pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia,"

Transkripsi

1 .17 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Matching Concept antara PendapaKan dan Beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang Sesuai demgan PSAK No. 36. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan pengakuan pendapatan dan bebannya berdasarkan metode accrual basis. Dimana pengakuan pendapatan utamanya {Premi), diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi, dun beban utamanya (Klaim) diakui pada saat bukti-bukti yang sah telah diperoleh atas tuntutan klaim yang terjadi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36. Dalam menganalisa pengakuan dan penrutatan atas pendapatan dan beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan analisanya berdasarkan pendapatan dan beban yang Icrkait dengan diperolehnya pendapatan tersebut. Pos-pos ualam perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dianalisa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan, yang terdiri dari : a. Premi Bruto Seperti telah dijclaskan scbslumnya, premi merupakan pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, yang dihasilkan dari penjualan polls asuransi. Premi yang diperoleh perusahaan dari tertanggung diakui sebagai pendapatan

2 38 premi bruto yang berdasarkan metode accrual basis, yaitu premi bruto diakui sebagai pendapatan selarna penode kontrak asuransi. Berikut ini adalah jurnal yang dicatat untuk mengakui pendapatan premi bruto: Premi Rp ,00 Pendapatan premi bruto Rp ,00 b. Premi Reasuransi Premi reasuransi adalah bagian dari premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan peijanjian reasuransi. Premi reasuransi yang dibayarkan kepada pihak reasuradur diakui dan dicatat pada periode yang sama dengan pcriodc pengakuan pendapatan premi bruto, yang diperoleh dari tertanggung dan pendapatan komisi yang diperolen dari perusahaan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain, dimana pengakuan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36. Berikut ini jurnal yang dicatat untuk premi reasuransi yailu: Premi reasuransi Rp ,00 Hutang premi reasuransi Rp ,00 c. Kenaikan atau Penurunan Cadangr.n Fremi Cadangan premi adalah kewajiban pada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo, termasuk premi dalam masa keleluasaan. PT. Asuransi Jiwa Manulite Indonesia mencatat

3 39 cadangan premi sebagai premi yang beban merupakan pendapatan pada akhir tahun. Karena cadangan premi untuk tahun sebelumnya telah diakui sebagai pendapatan untuk tahun berjaian, maka cadangan premi yang telah diakui tersebut dikurangi dengan cadangan premi yang muncul pada tahun berjaian. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya kenaikan atau nenurunan cadangan premi yang diperlakukan sebagai faktor peiambahan atau pengurangan premi bruto. Ayat jurnal penyesuaian yang dibuat perusahaan untuk mencatat cadangan premi tahun berjalun adalah : Cadangan premi Rp ,00* Premi yang belum merupakan pcndapalan Rp * KMPMD tahun/triwulan berjaian - KMPMO tahun/triwulan lalu = Rp ,00-Rp ,00 = Rp ,00. Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2004 perusahaan telah melakukan jurnal pembalik atas penyesuaian cadangan premi per tanggal 31 Desember 2003, yaitu : Premi yang belum merupakan pendapatan Rp ,00* Pendapatan premi Rp ,00

4 40 * KMPMD tahun/triwulan berjalan - KMPMD tahun/triwulan lalu = Rp ,00-Rp ,00 - Rp ,00. Dari jurnal tersebut terlihat bahwa adanya kenaikan cadangan premi untuk tahun 2003, yaitu sebesar: 31 Desember 2003, Premi yang belum merupakan pendapatan Rp ,00 31 Dcscmbcr 2002, Prcmi ynngbcluni merupakan pendapatan Rp ,00 Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Rp ,00 Jadi kenaikan cadangan premi tersebut di atas dianggap sebagai beban yang mengurangi pendapatan premi. d. Pendapatan Lain Untuk komisi yang diperoleh dari premi reasuransi keluar, perusahaan mcngakuinya sebagai pcnjapatuu lain, dan hal tcrscbul sesuai dengan ketentuan yang teidapat oada PSAK No. 36. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat pendapatan komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi : Piutang komisi reasuransi keluar Rp. \ ,00 Komisi reasuransi keluar Rp ,00

5 41 e. Pendapatan Investasi Pendapatan investasi yang diperoleh PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia adalah bunga deposito yang diberikan oleh Bank, pemilikan surat-surat berharga (seperti obligasi), bunga pinjaman dari pemegang polis. Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Dan keuntungan atau kerugian penjualan investasi serta seiisih dari kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi, disajikan sebagai bagian dari hasil inveslasi. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36. Diasumsikan babwa penghasilan investasi perusahaan untuk tahun 2003 adalah scbesar RP ,00 dan taluin 2004 adalah sebesar Rp (M/0'), Beban, yang terdiri dari: a. Kiaim Perusahaan mengakui kiaim scbagai pengurang pendapatan premi, pada saat bukti-bukti yang sah diperoleh atas tuntutan kiaim yang terjadi. Pengakuan bebar. kiaim dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Karena terjadinya kiaim tidak dapat ditentukan kepastiannya, maka kiaim dicatat sebagai beban dalam tahun buku

6 42 dimana klaim tersebut dibayar atau terjadi, tanpa memperhatikan waktu pencatatan premi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini konsep penandingan antara beban klaim dengan pendapatan premi dalam sebuah perusahaan asurans) jiwa tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Mengenai pengakuan beban kldm PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia membuat jurnal sebagai berikut: a). Untuk mencatat beban klaim yang diakui Beban Klaim Rp ,00 Hutang Klaim Rp ,00 b). Untuk mencatat pembayaran klaim kepada tertanggung Hutang Klaim Rp ,00 Bank Rp ,00 Tetapi menurut PSAK No. 36, pencataton jurnalnya adalah sebagai berikut: Beban Klaim Rp ,00 Hutang Klaim Rp ,00 Hutang Klaim Rp ,00 Bank Rp ,00 Disini terlihat bahwa perbetlaan pencatatan antara jurnal yang dibuat oleh perusahaan dengan yang menurut PSAK No. 36. Dimana pengakuan dan pencatatan atas beban klaim oleh

7 u perusahaan lebih kecil (karena adjuster fee nya tidak dimasukkan ke dalam kategori beban klaitn, dimaua adjuster fee diakui dan dicatat oleh perusahaan pada saat reaiisasinya dan pada akhir tahun, baru diakui sebagai penambah beban kfaiin), sehingga klaim reasuransi keluar yang akan diterima pctusahaan akan Icbili kecil dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir lahun akan lebih besar dari seharusnya jika sesuai derigan PSAK No. 36, yaitu beban klaim yang tinggi akan menurunkan laba bersih perusahaan. Dan menurut ketentuan PSAK No. 36, adjuster fee dimasukkan sebagai bagi*an dari beban klaim. b. Klaim Reasuransi Klaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat reaiisasinya, yaitu setelah klaim sccara Icknis disclcsaikan dan disetujui oleh perusahaan. Karena perusahaan membagi resiko (jika terjadi klaim) dengan perusahaan reasuransi, maka perusahaan berhak menagih klaim ke reasuradur pada saat terjadinya tunlulan klaim dari tertanggung. Pemulihan kilaim dari pihak reasuradur diakui sebagai pengurang beban klaiin yang ada, dimana hal tersebut telah sesuai dengan PSAK No. 36. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat jurnal pada saat tagihan klaim reasuransi sebagai berikut:

8 44 Piutang kiaim premi reasuransi keluar Rp ,00 Klaim premi reasuransi keluar Rp ,00 Dan jurnal yang dibuat psda saat pembayaran klaim reasuransi tersebut adalah : Bank Rp ,00 Piutang klaim premi reasuransi keluar Rp ,00 Tetapi menurut ketentuan PSAK No. 36, jurnal pada saat tagihan klaim premi reasuransi keluar tersebut adalah : Piutang klaim premi reasuransi keluar Rp ,00* Klaim premi reasuransi keluar Rp ,00 * Klaim reasuransi + beban lainnya = Rp ,00 + Rp ,00 = Rp G.00O.O00,00. Dan jurnal pada saat pembayaran klaim premi reasuransi keluar tersebut adalah : Bank Rp ,00 Piutang klaim premi reasuransi keluar Rp ,00 Di atas terlihat bahwa tercfapat perbedaan antara jumlah pemulihan klaim reasuransi yang diakui oleh perusahaan dengan

9 A 5 yang menurut PSAK No. 36. dimana klaim premi reasuransi keluar yang dicatat oleh perusahaan lebih keci1 jumlahnya dibandingkan dengan yang menurut ketentuan PSAK No. 36. Pada perusahaan jumlah klaim premi reasuransi keluar yang dicatat adalah sebesar Rp ,00 sedangkan menurut PSAK No. 36, jumlah tersebut dicatat sebesar Rp ,00. Karena klaim premi yang diteiima perusahaan lebih kecil maka beban klaim perusahaan lebih besar, sehingga Iaba yang diperoleh perusahaan akan lebih kecil dibandingkan dengan yang menurut PSAK No. 36 (karena klaim reasuransi yang diterima lebih besar maka beban klaim akan I?bih kecil dan Iaba yang diperoleh akan lebih besar). c. Cadangan Klaim Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya maupun haknya, tcrmasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah cadangan klaim yang dibentuk baru dengan cadangan klahn tahun lalu terdapat selisih yang disebut kenaikan (penurunan'; estimasi kewajiban klaim (cadangan klaim), yang diakui perusahaan pada akhir tahun sebagai penambah (pengurang) beban klaim. Dimana ha! tersebut tdah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36.

10 46 Berikut ini adalah ayat jumal penyesuaian untuk cadangan klaim : Estimasi kewajiban klaim (Lap. L/R) xxx Cadangan klaim (B/S) xxx d. Beban Akuisisi (seperti beban komisi untuk agen) Beban akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau yang diperbaharui, seperti komisi kepada agen yang berhasil menutup polis asuransi. Menurut PSAK No. 36 beban komisi dicatat sebagai bagian dari beban akuisisi, sedangkan perusahaan mencatatnya tetap sebagai beban komisi. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat beban komisi yang berdasarkan PT. Asuransi Jiwa ManuHte Indonesia : Komisi premi Rp ,00 Hutangkomisi premi Rp ,00 Beban komisi dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak teramortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi, sehingga konsep penandingan antara beban komisi dengan pendapatan premi juga tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam sebuah perusahaan asuransi jiwa.sedangkan jurnal untuk mencatat beban komisi menurut PSAKNo.36 adalah: Komisi premi Rp ,00 Hutang komisi premi Rp

11 47 e. Beban Peruasaran Beban ini merupakan bagian dari biaya manajemen atau biaya operasional, yang diakui perusahaan pada periode terjadinya. Karcna beban tersebul hanya membcrikan manfaat pada periode berjalan. Beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2003 adalah sebesar Rp dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp ,00. f. Beban Umum dan Administrasi Sama halnya dengan beban pemasaran, beban ini juga termasuk dalam biaya manajemen utau biaya operasional, yang diakui perusahaan pada periode terjaiiinya. Karena beban ini lumya memberikan manfaat pada periode berjalan. Bcsarnya beban umum dan adminislrasi pada tahun 2003 adatah sebesar Rp. I C,00 dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp , Pendapatan (Beban) Lain Pengakuan pendapatan (beban) lain tidak mempunyai hubungan Iangsung dengan pendapatari utama usaha asuransi jiwa (pendapatan premi), jadi tidak berpengaruh Iangsung terhadap konsep penandingan antara beban dengan pendapatan yang berkaitan.

12 48 Sedangkan untuk pengakuan dan pencatatannya biasanya dilakukan pada saat realisasinya atau pada periode terjadinya transaksi tersebut. Besarnya pendapatan (beban) lain pada tahun 2003 adalah sebesar (Rp ,00) dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp , Kesimpulan Penerapan Matching Concept antara Pendapatan dan Beban Pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Berdasarkan data-data teresbut diatas bahwa premi netto diakui setelah pendapatan premi bruto dikurangi premi reasuransi dan ditambah atau dikurangi oleh kenaikan atau penurunan premi yang belum merupakan pendapatan. Sedangkan beban klaim dan manfaat diakui sebesar klaim dan manfaat yang dibayar dikurangi klaim reasuransi dan ditambah atau dikurangi kenaikan (penurunan) KMPMD serta ditambah atau dikurar.gi kenaikan atau penurunan EKK. Dan berdasarkan mctodc Matching Concept menurul Smith dan Skousen, beban klaim dan manfaat tersebut diakui dalam periode pada saat pendapatan diakui karena perusahaan asuransi harus mengakui beban klaim pada saat premi yang bersangkutan diakui sebagai pendapatan dikarenakan perusahaan asuransi harus menyediakan dana untuk mengantisipasi adanya klaim dari pemegang polis.

13 B. Pengakuan Pendapatan dan Beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, yang sesuai dengan PSAK No. 36 terhadap Laba Perusahaan. Pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang sesuai dengan PSAK No. 36 dapct mempengaruhi besarnya laba perusahaan, yaitu: Tabel4. PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PERUSAHAAN) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DECEMBER 2004 DAN 2003 (daiam julaan rupiah) Pendapatan - Pendapatan Premi 1,045, ,239 - Premi Reasuransi {(4,544) (17,618) - Penurunan (kenaikan) PYBMP* (16,841) (22,436) Jumlah Pendapatan Premi Neto 1,014, ,185 Hasil Investasi 351,660 65,041 Imbalan Jasa DPLK/jasa manj.lainnya 15,403. 8,916 Pendapatan Lain 116,722 (19,926) Jumlah Pendepatan 1,498, ,216 Beban

14 50 Klaim dan Manfaat - Klaim dan manfaat dibayar 274, ,431 - Klaim reasuransi (4,728) (4,668) - Kenaikan (penurunan) KMPMD 626, ,678 - Kenaikan (penurunan) EKK 73,434 1,668 Jumlah beban klaim dan manfaat Biaya akuisisi - Komisi tahun pertama 57,763 33,178 - Beban komisi tahun lanjutan 52,665 35,180 - Beban komisi overriding 88,144 51,537 - Beban lainnya 21,538 19, , ,554 Pemasaran Umum dan Administrasi 168, ,8% Hasil (baban) lain (25,407) (18,094) Jumlah Beban 1,338, ,852 Laba Sebelum Pajak 159,976 73,364

15 51 TabetS. PT. ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PSAK NO. 36) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 (dalam jutaan rupiah) J Pendapatan - Pendapatan Premi 1,045, ,239 - Premi Reasuransi (14,544) (17,618) - Penurunan (kenaikan) PYBMP* ) (22,436) Jumlah Pendapatan Premi Neto 1,014, ,185 Hasil Investasi 351,660 65,041 Imbalan Jasa DPLK/jasa manj.lainnya 15,403 8,916 Pendapatan Lain (16,722 (19,926) Jumlah Pendapatan 1^98, ,216 Beban Klaim dan Manfaat - Klaim dan manfaat dibayar 274, ,431 - Klaim reasuransi (26,266) (24,327) - Kenaikan (penurunan) KMPMD 626, ,678 - Kenaikan (penurunan) EKK 73,434 1,668 Jumlah Beban Klaim dan Manfaat )48, ,450

16 Biaya Akuisisi - Biaya Komisi Tahun Pertama 57,463 33,178 - Biaya Komisi Tahun Lanjutan 52,665 35,180 - Biaya Overriding 88,144 51,537 Jumlah Biaya Akuisisi 198, ,895 Pemasaran ,393 Umum dan Administrasi 168, ,890 Hasil (Beban) Lain (25,407) (18,094) Jumlah Beban 1.295, ,534 Laba Sebelum Pajak 203, ,682 Jika dilihat dari laporan laba rugi di atab, laba bersih sclelah pajak yang diterima perusahaan pada tahun 2004, yang berdasarkan PSAK No. 36 tercatat febih besar dibandingkan dengan laba yang berdasarkan catatan perusahaan. Dimana besarnya laba yang tercatat berdasarkan PSAK No. 36 adalah Rp ,00 sedangkan besarnya laba yang berdasarkan catatan perusahaan adalah Rp ,00. Jadi besarnya perbedaan tersebut adalah Rp ,00. # Interpretasi Hasil Penclitiar Perbedaan jumlah laba tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan dan pencatatan pada beban klaim, yang oleh perusahaan dicatat

17 lebih kecil sehingga jumlah klaim reasumnsi keluar yang dilerima perusahaan lebih kecil, dan berarti bebaft klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih tinggi, yang menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan menjadi kecil. Tetapi dengan menurut PSAK No. 36, beban klaim yang dicatat lebih besar sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang dilerima perusahaan juga lebih besar, sehingga beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih rendah yang menyebabkan laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar. Dari laporan laba rugi tersebut terlihal bahwa pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban perusahaan y&ng sesuai dengan PSAK No. 36 menghasilkan kinerja ekonomis yang lebih taik, yang tercermin dari faba yang lebih besar tersebut.

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN

LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 NO KEKAYAAN 2009 2008 I INVESTASI 1 Deposito 2.266.400,00 2.672.650,00 2 Sertifikat Deposito - - 3 Sertifikat Bank Indonesia - - 4 Saham 717.18

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (4) (5)

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rincian Tahun 2015 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian 2016 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo

Lebih terperinci

Rin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank

Rin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka dan Sertifikat

Lebih terperinci

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan IV 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan II 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan I 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan II Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW II 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW I 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Triwulan I 2015 Triwulan IV 2014 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi

Lebih terperinci

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan III Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melanjutkan pembahasan mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PT ASABRI (PERSERO) Per / Bulan... Tahun... (Alamat Perusahaan)

LAPORAN BULANAN PT ASABRI (PERSERO) Per / Bulan... Tahun... (Alamat Perusahaan) K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN BULANAN PT ASABRI (PERSERO)

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011 (dalam jutaan rupiah) LAPORAN NERACA NO ASET 2012 2011 I INVESTASI 1 Deposito & Sertifikat deposito 1.065.850 609.550 2 Saham 251,036 219,214 3 Obligaasi dan MTN 868,384 3,548,394 4 Surat Berharga yang diterbitkan atau dijamin

Lebih terperinci

Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Saham Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016 Periode 07 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017 LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP 6,442,004.77

Lebih terperinci

dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.

dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Premi Pengertian dari Premi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh manfaat

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Asuransi Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit

Lebih terperinci

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional

Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Lembaga 107 Multinasional Halaman 1 LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per. dan Per. Uraian Rin cia n Triwulan Tahun Triwulan Tahun Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016 Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal.

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal. TATA CARA PERHITUNGAN POSISI DEVISA NETO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor Laporan Neraca Dana Perusahaan No, 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi,

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi, Umum Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; dan 5. Tim Likuidasi Perusahaan Asuransi dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2015/ Triwulan I Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2015/ Triwulan I Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10710 LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2015/ Triwulan IV Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2015/ Triwulan IV Tahun 2015 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Menara Merdeka, Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat - 10110 LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 7.200 9.650 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.834 9.836 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.233

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 9.769 11.534 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.029 9.031 4 Surat berharga syariah negara D-5 15.918

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 12.000 10.100 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.826 9.829 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.219

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 14.500 12.000 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.823 9.826 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.227

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.100 10.579 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.829 9.839 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.231

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI (NSL) BAGIAN PERTAMA UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI (NSL) BAGIAN PERTAMA UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.2.1 Sejarah Perusahaan Berdiri tepat 50 tahun yang lalu, PT Lippo General Insurance, Tbk (LippoInsurance/ Perseroan) senantiasa berusaha untuk menjadi

Lebih terperinci

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/PERUSAHAAN REASURANSI/PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun...2 PT. XYZ. (alamat perusahaan) - 2 -

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/PERUSAHAAN REASURANSI/PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun...2 PT. XYZ. (alamat perusahaan) - 2 - LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.05/2014 TENTANG RENCANA KORPORASI DAN RENCANA BISNIS PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.579 10.879 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.839 9.844 4 Surat berharga syariah negara D-5 16.144

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan III Tahun 2015 / Per 30 September 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan III Tahun 2015 / Per 30 September 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian SAK SAK (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.879 9.769 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.844 9.029 4 Surat berharga syariah negara

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2

RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 Lampiran 7 Surat Edaran OJK Nomor.. Tanggal RENCANA KORPORASI PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / PERUSAHAAN REASURANSI / PERUSAHAAN ASURANSI JIWA 1 Tahun 2 PT. XYZ (alamat perusahaan) ¹ Tulis salah satu sesuai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PT ASKES (PERSERO) Per./ Bulan. Tahun.. (Alamat Perusahaan)

LAPORAN BULANAN PT ASKES (PERSERO) Per./ Bulan. Tahun.. (Alamat Perusahaan) K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN BULANAN PT ASKES (PERSERO)

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN II

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN III

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE

PT VICTORIA INSURANCE ` PT VICTORIA INSURANCE Laporan Keuangan 30 September 2015 (Tidak Diaudit), 31 December2014 Dan Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit) LAPORAN

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE Tbk

PT VICTORIA INSURANCE Tbk Laporan Keuangan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN 2008-2012 Disusun Oleh: RIANTO PURBA Dosen Pembimbing: Sulastri, SE., MM. Latar Belakang Masalah 1. Untuk

Lebih terperinci