BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Banyak bidang usaha saat ini yang tertarik kepada pembentukan ulang prosedur dan proses internal mereka. Proses adalah sistem administrasi atau operasional yang merubah input menjadi output yang mempunyai nilai, khususnya serangkaian tugas yang diatur menjadi prosedur atau pengaturan serangkaian pekerjaan yang diharapkan melibatkan berbagai macam mesin, departemen, dan orang. Sumber dari rekayasa ulang proses bisnis, yaitu: Information and measurement systems (George Siemens, ) Scientific management and work measurement (Frederick Winslow Taylor, M.E, Sc.D, ) Method and time study (Frank and Lilian Gilbreth) Job enrichment (Frederick Herzberg) Brain storming. Systems analysis for computer systems. Total quality management and kaizen (Deming) Quality movement (Dr. Joseph M. Juran) Systems theorists (Beer) 8

2 9 In search of excellence (Peter and waterman) Value-added analysis (Porter) Definisi dari rekayasa ulang proses bisnis adalah: Analisa dan perancangan dari alur kerja dan proses yang ada di dalam dan diantara organisasi ( Menurut Davenport & Short ) Process innovation, dimana melihat bisnis bukan sebagai fungsi, divisi, atau produk, tetapi sebagai suatu proses yang dirancang ulang dengan menggunakan tehnologi yang sekarang ini ada, untuk menghasilkan penghematan sumber daya dan peningkatan kinerja. Pemikiran kembali secara mendasar dan perancangan ulang secara radikal dari bisnis proses untuk mendapatkan perbaikan yang dramatis pada saat kritis dan saat sekarang ini dalam pengukuran kinerja, seperti: biaya, kualitas, jasa, dan kecepatan ( Menurut Hammer & Champy ) Definisi dari proses bisnis adalah: Organisasi yang logis dari orang, bahan, tenaga, peralatan, dan prosedur menjadi kegiatan bekerja yang dirancang untuk membuat hasil akhir yang ditentukan atau hasil dari bekerja ( Menurut Davenport & Short ) Sekumpulan dari kegiatan yang menggunakan satu jenis atau lebih input dan menghasilkan suatu output yang memberikan nilai kepada konsumen ( Menurut Hammer & Champy )

3 10 Berdasarkan definisi dari rekayasa ulang proses bisnis diatas dapat disimpulkan, antara lain : Fundamental yaitu mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar mengenai perusahaan dan bagaimana kegiatan operasi perusahaan tersebut. Radikal yaitu memulai dari sumber permasalahan dan menciptakan cara-cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan. Dramatis yaitu rekayasa ulang tidak membuat perubahan secara marjinal atau incremental tetapi merupakan suatu lompatan yang jauh. Proses yaitu sekumpulan dari kegiatan yang menggunakan satu jenis atau lebih input dan menghasilkan suatu output yang memberikan nilai kepada konsumen. Menurut Manganelli-Klein (1994), rekayasa ulang adalah suatu perencanaan ulang yang cepat dan radikal terhadap proses bisnis yang strategis dan mempunyai nilai tambah dalam proses bisnis yang didukung oleh sistem, kebijakan, dan struktur organisasi, untuk mengoptimalisasi alur kerja dan produktivitas di dalam organisasi. Dari definisi ini dapat disimpulkan, antara lain: Proses strategis yaitu proses-proses penting yang dapat mempengaruhi tujuan, posisi, dan strategi yang ditetapkan. Proses yang mempunyai nilai tambah yaitu proses-proses penting yang berhubungan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Aktivitas proses yang mendukung sistem, dimulai dari pemrosesan data dan manajemen sistem informasi di satu sisi dengan sistem sosial budaya di sisi lainnya.

4 11 Aktivitas proses yang mendukung kebijakan, meliputi batasan dan aturan yang harus dipenuhi dalam menentukan bagaimana suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Aktivitas proses yang mendukung struktur organisasi, meliputi kelompok kerja, departemen, divisi, unit, dan sebagainya dimana karyawan ditempatkan. Rekayasa ulang proses bisnis merupakan salah satu pemecahan masalah manajerial, pendekatan yang bisa mendorong dalam merekomendasikan metode dan tehnik untuk merancang ulang proses operasional yang dapat mencerminkan bisnis utamanya, mempunyai orientasi kepada konsumen. Rekayasa ulang proses bisnis, meliputi: Perubahan secara radikal. Mempertimbangkan bisnis proses dan fungsi. Menggunakan tehnologi informasi secara penuh. Mengevaluasi kegiatan bisnis utama. Bertujuan untuk meningkatkan secara menyolok kinerja yang ada Rekayasa Ulang Proses Bisnis VS Perbaikan Bisnis (Business Improvement) Menurut James A. O Brien, rekayasa ulang proses bisnis dapat dibedakan dari perbaikan bisnis atau business improvement. Pada rekayasa ulang proses bisnis dilakukan perencanaan ulang proses bisnis secara radikal, sedangkan dalam perbaikan bisnis hanya dilakukan perbaikan pada proses yang sudah ada.

5 12 Dalam Tabel 2.1 dijelaskan secara lengkap perbedaan antara rekayasa ulang proses bisnis dengan perbaikan bisnis atau business improvement. Tabel 2.1 How Business Process Reengineering Differs From Business Improvement Business Improvement Business Reengineering Definition Incrementally improving existing Radically redesigning business processes processes Target Any process Strategic business processes Primary Enabler IT and work simplification IT and organizational redesign Potential Payback 10%-50% improvements 10-fold improvements What Changes? Same jobs, just more efficient Big job cuts; new jobs; major job redesign Risk of Failure and Level of Disruption Low High Ada beberapa pandangan mengenai rekayasa ulang atau biasa dikenal dengan The Re-engineering Spectrum (Gambar 2.1), yang menurut Champy, James (1995) dibedakan menjadi: 1. Perbaikan proses (Process improvement tidak selalu merupakan rekayasa ulang proses bisnis) Memperbaiki bagian dari proses yang meliputi fungsi yang terutama. Memusatkan untuk mengerjakan tugas dengan baik dan bukan memindahkan tugas atau menghilangkan penundaan diantara tugas. Penilaian yang sedikit kritis atas proses secara keseluruhan atau analisa kebutuhan dari proses secara keseluruhan. Tipe perbaikan 5-20 %

6 13 2. Rekayasa ulang proses (Process re-engineering merupakan rekayasa ulang proses bisnis) Memulai dengan pertanyaan mengenai kebutuhan dari proses secara keseluruhan. Melibatkan pemikiran ulang atas proses. Merancang ulang setiap elemen dari proses. Mengarahkan kepada perbaikan secara bertahap atas proses (50 %) 3. Rekayasa ulang bisnis (Business re-engineering merupakan rekayasa ulang proses bisnis) Mengarahkan kepada perbaikan diantara semua proses. Memberikan perubahan bertahap dalam kinerja keseluruhan dari organisasi. Memberikan perhatian pada perancangan ulang dari keseluruhan arsitektur bisnis. 4. Perubahan (Transformation - merupakan rekayasa ulang proses bisnis) Menciptakan kembali bisnis secara keseluruhan. Memulai dengan pertanyaan mengenai kebutuhan dari bisnis. Pertimbangan atas proses.

7 14 Dalam Gambar 2.1 diberikan penjelasan mengenai proses yang dilakukan dalam batasan yang sempit sampai kepada transformasi dalam batasan bisnis yang luas dan tingkat resiko yang tinggi terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Paradigm Shift Local & Limited Risk Threat To Survival Sustainable Step Change Transformation Mindset Change Process Reengineering Business Reengineering Gains Process None Incremental Local Scope Business Wide Gambar 2.1 The Re-engineering Spectrum Menurut Thomas H. Davenport, 1993, Process Innovation: Reengineering Work Through Information Technology, yang menjadi persamaan dan perbedaan antara rekayasa ulang dengan perbaikan yang terus menerus, seperti dalam Tabel 2.2. Persamaan antara rekayasa ulang dengan perbaikan yang terus menerus adalah keduanya menganalisa proses, mengutamakan pengukuran kinerja, merubah organisasi dan perilaku secara signifikan, sedangkan perbedaan antara keduanya lebih kepada tingkat perubahan, partisipasi dari karyawan, batasan, resiko, dan jenis perubahan yang terjadi.

8 15 Tabel 2.2 Reengineering Versus Continuous Improvement Reengineering Similarities: Basis of analysis Processes Processes Performance measurement Rigorous Rigorous Organizational change Significant Significant Behavioral change Significant Significant Time investment Substantial Substantial Differences: Level of change Radical Incremental Continuous Improvement Starting point Clean slate Existing process Participation Top-down Bottom-up Typical of scope Broad, cross-functional Narrow, within functions Risk High Moderate Primary enabler Information technology Statistical control Type of change Cultural and structural Cultural Tujuan Rekayasa Ulang Proses Bisnis Tujuan, proses, dan hasil dari rekayasa ulang proses bisnis merupakan sumber efisiensi, produktivitas, dan meningkatkan keunggulan bersaing bagi organisasi. Suatu perusahaan yang menganalisa gejala persaingan dan pilihan strategis akan memusatkan pada peningkatan produktivitas, rasio dari input terhadap output, peningkatan pelayanan kepada konsumen, diversifikasi produk dan jasa. Tujuan utama dari rekayasa ulang proses bisnis, menurut Colin Armistead dan Philip Rowland (1996) adalah: Pengurangan waktu siklus. Pengurangan biaya dan peningkatan keuntungan.

9 16 Peningkatan efisiensi, melalui peningkatan produktivitas dan utilitas dari sumber daya, perancangan ulang yang strategis, cepat dan radikal, menambah nilai proses bisnis dan merubah sistem, kebijakan dan struktur yang mendukung proses bisnis serta mengoptimalisasi alur kerja dan produktivitas dalam suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan utama dari rekayasa ulang proses bisnis perlu dilakukan perubahan terhadap proses yang ada dengan cara, sebagai berikut: Menghilangkan bagian proses yang tidak penting. Menggunakan tehnologi pada bagian yang memungkinkan. Memberi kuasa dengan mengalihkan tanggungjawab pengambilan keputusan dan pengawasan kepada tingkat dimana pekerjaan tersebut dilakukan. Memperbaiki alur kerja dengan menekankan pada fungsi yang memberikan nilai tambah. Menetapkan kriteria pengukuran yang berguna untuk melakukan analisa dan pembuatan rencana strategis Karakteristik dari Rekayasa Ulang Proses Bisnis Karakteristik dari rekayasa ulang proses bisnis adalah: Rekayasa ulang harus dilakukan secara cepat. Rekayasa ulang harus memberikan perubahan yang radikal terhadap hasil yang diharapkan.

10 17 Rekayasa ulang harus melakukan perancangan ulang dengan memperhatikan pada identifikasi dan perbaikan aktivitas yang memberikan nilai tambah dan mencoba menghilangkan semua aktivitas lainnya. Rekayasa ulang berbeda dengan perbaikan dan perubahan secara perlahan dalam hal: Rekayasa ulang bukan sekedar otomatisasi. Rekayasa ulang bukan sekedar reorganisasi perusahaan. Rekayasa ulang bukan sekedar pengurangan tenaga kerja. Rekayasa ulang bukan sekedar perbaikan kualitas. Menurut Hammer dan Champy (1993), ada beberapa kesamaan atau karakteristik yang biasanya dihadapi dalam rekayasa ulang proses bisnis, yaitu: Beberapa pekerjaan dikombinasikan menjadi satu. Proses yang terintegrasi dapat mengurangi biaya administrasi, karena karyawan dilibatkan dalam proses, dengan asumsi tanggungjawab untuk memastikan bahwa kebutuhan konsumen terpenuhi tepat waktu dan tidak ada kerusakan, untuk itu kebutuhan akan pengawasan berkurang. Perusahaan harus memotivasi karyawan yang sudah diberikan kuasa untuk mencari penemuan baru dan cara kreatif untuk menurunkan waktu yang dibutuhkan dan biaya dalam memproduksi barang dan jasa yang bebas dari kerusakan. Memperbaiki pengawasan adalah keuntungan lainnya dari proses yang terintegrasi, karena juga melibatkan sedikit karyawan, memberikan tanggungjawab kepada karyawan, dan memudahkan pengawasan kinerja.

11 18 Pekerja membuat keputusan. Perusahaan yang melakukan rekayasa ulang proses tidak hanya menjalankan proses secara horisontal; dimana pekerja atau sebuah tim melakukan pekerjaan yang bermacam-macam, terus menerus, tetapi juga menjalankan proses vertikal. Proses vertikal berarti bahwa satu tahap dalam proses dimana pekerja dapat mengambil keputusan sendiri dan tidak meminta nasihat atau petunjuk dari atasannya. Tidak disarankan untuk memisahkan proses pengambilan keputusan dengan pekerjaan yang dilakukan, melainkan proses pengambilan keputusan merupakan bagian dari pekerjaan. Pekerja sekarang dapat melakukan satu bagian pekerjaan yang dahulunya dilakukan oleh manajer. Keuntungan daripada proses vertikal adalah pengurangan waktu yang tertunda untuk melakukan pekerjaan, biaya overhead yang rendah, respon konsumen yang semakin baik, dan kualitas tenaga kerja yang berkembang. Langkah-langkah dalam proses ditampilkan dalam suatu urutan tertentu Dalam proses konvensional, pekerja A harus menyelesaikan pekerjaan A, setelah itu pekerja B dapat melanjutkan pekerjaan B. Proses in sangat lamban. Proses delinearizing adalah suatu proses yang terdiri dari 2 tahap, yaitu banyak pekerjaan dilakukan secara bersamaan dan pengurangan waktu kerja antara tahap awal dan akhir dari proses. Proses dengan banyak cara. Karakteristik lainnya dari rekayasa ulang proses adalah akhir dari standarisasi. Proses tradisional dimaksudkan untuk menyediakan produksi masal untuk pasar

12 19 dalam jumlah banyak Semua input seragam, maka perusahaan dapat memproduksi output yang seragam dan konsisten. Untuk memenuhi permintaaan sekarang, perusahaan membutuhkan banyak cara untuk proses yang sama. Tradisional proses adalah suatu bentuk untuk memenuhi semua proses yang biasanya sangat komplek, karena mereka harus menggabungkan beberapa prosedur khusus dan pengecualian untuk menyelesaikan berbagai macam situasi. Proses dengan banyak cara sangat jelas dan mudah, karena setiap cara kerja memerlukan penanganan khusus. Pekerjaan disesuaikan dengan keadaan. Karakteristik lainnya adalah pemindahan kerja ke seluruh bagian dalam perusahaan. Dalam organisasi tradisional, pekerjaan dikelola oleh seorang ahli. Setelah rekayasa ulang proses, hubungan antara proses dan organisasi berbeda dari sebelumnya. Pekerjaan berpindah dari satu divisi ke divisi lain untuk meningkatkan proses. Pemeriksaan dan pengawasan berkurang. Rekayasa ulang proses menggunakan pengawasan dalam batasan yang berguna secara ekonomis. Rekonsiliasi dikurangi. Proses rekonsiliasi dikurangi dengan cara mengurangi jumlah pihak ketiga yang terlibat dalam proses yang menyebabkan kemungkinan data menjadi tidak mempunyai konsistensi yang tinggi. Case Manager merupakan pemecahan masalah dalam mengurangi rekonsiliasi. Case Manager berfungsi sebagai

13 20 buffer atau cadangan antara proses yang komplek dan konsumen. Case Manager bertindak seperti konsumen dan bertanggung jawab atas seluruh proses. Penggabungan sentralisasi atau desentralisasi operasi umum dilakukan. Perusahaan yang sudah melakukan rekayasa ulang proses bisnisnya mempunyai kemampuan untuk mengkombinasikan keuntungan dari sentralisasi dan desentralisasi pada proses yang sama Tingkatan dalam Rekayasa Ulang Proses Bisnis Tingkatan dalam rekayasa ulang proses bisnis, menurut Champy, James (1995) sebagai berikut: Pembentukan kelompok pembuat kebijakan rekayasa ulang proses bisnis (Form a BPR policy group) Tim dari senior manajemen dapat mengidentifikasi proses yang diharapkan konsumen, yang menjadi aspirasi manajemen, dan kinerja dari pesaing. Kelompok pembuat kebijakan ini yang merencanakan keseluruhan rekayasa ulang proses bisnis, dan memutuskan proses yang akan di rekayasa ulang dan urutannya. Kesulitan yang biasanya dihadapi adalah: 1. Pemilihan proses yang akan dirancang ulang. 2. Identifikasi proses dari pada departemen, seperti: penjualan, piutang, penyimpanan, dan pengiriman, yang merupakan sub sistem dari suatu proses pemesanan.

14 21 Pengajuan arah kinerja dan target yang memungkinkan untuk setiap proses (Propose performance directions and possible targets) Penentuan pemilik dan tim proyek rekayasa ulang proses bisnis (Appoint BPR process owners and build the BPR project team) Sebelum membuat rancangan proses baru, tim rekayasa ulang proses bisnis membutuhkan informasi yang menyeluruh dan mengerti proses yang ada sekarang dan tujuannya. Jika rekayasa ulang dilihat dari sudut pandang konsumen, maka penyelidikan akan kebutuhan konsumen secara khusus dan harapan dari konsumen sangat penting. Untuk mengevaluasi kepuasan konsumen dan kesuksesan perancangan ulang diperlukan data melalui survei, interview, observasi, dan pengukuran kebutuhan user. Tim yang memusatkan perhatian pada rekayasa ulang proses bisnis dan pengembangan (Team focusing and development) Sangat berguna bagi tim untuk melakukan benchmarking untuk membandingkan proses yang ada sekarang dengan proses yang akan diajukan maupun dengan proses yang ada di perusahaan lain, baik yang ada di industri yang sama dan industri yang berbeda. Komunikasi dan konsultasi (Communication and consultation) Kelompok pembuat kebijakan rekayasa ulang proses bisnis perlu melakukan komunikasi secara menyeluruh di perusahaan untuk mempromosikan dan menjual pendekatan rekayasa ulang. Rekayasa ulang proses bisnis memerlukan pemecahan masalah bersama di dalam tim. Komunikasi yang terbuka sangat

15 22 penting, karena organisasi harus berubah dan perubahan ini akan berpengaruh pada setiap orang di dalam organisasi. Perumusan ulang proses (Process re-formulation) Proses baru harus dicontohkan dan diuji coba, melalui prototype. Tim rekayasa ulang harus meyakinkan mereka yang bekerja dengan metode yang lama, bahwa metode yang baru lebih menguntungkan bagi mereka. Perencanaan untuk implementasi (Implementation planning) Perencanaan secara menyeluruh untuk memperkenalkan dan menanamkan proses baru perlu dilakukan, seperti: panduan, menyiapkan staff, mengembangkan perubahan melalui strategi dan menjual pengaturan cara kerja baru. Bentuk-bentuk implementasi: 1. Pilot and then phased implementation. Dimulai dengan pilot process (Economis) dan mengembangkan ke tahap pengenalan. Cara ini lebih mengacaukan dari pada implementasi secara menyeluruh. 2. Parallel running. Menjalankan proses baru secara parallel atau bersamaan dengan proses lama. Cara ini mahal, karena harus ada duplikasi staff, peralatan, dsb. Kehilangan integritas data dapat terjadi ketika proses yang lama dan baru harus dipakai bersama-sama dan diperbaharui pada data yang sama.

16 23 3. Immediate Cut-over Resiko tinggi, tetapi cukup layak dipergunakan untuk sistem yang secara menyeluruh sudah ditempatkan dan staff sudah diberi pelatihan mengenai metode proses yang baru. 4. Post-Cut-over Pengawasan dan evaluasi. Sekali proses yang baru sudah di implementasi dan berfungsi, tim rekayasa ulang harus mengawasi kinerja dalam melakukan perubahan secara terus menerus sampai kepada proses baru. Menurut Davenport dan Short, ada 5 langkah dalam rekayasa ulang proses bisnis, yaitu: 1. Mengembangkan visi bisnis dan tujuan dari proses. 2. Mengidentifikasi proses yang akan dirancang ulang. 3. Mengerti dan mengukur proses yang ada sekarang ini. 4. Mengidentifikasi mutu dari IT. 5. Merancang dan membuat prototype dari proses. Menurut Davenport (1993), ada 5 langkah dalam rekayasa ulang proses bisnis, yaitu: 1. Mengidentifikasi proses untuk pembaharuan. 2. Mengidentifikasi pembawa perubahan. 3. Mengembangkan visi dari proses. 4. Mengerti proses yang ada sekarang ini. 5. Merancang dan membentuk proses baru.

17 24 Perbandingan diantara kedua langkah diatas, sebagai berikut: Davenport dan Short 1. Mengembangkan visi bisnis dan tujuan dari proses. 2. Mengidentifikasi proses yang akan dirancang ulang. 3. Mengerti dan mengukur proses yang ada sekarang ini. 4. Mengidentifikasi mutu dari IT. 5. Merancang dan membuat protoype dari proses Davenport (1993) 1. Mengidentifikasi proses untuk pembaharuan. 2. Mengidentifikasi pembawa perubahan. 3. Mengembangkan visi dari proses. 4. Mengerti proses yang ada sekarang ini. 5. Merancang dan membentuk proses baru. bisnis, yaitu: Gambar 2.2 Comparison Davenport and Short with Davenport (1993) Menurut Coulson-Thomas, ada 23 langkah dalam rekayasa ulang proses 1. Stimulus 2. Sponsor(s) 3. Capability check 4. Organisational goals 5. Core BPR team 6. Select area/process 7. Establish portfolio 8. Encourage re-think 9. Identify customer 10. Re-examine policies 11. Environmental scan 12. Specific vision 13. Agree design principles 14. What can be achieved? 15. Don t rush into detail 16. Remember learning/refinement 17. Economic case 18. Detailed design 19. Phased implementation? 20. Pilot test 21. Full roll-out 22. Review learning 23. Monitoring Gambar 2.3 Coulson-Thomas s 23 Steps Rekayasa ulang proses bisnis lebih mudah dilakukan pada organisasi yang sudah menjalankan total quality management sebagai bagian dari budaya bisnisnya.

18 Peran Tehnologi Informasi Tehnologi informasi memainkan peran utama dalam rekayasa ulang proses bisnis. Kecepatan, kemampuan proses informasi, dan penghubung jaringan komputer dapat meningkatkan efisiensi dari proses bisnis, sebaik komunikasi dan kerja sama diantara karyawan yang bertanggungjawab dalam operasi dan manajemen. Proses manajemen pesanan merupakan yang utama dalam mencapai kesuksesan di beberapa perusahaan, yang melakukan rekayasa ulang proses dengan bantuan dari tehnologi informasi. Business Processes Proposal Commitment Configuration Credit Checking Delivery Billing Collections Business Functions Sales Manufacturing Finance Logistic Gambar 2.4 The Order Management Process Consists of Several Business Processes and Crosses The Boundaries of Traditional Business Functions. Tehnologi informasi yang menunjang rekayasa ulang pada proses manajemen penjualan dan pesanan, antara lain: Penelusuran kembali dan sistem manajemen yang menggunakan intranet perusahaan. Sistem otomatisasi portable untuk tenaga penjualan yang menggunakan intranet dan ekstranet. Jaringan portable untuk media dan tempat konsumen berkomunikasi. Tempat kerja konsumen untuk memasukan pesanan dan memeriksa status.

19 26 Sistem ahli yang cocok dengan kebutuhan konsumen akan barang dan jasa. Electronic data interchange dan electronic funds transfer diantara perusahaan. Gudang data konsumen, produk, dan produksi. Menurut Talwar, ada beberapa Key Technologies, yaitu: Business and process modelling tools. Document image processing and workflow. Electronic data interchange. Common customer data bases. Distributed systems / client-server. Knowledge-based systems. Menurut Davenport dan Short, ada beberapa peluang dari tehnologi informasi, yaitu: Automational, mengeliminasi tenaga kerja manusia dari suatu proses. Informational, menangkap proses informasi dengan tujuan untuk mengetahui. Sequential, merubah proses sequence atau memungkinkan parallelism. Tracking, mengawasi secara ketat status proses dan obyek. Analytical, meningkatkan analisa atas informasi dan pengambilan keputusan. Geographical, mengkoordinasikan proses lintas jarak. Disintermediating, mengeliminasi perantara dari suatu proses. Intellectual (Knowledge management), menangkap dan mendistribusikan kekayaan intelektual. Integrative (Transactional), koordinasi diantara tasks dan proses.

20 Masalah-Masalah Dalam Rekayasa Ulang Proses Bisnis Masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan rekayasa ulang proses bisnis, yaitu: Masalah budaya, seperti: 1. Komitmen dari individu yang kurang bersungguh-sungguh. 2. Kurangnya visi organisasi. 3. Perubahan radikal membawa resiko yang semakin besar. 4. Melihat rekayasa ulang proses bisnis secara tehnik dari pada pemusatan orang. Masalah bisnis, seperti: 1. Tujuan yang kurang sesuai. 2. Tujuan yang terlalu sederhana. 3. Agenda yang tersembunyi. Masalah memusatkan perhatian kepada konsumen, seperti: 1. Kehilangan arah dari konsumen eksternal. 2. Belum berani bertanya kepada konsumen mengenai apa yang belum bisa diberikan. 3. Kegagalan dalam mengenal konsumen yang bermacam-macam. Masalah dalam melakukan pekerjaan, seperti: 1. Keengganan untuk memikirkan terlebih dahulu. 2. Mencoba untuk melakukan rekayasa ulang langkah dari proses atau fungsi dari pada akhir ke akhir dari proses.

21 28 3. Menghabiskan waktu untuk menggambarkan dan menganalisa proses yang sudah terjadi. Masalah membuat sesuatu terjadi, seperti: 1. Retorika tidak cocok dengan sesungguhnya, khususnya mengenai pemberian kuasa. 2. Implementasi sumber daya yang diminta tidak tersedia. 3. Mengabaikan kebutuhan dalam memberikan pelatihan yang memadai kepada staff. Masalah apa yang terjadi setelah itu, seperti: 1. Pertentangan antara rekayasa ulang proses bisnis dengan inisiatif dari departemen. 2. Arah pengembangan menjadi tertinggal. Stakeholder Aspects Organizational Aspects Control Aspects Gambar 2.5 Pitfalls of Doing BPR Elemen dari sukses dan gagalnya rekayasa ulang, antara lain: Elemen dari kesuksesan 1. Penentuan target pelaksanaan yang agresif dalam rekayasa ulang.

22 29 2. Chief Executive harus meluangkan waktu 20 sampai 50 persen untuk proyek rekayasa ulang. 3. Memimpin comprehensive review atas kebutuhan pelanggan, economic leverage points, dan market trends. 4. Menugaskan Senior Executive untuk bertanggungjawab dalam implementasi. 5. Memimpin comprehensive pilot atas desain yang baru. Elemen dari kegagalan 1. Menugaskan average performer untuk melakukan proyek rekayasa ulang. 2. Pengukuran hanya pada rencana dan tidak pada implementasi proses aktual. 3. Menyelesaikan hanya status quo dari pada perubahan secara radikal. 4. Mengabaikan komunikasi dari pada implementasi atas program komunikasi yang sudah ada. 2.2 Sistem Kerja Perusahaan Menurut Raymond McLeod, Jr., sistem adalah sekumpulan elemen yang terintegrasi dengan maksud untuk mencapai tujuan. Organisasi memiliki sumber daya yang harus diidentifikasi terlebih dahulu dan dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan oleh pemilik atau manajemen.

23 30 Elemen dari sistem, menurut Everatt E. Adam, Jr. dan Ronald J. Ebert (1992), sebagai berikut: Objectives Control Mechanism Input Transformation Output Gambar 2.6 Component Parts of a System That Can Control Its Own Operations Definisi operasi atau kerja, adalah kegiatan bisnis sehari-hari dari perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan oleh manajemen, dimana setiap fungsi dari perusahaan saling berintegrasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Definisi perusahaan, adalah organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang yang berusaha bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama yang berupa keuntungan atau laba secara maksimal. Definisi sistem kerja perusahaan, adalah sekumpulan elemen yang dipergunakan oleh perusahaan untuk melakukan aktivitas bisnisnya setiap hari yang dapat menunjang setiap fungsi yang ada dalam memenuhi kebutuhan dari konsumen. Elemen tersebut dapat berupa kebijakan, prosedur, alur kerja, aplikasi sistem komputer, dan perangkat keras maupun perangkat lunak yang dipergunakan.

24 31 Menurut Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, systems operation adalah hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan tahun ke tahun eksekusi dari sistem informasi proses bisnis dan program aplikasi. Menurut Richard B. Chase and Nicholas J. Aguilano, operations system adalah bagian dari organisasi yang menghasilkan secara phisik barang dan jasa. Inputs Land Capital Labor Mgt. Adjustment Needed? Random Fluctuations Conversion Process Monitor Output Outputs Goods Services Comparison: Actual vs Desired Feedback Gambar 2.7 The Basic Elemen Of Operations System. Conversion process adalah proses yang merubah input seperti: tenaga kerja, modal, tanah, dan manajemen menjadi output seperti: barang dan jasa. Value added terjadi ketika mengolah input menjadi barang dan jasa menimbulkan peningkatan nilai dari output dibandingkan dengan sejumlah nilai dari input. Random fluctuations adalah pengaruh lingkungan yang tidak direncanakan atau tidak dapat di control, seperti: kerusuhan, dan banjir, yang menyebabkan rencana dan aktual output harus disesuaikan. Feedback adalah informasi dalam proses control yang mengijinkan manajemen untuk memutuskan apakah aktivitas organisasi perlu disesuaikan.

25 32 Tehnologi adalah tingkat ilmu pengetahuan yang berpengalaman dalam tenaga kerja, peralatan, keahlian dalam proses konversi. Karakteristik perbedaan antara aktivitas operasi perusahaan industri dengan jasa, antara lain: Output yang tangible dan intagible. Konsumsi atas output. Dasar dari pekerjaan. Frekuensi ketemu dengan konsumen. Partisipasi konsumen dalam konversi. Pengukuran kinerja Ketentuan Strategik Dari Operasi Manajemen operasi dapat didefinisikan sebagai disain, operasi, dan perbaikan dari sistem produksi yang menghasilkan barang dan jasa bagi perusahaan. Strategi operasi adalah bagaimana perusahaan menggunakan kapasitas produksinya untuk menunjang strategi perusahaan. Pilihan paling mendasar untuk melakukan kompetisi di industri memiliki 4 karakteristik yang menjadi prioritas, antara lain: Kualitas (Kinerja produk). Efisiensi biaya (Harga produk yang rendah). Dapat diandalkan (Tepat waktu, ketepatan pengiriman atas pesanan pelanggan). Fleksibel (Mengeluarkan produk baru atau perubahan jumlah output)

26 33 Strategi operasi menekankan pada pengaturan kebijakan secara luas dan perencanaan untuk menggunakan sumber daya produksi dari perusahaan untuk mendukung strategi kompetisi dalam jangka panjang. Beberapa permasalahan dalam strategi operasi, yaitu: Kapasitas yang dibutuhkan: jumlah, waktu, dan tipe. Fasilitas: ukuran, lokasi, dan spesialisasi. Tehnologi: peralatan, otomatisasi, dan jaringan. Integrasi vertikal: memperluas penggunaan supplier dari luar. Tenaga kerja: tingkat kemampuan, kebijakan penggajian, dan keamanan kerja. Kualitas: pencegahan kerusakan, pengawasan, dan intervensi. Perencanaan produksi atau pengawasan material: kebijakan, sentralisasi, dan ketentuan pengambilan keputusan. Organisasi: struktur, sistem pengawasan atau penghargaan, peraturan dari kelompok staff. Customer Needs Corporate Strategy Alignment Decisions Operation Strategy Core Competencies Processes, Infrastructure, and Capabilities Gambar 2.8 Strategi Operasi (Richard B. Chase, Nicholas J. Aguilano (1995))

27 34 Ada 4 tingkatan kompetitif dari perusahaan jasa, yaitu: 1. Available for service (Menyediakan pelayanan) Reactive, non-performance-based survival. 2. Journeyman. Firm neither sought nor avoided. Reliable but uninspired operation. 3. Distinctive competence achieved. Reputasi untuk sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Customer-focused operations--management support. 4. World class service delivery. Nama perusahaan identik dengan pelayanan yang baik yang menitikberatkan pada menyenangkan dari pada memuaskan pelanggan. Terus menerus belajar dan memperbaiki operasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Proses suatu usaha didefinisikan sebagai kumpulan aktifitas yang membawa satu atau lebih input dan membuat output yang dapat bernilai lebih bagi yang menggunakannya. Input

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Business Process Business process merupakan sekumpulan kegiatan yang mengubah sejumlah inputs menjadi sejumlah outputs (baik barang maupun jasa) untuk orang-orang lain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definsi Teknologi Informasi. Teknologi Informasi mencakup komponen teknologi yang dibutuhkan untuk mengolah, menyimpan dan menyampaikan informasi. ( Luhukay,1994 ) 1. Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Logistik Proses pemenuhan pesanan pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Istilah BPR pertama kali dipopulerkan oleh Michael Hammer dan James Champy (1993) dalam bukunya Reengineering the Corporation. Menurut keduanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Philip Kotler (2000, p8) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan managerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

Ringkasan Jurnal THE IMPLICATIONS OF INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE FOR BUSINESS PROCESS REDESIGN

Ringkasan Jurnal THE IMPLICATIONS OF INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE FOR BUSINESS PROCESS REDESIGN Ringkasan Jurnal THE IMPLICATIONS OF INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE FOR BUSINESS PROCESS REDESIGN MIS Quarterly Vol. 23 No.2, Juni 1999 Marianne Broadbent, Peter Weill, dan Don St.Clair Kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Rekayasa Ulang Proses Bisnis Definisi rekayasa ulang menurut Hammer & Champy (1993) adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Analisa Proses Bisnis Analisa proses bisnis adalah kajian dan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan proses bisnis Perusahaan untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Manajemen Bisnis Logistik Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi merupakan salah satu kegiatan pada proses bisnis logistik. Kegiatan logistik dalam suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan / Inventory Sebuah persediaan / inventory adalah setiap barang atau bahan yang disimpan untuk keperluan dimasa mendatang (Joseph S. Martinich, 1997, hal 661). Dan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis (BPR) 2.1.1 Pengertian Rekayasa Ulang Proses Bisnis Menurut Michael Hammer dan James Champy, 1994 ( Reengineering the Corporation, a Manifesto for

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems) A. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN DALAM PERUSAHAAN PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN DALAM PERUSAHAAN 4 Bentuk

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng

Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 1 Manajemen startegik Dosen: Prof DR Ir Rudy C Tarumingkeng 5. MEMBANGUN KEUNGGULAN KOMPETITIF MELALUI STRATEGI TINGKAT FUNGSIONAL 1. Strategi Functional Level adalah: Upaya untuk meningkalkan efektivitas

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU LD/SEM II-04/05 1 QUALITY FRAMEWORK Sistem Evaluasi Diri Sasaran dan Visi Organisasi Analisa Pengukuran Kinerja Umpan Balik Misi Benchmarking Faktor Kritis untuk Sukses ISO

Lebih terperinci

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby Project Integration Management Inda Annisa Fauzani 1106010300 Indri Mahadiraka Rumamby 1106070376 Project Integration Management Develop Project Charter Develop Project Management Plan Direct and Manage

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Sistem Informasi Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA KULIAH 1. Pendahuluan 2. Data dan Informasi

Lebih terperinci

Handojo Hendra Triyanto

Handojo Hendra Triyanto Personal Information: Name: Panggilan: Handojo Hendra Triyanto Handojo Education Background: S1, Teknik Industri,, ITS, Surabaya Working Experiences: * QA & Process Engineer di MKPI * ISO 9000/14000 Officer

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Pengelolaan Strategik SI/TI 1 Tantangan Pengelolaan IT Perubahan teknologi (TI) semakin cepat. Aplikasi dan data semakin banyak overload informasi. Perkembangan bisnis yang semakin

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1

STRUKTUR ORGANISASI. deden08m.com 1 Materi 11 STRUKTUR ORGANISASI deden08m.com 1 LIMA STRUKTUR ORGANISASI TRADISIONAL 1. Struktur Organisasi Sederhana (Simple Organizational Structure) 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data

Lebih terperinci

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto

Materi II Overview Sistem Informasi. Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Materi II Overview Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Dr. Hary Budiarto Why Study Information Systems? Teknologi Informasi dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

[Analisis dan Portofolio ]

[Analisis dan Portofolio ] Rekayasa SI [Analisis dan Portofolio ] ASEP WAHYUDIN,S.KOM, M.T. FKOM Universitas Kuningan 1 Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Marketing and Sales Service Support Activities Value Chain Analysis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Rekayasa Ulang Proses Bisnis Banyak persepsi salah yang beredar di masyarakat, khususnya kalangan bisnis mengenai pengertian rekayasa ulang proses bisnis. Seringkali

Lebih terperinci

Minggu 01 Sistem Informasi

Minggu 01 Sistem Informasi Minggu 01 Sistem Informasi Sistem Informasi (IS) adalah susunan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI OPERASI

BAB II STRATEGI OPERASI BAB II STRATEGI OPERASI 2.1. Definisi Strategi Operasi Bertambahnya pengenalan mengenai operasi sangat membantu perusahaan dalam mencapai suautu posisi kompetitif di pasar. Operasi seharusnya tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi

10/30/2013. N. Tri Suswanto Saptadi N. Tri Suswanto Saptadi 1 ERP stands for: Enterprise Resource Planning systems This is what it does: attempts to integrate all data and processes of an organization into a unified system. A typical ERP

Lebih terperinci

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Integrity Professionalism Entrepreneurship DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01 PENGENALAN KONTROL DAN AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI : Mengapa Kontrol Dan Audit Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, ketepatan akan informasi dan waktu sangatlah dibutuhkan oleh banyak kalangan, baik kalangan masyarakat ataupun para pihak-pihak yang

Lebih terperinci

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek. Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Pengelolaan Proyek Sistem Informasi Manajemen Ruang Lingkup Proyek Sistem Informasi Bisnis Pertemuan 2-3 Gambaran Klasik Kegagalan Manajemen Proyek SI Definisi Ruang Lingkup Proyek adalah acuan semua pekerjaan

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 7 Pengertian ERP adalah aplikasi sistem informasi manajemen terintegrasi untuk bisnis/organisasi yang mencakup multi fungsionalitas seperti penjualan, pembelian,

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

Konsep Sistem Informasi

Konsep Sistem Informasi Modul ke: 02 Fakultas FASILKOM Konsep Sistem Informasi Teknologi Informasi Sebagai Keunggulan Strategis Program Studi Sistem Informasi Inge Handriani, M.MSI., M.Ak M A T E R I KONSEP DASAR KEUNGGULAN KOMPETITIF

Lebih terperinci

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM

BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM BAB 6 METODOLOGI SIKLUS HIDUP SISTEM Konsep siklus hidup cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh berkembang menjadi matang dan akhirnya mati. Pola ini juga berlaku untuk berbasis komputer seperti

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sistem Informasi Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yang beroperasi bersama-sama untuk mencapai suatu sasaran atau suatu maksud. Hal ini berarti

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI MATERI 1. Konsep dasar operasi dan produktivitas 2. Strategi Operasi 3. Perencanaan pengendalian operasi, Perencanaan dan 4. persediaan 5. Perencanaan Kebutuhan Bahan (MRP)

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi Dahulu Produk2 yang cacat (yang bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan dan pencemaran) tidak menjadi masalah utama, yang penting bisa memproduksi banyak. Sekarang. Sasaran

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Software Process(2) Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak 1. Linear Sequential Model 1. Waterfall Model 2. V Model 3. RAD Model 2. Prototyping Model 3. Evolutionary Model 1. Incremental Model

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

Sport and Business Analogy

Sport and Business Analogy Lecture 1 and 2 Road to Achieve the Best Practice 1. Sport and Business Analogy 2. Right or Wrong Statements 3. What is World Class Company? 4. Strategies to Become WCC 5. Characteristics of Excellence

Lebih terperinci

Sistem Informasi

Sistem Informasi Permasalahan Bisnis Manajemen Analisis tren pasar Mengawasi kualitas, efisiensi dan biaya Organisasi Perancangan kembali proses pemesanan dan produksi Teknologi Penggunaan aplikasi Oracle E-Business Suite

Lebih terperinci

Project Stakeholder Management merupakan proses untuk. Identify Stakeholders Proses mengidentifikasi individu, kelompok,

Project Stakeholder Management merupakan proses untuk. Identify Stakeholders Proses mengidentifikasi individu, kelompok, Project Stakeholder Management merupakan proses untuk mengidentifikasi individu, kelompok, atau organisasi yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proyek, untuk menganalisa harapan stakeholder dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Muhammad Bagir S.E., M.T.I

Muhammad Bagir S.E., M.T.I Muhammad Bagir S.E., M.T.I Perkenalan Sistem informasi yang efisien, teritegrasi sangat penting bagi perusahaan untuk mampu berkompetisi Sistem ERP dapat mengintegrasikan operasi perusahaan Bertindak sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Definisi dari BPR Menurut Manganelli dan Klein (1994), rekayasa ulang adalah suatu perencanaan secara cepat dan radikal terhadap proses bisnis yang strategis

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Software Requirement Engineering Requirement Classification Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA

Lebih terperinci

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom

Business Process and Information Systems. Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Business Process and Information Systems Didi Supriyadi - Pertemuan ke-3 Sistem Informasi Manajemen ST3 Telkom Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan pokok bahasan ini mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengawasan Mutu Pengertian Pengawasan mutu menurut Goldberger (1991, p138) ialah: Sebuah fungsi analisa secara fisik, kimiawi dan metode lainnya guna melakukan pengawasan terhadap

Lebih terperinci

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN

Metode Training ISO/TS Sentral Sistem TAPI MENJELASKAN Metode Training ISO/TS 16949 Sentral Sistem TIDAK SEKEDAR MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO/TS 16949 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO/TS 16949, HUBUNGAN ANTARA PERSYARATAN DENGAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN diimplementasikannya jaringan komputer berskala WAN, proses pengecekan barang di gudang yang biasanya harus melalui prosedur pada bagian Logistics dapat dilakukan pula oleh seorang Marketingman sehingga

Lebih terperinci

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) with COBIT Framework introductory IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT) Oleh: Ahmad Syauqi Ahsan 1 Tujuan Memahami manfaat IT Governance Mengerti kapan perlu mengaplikasikan IT Governance Mengerti prinsip2 dasar

Lebih terperinci

SOFTWARE PROCESS MODEL

SOFTWARE PROCESS MODEL Bahan Ajar Rekaya Perangkat Lunak SOFTWARE PROCESS MODEL Linear SequentialModel/ Waterfall Model Model ini adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi, khususnya di era globalisasi saat ini tidak dapat dielakkan lagi. Untuk dapat berkembang dan bertahan di dunia bisnis, suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK

PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK Suhatati Tjandra Teknik Informatika dan Komputer Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: tati@stts.edu ABSTRAK Semakin berkembangnya dunia industrialisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth. ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order

Lebih terperinci

Information System Analysis and Design

Information System Analysis and Design Information System Analysis and Design 1 Pengantar Perubahan relatif biaya dari H/W dan S/W Hardware Software 1960 1970 1980 1990 Sumber : Software Engineering a Programming Approach 2 nd Edition, Doug

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Layanan Operasi, ITIL v3, proses bisnis, teknologi informasi. ABSTRAKSI PT. RST (Rukun Sejahtera Teknik) adalah sebuah perusahaan distributor barang barang teknik di Jakarta. Di dalam PT. RST banyak sekali kegiatan operasional yang terjadi, mulai dari pengiriman

Lebih terperinci

ISU DALAM IMPLEMENTASI SISTEM

ISU DALAM IMPLEMENTASI SISTEM DOSEN : Dr. Ir. Arief Imam Suroso, MSc ISU DALAM IMPLEMENTASI SISTEM Studi kasus : PT. Garuda Indonesia DISUSUN OLEH: BENNY KURNIAWAN P056131272.45 E-45 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja SCM

Pengukuran Kinerja SCM Pengukuran Kinerja SCM Pertemuan 13-14 Dalam SCM, manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan merupakan salah satu aspek fundamental. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem pengukuran yang mampu

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi E-Business Berbasis Web pada CV. Permata Inti Konstruksi

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi E-Business Berbasis Web pada CV. Permata Inti Konstruksi Seminar Perkembangan dan Hasil Penelitian Ilmu Komputer (SPHP-ILKOM) 1 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi E-Business Berbasis Web pada CV. Permata Inti Konstruksi Agung Pahlevi* 1, Dian Layasari

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 MANAJEMEN PRODUKSI Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015 Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang/jasa lain yang mempunyai

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan manajemen tertentu (Hansen, 2009). Hal terpenting yang harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Business Process Management

Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Business Process Management Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Proses bisnis merupakan hal yang sangat dinamis, karena banyak dipengaruhi oleh lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ Hendra Alianto Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

Analisa Proses dan Perencanaan Bisnis

Analisa Proses dan Perencanaan Bisnis KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: Analisa Proses dan Perencanaan Bisnis Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id DOKUMENTASI PROSES Purchasing Department Manufacturing Department

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit

ABSTRAKSI. Kata Kunci: ITIL V3, ITIL v3 Service Strategy, Service Asset, Service Structure, Service Provider Type, Service Unit, Bisnis Unit ABSTRAKSI PT. RST merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan Abrasive, Cutting Tools and Technical Equipment. PT.RST memiliki sebuah sistem berbasis ERP yang digunakan untuk mengelola

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Business Process Reengineering ( BPR )

Business Process Reengineering ( BPR ) Business Process Reengineering ( BPR ) BPR atau Reengineering Proses Bisnis secara umum didefinisikan sebagai pemikiran ulang secara fundamental dan mendesain ulang proses bisnis untuk meraih perbaikan

Lebih terperinci

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT

MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT 1 MATERI 5 ACTIVITY-BASED MANAGEMENT 2 The method used to manage business process will be a major factor in determining the survival of corporation in the coming decade (Noland D. Archibald) 3 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Manajemen Operasi 2006 Aulia Ishak, ST, MT

Manajemen Operasi 2006 Aulia Ishak, ST, MT ANALISIS ALIRAN PROSES Oleh : 1 Outline Pemikiran tentang Sistem Tinjauan Proses Bisnis Analisis Peta Aliran Analisis Aliran Bahan Analisis Aliran Informasi Blue Printing Jasa Penggunaan Analisis Aliran

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Manajemen Proyek Perangkat Lunak

Ruang Lingkup Manajemen Proyek Perangkat Lunak Ruang Lingkup Manajemen Proyek Perangkat Lunak MPPL : Ruang Lingkup Menurut penelitian CHAOS 1995, agar proyek berhasil dengan baik maka manajemen proyek harus memperhatikan keterlibatan pemilik/pengguna,

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci