PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR"

Transkripsi

1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 6 Pokok Bahasan : Keputusan Perencanaan Laba dan Dosen : Rini Hakimi, SP, Msi Vonny Indah Mutiara, SP, MEM

2 SUB POKOK BAHASAN 1. Keputusan berkaitan dengan Perencanaan Laba 2. Keputusan 2

3 Keputusan Berkaitan dengan Perencanaan Laba 1. Rekayasa parameter untuk perencanaan jangka pendek a. Impas (Break even) b. Margin of Safety c. Titik penutupan usaha (shut down point) d. Degree of operating leverage 2. Analisis biaya - volume - laba 3

4 Kegiatan pokok manajemen dalam perencanaan perusahaan: 1. Memutuskan berbagai macam alternatif 2. Perumusan kebijakan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang Ukuran keberhasilan manajemen laba yang dicapai 4

5 Laba perusahaan dipengaruhi oleh tiga faktor : 1. Volume produk yang dijual 2. Harga jual produk 3. Biaya 5

6 Biaya Volume produksi Harga jual Volume penjualan 6

7 Perencanaan laba jangka pendek Bagaimana akibatnya terhadap laba jika : - Volume penjualan berubah? - Harga jual berubah? - Biaya berubah? Diperlukan --> analisis biaya-volume-laba 7

8 Parameter dalam perencanaan laba jangka pendek 1. Impas (break-even) 2. Margin of safety 3. Shut down point 4. Degree of operating leverage 5. Laba kontribusi per unit 8

9 PT. AGRIPINA Laporan Rugi Laba yang diproyeksikan Tahun Anggaran 2011 Jumlah (Rp) % Pendapatan penjualan Biaya variabel Laba kontribusi Biaya tetap Laba bersih

10 1. Impas Merupakan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memperoleh gambaran batas bawah pendapatan yang harus dicapai agar dalam tahun anggaran yang akan datang perusahaan tidak mengalamai kerugian BEP =. TFC. % laba kontribusi 10

11 BEP =. TFC. % laba kontribusi BEP = Rp % = Rp Artinya: Untuk tahun 2011, perusahaan harus dapat mendapatkan pendapatan penjualan sebesar miminal Rp agar perusahaan tidak rugi dari target pendapatan penjualan sebesar Rp

12 2. Margin of safety Berapa jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan boleh terjadi, agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan menderita kerugian 12

13 Impas = Rp , maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan rugi adalah sebesar : Rp Rp = Rp Atau 25% Rp : Rp Semakin besar margin of safety, semakin besar kesempatan perusahaan memperoleh laba. Sebaliknya semakin kecil margin of safety, semakin rawan perusahaan tersebut terhadap penurunan target pendapatan penjualan 13

14 3. Shut down point (titik penutupan usaha) Informasi pada pendapatan penjualan berapa usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan lagi. Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika pendapatan penjualannya tidak cukup untuk menutup biaya tunainya 14

15 Biaya tetap = Rp Biaya tunai = Rp Maka shut down point =. Biaya tunai. % laba kontribusi =. Rp % = Rp Artinya: bila pendapatan penjualan perusahaan dibawah Rp usaha tsb tidak layak dilaksanakan 15

16 4. Degree of operating leverage Menunjukkan persentase perubahan laba bersih sebagai dampak terjadinya sekian persen perubahan pendapatan penjualan Degree of operating leverage = laba kontribusi = Rp = 4 kali laba bersih Rp Artinya : setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan mengakibatkan kenaikan 4% (4 x 1%) kenaikan laba bersih 16

17 5. Laba kontribusi per unit Laba kontribusi merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel Informasi laba kontribusi memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan untuk menghasilkan laba Informasi ini menjadi landasan bagi manajemen untuk memilih produk yang mampu menghasilkan laba tertinggi dalam memanfaatkan sumberdaya yang langka 17

18 Contoh soal. Mesin sebagai SD langka menghasilkan 3 macam produk Volume penjualan (Unit) Pendapatan penjualan (Rp) Tabel 1. Laba kontribusi tiap produk A B C Total Biaya variabel (Rp) Laba kontribusi (Rp) Biaya tetap (Rp) Laba bersih (Rp) Laba kontribusi per unit (Rp) 18

19 Contoh soal. Mesin sebagai SD langka menghasilkan 3 macam produk Volume penjualan (Unit) Pendapatan penjualan (Rp) Tabel 1. Laba kontribusi tiap produk A B C Total Biaya variabel (Rp) Laba kontribusi (Rp) Biaya tetap (Rp) Laba bersih (Rp) Laba kontribusi per unit (Rp)

20 Tabel 2. Laba kontribusi per unit sumberdaya yang langka (mesin) Produk Konsumsi jam mesin per unit produk Jmlh produk yg dihslkan per jam mesin 1 : (1) Contribution margin per unit produk Contribution margin per jam mesin Peringkat kemampuan produk dlm memanfaatkan mesin (1) (2) (3) (4) (5) A 5 B 10 C 25 20

21 Tabel 2. Laba kontribusi per unit sumberdaya yang langka (mesin) Produk Konsumsi jam mesin per unit produk Jmlh produk yg dihslkan per jam mesin 1 : (1) Contribution margin per unit produk Contribution margin per jam mesin Peringkat kemampuan produk dlm memanfaatkan mesin (1) (2) (3) (4) (5) A 5 0,20 Rp B 10 0, C 25 0,

22 REKAYASA PARAMETER UNTUK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK 1. BREAK EVEN (IMPAS) keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi jika jumlah pendapatan ( revenues ) sama dengan jumlah biaya laba kontribusi hanya bisa menutupi biaya tetap saja Ada 2 cara untuk menentukan impas : 1. Pendekatan teknik persamaan 2. Pendekatan grafis 22

23 1. Perhitungan impas dengan pendekatan teknik persamaan a. Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba b. Atau laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi biaya 23

24 Dapat dinyatakan dalam persamaan sbb: y = cx bx a Ket: y = laba c = harga jual per satuan x = jumlah produk yang dijual b = biaya variabel per satuan a = biaya tetap 24

25 Jika persamaan tersebut dinyatakan dalam laporan laba rugi metode variable costing, persamaan tersebut sbb: Pendapatan penjualan Biaya variabel Laba kontribusi cx bx cx-bx Biaya Tetap a Laba bersih y 25

26 Perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya (laba = nol, y = 0) 0 = cx bx a cx = bx + a Persamaan tersebut diselesaikan sbb: cx bx = a x(c-b) = a x = a / (c-b) X adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas 26

27 Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual adalah : 27

28 1- b/c disebut marginal income ratio atau contribution margin ratio, yaitu hasil bagi laba kontribusi dengan pendapatan penjualan. 28

29 Contoh Soal Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan sepeda. Dia menyewa tempat yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa tempat tersebut per malam Rp untuk menjaga sepeda dia akan mempekerjakan dua orang, dengan upah Rp.1000 semalam per orang, ditambah upah insentif sebesar Rp.2,50 per orang untuk setiap sepeda yang masuk titipan. Tarif titipan yang dibebankan kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp.25 per sepeda semalam. Perhitungan proyeksi laba per malam apabila 500 sepeda masuk ke tempat penitipan sepeda Pak Amat disajikan pada gambar berikut. 29

30 Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda 500 x Rp25 Biaya variabel: Upah insentif untuk dua karyawan 500 x 2 x Rp2,50 Jumlah % Rp Rp Laba kontribusi Rp Biaya tetap: Sewa tempat titipan Upah 2 orang karyawan Rp1.500 Rp2.000 Rp Laba bersih Rp

31 Jumlah sepeda minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak Amat dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam adalah: Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah, maka usaha pak Amat akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam, sehingga usaha tersebut tidak mengalami kerugian. 31

32 Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha titipan sepeda sebagai berikut: Jika pada satu malam pak Amat telah menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sepeda sebanyak Rp4.375, maka dia sudah dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan malam tersebut. Dengan kata lain, setiap sepeda yang masuk kemudian sudah mendatangkan laba 80% dari uang pendapatan penjualan jasa titipan sepeda yang diterimanya. 32

33 Bukti bahwa pada pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp usahanya belum memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam perhitungan sbb: Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda (175xRp.25) Biaya variabel (175xRp.5) Rp Rp.875 Laba kontribusi Rp Biaya tetap: Sewa tempat titipan Rp Upah dua orang karyawan Rp Rp Laba bersih 0 33

34 2. Perhitungan impas dengan pendekatan grafis Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya merupakan titik impas. Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan, sedangkan sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan. 34

35 Jika harga jual produk persatuan sebesar c, kuantitas produk yang dijual sebesar X,biaya tetap sebesar a dan biaya variabel sebesar b persatuan x, untuk volume penjualan sebesar X maka : Pendapatan penjualan = cx Biaya variabel = bx Biaya tetap = a 35

36 Contoh soal: Diketahui: Harga jual produk persatuan (c) = Rp Biaya variabel persatuan (b) = Rp Biaya tetap pertahun (a) = Rp Untuk berbagai macam volume penjualan (x) pendapatan penjualan,biaya variabel,biaya tetap dan total biaya disajikan berikut ini: 36

37 Angka rupiah dalam ribuan Volume Penjualan Pendapatan penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Total biaya Laba (Rugi) x cx bx a a + bx cx-(a+bx) (25.800) (51.600) 37

38 Apabila disajikan dalam bentuk grafik, maka akan tampak pada gambar berikut: Pendapatan & Biaya (juta rupiah) Titik Impas Garis pendapatan penjualan Laba Garis total biaya Garis biaya tetap Rugi 600 Volume Penjualan 38

39 Keterangan cara pembuatan grafik impas : Sumbu x menunjukan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam satuan kuantitas / rupiah pendapatan penjualan. Sumbu y menunjukkan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah. Karena skala sumbu y dalam jutaan rupiah berbeda jauh dengan skala sumbu x ratusan maka pada awal penggambaran sumbu vertikal dilukis garis penyesuaian semacam huruf z. 39

40 Pembuatan garis penjualan dilakukan dengan cara sbb : o Pada volume penjualan = 0, pendapatan penjualan = 0 pula o Pada volume penjualan 1000 kg pendapatan penjualan sebesar Rp o Garis lurus kemudian ditarik untuk menghubungkan titik x = 0, y = 0 dengan titik x = 1000, y =

41 Pembuatan garis total biaya dilakukan sbb o Pada volume penjualan sebesar nol, perusahaan mengeluarkan biaya tetap Rp , sedang pada volume penjualan 1000kg, total biaya berjumlah Rp o Garis lurus kemudian ditarik untuk menghubungkan titik x = 0, y = Rp dgn titik x = 1000, y =

42 Pembuatan garis biaya tetap dilakukan sbb : karena biaya tetap pada volume penjualan berapapun dalam contoh ini tidak mengalami perubahan, maka garis biaya tetap ditarik dengan cara menghubungkan titik x = 0, y = dengan titik x = 1000, y = Impas adalah terletak pada titik perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Apabila dari titik perpotongan tersebut (titik impas) ditarik garis tegak lurus ke sumbu x, akan dapat diketahui bahwa impas dicapai pada volume penjualan 600 kg. jika ditarik tegak lurus ku smbu y, akan dapat diketahui bahwa titik impas pada pndapatn penjualan Rp

43 Daerah sebelah kiri impas. Yaitu bidang diantara garis total biaya dengan garis pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas, yaitu bidang diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan laba, karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya. 43

44 3. Impas dengan pendekatan konvensional PT X memproduksi satu macam produk dengan struktur biaya sebagai berikut : Biaya variabel perunit Rp Biaya tetap setahun Rp Harga jual produk perunit Rp Berdasarkan data tersebut dihitung impas dengan pendekatan konvensional yaitu : 44

45 45

46 Keputusan Berkaitan dengan 1. Jenis investasi 2. Informasi akuntansi manajemen 3. Kriteria penilaian investasi a. Pay back b. Average return on investment c. Present value d. Discounted cash flows 4. Biaya modal 46

47 INVESTASI merupakan pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang dibagi atas 4 golongan: 1. yang tidak menghasilkan laba 2. yang tidak dapat diukur labanya 3. dalam penggantian mesin dan ekuipment 4. dalam perluasan usaha 47

48 1. yang tidak menghasilkan laba jenis ini timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi Contohnya, air limbah yang telah digunakan dalam proses produksi jika dilairkan keluar pabrik akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Untuk itu pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang instalasi pembersih air limbah 48

49 2. yang tidak dapat diukur labanya ini dimaksudkan untuk menaikkan laba. Namun laba yang diharapkan akan diperolah perusahaan dengan adanya investasi ini sulit untuk dihitung secara teliti. Contohnya, - pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka panjang - biaya program pelatihan dan pendidikan karyawan Biasanya yang dipakai sebagai pedoman adalah persentase tertentu dari hasil penjualan, persentase tertentu dari laba bersih perusahaan 49

50 3. dalam penggantian mesin dan ekuipment jenis ini meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan ekuipmen yang ada. Dalam pemakaian mesin, pada suatu saat akan terjadi biaya operasi mesin menjadi lebih besar dibandingkan dengan biaya operasi jika mesin tersebut diganti dengan yang baru, atau produktivitasnya tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan tidak ekonomis 50

51 4. dalam perluasan usaha jenis ini merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi menjadi lebih besar dari sebelumnya. Untuk memutuskan jenis investasi ini perlu dipertimbangkan apakah aktiva diferensial yang diperluakan untuk perluasana usaha diperkirakan akan menghasilkan laba diferensial 51

52 Informasi Akuntansi Manajemen Dalam pengambilan keputusan penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan kenaikan produktifitas, manajemen memerlukan informasi : 1. aktiva diferensial, meliputi informasi tentang berapa jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tertentu 2. pendapatan diferensial dan biaya diferensial, memberikan ukuran kenaikan produktifitas yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut 52

53 Contoh soal perhitungan biaya diferensial dalam keputusan investasi. Manajemen puncak PT. AgriSa mempertimbangkan akan mengganti salah satu mesin produksinya dengan mesin baru Bi. Bahan bakar Bi. Tenaga kerja Bi.Pemeliharaan Mesin lama(rp) Mesin baru (Rp) Bi.Diferen-sial tunai (Rp) Pendapatan diferensial (Rp) Inf. Akt. Diferensial (Rp) Total Biaya Pendapatan TOTAL

54 Analisa soal perhitungan biaya diferensial dalam keputusan investasi. Dalam pertimbangan penggantian mesin tersebut, produktivitas mesin baru lebih tinggi dibandingkan mesin lama. Oleh karena itu disamping mempertimbangkan biaya diferensial tunai, juga perlu diperhitungkan pendapatan diferensial. Tetapi apabila manajemen mempertimbangkan umur ekonomis dan tingkat pengembalian modal pada waktu tertentu maka manajer perlu menggunakan alat analisa dalam penilaian investasi 54

55 KRITERIA PENILAIAN INVESTASI 1. Pay back 2. Average return on investment 3. Present value 4. Discounted cash flows 55

56 1. Pay back Method Dalam pay back method, faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi Pay back method bukan merupakan pengukur kemampuan menghasilkan laba tetapi mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi Perhitungan pay back dibagi atas dua : 1. Perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan 2. Perhitungan pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan 56

57 1. Perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan Pay back period = (dalam tahun) laba tunai rat-rata per tahun Ket: : merupakan aktiva direfensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha Laba tunai : merupakan pendapatan diferensial dikurangi biaya diferensial tunai 57

58 Contoh soal 1. Perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan Mr. Z akan menginvestasikan uangnya dengan membeli mobil untk direntalkan seharga Rp (sudah termasuk bea balik nama). Perkiraan laba tunai per bulan sbb: Taksiran pendapatan diferensial = Taksiran biaya direfensial = Laba tunai per bulan =

59 Contoh soal Perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan Pay back period = (dalam tahun) laba tunai rat-rata per tahun = = 60 bulan (5 tahun) 59

60 Contoh soal 2. Perhitungan pay back period yang belum memperhitungkan unsur pajak penghasilan Suatu rencana investasi membutuhkan investasi awal (aktiva diferensial) Rp. 30 juta. Diperkirakan laba tunai setelah pajak setiap tahun selam 5 tahun sbb: Tahun Aliran Kas Pay back period Jumlah (Rp) (Rp) , ,6 60

61 2. Perhitungan pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan Pay back period =. (dalam tahun) kas masuk bersih Ket: : merupakan aktiva direfensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha atau investasi penggantian aktiva 61

62 2. Perhitungan pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan Pay back period =. (dalam tahun) kas masuk bersih Ket: : merupakan aktiva direfensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha atau investasi penggantian aktiva 62

63 2. Perhitungan pay back period yang memperhitungkan unsur pajak penghasilan Pay back period =. (dalam tahun) kas masuk bersih Ket: : merupakan aktiva direfensial yang direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha atau investasi penggantian aktiva 63

64 Kebaikan dan kelemahan pay back period Kebaikan 1. Untuk investasi yang besar risikonya dan sulit diperkirakan 2. Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi Kelemahan 1. Tidak memperhitungakan nilai waktu uang 2. Tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali 3. Alat analisa yang sederhana 64

65 2. Metode Rata-Rata kembalian (average return on investment) Rata-rata kembalian = laba sesudah pajak rata rata investasi Tarif kembalian rata-rata kembalian - penutupan = kas tahunan investasi rata rata investasi 65

66 Contoh soal metode rata-rata kembalian Suatu proyek investasi mul-mula Rp. 10 juta. Umur ekonomis diperkirakan 10 tahun tanpa nilai residu pada akhir tahun ke 10. Diperkirakan setiap tahun akan diperoleh kas masuk rata rata sebesar Rp4 juta sedangkan kas keluar termasuk pajak sebesar Rp. 2,5 juta Tarif kembalian = ( ) ( /10) = 5% 66

67 Kebaikan dan kelemahan rata-rata kembalian investasi Kebaikan 1. Metode ini telah memperhitungkan aliran kas selama umur proyek investasi Kelemahan 1. Tidak memperhitungakan nilai waktu uang 2. Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi 3. Metode ini tidak dapat diterapkan bila investasi dilakukan dalam beberapa tahap 67

68 3. Present Value Method Metode ini telah memperhitungkan nilai waktu uang NT = AK. 1. (1 + i) n Ket: NT AK i n = nilai tunai = aliran kas = tarif kembalian investasi = jangka waktu 68

69 Contoh soal Present Value Method Tuan A merencanakan akan mengivestasikan uangnya dengan membeli mobil penumpang seharga Rp. 95 juta. Mobil berumur ekonomis 4 tahun dan pada akhir tahun ke-4 dianggap tidak bernilai residu. Aliran kas masuk bersih setiap bulan diperkirakan Rp. 46,5 juta per tahun, maka tarif kembalian 10% per tahun 69

70 Penyelesain soal Present Value Method a. Nilai tunai kas masuk bersih Tahun Kas masuk bersih per tahun (Rp) Tarif kembalian (Rp) Nilai tunai kas masuk bersih tahunan (Rp) , , , , Jumlah nilai tunai kas masuk bersih

71 Penyelesain soal Present Value Method b. Nilai tunai bila kas masuk bersih tidak sama setiap periode Tahun Kas masuk bersih per tahun (Rp) Tarif kembalian (Rp) Nilai tunai kas masuk bersih tahunan (Rp) , , , , Jumlah nilai tunai kas masuk bersih

72 Kebaikan dan kelemahan present value Kebaikan 1. Memperhitungkan niali waktu uang 2. Semua aliran kas selama umur proyek investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi Kelemahan 1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tarif kembalian investasi 2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlahnya, nilai tunai aliran kas bersih tidak dapat dipakai sebagai pedoman 72

73 4. Discounted Cash Flow Method Discounted cash flow mencari pada tarif kembali berapa aliran kas masuk bersih harus dinilaitunaikan agar investasi yang ditanamkan dapat tertutup. 73

74 Daftar Pustaka Mulyadi Akuntansi Manajemen : Konsep dan Rekayasa. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta 74

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10 Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari Ryzmelinda 26211531 3EB10 BAB I LATAR BELAKANG Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Kemampuan Manajemen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Oleh : Ani Hidayati PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK Perencanaan laba jangka pendek dilakukan manajemen dalam proses penyusunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII Analisis Break Even Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Break Even Adalah suatu keadaan dimana seluruh penerimaan (total revenues) secara persis

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA Oleh : Meta Bina Sabila 28211811 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap usaha yang didirikan pada

