Gametogenesis BAGIAN KE-6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gametogenesis BAGIAN KE-6"

Transkripsi

1 BAGIAN KE-6 Gametogenesis Sesudah mempelajari materi ke-6 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses terjadinya spermatogenesis dan oogenesis pada hewan. 68

2 Gamet atau sel kelamin adalah sel yang terpenting dalam embriogenesis. Sel kelamin ditentukan keberadaannya oleh adanya plasma benih (germ plasm) pada sel tersebut. Sel badan (soma) tidak mengandung plasma benih oleh karena itu mati, sedang sel kelamin potensinya tidak pernah mati karena diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi. Asal usul sel kelamin ada beberapa konsep. Satu pendapat menyatakan bahwa sel kelamin berasal dari epitel germinativum pendapat lain mengatakan bahwa sel kelamin berasal dari lapisan entoderm embrio yang mengalami migrasi dan kemudian berkembang dalam gonade. Pada binatang dewasa sel kelamin jantan diproduksi dalam testis dan pada betina sel telur diproduksi di dalam ovarium. Terlepas dari asal usulnya, gamet mengalami perkembangan dalam tingkatan sebagai berikut : Tingkat sebagai calon (gonosit) Sel ini dapat dibedakan dengan sel somatik karena mempunyai ukuran lebih besar dan sitoplasmanya jernih. Pada tingkat ini belum dapat dibedakan antara sel kelamin betina atau jantan. Tingkat perbanyakan Dalam tingkat ini calon sel kelamin dapat dibedakan sebagai spermatogonium dan oogonium. Oogonium berukuran relatif lebih besar. Masing-masing membelah secara mitosis beberapa kali menjadi spermatogonium / oogonium tingkat I, II dan III. Kemudian istirahat. Tingkat pertumbuhan Spermatogonium / oogonium tumbuh karena adanya kegiatan sintesis baik berupa transkripsi maupun translasi. Sel yang sedang tumbuh disebut auksosit. Spermatogonium tumbuh menjadi spermatosit I, sedang oogonium tumbuh menjadi oosit I. Proses pertumbuhan sel kelamin dikendalikan oleh hormon gonadotrofin dari hipofise. Gen berperan dalam proses pertumbuhan terutama dalam sintesis vitellus. Tingkat pembelahan meiosis Spermatosit I / oosit I mengalami pembelahan meiosis, dari sel diploid menjadi haploid yaitu spermatosit II / oosit II pada meiosis I. Pada meiosis II pembelahan terjadi seperti mitosis saja. Satu sel spermatosit I menjadi 4 sel spermatozoa berfungsi setelah mengalami metamorfosis (spermiogenesis). Satu oosit I menjadi 1 sel telur dan 3 buah polosit. 69

3 Pengeluaran sel kelamin Sel kelamin yang masak keluar dari tempat pembuatannya. Spermatozoa mengalami spermasi sedang sel telur mengalami ovulasi. Spermatozoa mammalia tersalurkan dalam epididimis dan vas deferen, sedangkan telur tersalurkan dalam saluran telur (oviduct). Keduanya menuju ke tempat fertilisasi, baik secara internal maupun eksternal Spermatogenesis Pembentukan sel kelamin vertebrata maupun invertebrata mempunyai tahapan yang sama yaitu : tingkat perbanyakan (mitosis); pertumbuhan (sintesis); pemasakan (miosis); pengeluaran dari dalam gonade. Calon sel kelamin jantan embrional dapat dibedakan sel lain karena ukurannya yang relatif lebih besar, bentuk epitelial dan intinya juga lebih besar. Sintesis DNA terjadi pada stadium perbanyakan untuk membentuk inti baru sel anakan setelah itu istirahat menunggu stimulasi hormon sampai stadium pertumbuhan dimulai. Sintesis DNA dan RNA terjadi pada stadium pertumbuhan sampai terbentuk spermatosit I. Ukuran sel ini yang terbesar karena kaya DNA dan RNA. Asam nukleat ini khusus untuk dicurahkan ke dalam sel telur pada waktu fertilisasi. Pertumbuhan berakhir pada spermatosit I, kemudian mengalami pembelahan pemasakan menjadi spermatosit II. Pembelahan sekali lagi menjadi spermatid yang haploid. Inti spermatid menjadi lebih padat, seolah olah tidak terjadi aktifitas sintesis. Perkembangan berikutnya adalah spermiogenesis, merupakan perubahan bentuk dari sel yang pasif menjadi sel yang dapat bergerak. Perubahan bentuk ini dikendalikan oleh inti yang haploid. Sebagian sitoplasma dibuang ke luar sel. Spermatozoon kaya akan mitokrondria sebagai pembangkit tenaga gerak. Protein khusus yang disintesis selama spermiogenesis adalah tubulin yang berada dalam leher dan filament sebagai ekornya. Kedua protein ini yang menyebabkan spermatozoon dapat bergerak aktif. Gen yang mengendalikan sintesis protein itu didukung dalam kromosom Y. Spermatozoon juga mensintesis enzim yang digunakan untuk melisiskan selaput telur. Enzim itu disekresikan oleh Apparatus Golgi dan disimpan dalam akrosoma. Enzim hialuronidase pada spermatozoon mammalia dan acrosin pada invertebrata. Spermatogenesis terjadi di dalam testis. Pada mammalia terjadi di dalam tubulus seminiferus. Testis vertebrata jumlahnya sepasang, besarnya berbanding langsung dengan 70

4 ukuran tubuh. Sel kelamin jantan dalam berbagai tingkat perkembangan terdapat pada dinding tubulus seminiferus. Spermatogonium letaknya berada di dekat membrana basalis. Dalam proses perkembangannya, sel kelamin jantan berangsur bergerak menuju ke arah lumen. Spermatosit I berukuran paling besar, spermatosit II lebih kecil dan spermatid paling kecil. Spermatozoa berada dalam lumen yang sebelumnya menempel pada sel Sertoli. Struktur spermatozoon vertebrata terdiri dari : akrosoma berisi enzim untuk melisiskan selaput telur. Bagian kepala mengandung inti, leher mengandung sentriol, bagian tengah mengandung mitokondria sebagai penghasil tenaga gerak dan mengandung mikrotubule yang kontraktil. Bagian prinsipal mengandung filamen aksial dan bagian ujung sebagai flagellum. Gambar 6.1. Perubahan Calon Spermatozoon yang Terjadi selama Proses Spermatogenesis 71

5 Proses pembentukan spermatozoon meliputi 2 komponen yaitu perkembangan inti dan sitoplasma. Perkembangan sitoplasma spermatogonium sampai spermatosit I bertambah banyak untuk kemudian terbagi dalam pembelahan meiosis sama besar. Sitoplasma pada perkembangan dari spermatid ke spermatozoon sebagian besar dikeluarkan dari sel agar sel menjadi langsing dan lincah. Gambar 6.2. Struktur Spermatozoon 72

6 6.2. Pengendalian hormon pada spermatogenesis Spermatogenesis dipengaruhi oleh sistem hormon gonadotrophin. Hormon dari hipofise yang terlibat dalam spermatogenesis adalah : ICSH, FSH DAN LH. ICSH menstimulasi pertumbuhan sel Leydig sehingga menghasilkan testosteron. Testosteron menstimulasi pertumbuhan sel Sertoli dan saluran spermatozoon seperti epididymis dan vas deferen dan menstimulasi timbulnya tanda kelamin sekunder. FSH menstimulasi spermatogenesis pada pertumbuhan spermatosit I. FSH dan LH dalam konsentrasi berimbang menstimulasi spermiogenesis. LH juga berperan dalam pelepasan spermatozoon dari sel Sertoli, kemudian mengalami spermasi. Mekanisme kerja hormon terhadap sel/organ target dengan cara yang disebut protein reseptor. Protein ini terdapat dalam membran sel target dan mampu menerima pengaruh dengan cara reaksi khusus sehingga inti sel dapat mengadakan transkripsi dan akhirnya sel menjadi aktif. Sintesis protein (translasi) juga terjadi, dengan demikian protein struktural terbentuk atau enzim juga terbentuk untuk proses perkembangan. Protein struktural untuk flagellum juga ter bentuk pada proses spermioteleosis sehingga spermatid berekor menjadi spermatozoon Oogenesis Oogenesis terjadi dalam ovarium. Kebanyakan ovarium vertebrata sepasang, kecuali bangsa burung (Aves) hanya satu yang berkembang. Pada dasarnya ovarium terdiri dari bagian korteks berisi sel telur dan bagian medulla berisi jaringan ikat. Ukuran ovarium tergantung dari jumlah telur yang diproduksi. Pada mammalia sangat kecil, pada vertebrata rendah relatif besar dan telur yang dibentuk jumlahnya cukup besar. Ovarium pada masa reproduksi penuh dengan telur yang masak. 73

7 Gambar 6.3. Siklus Perkembangan Ovum pada Ovarium Sel telur vertebrata dalam ovarium mengalami perkembangan dari oogonium sampai oosit I. Tingkat pembelahan meiosis terjadi di luar ovarium. Bahkan pada spesies tertentu, pembelahan meiosis diselesaikan setelah spermatozoon masuk telur. Sel telur dipersiapkan untuk kelangsungan hidup dari induk ke perkembangan awal, oleh karena itu dilengkapi dengan cadangan sumber energi yaitu Vitellus (yolk). Yolk terdiri dari protein, lipid dan karbohidrat. Enzim atau prekusornya juga dipersiapkan untuk proses metabolisme dalam perkembangan zygot. Yang terlibat dalam proses perkembangan sel telur yaitu sel folikel (sel nutrisi), inti (vesicula germinativa) berisi gen sebagai pengkomando terjadinya sintesis vitellus. Bioplasma sebagai substansi hidup dan deutoplasma sebagai bahan baku sumber energi. Antara inti dan ooplasma berhubungan timbal balik dalam proses pembentukan vitellus. Calon sel kelamin yang embrional belum dapat dibedakan antara yang jantan dan betina yaitu sebagai gonosit. Setelah deferensiasi, calon sel telur berukuran lebih besar, baik inti maupun ukuran selnya. Inti sel telur disebut vesicula germinativa, relatif besar karena kegiatan sintesis jauh lebih besar dari sel manapun. Sintesis DNA pada stadium perbanyakan dipersiapkan untuk pembentukan inti baru pada anakan sel. Pada akhirnya stadium perbanyakan, sintesis terhenti dalam stadium istirahat sampai tahap pertumbuhan dimulai karena pengaruh hormon yang merangsang pertumbuhan 74

8 sel telur. Sintesis DNA dan RNA pada stadium pertumbuhan sangat aktif. Replikasi DNA dan transkripsi RNA di dalam inti, sedangkan sintesis protein (translasi) di dalam sitoplasma. Transkripsi menghasilkan hnrna (heterogenousrna), kemudian mengalami prosesing. Segment mrna yang mengandung gen yang akan diekspresikan disebut exon, sedang yang tidak mengandung gen disebut intron. mrna keluar dari inti untuk kemudian mengalami translasi pada proses vitellogenesis. Jenis RNA yang disintesis sangat bervareasi dan jumlahnya besar. Pada oosit Drosophyla kurang lebih terdapat 5000 jenis urutan codon dalam mrna (DNA sequence). Sebagian mrna mengalami translasi pada vitellogenesis, sebagian lain yang mengkode asam amino untuk pembentukan protein khusus untuk perkembangan berikut belum mengalami translasi. mrna demikian itu sebagai gen maternal untuk perkembangan zigot. Bila mrna berasal dari inti oosit sendiri maka telur tipe ini disebut ponoistik. Bila mrna berasal dari sel folikel yang masuk oosit melalui jembatan sitoplasma ke dalam oosit, tipe telur ini disebut meriostik. Akhir stadium pertumbuhan sel telur yaitu sebagai oosit primer. Sintesis berhenti tinggal menunggu pembelahan pemasakan. Ovulasi menyebabkan perubahan lingkungan sehingga oosit primer terstimulasi mengadakan pembelahan meiosis. Pada saat keluar dari ovarium terbentuk polosit I, sehingga sekarang menjadi oosit II. Pada kebanyakan sel telur vertebrata stadium oosit II sudah siap dibuahi. Polosit II terbentuk setelah spermatozoon masuk telur. Ada varieasi saat masuknya sperma ke dalam telur yaitu pada saat oosit I, oosit II atau ovum, tergantung dari jenis bintang Peranan gen dalam oogenesis Peranan inti sel telur dalam vitellogenesis adalah membentuk mrna untuk sintesis vitellus. Kegitan sintesis diawali dengan aktivitas gen, membukanya pilin DNA. Kejadian itu dapat dilihat pada kromosom "lump brush pada oosit katak Afrika (Xenopus laevis). Transkrripsi DNA selalu terjadi selama pertumbuhan oosit, meliputi sintesis mrna, trna dan rrna. Translasi atau pembentukan vitellus terjadi dalam ooplasma setelah mrna keluar dari inti. Cadangan mrna selalu disintesis sebanyak mungkin untuk persiapan perkembangan embrio, terutama pada pembelahan zygot Perkembangan ooplasma (vitellogenesis) 75

9 Oosit muda mengandung ooplasma yang homogen, karena bioplasma dan deutoplasma belum jelas terdiferensiasi. Yolk mengandung protein, karbohidrat dan lipid. Struktur vitellus ada 2 macam yaitu tipe Balbiani berasal dari awan mitokondria dan Brambel dibentuk oleh aparatus Golgi. Pada telur katak, yolk berupa platelet. Pada telur burung, yolk berupa kuning telur (kunir). Pada telur mammalia, antara bioplasma dan deutoplasma tidak mudah dibedakan karena tersebar sama rata Pengendalian hormon pada oogenesis Hormon yang terlibat dalam oogenesis mammalia adalah FSH, LTH dan LH yang berasal dari hipofisa. FSH menstimulasi pertumbuhan sel folikel sehingga menghasilkan estrogen. Estrogen menstimulasi perkembangan saluran telur. LH menstimulasi perubahan sel folikel menjadi korpus luteum sehingga menghasilkan progesteron. LTH mempertahankan kehidupan korpus luteum untuk tetap menghasilkan progesteron, menjaga kehamilan. Kerjasama dari hormon-hormon tersebut dapat mempertahankan kehidupan sel telur. Ovulasi dipengaruhi oleh konsentrasi antara FSH dan LH. Hormon dapat mempengaruhi sel target karena adanya protein reseptor pada sel target. Protein reseptor bereaksi dengan molekul hormon sehingga menstimulasi adenilsiklase menjadi aktif dalam sitoplasma. Adenil siklase bereaksi dengan molekul ATP membentuk AMP siklis (camp). Molekul ini mengaktivasi kinase, yang akhirnya dapat mempengaruhi inti sel untuk terjadi transkripsi. 76

10 Gambar 6.4. Pengaturan Hormon untuk Pembentukan Sel Telur dan Keterkaitannya dengan Pengaturan Organ Reproduksi Ovulasi Oogenesis berakhir dengan keluarnya telur dari ovarium untuk melanjutkan ke proses fertilisasi. Pada umumnya sel telur vertebrata mengalami pembelahan meiosis pada waktu ovulasi. Ovulasi pada telur mammalia terjadi karena LH, tekanan turgor rongga folikel dan kontraksi otot halus pada theka folikel. Pada katak dan ikan ovulasi dapat terjadi karena jepitan dinding perut karena kontraksi. Pada Rodentia ovulasi terjadi karena rangsangan kopulasi. Ada 2 macam cara ovulasi yaitu secara spontan dan secara stimulasi. Pada umumnya terjadi secara spontan, telur keluar dengan sendirinya misalnya pada ayam, ikan, katak, ternak besar dll. Ovulasi pada Rodentia terjadi karena rangsang kopulasi yang diteruskan lewat sistem syaraf, akhirnya sekresi hormon LH memuncak sehingga terjadi ovulasi. Contoh ovulasi demikian itu pada kelinci dan kucing. Ada kalanya telur tidak mengalami ovulasi karena kelainan atau suatu ciri khas pada hewan tertentu. Pada ikan Labistes, telurnya mengalami fertilisasi di dalam ovarium sampai embrio juga berkembang di dalam ovarium. 77

11 Gambar 6.5. Ovulasi Sel Telur (ovum) Macam-macam tipe telur Sel telur mempunyai sistem sumbu atau polaritas. Polus animalis mengandung inti dan polus vegetativus mengandung vitellus. Variasi jumlah vitellus (lecith) menentukan tipe telur. Tipe telur berdasarkan atas proses pembentukan vitellus, sedikit-banyaknya vitellus, dan penyebaran vitellus. Bahan dasar vitellus adalah pospoprotein disebut pospovitin dan lipoprotein, disebut lipovitellin Tipe telur atas dasar proses pembentukan vitellus Telur ponoistik : Telur ini juga disebut tipe endogen karena sintesis vitellus di dalam telur itu sendiri. Sintesis DNA dan RNA berada di dalam inti telur. Precursor vitellus dari luar sel dan masuk melalui jembatan sitoplasma dari sel folikel. Proses demikian ini terjadi pada kebanyakan hewan. Telur meroistik : 78

12 Telur ini juga disebut tipe eksogen karena sintesis DNA dan RNA ada di dalam sel folikel, kemudian masuk sel telur melalui jembatan sitoplasma. Telur serangga termasuk tipe ini. Proses terjadinya dari sel induk oogonium membelah menjadi calon sel telur dan sel nutrisi. Hasil sintesis dari sel nutrisi berupa RNA dikirim ke dalam sel telur, kemudian untuk proses vitellogenesis. Inti sel telur sendiri tidak aktif dalam pembentukan vitellus. Gambar 6.6. Contoh Telur pada Mammalia (manusia), Amfibia (katak) dan Aves (ayam) Tipe telur atas dasar sedikit-banyaknya kandungan vitellus (lecith) 79

13 1. Alecithal, telur hampir tidak mempunyai vitellus, biasanya berukuran mikroskopis. 2. Oligolecithal, telur mempunyai sedikit vitellus. Telur Amphioxus dan mammalia termasuk tipe ini, kecuali Platipus (mammalia bertelur). 3. Mesolesital, telur mengandung sedang sampai banyak vitellus, berukuran besar (1-3 mm). Telur ikan dan katak termasuk tipe ini. 4. Polylecithal Megalecithal, telur mengandung vitellus yang sangat kaya sehingga inti terdesak ke tepi. Telur burung dan Reptil termasuk tipe ini Tipe telur atas dasar polaritas penyebaran vitellus 1. Isolecithal, vitellus tersebar samarata di semua bagian, inti di bagian tengah sehingga simetris radial. Telur mammalia dan protochordata termasuk tipe ini. 2. Telolecithal, vitellus berada di salah satu ujung telur (biasanya pada kutub vegetatif), inti eksentrik, simetris bilateral. Telur Amphibia, Aves termasuk tipe ini. 3. Centrolecithal, vitellus berada di tengah, inti dan bioplasma di tepi. Yang termasuk tipe ini adalah telur insekta Selaput telur Selaput telur terdiri dari beberapa lapis yaitu primer, sekunder dan tersier. Selaput primer terbentuk oleh permukaan ooplasma yaitu sebagai membrana vitellina. Fungsinya untuk mempertahankan organisasi telur dalam sistem sumbu, selain juga berfungsi sebagai membran pembuahan untuk proteksi terhadap kelebihan spermatozoon yang berhasil memasuki telur. Membrana vitellina juga berfungsi sebagal selaput embrio primer menyelubungi blastomer dalam satu kesatuan. Membrana vitellina tetap ada sampai tahap blastula dan akan pecah bila embrio tumbuh. Selaput telur sekunder dibentuk oleh jaringan ovarium dan terdiri dari sel-sel folikel. Yang termasuk jenis ini adalah : corona radiata, zona pellucida (zona radiata) pada telur mammalia. Fungsi selaput ini sebagai jalur nutrisi sel telur sewaktu berada pada tahap pembentukan dalam ovarium. Sel folikel pada mammalia terdiri dari beberapa lapis, sedangkan pada katak hanya satu lapis. Pada sel telur muda masih diselubungi sel folikel secara ketat sedangkan pada waktu ovulasi sel folikel lepas. Telur pada mammalia masih diselubungi corona radiata sampai menjelang spermatozoon masuk ke dalam telur. Selaput tersier dibentuk di dalam saluran telur sampai uterus. Termasuk selaput ini 80

14 adalah selaput lendir atau albumen pada telur burung. Selaput ini seringkali disebut sebagai lapisan putih telur. Pada hewan-hewan yang bertelur di darat, lapisan tersier ini mengalami modifikasi menjadi lapisan yang kuat sebagai pelindung terhadap pengaruh lingkungan yaitu berupa kulit kapur atau cangkang yang keras atau berupa kapsul dll. Daftar Bacaan Balinsky. (1976). An Introduction to Embryology. Fourth Edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Carlson, Bruce M. (1988). Patten's Foundations of Embryology. Fifth Edition. Mc Graw Hill Book Company. New York. Hafez, E.S.E. (1980). Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger. Philadelphia. Tienhoven, Ari Van. (1983). Reproductive Physiology of Vertebrate. Second Edition. Cornell University Press. Ithaca and London. 81

ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN

ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN Pada dasarnya perkembangan organisme multiseluler merupakan manifestasi kegiatan masing-masing sel yang diorganisir dalam sistem hidup. Kegiatan sel dalam perkembangan yang

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi BAGIAN KE-8 Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi Sesudah mempelajari materi ke-8 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembelahan awal zygot menjadi blastomer-blastomer. Pembelahan

Lebih terperinci

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu :

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu : Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar

Lebih terperinci

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II. REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse

Lebih terperinci

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan 05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Lebih terperinci

Gametogenesis. GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad 2/4/2014

Gametogenesis. GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad 2/4/2014 Gametogenesis GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad BSK, Pada Amphibia, Mamalia ameboid lewat mesenterium ke pematang genital (bakal gonad) Aves : pasif dibawa aliran

Lebih terperinci

Sistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel

Lebih terperinci

Selaput Embrio BAGIAN KE-12

Selaput Embrio BAGIAN KE-12 BAGIAN KE-12 Selaput Embrio Sesudah mempelajari materi ke-12 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembentukan selaput embrio dan manfaatnya bagi perkembangan embrio selanjutya.

Lebih terperinci

LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3

LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA. Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3 LAPORAN ALAT PERAGA MODEL GAMETOGENESIS PADA MANUSIA Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah BIOLOGI TERAPAN 3 Dosen pembimbing : Dra. Sawitri Komarayanti M.S OLEH: KELOMPOK 14 1. AINI MASKURO (0910211107)

Lebih terperinci

Neurulasi BAGIAN KE-10

Neurulasi BAGIAN KE-10 BAGIAN KE-10 Neurulasi Sesudah mempelajari materi ke-10 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses neurulasi. Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Fakultas/Prodi : FMIPA / Pendidikan Biologi Biologi 2. Mata Kuliah : Biologi Perkembangan (BIC 232) 3. Jumlah SKS : 2 4. Semester : Gasal (V) / 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

Fertilisasi BAGIAN KE-7

Fertilisasi BAGIAN KE-7 BAGIAN KE-7 Fertilisasi Sesudah mempelajari materi ke-7 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses terjadinya penyatuan antara spermatozoon dengan ovum pada hewan. Proses ini sering

Lebih terperinci

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME TIPE 1 Sel Sperma ( haploid/ n) Sel telur (haploid/ n) Fertilisasi Zigot (Diploid/ 2n) Cleavage Morfogenesis Individu Sel Sperma ( haploid/

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HEWAN a. Gametogenesis dan Fertilisasi

PERKEMBANGAN HEWAN a. Gametogenesis dan Fertilisasi PERKEMBANGAN HEWAN a. Gametogenesis dan Fertilisasi Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet yang terjadi di dalam gonade.proses tersebut pada hewan jantan disebut spermatogenesis yang terjadi

Lebih terperinci

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. HAND OUT PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Spermatogenesis Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Sistem reproduksi manusia untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

II. Bagaimana sifat diwariskan

II. Bagaimana sifat diwariskan II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam

Lebih terperinci

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Function of the reproductive system is to produce off-springs. Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Lebih terperinci

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT

SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT MEMBERIKAN TEKANAN THDP SDA & LH PERTUMBUHAN PENDUDUK YG SEMAKIN CEPAT KBUTUHAN AKAN PROTEIN HWNI MENINGKAT PENDAHULUAN - LAHAN SEMAKIN SEMPIT - PENCEMARAN PERAIRAN SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT UTK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah burung 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Merak Hijau (Pavo muticus) Merak hijau (Pavo muticus) termasuk dalam filum chordata dengan subfilum vertebrata atau hewan bertulang belakang. Merak hijau adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa negara berkembang seperti Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga aktivitas maupun pola hidup menjadi sangat beraneka ragam. Salah satu

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi

TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses bertemunya sel sperma dengan sel telur. Sel telur diaktivasi untuk memulai perkembangannya dan inti sel dari dua gamet akan bersatu untuk menyempurnakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh gram. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh gram. Di II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kematangan Gonad Ikan Lele Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur satu tahun dengan ukuran panjang tubuh sekitar 20 cm dan ukuran berat tubuh 100-200 gram.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi

Lebih terperinci

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.

Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam

Lebih terperinci

... Tugas Milik kelompok 8...

... Tugas Milik kelompok 8... ... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel gamet jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah

Lebih terperinci

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Rencana Kegiatan dan Pembelajaran Mingguan (RKPM) a. Kuliah Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Dosen Pengampu I Pendahuluan 1. Pengertian reproduksi 2. Peranan proses reproduksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel spermatozoa yang membentuk makhluk hidup menjadi zigot. Meskipun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele. Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele. Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Reproduksi dan Perkembangan Gonad Ikan Lele Ikan lele (Clarias sp) pertama kali matang kelamin pada umur 6 bulan dengan ukuran panjang tubuh sekitar 45cm dan ukuran berat tubuh

Lebih terperinci

PENGARUH INDUKSI HORMON equine Chorionic Gonadotrophin (ecg) TERHADAP KUALITAS SEMEN AYAM LOKAL (Gallus domesticus)

PENGARUH INDUKSI HORMON equine Chorionic Gonadotrophin (ecg) TERHADAP KUALITAS SEMEN AYAM LOKAL (Gallus domesticus) PENGARUH INDUKSI HORMON equine Chorionic Gonadotrophin (ecg) TERHADAP KUALITAS SEMEN AYAM LOKAL (Gallus domesticus) (The Effect of ecg Hormone Induction on Semen Quality of Native Chicken) T. R. Tagama

Lebih terperinci

REPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL

REPRODUKSI REPRODUKSI SEKSUAL REPRODUKSI ASEKSUAL REPRODUKSI Proses suatu individu menghasilkan keturunan sejenis mempertahankan jenisnya Utk keberlangsungan kehidupan REPRODUKSI ASEKSUAL REPRODUKSI SEKSUAL Reproduksi Aseksual Bentuk reproduksi tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Perkembangan

Prinsip-prinsip Perkembangan BAGIAN KE-13 Prinsip-prinsip Perkembangan Sesudah mempelajari materi ke-13 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami prinsip-prinsip di dalam perkembangan, seperti : diferensiasi, induksi

Lebih terperinci

http://aff.fkh.ipb.ac.id Lanjutan EMBRIOGENESIS DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN II) LABORATORIUM EMBRIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Konsep Organiser, yang menjelaskan tentang proses

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan PENGANTAR Latar Belakang Itik lokal di Indonesia merupakan plasma nutfah yang perlu dilestarikan dan ditingkatkan produktivitasnya untuk meningkatkan pendapatan peternak. Produktivitas itik lokal sangat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12 Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka

Lebih terperinci

G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010

G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010 94 G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010 Gamet merupakan produk akhir dari gametogenesis yang berlangsung di dalam gonad (testis atau ovarium). Gamet yang merupakan produk spermatogenesis disebut sperma,

Lebih terperinci

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN

DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN DIKTAT EMBRIOLOGI HEWAN Tim Penyusun: Dr. Agung Pramana W.M., MS. Dr. Sri Rahayu, M.Kes. Dr. Ir. Sri Wahyuningsih, MS. Drs. Aris Soewondo, MS. drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PROGRAM KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam

Lebih terperinci

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci

PEMBELAHAN SEL. Tujuan Pembelajaran. Kata Kunci 4 PEMBELAHAN SEL Tujuan Pembelajaran Pada bab ini Anda akan mempelajari materi tentang pembelahan sel. Dengan mempelajari materi ini, diharapkan Anda mengetahui dan memahami proses yang terjadi pada pembelahan

Lebih terperinci

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Pendahuluan 5. PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN Hormon steroid merupakan derivat dari kolesterol, molekulnya kecil bersifat lipofilik (larut dalam lemak) dan

Lebih terperinci

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SUMIATI (E1A012053) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram Jln. Majapahit NO. 62 Mataram, Telp/Fax: (0370)631166

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MATERI KELAS IX Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,

Lebih terperinci

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP SIKLUS & PEMBELAHAN SEL Suhardi S.Pt.,MP Proses reproduksi aseksual dimulai setelah sperma membuahi telur. PEMBELAHAN SEL Amitosis (Pembelahan biner) Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan

Lebih terperinci

BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN

BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah sinkronisasi alami ini meliputi pengertian hormon reproduksi mulai dari definisi, jenis, macam, sumber, cara kerja, fungsi dan pengaruhnya

Lebih terperinci

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Definisi & Tujuannya - Pembelahan sel reproduksi sel, pertumbuhan

Lebih terperinci

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IX A. 1. Pokok Bahasan : Sistem Regulasi Hormonal A.2. Pertemuan minggu ke : 12 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Tempat produksi hormone 2. Kelenjar indokrin dan produksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Nur Amalah NIM : B1J011135 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Andri Prajaka Santo LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

MAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL

MAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL MAKALAH FISOLOGI HEWAN FISIOLOGI SEL DISUSUN OLEH : DEVI SANDRILIANA (G1A 011 010) PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSIATAS MATARAM 2014 FISIOLOGI SEL PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk

PENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak yang dapat menyediakan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia selain dari sapi, kerbau dan unggas. Oleh karena itu populasi dan kualitasnya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) 04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Lebih terperinci

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI 5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI Pengukuran parameter reproduksi akan menjadi usaha yang sangat berguna untuk mengetahui keadaan kelamin, kematangan alat kelamin dan beberapa besar potensi produksi dari

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN

B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN Ovulasi adalah peristiwa dilepaskannya ovum atau sel telur yang sudah matang dari ovarium.proses ovulasi terjadi apabila alat kelamin betina sudah mencapai dewasa kelamin.ovulasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. Pendahuluan...1 II. Tinjauan Pustaka...4 III. Kesimpulan...10 DAFTAR PUSTAKA...11 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Munculnya uniseluler dan multi seluler

Lebih terperinci

ACARA PENGAJARAN (SAP) X A.

ACARA PENGAJARAN (SAP) X A. SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) X A. 1. Pokok Bahasan : Sistem reproduksi ayam jantan dan betina A.2. Pertemuan minggu ke : 13 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan : 1. Sistem reproduksi ayam j antan 2. Mekanisme

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik

PEMBAHASAN. Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik Bobot Badan Tikus Ekstrak rumput kebar yang diberikan pada tikus dapat meningkatkan bobot badan. Pertambahan bobot badan tikus normal yang diberi

Lebih terperinci

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA

GENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA GENITALIA EKSTERNA..... GENITALIA INTERNA..... Proses Konsepsi Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi korona radiata mengandung persediaan nutrisi Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Burung Puyuh Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif lebih besar dari jenis burung-burung puyuh lainnya. Burung puyuh ini memiliki

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PROSES KEHAMILAN DAN TUMBUH KEMBANG FETUS

PROSES KEHAMILAN DAN TUMBUH KEMBANG FETUS MAKALAH PROSES KEHAMILAN DAN TUMBUH KEMBANG FETUS OLEH :WIKA SEPTIA HELNI TINGKAT: IC DOSEN PEMBIMBING: Hj.Syafrida Safar,M.Biomed POLTEKES KEMENKES RI PADANG PRODI KEBIDANAN BUKIT TINGGI TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SISTEM REPRODUKSI HEWAN

SISTEM REPRODUKSI HEWAN TUGAS KELOMPOK 3 SISTEM REPRODUKSI HEWAN DISUSUN OLEH 1. EKLESIA LEMPOY POKU 2. APRILIA KALANGI 3. JENLY SAWORI 4. NIMADE SUSANTI 5. ARIF ULAEN UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Gastrulasi BAGIAN KE-9

Gastrulasi BAGIAN KE-9 BAGIAN KE-9 Gastrulasi Sesudah mempelajari materi ke-9 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses gastrulasi. Gastrulasi merupakan pergerakan sel-sel blastomer yang sangat dinamis mereposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada

Lebih terperinci

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO

FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI. Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO FISIOLOGI FUNGSI ORGAN REPRODUKSI LAKI-LAKI Dr. Akmarawita Kadir., M.Kes., AIFO 1 ISI I. Fungsi Komponen Sistem Reproduksi Pria II. Spermatogenesis III. Aktivitas Seksual Pria IV. Pengaturan Fungsi Seksual

Lebih terperinci

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Kebuntingan dan Kelahiran Kebuntingan Fertilisasi: Proses bersatunya/fusi antara sel kelamin betina (oosit)

Lebih terperinci

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MK. ILMU REPRODUKSI 1 SUB POKOK BAHASAN Transport spermatozoa pada organ reproduksi jantan (tubuli seminiferi, epididimis dan ejakulasi) Transport spermatozoa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, dan Jumlah Sperma Mencit

Lebih terperinci

PENGARUH SUPEROVULASI PADA LAJU OVULASI, SEKRESI ESTRADIOL DAN PROGESTERON, SERTA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UTERUS DAN KELENJAR SUSU TIKUS PUTIH (Rattus Sp.) SELAMA SIKLUS ESTRUS TESIS OLEH : HERNAWATI

Lebih terperinci

dr. AL-MUQSITH, M.Si

dr. AL-MUQSITH, M.Si SEL dr. AL-MUQSITH, M.Si Ultra Struktur MULAI DIPELAJARI DENGAN DITEMUKANNYA MIKROSKOP ELEKTRON. PEMBESARAN YANG DIPEROLEH MENCAPAI PULUHAN RIBU KALI. GAMBAR YANG DIPELAJARI UMUMNYA DARI: - MIKROSKOP ELEKTRON

Lebih terperinci

HORMON REPRODUKSI JANTAN

HORMON REPRODUKSI JANTAN HORMON REPRODUKSI JANTAN TIU : 1 Memahami hormon reproduksi ternak jantan TIK : 1 Mengenal beberapa hormon yang terlibat langsung dalam proses reproduksi, mekanisme umpan baliknya dan efek kerjanya dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persentase Ikan Jantan Salah satu faktor yang dapat digunakan dalam mengukur keberhasilan proses maskulinisasi ikan nila yaitu persentase ikan jantan. Persentase jantan

Lebih terperinci

MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA

MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 MODUL BIOLOGI KELAS XI-IPA Disusun oleh : Lucia Sri Istanti, S.Si BAB X. SISTEM REPRODUKSI Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME Hasil pengamatan pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi Simmental dengan nama SIMPO. Sapi SIMPO merupakan hasil

Lebih terperinci

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Bab SISTEM REPRODUKSI MANUSIA Bab 2 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA (Sumber: irdakaiser.files.wordpress.com) Masih ingatkah kamu ciri-ciri makhluk hidup? Coba kamu ingat kembali ciri-ciri makhluk hidup. Salah satu ciri-ciri makhluk hidup

Lebih terperinci

I. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

I. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) I. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama math kuliah Kode / SKS Prasarat Status : DASAR REPRODUKSI TERNAK : PTD 221 / 3 SKS (2 SKS kuliah dan 1 SKS praktikum) : Dasar Fisiologi

Lebih terperinci

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan

Bab. Sistem Reproduksi. A. Sistem Reproduksi pada Manusia B. Sistem Reproduksi pada Tumbuhan Bab 9 Sumber: Young Sumber: Scientist: Biology: Human Realm Machine, of Life, 2006 1994 Embrio berkembang dari zigot yang merupakan hasil fertilisasi antara sel telur dan sperma. Sistem Reproduksi Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Pengajaran Berbantuan Komputer Komputer sebagai salah satu bentuk teknologi canggih dapat digunakan sebagai alat bantu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan bantuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI Oleh: Connie AstyPakpahan Ines GustiPebri MardhiahAbdian Ahmad Ihsan WantiDessi Dana Yunda Zahra AinunNaim AlfitraAbdiGuna Kabetty T Hutasoit Siti Prawitasari Br Maikel Tio

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci