KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan akuntabilitas kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Laporan ini memuat ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan di dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan serta menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai mengenai pencapaian kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan. Laporan akuntabilitas kinerja dapat berperan sebagai alat penilaian kinerja dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi dalam rangka menuju tercapainya tata kelola kepemerintahan yang baik ( good governance). Selain itu laporan akuntabilitas kinerja merupakan salah satu alat kendali sekaligus alat untuk memacu peningkatan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Demikian laporan akuntabilitas kinerja ini disusun agar setiap pemangku kepentingan mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak karena keberhasilan yang diraih atas berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh pegawai. Semoga laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi kinerja serta memberikan umpan balik bagi penyempurnaan dokumen perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. Jakarta, 30 Januari 2015 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, Drs. H. Purwadi, Apt, MM, ME NIP i Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

3 IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan akuntabilitas kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Pada dasarnya laporan ini menginformasikan pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 dan penggambaran pencapaian sasaran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam kurun waktu Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 32/Menkes/SK/I/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan. Sasaran kegiatan tersebut adalah meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan. Indikator pencapaian sasaran pada tahun 2014 yaitu: 1. Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan dengan target sebesar 100%, terealisasi 100% sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 100%. 2. Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi dengan target sebesar 100%, terealisasi 100,64% sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 100,64%. 3. Jumlah rancangan regulasi yang disusun dengan target 20 rancangan regulasi, terealisasi 24 rancangan regulasi sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 120%. Dari indikator pencapaian kinerja tersebut diatas, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah mencapai target yang telah ditetapkan. Pencapaian target tersebut merupakan gambaran kinerja dukungan manjemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam lingkup program kefarmasian dan alat kesehatan. Selama kurun waktu lima tahun perencanaan strategis , target untuk indikator yang telah ditetapkan senantiasa tercapai. Hal ini menunjukan kerja keras seluruh komponen dan pendayagunaan sumberdaya dengan optimal. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan didukung oleh anggaran DIPA tahun 2014 sebesar Rp ,- (enam puluh delapan miliar lima ratus tujuh puluh satu juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Seiring kebijakan pemerintah untuk melaksanakan efisiensi anggaran, alokasi mengalami efisiensi menjadi Rp ,- (enam puluh lima miliar delapan ratus tiga puluh lima juta lima ratus sembilan puluh ii Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

4 satu ribu rupiah). Realisasi anggaran sebesar Rp ,- (lima puluh tujuh miliar lima ratus tujuh puluh tujuh juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu seratus tiga puluh lima rupiah) dengan persentase sebesar 87,46%. Walaupun realisasi anggaran hanya sebesar 87,46% target output secara keseluruhan dapat tercapai. Adanya kebijakan pembatasan penggunaan fasilitas hotel yang mengakibatkan persentase realisasi tidak mencapai 100%, tidak mempengaruhi capaian kinerja sebagaimana target yang ditetapkan karena pimpinan satuan kerja membuat kebijakan yang strategis untuk penyelesaian pencapaian kinerja. Selain itu Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga menerima bantuan hibah Cross Cutting Health Systems Strengthening Interventions Global Fund (CC HSSI-GF) sebesar Rp ,- (delapan miliar delapan ratus tiga puluh empat juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu rupiah). Dalam pencapaian indikator kinerja masih diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Upaya dan prestasi yang telah dicapai oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan selama kurun waktu antara lain: 1. Penerapan pengendalian mutu pada delapan jenis produk pelayanan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengusulan pencairan dana kegiatan, kenaikan gaji berkala (KGB), cuti pegawai, usul kenaikan pangkat reguler pegawai, usul penetapan angka kredit jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker, surat masuk, dan persediaan alat tulis kantor sehingga diperoleh Sertifikat Quality Management System ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh British Standards Institution dengan nomor sertifikat FS masa berlaku 10/07/2013 sampai dengan 09/07/ Peningkatan kualitas tampilan antar muka dan substansi website Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sehingga memperoleh predikat terbaik kedua pada penilaian website di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam rangkaian peringatan Hari Kesehatan Nasional Emas ke-50. Gambar 1 Tampilan antar muka website Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan iii Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

5 3. Perbaikan sistem pengelolaan keuangan sehingga meningkatkan kualitas penggunaan anggaran yang semakin membaik dari tahun ke tahun ditandai dengan indeks plan materiality (PM) 0,000 yang mempunyai kontribusi terhadap capaian WTP. 4. Komitmen pimpinan yang kuat dan koordinasi antar Bagian serta monitoring evaluasi secara periodik sehingga penerapan sistem akuntabilitas kinerja di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan memperoleh nilai pada kategori AA (sangat memuaskan). 5. Peningkatan kenyamanan lingkungan kerja dalam menunjang prestasi kerja individu dan organisasi sehingga memperoleh pemenang pertama dalam lomba keselamatan dan kesehatan kerja kantor Kementerian Kesehatan. iv Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i IKHTISAR EKSEKUTIF...ii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GRAFIK... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 1 D. SISTEMATIKA PENULISAN... 3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 4 A. PERENCANAAN KINERJA... 4 B. PERJANJIAN KINERJA... 7 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 8 A. PENGUKURAN KINERJA... 8 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA... 9 C. KINERJA LAINNYA D. SUMBER DAYA MANUSIA E. REALISASI ANGGARAN BAB IV PENUTUP...33 LAMPIRAN v Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Tampilan antar muka website Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan... iii Gambar 2 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan... 2 Gambar 3 Pertemuan pembinaan perbendaharaan tahun Gambar 4 Pelaksanaan rapat Koordinasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Gambar 5 Pertemuan konsolidasi pusat dan daerah dalam rangka penyusunan laporan keuangan (SAK dan SIMAK BMN) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Gambar 6 Pemutakhiran data kefarmasian dan alat kesehatan Gambar 7 Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan Gambar 8 Pelaksanaan pameran pembangunan kesehatan dalam rangka peringatan hari kesehatan nasional ke Error! Bookmark not defined. Gambar 9 Buletin INFARKES yang terbit tahun vi Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

8 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Indikator kinerja dan target kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan tahun Definisi operasional indikator kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan... 6 Cara perhitungan Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan... 7 Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Tabel 6 Capaian indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun Tabel 7 Perbandingan realisasi indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun Tabel 8 Tabel 9 Perbandingan jumlah anggaran yang diusulkan dengan jumlah dokumen anggaran yang diselesaikan tahun Capaian indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun Tabel 10 Perbandingan realisasi indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun Tabel 11 Perbandingan target dan realisasi output dekonsentrasi tahun Tabel 12 Capaian indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun Tabel 13 Capaian indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun Tabel 14 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jabatan Tabel 15 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut golongan Tabel 16 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut pendidikan Tabel 17 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jenis kelamin Tabel 18 Realisasi anggaran DIPA Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Tabel 19 Kegiatan pendukung indikator pada tahun vii Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Grafik 2 Perbandingan kinerja indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Grafik 3 Perbandingan indikator kinerja persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun Grafik 4 Perbandingan indikator kinerja jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun Grafik 5 Jumlah STRA yang diterbitkan tahun Grafik 6 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jabatan Grafik 7 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut golongan Grafik 8 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut pendidikan Grafik 9 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jenis kelamin viii Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam mencapai tujuan atau sasaran strategis. Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan, dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 32/Menkes/SK/I/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun Laporan akuntabilitas kinerja menggambarkan ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Ikhtisar pencapaian sasaran tersebut menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi, penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja, serta pembandingan capaian indikator kinerja sampai dengan tahun berjalan dengan target kinerja lima tahunan yang direncanakan. Laporan akuntabilitas kinerja ini juga sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik ( good governance), transparansi dan akuntabilitas sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan bentuk pertanggungjawaban yang memuat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana tertuang dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan dan dokumen penetapan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

11 Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis administrasi kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran; b. pengelolaan data dan informasi; c. penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, jabatan fungsional, dan hubungan masyarakat; d. pengelolaan urusan keuangan; e. pelaksanaan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan; dan f. evaluasi dan penyusunan laporan. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan terdiri atas : a. Bagian Program dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, dan anggaran, dan pengelolaan data dan informasi, serta evaluasi dan penyusunan laporan. b. Bagian Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, dan hubungan masyarakat. c. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan keuangan. d. Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, tata persuratan, kearsipan, gaji, rumah tangga, dan perlengkapan. e. Kelompok Jabatan Fungsional. Gambar 2 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

12 Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2014 memiliki sumber daya manusia sejumlah 76 orang pegawai negeri sipil (PNS). D. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan akuntabilitas kinerja ini menginformasikan pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun Pencapaian kinerja ini dibandingkan dengan rencana kinerja tahun 2014 sebagai tolak ukur keberhasilan organisasi. Sistematika penyajian laporan akuntabilitas kinerja adalah sebagai berikut: 1. Ikhtisar Eksekutif. Bagian ini menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan beserta keberhasilan dan kegagalan, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja dan usul pemecahan masalah. 2. BAB I. Pendahuluan. Bagian ini menguraikan latar belakang, maksud dan tujuan, tugas pokok, fungsi dan susunan organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta sistematika penulisan laporan. 3. BAB II. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Bagian ini menguraikan perencanaan kinerja sesuai rencana strategis dan penetapan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun BAB III. Akuntabilitas Kinerja. Bagian ini menguraikan tentang pengukuran kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran dalam pencapaian sasaran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 5. BAB IV. Penutup. Bagian ini menguraikan kesimpulan atas laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 6. Lampiran lampiran. - Formulir Rencana Kinerja Tahunan. - Formulir Pengukuran Kinerja. - Penetapan Kinerja. 3 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

13 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang ditetapkan dalam rencana strategis sebagai pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara sistematis, terarah dan terpadu. 1) VISI Visi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengacu kepada visi Kementerian Kesehatan sesuai rencana strategis Kementerian Kesehatan yaitu Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya mewujudkan visi Kementerian Kesehatan mempunyai visi Berupaya mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas dalam penyediaan obat, penjaminan mutu obat dan alat kesehatan. Dengan demikian, dalam upaya mewujudkan visi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, visi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu Mewujudkan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2) MISI Misi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengacu kepada misi Kementerian Kesehatan sesuai rencana strategis Kementerian Kesehatan , yaitu: a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani. b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. d. Menciptakan tatakelola kepemerintahan yang baik. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya mewujudkan misi Kementerian Kesehatan mempunyai misi: 1. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat esensial. 2. Meningkatkan peran pemerintah daerah dan profesionalisme dalam manajemen logistik obat. 3. Meningkatkan penggunaan obat rasional melalui pelayanan kefarmasian. 4. Menciptakan iklim industri yang kondusif melalui penyusunan regulasi, standar dan pedoman yang dapat mengakomodir pengembangan di bidang farmasi dan makanan. 5. Meningkatkan keamanan, mutu dan manfaat alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga. 4 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

14 Dengan demikian, dalam upaya mewujudkan misi Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, misi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 3) NILAI NILAI Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menganut dan menjunjung nilai-nilai yang telah dirumuskan dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yaitu: a. Pro Rakyat b. Inklusif c. Responsif d. Efektif e. Bersih 4) TUJUAN Tujuan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengacu kepada tujuan Kementerian Kesehatan sesuai rencana strategis Kementerian Kesehatan , yaitu Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam upaya mewujudkan tujuan Kementerian Kesehatan mempunyai tujuan program kefarmasian dan alat kesehatan adalah Meningkatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat. Dengan demikian, dalam upaya mewujudkan tujuan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, tujuan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu Untuk menjadi pusat koordinasi dan fasilitasi bagi keperluan pelaksanaan program dalam mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna. 5) SASARAN Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 32/Menkes/SK/I/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun , Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran 5 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

15 kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah sebagai berikut: Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta target kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Indikator kinerja dan target kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan tahun Indikator Kinerja Target Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan % 85% 90% 95% 100% Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi 60% 70% 80% 90% 100% Jumlah rancangan regulasi yang disusun - 10 rancangan regulasi 13 rancangan regulasi *) indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun ditetapkan pada tahun rancangan regulasi 20 rancangan regulasi Definisi operasional dan cara perhitungan dari indikator tersebut sebagaimana tercantum dalam tabel 2 dan tabel 3. Tabel 2 Definisi operasional indikator kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan Indikator Kinerja Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Jumlah rancangan regulasi yang disusun Definisi Operasional Persentase jumlah dokumen anggaran yang disetujui Direktur Jenderal Anggaran/Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,terhadap jumlah total dokumen anggaran yang diusulkan pada tahun berjalan Alokasi dekonsentrasi yang dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan adalah alokasi dekonsentrasi yang dilaksanakan sesuai rencana dan dicatat dalam aplikasi e-monev Rancangan regulasi adalah draft final regulasi yang penyusunannya diinisiasi oleh Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, serta disampaikan ke Biro Hukum dan Organisasi 6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

16 Tabel 3 Cara perhitungan Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Indikator Kinerja Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan (P) Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi (Q) Jumlah rancangan regulasi yang disusun Definisi Operasional P(%) = Jumlah dokumen anggaran yang disetujui x 100% Jumlah anggaran yang diusulkan Q(%) = Jumlah output dekon yang dilaksanakan dan dilaporkan x 100% Jumlah total output dekon Jumlah rancangan regulasi yang disusun B. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian kinerja yang diwujudkan dalam penetapan kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja atau kesepakatan kinerja atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyusun penetapan kinerja tahun 2014 mengacu pada rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun Target kinerja ini menjadi komitmen bagi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk mencapainya dalam tahun Perjanjian kinerja tahun , sebagaimana tabel 1 pada perencanaan kinerja, sementara perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 sebagaimana diuraikan pada tabel 4. Tabel 4 Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 Sasaran Indikator Kinerja Target 2014 Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan a Persentase dokumen anggaran yang 100% diselesaikan b Persentase dukungan manajemen dan 100% pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi c Jumlah rancangan regulasi yang disusun 20 rancangan regulasi 7 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

17 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan rencana strategis Kementerian Kesehatan Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Hasil pengukuran kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5 dan grafik 1. Tabel 5 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan a b c Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Jumlah rancangan regulasi yang disusun 2014 Realisasi 2014 Capaian % 100% 100% 100% 100,64% 100,64% 20 rancangan regulasi 24 rancangan regulasi 120,00% 8 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

18 Grafik 1 Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Target ,00 20 Realisasi ,64 24 *) Indikator 1: Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Indikator 2: Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Indikator 3: Jumlah rancangan regulasi yang disusun B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan adalah meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan dengan tiga indikator pencapaian sasaran. Analisis capaian kinerja dari masing masing indikator adalah sebagai berikut: 1. Indikator Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan menggambarkan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di program kefarmasian dan alat kesehatan. Penyelesaian dokumen anggaran merupakan salah satu bentuk pelayanan teknis administrasi yang diperlukan satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sehingga pelaksanaan program dan kegiatan tidak terkendala serta memenuhi ketentuan yang berlaku di bidang perencanaan, penganggaran dan keuangan negara. Indikator ini diukur dari persentase jumlah dokumen anggaran yang disetujui terhadap jumlah total dokumen anggaran yang diusulkan pada tahun berjalan. Pada tahun 2014, jumlah dokumen anggaran yang diusulkan 61 dokumen dan jumlah dokumen anggaran yang disetujui sebanyak 61 dokumen. Hal ini telah sesuai target jumlah dokumen yang telah ditetapkan. Realisasi indikator ini pada tahun 2014 sebanyak 100%. Capaian ini telah mencapai target yang telah ditetapkan. 9 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

19 Target, realisasi dan capaian indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Target, realisasi dan capaian indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun 2014 Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 Capaian 2014 Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan 100% 100% 100% Tabel 7 Perbandingan kinerja indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Tahun Target Realisasi Capaian % 80% 100% % 85% 100% % 92,68% 102,98% % 100% 105,26% % 100% 100% Grafik 2 Perbandingan kinerja indikator persentase dokumen anggaran yang diselesaikan tahun PERSENTASE DOKUMEN ANGGARAN YANG DISELESAIKAN 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Target 80% 85% 90% 95% 100% Realisasi 80,00% 85,00% 92,68% 100,00% 100,00% Perbandingan indikator kinerja persentase dokumen anggaran yang diselesaikan dari tahun dapat dilihat pada tabel 7 dan grafik 2. Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa hingga tahun terakhir rencana strategi Kementerian Kesehatan tahun , target untuk indikator ini senantiasa tercapai. Mengingat penetapan target ini bukan kumulatif namun merupakan target per tahun maka perbandingan capaian diarahkan pada target yang ditetapkan. Capaian kinerja tahun 2014 (100%) lebih rendah dari pada capaian kinerja tahun 2013 (105,26%). Walaupun demikian, 10 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

20 secara substansi fisik tidak ada penurunan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada indikator ini karena jumlah dokumen anggaran yang diselesaikan selalu sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program. Ilustrasi lebih jelas dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8 Perbandingan jumlah anggaran yang diusulkan dengan jumlah dokumen anggaran yang diselesaikan tahun Tahun Jumlah dokumen anggaran yang diusulkan Jumlah dokumen anggaran yang diselesaikan % dokumen anggaran yang diselesaikan % % Memperhatikan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai koordinator dan fasilitator dalam hal ini Bagian Program dan Informasi telah dapat mengawal penyelesaian dokumen anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan memperkuat koordinasi dalam pemenuhan kebutuhan dokumen perencanaan dan melakukan perencanaan berbasis bukti. Pedoman bidang perencanaan, penganggaran, dan keuangan telah disosialisasikan sehingga kualitas sumber daya manusia perencana meningkat. Meski tidak dijumpai kendala yang berarti dalam pencapaian indikator ini, namun beberapa upaya tetap dilakukan untuk memperoleh hasil yang optimal antara lain mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran sesuai standar yang berlaku dan meningkatkan monitoring dan evaluasi secara periodik. Selain upaya tersebut diatas, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mendukung pencapaian indikator sebagai berikut: 1) Penyusunan program dan rencana kerja Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Dokumen yang disusun meliputi Rencana Aksi Program (RAP), Rencana Kerja Program (RKP), Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L), rencana program anggaran kegiatan (RKA -K/L beserta data dukung TOR dan RAB), dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan dokumen revisi anggaran. 2) Penyusunan program dan rencana kerja anggaran dana alokasi khusus. Dana alokasi khusus bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan menjadi prioritas nasional. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun menu, formula teknis, dan petunjuk teknis dana alokasi khusus agar menu dan formula teknis yang disusun sesuai target program kefarmasian dan alat kesehatan sehingga dana alokasi khusus yang diberikan tepat sasaran. Penggunaan dana alokasi khusus bidang kesehatan subbidang pelayanan kefarmasian untuk penyediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk fasilitas pelayanan kesehatan dasar untuk kabupaten/kota yang mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional 11 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

21 (DOEN); pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau penyediaan sarana pendukung instalasi farmasi kabupaten/kota; dan pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau penyediaan sarana pendukung instalasi farmasi provinsi. 3) Penyusunan program dan rencana kerja anggaran dekonsentrasi. Dana dekonsentrasi adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan gubernur sebagai wakil pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan setiap tahun mengalokasikan dana ke seluruh satuan kerja dinas kesehatan provinsi dalam rangka dekonsentrasi. Agar pelaksanaan kegiatan yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berjalan tertib, taat hukum, transparan, efektif, efisiensi, baik dari segi pencapaian kinerja, keuangan, maupun manfaatnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, maka diperlukan perencanaan yang baik sehingga menu kegiatan baik menu wajib maupun menu pilihan dapat digunakan sesuai target program kefarmasian dan alat kesehatan. 4) Penyusunan anggaran responsif gender program kefarmasian dan alat kesehatan dilaksanakan untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada pembuat kebijakan dan perencana program terhadap pengarus utamaan gender bidang kesehatan, analisa dan review kebijakan, agar perspektif gender dapat diintegrasikan dan diimplementasikan dalam tahapan perencanaan dan pengganggaran program kefarmasian dan alat kesehatan. 5) Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK) dan rencana penarikan dana (RPD). Rencana pelaksanaan kegiatan menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan selama tahun anggaran agar kegiatan dapat berjalan dengan baik, tidak tumpang tindih dan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada. Ini untuk menghindari pelaksanaan kegiatan yang menumpuk di akhir tahun dan tidak selesai hingga batas waktu tahun anggaran berakhir. 6) Penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan anggaran dilaksanakan agar pengelolaan anggaran sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sosialisasi petunjuk teknis pelaksanaan anggaran diberikan kepada pengelola keuangan dan pelaksana anggaran untuk memberikan informasi update tentang pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran sehingga pengelolaan anggaran dilaksanakan secara transparan, akuntabel, tertib administrasi, efektif dan efisien. 7) Pembinaan perbendaharaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi serta profesionalitas Pengelola Keuangan ( Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Gambar 3 Pertemuan pembinaan perbendaharaan tahun 2014 Pembuat Komitmen, 12 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

22 Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar, dan Bendahara) dalam melakukan penatausahaan pengelolaan keuangan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban anggaran sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertemuan Pembinaan Perbendaharaan ini merupakan rangkaian kegiatan sebagai upaya untuk menerapkan pengelolaan keuangan yang sejalan dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik terutama dalam pencatatan pembukuan para Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran. 8) Penyusunan aplikasi e-report Single Entry For Multiple Purpose untuk memfasilitasi pengukuran indikator kinerja program. Aplikasi ini menjadi fasilitas dalam pemantauan pelaksanaan kegiatan, perhitungan capaian indikator serta penyusunan laporan tahunan dan laporan akuntabilitas kinerja. 9) Evaluasi hasil pelaksanaan anggaran yang dilaksanakan secara periodik. 2. Indikator Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan program kefarmasian dan alat kesehatan di daerah dalam rangka dekonsentrasi merupakan salah satu penerapan pembagian wewenang di bidang kesehatan terutama kefarmasian dan fasilitasi terhadap pembagian tersebut. Melalui dekonsentrasi, program kefarmasian dan alat kesehatan diharapkan dapat terlaksana dengan baik hingga ke tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah. Oleh karenanya dukungan terhadap hal ini diberikan dalam bentuk penganggaran dan asistensi pelaporan bagi satuan kerja penerima dana dekonsentrasi. Indikator ini diukur dari persentase jumlah output kegiatan dekonsentrasi yang dilaksanakan dan dilaporkan dibandingkan dengan jumlah total output dekonsentrasi yang direncanakan. Pada tahun 2014 sebanyak 100,64% alokasi dekonsentrasi telah dilaksanakan dan dilaporkan. Capaian indikator ini telah mencapai target yang ditetapkan. Capaian indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Capaian indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun 2014 Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 Capaian 2014 Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi 100% 100,64% 100,64% 13 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

23 Tabel 10 Perbandingan realisasi indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi Tahun Target Realisasi Capaian % 67,29% 112,15% % 90,92% 129,88% % 89,44% 111,80% % 90,49% 101,04% % 100,64% 100,64% Grafik 3 Perbandingan indikator kinerja persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi tahun PERSENTASE DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN PROGRAM KEFARMASIAN DI DAERAH DALAM RANGKA DEKONSENTRASI 110% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Target 60% 70% 80% 90% 100% Realisasi 67,29% 90,92% 89,44% 90,49% 100,64% Perbandingan realisasi indikator kinerja persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi dari tahun dapat dilihat pada tabel 10 dan grafik 3. Pada grafik 3 dapat dilihat bahwa pada tahun terakhir pelaksanaan rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun , target indikator ini senantiasa tercapai. Mengingat penetapan target ini bukan kumulatif namun merupakan target per tahun maka perbandingan capaian diarahkan pada target yang ditetapkan. Capaian kinerja tahun 2014 (100,64%) lebih rendah dari pada capaian kinerja tahun 2013 (101,04%). Walaupun demikian tidak ada penurunan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada indikator ini karena jumlah output yang berhasil dicapai tidak berkurang dan justru bertambah. Ilustrasi lebih jelas dapat dilihat pada tabel Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

24 Tabel 11 Perbandingan target dan realisasi output dekonsentrasi tahun Tahun Target output dekonsentrasi Realisasi output dekonsentrasi % dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam rangka dekonsentrasi ,49% ,64% Dukungan manajemen dan pelaksanaan program kefarmasian dan alat kesehatan di daerah dalam rangka dekonsentrasi telah dilakukan dengan baik. Meskipun tidak dijumpai kendala yang berarti namun beberapa upaya untuk mengoptimalkan pelaksanaan dekonsentrasi, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan advokasi terhadap pemerintah daerah untuk lebih berperan dalam pelaporan dekonsentrasi dan mendorong realisasi satuan kerja dekonsentrasi sehingga alokasi anggaran dapat dioptimalkan untuk mendukung pencapaian indikator program kefarmasian dan alat kesehatan. Selain upaya tersebut diatas untuk mencapai indikator persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan Program Kefarmasian di daerah dalam rangka dekonsentrasi, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut: 1) Rapat Koordinasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Gambar 4 Pelaksanaan rapat Koordinasi Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kesehatan di Pusat dan Daerah dalam Rapat Program Koordinasi Kefarmasian dan Alat Kesehatan dilaksanakan sebagai sinkronisasi kegiatan dan persamaan persepsi antara pusat dan daerah tentang langkah kebijakan dan strategi program. Pada tahun 2014 rapat ini mengangkat Pemantapan tema Program Kefarmasian dan Alat mendukung Jaminan Kesehatan Nasional. Materi yang dibahas meliputi: implementasi e-catalogue, sistem e-logistic, implementasi fornas, pengelolaan program kefarmasian dan alat kesehatan, Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) dan Pusat Ekstrak Daerah (PED), serta perihal uji mutu obat, dan juga mengenai kesiapan serta dukungan Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka mencapai sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional. Rekomendasi yang dihasilkan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah 15 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

25 peningkatan kepatuhan pelaporan dana alokasi khusus melalui umpan balik dari pusat maupun Dinas Kesehatan Provinsi dan revisi menu dekonsentrasi untuk mendukung pencapaian sasaran program kefarmasian dan alat kesehatan. 2) Konsolidasi pelaporan barang milik negara antara pusat dan daerah untuk menghindari perbedaan pencatatan nilai inventaris dan jumlah barang antara pusat dan daerah sehingga mencegah kesalahan pada pemeriksaan. 3) Konsolidasi penyusunan sistem akuntansi keuangan (SAK) antara pusat dan daerah dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Gambar 5 Pertemuan konsolidasi pusat dan daerah dalam rangka penyusunan laporan keuangan (SAK dan SIMAK BMN) Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 16 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014 Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyusun laporan keuangan pusat dan daerah yang terdiri atas laporan realisasi anggaran (LRA), neraca dan catatan atas laporan keuangan (CALK) sehingga laporan keuangan dapat tersaji dengan cepat, transparan, akurat dan tepat waktu. 4) Pembekalan pengelola Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) satuan kerja daerah untuk meningkatkan kemampuan pengelola SIMAK BMN satuan kerja daerah sehingga pelaporan barang milik negara berjalan dengan efektif dan efisien. 5) Pemutakhiran data kefarmasian dan alat kesehatan Gambar 6 Pemutakhiran data kefarmasian dan alat kesehatan Kualitas suatu kebijakan atau keputusan didalam suatu organisasi sangat dipengaruhi kualitas data dan informasi yang dimiliki oleh organisasi. Data dan informasi dengan tingkat akurasi dan validitas yang dapat dipercaya serta tepat waktu ada saat diperlukan merupakan input utama dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan di semua tingkat manajemen. Untuk mendukung hal tersebut pada tahun 2014 dilaksanakan

26 pemutakhiran data tingkat nasional Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang melibatkan seluruh penanggungjawab dan pelaksana program kefarmasian dan alat kesehatan. Hal ini bertujuan untuk memutakhirkan data base sarana dan capaian di bidang kefarmasian dan alat kesehatan di tingkat nasional dengan melakukan pencocokan data antara pusat dengan provinsi menggunakan alat bantu berupa formulir atau kuesioner dan aplikasi Sistem Pemutakhiran Data (SIPEDA). Data kefarmasian dan alat kesehatan yang diperoleh digunakan sebagai bahan dasar untuk perencanaan maupun laporan indikator kinerja program atau kegiatan. 6) Evaluasi dan review anggaran dekonsentrasi serta evaluasi pelaksanaan dana alokasi khusus sub bidang pelayanan kefarmasian. 7) Melakukan advokasi dalam bidang keuangan melalui bimbingan teknis pengelolaan keuangan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penyusun laporan keuangan agar laporan keuangan dapat tersaji dengan cepat, transparan, akurat, lengkap dan tepat waktu. 3. Indikator Jumlah rancangan regulasi yang disusun Indikator ini diukur dari jumlah rancangan regulasi yang penyusunannya diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan serta disampaikan kepada Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan. Pada tahun 2014 telah disusun 24 rancangan regulasi. Capaian ini telah melampaui target yang telah ditetapkan. Capaian indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12 Capaian indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun 2014 Indikator Kinerja Target 2014 Realisasi 2014 Capaian 2014 Jumlah rancangan regulasi yang disusun 20 rancangan 24 rancangan 120% regulasi regulasi Rancangan regulasi tersebut berupa rancangan Peraturan Menteri Kesehatan dan Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan yang terdiri dari: 1. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 2. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Peredaran, Penyimpanan, dan Pemusnahan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi 3. Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Perluasan Izin Khusus PT. Mahakam Beta Farma Untuk Memproduksi Narkotika 4. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemasukan Obat, Obat Tradisional dan Makanan Minuman melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme) 5. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pemasukan Alat Kesehatan melalui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme) 6. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Toko Alat Kesehatan 17 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

27 7. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Perusahaan Rumah Tangga dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga 8. Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Kompedium Alat Kesehatan 9. Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Penggolongan Narkotika 10.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Perubahan Formularium Nasional 11.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia Edisi V 12.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Vaksin dan Serum Tahun Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Sistem E-Monitoring Post Market dan Surveilance Alkes dan PKRT 14.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Obat Sitotoksik 15.Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 16.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberlakuan Kodeks Kosmetika Indonesia Edisi II Volume IV 17.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Penyusun Formularium Obat, Alkes dan Bahan Habis Pakai Pelayanan Kesehatan Haji Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Obat Berdasarkan E-Catalogue 19.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Keanggotaan Komite Farmasi Nasional 20.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Harga Dasar Obat Program Rujuk Balik 21.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pencabutan Atas Keputusan Menteri KesehatanNomor 1177/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Harga Perbekalan Kesehatan dan Obat Gigi Tahun Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pencabutan Atas Keputusan Menteri KesehatanNomor 1079/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Harga Obat Kontrasepsi dan Alat Kontrasepsi Tahun Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tata Cara Pelaksanaan Sumpah/Janji Apoteker 24.Rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Formularium Obat, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai Pelayanan Kesehatan Haji Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan dan rancangan Keputusan Menteri Kesehatan tersebut telah disampaikan ke Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan untuk ditindaklanjuti penyusunan finalisasi rancangan sampai dengan penetapannya menjadi Peraturan Menteri Kesehatan dan Keputusan Menteri Kesehatan oleh Menteri Kesehatan. Dalam tahun 2014 dari 24 rancangan sebanyak 18 rancangan menjadi Peraturan Menteri Kesehatan/Keputusan Menteri Kesehatan yaitu: 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit 2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 134/Menkes/SK/V/2014 tentang Izin Khusus Bagi PT. Mahakam Beta Farma Untuk Memproduksi Narkotika 18 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

28 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2014 tentang Pemasukan Alat Kesehatan melaui Mekanisme Jalur Khusus (Special Access Scheme) 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 118/Menkes/SK/IV/2014 tentang Kompedium Alat Kesehatan 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 159/Menkes/SK/V/2014 tentang Perubahan Formularium Nasional 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 108 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Farmakope Indonesia Edisi V 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 089/Menkes/SK/III/2014 tentang Harga Vaksin dan Serum Program Imunisasi Tahun Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/223/2014 tentang Harga Obat Sitostatika 10.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek 11.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/252/2014 tentang Pemberlakuan Kodeks Kosmetika Indonesia Edisi II Volume IV 12.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/292/2014 tentang Tim Penyusun Formularium Obat, Alkes dan Bahan Habis Pakai Pelayanan Kesehatan Haji Tahun Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue) 14.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/294/2014 tentang Keanggotaan Komite Farmasi Nasional 15.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor KF.03.01/Menkes/312/2014 tentang Harga Dasar Program Rujuk Balik 16.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/450/2014 tentang Pencabutan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1177/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Harga Perbekalan Kesehatan dan Obat Gigi Tahun 2010 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1079/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Harga Obat Kontrasepsi dan Alat Kontrasepsi Tahun Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/413/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sumpah/Janji Apoteker 18.Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/232/2014 tentang Formularium Obat, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai Pelayanan Kesehatan Haji 19 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

29 Tabel 13 Capaian indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun Tahun Target Realisasi Capaian % ,38% ,5% % *) indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun ditetapkan pada tahun 2011 Grafik 4 Perbandingan indikator kinerja jumlah rancangan regulasi yang disusun tahun JUMLAH RANCANGAN REGULASI YANG DISUSUN Target Realisasi Perbandingan realisasi indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun dari tahun dapat dilihat pada tabel 13 dan grafik 4. Indikator ini baru ditetapkan pada tahun Dari grafik 4 dapat dilihat bahwa hingga tahun terakhir pelaksanaan rencana strategis Kementerian Kesehatan, target untuk indikator ini senantiasa tercapai. Mengingat penetapan target ini bukan kumulatif namun merupakan target per tahun maka perbandingan capaian diarahkan pada target yang ditetapkan. Capaian kinerja tahun 2014 (120%) lebih rendah dari pada capaian kinerja tahun 2013 (137,5%). Hal ini dikarenakan adanya regulasi prioritas sebagai tambahan pada tahun berjalan tersebut seperti misalnya regulasi dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Walaupun demikian tidak ada penurunan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada indikator ini karena jumlah output yang berhasil dicapai tidak berkurang. Dalam pencapaian indikator kinerja tidak ada kendala, namun masih diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan dan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. Sebagai upaya untuk mencapai indikator jumlah rancangan regulasi yang disusun, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah melaksanakan berbagai kegiatan sebagai berikut: 1) Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan dilakukan untuk menyusun peraturan dan merevisi peraturan yang tidak memenuhi kebutuhan hukum 20 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

30 serta tidak relevan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan juga memperhatikan asas-asas otonomi daerah sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara kebijakan pusat dan daerah. Pada tahun 2014 telah disusun 24 rancangan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan. 2) Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan Gambar 7 Sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan Berbagai peraturan perundang-undangan telah sesuai dikeluarkan kebutuhan hukum dengan tujuan untuk perlindungan masyarakat. demikian, memberikan kepada Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat pemahaman aparatur perbedaan antara pemerintah dengan stake holder terkait. Oleh karena itu, dilaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan kepada pemerintah daerah Provinsi/Kabupaten/Kota maupun dunia swasta (rumah sakit yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) untuk memberikan kesamaan pemahaman terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sehingga dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tugas. Materi yang disampaikan pada sosialisasi peraturan perundangundangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2014 adalah formularium nasional; kompendium alat kesehatan dan implementasinya di rumah sakit swasta; pengadaan obat berdasarkan katalog elektronik (e -catalogue); mekanisme klaim obat dan perbekalan kesehatan; serta penyaluran obat dan dukungan industri farmasi dalam menjamin ketersediaan obat di era Jaminan Kesehatan Nasional. 3) Pemantauan dan monitoring perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan dilakukan terhadap 30 provinsi dan 30 kabupaten/kota yang bertujuan untuk: a. memantau pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan di provinsi dan kabupaten/kota terutama yang terkait dengan implementasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. b. mensinkronisasi pemahaman peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan. 21 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

31 c. mengetahui permasalahan yang dihadapi terkait peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan. d. memperoleh masukan tentang kendala yang ada dalam melaksanakan pembagian urusan pemerintahan. 4) Advokasi dan penanganan kasus hukum di bidang kefarmasian dan alat kesehatan yang bertujuan untuk membahas permasalahan, menelaah dan mengkaji upaya penyelesaian kasus hukum serta mengoordinasikan tindak lanjut penyelesaian kasus hukum bidang kefarmasian dan alat kesehatan dengan pihak terkait. Pada tahun 2014 dibentuk Tim Penanganan Kasus Hukum Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Kasus hukum yang ditangani pada tahun 2014 sebanyak dua puluh satu kasus hukum dalam berbagai aspek bidang kefarmasian dan alat kesehatan baik sarana, komoditi, praktik kefarmasian maupun tenaga kefarmasian. 5) Kodifikasi peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penegakan hukum bidang kefarmasian dan alat kesehatan. 6) Pengembangan jaringan dokumentasi dan informasi hukum Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sehingga menjamin ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap dan akurat, serta dapat diakses secara cepat dan mudah. Jaringan dokumentasi dan informasi hukum Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diakses di C. KINERJA LAINNYA Selain pencapaian sasaran strategis kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Pada tahun 2013, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah mendapatkan Sertifikat Quality Management System ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh BSI dengan nomor sertifikat FS masa berlaku 10/07/2013 sampai dengan 09/07/2016. Ruang lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan meliputi: laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengusulan pencairan dana kegiatan, kenaikan gaji berkala (KGB), cuti pegawai, usul kenaikan pangkat reguler pegawai, usul penetapan angka kredit jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker, surat masuk, dan persediaan alat tulis kantor. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan Surveillance Audit Sertifikasi ISO 9001:2008 Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan mendapatkan Survellance Assessment Report nomor visit untuk area asessment produk Usul Penetapan Angka Kredit Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker, Kenaikan Pangkat, Cuti Pegawai, Kenaikan Gaji Berkala. 22 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

32 2. Penerbitan Surat Tanda Registrasi Apoteker Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada apoteker yang belum diregistrasi. Registrasi online untuk penerbitan telah dilakukan mulai tahun Advokasi telah dilakukan terhadap Dinas Kesehatan Provinsi, Pengurus Daerah Ikatan Apoteker dan Ketua Program Studi Apoteker. Jumlah STRA yang telah diterbitkan dalam kurun waktu sebanyak , hal ini dapat dilihat dalam grafik 5. Pada tahun 2011 jumlah STRA yang diterbitkan lebih besar dari pada tahun 2012, 2013 dan 2014 karena merupakan tahun awal penerbitan STRA. Penerbitan STRA tahun 2014 sebanyak 5484 dokumen dan telah berkontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebesar Rp ,- Grafik 5 Jumlah STRA yang diterbitkan tahun JUMLAH STRA YANG DITERBITKAN TAHUN Jumlah Pelaksanaaan kegiatan kehumasan bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Gambar 8 Pelaksanaan pameran pembangunan kesehatan dalam rangka peringatan hari kesehatan nasional ke 50 Setiap tahun Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan menerbitkan enam edisi buletin INFARKES yang terbit pada bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober dan Desember. Selain menerbitkan buletin, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan secara aktif mengikuti berbagai kegiatan pameran bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk menyampaikan pengetahuan, informasi dan edukasi tentang kebijakan kefarmasian dan alat kesehatan, produk dan komoditi kefarmasian dan alat kesehatan, juga hasil serta keberhasilan pembangunan kefarmasian dan alat kesehatan. Pada tahun 2014 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan secara aktif mengikuti pameran dalam 23 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

33 kongres nasional dan kongres ilmiah IAI ke XX tahun 2014, pameran dalam rapat kerja kesehatan nasional regional tengah, pameran dalam rapat konsultasi nasional tahap I program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, pameran dalam rapat kerja kesehatan nasional regional barat, pameran dalam rapat kerja kesehatan nasional regional timur, pameran dalam rapat konsultasi nasional tahap II program kefarmasian dan alat kesehatan, dan pameran pembangunan kesehatan dalam rangka peringatan hari kesehatan nasional ke-50. Gambar 9 Buletin INFARKES yang terbit tahun Tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan. Tindak lanjut hasil pemeriksaan intern/ekstern dilaksanakan dengan melakukan pertemuan secara berkala, melakukan kompilasi hasil temuan, melakukan pencocokan data-data serta melakukan kunjungan kepada obyek pemeriksaan untuk pengumpulan data dan hasil tindak lanjut temuan/kasus dengan pengawas intern/ekstern terkait. 5. Pengelolaan barang milik negara Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Pengelolaan Barang Milik Negara yang meliputi: perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan; penilaian; pemindahtanganan; pemusnahan; penghapusan; penatausahaan; dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian 24 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

34 dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyusunan laporan barang milik negara, konsolidasi pelaporan barang milik negara, penghapusan barang milik negara dan konsolidasi penyelesaian hibah dana tugas pembantuan. 6. Dukungan manajemen administrasi kepegawaian Manajemen administrasi kepegawaian meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, dan pengadaan pegawai. Hal ini terkait dengan penggunaan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Kegiatan dukungan manajemen administrasi kepegawaian yang dilaksanakan meliputi: penyusunan formasi dan bezeeting dalam rangka kebutuhan dan penempatan pegawai; pemutakhiran data pegawai; penyusunan daftar urut kepangkatan (DUK); dan penyelesaian sistem informasi manajemen kepegawaian (SIMKA). 7. Dukungan manajemen administrasi persuratan dan gaji. Pada tahun 2014 dilakukan implementasi sistem e-filling untuk menunjang operasional satuan kerja sehingga diharapkan komunikasi dan pengarsipan dokumen menjadi lebih teratur. Kegiatan dukungan manajemen administrasi persuratan meliputi: evaluasi tata naskah dinas dan sistem kearsipan dinamis; penyusutan berkas persuratan dan kearsipan dinamis; klasifikasi berkas persuratan dan kearsipan dinamis dan penataan berkas persuratan dan kearsipan dinamis; perencanaan kebutuhan gaji pegawai; dan pemutakhiran data gaji pegawai. 8. Dukungan manajemen operasional perkantoran Administrasi perkantoran memiliki peranan penting untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pokok organisasi agar pelaksanaan kegiatan berjalan secara efektif dan efisien. Penyelenggaraan layanan administrasi perkantoran mendukung program kefarmasian dan alat kesehatan untuk mencapai hasil yang optimal. Dukungan manajemen administrasi perkantoran yang dilakukan sebagai berikut: pembayaran gaji dan tunjangan; administrasi kegiatan; langganan daya dan jasa; pakaian dinas pegawai; perawatan fasilitas perkantoran; pengadaan pakaian kerja/sopir/pesuruh; perawatan kendaraan bermotor; pencetakan/ penerbitan/penggandaan/laminasi; keperluan sehari hari perkantoran; pengepakan/ pengiriman/pengangkutan barang; pelantikan/pengambilan sumpah jabatan; rapat kerja intern; pemeliharaan internet dan intranet; pengadaan pengolah data dan komunikasi; pengadaan mebeleir; pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran serta penataan ruang kerja. D. SUMBER DAYA MANUSIA Untuk mencapai kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan diperlukan dukungan sumber daya manusia. Keadaan pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2014 berjumlah 76 orang dengan rincian sebagaimana yang diuraikan pada tabel 14, 15, 16 dan 17 serta grafik 6, 7, 8 dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

35 Tabel 14 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jabatan Keterangan JUMLAH Menurut Jabatan Jabatan Struktural 18 Jabatan Fungsional Tertentu 2 Jabatan Fungsional Umum 56 Jumlah 76 Grafik 6 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jabatan KOMPOSISI SDM SETDITJEN BINFAR DAN ALKES MENURUT JABATAN 23% Jabatan Struktural 73% 3% Jabatan Fungsional Tertentu Jabatan Fungsional Umum Tabel 15 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut golongan Keterangan JUMLAH Menurut Golongan Golongan II 3 Golongan III 60 Golongan IV 13 Jumlah 76 Grafik 7 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut golongan KOMPOSISI SDM SETDITJEN BINFAR DAN ALKES MENURUT GOLONGAN 17% 4% Golongan II Golongan III 78% Golongan IV 26 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

36 Tabel 16 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut pendidikan Keterangan JUMLAH Menurut Pendidikan S3 1 S2 33 S1 29 D3 3 SMA 10 Jumlah 76 Grafik 8 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut pendidikan KOMPOSISI SDM SETDITJEN BINFAR DAN ALKES MENURUT PENDIDIKAN 1% 4% 13% 38% 43% S3 S2 S1 D3 SMA Tabel 17 Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jenis kelamin Keterangan JUMLAH Menurut Jenis Kelamin Pria 42 Wanita 34 Jumlah 76 Grafik 9 Komposisi Sumber Daya Manusia di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2014 menurut jenis kelamin KOMPOSISI SDM SETDITJEN BINFAR DAN ALKES MENURUT JENIS KELAMIN 44% 55% Pria Wanita 27 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

37 Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung tercapainya kinerja organisasi. Berdasarkan analisis beban kerja, secara ideal jumlah pegawai negeri sipil yang dibutuhkan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah 96 orang. Saat ini jumlah pegawai 76 orang sehingga dengan kondisi yang ada diperlukan peningkatan jumlah pegawai dilingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Secara teknis Sumber Daya Manusia dapat menunjang keberhasilan dalam mencapai tujuan apabila mencukupi dari sisi jumlah dan kualitas serta profesional di bidangnya. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki mempunyai motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangan inovasi maka pencapaian kinerja semakin baik. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia antara lain melalui: a. pelaksanaan capacity building Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. b. pelatihan analisis beban kerja sebagai dasar untuk perhitungan jumlah kebutuhan pegawai dalam rangka penyusunan formasi dan bezeeting. c. pelatihan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ). d. workshop farmakoekonomi dalam pelayanan kesehatan. e. pelatihan disiplin pegawai negeri sipil. f. pengembangan kemampuan bidang kearsipan. g. pengembangan kemampuan berbahasa inggris. h. pengembangan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dengan mengikutkan dalam pertemuan atau seminar atau workshop di Luar Negeri. Kemampuan sumber daya manusia ditingkatkan untuk mengembangkan kompetensi pegawai serta memberikan motivasi dan semangat kerja kepada pegawai sehingga kinerja yang dihasilkan akan lebih baik. Sebagai upaya perbaikan untuk pengembangan sumber daya manusia, yaitu perlu dilakukan penyusunan roadmap pengembangan sumber daya manusia dengan terencana dan terstruktur. E. REALISASI ANGGARAN Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan didukung oleh anggaran DIPA tahun 2014 sebesar Rp ,- (enam puluh delapan miliar lima ratus tujuh puluh satu juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah). Seiring kebijakan pemerintah untuk melaksanakan efisiensi anggaran, alokasi mengalami efisiensi menjadi Rp ,- (enam puluh lima miliar delapan ratus tiga puluh lima juta lima ratus sembilan puluh satu ribu rupiah). Realisasi anggaran sebesar Rp ,- (lima puluh tujuh miliar lima ratus tujuh puluh tujuh juta tiga ratus tujuh puluh lima ribu seratus tiga puluh lima rupiah) dengan persentase sebesar 87,46%. Walaupun realisasi anggaran hanya sebesar 87,46% target output secara keseluruhan dapat tercapai. Adanya kebijakan pembatasan penggunaan fasilitas hotel yang mengakibatkan persentase realisasi tidak mencapai 100%, tidak mempengaruhi capaian kinerja 28 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

38 sebagaimana target yang ditetapkan karena pimpinan satuan kerja membuat kebijakan yang strategis untuk penyelesaian pencapaian kinerja. Tabel 18 Realisasi anggaran DIPA Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Alokasi Realisasi (Rp) Rp % , , Selain itu Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan juga menerima bantuan hibah Cross Cutting Health Systems Strengthening Interventions Global Fund (CC HSSI-GF) sebesar Rp ,- (delapan miliar delapan ratus tiga puluh empat juta sembilan ratus sembilan puluh dua ribu rupiah) yang dipergunakan untuk memperbaiki supply chain management instalasi farmasi untuk daerah intervensi yaitu Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), Daerah Terpencil Perbatasan Kepulauan (DTPK) dan Irisan DBK dan DTPK. Tabel 19 Kegiatan pendukung indikator pada tahun 2014 NO URAIAN KEGIATAN ALOKASI REALISASI I Persentase dokumen anggaran yang diselesaikan Rp Rp Penyusunan Laporan Kinerja Setditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penyusunan Penetapan Kinerja Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penyusunan Laptah Pelaksanaan Program dan Keg Ditjen Binfar dan Alkes Draft I, II, III TA 2014 dan Finalisasi Laptah 2013 Rp Rp Penyusunan Laporan Barang Milik Negara Rp Rp Konsolidasi Pelaporan BMN Rp Rp Penghapusan BMN Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Pelaksanaan ULP Rp Rp Pemantapan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) Dalam Rangka Peningkatan Rp Rp Penyusunan Laporan Keuangan 10 Rekonsiliasi Internal Antara SAK dan SIMAK-BMN Rp Rp Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rp Rp Updating Konten Website Ditjen Binfar dan Alkes 2014 Rp Rp Updating Bank Data di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Aplikasi e-report "Single Entry For Multiple Purposes" Rp Rp Audit IT di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp - 16 Penyusunan Profil Data Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 Rp Rp Pembuatan Video Profil Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Pemantapan dan evaluasi Keg Responsif Gender Program Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Penyusunan Anggaran Responsif Gender (ARG) Program Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Pembinaan dan Evaluasi Hasil-Hasil Pemeriksaan Rp Rp Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan Rp Rp Rekonsiliasi Data Temuan Hasil Pemeriksaan Itjen/BPKP/BPK Rp Rp Penyusunan dan Pembahasan Target dan Pagu PNBP Rp Rp Penyusunan Realisasi PNBP Triwulanan Rp Rp Rekonsiliasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp Rp Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

39 NO URAIAN KEGIATAN ALOKASI REALISASI 26 Penyusunan dan Sosialisasi Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Rp Rp Penyusunan Renstra , RKP & Renja-KL 2015 Rp Rp Penyusunan Perencanaan Program, Anggaran & Kegiatan Tahun Berjalan dan Rp Rp Tahun 2015 Ditjen Binfar dan Alkes 29 Rapat Koordinasi Perencanaan Kegiatan Tahun 2015 Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Dukungan Administrasi Program dan Anggaran Rp Rp Pembahasan Program & Anggaran Ditjen Binfar & Alkes Tahun 2015 Rp Rp Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Program Kefarmasian dan Alat kesehatan Rp Rp Penyusunan Program dan rencana Kerja Bagian Kepum Tahun 2015 Rp Rp Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan Rencana Penarikan Dana Rp Rp (RPD) 35 Penyusunan Rencana Anggaran Bagian Keuangan Tahun 2015 Rp Rp Evaluasi Rencana Tindak Percepatan Prioritas Nasional Pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rp Rp Penilaian Teknokratik Rencana Strategis Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rp Rp Evaluasi Hubungan Kerjasama Luar Negeri di Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan Rp Rp Analisa Tata Laksana Instrumen Evaluasi dan Pelaporan Program Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Evaluasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pada Program Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Pembinaan Perbendaharaan di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Analisis Beban Kerja PNS Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Evaluasi Pelaksanaan ISO 9001 : 2008 Setditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Pendampingan Persiapan Dokumentasi Dalam Rangka Surveillance Audit Rp Rp Sertifikasi Pelaksanaan ISO Surveilance 9001:2008 Audit Setditjen Sertifikasi Binfar dan ISO Alkes 9001:2008 Setditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Buletin Infarkes Ditjen Binfar & Alkes Tahun 2014 Rp Rp Presstour Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Pameran Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Laporan Semester Informasi dan Dokumentasi dalam rangka keterbukaan informasi Rp Rp publik 50 Penyusunan Laporan Keuangan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Laporan Verifikasi Pertanggung Jawaban Keuangan di Lingkungan Ditjen Binfar dan alkes 52 Koordinasi Pengelola Keuangan Ditjen Binfar dan Alkes di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Rp Rp Updating Perencanaan Kas Rp Rp Evaluasi Hasil Pelaksanaan Anggaran Rp Rp Penyusunan Laporan Realisasi Kegiatan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran Tahunan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Pelaksanaan Kegiatan Terpadu di Bidang Program & Informasi Rp Rp Koordinasi Lintas Sektor dalam Bidang Keuangan Rp Rp Pengelolaan Kepegawaian Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan dan Pengumpulan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Bagian Kepum TA 2014 Rp Rp Perencanaan Kebutuhan Gaji Pegawai Tahun 2015 di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Pemutakhiran Data Gaji Pegawai Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014 Rp Rp Pembayaran Gaji dan Tunjangan Rp Rp Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran Rp Rp Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

40 NO URAIAN KEGIATAN ALOKASI REALISASI II Persentase dukungan manajemen dan pelaksanaan program kefarmasian Rp Rp di daerah dalam rangka dekonsentrasi 1 Konsolidasi Penyelesaian Hibah Dana TP Satker Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Konsolidasi Penyusunan SAK antara Pusat dan Daerah dalam rangka Pelaporan Keuangan Kemenkes RI Rp Rp Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 Rp Rp Penyusunan Instrumen Pemutakhiran Data Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Penyusunan Buku Saku Daerah Rp Rp Penyusunan Menu, Formula Teknis & Juknis DAK 2015 Rp Rp Penyusunan Menu, Formula Teknis & Juknis Anggaran Dekonsentrasi Rp Rp Evaluasi, Penyusunan serta Review Anggaran Dekonsentrasi (33 Provinsi) Rp Rp Review dan Pengolahan Data Anggaran Dekonsentrasi Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2015 Rp Rp Rapat Koordinasi Program Kefarmasian dan Alkes Rp Rp Evaluasi Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Sub Bidang Pelayanan Rp Rp Kefarmasian Penyusunan Laporan Kegiatan Bagian Keuangan Rp Rp Bimbingan Teknis Bidang Kepum Rp Rp Pembinaan Jabatan Fungsional Apoteker dan Asisten Apoteker Rp Rp Pembekalan Pengelola SIMAK BMN Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Bimbingan Teknis Pengelolaan Bidang Keuangan Rp Rp Koordinasi Lintas Sektor Bagian Kepum Rp Rp III Jumlah rancangan regulasi yang disusun Rp Rp Advokasi & Penanganan Kasus Hukum Rp Rp Pengolahan Data Advokasi & Penanganan Kasus Hukum Rp Rp Penyusunan Pedoman Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Rp Rp Penyusunan Himpunan Perundang-Undangan Bidang Keuangan Rp Rp Penyusunan Manajemen SDM Aparatur Dalam Reformasi Birokrasi Ditjen Rp Rp Binfar dan Alkes 6 Penyusunan SOP-AP Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penataan Organisasi Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penyempurnaan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Rp Rp Ditjen Binfar & Alkes 9 Penyusunan Permenkes Bidang Kefarmasian & Alkes Rp Rp Penyempurnaan Rancangan Undang-undang di Bidang Kefarmasian & Alkes Rp Rp Penyusunan RUU Psikotropika Rp Rp Kodefikasi Per-UU di Bidang Kefarmasian & Alkes Rp Rp Pemantauan & Monitoring Per-UU Bidang Kefarmasian Rp Rp Sosialisasi Per-UU Bidang Kefarmasian & Alkes Rp Rp Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Bagian HOH Rp Rp Peningkatan Capacity Building Setditjen Binfar dan alkes Rp Rp Pengembangan Pelatihan SDM Setditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Penyusunan Substansi Materi Promosi Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Paket Promosi kit Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp Koordinasi Lintas Sektor Bag. HOH Rp Rp Perjalanan Internasional, Koordinasi Lintas Sektor & Rapat Kerja Pimpinan Rp Rp Evaluasi Tata Naskah Dinas dan Sistem Kearsipan Dinamis di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun Penyusutan, Klasifikasi dan Penataan Berkas Persuratan dan Kearsipan Dinamis di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014 Rp Rp Rp Rp Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

41 NO URAIAN KEGIATAN ALOKASI REALISASI IV Kegiatan pendukung Rp Rp Pembahasan dan Penilaian Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) Rp Rp Rapat Kerja Divisi Komite Farmasi Nasional Rp Rp Rapat Pleno Komite Farmasi Nasional Rp Rp Rapat Koordinasi Komite Farmasi Nasional Rp Rp Pelantikan Apoteker dan Penyerahan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) Rp Rp Bimbingan Teknis Program KFN ke Prov Rp Rp Penerbitan dan Pembuatan Aplikasi STRA Rp Rp - 8 Honor Pengelola PNBP STRA Rp Rp Penyusunan Formasi dan Bezeeting Dalam Rangka Kebutuhan dan Penempatan Pegawai Di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp Koordinasi pelaksanaan Gerakan Indonesia Berseri di Lingkungan Ditjen Binfar dan Alkes Rp Rp V Pengadaan barang dan jasa Rp Rp Pengadaan Pengolah Data & Komunikasi Setditjen Binfar & Alkes Rp Rp Pengadaan Mebeleir Rp Rp Pengadaan Peralatan & Fasilitas Perkantoran Setditjen Binfar & Alkes Rp Rp Penataan R. Kerja Ditjen Binfar & Alkes Rp Rp JUMLAH Rp Rp Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

42 BAB IV PENUTUP Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan akuntabilitas kinerja disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan. Laporan Akuntabilitas Kinerja menggambarkan pencapaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan didalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan. Sebagai dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan alat kesehatan, Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah berhasil merealisasikan target yang telah ditetapkan di dalam dokumen perencanaan. Hal ini tampak pada pencapaian indikator pada tahun telah mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Untuk pelaksanaan kegiatan di periode berikutnya diperlukan penguatan terutama dalam perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan, mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian dokumen anggaran sesuai standar yang berlaku serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik. Laporan akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan itu dapat dimanfaatkan untuk bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, maupun penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. 33 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

43 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN Unit Organisasi Eselon II : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Tahun : 2014 Kesehatan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya 1 Persentase dokumen anggaran yang 100% dukungan manajemen dan Pelaksanaan 2 diselesaikan Persentase dukungan manajemen dan 100% Tugas Teknis Lainnya pelaksanaan Program Kefarmasian di pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 3 daerah dalam rangka dekonsentrasi Jumlah rancangan regulasi yang disusun 20 rancangan regulasi 34 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

44 FORMULIR PENGUKURAN KINERJA Unit Organisasi Eselon II : Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Tahun : 2014 Kesehatan Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Meningkatnya 1 Persentase dokumen 100% 100% 100% dukungan anggaran yang diselesaikan manajemen dan 2 Persentase dukungan 100% 100,64% 100,64% Pelaksanaan manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Program Kefarmasian di Lainnya pada daerah dalam rangka Program dekonsentrasi Kefarmasian dan 3 Jumlah rancangan regulasi % Alat Kesehatan yang disusun rancangan regulasi rancangan regulasi Jumlah anggaran kegiatan tahun 2014 : Rp ,- Realisasi anggaran kegiatan tahun 2014: Rp ,- 35 Laporan Akuntabilitas Kinerja Setditjen Binfar dan Alkes Tahun 2014

45

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 31 Januari 2013 Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2012 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS,

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 Januari 2016 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan SEKRETARIS, KATA PENGANTAR Laporan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya, sehingga Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan

Rencana Aksi Kegiatan Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA PADA PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KATA

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN TAHUN 2014 DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.764, 2017 BNPP. Pelimpahan sebagian Urusan dan Penugasan. TA 2017. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS

LAPORAN AKUNTABILITAS Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan L LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja- SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr. Wb Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja (LKJ) Komisi Pemilihan Umum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN BATAS WILAYAH NEGARA DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM INTERNAL AUDIT (INTERNAL AUDIT CHARTER) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

Rencana Aksi Kegiatan Tahun

Rencana Aksi Kegiatan Tahun Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEFARMASIAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhaanahu Wa Ta ala, Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA TAHUN 2016 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA SALATIGA 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN INSPEKTORAT KABUPATEN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak diundangkannya Peraturan Daerah Kabupaten Banyuasin Nomor 30 Tahun 2005 tanggal 16 Nopember 2005, maka Nomenklatur Badan Pengawas Daerah Kabupaten Banyuasin

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN No. 91, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 91 TAHUN 2016 NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 852 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG No. 930, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. SAKIP. Evaluasi. Juklak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan No.1161, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan Perpusnas. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2017 1 KATA PENGANTAR Sekretariat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN DAN PENUGASAN PENGELOLAAN PERBATASAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG KEWENANGAN KAPASITAS DAN TUGAS, INSPEKTORAT UNTUK MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA ORGANISASI

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN URUSAN PEMERINTAHAN PERPUSTAKAAN NASIONAL KEPADA GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2017 PEMERINTAHAN. Pembangunan. Nasional. Perencanaan. Penganggaran. Sinkronisasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6056) PERATURAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 014 Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Dengan

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 Menimbang : a. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016

LAKIP LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LPMP PROV. JATIM TAHUN 2016 LAKIP Jl. Ketintang Wiyata No. 15 Surabaya Telp. : (031) 8290243, 8273734, & Fax : (031) 8273734 Email : lpmpjatim@yahoo.co.id DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

Lebih terperinci

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i

LAKIP TA Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i LAKIP TA 2014 - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin-nya maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012 i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya, kita dapat

Lebih terperinci

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW)

RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) 1 RENJA BAGIAN PERTANAHAN TAHUN 2015 (REVIEW) Renja Bagian Pertanahan Tahun 2015 (Review) Page 1 2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT Rencana Kerja Bagian Pertanahan Sekretariat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI

KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI F-3.1.0.1 Rev.0 KAK/ TOR PER KELUARAN KEGIATAN TAHUN 2015 184.005 DOKUMEN PERENCANAAN/PENGANGGARAN/PELAPORAN/MONITORING DAN EVALUASI Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN (019) Unit Eselon

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.88. 2016 KEMENLH-KEHUTANAN. Pengawasan Intern. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK-SETJEN/2015

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), diperlukan pengembangan

Lebih terperinci

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1718, 2015 PERPUSNAS. Pelimpahan. Penyelenggaraan. Dekonsentrasi. Tahun Anggaran 2016. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo No.605, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Penyelenggaraan Dekonsenstrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/M-DAG/PER/4/2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN

Lebih terperinci