BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
|
|
- Handoko Hengki Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam lingkungan global saat ini, organisasi dituntut untuk terus melakukan perbaikan melalui perubahan baik dari sisi struktur, sistem, strategi maupun budaya di dalam organisasi. Perubahan ini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan daya saing sehingga organisasi dapat terus bertahan di dunia bisnis. Cummings dan Worley (2014) menyatakan bahwa bukan hanya organisasi yang bergerak dalam bidang industrial atau manufaktur saja yang membutuhkan perubahan, tetapi organisasi non-industri seperti organisasi yang bergerak dalam pelayanan kesehatan, pendidikan, pelayanan publik, dan perusahaan keluarga juga tetap membutuhkan perubahan. Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Karanganyar merupakan salah satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit swasta yang memberikan pelayanan dengan keterbatasan dokter spesialis. Selain itu, rumah sakit ini juga memberikan pelayanan rujukan dari puskesmas. Hingga tahun 2015, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar belum memiliki sertifikasi akreditasi dari Kementrian Kesehatan. Padahal pemerintah melalui UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang tertuang dalam pasal 40 mewajibkan rumah sakit untuk melakukan akreditasi. Berbagai kegiatan perubahan dan pengembangan organisasi mulai dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mendapatkan akreditasi, salah satunya adalah dengan melakukan perubahan sistem penilaian kinerja perawat dari yang 1
2 sebelumnya menggunakan DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) menjadi berdasarkan deskripsi pekerjaan. Komponen penilaian berdasarkan deskripsi pekerjaan ini lebih spesifik dibandingkan dengan menggunakan DP3. Penilaian kinerja dengan DP3 hanya menilai kinerja secara umum tanpa melihat kemampuan dan keterampilan perawat dalam melayani pasien. Berbeda ketika rumah sakit menggunakan penilaian berdasarkan deskripsi pekerjaan. Dengan berdasarkan deskripsi pekerjaan penilaian kinerja perawat dilihat dari dua sisi, yaitu pemenuhan tugas (kemampuan penyelesaian pekerjaan) dan perilaku kerja (perilaku perawat sehari-hari). Sistem penilaian kinerja ini juga berdampak pada penilaian kinerja perawat menjadi lebih objektif bila dibandingkan ketika menggunakan DP3. Perubahan yang terjadi di dalam organisasi seringkali menimbulkan pro dan kontra dalam diri setiap karyawan, tidak terkecuali para perawat RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Dengan adanya perubahan sistem penilaian kinerja ini mengakibatkan para perawat harus keluar dari zona nyaman mereka dalam menjalankan pekerjaannya. Hal ini dapat menjadi faktor pemicu munculnya penolakan terhadap inisiatif perubahan yang dilakukan. Oleh sebab itu, untuk mencapai kesuksesan dari program perubahan yang dilakukan oleh rumah sakit dibutuhkan komitmen organisasional yang tinggi dan kesiapan berubah dalam diri para perawat. Komitmen organisasional dan kesiapan berubah dalam diri perawat merupakan hal yang sangat penting mengingat perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang memiliki peranan penting untuk menentukan penilaian 2
3 atau kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh sebuah rumah sakit. Hal ini disebabkan perawat sebagai bagian dari tenaga paramedis memberikan perawatan secara langsung kepada pasien. Dengan adanya perubahan sistem penilaian kinerja di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, para perawat harus tetap menunjukkan profesionalisme mereka dalam menjalankan pekerjaannya. Saat (2015) berpendapat bahwa profesionalisme saat ini menuntut seorang perawat untuk memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dengan efisien dan efektif. Profesionalisme memiliki dua kriteria pokok yaitu keahlian dan pendapatan, artinya seorang perawat dikatakan profesional apabila memiliki keahlian yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan hidupnya. Namun dalam hal ini, keberhasilan perubahan sistem penilaian kinerja yang dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya bergantung pada sikap profesionalisme saja tetapi juga dibutuhkan komitmen organisasional yang tinggi. Menurut Saat (2015) komitmen organisasional merupakan sikap loyalitas yang dimiliki oleh seorang pekerja terhadap suatu organisasi dan hal tersebut merupakan suatu proses berkelanjutan. Perawat dengan komitmen organisasional yang tinggi dalam menjalankan profesinya akan memiliki pola pikir dan prestasi kerja yang berbeda dibandingkan dengan yang tidak memiliki komitmen. Dengan adanya komitmen yang tinggi ini para perawat mampu menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal dan tidak merasa terbebani dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Komitmen yang tinggi pula akan membuat mereka lebih terbuka serta mendukung adanya perubahan yang terjadi di RS PKU 3
4 Muhammadiyah Karanganyar, khususnya dalam perubahan sistem penilaian kinerja perawat. Setiap organisasi harus memastikan bahwa seluruh anggota di dalam organisasi siap dengan adanya inisiatif perubahan yang dicanangkan. Namun pada kenyataannya masih banyak organisasi yang langsung mengimplementasikan perubahan tanpa memperhatikan kesiapan dari seluruh karyawan. Hal tersebut juga terjadi pada perubahan sistem penilaian kinerja perawat yang terjadi di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Pemimpin rumah sakit tidak melakukan pengukuran terlebih dahulu untuk menciptakan kesiapan berubah pada perawat dan langsung mengimplementasikan perubahan sistem penilaian kinerja tersebut. Tidak adanya proses penilaian atau pengukuran dapat memperbesar peluang kegagalan perubahan sistem yang telah dilakukan. Karena organisasi tidak mengetahui apakah karyawan dalam hal ini perawat, benar-benar siap berubah atau tidak. Apabila ternyata para perawat tidak siap untuk berubah, maka mereka akan menunjukkan sikap menolak terhadap perubahan dan hal ini akan berdampak negatif bagi perusahaan. Secara khusus terdapat tiga tahap dalam proses perubahan menurut Armenakis (2002). Fase pertama adalah kesiapan, seluruh anggota di dalam organisasi melakukan persiapan dan menjadi pendukung di dalam proses perubahan. Fase yang kedua adalah pengadopsian, ketika perubahan diimplementasikan karyawan mampu melakukan penyesuaian terhadap cara baru dalam kegiatan operasional. Fase ketiga adalah institusionalisasi, berawal dari upaya untuk mempertahankan fase pengadopsian dan memperkuat perubahan 4
5 sampai menjadi sesuatu yang diinternalisasi dalam diri seluruh karyawan. Lebih lanjut, Weiner et al. (2008) menyatakan bahwa kesiapan berubah terkait dan fokus pada perubahan organisasi yang direncanakan dan disengaja (sering diprakarsai oleh manajemen) agar organisasi menjadi lebih proaktif di masa depan dibandingkan dengan kondisi saat ini. Karena masa depan penuh dengan ketidakpastian dan mungkin juga dapat memberikan dampak negatif pada kompetensi dan kemampuan karyawan saat ini, maka banyak anggota organisasi khususnya karyawan menolak adanya perubahan. Menurut Holt et al. (2007) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesiapan berubah, yaitu kesesuaian (appropriatness), kemampuan untuk melakukan perubahan (change efficacy), dukungan manajemen (management support), dan manfaat individu (personally beneficial). Keempat faktor ini dapat menjadi sebuah alat untuk mengukur kesiapan berubah di dalam diri karyawan agar inisiatif perubahan dapat diimplementasikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Namun, faktor yang mempengaruhi keberhasilan perubahan bukan hanya kesiapan, tetapi komitmen dan sumber daya juga menjadi hal yang harus diperhatikan sebelum mengimplementasikan perubahan. Komitmen dan kesiapan berubah perlu ditumbuhkan dalam diri karyawan agar implementasi perubahan menjadi lebih efektif, pendapat ini disampaikan oleh Turner (dalam Holt, 2002). Penelitian sebelumnya mengindikasikan bahwa sikap karyawan terhadap perubahan organisasi yang diinspirasi oleh manajer memiliki peran yang besar untuk menentukan keberhasilan atau kegagalan dari inisiatif perubahan (Lines, 2005). 5
6 Menurut Kouzes dan Posner (dalam Elias, 2009), kesuksesan perubahan membutuhkan karyawan yang memiliki motivasi intrinsik, kemampuan untuk melihat perubahan sebagai kesempatan pembelajaran dan merasa seolah-olah mereka memiliki kontrol terhadap program perubahan. Komitmen organisasional yang tinggi akan menumbuhkan komitmen terhadap perubahan dalam diri karyawan secara individu. Dengan adanya komitmen organisasional ini para karyawan akan tetap menunjukkan loyalitas ketika organisasi tempat mereka bekerja mengalami perubahan dan karyawan pun bersedia untuk mendukung serta terlibat di dalam perubahan tersebut. Noble dan Mokwa (1999) berpendapat bahwa komitmen organisasional adalah kemampuan karyawan secara individu untuk mengidentifikasi dan bekerja sesuai dengan tujuan dan nilai organisasi. Lebih lanjut, Jena (2015) menyatakan komitmen organisasional adalah komitmen karyawan terhadap organisasi yang memiliki dua aspek yaitu perspektif karyawan dan perspektif organisasi. Komitmen dapat diamati sebagai perspektif karyawan ketika komitmen tumbuh karena adanya persamaan antara tujuan dan nilai yang dimiliki karyawan dengan organisasi. Sedangkan komitmen dapat diamati sebagai perspektif organisasi ketika komitmen berkembang setelah karyawan menjadi bagian dari organisasi dan menyebabkan mereka terus menjadi anggota organisasi tersebut. Komitmen organisasional berkembang secara alami dan dapat diwujudkan dalam bentuk sifat hubungan antara karyawan dan organisasi atau hubungan ke berbagai entitas dalam organisasi. Bagi Meyer dan Allen (dalam Azeem,2010) komitmen organisasional merupakan keadaan psikologis yang menunjukkan 6
7 hubungan karyawan dan organisasi yang berdampak pada keputusan untuk tetap menjadi anggota dalam organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa komitmen organisasional juga harus diperhatikan dalam sebuah inisiatif perubahan. Pemimpin perlu melakukan identifikasi serta membangun komitmen organisasional pada masing-masing individu. Karena selain menunjukkan seberapa besar keterikatan karyawan terhadap organisasi, komitmen organisasional juga mencerminkan cara berpikir karyawan tentang seberapa besar tujuan dan nilai yang mereka pegang sejalan dengan organisasi dan bagaimana mereka menyelesaikan konflik, khususnya konflik yang mungkin muncul dalam sebuah inisiatif perubahan dalam organisasi. Meyer dan Allen (1991) menyusun model komitmen organisasional dari tiga komponen komitmen. Di dalam model tersebut, komitmen dikonseptualisasikan sebagai keadaan psikologis atau pola pikir yang akan meningkatkan kemungkinan individu mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Tiga komponen komitmen organisasional tersebut adalah komitmen afektif (affective commitment), komitmen kontinuans (continuance commitment), dan komitmen normatif (normative commitment). Komitmen organisasional merupakan salah satu elemen penting yang akan memengaruhi perubahan di dalam organisasi, karena dengan adanya komitmen organisasional yang tinggi akan menumbuhkan kesiapan berubah dalam diri setiap karyawan. Hal ini akan membuat karyawan bersedia untuk menerima perubahan, memiliki keinginan untuk terlibat dalam perubahan, dan mengembangkan sikap positif terhadap perubahan yang terjadi di organisasi. Hubungan komitmen 7
8 organisasional dengan kesiapan berubah telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian. Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Visagie dan Steyn (2011), komitmen afektif dan komitmen normatif memiliki hubungan yang signifikan dengan kesiapan berubah, sedangkan komitmen kontinuans tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kesiapan berubah. Hasil penelitian yang sedikit berbeda ditunjukkan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Al-Abbrow dan Abrishamkar (2013) yang menemukan bahwa ada pengaruh antara komitmen organisasional pada kesiapan berubah. Pengaruh terkuat adalah antara komitmen afektif dengan kesiapan berubah, sedangkan komitmen kontinuans dan komitmen normatif keduanya memiliki dampak yang positif pada kesiapan berubah karyawan. Namun objek dari kedua penelitian yang disebutkan di atas bukanlah perawat di sebuah rumah sakit akan tetapi karyawan perusahaan telekomunikasi di Afrika Selatan untuk penelitian yang dilakukan oleh Visagie dan Steyn (2011), sedangkan objek penelitian dari Al-Abbrow dan Abrishamkar (2013) adalah karyawan di sektor pendidikan tinggi di Iraq. 1.2 Rumusan Masalah Mengimplementasikan sebuah perubahan di dalam organisasi sangat penting, karena program perubahan menjadi kewajiban bagi organisasi agar tetap bertahan dan kompetitif. Perubahan seringkali dilakukan tanpa memperhatikan kesiapan dari karyawan yang terlibat. Perubahan sistem, kebijakan, prosedur, strategi, teknologi dan sebagainya harus diikuti oleh perubahan pola pikir dari seluruh anggota organisasi. Kegagalan dalam implementasi perubahan seringkali 8
9 disebabkan oleh kurangnya komitmen organisasional dan kesiapan berubah dari para karyawan yang terlibat. RS PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan perubahan sistem penilaian kinerja para perawat, dari yang sebelumnya menggunakan DP3 menjadi berdasarkan deskripsi pekerjaan. Sistem penilaian kinerja berdasarkan deskripsi pekerjaan lebih objektif dibandingkan dengan menggunakan DP3. Dengan sistem penilaian berdasarkan deskripsi pekerjaan kualitas kerja perawat dapat lebih jelas dinilai. Adanya perubahan sistem penilaian kinerja meningkatkan tingkat kompetitif bagi para perawat. Oleh sebab itu, kesiapan berubah dibutuhkan agar para perawat mampu bersaing dalam peningkatan produktivitas kerja mereka. Namun dalam hal ini, pemimpin rumah sakit langsung melakukan implementasi perubahan sistem penilaian kinerja tanpa melakukan pengukuran terhadap kesiapan para perawat. Tidak adanya pengukuran kesiapan berubah dapat berakibat gagalnya perubahan yang dilakukan. Selain kesiapan berubah, komitmen organisasional juga menjadi salah satu indikator yang menentukan sukses atau tidaknya sebuah perubahan. Ketika perawat memiliki komitmen penuh terhadap pekerjaan yang dilakukan, mereka akan sepenuhnya mendukung dan bersedia terlibat di dalam perubahan yang dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin menganalisis pengaruh komitmen organisasional pada kesiapan berubah bagi perawat RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. 9
10 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan yang akan dijawab di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah komitmen afektif berpengaruh positif dan signifikan pada kesiapan berubah? 2. Apakah komitmen kontinuans berpengaruh positif dan signifikan pada kesiapan berubah? 3. Apakah komitmen normative berpengaruh positif dan signifikan pada kesiapan berubah? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh tiga komponen dalam komitmen organisasional yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif pada kesiapan berubah dalam kaitannya dengan perubahan sistem penilaian kinerja bagi para perawat di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta bahan pertimbangan bagi organisasi, terkait dengan pengaruh komitmen organisasional pada kesiapan berubah sebagai faktor penting yang mendukung sebuah program perubahan. Dengan mengidentifikasi dan 10
11 mengukur komitmen organisasional pada kesiapan berubah bagi para perawat dapat meningkatkan peluang keberhasilan dan keefektifan dari perubahan yang dilakukan oleh organisasi. 2. Bagi Pembaca dan kalangan akademisi Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan serta dapat dijadikan sebagai tambahan literatur mengenai pengaruh tiga komponen dalam komitmen organisasional yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif pada kesiapan berubah. 1.6 Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap para perawat di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Penelitian ini menganalisis pengaruh tiga komponen dalam komitmen organisasional yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif pada kesiapan berubah. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini terdiri atas 5 (lima) bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup atau batasan penelitian, dan sistematika penulisan. 11
12 Bab II : Landasan Teori Bab ini membahas landasan teori yang berkaitan dengan tiga komponen dalam komitmen organisasional yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuans, komitmen normatif dan kesiapan berubah serta hipotesis yang digunakan dalam penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini membahas rancangan penelitian, populasi dan sensus, proses pengumpulan data, metode uji instrumen, metode pengujian hipotesis, dan profil organisasi. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi penjelasan mengenai proses pengambilan data, temuan dan pembahasan berupa analisis yang mencakup pengaruh komitmen organisasional pada kesiapan berubah bagi perawat RS PKU Muhammadiyah Karanganyar. Bab V : Simpulan, Keterbatasan, dan Saran Bab ini menjelaskan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dalam penelitian, dan saran yang dapat diberikan sebagai bahan pertimbangan bagi organisasi serta penelitian selanjutnya. 12
BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting
Lebih terperincipemimpin, perubahan visi, perubahan struktur organisasi dan perubahan aturan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong organisasi menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut organisasi untuk senantiasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan status Universitas Gadjah Mada (UGM) dari universitas yang berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN) berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 153 Tahun 2000 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, banyak perusahaan yang telah menetapkan pembagian karyawan menjadi karyawan tetap dan karyawan kontrak, baik perusahaan swasta maupun
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya komitmen yang tinggi tentunya sebuah organisasi atau perusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam setiap organisasi, komitmen memegang peranan penting sebab dengan adanya komitmen yang tinggi tentunya sebuah organisasi atau perusahaan akan memiliki karyawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah mencapai keuntungan dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencapai keuntungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iklim Organisasi 2.1.1. Definisi Iklim Organisasi Awalnya, iklim organisasi adalah istilah yang digunakan merujuk kepada berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan berisi penjelasan mengeai teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori komitmen profesi, komitmen organisasi, dan guru, serta hubungan antara komitmen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang JNE adalah salah satu perusahaan yang mengelola di bidang jasa kurir dan logistik di Indonesia. Perusahaan ini dirintis sebagai sebuah divisi dari PT Citra van Titipan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komitmen Organisasional Menurut Robbins (2008), komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era kompetisi, organisasi apapun, baik lembaga publik dan terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya. Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Dalam menjalankan tugasnya, rumah sakit menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi organisasi, karyawan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian tentang kepuasan kerja sampai saat ini masih menjadi topik menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi organisasi, karyawan maupun masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah belum optimal.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah merupakan salah satu organisasi pelayanan publik yang sering dianggap belum produktif dan efisien dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sebagai penyelenggara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain mempunyai potensi strategis berupa potensi ekonomi dan teknologi, potensi strategis industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu akan disertakan pula penelitian terdahulu yang pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam mensikapi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekarang ini Indonesia masih dalam kondisi yang krisis, tuntutan kesiapan organisasi bisnis Indonesia terhadap persaingan pasar bebas dan tuntutan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Pertumbuhan rumah sakit dewasa ini berkembang dengan pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan upaya kesehatan yang rujukan yang mendukung upaya kesehatan puskesmas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi pegawai dimana perusahaan atau organisasi sekarang berusaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini banyak perusahaan atau organisasi berlomba-lomba untuk menjadi sebuah perusahaan atau organisasi yang menjadi pilihan bagi pegawai dimana perusahaan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi maupun industri. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Lengkap dan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Organisasi baik perusahaan maupun instansi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daripada apakah mereka tinggal (Allen dan Meyer, 1990). Maksudnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, karyawan menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan tidak akan bisa sukses tanpa ada campur tangan usaha karyawannya. Perusahaan akan tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat yang didapat dari penelitian ini. 1.1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa mengalami perubahan membuat perusahaan-perusahaan. berusaha untuk mempertahankan eksistensinya, tak terkecuali dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian dan perkembangan teknologi yang senantiasa mengalami perubahan membuat perusahaan-perusahaan berusaha untuk mempertahankan eksistensinya, tak terkecuali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik tidak akan pernah mengabaikan sumber daya manusia mereka, karena dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan yang baik tidak akan pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Salah satu tujuan utama yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah mempertahankan
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun oleh: RATNA YULIATI B
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada Rumah Sakit di Sukoharjo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN TEORETIS
BAB 2 KAJIAN TEORETIS 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Turnover Intention Turnover intention (keinginan keluar dari pekerjaan) merupakan tanda awal terjadinya turnover (keluar dari pekerjaan) (Sunarso, 2000).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan untuk melayani masyarakat. Sebagai rumah sakit swasta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Komitmen Organisasi 1.1 Definisi Komitmen Organisasi Kata komitmen berasal dari kata latin yang berarti to connect. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konteks pendidikan atau edukasi. Guru merupakan elemen kunci dalam sistem
A I PENDAHULUAN 1.1 Latar elakang Masalah Kebutuhan akan sumber daya manusia yang berkualitas semakin dibutuhkan di berbagai konteks pada era globalisasi ini, termasuk pula pada konteks pendidikan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.
BAB I 1.1 Pengantar PENDAHULUAN Tuntutan mengenai pengelolaan suatu organisasi berdasarkan sistem tata kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi organisasi di sektor pemerintahan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pemahaman mengenai hasil penelitian. Penelitian ini membahas
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan penelitian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman mengenai hasil penelitian. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh pemberdayaan psikologis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumberdaya manusia merupakan salah satu aspek krusial yang menentukan keberhasilan misi dan visi suatu perusahaan, oleh karena itu keberadaannya mutlak dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. niversitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri keuangan syariah di tanah air semakin mendapat tempat di masyarakat. Sejak beroperasi di tahun 1999, sejumlah bank syariah memperlihatkan prestasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi ini adalah bagaimana menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kapabilitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan inovasi di bidang finansial yang semakin canggih.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian dunia yang terjadi pada beberapa periode terakhir turut mewarnai perkembangan dan aktivitas bisnis dalam negeri baik secara langsung dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu aspek perilaku. manusia dalam penilaian kinerja menjadi dominan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset yang paling penting dalam mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan hidup suatu organisasi. Salah satu kunci keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2007:25). Efektifnya organisasi tergantung kepada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Anggaran Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:73), anggaran merupakan alat penting perencanaan dan pengendalian jangka pendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Sarwo Edy, Program Pascasarjana, 2008
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara tradisional kebanyakan pengembangan karir sebagai bagian dari Pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan dan atau organisasi masih atas dasar kekeluargaan,
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, perubahan merupakan keniscayaan. Organisasi menghadapi tekanan dari berbagai sisi. Perubahan dalam hal undang-undang dan peraturan pemerintah,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam menunjang aktifitas yang semakin kompleks. Kondisi tersebut memicu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Globalisasi seperti saat ini kebutuhan akan komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak bagi masyarakat sebagai salah satu sarana dalam menunjang aktifitas
Lebih terperinci6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
68 6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam Bab ini peneliti akan membuat kesimpulan dalam penelitian ini, berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya. Kemudian peneliti akan membuat diskusi mengenai temuan-temuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan pokok atau inti dalam sebuah organisasi ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik, perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi tantangan lingkungan organisasi harus lebih kompetitif. Tidak bisa hanya mempertahankan status quo, organisasi harus berubah terus-menerus dan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan Indonesian Policy Health yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini Pemerintah Indonesia sedang menghadapi permasalahan yang cukup serius dalam menghadapai pelayanan kesehatan yang meningkat tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksana pekerjaan. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki tujuan yang harus dicapai dalam operasionalnya. Dalam pencapaian tujuan tersebut, sumber daya manusia memegang peranan yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan satu atap memberikan tanggungjawab dan tantangan bagi Mahkamah Agung (MA), karena selain mempunyai posisi dan peran strategis di bidang kekuasaan kehakiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 2011, Hlm. 13.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah proses kerjasama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan bersama. Semua organisasi memiliki kesamaan, dan hanya berbeda dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset berharga yang perlu dipertahankan oleh perusahaan, karena sumber daya manusia menjadi penentu keefektifan suatu perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling berharga (Shah, 2012), karena tanpa sumber daya manusia yang berkualitas maka organisasi tidak akan bertahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan tersebut begitu terasa dan terus meningkat ke arah yang semakin maju. Untuk mengantisipasinya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak karyawan di masa kini berpindah-pindah tempat kerja. Alasan-alasan karyawan berpindah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Mathis dan Jackson (2006:3), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selalu berubah sehingga menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ditengah iklim persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu bisa beradaptasi dalam menghadapi situasi perekonomian yang tidak menentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian partisipasi anggaran yang berbasis pada motivasi sudah banyak dilakukan. Namun, menurut Covaleski et al. (2003) dan Shields and Shields (1998) dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada
Lebih terperinciandilnya secara maksimal kepada perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis merupakan tempat sejumlah manusia menghimpun diri, yang memiliki struktur sebagai unsur statis dan unsur dinamis yang meliputi kerjasama dan
Lebih terperinciKepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang
Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr / i SMA Kesatrian 1 Semarang Dengan hormat, Di tengah-tengah kesibukan sebagai Guru SMA Kesatrian 1 Semarang, saya memohon Bapak / Ibu / Sdr / i untuk meluangkan sedikit waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sebuah sistem yang power share pada setiap level
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi dalam menciptakan sebuah sistem yang power share pada setiap level pemerintahan, serta menuntut kemandirian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. organisasi, karena berkaitan dengan kemampuan karyawan untuk mencapai goals
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja dideskripsikan sebagai pencapaian hasil dari sebuah tindakan yang dilakukan dengan keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang bertindak dalam situasi tertentu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kepuasan terhadap kinerja karawan dengan komitmen organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi, telah menuntut berbagai perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia perekonomian dewasa ini tumbuh dan berkembang secara dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di dalamnya agar selalu mampu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kepercayaan guru pada pimpinan. 2. Kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri rumah sakit terus meningkat di Indonesia seiring dengan perkembangan perekonomian negara dan global (Djumena, 2012). Hal ini juga disebabkan oleh penertiban
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Harman et al. (2009) mengemukakan teori tradisional turnover ini menunjukkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Tradisional Turnover Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori tradisional turnover. Harman et al. (2009) mengemukakan
Lebih terperinci: Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta ABSTRAK
Judul : Pengaruh Keseimbangan Kehidupan-Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan di Hotel Mercure Kuta Nama : Alland Christ Wida Wijaya NIM : 1006205168 ABSTRAK Keseimbangan Kehidupan-Kerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tracey, 2000). Intensi keluar sendiri, bisa dipengaruhi banyak hal mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Intensi keluar adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri (Wickramasinghe
Lebih terperinci67 Perpustakaan Unika LAMPIRAN
LAMPIRAN 67 68 KUESIONER Nama : Jenis kelamin : L P Pendidikan : S1 > S1 Usia : 20-30 th 31-40 th > 40 th Jabatan : a. Auditor yunior b. Auditor senior Lama bekerja :... th... bln DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER:
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Komitmen Organisasi Porter (1998:27) oleh Zainuddin (2002) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan
Lebih terperinciContoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)
Contoh Komitmen Karyawan terhadap Perusahaan / Organisasi di PT. Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) a. Ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan. b. Ingin mengembangkan pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional berpengaruh positif terhadap komitmen terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan atau organisasi di Indonesia semakin lama semakin pesat, terutama pada era globalisasi saat ini. Hal ini menuntut setiap perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja 2.1.1 Defenisi Kinerja Kinerja berasal dari pengertian performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya
Lebih terperinciKORELASI ANTARA AFFECTIVE COMMITMENT DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. TERLAKSANA SUKSES MANDIRI ABSTRAK
KORELASI ANTARA AFFECTIVE COMMITMENT DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. TERLAKSANA SUKSES MANDIRI ABSTRAK Saat ini di perusahaan-perusahaan besar banyak sekali terdapat karyawan yang berkompeten,
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan
BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini menjelaskan pemikiran peneliti terkait pertanyaan mengapa penelitian ini dilakukan. Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan ini berdiri pada tahun 1973 sebagai sebuah home industry yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Multi Garmenjaya sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di industri produk jadi tekstil (garmen), merupakan salah satu dari beberapa perusahaan garmen
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior
Judul : Pengaruh Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada Guru SMAN 2 Semarapura Nama : Putu Eka Trisna Yanti NIM : 1306205042 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, PROFESIONALISME, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI (Survey Pada Koperasi Simpan Pinjam Di Wilayah Kota Madya Surakarta) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia industri saat ini banyak perusahaan yang muncul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan berkembangnya dunia industri saat ini banyak perusahaan yang muncul dan yang berguguran. Semuanya itu diakibatkan karena ada atau tidaknya daya kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triyana, (2006:2) Mangkunegara (2008 : 67), Rivai dan Basri (2005:50)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia (SDM) adalah sumber daya terpenting di setiap perusahaan karena memegang banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009
SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009 Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi bisnis profesional dalam segala level. Hal ini karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pengendalian internal (internal control) merupakan salah satu konsep yang sangat penting bagi bisnis profesional dalam segala level. Hal ini karena pengendalian internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin. Dalam kondisi tersebut sangat sulit bagi perusahan untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan perekonomian yang serba sulit dan kompleks dewasa ini menuntut setiap perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Hal ini mempunyai tujuan agar biaya-biaya
Lebih terperinci