang menghubungkan Mojokerto dan Gresik. c. Data LaluLintas Harian RataRata (LHR) Untuk perencanaan tebal perkerasan diperlukan data LaluLintas Harian Ratarata. LHR atau Average Daily Traffic (ADT) yaitu jumlah Lalulintas Harian Ratarata yang melewati jalur jalan selama 24 jam secara terusmenerus selama satu tahun. Tabel 2. Data LHR Jalan BunderLegundi Tanggal Gol. 1 Gol. 2 Gol. 3 Gol. 4 Gol. 5. Gol. 6 Gol. 7 Gol LHR Max Catatan : LHR maxs : jumlah kendaraan khusus klas A dan B Gol. Kendaraan : ISBN : X E34
5 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 EVALUASI DAN PEMBAHASAN Perencanaan geometrik jalan merupakan perencanaan jalan yang dititik beratkan pada tingkat pelayanan yang paling optimal, sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal pada arus lalulintas. Dalam perencanaan geometrik ruas jalan BunderLegundi ini, ketentuan pokok desain jalan yang dipakai adalah : Status Pengelolaan Jalan Propinsi Panjang 25,5 Km Lebar Perkerasan 2 x 3,5 m Bahu Jalan 1 x 2m Daerah Milik Jalan dengan lebar 20 m Kecepatan 60 Km/jam Kemiringan melintang bahu 4% Kemiringan tikungan maksimum 10% Kemiringan normal 2% a. Komponen Penanganan Jalan Dalam menentukan kebutuhan penanganan ruas jalan BunderLegundi perlu diperhitungkan beberapa komponen penanganan jalan, yaitu : Pelebaran aspal (perkerasan baru) Pelebaran bahu jalan Saluran tepi Pelapisan ulang perkerasan b. Kebutuhan Pelebaran Perkerasan Jalan Dengan melihat kondisi eksisting ruas jalan BunderLegundi, dibutuhkan pelebaran perkerasan jalan pada segmen ruas yang lebar perkerasannya masih dibawah 7 meter. Adapun kebutuhan pelebaran perkerasan jalan BunderLegundi sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 3. Kebutuhan Pelebaran Jalan BunderLegundi N o N a m a R u a s K ilo m e te r (K m) L e b a r E k s is tin g P e le b a ra n (m) (m) 1 B underlegundi K m K m m eter 2 B underlegundi K m K m m eter 3 B underlegundi K m K m m eter 4 B underlegundi K m K m m eter 5 B underlegundi K m K m m eter 6 B underlegundi K m K m m eter 7 B underlegundi K m K m m eter 8 B underlegundi K m K m m eter 9 B underlegundi K m K m m eter 10 B underlegundi K m K m m eter 11 B underlegundi K m K m m eter 1 m eter 12 B underlegundi K m K m m eter 1 m eter 13 B underlegundi K m K m m eter 1 m eter 14 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 15 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 16 B underlegundi K m K m m eter 1 m eter 17 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 18 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 19 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 20 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 21 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 22 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 23 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 24 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter 25 B underlegundi K m K m m eter 2 m eter ISBN : X E35
6 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Bahu Jalan Perkerasan Bahu Jalan 1 m 7 m 1 m Gambar 2. Potongan Melintang Ruas Jalan BunderLegundi c. Kebutuhan Pengaspalan Baru Bagi Pelebaran Jalan Dari kebutuhan pelebaran jalan BunderLegundi, dapat diperhitungkan berapa lebar kebutuhan pengaspalan untuk pelebaran jalan BunderLegundi. Tabel 4. Kebutuhan Pengaspalan Untuk Pelebaran Jalan BunderLegundi N o N a m a R u a s K i l o m e t e r ( K m) 1 B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m B u n d e r L e g u n d i K m K m K e b u t u h a n P e n g a s p a l a n P e l e b a r a n J a l a n ( m) 1 1 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 2 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 3 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 4 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 5 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 6 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 7 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 