BAB II URAIAN TEORITIS. itu dibangun melalui komunikasi. Karena dengan berkomunikasi setiap orang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS. itu dibangun melalui komunikasi. Karena dengan berkomunikasi setiap orang"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS II. 1 Komunikasi II Pengertian Komunikasi Setiap manusia ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Hubungan itu dibangun melalui komunikasi. Karena dengan berkomunikasi setiap orang dapat menyatakan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya pada orang lainnya. Manusia berkomunikasi karena adanya kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Karena dampak dari kegiatan komunikasi sangat besar bagi kelangsungan hidup manusia itu maka banyak para ahli dari berbagai disiplin ilmu turut mengkaji ilmu komunikasi dan memberikan sumbangan yang besar terhadap ilmu komunikasi. Salah satu sumbangannya adalah lahirnya berbagai defenisi yang beragam dari para ahli. Komunikasi sendiri mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran, kata sifatnya communis yang bermakna umum atau bersama-sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang masingmasing. Karena sesuai sejarahnya ilmu komunikasi merupakan ilmu yang dikembangkan oleh para ilmuwan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Menurut Carl. I Hovland komunikasi merupakan proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate) (Mulyana,

2 2005: 62). Menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981) komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam (Cangara, 2000: 19). Sedangkan menurut Harold D Lasswell, cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: who (siapa), says what (mengatakan apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa), dan with what effect (dengan pengaruh bagaimana). Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas dalam bukunya Techniques of Effective Communication. Tujuan sentral kegiatan komunikasi adalah: (1). to secure understanding yakni memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya (2). to establish acceptance maksudnya ketika komunikan sudah mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina dan (3). to motivate action, pada akhirnya kegiatan komunikasi itu dimotivasikan (Effendy, 2002 :32) Dalam setiap bentuk kegiatan komunikasi terdapat rintangan yang dapat menyulitkan pihak-pihak yang berkomunikasi yang bisa terdiri dari: (Rumanti, 2002: ) 1. Kurang adanya kecakapan komunikasi 2. Sikap yang kurang tepat 3. Pengetahuan yang kurang luas 4. Kurang memahami sistem sosial yang berlaku 5. Adanya rasa curiga, prasangka, tidak percaya yang tidak mendasar

3 II Ruang Lingkup Komunikasi Dalam mempelajari dan menelaah ilmu komunikasi dapat dibantu melalui pengklasifikasian lingkup komunikasi yang dapat ditinjau melalui berbagai segi yakni: (Effendy, 2002: 7) Komponen komunikasi 1. Komunikator 2. Pesan 3. Media 4. Komunikan 5. Efek Proses Komunikasi a. Komunikasi secara primer b. Komunikasi secara sekunder Bentuk/ Tatanan Komunikasi 1. Komunikasi Persona (Personal Communication) a. Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication) b. Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication) 2. Komunikasi Kelompok (Group Communication) 1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication) a. Ceramah b. Diskusi panel c. Symposium d. Forum e. Seminar f. Curahsaran (brainstorming), dan lain-lain.

4 2. Komunikasi Kelompok Besar (large group communication) 3. Komunikasi Massa (mass communication) 1. Pers 2. radio 3. Televisi 4. Film 5. dan lain-lain 4. Komunikasi Medio (medio communication) 1. Surat 2. Telepon 3. Pamphlet 4. Poster 5. Spanduk 6. dan lain-lain Sifat Komunikasi 1. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) 2. Komunikasi bermedia (mediated communication) 3. Komunikasi verbal (verbal communication) a. Komunikasi lisan (oral communication) b. Tulisan/cetak (written/printed communication) 4. Komunikasi nonverbal (nonverbal communication) c. Komunikasi kial/ isyarat badaniah (gestural/ body communication) d. Komunikasi bergambar (pictorial communication)

5 Metode Komunikasi 1. Jurnalistik 2. Hubungan Masyarakat (public relations) 3. Periklanan 4. Pameran 5. Publisitas 6. Dan lain-lain Teknik Komunikasi 1. Komunikasi informatif (informative communication) 2. Komunikasi persuasif (persuasive communication) 3. Komunikasi instruktif (instructive communication) 4. Komunikasi koersif (coersive communication) 5. Hubungan Manusiawi (human relations) Tujuan Komunikasi 1. Untuk mengubah sikap (to change attitude) 2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change opinion) 3. Untuk mengubah perilaku (to change behavior) 4. Untuk mengubah masyarakat (to change society) Fungsi Komunikasi 1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) 4. Mempengaruhi (to influence)

6 Model Komunikasi 1. Komunikasi satu tahap (one step communication) 2. Komunikasi dua tahap (two step communication) 3. Komunikasi banyak tahap (multi step communication) Bidang Komunikasi 1. Komunikasi sosial (social communication) 2. Komunikasi organisasional/ manajemen (organizational/ management communication) 3. Komunikasi perusahaan (business communication) 4. Komunikasi politik (political communication) 5. Komunikasi internasional (international communication) 6. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) 7. Komunikasi pembangunan (development communication) 8. Komunikasi tradisional (traditional communication) 9. Komunikasi lingkungan (environmental communication) II. 2 Public Relations Setiap manusia berkomunikasi agar mempertahankan kelangsungan hidupnya dan beradaptasi dengan lingkungannya dengan begitu ia akhirnya membentuk hubungan yang timbal balik dengan manusia lainnya. Dalam konteks public relations, komunikasi memegang peranan penting bagi keberlangsungan hidup perusahaan. Komunikasi perusahaan yang baik pada publiknya akan menciptakan hubungan yang baik pula sehingga akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata publiknya. Karena perusahaan terbentuk dari publik-publik yang berkepentingan maka komunikasi dan

7 hubungan yang baik harus terus terpelihara antara perusahaan dan publiknya. Inilah yang menjadi fokus utama kegiatan public relations. Menurut Maria Assumpta Rumanti (2002:107) Ada empat hal yang harus selalu diperhatikan, diingat, dan dilaksanakan dalam kegiatan komunikasi oleh PR yakni: 1. Bahwa publik adalah manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari pengaruh apa saja 2. Manusia itu cenderung suka memperhatikan, membaca atau mendengarkan pesan yang dirasakan sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka. 3. Adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek yang beragam pula pada publiknya. 4. Media massa memberikan efek dengan variasi yang besar kepada publik atau perseorangan maupun kelompok. Ciri-ciri kegiatan public relations terdiri dari: (1). Komunikasi berlangsung dua arah dan timbal balik, (2). Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi dan pengkajian pendapat umum, (3). Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan perusahaan tempatnya bernaung, (4). Sasaran yang dituju adalah khalayak di dalam dan di luar perusahaan dan (5). Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan publiknya. Adapun publik dalam kerangka kerja public relations terdiri dari dua yakni publik internal dan publik eksternal. Publik internal meliputi orang-orang yang bekerja di dalam atau membentuk bagian integral dari suatu perusahaan (hubungan ke dalam perusahaan) misalnya direktur, karyawan, komisaris, pemilik dan lain sebagainya. Sedangkan Publik eksternal adalah orang-orang

8 yang ada di luar perusahaan yang dilayani atau dipengaruhi, melayani atau mempengaruhi perusahaan misalnya pelanggan, para abdi negara, biro iklan, media massa, dan lain sebagainya. II Definisi Public Relations Banyak pakar telah mengemukakan pendapatnya tentang definisi dan pengertian public relations. Satu sama lain berbeda pendapat, karena masingmasing mempunyai dasar dan pandangan dan pemikiran sendiri-sendiri. Disamping itu dipengaruhi juga oleh faktor waktu dan tempat dan waktu dikemukakannya pendapat itu. Menurut Dr. Rex Harlow public relations adalah fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivitas komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam persoalan/permasalahan, membantu manajemen mampu menanggapi opini publik, mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama (Ruslan, 2001: 18). Sedangkan menurut Institute of Public Relations, United Kingdom PRs merupakan upaya yang disengaja, direncanakan, dan dilakukan terus menerus untuk membangun dan menjaga adanya saling pengertian antar organisasi dengan publiknya. (Rumanti, 2002: 9). Lain lagi definisi yang diungkapkan Hodward Bonham, public relations adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperbesar kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi.

9 Edward L. Bernays dalam bukunya Public Relations menyatakan PR mempunyai tiga macam arti, yaitu (Rumanti, 2002: 23): 1. Memberi informasi kepada masyarakat 2. Persuasi yang dimaksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap lembaga, demi kepentingan dua belah pihak 3. Usaha untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan antara lembaga dengan sikap atau perbuatan masyarakat dan sebaliknya. II Fungsi dan Peranan Public Relations Seorang public relations (PRs) harus dapat memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas terhadap organisasi tersebut. Dengan demikian pihak lain mau dan tertarik dengan senang hati, serta merasa puas membangun relasi maupun menggunakan produk atau jasanya. (Rumanti, 2002 : 31) Fungsi Public Relations sejalan dengan fungsi fungsi manajemen pada umumnya yakni berperan dalam : perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengkoordinasian (coordinating), mengkomunikasikan (communicating), pengawasan (controlling), dan penilaian (evaluating). Sehingga berdasarkan fungsi- fungsi tersebut dapat diterapkan melalui kegiatan khas dari PRs yakni : 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan utama suatu perusahaan. 2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan berbagai publik, baik publik internal maupun publik eksternal dalam upaya meningkatkan kerja sama yang baik dan wajar.

10 3. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan pesan, informasi dan publikasi lainnya dari organisasi/lembaga yang diwakili kepada publiknya dan sebaliknya. 4. Melayani publik sebaik mungkin dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan organisasi dengan tidak mengabaikan kepentingan umum. 5. Bersikap bahwa tujuan dan sasaran itu dalam pengertian, bukan untuk memperoleh keuntungan dari publik sebagai sasarannya atau obyek tertentu, tetapi akan memperoleh keuntungan bersama. 6. Bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan/organisasi dalam arti sempit dan mengaitkan kebijakan pemerintah dalam arti luas. 7. Berkemampuan untuk mendengar (listening) dan bukan sekedar hear mengenai keinginan atau aspirasi-aspirasi yang terdapat di dalam masyarakat. Menurut Dozier dan Broom (1995) peranan public relations dibagi menjadi empat kategori yakni: (Ruslan, 2001: 21-24) 1. Expert prescriber Seorang PRs harus dapat membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya 2. Communication fasilitiator PRs membantu manajemen untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya dari organisasi yang bersangkutan sekaligus mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.

11 3. Problem solving process fasilitator PRs berperan dalam membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat hingga mengambil keputusan dalam menghadapi krisis atau persoalan yang dihadapi secara rasional dan professional. 4. Communication technician PRs menyediakan layanan teknis komunikasi seperti arus dan media komunikasi yang dipergunakan antara pimpinan dan bawahan. II. 2.3 External Public Relations Hubungan perusahaan dengan publik di luar perusahaan itu merupakan suatu keharusan mutlak karena masing-masing akan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan yang harmonis dan baik dapat tercapai dengan pengertian yang ikhlas, tidak ada paksaan. Semua komunikasi dengan publik eksternal hendaklah dilakukan secara informatif dan persuasif. Informasi yang diberikan secara jujur, teliti, sempurna dan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Dalam hal ini publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan sesuatu hal yang berhubungan dengan kepentingannya. Karenanya sifat yang ramah merupakan salah satu syarat yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha external public relations. Publik eksternal perusahaan biasanya terdiri dari: 1. Orang-orang atau penduduk yang tinggal di sekitar daerah dimana perusahaan itu berada. Himpunan ini lazim disebut community public. 2. Para langganan atau relasi perusahaan atau disebut customary public. 3. Para pemasok bahan baku dan penyalur hasil produksi dari perusahaan itu berada atau biasa disebut supplier public 4. Para pembeli atau pemakai barang dan/atau jasa yang dihasilkan perusahaan atau disebut consumer public

12 5. Para opinion leaders atau orang-orang yang berpengaruh di kalangan masyarakatnya 6. Organisasi-organisasi masyarakat yang mempunyai kepentingan atau keterkaitan usaha dengan perusahaan 7. Khalayak ramai atau general public yang berkepentingan dan bersimpati terhadap usaha perusahaan Adapun masalah/problem yang perlu dipecahkan dalam kegiatan External public relations yakni: 1. Bagaimana memperluas pasar bagi produksinya 2. Bagaimana memperkenalkan produksinya kepada masyarakat 3. Bagaimana cara mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari publik maupun masyarakat 4. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pejabat pemerintahan atau negara 5. Bagaimana cara mengetahui sikap dan pendapat publik terhadap perusahaan 6. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan pers dan para opinion leader 7. Bagaimana memelihara hubungan baik dengan para pemasok dan publikpublik lain yang berhubungan dengan operasional perusahaan 8. Problem lainnya yang menyangkut persoalan antara perusahaan dengan masyarakat yang ada di luar perusahaan, untuk mencapai rasa simpatik dan kepercayaan dari publik-publik yang ada di dalam masyarakat itu

13 Adapun Jenis-jenis khalayak External Public Relations, yaitu: Dalam menjalin hubungan kepada publik yang harus menjadi sasaran pembinaan hubungan bergantung pada sifat dan ruang perusahaan itu sendiri. Ada beberapa khalayak yang sama-sama menjadi sasaran kegiatan semua perusahaan sehingga harus senantiasa menjalin hubungan yang tetap yakni: 1. Hubungan dengan jawatan pemerintah Sebuah organisasi kekaryaan tidak bisa tidak akan mempunyai hubungan-hubungan dengan jawatan pemerintah seperti kantor kotamadya, kecamatan, kantor pajak, kantor telepon, dan lain sebagainya. Pembinaan hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan banyak membantu lancarnya external public relations. Bila ada kesulitan-kesulitan dapat segera dipecahkan karena hubungan baik telah terpelihara sejak semula. Suatu perkembangan penting dalam public relations terjadi dalam hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi, dan perserikatan dengan pemerintah dan keterlibatan yang lebih besar dari lembagalembaga swasta dalam permasalahan masyarakat. Sikap para pelaksana bisnis terhadap pemerintah tampak berubah, ditandai tidak sebanyak sekarang karena rasa hormat dan kepercayaan. Pergeseran arah ini dapat berlangsung karena mutu komunikasi pemerintah bisnis ditingkatkan dengan hasil akhir pengembangan suatu kerjasama yang menguntungkan antara bisnis, buruh dan pemerintah. Selanjutnya, kepentingan bisnis pemerintah menjadi satu dengan keuntungan umum mereka, dan bisnis tidak menganggap pemerintah sebagai lawan, tetapi sebagai mitra kerja (Moore, 2004: 469)

14 2. Hubungan dengan masyarakat sekitar Hubungan dengan masyarakat sekitar senantiasa perlu dipelihara dan dibina karena pada suatu ketika mungkin mereka diperlukan. Pimpinan organisasi atau public relations sebagai wakilnya perlu selalu berkomunikasi dengan mereka untuk menunjukkan bahwa perusahaan beserta para karyawannya tidak mengasingkan diri dari lingkungan sekitarnya. Kebijaksanaan bertetangga (neighbourhood policy) perlu selalu dipelihara dan dibina. Yosal iriantara (2004:20) mengemukakan bahwa satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui hubungan dengan masyarakat sekitar adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Berbaik-baik dengan tetangga tentu besar manfaatnya. Tetangga yang merasakan faedah keberadaan suatu perusahaan akan turut menjaga dan melindunginya. 3. Hubungan dengan pers Media massa banyak sekali membantu perusahaan kekaryaan untuk mencapai khalayak yang tersebar luas. Hubungan baik yang senantiasa terpelihara dengan media massa akan membantu lancarnya publikasi. Frank Jefkins (2004: 116) menguraikan beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh setiap praktisi public relations dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang baik: a. Memahami dan melayani media. Dengan berbekal semua pengetahuan tentang pers, maka praktisi public relations akan mampu menjalin kerjasama dengan pihak media. Ia juga dapat menciptakan suatu hubungan timbal balik yang saling menguntungkan.

15 b. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para praktisi public relations harus senantiasa siap menyediakan materimateri yang akurat dimana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi timbal balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan dipelihara. c. Menyediakan salinan yang baik. Dengan adanya teknologi pemasukan data langsung melalui komputer yang baik secara cepat menjadi semakin penting. d. Bekerja sama dalam penyediaan materi. Petugas public relations dapat bekerjasama dengan jurnalis dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu. e. Menyediakan fasilitas verifikasi. Para praktisi public relations juga perlu memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang diterima. f. Membangun personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerjasama dan sikap saling menghormati profesi masing-masing. 4. Hubungan dengan konsumen/pelanggan Praktisi public relations dilandasi asas bahwa untuk memperoleh citra yang baik, suatu organisasi seharusnya dilengkapi kegiatan. Sasaran utama setiap bisnis sebaiknya merencanakan kegiatan eksistensi konsumen sebagai bahan pemikiran secara jelas. Suatu perusahaan yang benar-benar

16 demi konsumen menunjukkan suatu arah baru bagi bisnis (Moore, 2004: 501) Hubungan konsumen merupakan suatu tanggung jawab setiap orang yang diperkerjakan oleh sebuah perusahaan yang menghasilkan atau memasarkan barang atau jasa konsumen. Selain itu, perusahaan harus menyadari kenyataan bahwa konsumen tidak peduli dan tidak mau tahu tentang masalah sehari-hari di dalam perusahaan. Konsumen hanya memikirkan kebutuhannya terpenuhi dan masalahnya terpecahkan. Dengan kata lain, pentingnya hubungan konsumen yang baik dimana sangat tergantung pada nilai produk dan jasa yang diberikan oleh seorang produsen kepada konsumen dan tanggung jawab serta integritas sosial produsen dalam peranannya sebagai seorang warga perusahaan. II. 3 Customer Relations Para pelanggan merupakan salah satu asset perusahaan yang paling berharga karena mereka adalah sumber penjualan ulang, testimonial, dan acuan (sumber utama pelanggan baru) (Moore, 2004: 506). Maka untuk mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan terus membina hubungan baik dengan pelanggan, karena pelanggan adalah pengguna produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Artinya tanpa adanya transaksi pembelian dari mereka atas produk/jasa yang dihasilkan perusahaan roda gerak kehidupan perusahaan akan terhenti. Salah satu cara untuk dapat membina hubungan yang baik dengan pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang bermutu kepada

17 pelanggan. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa kepuasan dan menumbuhkan kepercayaan terhadap pihak pelanggan sedangkan pelanggan tersebut merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan wajar, serta untuk mempertahankan konsumen agar tetap loyal untuk menggunakan produk barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Pelayanan tehadap pelanggan ini tidak cukup hanya dengan melakukan suatu proses administrasi yang cepat tetapi bagaimana memperlakukan para pelanggan yang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cara kita dapat melayani dengan sebaik mungkin serta menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak pelanggannya (customer oriented) (Ruslan, 2001: 272) Ada empat langkah dalam proses mengambil hati pelanggan (Martin, 2004: 19) 1. Menyampaikan sikap positif Sikap adalah suatu keadaan pikiran yang dipengaruhi oleh kecenderungan perasaan, pikiran dan tindakan. Sikap yang disampaikan biasanya akan sama dengan sikap yang akan diterima kembali. Sikap positif itu dapat ditunjukkan dengan menjaga penampilan, menjaga cara berbicara (nada suara atau bagaimana cara mengucapkan sesuatu seringkali lebih penting daripada kata-kata yang digunakan). Sikap positif juga dapat diperlihatkan dalam berkomunikasi dengan telepon dengan baik 2. Mengenali kebutuhan pelanggan Artinya pihak customer relations harus mengetahui siapa pelanggan mereka, apa yang diinginkan, dibutuhkan, dipikirkan, dirasakan oleh mereka serta apakah pelanggan merasa puas dan akan kembali lagi.

18 3. Memenuhi kebutuhan pelanggan Ada empat kebutuhan dasar pelanggan yakni: kebutuhan untuk dipahami, kebutuhan untuk merasa diterima, kebutuhan untuk merasa penting, serta kebutuhan akan kenyamanan 4. Memastikan pelanggan kembali lagi Hal ini dapat dilakukan dengan menangani keluhan pelanggan secara efektif serta memberikan pelayanan ekstra. Faktor-faktor penunjang keberhasilan pihak customer relations untuk memberikan pelayanan unggul terhadap pelanggannya: 1) Percaya diri Kepercayaan diri merupakan profil pribadi yang handal dan dipercaya, cepat tanggap terhadap masalah yang mungkin timbul, proaktif, dinamis, serta konseptual dan sistematis dalam melaksanakan pekerjaan yang dihadapinya. 2) Disiplin tinggi Memiliki disiplin kerja yang tinggi sehingga dapat diandalkan dan dipercaya dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya secara profesional. 3) Rasa memiliki dan loyalitas Sebagai professional, PRs harus memiliki sikap loyalitas yang tinggi, dalam bekerja menganut asas Long Life Employment sehingga menimbulkan sense of belonging (rasa memiliki) daripada sekedar hit and run dalam upaya mencari nilai materi dalam jangka pendek, tetapi jangka panjang dapat merusak nilai kepercayaan itu sendiri.

19 4) Sikap dan penampilan diri Memiliki sikap tindak dan penampilan diri yang positif yaitu sopan, ramah, terbuka dan terus terang tetapi tetap tegas. Serta mampu membedakan mana yang berkaitan dengan urusan perusahaan dengan urusan kepentingan pribadi. 5) Dedikasi Lebih mengutamakan kepentingan perusahaan daripada melihat kepentingan pribadi dalam melaksanakan fungsi dan kewajibannya sebagai seorang professional dalam upaya memberikan pelayanan dan menciptakan kepuasan pelayanan yang terbaik. 6) Komunikatif Sebagai seorang customer relations yang handal maka seseorang harus komunikatif dan mampu melakukan hubungan komunikasi yang efektif dengan berbagai kalangan public pada umumnya dan pihak pelanggan khususnya. 7) Customer Relations and Service Exellent Mampu meningkatkan pelayanan yang unggul dan memelihara kepercayaan relasi demi tercapainya tujuan kepuasan atau keuntungan bersama. 8) Willing to corporate Kemauan untuk bekerja sama, baik dengan rekan kerja atau dalam satu tim kerja maupun dengan pihak relasi (pelanggannya) demi mencapai tujuan bersama yang saling bermanfaat dalam kerja sama tersebut.

20 II Call center sebagai salah satu bentuk hubungan dengan pelanggan Call center (fasilitas telepon bebas pulsa) merupakan salah satu cara perusahaan untuk membina hubungan baik dengan pelanggan karena adanya kebutuhan jawaban yang instant/ langsung dari pelanggan agar segera dipenuhi perusahaan. Gagasan ini dimulai oleh perusahaan Protect and Gamble di Amerika Serikat dan dikatakan sebagai alat yang paling populer untuk mendapatkan feedback dari para pelanggan di Amerika Utara (Johns, 2003: 115). Call center merupakan perangkat perusahaan untuk menghubungkan pelanggan dengan perusahaan. Kegunaan call center ini diantaranya memberikan informasi yang berkaitan dengan pelayanan, produk, sistem penjualan serta layanan purna jual.( Pelayanan melalui telepon ini memiliki dua implikasi yakni yang pertama berupa keuntungan karena sifat aksesnya yang langsung serta adanya komunikasi dua arah untuk mempercepat pertukaran informasi dan yang kedua kerugian yakni tidak bisa melihat langsung lawan bicara harus mengandalkan suara untuk memberi atau menerima informasi, kemampuan untuk terdengar secara professional namun ramah sebagai wakil perusahaan merupakan kemampuan yang harus dipelajari dan harus mengesankan. Sedangkan menurut John Tondowidjojo (2002: 39) kerugiannya adalah tidak adanya tembusan (arsip) sebagai pembuktian, keharusan untuk menjawab secara langsung sehingga tidak ada kesempatan untuk berpikir dengan tenang dan ungkapan nonverbal tidak dapat dipantau sehingga lebih mudah timbul salah paham Dengan adanya call center ini pelanggan dapat memberikan umpan balik/tanggapan pada perusahaan atas produk/jasa, pelayanan, fasilitas, karyawan perusahaan yang mereka hadapi. Cara operator telepon berkomunikasi

21 dengan pelanggan melalui telepon bisa menciptakan citra yang kuat dari perusahaan tersebut. Selain itu sikap dan perilaku operator telepon tersebut sangat berperan dalam meningkatkan citra perusahaan. Menurut Ted Johns dalam bukunya Pelayanan Pelanggan yang Sempurna (2003: ) dalam teknik menggunakan telepon; ada empat prinsip umum dan sepuluh teknik khusus dalam tata krama bertelepon yaitu: Prinsip umum 1) Komunikasi yang baik Komunikasi efektif terjadi ketika pesan yang dikirimkan oleh seseorang diterima oleh orang lain tanpa penyimpangan. Keduanya harus mempunyai kerangka referensi yang sama, mereka harus setuju untuk menggunakan unit dan skala yang umum; mereka secara sering harus melihat untuk menegaskan bahwa maknanya jelas dan seperti yang dimaksudkan; dan bahasa yang digunakan hendaknya sederhana daripada kompleks, dengan kalimat-kalimat pendek daripada kalimat-kalimat panjang. 2) Berbicara dengan jelas Setiap orang tanpa gangguan organik atau psikologis dapat berbicara dengan jelas, jika mereka mau. Berikut ini sebagian yang harus dan tidak boleh dilakukan. Hal yang harus dilakukan: a. Gunakan mulut yang benar b. Berbicaralah dengan jarak yang tepat c. Bernafas dengan normal d. Gunakan kalimat pendek-pendek

22 e. Berbicaralah lambat f. Secara sering ambillah jeda Hal yang tidak boleh dilakukan: a. Bergumam b. Makan, minum, atau merokok ketika berbicara c. Berteriak d. Menggunakan jargon (bahasa golongan tertentu) e. Menyela diri sendiri atau orang lain Menurut Malandro dan Braker (1982) (dikutip dari Rumanti, 2002: 163) Dalam berbicara ada empat syarat penyampaian vokal agar dapat terdengar jelas yakni: a. Volume b. Kecepatan dan kefasihan c. Tinggi suara d. Kualitas 3) Empati Empati berarti dapat melihat dari sudut pandang orang lain. Ketika berhubungan dengan orang- orang di sekitar telepon, empati adalah suatu keahlian memahami (dan memperkirakan) bagaimana orang yang diajak berbicara bereaksi terhadap (atau kemungkinan bereaksi terhadap) apa yang dikatakan dan selanjutnya mengubah transaksi tersebut sehingga reaksi tersebut kemungkinan merupakan reaksi yang diinginkan. 4) Kesopanan Terlepas dari sifat telepon, kesopanan hendaknya merupakan bagian terpadu dalam proses tersebut. Kurang sopan seringkali merupakan indikator

23 empati dari perasaan emosional pembicara: membiarkan perasaan ini muncul merupakan suatu latihan dalam perasaan puas diri yang dapat dengan mudah bersifat kontra produktif Sepuluh teknik khusus dalam menjawab telepon: 1) Menjawab telepon dalam 5 detik atau 3 dering 2) Menjawab setiap telepon yang dekat dengan posisi 3) Menerima telepon dengan tersenyum 4) Memberikan perhatian yang penuh pada telepon yang masuk 5) Memulai percakapan dengan ucapan salam 6) Memperkenalkan diri dan perusahaan yang diwakili 7) Membangun kebutuhan penelepon dengan mengajukan pertanyaan terbuka (mulai dengan kata Tanya) daripada dengan pertanyaan tertutup (ya/tidak). Kadang-kadang kebutuhan tersebut secara sukarela disampaikan oleh penelepon, tetapi tidak setiap orang pandai berbicara, dan tidak setiap orang telah merencanakan sebelumnya apa yang akan mereka butuhkan. 8) Berikan bantuan informasi atau bantuan yang diperlukan 9) Mendengarkan dengan baik pada pelanggan yang mengeluh dan marah 10) Menutup telepon; semua pelanggan hendaknya menutup telepon dengan keyakinan penuh bahwa perusahaan memperdulikan masalah mereka. Selain itu percakapan telepon sebaiknya diakhiri dengan mengucapkan terimakasih pada para penelepon. II Dimensi Kualitas Pelayanan Nilai yang diberikan pelanggan sangat kuat didasari oleh faktor kualitas jasa. Dimana kualitas suatu produk/jasa adalah sejauh mana produk/jasa memenuhi spesifikasi-spesifikasinya. Menurut American Society

24 for Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristikkarakteristik dari suatu produk/jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten. Pada dasarnya terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain: (1). Persepsi konsumen (2). Produk/jasa dan (3). Proses. Ada empat bauran konsumen (customer mix) yang perlu diperhatikan oleh Public Relations dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya yaitu: 1. Customer Value, yakni nilai-nilai konsumen diperhatikan selain atau menggantikan nilai atas unsur produk/jasanya. 2. Cost to Customer, yakni biaya yang ditanggung konsumen berupa harga dan waktu serta tenaga yang dibutuhkan untuk memperoleh produk/jasa. 3. Convenient For The Customer, yaitu kenyamanan bagi konsumennya. 4. Communication, yaitu komponen komunikasi dua arah timbal balik yang merupakan suatu dialog. Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak digunakan adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry. SERVQUAL didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima atau peroleh. SERVQUAL dibagi menjadi lima dimensi yakni: (Ruslan, 2007: ): 1. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

25 2. Reliabillity (keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 3. Responsiveness (ketanggapan) yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif), tepat dan tanggap serta mampu menangani keluhan para pelanggan secara baik. 4. Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu kemampuan karyawan tentang pengetahuan dan informasi suatu produk yang ditawarkan dengan baik, keramahtamahan, perhatian, dan kesopanan dalam memberikan jaminan pelayanan yang terbaik. Dimensi jaminan ini terdapat unsur sebagai berikut: a. Competence (kompetensi), keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki customer relations dalam memberikan layanan kepada pelanggan. b. Courtesy (kesopanan), keramahtamahan, perhatian, dan sikap yang sopan. c. Credibility (kredibilitas), berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan, reputasi dan prestasi positif pihak yang memberikan layanan. 5. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimensi ini mengandung unsur: a. Access (akses), kemudahan memanfaatkan dan memperoleh layanan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. b. Communication (komunikasi), kemampuan dalam berkomunikasi untuk penyampaian pesan, dan informasi kepada pelanggannya melalui berbagai media komunikasi yaitu personal kontak, media

26 publikasi dan promosi, telepon, korespondensi, faximili, dan internet. c. Understanding the customer, kemampuan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan serta mampu menangani keluhan pelanggannya. II. 4 Kepuasan Pelanggan Kepuasan adalah perasaan senang/ kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja dari suatu produk (performance) dan harapan-harapannya (expectation). Kepuasan merupakan fungsi dari persepsi/kesan atas kinerja dan harapan. Kinerja di bawah harapan maka pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas, dan jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas/senang (Sunarto, 2006: 17-18). Kepuasan pelanggan tidak berarti memberikan kepada pelanggan apa yang kita perkirakan disukai oleh pelanggan. Ini berarti kita harus memberikan kepada mereka apa yang sebenarnya mereka inginkan (want), kapan (when), dan cara mereka memperolehnya (the way they want it). Menurut Philip Kotler (2003: 49), perusahaan perlu memonitor dan meningkatkan kepuasan. Makin besar kepuasan pelanggan, makin besar kemungkinan pelanggan tetap setia pada perusahaan. Menurut Oka. A Yoeti (2003: 31-32) Ada tiga tingkat kepuasan pelanggan yakni: 1. Menemukan kebutuhan pokok pelanggan 2. Mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi harapan pelanggan

27 3. Selalu memperhatikan apa yang menjadi harapan pelanggan, lakukan melebihi seperti apa yang diharapkan pelanggan. Dalam menentukan tingkat kepuasan, seorang pelanggan seringkali melihat dari nilai lebih (value added) produk maupun kinerja pelayanan yang diterima dari suatu proses pembelian terhadap produk/jasa dibandingkan dengan perusahaan lain. Pelanggan pada dasarnya mencari nilai terbesar (value maximizer) yang diberikan suatu produk/jasa. Nilai yang diberikan pelanggan diukur berdasarkan keandalan (reabillity), ketahanan (durability) dan kinerja (performance) terhadap bentuk fisik, pelayanan karyawan perusahaan, dan citra produk/jasa. Di lain pihak, biaya yang dikeluarkan pelanggan diukur berdasarkan jumlah uang, waktu, dan energi dan biaya psikologis produk/jasa. (Lupioyadi, 2001: 144) Ada empat kebutuhan dasar pelanggan yang harus dipenuhi perusahaan agar pelanggan tetap merasa puas (Martin, 2004: 42) yakni: 1. Kebutuhan untuk dipahami Artinya pelanggan ingin merasa dirinya berkomunikasi dengan efektif. Hal ini berarti pesan yang mereka sampaikan harus diartikan dengan benar. Faktor-faktor seperti bahasa dan emosi bisa mencampuri pemahaman yang semestinya. 2. Kebutuhan untuk merasa diterima Pelanggan tidak ingin merasa dirinya diperlakukan seperti orang asing 3. Kebutuhan untuk merasa penting Ego dan harga diri adalah kebutuhan manusia yang paling kuat. Pelanggan senang merasa dirinya penting.

28 4. Kebutuhan akan kenyamanan Pelanggan membutuhkan kenyamanan fisik, kenyamanan psikologis (diperlakukan secara pantas dan keyakinan terpenuhinya kebutuhan mereka). Menurut Kasmir (2005:3) dalam bukunya Etika Customer Service, Ada beberapa ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, yakni: 1. Memiliki karyawan yang profesional khususnya yang berhadapan langsung dengan pelanggan. 2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik yang dapat menunjang kelancaran penjualan produk ke pelanggan secara cepat dan tepat waktu. 3. Tersedianya ragam produk yang diinginkan. 4. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan dari awal hingga selesai, dalam hal ini karyawan melayani pelanggan sampai tuntas. 5. Mampu melayani pelanggan secara cepat dan tepat, tentunya jika dibandingkan dengan pihak pesaing. 6. Mampu berkomunikasi secara jelas, menyenangkan dan mampu menangkap keinginan dan kebutuhan pelanggan. 7. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi. 8. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik tentang produk yang dijual dan pengetahuan umum lainnya. 9. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan, sehingga pelanggan merasa yakin dengan apa yang dilakukan perusahaan. Membangun kepuasan konsumen adalah merupakan inti dari profitabilitas jangka panjang. Bila pelanggan tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan maka pelanggan dengan inisiatifnya sendiri

29 akan menceritakannya kepada orang lain sebagai komplain atas ketidakpuasannya. Lain halnya jika kepuasan atau kesenangan yang dirasakannya tinggi atas pelayanan yang diterimanya maka akan menciptakan kelekatan emosional terhadap merek tertentu, bukan hanya preferensi rasional yang hasilnya adalah kesetiaan pelanggan yang begitu tinggi. Kesetiaan pada merek biasa diindikasikan dari tingkat ketahanan pelanggan berada pada satu perusahaan (customer retention rate). Pelanggan yang setia akan memberikan keuntungan pada perusahaan di kemudian hari melalui arus kas jangka panjang dan akan menghasilkan sebarisan pelanggan baru bagi perusahaan sebagai hasil rekomendasi dirinya (Kotler, 2003:112) Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas pelayanan dari suatu perusahaan penghasil produk/jasa akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Apabila pelanggan merasa puas, maka ia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali menggunakan/membeli produk/jasa yang sama serta berkata hal-hal yang positif tentang produk. Selain itu pelanggan yang puas juga cenderung memberi referensi yang baik terhadap produk kepada orang lain. Selain itu pengalaman langsung atas kepuasan yang diperolehnya akan menimbulkan: perilaku kesetiaan pada perusahaan (loyalty), serta jika ada keluhan nantinya, keluhan itu langsung diadukan ke perusahaan bukan ke pelanggan lain, media massa, atau lembaga konsumen. Sebaliknya apabila pelanggan tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan maka pelanggan dengan inisiatifnya sendiri akan menceritakannya pada orang lain, sebagai komplain atas ketidakpuasannya (Yoeti, 2003:53).

30 II. 5 Teori S-O-R Pada awalnya model ini dikenal sebagai model stimulus-response (S- R) dan umumnya digunakan pada media massa. Kemudian De fleur menambahkan unsur organism dalam bagiannya sehingga menjadi Stimulus- Organism-Response (S-O-R). unsur-unsur dasar dalam model ini terdiri dari stimulus yaitu ransangan atau dorongan berupa pesan, organism yaitu manusia atau seorang penerima (receiver), response yaitu reaksi, efek, pengaruh atau tanggapan. Teori S-O-R ini semula berasal dari disiplin ilmu psikologi. Namun teori ini juga dapat diterapkan pada bidang kajian ilmu komunikasi. Hal ini disebabkan karena objek material dari ilmu psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen- komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Prinsip stimulus-response pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimuli tertentu. Model ini menunjukkan proses komunikasi sebagai suatu proses aksi-reaksi artinya apabila ada aksi maka akan menyebabkan timbulnya reaksi. Proses ini merupakan bentuk pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan yang dapat menimbulkan efek untuk mengubah tindakan/perilaku. Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima (receiver) akibat pesan tersebut.

31 Menurut model stimulus-response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Model ini beranjak pada anggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu apabila ada kondisi stimulus/ransangan informasi yang diterima (Effendy, 2003:254). Model S-O-R ini mengasumsikan bahwa perilaku individu disebabkan kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan atas dasar motif dan sikap yang dimiliki. Unsur-unsur dalam teori ini: 1. Pesan (Stimulus, S) 2. Komunikan (Organism, O) 3. Efek (Response, R) Dalam proses komunikasi, aspek yang berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek how bukan what atau why. Jelasnya how to communicate dalam hal ini berperan sebagai how to change attitude, bagaimana merubah sikap komunikan. Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula. Prof. Dr. Mar at, dalam bukunya Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya mengutip pendapat Hovlan, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang baru (Effendy, 2003: ), yaitu: 1. Perhatian 2. Pengertian

32 3. Penerimaan Stimulus Organism: 1. Perhatian 2. Pengertian 3. Penerimaan Response (Perubahan Sikap) Gambar 2. Model S-O-R Gambar di atas menunjukkan bahwa tindakan bergantung pada proses yang terjadi kepada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima/ditolak. Kombinasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang akan melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Dalam penelitian ini unsur teori S-O-R dijabarkan sebagai berikut: a) Stimulus (pesan), kemampuan/kinerja petugas call center 116 Telkomsel dalam berkomunikasi dengan para pelanggannya. Dimana kemampuan/kinerja yang dimaksud adalah yang mampu memenuhi harapan para pelanggan. b) Organism (komunikan) dalam penelitian ini adalah para mahasiswa/i USU angkatan 2006 yang menggunakan kartu pra bayar Telkomsel, telah menjadi pelanggan tetap minimal selama satu tahun serta pernah mengakses layanan call center 116 Telkomsel.

33 c) Response (respon) adalah tanggapan pelanggan terhadap stimulus, yakni berupa meningkatnya kepuasan pelanggan.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si.

LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. LINGKUP KOMUNIKASI Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. Pengantar llmu Komunikasi merupakan llmu yang mempelajari, menelaah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, pemberian harga, promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Teori teori umum 2.1.1 Definisi Komunikasi Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan definisi komunikasi yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2008: 68-69)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Humas (Public Relations) Menurut Sirait (1970;16) dalam Suhandang (2012:46) public relations sebagai aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Public Relations Public Relations sebagai salah satu bentuk interaksi dalam kegiatan komunikasi yang di maksudkan untuk membangun citra positif Hal tersebut di perjelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah analis, perencanaan, implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988:

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : 12 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dengan nama individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Peranan Peranan bermula dari pola kehidupan yang dijalani seseorang dan peranan itu akan menentukan apa yang diperbuat oleh seseorang tersebut untuk masyarakat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Masyarakat 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Landasan teori merupakan bagian yang membahas uraian pemecahan

BAB II STUDI PUSTAKA. Landasan teori merupakan bagian yang membahas uraian pemecahan BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan bagian yang membahas uraian pemecahan masalah. Teori ini adalah teori yang sudah dipahami banyak orang dan digunakan untuk menganalisa suatu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan juga dilakukan oleh Yhoga Leksmana (2006) dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pelayanan 2.1.1 Pengertian Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap tindakan atas kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

Lebih terperinci

MODUL TIGA KOMUNIKASI

MODUL TIGA KOMUNIKASI MODUL TIGA KOMUNIKASI A. KOMUNIKASI Yang dimaksud dengan komunikasi di sini adalah komunikasi manusia (human communication), yakni komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Kata komunikasi berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup ini selalu melakukan komunikasi antar sesamanya. Manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah suatu hal atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup. Komunikasi dilakukan oleh manusia, hewan, dan makhluk hidup

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations. Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Fakultas FIKOM Kompetensi komunikasi PR: Motivasi yang positif dan membangun komunikasi efektif dua arah dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berisikan teori-teori dasar / umum yang akan digunakan oleh peneliti dalam Pengertian Komunikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berisikan teori-teori dasar / umum yang akan digunakan oleh peneliti dalam Pengertian Komunikasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Berisikan teori-teori dasar / umum yang akan digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era globalisasi yang semakin berkembang pesat maka persaingan yang terjadi di dalam dunia telekomunikasi juga semakin meningkat. Hal ini membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Menurut kerlinger, teori ini adalah himpunan konstruksi (konsep), definisi proposi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala yang menjabarkan relasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hubungan Masyarakat 2.1.1. Pengertian Hubungan Masyarakat Terdapat beberapa pengertian mengenai Hubungan Masyarakat, yaitu antara lain sebagai berikut: Menurut Cutlip, dkk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konsep, definisi, dan proposisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kegiatan pelayanan kepada pengguna perpustakaan merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan untuk menyebarkan informasi dan pemanfaatan koleksi. Para

Lebih terperinci

MARKETING PUBLIC RELATIONS

MARKETING PUBLIC RELATIONS MARKETING PUBLIC RELATIONS Iman Mulyana Dwi Suwandi www.e iman.uni.cc Seri Manajemen Pemasaran Halaman 2 Istilah marketing public relations dikemukakan pertama kali oleh Thomas L. Harris yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam menjalankan suatu bisnis, pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pepelayanan Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan didasarkan pada perbandingan antara apa yang seharusnya ditawarkan dan apa yang disediakan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

11 Media Relations. Manajemen Isu dan Manajemen Krisis. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM. Public Relations. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi Manajemen Isu dan Manajemen Krisis Modul ke: 11 Media Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom., MPM Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pertemuan 11 Media Relations

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Hubungan Internal dan Eksternal Pertemuan : V (Lima) Topik/Pokok Bahasan : Hubungan Eksternal Pokok-Pokok Perkuliahan : Pengertian Hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Layanan Kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Layanan Kesehatan 1. Pengertian Kualitas Layanan Kesehatan Kualitas layanan adalah cara melayani, membantu menyiapkan, mengurus, menyelesaikan keperluan, kebutuhan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis

BAB II LANDASAN TEORI. SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Dalam penelitian yang berjudul ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI APRIL 2013, penulis menggunakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran dan Konsep Pemasaran Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang maksimal. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan bisnis, pemasaran menghasilkan pendapatan yang dikelola oleh orang-orang keuangan dan kemudian didayagunakan oleh orangorang produksi untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penelitian ini bermaksud untuk mempelajari pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan dan kualitas pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah BAB II LANDASAN TEORI A. Pelayanan (Service) dalam Perbankan Syariah 1. Pengertian Pelayanan (Service) Program pelayanan kepada pelanggan dengan bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada konsumen terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya kualitas yang tinggi diharapkan akan mendapat tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan bermunculannya industri-industri yang mampu menyerap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan bermunculannya industri-industri yang mampu menyerap tenaga BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia ekonomi akhir-akhir ini semakin pesat. Hal ini ditandai dengan bermunculannya industri-industri yang mampu menyerap tenaga kerja yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada jaman ini banyak sekali perusahaan ataupun organisasi yang bergerak dibidang yang sama. Hal ini menjadikan terciptanya persaingan antar perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN

BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN BEBERAPA MODEL KEBUTUHAN KONSUMEN Faster, Better, Cheaper 8 Dimensi Kualitas: 1. Kinerja (Performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti: misal konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Product Quality Product Quality adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, oleh karena itu, kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling bersaing satu sama lain dalam merebut simpati pelanggannya. Di sisi lain, kondisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur 73 BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu uraian dasar. Pada tahap ini data yang

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I Oleh : NILA HIDAYATI K100040056 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Pada beberapa buku yang biasanya mengkritik PR (atau kadang pada esai tentang PR yang dibuat mahasiswa) sering kali memulai isinya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan

II. LANDASAN TEORI. penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian kuno sebagai pembuat penjualan, tetapi dipahami dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Peneliti ingin mengambil tema tentang budaya komunikasi di organisasi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan peneliti ingin menelitinya dan menarik untuk dikaji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dukungan dari berbagai kelompok atau publiknya. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan organisasi dan masyarakat tidak bisa dipandang dalam konteks relasi ekonomi saja, melainkan juga dalam bentuk relasi sosial. Prinsip ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP 25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN ANGGOTA KOPSYAKARDOS UNISBA A. Kepuasan Pelanggan Peluang usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, perusahaan bahkan pemerintahan. Kebutuhan dan. elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi, perusahaan bahkan pemerintahan. Kebutuhan dan. elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Public Relations atau Humas Pada dasarnya Public Relations atau disebut juga Humas merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, perusahaan

Lebih terperinci

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia melakukan interaksi dengan sesama agar dapat menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, maupun lembaga yang berhubungan dengan perguruan tinggi, yang mempunyai

Lebih terperinci

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI

ETIKA PROFESI. Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas. Triasiholan A.D.S.Nababan. Modul ke: 05Fakultas KOMUNIKASI Modul ke: 05Fakultas Frenia KOMUNIKASI ETIKA PROFESI Manfaat Etika dan Etiket dalam Profesi Humas Triasiholan A.D.S.Nababan Program Studi Hubungan Masyarakat Bagian Isi Tugas dan Fungsi Humas Manfaat Etika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelayanan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelayanan merupakan hal yang penting dalam usaha untuk membuat pelanggan tetap merasa nyaman dan betah dalam menggunakan jasa dari suatu perusahaan, jika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Travel Agency Travel Agency adalah perusahaan yang khusus mengatur dan menyelenggarakan perjalanan dan persinggahan orang-orang, termasuk kelengkapan perjalanannya,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service.

BAB I PENDAHULUAN. pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema. Eresto, Ecinema, Elounge, 7 KTV dan Banquet Service. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Entertainment Plaza adalah perusahaan yang mendirikan sebuah produk jasa pada E-CINEMA yang saat ini berpotensi cukup baik dalam perkembangan Cinema di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hal yang Peneliti coba dalami dalam skripsi ini adalah seberapa jauh seorang Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat

Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat BAB 14 PROMOSI Promosi adalah suatu kegiatan bidang marketing yang merupakan komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi merupakan suatu badan usaha yang beranggotakan orang atau seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana dapat dijadikan andalan utama untuk berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, dimana dapat dijadikan andalan utama untuk berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dimana dapat dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Dewasa ini konsep kualitas telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap keberhasilan suatu organisasi. Kualitas menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini dilakukan oleh: Nurmaya Sari (2009). Nurmaya Sari (2009) mengkaji Kepuasan Mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas (globalisasi), setiap perusahaan harus mampu mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di dalam dunia usaha.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk

II. LANDASAN TEORI. Menurut Kotler, Philip dan Gary Armstrong (2008:6) Definisi tersebut memunculkan pengertian bahwa tujuan pemasaran adalah untuk II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti Pentingnya Pemasaran Pemasaran memiliki fungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan masyarakat sebagai konsumen akan suatu produk atau jasa dengan organisasi ataupun industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan). BAB II LANDASAN TEORI A. Jasa Jasa adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan memiliki kendaraan bermotor di Indonesia, tentunya setiap perusahaan automotive harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan teknologi komunikasi sehingga berkembangnya pendidikan dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan pelayanan yang baik menjadi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memainkan strategi pemasaran yang cerdik untuk dapat bertahan dan terus

BAB I PENDAHULUAN. memainkan strategi pemasaran yang cerdik untuk dapat bertahan dan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan strategi yang paling handal untuk menghadapi perubahan era globalisasi, persaingan yang semakin ketat, konsumen semakin kritis, juga berbagai perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupannya tidak lepas dari komunikasi. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI Oleh : DIDIK SANTOSO K 100 050 243 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2010

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations)

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian Humas (Public Relations) BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Hubungan Masyarakat (Humas) 2.1.1 Pengertian Humas (Public Relations) (Cutlip, Center dan Broom, 2009:4) menyatakan bahwa, Public Relations adalah fungsi manajemen yang menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci