PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN DISUSUN OLEH: NELVARIANI HANAFI/NIP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN DISUSUN OLEH: NELVARIANI HANAFI/NIP"

Transkripsi

1 Karya Ilmiah PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN DISUSUN OLEH: NELVARIANI HANAFI/NIP DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

2 Lembar Pengesahan Nama : Nelvariani Hanafi, SP., M.Si Golongan/Jabatan : III a / Asisten N I P : Departemen/Fakultas : Agribisnis/ Pertanian USU Judul Tulisan : Perencanaan Program Penyuluhan Mengetahui, Medan, 23 Juni 2009 Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Pertanian USU (Ir. Luhut Sihombing, MP) NIP Nelvariani Hanafi, SP., M.Si

3 PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Untuk mengetahui mengenai perencanaan Program Penyuluhan, ada 5 (lima) hal penting yang baru dibahas secara sistematis, yaitu : (1) Penyuluhan (2) Perubahan berencana (3) Perencanaan (4) Program (5) Perencanaan program penyuluhan 1. Penyuluhan Pembangunan Penyuluhan didefinisikan sebagai upaya mendidik manusia untuk meningkatkan standar kehidupannya, dengan usaha mereka sendiri, menggunakan sumber-sumber kekuatan dan materi mereka sendiri disertai bantuan sangat terbatas dari pemerintah. Melalui pengikut sertaan pemimpin setempat dan semangat menolong diri. Penyuluhan pembangunan berusaha mengendalikan atau memanipulasi lingkungan sedemikian rupa sehingga mampu mempengaruhi orang-orang tertentu untuk mau mengubah perilakunya yang pada gilirannya akan memperbaiki kehidupan mereka. Falsafah penyuluhan dilandasi oleh tiga hal pokok : (1) Penyuluhan masyarakat adalah suatu proses pendidikan Penyuluhan adalah pendidikan non-formal yang terutama ditujukan bagi orang dewasa, guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental seseorang. Dengan penyuluhan tersebut diharapkan timbulnya perubahan perilaku yang dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik sehingga tercapainya kesejahteraan hidup manusia (2) Penyuluhan merupakan proses demokrasi Penyuluhan dilakukan atas kebutuhan para peserta/klien sehingga lebih bercirikan demokrasi dan bottom up. Karena memenuhi kebutuhan klien, tidak diharapkan

4 terjadinya penolakan juga pemaksaan pada kllien dalam proses penyuluhan. Berbeda dengan penyuluhan yang top down sering bukan merupakan kebutuhan klien, sehingga yang terjadi adalah penolakan terhadap inovasi yang ditawarkan. Kalaupun klien terpaksa mengikutinya, berarti tidak memberikan kebebasan klien yang dapat dikatakan tidak demokratis. (3) Penyuluhan merupakan proses yang terus menerus Penyuluhan harus dilakukan secara kontinyu, tidak bisa bersifat sewaktu-waktu. Konsisten juga memiliki arti penting dalam penyuluhan. Ini disebabkan karena penyuluhan adalah proses belajar yang terus mengalir pada diri individu sebagai klien. Dari ketiga falsafah penyuluhan di atas, maka penyuluhan itu merupakan proses pendidikan dengan metode anak didik dipaksa-terpaksa-kepaksa-terbiasa dalam merubah perilaku mereka secara terus menerus mengikuti perubahan dalam masyarakat. Melalui penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dalam merubah perilaku mereka secara terus menerus mengikuti perubahan dalam masyarakat. Melalui penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dalam memecahkan masalahnya dengan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Selanjutnya Havelock menyebutkan adanya empat cara yang dilakukan oleh seseorang penyuluh sebagai agen pembaharuan, yaitu melalui pemberian : (1) Motivasi, yaitu memberikan rangsangan/stimulus dan penguatan/reinforcement yang membuat masyarakat sadar akan arti penting perubahan (2) Saran-saran yang bersifat teknis, yang berguna untuk dapat memecahkan masalahmasalah teknis yang dihadapi (3) Cara-cara memecahkan masalah, dengan membantu melakukan identifikasi masalah dan pemecahannya (4) Informasi tentang sumber-sumber, yaitu mengenai bantuan dari lembaga-lembaga dan pemerintah yang dapat diperoleh. Beberapa yang penting pula diketahui untuk mendorong terjadinya perubahan adalah pemahaman sejumlah faktor-faktor sosial budaya masyarakat yang akan disuntikkan

5 perubahan. Peranan penyuluh sebagai agen perubahan dalam hal ini harus mengenal pengetahuan juga proses perubahan yang berlangsung dalam masyarakat. Penyuluh juga harus memperhatikan sejumlah sikap mental yang dimiliki oleh klien dalam berkomunikasi, seperti : (1) Value Expressive Attitude adalah sikap mental menonjolkan diri. (2) Ego Defensive Attitude adalah sikap mental adanya kecurigaan/prasangka. (3) Knowledge Attitude adalah sikap mental seorang tengkulak pengalaman atau pengetahuan baru bagi perbaikan dan kesejahteraan dirinya. (4) Utilitarian Attitude adalah sikap mental seseorang sebagai makhluk sosial yang selalu akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Keempat sikap mental ini harus diketahui penyuluh sebelum membuka komunikasi dengan kliennya. Adapun strategi yang harus dilakukan oleh penyuluh adalah seperti berikut ini. Mula-mula penyuluh mulai dengan sikap berguru mengenai nilai-nilai serta kemampuan yang dibanggakan oleh klien (Value Expressive Attitude). Langkah ini mengurangi prasangka/curiga/sikap melawan dariklien (Ego Defensive Attitude). Baru pada kesempatan yang tepat diberikan pengetahuan/informasi yang diperlukan oleh klien (Knowledge Attitude).Setelah klien tertarik berguru/menimba pengalaman, klien menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya yang selalu mendambakan perbaikan kesejahteraannya (Utilitarian Attitude). Dalam rangka mengupayakan perubahan perilaku individu, kelompok dan masyarakat, penyuluh sebagai agen perubahan melakukan pemasaran sosial akan inovasi pada kliennya dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru bagi individu, kelompok dan masyarakat. Walaupun dalam ide yang inovatif tidak selalu berarti harus baru sama sekali, suatu inovasi mungkin telah lama diketahui oleh seseorang, beberapa waktu yang lalu tetapi belum dikembangkan sikap suka atau tidak suka, menerima atau menolak. Ahli-ahli difusi telah lama mengetahui bahwa keputusan seseorang untuk menerima atau menolah inovasi bukanlah tindakan yang sekali jadi, melainkan lebih menyerupai sesuatu

6 proses keputusan inovasi yang disebut sebagai proses adopsi sebagaimana dikemukakan oleh ahli-ahli Sosiologi Pedesaan tahun 1955 terdiri dari lima tahap (Hanafi, 1987:36) : (1) Tahap kesadaran, dimulai saat pada seseorang mengetahui adanya ide-ide baru tetapi kekurangan informasi mengenai hal itu. (2) Tahap menaruh minat, orang tersebut selanjutnya mulai menaruh minat atau perhatian terhadap inovasi (3) Tahap penilaian, seseorang akan mengadakan penilaian terhadap ide baru tersebut dan dihubungkan dengan situasi dirinya sendiri saat ini dan dimasa mendatang, selanjutnya menentukan untuk mencobanya atau tidak (4) Tahap percobaan, dimulai dengan menerapkan ide-ide baru itu dalam skala kecil untuk menentukan kegunaannya, apakah sesuai dengan situasi dirinya. (5) Tahap penerimaan (adopsi), adalah saatnya seseorang menggunakan ide bari itu secara tetap dalam skala luas. Untuk menjawab kritikan terhadap proses adopsi Rogers merancang suatu model proses kebutuhan inovasi yang terdiri dari lima tahap (Rogers, 1983:36) : (1) Pengetahuan (knowledge), pada saat seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi (2) Persuasi (persuasion), selanjutnya akan terbentuk sikap berkenan atau tidak berkenan terhadap inovasi (3) Keputusan (decision), adalah saat dimana seseorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi (4) Penerapan (implementation), dilanjutkan dengan mencoba menerapkan ide-ide baru, dan (5) Konfirmasi (confirmation), akhirnya seseorang mencari penguat bagi keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan. Namun, ada pula faktor yang sangat menentukan suatu inovasi akan diterima atau ditolak penyebarannya dalam suatu masyarakat. Dari sekian faktor-faktor yang mempengaruhi

7 diterima atau ditolaknya inovasi, salah satu diantaranya adalah faktor yang merupakan sifat dari inovasi itu sendiri, yakni : (1) Suatu pengambilan keputusan yang optimal, dalam arti keputusan pemilihan untuk adopsi atau menolak suatu inovasi, diambil oleh seorang individu secara bebas, lepas dari keputusan anggota sistemnya (factor predisposisi individu itu sendiri). (2) Pengambilan keputusan secara kolektif, karena pilihan untuk melakukan adopsi atau menolak inovasi adalah hasil keputusan bersama diantara anggota sistem (3) Pengambilan keputusan oleh penguasa, karena keputusan untuk menerima atau menolak inovasi dibuat oleh beberapa individu yang mempunyai kekuasaan dan status, atau oleh para ahli dibidang teknologi. Sifat komunikasi yang terjadi antara komunikator dan komunikan harus : (1) Informatif, pesannya harus bermakna (2) Persuasif, tidak bersifat paksaan (3) Entertainment, dapat diterima dengan menyenangkan (Berlo, 1960:8-9) Peranan komunikasi yang harus dibina oleh penyuluh dengan kliennya adalah sebagai berikut : (1) Pematri tumbuh dan berkembangnya kebersamaan (2) Pemicu saling asah, asih dan asuh (3) Penguat rasa persatuan dan kesatuan (4) Sebagai sarana tumbuhnya rasa optimistic dan dinamika pembaharuan (5) Penunjang efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas dan kegiatan Resep jitu dalam membina kebersamaan menurut Havelock adalah : (1) Adanya komunikasi (2) Adanya rasa kedekatan (3) Saling membantu (4) Adanya keterbukaan (5) Masing-masing individu berusaha meningkatkan diri (6) Secara bersama-sama meningkatkan kebersamaan

8 (7) Adanya imbalan/ reward yang seimbang Demikianlah pentingnya komunikasi terutama dalam penyuluhan 2. Perubahan Berencana Sekalipun kita telah banyak tahu kondisi dan perubahan, kita belum menemukan adanya penjelasan yang memuaskan menyangkut pertanyaan mengapa perubahan itu muncul? Jawaban yang paling sederhana adalah perubahan sebagai sesuatu yang konstanta, dalam arti sesuatu yang memang selalu ada dalam alam semesta, termasuk di dalamnya masyarakat. Misalnya, jumlah penduduk mengalami peningkatan dan penurunan, mode datang dan pergi, gunung menjulang dan terkikis, bahkan matahari pun lambat laun kehilangan daya. Tidak satu pun masyarakat yang mengambil alih secara utuh kebudayaan yang ada pada generasi sebelumnya. Ini membuktikan bahwa selalu terjadi perubahan-perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bisa dikatakan hampir tidak pernah berhenti. Hanya tingkatan kecepatan dan arah perubahan di setiap masyarakat berbeda-beda. Ada perbedaan yang cukup berarti antara perubahan sosial dengan kemajuan (progress). Kemajuan mengandung hasil penilaian (value judgement). Kemajuan berarti perubahan ke arah yang dikehendaki, namun menurut ukuran siapa dan untuk kepentingan siapa? Kemajuan juga merupakan istilah yang bersifat evaluative (mengandung penilaian), maka para ahli ilmu sosial lebih senang menggunakan istilah perubahan yang bersifat netral dan deskriptif. Beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan dalam masyarakat adalah : (1) Faktor geografis Lingkungan fisik dapat mempengaruhi penduduk untuk mudah atau sulit mengalami perubahan. Segala bentuk bencana alam memberikan pengaruh pada masyarakat untuk merubah pola kehidupannya. (2) Faktor teknologi

9 Banyak penemuan-penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan perubahan sosial. Penggunaan pesawat televisi merubah hubungan-hubungan sosial dalam keluarga, perilaku konsumsi (3) Ideologi Ideologi dasar terdiri dari keyakinan dan nilai-nilai yang bersifat kompleks, ada pada setiap masyarakat. Ideologi dapat dijadikan alat untuk memelihara keadaan, akan tetapi ia akan membantu mempercepat timbulnya perubahan jika keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai tersebut tidak lagi dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat (4) Kepemimpinan Perubahan-perubahan sosial sering dimulai oleh pemimpin-pemimpin yang kharismatik karena mampu menarik pengikut-pengikut dalam jumlah besar yang akan bergabung dengan mereka (5) Penduduk Peningkatan atau penurunan jumlah penduduk secara radikal dapat menjadi faktor penyebab perubahan. Peningkatan drastis dalam jumlah penduduk bisa memaksa timbulnya penemuan-penemuan baru dalam teknik produktif, sementara penduduk yang menurun secara cepat dapat menimbulkan perubahan-perubahan penting kehidupannya (6) Struktur masyarakat juga mempengaruhi sejauh mana masyarakat berubah. Misalnya dalam masyarakat yang tradisional yang sangat konformis (sangat terintegrasi) akan lebih mudah mengalami perubahan daripada masyarakat individualistis yang permisif (kurang terintegrasi). Sikap dan nilai-nilai masyarakat sangat menunjang atau menghambat terjadinya perubahan. (7) Kebutuhan yang dirasakan (perceived needs) oleh masyarakat mempengaruhi tingkat kecepatan dan arah perubahan. Tingkat perubahan sosial sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya, antara kurun waktu yang satu dengan kurun waktu lainnya.

10 Tidak semua inovasi dapat diterima. Sikap dan nilai-nilai kelompok menentukan ragam inovasi yang berkemungkinan untuk diterima oleh kelompok. Jika kegunaan inovasi dapat dibuktikan secara mudah diterima. Perubahan yang disarankan juga bisa ditolak jika : (1) Perubahan itu dipaksakan oleh pihak lain (2) Perubahan itu tidak dipahami (3) Perubahan itu dinilai sebagai ancaman terhadap nilai-nilai masyarakat (Martinez, 1987:18) Dalam kaitan ini, berlaku proses penerimaan selektif karena beberapa inovasi lainnya memerlukan penundaan yang lama, ada inovasi yang ditolak sepenuhnya, dan ada pula beberapa inovasi lainnya yang diterima sebagian. Faktor kelompok atau masyarakat menentukan inovasi diterima atau ditolak oleh individu. Selain itu faktor pimpinan masyarakat (formal atau informal) juga menentukan suatu inovasi diterima atau ditolak. Pimpinan masyarakat merupakan agen pembaharuan yang memegang peranan yang sangat penting dengan memberikan informasi-informasi yang jelas, bermanfaat dan persuasif dengan contoh-contoh yang mudah diterima, dengan pelayanan yang baik. Beberapa pengamatan mengatakan bahwa perubahan sosial terjadi karena adanya kekuatan diluar kemampuan kita. Bentuk-bentuk perubahan (Soekanto, 1990 : ) : (1) Perubahan yang lambat dan yang cepat (2) Perubahan kecil dan besar (3) Perubahan yang dikehendaki/indended change atau perubahan yang direncanakan/planed change dan perubahan yang tidak dikehendaki/ unintended change atau tidak direncanakan/unplanned change. Dalam kaitannya dengan penyuluhan bentuk perubahan yang akan dibicarakan adalah perubahan yang dikehendaki atau direncanakan, yaitu perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan disebut

11 sebagai agent of social change, yaitu seorang/sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Ada 3 faktor yang mempengaruhi orang menerima atau menolak perubahan Menurut Lippitt (Spalding, 1958 : 85-89) : Resistance Forces/kekuata bertahan, menurunkan kemauan. (1) Ketidakyakinan perubahan yang ditawarkan akan membawa perbaikan (2) Jadi perlu bukti-bukti (2.a.) Adakan proyek-proyek kegiatan yang cepat dirasakan (felt need) (2.b) Hubungkan dengan kebutuhan pokoknya (real need) Interference Forces/kekuatan pengganggu : Kekuatan yang timbul bukan karena menolak perubahan/pembaharuan tapi ini menghambat jalannya pembaharuan. (1) Kekuatan masyarakat yang saling bersaing/ambil nama/ambil hati (2) Kesulitan/kerumitan perubahan (3) Terbatasnya sarana Motivational Forces/kekuatan mendorong, meningkatkan kemauan pembaharuan/bertindak. (1) Ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi yang ada (2) Ada kesenjangan what is what might be (3) Ada tekanan dari luas sistem sosial, oleh karena itu ada keinginan menyesuaikan diri. (4) Kebutuhan meningkatkan efisiensi. Untuk perubahan tersebut : (1) Klien mempunyai/merasakan tanggung jawab (~belajar dari diri sendiri) (2) Klien tidak perlu menyelesaikan proses perubahan terlalu cepat, karena yang penting terjadi proses belajar Suatu perubahan yang baik adalah perubahan yang terencana. Perubahan yang berencana dapat meminimalisasi dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan. Perubahan berencana didefinisikan (Spalding, 1958:10) :

12 The decision to make a change may be by the system itself, after experiencing pain (malfunctioning) or discovering the possibility of improvement, or by an outside change agent who observes the need for change in a particular sistemand takes the initiative in establishing a helping relationship with that system. Keputusan untuk melakukan suatu usaha yang sengaja guna meningkatkan sistem dengan memperoleh bantuan dari agen di luar sistem (kita sebut agen dari luar sistem tersebut dengan istilah agen pembaharuan/perubahan). Keputusan untuk membuat perubahan kemungkinan dilakukan oleh sistem itu sendiri, sesudah adanya pengalaman yang tidak mengenakkan (malfungsi) atau mereka menemukan kemungkinan-kemungkinan untuk peningkatan. Dapat juga perubahan di dalam sistem dan mengambil prakarsa serta mengembangkan suatu hubungan bantuan dengan sistem tersebut. Menurut Lippitt, besar kemungkinan perubahan itu terjadi secara tidak alami yang terutama disebabkan oleh dua alasan pokok (Mardikanto, 1983:279): (1) Adanya keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dirasakan, dengan memodifikasi sumber daya dan lingkungan hidupnya, melalui penerapan ilmu pengetahuan atau teknologi yang dikuasainya. (2) Ditemukannya inovasi-inovasi yang memberikan peluang bagi setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan atau memperbaiki kesejahteraan hidupnya, tanpa harus mengganggu lingkungan aslinya. Yang diperlukan dalam perubahan : (1) Tenaga-tenaga professional, yang punya rencana juga evaluasinya (2) Makna legitimasi berupa pengakuan/pengesahan ide-ide tentang perubahan untuk dapat dukungan dan partisipasi dari semua pihak. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah : (1) Perubahan individu (2) Perubahan kelompok (3) Perubahan kebudayaan (4) Perubahan politik (5) Perubahan teknologi

13 (6) Perubahan ekonomi 3. Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan (why), bilamana (when), dimana (where), oleh siapa (who) dan bagaimana (how) (4W-1H). sebuah rencana yang baik akan meliputi faktor-faktor yang relevan dan pada saat yang bersamaan mampu memberikan penggambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan yang akan ditangani lewat program yang bersangkutan. Yang penting adalah uraian secara terperinci dari masingmasing komponen perencanaan yang baik, sehingga dapat memberikan sumbangan dan hasil yang diinginkan. Dalam membicarakan perencanaan tidak terlepas dari kegiatan pengambilan keputusan. Dari sudut pandang rasional maka kegiatan harus berdasarkan sejumlah data mengenai peristiwa-peristiwa atau hasil-hasil yang selanjutnya dimasukkan ke dalam perencanaan di masa yang akan datang. Perencanaan adalah sesuatu yang diorganisir, disengaja dan merupakan usaha yang berkesinambungan untuk memilih alternatif yang terbaik agar mencapai tujuan-tujuan khusus. Perencanaan dapat dilihat sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan secara lebih baik (Mardikanto, 1993:283), karena : (1) Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan (2) Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan/forecasting terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensipotensi dan prospek-prospek perkembangan, tetapi juga mengenai hambatan-hambatan

14 dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin (3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. (4) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. (5) Dengan adanya rencana maka akan nada suatu alat ukur atau standar untuk mengadakan pengawasan/evaluasi Dengan demikian, kegiatan penyuluhan pembangunan yang efektif harus didahului dengan perencanaan program penyuluhan yang baik 4. Program Program adalah suatu pernyataan yang dikeluarkan untuk menimbulkan pengertian dan perhatian mengenai suatu kegiatan. Dalam pernyataan itu ada : (1) Situasi dimana orang-orang itu berada (2) Masalah-masalah yang merupakan bagian dari situasi (3) Tujuan yang ingin dicapai bersangkutan dengan masalah (4) Cara-cara untuk mencapai tujuan

15 1981:5): Program merupakan kegiatan yang lebih luas dari hanya sekedar kurikulum, jadi (Boyle, Program adalah suatu bentuk hasil dari semua kegiatan-kegiatan yang dirancang dimana tenaga pendidik yang professional dan mereka yang belajar saling terlibat. Dalam pendidikan untuk orang dewasa atau pendidikan yang sifatnya berkelanjutan (terus menerus) terdapat beberapa tipe program, perbedaan ini disebabkan karena masingmasing akan mempunyai tujuan sendiri yang konsekuensinya ada pada pelaksanaan program, sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, serta peranan dari pembuatan program dalam proses penyusunan program. Tipe-tipe program (Boyle, 1981:5): (1) Program Pengembangan (developmental Programme) Bertujuan untuk memperjelas dan memecahkan masalah-masalah individu, kelompok atau masyarakat. Program ini merancang kegiatan untuk pendidikan tertentu, pengetahuan diperlukan dalam kontribusinya untuk membantu pemecahan masalah terhadap kebutuhan (2) Program Intitusional (Institutional Programme) Bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dasar individu, keterampilan-keterampilan, pengetahuan, kewenangan dan sebagainya, seperti misalnya kemampuan berpikir dan berkomunikasi. Pusat perhatian dari program ini adalah mengajar isi dari suatu pengetahuan atau bagian-bagian dari beberapa disiplin ilmu guna pengembangan pengetahuan. Pendidikan yang berkelanjutan dilaksanakan guna membantu peserta didik meningkatkan pengetahuannya (3) Program Informasi (Informational Programme) Bertujuan untuk melakukan kegiatan pertukaran informasi. Informasi-informasi yang baru diperoleh dari hasil-hasil penelitian, peraturan-peraturan atau hukum yang baru dan sebagainya untuk selanjutnya disebarluaskan. Informasi diberikan kepada mereka yang membutuhkan, misalnya antara penyuluh dan petani, dimana petani akan memperoleh

16 informasi yang mereka butuhkan, informasi yang baik dan benar serta cocok. Informasi disampaikan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta sikap mental. Ketiga tipe ini dalam pelaksanaanya sering tumpah tindih dan saling berhubungan, atau sering merupakan kombinasi diantara tipe-tipe. Jenis-Jenis Program (Boyle, 1985:7) Jenis program Komponen Program Developmental Institusional Informasional 1. Tujuan primer Menentukan dan Pengembangan Pertukaran informasi menanggulangi dan peningkatan masalah-masalah kemampuan, keterampilan, individu, kelompok pengetahuan dan dan komunitas kompetensi dasar individu 2. Sumber Sasaran Dikembangkan Dikembangkan Diturunkan terutama terutama dari terutama dari dari informasi baru disiplin atau bidang yang tersedia dari kebutuhan atau pengetahuan dari temuan penelitian, masalah klien pendidik atau peraturan baru 3. Kegunaan Pengetahuan atau Penguasaan Materi ditransfer ke Pengetahuan materi untuk materi dan klien untuk pengetahuan kegunaan mendesak membantu merupakan focus menyelesaikan dari program. masalah. Program Pengetahuan merupakan alat difokuskan pada bagaimana mencapai tujuan ini untuk mencapai tujuan 4. Keterlibatan Sasaran 5. Pesan dari Programer Terlibat dalam menentukan masalah atau kebutuhan dan lingkup serta sifat program Memfasilitasi Terlibat dalam implementasi pengalaman belajar Mendiseminasi pengetahuan Terlibat sebagai informasi Memberi atas terutama penerima jawaban permintaan

17 keseluruhan proses pendidikan dari identifikasi kebutuhan melalui proses evaluasi. Peran lain akan mencakup promosi, legitimasi, dan komunikasi hasil melalui pengajaran proses informasi 6. Baku efektivitas Efektivitas Efektivitas Efektivitas ditentukan atas ditentukan ditentukan dasar kualitas berdasarkan pada berdasarkan jumlah solusi masalah dan bagaimana klien orang yang tingkat menguasai dengan terjangkau, dan perkembangan baik materi dari bagaimana informasi keterampilan kompetensi yang didistribusikan individu, kelompok diinginkan dan komunikasi dalam menanggulangi masalah Hal-hal yang perlu diketahui dalam Proses Program Pembangunan (Boyle, 1981:29-34) : (1) Involvement : sejauh mana keterlibatan klien/sasaran belajar dalam proses program pembangunan. Orang dewasa mempunyai sejumlah masalah, jadi program dirancang untuk menyelesaikan masalah mereka. Sudah mandiri dalam menyelesaikan masalah. Masalah yang dihadapi felt needs dan real needs merupakan primadona bagi orang yang terlibat penyuluhan. Ia belajar memecahkan masalah, juga bisa memecahkan masalahnya sendiri. Jadi belajar sambil mengerjakan program (2) Needs and Interest : program harus melibatkan kebutuhan dan keinginan semua orang. Semua merasakan berbagai masalah dan kebutuhan bersama. Sasaran belajar mempunyai seperangkat kebutuhan yang khas: penyuluh, lembaga pendidikan non formal, dan masyarakat juga mempunyai seperangkat kebutuhan. (3) Balanced programme : program harus mengena pada semua orang

18 (4) Evaluation : klien harus terlibat pada tahap evaluasi dan harus segera mungkin mendapatkan umpan balik. Terlibat dalam program berarti terlibat dan evaluasinya (5) Decision Making : setiap orang dapat menentukan apa saja yang dianggapnya benar. Jadi, program harus mengaktifkan semua orang yang ada dalam proses pengambilan keputusan. (6) Support : you get what you pay for. Dukungan berupa sarana dan upaya (7) Focus : program terfokus pada Potensi individu - individu Saling bantu - group Masalah umum community (8) Differences : program ditekankan pada perbedaan golongan masyarakat (9) Accreditation : pengukuran program diukur/dinilai oleh masing-masing individu (10) Quality : program harus memberikan keuntungan bagi peserta 5. Perencanaan Program Penyuluhan Perencanaan Program Penyuluhan memberikan kerangka kerja bagi penyuluh dan semua pihak yang terlibat (termasuk masyarakat) untuk mengambil keputusan tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan pembangunan. Programnya harus dirancang secara efektif sesuai dengan tujuan dan efisien sesuai cara pelaksaannya. Perencanaan program (Mardikanto, 1993:282) merupakan suatu prosedur kerja bersama-sama masyarakat dalam upaya untuk merusmuskan masalah (keadaan-keadaan yang belum memuaskan) dan upaya pemecahan yang mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

19 Perencanaan program sebagai upaya sadar yang dirancang atau dirumuskan guna tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) masyarakat, untuk siapa program tersebut ditujukan. Beberapa pokok pikiran tentang perencanaan program dapat disimpulkan sebagai (Mardikanto, 1993:283) : (1) Suatu proses yang berkelanjutan, berupa serangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang tidak pernah berhenti sampai tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki (2) Hasil perumusan banyak pihak, artinya dirumuskan oleh penyuluh bersama-sama masyarakat sasarannya dengan didukukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan masyarakat setempat (3) Perumusan atas dasar fakta (bukan dugaan), dan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan (4) Perumusan tentang keadaan, masalah, tujuan, cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan (5) Pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah tujuan, dan cara mencapai tujuan dan rencana evaluasi atas hasil pelaksanaan program yang telah dirumuskan Perlunya Perencanaan program penyuluhan berdasarkan pada alasan-alasan: (1) Sebagai acuan dalam mempertimbangkan secara seksama apa yang harus dilakukan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Dengan berbagai alternatif (2) Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan masyarakat untuk mencegah terjadinya salah pengertian serta dapat dikaji ulang (evaluasi) (3) Sebagai pedoman pengambilan keputusan bila ada usulan/saran penyempurnaan yang baru (4) Memantapkan tujuan serta dapat diukur dan dievaluasi untuk mengetahui seberapa jauh telah dicapai. Mencegah kesalahanartian akan tujuan akhir, dan mengembangkan kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan maupun yang tidak dirasakan.

20 (5) Memberi pengertian terhadap pemilihan tentang masalah insidential dan perubahan sementara (6) Mencegah kesalahartian tentang tujuan akhir (7) Member kepastian pada diri klien selama proses perubahan (8) Membantu mengembangkan kepemimpinan untuk menjangkau tujuan yang dikehendaki (9) Menghindari pemborosan tenaga, biaya dan waktu dalam rangka efisiensi (10) Menjamin kelayakan kegiatan yang dilakukan dalam dan oleh masyarakat Ukuran dari suatu perencanaan program yang baik pada umumnya mencakup (Mardikanto, 1993: ) : (1) Analisis fakta dan keadaan Perencanaan program baik harus mengungkapkan hasil analisis fakta dan keadaan yang lengkap menyangkut sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dukungan kebijaksanaan, keadaang sosial, keamanan dan stabilitas politik. (2) Pemilihan masalah berlandaskan pada kebutuhan Hasil analisis fakta dan keadaan, biasanya menghasilkan berbagai masalah (baik masalah yang sudah dirasakan maupun belum dirasakan masyarakat setempat) (3) Jelas dan menjamin keluwesan Perencanaan program harus jelas sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan serta luwes untuk member peluang untuk dimodifikasi (4) Merumuskan tujuan dan pemecahan masalah yang menjanjikan kepuasan Masyarakat harus tahu manfaat program yaitu yang bertujuan perbaikan kualitas/kesejahteraan masyarakat agar masyarakat tergerak untuk berpartisipasi (5) Menjaga keseimbangan Keputusan harus ditekankan kepada kebutuhan orang banyak, efisien dan ada pemerataan kegiatannya antara penyuluh dan masyarakat (6) Pekerjaan yang jelas

21 Perencanaan program harus jelas masyarakat sasarannya, tujuannya, waktu dan tempat, serta metode yang akan digunakan, tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait dsb (7) Proses yang berkelanjutan Perumusan masalah, pemecahan masalah dan tindak lanjut pada tahapan berikutnya harus dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan (8) Merupakan proses belajar dan mengajar Semua pihak yang terlibat sejak awal (perumusan) hingga akhir (evaluasi) perlu mendapat kesempatan belajar dan mengajar (9) Merupakan proses koordinasi Seluruh proses penting utnuk dikoordinasi guna menggerakkan semua pihak, agar berpartisipasi, dan agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan serta kesemrawutan pelaksanaan (10) Memberikan kesempatan evaluasi yang berkesinambung dan melekat dalam program serta hasil dari evaluasi Secara singkat, dapat dikatakan : (1) Mengacu pada kebutuhan masyarakat (2) Bersifat komprehensif (3) Luwes (4) Merupakan proses pendidikan (5) Beranjak dari sudut pandang masyarakat (6) Memerlukan kepemimpinan lokal yang handal (7) Menggunakan teknik-teknik dan penelitian untuk memperoleh informasi (8) Mengharapkan partisipasi masyarakat, agar mereka dapat membantu diri mereka sendiri (9) Menerapkan evaluasi secara berkelanjutan Evaluasi dari proses dan hasil harus dilakukan terus menerus sejak awal hingga akhir, dan merupakan bagian dari keseluruhan perencanaan

22 Model-model Peencanaan Program Penyuluhan Banyak ahli yang membuat berbagai model perencanaan program penyuluhan, namun demikian jika ditarik suatu kesimpulan terdapat suatu kemiripan di antara tahapan dalam model tersebut. Paling tidak empat tahapan utama dalam perencanaan program ada didalamnya, yaitu : (1) situasi atau keadaan, yang dapat diketahui dengan mengumpulkan fakta melalui pengamatan, wawancara maupun dari laporan-laporan tertulis; (2) masalah yang dihadapi oleh sasaran; (3) penetapan tujuan : berdasarkan dari adanya masalah yang ingin dicari pemecahannya; (4) cara mencapai tujuan, yang di dalamnya dibuat suatu program kerja untuk menjawab 5W 1H (what, why, when, who, where, how). Selanjutnya program kerja dibuat secara terperinci dalam bentuk kalender atau jadwal kerja. Model perencanaan program berupa tahapan-tahapan yang merupakan suatu siklus yang berlangsung terus menerus. Untuk lebih jelasnya masing-masing model dapat dilihat pada berikut ini : (1) Model Leagans (1955) Menurut Leagans terdapat lima tahapan dalam pembuatan rencana program : (a) Identifikasi masalah (b) Penentuan tujuan (c) Pengembangan rencana kerja (d) Penetapan kemajuan (2) Model Dinas Penyuluhan Federal (1956) Model ini terdiri dari delapan tahapan yang saling berkaitan, yaitu : (a) Pengumpulan data (b) Analisis situasi (c) Identifikasi masalah (d) Penetapan tujuan (e) Penyusunan rencana kerja (f) Pelaksanaan rencana kerja

23 (g) Penentuan kemajuan kerja (h) Rekonsederasi (3) Model KOK (1962) Model KOK memperkenalkan sembilan tahapan dalam perencanaan program: (a) Survai (b) Analisis situasi (c) Identifikasi (d) Penetapan alternatif (e) Penetapan tujuan dan ruang lingkup masalah (f) Pengembangan rencana kerja (g) Pelaksanaan rencana kerja (h) Evaluasi (i) rekonsederasi (4) Model Kealsey dan Hearne (1963) Terdapat tujuh tahapan perencanaan program dalam model ini: (a) Analisis situasi (b) Organisasi perencanaan (c) Proses perencanaan (d) Program yang telah direncanakan (e) Rencana kerja (f) Pelaksanaan rencana kerja (g) Evaluasi atau penilaian hasil (5) Model Pesson (1966) Model Pesson memiliki delapan tahapan perencanaan program, yaitu: (a) Pengumpulan fakta (b) Analisis situasi (c) Identifikasi masalah (d) Penetapan tujuan

24 (e) Penyusunan rencana kerja (f) Pelaksanaan rencana (g) Penentuan kemajuan (h) Rekonsederasi (6) Model Raudabaugh (1967) Raudabaugh menyusun lima tahapan perencanaan program, yaitu : (a) Identifikasi masalah (b) Penentuan tujuan (c) Pengambangan rencana kerja (d) Pelaksanaan rencana kerja (e) Penetapan kemajuan

25 DAFTAR PUSTAKA Asngari, Pang Catatan Kuliah Pascasarjana : Perencanaan Program Penyuluhan Pertanian dari Bulan Februari s/d Mei 2001 Ban, van Den, A.w. dan Hawkins, H.s Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta Kartasapoetra, A.G Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Kusnadi, Penyuluhan Pertanian Teori dan Terapan. Fakultas Pertanian Universitas Brawajiaya. Malang Mardikanto, Totok Penyuluhan Pembangunan Pertanian. 11 Maret University Press. Surakarta Suhardiyono Penyuluhan: Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga, Jakarta Wiriatmadja, Soekandar Pokok-pokok Penyuluh Pertanian. CV Yasaguna, Jakarta

PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN. Dra. Ida Yustina, Msi

PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN. Dra. Ida Yustina, Msi PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Dra. Ida Yustina, Msi Bagian Administrasi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Pengertian Perencanaan Program Penyuluhan Venugopal

Lebih terperinci

PENGERTIAN PENYULUHAN

PENGERTIAN PENYULUHAN PENGERTIAN PENYULUHAN Istilah penyuluhan (extension) pertama-tama digunakan pada pertengahan abad ke-19 untuk menggambarkan program pendidikan bagi orang dewasa di Negara Inggris (Cambridge University

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran 283 VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kumpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan Pola Tanam dan Tertib Tanam (P2T3) Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tugas pokok penyuluh pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan masyarakat (community development) Pengembangan masyarakat (community development) adalah salah satu kegiatan yang menjadi bagian dari program corporate social responsibility

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inovasi Rogers (2003) mengartikan inovasi sebagai ide, praktik atau objek yang dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya pengetahuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 16 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi pembangunan masyarakat yang telah diterima secara luas adalah definisi yang telah ditetapkan oleh Peserikatan

Lebih terperinci

Permasalahan kecil = mikro = lebih khusus = diselesaikan jangka waktu pendek Permasalahan besar = makro = nasional = keputusan nasional = penting dan

Permasalahan kecil = mikro = lebih khusus = diselesaikan jangka waktu pendek Permasalahan besar = makro = nasional = keputusan nasional = penting dan Permasalahan kecil = mikro = lebih khusus = diselesaikan jangka waktu pendek Permasalahan besar = makro = nasional = keputusan nasional = penting dan dirancang diselesaikan dalam suatu kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

Pengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian

Pengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian Modul 1 Pengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian P PENDAHULUAN Ir. A. Suwandhi enyuluhan pertanian pada dasarnya merupakan salah satu bentuk pendidikan formal bagi petani dan keluarganya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan

TINJAUAN PUSTAKA. dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan Pertanian Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberi dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berpikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama dengan

Lebih terperinci

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya memiliki beberapa fungsi sistem penyuluhan yaitu: 1. Memfasilitasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya TINJAUAN PUSTAKA Peranan Penyuluh Pertanian Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU

PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU 15 PERANAN PENYULUH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KOTA PEKANBARU Kausar \ Cepriadi ^, Taufik Riaunika ^, Lena Marjelita^ Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan adalah upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana, dilaksanakan terus-menerus oleh pemerintah bersama-sama segenap warga masyarakatnya atau dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Penyuluhan Menurut A.W Van Den ban dan Hawkins (1999) penyuluhan adalah keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan bahwa proses difusi, inovasi dan adopsi motor trail pada komunitas BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dari data-data penelitian yang diperoleh di lapangan yakni melalui kuesioner, wawancara dan hasil pengamatan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tugas Pokok Penyuluh Pertanian Tugas pokok penyuluhan pertanian adalah melakukan kegiatan penyuluhan pertanian untuk mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Pada masa pembangunan seperti ini, Pemerintah sangat memperhatikan pendidikan bagi petani. Pendidikan yang cocok bagi mereka adalah

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983), II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Landasan Teori 1. Penerapan Inovasi pertanian Inovasi merupakan istilah yang sering digunakan di berbagai bidang, seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden penelitian ini adalah para petani di Desa Poncowarno Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah 69 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI

TOPIK SEMBILAN. Drs. Rudi Susilana, M.Si Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan - FIP - UPI TOPIK SEMBILAN TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan konsep divusi dan inovasi Mengidentifikasi ciri-ciri inovasi Mendeskripsikan masing-masing komponen inovasi Menganalisis sifat-sifat inovasi Menjelaskan inovasi

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran BAB VII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN Bagian ini menyajikan uraian kesimpulan dan rekomendasi penelitian. Kesimpulan yang disajikan merupakan hasil kajian terhadap permasalahan penelitian, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering muncul ketika pertama kali mengkaji inovasi adalah masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering muncul ketika pertama kali mengkaji inovasi adalah masalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Inovasi pengertian inovasi telah ditelaah dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu, seperti manajemen bisnis, sosiologi, antropologi dan psikologi.

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

PENYULUHAN PETERNAKAN Pengertian Penyuluhan. Disajikan oleh Suharyanto, S.Pt., M.Si (bahan dikompilasikan dari berbagai sumber)

PENYULUHAN PETERNAKAN Pengertian Penyuluhan. Disajikan oleh Suharyanto, S.Pt., M.Si (bahan dikompilasikan dari berbagai sumber) PENYULUHAN PETERNAKAN Pengertian Penyuluhan Disajikan oleh Suharyanto, S.Pt., M.Si (bahan dikompilasikan dari berbagai sumber) SISTEM PENYULUHAN Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian merupakan faktor penunjang ekonomi nasional. Program-program pembangunan yang dijalankan pada masa lalu bersifat linier dan cenderung bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Geografi sebagai salah satu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Mengah Atas (SMA). Geografi juga masuk dalam mata pelajaran yang diujikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ORGANISASI IKA RUHANA

PENGEMBANGAN ORGANISASI IKA RUHANA PENGEMBANGAN ORGANISASI IKA RUHANA PERUBAHAN Adalah proses dimana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem (organisasi) Kegiatan baru Perubahan struktur dan fungsi Perubahan nilai dan norma (organisasi)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Teori Adopsi dan Difusi Inovasi Inovasi menurut Rogers (1983) merupakan suatu ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu atau kelompok pengadopsi.

Lebih terperinci

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi

Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Modul ke: Jenis dan Bentuk Perubahan Organisasi Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi pemerintahan maupun badan-badan swasta untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. setiap instansi pemerintahan maupun badan-badan swasta untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Prosedur dan sistem kerja pada umumnya memiliki peranan penting di setiap instansi pemerintahan maupun badan-badan swasta untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. nilai budaya, memberikan manfaat/benefit kepada masyarakat pengelola, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Kemasyarakatan (HKm) Hutan kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan memberdayakan masyarakat (meningkatkan nilai ekonomi, nilai

Lebih terperinci

Pengertian, Unsur, dan Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian

Pengertian, Unsur, dan Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Modul 1 Pengertian, Unsur, dan Tahapan Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Ir. Widodo Dwi Suharyanto Drs. Purwanto P PENDAHULUAN ada modul ini akan dibahas mengenai pengertian, unsur dan tahapan penyusunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Kinerja berasal dari pengertian performance. Performance adalah hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak

Lebih terperinci

DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN

DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN DINAMIKA KELOMPOK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinamika Kelompok merupakan seperangkat konsep yang dapat dipergunakan untuk melukiskan proses-proses kelompok. Konsep dinamika kelompok dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan, dalam upaya mewujudkan tujuan tersebut diperlukan upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Lebih terperinci

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH

PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH PENGELOLAAN ANGGARAN SEKOLAH Inovasi yang saat ini tumbuh menitikberatkan pada aspek kurikulum dan administrasi pendidikan. Hal tersebut merupakan bagian dari praktek dan teori keuangan, termasuk penganggaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambah, daya saing, dan ekspor serta (4) meningkatkan kesejahteraan petani (RKT

BAB I PENDAHULUAN. tambah, daya saing, dan ekspor serta (4) meningkatkan kesejahteraan petani (RKT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian menjadi sangat penting bagi Indonesia, karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia memanfaatkan sumberdaya yang ada di sektor pertanian. Sektor

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keterampilan intelektual. Karena itu pengorganisasian materi pembelajaran BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Intelektual Dalam proses belajar mengajar yang menekankan konstruksi pengetahuan, kegiatan utama yang berlangsung adalah berpikir atau mengembangkan keterampilan intelektual.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah suatu jenis kegiatan produksi yang berlandaskan pada proses pertumbuhan dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pertanian dalam arti sempit dinamakan pertanian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus untuk mendorong terjadinya perubahan yang

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas Dalam penelitian kualitatif, analisis data

Lebih terperinci

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk BENTUK BENTUK PENDEKATAN DAN PARTISIPASI / PERAN SERTA MASYARAKAT T SERTA PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH MEMAHAMI PERENCANAAN Perencanaan adalah suatu jenis pembuatan keputusan untuk masa depan yang spesifik yang dikehendaki oleh manajer bagi organisasi mereka Perencanaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan

PENDAHULUAN. dalam pola dan struktur produksi terhadap perubahan yang terjadi serta berperan PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka membangun pertanian tangguh para pelaku pembangunan pertanian perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan segala sumber daya secara optimal, mengatasi segala hambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya, organisasi biasanya berusaha meningkatkan produktifitas, kemampuan berinovasi, dan kemampuan

Lebih terperinci

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

IKLIM ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 IKLIM ORGANISASI Sebuah mesin memiliki batas kapasitas yang tidak dapat dilampaui berapapun besaran jumlah energi yang diberikan pada alat itu. Mesin hanya dapat menghasilkan produk dalam batas yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan menuju tahap industrialisasi menuntut bangsa Indonesia agar mampu melaksanakan pembangunan dalam semua aspek industri secara kuat, banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta keluarganya yang hidup di pedesaan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070

Lebih terperinci

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Modul ke: Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Media massa berlaku sebagai agen pembawa perubahan sosial

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

TEMANGGUNG (25/11/2015)

TEMANGGUNG (25/11/2015) 2015/11/25 13:42 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PENYEBARLUASAN INOVASI TEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI METODE DEMONSTRASI CARA/HASIL TEMANGGUNG (25/11/2015) www.pusluh.kkp.go.id Salah satu

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah kualitas sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila digunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kepemimpinan kelompok merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi anggota kelompoknya, sehingga anggota kelompoknya bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Alur Pikir Proses Penelitian Kerangka berpikir dan proses penelitian ini, dimulai dengan tinjauan terhadap kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan termasuk pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Paradigma Adopsi Inovasi Paradigma lama kebijakan pembangunan selama ini mengalami distorsi terhadap pluralitas bangsa dengan melakukan perencanaan program

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Perubahan Sosial Perubahan sosial dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem sosial. Lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI Oleh: Muslikhah Dwihartanti Abstrak Lahirnya sebuah organisasi selalu didukung oleh tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu manusia, kerjasama, dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan khususnya program magister atau pascasarjana di Indonesia tidak meningkat secara signifikan. Pada tahun 2011 jumlah mahasiswa pascasarjana Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pertanian di Indonesia adalah untuk: (1) Menjamin berlangsungnya hidup masyarakat baik yang hidup disektor pertanian melalui peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

Manajemen Kesehatan. Ada beberapa langkah perencanaan aktivitas kesehatan, yaitu: 1. Melihat situasi

Manajemen Kesehatan. Ada beberapa langkah perencanaan aktivitas kesehatan, yaitu: 1. Melihat situasi Manajemen Kesehatan Manajamen Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan (Heath care) adalah sebuah kumpulan langkah-langkah, barang dan layanan yang dirancang untuk mempromosikan kesehatan, termasuk intervensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian, Fungsi, dan Klasifikasi Anggaran Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Terbentuknya persepsi positif pekerja terhadap organisasi, secara teoritis merupakan determinan penting terbentuknya motivasi kerja yang tinggi. Para pekerja adalah manusia

Lebih terperinci

THE IMPLEMENTATION PROCESS

THE IMPLEMENTATION PROCESS CHAPTER ANALYSIS THE IMPLEMENTATION PROCESS Diterjemahkan dari Buku: Investigating Implementation Strategis for www-based Learning Environments Penulis: Omari R. Oliver & Herrington Penerbit: International

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Balai Penyuluh Pertanian (BPP) adalah home base bagi kelompok penyuluh pertanian dan desa binaan yang melakukan kontak langsung dengan petani.balai Penyuluhan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKATE EFEK EFEK AFEKSI EFEK KONASI UMPAN BALIK POSITIF NETRAL NEGATIF 1 KOMUNIKASI SUATU PROSES DI MANA SUATU GAGASAN DIALIHKAN DARI SUMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal. Tujuan utama perusahaan

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian integral dari proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi. Hal ini karena pembangunan pertanian mampu menyediakan bahan pangan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perubahan Sosial Masyarakat tidak dapat dibayangkan dalam suatu keadaan yang tetap dan diam, melainkan suatu proses yang tidak berhenti. Karena di dalam masyarakat akan selalu

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Tinjauan Umum Peranan Manajer Proyek dalam industri jasa konstruksi adalah sangat penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan

Lebih terperinci