8 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 1 9 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 0 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 1 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 2 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 3 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 4 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r 2 5 B u n d e r L e g u n d i K m K m m e t e r d. Bahu Jalan Kebutuhan pelebaran untuk bahu jalan Bunder Legundi adalah 2 m, masingmasing dengan lebar 1 m sisi kiri dan kanan jalan sebagai tempat pemberhentian sementara/darurat bagi kendaraan yang mengalami kerusakan. Tabel 5. Kebutuhan Bahu Jalan BunderLegundi No Nama Ruas Kilometer (Km) Kebutuhan Pelebaran Bahu Jalan (m) 1 BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km meter 3 BunderLegundi Km Km meter 4 BunderLegundi Km Km meter 5 BunderLegundi Km Km meter 6 BunderLegundi Km Km meter 7 BunderLegundi Km Km meter 8 BunderLegundi Km Km meter 9 BunderLegundi Km Km meter 10 BunderLegundi Km Km meter 11 BunderLegundi Km Km meter 12 BunderLegundi Km Km meter 13 BunderLegundi Km Km meter 14 BunderLegundi Km Km meter 15 BunderLegundi Km Km meter 16 BunderLegundi Km Km meter ISBN : X E36
7 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Hasil rekomendasi untuk perencanaan saluran tepi tersebut didapatkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 6. Daftar Saluran Tepi SEGMEN Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder Km. Bunder JENIS SALURAN TEPI Dilakukan desain dengan menggunakan saluran Trapesium, mengingat kondisi lahan yang ada masih memungkinkan keperluan pelebaran jalan dikemudian hari apabila diperlukan dan disisi kiri dan kanan merupakan padat pemukiman. e. Tebal Perkerasan Jalan Lama Tabel 7. Kebutuhan Tebal Perkerasan Jalan Lama No Nama Ruas Kilometer (Km) Tebal Perkerasan (cm) 1 BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km cm 3 BunderLegundi Km Km cm 4 BunderLegundi Km Km cm 5 BunderLegundi Km Km cm 6 BunderLegundi Km Km cm 7 BunderLegundi Km Km cm 8 BunderLegundi Km Km cm 9 BunderLegundi Km Km cm 10 BunderLegundi Km Km cm 11 BunderLegundi Km Km cm 12 BunderLegundi Km Km cm 13 BunderLegundi Km Km cm 14 BunderLegundi Km Km cm 15 BunderLegundi Km Km cm 16 BunderLegundi Km Km cm ISBN : X E37
8 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 f. Kebutuhan Tebal Untuk Lapis Permukaan, Lapis Pondasi dan Lapis Pondasi Bawah Tabel 8. Kebutuhan Tebal Lapis Permukaan, Lapis Pondasi dan Lapis Pondasi Bawah Lebar Kebutuhan Tebal (cm) No Nama Ruas Kilometer (Km) lapis lapis lapis (m) permukaan pondasi pondasi bawah 1 BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km BunderLegundi Km Km g. Perhitungan Pembiayaan Untuk pembiayaan penanganan ruas jalan BunderLegundi sepanjang kurang lebih 25,5 Km dilakukan berdasarkan kondisi dilapangan, namun juga disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada (APBD Propinsi). Jalan sepanjang 25,5 Km tersebut dibagi persegmen, tiap segmen dengan panjang 1 Km. Penanganannya dilakukan melalui program peningkatan jalan dengan kegiatan pemeliharaan rutin dan peningkatan jalan. Berdasarkan perhitungan pembiayaan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur untuk tiap tahun seperti tabel dibawah ini : Tabel 9.Pembiayaan Penanganan Jalan BunderLegundi TAHUN KEGIATAN PENINGKATAN (Rp,/Km) PEMELIHARAAN (Rp,/Km) Dari tabel diatas, untuk biaya penanganan ruas jalan BunderLegundi dilapangan dengan kondisi membutuhkan penanganan peningkatan sepanjang 14 Km idealnya membutuhkan dana sebesar Rp dan penanganan pemeliharaan rutin sepanjang 11,5 Km idealnya membutuhkan dana sebesar Rp sehingga kebutuhan total sebesar Rp ,. Pada tahun 2005 dari APBD Propinsi dialokasikan dana sebesar Rp dan pada tahun 2006 dialokasikan sebesar Rp. Rp , terdapat penurunan pembiayaan disamping alokasinya masih jauh dari kebutuhan ideal yang ada. Hal ini disebabkan keterbatasan dana APBD Propinsi disamping penanganannya dilakukan secra bertahap. Pemanfaatan dana tersebut tentunya dioptimalkan dengan pendistribusian untuk penanganan peningkatan pada kondisi jalan yang benarbenar kritis (amblas) dan sebagian untuk penanganan pemeliharaan dengan tujuan menjaga jalan yang sudah kondisinya baik tidak mengalami degradasi (penurunanan umur rencana). ISBN : X E38
9 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 Tabel 10. Pemanfaatan biaya untuk penanganan ruas Jalan BunderLegundi TAHUN KEGIATAN PENINGKATAN (Km) PEMELIHARAAN (Km) ,300 24,200 Rutin KETERANGAN ,500 23,100 (Rutin) dan 2,400 (Berkala) Dari kondisi tabel tersebut diatas, dengan pembiayaan yang sangat terbatas belum sebanding dengan kebutuhan dilapangan maka penentuan prioritas penanganan didasarkan pada segmen ruas yang benarbenar kondisinya kritis (ambles) sehingga dapat menyebabkan konstruksi perkerasan patah. Disamping itu juga perlu dilakukan penanganan pemeliharaan pada sebagian alokasi dana yang ada untuk menjaga agar kondisi jalan yang sudah baik tidak rusak. h. Program Pelaksanaan Kebutuhan dari total biaya untuk peningkatan jalan BunderLegundi sepanjang kuranglebih 14 Km sebesar Rp Diasumsikan biaya untuk penanganan jalan BunderLegundi setiap tahunnya adalah sebesar Rp sampai dengan Rp ,00, sesuai dengan historis pembiayaan APBD Propinsi tiga tahun ke belakang (Tahun Anggaran 2003, 2004 dan 2005) berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Maka waktu yang dibutuhkan untuk penanganannya seperti tabel dibawah ini : Tabel 11. Penanganan Jalan BunderLegundi No Tahun Biaya Fisik / Penanganan Tahun (Rp) Peningkatan (Km) Pemeliharaan Rutin (Km) Rp 3,300,000,000 Km Km 11 + Km Km 10 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,500,000,000 Km Km 11 + Km Km 11 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,500,000,000 Km Km 12 + Km Km 12 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,750,000,000 Km Km 13 + Km Km 13 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,750,000,000 Km Km 14 + Km Km 14 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,850,000,000 Km Km 15 + Km Km 15 + ( 1 Km ) Km Km Rp 3,500,000,000 Km Km 16 + Km Km 16 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 17 + Km Km 17 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 18 + Km Km 18 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 19 + Km Km 19 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 20 + Km Km 20 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 21 + Km Km 21 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 22 + Km Km 22 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 23 + Km Km 23 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km 24 + Km Km 24 + ( 1 Km ) Km Km Rp 4,000,000,000 Km Km Km Km ( 0,5 Km ) ( 25 Km ) ISBN : X E39
10 Program Studi MMTITS, Surabaya 3 Pebruari 2007 KESIMPULAN Dari Studi Penanganan Jalan Ruas BunderLegundi Akibat Perkembangan Lalu Lintas yang telah disusun dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dari kondisi yang ada (eksist ing), jalan Bunder Legundi sebagai Jalan Propinsi kurang memadai dengan lebar hanya 4,00 sampai 6,00 meter, sehingga harus ditingkatkan menjadi lebar 7,00 meter (2 x 3,5) dengan kapasitas smp / jam. 2. Perkembangan Lalu Lintas Harian Rata rata ( LHR ) jalan Bunder Legundi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Dari kondisi Lalu Lintas Harian Rata rata pada awal umur rencana sebesar ,48 meningkat pada akhir umur rencana ( pada tahun ke lima ) menjadi sebesar ,94 atau meningkat sebesar 36,05 %. 