A. Antropologi dan Psikologi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. Antropologi dan Psikologi"

Transkripsi

1 A. Antropologi dan Psikologi Antropologi Psikologi Adalah bagian dari ilmu antropologi yang berkembang pesat sehingga sudah menjadi suatu bidang ilmu sendiri. Francis L. K Hsu mengusulkan Culture and Personality atau Ethno-psychology

2 lanj. antropologi dan psikologi Ember dan ember Antropologi psikologi merupakan studi yang dilakukan oleh para ahli antropologi yang tertarik pada perbedaan psikologis diantara dan di dalam suatu masyarakat dan persamaan psikologis pada rentang yang luas di masyarakat.

3 lanj. antropologi dan psikologi Psikologi Lintas Budaya Adalah studi yang dilakukan para ahli psikologi terhadap dua atau lebih masyarakat. James Danandjaja, mengemukakan bahwa antropologi psikologi bersifat antar disiplin, karena : 1. Teori, konsep dan metode penelitiannya banyak meminjam dari berbagai disiplin ilmu seperti antropologi, psikiatri, dan psikologi. 2. Para pendirinya berasal dari disiplin ilmu yang bermacam-macam.

4 lanj. antropologi dan psikologi Para pendiri dari antropologi 1. Ralph Linton 2. Margaret Mead 3. Cora Dubois Para pendiri dari psikiater 1. Abram Kardiner Para pendiri dari psikologi 1. W.H. R. River 2. Erik H. Erikson 3. Geza Roheim

5 B. Sejarah Perkembangan Ilmu Antropologi Psikologi Francis L. K. Hsu menerangkan bahwa ada beberapa karya penelitian dapat digolongkan ke dalam antropologi psikologi, yaitu : 1. Suatu karya yang dihasilkan oleh ahli antropologi, yang mempunyai pengetahuan baik mengenai konsep psikologi; atau karya yang dihasilkan oleh seorang ahli dari disiplin lain, yang mempunyai pengetahuan baik mengenai konsep antropologi disamping pengetahuan mengenai konsep psikologi. 2. Segala karya yang berkaitan mengenai individu sebagai tempat atau wadah kebudayaan

6 lanj.sejarah perkembangan ilmu antropologi psikologi 3. Segala karya yang memberikan pengakuan serius kepada kebudayaan sebagai variabel bebas maupun variabel terikat yang berhubungan dengan kepribadian 4. Segala karya dari seorang ahli antropologi yang mem pergunakan konsep atau teknik tes psikologi yang memberikan data tepat guna dalam bentuk yang dapat dipergunakan oleh para ahli antropologi 5. Ruang lingkup antropologi psikologi sama dengan pengkajian secara lintas budaya mengenai kepribadi an dan sistem sosial budaya.

7 lanj. sejarah perkembangan ilmu antropologi psikologi a. Hubungan struktur sosial dan nilai-nilai budaya dengan pola pengasuhan anak pada umumnya b. Hubungan antara pola pengasuhan anak dengan struktur kepribadian rata-rata c. Hubungan antara stryktur kepribadian ratarata dengan sistem peran dan aspek proyeksi dari kebudayaan d. Hubungan semua variabel diatas dengan perilaku menyimpang yang berbeda dari suatu kolektif ke kolektif lain.

8 lanj. sejarah perkembangan ilmu antropologi psikologi Milton Singer membagi tiga kelompok permasalahan besar dalam penelitian antropologi psikologi, yaitu : 1. Kelompok hubungan kebudayaan dengan sifat pembawaan manusia (human nature) 2. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian khas kolektif tertentu (typical personality) 3. Kelompok hubungan kebudayaan dengan kepribadian abnormal

9 C. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi Metode yang digunakan dalam penelitian antropologi adalah etnografis berupa wawancara dan pengamatan. Antropologi psikologi membahas kebudaya an yang overt, covert seperti nilai-nilai atau dinamika psikologis suatu masyarakat tertentu => metode etnografis belumlah cukup.

10 lanj. metode-metode dalam penelitian antropologi psikologi Misal : Deskripsi etnografis yang dilakukan oleh musafir, pelaut, pendeta, pegawai pemerintah memberi ke terangan mengenai watak dan kebudayaan yang hanya didasarkan dari kesan yang diperoleh penulis dari pengalamannya bergaul dengan beberapa warga masyarakat tersebut. Bila seorang penulis memperoleh pengalaman yang menyenangkan saat bergaul dengan beberapa warga masyarakat tersebut, maka dalam bukunya akan membahas mengenai kebudayaan warga masyarakat tersebut dalam hal kebaikkannya dan sebaliknya.

11 lanj. metode-metode dalam penelitian antropologi psikologi Metode-metode yang dikembangkan dalam antropologi psikologi 1. Metode eksak atau Metode Tes Proyektif A. Kardiner dan R. Linton mengembangakn metode eksak yaitu suatu metode yang menganalisis watak individu dengan menggunakan teknik tes-tes proyeksi. Para antropolog menggunakan beberapa tes psikologi untuk menganalisis kepribadian umum warga masyarakat. Contoh : TAT, HTP, DAP, SSCT

12 lanj. metode-metode dalam penelitian antropologi psikologi Sadli Proyeksi berasal dari kata projection dari aliran Psikoanalisa. Sigmund Freud Proyeksi adalah proses dimana seseorang menganggap bahwa dorongandorongan, perasaan-perasaan, sentimen diri disebabkan karena orang lain atau karena dunia luar.

13 lanj. metode-metode dalam penelitian antropologi psikologi G. Lindzey, memberikan beberapa penilaian sehubungan dengan penelitian antropologi psikologi yang menggunakan metode eksak dengan tes proyeksi : 1. Konsep kepribadian umum (basic atau modal personality structure) Belum menjadi konsep yang mantap karena masih banyak individu dalam suatu kebudayaan yang memiliki kepribadian menyimpang dari kepribadian umum yang ditentukan berdasarkan data teknik proyektif 2. Proses perubahan kebudayaan yang makin lama makin cepat dialami oleh hampir semua kebudayaan di dunia saat ini, menambah keanekaragaman watak dari individu yang menjadi warga dari suatu kebudayaan

14 lanj. metode-metode dalam penelitian antropologi psikologi 3. Dalam rangka suatu masyarakat terdapat beberapa jenis adat-istiadat pengasuhan anak dan beberapa jenis proses enkulturasi dan sosialisasi berdasarkan sub kebudayaan, golongan sosial, golongan agama dll, maka suatu masyarakat dapat memunculkan kepribadian umum. 4. Hasil tes proyeksi harus dicocokkan dengan data yang diperoleh dari metode-metode etnografi kualitatif yang lain seperti data penagalaman, pengamatan dan wawancara

15 Tes Proyeksi Draw A Person (DAP, atau Goodenough Harris-Draw- A-Person Test) adalah sebuah alat tes kepribadian proyektif psikologis atau tes kognitif digunakan untuk meng evaluasi anak-anak dan remaja untuk berbagai tujuan.

16 lanj.tes proyeksi (DAP) Dikembangkan oleh Florence Goodenough tahun 1926 Tes ini pertama kali dikenal sebagai tes Draw-A Man- Goodenough Uji administrasi melibatkan administrator, meminta anak-anak untuk melengkapi tiga gambar individu pada potongan kertas terpisah. Anak-anak diminta untuk menggambar seorang pria, seorang wanita, dan diri mereka sendiri Tidak ada instruksi lebih lanjut diberikan dan anak bebas untuk membuat gambar di mana cara dia mau

17 lanj.tes proyeksi (DAP) Tidak ada benar atau salah jenis gambar, meskipun si anak harus membuat gambar dari seluruh orang setiap kali - yaitu kepala berdiri, bukan hanya wajah Tidak memiliki batas waktu, sekitar 10 atau 15 menit untuk menyelesai kan semua tiga gambar Tes ini sepenuhnya non-invasif dan non-mengancam untuk anak yang merupakan bagian dari daya tariknya.

18 lanj.tes proyeksi (HTP) House Tree Person (HTP) - Salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaitu mengetahui hubungan keluarga - Tes HTP umumnya memiliki tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi - Waktu yang dipergunakan dalam tes Psikologi normalnya 10 menit

19 lanj.tes proyeksi (HTP) - Beberapa alasan digunakannya tes HTP, yaitu : 1. Ketiga objek tersebut paling dikenal oleh orang 2. Hampir semua orang tak menentang diminta menggambar 3. Dibandingkan dengan objek lain, objek yang lebih dapat menstimulir verbalisasi yang sifatya jujur dan bebas. - Instruksi yang digunakan dalam Tes Psikologi HTP Gambarlah Rumah, Pohon dan Orang pada kertas yang tersedia Ada dua cara: 1. Diminta untuk menggambar dalam satu kertas 2. Masing-masing di gambar dalam kertas tersendiri

20 Wartegg Test lanj.tes proyeksi - Tes ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentuk tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. - Diminta menggambar kemudian menuliskan urutan gambar yang telah dibuat, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah.

21 lanj.tes proyeksi (Baum) Tes Baum (baum artinya pohon) Contoh 1 Orang yang menggambar pohon kecil dan di pojok kertas termasuk tipe tak percaya diri. Pohon kering menggambarkan semangat yang melemah dan tiadanya akar menunjukkan perasaan yang tidak tenang.

22 lanj.tes proyeksi (Baum) Contoh 2 Berlawanan dengan contoh 1, orang yang menggambar pohon besar dan rimbun termasuk tipe yang penuh percaya diri dan puas akan dirinya. Besaran batangnya dan pohon yang kokoh menunjukkan rasa egois yang kuat. Contoh 3 Bila gambar dahan yang menunjukkan hubungan dengan orang lain atau akar yang menunjukkan kondisi psikologis, tajam seperti menusuk, penggambarnya termasuk tipe agresif dan kurang ramah.

23 lanj.tes proyeksi (Baum) Contoh 4 Orang yang menggambarkan daunnya satu persatu dengan baik adalah orang yang trendi dan peduli pada penampilan nya. Dahan yang menghadap ke atas me nunjukkan bahwa dia tipe terbuka dan dahan bagian tengahnya yang men julang lurus ke atas menunjuk kan dia idealis.

24 lanj.tes proyeksi (Baum) Contoh 5. Buah menggambarkan laba atau hasil. Tipe orang yang optimis, tidak takut gagal, dan berpikir positif tentang pekerjaan, pelajaran, atau percintaan. Saat sedang menyukai lawan jenis pun, banyak yang menggambar buah.

25 lanj.tes proyeksi (Baum) Contoh 6 Orang yang menggambar pohon cemara atau pinus adalah orang yang egois. Berlawanan dengan bentuk dedaunan yang tampak lembut yang menggambarkan kebaikan hati pada orang lain, daun yang menusuk meng gambarkan orang yang kurang bisa menjalin hubungan baik dengan orang lain.

26 lanj.tes proyeksi (Baum) POIN UNTUK MENILAI KARAKTER 1. besar pohon secara keseluruhan = besaran kepercayaan diri si penggambar gambar keseluruhan besar : tipe orang yang percaya diri gambar keseluruhan kecil : tipe orang yang minder dengan dirinya sendiri 2. batang = besaran semangat besar : orang yang aktif dan enerjik kecil : orang yang pasif dan lesu 3. akar = kondisi psikologis saat ini menancap dengan mantap : keadaan yang tenang dan stabil tidak ada tanah atau tidak ada akar : keadaan yang tidak tenang dan stabil 4. dahan = hubungan dengan orang lain (I) dahan yang pendek atau tidak ada dahan : tertutup dan tak pandai berhubungan dengan orang lain. Dahan yang panjang dan tumbuh memanjang ke atas : terbuka dan berpikiran positif 5. daun, bagian yang hijau = hubungan dengan orang lain (II) besar : penuh semangat dan ceria kecil : pendiam dan pemalu dedaunan yang tampak lembut : penuh toleransi dan baik hati terhadap orang lain dedaunan yang tampak menusuk : judes atau pelit pada orang lain

27 Tes TAT Thematic Apperception Test (TAT) - Adalah suatu ukuran yang bersifat proycksi yang diharapkan untuk mengevaluasi pola-pola dari seseorang pemikiran, sikap-sikap, kapasitas penelitian, dan respon-respon secara emosional kepada bahanbahan test yang rancu. - Di dalam kasus dari TAT, bahan-bahan yang rancu terdiri atas satu set kartu-kartu bahwa melukiskan manusia menggambarkan di dalam bermacam menentukan dan situasi-situasi. - Pokok materi diminta untuk mengatakan kepada pemeriksa suatu kisah tentang masing-masing kartu bahwa meliputi yang berikut unsur-unsur: peristiwa menunjukkan di dalam gambar;

28 lanj. tes TAT Budaya, jenis kelamin, dan kelas Sejumlah besar dari riset belajar bahwa sudah menggunakan TAT sudah menunjukkan bahwa budaya, jenis kelamin, dan kelas harus diperhitungkan ketika menentukan apakah suatu respon yang spesifik ke(pada suatu kartu kisah adalah "tidak biasa" pada hakekatnya, atau apakah mungkin saja suatu respon yang normal dari seseorang di dalam kelompok tertentu.

29 lanj. tes TAT Sebagai contoh, kartu memberi label 6GF menunjukkan seorang wanita yang lebih muda yang didudukkan memutar terhadap sedikit banyak(nya) manusia yang lebih tua yang sedang mendukung nya dan merokok suatu pipa. Kebanyakan hal-hal [jantan/pria] tidak bereaksi terhadap gambar ini seperti(ketika menyiratkan keagresifan, tetapi kebanyakan hal-hal wanita menganggap nya sebagai suatu gambar sangat agresif, dengan nada tambahan yang tidak enak dari yang mengganggu dan bahaya. Banyak peneliti mempertimbangkan; menganggap perbedaan jenis kelamin di dalam respon-respon pada kartu sebagai suatu cerminan/pemantulan ini ketidak seimbangan yang umum dalam kuasa antara para lakilaki dan perempuan di dalam masyarakat yang lebih besar.

30 Tes Rorschach diciptakan oleh Hermann Rorschach tahun Penggunaan interpretasi "desain ambigu" untuk menilai kepribadian individu. Tes Rorschach

31 Tes Inteligensi (WISC) Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) Wechler (1949) menciptakan skala intelegensi pada anak-anak yang di kembangkan berdasarkan skala W-B (Wechsler-Bellevue Intelligence Scale) dan di namakan WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children). Pada tahun 1974 di revisi menjadi WISC-R (huruf R singkatan dari revised). Tes ini dipakai untuk mengukur intelegensi anak-anak usia 6 sampai 16 tahun. WISC-R terdiri dari 12 sub tes yang dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu skala verbal dan skala performan.

32 lanj. tes inteligensi (WISC) SKALA VERBAL Information (Informasi) Comprehension (Pemahaman) Arithmetic (Hitungan) Similarities (Kesamaan) Vocabulary (Kosakata) Digit span (Rentang angka)

33 lanj. tes inteligensi (WISC) SKALA PERFORMANSI Picture Completion (Kelengkapan gambar) Picture Arrangement (Susunan gambar) Block Design (Rancangan balok) Object Assembly (Perakitan Objek) Coding (Sandi) Mazes (Taman sesat) Penilaian berdasarkan skor. Pemberian skor pada sub tes WISC-R berdasarkan benarnya jawaban dan lamanya waktu dalam menjawab. Skor tersebut diter jemahkan dalam angka standar melalui tabel norma, sehingga diperoleh angka IQ deviasi untuk skala verbal, angka IQ deviasi untuk skala performansi dan angka IQ deviasi untuk skala keseluruhan.

34 lanj. tes inteligensi (WISC) Berdasarkan skala, intelegensi dapat digolongkan sebagai berikut: < 65 mental defective (keterbelakangan mental) borderline (lambat belajar) dull normal (lambat belajar) average (rata-rata) bright normal (di atas rata-rata) superior (superior) > 128 very superior (sangat superior)

35 Tes EPPS Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang. Contoh: - A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi - B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki Hasil : - A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain - B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban

36 Kuesioner KUESIONER Berikut adalah model kuesioner dari contoh operasi variabel. Bagian I Pernyataan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitasresponden. Berilah tanda cek pada kotak yang sesuai dengan pilihan Anda. Nama :... (boleh tidak diisi) Alamat :... (boleh tidak diisi) Usia saat ini :... Tahun Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status tingkat pendidikan : a. SD b. SMP c. SMU d. Sarjana e. Lainnya (...)

37 Kuesioner Pekerjaan Anda saat ini: a. Pelajar/mahasiswa b. Pegawai Swasta c. Pegawai Negeri d. Wiraswasta e. Lainnya ( ) Pendapatan/uang saku Anda per bulan: a. < Rp b. Rp Rp c. Rp Rp d. Rp Rp e. > Rp

38 Kuesioner Bagian II Pernyataan pada poin II (pernyataan yang berkaitan dengan faktor internal merupakan tolok ukur pengaruh variabel faktor internal terhadap keputusan pembelian shampo Sunsilk. Oleh karena itu Saudara/Saudari dimohon untuk memberikan tanda cek ( )pada salah satu kolom jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda). Contoh: Sangat setuju, Sangat tidak setuju, Setuju, Netral, Tidak setuju Pernyataan Untuk Variabel Motivasi (X)1 Saya membeli shampo Sunsilk karena adanya dorongan kebutuhan untuk merawat rambut

39 Kuesioner Pernyataan Untuk Variabel Persepsi (X)2 Saya membeli shampo Sunsilk karena manfaat shampo sesuai kebutuhan. Saya membeli shampo Sunsilk karena keamanan bahan pembuat shampo. Saya membeli shampo Sunsilk karenavariasi kemasan shampo (bahan pilihan kemasan). Saya membeli shampo Sunsilk karena merek shampo terkenal Pernyataan Untuk Variabel Pembelajaran (X)3 Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari media iklan. Saya membeli shampo Sunsilk karena pengalaman dari diri sendiri (pernah memakai shampo Sunsilk) Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari keluarga Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari teman Saya membeli shampo Sunsilk karena informasi dari penjual toko

40 Kuesioner Pernyataan Untuk Variabel Kepribadian (X)4 Saya membeli shampo Sunsilk karena yakin terhadap manfaat shampo Sunsilk Saya membeli shampo Sunsilk karena merasa pentingnya shampo Sunsilk untuk pergaulan Pernyataan Untuk Variabel Sikap (X)5 Saya membeli shampo Sunsilk karena kepuasan dalam pemakaian Saya membeli shampo Sunsilk karena sesuainya harga shampo Sunsilk Saya membeli shampo Sunsilk karena mudahnya mendapatkan shampo ditoko manapun

41 Kuesioner Pernyataan Untuk Variabel Keputusan Pembelian (Y) Saya membeli shampo Sunsilk karena ingin mencoba Saya membeli shampo Sunsilk karena popularitas merek shampo Saya akan mengulangi membeli shampo Sunsilk

42 Tes SSCT SSCT (Sacks Sentence Completion Test ) Dibuat oleh Joseph M, Sacks dan beberapa psikolog lainnya dari New York Veterans Administration Mental Hygiene Service. Berbentuk kalimat-kalimat tidak sempurna yang harus dilengkapi oleh testee sehingga menjadi kalimat yang utuh (teknik proyektif: completion task).

43 lanj. tes SSCT Asumsi dasar : Kalimat-kalimat tidak sempurna (incomplete sentences) dapat merangsang seseorang untuk memproyeksikan keadaan/isi psikisnya sesuai dengan rangsang yang terdapat/berkaitan dengan isi kalimat tersebut. SSCT dapat digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara eksploratif lebih dalam, karena jika waktunya cukup kita bisa menanyakan per item. Dapat dilakukan secara individual/kelompok, dan berkisar antar menit. Jawaban merupakn jawaban spontan.

44 Tes Army Alpha Army Alpha Intelegence Test Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap dalam menerima dan melaksana kan instruksi dengan cepat dan tepat.

45 Contoh: lanj. tes Army Alpha Narator akan mendiktekan soal sebagai berikut : Coretlah angka ganjil dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan! dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut:

46 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 2. Metode Riwayat Hidup atau Biografi Individual life history/human document (sosiologi)/personal document (ilmu psikologi) Data yang berisi keterangan apa yang pernah dialami individu tertentu sebagai warga dari suatu masyarakat yang dijadikan objek penelitian. Tujuannya untuk mencapai suatu pengertian tentang suatu masyarakat, kebudayaan dan tipe kepribadian suatu bangsa atau suku bangsa melalui pandangan mata individu yang merupakan warga dalam masyarakat.

47 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi Koentjaraningrat menyebutkan mengenai manfaat metode analisis riwayat hidup untuk penelitian antropologi psikologi, antara lain : 1. Memperoleh pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu masyarakat melalui pandangan dari warga sebagai partisipan. 2. Untuk memperoleh pengertian mengenai masalah individu warga masyarakat yang suka berperilaku menyimpang. 3. Memperoleh pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tidak mudah diamati dari luar atau dengan metode wawancara berdasarkan pernyataan langsung. 4. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam mengenai rincian dari hal yang tidak mudah akan diceritakan orang dengan metode wawancara berdasarkan pertanyaan langsung.

48 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 3. Metode Pencatatan dan Analisis Mimpi Isi impian (dream content) menurut Psikoanalisa adalah gambaran, kesan dan ide yang ditampilkan dalam impian. Isi impian dibagi menjadi dua : 1) isi manifestasinya Isi mimpi tersebut terjadi benar pada sipemimpi 2) isi laten Isi mimpi yang harus ditafsirkan lewat teknik penafsiran mimpi

49 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi Psikonalisa Penafsiran mimpi adalah proses pemberian makna pada impian. Cara yang digunakan adalah menyuruh pasien melakukan asosiasi bebas mengenai mimpinya. Beberapa simbol mimpi dianggap universal sehingga dapat ditafsirkan dengan mudah. Contoh : objek menusuk hati => merupakan lambang phalic

50 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi John J. Honigman mengemukakan pentingnya pengumpulan analisis mimpi : 1. Adanya asumsi bahwa mimpi-mimpi menggambarkan perilaku standar dari suatu masyarakat. 2. Mimpi mengungkapkan gagasan, perasaan, dan keadaan motivasional yang sulit diungkapkan secara verbal karena mimpi adalah ketidaksadaran manusia.

51 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 4. Metode Pengumpulan dan Analisis Folklor Ember dan ember mendefinisikan Folklor : Semua adat dan pengetahuan seperti mitos, cerita hikayat atau dongeng, takhayul, tebaktebakan dan permainan yang hidup dalam masyarakat suatu kebudayaan tertentu. Folklor bersifat lisan dan tulisan.

52 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi Bentuk-bentuk folklor dapat dijadikan sebagai alat analisis data kelakuan kolektif masyarakat. Bentuk-bentuk folklor memiliki empat fungsi: 1. Sebagai sistem proyeksi Contohnya adalah dongeng Bawang Putih dan Bawang Merah, Joko Kendil yang sesungguhnya merupakan angan-angan terpendam para remaja dari kalangan jelata untuk dapat hidup senang melalui pernikahan dengan keluarga bangsawan.

53 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 2. Sebagai alat pengesahan budaya Seperti adat kebiasaan. Contoh : dongeng Cecak yang menghianati Nabi Muhammad SAW Seekor cecak berwarna kelabu menyindir musuh Nabi Muhammad dengan perkataan dalam bahwa Jawa Cek, cek, cek, Matamu picek

54 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 3. Sebagai alat pedagogis Contoh : peribahasa dari Minagkabau Sehari selembar benang, lamo-lamo menjadi selembar kain. Peribahasa yang mengandung pesan pada anakanak agar mereka pandai membagi waktu dalam pekerjaan, mencicil dalam mempelajari ilmu, mengumpulkan kekayaan. Tidak ada pekerjaan yang berat, apabila dilakukan sedikit demi sedikit.

55 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 4.Sebagai alat pemaksa berlakunya norma masyarakat dan pengendalian masyarakat Contoh : peribahasa Indonesia Seperti pagar makan tanaman digunakan untuk menyindir oknum alat negara yang sering memeras rakyat yang seharusnya ia lindungi.

56 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi 5. Metode Survei Lintas Budaya Survei lintas budaya berhubungan erat dengan kajiankajian korelasional. Penelitian ini menggunakan data-data sekunder dari Human Relation Area Files (HRAF). HRAF adalah sebuah sistem kartu. HRAF mengandung data-data etnografi dari beberapa ratus masyarakat dan kebudayaan yang berbeda. Sistem kartu disusun sedemikian baik, sehingga seseorang dapat dengan mudah mencari data yang diinginkan setelah memplajari kodenya.

57 Lanj. Metode-Metode Dalam Penelitian Antropologi Psikologi H. E. Rivers membahas mengenai sampel dalam penelitian lintas budaya : 1. Penelitian dengan sampel yang terdiri dari kebudayaan-kebudayaan yang terletak dalam satu atau beberapa kebudayaan 2. Penelitian dengan sampel yang terdiri dari kebudayaan-kebudayaan yang tersebar secara acak di seluruh dunia 3. Penelitian dengan sampel yang terdiri dari kebudayaan-kebudayaan yang tersebar secara acak dalam satu benua 4. Penelitian dengan sampel yang terdiri dari kebudayaan-kebudayaan yang dipilih dari semua daerah kebudayaan di seluruh dunia

58 D. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi 1. Peran Jenis Adalah tingkat perilaku, sikap-sikap atau peranan-peranan sosial yang oleh masyarakat atau kebudayaan tertentu dianggap cocok untuk jenis kelamin tertentu dan tidak cocok untuk jenis kelamin lainnya. Margareth Mead melihat mengenai konsep peran jenis. Konsep peran jenis tidak berlaku universal. Kebudayaan Arapesh => tidak ada perbedaan secara psikologis antara pria dan wanita; kedua jenis kelamin ini umumnya memiliki kepribadian yang halus, lembut dan pasif seperti yang diharapkan seorang wanita didalam kebudayaan Eropa Amerika.

59 Lanj. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi Kebudayaan Mundugumor => Baik pria maupun wanita pada kebudayaan ini memiliki kepribadian yang keras, kasar, aktif dan agresi. Kebudayaan Tchambuli => Ada perbedaan yang mencolok antara pria dan wanita secara psikologis. Pria (feminim), wanita (maskulin). Wanita mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan mendominasi kegiatan produksi ekonomi, berkebun, serta mencari sagu. Pria bekerja sebagai tukang atau seniman, mencari ikan atau berburu.

60 Lanj. Beberapa Penelitian Antropologi 2. Oedipus Complex Psikologi Merupakan teori yang dikemukakan oleh Sigmund Freud. Oedipus Complex adalah hasrat seorang anak laki-laki untuk memiliki secara seksual ibunya serta merasa iri terhadap bapaknya.

61 Lanj. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi 3. Motif berprestasi Tokohnya adalah David McClelland. Motif berprestasi diartikan sebagai suatu keinginan berprestasi secara jitu dalam bidang apapun, memahat, menjual polis asuransi, pertanian, bukan semata-mata untuk memperoleh uang, pengakuan sosial, akan tetapi terdorong oleh keinginan untuk memperoleh kepuasan karena keberhasilan sendiri.

62 Lanj. Beberapa Penelitian Antropologi Psikologi David McClelland menetapkan beberapa kriteria manusia yang memiliki N-Ach tinggi atau haus akan karya unggul : 1. Mereka tertarik oleh kecemerlangan karya for its own sake (demi kesenangan diri) dan bukan karena ganjaran yang didapatkannya, baik berupa uang, prestise ataupun kekuasaan. 2. Manusia yang cenderung pada pencapaian yang sukses daripada menghindari kegagalan 3. Tertarik oleh tindakan alternatif yang secara realistis memiliki peluang keberhasilan yang besar 4. Memiliki ketajaman dalam memilah situasi

SISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang

SISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang SISTEM KEKERABATAN SISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang dilakukan oleh masyarakat di dunia, Perkawinan

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id WAIS-R Verbal Information Digit Span Vocabulary Arithmetic

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937)

Lebih terperinci

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes.

Berikut ini adalah beberapa contoh soal psikotes dan jawabannya terbaru yang sering di keluarkan oleh perusahaan dalam ujian psikotes. SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN MASUK PERUSAHAAN PILIHAN BKK SIAP KERJA ( BKK ) SMK MUH 1 KLATEN UTARA SABTU, 10 JANUARI 2015 HTTP://BKKSIAPKERJA.COM, 0813 2965 6299, 0856 4220 9977 Psikotes pada umumnya menjadi

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Antropologi Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: Holy Greata Program Studi Psikologi Antropologi Psikologi Antropologi Psikologi adalah bagian dari ilmu antropologi yang berkembang pesat sehingga

Lebih terperinci

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk]

Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Rahasia Psikotest terbongkar [buat yg mw nglamar kerja masuk] Buat agan2 yang mw ngelamar kerja, ni ane dapat bocoran dari teman ane yang staff HRD dari perusahaan ternama. Dia mau bocorin gimana tips

Lebih terperinci

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Tes Inventory. Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: Tes Inventory Pengertian Personality Test, Proses Asesmen, Aspek yang Diukur Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Personality Test Dalam

Lebih terperinci

Klik di sini: untuk informasi lebih

Klik di sini:  untuk informasi lebih Klik di sini: www.psikoteskerja.web.id untuk informasi lebih lengkap PENGANTAR EBOOK SUKSES PSIKOTES KERJA Penyebab kegagalan terbesar calon karyawan pada saat rekrutmen adalah sewaktu ujian psikotes.

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS

DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS Instruksi Umum pengantar psikotes 0000-97,000 lembar a. DAFTAR HARGA ALAT TES PSIKOLOGIS (Berlaku mulai Juni 00) Army Alpha Intelligence Test a. Instruksi Army Alpha 00-96,000 lembar b. Formulir Army Alpha

Lebih terperinci

C. Teknik-teknik Gambar

C. Teknik-teknik Gambar C. Teknik-teknik Gambar 1. Thematic Apperception Test (TAT) Dikembangkan oleh Henry Murray Stimulusnya lebih terstruktur dan meminta respon verbal yang lebih kompleks & terorganisasi secara bermakna Terdiri

Lebih terperinci

WBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

WBIS. (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS. Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Modul ke: WBIS (Weschler Bellevue Intelligence Scale) Praktikum Administrasi Tes WBIS Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Subtes

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th.

TES INTELIGENSI. Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. TES INTELIGENSI Tes inteligensi Wechsler WISC WISC Wechsler Intelligence Scale for Children Terbit th. 1949 Digunakan diberbagai Negara Untuk anak usia 5;0 15;11 th. Verbal test 6 sub tes (diberikan 5

Lebih terperinci

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test)

Tes Inventori: SSCT. Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Modul ke: Tes Inventori: SSCT Modul ini akan menjelaskan tentang cara pengadministrasian dan skoring tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi., Psi. Program

Lebih terperinci

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me

Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun Dan sejak itu makin popular sebagai nama me Tes Psikologi Pengertian Tes Di dalam lapangan psikologi kata tes mula-mula digunakan oleh J. M. Cattel pada tahun 1890. Dan sejak itu makin popular sebagai nama metode psikologi yang dipergunakan untuk

Lebih terperinci

Test NST TUJUAN TEST 1. Mengetahui tk. kematangan anak memasuki pendidikan tk. SD. 2. Prognosis (meramalkan) thd prestasi sekolah anak di SD. 3. Menge

Test NST TUJUAN TEST 1. Mengetahui tk. kematangan anak memasuki pendidikan tk. SD. 2. Prognosis (meramalkan) thd prestasi sekolah anak di SD. 3. Menge Test NST Test WISC Test NST TUJUAN TEST 1. Mengetahui tk. kematangan anak memasuki pendidikan tk. SD. 2. Prognosis (meramalkan) thd prestasi sekolah anak di SD. 3. Mengetahui kemampuan-kemampuan tertentu

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20 TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi inteligensi dari berbagai pendekatan, serta terutama memahami konsep inteligensi dari pendekatan psikometri serta mampu melakukan asesmen parsial

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: 10 eyeka13@gmail.com Fakultas PSIKOLOGI Pengantar Psikodiagnostik Tes Kepribadian EY Eka Kurniawan, M. Psi Program Studi Psikologi Definisi Suatu organisasi dinamis dalam diri individu, merupakan

Lebih terperinci

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang

NO KESAN/DETAIL DESKRIPSI ANALISIS 1. Garis Penarikan satu kali garis pada bagian cabang, Garis tipis yang dipertebal pada bagian batang LAPORAN TES KEPRIBADIAN (TES GRAFIS) BAUM, DAP, dan HTP a. Tes Kepribadian (Tes Grafis) Nama alat tes : BAUM Tujuan : Mengetahui karakter dan kepribadian seseorang berdasarkan fungsi Id, Ego, Super Ego

Lebih terperinci

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS

PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA 4 : TES GRAFIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIKA IV : TES GRAFIS Praktikan hadir 10 menit sebelum

Lebih terperinci

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma

TIPS MENGHADAPI PSIKOTES. Candra Ariokusuma TIPS MENGHADAPI PSIKOTES Candra Ariokusuma Seberapa pentingkah psikotes? Psikotes sendiri merupakan suatu tahapan yang selalu ada dalam proses seleksi untuk karyawan di perusahaan maupun instansi pemerintah.

Lebih terperinci

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si

Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Modul ke: DAP (Draw A Person) Fakultas PSIKOLOGI Nursakinah Oktaviana Sasmita, S.Psi, M.Si Program Studi Tes Proyektif SEJARAH DAP Sejarah Perkembangan Tes DAP Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan nama mata kuliah : PG434 Psikodiagnostik IV-Inteligensi (2 sks) Topik bahasan : Orientasi kuliah Tujuan pembelajaran umum : Mahasiswa mampu memahami silabus, pearturan

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF

PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PEDOMAN PRAKTIKUM PSIKODIAGNOSTIK: TES PROYEKTIF PENDAHULUAN Kegiatan praktikum dalam mata kuliah psikodiagnostik diperlukan sebagai upaya untuk membekali mahasiswa agar memiliki kompetensi afektif dan

Lebih terperinci

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi Carl Jung Analytical Psychology Asumsi Fenomena yang berhubungan dengan kekuatan gaib atau magis (Occult) yang diturunkan oleh leluhur bisa dan memang berpengaruh pada kehidupan manusia Manusai bukan hanya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS 1 Sejarah Intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 Mahasiswa dapat memahami dan 2. Permbangan pada abad -20 3. Batasan mengenai konsep intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 di : Inggris Amerika Jerman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan komunikasi matematis Menurut Wardani (2008) matematika merupakan sebuah alat komunikasi yang sangat kuat, teliti, dan tidak membingungkan. Dalam

Lebih terperinci

Contoh Soal Psikotes

Contoh Soal Psikotes Contoh Soal Psikotes 1. Tes Logika Penalaran Soal tes logika penalaran ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi dan lain-lain. Yang menjadi penilaian dalam tes ini adalah kemapuan Anda dalam

Lebih terperinci

Tes Inteligensi: WISC

Tes Inteligensi: WISC Modul ke: Tes Inteligensi: WISC Modul ini akan menjelaskan tentang tes inteligensi WISC dan penggunaannya. Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TES INTELIGENSI PBPP43204 (3 SKS) SEMESTER 4 Pengampu mata kuliah: NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2017 1 A.

Lebih terperinci

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK

EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK Murhima A. Kau Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo INTISARI Proses perkembangan perilaku prososial menurut sudut pandang Social Learning Theory

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya

BAB II LANDASAN TEORI. mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumtif 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumtif Menurut Swastha dan Handoko (1987) perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian manusia yang tidak dapat berdiri sendiri, artinya terkait dengan aspek kepribadian yang lain dan harus dilatihkan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa

PSIKOLOGI UMUM 1. Aliran Psikoanalisa PSIKOLOGI UMUM 1 Aliran Psikoanalisa Sigmund Freud 3 sumber utama yang mempengaruhi gerakan Psikonalisa: 1. Ketidaksadaran Mental events mulai dari yang sama sekali tidak disadari sampai yang jelas disadari.

Lebih terperinci

BAB III. Perbedaan individual

BAB III. Perbedaan individual BAB III Perbedaan individual aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id Tujuan Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan individual yang ada pada siswa meliputi : Perbedaan gender Kemampuan Kepribadian Gaya belajar Aplikasinya

Lebih terperinci

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda

Nama Sekolah :... I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : TEMPAT UMUM Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu I. STANDAR KOMPETENSI I. PKn 1. Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sikap (Attitude) 2.1.1 Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan batasan tersebut,

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Tes Individu Tes Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Tes Individu Tes yang diberikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi individu untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek tertentu dan spesifik.

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pendapat, dan perasaan seseorang kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN INTENSI BERHENTI MEROKOK PADA MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Disusun Oleh: WISNU TRI LAKSONO

Lebih terperinci

IDENTITAS Nomor : / G. 40 / 07 (Diisi oleh peneliti) Usia : Jenis kelamin :

IDENTITAS Nomor : / G. 40 / 07 (Diisi oleh peneliti) Usia : Jenis kelamin : 69 IDENTITAS Nomor : / G. 40 / 07 (Diisi oleh peneliti) Usia : Jenis kelamin : PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan untuk mendapatkan gambaran tentang aktivitas sosial anda. Anda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat lepas berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk berkomunikasi atau bergaul dengan

Lebih terperinci

Alat Ukur Kepribadian

Alat Ukur Kepribadian Kita telah membahas mengenai metode pengukuran kepribadian. Dalam melakukan pengukuran kepribadian, kita membutuhkan alat ukur kepribadian. Alat ukur tersebut dapat berupa panduan wawancara, panduan observasi,

Lebih terperinci

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM.

Teknik Pengumpulan Data. Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data Prepared By : Dr. Mustakim, MM. Teknik Pengumpulan Data 1. Angket (Questionnaire) a). Angket Terbuka (angket tidak berstruktur) ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana

Lebih terperinci

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN)

TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) TEKNIK PEMERIKSAAN PSIKOLOGI (DITINJAU DARI SEGI PENDEKATAN) Tiga kelompok teknik pemeriksaan (Sundberg, 1977) 1. Teknik behavioral 2. Teknik objektif 3. Teknik proyektif Teknik pemeriksaan Teknik behavioral

Lebih terperinci

PELATIHAN KONSEP DIRI

PELATIHAN KONSEP DIRI PELATIHAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep Diri Konsep diri merupakan persepsi terhadap diri individu sendiri, baik yang bersifat fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dari interaksi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Anak-anak yang mengalami kekerasan seksual memiliki gejala gangguan yang lebih banyak daripada anak yang tidak mengalaminya, tetapi mereka memiliki gejala yang lebih sedikit dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan pribadi yang utuh, khas, dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu. Dalam kehidupannya, manusia selain sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka: 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Responden Gambaran umum responden yang menjadi sampel penelitian ini meliputi: umur responden, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan frekuensi berkunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Hurlock (1980 : 208) mengatakan bahwa masa Sekolah Menengah Atas/SMK adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa awal. Pada masa inilah pembendaharaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam. 1) Pola-pola Kontrol Terhadap Emosi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam. 1) Pola-pola Kontrol Terhadap Emosi 77 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Faktor Yang Mempengaruhi Hadrah Dalam Mengontrol Emosi Dalam menganalisa data mengenai hadarah sebagai instrumen bimbingan konseling islam dalam mengatasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutan lingkungan sebagaimana memenuhi kebutuhan sendiri. Keluarga sebagai lingkungan awal yang

Lebih terperinci

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI Fak. Psikologi UMBY Tujuan Agar tenaga kesehatan dapat ; a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan risiko terjadinya kelainan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. seorang pengarang akan mencoba menggambarkan realitas yang ada ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari sebuah proses gejolak dan perasaan seorang pengarang terhadap realitas sosial yang merangsang kesadaran pribadinya. Dengan kedalaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang

Lebih terperinci

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja atau dikenal dengan istilah adolescene adalah suatu transisi proses pertumbuhan dan perkembangan seorang individu dalam keseluruhan hidupnya. Transisi

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat. RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah :... Tema : Budi Pekerti Kelas/Semester : I / 1 Alokasi Waktu : 2 minggu Standar Kompetensi : 1. IPS : Memahami identitas diri dan keluarga

Lebih terperinci

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_ Makalah By UNKNOWN March 26 2014 Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Edit Ms Word by Zahrotun

Lebih terperinci

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya

Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Contoh Soal Psikotes dan Tips Lulusnya Dengan mengenali bentuk soal psikotes melalui contoh contoh soal psikotest bisa merangsang ingatan dan pengetahuan Anda agar lebih peka dibandingkan orang yang pintar

Lebih terperinci

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEWASA AWAL Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sosial Pada Masa

Lebih terperinci

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL PERBEDAAN INDIVIDUAL kuis 1. Sumber perbedaan individu dapat dijelaskan dari factor bawaan dan lingkungan 2. Sifat dan kecerdasan anak dipengaruhi oleh gen yang diturunkan orang tua pada anak 3. Pola asuh

Lebih terperinci

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences BAKAT & INTELEGENSI BAKAT INTELEGENSI 2 Kemampuan Mental I. INTELEGENSI Sejarah Intelegensi - Wundt (Jerman) - Galton (Inggris) - Cattel (AS) Melakukan tes thd anak, dgn soal yg mudah Individual Differences

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

CONTOH OPERASIONAL VARIABEL

CONTOH OPERASIONAL VARIABEL CONTOH OPERASIONAL VARIABEL Operasinalisasi dalam variabel, indikator dan item yaitu sebagai berikut. 1) Faktor Internal (X) Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan belajar terhadap siswa-siswa berinteligensi tinggi semakin meningkat, hal ini ditandai dengan munculnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan lingkungannya. Dalam menjalin hubungan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia untuk berinteraksi dengan sesama tidak dapat dielakkan, karena manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia sehingga memegang peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan pada keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pasti akan mengalami perkembangan ke arah yang lebih sempurna. Salah satu tahap perkembangan dalam kehidupan manusia adalah masa remaja. Masa remaja merupakan

Lebih terperinci

Alfred Adler. Individual Psychology

Alfred Adler. Individual Psychology Alfred Adler Individual Psychology Manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior, suatu kondisi yang mengarah pada perasaan inferior sehingga mengakibatkan ketergantungan kepada orang lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup

Lebih terperinci

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN

3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN 30 3. MASALAH, HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang masalah dan metode penelitian yang terdiri dari masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesis penelitian, subyek

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

2012

2012 RENCANAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Nama Sekolah : Tema : Lingkungan Kelas/Semester : III / 1 Alokasi Waktu : 3 minggu I STANDAR KOMPETENSI I PKn 1 Mengamalkan makna Sumpah Pemuda II IPS 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus wajib mengikuti jenjang pendidikan baik jenjang

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta 44 KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu ciri yang paling sering muncul pada remaja untuk menjalani penanganan psikologisnya adalah stres. Stres pada remaja yang duduk dibangku sekolah dapat dilanda ketika mereka

Lebih terperinci