BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, yaitu PSAK 28 (1996): Akuntansi asuransi kerugian dan PSAK 36 (1996) : Akuntansi asuransi jiwa. Selanjutnya pada tahun 2011 terdapat tiga PSAK yang mengatur industri asuransi yaitu PSAK 62 : Kontrak asuransi yang diadopsi dari IFRS 4 Insurance Contract (tahap pertama) serta PSAK 28 (2011) : Akuntansi kontrak asuransi kerugian dan PSAK 36 (2011) : Akuntansi kontrak asuransi jiwa yang melengkapi pengaturan di PSAK 62. Ketiga PSAK tersebut berlaku efektif 1 Januari Hal hal berikut yang ada dalam PSAK yang mengatur apa saja yang harus diungkapkan di dalam laporan keuangan perusahaan asuransi. Tabel 4.1 Tabel Pengungkapan Laporan Keuangan Halhal yang diungkapkan Ada Tidak ada Pengakuan Pendapatan premi dan penentuan liabilitas manfaat polis masa depan serta premi yang belum merupakan pendapatan. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri. 2t&v,15a&c 2m,32 2v&s,15b 32

2 Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam SAK yang relevan. Pendapatan premi bruto : pendapatan premi tahun pertama dan premi tahun lanjutan secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi. 2e 2v,22 Klaim dan manfaat : jenis, jumlah, dan penyebab kenaikan klaim dan manfaat yang signifikan. 2v,26 Sumber : PSAK 36 tahun 2012 IV.2. Pemisahan Komponen Deposit Komponen deposit adalah komponen kontraktual yang tidak dicatat sebagai derivatif sesuai PSAK 55: Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran dan termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 jika komponen terebut merupakan suatu instrumen terpisah. Pemisahan adalah pencatatan komponen kontrak seolaholah kontrak tersebut merupakan kontrak terpisah. Jadi dapat disimpulkan pemisahan komponen deposit adalah pencatatan komponen kontraktual dalam laporan keuangan yang dilakukan secara terpisah yang membedakan antara komponen deposit dengan komponen lainnya dalam laporan keuangan. Beberapa kontrak asuransi mengandung baik komponen asuransi maupun komponen deposit. Dalam beberapa kasus asuradur disyaratkan atau diijinkan untuk memisahkan komponen deposit tersebut bila : 33

3 Tabel 4.2 Tabel Pengungkapan dan Penyajian Pemisahan Komponen Deposit Kondisi yang mensyaratkan Ada Tidak Ada Asuradur dapat mengukur komponen deposit (termasuk opsi penyerahan melekat) secara terpisah (yaitu tanpa mempertimbangkan komponen asuransi). Kebijakan akuntansi asuradur tidak mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak dan kewajiban yang timbul dari komponen deposit tersebut. 2h,8a 2e Sumber : PSAK 36 tahun 2012 IV. 3. Tes Kecukupan Liabilitas Tes kecukupan liabilitas adalah penilaian apakah jumlah tercatat atas suatu liabilitas asuransi jiwa perlu ditingkatkan (atau jumlah tercatat dari biaya akuisisi tangguhan atau aset tidak berwujud terkait menurun), berdasarkan kajian atas arus kas masa depan. Hal tersebut digunakan untuk memastikan apakah pengungkapan liabilitas dalam laporan keuangan telah secara cukup, harus dinaikkan, atau diturunkan dalam mencukupi pengungkapan yang telah disyaratkan. Jika asuradur menerapkan tes kecukupan liabilitas yang memenuhi syarat minimum yang telah ditentukan, maka pernyataan ini tidak mewajibkan persyaratan tambahan lagi. Persyaratan minimum tersebut adalah sebagai berikut : 34

4 Tabel 4.3 Tabel Pengungkapan dan Penyajian Tes Kecukupan Liabilitas Syarat Minimum Ada Tidak Ada Tes mempertimbangkan estimasi sekarang atas seluruh arus kas kontraktual, dan arus kas terkait misalnya biaya pengurusan klaim, serta arus kas yang dihasilkan dari opsi dan jaminan melekat. Jika tes menunjukan bahwa liabilitas tidak mencukupi, maka seluruh kekurangan tersebut diakui dalam laba rugi. 2u,15d 2u IV.4. Estimasti Liabilitas Klaim Estimasi liabilitas klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlahnya dan/atau haknya, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (PSAK 2012:36.4). Estimasi liabilitas klaim harus diungkapkan dalam laporan keuangan yang nilainya diperhitungkan dan diperkirakan akan habis dalam satu tahun dengan harus memperhitungkan nilai sekarang. Tabel 4.4 Tabel Pengungkapan dan Penyajian Liabilitas Klaim Syarat Minimum Ada Tidak Ada Estimasi liabilitas klaim atas kontrak jangka pendek, dinyatakan sebesar jumlah estimasi berdasarkan perhitungan teknis asuransi (PSAK 2012:36.15). 2s,15b 35