3. Penanganan jalan Bunder Legundi berupa pemeliharaan rutin pada Km sampai Km. 10 +, pelebaran badan jalan ( kapasitas ) pada Km sampai Km dengan lebar 1 meter dan Km sampai Km dengan lebar 2 meter sekaligus melakukan perkerasan baru dengan tebal perkerasan rata rata 4 cm. 4. Program pelaksanaan penanganan jalan Bunder Legundi dimulai pada awal tahun 2006 dengan menyesuaikan anggaran dari APBD Propinsi yaitu sebesar Rp. 3,3 Milyar yang digunakan untuk peningkatan jalan sepanjang 1 Kilometer pada Km sampai Km dan pemeliharaan rutin sepanjang 24,5 kilometer pada Km sampai Km dan Km sampai Km Sedangkan rencana penyelesaian penanganannya pada akhir tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp. 4 Milyar yang digunakan untuk peningkatan sepanjang 0,5 kilometer pada Km sampai Km dan pemelihraan rutin pada Km sampai Km DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan ; UndangUndang No. 13 Tahun 1980 Tentang Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga ; Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Pebruari 1997, Direktorat Bina Jalan Kota. Direktorat Jenderal Bina Marga ; Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/B/1983 Hendarmin,. R. Affandy Ir (1986) ; Dasar dasar Konstruksi Perkerasan Morlok (1985) ; Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga, Jakarta Taylor, MAP, Young. W, Bonsall, PW (1996) ; Understanding Traffic System, Avebury Technical England. SECID (South East Consortium for International Development), Drainase Lengkap Sistem Desain ISBN : X E310
Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN DAN SIMPANG UNTUK PERSIAPAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) KORIDOR TIMUR - BARAT SURABAYA (STUDI KASUS JL.KERTAJAYA INDAH S/D JL.KERTAJAYA) Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK
Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Kinerja dan 43 Pengaruh Pembuatan Median Jalan ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN Adhi Muhtadi ABSTRAK Pada saat ini
Lebih terperinciBAB V EVALUASI V-1 BAB V EVALUASI
V-1 BAB V EVALUASI V.1 TINJAUAN UMUM Dalam Bab ini, akan dievaluasi tanah dasar, lalu lintas, struktur perkerasan, dan bangunan pelengkap yang ada di sepanjang ruas jalan Semarang-Godong. Hasil evaluasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang diambil dalam penyusunan penulisan ini berdasarkan pada metode analisa kinerja ruas jalan yang mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 sehingga
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis
Lebih terperinciANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN
ANALISIS KINERJA JALAN KOTA METRO BERDASARKAN NILAI DERAJAT KEJENUHAN JALAN Oleh: Agus Surandono Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro e-mail : agussurandono@yahoo.co.id ABSTRAK Suatu perencanaan
Lebih terperinciEVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I
EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan Karangmenjangan Jalan Raya Nginden jika dilihat berdasarkan Dinas PU
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 JALAN Berdasarkan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciManajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya Megasari Prasetya, Cahya Buana Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam
Lebih terperinciPembimbing : Ir. Imam Prayogo ( )
PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN PERKERASAN LENTUR JALAN WIDANG GRESIK SURABAYA STA 22+400 25+400 KABUPATEN LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : RENDY YULIATMOKO (NRP.3108.030.148 ) EGA DWIJAYANTO (NRP.3108.030.155)
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR
MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR Sutardi, Hera Widyastuti, dan Budi Rahardjo Pasca Sarjana Bidang Manajemen dan Rekayasa Transportasi FTSP, ITS. Email
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam studi ini, ruas Jalan Hayam Wuruk, Raya, Jalan Cokroaminoto, Jalan
3.1 Lokasi Penelitian III. METODE PENELITIAN Dalam studi ini, ruas Jalan Hayam Wuruk, Raya, Jalan Cokroaminoto, Jalan Gatotsubroto Barat dan Jalan Raya Sesetan diambil sebagai tempat studi karena pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dapat diartikan sebagai konsep teoritik (pengetahuan) yang mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam penelitian.
