DRAFT RANCANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DRAFT RANCANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2009"

Transkripsi

1 DRAFT RANCANGAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2010

2 KATA PENGANTAR Berdasarkan Impres Nomor 7 Tahun 1999, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2009 dengan merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 988/Menkes/PER/XI/2006 tanggal 24 November 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Departemen Kesehatan RI. Secara intern acuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini menggunakan Rencana Stratejik Departemen Kesehatan tahun , dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ) Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2009 melibatkan berbagai pihak terkait yang melibatkan para Direktorat dan Sekretariat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2009 ini adalah: 1) Sebagai laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun 2009; 2) Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2009; 3) Sebagai bahan masukan perencanaan kegiatan tahun mendatang. Perkenaan pada kesempatan ini, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berperan aktif dan memberikan masukan serta kontribusi positif dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini. Jakarta, 2009 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dra. Kustantinah, Apt, M. AppSc NIP

3 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 dibangun dan dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya pelaksanaan kebijakan dan program yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah juga berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh Direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, dukungan tersebut merupakan pendorong utama dalam penyusunan LAKIP. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah disiapkan, disusun dan disampaikan oleh setiap unit eselon II dimana Ditjen Binfar dan Alkes mempunyai lima unit eselon II salah satunya adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang bertugas sebagai penunjang teknis, memberikan pelayanan baik teknis maupun administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang diuraikan dalam rencana strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan secara tertulis, periodik dan melembaga. Sebagai Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berkewajiban menjabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara periodik untuk mengkonsumsi capaian kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada setiap akhir tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai kepada Menteri Kesehatan. Program obat dan perbekalan kesehatan untuk menjamin obat yang memenuhi persyaratan yang aman, bermutu dan bermanfaat harus

4 tersedia secara merata serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut telah dikembangkan standar komoditi yang mencakup standar keamanan, khasiat dan mutu, serta pemantauannya. Selain pembuatan obat yang baik dipandang penting dimasa depan fungsi pengawasan terhadap obat dan alat kesehatan dapat lebih meningkatkan seperti yang diharapkan. Dalam kaitan ini diharapkan setiap program kegiatan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya nilai-nilai dasar pembangunan kesehatan dan perlu juga dijabarkan lebih lanjut sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur tingkat pencapaian dan dampak yang dihasilkan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya mekanisme pencatatan pemamfaatan sumber daya dalam pelaksanaan seluruh program dan kegiatan secara lebih akurat sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun Mencegah penggunaan dana DIPA (APBN/APBD) untuk kegiatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. 3. Tersedianya pelaporan tentang informasi kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan. C. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 tanggal 18 Juni 2009 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MenKes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pembinaan kefarmasian dan alat kesehatan.

5 Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina penggunaan obat rasional, farmasi komunitas dan klinik, obat publik dan perbekalan kesehatan, serta bina produksi dan distribusi alat kesehatan. 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang bina penggunaan obat rasional, farmasi komunitas dan klinik, obat publik dan perbekalan kesehatan serta bina produksi dan distribusi alat kesehatan. 3. Penyusunan Standard, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang bina penggunaan obat rasional, farmasi komunitas dan klinik, obat publik dan perbekalan kesehatan serta bina produksi dan distribusi alat kesehatan. 4. Perumusan kebijakan dan perizinan yang berkaitan dengan obat dan makanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi 6. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal. Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 439/Menkes/Per/VI/2009 tanggal 18 Juni 2009 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/MenKes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI adalah sebagai berikut : 1. Sekretariat Direktorat Jenderal 2. Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional 3. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik 4. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 5. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan.

6 D. SISTEMATIKA Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja adalah sebagai berikut: Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I. Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan penulisan laporan, uraian singkat dan gambaran umum tugas pokok dan fungsi serta sistematika LAKIP Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2009 BAB II. Rencana Stratejik, menjelaskan tentang rencana stratejik dan rencana kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. BAB III. Akuntabilitas Kinerja, diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan dan stratejik pemecahan masalah. BAB IV. Penutup, mengemukakan tujuan secara umum tentang keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun mendatang.

7 Lampiran lampiran : Formulir RS : Rencana Stratejik Formulir RKT : Rencana Kinerja Tahunan Formulir PKK : Pengukuran Kinerja Kegiatan Formulir PPS : Pengukuran Pencapaian Sasaran

8 BAB II PERENCANAAN STRATEJIK A. PERENCANAAN STRATEJIK Perencanaan Stratejik disusun sebagai pedoman bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi selama tahun secara sistematis, terarah dan terpadu. Dalam rencana strategik disusun suatu misi, visi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan sasaran sesuai dengan tupoksi Ditjen Binfar dan Alkes dengan mempertimbangkan kemampuan yang ada. 1. VISI Departemen Kesehatan mempunyai visi Masyarakat yang Mandiri Untuk Hidup Sehat yang mampunyai suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadarai, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari ganguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan salah satu unsur pelaksana tugas penyelenggaraan pembangunan kesehatan mempunyai visi : KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN, DAN PEMERATAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT. 2. MISI Misi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Membuat Rakyat Sehat yang berarti Departemen Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial maupun mental/jiwanya.

9 Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi tersebut Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berupaya menjamin Ketersediaan, Keterjangkauan, Dan Pemerataan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang aman,bermutu dan bermanfaat dengan cara: a. Jaminan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya pemenuhan kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan sesuai dengan jenis dan jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat. b. Jaminan pemetaan obat dan perbekalan lesehatan adalah upaya penyebaran obat dan perbekalan kesehatan secara merata dan berkesinambungan sehingga mudah diperoleh dan terjangkau oleh masyarakat. c. Jaminan mutu obat dan perbekalan kesehatan adalah upaya menjamin khasiat keamanan serta keabsahan obat dan perbekalan kesehatan sejak dari produksi hingga pemanfaatannya. 3. TUJUAN Program ini bertujuan menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetika. 4. SASARAN a. Ketersediaan obat esensial-generik di sarana pelayanan kesehatan menjadi 95 % b. Anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik setara dengan 2 USD/kapita/tahun 5. STRATEJIK ( Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran ) Untuk mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan, maka tahun 2009 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menempuh kebijakan pelaksanaan pengendalian obat dan perbekalan kesehatan yang diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas sarana pelayanan kefarmasian sampai tingkat desa.

10 b. Meningkatkan kualitas sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. c. Meningkatkan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan khususnya di sektor publik yang lengkap jenis, jumlah cukup dan mudah diperoleh setiap saat dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin. d. Melaksanakan perizinan dan rangka perlindungan terhadap penggunaan obat dan perbekalan kesehatan yang tidak memenuhi standar mutu keamanan dan kemanfaatan. e. Menyelenggarakan pelayanan Farmasi yang berkualitas melalui penerapan jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker serta pelaksanaan pendidikan berkelanjutan. f. Menyelenggarakan pembinaan, advokasi dan promosi penggunaan obat rasional g. Meningkatkan pelaksanaan harmonisasi standar bidang kefarmasian dan alat kesehatan dengan standar regional maupun internasional. 6. Nilai-nilai Berdasarkan semangat yang menjiwai Visi dan Misi yang telah dirumuskan, maka nilai-nilai yang diyakini dan ingin dibangun serta diterapkan adalah sebagai berikut : a) BERPIHAK PADA RAKYAT : memahami dan ikut merasakan masalah yang dihadapi dan mau berpartisipasi. b) BERTINDAK CEPAT DAN TEPAT : mengenali harapan masyarakat dan memenuhi janji secara tepat waktu, menunjukkan rasa hormat, komitmen, dan mendorong partisipasi karyawan dalam pelayanan masyarakat. c) KERJASAMA TIM : bekerja dalam kebersamaan jauh lebih baik dari pada bekerja sendiri-sendiri.

11 d) INTEGRITAS YANG TINGGI : bekerja dengan ketulusan hati, kejujuran, berkepribadian yang teguh dan bermoral tinggi. e) TRANSPARAN DAN AKUNTABILITAS : melaksanakan tugas secara transparan dan hasil kerja dapat dipertanggung-jawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada publik. 7. Indikator Kinerja Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan program, perlu ditetapkan indikator agar dapat diukur tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaiannya Indikator kinerja Utama Program Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah sebagai berikut : 1) Ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan Kesehatan 95 % 2) Anggaran obat esensial generik di sektor publik setara dengan 2 USD/kapita/tahun. Indikator Kinerja Kegiatan 3) Penggunaan obat generik di puskesmas 100 % 4) Ketersediaan obat esensial dan generik di puskesmas...% 5) Penggunaan obat esensial di puskesmas 100 % 6) Produk alkes dan PKRT beredar yang tidak memenuhi syarat...% 8. PROGRAM Berdasarkan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran maka Disusunlah Program kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk kurun waktu program ini meliputi: 1) Peningkatan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan antara lain : a. Menyusun menerapkan dan memutakhirkan kebijakan peningkatan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan;

12 b. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam manajemen suplai dan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan sektor publik di pelayanan kesehatan dasar; c. Menjamin akses terhadap obat esensial sebagai hak asasi manusia; d. Mengintegrasikan obat tradisional/komplementer dan alternatif yang memenuhi persyaratan, ke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional; e. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat tradisional/komplementer dan alternatif; f. Meningkatkan pemerataan obat esensial termasuk obat-obat untuk HIV/AIDS, malaria, TBC, penyakit anak dan penyakit tidak menular; g. Meningkatkan dana publik untuk obat sejalan dengan mekanisme sadar biaya (cost containment mechanism); h. Meningkatkan harga obat; i. Menyusun kebijakan harga obat dan informasi perubahan harga obat; j. Memfasilitasi dan memantau pelaksanaan kebijakan obat generik ; k. Mendorong pengembangan produksi dalam negeri; l. Meningkatkan cara pengadaan obat yang baik (Good procurement practices) dan efisiensi pengadaan obat; m. Menjamin ketersediaan dan mencegah penyalahgunaan narkotik dan psikotropik; n. Melaksanakan dan memonitor regulasi di bidang obat dan perbekalan kesehatan secara efektif; o. Meningkatkan sistem manajemen dan pertukaran informasi di bidang obat dan perbekalan kesehatan. 2) Menjamin Obat dan Perbekalan kesehatan memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. a. Menyusun dan menerapkan dan memutahirkan kebijakan peningkatan mutu keamanan dan kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan.

13 b. Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan memepertimbangkan kesepakatan internasional regional dan bilateral c. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dalam bidang produksi dan distribusi obat dan perbekalan kesehatan. d. Meningkatkan sistem jaminan mutu di bidang obat dan perbekalan kesehatan. e. Melaksanakan post-marketing surveillance mengenai keamanan obat dan perbekalan. f. Memantau dan mencegah peredaran obat-obat substandar dan obat palsu. g. Memonitor dan meningkatkan harmonisasi regulasi serta mengembangkan networking dalam peningkatan mutu, keamanan dan kemanfaatan obat dan perbekalan kesehatan. 3) Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit a. Menyusun, menerapkan dan memutakhirkan kebijakan peningkatan mutu, keamanan dan kemamfaatan obat dan perbekalan kesehatan. b. Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan mempertimbangkan kesepakatan internasional regional dan bilateral. c. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia kefarmasian melalui jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker. d. Menjamin akses terhadap obat esensial sebagai hak asasi manusia. e. Menerapkan etik profesi dan implementasi praktik antikorupsi dalam sektor kefarmasian. f. Mengintegrasikan obat tradisional/ komplementer dan alternatif yang memenuhi syarat ke dalam pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit. g. Menyusun dan memperbaharui norma, standar dan pedoman pelayanan kefarmasian dan komunitas dan rumah sakit.

14 h. Melaksanakan dan memonitor regulasi di bidang pelayanan kefarmasian secara efektif i. Meningkatkan sistem manajemen dan pertukaran informasi. j. Memonitor dan meningkatkan harmonisasi regulasi, serta mengembangkan networking dalam pelayanan kefarmasian komunitas dan rumah sakit. k. Menyelenggarakan pelatihan tentang pelayanan kefarmasian komunitasi dan rumah sakit. 4). Peningkatan kerasionalan penggunaan obat dan perbekalan Kesehatan. a. Menyusun menerapkan dan memutakhirkan kebijakan kerasionalan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan. b. Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan mempertimbangkan kesepakatan internasional,regional dan bilateral. c. Melakukan advokasi kerasionalan penggunaan obat oleh profesi kesehatan dan konsumen. d. menyusun dan mendesiminasikan daftar obat esensial,pedoman klinis dan formularium. e. Menyebarluaskan informasi obat independent dan dapat dipercaya. f. Mendorong promosi obat yang yang bertanggung jawab dan etis kepada profesi kesehatan dan konsumen. g. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan konsumen. h. Membentuk komite obat terapi di institusi kesehatan tingkat nasional maupun ditingkat daerah. i. Menyusun pedoman pencegahan resistensi antibiotika. j. Meningkatkan kerasionalan penggunaan obat melalui pendekatan strategi cost-effektif.

15 B. RENCANA KINERJA 1. Program pokok a. Program peningkatan kerasionalan penggunaan obat dan perbekalan kesehatan. Kegiatan yang termasuk program ini adalah: 1). Administrasi Kegiatan 2). Penyusunan Formularium Spesialistik THT 3). Revisi Buku Pedoman SAS No A/MENKES/SK/XI/2002 di Jawa Barat 4). Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data dan Statistik 5). Penyusunan Laporan Tahunan 6). Penyusunan Laporan Akuntabilitas 7). Rapat Konsultasi Teknis (Makasar) dengan Peserta Propinsi 8). Rapat Koordinasi Kerja Staff Direktorat Bina POR 9). Penyusunan Laporan Administrasi dan Keuangan 10). Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 11). Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan 12). Penggerakan POR di Sulawesi Utara 13). Penggerakan POR di wilayah Tengah 14). Penggerakan POR di wilayah Barat 15). Pengembangan Koordinasi dengan Tim Penggerak Sulawesi Utara 16). Pengembangan Koordinasi Wilayah Tengah 17). Pengembangan Koordinasi dengan Tim Penggerak di Sumatera Selatan 18). Harmonisasi Hasil Pertemuan kondisi dalam negeri 19). Pengadaan Alat Pengolah Data 20). Profil (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Timur 21). Profil (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Tengah 22). (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Barat 23). Peningkatan Kerjasama Tim 24). Peningkatan Pengetahuan pada Masyarakat tentang POR (Jawa Barat)

16 25). Peningkatan Pengetahuan pada Masyarakat tentang POR (Menado) 26). Peningkatan Pengelolaan SAI dan SABN Semester I dan II 27). Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Timur 28). Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Tengah 29). Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Barat 30). Dukungan Narasumber untuk Promosi POR di 14 Propinsi Terpilih 31). Penyusunan Rencana Program dan Evaluasi Hasil Rencana Program 32). Evaluasi Implementasi DOEN di Pelayanan Kesehatan 33). Penyebaran Informasi Obat Generik Kepada Masyarakat 34). Intensifikasi Teknis Implementasi Pedoman Pengobatan Dasar di PKD 35). Intensifikasi Pemberdayaan SDM Nakes untuk Peningkatan POR melalui Metode Pemberdayaan Masyarakat 36). Dukungan Review Obat dalam DOEN oleh Komnas Revisi dan Penyusunan DOEN 37). Teknis Penerapan DOEN dalam rangka Peningkatan POR 38). Bimbingan Teknis Special Access Shceme pada 18 RS Pendidikan b. Program peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit. Kegiatan yang termasuk program ini adalah: 1). Administrasi Kegiatan 2). Penyusunan Buku Informasi Obat yang Membutuhkan Perhatian Khusus 3). Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit Epilepsi 4). Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kefarmasian tentang Vaksin dan Imunisasi

17 5). Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kefarmasian untuk Penyakit Kanker 6). Pengadaan Bahan Pustaka sebagai Sarana Penunjang Pilot Project di Rumah Sakit 7). Koordinasi Lintas Sektor dalam Pelaksanaan Program Pelayanan Kefarmasian Komunitas dan Klinik 8). Penyusunan Rencana Program Kerja Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik tahun ). Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Tahun ). Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Tahun ). Pertemuan Evaluasi Penerapan Pilot Project PIO di RS Tipe C (33 RS) 12). Rapat Konsultasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik 13). Pertemuan Penyusunan Pedoman dan Tata Cara Sertifikasi Tenaga Kefarmasian 14). Pertemuan Penyusunan Juklak/Juknis Pekerjaan Kefarmasian Bidang Komunitas dan Rumah Sakit 15). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Apotek Kalimantan Barat 16). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Apotek Riau 17). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di APotek di NTB 18). Fasilitasi Pembahasan Pola Baru Praktik Kerja Profesi Apoteker 19). Sosialisasi dan Advokasi Pharmaceutical Care Untuk Rumah Sakit Swasta Tertentu 20). Pertemuan Pembentukan Pusat Pelayanan Kefarmasian Penyakit Tertentu 21). Perjalanan Internasional dalam rangka Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian Farmasi Komunitas dan Klinik

18 22). RTD Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Apotek 23). RTD Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Keperawatan 24). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Perawatan di Jawa Timur 25). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Perawatan di Sulawesi Selatan 26). Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Perawatan di Jawa Barat 27). Pilot Project PIO RS Tipe B 28). Pengembangan Software Pelayanan Informasi Obat 29). Pengadaan Komputer sebagai Alat Pengolah Data 30). Penyusunan Pedoman Untuk Pasien Pediatri 31). Penyusunan Pedoman Pencampuran Obat Suntik 32). Penyusunan Pedoman Pengelolaan Bahan Sitostatika dan Bahan Berbahaya Lainnya 33). Penyusunan Pedoman Pemantauan Terapi Obat 34). Penyusunan Pedoman Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik 35). Pencetakan Buku 36). Monitoring Pelayanan Farmasi Komunitas dan Klinik 37). Monitoring Evaluasi Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Perawatan 38). Monitoring Evaluasi Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian oleh Apoteker di Apotek 39). Peningkatan Ketrampilan Inter dan Intra Personal Karyawan Direktorat Bina Farkomnik 40). Penyusunan Media KIE Peran Apoteker di RS, Apotek dan Puskesmas 41). Penyusunan RKAKL dan DIPA Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Tahun 2010

19 c. Program peningkatan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan. Kegiatan yang termasuk dalam program ini adalah: 1). Administrasi Umum Satuan Kerja 2). Penyusunan Hasil Pendataan dan Penataan Obat Buffer Stock Pusat 3). Pembuatan Software RKO di Provinsi Jawa Barat 4). Pembuatan Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi DKI Jakarta 5). Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 6). Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 7). Evaluasi Pengadaan Obat Buffer Stock Pusat 8). Rapat Konsultasi Teknis 9). Peningkatan Pelayanan Kefarmasian di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 10). Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia di Luar Negeri 11). Pembekalan Petugas Pengelola Obat di daerah Perbatasan 12). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Banten 13). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Sumatera Selatan 14). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara 15). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Maluku 16). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan 17). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi DI Yogyakarta 18). Sosialisasi Software Ketersediaan Obat Provinsi dan Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan 19). Bimbingan Teknis Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Kab/Kota

