beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan
|
|
- Susanto Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan pengakuan pendapatan dan bebannya berdasarkan metode accrual basis. Dimana pengakuan pendapatan utamanya (pendapatan premi) diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi dan beban utamanya (beban klaim) diakui pada saat bukti-bukti yang sah telah diperoleh untuk proses pembayaran klaim. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalampsakno.36. Dalam menganaiisa pengakuan dan pencatatan atas pendapatan dan beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan analisanya berdasarkan pendapatan dan beban yang terkait dengan diperolehnya pendapatan tersebut. Pos-pos dalam perhitungan laba rugi perusahaan yang akan dianalisa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan, yang terdiri dari: a. Premi bruto b. Premi reasuransi c. Kenaikan atau penurunan cadangan premi d. Pendapatan lain
2 62 e. Pendapatan investasi 2. Beban, yang terdiri dari: a. Klaim b. Klaim reasuransi c. Cadangan klaim d. Biaya akuisisi (seperti beban komisi untuk agen) e. Biaya pemasaran f. Biaya umum dan administrasi l.a. Premi Bruto Seperti telah dijelaskan sebelumnya, premi merupakan pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, yang dihasilkan dari penjualan polis asuransi. Premi diperoleh perusahaan dari tertanggung diakui sebagai pendapatan premi bruto yang berdasarkan motode accrual basis yaitu premi bruto diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis akan memberikan ilustrasi kasus. Pada tanggal 7 November 2003, PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerbitkan polis asuransi jiwa Dharma Bahagia untuk Tuan Bayu dengan uang pertanggungan Ro ,- dan masa pertanggun^an adalah 20 tahun. Usia Tuan Bayu saat itu adalah 42 tahun. Selain itu, Tuan Bayu juga mengambil manfaat tambahan yaitu program Living Benefit dengan uang pertanggungan sebesar Rp ,- dan masa pertanggungannya berakhir pada tanggal 7 November Program Waiver of Premium (Program pembebasan premi karena ketidakmampuan
3 63 total) dengan masa pertanggungan yang berakhir tanggal 7 November 2021, serta program ADDB (Program Asuransi Kecelakaan Diri) dengan uang pertanggungan sebesar Rp ,- dan masa pertanggungannya berakhir tanggal 7 November Tuan Bayu memilih cara pembayaran premi secara triwulanan selama 20 tahun atau sampai Tuan Bayu meninggal dunia. Tarif premi yang teiah ditetapkan oleh perusahaan untuk 20 tahun (terhitung dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2022) adalah sebesar Rp ,- dan bea polis serta meterai sebesar Rp ,- dan Rp ,-. Perusahaan juga hams membayar komisi kepada agen yang berhasil menutup polis tersebut sebesar 10%. Berikut ini adalah jurnal yang dicatat perusahaan pada saat penutupan polis tersebut adalah (dalam satuan rupiah): Dr. Piutang pemi Dr. Komisi pemi * Cr. Premi Cr. Hutang komisi premi Cr. Piutang bea meterai Cr. Piutang bea polis * X 10% = l.b. Premi Reasuransi Premi reasuransi adalah bagian dari premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi. Premi reasuransi yang dibayarkan kepada pihak reasuradur diakui dan dicatat pada periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan premi bruto yang diperoleh dari tertanggung dan pendapatan komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain,
4 64 dimana pengakuan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 36. Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, tanggal 8 November 2003 perusahaan mereasuransikan premi tersebut kepada perusahaan reasuransi sebesar 40% dengan menerima komisi dari reasuradur sebesar 20% dari jumlah premi reasuransi tersebut. Jurnal yang dicatat oleh perusahaan adalah (dalam satuan rupiah): Dr. Premi reasuransi keluar * Dr. Piutang komisi premi reasuransi keluar ** Cr. Komisi premi reasuransi keluar Cr. Hutang premi reasuransi keluar * X40% = "* X20%= I.e. Kenaikan (Penurunan) Cadangan Premi Cadangan premi adalah kewajiban kepada pemegang polis atas premi-premi yang telah jatuh tempo termasuk premi dalam masa keleluasaan. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia mencatat cadangan premi sebagai premi yang belum merupakan pendapatan pada akhir tahun. Karena cadangan premi untuk tahun sebelumnya telah diakui sebagai pendapatan untuk tahun berjalan, maka cadangan premi yang telah diakui tersebut dikurangi dengan cadangan premi ysng muucul pada tahun berjalan. Hal tersebutlah yang menyebabkan adanya kenaikan atau penurunan cadangan premi yang diperlakukan sebagai faktor penambah atau pengurang premi bruto. Berikut ini adalah cara perhitungan premi yang belum merupakan pendapatan (cadangan premi) yang ditetapkan oleh perusahaan :
5 65 Cadangan Premi = Premi Neto X 40% Premi Neto = Premi Bruto - Premi Reasuransi Keluar Agar lebih jelasnya, penulis akan memberikan ilustrasi kasus berdasarkan ilustrasiilustrasi sebelumnya: Cadangan premi per 31 Desember 2003 adalah sebesar (dalam satuan rupiah): = X 40% = Dan diasumsikan cadangan premi untuk tahun 2002 adalah Rp ,-. Pada tanggal 31 Desember 2003, ayat jurnal penyesuaian yang dibuat perusahaan untuk mencatat cadangan premi tahun berjalan adalah (dalam satuan rupiah): Dr. Pendapatan premi Cr. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Sedangkan pada tanggal 1 Januari 2003, perusahaan telah melakukan jurnal pembalik atas penyesuaian cadangan premi per tanggal 31 Desember 2002, yaitu (dalam satuan rupiah): Dr. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Cr. Pendapatan premi Dari jurnal tersebut terlihat bahwa adanya kenaikan cadangan premi untuk tahun 2003, yaitu sebesar (dalam satuan rupiah): 31 Desember 2003, Premi yang belum merupakan pendapatan Desember 2002, Premi yang belum merupakan pendapatan Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan Jadi kenaikan cadangan premi tersebut diatas dianggap sebagai beban yang mengurangi pendapatan premi.
6 66 1.d. Pendapatan Lain Untuk komisi yang diperoieh dari premi reasuransi keluar, perusahaan mengakuinya sebagai pendapatan lain dan hai tersebut sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada PSAK No.36. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat komisi yang diperoleh dari perusahaan reasuransi, yang berdasarkan ilustrasi sebelumnya (dalam satuan rupiah): Dr. Piutang reasuransi keluar Cr. Komisi reasuransi keluar e. Pendapatan Investasi Pendapatan investasi yang diperoleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia adalah bunga deposito yang diberikan oleh bank, pemilikan surat-surat berharga (seperti obligasi), bunga pinjaman polis dari pemegang polis. Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi yang terkait langsung. Keuntungan atau kerugian penjualan investasi serta selisih dari kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi, disajikan sebagai bagian dari hasil investasi. Hal tersebut telah sesuai dengan kententuan yang terdapat pada PSAK No. 36. Diasumsikan bahwa penghasilan investasi perusahaan untuk tahun 2003 adalah sebesar Rp ,- dan tahun 2004 adalah sebesar Rp ,-.
7 67 2.a. Klaim Perusahaan mengakui klaim sebagai pengurang pendapatan premi, pada saat bukti-bukti yang sah lelah diperoleh alas tuntutan klaim yang terjadi. Pengakuan beban klaim dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Karena klaim tidak dapat ditentukan kepastiannya, maka klaim dicatat sebagai beban dalam tahun buku dimana klaim tersebut dibayar atau terjadi tanpa memperhatikan waktu pencatatan premi yang bersangkutan. Jadi dalam hal ini, konsep penandingan antara beban klaim dengan pendapatan premi datam sebuah perusahaan asuransi jiwa tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, pada tanggal 9 April 2004 Tuan Bayu mengalami serangan jantung. Setelah melaiui proses pemeriksaan Iebih lanjut oleh jasa penilai, maka jumlah klaim yang disetujui adalah sebesar Rp ,- dan perusahaan harus membayar jasa penilai tersebut sebesar Rp ,-. Dari kasus tersebut, perusahaan membuat jurnal sebagai berikut (dalam satuan rupiah): a) Untuk mencatat beban klaim yang diakui: Dr. Beban Klaim Cr. Hutang Klaim b) Untuk mencatat beban klaim kepada tertanggung : Dr. Hutang Klaim Cr. Bank c) Untuk mencatat jasa penilai: Dr. Adjuster fee Cr. Bank
8 68 Menurut PSAK No. 36, pencatatan jurnalnya adalah sebagai berikut: Dr. Beban Klaim Cr. Hutang Klaim Dr. Hutang Kiaim Cr. Bank Disini terlihat bahwa terdapat perbedaan pencatatan antara jurna] yang dibuat oleh perusahaan dengan PSAK No. 36 dimana pengakuan dan pencatatan atas beban klaim oleh perusahaan lebih kecil karena adjuster fee-nya tidak dimasukkan kedalam kategori beban klaim. Adjuster fee diakui dan dicatat oleh perusahaan pada saat realisasinya dan pada akhir tahun, baru diakui sebagai penambah beban klaim. Klaim reasuransi keluar yang akan diterima perusahaan akan lebih kecil dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih besar dari seharusnya (menurut PSAK No. 36). Beban klaim yang tinggi akan menurunkan laba bersih perusahaan. Menurut PSAK No. 36, adjuster fee dimasukkan sebagai bagian dari beban klaim. 2.b. Klaim Reasuransi Kiaim reasuransi diakui sebagai pendapatan pada saat realisasinya yaitu setelah klaim secara teknis diselesaikan dan disetujui oleh perusahaan. Karena perusahaan membagi resiko dengan perusahaan reasuransi, maka perusahaan berhak mengajukan klaim ke reasuradur pada saat terjadinya tuntutan klaim dari tertanggung. Pemulihan klaim dari pihak reasuradur diakui sebagai pengurang beban klaim yang ada dimana hal tersebut teiah sesuai dengan PSAK No. 36.
9 69 Berdasarkan ilustrasi sebelumnya, perusahaan menagih ke reasuradur dan perusahaan mengakui pemulihan klaim tersebut sebesar porsi dari reasuradur. Maka perusahaan mencatat jurnal pada saat tagman klaim reasuransi adalah sebagai berikut: Dr. Piutang klaim premi reasuransi ketuar * Cr. Klaim premi reasuransi keluar * X40% Jurnal yang dibuat pada saat pembayaran klann reasuransi tersebut adalah : Dr. Bank Cr, Piutang klaim premi reasuransi keluar Tetapi menurut ketentuan PSAK No. 36, jurnal pada saat tagihan klaim premi reasuransi keluar adalah : Dr. Piutang klaim premi reasuransi ketuar * Cr. Klaim premi reasuransi keluar * X 40% = Dan jurnal pada saat pembayaran klaim premi reasuransi keluar adalah : Dr. Bank Cr. Piutang klaim premi reasuransi keluar Diatas terlihat bahwa terdapat perbeiaan antara jumlah pemulihan klaim reasuransi yang diakui oleh perusahaan dengai PSAK No. 36 dimana klaim premi reasuransi keluar yang dicatat oleh perusahan lebih kec:! jumlahnya dibandingkan dengan ketentuan PSAK No. 36. Pada perusihaan, jumlah klaim premi reasuransi keluar sebesar Rp ,- sedangkan menurut PSAK No. 36 jumlah tersebut dicatat sebesar Rp ,-.
10 70 Karena klaim premi yang diterima oleh perusahaan lebih kecil maka beban klaim perusahaan lebih besar sehingga laba yang diperoleh perusahaan akan lebih kecii dibandingkan dengan ketentuan PSAK No c. Cadangan Klaim Estimasi kewajiban klaim adalah klaim yang belum diputuskan baik jumlah maupun haknya termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah cadangan klaim yang baru dibentuk dengan cadangan klaim tahun lalu terdapat selisih yang disebut dengan kenaikan (penurunan) estimasi kewajiban (cadangan klaim) yang diakui perusahaan pada akhir tahun sebagai penambah (pengurang) beban klaim. Hal tersebut telah sesuai dengan ketentuan PSAK No. 36. Berikut ini adalah ayat jurnal penyesuaian untuk cadangan klaim : Dr. Estimasi kewajiban klaim (L/R) XXX Cr. Cadangan klaim (B/S) XXX 2.d. Beban Akuisisi Beban akuisisi adalah biaya yang terkait dengan kontrak asuransi baru atau yang diperbaharui seperti komisi agen yang berhasil menutup polls asuransi. Menurut PSAK No. 36, beban komisi dicatat sebagai bagian dari beban akuisisi, sedangkan perusahaan mencatatnya tetap sebagai beban komisi. Walaupun terdapat perbedaan, pencatatan tersebut tidak akan mempengaruiii beban klaim karena beban ini dicatat sebagai faktor pengurang pendapatan. Berikut ini adalah jurnal untuk mencatat beban komisi berdasarkan ilustrasi sebelumnya adalah :
11 71 Dr. Komisi premi Cr. Hutang komisi premi Beban komisi dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak teramortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi sehingga konsep penandingan antara beban komisi dengan pendapatan premi juga tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam sebuah perusahaan asuransi jiwa. 2.e. Beban Pemasaran Beban ini merupakan bagian dari biaya manajemen atau biaya operasional yang diakui perusahaan pada periode terjadinya karena beban tersebut hanya memberikan manfaat pada periode berja]an. Diasumsikan beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan pada tahun 2003 adalah sebesar Rp ,- dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp ,-. 2.f. Beban Umum dan Administrasi Sama halnya dengan beban pemasaran, beban ini juga termasuk dalam biaya manajemen atau biaya operasional yang diakui perusahaan pada periode terjadinya. Diasumsikan besarnya beban umum dan administrasi pada tahun 2003 adalah sebesar Rp ,- dan pada tahun 2004 adalah sebesar Rp ,-. 2. Pendapatan (Beban) Lain Pengakuan pendapatan (beban) lain tidak mempunyai hubungan langsung dengan pendapatan utama usaha asuransi jiwa (pendapatan premi), jadi tidak berpengaruh langsung terhadap konsep penandingan antara beban dengan
12 72 pendapatan yang berkaitan. Sedangkan untuk pengakuan dan pencatatannya dilakukan pada saat realisasinya atau pada periode terjadinya transaksi tersebut. Diasumsikan untuk besarnya pendapatan (beban) lain pada tahun 2003 adaiah sebesar Rp ,- dan pada tahun 2004 adaiah sebesar Rp ,-. B. Analisa Pengaruh Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban terhadap Laba pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia sesuai PSAK No. 36 Berdasarkan ilustrasi-iiustrasi sebelumnya, penulis akan menyajikannya kedalam laporan laba rugi, guna membuktikan bahwa pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan perusahaan yang sesuai dengan PSAK No. 36 dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan.
13 73 LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PERUSAHAAN) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN PENDAPATAN Pendapatan Premi /- Kenaikan premi yangbelum perupakan pendapatan - ( ) -/- Premi Reasuransi - ( ) Jumlah Pendapatan Premi Pendapatan Lain Pendapatan Investasi Total Pendapatan BEBAN Klaim dan Manfaat Adjuster Fee /- Klaim Reasuransi ( ) Beban Komisi Beban Pemasaran Beban Umum dan Administrasi Total Beban PENDAPATAN OPERASI PENDAPATAN (BEBAN) LAIN ( ) LABA SEBELUM PPh PPh ( ) ( ) LABA BERSIH SETELAH PPh
14 74 LAPORAN LABA RUGI (MENURUT PSAK NO. 36) UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 PENDAPATAN Pendapatan Premi /-Premi Reasuransi _ C ) -/- Kenaikan premi yangbelum perupakan pendapatan - ( ) Jumlah Pendapatan Premi Hasil Investasi Imbalan Jasa DPLK Pendapatan Lain Jumlah Pendapatan BEBAN Klaim dan Manfaat /- Klaim Reasuransi ( ) -/- Kenaikan (penurunan) estimasi kewajtban klaim Amortisasi beban akuisisi (komisi) yang ditangguhkan Beban Pemasaran Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban PENDAPATAN OPERASI PENDAPATAN (BEBAN) LAIN ( ) LABA SEBELUM PPh PPh ( ) ( ) LABA BERSIH SETELAH PPh
15 75 Jika dilihat dari laporan laba rugi diatas, laba bersih setelah pajak yang diterima perusahaan pada tahun 2004 berdasarkan PSAK No. 36 tercatat lebih besar biia dibandingkan dengan laba berdasarkan catatan perusahaan. Besarnya laba yang tercatat berdasarkan PSAK No. 36 adalah Rp ,- sedangkan besarnya laba berdasarkan catatan perusahaan adalah sebesar Rp ,- atau selisih Rp ,-. Perbedaan jumlah laba tersebut disebabkan karena adanya perbedaan pengakuan dan pencatatan pada beban klaim, yang oleh perusahaan dicatat lebih kecil sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang diterima perusahaan lebih kecil, dan berarti beban klaim yang diakui pada akhir tahun akan lebih tinggi dan pada akhirnya laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih kecil. Tetapi jika dibandingkan dengan ketentuan PSAK No. 36, beban klaim yang dicatat lebih besar sehingga jumlah klaim reasuransi keluar yang diterima perusahaan juga lebih besar, beban klaim yang diakui pada akhir akan lebih rendah dan pada akhirnya laba yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar. Dari laporan laba rugi tersebut terlihat bahwa pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban perusahaan yang sesuai dengan PSAK No. 36 menghasilkan kinerja ekonomis yang lebih baik yang tercermin dari laba yang lebih besar tersebut.
