BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan merupakan tantangan nyata bagi organisasi dalam aktivitasnya.
|
|
- Sri Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Justice, sir, is the greatest interest of man on Earth. It is the ligament which holds civilized beings and civilized nations together. (Daniel Webster, 1845) A. Latar Belakang Masalah Perubahan merupakan tantangan nyata bagi organisasi dalam aktivitasnya. Proses perubahan pada setiap organisasi sangatlah unik, hal ini dikarenakan perbedaan sifat organisasi, sifat bisnis yang digelutinya, nilai-nilai dan budaya kerja dalam organisasi tersebut, manajemen dan gaya kepemimpinan yang berjalan, atau perilaku serta sikap karyawan. Ketidak mampuan untuk memahami perubahan akan berkontribusi pada kegagalan usaha-usaha perubahan yang pada akhirnya akan membawa kerugian waktu, uang, serta sumber daya lainnya yang sangat besar pada organisasi (Kotter, 1998). Perubahan dilakukan tidak hanya bertujuan agar organisasi menjadi kompetitif semata, tetapi juga bertujuan untuk memelihara eksistensi organisasi. Organisasi selalu berusaha untuk mengefektifkan dan mengefisienkan segala aktivitasnya agar posisi kompetitifnya semakin meningkat. Dalam kehidupan organisasi, tantangan dan masalah biasanya datang dari tekanan lingkungan internal dan eksternal. Tantangan dan masalah ini pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, efisiensi karyawan, pertumbuhan organisasi, bisnis yang baru dijalankan, dan peluang serta inovasi yang tidak berkembang. Karyawan menjadi pihak yang paling terkena dampak dari lambatnya penanganan terhadap masalah dan tantangan organisasi, karena karyawan dapat 1
2 2 mempunyai pikiran, perasaan, dan perilaku negatif (seperti resistance to change) atas situasi yang tidak bisa dikendalikannya. Dengan memahami perilaku karyawan dalam lingkungan dan kondisi sosial yang berbeda, pemimpin mendapatkan keuntungan dengan munculnya perilaku yang diinginkan. Perubahan organisasi seringkali mendatangkan ketidakpastian bagi karyawan. Menurut Beer dan Nohria (2000), ketidakpastian yang timbul dari proses perubahan yang merugikan mempengaruhi tujuan pencapaian peningkatan kinerja dalam kaitannya dengan perubahan organisasi. Situasi pekerjaan yang tidak pasti menyebabkan peningkatan ketidakamanan pekerjaan sehingga mengakibatkan resistance to change organisasi dan tingkat penurunan kepuasan kerja serta komitmen organisasi (Davy, Kinicki, & Scheck, 1997). Selain dari ketidakamanan kerja, perubahan juga dapat menyebabkan stres kerja pada karyawan ketika mereka tidak biasa terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan kerja mereka sehingga dapat mempengaruhi kinerja dan sikap mereka terhadap perubahan (Kalyal & Saha, 2008). Perubahan yang terjadi, akan mempengaruhi ketidakamanan pekerjaan pada karyawan sehingga mereka menjadi enggan untuk mendukung proses perubahan tersebut (Herscovitch & Meyer, 2002). Perubahan menciptakan ketidakamanan bekerja pada karyawan sehingga kepuasan, kinerja serta komitmen organisasi pada karyawan menjadi rendah (Davy, dkk, 1997; Kalyal & Saha, 2008). Perubahan organisasi tidak bisa dilakukan begitu saja, dibutuhkan kebijaksanaan untuk melakukannya. Meskipun kebutuhan akan perubahan dan implementasi perubahan organisasi mengalami peningkatan, diperkirakan dua pertiga dari usaha perubahan organisasi tidak sesuai dengan harapan ataupun tidak
3 3 mendukung pengembangan yang berkelanjutan (Choi & Ruona, 2011). Walau demikian, inisiatif untuk melakukan perubahan merupakan hal yang penting dan perlu dilakukan secara berkelanjutan. Menumbuhkan dan meningkatkan persepsi keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif pada karyawan sebagai perangkat yang dapat mendukung keberhasilan perubahan memang membutuhkan usaha dan biaya lebih, namun usaha untuk mengatasi resistance to change yang muncul pada karyawan membutuhkan usaha dan biaya lebih besar lagi. Para peneliti semakin menyadari arti penting resistance to change bagi organisasi, resistance to change bisa menjadi legitimasi dan akan membawa manfaat bagi proses perubahan organisasi (Oreg, 2003; Piderit, 2000; Folger & Skarlicki, 1999). Resistensi atau ketidaksetujuan dapat menjadi katalis penting untuk mengembangkan pengetahuan baru, dan penelitian-penelitian tentang proses perubahan strategis yang ada mendukung gagasan bahwa penolakan dapat memainkan peranan penting dalam pembaharuan organisasi (Piderit, 2000). Folger dan Skarlicki (1999) berpendapat, mempertahankan adanya resistensi yang bertujuan baik dalam kondisi tertentu bisa mendatangkan perubahan tambahan yang diperlukan oleh organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan Piderit (2000) menunjukkan, daripada berusaha sekuat tenaga untuk mencegah dan mengatasi resistensi, ambivalensi yang dihasilkan oleh perubahan harus dipelihara dengan alasan-alasan yang sama. Dalam artian jika inisiatif perubahan diterima dengan tangan terbuka, maka perubahan mungkin akan dilaksanakan tanpa mempertimbangkan asas manfaat.
4 4 Keadilan prosedural peneliti gunakan sebagai variabel independen dalam penelitian ini karena telah terbukti menjadi determinan yang kuat bagi perilaku menyimpang karyawan (Skarlicki, Folger, & Tesluk, 1999). Dalam penelitian yang dilakukan Oreg (2006) dijelaskan bahwa keadilan prosedural sangat mungkin menjadi penyebab perilaku resistensi pada karyawan, sedangkan keadilan distributif lebih terkait pada komponen afektif dan kognitif dari resistensi karyawan. Lebih jauh lagi, banyak hasil penelitian (misalnya Cohen-Charash & Spector, 2001; Colquitt, Conlon, Wesson, Porter, & Ng, 2001) yang mendukung hubungan antara keadilan prosedural (prosedur yang dipakai untuk membuat keputusan, dan perlakuan sosial oleh manajemen) dengan berbagai hasil kerja (misalnya perilaku kerja yang kontraproduktif, dan keinginan untuk keluar dari tempat kerja). Studi empiris yang dilakukan oleh Gopinath dan Becker (2000) menemukan bahwa persepsi keadilan prosedural yang tinggi pada karyawan ternyata berkorelasi dengan tingkat kepercayaan yang tinggi pada pemilik baru (perusahaan yang menjadi tempat penelitian kali ini telah berganti dari PT. INCO ke PT. VALE), studi ini juga menemukan bahwa komunikasi yang baik dari manajemen akan membantu meningkatkan persepsi keadilan prosedural jika terjadi divestasi dan PHK. Kepuasan kerja merupakan faktor kritis untuk mempertahankan karyawan yang berkualifikasi baik. Aspek-aspek spesifik yang berhubungan dengan kepuasan kerja yaitu kepuasan yang berhubungan dengan gaji, keuntungan, promosi, kondisi kerja, supervisi, praktek organisasi dan hubungan dengan rekan kerja (Riggio, 2003; Oreg, 2003, 2006; Colquitt, Conlon, Wesson, Porter, & Ng, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Elton Mayo pada tahun (Bisen & Priya, 2010)
5 5 membuktikan adanya hubungan antara kepuasan kerja (kepuasan yang dirasakan oleh karyawan dari hubungan sosialnya di tempat kerja) dengan produktivitas kerja. Namun, Porter dan Lawler (1968, dalam Riggio, 2003) memberikan pernyataan yang sebaliknya: performa kerja yang baik akan menyebabkan kepuasan kerja. Teori Model Porter dan Lawler adalah teori hubungan kepuasan kerja dan kinerja dimediasi oleh reward yang berhubungan dengan kerja. Menurut Porter dan Lawler (1968, dalam Riggio, 2003), kepuasan kerja dengan kinerja tidak berhubungan secara langsung. Komitmen organisasi sangat terkait dengan keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya, dan keinginan untuk mencari alternatif perkerjaan lain. Komitmen juga sangat berkorelasi dengan performa keuangan (Colbert & Kwon, 2000). Selain itu komitmen organisasi juga dapat memprediksi perilaku karyawan (Abbott, White, & Charles, 2005). Sehingga menciptakan kondisi yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya komitmen di tempat kerja merupakan tugas penting manajemen. Tindakan manajerial dapat mempengaruhi kondisi di tempat kerja, dan kondisi yang baik akan menggabungkan komitmen afektif, komitmen kontinuans, dan komitmen normatif menjadi satu (Goleman, 2000). Sebagai salah satu dimensi komitmen organisasi, komitmen afektif terbukti berhubungan dengan turnover, absenteeism, kinerja, OCB, dan resistance to change (Meyer, Stanley, Herscovitch, & Topolnytsky, 2002). Karyawan yang secara afektif berkomitmen terhadap organsiasi akan membangun ikatan emosional dengan organisasi, menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi, melibatkan diri dalam organisasi serta mengembangkan perilaku yang menguntungkan bagi organisasi (Meyer, & Allen,
6 6 1997). Pemahaman yang baik mengenai komitmen afektif akan membuat organisasi dapat mengatasi perilaku yang tidak diinginkan. Beberapa hasil penelitian mendukung hubungan antara persepsi keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif dengan resistance to change (misalnya McFarlin & Sweeney, 1992; Lok & Crawford, 2001; Cohen-Charash, & Spector, 2001; Colquitt, Conlon, Wesson, Porter, & Ng, 2001; Oreg, 2003, 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh McFarlin dan Sweeney (1992) menunjukkan bahwa keadilan distributif adalah prediktor yang lebih kuat dari kepuasan kerja dibandingkan dengan keadilan prosedural. Hal ini sepertinya tidak sesuai dengan hasil penelitian yang mempergunakan teori dua faktor, keadilan prosedural mempersepsikan keadilan dengan cara membandingkan hasil berdasarkan systemreference. Sedangkan keadilan distributif mempersepsikan keadilan dengan cara membandingkan hasil berdasarkan person-reference. Sebagai tambahan, hasil penelitian yang dilakukan oleh Masterson, Lewis, Goldman dan Taylor (2000) menunjukkan keadilan prosedural dapat menjadi prediktor yang kuat bagi kepuasan kerja dibanding keadilan interaksional, meskipun keduanya memiliki dampak independen yang signifikan. Salah satu alasan karyawan mengenai penggunaan prosedur yang adil dalam pengambilan keputusan karena hal tersebut merupakan bukti kepedulian dan perhatian yang tulus dari organisasi untuk kesejahteraan karyawannya (Lind & Tyler, 1988). Perasaan karyawan telah diperlakukan secara adil oleh organisasi akan memotivasi mereka untuk terus berada di dalam organisasi, hingga pada akhirnya akan menekan kecenderungan resistensi pada karyawan.
