BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Dalam melaksanakan analisis dan perancangan sistem informasi pada PT. Roda Hammerindo Jaya, maka dibutuhkan pemahaman yang baik tentang sistem informasi dan akuntansi Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010: 6): An information system is a collection of interrelated component that collect, process, store, and provide as output the information needed to complete a business task. Menurut O Brien (2011: 4), Sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Menurut Gelinas dan Dull (2010: 12), sistem informasi merupakan suatu sistem yang diciptakan oleh manusia yang secara umum terdiri dari suatu kumpulan komponen-komponen berbasis komputer dan komponen-komponen manual yang terintegrasi dan dibentuk untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola data, dan menyediakan output informasi untuk pengguna. Menurut Ramazani dan Allahyari (2013: 290) informasi adalah penentu keberhasilan dari bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Karena saat ini pengumpulan data dan informasi secara manual adalah sesuatu yang mustahil dikarenakan semakin ketatnya persaingan antara pelaku bisnis, maka Sistem Informasi adalah sesuatu hal yang menarik bagi organisasi. Berdasarkan definisi-definisi di atas, sistem informasi merupakan kombinasi dari orang, fasilitas, teknologi, media prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk menghasilkan informasi untuk kepentingan tertentu sehingga dapat menjadi cara strategis bagi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lain. 11

2 Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, Warfield (2010: 4), akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat dimana menyatakan "Accounting is an information system that identifies, records, and communicates the economic events of an organization to interested users". Menurut Stice (2010: 8), akuntansi merupakan suatu aktivitas jasa yang fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif terutama informasi keuangan, mengenai entitas-entitas ekonomi yang diharapkan akan berguna untuk membuat keputusan yang ekonomis dalam membuat keputusan yang masuk akal di antara berbagai alternatif-alternatif tindakan yang ada. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan dan mencatat data ekonomi dari aktivitas bisnis perusahaan untuk diproses dengan tujuan menghasilkan laporan keuangan yang berfungi dalam pengambilan keputusan perusahaan Siklus Akuntansi Menurut Mursyidi (2010: 18), bahwa tahapan dalam proses akuntansi mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pencatatan (Recording) Transaksi-transaksi Keuangan Pada tahap ini setiap transaksi keuangan dicatat secara kronologis dan sistematis dalam periode tertentu didalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal. Tiap catatan itu harus ditunjang oleh dokumen sumbernya (nota, faktur, kwitansi, bukti memorial, dan lain-lain). Pencatatan dalam akuntansi ada dua tahap, yaitu pencatatan transaksi dalam buku jurnal (journal entry) dan pencatatan ayat jurnal ke buku besar (posting to ledger). 2. Pengelompokkan (Classification) Pada tahap ini menunjukkan aktivitas transaksi-transaksi yang sudah dicatat itu dikelompokan menurut kelompok akun yang ada, yaitu kelompok akun (assets), akun kewajiban (liabilities), akun ekuitas (equities), akun pendapatan (revenue) dan akun beban (expenses).

3 13 3. Pengikhtisaran (Summarizing) Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan nilai untuk setiap akun yang disajikan dalam bentuk saldo masing-masing sisi debit dan kredit, bahkan hanya berupa saldo saja. Berarti bahwa secara berkala semua transaksi yang sudah dicatat, dikelompokkan, disajikan secara rigat dala mdaftar tersendiri, yang disebut neraca saldo (trial balance). 4. Pelaporan (Reporting) Pada tahap ini dilakukan aktivitas penyusunan ringkasan dari hasil peringkasan. Laporan disusun secara sistematis untuk dapat dipahami dan dapat diperbandingkan serta disajikan secara lengkap (full disclosure). Laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi (income statement), laporan perubahaan ekuitas (equity statement), laporan neraca (balance sheet), laporan arus kas (cash flow statement), dan catatan atas laporan keuangan. 5. Penafsiran (Analizing) Tahap ini merupakan lanjutan dari proses akuntansi secara teknis, yaitu membaca laporan keuangan melalui alat dan formula tertentu sehingga dapat diketahui kinerja dan posisi keuangan dan perubahannya untuk suatu organissasi. Gambar 2.1 Siklus Akuntansi (Sumber: Mursyidi. (2010: 18))

4 Laporan Keuangan Menurut Weygandt, Kieso, Warfield (2010: 41) informasi yang dikomunikasikan oleh perusahaan kepada pihak eksternal berbentuk statement yang di dalamnya mencangkup laporan keuangan dan informasi lain yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung terhadap informasi yang disediakan sistem akuntansi atau disebut dengan financial reporting yang bertujuan memberikan pemakai dasar pemilihan diantara berbagai alternatif penggunaan sumber daya yang terbatas. Definisi laporan keuangan yang dikemukakan oleh IAI (2011: 1) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, adalah: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat di sajikan dalam beberapa cara, misalnya sebagai pelaporan arus kas atau lampiran arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk jadwal dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas dan Dull (2012: 18), Sistem informasi akuntansi adalah sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap aspek keuangan dari kegiatan bisnis, yang terintegrasi dengan sistem informasi dan tidak dapat dibedakan sebagai pemisah subsistem. Menurut Noerlina, Johan dan Yoswara (2011: 18) yang dikutip dari Salehi mengungkapkan bahwa Accounting Information System (AIS) memberikan informasi kuantitatif yang dirancang untuk mencapai fungsi akuntansi yang ada. Baik dalam sistem manual dan komputerisasi, AIS membantu mengumpulkan informasi, data yang belum diolah, dan AIS akan

5 15 mengubahnya menjadi laporan keuangan untuk pengambilan keputusan secara efektif dan efisien. Menurut Jawabreh dan Alrabei (2012: 174) Sistem Informasi Akuntansi bergantung pada data dan informasi yang ada didalamnya. Untuk mendukung kesuksesan sebuah Sistem Informasi Akuntansi diperlukan kualitas data yang baik dan juga akan memberikan informasi yang berkualitas. Informasi tersebut sebagai jalan untuk perencanaan, pengendalian, dan membuat keputusan dengan benar. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem akuntansi berbasis komputer yang mengumpulkan, mencatat serta mentransformasi data dari berbagai transaksi perusahaan menjadi suatu sistem informasi akuntansi yang berguna bagi pemakai didalam maupun diluar perusahaan Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2010: 9), kegunaaan dari sistem informasi akuntansi antara lain sebagai berikut: 1. Membuat Laporan Eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditur, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan sebagainya. Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, SPT Pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas. 2. Medukung Aktivitas Rutin Para manajer memerlukan suatu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan. Contohnya antara lain, menerima pesanan pelanggan, mengirimkan barang dan jasa, membuat faktur penagihan pelanggan, dan menagih kas ke pelanggan. 3. Mendukung Pengambilan Keputusan Sistem informasi akuntansi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain, mengetahui produk-produk yang

6 16 penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian. 4. Perencanaan dan Pengendalian Suatu sistem informasi akuntansi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual. 5. Menerapkan Pengendalian Internal Membangun pengendalian internal yang mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur, dan sistem informasi ke dalam suatu sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi untuk membantu dalam melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi dan untuk memelihara keakuratan dari data keuangan Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney dan Steinbart (2014: 31), sistem informasi akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu: 1. Individu yang mengoperasikan sistem dan menjalankan fungsi yang bervariasi. 2. Prosedur dan instruksi, baik manual maupun otomatis, yang terlibat di dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data mengenai aktivitas organisasi. 3. Data tentang organisasi berserta proses bisnisnya. 4. Perangkat lunak yang digunakan untuk memproses data organisasi. 5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer beserta alat disekelilingnya, dan alat jaringan komunikasi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data serta informasi. 6. Pengendalian internal dan jaminan keamanan yang membantu untuk menjaga keamanan data dalam sistem informasi akuntansi.

7 Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Yang Dibahas Siklus Pendapatan Siklus pendapatan merupakan pusat dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas yang meliputi penjualan produk kepada pelanggan. Siklus pendapatan menurut Jones dan Rama (2010: 24) mengacu pada proses untuk menyediakan barang dan jasa kepada para pelanggan. Sedangkan siklus pendapatan menurut Hall (2011: 146) adalah perusahaan menjual barangnya ke pelanggan melalui siklus pendapatan, yang meliputi proses penerimaan kas dari penjualan, penjualan kredit, dan penerimaan kas dari penagihan piutang. Siklus pendapatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Prosedur Order Penjualan Ada beberapa tahapan dalam proses order penjualan, yaitu menerima order, memeriksa kredit, mengambil barang, mengirimkan barang, dan menagih pelanggan. Pengiriman barang menandakan selesainya sebuah proses transaksi dan menjadi tahap dimana akan dilakukannya penagihan kepada pelanggan. 2. Prosedur Retur Penjualan Perusahaan harus memperkirakan berapa persen dari penjualannya yang akan diretur oleh pelanggan. Kejadian ini dapat terjadi karena perusahaan salah mengirim barang ke pelanggan, barang cacat atau rusak, barang rusak ketika proses pengiriman, atau pelanggan menolak menerima barang karena prosesnya terlambat. 3. Prosedur Penerimaan Kas Dalam prosedur order penjualan terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan transaksi kredit. Transaksi tunai menyebabkan pemasukan kas sedangkan transaksi kredit menyebabkan pembentukan piutang. Untuk transaksi kredit, pembayaran akan dilakukan dikemudian hari dengan waktu dan perjanjian yang sudah ditentukan sebelumnya. Prosedur penerimaan kas terjadi disini, mencakup menerima dan mengamankan kas, menyimpan kas di bank, mencocokkan pembayaran dengan pelanggan, dan menyesuaikan dengan akun yang benar saat pembukuan.

8 Penjualan Setiap perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur, penjualan merupakan suatu aktivitas utama untuk menghasilkan kas dan kas setara sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terus berjalan. Hal ini dikarenakan dari penjualan, perusahaan akan memperoleh uang masuk (cash inflow), yang akan digunakan untuk menunjang kegiatan operasi dan kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Warren, Reeve, Duchac (2012: 256), penjualan merupakan jumlah total yang dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan tunai dan penjualan kredit. Menurut Mulyadi (2010: 202), penjualan adalah suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Sedangkan dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru akan diserahkan oleh perusahaan kepada pelanggan jika perusahaan telah menerima kas dari pelanggan. a. Penjualan Kredit Menurut Mulyadi (2010: 210), penjualan kredit merupakan penjualan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirim barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut Piutang Usaha Piutang usaha yang terjadi pada perusahaan timbul akibat adanya penjualan kredit. Pituang usaha bagi perusahaan merupakan klaim untuk memperoleh pendapatan dari penjualan produk atau penyerahan jasa yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kieso, Warfield (2010: 323), piutang adalah klaim yang diadakan terhadap pelanggan dan lainnya untuk uang, barang, atau jasa. Untuk tujuan laporan keuangan, perusahaan mengklasifikasikan

9 19 piutang menjadi piutang jangka pendek dan piutang tidak lancar (jangka panjang). Sedangkan Warren, Reeve, Duchac (2012: 399) mendefinisikan piutang sebagai semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak atau organisasi lainnya. Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang usaha (accounts receivable) sejenis ini pada umumnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari Penerimaan Kas Penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan aset perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah. Penerimaan kas dapat berasal dari berbagai macam sumber, seperti pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, pinjaman dari bank maupun dari wesel, modal baru, dan berbagai sumber lainnya. Menurut Weygandt, Kieso, Warfield (2010: 320), kas merupakan aktiva yang paling likuid, digunakan sebagai media yang standar untuk pertukaran serta dasar untuk pengukuran dan akuntansi bagi item yang lainnya. Pada umumnya, kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kas terdiri dari koin, mata uang, dan dana deposit pada bank. Kas dan setara kas dapat diartikan bersifat jangka pendek, investasi dengan tingkat likuiditas yang tinggi, siap diubah menjadi sejumlah kas yang diketahui jumlahnya, dan sangat dekat dengan maturitas mereka yang merepresentasikan resiko tidak signifikan dari perubahan tingkat suku bunga. Lebih lanjut lagi, menurut Romney dan Steinbart (2014: 373), penerimaan kas merupakan suatu aktivitas terakhir dalam siklus pendapatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan, baik yang berupa uang tunai maupun surat-surat berharga yang memiliki sifat yang dapat segera digunakan, yang berasal dari transaksi perusahaan, baik itu dari penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang dapat menambah kas perusahaan.

10 Jurnal Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010: 55), jurnal disebut sebagai buku entri asli. untuk setiap transaksi jurnal menunjukan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengna transaksi penjualan, piutang usaha dan peneriman kas adalah sebagai berikut: a. Jurnal penjualan kredit Dr. Accounts Receivable xxxxx Cr. Sales xxxxx Dr. Cost of Goods Sold xxxxx Cr. Invemtory xxxxx b. Jurnal penerimaan kas Dr. Cash xxxxx Cr. Accounts Receivable xxxxx Persediaan Menurut Samiaji Sarosa (2010: 53), data persediaan yang dibahas kali ini adalah tentang informasi mengenai persediaan barang yang telah siap dijual kepada pelanggan. Informasi yang terkait dengan persediaan harus disimpan pada tabel persediaan agar informasi yang tersedia bersifat konsisten. Jadi dapat disimpulkan persediaan adalah aset perusahan yang dapat berupa bahan mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi yang tersedia untuk dijual oleh perusahaan kepada pelanggan sehingga menghasilkan kas pada perusahaan. Persediaan juga dapat digunakan perusahaan dalam memberikan pelayanan jasa.

11 Metode Pencatatan Persediaan Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011: ), terdapat dua asumsi mengenai metode cost flow kebutuhannya yaitu : 1. Metode FIFO (first in first out) 21 yang dapat digunakan perusahaan sesuai dengan Barang yang dibeli paling awal oleh perusahaan merupakan barang yang dijual pertama. FIFO sering kali disejajarkan dengan actual physical flow dari merchandise, umumnya adalah praktik bisnis yang baik untuk menjual unit yang pertama dibeli. Berdasarkan metode FIFO, perusahaan mendapatkan biaya persediaan akhir dengan mengambil unit biaya pembelian tersebut yang paling terbaru dan bekerja mundur sampai semua unit persediaan telah dihitung biayanya. 2. Metode Rata-rata (average method) Metode biaya rata-rata mengalokasikan biaya barang yang tersedia untuk dijual berdasarkan biaya unit rata-rata tertimbang yang terjadi. Perusahaan menerapkan biaya unit rata-rata tertimbang untuk unit yang ditangan dalam menentukan biaya persediaan akhir Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Menurut Turner dan Weickgenannt (2013: 85), pengendalian internal berdasarkan COSO merupakan sebuah proses yang dipengaruhi dewan direksi, managemen, dan personal lainnya pada entitas yang dirancang untuk mendukung pencapaian atas keyakinan yang memadai tehadap efektifitas atau efisiensi dari operational, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadan hukum dan regulasi yang berlaku.

12 Pengertian Faktur Pajak Menurut Resmi (2012,4), faktur pajak merupakan bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP (Pengusaha Kena Pajak) yang melakukan penyerahan BKP (Barang Kena Pajak) atau penyerahan JKP (Jasa Kena Pajak) atau bukti pungutan pajak karena import BKP yang digunakan oleh Direktoral Jendral Bea dan Cukai Ketentuan Dalam Pembuatan Faktur Pajak Menurut ketentuan Direktoral Jendral Pajak terdapat beberapa ketentuan dalam pembuatan faktur pajak antara lain : 1. Dalam faktur pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan BKP atau penyerahan JKP yang paling sedikit memuat : a. Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP atau JKP b. Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP c. Jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian, dan potongan harga d. PPN yang dipungut e. PPn BM yang dipungut f. Kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur pajak g. Nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur pajak. 2. Setiap faktur pajak harus menggunakan kode dan seri faktur pajak yang telah ditentukan di dalam peraturan Direktur Jenderal Pajak, yaitu: a. Kode faktur pajak terdiri dari : 1. 2 (dua) digit kode transaksi 2. 1 (satu) digit kode status 3. 3 (tiga) digit kode cabang b. Nomor seri faktur pajak terdiri dari : 1. 2 (dua) digit tahun penerbitan 2. 8 (delapan) digit nomor urut

13 23 3. Bentuk dan ukuran formulir faktur pajak disesuaikan dengan kepentingan PKP dan dalam hal diperlukan dapat ditambahkan keterangan lain selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam butiran di atas. Pengadaan formulir faktur pajak dilakukan oleh PKP. 4. Faktur pajak paling sedikit dibuat dalam rangkap dua yaitu : a. Lembar ke-1 : Untuk pembeli BKP atau penerima JKP sebagai bukti pajak masukan. b. Lembar ke-2 : Untuk PKP yang menerbitkan faktur pajak standar sebagai bukti pajak keluaran. c. Dalam hal Faktur pajak dibuat lebih dari rangkap dua, maka harus dinyatakan secara jelas penggunaannya dalam lembar faktur pajak yang bersangkutan. 5. Faktur pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani termasuk kesalahan dalam pengisian kode dan nomor seri merupakan Faktur pajak cacat. 6. Dalam hal rincian BKP atau JKP yang diserahkan tidak dapat ditampung dalam satu faktur pajak, maka PKP dapat membuat faktur pajak dengan cara : a. Dibuat lebih dari satu faktur pajak yang masing-masing menggunakan kode dan nomor seri faktur pajak yang sama, ditandatangani setiap lembarnya, dan khusus untuk pengisian baris harga jual / penggantian / uang muka / terjamin, potongan harga, uang muka yang telah diterima, Dasar pengenaan pajak, dan PPN cukup diisi pada lembar faktur pajak terakhir, atau b. Dibuat satu faktur pajak asalkan menunjuk nomor dan tanggal faktur penjualan yang bersangkutan dan faktur penjualan tersebut merupakan lampiran faktur pajak yang tidak terpisahkan. 7. PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama pejabat (dapat lebih dari 1 orang termasuk yang diberikan kuasa) yang berhak menandatangani faktur pajak disertai contoh tandatangannya kepada kepala KPP di tempat PKP dikukuhkan paling lambat pada saat pejabat yang berhak menandatangani mulai menandatangani faktur pajak. 8. Faktur penjualan yang memuat keterangan dan yang pengisiannya sesuai dengan ketentuan pada huruf a di atas dapat dipersamakan sebagai faktur pajak.

14 24 9. Atas faktur pajak yang cacat, atau rusak, atau salah dalam pengisian, atau penulisan, atau yang hilang, PKP yang menerbitkan faktur pajak tersebut dapat membuat faktur pajak pengganti Waktu Pembuatan Faktur Pajak Menurut Direktoral Jendral Pajak waktu pembuatan faktur pajak dapat dilakukan pada : 1. Saat penyerahan barang kena pajak dan/atau penyerahan jasa kena pajak. 2. Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan barang kena pajak dan/atau sebelum penyerahan jasa kena pajak. 3. Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan. 4. Saat lain yang diatur dengan atau berdasarkan peraturan Menteri Keuangan tersendiri. Faktur Pajak gabungan harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak Sistem Pengendalian Internal Siklus Pendapatan dan Persediaan Pengertian Pengendalian Internal Menurut Turner dan Weickgenannt (2013: 85), pengendalian internal berdasarkan COSO merupakan sebuah proses yang dipengaruhi dewan direksi, managemen, dan personal lainnya pada entitas yang dirancang untuk mendukung pencapaian atas keyakinan yang memadai tehadap efektifitas atau efisiensi dari operational, keandalan laporan keuangan dan kepatuhan terhadan hukum dan regulasi yang berlaku. Menurut Romney dan Steinbart (2014: 223), pengendalian internal merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi, management, dan dibawa arahannya untuk mendukung keyakinan memadai untuk mencapai tujuan:

15 25 a. Melindungi aset, termasuk mencegah atau mendeteksi secara tepat waktu terhadap akuisisi, penggunaan, dan penentuan tidak sah pada aset material perusahaan. b. Memelihara catatan secara rinci dengan akurat dan adil untuk mencerminkan aset perusahaan. c. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat diandalkan. d. Menyediakan jaminan yang wajar terhadap laporan keuangan yang sesuai dengan GAAP. e. Mempromosikan dan meningkatkan efisiensi operasional, termasuk membuat penerimaan dan pengeluaran perusahaan dibuat sesuai dengan atorisasi managemen dan direksi. f. Mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajerial. g. Memenuhi hukum dan regulasi yang berlaku Tujuan Sistem Pengendalian Internal Menurut Romney dan Steinbart (2014: 229), berdasarkan Committee of Sponsoring Organizations (COSO), tujuan dari sistem pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Strategis, yaitu tujuan yang selaras dan mendukung misi perusahaan. 2. Tujuan Operasi, yaitu tujuan yang menghasilkan efektivitas dan efisiensi dari operasi perusahaan. 3. Tujuan Laporan, yaitu tujuan yang membantu perusahaan dalam memberikan laporan internal dan eksternal perusahaan yang akurat, lengkap dan nyata, baik itu finansial maupun non-finansial. 4. Tujuan Pemenuhan, yaitu tujuan yang memenuhi hukum dan peraturan yang telah ditetapkan.

16 Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2010: 136), Laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian. Faktorfaktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen. Juga meliputi cara manajemen memberikan wewenang dan tanggung jawab, mengatur, dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi. 2. Penentuan Risiko Indentifikasi dan analisis risiko yang mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal. 3. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi risiko. Aktivitas pengendalian meliputi hal-hal berikut: a. Penelaahan kinerja merupakan aktivitas-aktivitas yang mencakup analisis kinerja. b. Pemisahaan tugas mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, dan pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda. c. Pengendalian aplikasi diterapkan pada masing-masing aplikasi sistem informasi akuntansi d. Pengendalian umum adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi. 4. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomasi dan manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian pada proses entitas.

17 27 Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu. 5. Pengawasan Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan. 2.3 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Object Oriented Analysis and Design Pendekatan melalui object oriented untuk mengembangkan sistem dalam melihat informasi sebagai kumpulan dari interaksi object yang saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 59). Dalam pendekatan ini mengutamakan bagaimana sebuah objek dapat berinteraksi sehingga dapat menyelesaikan tugas dan diimplementasikan pada sebuah lingkungan Unified Process Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 61), Process (UP) didefinisikan an object oriented system development methodology originally offered by Rational Software, which is now part of IBM. Developed by Grady Booch, James Rumbaugh, and Ivar Jacobson, the UP is their attempt to define a complete methodology that, in addition to providing several unique features, uses UML for system models and the UP system development life cycle describe earlier. Mengacu pada pendapat Ependi, U. (2012), Unified Process (UP) atau kadang disebut sebagai Unified Software Development Process (USDP) merupakan sebuah proses pengembangan yang bersifat use-case-driven, berpusat pada perancangan software, interaktif dan berkembang. UP dapat diaplikasikan pada berbagai skala proyek, mulai dari skala kecil sampai dengan skala besar. UP Life Cyle secara umum akan tampak seperti pada Gambar 2.2.

18 28 Gambar 2.2 UP Life Cycle Model (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 61)) Penjelasan singkat untuk empat tahapan dalam UP adalah sebagai berikut: 1. Inception Pada fase ini bagaimana ruang lingkup dari proyek dengan menetapkan use case untuk setiap aktivitas. Di fase ini akan dibuat analisis sistem yang sedang berjalan. 2. Elaboration Dalam fase ini akan fokus pada beberapa perulangan yang mengambil bagian dari sistem dan mendefinisikan persyaratan, mendesain solusi, dan mengimplementasikan solusi tersebut. Di fase ini akan dibuat rancangan Support Services Architecture and Deployment Environment, rancangan software architecture, rancangan database, rancangan user interfaces dan merancang system security and controls yang akan digunakan untuk perancangan sistem. 3. Construction Pada fase ini sistem akan mulai dibangun dengan menggunakan desain yang telah dibuat pada fase elaboration, serta menguji sistem yang baru. Di fase ini akan dibuat rancangan user interfaces untuk sistem.

19 29 4.Transtition Selama fase transition, satu atau lebih perulangan akhir akan melibatkan final user-acceptance dan melakukan pengujian sistem sesuai dengan kesiapaan saat akan dioperasikan. Setelah sistem informasi akuntansi beroperasi, akan tetap dilakukan maintenance untuk kebutuhan operasi sistem informasi akuntansi tersebut Unified Model Language Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 55), Unified Modeling Language adalah satu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan untuk pengembangan object oriented. Analis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai diagram khusus yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem dengan menggunakan Unified Modeling Language Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 242), use case diagram adalah diagram yang menunjukkan peran user yang bervariasi dan merepresentasikan interaksi antara aktor dengan sistem. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

20 30 Gambar 2.3 Use Case Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 244)) Domain Model Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 187), domain model class diagram merupakan sebuah UML class diagram yang mengambarkan sesuatu yang penting dalam pekerjaan pengguna dan digunakan untuk mendefinisikan kelas kelas problem domain. Gambar 2.4 Domain Model Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 187))

21 First Cut Design Class Diagram Menurut John W.Satzinger, Robert B.Jackson, Stephen D. Burd (2010: 312), untuk memulai proses desain, kita mengembangkan first-cut design class diagram hanya berdasarkan pada domain model class diagram. Firstcut design class diagram diperluas dengan memperluas domain model class diagram yang sudah dibuat sebelumnya. Hal ini membutuhkan dua langkah: 1. Menjelaskan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal. 2. Menambahkan navigasi visibilitas panah Updated Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 457), updated design class merupakan diagram yang dapat dikembangkan dari setiap layer. Pada view dan data access layer, beberapa class baru harus dispesifikasikan. Demikian pula dengan domain layer juga membutuhkan penambahan class baru sebagai use case controller. Pada updated design class diagram, metode dapat ditambahkan untuk setiap class. Tiga metode umum yang sering dijumpai pada class-class updated design class diagram yaitu constructor methods, data get and set method, dan use case specific method objects.

22 32 Gambar 2.5 Updated Design Class Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 458)) Activity Diagram

23 33 Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 141), activity diagram merupakan sebuah tipe dari diagram alur kerja sederhana yang mendefinisikan berbagai aktivitas dari pengguna (atau sistem), orang yang melakukan aktivitas dan alur berurutan dari aktivitas tersebut. Dalam membuat activity diagram terdapat beberapa simbol atau notasi yang digunakan, yaitu : a. Synchronization bar Merupakan simbol atau notasi yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur yang berbeda. b. Swimlane Merupakan suatu daerah persegi dalam activity diagram yang mewakili aktivitas aktivitas yang diselesaikan agen tunggal. c. Starting activity (pseudo) Merupakan simbol atau notasi yang memandakan dimulainya sebuah aktivitas. d. Transition arrow Merupakan garis penunjuk panah yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas dan arah dari suatu aktivitas. e. Activity Merupakan simbol atau notasi yang menggambarkan suatu aktivitas. f. Ending activity (pseudo) Merupakan simbol atau notasi yang menandakan berakhirnya suatu aktivitas. g. Decision activity Simbol atau notasi yang menandakan satu aktivitas akan mengikuti satu jalur atau jalur yang lain tergantung keputusan yang diambil.

24 34 Gambar 2.6 Activity Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 142)) Multilayer Design Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:434), Multilayer design sequence diagram merupakan pengembangan dari first-cut sequence diagram dengan menambahkan data access layer.

25 35 Gambar 2.7 Multilayer Design Sequence Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 449)) Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 459), Package Diagram merupakan sebuah pengelompokan elemen elemen dalam tingkatan unit yang lebih tinggi. Kegunaan package adalah untuk mengelompokkan kelas. Pada bagian sebelumnya, digambarkan ada tiga layer desain, yang meliputi view layer, domain layer, dan data access layer. Didalam interaksi diagram, objek dari setiap layer ditampilkan bersama-sama dalam diagram yang sama. Namun, pada saat designer ingin mendokumentasikan perbedaan dan persamaan dalam hubungan objek pada perbedaan layers,maka designer memisahkan atau mengelompokkan mereka berdasarkan pada lingkungan proses terdistribusi dengan package diagram dengan cara class class pada

26 36 updated class diagram ditempatkan di dalam package sesuai pada layer di mana mereka berada. Gambar 2.8 Package Diagram (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 459))

27 Use Case Description Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 255), use case description merupakan sebuah deskripsi yang berisi daftar rincian proses dari use case. Use case description dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Brief Description Brief Description dapat digunakan untuk use case sederhana, khususnya ketika sistem yang dikembangkan berskala kecil. 2. Intermediate Description Intermediate description merupakan pengembangan dari brief description untuk menyertakan alur aktivitas internal dari use case. 3. Fully Developed Description Merupakan metode paling formal untuk mendokumentasikan use case.

28 38 Gambar 2.9 Fully Developed Description of Telephone Order Scenario for Create New Order Scenario (Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd. (2010: 250)) Persistence Object Menurut John W.Satzinger, Robert B. Jackson, Stephen D.Burd (2010: 69), Persistent Object adalah object yang disimpan dan tersedia dari sistem untuk pengunaan dari waktu ke waktu.

29 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010: 531), user interface merupakan bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk membuat masukan dan keluaran. Pedoman yang dapat digunakan dalam pembuatan user interface yaitu Eight Golden Rules yang diajukan oleh Ben Shneiderman, yaitu usahakan tetap konsisten, memungkinkan pengguna untuk menggunakan jalan pintas, memberikan umpan balik yang informatif, merancang dialog untuk menghasilkan penutupan, memberikan penanganan atau pesan kesalahan yang sederhana, mempermudah untuk kembali ketindakan sebelumnya, mendukung pengendalian internal dan mengurangi beban ingatan jangka pendek Entity Relationship Diagram ERD adalah diagram yang menggambarkan hubungan entitas-entitas dalam proses bisnis yang terdiri dari nama entitas, primary key, foreign key serta atribut. Gambar 2.10 Entity Relatioship Diagram

30 Deployment Environment and Application Architecture Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010: ), deployment environment terdiri dari perangkat keras, sistem operasi dan komponen sistem lainnya. Deployment environment terbagi atas dua jenis yaitu : 1. Single Computer Architecture Merupakan arsitektur yang menggunakan komputer tunggal untuk menjalankan seluruh software aplikasi dan terhubung langsung ke perangkat periferal. 2. Multitier Computer Architecture Merupakan arsitektur dimana menggunakan banyak komputer sistem untuk berusaha mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Multitier Computer Architecture terdiri dari menjadi dua yaitu : a. Clustered Architecture Merupakan sekelompok komputer yang memiliki tipe yang sama yang berbagi beban pemrosesan dan bertindak sebagai satu komputer sistem besar. b.multicomputer Architecture Merupakan sekelompok komputer dengan tipe yang tidak sama yang memiliki spesialisasi proses dari masing masing fungsi. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010: 341), application architecture terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Client Server Architecture Merupakan model arsitektur yang mambagi perangkat lunak kedalam dua jenis pada client dan server dimana client berfungsi untuk meminta services dari satu atau lebih server sendangkan server berfungsi memberikan atau menyediakan services melalui jaringan.

31 41 2. Three Layer Client Server Architecture Merupakan arsitektur yang membagi aplikasi pada view layer yang berfungi menerima input dan menampilkan hasil, business logic layer yang mengandung program menjalakan aturan bisnis pada aplikasi, dan data layer yang berinteraksi dengan database dan berfungsi mengatur penyimpanan data.

32 Kerangka Berpikir PENENTUAN AWAL 1. Penulisan 2. Metodologi Penulisan 3. Sistematika Penulisan 4. Latar Belakang Penulisan 5. Ruang Lingkup Penulisan 6. Tujuan dan Manfaat KERANGKA BERPIKIR FASE PERENCANAAN METODOLOGI PENULISAN 1. Metode Pengumpulan Data - Studi Kepustakaan - Studi Lapangan : Observasi, Wawancara, Dokumentasi 2. Metode Analisis dan Perancangan - Metode analisis dan perencanaan menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) oleh Satzinger, Jackson, dan Burd (2005) ANALISIS DATA 1. Profil Perusahaan 2. Visi dan Misi Perusahaan 3. Struktur Organisansi serta Tugas dan Wewenang setiap Jabatan 4. Proses Bisnis yang Sedang Berjalan FASE ANALISIS LANDASAN TEORI 1. Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan 2. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan 3. Pajak Pertambahan Nilai 4. Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek Satzinger, Jackson, dan Burd (2005) Identifikasi Masalah atas aktivitas berjalan Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Perusahaan Usulan Pemecahan Masalah FASE PERANCANGAN Peracangan dengan OOAD berdasarkan dengan pendekatan Modelling and Requirements Discipline dan Design discipline: 1. Inception : - Tahap awal 2. Elaboration : 3. Construction - Activity Diagram - Persistence Object - Use Case Diagram - User Interfaces - Use Case Description - Domain Class Diagram - First-Cut Class Diagram - Package Diagram - Updated Class Diagram Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan dan Persediaan SISTEM INFORMAS AKUNTANSI SIKLUS PENERIMAAN KAS DAN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini sistem informasi dan ilmu pengetahuan di bidang komputerisasi berkembang semakin pesat, karena pesatnya teknologi tersebut maka semakin pesat pula kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini peran teknologi informasi sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan. Adanya teknologi informasi pada perusahaan dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin tinggi menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja berbagai elemen di dalam organisasi/perusahaan. Salah satu cara untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerapan teknologi informasi yang sangat pesat membawa dampak secara global dimana hampir semua perusahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan ataupun di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak dari perusahaan yang menggantungkan proses bisnis dan melakukan managemen data dengan menggunakan Teknologi Informasi, yang tentunya saat ini semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan harus meningkatkan kualitas pada produk yang menjadi sumber penghasilan bagi perusahaan serta memberikan pelayanan yang terbaik agar dapat meningkatkan loyalitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peranan sistem informasi sangatlah penting bagi perusahaan untuk dapat menunjang setiap kegiatan operasionalnya dan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Setiap perusahaan memiliki sistem untuk setiap fungsi yang ada dalam perusahaan. Sistem-sistem yang ada di setiap fungsi berbeda. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dibidang teknologi, perusahaanperusahaan semakin dipacu dengan menggunakan teknologi yang maju sebagai media untuk tetap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, dunia teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini membuat setiap perusahaan bersaing untuk memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era zaman modernisasi ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa persaingan antar perusahaan baik itu perusahaan sejenis atau perusahaan lain menjadi semakin kompetitif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perancangan, penerapan dan pengoperasian Sistem Informasi adalah mahal dan sulit. Upaya dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dan pesaingan semakin ketat menuntut perusahaan menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berkembangnya dunia bisnis, perusahaan-perusahaan semakin bersaing dalam mendapatkan laba maksimum untuk dapat memastikan kelangsungan hidup dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu teknologi dan informasi pada era globalisasi ini, membuat persaingan bisnis semakin kompetitif terutama perusahaan yang bergerak pada sektor

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Dalam penyusunan skripsi ini, terdapat beberapa teori umum yang digunakan sebagai landasan teori.di bawah ini merupakan teori-teori tersebut. 2.1.1. Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Sistem Informasi 1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, et al (2012), sistem adalah kumpulan beberapa komponen yang saling terkait yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba (keuntungan). Berbagai strategi dan teknik telah banyak digunakan dalam upaya untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penggunaan teknologi informasi menjadi suatu kebutuhan utama dalam menunjang efektivitas dan efisiensi suatu proses bisnis perusahaan terutama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Sistem pengumpulan dan pemrosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dikenal dengan nama sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori Umum 2.1.1.1 Sistem A system is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose. (Hall, 2011 : 5) Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kecepatan dan ketepatan memegang peranan penting di dalam pengambilan keputusan perusahaan, hal ini membuat banyak perusahaan mulai memanfaatkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini bisnis perdagangan semakin meningkat, baik itu secara tradisional maupun secara online. Seiring dengan meningkatnya perdagangan maka perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian dan Penjualan selalu ada didalam dunia usaha. Dua hal tersebut merupakan proses bisnis yang penting untuk sebuah perusahaan. Setiap dokumen baik transaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan kecanggihan teknologi informasi, Indonesia menjadi sebuah negara berkembang. Pembangunan di dalam negara berkembang menjadi persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang pesat terjadi saat ini secara global telah menuntut perusahaan, baik dari perusahaan berskala kecil, menengah maupun atas, publik maupun privat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era milenium, perkembangan teknologi telah berkembang pesat dimana hal tersebut memberi dampak besar bagi berbagai aspek termasuk salah satunya dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2011: 5), sistem merupakan kumpulan atau kelompok yang terdiri dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Dapat dikatakan bahwa pada zaman sekarang sistem dibutuhkan untuk mengatur segala macam aktivitas yang ada di perusahaan agar tidak sewenangwenang atau keluar jalur dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini berdampak secara global dimana hampir seluruh dari perusaahaan baik yang bergerak di bidang perdagangan maupun jasa. Keduanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia merupakan serangkaian proses untuk memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan dalam mengontrol aktivitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2012:24), sistem merupakan kumpulan dari dua atau lebih komponen yang berinteraksi untuk mencapai sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, serta informasi lainnya yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis saat ini sangatlah kompetitif. Banyak industri atau perusahaan yang berlomba-lomba untuk terus dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehari-harinya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran Risiko Proyek pada Perusahaan Teknologi Informasi di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran Teknologi informasi di era globalisasi ini dinilai sangat penting bagi proses bisnis pada suatu perusahaan dan sebagai alat pendukung operasional perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis retail memiliki berbagai macam jenis, seperti jenis store retail, nonstore retail atau biasanya yang kita kenal dengan penjualan melalui online, organization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya kemajuan teknologi tersebut, menyebabkan meningkatnya tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Connolly & Begg, 2005: 312), Sistem informasi adalah sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, manajemen, kontrol,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah 1.1 Latar Belakang masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, sistem informasi merupakan sesuatu yang sangat di butuhkan dan juga tidak dapat di pisahkan dengan kehidupan manusia. banyak perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan kegiatan kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi dalam berbagai industri telah mendorong terciptanya kebutuhan dalam mendapatkan informasi secara cepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan secara manual. Tidak terkecuali penggunaan teknologi informasi oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Saat ini, penggunaan teknologi informasi sudah tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi dan perkembangan industri teknologi informasi dewasa ini telah meningkatkan tekanan terhadap perusahaan dan bisnis yang dijalankan untuk tetap dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah menjangkau aktivitas manusia baik secara individual maupun organisasional. Teknologi informasi telah bertransformasi

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan Sistem informasi akuntansi pada perusahaan pada era globalisasi saat ini dianggap penting, dikarenakan informasi yang digunakan oleh manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling berhubungan secara bersama untuk mencapai tujuan spesifik. Sistem juga bisa dikatakan sebagai kumpulan

Lebih terperinci

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

Bab II Elemen dan Prosedur SIA Bab II Elemen dan Prosedur SIA Pertanyaan Dalam Merancang SIA 1. Bagaimana mengorganisasi kegiatan agar aktivitas bisnis berjalan dengan efektif dan efisien? 2. Bagaimana mengumpulkan dan memproses data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan sumber daya yang memiliki peranan sangat penting pada suatu perusahaan. Hal tersebut dikarenakan karyawan itulah yang nantinya akan memberdayakan

Lebih terperinci

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006).

cek, wesel (kiriman uang atau money orders), dan uang yang tersimpan di bank yang penarikannya tidak dibatasi (Warren et al. 2006). 2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Kas Kas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diterima bank untuk disetorkan ke rekening bank perusahaan. Kas meliputi uang koin, uang kertas, cek, wesel (kiriman uang

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG USAHA PADA PT. HURIP UTAMA Raisah Azizah Jl. Kota Bambu Selatan 6 No. 19 RT 007 RW 005 Palmerah, Jakarta Barat 021-5608050 raisah0692@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi saat ini, perkembangan dari teknologi sangat dibutuhkan. Semakin banyaknya kebutuhan semakin banyak pula inovasi yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, perkembangan teknologi dan perekonomian bergerak sangat cepat sehingga mengakibatkan semakin tingginya persaingan antar perusahaan-perusahaan bisnis.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini seiring kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan informasi (IT) yang sangat pesat, terutama dalam hal pertukaran informasi. Informasi saat ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2006:5) sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem informasi yang saling terintegrasi sangat dibutuhkan oleh perusahaan, agar dapat menghasilkan informasi yang akurat untuk mendukung pengambilan keputusan, perencanaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan aktivitas yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan aktivitas yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Mulyadi (2008:202), penjualan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang atau jasa untuk mengharapkan memperoleh laba dari dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini, antara lain: 3.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV DIRANGKUM OLEH: ARYA SULISTYO KELAS 3DB11 NPM 31111224 DILARANG KERAS MENCOPY TANPA SEIZIN PENULIS.. soalnya udah capek-capek ngerangkum Bab I Mengenal Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini telah memasuki berbagai macam aspek dikehidupan, kecepatan serta kemudahan yang didapatkan dari penggunaan teknologi telah membuat banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini teknologi informasi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini berdampak sangat besar pada proses bisnis dalam perusahaan,

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut Gelinas dan Dull (2008: 13), An Information system or Management Information System (MSI) is a man made system

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2013 : 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama menuju tujuan tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini manusia telah terkoneksi ke dalam situasi yang segala sesuatunya memerlukan informasi yang sangat dibutuhkan dan bisa didapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau dianggap yang dikumpulkan (Hasan, 2009, p16), tetapi banyak data yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mendukung proses bisnis perusahaan, dibutuhkan sebuah sistem informasi yang mendukung segala aktivitas dalam perusahaan untuk mampu bersaing. Dalam hal persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era masa ini, seluruh kegiatan perusahaan ingin dilakukan dengan serba cepat, hal tersebut menuntut perusahaan untuk mengimbangi dengan teknologi dan informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan prosedur yang saling terintegrasi yang memiliki maksud yang sama yaitu untuk menyelesaikan suatu tujuan (Satzinger,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem menurut Krismiaji (2010, p1) merupakan rangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan, yang memiliki karakteristik meliputi; komponen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti:

BAB III LANDASAN TEORI. 2001) suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu seperti: BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan suatu dasar mengenai pendapat penelitian atau penemuan yang didukung oleh data dan argumentasi. Landasan teori digunakan untuk menjelaskan teori-teori yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya era teknologi informasi berdampak secara langsung terhadap keefektifan sistem informasi akuntansi yang ada di dalam perusahaan. Berdasarkan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin pesat dewasa ini, Teknologi Informasi juga mendukung perkembangan Sistem Informasi sehingga mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Keuangan Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sebuah aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat peran teknologi menjadi hal yang penting bagi proses bisnis di suatu perusahaan. Teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi sekarang ini, perusahaan-perusahaan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan usahanya. Selain itu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem Informasi di dunia saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan teknologi yang semakin meluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan perusahaan pada zaman sekarang tidak terlepas dari aktivitas bisnis sebagai modal utama dalam menangani setiap proses bisnis yang terkait dengan suatu produk

Lebih terperinci