Fertilisasi BAGIAN KE-7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fertilisasi BAGIAN KE-7"

Transkripsi

1 BAGIAN KE-7 Fertilisasi Sesudah mempelajari materi ke-7 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses terjadinya penyatuan antara spermatozoon dengan ovum pada hewan. Proses ini sering disebut dengan istilah fertilisasi. 82

2 Proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang meliputi inti (genom) dan sitoplasma disebut fertilisasi. Selain proses yang alami fertilisasi juga dapat dibuat secara eksperimental. Perkembangan sel telur tanpa dicampuri oleh genom jantan disebut partenogenesis. Perkembangan sel telur yang tidak mengalami meiosis disebut ginogenesis. Androgenesis adalah perkembangan sel telur yang terjadi karena peran pronukleus jantan semata, sedang pronukleus betina tidak ikut serta karena dikeluarkan secara eksperimental. Prinsip fertilisasi adalah penggabungan genom jantan dan betina. Proses fertilisasi meliputi beberapa tahap : pendekatan sel kelamin; penempelen; penetrasi spermatozoon ke dalam ooplasma; penggabungan inti dan inisiasi pembelahan zygot. Gambar 7.1. Proses Pendekatan Spermatozoon hingga Memasuki Rongga Perivitellin 7.1. Pendekatan spermatozoon sel telur Baik fertilisasi eksternal maupun internal, proses pendekatan spermatozoon sel telur merupakan peranan aktif spermatozoon dan gerakan khemotaksis. Spermatozoon Sea urchin mengeluarkan androgamone, sedangkan spermatozoon mammalia mengeluarkan hyaluronidase. Spermatozoon mengalami aktivasi dan kapasitasi. Spermatozoon ikan menjadi lebih aktif setelah masuk ke air dan inhibitornya mengalami pengenceran. Spermatozoon mammalia menjadi aktif di dalam saluran telur karena stimulasi dari cairan oviduct. Kapasitasi spermatozoon in vitro dengan cara memberikan sel folikel dalam suspensi spermatozoon. 83

3 Karena spermatozoon menabrak sel folikel maka akrosoma putus dan hyaluronidase keluar. Secara umum enzim yang keluar dari akrosoma disebut akrosin. Telur bergerak secara pasif. Pada fertilisasi eksterna, telur mengalami oviposisi, sperma disemprotkan pada lingkungan sekitar telur yang sedang keluar. Pada fertilisasi interna, telur bergerak sepanjang oviduct karena gerakan peristaltik sedang gerakan spermatozoon dibantu gerakan antiperistaltik Penempelan spermatozoon pada selaput telur Di dalam air spermatozoon Sea urchin diaktivasi oleh gynogamone dari selaput telur. Spermatozoon dapat menempel karena reaksi fertilizin dari selaput telur dengan antifertilizin dari spermatozoon. Fertilizin adalah glikoprotein yang khusus dan spesifik untuk tiap spesies. Oleh karena itu secara normal tidak akan pernah terjadi fertilisasi silang antar spesies walaupun hidup dalam satu tempat, misal di lokasi perairan yang sama. Pada tempat penempelan antara membran telur dengan akrosoma terjadi saluran membran. Inti spermatozoon masuk lewat saluran itu. Di dalam oviduct spermatozoon dapat menempel pada selaput telur setelah menembus sel-sel corona radiata dengan enzim hyaluronidase. Secara alami perkawinan dapat terjadi antara individu betina dan jantan dalam satu spesies sehingga tidak ada masalah histocompatibility atau reaksi antigen-antibody. Pada fertilisasi in vitro dapat terjadi spermatozoon memasuki telur dari spesies yang berlainan, bahkan dalam percobaan sel telur manusia dapat saja dimasuki dengan spermatozoon hamster. Namun tidak akan terjadi peleburan inti. Gambar 7.2. Proses Masuknya Spermatozoon selama Perkembangan Sel Telur Pascaovulasi 84

4 7.3. Penetrasi spermatozoon ke dalam ooplasma Masuknya spermatozoon dalam ooplasma menimbulkan berbagai reaksi : 1). reaksi membran, 2). reaksi korteks dan 3). kenaikan metabolisme. Membran telur menjadi lebih elastis untuk mencegah polispermi. Di dalam korteks terjadi kenaikan kadar ion Ca ++ sebagai aktifator metabolisme. Sintesis protein khusus untuk proses ini juga terjadi untuk inisiasi pembelahan dan untuk membentuk enzim yang mendukung metabolisme. Spermatozoon masuk telur meninggalkan ekornya di dalam rongga perivitellin. Bagian leher berbalik di depan, sentriol keluar dari leher, inti kemudian akan membesar membentuk pronukleus jantan. Pronukleus jantan bergerak menuju ke pronukleus betina. DNA dan RNA dari spermatozoon bercampur dalam ooplasma, kemudian membentuk inti baru. Masuknya spermatozoon dalam ooplasma menyebabkan reorganisasi penyebaran protein di dalam ooplasma. Pigmen (protein berwarna) mengalir ke tempat masuknya spermatozoon. Yellow crescent pada telur Styela partita mengalir ke bagian equator telur. Grey crescent pada telur katak berada di equator, menempatkan diri sedemikian rupa agar terjadi pembagian yang sama pada saat pembelahan telur pertama. Perubahan letak protein dalam ooplasma mencerminkan pola bentuk dan struktur tubuh embrio yang akan terbentuk nantinya Penggabungan pronukleus jantan dan betina Penggabungan inti merupakan penyatuan genom jantan dengan betina. Kromosom bersatu membentuk sinkarion. Apabila kromosom berasal dari sperma dan telur lain spesies tidak akan dapat terjadi penggabungan, karena jumlah pasangan dan ukurannya tidak saling bersesuaian. Gambar 7.3. Proses Fertilisasi Berkaitan dengan Perkembangan Polar Body dan Pembelahan Kromosom sebagai Hasil Fertilisasi 85

5 7.5. Inisiasi pembelahan zygot Diploidi inti zygot memungkinkan terjadi pembelahan secara mitosis. Sintesis tubulin (benang spindel) yang mengatur pembelahan terjadi. Pengorganisasian benang spindel oleh sentriol dari spermatozoon. Pertama kali bentuk organisasinya sebagai monoaster, kemudian sebagai amphiaster, akhirnya menjauh dan menuju pada kutub yang berlawanan, maka sesaat kemudian terjadilah mitosis (segmentasi). Sintesis protein khusus pada saat pembelahan sel zygot ini bervariasi pada setiap jenis binatang. Telur yang berukuran kecil sudah terjadi sintesis, sedang yang besar belum. Fertilisasi merupakan proses peleburan inti gamet jantan dan inti gamet betina. Peleburan tersebut merupakan percampuran karakteristik-karakteristik menurun, sifat-sifat paternal (dari sifat pejantan atau ayah) dan maternal (dari sifat induk betina atau ibu) sehingga dapat berkembang menjadi individu baru. Kejadian tersebut merupakan hal yang tidak mudah dipahami, oleh karena sebuah molekul pun bila ukurannya besar jarang dapat masuk ke dalam sel. Sel telur yang dilapisi bukan saja oleh membran plasma tetapi oleh lapisan-lapisan lain, seharusnya hanya dapat ditembus dalam suatu proses yang memerlukan waktu agak lama sebelum spermatozoon dapat masuk. Oleh karena itu spermatozoon haruslah dapat menempel pada permukaan telur cukup lama sehingga reaksi penghancuran lapisan telur dapat berlangsung. Setelah ovum dan spermatozoa dilepaskan dalam medium akuatis pada fertilisasi eksterna, atau sesudah dimasukkan ke dalam saluran reproduksi betina pada fertilisasi interna, maka spermatozoa akan bergerak mendekati ovum. Gerakan spermatozoa menuju ovum adalah secara acak dan yang sampai pada ovum hanyalah secara kebetulan saja. Hal ini terjadi oleh karena ukuran ovum jauh lebih besar dibandingkan dengan spermatozoon dan jumlah spermatozoa jauh lebih banyak. Dalam beberapa hal nampaknya ada pemandu yang berupa substansi kimia (seperti telah disebut di atas, yaitu berupa khemotaksis) sehingga sampai ke tempat ovum. Nampaknya spermatozoon yang dapat masuk ke dalam ovum adalah spermatozoon yang datangnya tegak lurus terhadap permukaan ovum. Di dalam medium sekeliling ovum yang masak, spermatozoon dapat lebih mudah melekat pada permukaan ovum atau melekat satu sama lain. Pelekatan yang bersifat mutualistis tersebut menyebabkan terjadinya aglutinasi spermatozoa. Reaksi penempelan spermatozoon-ovum telah dikemukakan oleh Lilie (1919). Ia mengemukakan bahwa spermatozoa binatang Bulu babi yang diletakkan ke dalam air laut yang berada dalam suatu bak di mana ovum diletakkan ke dalamnya, maka segera akan teraglutinasi. Substansi yang menyebabkan terjadinya aglutinasi spermatozoa disebut 86

6 fertilizin. Diduga bahwa fertilizin terus menerus dikeluarkan oleh ovum yang masak dan langsung terlibat dalam reaksi antara ovum dan spermatozoon. Sumber utama fertilizin setelah ovum masak adalah lapisan jelli yang mengelilinginya. Fertilizin merupakan suatu glikoprotein atau mukopolisakarida. Berat molekulnya dan setiap molekul mempunyai lebih dari satu kelompok yang aktif sehingga satu partikel fertilizin terikat oleh dua atau lebih spermatozoon. Gambar 7.4. Penetrasi spermatozoon ke dalam telur selama fertilisasi Sitoplasma permukaan spermatozoon mengandung suatu substansi yang disebut anti fertilizin, yang merupakan suatu protein-protein asam dengan berat molekul Fungsi utama reaksi fertilizin anti fertilizin adalah untuk mengurangi jumlah spermatozoa di sekeliling ovum sehingga kemungkinan dua sperma atau lebih yang menembus ovum dapat diperkecil. Reaksi tersebut adalah spesifik, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi silang sangat kecil. Ovum biasanya diselaputi oleh membran atau sel folikel atau oleh keduanya, sehingga sperma harus dapat menembusnya agar dapat mencapai ovum. Mekanisme penetrasi sperma adalah secara kimiawi. Sperma menghasilkan enzim yang dikenal sebagai sperm lysins, yang dapat melarutkan membran ovum secara lokal dan membuat jalan bagi sperma untuk mencapai ovum. Enzim tersebut dihasilkan oleh akrosoma, hal ini sesuai dengan asal akrosoma yaitu berasal dari badan Golgi spermatid. Lapisan jelli pada ovum Echinodermata 87

7 larut oleh karena air laut menjadi asam akibat CO 2 yang dikeluarkan dari respirasi spermatozoa. Pada mammalia keadaannya lebih sulit karena kecuali zona pelucida masih ada suatu lapisan sel-sel folikel yaitu corona radiata yang dibawa ovum pada waktu ovulasi. Spermatozoa pada mammalia menghasilkan enzim hyaluronidase yang dapat melarutkan perekat yang menghubungkan sel folikel satu terhadap yang lain. Enzim ini seolah-olah dapat memberi kesempatan spermatozoon untuk membuat jalan menembus corona radiata. Pada beberapa species, akrosoma mengandung lisin, suatu enzim proteiolitik yang dapat menghancurkan lapisan-lapisan ovum pada waktu sperma memasuki ovum. Di samping itu ada kemungkinan bahwa lisosom ikut serta dalam pembentukan enzim akrosoma. Pada spermatozoon mammalia, reaksi akrosoma didahului oleh reaksi kapasitasi. Telah diketahui bahwa spermatozoa pada mammalia hanya dapat membuahi ovum apabila telah berada dalam saluran reproduksi betina selama beberapa saat. Hal tersebut diperlukan karena spermatozoa sedang melakukan reaksi kapasitasi. Proses kapasitasi tersebut terjadi di dalam uterus dan tuba Falopii. Kapasitasi dapat diartikan sebagai kemampuan sperma untuk memfertilisasi ovum. Atau dapat juga diartikan sebagai proses yang meliputi perubahan reseptor, pelepasan inhibitor atau stabilisator dari permukaan sperma. Telah diketahui, bahwa di dalam seminal plasma ditemukan inhibitor proteinase yang identik dengan inhibitor proteinase yang terdapat dalam spermatozoon. Sementara itu spermatozoon menghimpun inhibitor proteinase, yang kemudian selama berada di dalam saluran reproduksi betina dilepaskan kembali dalam proses kapasitasi. Proses kapasitasi pertama terjadi dalam uterus, tahap kedua dalam tuba Falopii. Para ahli menduga, bahwa proses tersebut berlangsung karena terjadi kontak spermatozoon dengan cairan folikel yang dikeluarkan ovum pada waktu ovulasi dan karena adanya camp. Segera setelah filamen akrosoma menyentuh permukaan ovum, sitoplasma akan menjorok keluar pada tempat sentuhan tersebut membentuk kerucut fertilisasi tersebut dan lambat laun akan menelan spermatozoon serta kemudian mengkerut sehingga membawa spermatozoon masuk ke dalam ovum. Ovum telah diaktifkan sebelum spermatozoon mengadakan penetrasi ke dalamnya. Perubahan-perubahan yang dapat diamati pada korteks yang disebut dengan reaksi korteks. Reaksi korteks ini sangat berbeda pada kelompok hewan yang satu dengan yang lain. Pada telur Landak laut, saat fertilisasi ditandai dengan perubahan warna permukaan telur dari kuning menjadi putih. Perubahan warna ini dimulai dari titik sentuhan sperma dan kemudian secara bertahap akan menyebar ke seluruh permukaan telur. Segera setelah fertilisasi, kedua lapisan telur akan saling memisahkan diri dan lapisan luar terpisah dari permukaan telur sebagai membran fertilisasi. Pada saat yang sama, granula korteks mulai membengkak dan pecah. Maka 88

8 polisakarida yang terdapat dapat granula ini mencair dan cairan ini kemudian mengisi rongga antara sitoplasma dan membran fertilisasi. Sedikit sitoplasma yang terletak antara permukaan luar granula korteks dan plasmalemma menjadi terpisah dari sitoplasma ovum yang kemudian melekat pada membran fertilisasi. Membran fertilisasi yang terbentuk pada saat-saat pertama setelah fertilisasi akan diperkuat oleh substansi padat yang membentuk lamella yang dikeluarkan dari granula korteks yang pecah atau merupakan sekret sitoplasma ovum. Komponen cair dari granula korteks mengisi rongga perivitelin yang terletak antara permukana telur dan membran fertilisasi. Di samping itu granula korteks atau lapisan hyalin kental yang melekat erat pada permukaan telur dapat membantu menjaga agar blastomer satu dengan yang lain tetap terikat erat selama pembelahan. Telur-telur pada ikan dan katak juga mengandung granula korteks sehingga keadaan serupa dengan yang ada pada Landak laut. Granula korteks pecah setelah spermatozoon melekat ovum dan isinya mencair dan menyebar ke seluruh permukaan ovum. Berbeda dengan telur Landak laut, pada ikan dan katak dikelilingi oleh membran yang dihasilkan telur pada saat berada dalam ovarium. Rongga perivitellina menjadi sempit pada telur yang tidak difertilisasi, tetapi setelah granula korteks pecah dan isinya memenuhi rongga perivitellina, cairan bertambah dan membran terangkat dari permukaan telur. Telur beberapa Mammalia tidak mempunyai granula korteks. Jika terdapat granula korteks (manusia, hamster dan kelinci), granula ini lepas dan masuk ke dalam rongga perivitellina (rongga antara telur dan zona pelucida) yang akhirnya lenyap atau larut. Pada saat fertilisasi tidak dibentuk membran baru. Fungsi granula korteks adalah : 1. memperkuat membran fertilisasi 2. membantu menghasilkan ciaran yang mengisi rongga perivitelin. Terangkatnya membran vitellin dari permukaan ovum merupakan suatu reaksi pertahanan yang mencegah penetrasi sperma lainnya. Secara normal hanya ada satu sperma saja yang mampu melakukan penetrasi ke dalam ovum, seperti pada Coelenterata, Annelide, Enchinodermata, Osteichthyes, Amphibia dan Mammalia. Fertilisasi yang dilakukan oleh adanya penetrasi satu spermatozoon saja disebut monospermi. Reaksi fisiologis penting yang terjadi pada permukaan telur apabila fertilisasi berlangsung ialah tidak responsifnya telur terhadap spermatozoon yang datang berikutnya, sehingga dapat mencegah masuknya spermatozoon yang kedua. Beberapa mekanisme telah diajukan untuk menerangkan terjadinya reaksi penolakan (Blocking System), sehingga polispermi dapat dicegah masuknya sperma yang kedua. Pada permukaan telur terdapat anti fertilizin. Salah satu fungsinya adalah bahwa pada waktu fertilisasi, reaksi fertilizin anti fertilizin dapat mencegah spermatozoon lain agar tidak lagi menempel pada telur. Pada 89

9 binatang Bulu babi, telur secara terus menerus mengeluarkan lendir (jelli) ke dalam medium sehingga sperma teraglutinasi, dengan demikian dapat mengurangi jumlah sperma yang menyerang telur. Granula korteks, nampaknya juga berperan dalam mencegah terjadinya polispermi. Akumulasi granula korteks pada waktu telur mengalami pemasakan, merupakan suatu usaha untuk mencegah timbulnya proteksi terhadap keadaan polispermi. Beberapa percobaan dapat memberikan petunjuk bahwa pemecahan granula korteks dapat menghasilkan beberapa faktor yang mempercepat membran plasma membentuk barier yang kuat untuk mencegah masuknya spermatozoon lain. Pada kondisi tertentu, apabila telur dikelilingi oleh banyak spermatozoon, maka mungkin dapat terjadi lebih dari satu sperma yang dapat kontak dan mengadakan penetrasi ke dalam ovum. Keadaan demikian disebut polispermi atau pada keadaan yang abnormal disebut pathological polyspermy dan embrio akhirnya mati. Pada beberapa kelompok hewan, terutama telurnya yang mempunyai yolk, seperti pada beberapa Mollusca, Selachii, Urodela, Reptilia dan Aves, banyak spermatozoon yang masuk ke dalam ovum (disebut physilogical polyspermy ). Namun demikian hanya satu sperma saja yang berperanan penuh dalam perkembangan embrio, sedangkan sperma lain akhirnya mengalami degenerasi. Pada Aves dan Reptilia, inti spermatozoon yang lain dapat mengalami pembelahan dalam sitoplasma ovum dan akhirnya larut. Jenis ovum demikian mempunyai mekanisme tertentu untuk menghilangkan sperma lain dan hanya satu sperma yang tetap aktif. Terdapat beberapa variasi mengenai seberapa banyak bagian sperma yang masuk ke dalam ovum. Pada kebanyakan hewan, terutama Mammalia seluruh sperma masuk ke dalam ovum, pada Enchinodermata ekor ditinggalkan di luar membran vitelin; pada Nereis hanya kepala dan sentrosoma yang masuk ke dalam ovum. Pada waktu spermatozoon menembus ovum, spermatozoon bergerak dengan akromosom di depan, setelah masuk ke dalam ovum segera terjadi perputaran dan sentrosoma terletak di depan. Inti kemudian menjadi pronukleus jantan, mulai membengkak dan kromatin nampak granuler. Dengan adanya imbibisi air di sekitarnya, pronukelus ini nampak vesikuler. Dalam waktu yang bersamaan sentrosoma dikelilingi oleh aster. Sementara perubahan-perubahan berjalan terus, inti spermatozoon bergabung dengan sentrosoma yang kemudian bergerak ke arah pronukleus betina dan kemudian terjadi peleburan. Pada saat kepala sperma masuk ke dalam ovum akan terbawa sitoplasma korteks dan sitoplasma subkorteks yang membentuk trayek berpigmen yang disebut penetration path. Pronukleus betina mengalami perubahan posisi sebelum mencapai pronukleus jantan. Pada permukaan migrasinya, pronukleus betina tetap pada permukaan ovum, 90

10 dimana pembelahan miosis kedua terjadi. Setelah selesai pembelahan miosis kedua ini, kemudian terjadi peleburan inti gamet. Untuk mengaktifkan ovum dan melengkapi kesempatan agar terjadi amfimiksis, penetrasi sperma ke dalam ovum akan menyebabkan perubahan-perubahan posisi massa sitoplasma. Akibatnya distribusi macam substansi sitoplasma dan inklusio dalam ovum akan berbeda dengan ovum yang tidak difertilisasi sehingga dapat mulai terjadi pembelahan. Perubahan-perubahan dalam organisasi ovum yang difertilisasi sangat penting untuk perkembangan lebih lanjut. Pada Cynthia partita (Ascidia), permukaan telur yang masak diselubungi selapis sitoplasma korteks yang mengandung granula kuning. Segera setelah sperma masuk ke dalam ovum, korteks sitoplasma yang mengandung granula kuning, mulai mengalir sepanjang permukaan ovum ke arah kutub vegetatif dan untuk sementara waktu ditimbun sebagai tudung pada kutub vegetatif. Pada waktu pronukelus jantan akan mencapai pronukleus betina, granula korteks tersebut membalik gerakannya, mengalir ke atas pada posisi di mana spermatozoon masuk ke dalam ovum. Tidak lama sebelum pembelahan pertama, sitoplasma kuning ini menempati daerah di bawah ekuator ovum membentuk daerah yang disebut mesodermal crescent. Dalam waktu yang sama, sitoplasma abu-abu berbentuk seperti sabit muncul pada daerah sub ekuator pada sisi yang berlawanan. Daerah ini kemudian disebut daerah notochordal crescent yang akan membentuk notokorda. Pada Paracentrotus lividus (Landak laut), ovum yang masak mengandung granula merah pada korteksnya. Setelah fertilisasi, gerakan aliran lapisan permukaan ini membawa pigmen ke dalam daerah sub ekuatorial, meninggalkan bentangan animal yang jernih dan juga mengalihkan pigmen dari suatu daerah sempit pada kutub animal. Pada ovum Amphibia, segera setelah sperma mengalami penetrasi ke dalam ovum, lapisan permukaan mulai mengkerut ke arah kutub animal. Pada bakal sisi dorsal embrio, sitoplasma korteks bergerak ke arah kutub vegetatif; akibatnya terbentuk daerah seperti bulan sabit yang disebut grey crescent atau daerah kelabu. Daerah kelabu ini memperlihatkan susunan bagian-bagian sitoplasma yang berbeda dari sebelum fertilisasi. Akibat pergeseran tersebut menyebabkan ovum menjadi bilateral simetri. Distribusi yang baru dari bagian-bagian sitoplasma ovum, segera diikuti oleh perubahan-perubahan sifat fisiologi dari permukaan ovum. Sebelum terbentuk grey crescent, permeabilitas sitoplasma korteks untuk pewarnaan vital adalah sama untuk seluruh permukaan ovum. Tetapi sesudah terjadinya rotasi/perputaran korteks maka terjadi pula perbedaan permiabilitas. Permiabilitas terhadap pewarna vital paling tinggi pada grey crescent dan pada permukaan yang lain relatif lebih rendah. perbedaan fisiologis 91

11 yang lebih menyolok pada perkembangan lebih lanjut dan menjelang gastrulasi grey crescent berperan penting dalam pembentukan blastophorus. Pemula dari perubahan fisika kimia ovum dengan terjadinya penggabungan fertilizin spermatozoon. Proses ini akan menjadi sangat jelas bila diingat kembali bagaimana mekanisme kerja gen dalam sintesis protein. Ribosom juga terkandung dalam sitoplasma telur yang telah mengalami fertilisasi. Apabila ribosom dan mrna ada dalam sitoplasma telur yang tidak mengalami fertilisasi, maka ribosom dan mrna atau keduanya dinonaktifkan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa suatu protein dapat bertanggung jawab mengnonaktifkannya. Ribosom yang diisolasi dari telur Landak laut yang tidak mengalami fertilisasi dicobakan dengan tripsin selama 30 menit, maka ribosom mampu membantu sintesis protein dalam suatu sistem bebas sel yang mengandung prekursor protein. Ribosom dapat menyokong sintesis protein baik diberi tambahan mrna dari embrio yang sedang berkembang maupun yang tidak difertilisasi adalah mrna terselubung (masked mrna) dan menjadi terbuka selubungnya setelah fertilisasi ( unmasked mrna ) dan menjadi aktif. Gambar 7.5. Keadaan Senyatanya pada Proses Fertilisasi yang Melibatkan Ribuan Sel Spermatozoon untuk Sebuah Ovum Masak Telah dikemukakan bahwa penyatuan gamet jantan (spermatozoon) dengan gamet betina (ovum) dinamakan fertilisasi. Bagaimana sesungguhnya mekanisme persatuan antara inti jantan dan inti betina sampai sekarang belum jelas. Secara teoritis membran sel memang dapat mengadakan berbagai cara untuk memasukkan benda ke dalam sel, misalnya fagositosis, pinositosis dan lain-lainnya. Pada proses pinositosis (yang arti sebenarnya adalah meminum) karena umumnya benda atau zat yang dimasukkan tersebut berada dalam larutan, maka membran sel melekuk ke dalam, membentuk vesikula. Hal yang serupa mungkin saja terjadi 92

12 pada proses fertilisasi. Oleh karena sel telur mempunyai membran vitellin maka proses tersebut tentu mengalami modifikasi. Membran plasma yang mengandung fertilizin menonjol keluar melalui pori membran vitellin. Spermatozoon yang mendekati telur akan terikat oleh membran plasma melalui anti fertilizin, yang terdapat pada permukaan sperma. Membran plasma tersebut meluas, sehingga akhirnya permukaan sperma terbungkus oleh membran plasma. Proses selanjutnya adalah menarik sperma ke dalam sel telur. Pada waktu yang bersamaan membran sel ditarik dari seluruh permukaan telur, sehingga spermatozoa lain tidak sempat tertarik ke dalam. Granula korteks membentuk ruangan perivitellin yang mendesak membran plasma dan membran vitellin ke atas sehingga terbentuk membran fertilisasi. Membran akrosoma dan membran plasma bersatu, kemudian terbuka sehingga enzim yang dikandung dilepaskan, selanjutnya membran akromosom bagian dalam menjulur keluar mencapai kerucut fertilisasi. Pada daerah itu akrosoma dengan membran plasma melebur. Sedangkan bagian lain, membran plasma spermatozoon dan membran plasma telur bersatu membentuk suatu saluran. Melalui saluran itu inti sperma masuk ke dalam sitoplasma telur. Perkembangan embrio dapat terjadi pada telur yang tidak dibuahi oleh sperma. Keadaan demikian disebut dengan partenogenesis. Partenogenesis dapat terjadi secara alami, misalnya terdapat pada berbagai jenis Arthoropoda seperti lebah, semut, tawon, kutu daun dan kutu air. Pada lebah dan tawon, telur yang dibuahi akan tumbuh menjadi individu betina, sedangkan yang tidak dibuahi akan tumbuh menjadi individu jantan. Individu jantan akan fertil, sedang individu betina steril. Individu betina menjadi pekerja sedang individu jantan dapat mengawini ratu yang terus menerus dapat bertelur. Pada kutu daun dan kutu air untuk beberapa generasi tidak dibutuhkan individu jantan. Individu betina terus menerus bertelur. Jika sudah menetas akan menjadi dewasa, kemudian akan bertelur lagi dan berkembang secara partenogenesis. Partenogenesis buatan dilakukan oleh manusia dalam suatu eksperimen. Metoda yang digunakan ialah : 1. mengganggu tekanan osmosis cairan lingkungan ovum. 2. Menimbulkan goncangan atau shock. 3. Menusuk ovum secara mekanik. Zat yang biasa digunakan untuk mengganggu tekanan osmosis lingkungan ovum ialah berbagai jenis garam klorida dan K, asam laktat, asam Oelat dan dengan pelarut lemak seperti toluen, ether, alkohol, benzen, aseton, urea, sukrosa. Goncangan atau shock suhu dapat dilakukan dengan cara menurunkan atau menaikkan suhu secara ekstrem. Telur katak dapat berkembang dengan ditusuk-tusuk jarum yang terlebih dulu dicelupkan ke darah katak dewasa. Telur ini 93

13 kemudian berkembang sampai menjadi larva ini mampu bermetamorfosis, akan tetapi akan memiliki performans yang lebih lemah dibandingkan dengan katak normal. Daftar Bacaan Balinsky. (1976). An Introduction to Embryology. Fourth edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Carlson, Bruce M. (1988). Patten's Foundations of Embryology. Fifth Edition. Mc Graw Hill Book Company. New York. Gilbert, S. F. (1991). Developmental Biology. 4-th. Edition. Sinauer Association Inc., Massachusetts. Hafez, E.S.E. (1980). Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger. Philadelphia. Tienhoven, Ari Van. (1983). Reproductive Physiology of Vertebrate. Second Edition. Cornell University Press. Ithaca and London. 94

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi

Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi BAGIAN KE-8 Pembelahan Zygot Awal dan Blastulasi Sesudah mempelajari materi ke-8 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembelahan awal zygot menjadi blastomer-blastomer. Pembelahan

Lebih terperinci

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si

MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI. Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si MODUL PERKEMBANGAN HEWAN : FERTILISASI Oleh Siti Pramitha Retno Wardhani, S.Si Tahapan-tahapan utama perkembangan hewan: 1. Fertitisasi 2. Cleavage 3. Gastrulasi 4. Organogenesis Fertilisasi Fertilisasi

Lebih terperinci

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME

4/18/2015 FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME FERTILISASI BY : I GEDE SUDIRGAYASA GAMBARAN UMUM TOPIK MEKANISME TIPE 1 Sel Sperma ( haploid/ n) Sel telur (haploid/ n) Fertilisasi Zigot (Diploid/ 2n) Cleavage Morfogenesis Individu Sel Sperma ( haploid/

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi

TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi TINJAUAN PUSTAKA Fertilisasi Fertilisasi merupakan proses bertemunya sel sperma dengan sel telur. Sel telur diaktivasi untuk memulai perkembangannya dan inti sel dari dua gamet akan bersatu untuk menyempurnakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Fakultas/Prodi : FMIPA / Pendidikan Biologi Biologi 2. Mata Kuliah : Biologi Perkembangan (BIC 232) 3. Jumlah SKS : 2 4. Semester : Gasal (V) / 100 menit 5. Kompetensi

Lebih terperinci

Neurulasi BAGIAN KE-10

Neurulasi BAGIAN KE-10 BAGIAN KE-10 Neurulasi Sesudah mempelajari materi ke-10 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses neurulasi. Neurulasi merupakan proses pembentukan sistem syaraf yang berkembang dari

Lebih terperinci

Gametogenesis BAGIAN KE-6

Gametogenesis BAGIAN KE-6 BAGIAN KE-6 Gametogenesis Sesudah mempelajari materi ke-6 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses terjadinya spermatogenesis dan oogenesis pada hewan. 68 Gamet atau sel kelamin adalah

Lebih terperinci

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel A. Pengertian Sel Sel adalah unit strukural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup. Sel berasal dari bahasa latin yaitu cella yang berarti ruangan kecil. Seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

FERTILISASI DAN. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR FIK-UI TUTI N., FIK UI

FERTILISASI DAN. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR FIK-UI TUTI N., FIK UI FERTILISASI DAN KONTROL REPRODUKSI TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed DASAR KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN DASAR FIK-UI FERTILISASI Proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampulla tuba fallpopii.

Lebih terperinci

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI

MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MATERI 6 TRANSPORTASI SEL GAMET DAN FERTILISASI MK. ILMU REPRODUKSI 1 SUB POKOK BAHASAN Transport spermatozoa pada organ reproduksi jantan (tubuli seminiferi, epididimis dan ejakulasi) Transport spermatozoa

Lebih terperinci

Selaput Embrio BAGIAN KE-12

Selaput Embrio BAGIAN KE-12 BAGIAN KE-12 Selaput Embrio Sesudah mempelajari materi ke-12 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembentukan selaput embrio dan manfaatnya bagi perkembangan embrio selanjutya.

Lebih terperinci

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed

OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,

Lebih terperinci

II. Bagaimana sifat diwariskan

II. Bagaimana sifat diwariskan II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam

Lebih terperinci

ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN

ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN ASPEK MOLEKULER PERKEMBANGAN Pada dasarnya perkembangan organisme multiseluler merupakan manifestasi kegiatan masing-masing sel yang diorganisir dalam sistem hidup. Kegiatan sel dalam perkembangan yang

Lebih terperinci

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.

REPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II. REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse

Lebih terperinci

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) 04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Perkembangan

Prinsip-prinsip Perkembangan BAGIAN KE-13 Prinsip-prinsip Perkembangan Sesudah mempelajari materi ke-13 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami prinsip-prinsip di dalam perkembangan, seperti : diferensiasi, induksi

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN

B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN B A B I PENDAHULUAN A.PENGERTIAN Ovulasi adalah peristiwa dilepaskannya ovum atau sel telur yang sudah matang dari ovarium.proses ovulasi terjadi apabila alat kelamin betina sudah mencapai dewasa kelamin.ovulasi

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel

URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel URAIAN MATERI A. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio Fertilisasi adalah proses penyatuan atau peleburan inti sel ovum (ovum) dengan inti sel spermatozoa yang membentuk makhluk hidup menjadi zigot. Meskipun

Lebih terperinci

Implementasi Reproduksi dan Embriologi dalam Kehidupan Seharihari

Implementasi Reproduksi dan Embriologi dalam Kehidupan Seharihari BAGIAN KE-17 Implementasi Reproduksi dan Embriologi dalam Kehidupan Seharihari Sesudah mempelajari materi ke-17 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal bentuk-bentuk penerapan teknologi di bidang Reproduksi

Lebih terperinci

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo KEHIDUPAN DI BUMI Widodo Setiyo Wibowo Widodo_setiyo@uny.ac.id ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi Hipotesis dan Teori tentang asal usul kehidupan di bumi: Generatio spontanea:

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL I. Tingkat maturasi oosit domba dalam suhu dan waktu penyimpanan yang berbeda Tahapan pematangan inti yang diamati pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu GV

Lebih terperinci

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE DISUSUN OLEH: PREKDI S. BERUTU NIM: 160301034 Mata Kuliah : Teknologi Benih Dosen Pengampu : Risky Ridha, SP., MP PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF

TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF TUGAS IPA PERKEMBANGBIAKAN HEWAN SECARA GENERATIF ANGGOTA KELOMPOK : 1. ANNISA SALIZA 2. REGYTA ANUGRAH MAHAPUTRI SAMUEL 3. TYAS AYU FADILLAH 4. WIRA YUDA KHOIRUL A 5. WIWID SEKAR U 6. YOHANES JUAN BAGUS

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata

PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Studi Perkembangan Embrio C. trifenestrata PEMBAHASAN Siklus Hidup C. trifenestrata Tahapan hidup C. trifenestrata terdiri dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur yang fertil akan menetas setelah hari kedelapan, sedang larva terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses reproduksi melalui berbagai cara, sesuai dengan jenis dan tingkat perkembangannya. Makin banyak hambatan yang dialami suatu organisme didalam reproduksinya, makin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ginogenesis Ginogenesis pada penelitian dilakukan sebanyak delapan kali (Lampiran 3). Pengaplikasian proses ginogenesis ikan nilem pada penelitian belum berhasil dilakukan

Lebih terperinci

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP

SIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP SIKLUS & PEMBELAHAN SEL Suhardi S.Pt.,MP Proses reproduksi aseksual dimulai setelah sperma membuahi telur. PEMBELAHAN SEL Amitosis (Pembelahan biner) Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan

Lebih terperinci

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI 5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI Pengukuran parameter reproduksi akan menjadi usaha yang sangat berguna untuk mengetahui keadaan kelamin, kematangan alat kelamin dan beberapa besar potensi produksi dari

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B 26020113120041 UNIVERSITAS DIPONEGORO SEL Apa itu SEL??.. Sel merupakan unit struktural dan fungsional, yang menyusun tubuh organisme KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan. Pertemuan : Minggu ke 13 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Perkembangan buah dan biji Sub pokok bahasan : 1. Terbentuknya biji 2. Perkembangan buah 3. Perkecambahan biji 4. Penuaan dan kematian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Embrio partenogenetik memiliki potensi dalam mengatasi permasalahan etika pada penelitian rekayasa embrio. Untuk memproduksi embrio partenogenetik ini, sel telur diambil dari individu

Lebih terperinci

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL Berbagai organel yang terdapat di dalam sitoplasma memiliki membran yang strukturnya sama dengan membran plasma. Walaupun tebal membran plasma hanya ± 0,1 μm, membran

Lebih terperinci

G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010

G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010 94 G A M E T Adnan Biologi FMIPA UNM, 2010 Gamet merupakan produk akhir dari gametogenesis yang berlangsung di dalam gonad (testis atau ovarium). Gamet yang merupakan produk spermatogenesis disebut sperma,

Lebih terperinci

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom:

Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika. 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: 100 Lampiran 2. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Genetika 1. Hubungan antara DNA, gen, dan kromosom: DNA polimer nukleotida (deoksiribosa+fosfat+basa nitrogen) gen (sekuens/dna yang mengkode suatu polipeptida/protein/sifat

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla

KAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla 8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang. Persilangan antara kedua jenis kambing ini telah

Lebih terperinci

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009

MITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR

EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR EMBRIOLOGI MAS BAYU SYAMSUNARNO MK. FISIOLOGI HEWAN AIR AWAL KEHIDUPAN SEL TELUR SPERMATOZOA ZIGOT EMBRIO Fertilisasi/Pembuahan Diawali dengan masuknya sperma ke dalam sel telur melalui mikropil pada khorion

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi

Lebih terperinci

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut: 1. Membran sel Membran sel sering disebut juga membran plasma yang bersifat semipermeabel. Artinya, membran sel hanya dpat dilewati oleh zat tertentu,

Lebih terperinci

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) Riswanto, S. Pd, M. Si SMA Negeri 3 Rantau Utara 3 Gerakan zat melintasi membran sel 3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) A Bagaimana struktur dari membran sel? (Book 1A, p. 3-3) Struktur membran sel dapat

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.

Lebih terperinci

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan 05 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 5 REPRODUKSI SEL 2 (GAMETOGENESIS) Gametogenesis adalah pembentukan gamet pada tubuh makhluk hidup. a. GametOGenesis pada manusia dan hewan

Lebih terperinci

http://aff.fkh.ipb.ac.id Lanjutan EMBRIOGENESIS DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN II) LABORATORIUM EMBRIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Konsep Organiser, yang menjelaskan tentang proses

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti

OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3. igotik. Embrionik. Pasca lahir 1. Metamorfosis merupakan tahap pada fase... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.3 igotik Embrionik Pasca embrionik Pasca lahir Fase Pasca Embrionik Yaitu pertumbuhan

Lebih terperinci

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis

Lebih terperinci

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya 1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya struktur inti sel eukariot Fungsi inti atau nukleus sebagai pusat pengatur

Lebih terperinci

Fertilisasi dan Penurunan. Kromosom

Fertilisasi dan Penurunan. Kromosom Fertilisasi dan Penurunan Kromosom Laboratorium Embriologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Indikator Pencapaian Fungsi fertilisasi: fungsi reproduksi (penurunan genetik), fungsi perkembangan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati

Lebih terperinci

II. MATERI A. NUKLEUS

II. MATERI A. NUKLEUS BAB IV NUKLEUS I. PENDAHULUAN Bab ini menerangkan struktur, komponen dan fungsi nukleus, nukleolus, materi genetik di dalamya. Bagaimana transport molekul terjadi dalam nukleus juga diterangkan dalam bab

Lebih terperinci

Proses kehamilan: Fertilisasi Nidasi (Implantasi) Plasentasi. Proses Kehamilan - 2

Proses kehamilan: Fertilisasi Nidasi (Implantasi) Plasentasi. Proses Kehamilan - 2 Proses kehamilan: Fertilisasi Nidasi (Implantasi) Plasentasi Proses Kehamilan - 2 Kehamilan peristiwa yang terjadi mulai dari fertilisasi (konsepsi) hingga bayi lahir. Proses kehamilan meliputi : Fertilisasi

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

Pendahuluan. sel prokariot 5komponen struktural yang esensial

Pendahuluan. sel prokariot 5komponen struktural yang esensial Rita Shintawati Pendahuluan sel prokariot 5komponen struktural yang esensial (1) genom (DNA) (2) ribosom (3) membran sel (4) dinding sel (5) berbagai lapisan permukaan yang dapat atau tidak menjadi bagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia

Lebih terperinci

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi

Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi Diperlukan untuk tumbuh, regenerasi, dan reproduksi Distribusi kumpulan kromosom yang identik ke sel anak PROKARIOTA : Tidak ada stadium siklus sel, duplikasi kromosom dan distribusinya ke sel generasi

Lebih terperinci

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran

Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Rencana Kegiatan dan Pembelajaran Mingguan (RKPM) a. Kuliah Minggu Topik Sub Topik Metode Pembelajaran Dosen Pengampu I Pendahuluan 1. Pengertian reproduksi 2. Peranan proses reproduksi dalam kehidupan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Struktur sel tumbuhan dan hewan untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA

TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA TEKNIK PEMBUATAN PREPARAT SMEAR SEL SPERMA LAPORAN PRAKTIKUM diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Mikroteknik disusun oleh: Kelompok 1 Kelas C Adam Andytra (1202577) Devi Roslina (1200351)

Lebih terperinci

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele

Gambar tahap perkembangan embrio ikan lele Perkembangan embrio diawali saat proses impregnasi, dimana sel telur (ovum) dimasuki sel jantan (spermatozoa). Proses pembuahan pada ikan bersifat monospermik, yakni hanya satu spermatozoa yang akan melewati

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Dr. Halinda Sari Lubis, MKKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Suatu massa protoplasma yan dibatasi oleh sel membran serta mempunyai nukleus Mempunyai membran plasma Mengandung bahan-bahan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA

BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah

Lebih terperinci

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2

dan mengeluarkan CO 2 Sistem kemih (urinari) untuk membuang zat sisa Sistem kardiovaskular untuk mendistribusikan makanan, O 2 Organisme bersel tunggal :semua proses vital berlangsung dalam satu sel. Organisme bersel banyak (multisel), fungsi-fungsi tertentu diambil alih oleh kelompok-kelompok sel. Pada manusia dan hewan bertulang

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL STRUKTUR DAN FUNGSI SEL 1. Pengertian Sel: Sel kata latinnya yaitu cella, yang berarti ruangan kecil atau unit kehidupan terkecil. Ditemukan pertama kali oleh Robert Hooke pada tahun 1665, yaitu tentang

Lebih terperinci

Embriogenesis. Titta Novianti

Embriogenesis. Titta Novianti Embriogenesis Titta Novianti EMBRIOGENESIS Proses embriogenesis adalah rangkaian proses yang terjadi sesaat setelah terjadi pembuahan sel telur oleh sperma Proses embriogenesis meliputi; fase cleavage

Lebih terperinci

SEL Iriawati SITH - ITB

SEL Iriawati SITH - ITB SEL SEL Sel merupakan unit dasar kehidupan. Setiap organisme hidup tersusun atas sel, suatu ruangan kecil yang dikelilingi oleh membran dan berisi cairan/larutan kimia yang pekat. Sel mengandung 4 molekul

Lebih terperinci

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat

penampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat Problem utama pada sub sektor peternakan saat ini adalah ketidakmampuan secara optimal menyediakan produk-produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa negara berkembang seperti Indonesia memiliki kepadatan penduduk yang cukup besar sehingga aktivitas maupun pola hidup menjadi sangat beraneka ragam. Salah satu

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel tumbuhan adalah unit struktural, fungsional, dan fundamental terkecil suatu tumbuhan. Di dalam sel tumbuhan terdapat dinding sel, membran sel, inti, dan organelnya.

Lebih terperinci

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati, 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Spermatogenesis Spermatogenesis adalah suatu proses pembentukan spermatozoa (sel gamet jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

Lebih terperinci

STRUKTUR & FUNGSI SEL

STRUKTUR & FUNGSI SEL STRUKTUR & FUNGSI SEL Oleh : Rifki Abdul Majid (037115104) Kelas : 1-E Dosen : Dra. R. Teti Rostikawati, M.Si. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas PAKUAN BOGOR A. SEL SEL adalah bagian

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.

Lebih terperinci

Anatomi/organ reproduksi wanita

Anatomi/organ reproduksi wanita Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon

Lebih terperinci

Gametogenesis. GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad 2/4/2014

Gametogenesis. GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad 2/4/2014 Gametogenesis GAMET: Berasal dari Bakal sel kelamin atau primordial germ cells luar gonad BSK, Pada Amphibia, Mamalia ameboid lewat mesenterium ke pematang genital (bakal gonad) Aves : pasif dibawa aliran

Lebih terperinci

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Kebuntingan dan Kelahiran Kebuntingan Fertilisasi: Proses bersatunya/fusi antara sel kelamin betina (oosit)

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN METABOLISME, PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN REPRODUKSI

FISIOLOGI DAN METABOLISME, PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN REPRODUKSI OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES II) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT FISIOLOGI DAN METABOLISME, PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN

Lebih terperinci

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel

BIOLOGI SEL. Chapter III Membran dan Dinding Sel BIOLOGI SEL Chapter III Membran dan Dinding Sel Fungsinya apa yaaaaa...?? Kira-kira kalau mau masuk permisi dulu?? Mari Merievew Perbedaan Sel Tumbuhan dan Hewan Dinding Sel (Cell Wall) Sebagian besar

Lebih terperinci

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016

Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat. Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Kaitan Reproduksi Sel dengan Pewarisan Sifat Oleh Trisia Lusiana Amir, S.Pd., M. Biomed Fakultas Fisioterapi, Universitas Esa Unggul 2016 Definisi & Tujuannya - Pembelahan sel reproduksi sel, pertumbuhan

Lebih terperinci

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak

I PENDAHULUAN. berasal dari daerah Gangga, Jumna, dan Cambal di India. Pemeliharaan ternak 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing Peranakan Etawah atau kambing PE merupakan persilangan antara kambing kacang betina asli Indonesia dengan kambing Etawah jantan yang berasal dari daerah Gangga,

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

Dan lain-lainnya hanya di

Dan lain-lainnya hanya di PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana

Lebih terperinci

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada Tatap mukake 8&9 PokokBahasan: PENGENCERAN SPERMA 1. Tujuan Intruksional Umum Mengerti tujuan pengenceran sperma Mengerti syarat-syarat bahan pengencer dan beberapa bahan yang digunakan Mengerti keuntungan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

EMBRIOGENESIS DAN INDUKSI EMBRIO (BAGIAN I) LABORATORIUM EMBRIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Indikator pencapaian: Definisi dan tahapan embriogenesis (pembelahan, blastulasi,

Lebih terperinci

Gastrulasi BAGIAN KE-9

Gastrulasi BAGIAN KE-9 BAGIAN KE-9 Gastrulasi Sesudah mempelajari materi ke-9 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses gastrulasi. Gastrulasi merupakan pergerakan sel-sel blastomer yang sangat dinamis mereposisi

Lebih terperinci

Soal Biologi Tipe HOTS

Soal Biologi Tipe HOTS 1. Alfa Zulkarnain (05) 2. Ali Arifin (06) Soal Biologi Tipe HOTS 1. Perkecambahan tipe Hipogeal merupakan tipe perkecambahan yang ditandai drngan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Entok (Cairina moschata) Entok (Cairina moschata) merupakan unggas air yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Entok lokal memiliki warna bulu yang beragam

Lebih terperinci

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA

CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA CARA PERKEMBANGBIAKAN INVERTEBRATA Dalam perkembangbiakannya,invertebrata memiliki cara reproduksi sebagai berikut 1. Reproduksi Generatif Reproduksi generative melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan

Lebih terperinci