Lebih terperinciANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM
ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga
19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - RC
TUGAS AKHIR RC09 1380 EVALUASI PARAMETER KOEFISIEN DISTRIBUSI KENDARAAN (C) UNTUK JALAN TIPE 4/2UD UNTUK PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR CARA BINA MARGA (Studi Kasus : Jl. Yogyakarta Magelang Km 21
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Arus Lalu Lintas Definisi arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan bermotor yang melewati suatu titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA Bimagisteradi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK : Surabaya merupakan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kondisi Lalu Lintas Situasi lalu lintas untuk tahun yang dianalisa ditentukan menurut arus jam rencana, atau lalu lintas harian rerata tahunan (LHRT) dengan faktor yang sesuai
Lebih terperinciBAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
BAB 3 PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 3.1. Kendaraan Rencana Kendaraan rencana adalah kendaraan yang merupakan wakil dari kelompoknya. Dalam perencanaan geometrik jalan, ukuran lebar kendaraan rencana
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciPENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KECEPATAN DAN KAPASITAS JALAN H.E.A MOKODOMPIT KOTA KENDARI Ridwansyah Nuhun Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Haluoleo Jl. HEA.Mokodompit
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas antar suatu daerah dengan daerah lainnya, baik itu barang maupun manusia. Seiring dengan pertambahan
Lebih terperinciANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU. Rosehan Anwar 1)
66 INFO TEKNIK, Volume 13 No. 1 Juli 2012 ANALISIS BUNDARAN PADA SIMPANG EMPAT JALAN A. YANI KM 36 DI BANJARBARU Rosehan Anwar 1) Abstrak - Kota Banjarbaru merupakan kota penghubung antara kota Banjarmasin
Lebih terperinciRINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)
RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA) Oleh: HENDRA NPM.11.51.13018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016
Lebih terperinciKAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)
KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B) Dede Sarwono Program Studi Teknik Sipi, Fakultas Teknik, Universitas Ibn Khaldun Bogor Jl.K.H. sholeh Iskandar
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA M. Ekky Gigih Prakoso, Cahya Buana, ST., MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja (Level of Services) Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran kualitatif yang digunakan di Amerika dan menerangkan kondisi operasional dalam arus
Lebih terperinciSTUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU
STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU IRPAN ADIGUNA NRP : 9721041 NIRM : 41077011970277 Pembimbing : Ir. V. HARTANTO, M.SC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 4.1 UMUM Analisa kinerja lalu lintas dilakukan untuk mengetahui tingkat pelayanan, dan dimaksudkan untuk melihat apakah suatu jalan masih mampu memberikan pelayanan yang
Lebih terperinciPENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)
PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T) Sylvia Indriany 1, Wandhi Wijaya 2 1 Jurusan TeknikSipilUniversitasMercuBuana, Jl. Meruya Selatan Kembangan,Jakarta Barat Email:syllfa@yahoo.com
Lebih terperinciPROYEK AKHIR. PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA s/d STA PROVINSI JAWA TIMUR
PROYEK AKHIR PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN PASURUAN-PILANG STA 14+650 s/d STA 17+650 PROVINSI JAWA TIMUR Disusun Oleh: Muhammad Nursasli NRP. 3109038009 Dosen Pembimbing : Ir. AGUNG BUDIPRIYANTO,
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina Abstrak Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi berdampak
Lebih terperinciDERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2
DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR Syaiful 1, Budiman 2 1 Dosen Tetap Jurusan Teknik Sipil Univeristas Ibn Khaldu, Jl. KH. Sholeh Iskandar KM. 2 Bogor Email : syaiful@ft.uika-bogor.ac.id
Lebih terperinciSTUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS
STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS Patra Bangun Nagara NRP : 9721063 NIRM : 41077011970298 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS
Lebih terperinciANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG
ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG Wilton Wahab (1), Delvi Gusri Yendra (2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil 2) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Lebih terperinciGambar 4.1 Potongan Melintang Jalan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Geometrik Jalan Jalan Arif Rahman Hakim merupakan jalan kolektor primer yang merupakan salah satu jalan menuju pusat Kota Gororntalo. Segmen yang menjadi objek
Lebih terperinciterjadi, seperti rumah makan, pabrik, atau perkampungan (kios kecil dan kedai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Operasional dan Perencanaan Jalan Luar Kota Analisis operasional merupakan analisis pelayanan suatu segmen jalan akibat kebutuhan lalu-lintas sekarang atau yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat
1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat membutuhkan transportasi untuk perputaran roda ekonominya. Pada tahun 2012 tercatat bahwa penduduk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi Studi Lokasi Studi ini berada di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang. Jalan Kawi mempunyai panjang jalan dengan total 925 m dan mempunyai dua jenis tipe jalan terlihat digambar
Lebih terperinciPROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR
PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA 23+000 26+000 MADURA, JAWA TIMUR Oleh : HENDI YUDHATAMA 3107.030.049 M. MAULANA FARIDLI 3107.030.101 Dosen Pembimbing: MACHSUS ST.
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA
TUGAS AKHIR RC09-1380 MANAJEMEN LALU LINTAS DI SEKITAR PERSIMPANGAN JL. PASARMINGGU - JL. KALIBATA - JL. DUREN TIGA JL. PANCORAN TIMUR DI JAKARTA RAHMAWATI FITRIA NRP 3109 106 049 Dosen Pembimbing Wahju
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Volume Lalu Lintas Hasil penelitian yang dilaksanakan selama seminggu di ruas Jalan Mutiara Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Kepulauan khususnya sepanjang 18 m pada
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN PADA RUAS JALAN WARU - SIDOARJO. Kata Kunci: Permasalahan Transportasi, Sistem Transportasi, Volume Lalu-lintas
STUDI EVALUASI KINERJA JARINGAN JALAN PADA RUAS JALAN WARU - SIDOARJO Bambang Joelianto, Achmad Faiz Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR
PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN BANGKALAN BATAS KABUPATEN SAMPANG STA 14+650 18+100 KABUPATEN BANGKALAN PROPINSI JAWA TIMUR Dosen Pembimbing : Ir. CHOMAEDHI. CES, Geo 19550319 198403 1 001 Disusun
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI JALAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF KINERJA FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL (Studi Kasus Jalan Jayawijaya Surakarta)
EVALUASI KONDISI JALAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF KINERJA FUNGSIONAL DAN STRUKTURAL (Studi Kasus Jalan Jayawijaya Surakarta) TESIS Diajukan Kepada Program Magister Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciPENGANTAR TRANSPORTASI
PENGANTAR TRANSPORTASI KINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS FASILITAS ARUS TERGANGGU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Jaringan Jalan Berdasarkan Undang-undang nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
Lebih terperinciKELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI
KELAYAKAN PENERAPAN LAJUR SEPEDA MOTOR DI JALAN SUNSET ROAD BALI FEASIBILITY OF MOTORCYCLE LANE APPLICATION IN SUNSET ROAD BALI Nicholas dan Agah M. Mulyadi Balai Teknik Lalu Lintas dan Lingkungan Jalan
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG
EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG Rio Reymond Manurung NRP: 0721029 Pembimbing: Tan Lie Ing, S.T.,M.T. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara bagi seorang peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan kemudian selanjutnya data dapat digunakan dan dianalisa sehingga
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Untuk menganalisa lalulintas pada ruas jalan Jatiwaringin diperlukan data lalulintas pada lajur jalan tersebut. Dalam bab ini dibahas hasil dari penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Fungsi Jalan Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 tahun 2009 dan menurut Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006, sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Variabel Analisis Variabel yang digunakan dalam analisis kinerja Ruas Jalan Otto Iskandardiata Kota Bandung akibat pertumbuhan lalu lintas selama 10 tahun mendatang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan perekonomian daerah yang sedang bertumbuh dan memberikan akses kepadadaerah-daerah yang mempunyai
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN SEBAGAI PARAMETER KEMACETAN SIMPANG EMPAT PINGIT YOGYAKARTA
EVALUASI KINERJA JALAN SEBAGAI PARAMETER KEMACETAN SIMPANG EMPAT PINGIT YOGYAKARTA Poegoeh Soedjito (Staf pengajar Jurusan Teknik Sipil, UNIBA Balikpapan) ABSTRAK Dalam mewujudkan sarana prasarana trasnportasi
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN
PENGARUH JUMLAH LALU LINTAS TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN JALAN DI JALAN ASPAL KELAS III A DI KABUPATEN LAMONGAN Rio Rahma Dhana¹, Zulkifli Lubis² ¹Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jalan Raya Jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).
8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Komposisi lalu lintas Arus lalu lintas jalan perkotaan dibagi menjadi 4 jenis : 1. Kendaraan ringan ( Light Vecicles = LV ) Meliputi kendaraan bermotor 2 as beroda empat dengan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN
ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN Agus Wiyono Alumni Program Studi Teknik Sipil Universitas Surakarta Jl. Raya Palur KM 05 Surakarta Abstrak Jalan Adisumarmo Kartasura km 0,00
Lebih terperinciPENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA
PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA 1 Manahara Nababan dan 2 A Agung Gde Kartika, ST, MSc 1 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciMANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA
MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA Ratih Widyastuti Nugraha 3108 100 611 Abstrak Pemerintah kota Surabaya membangun beberapa terminal baru. Salah satu terminal
Lebih terperinciESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG
ESTIMASI NILAI K DALAM PENENTUAN VOLUME JAM PERENCANAAN DI KOTA BITUNG Theo Kurniawan Sendow Abstrak Dalam perencanaan Geometrik Jalan dikenal itilah nilai k. Adapun estimasi nilai k dalam menentukan volume
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN
STUDI KELAYAKAN JALAN ALTERNATIF SIRING LAUT PERTAMINA KOTA BARU KALIMANTAN SELATAN Amalia F. Mawardi, Djoko Sulistiono, Widjonarko dan Ami Asparini Program Studi Diploma Teknik Sipil FTSP ITS, Surabaya
Lebih terperinciSTUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG
STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG Ronald Simatupang NRP : 9821024 Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman Ko Pembimbing : Tan Lie Ing, ST, MT. FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciAnalisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya
Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya Ir. Rachmad Basuki, MS. Jufri Sony Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciRENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS
RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ;
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG) Andi Syaiful Amal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ.Muhammadiyah Malang Kampus III Jl. Tlogomas
Lebih terperinciPerencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur
Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Ruas Jalan HB.Yasin Kota Gorontalo merupakan jalan Nasional yang menghubungkan berbagai pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal di Provinsi Gorontalo.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perjalanan yang lancar merupakan idaman setiap warga, dengan semakin banyaknya pengguna jalan raya, lalu lintas menjadi tidak lancar, seiring dengan bertambahnya jumlah
Lebih terperinciKata kunci : Kinerja ruas jalan, Derajat kejenuhan, On street parking
ABSTRAK Kabupaten Bangli khususnya pada ruas Jalan Brigjen Ngurah Rai sebagai kawasan yang memiliki aktivitas cukup ramai akibat adanya aktivitas seperti sekolah, kantor, pertokoan dan RSUD Bangli disepanjang
Lebih terperinciPerencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur
Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur Ferdiansyah Septyanto, dan Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciPERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR
PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM 121+200 KM 124+200 JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR DIDI SUPRYADI NRP. 3108038710 SYAMSUL KURNAIN NRP. 3108038710 KERANGKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1,1. Latar Belakang Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan perkembangan daerah. Kebutuhan akan transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat.
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan jumlah kepemilikan kendaraan dewasa ini sangat pesat. Semakin tinggi jumlah kendaraan, tentu akan membawa dampak pada kelancaran lalu lintas. Gangguan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DATA. 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass. Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl.
BAB IV DESKRIPSI DATA 4.1 Data Ruas Jalan Eksisting dan setelah Underpass Jalur lalu lintas eksisting dari Jl. Gatot Subroto Barat menuju Jl. Gatot Subroto Timur melewati ruas-ruas jalan dengan volume
Lebih terperinciEVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH
EVALUASI FAKTOR PENYESUAIAN HAMBATAN SAMPING MENURUT MKJI 1997 UNTUK JALAN SATU ARAH Chamelia Badi Semuel Y. R. Rompis, Freddy Jansen Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado Email:
Lebih terperinciPerancangan Detail Peningkatan Ruas Jalan Cihampelas Kota Bandung Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui
Lebih terperinciGolongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diabaikan bertambahnya kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya, dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Istilah Jalan 1. Jalan Luar Kota Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan merupakan semua bagian dari jalur gerak (termasuk perkerasan),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH
BAB III METODOLOGI 3.1 PENDEKATAN MASALAH Penyusunan garis besar langkah kerja merupakan suatu tahapan kegiatan dengan menggunakan metodologi. Metodologi pendekatan analisis dilakukan dengan penyederhanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Motto dan Persembahan iv ABSTRAK v ABSTRACT vi KATA PENGANTAR vii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xv DAFTAR LAMPIRAN xvi DAFTAR NOTASI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN
ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN (Studi kasus Jalan Karapitan) PROPOSAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam menempuh program Sarjana (S-1) Oleh RIZKY ARIEF RAMADHAN
Lebih terperinciPERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA STA KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR
PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN DENGAN PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA GRESIK STA 3+000 STA 6+000 KABUPATEN GRESIK PROPINSI JAWA TIMUR Adalea Ivana P 3107030064 Rendy Ajan J 3107030074 PROGRAM STUDI DIPLOMA
Lebih terperinciANALISA DAN KOORDINASI SINYAL JALAN DIPONEGORO SURABAYA
ANALISA DAN KOORDINASI SINYAL ANTAR SIMPANG PADA RUAS JALAN DIPONEGORO SURABAYA Oleh: Emal Zain MTB 3105 100 128 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat Penelitian
Lebih terperinciJURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:
JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997 Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094 Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah
Lebih terperinciKINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG
KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG Dhewanty Rahayu Puteri Theo K. Sendow, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:dhewantyputeri@yahoo.co.id ABSTRAK Kota Bitung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kinerja suatu simpang menurut MKJI 1997 didefinisikan sebagai ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara umum dinyatakan dalam kapasitas
Lebih terperinciANALISIS FUNGSI DAN PELAYANAN JALAN KOTA BOGOR
Ari Gunawan, Analisis Fungsi dan Pelayanan Jalan Kota Bogor (Studi Kasus Ruas Jalan Kota Bogor Kecamatan Tanah Sareal Zona B) ANALISIS FUNGSI DAN PELAYANAN JALAN KOTA BOGOR (S t ud i Ka s us Ru a s Ja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu pergerakan orang dan barang. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehariharinya, sehingga transportasi
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR
EVALUASI KINERJA JALAN PADA PENERAPAN SISTEM SATU ARAH DI KOTA BOGOR Riyadi Suhandi, Budi Arief, Andi Rahmah 3 ABSTAK Penerapan jalur Sistem Satu Arah (SSA pada ruas jalan yang melingkari Istana Kepresidenan
Lebih terperinciRekayasa Pergerakan Lalulintas Di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo (Lokasi: Jalan Siwalankerto Surabaya)
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Rekayasa Pergerakan Lalulintas Di Kelurahan Siwalankerto, Kecamatan Wonocolo (Lokasi: Jalan Siwalankerto Surabaya) SEPTIANINDITA NUGHRA TRIWISUDA NRP 3606 100
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA JALAN PAJANG PARANGTEJO KABUPATEN SUKOHARJO TESIS
EVALUASI KINERJA JALAN PAJANG PARANGTEJO KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Teknik Sipil Diajukan Oleh : ACHMAD HUFRONI NIM. : S.1000.300.40
Lebih terperinciSTUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA
STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI VOLUME DAN JENIS KENDARAAN SURVEI WAKTU TEMPUH SURVEI DATA GEOMETRIK PENGOLAHAN DATA Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA Analisis perhitungan
Lebih terperinciPengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki
Pengaruh Pemberlakuan Rekayasa Lalulintas Terhadap Derajat Kejenuhan Pada Simpang Jalan Pajajaran dan Jalan Pasirkaliki Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail: risnars@polban.ac.id
Lebih terperinci