5 IV.5. Gross Premium Reserve Implikasi konvergensi standar akuntansi keuangan di Indonesia ke Internasional Financial Reporting Stnasabahrds (IFRS), perusahaan asuransi mengalami beberapa perubahan perlakuan akuntansi. Salah satunya terkait dengan liabilitas manfaat polis masa depan dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria dan harus mencerminkan nilai sekarang estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan dan penerimaan premi di masa yang akan datang. Prinsip tersebut diambil dari ED IFRS 4 tahap kedua paragraf 17. Berlakunya PSAK 36 (2011) di 1 Januari 2012 menyebabkan pula entitas asuransi jiwa harus mengubah metode liabilitas manfaat polis masa depan dari Net Level Premium Method (NLPM) ke Gross Premium Reserve (GPR). Net Level Premium Method mencerminkan nilai sekarang estimasi pembayaran manfaat masa depan yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dikurangi dengan nilai sekarang estimasi penerimaan premi neto masa depan. Sementara Gross Premium Reserve (GPR) semua estimasi nilai sekarang kas masuk dan keluar (premi, klaim atau manfaat dan biaya) diperhitungkan. Gross premium reserve (GPR) mencerminkan nilai sekarang estimasi pembayaran seluruh manfaat yang diperjanjikan, termasuk seluruh opsi yang disediakan, dan nilai sekarang estimasi seluruh biaya yang akan dikeluarkan serta mempertimbangkan penerimaan premi di masa yang akan datang. Premi bruto yang dikenakan kepada pemegang polis pada umumnya merupakan suatu jumlah yang diperkirakan secara objektif dan akumulatif, akan dapat mencukupi membayar semua klaim dan manfaat yang diperjanjikan secara kontraktual (baik manfaat yang jumlahnya sudah ditetapkan di awal maupun yang 36

6 akan diterapkan kemudian), biaya yang diperlukan dalam rangka penutupan dan penerbitan kontrak asurnasi. Biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan kontrak maupun pemenuhan kewajiban kontrak dan berkontribusi dalam pemenuhan biaya umum (overhead), serta suatu tingkat keuntungan tertentu. Penerapan GPR ini menimbulkan masalah bagi sebagian perusahaan asuransi karena mengalami kendala yang disebabkan data yang tersedia tidak cukup memadai untuk digunakan dalam menghitung liabilitas manfaat polis masa depan yang disyaratkan oleh PSAK 36 (2011). Selain itu banyak perusahaan yang menghadapi kondisi bahwa liabilitas asuransi yang harus dicatat akan lebih besar dari pada yang dicadangkan saat ini, sehingga banyak perusahaan yang khawatir akan mengalami defisit. Dampak ini mungkin akan berbeda antara satu dengan perusahaan lainnya. Bagi perusahaan tertentu dampak perubahan dari NLPM ke GPR mungkin tidak terlalu besar, karena data yang tersedia di perusahaan dapat digunakan untuk menghitung GPR serta ditambah dengan kondisi permodalan yang lebih kuat apabila dibandingkan dengan perusahaan asuransi lainnya. Di sisi lain perusahaan asuransi ada yang merasa sangat keberatan, karena perusahaan tersebut memiliki data tetapi data yang tersedia tidak cukup memadai untuk digunakan dalam menghitung GPR dan ditambah dengan kondisi permodalan yang tidak kuat. Oleh karena itu bagi perusahaan yang sampai akhir tahun 2012 belum dapat menghitung liabilitas manfaat polis masa depan yang mencerminkan nilai sekarang estimasi arus kas masa depan diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam memasuki tahun

7 Berikut ini penulis menyajikan perbandingan laporan keuangan tahun 2011 dari perusahaan PT Panin Financial Tbk, sehingga dapat dilihat perbedaan setelah dan sesudah penerapan dari PSAK 36 dan 62 yang efektif 1 Januari Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Laporan Laba rugi 2011 Laporan Laba rugi Komprehensif konsolidasian Setelah Sebelum Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan ( ) Pendapatan lainlain bersih Premi bruto Premi reasuransi (49.577) Penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan Hasil investasi bersih Laba penjualan efek bersih Laba yang belum direalisasi dari penilaian investasi (efek) Bagian laba bersih dari perusahaan Asosiasi Pendapatan lainlain bersih Klaim dan manfaat bruto ( ) Klaim reasuransi Kenaikan (penurunan) liabilitas ( ) 38

