dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil."

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Premi Pengertian dari Premi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis untuk dibayarkan kepada perusahaan asuransi untuk memperoleh manfaat pertanggungan. Perusahaan, dalam hal ini bagian aktuaria akan membentuk suatu tabel tarif premi yang digunakan sebagai dasar perhitungan premi. Tabel tarif ditentukan oleh 3 faktor, yaitu : 1. Tabel Mortalita (Mortality Table) 2. Bunga Majemuk (Compound Interest) 3. Biaya Operasi (Loading for Expenses) Setelah tersedia tabel premi, maka kita perlu memperhatikan beberapa faktor untuk menentukan berapa premi yang hams dibayar oleh pemegang polis untuk memperoleh manfaat asuransi, yaitu : 1. Besarnya uang pertanggungan Premi atas uang pertanggungan yang besar akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas uang pertanggungan yang lebih kecil. 2. Umur Tanggungan Premi atas tertanggung berumur tua akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas tertanggung berumur muda 46

2 3. Masa Asuransi Jumlah premi dengan masa asuransi yang lama akan lebih kecil dibandingkan dengan masa asuransi yang lebih singkat kecuali untuk asuransi jangka warna 4. Jenis Asuransi Premi atas asuransi yang mempunyai manfaat yang banyak akan lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai manfaat sedikit. 5. Jenis Kelamin Tertanggung Pria dikategorikan berisiko tinggi sehingga rate preminya lebih tinggi daripada rate premi Wanita. 6. Cara Membayar Premi Premi yang dibayar secara tiga bulanan lebih besar dibandingkan dengan premi tahunan, sebagai akibat faktor pembungaan. 7. Jenis Valuta Uang Pertanggungan Rate premi antara Valuta Rupiah dan US Dollar berbeda. 8. Standar dan Sub Standar Premi atas asuransi standar akan lebih kecil dibandingkan dengan yang sub standar. Premi yang tercantum dalam buku tarif {Rate Book) adalah premi standar, sedangkan untuk premi sub standar akan ditentukan tersendiri oleh Bagian Underwriting Kantor Pusat. 47

3 B. Perhitungan Premi Atas dasar penjelasan di atas, wajar apabila tiap perusahaan asuransi jiwa mempunyai tarif (Rate) premi sendiri-sendiri. Premi pada dasarnya harus dibayar tahunan, namun perusahaan asuransi biasanya memberikan kelonggaran, yaitu dengan mengizinkan pengangsuran premi secara semester (6 bulanan) ataupun triwulan (3 bulanan) dan ada pula yang pembayaran sekaligus maupun pembayaran bulanan Rumus untuk menghitung premi adalah sebagai berikut: Premi Tahunan = Uang Pertanggungan x Rate Premi 1000 Premi Semester = 52 % x Premi Tahunan Premi Triwulan = 26.5 % x Premi Tahunan Pada prinsipnya pembentukan untuk setiap jenis premi asuransi perhitungannya adalah sama. Unsur-unsur yang membentuk premi antara lain : Taiif/Rate, harga pertanggungan atau dapat juga memakai harga pasar, komisi dan biaya-biaya. Untuk lebih jelasnya penulis akan memberikan contoh perhitungan premi untuk asuransi jiwa pada perusahaan asuransi jiwa P.T. Manulife Indonesia Contoh cara perhitungan premi: 1). Ibu Santi membeli polis Dwiguna Bertahap 21 dengan uang pertanggungan (UP) sebesar Rp ,- Umur pada saat masuk asuransi 35 tahun. 48

4 Maka tarif premi dapat dihitung sebagai berikut: Di dalam buku Rate, tarif premi program Dwiguna bertahap 21 untuk wanita umur 35 tahun dengan valuta Rupiah adalah per 1000 uang pertanggungan, Premi Tahunan = Rp x = Rp , Bila dibayar secara Semesteran menjadi: 52 % x Rp ,- = Rp ,- Bila dibayar secara Triwulanan menjadi: 26.5 % x Rp ,- = Rp ,- 2). Bapak Budi membeli polis Seumur Hidup 20 dengan UP sebesar $ Umur pada saat mulai asuransi 35 tahun. Rupiah premi Triwulan yang hams dibayar pada saat ini bila Kurs Dollar = Rp 9500 Maka tarif premi dapat dihitung sebagai berikut: Tarif premi program Seumur Hidup 20 untuk pria berumur 35 tahun dengan Valuta Dollar adalah 21,07 untuk setiap 1000 uang pertanggungan Premi Tahunan = US $ x = US $ Premi Semesteran = 52 % x US $ = US $ 1.095,64 Premi Triwulan = 26,5 % x US $ = US $ 558,35 Dalam Rupiah = US $ 558,35 x Rp 9500 = Rp ,- 49

5 C. Metode Pengakuan Pendapatan Premi dan Pencatatannya 1. Metode Pengakuan Pendapatan Premi Di dalam menentukan kapan pendapatan dan biaya diakui di dalam perusahaan asuransi bukan merupakan hal yang cukup mudah. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan oleh setiap perusahaan asuransi jiwa mungkin berbeda karena belum adanya ketentuan yang mengaturnya di dalam DAI (Dewan Asuransi Indonesia), sehingga setiap perusahaan menggunakan praktek asuransi yang umum dilakukan. Pangakuan pendapatan dan biaya dalam Perusahaan Asuransi di Indonesia merupakan hal penting, karena pendapatan dan biaya (dalam hal ini pendapatan premi dan biaya klaim), merupakan faktor utama kegiatan operasi perusahaan akan menentukan laba yang nantinya akan diperoleh. Dalam mengakui pendapatannya ada banyak cara yang digunakan. Untuk pendapatan yang diterima dari premi merupakan hasil penjualan, perusahaan mengakui pendapatan premi pada saat dijual atau pada saat tagihan dibuat (pada saat pendapatan diterima sebelum dilakukan pemberian jasa). Perusahaan akan mengakui pendapatan premi yang diperoleh secara merata setiap hari sebagai pendapatan selama masa pertanggungan. Premi yang telah menunggak selama lebih dari 3 (tiga) bulan tidak akan diakui 50

6 sebagai pendapatan, dimana premi tersebut akan diakui pendapatan jika pembayaran premi sudah diterima. Pendapatan yang diperoleh pada perusahaan asuransi jiwa tidak hanya berasal dari premi, melainkan juga dari pendapatanpendapatan yang lain di luar usahanya. Pendapatan komisi dari perusahaan reasuransi misalnya, akan diakui apabila komisi reasuransi tersebut telah disetujui oleh perusahaan dan reasurandur. Pendapatan komisi sama halnya dengan pendapatan premi, dalam setiap periode tidak dapat diperkirakan terlebih dahulu. Sedangkan untuk pendapatan-pendapatan lain cara pengakuan pendapatan pada saat penjualan, sama halnya dengan pendapatan yang diperoleh dari pembayaran premi tetapi ada juga yang diakui pada saat diterimanya uang. Contohnya adalah dalam penjualan aktiva tetap perusahaan, perusahaan asuransi akan menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan premi. Hal ini dikarenakan pada saat penjualan, sebagian besar biaya sudah dikeluarkan dan aktiva tetap tersebut telah meninggalkan perusahaan. Untuk pengakuan biaya yang terjadi di perusahaan asuransi jiwa diakui pada saat biaya tersebut dikeluarkan pada waktu yang tidak dapat ditentukan terlebih dahulu, kecuali biaya-biaya operasional perusahaan seperti biaya gaji pegawai, biaya listrik dan telepon, biaya air (PAM) dan sebagainya. 51

7 Perusahaan mengakui biaya-biaya seperti biaya klaim dan biaya komisi pada waktu yang tidak dapat ditentukan terlebih dahulu Kaaren besarnya biaya-biaya tersebut tidak dapat ditentukan, biaya klaim diakui sebagai biaya dalam tahun buku dimana klaim tersebut terjadi atau dibayar, tanpa memperhatikan waktu terjadinya klaim dan waktu membukukan premi, Biaya komisi untuk para agen marketing pengakuannya juga akan mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Biaya ini dibebankan langsung pada periode terjadinya dan tidak diamortisasi sesuai dengan masa pembayaran premi. Dari penjelasan-penjelasan di atas, terlihat bahwa metode pengakuan pendapatan sangat mempengaruhi besarnya pendapatan. Pendapatan yang berbeda tentu akan mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Pengakuan biaya yang dapat dihubungkan dengan pendapatan premi pada perusahaan asuransi jiwa ternyata bersifat unik, dimana matching concept against revenue tidak dapat sepenuhnya diterapkan. Biaya klaim dibebankan pada saat terjadinya dan tidak dapat di matched sepenuhnya ke dalam pendapatan premi secara proposional. Demikian juga dengan biaya komisi, tidak dapat di matched secara akurat dengan pendapatan preminya. 52

8 Dimana karena sifat industri (perusahaan) asuransi berbeda dengan industri manufaktur maupun industri lainnya dimana matching concept tidak dapat diterapkan sepenuhnya karena Pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan (biaya klaim) tidak terjadi pada saat periode yang sama. 2. Cara Mencatat Pendapatan Pada perusahaan asuransi jiwa dalam mencatat pendapatan menggunakan metode Accrual Basis. Hal ini disebabkan karena bidang usaha perusahaan asuransi yaitu bagian dari perusahaan jasa, pencatatan pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan berbeda dengan perusahaan manufaktur, dimana dalam perusahaan manufaktur pendapatan dan biaya dicatat pada periode yang sama sehingga match. Namun dalam perusahaan asuransi matching concept tidak dapat diterapkan sepenuhnya. Perbedaan ini dikarenakan adanya pendapatan yang diterima tidak akan sama dalam setiap periodenya, juga biaya yang dikeluarkan tidak dapat dianggarkan dan ditentukan terlebih dahulu kecuali biaya gaji pegawai, biaya listrik dan telepon serta biayabiaya operasional lainnya. Bagi perusahaan, dengan penggunaan metode Accrual Basis ini diharapkan tidak akan terjadi kesimpangsiuran dalam 53

9 sistem akuntansi perusahaan serta di dalam pengambilan keputusan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan laba perusahaan. Semua pendapatan dan biaya yang terjadi di dalam perusahaan hams dicatat dan dibukukan. Pencatatan ini bertujuan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan teratur dan baik. Hal ini juga berlaku dalam akuntansi pada perusahaan asuransi Pada Perusahaan Asuransi Jiwa mencatat pendapatan yang diperolehnya dengan menggunakan metode Accrual Basis. Perusahaan mengakui pendapatan premi, yang merupakan pendapatan utama perusahaan pada saat tagihan dibuat (pada saat pendapatan diterima sebelum dilakukan pemberian jasa). Untuk lebih jelasnya, penulis memberikan sebuah contoh perbandingan penggunaan Metode Accrual Basis dan Cash Basis di dalam mencatat pendapatan premi. Tanggal 1 April 2004 Tuan Budi mengambil asuransi jiwa seumur hidup 20 dengan uang pertanggungan Rp ,- Usia Tuan Budi pada saat itu 40 tahun, premi dibayar dimuka secara tahunan. Dengan melihat tabel rate premi misal Perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia angka dasar premi seumur hidup 20 adalah

10 Perhitungan pembayaran premi tahunan : Rumus : = jjanr; Pertanggungan X rate premi 1000 = Rp X = Rp ,- Pencatatan pendapatan premi dengan menggunakan Accrual Basis adalah sebagai berikut: 1 April 2004 Kas Rp ,- Pendapatan premi diterima dimuka Rp ,- 31 Des 2004 Pendapatan premi diterima dimuka Rp ,- Pendapatan premi Rp ,- ( 9/12 X Rp ,- = Rp ,-) Pencatatan pendapatan premi dengan menggunakan Cash Basis adalah sebagai berikut: 1 April 2004 Kas Rp ,- Pendapatan Rp ,- Perusahaan akan mencatat premi tersebut sebagai premium income pada saat pertanggungan dan diakui secara merata setiap hari sebagai pendapatan selama masa pertanggungan. Cara pencatatan biaya dalam perusahaan asuransi juga tidak kalah pentingnya dengan cara pencatatan untuk pendapatan yang diterima. Dalam mencatat biaya-biaya yang terjadi, perusahaan juga menggunakan metode yang sama dengan metode Accrual 55

11 Basis, dengan cam Accrual Basis ini biaya yang dikeluarkan akan dianggap sebagai hutang terlebih dahulu. Klaim dicatat dan diakui pada saat timbulnya kewajiban yaitu setelah disetujui dan ditetapkan besarnya ganti rugi yang pasti berdasarkan Laporan Penyisihan Klaim (LPK) yang bersangkutan. Misalnya : Pada tanggal 20 Agustus 2004 Tuan Dito mengalami kecelakaan, sedangkan Tuan Dito telah mengikuti asuransi seumur hidup 20 pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Pada saat itu Tuan Dito berusia 40 tahun dengan uang pertanggungannya Rp ,- Atas kejadian ini Tuan Dito mengajukan klaimnya kepada perusahaan asuransi jiwa PT. Manulife Indonesia Atas kejadian ini maka dicatat: a. Pada saat klaim disetujui: Biaya klaim Rp ,- Hutang klaim Rp ,- Analisa : Perkiraan biaya : Biaya klaim bertambah sebesar Rp ,- sehingga harus didebet sejumlah yang sama. Perkiraan kewajiban ; Hutang klaim bertambah sebesar Rp ,- sehingga harus dikredit sejumlah yang sama. 56

12 b. Pada saat klaim dilunasi Hutang klaim Rp ,- Kas Rp , Analisa: Perkiraan kewajiban : hutang klaim berkurang Rp ,- sehingga hams didebet sejumlah yang sama Perkiraan aktiva : kas berkurang sebesar Rp ,- sehingga hams dikredit sejumlah yang sama. Melihat pencatatan klaim diatas adalah memakai metode Accrual Basis, karena dasar pencatatan pada saat disetujui dan ditetapkan dengan besarnya jumlah ganti rugi kerugian. Pencatatan dan p^ngakuan demikian adalah sudah benar karena beban klaim diakm dan dicatat bersama dengan tumbuhnya kewajiban yaitu pada periode tercapainya persetujuan ganti rugi kepada tertanggung. Atas klaim yang diajukan perusahaan asuransi jiwa PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia akan secepatnya melakukan penyelesaian klaim secara wajar. Pada umumnya pengambilan keputusan dilakukan dalam waktu 5 had kerja, terhitung dari tanggal dimana semua persyaratan dokumen klaim termasuk keterangan tambahan yang diperlukan telah lengkap diterima perusahaan. 57

13 Setelah klaim disetujui, maka bagian klaim akan mengirim Claims Settlement Request (CSR) dan bagian Finance Dept. akan mempersiapkan pembayarannya Pembayaran dilaksanakan oleh bagian klaim dengan cara : a. Tunai Pembayaran tunai kepada yang ditunjuk b. Cek/Giro Cek / Giro atas nama diserahkan kepada yang ditunjuk c. Transfer Pembayaran kalim dapat pula melalui Bank Transfer atas permintaan yang ditunjuk Tergantung dari cara pembayaran yang diminta, maka pelaksanaan pembayaran klaim dilakukan dalarn waktu 5 hari kerja (persyaratan sudah lengkap) D. Pengakuan Pendapatan Premi Dengan Laba Perusahaan Perusahaan asuransi jiwa di dalam kebijakan akuntansinya dapat diketahui bahwa pendapatan premi diakui pada saat realisasi pertanggungan atau secara accrual basis dan dari setiap penerimaan pendapatan premi oleh perusahaan terdapat pada periode dimana premi tersebut diterima. Dapat juga dengan istilah lain, pada suatu periode untuk mendapatkai: pendapatan premi, maka pendapatan premi yang diterima pada periode tersebut hams dikurangi cadangan premi. 58

14 Sedangkan cara yang dapat dilakukan untuk pengakuan cadangan premi tersebut sebagai pendapatan dan hubungannya terhadap laba rugi adalah dengan cara membandingkan cadangan premi tahun tersebut dengan cadangan premi tahun yang lalu. Dan apabila cadangan dari tahun berjalan lebih besar dari tahun sebelumnya, maka akan terjadi kenaikan cadangan premi yang akan menambah pendapatan bagi perusahaan. Dan apabila kejadian tersebut diatas terjadi sebaliknya, misalnya cadangan premi tahun berjalan lebih kecil atau lebih sedikit bila dibandingkan dengan cadangan premi tahun sebelumnya, maka akan terjadi penurunan cadangan premi yang mana penurunan tersebut dapat mengurangi pendapatan bagi perusahaan. Istilah cadangan diartikan sebagai penyisihan dari laba yang tidak dibagikan, penyisihan yang dilakukan dengan maksud-maksud tertentu. Cadangan premi pada perusahaan bukan lagi sebagai penyisihan, melainkan sebagai penanggulangan pengakuan pendapatan premi yang semata-mata untuk alasan dan soliditas keuangan perusahaan, Cadangan premi dimaksudkan sebagai koreksi/adjusment dari pengakuan pendapatan premi. Dimana pendapatan premi diakui sekali saja, yaitu pada saat akhir periode akuntansi perlu diperhitungkan berapa jumlah premi yang merupakan pendapatan tahun berjalan. Sehingga untuk menentukan secara tepat mana yang merupakan pendapatan secara tepat mana yang merupakan pendapatan premi tahun berjalan dan mana yang merupakan pendapatan premi yang ditangguhkan, 59

15 yang akan diakui sebagai pendapatan pada tahun berikutnya perlu dibentuk cadangan premi ini. Dalam pengujian di bawah ini akan dijelaskan metode pencatatan yang digunakan perusahaan dengan besarnya laba perusahaan. * Pendapatan premi dengan Metode Cash basis = Rp ,- * Pendapatan premi dengan Metode Accrual basis = Rp ,- * Asumsi beban = Rp ,- a. Laba dengan > letode Cash Basis : (Rp Rp , ^- Rp ,- b, Laba dengan Metode Accrual Basis (Rp Rp , ^- Rp ,- Di sini terlihat bahwa laba yang diperoleh dengan Metode Cash Basis lebih besar daripada laba yang diperoleh dengan Metode Accrual Basis. Nanrun jika terjadi cut off, maka pada periode selanjutnya laba yang dipero:.eh dengan menggunakan Cash basis akan lebih rendah daripada yang pencatatannya dengan menggunakan metode Accrual Basis. 60

16 Hal ini disebabkan pendapatan yang diterima langsung dicatat sebagai pendapatan pada periode itu juga tanpa melihat pada waktu dimana pendapatan itu seharusnya dicatat. Cut off atau pisah batas pada perusahaan asuransi jiwa dapat dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian atau rekening-rekening yang harus dipisahkan periodenya. Rekening-rekening yang memang perlu dilakukan cut off atau perlu dipisahkan bisanya terjadi dekat dengan tanggal neraca, misalnya untuk transaksi yang terjadi pada bulan Desember untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember harus diteliti dahulu apakah transaksi tersebut (baik pendapatan maupun biaya) memang benar-benar terjadi salah catat, sehingga harus disesuaikan terlebih dahulu. Pada perusahaan asuransi jiwa, Cut off menjadi bagian yang penting dalam proses akuntansi mengingat pendapatan-pendapatan yang diterima dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan tidak terjadi pada periode yang sama. Pendapatan-pendapatan seperti pendapatan premi biasanya diterima pada awal periode yang antara tertanggung yang satu dengan tertanggung yang lainnya waktu dan jumlahnya berbeda. Perusahaan asuransi jiwa pada umumnya menggunakan konsep matching cost with revenue dalam menentukan besarnya laba perusahaan dengan menggunakan metode pengakuan pendapatan dimana pendapatan premi tersebut diakui secara Accrual Basis. Dengan demikian hipotesis penulis bahwa kebijaksanaan penggunaan metode pencatatan pendapatan 61

17 premi dengan menggunakan Accrual basis akan mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Jadi untuk beban atau biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut diakui sebagai beban adalah Accrual Basis juga, sehingga antara pengakuan pendapatan premi dan beban atau biaya sangatlah konsisten. Pendapatan diketahui bahwa yang ada bukan merupakan pendapatan pada tahun berjalan karena periode terjadinya kontrak asuransi berbeda dengan periode akuntansi sehingga pendapatan tersebut ada yang dicadangkan (diestimasikan). Agar diakui pada periode yang akan datang sehingga adanya pencairan cadangan pendapatan tersebut. Demikian juga terhadap biaya atau beban disebabkan jangka waktu pertanggungan polis tidak dapat diketahui (terjadinya klaim), sedangkan menyangkut pertanggungan tahun-tahun yang lalu dan juga cadangan beban klaim sebagai cadangan klaim yang akan diakui bila terjadi klaim. Selisih dari jumlah cadangan klaim yang dicairkan dengan jumlah cadangan klaim yang dibentuk disebut dengan kenaikan/penurunan cadangan klaim. Yang mempengaruhi terhadap laporan laba rugi yaitu adanya kenaikan/penurunan klaim, dimana jumlah kenaikan cadangan klaim tersebut merupakan beban laba rugi tahun berjalan. Sehingga dapat dicocokan antara pendapatan premi yang diterima dengan beban / biaya yang dikeluarkan. 62

18 Apabila hasil investasi lebih besar dan atau pendapatan premi yang diterima lebih besar daripada realisasi klaim yang diterima atau yang hams dibayarkan maka dapat dikatakan akan timbul laba perusahaan jika dilihat dari unsur-unsur yang diperhitungkan dalam menetapkan premi asuransi jiwa. 63

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan

beban yang menghasilkan laba perusahaan, penults membagi penyusunan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Metode Pengakuan dan Pendapatan serta Penerapan Matching Concept pada PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menerapkan kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melanjutkan pembahasan mengenai analisa pengakuan pendapatan dan beban underwriting ada baiknya terlebih dahulu mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan operasi PT ASABRI (Persero) dilandasi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1971, yang menjelaskan bahwa ASABRI adalah suatu jaminan sosial bagi prajurit

Lebih terperinci

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN

TRANSLATED. PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN TRANSLATED PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 28 (revisi 1996) AKUNTANSI ASURANSI KERUGIAN PENDAHULUAN 01 Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 424/KMK.06/2003 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Keputusan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai

Lebih terperinci

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g,

Kas 2a, 2b, 2f Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, ASET Kas 2a, 2b, 2f 8.698.261 9.392.615 Giro pada Bank Indonesia 2b, 2f, 2g, 4 15.045.245 13.421.573 Giro pada Bank Lain - setelah dikurangi cadangan sebesar Rp12.387 dan Rp71.111 pada tanggal 30 September

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA -- I. TUJUAN PELAPORAN Laporan Keuangan Bulanan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) yang disusun menurut sistematika yang ditetapkan

Lebih terperinci

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h,

Kas 2c, 2g Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, ASET Kas 2c, 2g 15.286.190 11.357.523 9.521.713 Giro pada Bank Indonesia 2c, 2g, 2h, 4 38.272.155 36.152.674 24.856.699 Giro pada Bank Lain 2c, 2f, 2g, 2h, 5 Pihak berelasi 54 16.079 44.516 14.386 Pihak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori - Teori 1. Pengertian Asuransi Jiwa Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, dalam buku Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia (2015:18) pengertian

Lebih terperinci

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 481/KMK.017/1999 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 422/KMK.06/2003 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENGENALAN. General Ledger = Neraca. Manajemen Lanjut

PENGENALAN. General Ledger = Neraca. Manajemen Lanjut PENGENALAN General Ledger merupakan salah satu bentuk Laporan Keuangan Bank yang disusun berdasarkan Prinsip Akuntansi Indonesia dan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) serta Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian Perusahaan Jasa Penyesuaian Perusahaan Jasa Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA Hal. 1 PETUNJUK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI JIWA I. UMUM 1. Laporan keuangan ini dibuat khusus untuk kepentingan pembinaan dan pengawasan usaha perasuransian. Untuk itu, bentuk, isi,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) L1 LAPORAN POSISI KEUANGAN UNIT SYARIAH PT AJB BUMIPUTERA 1912 PER 31 DESEMBER 2012 (dalam jutaan rupiah) ASET Kas dan setara kas 19,808.11 Tagihan kontribusi 0.00 Tagihan investasi 0.00 Tagihan hasil

Lebih terperinci

1. KONSEP DAN PRISIP AKUNTANSI

1. KONSEP DAN PRISIP AKUNTANSI JURNAL PENYESUAIAN 1. KONSEP DAN PRISIP AKUNTANSI A. BASIS AKUNTANSI AKRUAL (ACCRUAL BASIS): Transaksi yang diakui dan dicatat pada saat kejadian B. BASIS KAS (CASH BASIS): Transaksi dicatat pada saat

Lebih terperinci

CARlink Pro. Asuransi Pokok Uang Biaya Asuransi Masa Pertanggungan Tahun ke-1 Pertanggungan Berjangka Rp ,- Rp. Tahun

CARlink Pro. Asuransi Pokok Uang Biaya Asuransi Masa Pertanggungan Tahun ke-1 Pertanggungan Berjangka Rp ,- Rp. Tahun CARlink Pro DATA NASABAH Nama Tertanggung : Usia : Tahun Pria Wanita Merokok Tidak Merokok Nama Pemegang Polis : Usia : Tahun DATA INVESTASI Pria Wanita Merokok Tidak Merokok Mata Uang : Rupiah Masa Bayar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ASURANSI LIFE PLAN 100 Life Plan 100 merupakan produk asuransi Whole Life yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut ini adalah ringkasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN INFORMASI TAMBAHAN PT PANIN LIFE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN TAHUN BUKU YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 DAN 2002 LAPORAN NOMOR 454-EK/03-2004

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi,

Umum. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi, Umum Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; 4. Direksi Perusahaan Reasuransi Syariah; dan 5. Tim Likuidasi Perusahaan Asuransi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur PRINSIP DAN KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PENENTUAN

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal.

1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari Modal. TATA CARA PERHITUNGAN POSISI DEVISA NETO LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. LPEI wajib mengelola dan memelihara posisi devisa neto (PDN) secara keseluruhan maupun neraca paling tinggi 20% (dua puluh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

POS L/K PUBLIKASI LBU Sandi LBU

POS L/K PUBLIKASI LBU Sandi LBU Lampiran 9 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 9 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN LABA RUGI DAN PERUBAHAN SALDO LABA POS L/K PUBLIKASI LBU Sandi LBU Pendapatan dan Beban

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET DALAM BENTUK INVESTASI

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Bagaimana cara mengakui pendapatan premi PT. Asuransi Takaful Umum? Jawaban : saat pertanggungan atas peserta telah dimulai, artinya saat pembukaan polis maka pendapatan

Lebih terperinci

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : Penelitian Linda Sukamto Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah 1/8 Linda menyerahkan setoran modal berupa uang tunai Rp. 50,000,000 5/8 Membeli bangunan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan BAB II URAIAN TEORITIS A. Pengertian Pendapatan Menurut Warren (2005 : 63) pendapatan (revenue) adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang atau jasa kepada pembeli.

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Asuransi Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip Darmawi (2000 : 4) adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT OTORITAS JASA KEUANGAN 2013 -1- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT PROFIL PERUSAHAAN A. Data Perusahaan 1. Nama

Lebih terperinci

RENCANA PERLINDUNGAN KELUARGA BAGI Agus Sudrajat

RENCANA PERLINDUNGAN KELUARGA BAGI Agus Sudrajat RENCANA PERLINDUNGAN KELUARGA BAGI Kita tidak akan selamanya dapat diasuransikan, oleh karena itu sekaranglah waktunya untuk memiliki asuransi jiwa yang sesuai dengan kebutuhan keluarga kita. DISUSUN OLEH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI (NSL) BAGIAN PERTAMA UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI (NSL) BAGIAN PERTAMA UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA SEMENTARA LIKUIDASI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 SAK merupakan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Solvabilitas Seperti dijelaskan dalam Bab III sebelumnya, bahwa setiap perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi setiap saat wajib memenuhi tingkat

Lebih terperinci

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G

Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Akuntansi Modal Bank K E L O M P O K 4 : H A F I L I A P O N G G O H O N G S U S A N T I A S S A S A R W I N D A S A R I R I K I K U M A U N A N G Materi: 2 1 2 3 Klasifikasi Modal Bank Rasio Kecukupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP

PT. BPR BUMIASIH NBP 13 STABAT ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP Tabel.1 ANGGARAN DAN REALISASI BIAYA OPERASIONAL TAHUN 2008 KUMULATIP (Dalam Ribuan Rupiah) NO BIAYA OPERASIONAL ANGGARAN REALISASI VARIANS % Pertumbuhan 1 Bunga a. Kepada Bank Indonesia - - - - b. Kepada

Lebih terperinci

PT PANIN LIFE Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN

PT PANIN LIFE Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN PT PANIN LIFE Tbk Dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN INFORMASI TAMBAHAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2005 DAN 2004 Dan LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PANIN BANK

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW II 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian TW I 2017 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

30 September 31 Desember 30 September 2009 Catatan 2010 (Tidak Diaudit) Kas 2a,2c,

30 September 31 Desember 30 September 2009 Catatan 2010 (Tidak Diaudit) Kas 2a,2c, NERACA KONSOLIDASIAN serta (Tidak Diaudit) ASET Kas 2a,2c,3 5.325.305 4.962.340 4.903.316 4.428.192 3.259.229 2a,2c, Giro pada Bank Indonesia 2e,4 8.551.458 7.498.689 8.531.044 9.350.792 17.573.082 Giro

Lebih terperinci

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g,

2009 Catatan Piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa d,2g, Neraca Konsolidasi 30 Juni 2009 dan 2008 ASET 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 147.379.881.024 2c,31 111.631.639.513 Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo 4.000.000.000 1.000.000.000

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT PENGERTIAN Investasi Jangka Panjang: adalah sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI LAMPIRAN VI SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI -1- DESKRIPSI PRODUK ASURANSI 1/12 -2- A. ASURANSI UMUM Bagian A.I No

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Umum Asuransi Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata Assurandeur yang berarti penanggung dan Geassurreerde

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal Penghitungan PPh diakhir tahun bagi WP Badan didasarkan atas LK Fiskal (Laba Rugi Fiskal) Laba rugi fiskal disusun berdasarkan Laba Rugi Komersial yang telah disesuaikan

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan II 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan II 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015

PT. Asuransi Jiwa BRINGIN JIWA SEJAHTERA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Per Triwulan I 2016 dan Per Tahun 2015 Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan I 2016 Tahun 2015 Saldo SAK Saldo SAP

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Reasuransi; di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG DASAR PENILAIAN ASET YANG DIPERKENANKAN DALAM BENTUK

Lebih terperinci

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

Triwulan IV , , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian Triwulan IV 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Asuransi Pendapat mengenai pengertian asuransi menurut Joice Tauris Santi dan Nurul Qomariyah (2015;31) sebagai berikut : Asuransi adalah perjanjian di antara dua

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI BAB I PERUSAHAAN ASURANSI A. Pengertian Perusahaan Asuransi 1. Pengertian Perusahaan Kegiatan ekonomi yang berkembang akan membawa perkembangan pula dalam kegiatan bisnis, kegiatan ekonomi yang meningkat

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN Laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan obyek pajak penghasilan. Jumlah Laba Kena Pajak (SPT) dihitung berdasar ketentuan dan Undang undang yang berlaku dalam tahun

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS 1. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUISLINQ VALUE PROTECTOR Sequislinq Value Protector merupakan produk asuransi Unit Link yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut

Lebih terperinci

Akuntansi Basis Akrual & Basis Kas. Pertemuan ke Antariksa Budileksmana

Akuntansi Basis Akrual & Basis Kas. Pertemuan ke Antariksa Budileksmana Akuntansi Basis Akrual & Basis Kas Pertemuan ke-10 Prodi Akuntansi UMY 10-1 Dua Dasar Akuntansi Basis Akrual (Accrual Accrual Basis) Basis Kas (Cash Cash Basis) Prodi Akuntansi UMY 10-2 Akuntansi Basis

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BIODATA MEMBER 3i NETWORKS DATA PRIBADI

BIODATA MEMBER 3i NETWORKS DATA PRIBADI PT. AJ CENTRAL ASIA RAYA 1 Kode Referensi BIODATA MEMBER 3i NETWORKS 2 Nama Referensi 3 Kode Leader 4 Nama Leader 5 Nama Lengkap DATA PRIBADI 6 Alamat Sesuai KTP 7 Kode Pos 8 Tampat Tgl Lahir 9 Agama 10

Lebih terperinci

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

112, , , , Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Uraian Rincian Tahun 2015 Tahun 2016 Saldo SAK Saldo SAP Saldo

Lebih terperinci

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank

, , , ,00 Pembelian Piutang untuk Perusahaan Pembiayaan dan/atau 113 Bank Lampiran IIISEOJK Nomor: 2/SEOJK.05/2013Tanggal: 27 Agustus 2013Halaman 1 Uraian PERUSAHAAN ASURANSI JIWA LAPORAN POSISI KEUANGAN Bukan Konsolidasi Rincian 2016 2015 Saldo SAK Saldo SAP Saldo SAK Saldo

Lebih terperinci

Pihak ketiga Deposito berjangka 89,760 22,087 Efek 576, ,828 Pinjaman polis 28,619 13,702 Lain-lain Jumlah 695, ,760

Pihak ketiga Deposito berjangka 89,760 22,087 Efek 576, ,828 Pinjaman polis 28,619 13,702 Lain-lain Jumlah 695, ,760 NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA Catatan Investasi 2d,2e,3,24 Pihak ketiga Deposito berjangka 89,760 22,087 Efek 576,769 252,828 Pinjaman polis 28,619 13,702 Lain-lain 143 143 Jumlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki.

BAB II LANDASAN TEORI. risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Asuransi Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan.

Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi Keuangan. EXPOSURE DRAFT BULETIN TEKNIS 8 DIKELUARKAN OLEH KONTRAK ASURANSI DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA TANGGAL 19 OKTOBER 2012 Buletin Teknis ini bukan bagian dari Standar Akuntansi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA LIKUIDASI BAGIAN PERTAMA UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA LIKUIDASI BAGIAN PERTAMA UMUM LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/207 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BIAYA LIKUIDASI SERTA PEMBERIAN INSENTIF YANG WAJAR UNTUK TIM LIKUIDASI BAGI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUIS Q SMART LIFE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SEQUIS Q SMART LIFE Sequis Q Smart Life merupakan produk asuransi Whole Life yang diterbitkan oleh PT. Jiwa Sequis Life (selanjutnya Penanggung ) dan Produk ini sudah dicatatkan pada Otoritas Jasa Keuangan. Berikut ini adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN SIGNATURE LIFE ASSURANCE Signature Life Assurance merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Signature Life Assurance. Harap

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai hasil analisa yang telah dilakukan terhadap objek penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pendapatan kontribusi yang

Lebih terperinci

Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 140/PMK.010/2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

Lampiran VI Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 140/PMK.010/2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BULANAN DAN LAPORAN KEGIATAN USAHA SEMESTERAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA (INDONESIA EXIMBANK) DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2009

Lebih terperinci

BEBAN DIBAYAR DI MUKA

BEBAN DIBAYAR DI MUKA BEBAN DIBAYAR DI MUKA 1 Sebelum kita membahas tentang beban di bayar dimuka, kita perlu membahas tentang ayat jurnal penyesuaian. Karena untuk pembayaran di muka memerlukan ayat jurnal penyesuaian. Ayat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.010/2011 TENTANG KESEHATAN KEUANGAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH Peraturan ini telah diketik ulang, bila ada keraguan mengenai isinya

Lebih terperinci