Lebih terperinci

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba

1. Studi Kelayakan Proyek. 2. Capital Budgeting. 3. Analisis Biaya-Volume-Laba 1. Studi Kelayakan Proyek 2. Capital Budgeting 3. Analisis Biaya-Volume-Laba Pengertian: serangkaian penelitian utk mengevaluasi dapat tidaknya suatu proyek dilaksanakan dg berhasil Tujuan: utk menghindari

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI Nama : Kristian Natanael NPM : 24213871 Dosen Pembimbing : Radi Sahara, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN

BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN Cost Volume Profit Analysis, A Managerial Planning Tool. Tactical Decision Making Capital Investment Decision Inventory Management Quality Cost And Productivity Measurement,

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 5 ANALISIS CPV

MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 5 ANALISIS CPV MATERI PRAKTIKUM MINGGU KE 5 ANALISIS CPV TUJUAN : MAHASISWA DAPAT MENGETAHUI HUBUNGAN ANTARA BIAYA, VOLUME DAN LABA ATAU COST-PROFIT-VOLUME. MAHASISWA DAPAT MEMAHAMI PERBEDAAN PERHITUNGAN DARI ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah: BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan dasar-dasar teori yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini. Teori-teori yang digunakan adalah: 2.1. Akuntansi Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 5 Pokok Bahasan : Penentuan Harga Jual dan Pengambilan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA KOMPUTER JAKARTA STIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : AKUNTANSI MANAJEMEN Kode Mata : MI - 16308 Jurusan / Jenjang : D3 MANAJEMEN INFORMAA Tujuan Instruksional Umum :

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi ANALISIS PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK TERHADAP RANGKA SPRING BED UKURAN BESAR DAN UKURAN KECIL DENGAN MENGGUNAKAN METODE BREAK EVEN POINT, MARGIN OF SAFETY, SHUT DOWN POINT DAN DEGREE OPERATING LEVERAGE

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih : ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Yuli Setia Ningsih : 29213560 : Akuntansi : Dr. Rini Tesniwati,

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas

BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA. datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu, tugas BAB II ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA II. 1. Pengertian Perencanaan Laba Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan ditandai dengan kemampuan manajemen dalam melihat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. BIAYA Aktivitas merupakan suatu tindakan-tindakan atau pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk merubah input dengan menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output dan untuk

Lebih terperinci

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Lanjutan

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Lanjutan Makalah Manajemen Keuangan Lanjutan Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Lanjutan DOSEN PEMBIMBING Rudy Lizwaril, Drs., Se., Mm., Ak., Ca., Cpma DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 Antonius Arjuna P 0115101134 Tio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

Analisis Biaya Volume Laba

Analisis Biaya Volume Laba Analisis Biaya Volume Laba Pengertian Analisis BVL (cost volume profit analysis), mrp alat yg berguna utk perencanaan dan pembuatan keputusan. Menekankan pada hubungan antara biaya, volume (kuantitas penjualan),

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK KONVEKSI RIZKI PELITA

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK KONVEKSI RIZKI PELITA Nama : Siti Rokayah NPM : 27212086 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Mulatsih, SE., MM ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK KONVEKSI RIZKI PELITA LATAR BELAKANG 1. Penduduk dan

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN, DAN LABA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYUSUN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA KEDAI MANG DEDE

ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN, DAN LABA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYUSUN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA KEDAI MANG DEDE ANALISIS BIAYA, VOLUME PENJUALAN, DAN LABA SEBAGAI ALAT UNTUK MENYUSUN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA KEDAI MANG DEDE Nama NPM Dosen Pembimbing : Tri Setyanisa Wulandari : 2A214846 : Cicilia Erly

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI DASAR DALAM PERENCANAAN LABA CV. BARAKA OUTSTANDING WORKSHOP Nama : Hafizh Fadhilah NPM : 24214685 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Agustin Rusiana Sari SE.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI. Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana EB34 ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PENENTU LABA PADA RUMAH TAKOYAKI Disusun Oleh: Gilang Hardi Maulana 24214548 3EB34 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap Perusahaan membutuhkan Perencanaan Keuntungan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI. yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang 113 IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point) A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat menggunakan pendekatan titik impas secaraa grafis untuk membandingkan sumber pembiayaan alternatif 2. Khusus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016

Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11. Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Analysis Cost Volume Profit: Alat Perencanaan Manajerial Source: Hansen & Mowen (2007) Chapter 11 Present By: Ayub W.S. Pradana 30 Maret 2016 Materi Pokok 1. Titik Impas dalam unit 2. Titik Impas dalam

Lebih terperinci

Investasi dalam aktiva tetap

Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Investasi dalam aktiva tetap Secara konsep Investasi dalam aktiva tetap tidak ada perbedaan dengan Investasi dalam aktiva lancar Perbedaannya terletak pada waktu dan cara perputaran

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN KEUANGAN. Penganggaran Modal. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Penganggaran Modal Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Modal atau capital merujuk pada aktiva tetap

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN

BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN BAB 5 PROYEKSI KEUANGAN 5.1 Asumsi Dasar dan Informasi Proyeksi keuangan merupakan perencanaan keuangan perusahaan untuk masa mendatang. Dalam perhitungan proyeksi keuangannya SpeedZ Racing menggunakan

Lebih terperinci

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal

BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal BAB IX Analisis Keputusan Investasi Modal A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa bisa menganalisis untuk keputusan investasi modal 2. Khusus : Mahasiswa memahami dan dapat melakukan analisis keputusan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Keputusan Investasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Keputusan Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Gambaran Umum Penganggaran Modal Net Present

Lebih terperinci

Department of Business Adminstration Brawijaya University

Department of Business Adminstration Brawijaya University Department of Business Adminstration Brawijaya University Analisis break even point yang sering kali juga disebut sebagai cost-volume-profit analysis Tujuan Mencari Titik Impas : Mencari tingkat aktivitas

Lebih terperinci

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS

COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS COST VOLUME PROVIT (CVP) ANALYSIS TUJUAN : MENGETAHUI PENTINGNYA CVP ANALISIS MEMAHAMI ASUMSI DASAR CVP ANALISIS MEMPELAJARI KONSEP KONTRIBUSI MARGIN MEMPELAJARI ANALISIS BREAK EVEN MEMPELAJARI MARGIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis sektor ekonomi yang berkelanjutan dan keadaan politik yang kian memanas, dapat diperkirakan keadaan ekonomi Indonesia mengalami penurunan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri

Lebih terperinci

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 3 Pokok Bahasan : Analisis Laporan Keuangan Dosen :

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN SUMBER DANA YANG TERBAIK RENCANA KEUANGAN, PEMBELANJAAN PENGGUNAAN DANA YANG TERBAIK Pemilihan sumber dana SUMBER DANA KEBAIKAN KELEMAHAN Dari dalam Dapat digunakan sewaktu-waktu Tidak

Lebih terperinci

Penganggaran Modal (Capital Budgeting)

Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Anggaran Modal Penganggaran Modal (Capital Budgeting) Modal (Capital) menunjukkan aktiva tetap yang digunakan untuk produksi Anggaran (budget) adalah sebuah rencana rinci yg memproyeksikan aliran kas masuk

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Halim dan Supomo (2000:3) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah Suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVEN POINT ANALISIS BREAK EVEN POINT A. Pengertian Break Even Point (Analisis Pulang Pokok) Break Even Point adalah Teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, Biaya Variabel, Laba dan Volume Penjualan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil dari penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Lembang Kencana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Lembang Kencana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN PT. Lembang Kencana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Agro Industri sub bidang peternakan sektor Pengolahan Hasil Peternakan. Barang yang dijual diperoleh

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif

pendekatan rasional, yang pembuktiannya mudah dilakukan, sedangkan pertimbangan kualitatif A. PENDAHULUAN Terlaksananya suatu proyek investasi, seringkali tergantung kepada pertimbangan manajemen yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Pertimbangan kuantitatif lebih bersifat kepada pendekatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang. BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION NAMA NPM JURUSAN DOSEN PEMBIMBING : RIRIN ZULIYANINGSIH : 29214475 : AKUNTANSI

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI 154 BAB. IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin ketatnya persaingan pada bidang bisnis di Indonesia, saat ini seluruh manajemen di perusahaan manapun dituntut untuk dapat melihat kesempatan

Lebih terperinci

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain safety-nya terjamin dan dapat mendatangkan profit. Investasi pabrik merupakan dana atau modal

Lebih terperinci