Hubungan Antara Pengetahuan dengan... Amanda Novandila S
|
|
- Ratna Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PETERNAK SAPI PERAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS THE CORRELATION OF COGNITIVE AND AFFECTIVE WITH PSYCHOMOTOR OF DAIRY FARMER IN MASTITIS DISEASE PREVENTION (Kasus di Peternakan Sapi Perah Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) (A Case at Dairy Farm Cipageran Village, Sub District of North Cimahi, Cimahi City) Amanda Novandila Soerahman*, Marina Sulistyati**, Didin S Tasripin** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran amandanovandila@gmail.com ABSTRAK Penelitian mengenai Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Peternak Sapi Perah dalam Upaya Pencegahan Penyakit Mastitis telah dilaksanakan mulai Mei 2016 sampai Juni 2016 di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran sejauh mana tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan peternak sapi perah dalam upaya pencegahan penyakit mastitis, serta hubungan antara ketiganya. Jumlah sampel yang terpilih adalah 30 peternak sapi perah dari tiga kelompok yang berdomisili di Kelurahan Cipageran. Penelitian ini menggunakan metode survei. Penentuan sampel menggunakan metode Proportional Random Sampling. Metode analisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil Penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan peternak ditinjau dari aspek-aspek upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk dalam kategori rendah (86,67%). Tingkat anggapan/sikap peternak ditinjau dari aspek-aspek upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk dalam kategori tinggi (93,33%). Tingkat tindakan/penerapan ditinjau dari aspek-aspek upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk dalam kategori sedang (56,67%). Hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan peternak sapi perah dalam upaya pencegahan penyakit mastitis menunjukan hubungan yang rendah tapi pasti dengan koefisien korelasi rank Spearman (rs) sebesar Kata kunci : tingkat pengetahuan, sikap, tindakan, peternak sapi perah, mastitis. ABSTRACT The research entitled The Correlation of Cognitive, Affective and Psychomotor of Dairy Farmer in Matitis Disease Prevention has been conducted since Mayto June 2016 in Kelurahan Cipageran, Subdistrict of Cimahi Utara, City of Cimahi. The research aims to examine the cognitive,affetive, and psychomotor levelof the dairy farmers in its relation on preventing Mastitis disease, as well as the correlation between the three. 30 dairy farmers out of three groups domiciled in Kelurahan Cipageran were selected for the samples. The research adopted a survey method, meanwhile proportional random sampling method was Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1
2 used for sampling decision, and as for the analysis method was being used in the research is the Spearman s rank correlations. The result showed the cognitive level of the dairy farmers in regards to the aspects of Mastitis disease prevention is classified as low (86.67%). Nevertheless, the affective level of the dairy farmers in regards to the aspects of mastitis disease prevention is classified as high (93.33%), while the psychomotor level of the dairy farmers in regards to the aspects of Mastitis disease prevention is classified as medium (56.67%). The correlation between the cognitive, affective and psychomotor level of the dairy farmers in terms of Mastitis disease prevention concluded as a definite but small relationship indicated by the Spearman s correlation coefficient rank of Key words : extension cognitive, affetive, psychomotor, dairy farmer, mastitis. Pendahuluan Ternak sapi perah merupakan komoditi yang masih luas peluang pasarnya, kebutuhan akan susu terus meningkat setiap tahunnya diiringi dengan kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani bagi tubuh, sehingga masyarakat semakin jeli dan peduli dengan kualitas dari produk yang dibutuhkan dan di konsumsi. Kecamatan Cimahi Utara merupakan salah satu wilayah pengembangan sapi perah potensial di Kota Cimahi. Populasi sapi perah di kelurahan Cipageran kecamatan Cimahi Utara saat ini berjumlah 203 ekor, dengan produksi susu pada tahun 2014 dari seluruh sapi perah sekitar liter/hari atau liter/bulan, berasal dari 91 ekor sapi perah laktasi (Tim Peneliti Fapet Unpad & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Cimahi, 2014). Permasalahan yang mendesak untuk diselesaikan pada tingkat peternak adalah masih rendahnya produktivitas sapi perah dan tingginya kasus mastitis. Kendala yang dihadapi dalam usaha peternakan sapi perah antara lain kurangnya pengetahuan dan sikap peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastisis. Tingkat pengetahuan peternak mempengaruhi tindakannya dalam pencegahan mastitis. Pengetahuan peternak sapi perah akan pentingnya menjaga kebersihan ternak maupun peralatan perah sangat diperlukan sehingga ternak dapat terhindar dari penularan mastitis. Begitupun dengan sikap peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastitis perlu diperhatikan apakah telah sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki sebelumnya. Mastitis adalah peradangan jaringan internal kelenjar ambing dengan berbagai penyebab dan derajat keparahan, lama penyakit serta akibat penyakit yang ditimbulkan sangat beragam. Manifestasi penyakit mastitis pada sapi perah dibedakan menjadi dua macam yaitu mastitis klinis dan subklinis. Kasus mastitis seringkali bermula dari mastitis subklinis yang terjadi pada saat laktasi. Mastitis klinis selalu diikuti tanda klinis, berupa pembengkakan, pengerasan ambing, rasa sakit, panas serta kemerahan bahkan sampai terjadi penurunan fungsi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2
3 ambing. Namun demikian, kedua jenis mastitis subklinis maupun klinis dapat menyebabkan penurunan produksi dan penurunan kualitas susu. Susu yang dihasilkan oleh sapi penderita mastitis dapat mengalami perubahan secara fisik, kimiawi, patologis dan bakteriologis, demikian pula dengan jaringan kelenjar ambingnya (Samad 2008). Kerugian akibat mastitis yang paling utama adalah penurunan produksi susu, bahkan pada mastitis klinis dapat menyebabkan produksi terhenti. Upaya penanggulangan mastisis melalui tindakan pencegahan perlu mendapat perhatian serius, karena penularan akan terus terjadi apabila dibiarkan tanpa upaya-upaya yang jelas. Upaya pencegahan melalui perbaikan tata laksana, lingkungan yang bersih, tata cara pemerahan yang tepat dan penanganan sapi kering kandang perlu terus diupayakan. Mastitis menyebabkan produktivitas sapi perah cenderung rendah, sapi perah yang terjangkit mastitis subklinis menyebabkan produksi susu turun 10-12% (Sudarwanto, 1999). Khususnya di peternakan rakyat Kelurahan Cipageran Cimahi Utara yang menjadi salah satu kawasan sentra susu di Jawa Barat, terdapat kasus mastitis subklinis yang mencapai 80%. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan penyakit mastitis di kawasan peternakan rakyat Kelurahan Cipageran Cimahi Utara. Objek dan Metode 1. Objek Penelitian Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. 2. Metode dan Penentuan Daerah Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, melalui pengumpulan informasi dari sampel. Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara. Pemilihan lokasi ini ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut: (1) merupakan salah satu sentra peternakan sapi perah di kawasan Cimahi, yang memiliki populasi/skala usaha yang bervariatif antara 3-15 ekor, (2) menjadi kawasan sentra susu di kawasan Cimahi, (3) terdapat kejadian mastitis di beberapa peternak sapi perah. 3. Teknik Pengambian Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan metode proportional random sampling. Responden dari penelitian ini adalah para peternak sapi perah yang menjadi anggota kelompok Mekar Mandiri, Berkah Darunni mah, dan Mitra Berkah. Banyaknya peternak yang akan menjadi responden adalah sebanyak 30 orang dari total populasi tiga Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3
4 kelompok yaitu 62 orang. Hal ini sejalan dengan pendapat Singarimbun dan Efendi (1989), bahwa sampel yang besar jika jumlahnya lebih besar atau sama dengan 30, maka akan mendekati kurva distribusi normal. 4. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dihimpun terdiri dari 2 jenis data yaitu, primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari peternak yang dihimpun melalui wawancara yang berpedoman pada kuisioner yang telah disediakan dan dilakukan secara observasi. Data sekunder diperlukan sebagai data penunjang yang diperoleh dari instansi terkait. Variabel Bebas Variabel Terikat Kognisi (Pengetahuan) Afeksi (Sikap) Psikomotorik (Tindakan) 1. Pengetahuan tentang penyakit mastitis 2. Pengetahuan tentang penularan mastitis 3. Pengetahuan tentang gejala mastitis 4. Pengetahuan peternak tentang pencegahan mastitis 5. Pengetahuan peternak tentang pengendalian mastitis 1. Sikap peternak terhadap pengetahuan penyakit mastitis 2. Sikap peternak terhadap penularan penyakit mastitis 3. Sikap peternak terhadap gejala mastitis 4. Sikap peternak terhadap pencegahan penyakit mastitis 5. Sikap peternak terhadap pengendalian mastitis 1. Tindakan peternak terhadap penularan mastitis 2. Tindakan peternak terhadap gejala mastitis 3. Tindakan peternak terhadap pencegahan mastitis 4. Tindakan peternak terhadap pengendalian mastitis Hasil dan Pembahasan Aspek Pengetahuan (Kognitif) Peternak Sapi Perah Aspek kognisi merupakan salah satu unsur dalam menentukan persepsi seseorang terhadap suatu objek. Secara umum aspek kognitif pada peternakan Kelurahan Cipageran dapat dilihat pada Tabel 8. Aspek kognisi dalam penelitian ini berupa pengetahuan tentang penyakit mastitis, penularan mastitis, gejala mastitis, pencegahan mastitis, dan pengendalian mastitis. Tabel 8. Aspek Pengetahuan (Kognitif) Responden No Indikator Tinggi Sedang Rendah...%......%......% Pengetahuan tentang penyakit mastitis 6,67 83,33 10,00 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4
5 2. Pengetahuan tentang penularan mastitis 10,00 50,00 40,00 3. Pengetahuan tentang gejala mastitis 6,67 50,00 43,33 4. Pengetahuan tentang pencegahan mastitis 3,33 56,67 40,00 5. Pengetahuan tentang pengendalian mastitis 0,00 13,33 86,67 Rekapitulasi tingkat kognitif responden 0,00 13,33 86,67 Data tabel 8 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan (kognisi) responden termasuk kategori rendah (86,67%). Pengetahuan mengenai penyakit mastitis meliputi definisi, penyebab dan dampak termasuk kategori sedang, hal ini disebabkan kebanyakan peternak/responden mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh mastitis tetapi tidak mengetahui definisi dan penyebab dari penyakit mastitis. Kebanyakan peternak mengetahui penyakit mastitis berdasarkan pengalaman mereka saja. Peternak/responden di Kelurahan Cipageran menyebut penyakit mastitis dengan istilah merecet. Peternak pada umumnya mengetahui penularan mastitis terjadi melalui kandang yang tidak memenuhi syarat kebersihan (becek, kotor dan lembab). Peternak membersihkan kandang secara rutin sebelum memerah sapi perah sehingga pada saat memerah kandang sudah dalam keadaan bersih. Beberapa peternak tidak mengetahui bahwa pencemaran lingkungan dapat memberikan dampak yang cukup besar dalam penularan penyakit mastitis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sutarti dkk (2003), faktor lingkungan dan manajemen kandang serta pakan pun mempengaruhi kejadian mastitis subklinis. Menurut Sutarti dkk (2003), kebersihan lingkungan dan jumlah kepemilikan ternak juga berasosiasi positif dan bermakna terhadap kejadian mastitis, artinya dengan kebersihan lingkungan yang jelek maka kejadian mastitis akan meningkat, demikian pula dengan jumlah kepemilikan ternak. Hal ini mudah dipahami karena dengan jumlah ternak yang sedikit, peternak akan lebih mudah membersihkan ternak dan kandangnya. Sedangkan peternak beranggapan bahwa mereka tidak memiliki fasilitas dan modal yang cukup untuk membuat kandang yang sesuai, maka hal tersebut menyebabkan aspek pengetahuan peternak mengenai penularan mastitis kategori sedang (50%). Pengetahuan Responden mengenai gejala mastitis termasuk kategori sedang, kebanyakan dari peternak sudah memahami ciri-ciri dari ternak mereka yang terkena mastitis seperti ambing dan puting membengkak permukaan ambing berwarna kemerahan, bila ambing diraba terasa keras dan terasa sakit terutama saat diperah, dalam keadaan sapi menderita Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5
6 mastitis kronis sapi demam, dehidrasi, kehilangan nafsu makan dan produksi susu menurun. Subronto (2003) menyatakan bahwa secara klinis radang ambing dapat berlangsung secara akut, subakut dan kronis. Radang dikatakan bersifat subklinis apabila gejala-gejala klinis radang tidak ditemukan saat pemeriksaan ambing. Pada proses radang yang bersifat akut, tanda-tanda radang jelas ditemukan, seperti : kebengkakan ambing, panas saat diraba, rasa sakit, warna kemerahan dan terganggunya fungsi. Air susu berubah sifat, seperti : pecah, bercampur endapan atau jonjot fibrin, reruntuhan sel maupun gumpalan protein. Proses yang berlangsung secara subakut ditandai dengan gejala seperti di atas, namun derajatnya lebih ringan, ternak masih mau makan dan suhu tubuh masih dalam batas normal. Proses berlangsung kronis apabila infeksi dalam suatu ambing berlangsung lama, dari suatu periode laktasi ke periode berikutnya. Proses kronis biasanya berakhir dengan atropi kelenjar mammae. Begitu juga dengan pengetahuan tentang pencegahan mastitis, pada umumnya peternak mengetahui bagaimana cara pencegahan penyakit mastitis dengan cara selalu memandikan sapi dan membersihkan kandang, hanya saja karena terbatasnya modal dan tenaga kerja mereka mencuci peralatan pemerahan hanya menggunakan air tanpa menggunakan sabun, sehingga pengetahuan peternak mengenai aspek tersebut termasuk kategori sedang (56,67%). Pengetahuan responden mengenai pengendalian mastitis, termasuk kategori rendah (86,67%), disebakan kebanyakan responden tidak mengetahui cara deteksi dini mastitis menggunakan metode California Mastitis Test (CMT), mereka hanya mampu memanggil mantri saat ternak terlihat gejala-gejala mastitis. Aspek Sikap (Afektif) Peternak Sapi Perah Aspek afektif dalam penelitian ini adalah berupa sikap responden terhadap stimulus berupa tanggapan. Aspek afektif merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap merupakan kecendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6
7 Tabel 9. Aspek Sikap (Afektif) Responden No Indikator Tinggi Sedang Rendah...%......%......% Sikap terkait penyakit mastitis 86,67 6,67 6,67 2. Sikap terkait penularan mastitis 93,33 6,67 0,00 3. Sikap terkait gejala mastitis 96,67 3,33 0,00 4. Sikap terkait pencegahan mastitis 96,67 3,33 0,00 5. Sikap terkait pengendalian mastitis 93,33 6,67 0,00 Rekapitulasi tingkat kognitif responden 93,33 56,67 0,00 Tingkat afeksi responden termasuk kategori sedang (56,67%). Aspek sikap peternak mengenai penyakit mastitis yang meliputi definisi, penyebab dan dampak mastitis menunjukan perhatian/antusiasme yang tinggi. Hal ini disebabkan kebanyakan peternak menyetujui aspek-aspek dari definisi, penyebab dan dampak dari mastitis. Pada aspek penularan mastitis, peternak menyetujui bahwa pencemaran lingkungan, kandang yang tidak memenuhi syarat (becek, kotor, dan lembab), dan pemerah harus mendahulukan memerah sapi/ambing yang sehat, hal tersebut sesuai dengan Sudono, dkk (2003) bahwa kebersihan pemerah harus diutamakan, karena melalui pemerah dapat terjadi penularan mastitis akibat kontak bakteri antara pemerah dan sapi yang diperah. Khususnya pada aspek gejala mastitis, kebanyakan dari peternak setuju dengan gejalagejala yang ditimbulkan seperti ambing dan puting membengkak, permukaan ambing kemerahan, ambing menjadi keras dan sapi merasa sakit bila diperah, sapi demam dan produksi menurun, hanya beberapa peternak kurang setuju dengan pernyataan bahwa sapi yang terkena mastitis akan mengalami dehidrasi, karena menurut pengalaman mereka sapi akan minum seperti biasa. Adapun aspek pencegahan mastitis, peternak menunjukan respon yang tinggi, pada umumnya mereka menyetujui seluruh pernyataan yang disebutkan khususnya peternak harus memperhatikan cara pemerahan sapi dengan memandikan sapi sebelum diperah dan cara memerah harus betul-betul higienis. Aspek terakhir yaitu pengendalian mastitis, kebanyakan dari peternak menyetujui hanya saja karena terbatasnya modal mereka tidak melakukan pencegahan secara maksimal misalnya mereka tidak melakukan pengujian CMT pada ternak yang mereka miliki. Hal tersebut dapat terjadi karena pola pikir yang sulit dirubah dikarenakan penerimaan respon yang bisa sangat lambat (akibat Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7
8 pengetahuan pengalaman, yang telah tertanam dalam diri seseorang dan sulit diubah) dan pengaruh sarana/fasilitas yang sulit terpenuhi untuk dilakukan atau menerima secara positif dari suatu objek/stimulus. Aspek Tindakan (Psikomotorik) Peternak Sapi Perah Aspek psikomotorik adalah tindakan/keterampilan responden terhadap stimulus/inovasi yang ada/diberikan. Aspek psikomotorik peternak dalam tindakan mengenai penularan mastitis memiliki kategori tinggi. Hal ini disebabkan kebanyakan dari responden sudah berupaya agar ternak nya terhindar dari penyakit mastitis, namun sisanya lagi belum begitu maksimal, mereka merasa terhambat di sarana dan prasarana sehingga mereka hanya memanfaatkan apa yang ada. Apabila dikaji dari masing-masing aspek yang dipertanyakan, tindakan atau perilaku peternak mengenai upaya pencegahan penyakit mastitis secara umum termasuk ke kategori sedang (56,67%). Hal ini disebabkan kebanyakan dari peternak sudah mengetahui dan mengerti untuk melakukan pencegahan dengan mengusahakan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan agar ternak mereka tidak terkena penyakit mastitis. Tabel 10. Aspek Tindakan (Psikomotorik) Responden No Indikator Tinggi Sedang Rendah...%......%......% Tindakan tentang penularan mastitis 60,00 26,67 13,33 2. Tindakan tentang gejala mastitis 40,00 60,00 0,00 3. Tindakan tentang pencegahan mastitis 83,33 16,67 0,00 4. Tindakan tentang pengendalian mastitis 10,00 26,67 63,33 Rekapitulasi tingkat kognitif responden 40,00 56,67 3,33 Secara terperinci tindakan peternak, mengenai penularan mastitis termasuk ke dalam kategori tinggi (60%). Hal ini didasarkan tindakan peternak sudah melakukan beberapa aspek seperti membersihkan kandang sebelum memerah, memandikan sapi sebelum memerah dan kebanyakan peternak sudah melakukan pemerahan dengan mendahulukan memerah sapi yang sehat. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8
9 Peternak secara umum sudah mengetahui dan membedakan sapi yang sehat dan sapi yang terkena mastitis. Beberapa yang mereka sebutkan sesuai dengan pernyataan Bramley (1991) bahwa gejala klinis mastitis ditandai dengan adanya kelenjar ambing membengkak, udematus berisi cairan eksudat disertai tanda-tanda peradangan lainnya, seperti: suhu meningkat, kemerahan, rasa sakit dan penurunan fungsi. Namun seringkali sulit untuk mengetahui kapan terjadinya suatu peradangan, sehingga diagnosis terhadap mastitis harus dilakukan melalui pengujian pada produksi susunya, misalnya dengan melakukan penghitungan jumlah sel somatik (JSS) dalam susu. Terjadinya peradangan ditandai oleh perbarahan, panas, kemerahan, rasa sakit pada ambing, menurunnya produksi susu serta perubahan warna dan komposisi susu (Mc Donald, 2009; Morin, 2009; Hurley Dan Morin, 2000). Dengan demikian aspek tindakan peternak mengenai gejala mastitis termasuk dalam kategori sedang (60%). Tindakan responden mengenai pencegahan penyakit mastitis, termasuk kategori tinggi (83,33%), dikarenakan responden sudah melakukan aspek-aspek seperti memandikan ternak sebelum diperah dan menjaga kebersihan alat-alat untuk pemerahan. Sedangkan tindakan responden mengenai pengendalian mastitis termasuk kategori rendah (63,33%), kebanyakan responden tidak melakukan pemerikasaan mastitis salah satu nya dengan metode CMT yang dianggap mudah dan cepat karena terbatasnya modal dan fasilitas. Biasanya sapi yang terkena mastitis hanya diobati dengan memanggil mantri atau dokter hewan. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Peternak Sapi Perah Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Mastitis Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman (r s ), hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan peternak sapi perahdalam upaya pencegahan penyakit mastitis kasus di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,257. Menguji signifikan r s dapat diketahui t hitung yang didapat sebesar 1,407, dari t tabel diperoleh data bahwa untuk N = 28 (df= N-2= 30-2= 28) pada taraf nyata 5% diperoleh nilai t tabel adalah 2,048 sehingga terlihat t hitung < t tabel hal ini berarti Ho diterima dan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang cukup berarti antara tingkat pengetahuan, sikap peternak dengan tindakan peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastitis. Menurut aturan Guilford (1956) dalam Rakhmat (2001), bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,257, termasuk ke dalam hubungan yang rendah tapi pasti. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9
10 Tabel 11. Nilai Evaluasi Tingkat Kognitif, Sikap, Psikomotorik No Indikator Tinggi Sedang Rendah...%......%......% Tingkat Kognitif Responden 0,00 13,33 86,67 2. Tingkat Afeksi Responden 93,33 6,67 0,00 3. Tingkat Psikomotorik Responden 40,00 56,67 3,33 Hubungan antara pengetahuan dan sikap peternak dengan tindakan peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastitis sebesar 25,7% hal tersebut dapat diartikan bahwa sebenarnya peternak sudah mengetahui dan menyetujui dari beberapa upaya pencegahan penyakit mastitis yang seharusnya diterapkan namun pada kenyataan terdapat keterbatasan modal waktu tenaga, dan fasilitas. Dengan demikian dalam penerapan upaya pencegahan penyakit mastitis, mereka hanya dapat melakukan semampunya, sehingga hasil perhitungan dari Rank Spearman tidak menunjukan hasil yang begitu besar. Berdasarkan hasil tersebut faktor eksternal yang merupakan pengalaman pribadi, infomasi, dan sosial budaya (kebiasaan) juga dapat mempengaruhi dan 74,3% merupakan faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukan kurang memuaskannya pengetahuan sikap, dan tindakan dari peternak/responden dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan teori-teori yang ada sebagai acuan, berbeda dengan pengetahuan peternak yang berasal dari pengalamanpengalaman selama belasan bahkan puluhan tahun yang sebenarnya pengetahuan tersebut benar hanya berbeda dari kebanyakan teori yang dijadikan acuan dalam penelitian ini. Simpulan 1. Tingkat pengetahuan peternak terhadap upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk kategori rendah dan sikap peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk kategori tinggi. 2. Tindakan peternak terhadap upaya pencegahan penyakit mastitis termasuk dalam kategori sedang. 3. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan peternak sapi perah. dalam upaya pencegahan mastitis dikategorikan hubungan yang rendah tapi pasti dengan koefisien korelasi rank Spearman (rs) sebesar 0,257. Saran Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10
11 1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pola pikir/tanggapan dari segi sikap peternak dalam upaya pencegahan penyakit mastitis maka perlu dilakukan penyuluhan atau pemberian informasi dan pelatihan yang terus menerus terhadap peternak sapi perah di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. 2. Kurang maksimal nya aspek tindakan peternak dalam melakukan upaya pencegahan penyakit mastitis, diperlukan kesadaran pada peternak agar melakukan prosedur pemerahan yang benar untuk mencegah mastitis. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada pembimbing Dr.Ir. Marina Sulistyati, MS., dan Dr.Ir. Didin Tasripin, M.Si., yang telah memberikan bimbingan selama penulisan jurnal ini. Daftar Pustaka Bramley, A.J Mastitis. Physiology or Pathology?. Flem.Vet. J(62): Suppl. 1: Mc Donald Mastitis in cow. Dairy Cattle Production A McDonald Campus of McGill University. Faculty of Agricultural & Environmental Sciences. Departement of Animal Science Morin, D Mastitis Case Studies. Mastitis Clinical Syndromes. Mastitis Detective Cases. University of Illinois. http;// detective cases. Mastitis.resources 2017.htm ( ). Tim Peneliti Peternakan Universitas Padjadjaran dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kota Cimahi Laporan Akhir Perencanaan Pengembangan Sentra Industri Susu Sapi Perah di Kota Cimahi-Jabar. Samad, MA Animal husbandry and veterinary science. Vol. II. Mymensingh (Bangladesh): Bangladesh Agricultural University. Singarimbun M. dan S. Effendi Metode Penelitian. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Subronto Ilmu Penyakit Ternak I. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sudarwanto M Mastitis subklinis dan cara diagnosa. Makalah dalam Kursus Kesehatan Ambing dan Program Pengendalian Mastitis. IKA-IPB (tidak dipublikasikan), Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sudono, A. Rosdiana, F. R dan Setiawan, R. S Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agro Media Pustaka. Jakarta. Sutarti E, Budiharta S, Sumiarta B Prevalensi dan faktor-faktor penyebab mastitis pada sapi perah rakyat di Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. J Sain Vet. 21: Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 11
Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri
Lebih terperinciRespon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS
RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH
HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH THE CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP ROLE OF GROUP LEADER AND MEMBER MOTIVATION OF DAIRY FARMERS (Kasus di
Lebih terperinciHubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku
8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Susu sangat berperan sebagai asupan untuk kesehatan, kecerdasan dan pertumbuhan manusia.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU (Kasus pada Kelompok Olahan Susu, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) RELATION
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut data BPS Kabupaten Buleleng, (2014), Kabupaten Buleleng
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Busungbiu Menurut data BPS Kabupaten Buleleng, (2014), Kabupaten Buleleng memiliki letak geografis antara 114-115 Bujur Timur dan 8 03-9 23 Lintang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK SAPI PERAH DENGAN PENERAPAN PROSEDUR PEMERAHAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK SAPI PERAH DENGAN PENERAPAN PROSEDUR PEMERAHAN (Kasus di Peternakan Sapi Perah Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data-data cemaran mikrobia pada produk susu mentah sudah ada dari kelompok peternakan yakni Budiarso, 2001 Tingkat cemaran rata-rata Coliform yang mengkontaminasi susu
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu yang digunakan adalah sampel susu kuartir yang berasal dari Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel yang
Lebih terperinciHubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
Lebih terperinciPERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI
PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI (Comparison of Two Methods for Estimating Milk Yield in Dairy Cattle Based on Monthly Record) E. Kurnianto
Lebih terperinciLilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Hubungan Antara Tingkat Pelayanan Sarana Produksi dan Kegiatan Penyuluhan dengan Keberlanjutan Usaha Anggota Koperasi Relation Between Input Service Level and Extension Activity with Cooperative s Member
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA (Kasus di Kelompok Saung Domba Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten
Lebih terperinciHubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga
HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi susu dipengaruhi beberapa faktor utama yang salah satunya adalah penyakit. Penyakit pada sapi perah yang masih menjadi ancaman para peternak adalah penyakit mastitis yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktasi atau mendekati kering kandang (Ramelan, 2001). Produksi susu sapi perah
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Produksi Susu Produksi susu yang fluktuatif selama sapi laktasi hal ini disebabkan kemampuan sel-sel epitel kelenjar ambing yang memproduksi susu sudah menurun bahkan beberapa
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, 165 169 Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Kasus pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat) THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE
Lebih terperinciSyahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan
Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)
Lebih terperinciLampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar
LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing
4 TINJAUAN PUSTAKA Anatomi dan Fisiologi Ambing Kelenjar mamaria atau ambing pada sapi letaknya di daerah inguinal yang terdiri dari empat perempatan kuartir. Setiap kuartir memiliki satu puting, keempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein)
4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi perah (Peranakan Friesian Holstein) Sapi perah yang umum digunakan sebagai ternak penghasil susu di Indonesia adalah sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH). Sapi PFH merupakan
Lebih terperinciUnang Yunasaf dan Didin S. Tasripin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2011, VOL. 11, NO. 2., 98-103 Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah di KSU Tandangsari Sumedang (Role of Extention Agents in Dairy smallholder farmer
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 Hubungan Keberdayaan Peternak Sapi Perah Dengan Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak (Correlation Between Dairy Farmer s Power and Level of Farming Succeeding)
Lebih terperinciAnalisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany
ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional.
Lebih terperinciPEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol
30 PEMBAHASAN Jumlah dan Komposisi Sel Somatik pada Kelompok Kontrol Sel somatik merupakan kumpulan sel yang terdiri atas kelompok sel leukosit dan runtuhan sel epitel. Sel somatik dapat ditemukan dalam
Lebih terperinci1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program
18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan
19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,
Lebih terperinciAnimal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :
Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT)
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT) Dewi Purnamasari Damanik*), Meneth Ginting**), Yusak Maryunianta**)
Lebih terperinciANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI
ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI YENI MARLIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor)
ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Studi Kasus Peternakan HMB Agro, Desa Sukajaya Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor) SKRIPSI FAJAR MUTAQIEN PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyuwangi secara astronomis terletak di antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyuwangi secara astronomis terletak di antara 113 53 00 114 38 00 Bujur Timur dan 7 43 00 8 46 00 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi yang mencapai
Lebih terperinciTINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI
TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI Syahirul Alim Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciManfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady
MANFAAT FINANSIAL PENGGUNAAN RANSUM BERBASIS SILASE BIOMASA JAGUNG PADA PETERNAKAN SAPI PERAH FINANCIAL BENEFITS OF BIOMASS SILAGE RATION CORN BASED ON SMALL HOLDER DAIRY FARMS Andrian Lutfiady*, Rochadi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
17 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pada bulan Juni 2011 sampai Januari 2012 bertempat di Kabupaten Sukabumi. Metode Penelitian Populasi studi Populasi studi dalam penelitian ini
Lebih terperinciE. Kurnianto, I. Sumeidiana, dan R. Yuniara Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK
PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI (Comparison of Two Methods for Estimating Milk Yield in Dairy Cattle Based on Monthly Record) E. Kurnianto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salmonella merupakan salah satu anggota dari famili Enterobacteriaceae. Salmonella sp merupakan salah satu bakteri patogen yang dapat menimbulkan penyakit yang disebut
Lebih terperinciAnimal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :
Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 201, p -0 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAPI PERAH DI KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciPeran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciRESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP KEBERADAAN MILK COLLECTION POINT (MCP) (Kasus di TPK Los Cimaung KPBS Pangalengan)
RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP KEBERADAAN MILK COLLECTION POINT (MCP) (Kasus di TPK Los Cimaung KPBS Pangalengan) DAIRY FARMER S RESPONSE TO THE EXISTENCE OF MILK COLLECTION POINT (MCP) (A case in
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ambing merupakan alat penghasil susu pada sapi yang dilengkapi suatu saluran ke bagian luar yang disebut puting. Pada puting ini akan mengeluarkan susu sewaktu diperah.
Lebih terperinciHubungan Motif dengan Kinerja Peternak Sapi Perah... Farninda Ranisya S
HUBUNGAN MOTIF BETERNAK DENGAN KINERJA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) THE CORRELATION OF MOTIVE DAIRY FARMING AND PERFORMANCE OF DAIRY FARMERS (A
Lebih terperinciFishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT
Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province By Gita Rizanty 1) Kusai 2) and Lamun Bathara 3) ABSTRACT The research
Lebih terperinciHUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG
HUBUNGAN KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA MASSA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI FLU BURUNG (Kasus pada Mahasiswa Fakultas Peternakan IPB) SKRIPSI JURIAN ANDIKA DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG
HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG
EVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG EVALUATION OF HOUSING CONDITION AND MILKING PROCEDURES ON DAIRY FARMER GROUP IN KPSBU LEMBANG
Lebih terperinciHubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BIOGAS (Survei di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang) CORRELATION
Lebih terperinciJURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di
HUBUNGAN HIGIENE DAN SANITASI PEMERAHAN SUSU SAPI DENGAN Total plate count PADA SUSU SAPI DI PETERNAKAN SAPI PERAH DESA MANGGIS KABUPATEN BOYOLALI Dewik wijiastutik *) Alumnus FKM UNDIP, **) Dosen Bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bangsa Sapi Perah Sapi-sapi perah di Indonesia pada umumnya adalah sapi perah bangsa Friesian Holstein (FH) impor dan turunannya. Karakteristik sapi FH yaitu terdapat warna
Lebih terperinciAnalisis Biaya dan keuntungan...simon pardede
ANALISIS BIAYA DAN KEUNTUNGAN USAHA PETERNAKAN BABI RAKYAT DI DESA CIGUGUR, KECAMATAN CIGUGUR, KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Simon Pardede* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
24 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Karakteristik peternak pemasok susu segar industri keju yang digambarkan dalam penelitian ini meliputi pendidikan, lama beternak, umur, dan pengalaman penyuluhan
Lebih terperinciDewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin
HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi
Lebih terperinci(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)
AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung
Lebih terperinciKarakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT
KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUANTITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Dandy Dharma Nugraha*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH
HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011). Sapi FH memiliki karakteristik sebagai berikut :
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Sapi Perah FH Sapi perah Fries Holland (FH) sering dikenal dengan nama Holstein Friesian. Berasal dari Belanda dan mulai dikembangkan sejak tahun 1625 (Makin, 2011).
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014
KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik
Lebih terperinciANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA
ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH (Studi Kasus di Perusahaan X, Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor) SKRIPSI SHCYNTALIA HERTIKA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
Lebih terperinciPeranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang
Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program
Lebih terperinci1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau
1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau THE ATTITUDE OF THE FISHERMEN TO FISHERIES EXTENSION
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciIka Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN KUSTA PADA KONTAK SERUMAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG TAHUN 2013 Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun
Lebih terperinciHubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers)
JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 150 157 Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) Unang
Lebih terperinciEvaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi
EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN PADA SAPI PERAH LAKTASI PRODUKSI SEDANG MILIK ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN Refi Rinaldi*, Iman Hernaman**, Budi Ayuningsih** Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berubah, semula lebih banyak penduduk Indonesia mengkonsumsi karbohidrat namun
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sumber produksi daging
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak
16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA SAPI PERAH PADA PETERNAK ANGGOTA KUD DI KABUPATEN SEMARANG
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA SAPI PERAH PADA PETERNAK ANGGOTA KUD DI KABUPATEN SEMARANG (Profitability Analysis of Dairy Cattle Farming of Village Cooperative Members in Semarang Regency) Santoso, S.
Lebih terperinciHubungan Persepsi Anak Peternak dengan Keinginan Regenerasi... Dian Rizqi Hardiningtyas
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI ANAK PETERNAK DENGAN KEINGINAN REGENERASI USAHA TERNAK SAPI PERAH THE RELATION BETWEEN CHILDREN OF FARMER S PERCEPTION WITH REGENERATION DESIRE OF DAIRY CATTLE BUSSINES (Kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinciANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut)
ANALISIS SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN KERBAU (Studi Kasus di Kecamatan Bungbulang Kabupaten Garut) THE ANALYSIS OF MARKETING CHANNEL AND MARGIN ON BUFFALO (A Case Study in the Bungbulang District Garut
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
Lebih terperinciPENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf
1 HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: fungsi-fungsi
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT... PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSENTRAT PADA PERIODE LAKTASI TERHADAP BERAT JENIS, KADAR LEMAK DAN KADAR BAHAN KERING SUSU SAPI Oleh : 060810228 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH
ANALISIS KUALITAS AIR MINUM SAPI PERAH RAKYAT DI KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH Doso Sarwanto 1) dan Eko Hendarto 2) ABSTRAK Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas air yang dikonsumsinya.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KOTA TOMOHON
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KOTA TOMOHON Suryana D.S. Muhammad* R. A. J. Legrans**, E. Wantasen**, J. Lainawa** Fakultas
Lebih terperinciMENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU
MENANGANI AIR SUSU MENGELOLA KOMPOSISI AIR SUSU Air susu mengandung zat-zat gizi yg sangat cocok utk perkembangbiakan bakteri penyebab kerusakan air susu. Proses produksi yg tdk hygienes, penanganan yg
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN PEMERAHAN DENGAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH DI PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT RAHMAWATI JAYA PENGADEGAN JAKARTA SELATAN SKRIPSI NUR HAFIZAH TRISTY DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TUGAS AKHIR PREVALENSI KEJADIAN MASTITIS PADA SAPI PERAH DI SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN ( STPP ) MALANG SELAMA JANUARI DESEMBER 2015 DAN UPAYA PENCEGAHANNYA TANTRA SURYA PRADIKTA NIM. 061310113046
Lebih terperinciAbstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara derajat stress dan coping stress pada guru SLB B X Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SLB B X Bandung yang berjumlah
Lebih terperinciPARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO
PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi
Lebih terperinciKualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase
Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di propinsi Jawa Barat. Batas wilayah kelurahan Cipageran yaitu :
42 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Kelurahan Cipageran berada di kecamatan Cimahi Utara kota Cimahi yang terletak di propinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science
e-journal FAPET UNUD e-journal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: peternakantropika_ejournal@yahoo.com email: jurnaltropika@unud.ac.id Universitas Udayana PERSEPSI PETERNAK TENTANG
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU
HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Nurkhasanah, H.M.Entang, Oding Sunardi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara supervisi kepala sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit ginjal dan usus pada manusia sangat erat kaitanya dengan bakteri Escherichia coli yang merupakan salah satu bakteri patogen. Strain E. coli yang bersifat zoonosis
Lebih terperinciKorelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji
Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di Rumah Potong Hewan Ciroyom, Bandung) Correlation between Frame Score and
Lebih terperinci