BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi"

Transkripsi

1 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi tekanan dari berbagai sisi. Perubahan dalam hal undang-undang dan peraturan pemerintah, perkembangan produk baru, pertumbuhan ekonomi, kompetisi, perkembangan teknologi, serta perubahan di bidang ketenagakerjaan membuat organisasi harus merespon dengan perubahan-perubahan moderat setidaknya sekali dalam satu tahun, dan perubahan-perubahan yang besar atau mendasar untuk setiap lima tahun (Kotter & Schlesinger, 2008). Bentuk perubahanperubahan organisasional tersebut menurut Wanberg dan Banas (2000) bisa berupa re-organisasi, penggabungan (merger), perampingan (downsizing), serta implementasi teknologi baru. 1. Peran Sumber Daya Manusia Dalam Perubahan Organisasi Peran sumber daya manusia dalam perubahan organisasional sangatlah penting. Kesimpulan ini didasarkan pada apa yang disampaikan Palanisamy dan Sushil (2001) yang menyatakan bahwa perubahan-perubahan untuk mempertahankan keunggulan bersaing sebuah organisasi pada kenyataannya justru bertumpu pada sumber daya manusianya. Palanisamy dan Sushil (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya bukan teknologi yang memberi keunggulan kompetitif, tetapi dalam hal bagaimana organisasi menerapkan dan memanfaatkan teknologi tersebut. Hal senada juga disampaikan Hiatt dan Creasey (2003) yang menyatakan bahwa selain perlu mengelola aspek organizasional, pendekatan manajemen perubahan juga harus mengelola 1

2 2 aspek individu. Penelitian Wanberg dan Banas (2000) juga mendukung kesimpulan ini. Wanberg dan Banas (2000) menyatakan bahwa penerimaan terhadap perubahan sangat dipengaruhi oleh aspek individu. Loup dan Koller (2005) menambahkan bahwa kegagalan dalam perubahan organisasional terjadi karena penanggungjawab perubahan mengabaikan faktor individu manusia. Keberhasilan implementasi perubahan pada kenyataannya memerlukan upaya-upaya untuk mendorong individu mengadopsi perilaku baru sehingga perubahan yang diinginkan akan tercapai. Kenyataannya, upaya-upaya untuk mengimplementasikan perubahan tersebut seringkali justru memunculkan respon yang berupa penolakan dan resistensi. Penolakan dan resistensi ini pada akhirnya bisa memunculkan sinisme, stres, dan bahkan menurunkan komitmen organisasional (Armenakis & Bedeian, 1999). 2. Komitmen Afektif Pada Perubahan Sebagai Salah Satu Sasaran Penting Dalam Perubahan Organisasional. Ada beberapa alasan mengapa komitmen afektif pada perubahan bisa dijadikan salah satu sasaran penting yang harus dicapai dalam perubahan organisasional. Devos, Buelens, dan Bouckenooghe (2007) menyatakan bahwa kemampuan dan dorongan organisasi untuk melakukan perubahan sangat bergantung pada keterbukaan, komitmen, dan motivasi karyawan. Upaya-upaya perubahan organisasional akan sukses jika manajemen berhasil mendapatkan komitmen dari karyawan atau anggota organisasinya (Loup & Koller, 2005). Hercovitch dan Meyer (2002) menyatakan bahwa komitmen karyawan pada perubahan organisasional bisa diidentifikasi dalam tiga komponen, yakni afektif, continuance, dan normatif. Komitmen afektif pada perubahan mengacu kepada

3 3 emotional attachment karyawan terhadap perubahan, yang didasarkan pada keyakinan akan manfaat perubahan. Banyak strategi yang direkomendasikan untuk mengelola atau mengimplementasikan perubahan kemungkinan besar ditujukan untuk meningkatkan keterlibatan, nilai-nilai yang sesuai, atau identifikasi yang kemudian akan mendorong komitmen afektif ini. Lebih lanjut Meyer, Stanley, Herscovitch, dan Topolnytsky (2002) menyatakan bahwa ketiga jenis komitmen di atas mampu menggerakkan sampai pada tahap compliance. Akan tetapi, pada tingkat compliance karyawan hanya memberikan usaha yang minimum. Komitmen afektif dan normatif pada perubahan mampu memberikan dukungan lebih tinggi bagi perubahan, yakni kerjasama dan championing. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Meyer dan Allen (1991) bahwa komitmen afektif dan normatif lah yang memiliki dampak atau pengaruh yang positif pada perilaku organisasional seperti kinerja, kehadiran, dan citizenship. Kalyal dan Saha (2008) juga menyatakan hal senada yakni bahwa komitmen afektif pada perubahan merupakan bentuk komitmen yang paling diharapkan karena mencerminkan kondisi karyawan yang proaktif untuk terlibat dalam proses perubahan. Herscovitch dan Meyer (2002) lebih lanjut menyatakan bahwa karyawan dengan dengan komitmen afektif yang kuat akan bersedia untuk melangkah lebih jauh, dan melakukan lebih banyak untuk memastikan inisiatif atau program perubahan akan berhasil. Komitmen semacam ini menjadi penting karena proses perubahan yang terjadi belum tentu berjalan mulus. Sangat mungkin karyawan akan menghadapi situasi dan pekerjaan yang lebih berat dan menekan, yang disebabkan aktivitas-aktivitas dari program perubahan tersebut. Tanpa ada komitmen ini, maka permasalahan, tekanan atau hambatan yang

4 4 terjadi selama proses perubahan akan membuat karyawan mengundurkan diri dari keikutsertaannya dalam proses perubahan tersebut. 3. Hubungan Antara Komunikasi Dan Partisipasi Dengan Komitmen Afektif Pada Perubahan Berdasarkan beberapa literatur dan kesimpulan penelitian sebelumnya, bisa ditarik benang merah bahwa komunikasi yang dilakukan manajemen memiliki kaitan atau hubungan dengan komitmen afektif karyawan pada perubahan. Demikian juga halnya dengan program-program atau pendekatan yang melibatkan partisipasi karyawan. Hercovitch dan Meyer (2002) menduga bahwa komitmen afektif pada perubahan dipengaruhi atau bisa ditingkatkan melalui: komunikasi, partisipasi, pemberdayaan dan pelatihan. Adapun Kalyal dan Saha (2008) mengidentifikasi bahwa komitmen afektif pada perubahan dipengaruhi oleh komunikasi, kepercayaan kepada manajemen, dan employability. Oleh karena komitmen afektif pada perubahan bisa diidentifikasi juga sebagai reaksi psikologis seseorang terhadap perubahan yang dihadapinya, maka komitmen afektif pada perubahan bisa disejajarkan dengan keterbukaan terhadap perubahan dan kesiapan untuk berubah (Hercovitch & Meyer, 2002). Dengan demikian faktorfaktor yang mempengaruhi keterbukaan terhadap perubahan (openness to change) dan kesiapan untuk berubah (readiness for change) relevan untuk dipertimbangkan juga sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen afektif pada perubahan. Wanberg dan Banas (2000) mendapati bahwa informasi, efikasi diri, dan partisipasi merupakan anteseden dari keterbukaan terhadap perubahan (openness to change). Adapun Armenakis, Haris, dan Mossholder (1993)

5 5 menyatakan bahwa kesiapan untuk berubah (readiness for change) bisa dicapai melalui strategi untuk mempengaruhi individu melalui komunikasi persuasif, partisipasi aktif, serta pengelolaan terhadap sumber-sumber informasi eksternal. Berdasarkan uraian di atas, bisa ditarik benang merah bahwa baik komunikasi maupun partisipasi merupakan faktor yang menentukan atau mempengaruhi komitmen afektif pada perubahan. Oleh karena itu, dalam sebuah perubahan organisasional, komunikasi dan partisipasi menjadi pilihan strategi yang masuk akal bagi organisasi untuk mendapatkan atau meningkatkan komitmen afektif dari karyawannya 4. Peran Keyakinan Dalam Membentuk Komitmen Afektif Pada Perubahan Permasalahan yang diidentifikasi dari realitas di lapangan adalah bahwa komunikasi ataupun forum sosialisasi yang diadakan manajemen untuk menyampaikan alasan dan keuntungan perubahan belum tentu menghasilkan komitmen yang diharapkan (Loup & Koller, 2005). Pada kenyataannya karyawan sebagai change recipients tidaklah pasif. Terkait dengan perubahan yang diluncurkan manajemen; mereka memikirkannya, merasakannya, dan mengambil keputusan tertentu (Bartunek, Rousseau, Rudolph, & DePalma, 2006). Kesimpulan senada disampaikan Armenakis, Bernerth, Pitts, dan Walker (2007) yang menyatakan bahwa hubungan antara konsteks perubahan dan respon afektif (komitmen afektif pada perubahan) dimediasi oleh keyakinan terhadap perubahan. Dalam proses untuk memutuskan akan mendukung atau menolak perubahan, ada tahapan atau bagian dimana karyawan memformulasikan keyakinan (belief) mereka terlebih dahulu. Berdasarkan hal ini Armenakis et al., (2007) kemudian menyatakan bahwa keyakinan dari pihak yang terkait langsung dengan perubahan ini perlu dipengaruhi. Bila merujuk

6 6 pada Teori Tindakan Beralasan yang diajukan Fishbein dan Ajzen (1975), maka teori ini juga mendukung hubungan linier dimana keyakinan mempengaruhi sikap, intensi, dan akhirnya perilaku aktual individu. B. Rumusan Masalah Seperti dipaparkan di muka, komunikasi dan partisipasi dilaporkan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan komitmen afektif pada perubahan. Akan tetapi pengaruh tersebut sedikit banyak ditentukan juga oleh bagaimana karyawan merespon atau menilai komunikasi dan partisipasi yang dilakukan, serta seberapa karyawan meyakini perubahan tersebut sebagai langkah yang tepat. Jikalau memang demikian, peran atau pengaruh seperti apakah yang dimainkan oleh keyakinan terhadap perubahan ini? Apakah karyawan harus yakin dahulu dengan perubahan yang dijalankan, baru kemudian bisa berkomitmen? Pertanyaan atau permasalahan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penilaian karyawan atas informasi dan kebijakan partisipatif secara signifikan mempengaruhi komitmen afektif pada perubahan? 2. Apakah hubungan antara penilaian karyawan atas informasi dan kebijakan partisipasipatif dengan komitmen afektif pada perubahan tersebut dimediasi oleh keyakinan terhadap perubahan? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana komitmen afektif pada perubahan dipengaruhi oleh penilaian karyawan atas komunikasi dan partisipasi, serta apakah keyakinan terhadap perubahan memediasi hubungan

7 7 antara komitmen afektif pada perubahan dengan penilaian atas komunikasi dan partisipasi tersebut. D. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini menunjukkan peran keyakinan terhadap perubahan dalam pembentukan komitmen afektif pada perubahan, sehingga menjadi masukan dalam upaya meningkatkan komitmen afektif pada perubahan melalui strategi komunikasi dan partisipasi. E. Keaslian Penelitian Ada beberapa penelitian yang dilakukan dengan variabel komitmen afektif pada perubahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, di antaranya adalah: 1. Penelitian Kalyal dan Saha (2008) yang berjudul Factors Affecting Commitment To Organizational Change In A Publc Sector Organization. Penelitian ini tidak melibatkan konstruk komitmen normatif pada perubahan dengan alasan atau isu reliabilitas. Kalyal dan Saha (2008) mengidentifikasi bahwa komitmen afektif pada perubahan dipengaruhi oleh komunikasi terkait perubahan, kepercayaan pada manajemen, dan employability. Informasi yang jujur dan tepat waktu akan mencegah munculnya rumor dan menyajikan gambaran yang jelas tentang programprogram perubahan. Karena komitmen afektif pada perubahan didasarkan pada penerimaan akan manfaat perubahan tersebut, maka gambaran yang jelas tentang program-program perubahan akan berdampak positif. Demikian pula kepercayaan kepada manajemen. Karyawan yang mempercayai manajemen akan memiliki keyakinan atas keputusan-keputusan yang diambil oleh manajemen. Hal ini akan mencegah munculnya skeptisme

8 8 terhadap perubahan dan di sisi yang lain justru akan mendorong sikap yang positif terhadap perubahan. 2. Penelitian Walker, Armenakis, dan Berneth (2007) yang berjudul Factors Influencing Organizational Change Effort. Penelitian ini mengidenfikasi pengaruh konteks perubahan, proses perubahan, dan pebedaan individual terhadap respon afektif pada perubahan. Peneliti menggunakan sinisme untuk mengukur konteks perubahan. Adapun proses perubahan diukur dengan keyakinan terhadap perubahan (change belief), dan pebedaan individual diukur dengan tolerance for ambiguity. Hasil penelitian menujukkan bahwa konteks perubahan memediasi hubungan antara perbedaan individu dengan proses dan isi perubahan. Adapun keyakinan terhadap perubahan memediasi hubungan antara konteks perubahan dan komitmen afektif pada perubahan. Dengan pertimbangan bahwa komitmen afektif pada perubahan dan kesiapan untuk berubah, maupun keterbukaan terhadap perubahan sama-sama merupakan reaksi atau sikap individu dalam menghadapi perubahan (Herscovitch & Meyer, 2002), maka penelitian-penelitian tentang kesiapan untuk berubah maupun keterbukaan terhadap perubahan juga dipertimbangkan. 3. Penelitian Wanberg dan Banas (2000) yang berjudul Predictor And Outcome Of Openness To Change In Reorganizing Workplce. Keterbukaan terhadap perubahan dikonseptualisasikan sebagai: a) penerimaan atau kemauan untuk mendukung perubahan dan b) perasaan positif tentang konsekuansi dari perubahan (perasaan bahwa perubahan yang terjadi akan membawa manfaat). Tiga variable yang terkait

9 9 dengan konteks perubahan yang diteliti (yakni: informasi tentang perubahan yang diterima, efikasi diri, dan partisipasi) berhubungan dengan tingkat keterbukaan pada perubahan yang tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan tingkat penerimaan terhadap perubahan yang rendah dilaporkan memiliki kepuasan kerja yang kurang, work irritation, dan dorongan untuk keluar (resign) yang meningkat. 4. Penelitian Armenakis, Harris, dan Mossholder (1993) yang berjudul Creating Readiness for Organizational Change. Penelitian ini mengklarifikasi dan menekankan pentingnya konsep tentang kesiapan untuk berubah (rediness to chnage) dalam perubahan orgaanisasional. Armenakis, et al. (1993) juga menguji strategi yang bisa membantu membangun kesiapan sehingga perubahan akan sukes untuk diimplementasikan, yakni: strategi untuk mempengaruhi keyakinan, sikap, dan intensitas sikap. Strategi ini mencakup: komunikasi persuasif, partisipasi aktif, dan pengelolaan atassumber-sumber informasi eksternal. Dengan tema atau judul Peran Keyakinan Terhadap Perubahan Dalam Hubungan Antara Komunikasi & Partisipasi Dengan Komitmen Afektif Pada Perubahan, penulis mencoba melihat variabel komunikasi dan partisipasi serta keyakinan terhadap perubahan secara linier dalam mempengaruhi komitmen afektif pada perubahan. Penelitian atas peran mediasi variabel keyakinan terhadap perubahan ini menjadi perbedaan penelitian ini dengan penelitianpenelitian sebelumnya. Sepengetahuan penulis sampai saat in belum ditemukan penelitian yang sama dengan judul penelitian yang penulis ajukan.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi

Lebih terperinci

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan

pemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan global saat ini, organisasi dituntut untuk terus melakukan perbaikan melalui perubahan baik dari sisi struktur, sistem, strategi maupun budaya di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain mempunyai potensi strategis berupa potensi ekonomi dan teknologi, potensi strategis industri

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berubah atau mati!, adalah kalimat yang diserukan oleh para manajer di seluruh dunia untuk menggambarkan keharusan setiap organisasi atau perusahaan untuk terus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri (Wickramasinghe

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Organisasi merupakan suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Organisasi merupakan suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis sebagai entitas sosial sehingga organisasi selalu berinteraksi dengan lingkungan dan saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Produktivitas sebuah perusahaan akan berjalan dengan baik apabila kinerja dalam perusahaan tersebut bernilai tinggi dan disertai komitmen yang baik dari para karyawan.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Manusia, dalam hal ini karyawan adalah aset utama yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja dideskripsikan sebagai pencapaian hasil dari sebuah tindakan yang dilakukan dengan keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang bertindak dalam situasi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula

BAB I PENDAHULUAN. van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JNE adalah salah satu perusahaan yang mengelola di bidang jasa kurir dan logistik di Indonesia. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT Citra van Titipan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2007:25). Efektifnya organisasi tergantung kepada

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Komitmen telah menjadi salah satu attitut pekerjaan (work attitudes) paling

Bab I PENDAHULUAN. Komitmen telah menjadi salah satu attitut pekerjaan (work attitudes) paling Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komitmen telah menjadi salah satu attitut pekerjaan (work attitudes) paling populer dan dipelajari oleh berbagai praktisi dan peneliti (Riley, 2006). Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Workplace bullying Bullying adalah tindakan yang sistematis, kemungkinan akan berlanjut tanpa intervensi tertentu, dan mungkin terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dirasakan baik oleh perusahaan maupun karyawan (Giannikis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama satu dekade terakhir, pembahasan mengenai pengaturan kerja fleksibel telah mengalami peningkatan (Kattenbach, 2010; Origo dan Pagani, 2008; Sanchez

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam mensikapi

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam mensikapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini Indonesia masih dalam kondisi yang krisis, tuntutan kesiapan organisasi bisnis Indonesia terhadap persaingan pasar bebas dan tuntutan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good

BAB I PENDAHULUAN. baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reformasi Birokrasi menuntut adanya tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance). Tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) mensyaratkan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982;

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan Steers, 1982; BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi dapat didefenisikan dengan dua cara yang amat berbeda. Cara pertama diajukan oleh Mowday, Porter, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang efektif (Hussey, 2000; Wibowo, 2005). Perubahan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen yang efektif (Hussey, 2000; Wibowo, 2005). Perubahan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi dan merupakan salah satu aspek yang paling kritis untuk menciptakan manajemen yang efektif

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR I Putu Esa Widaharthana (putuesa@ymail.com) Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali Sudrajat UPBJJ-UT Denpasar ABSTRACT This study was attempted

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2. 1 Kepuasan kerja 2.1.1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari dan digunakan sebagai konstruk pengukuran dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi proses kerja 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan organisasi saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai tantangan dan peluang yang hadir setiap saat, yang mendorong setiap organisasi untuk berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perubahan adalah fenomena yang pasti terjadi, berkesinambungan dan akan terus terjadi. Setiap perusahaan atau organisasi tidak dapat menghindari perkembangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014)

PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan. Orgnizational Citizenship Behavior (OCB) (Steve dan Thomas, 2014) PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dan pengelolaannya merupakan salah satu kunci penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB 2 KAJIAN TEORETIS BAB 2 KAJIAN TEORETIS 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Turnover Intention Turnover intention (keinginan keluar dari pekerjaan) merupakan tanda awal terjadinya turnover (keluar dari pekerjaan) (Sunarso, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja suatu perusahaan tidak dapat berhasil, dikarenakan setiap karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja suatu perusahaan tidak dapat berhasil, dikarenakan setiap karyawan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja suatu perusahaan tidak dapat berhasil, dikarenakan setiap karyawan dalam suatu perusahaan belum menyumbangkan tenaga dan kemampuannya sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan satu atap memberikan tanggungjawab dan tantangan bagi Mahkamah Agung (MA), karena selain mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan umum yang dihadapi institusi pendidikan dan guru berkaitan dengan salah satu dari tiga perilaku penting dari seorang pegawai dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sumber daya organisasi, atribut pegawai, dan iklim organisasi. Hal ini karena

BAB V PENUTUP. sumber daya organisasi, atribut pegawai, dan iklim organisasi. Hal ini karena BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kesiapan organisasi untuk berubah di Puslabfor Bareskrim Polri dalam rangka menghadapi transformasi kelembagaan dilihat persepsi pegawai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan merupakan tantangan nyata bagi organisasi dalam aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan merupakan tantangan nyata bagi organisasi dalam aktivitasnya. BAB I PENDAHULUAN Justice, sir, is the greatest interest of man on Earth. It is the ligament which holds civilized beings and civilized nations together. (Daniel Webster, 1845) A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas kepabeanan dan pemungutan cukai di Indonesia sangat berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan penyumbang terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya menyadari satu hal bahwa, kepuasan kerja merupakan faktor yang vital dalam manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ditengah iklim persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu bisa beradaptasi dalam menghadapi situasi perekonomian yang tidak menentu

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Black, J.A. Dan Champion,D.J.(1992). Metode dan masalah penelitian social. Bandung: Eresco

Daftar Pustaka. Black, J.A. Dan Champion,D.J.(1992). Metode dan masalah penelitian social. Bandung: Eresco Daftar Pustaka Addae. H. M., & Parboteeah, K. P. (2006). Organizational Information, Organizatioal Commitment and inetention to quit a study Of Trinidad and Tobago. International journal of Cross Cultural,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komitmen Organisasional Menurut Robbins (2008), komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap komitmen terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Tradisional Turnover Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori tradisional turnover. Harman et al. (2009) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pandangan karyawan ketika mereka telah diperlakukan dengan baik oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pertukaran Sosial Fung et al. (2012) menyatakan bahwa teori pertukaran sosial merupakan pandangan karyawan ketika mereka telah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya dewasa ini berkembang pesat, terlebih pada era globalisasi ini dimana perubahan teknologi dan arus

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Perubahan merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Perubahan merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Perubahan merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan setiap organisasi. Tuntutan perubahan terjadi di berbagai bidang kehidupan, baik individu, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:73), anggaran merupakan alat penting perencanaan dan pengendalian jangka pendek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penjelasan Teoritis 1. Komitmen Organisasi a. Pengertian Komitmen Organisasi Dalam prilaku organisasi, terdapat beragam definisi tentang komitmen organisasi. Sebagai suatu sikap,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang SDM merupakan salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan baik, karena SDM merupakan faktor penentu keberhasilan organisasi. SDM tersebut masing-masing memiliki

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior

Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Guru SMAN 2 Semarapura Nama : Putu Eka Trisna Yanti NIM : 1306205042 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia bisnis sedang menghadapi adanya perubahan yang terus menerus terjadi dalam kurun waktu yang cukup singkat. Perubahan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menuntut organisasi agar bisa secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang telah menetapkan pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan swasta maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak karyawan di masa kini berpindah-pindah tempat kerja. Alasan-alasan karyawan berpindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka-angka, target dan estimasi akan langsung muncul dipikiran kita saat

BAB I PENDAHULUAN. angka-angka, target dan estimasi akan langsung muncul dipikiran kita saat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran adalah masalah teknis. Kata-kata seperti keuangan, angka-angka, target dan estimasi akan langsung muncul dipikiran kita saat seseorang

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR: DENGAN COPING TERHADAP PERUBAHAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR: DENGAN COPING TERHADAP PERUBAHAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI PENGARUH KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR: DENGAN COPING TERHADAP PERUBAHAN SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI I Putu Esa Widaharthana Sekolah Tinggi Pariwisata Negeri Daerah Bali Email : putuesa@ymail.com

Lebih terperinci

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan terus mengalami perkembangan. Praktek dan kebijakan manajemen

BAB I PENDAHULUAN. perbankan terus mengalami perkembangan. Praktek dan kebijakan manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya manusia (SDM) terutama dalam industri perbankan terus mengalami perkembangan. Praktek dan kebijakan manajemen SDM memainkan peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Kesiapan individu dalam menghadapi perubahan menjadi hal penting yang

BAB I. PENDAHULUAN. Kesiapan individu dalam menghadapi perubahan menjadi hal penting yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesiapan individu dalam menghadapi perubahan menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam setiap proses perubahan. Hal tersebut karena kesiapan individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan bagian penggerak dari perusahaan yang memiliki potensi berkembang dan secara aktif mendorong produktifitas dalam memenuhi tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan

BAB I PENDAHULUAN. mampu untuk bekerja sama dan membantu rekan kerja serta melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia dan pengelolaannya merupakan salah satu kunci penting yang dapat mempengaruhi kinerja dan menciptakan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS. Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen

BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS. Dengan menjadi bagian dari perusahaan, karyawan dididik untuk berkomitmen BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1. Komitmen Organisasi Ketika perusahaan menawarkan pekerjaan dan pelamar kerja menerima tawaran tersebut, pelamar kerja tersebut telah menjadi bagian dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesiapan Berubah 1. Definisi Kesiapan Berubah Holt, Armenakis, Feild & Harris (2007) mendefinisikan kesiapan individu untuk berubah sebagai sikap komprehensif yang secara simultan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel Bebas : Komitmen Organisasi Variabel Tergantung : Organizational Citizenship Behavior B. Definisi Operasional 1. Organizational Citizenship Behavior

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fundamental dalam menjalankan bisnis untuk mengatasi lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fundamental dalam menjalankan bisnis untuk mengatasi lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kotter (1995), perusahaan, baik besar maupun kecil, membuat perubahan fundamental dalam menjalankan bisnis untuk mengatasi lingkungan pasar yang baru dan lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Aldag dan Resckhe (1997), Organizational Citizenship Behavior

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Aldag dan Resckhe (1997), Organizational Citizenship Behavior BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Organization Citizenship Behavior (OCB) Aldag dan Resckhe (1997), Organizational Citizenship Behavior merupakan kontribusi individu dalam melebihi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya peraturan pemerintah daerah tentang pelaksanaan otonomi daerah yang dimuat dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004, daerah memiliki kewenangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN A. Pendahuluan Pada tahun 2014, lembaga survei internasional (Towers Watson) melakukan sebuah penelitian mengenai sumberdaya manusia dengan responden dari berbagai negara. Jumlah responden

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dari organisasi tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan dan jasa keuangan, saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat tajam, kompleks dan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. Persaingan

Lebih terperinci

dipelajari hampir lebih dari empat dekade (Alqurashi, 2007). Komitmen organisasi menggambarkan bagaimana hubungan keterikatan antara karyawan dengan

dipelajari hampir lebih dari empat dekade (Alqurashi, 2007). Komitmen organisasi menggambarkan bagaimana hubungan keterikatan antara karyawan dengan 2 Komitmen organisasi merupakan konstruk psikologis penting yang telah dipelajari hampir lebih dari empat dekade (Alqurashi, 2007). Komitmen organisasi menggambarkan bagaimana hubungan keterikatan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. hasil pengujian penelitian, dan sistematika penulisan. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dalam sebuah laporan ilmiah merupakan pengantar bagi pembaca untuk mengetahui apa yang diteliti. Bab ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori OCB (Organizational Citizenship Behavior) OCB adalah sebuah konsep yang relatif baru dianalisis kinerja, tetapi itu merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Reinforcement theory menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Reinforcement theory menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) dapat 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Reinforcement Contingency Reinforcement theory menjelaskan bahwa penguatan (reinforcement) dapat mengendalikan perilaku (Purnamasari dan Crismastuti, 2006

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 54-67 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PERAN COPING WITH CHANGE SEBAGAI PEMEDIASI KOMITMEN TERHADAP PERUBAHAN PADA INTENSI KELUAR I Putu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era modernisasi ini, kegiatan perekonomian khususnya dalam dunia bisnis hampir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era modernisasi ini, kegiatan perekonomian khususnya dalam dunia bisnis hampir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modernisasi ini, kegiatan perekonomian khususnya dalam dunia bisnis hampir sudah tidak ada batasan jarak lagi. Akibatnya, para pelaku bisnis dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas. Organisasi semacam itu bukan melihat investasi modal, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pegawai dalam pekerjaan menjadi bagian integral dari proses manajemen. Memahami pentingnya pegawai dalam organisasi berarti mengakui bahwa eksistensi sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Kinerja (PMK) baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan, dalam hal ini adalah Rumah Sakit. Indikator pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. individu saat ini ketika sedang melakukan peran spesifik (Lambert dan Lambert,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. individu saat ini ketika sedang melakukan peran spesifik (Lambert dan Lambert, 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Role Stress Fit Role stress adalah konsekuensi dari perbedaan antara persepsi individu dari karakteristik peran tertentu dengan apa yang sebenarnya telah

Lebih terperinci

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan . Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan Oleh: Wahyu Saripudin (A student of Master of Management Universitas Gadjah Mada)... A. Pendahuluan Perubahan merupakan keniscayaan bagi semua

Lebih terperinci

THE EFFECT OF JOB INVOLVEMENT AND ORGANIZATION S COMMITMENT TO THE MANAGEMENT OF CHANGE (STUDY IN DIVISION OF MINERAL PT HARITA GROUP)

THE EFFECT OF JOB INVOLVEMENT AND ORGANIZATION S COMMITMENT TO THE MANAGEMENT OF CHANGE (STUDY IN DIVISION OF MINERAL PT HARITA GROUP) THE EFFECT OF JOB INVOLVEMENT AND ORGANIZATION S COMMITMENT TO THE MANAGEMENT OF CHANGE (STUDY IN DIVISION OF MINERAL PT HARITA GROUP) Tri Prihatini K. 1) Sarah Indah Wardani 2) E-mail : prihatini_ek@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi. Banyak usaha dan daya yang dilakukan untuk mengatasi,

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi. Banyak usaha dan daya yang dilakukan untuk mengatasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi memberikan dampak yang besar terhadap perubahan yang sekarang terjadi. Globalisasi ditandai dengan cepatnya pergerakan manusia, barang, jasa, dan informasi

Lebih terperinci