BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang diterima oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan adalah meliputi pendapatan kontribusi yang diterima dari nasabah serta instrumen apa saja yang digunakan oleh perusahaan dalam menginvestasikan dana peserta sehingga dapat menghasilkan profit. Penelitian dilaksanakan dengan cara melakukan wawancara dengan Head of Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, dengan metode observasi, yaitu mengumpulkan data berupa sampel jurnal transaksi perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi, serta studi kepustakaan yaitu dengan membaca buku referensi dan artikel yang terkait dengan materi. Perbedaan yang paling mendasar diantara PSAK 28 dan PSAK 108 adalah pada pengakuan pendapatan premi. Apabila merujuk pada PSAK 28, premi tersebut masuk dalam pendapatan perusahaan. Dalam PSAK 108, kontribusi (premi) dipisahkan menjadi ujroh dan tabarru, dimana kumpulan dana tabarru sepenuhnya milik peserta yang dikelola dan diinvestasikan sesuai syariah, dan ujroh digunakan untuk pengelolaan perusahaan. PT. Asuransi Takaful Umum, sebagai pengelola investasi dana tabarru, tidak mengambil fee pengelolaan investasi dan lebih memilih menguatkan dana cadangan tabarru untuk memperkuat layanannya kepada para peserta asuransi. 48

2 4.1. Pengakuan, Pengukuran, serta Penyajian Pendapatan Premi Asuransi Umum Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum Pengakuan Pendapatan Premi Asuransi Syariah PT. Asuransi Takaful Umum Salah satu perbedaan mendasar dari asuransi syariah dan konvensional terletak pada akad. Akad yang digunakan dalam Asuransi Syariah adalah akad tabarru ( hibah) dan tijari (wakalah bil ujrah). Akad yang digunakan antar peserta asuransi syariah adalah menggunakan akad tabarru, sedangkan akad peserta dengan perusahaan menggunakan akad wakalah bil ujroh yaitu perusahaan sebagai wakil/pengelola dana tabarru yang mendapatkan fee/ujroh. Konsep asuransi syariah adalah sharing risk, yaitu membagi risiko ke sesama peserta dimana masing-masing peserta asuransi menyisihkan sebagaian dana untuk dimasukkan ke rekening dana peserta yaitu dana tabarru yang akan digunakan untuk membayar klaim apabila salah satu peserta mengalami suatu kerugian. Sedangkan akad yang digunakan oleh asuransi konvensional adalah akad jual beli dan transfer risk, dimana para peserta membayar premi dan kemuadian premi tersebut mutlak menjadi pendapatan perusahaan, dan apabila terjadi kerugian, maka pihak perusahaanlah yang akan memanggung kerugian tersebut dalam bentuk klaim yang diambil dari dana milik perusahaan karena peserta mengalihkan risiko sepenuhnya kepada perusahaan. Dalam asuransi syariah, kontribusi yang dibayar peserta asuransi tidak diakui secara langsung menjadi pendapatan perusahaan asuransi, tetapi menjadi milik peserta asuransi secara kolektif setelah dikurangi ujroh pengelolaan untuk perusahaan asuransi karena mengacu pada PSAK 108, 49

3 bukan PSAK 28 yang menyebutkan bahwa semua pendapatan premi dari peserta diakui sebagai pendapatan perusahaan. Kontribusi tersebut diakumulasikan untuk membagi risiko yang timbul diantara peserta asuransi. Dalam asuransi syariah, peranan perusahaan asuransi terbatas pada peran underwriter, collector & claim payer, dan fund manager. Sumber pendapatan perusahaan asuransi berasal dari ujroh, surplus underwriting dana tabarru, dan bagi hasil atas pengelolaan dana tabarru dan pembagian/alokasi. Perusahaan memisahkan dana peserta asuransi (tertanggung) dengan dana pengelola (dana perusahaan). Dana peserta adalah semua dana baik berupa dana tabarru maupun dana investasi dana tabarru. Dana tabarru merupakan kumpulan dana yang berasal dari kontribusi peserta asuransi yang digunakan sebagai pengelolaan resiko peserta. Sedangkan ujroh adalah kumpulan dana yang telah disepakati diawal sebagai fee pengelolaan kepada perusahaan. Kontribusi/premi takaful yang dibayar sekaligus pada awal untuk jangka waktu satu tahun dan harus diperbaharui apabila kontrak diperpanjang. Nominal yang ditetapkan oleh perusahaan dihitung sesuai dengan resiko yang dipilih. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 15, dimana kontribusi/premi takaful yang dibayar peserta, dimasukkan ke dalam kumpulan uang peserta (insurance fund) yang berfungsi sebagai investasi dan sumbangan (tabarru ) yang berfungsi sebagai cadangan dana tabarru untuk menutup klaim apabila terjadi musibah pada peserta takaful. Setiap surplus operasi atau defisit operasi merupakan tanggung jawab peserta asuransi secara kolektif. 50

4 Pengakuan kontribusi asuransi umum syariah pada PT Asuransi Takaful Umum menggunakan metode sebagai berikut : 1. Metode accrual basis Dalam praktek pengakuan pendapatan premi asuransi syariah, metode yang digunakan merupakan metode accrual basis. Artinya pendapatan diakui sebelum perusahaan belum menerima kas dari nasabah, artinya pendapatan kontribusi tersebut sudah diakui saat terbit polis. Perusahaan mempunyai hak untuk mengakui pendapatan tersebut karena pada saat penerbitan polis artinya periode pertanggungannya sudah dimulai. 2. Technical reserve (cadangan teknis) Cadangan teknis merupakan bagian dari kontribusi asuransi yang belum dihasilkan atau dikenal sebagai cadangan premi yang belum dihasilkan. Dalam sistem akuntansi Takaful, cadangan teknis terbagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan PSAK 108 paragraf 26, ketiga prinsip yang diterapkan oleh PT. Asuransi Takaful Umum tersebut : Gambar 4.1 Pembagian cadangan teknis PT. Asuransi Takaful Umum Cadangan kontribusi cadangan teknis Cadangan klaim EKRS IBNR Sumber : pernyataan langsung wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda. 10 Juni ) Cadangan kontribusi, yaitu jumlah untuk memenuhi klaim yang terkait dengan kontribusi nyang timbul pada periode berjalan atau 51

5 periode mendatang (penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak). Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin a), cadangan kontribusi diukur berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan. 2) Cadangan klaim EKRS (Estimasi Klaim Retensi Sendiri), yaitu klaim yang telah dilaporkan oleh nasabah tetapi belum diakui/masih dalam proses. Cadangan klaim EKRS tersebut merupakan jumlah penyisihan untuk klaim yang yang dilaporkan sampai akhir periode berjalan yang diperkirakan akan dibayar pada periode mendatang. Cadangan klaim EKRS diukur sebesar jumlah estimasi klaim yang masih dalam proses oleh entitas pengelola. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin b), cadangan klaim EKRS tersebut diukur dengan mengurangkan cadangan estimasi tersebut dengan bagian reasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan. 3) IBNR (incurred but not reported), yaitu dana klaim yang sudah dibayarkan oleh nasabah tetapi belum dilaporkan sampai akhir periode berjalan. Berdasarkan PSAK 108 paragraf 28 (poin c), IBNR diukur berdasarkan data masa lalu yang terkait dengan kalim yang paling terkini yang dilaporkan dan menggunakan metode statistik. Cadangan teknis tersebut diakui berdasarkan PSAK 108 paragraf 27 yaitu pada saat akhir periode pelaporan sebagai beban dan disajikan dalam laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru. Sedangkan cadangan teknis tersebut diungkap berdasarkan PSAK 108 paragraf 33 yaitu sebagai kewajiban dan disajikan pada laporan posisi keuangan. 52

6 4.1.2 Pencatatan Pengakuan Pendapatan Premi Pencatatan pengakuan pendapatan premi atau kontribusi dari peserta adalah sebagai berikut : 1. Jurnal untuk mencatat kontribusi (premi) pada saat tanggal terbit polis : a.) Asuransi langsung Dr. Piutang kontribusi langsung asuransi Cr. Pendapatan kontribusi langsung b.) Reasuransi Dr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk Cr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk Dr. Pendapatan Kontribusi Langsung Reasuransi Keluar Cr. Utang Kontribusi Reasuransi 2. Jurnal pada saat penerimaan kontribusi pada Asuransi Umum Syariah. a) Asuransi langsung Dr. Kas/Bank Dana Peserta Cr. Piutang Kontribusi Langsung Asuransi b) Reasuransi Dr. Kas/Bank Dana Peserta Cr. Piutang Kontribusi Langsung Reasuransi Masuk 3. Jurnal untuk ujroh dibayar pada saat tanggal terbit polis. Dr. Beban Ujroh Dibayar Cr. Utang Ujroh Dibayar 4. Jurnal pada saat pembayaran ujroh. Dr. Utang Ujroh Dibayar Cr. Kas/Bank Dana Peserta Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi Umum Syariah Penulis menuliskan contoh perhitungan kontribusi asuransi syariah yaitu polis untuk kendaraan bermotor dan polis asuransi syariah untuk bangunan. Perhitungan tersebut merupakan perhitungan ongkos resiko murni, 53

7 yaitu biaya yang jumlahnya hanya mencukupi kerugian yang dialami oleh peserta selama keanggotaan seama satu periode pertanggungan dalam asuransi syariah kendaraan bermotor. Berikut adalah unsur-unsur pengeluaran provisi yang perlu ditambah diatas ongkos risiko murni untuk menjadi biaya kontribusi pada asuransi umum syariah : Kontribusi = [(( Nilai bersih objek x suku kontibusi) + (Kontribusi TJH pihak ketiga + Kontribusi tambahan)) x (1 - % diskon)] Keterangan : Nilai bersih objek Suku kontribusi = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan. = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta. Kontribusi TJH pihak ketiga = biaya Tanggung Jawab Hukum kepada pihak ketiga. Kontribusi tambahan Diskon = kontribusi tambahan atas kontribusi bersih. = potongan kontribusi Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data statistik rata-rata klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang. Besaran hasil perhitungan kontribusi tersebut kemudian ditambah oleh biaya Tanggung Jawab Hukum pihak ketiga, yaitu kontribusi yang dibayarkan dan tambahan kontribusi, potongan diskon dihitung apabila peserta asuransi mendapat diskon pembayaran kontibusi, bila peserta tidak mendapat diskon, maka hasil perhitungan kontribusi tersebut tidak perlu dikurang diskon tersebut. 54

8 Perhitungan kontribusi (untuk resiko murni) untuk bangunan juga mangacu pada akad wakalah bil ujroh dimana investasi tersebut menggunakan jasa fund manager dengan mengeluarkan iuran (ujroh) untuk pengelola, maka kontribusi (premi) asuransi syariah dapat dihitung dengan formula berikut : Kontribusi = Nilai bersih objek x suku kontibusi Keterangan : Nilai bersih objek Suku kontribusi = nilai atau harga kendaraan yang akan diasuransikan. = persentase dari nilai objek bersih guna menentukan besar kontribusi yang harus dibayar oleh peserta. Perhitungan kontribusi tersebut dapat dihitung dengan menilai terlebih dahulu objek yang akan diasuransikan. Kemudian, nilai objek bersih tersebut dikalikan dengan persentase suku kontribusi, dimana suku kontribusi tersebut telah ditentukan oleh pihak menajemen dengan cara melihat dan menganalisa data dari tabel statistik rata-rata klaim selama 3 (tiga) tahun ke belakang Penyajian Terkait Pendapatan Premi berdasarkan PSAK 108 Pada PSAK 108, pengungkapan terkait piutang premi, piutang ujrah, biaya administrasi, dan utang ujrah diungkap dalam laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan disajikan pada laporan posisi keuangan sedangkan pendapatan pada saat pelunasan premi yang dimasukkan ke akun bank dan diungkap sebagai kas dan setara kas pada laporan keuangan dan disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai aset. Utang premi treaty dan utang ujrah treaty adalah utang yang dibayar oleh perusahaan sebagai utang atas reasuransi kepada reasuradur, kedua akun tesebut diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun utang komisi diungkap 55

9 sebagai utang komisi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai kewajiban. ASET Kas dan Setara Kas piutang kontribusi piutang reasuransi piutang mudharabah salam istishna investasi pada surat berharga pembiayaan mudharabah musyarakah investas pada entitas lain properti investasi aset tetap dan akumulasi penyusutan JUMLAH ASET PT. ASURANSI X LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2 KEWAJIBAN penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak utang klaim klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan bagian reasuransi dari pihak lain atas klaim yang masih harus dibayar bagian peserta atas surplus underwriting dana Tabarru yang masih harus dibayar utang reasuransi utang dividend utang pajak JUMLAH KEWAJIBAN Akun pendapatan ujrah kontribusi langsung diungkap dalam laporan keuangan sebagai pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah), akun pendapatan polis dan pendapatan materai diungkap dalam laporan keuangan sebagai pendapatan lain-lain dan disajikan pada laporan laba rugi. Sedangkan akun beban ujah treaty yaitu ujrah yang dibayar oleh pihak perusahaan kepada pihak 56

10 reasuradur sebagai ujrah reasuransi diungkap sebagai ujrah dibayar dan akun beban komisi langsung diungkap sebagai beban komisi pada laporan keuangan dan juga disajikan dalam laporan laba rugi. PT. ASURANSI X LAPORAN LABA RUGI Per 31 Desember 2 PENDAPATAN pendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah) pendapatan pengelolaan portofolio investasi dana peserta pendapatan pembagian surplus underwriting pendapatan investasi pendapatan lain-lain JUMLAH PENDAPATAN BEBAN beban komisi ujrah dibayar beban umum dan administrasi beban pemasaran beban pangembangan JUMLAH BEBAN LABA USAHA pendapatan (beban) non-usaha neto Laba sebelum pajak beban pajak LABA NETO Akun pendapatan premi langsung diungkap dalam laporan keuangan sebagai kontribusi bruto, akun beban ujrah langsung diungkap sebagai ujroh pengelola dalam laporan keuangan sedangkan, treaty outward diungkap sebagai bagian reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru. 57

11 PT. ASURANSI "X" laporan surplus (defisit) underwriting dana tabarru per 31 Desember 2 pendapatan asuransi kontribusi bruto ujrah pengelola bagian reasuransi (atas resiko) perubahan kontribusi yang belum menjadi hak Jumlah Pendapatan Asuransi beban asuransi pembayaran klaim klaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain klaim yang mash harus dibayar klaim yang masih harus dibayar yang ditanggung reasuransi dan pihak lain penyisihan teknis beban pengelolaan asuransi Jumlah Investasi asuransi Surplus (defisit) neto Asuransi pendapatan investasi total pndapatan investasi beban pengelolaan portofolio investasi pendapatan investasi neto Surplus (defisit) Underwriting Dana Tabarru' 4.2. Kesesuaian Perlakuan Pendapatan Kontribusi Asuransi Umum Syariah pada PT. Asuransi Takaful Umum dengan PSAK 108 Pada subbab ini, penulis akan memberikan beberapa contoh jurnal pengakuan terkait transaksi dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan. Jurnal transaksi tersebut meliputi jurnal saat penerbitan polis dan jurnal ketika pelunasan polis. Contoh kasus yang diberikan adalah contoh kasus polis pada produk Asuransi Takaful Abror dan Asuransi Takaful Kebakaran. 58

12 Kasus 1 : Produk asuransi Takaful Abror (asuransi kendaraan bermotor) dengan nomor account Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kendaraan Bermotor jurnal ketika penerbitan polis Akun (dalam satuan rupiah) debet kredit Piutang premi asuransi motor 5,199, ,039, piutang ujroh kontribusi langsung motor 2,469, bea materai 12, bea polis 25, utang ujroh kontribusi langsung kendaraan bermotor 2,469, pendapatan premi langsung motor 5,199, pendapatan ujroh kontribusi langsung 2,469, beban ujroh langsung motor 2,469, diskon langsung motor 1,039, pendapatan materai 12, pendapatan polis 25, total 11,215, ,215, Tabel 4.2 Jurnal Pelunasan Premi Asuransi Kendaraan Bermotor jurnal ketika pelunasan pelunasan premi debet kredit bank 4,196, utang ujroh kontribusi langusng motor 2,469, piutang premi asuransi motor 4,159, piutang ujroh kontribusi langsung motor 2,469, bea polis 25, bea materai 12, total 6,665, ,665, Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah sebagai berikut: 1) Dr. Piutang premi langsung motor Cr. Pendapatan premi langsung motor Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan saat terbitnya polis, pendapatan kontribusi dari nasabah sebesar sudah diakui sebagai pendapatan perusahaan karena perusahaan membebankan sejumlah dana kepada peserta atas pembayaran kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan 59

13 datang. Hal ini dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode pertanggungan telah dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis. Piutang premi langsung motor diungkap pada laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan Pendapatan premi langsung motor diungkap sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. 2) Dr. beban ujroh langsung motor ,5 Cr. Utang ujroh kontribusi langsung motor ,5 Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pembayaran ujroh yang belum dibayar oleh nasabah kepada perusahaan. Ujroh tersebut dibayarkan kepada pihak pengelola dana sebagai fee atas pengelolaan dana yang akan dilakukan oleh entitas. Perusahaan telah membebankan biaya ujroh pada saat terbit polis. Sama dengan metode pengakuan sebelumnya, pendapatan ujroh diakui dengan motode accrual basis dimana perusahaan telah mengakui pembayaran ujroh yang akan diterima dari peserta pada saat pertama penerbitan polis. Akun beban ujroh langsung motor diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh pengelola dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru dan Utang ujroh kontribusi langsung motor diungkap sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 3) Dr. piutang ujroh kontribusi langsung ,5 Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung ,5 60

14 Jurnal diatas merupakan jurnal pengakuan pendapatan ujroh yang akan diterima oleh perusahaan. Perusahaan sudah mencatat dan mengakui pendapatan tesebut saat terbit polis dengan menggunakan metode accrual basis, artinya pada saat nasabah belum membayar ujroh tersebut, perusahaan sudah mengakui pendapaan ujroh tersebut meskipun kas belum diterima dari nasabah. piutang ujroh kontribusi langsung diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan Pendapatan ujroh kontribusi langsung diungkap sebagai pendapatan pengelolaan operasi asuransi dan disajikan dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 4) Dr. Bea materai Cr. Pendapatan materai Perusahaan membebankan materai sebanyak 2 (dua) buah pada saat pengesahan kontrak kepada nasabah, maka nasabah diwajibkan untuk mengganti biaya materai yang telah dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan mencatata dan mengakui pendapatan materai tersebut sebagai pendapatan materai. Bea materai diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan pendapatan materai diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 5) Dr. bea polis Cr. Pendapatan polis Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada nasabah sesuai kebijakan manajemen dan mengakui sebagai pendapatan dengan metode accrual basis. Akun bea polis diungkap sebagai piutang kontibusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan pendapatan 61

15 polis sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keungan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 6) Dr. Diskon langsung motor Cr. Piutang premi asuransi motor Jurnal diatas dibuat apabila nasabah mendapat diskon atau potongan dalam membayar kontribusi. Akun Piutang premi asuransi motor di kredit menggambarkan bahwa akun debet Diskon langsung motor mengurangi pendapatan piutang premi tersebut akun Diskon langsung motor diungkap sebagai beban komisi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Jurnal nya adalah sebagai berikut : Dr. Piutang premi asuransi motor 4,159,280 Dr. Diskon langsung motor Cr. Pendapatan premi asuransi motor 5,199,100 Hasil analisis jurnal ketika pelunasan kontribusi : 1) Dr. Utang ujroh kontribusi langsung motor ,5 Cr. Piutang ujroh kontribusi langsung motor ,5 Jurnal diatas merupakan jurnal untuk mencatat dan mangakui bahwa ujroh telah dilunasi oleh nasabah. Saldo utang di debet dan saldo piutang di kredit guna mencatat telah dihapuskannya piutang ujroh dari nasabah. Akun Utang ujroh kontribusi langsung motor dan Piutang ujroh kontribusi langsung motor keduanya diungkap sebagai pendapatan kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 2) Dr. Bank Cr. Piutang premi asuransi motor Cr. Bea polis Cr. Bea materai

16 Jurnal tersebut dibuat pada saat nasabah telah melunasi dana kontribusi yang harus dibayar kepada pengelola untuk mengakui kontribusi yang dibayarkan oleh peserta yang ditambah bea materai dan bea polis. Saldo bank digabungkan dengan saldo bea materai dan bea polis guna mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh manajemen karena pembelian materai dan penyediaan polis menggunakan dana perusahaan. Akun Bank diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan pada laporan posisi keuangan, sedangkan akun Piutang premi asuransi motor, bea polis dan bea materai diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Kasus 2 : Produk asuransi Takaful Fire (asuransi kebakaran) dengan nomor account Data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Jurnal Penerbitan Polis Asuransi Kebakaran jurnal ketika penerbitan polis piutang premi asuransi fire 1,190, piutang ujroh kontribusi langsung fire 562, bea materai 12, bea polis 25, utang ujroh kontribusi langsung fire 562, utang premi treaty fire 217, utang ujroh treaty keluar 27, utang komisi langsung fire 238, pendapatan premi langsung fire 1,190, pendapatan ujroh kontribusi langsung 562, beban ujroh langsung fire 562, treaty outward fire 217, beban ujroh treaty dibayar fire 27, pendapatan materai 12, pendapatan polis 25, beban komisi langsung dibayar fire 238, total 2,834, ,834,

17 Tabel 4.2 Jurnal pelunasan premi asuransi kebakaran jurnal ketika pelunasan polis ketika pelunasan premi debet Kredit bank 1,227, utang ujroh kontribusi langsung fire 562, piutang premi asuransi fire 1,190, piutang ujroh kontribusi langung fire 562, bea polis 25, bea materai 12, total 1,789, ,789, ketika membayar premi reasuransi ke reasuradur utang premi treaty fire 217, utang ujroh treaty keluar fire 27, bank 244, total 244, , ketika membayar komisi ke agen/broker utang komisi langsung fire 238, bank 238, total 238, , Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika penerbitan polis adalah sebagai berikut: 1) Dr. piutang premi asuransi fire Cr. Pendapatan premi langsung fire Jurnal tersebut sama seperti jurnal pada kasus sebelumnya, dimana perusahaan telah mengakui pendapatan kontribusi dari peserta saat penerbitan polis. Perusahaan membebankan kontribusi sebesar mengenai pembayaran kontribusi yang harus dilakukan oleh peserta di waktu yang akan datang. Hal ini dilakukan karena pada saat penerbitan polis, artinya periode pertanggungan telah dimulai. Prinsip ini sesuai dengan prinsip yang diterapkan oleh perusahaan dalam mengakui pendapatan yaitu menggunakan accrual basis. Akun piutang premi asuransi fire diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan disajikakn dalam laporan posisi keuangan, akun Pendapatan premi langsung fire diungkap sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam 64

18 laporan surplus underwriting dana tabarru. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 10. 2) Dr. Piutang ujroh kontribusi langsung fire Cr. Pendapatan ujroh kontribusi langsung Jurnal diatas sama dengan jurnal pada kasus sebelumnya, dimana perusahaan telah mengakui pendapatan ujroh yang akan diterima dari peserta sebesar kepada perusahaan sebagai fee atas pengelolaan dana yang dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan metode accrual basis. Pengungkapan akun Piutang ujroh kontribusi langsung fire pada laporan keuangan adalah sebagai piutang kontribusi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, dan akun Pendapatan ujroh kontribusi langsung sebagai kontribusi bruto dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 3) Dr. Beban ujroh langsung fire Cr. Utang ujroh kontribusi langsung fire Jurnal diatas adalah jurnal untuk mangakui jumlah ujroh yang masih harus dibayar oleh peserta. Perusahaan telah mengakui piutang yang akan diterima dari peserta sebesar Akun beban ujroh langsung fire diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh pengelola dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru dan utang ujroh kontribusi langsung fire diungkap sebagai piutang kontribusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 4) Dr. Treaty outward fire ,38 Cr. Utang premi treaty fire ,38 65

19 Jurnal diatas adalah jurnal untuk mencatat utang reasuransi perusahaan pada reasuradur, utang yang belum dibayar kepada reasuradur diakui sebagai beban perusahaan dengan meng-kreditkan utang. Utang telah diakui saat perusahaan belum melunasi pembayaran reasuransi kepada reasuradur karena perusahaan menerapkan accrual basis maka beban juga diakui meskipun beban tersebut belum direalisasikan. Akun treaty outward fire diungkap sebagai bagian dari reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan surplus underwriting dana tabarru dan akun Utang premi treaty fire diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. 5) Dr. Beban ujroh treaty dibayar fire ,17 Cr. Utang ujroh treaty keluar ,17 Jurnal tersebut adalah jurnal untuk mencatat beban ujroh reasuransi yang masih harus dibayar perusahaan kepada pihak reasuradur. Saldo Utang ujroh treaty keluar di-kredit menggambarkan bahwa utang perusahaan belum dilunasi tetappi sudah diakui sebagai beban bagi perusahaan. Akun beban ujroh treaty dibayar fire diungkap dalam laporan keuangan sebagai ujroh dibayar dan disajikan dalam laporan laba rugi, dan akun Utang ujroh treaty keluar diungkap dalam laporan keuangan sebagai utang reasuransi dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Prinsip ini sesuai dengan PSAK 108 paragraf 20. 6) Dr. Beban komisi langsung dibayar fire Cr. Utang komisi langsung fire Jurnal tersebut adalah jurnal pencatatan dan pengakuan beban komisi perusahaan kepada agen asuransi. Utang tersebut belum dilunasi sehingga saldo tersebut telah dibebankan di kredit. Akun Beban komisi langsung dibayar fire diungkap sebagai beban komisi dalam laporan keuangan pada laporan laba rugi dan 66

20 akun Utang komisi langsung fire diungkap sebagai sebagai utang komisi pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. 7) Dr. Bea materai Cr. Pendapatan materai Sama halnya dengan jurnal pengakuan pendapatan materai pada kasus sebelumnya, perusahaan membebankan biaya materai kepada nasabah dan mengakui pendapatan tersebut sebagai pendapatan materai. pendapatan materai di-kredit karena perusahaan membebankan pembelian materai pada awalnya dengan menggunakan dana perusahaan sehingga saldo pendapatan pada perusahaan berkurang. Bea materai diungkap dalam laporan keuangan sebagai piutang kontribusi dan pendapatan materai diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan akun Pendapatan materai diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. 8) Dr. Bea polis Cr. Pendapatan polis Sama dengan bea materai diatas, perusahaan membebankan bea polis kepada nasabah sesuai kebijakan manajemen sebagai biaya administrasi dan mengakui sebagai pendapatan dengan metode accrual basis. bea polis diungkap sebagai piutang kontibusi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan dan pendapatan polis diungkap sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Berdasarkan data diatas, hasil analisis atas jurnal ketika pelunasan premi adalah sebagai berikut: Jurnal ketika peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada perusahaan 67

21 1) Dr. Bank Cr. Piutang premi langsung fire Cr. Bea polis Cr. Bea materai Jurnal tersebut dibuat setelah peserta melunasi pembayaran kontribusi kepada pengelola, piutang premi ditambah bea polis dan bea materai dicatat dan dimasukkan kedalam akun bank, saldo bank bertambah dan saldopiutang berkurang. Akun bank diungkap sebagai kas dan bank pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan akun Piutang premi langsung fire, bea polis, dan bea materai diungkap sebagai piutang kontribusi pada laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Jurnal ketika perusahaan membayar hutang reasuransi kepada reasuradur 2) Dr. Utang premi treaty fire ,38 Dr. Utang ujroh treaty keluar fire ,17 Cr. Bank ,55 Jurnal tersebut dibuat pada saat perusahaan membayar beban ujroh reasuransi kepada reasuradur. Perusahaan membayar ujroh dengan meng-kredit saldo bank dan men-debet saldo utang premi dan utang ujroh sehingga saldo bank berkurang dan saldo utang premi dan utang ujroh juga berkurang. Akun bank diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan akun utang premi treaty fire dan utang ujroh treaty keluar fire diungkap sebagai utang reasuransi dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Jurnal ketika perusahaan membayar komisi kepada agen/broker 3) Dr. Utang komisi langsung fire Cr. Bank

22 Jurnal ini adalah jurnal untuk mengakui pembayaraan komisi kepada agen penjual polis. Pada saat perusahaan menerima pembayaran kontribusi dari peserta, maka perusahaan juga menerima ujroh. Ujroh ini akan digunakan untuk biaya pengelolaan dana tabarru dan juga untuk pembayaran komisi kepada agen. Saldo utang di-debet dan saldo bank di-kredit sehingga utang komisi kepada agen berkurang dan saldo bank juga berkurang. Akun utang komisi langsung fire diungkap sebagai utang komisi dalam laporan keuangan dan disajikan laporan posisi keuangan dan akun Bank diungkap sebagai kas dan bank dalam laporan keuangan dan disajikan dalam laporan posisi keuangan Instrumen Investasi dan Sistem Pembagian Keuntungan Instrumen Investasi Investasi merupakan cara perusahaan mengelola keuangan mereka agar dapat menghasilkan profit dengan cara menanam atau menempatkan aset baik yang berupa dana maupun harta guna diharapkan akan meningkat nilainya di masa mendatang. PT. Asuransi Takaful Umum menginvestasikan dana ke berbagai instrument investasi dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh, hal tersebut sesuai dengan prinsip yang ditetapkan PSAK 108 paragraf 18. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 11/PMK 010/2011 tentang Kesehatan keuangan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah bab II pasal 5 (lima), PT. Asuransi Takaful Umum menginvestasikan dana ke beberapa instrumen investasi syariah yang terdiri dari : 1. deposito syariah; 2. Saham syariah yang tercatat di bursa efek; 3. Reksadana syariah; 69

23 4. Sukuk atau obligasi syariah Sistem Pembagian Keuntungan Sesama Peserta Dalam menentukan besaran premi, pada asuransi umum syariah tidak banyak perbedaan dengan asuransi konvensional, bedanya adalah ketika besaran premi sudah ditentukan, pada asuransi syariah dana kontribusi/premi dimasukkan dalam rekening tabarru' (dana sosial untuk saling menanggung). Gambar 4.2 Bagan pengelolaan dana tabarru. Peserta 1 Ujroh Dana Peserta 2 tabarru Peserta 3 Mengelola dana Pengelola dana (perusahaan asuransi) Peserta 3 Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013 Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa asuransi syariah merupakan sistem saling membagi risiko diantara sesama peserta (risk sharing), sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas risiko yang muncul dengan prinsip saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing menghibahkan dana tabarru atau dana kebajikan. Dana tabarru tersebut dihibahkan oleh peserta kepada kumpulan 70

24 dana peserta asuransi syariah dan pengelolaannya diamanahkan kepada perusahaan asuransi dengan membayarkan sejumlah ujroh yang dikenal juga sebagai dana milik pengelola dan akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi lainnya. Akad yang digunakan untuk berinvestasi ke sesama peserta yaitu akad tabarru, sedangkan akad yang digunakan peserta untuk berinvestasi kepada pengelola adalah akad wakalah bil ujroh. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru pada Asuransi Syariah, dana tersebut dapat diinvestasikan dengan menggunakan akad wakalah bil ujroh, mudharabah, ataupun mudharabah musytarakah.. Oleh itu karena dana-dana yang terhimpun dan digunakan dari dan oleh peserta tersebut dikelola secara baik dari segi administratif maupun investasinya, untuk itu peserta memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi untuk bertindak sebagai operator yang bertugas mengelola dana-dana tersebut sesuai syariah. dimana perusahaan asuransi lah yang diberi kuasa oleh para peserta, jadi posisi perusahaan asuransi syariah hanyalah sebagai pengelola atau operator saja dan bukan sebagai pemilik dana. Sebagai pengelola atau operator, fungsi perusahaan asuransi hanya mengelola dana peserta saja, dan pengelola tidak boleh menggunakan dana-dana tersebut jika tidak ada kuasa dari peserta. Sebagai biaya pengelolan, perusahaan atau pengelola dana membebankan biaya (ujroh) sebagai dana keuntungan bagi pihak pengelola. 71

25 Sistem Pembagian Keuntungan bagi Perusahaan Gambar 4.1 Bagan Sistem Perolehan Keuntungan Perusahaan Investasi Pendapatan dikurang Biaya operasi, b.komisi,ujroh reasuransi Profit/loss perusahaan Ujroh + hasil pengelolaan investasi tabarru + surplus underwriting tabarru Qardh peserta kontribusi diinvestasikan Tabarru dikurang biaya asuransi (klaim, reasuransi, survey klaim,) Surplus underwrting dana tabarru perusahaan peserta Cadangan tabarru Sumber : penjelasan langsung saat wawancara dengan Head of Finance and Accounting PT. Asuransi Takaful Umum, Ibu Melda Maesarach. 10 Juni 2013 Dari gambar diatas, dapat dijelaskan sistem perolehan keuntungan perusahaan berasal dari surplus dana tabarru, investasi dana tabarru, ditambah ujroh. Peserta membayar kontribusi, dana kontribusi tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu dana tabarru ke sesama peserta sebagai dana tolong-menolong yang nantinya akan digunakan oleh sesama peserta untuk membayar klaim apabila ada kerugian dan ujroh kepada perusahaan sebagai imbal jasa atas pengelolaan dana peserta. Dana tabarru tersebut dikurangi 72

26 oleh biaya-biaya manajemen seperti biaya klaim, survey klaim, dan reasuransi untuk tabarru, jika terjadi surplus, berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional no. 53/DSN-MUI/III/2006 maka dana surplus tersebut dapat dialokasikan kepada 3 (tiga) entitas yaitu pertama, diperlakukan seluruhnya sebagai dana cadangan dalam akun tabarru ; kedua, disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dibagikan sebagian lainnya kepada para peserta yang memenuhi syarat aktuaria/manajemen risiko, dan ketiga disimpan sebagian sebagai dana cadangan dan dapat dibagikan sebagian lainnya kepada perusahaan asuransi dan para peserta sepanjang disepakati oleh para peserta. Kemudian pengalokasian perolehan surplus tadi ditambah dengan ujroh yang pada mulanya telah dibayar peserta dan ditambah surplus hasil dari pengelolaan tabarru dari peserta. Sehingga perusahaan mendapat keuntungan dari 3 (tiga) sumber, yaitu dari pembayaran ujroh atas kontribusi peserta, dari hasil pengelolaan dana tabarru peserta, dan surplus underwriting atas dana tabarru. Setelah diketahui hasilnya, dana hasil penjumlahan tersebut dikurangi biaya operasi, biaya komisi, dan biaya pembayaran ujroh kepada reasuradur. Dari hasil pengurangan itulah baru dapat diketahui apakah perusahaan mendapat profit atau (loss). Dan jika terjadi defisit underwriting atas dana tabarru (defisit tabarru ), maka perusahaan asuransi wajib menanggulangi kekurangan tersebut dalam bentuk qardh (pinjaman). Pengembalian dana qardh kepada perusahaan asuransi disisihkan dari dana tabarru yang akan datang. Prinsip yang diterapkan oleh perusahaan tersebut telah sesuai dengan PSAK 108 paragraf 16 dan fatwa Dewan Syariah Nasional 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru pada Asuransi Syariah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad wakalah bil ujroh pada asuransi syariah. 73

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM

ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM ANALISIS PENGAKUAN, PENGUKURAN, SERTA PENYAJIAN PENDAPATAN PREMI ASURANSI SYARIAH BERDASARKAN PSAK 108 PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM Annisa Rulitasari Universitas Bina Nusantara ABSTRACT The purpose of

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah)

PT Asuransi Takaful Umum Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) L1 Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2011 (dalam Rupiah) ASET Kas dan bank 7.117.694.319 Piutang kontribusi-setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp299.577.911 pada tanggal 31 Desember

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 108 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibaca dalam kaitannya

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 11: Akuntansi Pengelola Dana Asuransi Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI : FATWA DSN NO 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARIAH Asuransi

Lebih terperinci

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Insurance Goes To Campus Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013 Asuransi Syariah Oleh: Subchan Al Rasjid Sharia Division Sharia - Marketing Manager PT. BNI Life Insurance Pengertian Asuransi-text

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP SYARIAH

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI KERUGIAN DAN PERUSAHAAN REASURANSI YANG MENYELENGGARAKAN SELURUH USAHANYA DENGAN PRINSIP

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil BAB 4 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini peneliti akan membahas mengenai evaluasi atas dana kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil investasi yang menggunakan dana

Lebih terperinci

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH.

Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH. Seminar Implementasi dan Dampak Penerapan POJK No.72/POJK.05/2016 Terhadap Industri Asuransi Syariah AKUNTANSI UJRAH M Jusuf Wibisana Ketua IAI-Kompartemen Akuntan Syariah Jakarta 16.08.2017 DISCLAIMER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Januari Tahun Desember Tahun 2016 Periode 07 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan 62 BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO. 81/DSN- MUI/III/2011 TERHADAP MEKANISME PENGEMBALIAN DANA TABARRU BAGI PESERTA YANG BERHENTI SEBELUM MASA PEMBAYARAN BERAKHIR PADA PRODUK PRULINK SYARIAH

Lebih terperinci

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016

(Dalam jutaan Rp.) Februari Tahun Februari Tahun 2016 Periode 8 07 Periode 8 06 Laporan Neraca Dana Perusahaan 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Asuransi Syariah II.1.1. Pengertian Asuransi Sesuai dengan ketetapan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (ASYKI) Asyki Business Center, Jl. RE. Martadinata No. 2D Air Mancur Bogor Laporan Neraca Dana Perusahaan No, 5 6 7 8 9 0 5 6 7 8 9 0 5 Kekayaan Investasi Deposito Saham Syariah Sukuk/ Obligasi Syariah SBSN Surat Berharga Syariah diterbitkan oleh Bank Indonesia Surat Berharga

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA INVESTASI PESERTA I. NERACA A. GABUNGAN SEMUA AKAD Per 30 September 2014 dan Triwulan II 2014 No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1)

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 111 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 111 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ED PSAK 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar.

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA (dalam jutaan rupiah) 2012 2012 Triwulan II Triwulan I No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 2.700 2.700 1.800 1.800 2 Saham syariah

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai akad yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH ED revisi AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH Diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. Menteng, Jakarta 0 Telp: (0) Fax: (0) 000 Email:

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 10.700 10.700 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

PT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017

PT Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2017 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.700 11.700 10.700 10.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH Bahwa Peserta telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Pengelola akan membayar santunan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Asuransi Syariah 2.1.1 Pengertian Asuransi Syariah Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah: Sistem menyeluruh yang pesertanya mendonasikan sebagian atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan III Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan III Triwulan II SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.440 7.440 8.870 8.870 2 Saham syariah B-4 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU Lampiran 1 FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH DAN REASURANSI SYARIAH MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG AKAD TABARRU PADA ASURANSI SYARIAH

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2016 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.050 7.050 11.900 11.787 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2014 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2014 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 3.450 3.450 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2017 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT. Asuransi BRI Life DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2017 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 16.250 16.250 11.700 11.700 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN III

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN II Per 30 JUNI 2014 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN II

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Keuangan PT ASURANSI JIWA CENTRAL ASIA RAYA SYARIAH Triwulan III Tahun 2017 Unit Usaha Syariah

Ringkasan Laporan Keuangan PT ASURANSI JIWA CENTRAL ASIA RAYA SYARIAH Triwulan III Tahun 2017 Unit Usaha Syariah Dana Perusahaan URAIAN SAK SAP Laporan Posisi Keuangan Dana Tabarru' dan Tanahud SAK DT SAK DTH SAP Dana Investasi Peserta SAK SAP Penyesuaian Gabungan SAK ASET 54.389,28 56.362,76 74.030,23-77.671,27

Lebih terperinci

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1 Dr. Iwan P. Pontjowinoto RISIKO PADA ASSET & LIABILITIES PRODUK SYARIAH Laporan Aktiva Bank Syariah Aktiva Bank Syariah setidaknya menyajikan pos-pos sbb.: Aset Setara Kas, terdiri dari: Kas, Penempatan

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.440 7.440 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 9.150 9.150 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2015 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan II Tahun 2015 SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan II Triwulan I SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.870 8.870 9.150 9.150 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TAHUNAN 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TAHUNAN

Lebih terperinci

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2015 dan 2014 serta 1 Januari 2014 ASET Catatan 2015 2014 1 Januari 2014 Rp Rp Rp ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuransi syariah merupakan prinsip perjanjian berdasarkan hukum islam antara perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi dengan pihak lain, dalam menerima amanah

Lebih terperinci

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE BAB III LABA TERTAHAN (RETAINED SHARING) PADA PRODUK PRULINK SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE A. Gambaran Umum Tentang PT. Prudential Life Assurance 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN III 2013 Per 30 September 2013 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2016 / Per 30 Juni 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 7.200 9.650 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.834 9.836 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.233

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2015 / Per 30 Juni 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 9.769 11.534 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.029 9.031 4 Surat berharga syariah negara D-5 15.918

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan I Tahun 2017 Tahun 2017 / Per 31 Maret 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 12.000 10.100 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.826 9.829 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.219

Lebih terperinci

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017

PT. Asuransi BRI Life I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan II Tahun 2017 / Per 30 Juni 2017 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 14.500 12.000 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.823 9.826 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.227

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Tahunan 2016 / Per 31 Desember 2016 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.100 10.579 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.829 9.839 4 Surat berharga syariah negara D-5 17.231

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2014 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710 LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN I Per 31 MARET 2015

B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS DANA PERUSAHAAN TRIWULAN I Per 31 MARET 2015 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat B. LAPORAN PERHITUNGAN SOLVABILITAS TRIWULAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PMK.010/2012 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan IV Tahun 2014 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan IV Triwulan III SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 7.500 7.500 6.670 6.670 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2013 I. NERACA Triwulan I Triwulan IV No. URAIAN RINCIAN SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 3.788 3.396 4.300 4.300 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' III. LAPORAN AKUMULASI DANA TABARRU' Per Triwulan I Tahun 2014 III. LAPORAN AKUMULASI 1 Surplus underwriting dana tabarru' (dasar akrual) (1.717,39) 2 Dikurangi: A. Surplus underwriting dibagikan ke peserta 0,00 B. Surplus underwriting dibagikan ke perusahaan (pengelola)

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Tahunan Tahun 2015 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Tahunan Tahunan SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 8.580 8.580 7.500 7.500 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau obligasi

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012

TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2012 Per 31 Maret 2012 K e p a d a Yth. KEPALA BIRO PERASURANSIAN Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan RI Gedung Sumitro Djojohadikusumo Lt. 14 Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta - 10710

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912 EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS DANA TABARRU DAN DANA PERUSAHAAN PADA ASURANSI JIWA PT AJB BUMIPUTERA 1912 Vinky Komala Dewi, Armanto Witjaksono Binus University, Jln. Kedoya Raya No. 66,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengelolaan Dana Tabarru Pada Produk Unit Link Pada dasarnya Unit Link merupakan produk asuransi yang mengandung unsur tabungan (saving) sehingga dalam pengelolaanya

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisis Proses Bisnis Asuransi Kerugian 4.1.1 Proses Bisnis Asuransi Kerugian Secara Umum Pada subbab ini penulis akan membahas mengenai bagaimana suatu perusahaan asuransi kerugian

Lebih terperinci

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015

LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS DANA TABARRU' TRIWULAN I 2015 K e p a d a Yth. OTORITAS JASA KEUANGAN U.P. Direktorat IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka (OJK) Mailing Room Lantai 12 Jalan Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat LAPORAN PERHITUNGAN TINGKAT SOLVABILITAS

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan

BAB IV PEMBAHASAN. dalam pengembangan solusi inovatif yang tidak hanya memenuhi kebutuhan dan BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.2.1 Sejarah Perusahaan Berdiri tepat 50 tahun yang lalu, PT Lippo General Insurance, Tbk (LippoInsurance/ Perseroan) senantiasa berusaha untuk menjadi

Lebih terperinci

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Pengertian Asuransi Syariah Asuransi dalam bahasa Arab disebut At ta min yang berasal dari kata amanah yang berarti memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2016

PT Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA DANA TABARRU' I. NERACA Per Triwulan I Tahun 2016 I. NERACA No. URAIAN RINCIAN Triwulan I Triwulan IV SAK SAP SAK SAP (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aset Investasi 1 Deposito pada Bank A-4 11.900 11.787 8.580 8.580 2 Saham syariah B-4 - - - - 3 Sukuk atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun 2007 bisa dikatakan sebagai tahun harapan bahwa bisnis asuransi akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai fenomena alam yang

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan IV Tahun 2015 / Per 31 Desember 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.579 10.879 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.839 9.844 4 Surat berharga syariah negara D-5 16.144

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan III Tahun 2015 / Per 30 September 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA I. NERACA DANA PERUSAHAAN Per Triwulan III Tahun 2015 / Per 30 September 2015 I. NERACA No. URAIAN Rincian SAK SAK (1) (2) (3) (4) (5) Aset Investasi 1 Deposito A-5 10.879 9.769 2 Saham syariah B-5 - - 3 Sukuk atau obligasi syariah C-5 9.844 9.029 4 Surat berharga syariah negara

Lebih terperinci

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk Laporan Keuangan Untuk tahun-tahun yang berkahir pada 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi, Tbk. Graha Kospin JASA

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH Always Listening, Always Understanding 10 PENGENALAN SYARIAH Syariah Syariah = Undang-undang Islam Definisi : Jalan yang lurus Sumber : Al Quran (45:18) ~ kemudian

Lebih terperinci

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan...

PT VICTORIA INSURANCE LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan... LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2014 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen Laporan Posisi Keuangan... 1-2 Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya)

Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) 1 Analisis Penerapan Akuntansi Asuransi Pensiun Syariah (Studi Kasus pada Bringin Life Syariah Kantor Cabang Surabaya) Analysis Implementation 0f Sharia Pension Insurance Accounting (Case Study on Bringin

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH Destri Budi Nugraheni dan Haniah Ilhami Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Jl. Socio Justicia No.1 Bulaksumur, Sleman Yogyakarta PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH

Lebih terperinci

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya.

BAB I PENDAHULUAN. syariah sebagai salah satu lembaga keuangan nonbank yang penting peranannya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertumbuhan sektor ekonomi syariah di Indonesia berkembang pesat. Tidak hanya pertumbuhan positif yang ditunjukkan oleh perbankan syariah, hal itu

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 2. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Asuransi Yang Memiliki Unit Syariah; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Yang Memiliki Unit

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Desember 2013/ Triwulan IV Tahun 2013 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 31 Maret 2014/ Triwulan I Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 Juni 2014/ Triwulan II Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI UMUM / REASURANSI Per 30 September 2014/ Triwulan III Tahun 2014 PT ASURANSI MITRA PELINDUNG MUSTIKA Halaman i K e p a d a Yth. Otoritas Jasa Keuangan Up. Direktorat Pengawasan Perasuransian Gedung Sumitro Djojohadikusumo, Lantai 14 Jl. Lapangan Banteng Timur 1-4 Jakarta - 10710 LAPORAN KEUANGAN / REASURANSI

Lebih terperinci