7 7 Hadirnya masalah-masalah merupakan tantangan yang dihadapi organisasi tanpa memandang jenis organisasinya. Perusahaan-perusahaan pertambangan saat ini sedang berada dibawah tekanan dari berbagai pihak, termasuk tekanan dari masyarakat lokal, kelompok-kelompok masyarakat sipil, organisasi non-pemerintah (LSM), lembaga global, lembaga keuangan, tanggung jawab atas investasi yang ditanamkan, tanggung jawab kepada pemegang saham, dan tanggung jawab kepada pemerintah. Konflik-konflik yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat disekitarnya dapat dilihat sebagai interaksi yang berawal dari perselisihan kecil, kemudian mengalami peningkatan ekskalasi dan berakhir dengan konflik kekerasan. Perusahaan pertambangan global khususnya seringkali dituduh menjadi penyebab konflik baik itu secara sadar atau tidak sadar dan seringkali memperburuk kondisi masyarakat (Zandvliet & Anderson, 2009; Humphreys, Sachs, & Stiglitz, 2007). Konflik antara perusahaan-masyarakat biasanya dipicu oleh keprihatinan masyarakat yang merasa terancam kehidupan ekonomi atau mata pencahariannya, akses kepada penggunaan tanah dan pemanfaatan air, dampak keberadaan perusahaan terhadap lingkungan, dampaknya kepada kehidupan sosial masyarakat dan kepercayaan-kepercayaan yang dimiliknya (budaya), pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan perlakuan tidak adil lainnya, adanya jurang yang dirasa oleh masyarakat antara manfaat dan resiko yang harus ditanggungnya, dan makna dari pembangunan itu sendiri (Bebbington, Hinojosa, Bebbington, Burneo, & Warnaars, 2008; Bridge, 2004; Reed, 2002). Bahkan untuk kasus yang lebih ekstrim hubungan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dipandang sebagai medan perang,
8 8 sehingga seringkali terjadi konflik kekerasan antara masyarakat dengan perusahaan karena sama-sama merasa mempunyai hak atas sumber daya yang ada. Perusahaan pertambangan seringkali mencari sumber daya baru pada lingkungan dan daerah yang sensitif secara sosial (lokasi yang dihuni masyarakat adat atau etnis minoritas), perusahaan juga seringkali beroperasi pada daerah yang sistem hukum, lembaga politik, serta pemerintahannya lemah, korup dan kredibilitasnya rendah yang biasanya ditandai oleh ketidakseimbangan kekuatan politik, ekonomi dan budaya (Escobar 2006; Reed, 2002). Perusahaan yang beroperasi dalam keadaan seperti ini akan mendapatkan tantangan yang tidak ringan, termasuk penanganan isu pemberdayaan masyarakat lokal tanpa harus menggunakan usaha-usaha yang ekstrim. Berkembangnya isu-isu seperti ini akan sangat merugikan bagi perusahaan, misalnya keterlambatan pengerjaan proyek, infrastruktur yang dirusak, reputasi perusahaan menurun, penghentian operasi sementara waktu, biaya hukum serta organisasional lainnya (Reed 2002). Konflik perusahaan dengan masyarakat seharusnya ditangani dengan cara yang lebih bermartabat serta berinteraksi dengan cara yang lebih etis. Bagaimana perusahaan memandang dan merespon kompleksitas hubungan perusahaan-masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap jalannya kehidupan kedua belah pihak. Hal diatas sesuai dengan masalah yang ditemukan pada PT. VALE INDONESIA, Tbk. Dari beberapa wawancara yang dilakukan penulis dengan karyawan perusahaan menunjukkan hasil sebagai berikut: - Tidak jelasnya kelanjutan kontrak karya yang akan berahir 2025 nanti.
9 9 - Makin tingginya tuntutan masyarakat sekitar terkait penerimaan tenaga kerja, kesempatan berusaha, dan lain-lain. - Birokrasi dan regulasi yang semakin rumit - Euforia otonomi daerah Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa karyawan merasakan ketidakpastian berhubung karena ketidakjelasan keberlanjutan kontrak kerja yang akan berakhir 2025 nanti. Sehingga karyawan merasa was-was dengan masa depannya yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja karyawan itu sendiri. B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan bahwa permasalahan penelitian ini adalah: 1. Apakah keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif berpengaruh terhadap resistance to change? 2. Variabel manakah yang mempunyai pengaruh paling besar pada resistance to change? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif terhadap resistance to change.
10 10 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini penulis harapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu psikologi industri dan organisasi secara teoritis, sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi penelitian berikutnya. Secara praktis, penelitian ini penulis harapkan dapat memberikan dampak positif bagi organisasi yang menghadapi permasalahan berupa resistance to change agar dapat menangani permasalah tersebut sebaik-baiknya sehingga bisa mendatangkan manfaat yang maksimal bagi organisasi. Resistensi seharusnya dilihat sebagai hal yang dapat menguatkan organisasi bukan dilihat sebaliknya sebagai hal yang merugikan bagi organisasi. Organisasi sebaiknya lebih menitikberatkan perhatiannya pada peningkatan keadilan prosedural, berusaha untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja karyawannya, serta berusaha untuk meningkatkan komitmen afektif pada karyawannya agar resistensi yang muncul dapat direduksi. Hal ini dilakukan karena akan lebih menguntungkan bagi organisasi daripada berusaha untuk memfokuskan sumber daya yang dimilikinya pada penanganan resistensi saja. E. Keaslian Penelitian Istilah resistance to change seringkali didapati dalam berbagai literatur yang membahas perubahan organisasi. Penelitian kali ini mempertimbangkan perlakuan perusahaan pada karyawannya (keadilan prosedural) serta aspek dari karyawan itu sendiri (kepuasan kerja dan komitmen organisasi) dalam menangani munculnya
11 11 perilaku resistance to change pada karyawan. Penelitian tentang keadilan prosedural belum banyak dilakukan di Indonesia, apalagi penelitiannya pada organisasi-organisasi yang terletak pada remote area karena biasanya penelitianpenelitian yang ada dilakukan pada daerah sekitar perkotaan saja. Beberapa penelitian mengenai resistance to change telah dilakukan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Penelitian Handayani (2006) tentang hubungan kepuasan kerja dan dukungan sosial dengan persepsi perubahan organisasi, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan dukungan sosial berpengaruh terhadap persepsi perubahan organisasi. Semakin tinggi kepuasan kerja dan dukungan sosial maka akan semakin baik pula persepsi karyawan terhadap perubahan organisasi. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja dan dukungan sosial maka akan semakin buruk pula persepsi karyawan terhadap perubahan organisasi. Prihatsanti (2010) tentang hubungan kepuasan kerja dan need for achievement dengan kecenderungan resistance to change pada dosen UNDIP Semarang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kepuasan kerja dan need for achievement dengan kecenderungan resistance to change. Semakin tinggi kepuasan kerja dan need for achievement karyawan maka akan semakin rendah kecenderungan resistance to change. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja dan need for achievement karyawan maka akan semakin tinggi kecenderungan resistance to change. Penelitian lain tentang keadilan organisasional dilakukan oleh Williamson, dan Williams (2010) dengan judul Organisational justice, trust and perceptions of fairness
12 12 in the implementation of agenda for change. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa resistensi merupakan konsekuensi yang tidak dapat dielakkan dari perubahan organisasi dan harus mendapatkan penanganan yang baik untuk menghindari hasilhasil yang tidak diinginkan. Persepsi terhadap keadilan merupakan bagian yang sangat integral untuk memastikan bahwa resistensi dikelola secara efektif untuk mencegah rendahnya moral kerja sebagai konsekuensi dari resistensi, perilaku menarik diri (withdrawal) dan berkurangnya komitmen organisasi. Penulis mencoba melihat variabel lain yang mempengaruhi resistance to change, yaitu variabel keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif dengan alasan bahwa interaksi antara organisasi dengan karyawan sangat berperan dalam tinggi atau rendahnya resistensi karyawan. Penulis mengasumsikan bahwa keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif menjadi faktor yang penting dalam menangani resistensi karena persepsi negatif karyawan terhadap perubahan akan berkurang jika ketiga variabel (keadilan prosedural, kepuasan kerja, dan komitmen afektif) semakin tinggi. Hal inilah yang ingin diketahui penulis dan penulis beranggapan bahwa tema penelitian ini berbeda dengan penelitianpenelitian lain, oleh karena itu keaslian penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organizational Citizenship Behavior 2.1.1. Pengertian Organizational Citizenship Behavior Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational citizenship behavior
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Manusia, dalam hal ini karyawan adalah aset utama yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa pada masa pembangunan. Pengembangan dalam bidang ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh
Lebih terperincipemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahkamah Agung (MA) saat ini tengah menghadapi suatu perubahan lingkungan seperti yang tersurat dalam Cetak Biru Pembaharuan Peradilan tahun 2010-2035. MA sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Komitmen Organisasional 2.1.1.1 Definisi Komitmen Organisasional Komitmen organisasi didefinisikan sebagai pendekatan psikologis antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, karena tanpa didukung sumber daya manusia yang berkompeten suatu organisasi akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diperhatikan, dijaga, dan dikembangkan. Organizational Citizenship Behaviour
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi atau perusahaan memerlukan sumber daya manusia. Melihat persaingan pasar yang semakin ketat sumber daya manusia dalam suatu perusahaan memiliki peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan yang berdiri dan semakin memperluas jaringannya. Setiap perusahaan bersaing untuk memperoleh tingkat penjualan produk dan jasanya secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak karyawan di masa kini berpindah-pindah tempat kerja. Alasan-alasan karyawan berpindah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terpenting di dalamnya. Tanpa adanya manusia, organisasi tidak mungkin dapat
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan industri tidak lepas dari adanya unsur manusia. Apa pun bentuk dan kegiatan suatu organisasi, manusia selalu memainkan peranan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, produktivitas dan kinerja organisasi tidak dapat tercapai tanpa dukungan dan keterlibatan karyawan.perhatian terhadap perbedaan kebutuhan karyawan telah menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas-tugas dan prioritas Manajemen Sumber Daya Manusia berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena diperlukannya penyesuaian kondisi yang ada dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;
BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dapat didefenisikan dengan dua cara yang amat berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan
Lebih terperinciA. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan sumber daya manusia dalam rangka mencapai tujuan perusahaan sangat penting untuk diperhatikan, karena betapapun canggihnya peralatan, teknologi, maupun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Kepuasan Kerja Mangkunegara (2005) menyatakan : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi. Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi menurut Allen dan Meyer (1990), adalah keadaan psikologis yang mengikat karyawan di dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Persepsi Dukungan Organisasi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Dukungan Organisasi Persepsi dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi organisasi menghadapi berbagai tantangan yang makin kompleks dalam mencapai tujuannya. Tantangan tersebut di antaranya dapat berupa ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi tekanan dari berbagai sisi. Perubahan dalam hal undang-undang dan peraturan pemerintah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan dan performa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian bisnis saat ini terus berjuang untuk bertahan hidup atau memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, sehingga penting bagi organisasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semua organisasi pasti memerlukan manajemen yang berkaitan dengan usaha usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Tidak hanya pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan global saat ini, organisasi dituntut untuk terus melakukan perbaikan melalui perubahan baik dari sisi struktur, sistem, strategi maupun budaya di dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciWorld Economic Forum (WEF) menyusun The Global Competitiveness. Report 2014/2015 dan menempatkan daya saing Indonesia (Global
1 World Economic Forum (WEF) menyusun The Global Competitiveness Report 2014/2015 dan menempatkan daya saing Indonesia (Global Competitiveness Index-GCI) berada pada peringkat ke-34 dunia. Global Competitiveness
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan strategis dari sekian banyak agenda pembangunan bangsa yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi berkepentingan terhadap kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Manajemen Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan antar organisasi yang bergerak pada industri yang sejenis semakin meningkat. Hal ini salah satunya disebabkan oleh konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dan pengelolaannya merupakan salah satu kunci penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi
Lebih terperinciKINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL
KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL Kinerja Karyawan Individual Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja individual karyawan antara lain kemampuannya,usaha yang dicurahkan,dan dukungan organisasi ada untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah perusahaan. Ketika kinerja dari karyawan meningkat maka bisa dipastikan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan ritel (eceran) merupakan bagian yang penting dalam kehidupan perokonomian suatu negara, terutama dalam proses distribusi barang dan jasa dari produsen ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah Cina, India dan Amerika. Seiring dengan jumlah penduduk yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah
BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi (Arthur, 1994). Menurut Samad (2006) bahwa karakteristik pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perspektif manajemen sumber daya manusia strategis yang paling mendasar adalah asumsi keberhasilan sebuah kinerja organisasi dipengaruhi oleh tindakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Organisasi merupakan suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis sebagai entitas sosial sehingga organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungan dan saling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bagian ini memuat landasan empiris mengenai variabel-variabel yang
BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini memuat landasan empiris mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bagian pertama akan dibahas komitmen organisasional dan bagian kedua membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi yang sukses mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Di satu sisi, perkembangan zaman menuntut organisasi untuk mengikuti perubahan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja Wibowo (2011:501) kepuasan adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. menunjang keberhasilan pelaksanaan pekerjaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia merupakan sumber pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang terakumulasi dalam diri anggota organisasi. Sumberdaya manusia merupakan aset organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mematuhi Undang-Undang Pertambangan, Regulasi Pengelolaan. prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Unit Geomin adalah salah satu Unit yang dimiliki PT Antam (Persero) Tbk yang berdiri sejak 1 Maret 1980 dengan SK Direksi Nomor 67 dan merupakan ujung tombak dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dan pemilik selaku principal. Jensen dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dihasilkan dari analisis data dapat digeneralisasikan pada populasi penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian. 5.1 Kesimpulan Persyaratan analisis data telah terpenuhi, dengan demikian kesimpulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keadilan Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan organisasi yang cukup di kenal menurut Rivai (2004) adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan, visi dan misi dari perusahaan. karyawan serta banyaknya karyawan yang mangkir dari pekerjaannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi dalam melaksanakan persaingan bisnis dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia dan dukungan karyawan untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dari pembahasan komitmen organisasional dan work engagement terhadap job
9 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan tentang teori-teori yang digunakan untuk mendukung dan menjelaskan variabel dalam penelitian. Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pembahasan komitmen organisasional
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Lingkungan Kerja Meskipun tekanan kompetitif di kebanyakan organisasi semakin kuat dari sebelumnya, beberapa organisasi mencoba merealisasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya menyadari satu hal bahwa, kepuasan kerja merupakan faktor yang vital dalam manajemen sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Keadilan Organisasi 2.1.1 Pengertian Keadilan Organisasi Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu suatu konsep yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perasaingan dalam dunia bisnis merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Organisasi dituntut untuk mampu menghadapi perubahan paradigma, pergeseran
Lebih terperinciPenempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)
Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) 1. Pendahuluan (26/08/2015) 2. Dasar Perilaku Individu (02/09/2015) Penempatan Pegawai 3. Kepribadian dan Emosi dan mengumpulkan tugas ke 1 (09/09/2015) 4.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja suatu perusahaan tidak dapat berhasil, dikarenakan setiap karyawan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja suatu perusahaan tidak dapat berhasil, dikarenakan setiap karyawan dalam suatu perusahaan belum menyumbangkan tenaga dan kemampuannya sesuai dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Turnover Intention Keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan yakni mengenai pergerakan tenaga kerja keluar dari organisasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan loyalitas individu terhadap organisasi. Mereka yang memiliki komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organizational citizenship behavior (OCB) saat ini menjadi subjek yang sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas dan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan yang terjadi akhir-akhir ini telah memberikan dampak yang besar bagi kelangsungan hidup organisasi. Persaingan juga telah menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha di era global saat ini sudah sangat ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menggunakan sumber daya yang dimiliki seoptimal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu perusahaan, sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang dominan untuk menentukan tercapai atau tidaknya tujuan dari perusahaan. Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri rumah sakit terus meningkat di Indonesia seiring dengan perkembangan perekonomian negara dan global (Djumena, 2012). Hal ini juga disebabkan oleh penertiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang dimana mereka saling bekerja sama dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peranan penting bagi kesuksesan organisasi dan merupakan salah satu unsur yang vital bagi organisasi (Rachmawati, 2008). Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dan perilaku organisasi (Colquitt et al., 2001). Keadilan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi tentang persepsi keadilan organisasi telah mendapat perhatian besar dari para peneliti dan telah menjadi topik yang sering diteliti di bidang manajemen sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational. a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Perilaku Kewarganegaraan Organisasional (Organizational Citizenship Behavior) a. Pengertian Perilaku Kewarganegaraan Organisasional Definisi menurut Organ (1988)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan satu atap memberikan tanggungjawab dan tantangan bagi Mahkamah Agung (MA), karena selain mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan global tak hanya berdampak pada sektor riil, tapi juga sangat memukul sektor finansial. Bahkan angka kerugian di sektor finansial dilaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi lingkungan bisnis terkini tengah membutuhkan sumber daya manusia handal yang menguasai lingkup kompetensi kerja secara profesional. Hal tersebut diperlukan
Lebih terperinciAplikasi Psi Sosial. Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan
Aplikasi Psi Sosial Bidang Organisasi 1. Kepuasan kerja 2. Perilaku prososial di tempat kerja (OCB) 3. kepemimpinan 1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja sikap pekerja (karyawan) terhadap pekerjaannya sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja dideskripsikan sebagai pencapaian hasil dari sebuah tindakan yang dilakukan dengan keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang bertindak dalam situasi tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat global, perlu mempersiapkan sumber daya manusia (human resources) secara unggul. Sumber daya manusia yang unggul diperlukan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia teknologi yang semakin maju di Indonesia membutuhkan SDM yang memiliki ketrampilan dan kemampuan yang baik dalam menjalankan tugas dan pekerjaanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tujuan individu konsisten dengan tujuan organisasi itu sendiri (Anthony
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah, suatu perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah suatu proses yang memungkinkan organisasi mengetahui, mengevaluasi, mengukur dan menilai kinerja anggota-angotanya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Quality Of Work Life
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Quality Of Work Life Menurut Davis dan Newstroom (1994) QWL mengacu pada keadaan menyenangkan atau tidaknya lingkungan kerja. Tujuan pokoknya adalah mengembangkan lingkungan kerja
Lebih terperinci