BAB IV HASIL PENGEMBANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENGEMBANGAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah video audio visual modalitas belajar untuk siswa kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga. Model yang dikembangkan dalam membuat media video audio visual ini merupakan inovasi dari pemberian materi yang biasanya menggunakan metode ceramah saja. Namun seiring berkembangnya teknologi media video audio visual sekarang menjadi media yang serbaguna dan dapat digunakan di smartphone, komputer, handphone dan laptop sebagai media informasi bagi konselor di sekolah. Berdasarkan model tersebut, maka yang perlu dikembangkan adalah media video audio visual. Pengembangan media video ini terdapat pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar, dan cara mengolah informasinya Pra Pengembangan Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan pengamatan penulis terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling di kelas VIIIC SMP N 9 Salatiga pada Agustus 2013, banyak siswa yang tidak mempunyai semangat dalam pemberian layanan bimbingan konseling dengan metode ceramah saja. Akibatnya, mereka mungkin tidak dapat 37

2 menyerap atau mencerna dan mengingat materi yang disampaikan oleh guru bimbingan dan koseling pada saat pemberian layanan karena mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Mereka sudah mengerti arti dari gaya belajar itu seperti apa tetapi mereka belum mengerti gaya belajar mereka masing-masing. Sebagian dari mereka dapat menyerap pelajaran yang disampaikan guru hanya dengan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dengan cara ceramah, tetapi sebagian lagi tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru tersebut Pengembangan 1. Melakukan Perencanaan Dari kasus di atas penulis mempunyai gagasan untuk perlu mengembangkan dan membuat sebuah media untuk Pengembangan Media Video Audio Visual Modalitas Belajar untuk Siswa Kelas VIII C SMP N 9 Salatiga, yang nantinya melalui pengujian di SMP N 9 Salatiga diharapkan masyarakat luas pada umumnya dapat mengakses secara cepat dan terjangkau oleh semua kalangan dan dimanapun melalui media elektronik seperti Handphone, Smartphone, I-phone, gadget lain maupun komputer dan laptop. 38

3 Tujuan pengembangan media video audio visual ini adalah untuk memberi terobosan baru dalam penyampaian materi gaya belajar dengan pemanfaatan tekhnologi dan informasi yang sudah ada. Penyampaian materi dengan metode ceramah saja sudah tidak efektif lagi dan tidak semua siswa dapat menerima informasi yang disampaikan dengan cara ceramah saja. Maka dengan media video ini pengguna tertarik untuk memperhatikan gambar, tulisan dan suara serta pengguna nantinya akan mengetahui gaya belajarnya masingmasing. Rasional media video audio visual merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Di dalam video audio visual ini terdapat pesan-pesan atau informasi tentang modalitas belajar, yang di pertajam dengan suara dan tulisan dengan warna dan kemasan yang menarik sehingga para pengguna dapat lebih tertarik untuk mendengarkan dan melihat video ini. Dengan video audio visual ini siswa akan lebih memperhatikan tentang pengertian modalitas velajar, berbagai macam ciri-ciri modalitas belajar dan cara mengolah informasinya sehingga media video audio visual merupakan terobosan baru dalam penyampaian materi tentang modalitas belajar 39

4 2. Mengembangkan bentuk awal produk Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini adalah media video audio visual modalitas belajar dalam DePorter. Media video audio visual dirancang untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang modalitas belajar siswa sehingga siswa dapat memahami modalitas belajar yang dimilikinya dan bisa belajar dengan gaya belajarnya masing-masing ataupun menggunakan modalitas belajar yang lain. Video audio visual modalitas belajar berisi tentang macammacam modalitas belajar beserta ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar tersebut dan cara dari modalitas belajar tersebut mengolah informasi yang diterimanya. Pengembangan media video audio visual ini dilaksanakan melalui layanan informasi bidang bimbingan belajar yang disajikan dengan satuan layanan bimbingan dan konseling (Satlan) beserta materi, petunjuk penggunaan media video, dan naskah video modalitas belajar. Dengan media video audio visual ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa pada khususnya dan kalangan masyarakat pada umumnya. Langkah penggunaan media video audio visual sangatlah sederhana, dengan mengcopy video melalui Bluetooth, mengunduh di internet seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain ataupun mengcopy secara manual melalui komputer. Dengan gambar tersebut pengguna dapat memilih penggunaan media video audio visual sesuai kemauan 40

5 dan kebutuhan, Adapun cara pengoperasian video audio visual sangatlah sederhana, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Media Video Mengcopy File dengan Cara 1. Bluetooth 2. Copy file dengan manual melalui komputer 3. Mengunduh melalui internet Cara Pengoperasian Menampilkan video pada komputer, LCD/proyektor, handphone dan alat komunikasi yang lain Gambar 4.1. Cara penyebaran dan pengoprasian media video audio visual Dalam pembelajaran media video audio visual juga bisa digunakan. Dalam menyampaikan layanan informasi guru pembimbing harus menyediakan alat yang bisa mendukung jalannya media video audio visual seperti ; Laptop, LCD, dan materi yang harus disiapkan. Guru pembimbing juga harus menyiapkan beberapa materi dan persiapan untuk mengajar, seperti Need Assesment untuk siswa, Satlan, Materi pembelajaran dan juga alat evaluasi untuk menilai keberhasilan dalam mengajar. 41

6 4.4. Uji Coba 1. Melakukan Uji Ahli Untuk memastikan bahwa media yang dibuat telah memenuhi syarat kegunaan, kelayakan dan ketepatan, maka media tersebut harus diuji terlebih dahulu. Pengujian media ini diuji oleh dua orang ahli dari bidang bimbingan dan konseling serta ahli dalam bidang video. Uji ahli ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 5 Mei 2014 bersama Bapak Michael B Wenas sebagai ahli dari bidang video dan pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2014 bersama Bapak Windrawanto sebagai ahli dari bidang bimbingan dan konseling. Berdasarkan hasil dari skala penilaian akseptabilitas (by the joint committee on standards for educational evaluation dalam Handarini, 2000) yang disertakan, diperoleh hasil sebagai berikut : a. Penilaian ahli terhadap aspek kegunaan Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini terdiri dari dua aspek yaitu: 1) pemakaian produk dan 2) dampak media video. Data-data hasil penilaian ahli terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut 42

7 Tabel 4.1. Penilaian Ahli Tentang Kegunaan Media Video No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2 1 Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video 4 3 bagi konselor? 2 Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video 4 3 bagi siswa? 3 Seberapa besar manfaat media video dalam 4 2 memenuhi kebutuhan siswa dalam layanan belajar? 4 Bagaimana kemanfaatan media video dalam 4 3 membantu konselor memberikan materi? 5 Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi 4 3 konselor? 6 Bagaimana tingkat kepentingan media video bagi 4 3 siswa? 7 Apakah media video ini cocok untuk siswa SMP 3 2 kelas VIII? 8 Seberapa besar media video ini dapat membantu 3 2 mengoptimalkan gaya belajar siswa? Jumlah Keterangan : Skor 4 berarti sangat (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu) Skor 3 berarti bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu Skor 2 berarti kurang (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu) Skor 1 berarti tidak (bermanfaat, besar, penting, cocok, perlu, mudah, jelas, sesuai, lengkap, membantu) Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item mengenai aspek kegunaan, dapat disumpulkan bahwa dari aspek kegunaan media video audio visual modalitas belajar 43

8 ini berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Akan tetapi masih perlu direvisi karena menurut ahli 2 pada item seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam layanan belajar menyatakan kurang bermanfaat, item apakah media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII menyatakan kurang cocok. b. Penilaian ahli terhadap aspek kelayakan Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1) kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga. Datadata hasil penilaian ahli terhadap aspek kelayakan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.2. Penilaian Ahli Tentang Kelayakan Media Video No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2 1 Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan 4 3 langkah instruksi media video? 2 Apakah cukup waktu yang dibutuuhkan untuk 4 3 menyampaikan materi menggunakan media video? 3 Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk 2 2 menyampaikan materi dengan media video? Jumlah 10 8 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item mengenai aspek kelayakan, dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan dan dikembangkan. 44

9 c. Penilaian ahli terhadap aspek ketepatan Indikator dari aspek ketepatan terdiri dari dua aspek yaitu: 1) ketepatan objek dan 2) ketepatan materi. Data-data hasil penilaian ahli terhadap aspek ketepatan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.3. Penilaian Ahli Tentang Ketepatan Media Video : No Aspek Penilaian Ahli 1 Ahli 2 1 Bagaimana ketepatan media video ini? Bagaimana ketepatan masing-masing tujuan 4 2 dengan materi? 3 Bagaimana ketepatan strategi pengajaran yang 3 2 digunakan dalam penyampaian materi? 4 Bagaimana tingkat ketepatan langkah pelaksanaan 3 3 media video? 5 Bagaimana tingkat ketepatan waktu pelaksanaan 3 3 media video? 6 Bagaimana ketepatan penggunaan alat untuk 3 2 menganalisis gaya belajar? 7 Bagaimana kejelasan materi dalam video? Bagaimana kesesuaian antara judul dengan topik 4 3 dalam media video yang diberikan? 9 Seberapa tepatkah langkah-langkah penyajian 3 2 materi? 10 Apakah langkah-langkah pelaksanaan media video 4 3 mudah diterapkan oleh konselor? 11 Bagaimana kemudahan penerapan media video 4 3 bagi siswa SMP? 12 Seberapa lengkap materi yang diberikan? Bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar 3 2 dengan materi yang diberikan? 14 Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah 4 3 dipahami oleh konselor? 15 Apakah bahasa yang terdapat dalam materi mudah 4 3 dipahami oleh siswa SMP? Jumlah

10 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh ahli untuk setiap item tentang aspek ketepatan, media video audio visual modalitas belajar ini masih kurang tepat karena menurut ahli 2 pada item ketepatan masing-masing tujuan dengan materi menyatakan kurang tepat, item seberapa tepatkah langkahlangkah penyajian materi menyatakan kurang tepat, item seberapa lengkap materi yang diberikan menyatakan kurang lengkap, item bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar dengan materi yang diberikan menyatakan kurang sesuai, sehingga perlu ada perbaikan agar media video audio visual sesuai dengan yang diharapkan. Perbaikan dilakukan sesuai dengan saran dari ahli saat diskusi. 2. Melakukan revisi terhadap produk utama Dalam hasil diskusi dengan ahli diperoleh kekurangan yang harus di evaluasi oleh penulis, diperoleh juga saran-saran yang di berikan yaitu: 1) Ahli 1 Saran dan masukan dari ahli 1 adalah sudah baik dengan penambahan narasi. Visual juga sudah lebih baik. Ada perubahan/perkembangan dalam pemanfaatan elemen 46

11 audio dan visual. Kedepannya dapat dikembangkan menjadi bentuk infografis. 2) Ahli 2 Saran dan masukan dari ahli 2 adalah tulisan per sheet terlalu banyak dan pemilihan lagu kurang tepat jadi lebih terkesan berisik. Tabel 4.4. Saran dan Revisi No Saran Revisi 1 Tulisan pada video terlalu banyak per sheetnya Tulisan pada video dikurangi per sheetnya 2 Lagu tidak sesuai Memilih lagu yang sesuai 3 Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi Merevisi video sesuai dengan kebutuhan siswa. kebutuhan siswa dalam layanan belajar menyatakan kurang bermanfaat 4 Apakah media video ini cocok untuk siswa SMP kelas VIII Membuat video yang cocok untuk siswa SMP kelas VIII menyatakan kurang cocok 5 Ketepatan masing-masing tujuan dengan materi Memasukkan materi yang sesuai dengan tujuan 47

12 menyatakan kurang tepat 6 Seberapa tepatkah langkahlangkah penyajian materi Membuat petunjuk penggunaan media yang lebih baik. menyatakan kurang tepat 7 Bagaimana kesesuaian pilihan gambar-gambar dengan materi Memilih gambar yang sesuai dengan materi. yang diberikan menyatakan kurang sesuai Dari saran-saran tersebut bisa menjadi bahan evaluasi sebelum melangkah ke tahap selanjutnya. 3. Melakukan uji konselor sekolah Dari berbagai tahapan uji coba, dalam uji konselor sekolah ini dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga, terdapat 3 ahli guru BK. Dalam pengujian ini menggunakan teknik FGD (Focus Group Discution) dan dengan mengisi skala penilaian akseptabilitas (by the joint committee on standards for educational evaluation dalam Handarini, 2000) yang disertakan, pengujian yang dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi program. Video ini dijalankan menggunakan laptop dan dilihat oleh ketiga guru BK. Video ini digunakan untuk menyampaikan pesan bagi guru BK dalam memberikan materi. Keuntungan dari pengembangan video audio 48

13 visual ini sangat banyak. Dengan media ini pengguna dapat secara mudah mengakses video lewat berbagai media internet seperti Youtube, Facebook, dan lain-lain. Dengan berbagai variasi gambar yang lebih menarik maka pengguna dapat mengetahui pengertian modalitas belajar, ciri-ciri modalitas belajar dan cara mengolah informasinya. Validasi ini dilaksanakan pada Hari Jum at tanggal 16 Mei 2014 dilakukan oleh beberapa guru BK yang ada di SMP N 9 Salatiga, terdapat 3 ahli guru BK yaitu Padminingsih, Susi Wahyuningrum, dan Sri Lastuti. a. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan Indikator dari kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini adalah pemakaian produk. Data-data hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.5. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kegunaan Media Video No Aspek Penilaian Guru BK 1 Guru BK 2 Guru BK 3 1 Bagaimana tingkat kebermanfaatan media video bagi siswa? 2 Seberapa besar manfaat media video dalam memenuhi kebutuhan siswa akan bimbingan belajar?

14 3 Bagaimana kemanfaatan media video dalam membantu konselor memberikan layanan? 4 Apakah media video cocok untuk siswa SMP kelas VIII? Jumlah Berdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah di atas dapat disumpulkan bahwa dari aspek kegunaan media video audio visual modalitas belajar ini berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. b. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan Indikator dari aspek kelayakan meliputi dua aspek yaitu: 1) kepraktisan media dan 2) keefektifan waktu dan tenaga. Data-data hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kelayakan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.6. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Kelayakan Media Video No Aspek Penilaian Guru BK 1 Guru BK 2 Guru BK 3 1 Bagaimana tingkat kemudahan penggunaan media video? 2 Bagaimana tingkat kemudahan pelaksanaan tahap pemberian media video? 3 Seberapa besar jumlah biaya yang diperlukan untuk memberikan materi menggunakan media video? 4 Apakah cukup waktu yang

15 dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video? 5 Seberapa besar tenaga yang dibutuhkan untuk memberikan materi menggunakan media video? Jumlah Berdasarkan tabel 4.6 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah mengenai aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan kepada siswa SMP. c. Penilaian konselor sekolah terhadap aspek ketepatan Indikator dari ketepatan media video audio visual modalitas belajar ini adalah ketepatan rumusan tujuan dan prosedur. Datadata hasil penilaian konselor sekolah terhadap aspek kegunaan dari media video audio visual modalitas belajar secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.7. Penilaian Konselor Sekolah Tentang Ketepatan Media Video No Aspek Penilaian Guru BK 1 Guru BK 2 Guru BK 3 1 Bagaimana kejelasan rumusan tujuan khusus untuk media video? 2 Bagaimana kejelasan rumusan tujuan

16 umum untuk media video? 3 Bagaimana kesesuaian antara judul dan topik dengan materi yang diberikan? 4 Seberapa tepatkah langkah-langkah dalam penyajian materi? 5 Seberapa jelaskah materi yang diberikan? 6 Bagaimana kemudahan penerapan media video bagi siswa SMP? 7 Seberapa lengkap materi dalam media video yang diberikan? 8 Kesesuaian gambar-gambar dengan materi yang diberikan? 9 Bagaimana kesesuaian bahasa yang dipergunakan dalam media video? 10 Bagaimana kesesuaian huruf yang dipergunakan dalam media video? 11 Bagaimana kesesuaian penulisan yang dipergunakan dalam media video? Jumlah Berdasarkan tabel 4.7 dapat dijelaskan secara mode (modus) kecenderungan hasil pemberian skor oleh konselor sekolah tentang aspek ketepatan, media video audio visual modalitas belajar ini sudah tepat sehingga sudah bisa digunakan oleh guru BK maupun siswa-siswi. 5. Melakukan revisi terhadap produk operasional Setelah melakukan pengujian dan didapatkan saran saran dari uji konselor sekolah, maka penulis mempertimbangkan saran-saran tersebut dan memperbaiki kekurangan kekurangan yang ada agar produk yang dikembangkan bisa dioperasikan dan layak digunakan. Berikut ini saran dan revisi: 52

17 1) Guru BK 2 Saran dan masukan dari guru BK 2 adalah pembuatan video sudah baik dari segi visual maupun auditorinya tapi lebih baik lagi kalau video lebih dibuat variasi dalam hal visual. 2) Guru BK 3 Saran dan masukan dari guru BK 3 adalah tingkatkan kemampuan untuk membuat media belajar melalui audio visual. Dari masukan guru BK diatas, tidak ada yang perlu untuk direvisi karena media video audio visual modalitas belajar menurut ketiga guru BK sudah bisa digunakan oleh guru BK Pembahasan Produk Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan media video audio visual modalitas belajar, media ini terdapat pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar dan cara mengolah informasinya. Selain itu juga dapat menjadi terobosan untuk menginformasikan tentang modalitas belajar dan diharapkan setiap siswa yang melihat video audio visual ini dapat memahami modalitas belajar yang dimilikinya dan dapat menerapkan cara belajar 53

18 yang sesuai dengan modalitas belajarnya. Dengan demikian fihakfihak terkait khususnya guru BK dimudahkan dalam menginformasikan materi tentang modalitas belajar. Untuk mengembangkan media ini, dilakukan langkah-langkah berikut: (1) Identifikasi dan penetapan masalah, dalam pengumpulan data yang pertama menggunakan wawancara dan observasi (2) Menyusun desain produk sesuai kebutuhan (3) Melakukan validasi dengan ahli dan guru Bimbingan dan Konseling (4) Melakukan perbaikan berdasarkan hasil validasi. Bagian pembahasan ini mengkaji proses pengembangan produk. Pengkajian ini bertujuan untuk menjelaskan temuan-temuan yang diperoleh selama proses pengembangan produk dengan teori yang ada sehingga produk ini memiliki kekuatan ilmiah. Aspek yang akan dikaji adalah: 1) pengembangan dan 2) uji coba produk. Pertama adalah produk pengembangan. Produk akhir yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah media video audio visual belajar yang berupa satlan berserta materi modalitas belajar, petunjuk penggunaan media video audio visual, naskah video audi visual, dan video audio visual modalitas belajar yang berisi tentang pengertian modalitas belajar, ciri-ciri dari masing-masing modalitas belajar dan cara modalitas belajar mengolah informasi. 54

19 Teori mengenai modalitas belajar yang dijadikan dasar dalam pengembangan produk ada teori dalam DePorter (2000). Menurut DePorter (2000), modalitas belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Selanjutnya, secara umum ada dua kategori tentang bagaimana seseorang belajar. Pertama, bagaimana seseorang menyerap informasi dan kedua, cara seseorang mengatur dan mengolah informasi tersebut. Kedua adalah hasil uji coba produk. Uji coba produk terdiri dari dua tahapa yaitu uji ahli dan uji konselor sekolah. Hasil uji ahli terhadap produk yang dikembangkan menunjukkan bahwa media video audio visual modalitas belajar ditinjau dari aspek kegunaan, kelayakan dan ketepatan dapat dikembangkan lebih lanjut. Dari aspek kegunaan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Dari aspek kelayakan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan dan dikembangkan. Dan dari aspek ketepatan disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar masih kurang tepat sehingga perlu ada perbaikan agar media video audio visual sesuai dengan yang diharapkan. Hasil penilaian konselor sekolah bahwa media video audio visual modalitas belajar yang telah dikembangkan ditinjau dari aspek kegunaan, kelayakan dan ketepatan sudah dapat digunakan dan 55

20 diterapkan untuk siswa SMP. Ditinjau dari aspek kegunaan, hasil penilaian konselor sekolah dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar berguna bila diterapkan untuk siswa SMP. Dari aspek kelayakan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar layak untuk diterapkan kepada siswa SMP. Dari aspek ketepatan dapat disimpulkan bahwa media video audio visual modalitas belajar sudah tepat sehingga sudah bisa digunakan oleh guru BK maupun siswa-siswi. Setelah melakukan pengujian terhadap media video audio visual ini, penulis menghasilkan sebuah video audio visual modalitas belajar yang dapat dijadikan sebagai media dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di bidang bimbingan belajar. Sajian berupa video audio visual modalitas belajar serta petunjuk penggunaan media video audio visual, naskah video, satuan layanan bimbingan dan konseling, dan lembar tugas siswa.. 56

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. untuk mencegah perilaku meroko melalui layanan Informasi di SMA Kartika III-I Banyubiru.

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. untuk mencegah perilaku meroko melalui layanan Informasi di SMA Kartika III-I Banyubiru. BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1.Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah gambar gerak berformat GIF untuk mencegah perilaku meroko melalui layanan Informasi di SMA Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan media video ini menggunakan model Borg & Gall. Borg & Gall (2003) menyatakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Pengembangan Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan media gambar gerak (GIF) ini menggunakan model Borg & Gall. Borg & Gall (2003) menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono, (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono, (2011) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono, (2011) metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Bimbingan Konseling terdapat 9 (sembilan) Layanan Bimbingan Konseling. Salah satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:259-260)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat, karena dengan pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kecakapan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam perkembangannya memerlukan sebuah perencanaan masa depan yang baik. Abdulrachman (1973: 85) mengungkapkan bahwa perencanaan adalah pemikiran rasional

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan tentang program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. 1. Kematangan karir siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011), penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh besar dalam dunia pendidikan. Akibat dari pengaruh-pengaruh tersebut

Lebih terperinci

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia

Bab 10. Pengembangan Sistem Multimedia. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Bab 10 Pengembangan Sistem Multimedia Pokok Bahasan : Pengembangan sistem multimedia Siklus pengembangan sistem multimedia Tujuan Belajar : Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat : Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring majunya perkembangan jaman, pendidikan sangat penting dalam mengembangkan kehidupan manusia, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa SMP kelas 8 dikembangkan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTEMPURAN DI SURABAYA UNTUK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KALITIDU- BOJONEGORO

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTEMPURAN DI SURABAYA UNTUK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KALITIDU- BOJONEGORO PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PERTEMPURAN DI SURABAYA UNTUK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 KALITIDU- BOJONEGORO Tenny Widya, Universitas Negeri Malang E-mail : kristiana.tenny@yahoo.com ABSTRAK :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses

I. PENDAHULUAN. saja. Proses belajar di sekolah misalnya, interaksi yang terjadi selama proses I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang ada di dunia pendidikan khususnya di Indonesia ini menjadikan landasan yang mendasari pada penelitian ini. Dalam bab pendahuluan ini akan dipaparkan latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh multimedia interaktif biologi SMA yang dikemas dalam Compact Disk (CD), yang disebut CD interaktif biologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang dinamis dalam kehidupan manusia di masa depan, dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seseorang secara optimal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau 24 III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Desain pengembangan dilaksanakan dengan memodifikasi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KOMPUTER PADA KELAS XI TPA DI SMK N 1 PURWOREJO

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KOMPUTER PADA KELAS XI TPA DI SMK N 1 PURWOREJO 40 Upaya Meningkatkan Kualitas Bimbingan Klasikal Melalui Bahan Ajar Berbasis Komputer... UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KOMPUTER PADA KELAS XI TPA DI SMK N

Lebih terperinci

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh

O 1 X O 2. Keterangan: O 1 = nilai pretest O 2 = nilai posttest X = pembelajaran dengan menggunakan media audio visual ilustrasi tokoh BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen semu dengan desain one-group pretest-posttest design. Pada tipe ini, siswa diberikan pretest

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN JURNAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECT OF AUDIO VISUAL METHOD TO THE SECOND

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media, metode penelitian yang tepat untuk penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Populasi pada penelitian ini adalah seluruh CD interaktif pembelajaran biologi SMA yang digunakan di SMA Negeri maupun yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui karakteristik data pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti dengan topik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini telah membelajarkan mitosis/meiosis diberbagai jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA (Sekolah Menengah

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Skripsi Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR GERAK BERFORMAT GRAPHIC INTERCHANGE FORMAT (GIF) UNTUK MENCEGAH PERILAKU MEROKOK MELALUI LAYANAN INFORMASI SISWA KELAS XI-IPA-1 SMA KARTIKA III-I BANYUBIRU Skripsi Diajukan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu kearah yang lebih baik secara utuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan.

Lebih terperinci

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk. mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak globalisasi. Untuk mendorong perkembangan teknologi disegala bidang, salah satunya dengan mendorong perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi hampir diseluruh segi kehidupan termasuk di dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan juga ikut mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik serta psikologis siswa (Peraturan Pemerintah, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar secara aktif dan lebih menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radio adalah sebuah teknologi yang melakukan pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik. Radio adalah sebuah teknologi yang sering kita dengar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN COURSEWARE

PENGEMBANGAN COURSEWARE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari materi dan sifatnya, perubahan materi yang terjadi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Silberberg, 2007).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah siswa kelas XI IPS di SMA PGII 2 Bandung. Sekolah tersebut terletak di Jalan Pahlawan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses kerja antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi yang bersumber dari siswa seperti minat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk menanamkan berbagai karakter

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM VISUALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA BAGI SISWA SD

PENGEMBANGAN SISTEM VISUALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA BAGI SISWA SD PENGEMBANGAN SISTEM VISUALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA BAGI SISWA SD Mohamad Saefudin 1), Munich Heindari Ekasari 2) 2) Sistem Informasi STMIK JAKARTA STI&K Jl. BRI Radio Dalam No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia terus mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas secara berturut-turut mengenai (1) latar belakang, (2) pembatasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu keterampilan yang dituntut dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah keterampilan menulis cerpen. Standar kompetensi yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS GAYA BELAJAR SISWA Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika terdapat tekanan-tekanan. Tekanan-tekanan tersebut berhubungan dengan belajar dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 197 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis penerapan model Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK) dengan multimedia dalam peningkatan hasil belajar IPS pada siswa

Lebih terperinci

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri)

A. Konsep. Dapat menarik perhatian khalayak Bisa digunakan untuk diskusi kelompok maupun pleno Bisa dipasang (berdiri sendiri) POSTER A. Konsep POSTER Pengertian Poster adalah media gambar yang memiliki sifat persuasif tinggi karena menampilkan suatupersoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Yang terpenting

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA A. PERSIAPAN Sebelum melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), mahasiswa melakukan observasi yang terlaksana pada tanggal 4 dan 21 Februari 2015. Dari

Lebih terperinci

Petunjuk Menggunakan e-modul Berbasis SAVI

Petunjuk Menggunakan e-modul Berbasis SAVI Petunjuk Menggunakan e-modul Berbasis SAVI Konsep Model e-modul berbasis SAVI Konsep Model e-modul berbasis SAVI untuk pembelajaran bahasa Arab di MTs adalah bahan ajar (modul) elektronik yang dilengkapi

Lebih terperinci

Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan

Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan Belajar menjadi Mudah dan Menyenangkan KASUS I Dominasi guru (teacher center) Siswa sebagai objek pembelajar Sumber belajar terbatas Kurang komunikatif Berfikir tingkat rendah Pembelajaran tidak menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan

Lebih terperinci

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling PEDOMAN OBSERVASI GAYA BELAJAR Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan pada materi yang abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari sehingga materi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil pengembangan modul bimbingan kelompok untuk mencegah adanya perilaku seks bebas pada peserta didik. Hasil pengembangan tersebut meliputi :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 14.572 pulau baik pulau besar ataupun pulau-pulau kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke yang tentunya

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN HURUF BRAILLE BERBASIS MOBILE PHONE. Triyanna Widiyaningtyas

APLIKASI PEMBELAJARAN HURUF BRAILLE BERBASIS MOBILE PHONE. Triyanna Widiyaningtyas Widiyaningtyas, Aplikasi Pembelajaran Huruf Braille Berbasis Mobile Phone APLIKASI PEMBELAJARAN HURUF BRAILLE BERBASIS MOBILE PHONE Triyanna Widiyaningtyas Abstrak: Penyandang tunanetra menggunakan papan

Lebih terperinci

BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN. Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah

BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN. Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah 130 BAB V DISKUSI HASIL PENGEMBANGAN Pada bab diskusi hasil pengembangan CAI pada mata pelajaran Akidah Akhlak materi al-asma> al-husna> untuk Peserta didik Kelas VII MTs. Nurul Amanah ini akan dipaparkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan dewasa ini dihadapkan kepada masalah-masalah yang mendasar, yaitu usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan itu sendiri. Sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah suasana pembelajaran yang dianggap siswa membosankan. Selama ini guru hanya mengacu pada bagaimana materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebagaimana telah disampaikan pada bab terdahulu, bahwa metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebagaimana telah disampaikan pada bab terdahulu, bahwa metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebagaimana telah disampaikan pada bab terdahulu, bahwa metode penelitian ini adalah Research and Development (R&D) yaitu metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan multimedia berbasis komputer dapat memberikan kontribusi terhadap penyediaan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran pada lembaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terbagi ke dalam masing-masing aspek dan indikator. Skor masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terbagi ke dalam masing-masing aspek dan indikator. Skor masing-masing 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini gaya belajar siswa pada mata pelajaran matematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa material mikroelektronika.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pada kehidupan sehari-hari, setiap manusia membutuhkan media informasi dan komunikasi, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui keefektifan media audio visual berita dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris. Adapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembelajaran merupakan usaha untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA A. Kelompok data berkaitan dengan aspek fungsi produk rancangan Pembuatan motion graphic Seller center ini bertujuan untuk mengedukasi para penjual di tokopedia yang kesulitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurbaiti Rahmah, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Tiga komponen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iqro adalah sebuah metode pengajaran membaca Al-Qur an yang menekankan siswa untuk banyak berlatih membaca. Metode iqro dilengkapi dengan enam jilid buku panduan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu pembelajaran interaktif dan lebih bermutu. Hal ini pun sejalan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu pembelajaran interaktif dan lebih bermutu. Hal ini pun sejalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru pasal 1 ayat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA

KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA KUESIONER PENELITIAN EFEKTIVITAS IKLAN DI YOUTUBE DAN PERSEPSI MAHASISWA (Studi Deskriptif Kuantitatif pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU) Dengan hormat,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Richah Sofiyanti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau Educational Research and Development ( R & D ). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha kian gencar seiring dengan tumbuh dan berkembangnya perekonomian. Keadaan inilah yang mendorong perusahaanperusahaan harus memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi tanpa batasan ruang dan waktu. Sejak beredarnya handphone. seperti pada saat menggunakan telepon kabel. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan komunikasi yang pesat membuat pola hidup orang berubah. Kebutuhan komunikasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan bahkan sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No 20 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 39 BAB IV DESKRIPSI HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi hasil penelitian Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi pada sekolah yang ambil sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Visualisasi Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Bagi Siswa SD

Pengembangan Sistem Visualisasi Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Bagi Siswa SD Pengembangan Sistem Visualisasi Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Bagi Siswa SD Mohamad Saefudin, Skom., MMSI, 1) Munich Heindari Ekasari, Skom., MMSI 2) 1) Jurusan Sistem Informasi, STMIK Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATARBELAKANG MASALAH Tujuan pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah secara umum adalah mentransfer ilmu dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Borg & Gall (2003) menyatakan penelitian pengembangan memiliki dua tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Borg & Gall (2003) menyatakan penelitian pengembangan memiliki dua tujuan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Model pengembangan media CD interaktif ini menggunakan model Borg & Gall. Borg & Gall (2003) menyatakan penelitian pengembangan memiliki dua tujuan utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberbagai tingkat pendidikan, masih banyak ditemukan hasil belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan, seseorang diharapkan membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkomunikasi dengan orang lain menggunakan fasilitas chatting ini.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkomunikasi dengan orang lain menggunakan fasilitas chatting ini. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri, saat ini chatting banyak digemari terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa, bahkan sekarang telah mewabah ke dalam dunia kerja. Di setiap

Lebih terperinci

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH

Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Variasi Bahan Ajar pada Pembelajaran E-Learning Guna Menunjang Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas ARTIKEL ILMIAH Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VII/2

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VII/2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER: VII/2 DISUSUN : NURLISA (06021281419072) DOSEN PEMBIMBING: Drs. Kasmansyah, M.Si. Yenni Lidyawati, S.Pd., M.Pd.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan model bimbingan belajar berdasarkan analisis kebiasaan belajar siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Bidang bimbingan

Lebih terperinci