pendapatan utama bagi PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia,
.17 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Matching Concept antara PendapaKan dan Beban pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia yang Sesuai demgan PSAK No. 36. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari
1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu
Lebih terperincidibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Premi Pengertian dari Premi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh manfaat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melanjutkan pembahasan mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN
8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG
Lebih terperinciDAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)
2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD
Lebih terperinciLAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG
LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH
Lebih terperinciKas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,
ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal 4.2 Analisis Pendapatan pada Laporan Laba-Rugi PT Asuransi Jiwa Bringin Life
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Rekonsiliasi Fiskal Koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib
Lebih terperinciDaftar Pertanyaan Wawancara
L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih
Lebih terperinciPT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)
L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit
Lebih terperinciUraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan
Lebih terperinciLAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI
Lebih terperinci112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rincian Tahun 2015 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo
Lebih terperinci, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian 2016 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIIITahun 2017
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP 6,442,004.77
Lebih terperinciBAB 7 LAPORAN ARUS KAS
21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu
Lebih terperinci112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW II 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo
Lebih terperinci112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW I 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo
Lebih terperinciPT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang
Lebih terperinciKas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,
ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Saham Laporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanITahun 2018 Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi Gabungan Saldo SAK Saldo
Lebih terperinciRin cian , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito Berjangka dan Sertifikat
Lebih terperinciCatatan 31 Maret Maret 2010
NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK
Lebih terperinciRin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan II Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi Deposito
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya
Lebih terperinciLaporan Posisi Keuangan Bukan Konsolidasi TriwulanIV Tahun 2017 (dalam jutaan rupiah) Uraian Rincian Tradisional PAYDI Jurnal Eliminasi
LPKJ_1 ASET Investasi Deposito Berjangka Sertifikat Deposito Aset Tetap Lain Aset Lain Jumlah Bukan Investasi JUMLAH ASET LIABILITAS DAN EKUITAS Liabilitas Utang Utang Klaim Utang Koasuransi Utang Reasuransi
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan III 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (4) (5)
Lebih terperinciRin cian , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cian Triwulan I 2015 Triwulan IV 2014 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) ASET Investasi
Lebih terperinciL2
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciTriwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan IV 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan II 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP
Lebih terperinciPT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan I 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA. Per 31 Desember 2009 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) NO KEKAYAAN
LAPORAN KEUANGAN LAPORAN NERACA Per 31 Desember 2009 dan 2008 NO KEKAYAAN 2009 2008 I INVESTASI 1 Deposito 2.266.400,00 2.672.650,00 2 Sertifikat Deposito - - 3 Sertifikat Bank Indonesia - - 4 Saham 717.18
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.2.1 Sejarah Perusahaan Berdiri tepat 50 tahun yang lalu, PT Lippo General Insurance, Tbk (LippoInsurance/ Perseroan) senantiasa berusaha untuk menjadi
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian
Lebih terperinciSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian
Lebih terperinciRINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)
Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: YUDI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: - Usia: 30 Status Merokok: Tidak Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak
BAB 4 PEMBAHASAN Konsep pengenaan pajak atas penghasilan berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan (UU PPh) Pasal 4 ayat (1) yang saat ini berlaku di Indonesia mengandung pengertian bahwa, yang menjadi
Lebih terperinciRin cia n , , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank
Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rin cia n Triwulan III Triwulan IV Saldo SAK Saldo SAP
Lebih terperinciTRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN
TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran
Lebih terperinci2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142
PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki
Lebih terperinciPutusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58182/PP/M.XIIIB/16/2014. Tahun Pajak : 2010
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58182/PP/M.XIIIB/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Menurut Majelis : bahwa yang menjadi
Lebih terperinci2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,
Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000
Lebih terperinciPETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA
Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil
BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana
Lebih terperinci1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal.
TATA CARA PERHITUNGAN POSISI DEVISA NETO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT
PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama
Lebih terperincid1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET
Lebih terperinciTENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciAKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,
NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak
Lebih terperinciUmum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi,
Umum Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; dan 5. Tim Likuidasi Perusahaan Asuransi dan
Lebih terperinciLihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Definisi asuransi menurut Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian, adalah : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara
Lebih terperinci(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016
Periode 07 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO.
IMPLEMENTASI PSAK NO. 62 MENGENAI KONTRAK ASURANSI DAN PSAK NO. 28 (REVISI 2012) MENGENAI AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PADA PT ASURANSI BINA DANA ARTA, TBK. Yonathan Romoatn Yonathanromoatn@gmail.com Program
Lebih terperinciPT VICTORIA INSURANCE Tbk
Laporan Keuangan 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Tiga Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya harap merujuk kepada teks aslinya.
Lebih terperinciPT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)
NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua
Lebih terperinciPT VICTORIA INSURANCE Tbk
Laporan Keuangan 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2015 (Audit), Dan periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2016 (Tidak Diaudit) dan 2015 ( Tidak Diaudit) LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa peranan usaha perasuransian di Indonesia dalam menunjang
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 71 /POJK.05/2016 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)
L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PT ASABRI (PERSERO) Per / Bulan... Tahun... (Alamat Perusahaan)
K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN BULANAN PT ASABRI (PERSERO)
Lebih terperinciRINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan Tambahan dan Alokasi Investasi)
Ilustrasi ini disiapkan khusus untuk: Nama Tertanggung: ANTONI Jenis Kelamin: Laki-laki Tanggal Lahir: 21/05/1974 Usia: 39 Status Merokok: Merokok RINGKASAN ILUSTRASI ANDA (Pertanggungan Dasar, Pertanggungan
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN
Lebih terperinciBab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan
Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis
Lebih terperinciSURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG
Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN
Lebih terperinciPT. TUGU PRATAMA INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN
- 2 - PT. TUGU PRATAMA INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2015 ASET Catatan Kas dan Bank 3 31,173,946,104 16,583,566,408 Deposito 4 791,136,545,612 863,332,953,613 Saham Untuk Diperdagangkan
Lebih terperinciPT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568
Lebih terperinciPT VICTORIA INSURANCE Tbk
Laporan Keuangan 30 September 2017 (Tidak Diaudit), 31 Desember 2016 (Audit), Dan periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi
Lebih terperinciPAJAK PENGHASILAN (PPh)
PAJAK PENGHASILAN (PPh) Pengaturan PPh UU No. 7/1983 UU No. 7/1991 UU No. 10/1994 UU No. 17/2000 UU No. 36/2008 tentang PPh Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memenuhi syarat subjektif (berdomisili
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI (NSL) BAGIAN PERTAMA UMUM
LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN
Lebih terperinciPT VICTORIA INSURANCE
` PT VICTORIA INSURANCE Laporan Keuangan 30 September 2015 (Tidak Diaudit), 31 December2014 Dan Periode Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2015 dan 2014 (Tidak Diaudit) LAPORAN
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinci(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016
Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia
Lebih terperinciPT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...
LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif...
Lebih terperinciPT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)
NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai
Lebih terperinciBAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI
BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.
Lebih terperinciBUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735
205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian
Lebih terperinciLaporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor
Laporan Neraca Dana Perusahaan No, 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde
Lebih terperinciBuletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.
EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi
Lebih terperinciAKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi
Lebih terperinciBAB II LAPORAN ARUS KAS
12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi
Lebih terperinci