8 2011 Laporan Laba rugi Komprehensif konsolidasian manfaat polis masa depan dan dan estimasi liabilitas klaim Setelah Sebelum Akuisisi ( ) Pemasaran (9.362) (4.222) Umum & admin (72.945) (72.945) Kenaikan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas Kenaikan liabilitas asuransi yang disesikan kepada asuradur (42.038) Laba tahun berjalan (4,23)% Laba bersih per saham 36,71 38,26 (4,22)% Sumber : Laporan Keuangan PT Panin Financial Tbk tahun 2011 Dari tabel diatas kita dapat melihat adanya perbedaan sebelum dan setelah penerapan PSAK 36 dan 62 yang berlaku efektif tanggal 1 januari Perbedaan tersebut terjadi pada penyajian laporan laba rugi, dari tabel setelah terdapat akunakun berbeda sebelum berlakunya PSAK yang efektif Bila kita lihat lagi penyajian dari laporan laba rugi tersebut lebih baik setelah, karena setelah pengungkapan laporan keuangan menjadi lebih rinci dalam mengungkapkan halhal apa saja yang terkait dengan akunakun pendapatan dan halhal apa saja yang terkait dengan beban perusahaan. Dari pengungkapan tersebut kita juga bisa menilai lebih rinci pendapatan mana yang paling menghasilkan dan beban mana yang paling besar yang nantinya 39

9 berpengaruh dengan laba rugi perusahaan. Dari data tersebut pihak perusahaan juga dapat melakukan perencanaan, penentuan strategi, serta penentuan kebijakan yang dapat mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan. Akunakun yang ada sebelum dan dijabarkan setelah di. Akun tersebut terdiri dari pendapatan bersih yang dijabarkan di catatan atas laporan keuangan dan diperoleh dari premi bruto, premi reasuransi, penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan dan pendapatan investasi sedangkan setelah pendapatan tersebut langsung dijabarkan di laporan laba rugi dan dijelaskan lebih terperinci di catatan atas laporan keuangan. Untuk pengungkapan setelah terdapat penjabaran lagi sumbersumber premi, investasi yang menjadi pendapatan (PSAK 2012: 23.33) Akun lainnya yang ada sebelum dan tidak ada tetapi dijabarkan setelah di seperti beban pokok pendapatan, sebelum akun tersebut terdiri dari beban klaim dan manfaat, klaim reasuransi, kenaikan liabilitas manfaat polis masa depan dan estimasi klaim, biaya akuisisi, biaya kontes keagenan setelah direklasfikasi beban tersebut dijabarkan secara langsung dalam laporan laba rugi (PSAK 2012: 1.80). Hal tersebut memberikan dampak positif bagi para pengguna laporan keuangan, karena sumbersumber pendapatan dan biaya yang mendukung nilai pendapatan dan biaya bersih secara jelas dan lengkap diungkapkan sehingga pengguna laporan keuangan mengetahui faktor apa saja yang menjadi pembentuk nilai pendapatan dan biaya. Akunakun yang tidak ada sebelum di dan ada setelah di seperti akun kenaikan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15). Dengan penambahan akun ini memberikan dampak positif bagi 40

10 para pengguna, karena para pengguna laporan keuangan dapat mengetahui kecukupan liabilitas yang diungkapkan oleh pihak perusahaan. Akun kenaikan liabilitas asuransi yang disesikan kepada reasuradur, dan biaya akuisisi merupakam akun yang sebelum di diungkapkan di catatan atas laporan keungan dan setelah di diungkapkan secara terperinci di laporan keungan. Dengan demikian memberikan dampak positif bagi pengguna dalam memahami faktor pembentuk nilai beban secara rinci. Ada pula akun yang sama namanya namun berbeda nilainya, seperti akun pendapatan lainlain bersih sebelum yang terdiri dari laba (rugi) selisih kurs, pendapatan bunga, laba (rugi) penjualan investasi, bagian laba bersih perusahaan asosiasi. Sedangkan setelah terdapat pendapatan lainlain bersih yang tidak ada pengungkapan lebih lanjut, tetapi berdasarkan penerapan PSAK pendapatan lainlain hanya terdiri dari komisi reasuransi, dan komisi keuntungan reasuransi (PSAK 2012:36.7), untuk pendapatan bunga, laba (rugi) penjualan investasi, laba (rugi) selisih kurs dikelompokan menjadi hasil investasi bersih. Hal tersebut memberikan dampak positif bagi para pengguna laporan keuangan karena adanya pengungkapan pendapatan dari nonoperasional perusahaan yang dikelompokan secara rinci berdasarkan sumber pendapatannya. Ada pula akun yang memilki nama dan nilai yang sama seperti akun biaya umum dan administrasi, dan premi bruto walaupun dengan perhitungan yang berbeda tetapi tidak tidak mengalami perubahan nilai dikarenakan tidak terkena dampak dari perubahan yang terjadi.. Dari perbedaan akunakun sebelum dan sesudah yang akun tertentu tidak ada sebelum kemudian ada setelah di, akun 41

11 tertentu ada di sebelum kemudian tidak ada tetapi dijabarkan di, dan akun yang sama atau tetap tetapi memilki nilai yang berbeda karena adanya perbedaan perlakuan tertentu. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan dari laba tahun berjalan di tahun 2011 antara sebelum dan sesudah. Di tahun 2011 sebelum laba tahun berjalan memilki nilai sedangkan di tahun 2011 setelah sebesar Selisih laba tahun berjalan di tahun yang sama sebesar yang diperoleh dari akun kenaikan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15), dan akun kenaikan liabilitas asuransi yang disesikan kepada asuradur. Perbedaan nilai laba bersih per saham dari 38,26 menjadi 36,71 yang memiliki selisih 1,55 dikarenakan adanya penurun laba tahun berjalan yang diperoleh. Dampak dari penurunan laba tahun berjalan dan laba bersih per saham bagi para pengguna laporan adalah mempengaruhi penilaian tingkat pengembalian perusahaan serta kinerja perusahaan dalam memperoleh laba yang penting terutama bagi para investor dan kreditor dalam menanamkan modal atau memberikan pinjaman ke perusahaan. Perbedaan akunakun laporan keuangan dari dampak penerapan PSAK 36 & 62 dalam laporan laba rugi tahun 2011 yang efektif 1 januari 2012 yang mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. IV.6. Analisis Pengaruh Penerapan PSAK terhadap Laporan Posisi Keuangan Tabel 4.6 Tabel Perbandingan Laporan Posisi Keuangan 42

12 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Setelah Sebelum Aset Kas dan Setara kas Investasi Jangka pendek Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang usaha Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang lainlain Pihak ketiga Pihak berelasi Investasi Jangka Panjang Pihak ketiga Pihak berelasi Aset lainlain Pihak ketiga Pihak berelasi Piutang hasil investasi Piutang asuransi Piutang premi Piutang reasuransi Aset keuangan

13 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Pinjaman dan piutang Deposito berjangka Pinjaman polis Piutang lainlain Setelah Sebelum Aset reasuransi Efek reksadana yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Efek yang tersedia untuk dijual Biaya akuisisi yang ditangguhkanbersih Investasi pada perusahaan asosiasi Biaya dibayar di muka Aset tetap bersih Aset pajak tangguhan Total aset ,14% Liabilitas Hutang usaha Hutang pajak Beban masih harus dibayar Pihak ketiga

14 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Setelah Sebelum Pihak berelasi 603 Liabilitas kepada pemegang polis yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Liabilitas jangka pendek lainnya Liabilitas diestimasi atas imbalan pasca Kerja karyawan Liabilitas kepada pemaegang polis setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang asuransi Hutang reasuransi Hutang komisi Pihak berelasi Pihak ketiga Hutang klaim Hutang dagang lainlain Titipan premi Beban masih harus dibayar Hutang lainlain Liabilitas asuransi Liabilitas manfaat polis masa depan

15 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Estimasi liabilitas klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Provisi yang timbul dari tes kecukupan Setelah Sebelum liabilitas Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan Total liabilitas ,07% Akumulasi dana tabarru Ekuitas Modal ditempatkan dan disetor penuh tahun 2009, 2010 dan Tambahan modal disetor bersih ( ) Modal saham yang diperoleh kembali (9.754) (9.754) Saldo laba telah ditentukan penggunaannya belum ditentukan penggunaannya Selisih nilai transaksi ( ) 46

16 2011 Laporan posisi keuangan konsolidasian Restrukturisasi perusahaan sepengendali Setelah Sebelum Komponen ekuitas lainnya (8.485) (11.368) Total Ekuitas (0,38)% Total Liabilitas dan ekuitas % Sumber : Laporan Keuangan PT Panin Financial Tbk tahun 2011 Dari tabel laporan posisi keuangan tahun 2011 kita dapat melihat perbandingan dari dampak penerapan PSAK 36 & 62 yang effektif 1 januari 2012 sebelum dan sesudah. Dampak tersebut mencakup seluruh aset dan liabilitas yang berpengaruh pada total aset dan liabilitas. Perbedaan sebelum dan sesudah secara umum terlihat berbeda dalam pengungkapan dan penyajian aset maupun liabilitas seperti pembagian kelompok aset menjadi 2 kelompok utama sebelum menjadi aset lancar dan tidak lancar, liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, sedangkan setelah tidak ada pembagian kelompok (PSAK 2012: 1.58 dan BAPEPAM No. KEP347/BL/2012). Dari pengelompokan tersebut dapat membantu perhitungan rasio likuiditas yang ada dalam laporan tahunan perusahaan. Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan, karena akan memberikan kesulitan bagi para investor dalam melakukan analisa likuiditas dengan tidak adanya pengelompokan lancar dan tidak lancar jangka pendek dan jangka panjang dari aset maupun liabilitas pada laporan keuangan tetapi memilki rasio likuiditas pada laporan tahunan. 47

17 Selain pengelompokan ada pula perbedaan akunakun dalam laporan posisi keuangan yang ada sebelum dan tidak ada (digantikan) setelah di, akun yang tidak ada sebelum di dan ada setelah di, akun yang memilki nama sama tetapi memilki nilai yang berbeda, dan akun yang sama baik nama dan nilainya (tidak berubah). Akunakun yang ada sebelum dan tidak ada setelah seperti investasi jangka pendek, investasi jangka panjang, piutang lainlain, serta pengelompokan berdasarkan pihak ketiga dan pihak berelasi (PSAK 2012:1.58, 7.18 dan BAPEPAM No. KEP347/BL/2012). Hal in memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan karena akan menyulitkan dalam mengenali aset yang lancar dan yang tidak lancar, yang jangka pendek dan yang jangka panjang, serta jenis aset atau liabilitas yang memilki hubungan relasi atau pihak ketiga. Akunakun yang tidak ada sebelum dan ada setelah seperti piutang hasil investasi, aset keuangan, efek yang tesedia untuk dijual, efek dan reksa dana diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, aset reasuransi, investasi pada perusahaan asosiasi, dan pengelompokan piutang berdasarkan premi dan reasuransi (PSAK 2012:1.55). Hal tersebut memberikan dampak positif bagi pengguna laporan keuangan, karena dengan demikian kita dapat mengetahui dengan jelas jenisjenis aset tersebut dan nilainya berapa. Hal itu juga membantu penilaiaan terhadap aset yang dapat memenuhi kewajiban, memberikan kontribusi, serta mengetahui hasil pendanaan. Selain itu ada akun yang samasama muncul tetapi memilki nilai yang berbeda seperti kas, pajak dibayar di muka, aset lainlain, yang memilki nilai yang berbeda. Hal ini dikarenakan adanya dampak dari perubahan penyajian dan pengungkapan yang berdampak pada laba tahun berjalan yang juga secara tidak 48

18 langsung mempengaruhi nilainilai aset tersebut. Hal ini memberikan dampak bagi pengguna laporan keuangan yang bisa positif atau negatif, karena tergantung dengan jumlah perubahan yang terjadi. Dampak positif bila nilai tersebut dapat meningkatkan likuiditas, solvabilitas perusahaan, sedangkan bila nilai tersebut mengurangi nilai likuiditas, solvabilitas maka nilai kelangsungan perusahaan akan menurun. Tetapi ada juga akunakun yang memilki nama dan nilai yang sama seperti baban atau biaya dibayar dimuka, aset tetap bersih, aset pajak tangguhan. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengaruh dari penerapan PSAK yang baru serta tidak memberikan dampak apapun terhadap pengguna laporan keuangan. Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya posisi keuangan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu aset dan liabilitas. Di bagian liabilitas termasuk kelompok ekuitas yang menunjukan sumber modal utama perusahaan. Di bagian liabilitas ada beberapa perbedaan yang sama seperti di bagian aset seperti penyajian, pengungkapan. Pada saat sebelum terdapat pengelompokan liabilitas menjadi 2 kelompok besar yaitu liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Sama seperti aset pada bagian liabilitas ada beberapa akun sebelum ada dan setelah tidak ada (digantikan), akun sebelum tidak ada dan setelah ada, dan ada akun yang sama tetapi berbeda nilainya dan akun yang sama baik nama dan nilainya. Akunakun yang ada sebelum dan tidak ada setelah hutang jangka pendek lainnya, liabilitas kepada pemegang polis yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja karyawan, 49

19 liabilitas kepada pemegang polis setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (PSAK 2012:1.55&58). Hal tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan, karena menyulitkan dalam memperhitungkan analisis likuiditas perusahaan, serta mengukur nilai kewajiban yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun yang dalam jangka pendek harus dilunaskan. Akunakun yang sebelumnya tidak ada sebelum dan ada setelah di seperti hutang asuransi (PSAK 2012:1.55), premi yang belum merupakan pendapatan (PSAK 2012:36.16), dan provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15). Hal ini berdampak positif bagi para pengguna laporan keuangan, karena kita dapat memahami hutang berdasarkan jenis dan sumbernya dan dapat menilai hutang yang berdampak besar bagi posisi keuangan perusahaan. Untuk tes kecukupan liabilitas kita dapat mengetahui apakah pengungkapan liabilitas telah mencukupi. Akunakun yang sama tetapi memilki nilai yang berbeda seperti beban yang masih harus dibayar, merupakan dampak dari penerapan PSAK yang baru (PSAK 2012:36, 50, 60, 62) sehingga mempengaruhi nilai beban yang masih harus dibayar. Hal ini memberikan dampak yang mungkin positif atau negatif bagi pengguna laporan keuangan, karena tergantung pada jenis perubahannya. Jika terjadi kenaikan maka akan memberikan dampak negatif, karena muncul kenaikan kewajiban bagi perusahaan yang harus dipenuhi, sedangkan jika terjadi penurunan maka memberikan dampak positif, karena mengurangi jumlah kewajiban yang harus dipenuhi. 50

20 Akun yang sama dan tidak berubah nilainya seperti hutang pajak. Hal ini tidak berdampak dari penerapan PSAK yang baru dan tidak memberikan dampak apapun bagi pengguna laporan keuangan. Pada bagian ekuitas dalam posisi keuangan tidak terlalu banyak mengalami perubahan seperti akun yang ada sebelum dan tidak ada setelah di, akun yang sama namanya namun berbeda nilai, dan akun yang sama baik nama dan nilainya. Akun yang ada sebelum dan tidak ada setelah seperti selisih nilai transaksi restrukturisasi perusahaan sepengendali. Hal ini terjadi karena akun tersebut dikelompokan menjadi faktor pengurang tambahan modal disetorbersih (PSAK 2012:1.76). Perubahan tersebut memberikan dampak negatif bagi para pengguna laporan keuangan karena menyebabkan menimbulkan pertanyaan bagi pengguna mengapa terdapat nilai negatif pada modal saham yang diperoleh kembali, sehingga dapat menimbulkan asumsi adanya penarikan modal atau yang lainnya yang menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi perusahaan. Akun akun yang namanya sama namun berbeda nilainya seperti tambahan modal disetor bersih, saldo laba (dampak penerapan PSAK) dan komponen ekuitas lainnya. Hal ini merupakan dampak penerapan PSAK baru (PSAK 2012:36, 50, 60, 62) yang mempengaruhi nilai saldo laba tahun berjalan sehingga memberikan dampak bisa positif atau negatif. Dampak positif jika terjadi kenaikan saldo laba tahun berjalan atau tahuntahun sebelumnya yang dapat meningkatkan nilai ekuitas perusahaan, dan dampak negatif jika terjadi penurunan saldo laba tahun berjalan atau tahuntahun sebelumnya yang dapat mengurangi nilai ekuitas atau permodalan. Akunakun yang sama nama dan nilainya seperti modal disetor penuh tahun , modal saham yang diperoleh kembali. Hal tersebut tidak memberikan 51

21 dampak apapun karena tidak adanya perubahan yang terjadi dari dampak penerapan PSAK yang baru. Dari adanya perbedaaan nama, nilai maka akan mempengaruhi jumlah nilai aset dan liabilitas serta ekuitas di tahun yang sama dikarenakan adanya dampak penerpan PSAK 36 & 62 tahun Pada tahun 2011 nilai aset sebelum sebesar dan setelah di menjadi sehingga timbul selisih sebesar yang diperoleh dari akun aset reasuransi (PSAK 2012: Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.57), selisih akun aset lainlain, dan selisih akun investasi jangka panjang dengan investasi pada perusahaan asosiasi (PSAK 2012: 1.55), untuk liabilitas pada tahun 2011 totalnya sebesar sebelum dan setelah di dengan selisih yang diperoleh dari akun provisi yang timbul dari tes kecukupan liabilitas (PSAK 2012:62.15)., akun selisih beban masih harus dibayar dengan hutang dagang lainlain (PSAK 2012: 1.55), selisih akun hutang klaim dengan liabilitas jangka pendek lainnya (PSAK 2012: 1.55), selisih hutang usaha dengan hutang asuransi (PSAK 2012: 1.52) dan untuk ekuitas sebelum sebesar dan setelah dengan selisih yang diperoleh dari selisih akun komponen ekuitas lainnya dan selisih akun saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya. IV.7. Pengungkapan Manajemen resiko Resiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah 52

22 peluang (Opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah resiko (Risk). Pengelolaan resiko disebut juga manajemen resiko. Manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia seperti penilaian resiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan pengurangan nilai resiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Dalam industri asuransi jiwa, resiko dibagi menjadi dua kelompok umum yaitu resiko asuransi, dan resiko keuangan. Resiko yang ada sebagian dapat dicegah atau dikelola dan sebagian lagi tidak dapat di kelola. Dalam usaha industri asuransi jiwa itu sendiri sebenarnya adalah pengelolaan resiko kematian seseorang yang di bagi resikonya ke jumlah orang yang sangat banyak, sehingga resiko kematian seseorang dapat dibagikan ke orang lain yang merupakan nasabah dari perusahaan tersebut. Resiko tersebut bisa disebut resiko bawaan atau resiko bisnis. Seiring berlalunya waktu muncul resikoresiko lain yang ikut serta mempengaruhi industri asuransi jiwa yang juga memiliki perkembangan baik dari segi produk, maupun perkembangan usaha. Resiko lain yang ikut serta mempengaruhi industri asuransi jiwa seperti tingkat suku bunga, tingkat nilai tukar mata uang asing, dan likuiditas. Hal tersebut diatur pengungkapannya dalam PSAK 60 tahun Resikoresiko tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan global, produk yang memilki nilai investasi atau 53

23 faktor lainnya. Dengan demikian pengelolaan resiko sangat penting bagi perusahaan baik untuk kelangsungan perusahaan maupun meningkatkan keuntungan perusahaan. Pengungkapan Manajemen resiko pada perusahaan Panin Financial Tbk, telah terjadi perubahan pada tahun 2012 dari sebelumnya tahun Hal ini terjadi dikarenakan adanya penerapan PSAK 60 tahun 2012 yang mensyaratkan pengungkapan resiko yang memfokuskan pada resiko keuangan. Resiko kredit pada pengungkapan Manajemen resiko terdapat perbedaan yang sangat baik karena pengungkapan menjadi lebih terperinci. Pengungkapan pada tahun 2011 hanya mengungkapkan berdasarakan kelompok instrumen keuangan (eksposur maksimum perusahaan dan perusahaan anak atas kredit), sedangkan pada pengungkapan tahun 2012 terdapat tambahan pengungkapan yaitu tabel aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai (resiko yang diklasifikasikan berdasarkan kualitas kredit pada setiap klasifikasi aset keuangan) (PSAK 2012: ). Resiko likuiditas pada laporan keuangan tahun 2012 terdapat penambahan pengungkapan, pengungkapan tersebut mengenai tabel liabilitas keuangan yang diklasifikasikan berdasarkan sisa jatuh tempo (PSAK 2012: 60.42). Resiko pasar pada laporan keuangan tahun 2012 terdapat beberapa perubahan yang pada tahun 2012 ini resiko pasar meliputi resiko nilai tukar mata uang asing, analisis sensitivitas, resiko suku bunga, dan resiko harga. Di tahun 2011 resikoresiko tersebut memiliki kelompok masingmasing namun pada tahun 2012 menjadi bagian dari resiko pasar. Pada bagian resiko harga dan suku bunga di tahun 2012 terdapat tabel penguungkapan tingkat sensitivitas bunga, yang memberikan dampak ke laba rugi dan ekuitas (PSAK 2012: ). 54

24 Dari adanya perbedaan pengungkapan dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang pengungkapannya dilakukan lebih terperinci dan jelas, memberikan dampak positif bagi para pengguna pelaporan keuangan dalam melakukan evaluasi sifat dan luas resiko yang timbul dari instrumen keuangan. Serta penyajian laporan keuangan perusahaan yang lebih relevan dengan jenis operasi perusahaan, sehingga pengguna laporan keuangan memperoleh informasi dari laporan keuangan dan dapat memahaminya dengan baik. 55

Handy Wijaya, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara

Handy Wijaya, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara METODE PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN INDUSTRI ASURANSI JIWA SESUAI DENGAN PSAK 62 SERTA PSAK LAIN YANG TERKAIT (STUDI KASUS PT. PANIN FINANCIAL Tbk,). Handy Wijaya, Stefanus Ariyanto Universitas

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

30 September 31 Desember Catatan

30 September 31 Desember Catatan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI Overview 2 ED PSAK 62: Kontrak Asuransi ED PSAK 28 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Kerugian ED PSAK 36 (revisi 2010): Akuntansi Asuransi Jiwa ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI RUANG

Lebih terperinci

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.

IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. 28 (REVISI 2012) MENGENAI AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI BINA DANA ARTA, TBK. Yonathan Romoatn Yonathanromoatn@gmail.com Program

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto

PSAK 24 IMBALAN KERJA. Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita Dicky Andriyanto PSAK 24 IMBALAN KERJA Oleh: Kelompok 4 Listya Nindita 2015271115 Dicky Andriyanto 2015271116 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 I. PENDAHULUAN 1.

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rincian Tahun 2015 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian 2016 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi

I. PENDAHULUAN. masyarakat bawah. Sarana lembaga keuangan non bank yang mampu memenuhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur yang diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu adanya lembaga keuangan bank dan non bank yang langsung menyentuh lapisan masyarakat bawah.

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW II 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW I 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (4) (5)

Lebih terperinci

Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi

Lebih terperinci

Rin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank

Rin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka dan Sertifikat

Lebih terperinci

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan II Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito

Lebih terperinci

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan IV 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan II 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan I 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Triwulan I 2015 Triwulan IV 2014 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017 LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP 6,442,004.77

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Rin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan III Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga

PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Laporan Keuangan Untuk Periode yang Dimulai dari 18 Desember 2012 (Tanggal Pendirian) sampai dengan 31 Desember 2012 Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Laba

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN 2008-2012 Disusun Oleh: RIANTO PURBA Dosen Pembimbing: Sulastri, SE., MM. Latar Belakang Masalah 1. Untuk

Lebih terperinci

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit)

PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) PT CATUR SENTOSA ADIPRANA Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 (Tidak Diaudit) Daftar Isi Halaman Neraca Konsolidasi... 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi... 4 Laporan Perubahan

Lebih terperinci

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT SKYBEE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL SERTA POSISI KEUANGAN PADA TANGGAL 30 JUNI 2011 (TIDAK DIAUDIT) LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Saham Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA SURABAYA 2016 Lapora Laba Rugi PT Gudang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL DISUSUN OLEH : DANNISA APRILIA 21211733 Latar Belakang Arus perkembangan informasi yang

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi

Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR

LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA 2008 2009 2010 2011 2012 AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas 162,869,889,775.00 214,879,968,612.00 383,120,307,358.00 242,776,108,938.00 535,889,526,748.00 Investasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dra. Retno Suwiyanti., MM

Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dra. Retno Suwiyanti., MM ANALISIS PERBANDINGAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, Tbk Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : 26212336 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dra. Retno

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 PSAK 28: Akuntansi Asuransi Kerugian (Revisi 2012) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 28 bertujuan untuk mengatur bagaimana perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED)

PT MINNA PADI INVESTAMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED) LAPORAN KEUANGAN 30 JUNI 2013 DAN 2012 (UNAUDITED) DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE 6 BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2013 DAN UNTUK TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

ASET Catatan 31 Maret Desember 2012

ASET Catatan 31 Maret Desember 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 MARET 2013 DAN 31 DESEMBER 2012 Exhibit A ASET Catatan 31 Maret 2013 31 Desember 2012 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2d,f,4,32 81,718,963,534 66,142,222,074 Piutang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1 LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN 2010-2014 Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : 26212336 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rofi ah, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 177,104 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,139,704 3. Penempatan pada bank lain 33,481 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 159,876 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,743,450 3. Penempatan pada bank lain 47,127 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 170,301 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,105,704 3. Penempatan pada bank lain 42,740 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Maret 2015 POS POS 31Mar15 1. Kas 113.419 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6.329.117 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 141,815 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,356,657 3. Penempatan pada bank lain 33,800 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 185,729 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,534,935 3. Penempatan pada bank lain 38,088 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 209,114 2. Penempatan pada Bank Indonesia 12,705,292 3. Penempatan pada bank lain 221,849 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 289,333 2. Penempatan pada Bank Indonesia 13,183,565 3. Penempatan pada bank lain 265,575 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 196,193 2. Penempatan pada Bank Indonesia 12,055,101 3. Penempatan pada bank lain 279,544 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 192,670 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,877,411 3. Penempatan pada bank lain 68,243 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 172,862 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,977,356 3. Penempatan pada bank lain 523,722 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 156,248 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,155,408 3. Penempatan pada bank lain 393,539 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 171,121 2. Penempatan pada Bank Indonesia 11,245,151 3. Penempatan pada bank lain 323,722 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Januari 2017 POS POS 31Jan2017 1. Kas 205,904 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,516,164 3. Penempatan pada

Lebih terperinci