20 20). Perencanaan Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Perencanaan Obat Terpadu di Provinsi Kalimantan Selatan 21). Perencanaan Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Perencanaan Obat Terpadu di Provinsi Kalimantan Timur 22). Perencanaan Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Perencanaan Obat Terpadu di Provinsi Bangka Belitung 23). Perencanaan Pengadaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Berdasarkan Perencanaan Obat Terpadu di Provinsi Sumatera Barat 24). Monitoring Ketersediaan dan Harga Obat 25). Penyusunan Profil Pengelolaan Obat di Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur 26). Penyusunan Blue Print Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan 27). Penyusunan Rencana dan Evaluasi Program 28). Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat di Yogyakarta dan Pengolahan Data di Provinsi Jawa Barat 29). Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat Program Kesehatan di Provinsi Jawa Barat 30). Penyusunan Pedoman Pengelolaan Vaksin di Provinsi Jawa Barat 31). Penyusunan Pedoman Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi Haji di Provinsi Jawa Barat 32). Advokasi Pengelolaan Obat Terpadu di Provinsi Sulawesi Utara 33). Advokasi Pengelolaan Obat Terpadu di Provinsi Nusa Tenggara Timur 34). Pengadaan Alat Pengolahan Data 35). Operasional Instalasi Farmasi Nasional

21 d. Program menjamin obat dan perbekalan kesehatan memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan. Kegiatan yang termasuk ke dalam program ini adalah: 1). Administrasi Kegiatan 2). Penyusunan Standar Prosedur Binwasdal Alat Kesehatan 3). Penyusunan Revisi Pedoman Periklanan Alat Kesehatan PKRT 4). Penyusunan Pedoman Teknis Penilaian Alat Kesehatan 5). Revisi Pedoman Pelaksanaan Sampling Alat Kesehatan dan PKRT 6). Pelaksanaan Post Market Surveillance Alat Kesehatan dan PKRT di Lapangan 7). Penyusunan Rancangan Standard Nasional Indonesia Alat Kesehatan PKRT 8). Penyusunan Daftar Usulan Kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Tahun ). Sosialisasi Pada Industri Alat Kesehatan dalam rangka Pelaksanaan Harmonisasi ASEAN 10). Sosialisasi Pada Industri Alat Kesehatan dalam NSW 11). Rapat Konsultasi Teknis Direktorat Bina Prodis Alkes 12). Pembahasan Perkembangan IPTEK dalam rangka binwasdal Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga 13). Penerapan Harmonisasi Peraturan Alat Kesehatan pada tingkat ASEAN dalam Mengantisipasi AFTA 14). Persiapan Penerapan ISO 9001 pada Pelayanan Perizinan Alat Kesehatan PKRT 15). Kajian Bahan Aktif yang digunakan pada PKRT 16). Pengadaan Alat Pengolahan Data 17). Peningkatan Sistem Pembinaan Alat Kesehatan dalam rangka Antisipasi Globalisasi 18). Peningkatan Kemampuan Industri pada Penerapan CSDT untuk Alat Kesehatan dalam rangka Penerapan Harmonisasi ASEAN 19). Peningkatan Kemampuan SDM Pusat dalam Pelaksanan NSW 20). Peningkatan Kemampuan SDM dalam Penerapan Sertifikasi ISO 13485

22 21). Peningkatan Kemampuan SDM pada Teknologi Alat Kesehatan dalam rangka Pemberian Izin Edar 22). Peningkatan Kemampuan SDM dalam Audit Sarana Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan 23). Peningkatan Kemampuan SDM Pusat dalam Manajemen Pelayanan 24). Monitoring dalam rangka Pembinaan Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan dan PKRT 25). Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT dalam rangka Pemberian Izin Edar 26). Evaluasi dan Monitoring Kegiatan Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan 27). Analisa dan Evaluasi Kemampuan Industri Alat Kesehatan dalam rangka Harmonisasi Alat Kesehatan 28). Evaluasi Penyusunan Pengkodean HS Alat Kesehatan dalam rangka NSW 29). Inventarisasi dan Evaluasi Data Perizinan 30). Evaluasi dan Pembahasan Peredaran Iklan Produk Alat Kesehatan dan PKRT dalam rangka Binwasdal 31). Evaluasi Perijinan Ekspor dan Impor Alat Kesehatan dan PKRT 2. Program Penunjang Teknis Kefarmasian dan Alat Kesehatan Untuk terlaksananya program/kegiatan pokok secara lebih optimal, dan simultan juga dilaksanakan program/kegiatan yang sifatnya sebagai penunjang, baik sebagai penunjang teknis maupun administratif. Kegiatan yang termasuk ke dalam program penunjang ini adalah: 1) Pengembangan SDM Perencanaan 2) Peningkatan Kemampuan di bidang Pengelolaan Data dan Informasi 3) Peningkatan Kemampuan Tenaga Monitoring dan Evaluasi 4) Pembahasan dan Penyusunan Materi Website Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 5) Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tingkat Nasional 6) Pengembangan Rencana Program dan Penganggaran

23 7) Pemantapan Kinerja Program Dekonsentrasi di daerah tahun ) Pembekalan dan Pemantapan Program Perencanaan 9) Review Penerapan Sistem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika dan Sistem Pelaporan Dinamika Obat PBF 10) Monitoring dan Evaluasi Program Obat dan Perbekalan Kesehatan sesuai PP 39/ ) Pertemuan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Tingkat Pusat 12) Rapat Konsultasi Teknis Program Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 13) Penyusunan Bahan Raker DPR dan Pidato Presiden 14) Rapat Koordinasi dala rangka penyusunan Rancangan Dasar Ditjen Binfar dan Alkes 15) Operasional dan Pemeliharaan Jaringan Internet 16) Pengumpulan Data dan Informasi Bidang Kesehatan dan Alat Kesehatan 17) Penyusunan Program dan Rencana Kerja Setditjen Binfar dan Alkes 18) Koordinasi Lintas Sektor dalam Penyusunan Program dan Penganggaran 19) Updating Kodifikasi Obat dan Kefarmasian 20) Penyelenggaraan Kesehatan Haji 21) Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 22) Pelaksanaan Kegiatan National Single Window (NSW) 23) Pembinaan Sistem Tata Persuratan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 24) Penataan Berkas dan Sistem Kearsipan Dinamis Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 25) Pengepakan/Pengiriman/Pengangkutan Barang 26) Implementasi Pembinaan Aplikasi Software Gaji Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 27) Pemutakhiran Data Gaji Pegawai Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

24 28) Pembinaan Sistem Pelaporan Barang Milik Negara (BMN) bersumber APBN 29) Penyusunan Rencana Kebutuhan Pengadaan Barang Milik Negara (BMN) untuk Tahun ) Rekonsiliasi Pelaporan Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan bersumber APBN di Propinsi dan Kabupaten/Kota 31) Penyusunan Laporan Barang Milik Negara (BMN) Bersumber APBN 32) Daftar Urut Kepangkatan (DUK) bagi PNS di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 33) Penyusunan Formasi Pegawai Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 34) Koordinasi Lintas Sektor dalam Bidang Kepegawaian, BMN dan Administrasi Umum 35) Pembahasan dan Penilaian Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker 36) Pembinaan Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker di Kabupaten/Kota 37) Peningkatan Kompetensi Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker 38) Penyusunan Pemutakhiran Data Kepegawaian di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 39) Pemetaan Tenaga Kefarmasian 40) Percepatan Penyelesaian Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMK) Bagi PNS 41) Pelantikan/Pengambilan Sumpah Jabatan 42) Peningkatan Kompetensi/Kapasitas Pegawai Ditjen Binfar dan Alkes 43) Pakaian Dinas Pegawai 44) Perewatan gedung/ruang Kantor 45) Perlenkapan Kantor Sehari-hari 46) Perawatan kendaraan bermotor roda 4/6/10 47) Perawatan kendaraan bermotor roda 2 48) Langganan daya dan jasa 49) Cetakan kop surat, amplop

25 50) Evaluasi pengadaan barang dan jasa 51) Pengadaan Alat Pengolah Data 52) Peatihan Manajemen Peningkatan SDM di bidang Kesekretariatan Ditjen Binfar dan Alkes 53) Pembayaran Gaji/Lembur/Tunjangan Pegawai 54) Pengadaan Vaksin Reguler 55) Pengadaan Obat-obatan Bufferstock 56) Honor Tim 57) Administrasi Kegiatan 58) Penanggulangan Bencana 59) Penyusunan penghimpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Keuangan 60) Penyusunan Buku Laporan Realisasi Anggaran 61) Penyusunan Buku Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca Tk Eselon I 62) Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan (RPK) 63) Penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran 64) Penyusunan Standar Biaya Umum/Khusus 65) Penyusunan Pembukuan dan Verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan Semester I dan II 66) Pengembangan SDM Bidang Keuangan 67) Peningkatan Kemampuan SDM Program NHA 68) Pengumpulan Data Program NHA 69) Teknical Assisten Program NHA 70) Pembinaan Perbendaharaan dalam rangka Peningkatan SDM 71) Bimbingan Teknis Pengelolaan Keuangan 72) Pemantapan Software Monitoring Pertanggungjawaban Anggaran 73) Penyusunan bahan Nota Keuangan 74) Pembinaan dan Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan (LHP) 75) Rekonsiliasi Data Temuan Hasil Pemeriksaan Itjen/PBKP/BAPEKA 76) Pembinaan sistem Akuntasi Pemerintahan dalam rangka Peningkatan SDM 77) Pengolahan Data Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) Semester I dan II

26 78) Rekonsiliasi Data Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) Semester I dan II 79) Technical Assistence Sistem Akuntansi 80) Pemataan Data SAP 81) Evaluasi Pengadaan Barang dan Jasa 82) Rekonsiliasi Data Perhitungan Anggaran (PA) Semester I dan II 83) Tindak Lanjut hasil Pembukuan dan Verifikasi Pertanggungjawaban Keuangan 84) Penyusunan Harga Perhitungan Sendiri 85) Penyusunan dan Pembahasan Target PNBP 86) Rekonsiliasi PNBP 87) Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan 88) Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) 89) Pemantauan Data dan Analisa Anggaran 90) Evaluasi Pelaksanaan Anggaran 91) Konsinyasi Penyusunan laporan Tentang Perijinan PBF, Industri Farmasi, IOT, Kosmetika, Prekursor 92) Koordinasi Lintas Sektor Antar Departemen, Unit Utama dan Daerah tentang Satgas Prekursor 93) Review Inventaris Permenkes tentang Perubahan Prekursor 94) Pembahasan RPP dan Kepmenkes tentang Pekerjaan Kefarmasian 95) Pembahasan Review/Inventaris Kepmenkes tentang Obat Psikotropika 96) Pemantauan Penanganan Kasus Hukum, Pengaduan Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 97) Pembahasan Interdep dan Antardep tentang Naskah Akademik RUU Obat 98) Pembahasan Lanjutan Revisi RUU tentang Kesehatan 99) Pembahasan Revisi RUU tentang Psikotropika 100) Pengembangan SDM di bidang Hukum 101) Pemantauan/Monitoring/Evaluasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan 102) Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan

27 103) Penyusunan LAKIP Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 104) Advokasi Pelaksanaan Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan 105) Pertemuan pembahasan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) Urusan Pemerintahan Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan 106) Penyusunan Pedoman Tata Hubungan Kerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 107) Penyempurnaan Organisasi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 108) Penyusunan Penetapan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 109) Koordinasi Lintas Sektor Antar Unit dan Daerah (Sebagai Narasumber) dan mengikuti Rapat Koordinasi Antar Departemen tentang Organisasi 110) Pelaksanaan Penilaian Unit Pelayanan Percotohan di Lingkungan Departemen Kesehatan (Pusat dan Daerah) 111) Penyusunan Substansi Materi Promosi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 112) Penyusunan Buletin INFARKES Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2009) 113) Press Tour Mengikuti Kunjungan Kerja Menteri Kesehatan/Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2009) 114) Pameran Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (2009) 115) Penyusunan Suplemen Farmakope Edisi Herbal 116) Penyusunan Suplemen Farmakope Indonesia 117) Pelaksanaan Kegiata Dekonsentrasi 118) Rapat Kerja Pejabat 119) Rapat Koordinasi kerja Ditjen Binfar dan Akes 120) Perjalanan Internasional dalam rangka pelaksanaan program kefarmasian dan alat kesehatan

28 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2009 Formulir RKT Instansi/Unit Organisasi : Ditj en Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Peningkatan Ketersediaan, 1. Ketersediaan obat esensial generik A. Peningkatan Kerasionalan penggunaan obat dan pemerataan dan keterjangkauan di sarana pelayanan kesehatan 95% perbekalan kesehatan harga obat dan perbekalan kesehatan 2. Anggaran obat esensial generik di 1 Administrasi Kegiatan Input : sektor publik setara dengan 2 USD/ Dana Rp 109,740, Menjamin obat dan perbekalan kapita/tahun kesehatan memenuhi Persyaratan mutu, keamanan dan 3. Penggunaan obat generik di kemanfaatan puskesmas 100% 2 Penyusunan Formularium Spealistik THT Input : 3. Peningkatan mutu pelayanan 4. Ketersediaan obat esensial dan Dana Rp 374,265,000 farmasi komunitas dan f armasi generik di puskesmas 85% rumah sakit 5. Penggunaan obat esensial di 4. Peningkatan kerasionalan puskesmas 90% penggunaan obat dan perbekalan 3 Revisi Buku Pedoman SAS No A/MENKES/SK/XI /2002 di Input : kesehatan 6. Produk alkes dan PKRT yang beredar Jawa Barat Dana Rp 222,000, Program Penunjang Teknis pelayanan kef armasian dan alat kesehatan tidak memenuhi syarat 10% Indikator tambahan: 1. Anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik minimal Rp. 5000/ 4 Penyusunan/Pengumpulan/Pengolahan/Updating/Analisa Data dan Input : kapita/tahun Statistik Dana Rp 224,060, Meningkatnya penggunaan obat rasional 3. Jumlah tenaga yang dilatih dalam 5 Penyusunan Laporan Tahunan Input : penggunaan obat rasional Dana Rp 34,990,000 1 Form RKT

29 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Meningkatnya jumlah tenaga f armasi 6 Penyusunan Laporan Akuntabilitas Input : yang dilatih untuk menghasilkan Dana Rp 34,990,000 pelayanan f armasi komunitas dan farmasi klinik yang bermutu 5. Jumlah Apotek, Puskesmas dan Rumah Sakit yang menjalankan 7 Rapat Konsultasi Teknis (Makasar) dengan Peserta Propinsi Input : pelayanan f armasi sesuai dengan Dana Rp 575,450,000 Good Pharmacy Practice (GPP) 6. Terlaksananya sosialisasi kebijakan harga obat generik 8 Rapat Koordinasi Kerja Staf f Direktorat Bina POR Input : 7. Jumlah Instalasi Farmasi di Kab/Kota Dana Rp 91,000,000 yang belum memenuhi syarat < 25% 9 Penyusunan Laporan Administrasi dan Keuangan Input : Dana Rp 83,386, Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Input : Dana Rp 122,290, Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Perlengkapan Input : Dana Rp 25,300, Penggerakan POR di Sulawesi Utara Input : Dana Rp 156,464,000 2 Form RKT

30 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Penggerakan POR di W ilayah Tengah Input : Dana Rp 447,710, Penggerakan POR di W ilayah Barat Input : Dana Rp 251,816, Pengembangan Koordinasi dengan Tim Penggerak Sulawesi Utara Input : Dana Rp 105,100, Pengembangan Koordinasi W ilayah Tengah Input : Dana Rp 33,490, Pengembangan Koordinasi dengan Tim Penggerak di Sumatera Input : Selatan Dana Rp 78,662, Harmonisasi Hasil Pertemuan dengan kondisi dalam negeri Inputs: Dana Rp 151,780, Pengadaan Alat Pengolah Data Input : Dana Rp 146,410,000 3 Form RKT

31 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Profil (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Timur Input : Dana Rp 216,900, Profil (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Tengah Input : Dana Rp 197,310, Profil (OE, OG, dan Antibiotik) di Regional Barat Input : Dana Rp 151,065, Peningkatan Kerjasama Tim Input : Dana Rp 192,100, Peningkatan Pengetahuan Pada Masyarakat tentang POR Input : (Jawa Barat) Dana Rp 92,200, Peningkatan Pengetahuan Pada Masyarakat Tentang POR (Menado) Input : Dana Rp 133,005, Peningkatan Pengelolaan SAI dan SABN Semester I dan II Input : Dana Rp 92,280,000 4 Form RKT

32 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Timur Input : Dana Rp 95,466, Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Tengah Input : Dana Rp 281,700, Supervisi dan Pelaksanaan Penggerakan POR di wilayah Barat Input : Dana Rp 65,024, Dukungan Narasumber Untuk Promosi POR di 14 Propinsi Terpilih Input : Dana Rp 149,400, Penyusunan Rencana Program dan Evaluasi Hasil Rencana Program Input : Dana Rp 43,280, Evaluasi Implementasi DOEN di Pelayanan Kesehatan Input : Dana Rp 176,450, Penyebaran Informasi Obat Generik kepada Masyarakat Input : Dana Rp 178,050,000 5 Form RKT

33 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Intensifikasi Teknis Implementasi Pedoman Pengobatan Dasar di Input : PKD Dana Rp 173,304, Intensifikasi Pemberdayaan SDM Nakes untuk Peningkatan POR Input : melalui Metode Pemberdayaan Masyarakat Dana Rp 487,420, Dukungan Review Obat dalam DOEN oleh Komnas Revisi dan Input : Penyusunan DOEN Dana Rp 246,050, Teknis Penerapan DOEN dalam rangka peningkatan POR Input : Dana Rp 371,203, Bimbingan Teknis Special Access Scheme pada 18 RS Pendidikan Input : Dana Rp 371,203,000 B Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan Farmasi Rumah Sakit 1 Administrasi Kegiatan Input : Dana Rp 101,730,000 Kegiatan 6 Form RKT

34 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Penyusunan Buku I nformasi Obat yang Membutuhkan Perhatian Input : Khusus Dana Rp 110,500,000 Petemuan Paket/Orang 1/27 Laporan Laporan 1 3 Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kef armasian untuk Penyakit Input : Epilepsi Dana Rp 92,170,000 Pertemuan Paket/Orang 1/25 Laporan Laporan 1 4 Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kef armasian Tentang Vaksin daninput : Imunisasi Dana Rp 92,070,000 Pertemuan Paket/Orang 1/24 Laporan Laporan 1 5 Penyusunan Buku Saku Pelayanan Kef armasian Untuk Penyakit Input : Kanker Dana Rp 92,070,000 Pertemuan Paket/Orang 1/22 Laporan Laporan 1 6 Pengadaan Bahan Pustaka sebagai Sarana Penunjang Pilot Input : Project PIO di Rumah Sakit Dana Rp 207,000,000 Buku Pustaka Paket/Judul 22/3 Laporan Laporan 1 7 Koordinasi Lintas Sektor dalam Pelaksanaan Program Pelayanan Input : Kefarmasian Komunitas dan Klinik Dana Rp 35,400,000 Pertemuan Paket/Orang 1/10 Naskah Naskah 1 7 Form RKT

35 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Penyusunan Rencana Program Kerja Direktorat Bina Farmasi Input : Komunitas dan Klinik tahun 2010 Dana Rp 85,000,000 Pertemuan Paket/Orang 1/30 Naskah Naskah 1 9 Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Direktorat Bina Farmasi Input : Komunitas dan Klinik Tahun 2009 Dana Rp 83,500,000 Pertemuan Paket/Orang 1/25 Laporan Tahunan Eksemplar Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan Direktorat Input : Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Tahun 2009 Dana Rp 83,500,000 Pertemuan Paket/Orang 1/7 LAKIP Eksemplar Pertemuan Evaluasi Penerapan Pilot Project PI O di RS Tipe C Input : (33RS) Dana Rp 279,450,000 Pertemuan Paket/Orang 1/48 Laporan Laporan 1 12 Rapat Konsultasi Teknis Pelaksanaan Kebijakan Direktorat Bina Input : Farmasi Komunitas dan Klinik Dana Rp 554,800,000 Pertemuan Paket/Orang 1/86 Laporan Laporan 1 13 Pertemuan Penyusunan Pedoman dan Tata Cara Sertif ikasi Input :. Tenaga Kef armasian Dana Rp 220,550,000 Pertemuan Paket/Orang 1/46 Laporan Laporan 1 8 Form RKT

36 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Pertemuan Penyusunan Juklak/Juknis Pekerjaan Kef armasian Input : Bidang Komunitas dan Rumah Sakit Dana Rp 239,600,000 Pertemuan Paket/Orang 1/57 Naskah Naskah 1 15 Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian oleh Apoteker di Input : Apotek di Kalimantan Barat Dana Rp 58,800,000 Pertemuan Paket/Orang 1/22 Laporan Laporan 1 16 Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian oleh Apoteker Input : di Apotek di Riau Dana Rp 67,100,000 Pertemuan Paket/Orang 1/24 Laporan Laporan 1 17 Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian oleh Apoteker di Input : Apotek di NTB Dana Rp 68,450,000 Pertemuan Paket/Orang 1/26 Laporan Laporan 1 18 Fasilitasi Pembahasan Pola Baru Praktik Kerja Prof esi Apoteker Input : Dana Rp 289,650,000 Pertemuan Paket/Orang 1/48 Laporan Laporan 1 Rekomendasi Naskah 1 19 Sosialisasi dan Advokasi Pharmaceutical Care Untuk Rumah Sakit Input : Swasta Tertentu Dana Rp 316,450,000 Pertemuan Paket/Orang 1/58 Provinsi Provinsi 1 Laporan Laporan 1 9 Form RKT

37 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Pertemuan Pembantukan Pusat Pelayanan Kef armasian Penyakit Input : Tertentu Dana Rp 344,300,000 Pertemuan Paket/Orang 1/40 Laporan Laporan 1 21 Perjalanan Internasional Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Input : Kefarmasian Farmasi Komunitas dan Klinik Dana Rp 96,000,000 Pertemuan Paket/Orang 1/21 Provinsi Provinsi 1 Laporan Laporan 1 22 RTD Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian oleh Input : Apoteker di Apotek Dana Rp 127,900,000 Pertemuan Paket/Orang 1/23 Provinsi Provinsi 1 Laporan Laporan 1 23 RTD Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian di Input : Puskesmas Keperawatan Dana Rp 126,700,100 Pertemuan Paket/Orang 1/27 Provinsi Provinsi 1 Laporan Laporan 1 24 Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian di Puskesmas Input : Perawatan di Jawa Timur Dana Rp 64,750,000 Pertemuan Paket/Orang 1/18 Laporan Laporan 1 25 Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian di Puskesmas Input : Perawatan di Sulawesi Selatan Dana Rp 71,400,000 Pertemuan Paket/Orang 1/18 Laporan Laporan 1 10 Form RKT

38 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasian di Puskesmas Input : Perawatan di Jawa Barat Dana Rp 58,800,000 Pertemuan Paket/Orang 1/18 Laporan Laporan 1 27 Pilot Project PIO RS Tipe B Input : Dana Rp 942,200,000 Pertemuan Paket/Orang Laporan Laporan 28 Pengembangan Sof tware Pelayanan Informasi Obat Input : Dana Rp 290,500,000 Pertemuan Paket/Orang 1/23 Item Obat Item Obat 100 Laporan Laporan 1 29 Pengadaan Komputer sebagai Alat Pengolahan Data Input : Dana Rp 220,000,000 Printer Unit 22 Komputer Unit 22 Laporan Laporan 1 30 Penyusunan Pedoman untuk Pasien Pediatri Input : Dana Rp 43,050,000 Pertemuan Paket/Orang 1/10 Laporan Laporan 1 31 Penyusunan Pedoman Pencampuran Obat Suntik Input : Dana Rp 40,550,000 Pertemuan Paket/Orang 1/10 Laporan Laporan 1 11 Form RKT

39 Sasaran Kegiatan Program Rencana Uraian Indikator Rencana tingkat Uraian Indikator Satuan tingkat capaian Keterangan capaian (target) Kinerja (target) Penyusunan Pedoman Pengelolaan Bahan Sitostatika dan Bahan Input : Berbahaya Lainnya Dana Rp 40,700,000 Pertemuan Paket/Orang 1/9 Laporan Laporan 1 33 Penyusunan Pedoman Pemantauan Terapi Obat Input : Dana Rp 53,750,000 Pertemuan Paket/Orang 1/14 Laporan Laporan 1 34 Penyusunan Pedoman Cara Pelayanan Kef armasian Yang Baik Input : Dana Rp 55,650,000 Pertemuan Paket/Orang 1/13 Laporan Laporan 1 35 Pencetakan Buku Input : Dana Rp 220,000,000 Buku Saku Judul/Eks 4/4000 Buku Pedoman Judul/Eks 6/6000 Juklak/Juknis Judul/Eks 1/ Monitoring Pelayanan Farmasi Komunitas dan Klinik Input: Dana Rp 666,150,000 : Kunjungan Paket/Orang 1/9 Provinsi 3 Laporan Laporan 1 37 Monitoring Evaluasi pilot Project Pelaksanaan Pelayanan Kef armasiainput: di Puskesmas Perawatan Dana Rp 40,750,000 : Kunjungan Paket/Orang 1/2 Provinsi 1 Laporan Laporan 1 12 Form RKT

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RANCANGAN REVISI PP 38/2007 DAN NSPK DI LINGKUNGAN DITJEN BINFAR DAN ALKES Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA SEMILOKA REVISI PP38/2007 DAN NSPK : IMPLIKASINYA TERHADAP

Lebih terperinci

Diharapkan Laporan Tahunan ini bermanfaat bagi pengembangan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.

Diharapkan Laporan Tahunan ini bermanfaat bagi pengembangan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT dan atas berkat dan karunianya Buku Laporan Tahunan Pelaksanaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DITJEN BINFAR DAN ALKES KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JL. H.R. RASUNA SAID

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Palu, 31 Maret 2015 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

Lebih terperinci

TATA HUBUNGAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR: TAHUN 2009

TATA HUBUNGAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR: TAHUN 2009 RANCANGAN TATA HUBUNGAN KERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR: TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1575/Menkes/ Per/XI/2005 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006 KEBIJAKAN OBAT NASIONAL (KONAS) Kepmenkes No 189/Menkes/SK/III/2006 Oleh : Drs. Richard Panjaitan, Apt., SKM DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP KETERSEDIAAN, KETERJANGKAUAN DAN PEMERATAAN OBAT ESENSIAL GENERIK

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN RAKONAS PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TH. 2014 ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Denpasar, 3 April 2014 SUSUNAN PRESENTASI I. AMANAT PERUNDANG-UNDANGAN II. PELAKSANAAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kebijakan Peningkatan Pembinaan Produksi dan Distribusi Kefarmasian Rapat Koordinasi Nasional Padang, 16 Maret 2015 Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK YANG DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA

DAFTAR INFORMASI PUBLIK YANG DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA 1 Lakip Pusdatin Tahun 2014 2014 v v Pusat Data Bagian Tata Usaha 2 Laporan Keuangan Tahun 2014 dan 2014 v 3 Ringkasan Isi Laporan Tahunan Pusdatin Tahun 2014 Pejabat/Unit/ Satker yang menguasai DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL (RSUPN) Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO DI APOTEK KIMIA FARMA NO. 50 BOGOR

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 013 i DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu subsistem dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah Subsistem Obat dan Perbekalan Kesehatan, merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya menjamin

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Jakarta, 8 Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL, Dra. Maura Linda Sitanggang Ph.d NIP

Jakarta, 8 Februari 2013 DIREKTUR JENDERAL, Dra. Maura Linda Sitanggang Ph.d NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena atas izin dan rahmat-nya Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2012 dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN

PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN PELAYANAN PUBLIK DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Direktorat Jenderal Binfar dan Alkes Kementerian Kesehatan RI Direktorat Bina Produksi

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014 PROGRAM DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 2014 Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Makassar, 24 April 2014 O U T L I N E Dasar Hukum Struktur Organisasi

Lebih terperinci

Rapat Konsultasi Teknis

Rapat Konsultasi Teknis DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Edisi I Bulan Februari 2009 Informasi kefarmasian dan alat kesehatan Rapat Konsultasi Teknis Program Obat dan Perbekkes Pertemuan Persiapan Pelaksanaan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI APOTEK KIMIA FARMA MENTENG HUIS JALAN CIKINI RAYA NO. 2 JAKARTA PUSAT PERIODE 13 FEBRUARI 22 MARET 2012 LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kepala Dinas mempunyai tugas :

Kepala Dinas mempunyai tugas : Kepala Dinas mempunyai tugas : a. menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas; d. menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan; e. menyelenggarakan urusan pemerintahan

Lebih terperinci

PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PENGUATAN REGULASI KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Dr. Dra. Agusdini Banun S., Apt, MARS SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Contents LANDASAN PENGATURAN ASPEK PENGATURAN TUJUAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-24.-/216 DS634-9258-3394-618 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL DIREKT0RAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ARAH KEBIJAKAN Program peningkatan pelayanan kefarmasian diarahkan untuk

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan Peraturan

Lebih terperinci

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran tahun 2007 dengan realisasinya, mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja. Realisasi

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005

PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 PERBANDINGAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN NOMOR 1575/MENKES/PER/IX/2005 DENGAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BAB X BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI BAGIAN PERTAMA TUGAS DAN FUNGSI Pasal 721 Badan Pembinaan Konstruksi mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN ANGGARAN 2011 TUPOKSI, RENCANA STRATEGIS, KINERJA, PENGUKURAN, EVALUASI, ANALISIS AKUNTABULITAS KINERJA, ASPEK KEUANGAN SERTA KEBERHASILAN, HAMBATAN / MASALAH DAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes

Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes Penguatan Regulasi di Bidang Kefarmasian dan Alkes Dr. Dra. Agusdini Banun S., Apt, MARS SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN PENGUATAN REGULASI DI BIDANG KEFARMASIAN, ALKES DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PROGRAM DAN RENCANA KINERJA KPU KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN ANGGARAN 2016 AKUN PROGRAM KEGIATAN / SUB-SUB KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN 076.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 2.022.409.000

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN 1 Biro Perencanaan dan Data 1. Bagian Program dan Anggaran Menyusun rencana, program, anggaran,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PELAPORAN BIDANG PRODIS KEFARMASIAN DI PROPINSI

PERMASALAHAN PELAPORAN BIDANG PRODIS KEFARMASIAN DI PROPINSI PERMASALAHAN PELAPORAN BIDANG PRODIS KEFARMASIAN DI PROPINSI MAKASAR 24 APRIL 2014 OUTLINE ORGANISASI DINAS INAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA TUPOKSI DAN PROGRAM DASAR HUKUM PROSES PENERBITAN REKOMENDASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

USULAN RENJA KPU KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2016

USULAN RENJA KPU KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2016 USULAN RENJA KPU KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2016 06.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 3355 Pelaksanaan Akuntabilitas Pengelolaan Administrasi Keuangan di Lingkungan Sekretariat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEBIJAKAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN 2015-2019 RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2015 TAHAP

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERIODE

Lebih terperinci